24
BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum Positif 1. Diskriminasi Ras dan Etnis Istilah diskriminasi berasal dari bahasa Inggris: discriminate, dan pertama kali digunakan pada Abad ke-17. Akar istilah itu berasal dari bahasa latin: discriminat. Sejak perang sipil Amerika pada Abad 18, istilah diskriminasi berkembang sebagai kosakata bahasa Inggris untuk menjelaskan sikap prasangka negatif. Saat itu prasangka yang dimaksud dikaitkan hanya dengan prasangka atas kulit hitam saja yang menjadi budak. Namun penggunaan istilah itu kemudian berkembang, juga digunakan untuk semua jenis prasangka dan semua tindakan negatif kepada semua jenis identitas sosial. Diskriminasi dapat menyerang ras dan etnis mana saja karena sangat sulit menyatukan kelompok kelompok yang berbeda. Oleh karena itu sebagai manusia sangat penting memahami dan menerima perbedaan. Baik itu perbedaan warna kulit, asal tempat tinggal, agama, dll. Diskriminasi, Diartikan sebagai berikut: Diskriminasi adalah prasangka atau prilaku yang membedakan seseorang hanya karena ia berasal dari sebuah identitas sosial (agama, etnis, ras, gender, orientasi seksual). Hanya karena identitas sosial nya berbeda, ia dipandang atau diperlakukan lebih buruk. Misalnya, 31

BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

55

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum Positif

1. Diskriminasi Ras dan Etnis

Istilah diskriminasi berasal dari bahasa Inggris:

discriminate, dan pertama kali digunakan pada Abad ke-17. Akar

istilah itu berasal dari bahasa latin: discriminat. Sejak perang sipil

Amerika pada Abad 18, istilah diskriminasi berkembang sebagai

kosakata bahasa Inggris untuk menjelaskan sikap prasangka

negatif. Saat itu prasangka yang dimaksud dikaitkan hanya

dengan prasangka atas kulit hitam saja yang menjadi budak.

Namun penggunaan istilah itu kemudian berkembang, juga

digunakan untuk semua jenis prasangka dan semua tindakan

negatif kepada semua jenis identitas sosial.

Diskriminasi dapat menyerang ras dan etnis mana saja

karena sangat sulit menyatukan kelompok kelompok yang

berbeda. Oleh karena itu sebagai manusia sangat penting

memahami dan menerima perbedaan. Baik itu perbedaan warna

kulit, asal tempat tinggal, agama, dll.

Diskriminasi, Diartikan sebagai berikut: Diskriminasi

adalah prasangka atau prilaku yang membedakan seseorang

hanya karena ia berasal dari sebuah identitas sosial (agama, etnis,

ras, gender, orientasi seksual). Hanya karena identitas sosial nya

berbeda, ia dipandang atau diperlakukan lebih buruk. Misalnya,

31

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

32

ia dilarang atau tidak diberikan perlindungan hukum atau hak

hukum yang sama dibandingkan warga negara lain yang berasal

dari identitas sosial yang berbeda.1

Menurut Banton, diskriminasi yang didefinisikan sebagai

perlakuan yang berbeda terhadap orang yang termasuk dalam

kategori tertentu menciptakan apa yang disebut dengan jarak

sosial (social distance). Sedangkan Ransford membedakan antara

diskriminasi individu (individual discrimination) dan diskriminasi

institusi (Institutional Discrimination). Diskriminasi individu

merupakan tindakan seorang pelaku yang berprasangka

(prejudice). Sedangkan diskriminasi institusional merupakan

tindakan diskriminasi yang tidak ada kaitannya dengan prasangka

individu, melainkan merupakan dampak kebijakan atau praktik

tertentu berbagai institusi dalam masyarakat.2

Banyak orang di perlakukan buruk karena ras atau etnis

tempat dia berasal mempunyai masalalu yang buruk (misalnya

pernah menjajah negara lain) tapi seseorang tidak dapat memilih

tempat dimana ia akan dilahirkan dan siapa orangtua nya. Sangat

tidak adil apabila manusia di perlakukan karena kesalahan

masalalu dari ras atau etnisnya.

