Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada hakekatnya penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan penelitian, observasi, hasil evaluasi, refleksi .
Tindakan Kelas adalah untuk memecahkan masalah yang ada dan memperbaiki
proses belajar mengajar yang kurang tepat serta meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya dan mutu pendidikan pada umumnya.
3.1.1 Latar Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilksanakan di SD Negeri Payang 01 Kecamatan
Pati Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017, dengan subjek penelitaian adalah
kelas IV SDN Payang 01 yang terletak di desa Payang Kecamatan Pati yang
berjumlah 31 siswa, terdiri dari 16 siswa putra dan 15 siswa putri. SD Negeri
Payang 01 merupakan salah satu sekolah yang mempunyai fasilitas pembelajaran
yaang mendukung proses pembelajaran siswanya. SD Negeri Payang 01
mempunyai 6 lokal kelas yang terdiri dari enam tingkatan kelas.
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran
2016/2017 pada materi sifat dan contoh wujud benda. Siklus I terdiri dari 3 kali
pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 7 , 9 dan 11 November 2016 .Siklus
ke II juga terdiri dari 3 pertemuan 21, 23 dan 25 November 2016.Rencana jadwal
pelaksanaan secara rinci dalam tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
September November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus I
Analisis refleksi I
√
√
√
23
4
5
6
Pelaksanaan Siklus II
Analisis refleksi II
Penulisan laporan
√
√
√
√
√
√
√
Sumber data pada penelitian ini adalah siswa yang merupakan penunjang
utama dilaksanakannya penelitian ini. Selain itu, guru kelas IV sebagai pengamat
serta pengarah tindakan.Ada pula dokumentasi berupa dokumen hasil evaluasi
dalam proses pembelajaran IPA yang dilakukan peneliti.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini diadakan di SD Negeri Payang 01, Kecamatan Pati,
Kabupaten Pati.Mayoritas siswa berlatar belakang dari keluarga yang
bermatapencaharian sebagai petani dan buruh, ada pula yang berasal dari keluarga
pegawai.Namun hal tersebut tidak menjadi penghambat dalam pembelajaran.
SD Negeri Payang 01 yang terletak di Desa Payang Kecamatan Pati
Kabupaten Pati . SDN Payang 01 letak nya sangat strategis karena terletak di tengah
pemukiman desa payang, dekat dengan jalan Raya Pati –Tayu, kondisi yang
demikian memudahkan para siswa untuk menjangkau sekoalah. Lokasi SDN
Payang 01 berdekatan dengan balai desa , tempat ibadah serta dan dalam satu
komplek dengan SDN Payang 02 dan SDN Payang 03. Sarana yang dimiliki oleh
SDN Payang 01 yaitu 6 Ruang kelas satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah ,
satu area perpustakaan, satu ruang laboratorium, satu ruang kantin, mushola
,tempat parkir serta halaman sekolah yang cukup luas untuk menunjang aktifitas
siswa. SD Negeri Payang 01 memiliki 7 guru, 1 tenaga perpustakaan, 1 tenaga
operator sekoah dan seorang penjaga sekolah. Guru-guru terdiri dari kepala
sekolah, guru kelas, dan guru mata pelajaran. Guru-guru di SD Negeri Payang 01
pada umumnya disiplin serta penyabar, dengan telaten mereka mendidik siswa
yang memiliki karakter berbeda-beda.Pembelajaran di SD Negeri Payang 01 juga
sudah ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
Subjek penelitian adalah kelas IV SDN Payang 01 Kecamatan Pati,
Kabupaten Pati. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas VI yang
24
terdiri dari 16 siswa putra dan 15 siswa putri. Siswa kelas IV memiliki karakter dan
daya serap yang berbeda – beda . Ada siswa yang daya serapnya tinggi , adapula
yang daya serapya rendah dan juga sedang oleh karena itu penalitian memilih kelas
IV sebagai subjek penelitian dengan penerapan model True Or False .
3.2 Variabel dan Definisi Operasional
Sugiyono (2012: 63) berpendapat “variabel adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian
ini, variabel yang digunakan yakni variabel independen dan dependen.
3.2.1 Variabel Independen
Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Sugiyono (2012:
64) mengemukakan “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam
penelitian ini, yang menjadi variabel independen yaitu penerapan strategi True or
False pada materi sifat dan contoh wujud benda.
Media pembelajaran menggunakan permainan True Or Fals , merupakan
media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat atau motivasi siswa dalam
belajar. Disini saya akan menerapkan pembelajaran dengan permainan memakai
pembelajaran aktif True Or Fals ( benar atau salah ) agar siswa tidak bosan belajar.
Gambaran umum tentang permainan ini yaitu untuk melatih daya igat siswa setelah
guru menyampaikan materi. Strategi True Or False juga dapat mengajak siswa
intuk belajar aktif dan bertujuan agar siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam
belajar serta menumbugkan daya kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi –
inovasi.
3.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Sugiyono (2012: 64)
berpendapat “variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian
ini yaitu hasil belajar IPA materi sifat dan contoh perubahan wujud benda siswa
kelas IV SDN Payang 01. Pada penelitian ini dalam mengukur hasil belajar siswa
, guru memberikan soal tes yang berbentuk pilihan ganda yaitu siswa mempunyai
25
tugas untuk memilih jawaban yang tepat.Selain mengukur hasil nelajar siswa dari
ranah koknitif, hasil belajar siswa dapat diukur melalui ranah psikomotor dan
afektifnya. Untuk mengukur hasil belajar ranah psikomotorik dapat diukur melalui
tes tindakan ( perbuatan). Ada beberapa bentuk cara pengukuran untuk menilai
hasil belajar ranah psikomotorik.
Bentuk – bentuk penilaian hasil belajar ranah psikomotorik antara lain:
penilaian unjuk kerja, penilaian produk, penilaian proyek dan portofolio.
Sedangkan hasil belajar ranah afektif ( sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara
.Cara – cara tersebut antara lain: Observasi perilaku, pertanyaan langsungdan
laporan pribadi. Dalam penelitian ini peneliti mengukur hasil belajar siswa dalam
ranah koknitif dan afektif yaitu dengan bentuk pilihan ganda dan observasi.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan model Hopkins dalam
Arikunto ( 2009:105) yang menggambarkan adanya tiga langkah , meliputi :
perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan ( action) dan observasi (
obsetvation), serta melakukan refleksi ( reflecting ). Rincian prosedur tindakan
dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut
Gambar 3.2 Model Penelitian Tindakan oleh Hopkins
Perencanaan
Refleksi
Tindakan
/Observasi
Refleksi
Tindakan
/Observasi
Perbaikan Rencana
Perbaikan Rencana
26
Adapun rencana penelitian yaitu mempersiapkan penelitian mulai dari
pembuatan rencana pembelajaran ( RPP) menentukan model, persiapan alat dan
bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran dan pemilihan materi. Dalam
pelaksanaan tindakan kegiatan belajar mengajar merupakan tugas guru yang
melakukan penelitian, sedangkan guru lain bertugas sebagai observer yaitu
mengobservasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru lain sampai
menghasilkan suatu data untuk di analisa. Observer adalah guru lain atau guru
sejawat yang ditunjuk oleh peneliti.
Dalam penelitian PTK ini akan dilakukan 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari tiga
kali tatap muka atau tiga kali pertemuan dan setiap pertemuan 70 menit. Pada setiap
siklus mencakup satu Kompetensi Dasar dan dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan, jadi siklus kedua materi yang diajarkan akan berbeda dengan siklus
pertama.
3.3.1 Perencanaan Tahap Penelitian
Penelitian yang dilakukan dengan pembelajaran aktif True Or Flas
merupakan ,media pembelajaran menggunakan permainan true or fals, merupakan
media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat atau motivasi siswa dalam
belajar. Disini saya akan menerapkan permainan True Or Fals ( benar atau salah
) agar siswa tidak bosan belajar. Gambaran umum tentang permainan ini yaitu untuk
melatih daya igat siswa setelah guru menyampaikan materi. Strategi True Or False
juga dapat mengajak siswa intuk belajar aktif dan bertujuanagar siswa mempunyai
jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbugkan daya kreatifitas sehingga
mampu membuat inovasi – inovasi.
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari siklus-siklus.Tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Berikut ini tahapan penelitian
tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran True Or False .
Perencaan tahap penelitian yang akan dilaksanakan terbagi menjadi dua
tahap yaitu perencanaan siklus 1 dan perencanaan siklus II. Kedua tahap tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut
27
3.3.1.1 Rencana Tindakan Siklus I
Pelaksanaan siklus I merupakan tindakan yang dilaksanakan sebagai
tindak lanjut dari tes awal yang telah dilakukan.Untuk jelasnya,tahap kegiatan ini
akan dijelaskan sebagai berikut:
1.Tahap Pererncanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti menyusun rencana tindakan yang akan
dilaksanakan. Rencana tindakan ini dituangkan dalam bentuk Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP). Adapun tahap perencanaan ini berisi tindakan apa yang akan
dilakukan, materi apa yang akan diberikan (jenis dan sifat benda), media yang
digunakan (kartu pernyataan ), siapa yang akan melaksanakan tindakan, dan
bagaimana langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan tindakan.