1 Denny J.A, Menjadi Indonesia Tanpa Diskriminasi, Jakarta:

Inspirasi.co, 2014, hal.6. 2 Sunarto, Kamanto, Pengantar Sosiologi (edisi ketiga), Jakarta :

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, hal.146.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

33

Adapun definisi menurut para ahli:

a. Fulthoni, et.al

Menurut Fulthoni, pengertian diskriminasi adalah perlakuan

yang tidak adil dan tidak seimbang yang dilakukan untuk

membedakan perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu,

biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti

berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan

kelas-kelas sosial.

b. Theodorson&Theodorson

Menurut Theodorson&Theodorson (1979), pengertian

diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap

perorangan atau kelompok berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat

kategorikal atau atribut khas seperti ras, suku, agama atau

keanggotaan kelas-kelas sosial.

c. Sears, Freedman, dan Peplau

Menurut Sears, Freedman, dan Peplau (1999), pengertian

diskriminasi adalah suatu perilaku yang menunjukkan penolakan

terhadap individu atau kelompok semata-mata karena

keanggotaan seseorang di dalam kelompok.

d. Danandjaja

menyatakan bahwa dalam arti tertentu diskriminasi

mengandung arti perlakuan tidak seimbang terhadap sekelompok

orang, yang pada hakekatnya adalah sama dengan kelompok

pelaku diskriminasi. Obyek diskriminasi tersebut sebenarnya

memiliki beberapa kapasitas dan jasa yang sama, adalah bersifat

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

34

universal. Apakah diskriminasi dianggap ilegal, tergantung dari

nilai-nilai yang dianut masyarakat bersangkutan, atau

kepangkatan dalam masyarakat dan pelapisan masyarakat yang

berlandaskan pada prinsip diskriminasi. Kriteria masyarakat,

untuk apa yang dianggap perlakuan diskriminasi terhadap

seorang maupun kelompok, selalu bergeser, sesuai dengan nilai-

nilai yang berlaku dalam masyarakatnya.

e. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Menurut PBB, diskriminasi adalah perilaku dan tindakan

yang dilakukan berdasarkan perbedaan dalam kategorisasi yang

dibuat oleh alam atau masyarakat, yang tidak ada hubungannya

dengan kemampuan individu atau jasanya.

f. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI, pengertian diskriminasi adalah perbedaan

perlakuan terhadap sesama warga negara yang dilakukan

berdasarkan warna kulit, golongan, suku, agama, dan

sebagainya.3

Jadi, diskriminasi adalah membedakan atau bertindak tidak

adil kepada ras atau etnis baik itu dalam bentuk aturan, perbuatan,

ataupun perkataan karena perbedaan warna kulit, agama, suku,

ras, dll.

Manusia sebagai makluk yang tinggal di bumi dibagi

menjadi kelompok yang tidak terhitung jumlahnya. Setiap

3https://www.google.com/search?q=pengertian+diskriminasi+menurut+

ahli&oq=pengertian+diskrimnasi+menurut+ahli&aqs=chrome.0.69i59j0l2j69i

60l2.4796j0j7&client=msandroidxiaomi&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-

8 Diakses pada tanggal 7 November 2019, Pukul 0.51 WIB

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

35

kelompok juga mengembangkan suatu kebudayaan,

mengembangkan pandangan tentang in-grub dan out-grub, dan

mengembangkan perbedaan berdasarkan perbedaan-perbedaan

fisik yang turun temurun, yaitu ras.

Ras adalah kategori individu yang secara turun-temurun

terdapat ciri-ciri fisik dan biologis tertentu yang khas. Beberapa

pengertian ras menurut para ahli adalah sebagau berikut.

a. Bruce J. Cohen

Ras adalah kategori individu yang secara turun temurun

memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu yang sama.

b. Hortun dan Hunt

Ras adalah suatu kelompok manusia yang agak berbeda

dengan kelompok-kelompok lainnya dari segi ciri-ciri fisik

bawaan. Disamping itu banyak juga ditentukan oleh pengertian

yang digunakan oleh masyarakat.

c. Alex Thie

Ras adalah sekelompok orang yang dianggap oleh

masyarakat memiliki ciri-ciri biologis yang berbeda.

d. Stephen K. Sanderson

Ras adalah suatu kelompok atau kategori orang-orang yang

mengidentifikasikan diri mereka sendiri, dan diidentifikasikan

oleh orang-orang lain, sebagai perbedaan sosial yang dilandasi

oleh ciri-ciri fisik atau biologis.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa ras adalah kategori

individu yang secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

36

biologis tertentu. Persamaan umum dalam ras yaitu, ras

merupakan suatu pengertian biologi, bukan pengertian

sosiokultural. Jika menyebut ras Negro, berarti yang

dimaksudkan bukan sifat kebudayaan kelompok tersebut seperti

pandai bermain musik, melainkan ciri fisiknya, seperti warna

kulitnya hitam atau bentuk rambutnya kriting. Artinya, jika

menyebut suatu kelompok ras, berarti yang dimaksud bukan sifat

kebudayaan kelompok tersebut melainkan ciri fisiknya.4

Etnis adalah suatu golongan manusia yang anggota-

anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya,

biasanya berdasarkan garis keturunan yang di anggap sama.

Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri

khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama,

prilaku, dan ciri ciri biologis.5

Etnis dalam bahasa Yunani mengacu pada suatu pengertian

(identik) pada dasar geografis dalam suatu batas-batas wilayah

dengan sistem politik tertentu (Rudolfh, 1986:2). Kata etnis

menjadi suatu predikat terhadap identitas seseorang atau

kelompok. Seseorang atau kelompok yang menjadi Jawa, Bugis,

Sunda, Inggris, Belanda atau Afrika, atau menjadi Madura,

Papua, Cina, sekaligus juga tidak bisa meminta untuk menjadi

Jawa, Batak, atau Melayu dan Sebagainya. Predikat tersebut

menjadi sesuatu yang taken for granted sedari awal penciptaan

4 Janu Murdiyatmoko, Sosiologi Memahami dan Mengkaji Masyarakat,

Bandung: PT Grafindo Media Pratama , 2008, hal.6. 5 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kelompok_etnik Diakses pada tanggal

10 november 2019, Pukul 2.17 WIB.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

37

(kelahiran). Etnisitas merupakan kategori-kategori yang

diterapkan pada kelompok atau kumpulan orang yang dibentuk

dan membentuk dirinya dalam kebersamaan atau kolektivitas

(Rex, 1994:8). Lebih menunjuk kepada kolektivitas daripada

individual. Ikatan-ikatan etnis terwujud dalam kumpulan orang,

kelengkapan-kelengkapan primodal seperti derajat, martabat,

bahasa, adat istiadat atau kepercayaan dibebankan atau setiap

angota yang dilahirkan dalam kelompok tersebut dan

menjadikannya serupa dengan anggota kelompok yang lain.6

a. Menurut John W. Santrock, etnis adalah budaya,

karakteristik kewarganegaraan, ras, agama, dan bahasa.

b. Menurut Webster’s New Collegiate Dictionary, etnis

adalah sekelompok besar orang yang diidentifikasi

memiliki kesamaan biologis dan tradisi.

Jadi diskriminasi ras dan etnis adalah menolak atau

memperlakukan seseorang atau kelompok secara tidak adil

karena perbedaan kelompok latar belakang baik itu keturunan

maupun kelompok yang terbentuk diluar garis keturunan atau

biologis.

Diskriminasi ras dan etnis dapat juga di artikan ketika

seseorang diperlakukan dengan kurang baik daripada orang lain

dalam situasi yang sama karena ras, warna kulit, keturunan,

status asal etnis atau asal imigran mereka.Hal yang juga

merupakan diskriminasi rasial adalah apabila ada peraturan atau

6 Ubed Abdilah S, Politik Identitas Etnis : pergulatan tanpa identitas.

Yogyakarta: Indonesia Tera, 2002, hal.75-76.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

38

kebijakan yang sama untuk semua orang namun memiliki efek

tidak adil pada orang-orang dengan ras, warna kulit, keturunan,

status etnis atau asal imigran tertentu atau etnis tertentu, ini

disebut sebagai 'diskriminasi tidak langsung'(indirect

discrimination

Setiap ras dan etnis memiliki karakter dan ciri fisik yang

berbeda, namun perbedaan disik manusia sangat sedikit. oleh

karena itu kebanyakan ilmuan berpendapat bahwa semua ras

dan etnis berasal dari asal yang sama.

2. Jenis-Jenis Diskriminasi Ras dan Etnis

Istilah diskriminasi rasial kadang disamakan dengan

segregasi rasial atau ketidakadilan, dan kemudian

dipertentangkan dengan istilah keadilan rasial. Dalam prinsip

keadilan rasial, ketidakadilan adalah masalah pengucilan dari

institusi masyarakat yang dominan dan persamaan adalah

persoalan non diskriminasi serta kesempatan yang sama untuk

berperan serta. Dari prinsip ini. peraturan-peraturan yang

memberikan institusi terpisah bagi minoritas banga tidak berbeda

dari segregasi rasial, sehingga perluasan alaminya adalah

melepaskan status terpisah kebudayaan minoritas, dan

mendorong partisipasi yang sama dalam masyarakat yang

dominan. Dalam hukum internasional, istilah dan prinsip ini di

Amerika Serikat pernah dimanfaatkan untuk melindungi hak-hak

orang Indian, penduduk asli Hawai, dan hak-hak minoritas

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

39

bangsa. Bentuk tindakan diskriminasi ras dan etnis ini berbeda-

beda namun secara umum terdiri dari:

1. Diskriminasi Etnosentrisme

Sikap diskriminasi ras yang pertama adalah Etnosentrisme,

Yaitu pandangan yang merasa bahwa kelompoknya sendiri

adalah pusat segalanya, sehingga semua kelompok yang

lainnya selalu dibandingkan dan dinilai tidak sesuai dengan

standar kelompoknya. Maka dengan demikian

Etnosentrisme selalu menganggap kebudayaan

kelompoknya sebagai kebudayaan yang paling baik. Orang

yang berprinsip Etnosentris cenderung kurang bergaul

karena hanya bergaul dengan kalangannya saja, tidak mau

membuka wawasan, dan fanatik, pemeluk agama yang

fanatik.