2.Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah
disusun.Pada saat penelitian melakukan tindakan, guru kelas IV sebagai pengamat
dan pengarah yang memberi masukan kepada peneliti mengenai tindakan yang
dilakukan.Tahap pelaksanaan merupakan tahap untuk melaksanakan pembelajaran
yang meliputi kegiatan awal, inti, dan kegiatan akhir.
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan maupun akibat
yang timbul dari tindakan tersebut. Hasil observasi digunakan untuk mengadakan
refleksi dan menyusun tindakan berikutnya jika dirasa perlu. Selain dengan lembar
observasi, tindakan observasi juga didokumentasikan melalui foto sebagai bukti
nyata hasil penelitian. Foto dokumentasi tersebut meliputi dokumentasi aktivitas
guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran.
3.Tahap hasil Evaluasi
Pada tahap evaluasi-refleksi, peneliti mengadakan analisis, pemahaman,
pemaknaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti
memahami data yang diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang dilakukan.
Hasil yang dilakukan berikutnya jika dirasa perlu.
28
4.Tahap Refleksi
Tahap refleksi juga merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan.Hasil refleksi
pada siklus I merupakan tahap awal bagi siklus II, atau jika hasil pada siklus I sudah
baik, maka tidak diperlukan pada siklus berikutnya.
3.3.1.2 Rencana Tindakan Siklus II
1. Tahap perencanaan
Rencana tindakan siklus II merupakan tindak lanjut pelaksanaan
pembelajaran pada silkus I. Tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil
belajar matematika dari refleksi hasil belajar siklus I. Pelaksanaan siklus II
merupakan upaya perbaikan kekurangan dan kelemahan pada pelaksanaan siklus I.
Sama halnya dengan pelaksanaan siklus I, pada pelaksanaan siklus II ada empat
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, Tahap hasil Evaluasi
dan refleksi. Dilanjudkan dengan tahapan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan model pembelajaran True Or False.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini didasarkan pada perencanaan yang
telah disusun. Pada siklus II peneliti berupaya mengoptimalkan hasil dengan
menggunakan strategi pembelajaran True Or False . Pembelajaran pada siklus ini
berorientasi pada siswa dan diharapkan siswa aktif dalakegiatan belajar mengajar
(KBM),selalu memperhatikan dalam pembelajaran, sehingga diharapkan penelitian
ini dapat berhasil.Dalam tahap pelaksanaan dilaksanakan pembelajaran yang sama
dengan pembelajaran pada siklus I yaitu, meliputi kegiatan awal, inti dan kegiatan
akhir.
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan maupun akibat
yang timbul dari tindakan tersebut. Hasil observasi digunakan untuk mengadakan
refleksi dan menyusun tindakan berikutnya jika dirasa perlu.
29
3. Tahap Hasil Evaluasi
Pada tahap evaluasi refleksi, peneliti mengadakan analisis, pemahaman,
pemaknaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti
memahami data yang diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang dilakukan.
Hasil yang dilakukan berikutnya jika dirasa perlu.
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi juga merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan.Hasil refleksi
pada siklus II merupakan tahap awal bagi siklus III, atau jika hasil pada siklus II
sudah baik, maka tidak diperlukan pada siklus berikutnya.
4.1 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan
dalam mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban
itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan
pengumpulan data. Secara sederhana, pengumpulan data diartikan sebagai proses
atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengungkap atau menjaring berbagai
fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian sesuai dengan lingkup
penelitian.
Untuk mengumpulkan data, diperlukan cara yang tepat dengan menggunakan
alat, perangkat atau alat bantu yang dapat memudahkan peneliti mendapatkan data
yang diharapkan karena benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya
instrumen pengumpulan data. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:1630) bahwa
metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data penelitiannya, sedangkan instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah,
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah.
3.4.1 Teknik Pengumpuan Data
30
Riduwan (2013a:76) berpendapat “tes adalah serangkaian pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Menurut Poerwanti, dkk
(2008: 4.3).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
metode observasi, metode dokumentasi, dan metode tes.
a.Metode Observasi
Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan menggunakan
berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati
(Poerwanti dkk, 2008: 3-22). Dalam penelitian ini, lembar observasi digunakan
untuk mengetahui data aktivitas siswa serta ketrampilan guru selama proses
pembelajaran matematika berlangsung.
b.Metode Dokumentasi
Dokumen artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi yaitu mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku
surat notulen rapat, surat kabar, majalah, prasasti, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2002: 206). Metode dokumentasi dilakukan untuk memperkuat data
yang diperoleh dalam observasi. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini
berupa daftar kelompok siswa dan daftar nilai siswa. Untuk memberikan gambaran
secara konkret mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana
kelas ketika aktivitas belajar berlangsung digunakan dokumen berupa foto.
c.Metode Tes
Tes adalah pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
individu maupun kelompok. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur kemampuan dasar dan pencapaian hasil belajar siswa. Tes diberikan
kepada siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa. Tes ini
dilaksanakan pada pembelajaran siklus I dan siklus.
3.5 Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
31
agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang digunakan
diuji validitasnya berdasarkan content validity dan expert judgement. Content
validity dilakukan dengan menyesuaikan instrumen (post test) dengan kurikulum
yang dipakai, sedangkan expert judgement dilakukan dengan cara instrumen
divalidasi oleh ahli. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.Instrumen Observasi
Instrumen observasi pada penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas
guru dan siswa yang digunakan untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar
siswa. Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data melalui pengamatan secara langsung
terhadap subyek yang diteliti. Dalam observasi ini peneliti mengunakan tipe
observasi berstruktur dengan menggunakan lembar observasi sebagai instrumen
pengamatan. Penelitian ini menggunakan teman sejawat sebagai kolaborator yang
bertindak mengamati pelaksanaan tindakan. Kolaborator mengamati aktivitas
peneliti dalam menerapkan model pembelajaran True or False dengan berbantuan
kartu. Instrumen observasi aktivitas guru dan siswa dibuat berdasarkan indikator
kisi-kisi instrumen yang telah dibuat sebelumnya untuk menilai aktivitas guru dan
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan
model Pembelajaran True or False berbantuan kartu . Kegiatan observasi dilakukan
pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian yaitu pada siklus I dan siklus II. Kisi–
kisi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
menggunakan model pembelajaran True or False dengan berbantuan Kartu adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi – Kisi instrumen hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 4 Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Ranah
Koknitif
Nomor
Soal
Kunci
Jawaban
6.
Memahami
6.1
Mengiden
1. Menjelaskan wujud
benda ( padat , cair dan
C1
C1
1 C
4 D
32
beragam
sifat dan
perubahan
wujud
benda serta
berbagai
penggunaan
benda
berdasarkan
sifatnya
tifikasi
Wujud
Benda
Padat ,
cair dan
gas
memiliki
sifat
tertentu
gas) C1
C1
C1
C1
C1
C1
12 B
18 B
19 D
23 A
24 C
26 C
2. Menjelaskan sifat –
sifat benda padat, cair dan
gas
C1
C1
C1
C1
C2
C2
C2
C2
2 C
5 B
10 C
25 C
6 C
7
8
B
C
21 C
3.Menyebutkan 3 contoh
benda padat, cair dan gas
C2
C2
C2
C2
C2
C2
C2
C1
C1
C1
9 A
11 C
13 A
15 B
27 B
35 A
36 C
14 C
16 B
37 A
4.Menentukan benda
sesuai dengan sifatnya
C1
17 C
38 A
39 A
40 C
C1
C1
20 A
28 A
33
Tabel 3.4
Kisi – Kisi instrumen hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 4 Siklus II
C1
C1
32 B
34 A
C2
C2
C2
C2
30 C
31 B
33 C
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator soal Ranah
Kokniti
f
NO
Soa
l
Kunci
Jawaba
n
6.
Memahami
beragam
sifat dan
perubahan
wujud
benda serta
berbagai
penggunaan
benda
berdasarkan
sifatnya
6.2
Mendeskripsik
an
terjadinya
perubahan
wuhud cair
→ padat →
cair , cair →
gas → cair,
padat →gas.
1.Siswa dapat
mengidentifikasi
perubahan wujud
benda yang dapat
kembali ke wujud
semula.
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
2 A
5 C
10 A
25 B
9 A
11 B
13 C
15 C
1 C
4 B
12 C
18 C
2, Sifat dapat
menjelaskan faktor yang
mempengaruhi
perubahan wujud benda
C2
C2
C2
C2
6 C
7
8
B
C
21 C
34
2) Lembar pengamatan
Lembar Pengamatan berupa lembar Observasi digunakan untuk
mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran True or Falas. Dalam pengisian lembar observasi ini dengan
memberikan tanda cheklis (√) pada kolom ya / tidak sesuai dengan hasil yang
diamati. Dalam Pelaksanan Observasi ini peneliti menggunakan teman sejawat
sebagai kolaborator yang bertindak sebagai pengamat dalam pelaksanaan tindakan.