Diskriminasi jenis ini adalah diskriminasi yang sangat

rawan dengan penyelewengan kekuasaan dan mempunyai

potensi menguntungkan dan mementingkan kepentingan

kelompok sendiri.

2. Diskriminasi Xenophobia

Kata Xenophobia berasal dari kata Yunani, xenos dan

phobos. Xenos artinya orang asing, dan phobos artinya

ketakuran. Jadi Xenophobia adalah ketakutan yang

berlebihan terhadap orang asing atau segala sesuatu yang

berbau asing.

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

40

Diskriminasi jenis ini dapat dikatakan masih sangat

individual karena hampir tidak bisa menerima orang diluar

ras atau etnisnya.

3. Diskriminasi Miscegenation

Miscegenation adalah sikap diskriminasi yang menolak

terjadinya hubungan antar ras, termasuk dalam hal kawin

campur antar ras yang berbeda. Sikap ini sangat menjaga

kemurnian rasnya dan berusaha sekuat mungkin agar tidak

terkotori oleh kawin campur antar ras. Sejarah mencatat

Hitler dengan nazinya adalah kelompok yang sangat

mendukung sikap Miscegenation ini. ia berpandangan

bahwa ras arya adalah ras yang paling unggul di dunia, oleh

karena itu harus dijaga kemurnian rasnya.

Diskriminasi jenis ini biasanya sangat kental dengan adat

istiadat suatu ras dan etnis.

4. Diskriminasi Stereotipe

Stereotipe termasuk bentuk dari sikap diskriminasi ras,

sebab menilai seseorang hanya berdasarkan presepsi pada

kelompok dimana orang tersebut berasal. Stereotipe bisa

juga diartikan sebagai sikap mengeneralisir terhadap suatu

kelompok tertentu. Jadi tak penting apa dan bagaimana

sesungguhnya seseorang dimata pengikut sikap

diskriminasi ras dan etnis ini. apapun dan bagaimanapun

yang dilakukan orang lain, maka tak mempengaruhi

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

41

penilaian terhadap orang tersebut, sebab mereka telah

memiliki penilaian sendiri yang bersifat general.7

Diskriminasi ini adalah menilai semua manusia yang

berasal dari ras atau etnis tertentu semuanya mempunyai

karakter yang sama.

3. Penyebab adanya diskriminasi ras dan etnis

Indonesia adalah Negara kepulauan yang terdiri dari

daerah daerah dengan ciri dan budaya masyarakatnya yang

berbeda-beda di setiap daerah. Meskipun memiliki perbedaan tapi

beragam perbedaan di Indonesia tetap disatukan atas dasar

Nasionalisme. Karena itu Indonesia juga di kenal dengan

semboyan “Bhineka tunggal ika” Yang tujuannya mewujudkan

tujuan Negara meskipun berbeda latar belakang dan budaya yang

bersifat majemuk.

Para pendiri indonesia sudah menyadari bahwa indonesia

memiliki banyak ras dan etnis karena itu di tuangkan dalam sila

ke-3 pancasila “persatuan indonesia” supaya masyarakat

indonesia lebih menghargai perbedaan dan bersatu. Dan di

tuangkan dalam sila ke-5 “ Keadilan sosial bagi seluruh rakyat

indonesia” dalam butir ke 5 ini sangat jelas bahwa setiap

masyarakat harus memperoleh keadilan terlepas dari apapun

suku, agama, warna kulit, keturunan, atau tempat ia berasal.

Majemuk adalah istilah yang pada awalnya di perkenalkan

oleh Pumivall untuk meggambarkan masyarakat Indonesia pada

7 Hesti Armiwulan Sochmawardiah, Diskriminasi Rasial dan Hukum

Ham: Studi Tentang Diskriminasi Terhadap Etnis Tionghoa, 2013, Hal.70.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

42

masa hindia-belanda. Masyarakat Indonesia pada masa hindia-

belanda demikian menurut Pumivall, merupakan suatu

masyarakat majemuk (plural societies). Yakni suatu masyarakat yang

terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa

ada pembauran satu sama lain didalam suatu kesatuan sosial.

Sebagai masyarakat majemuk, masyarakat Indonesia disebut

sebagai suatu tipe masyarakat yang dimana mereka yang

berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki perbedaan ras.8

Sejak dulu masyarakat indonesia sudah terbiasa dengan

keberagaman (kemajemukan) tapi sangat sulit mengurangi atau

menghilangkan konflik ras dan etnis

Pada dasarnya konflik ras dan etnis tidak dapat dihindari.