Kolaborator mengamati aktifitas peneliti dalam menerapkan model pembelajaran
True Or Fals.Instrumen Observasi aktifitas guru dan siswa dibuat berdasarkan
C2
C2
C2
C2
C2
C2
C2
C1
C1
C1
19 A
23 C
24 A
26 B
27 B
35 A
36 C
14 C
16 B
37 A
Siswa dapat memberikan
contoh perubahan wujud
benda.
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
C1
17 C
38 A
39 A
40 C
28 A
32 B
34 A
30 C
31 B
33 C
35
indiktor kisi – kisi instrumen yang telah di buat sebelumnya untuk menilai aktifitas
guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Observasi dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan penelitian yaitu : Pada siklus
I dan Siklus II.Kisi – kisi aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA
mengunakan model pembelajaran aktif True or Fals adalah sebagai berikut ini :
Tabel 3.5 Kisi - kisi Lembar Observasi Guru
NO Aspek yang
diamati Aspek Yang Di Amati
1 Kegiatan Awal AWAL
a. Guru memberi salam pembuka
b. Guru memimpin doa
c. Guru mengabsen dan menanyakan kehadiran siswa
d. Guru melakukan apresiasi dan memberitahukan
tujuan pembelajaran
e. Guru memberikan penjelasan mengenai sifat benda
dan contohnya
f. Guru memastikan bahwa semua siswa telah
memahami tentang materi sifat dan contoh benda
2. Kegiatan inti INTI
a. Guru membagi kelompok secara heterogen sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan jenis kelamin siswa.
b. Guru memberikan penjelasan tujuan pembentukkan
kelompok.
c. Guru membentuk kelompok dengan membacakan
nama anggota dan nama kelompok.
d. Pembentukkan kelompok secara cepat tidak lebih
dari 10 menit.
3. Guru membagikan kartu pernyataan kepada setiap
siswa.
a. Guru membagikan kartu pernyataan dengan efisien,
36
tidak lebih dari 5 menit.
b. Guru membagikan kartu pernyataan sesuai dengan
aturan, yaitu membagi kartu pernyataan sejumlah
anggota setiap kelompok.
c. Guru menjelaskan peraturan ToF secara runtut.
d. Guru menjelaskan peraturan ToF dengan bahasa yang
mudah dipahami.
4 Guru membimbing kegiatan diskusi kelompok.
a. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok
untuk berdiskusi tentang kartu pernyataan yang
didapat.
b. Guru menjelaskan bahwa kekompakkan tim yang
positif diperlukan dalam kegiatan diskusi ini.
c. Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok.
d. Guru memperhatikan berlangsungnya diskusi.
5. Guru menyuruh setiap kelompok maju
menyampaikan jawaban “true” atau “false”
pernyataan yang didapat anggotanya.
a. Guru menyuruh setiap kelompok maju, yang
menjawab pernyataan yang didapat “true” berdiri di
sebelah kanan guru dan yang menjawab “false”
berdiri di sebelah kiri guru.
b. Guru mengondisikan siswa berdiri dengan rapi.
c. Guru menyuruh siswa menyampaikan alasannya
dengan suara yang jelas.
d. Guru menyuruh kelompok lain menyimak jawaban
dan meluruskan apabila ada kesalahan.
Kegiatan Akhir AKHIR.
a. Guru memberikan umpan balik tentang masing-
masing kartu pernyataan yang didapat siswa.
37
b. Guru meluruskan apabila ada kesalahanpemahaman
yang dialami siswa.
c. Guru mencatat cara-cara siswa dalam menyelesaikan
tugas.
d. Guru menyuruh siswa sportif dengan cara
memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang
sudah menyampaikan pendapatnya.
Tabel 3.6
Kisi - kisi Lembar Observasi Siswa
NO Aspek yang
diamati ASPEK YANG DI AMATI
1 Kegiatan Awal
1. Siswa secara bersama membalas salam dari guru
2. Siswa bersama guru doa
3. Siswa Merespon dan mengabsen kehadiran
siswa
4. Siswa mendengarkan apresiasi dan tujuan
pembelajaran dari guru
5. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai sifat
benda dan contohnya dari guru
6. siswa telah memahami tentang materi sifat dan
contoh benda
2. Kegiatan inti 7. Siswa membentuk kelompok sesuai instruksi
guru
8. Siswa mendengarkan penjelasan tujuan
pembentukkan kelompok.