Alasan sederhana yang mendasari ialah bahwa identitas

cenderung tidak dapat dibagi kepada etnis lainnya dan orang lain

juga belum tentu mau menerimanya. Dalam ras dan etnis tidak

dapat terjadi adanya pembagian atau tawar menawar kepada hal

yang berhubungan dengan etnisitas. Contohnya seperti orang

Kristen tidak dapat diubah menjadi orang Yahudi dan orang

berkulit putih tidak dapat dibuat menjadi separuh kulit hitam. Hal

ini karena identitas semacam itu memiliki sifat yang jauh lebih

kaku, maka benturan atas dasar identitas sulit untuk mencapai

8 Nasikum, Sistem Sosial Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1993, Hal.29.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

43

kompromi dimana yang ada hanyalah membangkitkan emosi

ketimbang nalar, serta melahirkan kekerasan.9

Konsep diskriminasi ras dan etnis kebanyakan orang

melibatkan kekerasan eksplisit dan langsung yang diungkapkan

oleh orang kulit putih terhadap anggota kelompok rasial yang

kurang beruntung. Namun, diskriminasi dapat mencakup lebih

dari sekedar perilaku langsung (seperti penolakan kesempatan

kerja atau sewa). Hal itu juga bisa halus dan tidak sadar (seperti

permusuhan nonverbal dalam postur atau nada suara).

Selanjutnya, diskriminasi terhadap individu dapat didasarkan

pada asumsi keseluruhan tentang anggota kelompok rasial yang

kurang beruntung yang diasumsikan berlaku untuk orang tersebut

(yaitu, diskriminasi atau pembuatan profil statistik). Diskriminasi

juga dapat terjadi sebagai akibat dari prosedur kelembagaan dan

bukan perilaku individu.

Benturan antar ras dan etnis sangat sering terjadi di dunia

atau sekedar di indonesia bahkan sampai saat ini. sangat sulit

menghindari konflik ras dan etnis. Karena kebanyakan manusia

sangat sensitif apabila membahas sesuatu yang menyangkut ras

dan etnis, oleh karena itu yang keluar hanya emosi dan konflik

antar ras dan etnis tidak terhindarkan.

9 Ashutosh Varshney, Konflik Etnis dan Peran Masyarakat Sipil,

Diterjemahkan oleh Siti Aisyah, Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan

Agama, 2009, Hal.30.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

44

4. Dampak Diskriminasi Ras dan Etnis

Sikap Diskriminasi menunjukkan martabat rendah bagi

pelakunya dan akan memicu munculnya perilaku buruk lainnya

yang dilarang, akibat buruk dari sikap diskriminasi diantaranya

adalah:

a. Memicu munculnya sektarianisme.

b. Memunculkan permusuhan antar kelompok, perasaan

melebihkan kelompok sendiri dan merendahkan

kelompok yang lain menjadi pemicu perseteruan antar

kelompok.

c. Mengundang masalah sosial yang baru dan dapat

memancing konflik horizontal ditengah masyarakat.

d. Menciptakan penindasan dan otoritarianisme dalam

kehidupan akibat adanya perasaan lebih dan

sentiment terhadap kelompok, sehingga hak-hak

kelompok lain diabaikan.

e. Jika sikap diskriminasi sangat dominan, maka

keadilan sulit untuk ditegakan, sebab suatu kelompok

dalam pengambilan keputusan hanya didasarkan pada

pertimbangan yang subyektif.

f. Sikap diskriminasi dapat menghancurkan sendi-sendi

kehidupan sosial, yang berakibat pada perpecahan.

g. Dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi

seharusnya bisa diselesaikan dengan baik. Namun

dengan adanya diskriminasi menjadi berlarut dan

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

45

tidak menutup kemungkinan memunculkan masalah

baru.10

Sangat banyak dampak buruk yang di timbulkan oleh

diskriminasi ras dan etnis mulai dari saling melukai antar

manusia atau yang cukup parah diskriminasi ras dan etnis dapat

memecah suatu bangsa.

B. Tinjauan Hukum Pidana Islam

1. Pengertian

Hukum pidana islam merupakan bagian dari fiqih jinayah

yang merupakan salah satu dari enam cabang ilmu fiqih dalam

hukum islam. Keenam cabang tersebut adalah fiqih ibadah,

muamalah, munakahat, jinayah, siyasah, dan mawaris. Hukum

pidana islam yang diterjemahkan dari istilah fiqih jinayah,

definisi secara lengkap meliputi dua kata pokok, yaitu fiqih dan

jinayah. Secara etimologis, fiqih berasal dari kata faqiha–yafqahu

yang berarti memahami ucapan secara baik. Fiqih merupakan

ilmu tentang hukum-hukum syariah yang bersifat hasil analisis

seorang mujtahid terhadap dalil-dalil yang terperinci, baik yang

terdapat dalam Al-Qur’an maupun hadits.

Para fuqaha sering kali menggunakan kata jinayah dengan

maksud jarimah. Istilah jinayah yang juga berasal dari bahasa

Arab, berasal dari kata janâ – yajnî – janyan – jinâyatan yang

10

https://www.bacaanmadani.com/2018/02/pengertian-diskriminasi-

faktor-dampak.html?m=1. Diakses pada tanggal 9 Desember 2019, Pukul 0.57

WIB.

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

46

berarti adznaba (berbuat dosa) atau tanâwala (menggapai atau

memetik dan mengumpulkan) seperti dalam kalimat jâna al

dzahaba yang artinya merupakan (seseorang mengumpulkan

emas dari penambangan). Dalam menerangkan makna kata

jinayah ini, Louis Ma’luf mengatakan bahwa kata jana berarti

irtakaba dzanban (melakukan dosa). Pelakunya disebut jânin dan

bentuk jamaknya adalah junâtin. Itulah arti dari jinayah menurut

etimologis. 11

Kata jinayah dalam istilah hukum sering disebut dengan

delik atau tindak pidana. Secara terminologi, kata jinayah

mempunyai pengertian, seperti yang diungkapkan Imam al-

Mawardi yakni: “jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang

dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman

had atau ta’zir.”

Menurut abdul Qadir Audah pengertian jinayah adalah

suatu istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara’, baik

perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta, dan lainnya.”

Berdasarkan pengertian diatas, maka secara prinsip

pengertian “jinayah” atau “jarimah” tidak berbeda dengan

pengertian tindak pidana (peristiwa pidana) delik dalam hukum

positif (pidana).12

Tujuan disyari’atkan fiqih Jinayah adalah

dalam rangka untuk memelihara akal, jiwa, harta dan keturunan.

11

M. Nurul irfan, Hukum Pidana Islam, Jakarta : Amzah, 2016, Hal.2-

4. 12

Zulkarnain Lubis, Bakti Ritonga, Dasar – dasar Hukum Acara

Jinayah, Jakarta ; Kencana, 2016,Hal.1-2.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

47

2. Macam-Macam Jarimah

Adapun Macam-Macam dari pembahasan hukum pidana

islam, meliputi tiga masalah pokok sebagai berikut:

a. Jarimah Qisas

Qisas adalah hukuman pembalasan secara setimpal,

sepadan atas perbuatan pelaku terhadap korban. Secara etimologi

qisas berasal kata qashsha–yaqushshu–qishâshan yang berarti

mengikuti dan menelusuri jejak kaki. Secara terminologi atau

istilah yang dikemukakan oleh Al-Jurjani, yaitu mengenakan

sebuah tindakan (sanksi hukum) kepada pelaku persis seperti

tindakan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban.13

Dalam fiqih jinayah, sanksi qisas ada dua macam, yaitu :

a. Qisas karena melakukan jarimah pembunuhan.

b. Qisas karena melakukan jarimah penganiayaan.

Sanksi hukum qisas pembunuhan terdapat tiga kategori

yaitu: pembunuhan sengaja, pembunuhan semi-sengaja dan

pembunuhan tersalah atau tidak sengaja. Yang diberlakukan

terhadap pelaku pembunuhan sengaja (terencana) terdapat dalam

firman Allah berikut:

Allah berfirman :

كم القصبص ف القتلى ب أهب الرن آمنىا كتت عل

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

qisâs berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh.”(Surah Al-

Baqarah (2): 178).

13

Ali bin Muhammad Al-Jurjani, Al- Ta‟rîfât, Jakarta: Dar Al-Hikmah,

1988, Hal.176.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

48

Dalam ayat ini berisi hukuman qisas bagi pembunuh yang

melakukan pembunuhan secara sengaja dan pihak keluarga

korban tidak memaafkan pelaku. Jika keluarga korban

memaafkan pelaku, maka sanksi qisas tidak berlaku dan

digantikan dengan sanksi diyat berupa 100 ekor unta.