9. Siswa membentuk kelompok dengan
mendengarkan nama anggota dan nama
kelompok.
38
10. Pembentukkan kelompok secara cepat tidak
lebih dari 10 menit.
3. Guru
membagikan
kartu
pernyataan
kepada setiap
siswa.
11. Siswa menerima kartu pernyataan dengan
efisien, tidak lebih dari 5 menit.
12. Siswa Membaca isi kartu pernyataan sesuai
dengan aturan,
13. Siswa Mendengarkanmenjelaskan peraturan
ToF secara runtut.
14. Siswa mencatat keterangan - keterangan yang
diberikan guru
4 Guru
membimbing
kegiatan
diskusi
kelompok.
15. Siswa berdiskusi tentang kartu pernyataan yang
didapat.
16. Siswa mendengar penjelasan guru tentang
,kekompakkan tim yang positif diperlukan
dalam kegiatan diskusi ini.
5. Guru
menyuruh
setiap
kelompok maju
menyampaikan
jawaban “true”
atau “false”
pernyataan
yang didapat
anggotanya.
17. Perwakilan setiap kelompok maju, yang
menjawab pernyataan yang didapat “true”
berdiri di sebelah kanan guru dan yang
menjawab “false” berdiri di sebelah kiri guru.
18. siswa berdiri dengan rapi.
19. siswa menyampaikan alasannya dengan suara
yang jelas.
20. kelompok lain menyimak jawaban dan
meluruskan apabila ada kesalahan.
Kegiatan Akhir
21. Siswa memperhatikan umpan balik tentang
masing-masing kartu pernyataan yang didapat
39
siswa.
22. Siswa dengan sportif dengan memberikan tepuk
tangan kepada kelompok yang sudah
menyampaikan pendapatnya.
4.2 Validitas dan Reliabilitas
Arikunto (2010: 65) berpendapat bahwa validitas sebuah tes dapat diketahui
dari hasil pemikiran dan pengalaman. Menurut Anastasi dan Urbina (1997) dalam
Purwanto (2014: 114), validitas berhubungan dengan apakah tes mengukur apa
yang mesti diukur. Secara garis besar ada dua macam validitas, yaitu validitas logis
dan empiris.
Menurut Arikunto (2010: 65), “validitas logis untuk sebuah instrumen
evaluasi menunjuk pada kondisi bagi instrumen yang memenuhi persyaratan valid
berdasarkan hasil penalaran”. Instrumen dinyatakan memiliki validitas apabila
instrumen tersebut telah dirancang dengan baik serta mengikuti teori dan ketentuan
yang ada.
Dari Uraian diatas langkah yang penting yang harus dilakukan oleh peneliti
dalam menetapkan alat penilaian kepada siswa adalah menguji alat penilaian
tersebut sebelum digunakan oleh peneliti Instrumen yang digunakan dalam
penelitian harus memenuhi kriteria ketetapan ( validitas ) dan keajengan (
reliabilitas ).
4.2.1 Validitas Instrumen Penelitian
Setelah menyusun instrumen, peneliti melakukan uji coba soal (try out). Uji
coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah
disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena baik
dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh
sehingga sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
Uji coba akan dilaksanakan pada kelas 4 SD N Payang 01 dengan jumlah
siswa 31 anak. Dengan jumlah responden (N) = 31, maka nilai rtabel = 0,3494
dengan taraf signifikansi 5%. Nilai rxy ditentukan dengan menghitung nilai
40
corrected item to total correlation menggunakan aplikasi SPSS versi 15.0 dasar
pengambilan keputusan validitas adalah jika nilai rhitung lebih besar dari nilai
rtabel, maka angket tersebut dinyatakan valid; jika rhitung lebih kecil dari nilai
rtabel, maka angket tersebut dinyatakan tidak valid (spssindonesia.com). Adapun
hasil uji validitas disajikan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Data Pratest Siklus I
Jenis
soal
No. Item
Valid Jumlah Tidak Valid Jumlah
Pilihan
ganda
2,3,4,5,6,7,9,10,11,
14,15,17,19,22,24,25
,26,27,28,29,30,31,3
2,33,34,35,36,37,38
29 1,8,12,13,16,18,20,21,23,3
9,40
11
29 11
Berdasarkan hasil uji validitas 40 item soal pada soal pilihan ganda diketahui
dari tabel 3.5 di atas, terdapat 11 soal yang tidak valid yaitu soal nomor
1,8,12,13,16,18,20,21,23,39,40 sedangkan 29 soal yang lainnya terbukti valid
setelah di uji menggunakan SPSS versi 15.0 for Windows. Soal yang valid tersebut
kemudian peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Data Pratest Siklus II
Jenis
soal
No. Item
Valid Jumlah Tidak Valid Jumlah
Pilihan
ganda
1,2,3,5,6,7,8,9,10,11
12,13,14,15,17,18,20,21,22,
23,24,25,26,27,28,29,30,31,
32,36,37,38,39
33 4,16,19,33,34,35,4
0 7
41
Berdasarkan hasil uji validitas 40 item soal pada soal pilihan ganda
diketahui dari tabel 3.5 di atas, terdapat 7 soal yang tidak valid yaitu soal nomor
4,16,19,33,34,35,40 sedangkan 33 soal yang lainnya terbukti valid setelah di uji
menggunakan SPSS versi 15.0 for Windows. Soal yang valid tersebut kemudian
peneliti gunakan sebagai soal evaluasi pada siklus II.