Jumhur ulama menyepakati macam pembunuhan, kecuali

Imam Malik. Mengenai hal ini, Abdul Audah mengatakan

perbedaan pendapat yang mendasar bahwa Imam Malik tidak

mengenal jenis pembunuhan semi-sengaja, karena menurutnya

didalam Al-Qur’an hanya ada jenis pembunuhan sengaja dan

tersalah. Barangsiapa menambah satu macam lagi, berarti ia

menambah ketentuan nash.14

Dua kategori pembunuhan semi-sengaja dan tersalah

dihukum dengan sanksi diyat ringan (mukhaffafah). Adapun

dengan pembunuhan sengaja yang kejahatannya telah dimaafkan

keluarga korban, maka hukumannya sanksi diyat berat

(Mughallazhah). Diyat merupakan uang tebusan sebagai ganti

rugi akibat kasus pembunuhan atau penganiayaan yang

mendapatkan pemaafan dari keluarga korban dan wajib

dibayarkan oleh pelaku kepada keluarga korban. Selain dari

jarimah pembunuhan, adapun jarimah penganiayaan, didalam

firman Allah telah menjelaskan:

14

M. Nurul irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, Jakarta; Amzah,

2018,Hal.6.

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

49

Allah berfirman :

ن والنف ثبلنف ن ثبلع هم فهب أن النفس ثبلنفس والع وكتجنب عل

ن والجسوح قصبص ن ثبلس والذن ثبلذن والس

“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At

Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan

mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan

gigi, dan luka luka (pun) ada qishaashnya.” (Surah Al-Maidah

(5): 45).

Dalam surah ini telah dijelaskan bahwa hukuman qisas

yang diterapkan setimpal atau sama dengan apa yang dilakukan

pelaku kepada korban. Dan hal ini unsur kesengajaan atau

direncanakan yang dilakukan bisa dijatuhin hukuman qisas, bila

dalam unsur tidak sengaja maka hukum qisas tidak dapat

diterapkan. Ini dapat dijatuhkan hukuman bila terdapat bukti yang

cukup untuk menetapkan sanksi.

Sanksi diyat pada jarimah penganiayaan berupa serupa 100

ekor unta bila sepasang anggota tubuh yang dianiaya tidak

berfungsi, dan jika hanya salah satu dari sepasang anggota tubuh

maka diyatnya hanya separuh.

b. Jarimah Hudud

Hudud adalah semua jenis tindak pidana yang telah

ditetapkan jenis, bentuk, dan sanksinya oleh Allah SWT dalam

Al-Qur’an dan hadits. Secara etimologis hudud merupakan

bentuk jamak dari kata had berarti (larangan, pencegahan),

adapun secara terminologis, menurut Al-Jurjani mengartikan

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

50

sebagai sanksi yang telah ditentukan dan yang wajib dilaksanakan

secara haq karena Allah SWT. Al-Sayyid Sabiq menjelaskan

bahwa had (hudud) secara terminologi ialah sanksi yang telah

ditetapkan untuk melaksanakan hak Allah.15

Ditinjau dari segi dominan hak, Hudud terbagi menjadi dua

kategori yaitu: hudud yang termasuk hak Allah dan hudud yang

termasuk hak manusia. Adapun perbedaan yang mendasarkan

antara hak Allah dan hak manusia. Hak Allah adalah hak

masyarakat luas (haqq al-„ibâd) yang dampaknya dapat dirasakan

oleh banyak orang, sedangkan hak manusia adalah hak yang

terkait dengan manusia sebagai individu (haqq al-fard), bukan

sebagai warga masyarakat. Ditinjau dari segi materi jarimah,

hudud terbagi menjadi:

1. Jarimah zina

2. Jarimah qadzaf (menuduh muslimah baik-baik berbuat

zina)

3. Jarimah syurb al-khamr (meminum minuman keras)

4. Jarimah al-baqhyu (pemberontakan)

5. Jarimah al-riddah (murtad)

6. Jarimah al-sariqah (pencuriaan)

7. Jarimah al-hirabah (perampokan)

c. Jarimah Ta’zir

Ta’zir menurut etimologi berarti menolak dan mencegah.

Ta’zir adalah semua jenis sanksi hukum yang diterapkan oleh

15

M. Nurul irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, 2018, Hal.14.

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

51

otoritas pemerintah disuatu instansi atau negara. Menurut al-

Mawardi dalam kitab al-ahkam al-Sulthaniyah, Ta‟zir adalah

pengajaran terhadap pelaku dosa-dosa yang tidak diatur oleh

hudud. Menurutnya ta‟zir sama dengan hudud dari satu sisi,

yaitu sebagai pengajaran untuk menciptakan kesejahteraan dan

untuk melaksanakan ancaman yang jenisnya berbeda-beda sesuai

dengan dosa yang dikerjakan.16

Dasar hukum diisyaratkannya Ta’zir terdapat hadis nabi

Muhammad SAW dan tindakan sahabat, sebagai berikut :