3.5.2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan
instrumen dari variabel yang diukur. Pengukuran reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini menggunakan pedoman dari Sugiyono (2009: 190) . Untuk
mengetahui tingkat reliabilitas instrumen atau tingkat keajegan jawaban siswa
terhadap pernyataan – pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha
( Cronbach’s). Besarnya koefisien alpha merupakan tolak ukur dari tingkat
reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS
15.0 for windows. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan
kriteria yang dikemukakan oleh George dan Mallery dalam jasminah ( 2010), yang
didasrkan pada nilai koefisien Alpha Cronbach (α)
α 0,000 – 0.199 : sangat rendah
α 0,200 – 0.399 : rendah
α 0.400 – 0599 : cukup
α 0.600 – 0799 : tinggi
α 0.800 – 1.000 : sangat tinggi
Hasil perhitungan reabilitas dari pretest di kelas 4 SDN Payang 01 sebagai
hasil uji coba , menggunakan SPSS 15,0 for Windows pada siklus I
adalah sebagai berikut :
a. Bentuk soal pilihan ganda
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,902 40
42
Berdasarkan data diatas maka data dituliskan dalam tabel 3.8 sebagai berikut :
Tabel 3.9
Uji Reliabilitas Data Pretest Siklus I SD Negeri Ngening 01
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,902 Sangat tinggi
Hasil perhitungan reabilitas dari pretest di kelas 4 SDN Payang 01 sebagai
hasil uji coba , menggunakan SPSS 15,0 for Windows pada siklus II
adalah sebagai berikut :
Bentuk soal pilihan ganda .
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,923 40
Tabel 3.10
Uji Reliabilitas Data Pretest Siklus II SD Negeri Ngening 01
Bentuk Instrumen Koefisien Reliabilitas Kategori
Pilihan Ganda 0,923 Sangat tinggi
Tabel diatas menunjukkan 40 item soal yang valid tad , nilai Cronbach’s
Alphapretest siklus I sebesar 0,902 dan nilai Cronbach’s Alphapretest siklus
IIsebesar 0,923. Nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,902dan 0.923 tersebut termasuk
dalam kriteria reliabilitas bagus. Hal ini berarti pretest yang digunakan pada
penelitian ini adalah reliabel.
3.1.1 Uji Tingkat Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh soal yang baik disamping
memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkay
kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah soal
– soal yang masuk dalam kelompok mudah , sedang dan sukar. Tingkat kesukaran
43
soal dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menjawab, bukan dilihat dari guru
yang membuat soal.
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah
dengan menggunakan rumus (Nana Sudjana, 2014 ; 137) sebagai berikut:
I = 𝐵
𝑁
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal
N = jumlah siswa
Nilai tingkat kesukaran suatu item instrumen merentang antara 0 sampai 1
Nilai 0 ( nol ) terjadi apabila siswa tidak menjawab denganbenar , sementara nilai
1 ( satu ) terjadi apabila siswa tidak menjawab dengan benar . Proporsi butir soal
dengan kategori sukar atau mudah , karena apabila butir soal dengan kategori
mudah atau sukar jauh lebih banyak maka tidak dapat mengukur kemampuan siswa.
Berikut pembagian kategori tingkat kesukaran ke dalam tiga kelompok
menurut Purwanto (2013: 101) sebagai berikut:
Tabel 3.11
Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen
Berikut hasil analisis tingkat kesukaran item soal yang di ujikan pada siswa kelas 4
SDN Payang 01.
Tabel 3.12
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus I
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,29 Sukar 29,31,33,36,37,38 6
Rentang Kriteria
0,00 – 0,29 Sukar
0,30– 0,69 Sedang
0,70– 1,00 Mudah
44
0,30 – 0,69 Sedang 6,13,14,15,1722,25,35 8
0,70 – 1,00 Mudah 3,11,28,30,32,34 6
Total 20
Dari data tabel 3.12 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus I, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 20 soal terdapat 6 soal dengan kategori sukar, 8 soal dengan kategori
sedang, dan 6 soal dengan kategori mudah.
Selanjutnya untuk data hasil analisis tingkat kesukaran item soal siklus II
dengan jumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda, hasilnya sebagai berikut:
Tabel 3.13
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal Siklus II
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,29 Sukar 40.39.38,31,24,22, 6
0,30 – 0,69 Sedang 37,16,15,14,12,13,11 7
0,70 – 1,00 Mudah 4,9,10,21,23,27,35 7
Total 20
Dari data tabel 3.12 hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II, dapat
diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal
sebanyak 20 soal terdapat 6 soal dengan kategori sukar, 7 soal dengan kategori
sedang, dan 7 soal dengan kategori mudah.
3.8 Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil PTK pada kelas 4 SDN Payang 01 adalah
data kuantitatif berupa angka yang menunjukkan nilai tes kondisi awal, nilai
evaluasi siklus I, nilai evaluasi siklus II, hasil observasi aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran muatan IPA melalui strategi True Or False di setiap siklusnya.
Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif. Sedangkan untuk data nilai hasil belajar muatan IPA dianalisis
menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif sehingga dapat dibandingkan
nilai hasil belajar muatan IPA setelah tindakan siklus I dan siklus II.
45
Analisis hasil belajar muatan IPA siswa dilakukan dengan menghitung
persentase ketuntasan belajar muatan IPA secara klasikal dan rata-rata nilai siswa.
Perhitungan nilai tes evaluasi hasil belajar muatan IPA berpedoman pada
perhitungan rumus sebagai berikut:
𝑥 = ∑ 𝑆
∑ 𝑆𝑀× 100
Keterangan:
x = nilai tes evaluasi hasil belajar muatan IPA
∑ S = jumlah skor
∑ SM = jumlah skor maksimum
KKM yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah sebesar 75, KKM ini
merupakan kriteria minimal yang harus diperoleh siswa sebagai evaluasi hasil
belajar dari aspek pengetahuan dengan kategori yang harus dicapai minimal B
dengan skor 3,00.
Sedangkan itu untuk mengukur nilai rata-rata siswa digunakan rumus
sebagai berikut:
𝑋 =Ʃ𝑥
𝑁
Keterangan:
𝑋 = nilai rata-rata
Ʃ𝑥 = jumlah nilai yang diperoleh
N = jumlah siswa
Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal
adalah sebagai berikut:
𝐾𝐵 = 𝑁𝑆
𝑁× 100%
Keterangan:
KB = ketuntasan belajar
NS = jumlah siswa yang diatas KKM (nilai ≥ 70)
N = jumlah siswa
Berdasarkan nilai persentase yang diperoleh, ketuntasan belajar muatan
46
IPA melalui strategi True Or False dapat digolongkan menjadi lima kriteria.
Kriteria ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Kriteria Ketuntasan Belajar Klasikal
Rentang Kriteria
1% - 20% Sangat Kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup Baik
61% - 80% Baik
81% - 100% Sangat Baik
Pengolahan data hasil observasi aktifitas guru dan murit selama pelaksanaan
siklus I, siklus II . Observasi kinerja guru dan siswa digunakan untuk mengukur
apakah guru dan siswa sudah baik dalam menerapkan strategi True Or False.
Lembar observasi guru dan siswa terdiri dari 3 indikator yang terdiri dari kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Observer mengamati aktifitas guru selama
2 siklus . Tugas observer adalah mengisi lembar observasi aktifitas guru dan siswa
dengan menggunakan skala likert ( Sugiyono, 2009: 135). Yaitu dengan memberi
tanda centang atau cheklist pada kolom ( Ya ) atau (tidak) kemudian kengisikan
catatan kegiatan guru atau siswa yang kurang pada kolom keterangan.
3.7.Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan adanya perubahan yang
di tunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar IPA terhadap pembelajaran IPA
setelah menggunakan model pembelajaran True Or falas .Kriteria ketuntasan
Minimal Di SD N Payang 01 Pada mata pelajaran IPA ≥ 75. Indikator hasil
tindakan dalam penelitian Tindakan Kelas ini adalah 80 % dari 31 siswa kelas 4
SDN Payang 01 Kecamatan Pati.