قبا عنهب أن النج أقلىا ذوي ): وعن عبا ز

ئبت عثساتهم إل الحدود , زواا أثى داود (اله وعن . والنسبا

ز عنن قبا , ف ىت , مب كنت لقم على أحد حدا ): عل

تن ; إل بزة ال س , فأجد ف نفس أخسجن (فإنن لى مبت ود

الج بزي

"Dari aisyah Radliyallaahu „anhu bahwa Nabi

Shallallaahu „alaihi wa Sallam bersabda: “Ampunilah orang-

orang yang baik dari ketergelinciran (berbuat salah yang tidak

disengaja) mereka, kecuali melanggar had.” Riwayat Ahmad,

Abu Dawud, Nasa‟i dan Baihaqi. Ali Radliyallaahu „anhu

berkata: Aku tidak menjalakan had kepada seseorang kemudian

ia mati dan aku berduka cita, kecuali peminum arak.

16

Zulkarnain Lubis,dan Bakti Ritonga, Dasar – dasar Hukum Acara

Jinayah, 2016, Hal.4.

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

52

Sesungguhnya jika ia mati, akan kubayar dendanya. Riwayat

Bukhari.”17

Dalam hadits diatas mengatur tentang teknis pelaksanaan

hukuman ta’zir yang bisa berbeda-beda penerapannya, tergantung

status pelaku dan hal lainnya. Perintah “Aqi-lu” itu ditunjukan

kepada para pemimpin atau para tokoh, karena kepada mereka

itulah diserahi pelaksanaan ta’zir, sesuai dengan luasnya

kekuasaan mereka. Mereka wajib berijtihad dalam usaha memilih

yang terbaik, mengingat hal itu akan berbeda hukuman ta’zir itu

sesuai dengan perbedaan tingkatan pelakunya dan perbedaan

pelanggarannya. Tidak boleh pemimpin menyerahkan wewenang

pada petugas dan tidak boleh kepada selainnya.

Tujuan dari jarimah Ta’zir yaitu sebagai berikut :

a. Preventif (pencegahan). Ditujukan bagi orang lain yang

belum melakukan jarimah.

b. Represif (membuat pelaku jera), dimaksudkan agar

pelaku tidak mengulangi perbuatan jarimah di

kemudian hari.

c. Kuratif (islâh), Ta’zir harus mampu membawa

perbaikan perilaku terpidana dikemudian hari.

d. Edukatif (Pendidikan), diharapkan dapat mengubah

pola hidupnya kearah yang lebih baik.

17

https://belajarhukum2016.wordpress.com Diakses pada tanggal 10

Desember 2019, Pukul 03.01 WIB.

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

53

Syara’ tidak menentukan macam-macam hukuman untuk

setiap jarimah Ta’zir, tetapi hanya menyebutkan sekumpulan

hukuman, dari yang paling ringan sampai yang paling berat.

Dalam hal ini, hakim diberi kebebasan untuk memilih hukuman

mana yang sesuai dengan macam jarimah Ta’zir serta keadaan si

pelaku. Sanksi yang diterapkan dalam jarimah Ta’zir beraneka

ragam seperti Hukuman mati, hukuman cambuk, hukuman

penjara, hukuman pengasingan, peringatan keras, dihadirkan di

hadapan sidang, nasihat, celaan, pengucilan, pemecatan dan

pengumuman kesalahan secara terbuka, seperti diberitakan

dimedia cetak atau elektronik. Sanksi ini ditetapkan sesuai

dengan tindak kejahatan yang dilakukan yang di putus oleh ulil

amri atau hakim atau penguasa. Jadi, hukuamn jarimah Ta’zir

tidak mempunyai batas tertentu.

3. Unsur – Unsur

Suatu perbuatan dianggap sebagai tindak pidana apabila

unsur-unsur telah terpenuhi, ditinjau dari unsur-unsur jarimah

atau tindak pidana, objek utama kajian fiqih jinayah dapat

dibedakan menjadi tiga yaitu:

A. Al-rukn al-syarî atau unsur formil ialah unsur yang

menyatakan bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai

pelaku jarimah jika ada undang-undang yaitu secara

tegas melarang dan menjatuhkan sanksi kepada pelaku

tindak pidana.

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM A. Tinjauan Diskriminasi dari Hukum

54

B. Al-rukn al-mâdî atau unsur materiil ialah unsur yang

menyatakan bahwa seseorang dapat dijatuhkan pidana

jika ia benar-benar terbukti melakukan sebuah jarimah,

baik yang bersifat positif (aktif dalam melakukan

sesuatu) maupun yang bersifat negatif (pasif dalam

melakukan sesuatu).

C. Al-rukn al-adabî atau unsur moril ialah unsur yang

menyatakan bahwa seseorang dapat dipersalahkan jika

bukan orang gila, anak dibawah umur, sedang berada

dibawah ancaman.18

18

M. Nurul irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, 2018, Hal.2.