59
1 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998). Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan dan kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan logan, 1989 dalam buku Friedman 1998). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes R.I, 1998). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

1

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang di hubungkan oleh

perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada di

dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk

mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998).

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan dan

kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan

budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta

sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan logan, 1989 dalam buku

Friedman 1998).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep

Kes R.I, 1998).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah

kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah,

perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

2

mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental

emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.

2. Struktur Keluarga.

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :

a. Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi :

1) Bersifat terbuka dan jujur

2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga

3) Berpikiran positif

4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

1) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau

pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu

meminta dan menerima umpan balik.

2) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan

balik, melakukan validasi.

b. Struktur peran

Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai

dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi

atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai

suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat

dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

3

Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua

mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah.

c. Struktur kekuatan.

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari

individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah

perilaku orang lain ke arah positif.

d. Nilai-nilai keluarga.

Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang

secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu

budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi

perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang

baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.

3. Tipe Keluarga

Tipe keluarga menurut Friedman(1998) :

a. Tipe Keluarga Tradisional

1) Keluarga inti

Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang

hidup dalam rumah tangga yang sama

a) Keluarga yang melakukan perkawinan yang pertama

b) Keluarga-keluarga dengan orang tua campuran atau orang

tua tiri

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

4

2) Pasangan inti

Terdiri dari suami istri tanpa anak atau tidak ada anak yang

tinggal bersama mereka

a) Karier tunggal

b) Keduanya berkarier dibedakan menjadi karier istri terus

berlangsung dan karier istri terganggu

3) Keluarga dengan orang tua tunggal

Adalah satu yang mengepalai sebagai konsekuensi dari

perceraian, ditinggal atau pisah

a) Bekerja atau berkarier

b) Tidak bekerja

4) Bujangan dewasa yang tinggal sendirian

5) Keluarga besar 3 generasi

6) Pasangan usia pertengahan atau lansia

suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal diruamah (anak

sudah kuliah, bekerja, atau kawin).

7) Jaringan keluarga besar

Dua keluarga inti atau lebih dari kerabat primer atau anggota

keluarga yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah

geografis dan dalam sistem presiprokal atau tukar menukar

barang dan jasa.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

5

b. Tipe keluarga non tradisional

1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah (biasanya

terdiri dari ibu dan anak saja)

2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah

3) Pasangan kumpul kebo

4) Keluarga Gay atau lesbian adalah pasangan yang berjenis

kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah

5) Keluarga komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih

dari satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara

bersama menggunakan fasilitas, sumber dan memiliki

pengalaman yang sama.

4. Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Friedman, 1998)

a. Mengenal masalah kesehatan.

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.

d. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas

kesehatan masyarakat.

5. Tahap dan Tugas perkembangan keluarga menurut Friedman

(1998).

a. Tahap I (Keluarga pemula)

Tahap ini dimulai ketika terjadi sebuah pernikahan antara 2 orang

insan yaitu laki-laki dan perempuan.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

6

Tugas perkembangan keluarga :

1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan

2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis

3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai

orang tua)

b. Tahap II (Keluarga yang sedang mengasuh anak)

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi

berusia 30 bulan.

Tugas perkembangan keluarga :

1) Membentuk keluarga mudasebagai sebuahunit yang mantap

(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga)

2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan

kebutuhan anggota keluarga.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambahkan peran peran orang tua dan kakek nenek

c. Tahap III (Keluarga dengan anak usia prasekolah)

Tahap ketiga dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan

berakhir ketika anak berusia 5 tahun.

Tugas perkembangan keluarga:

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang

bermain, privasi, keamanan

2) Mensosialisasikan anak

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

7

3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi

kebutuhan anak-anak yang lain

4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

(Hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dad anak) dan

di luar keluarga (keluarga besar dan komunitas)

d. Tahap IV (Keluarga dengan anak usia sekolah)

Tahap ke empat dimulai ketika anak pertama berusia 6 tahun mulai

masuk sekolah dasar dan dan berakhir pada usia 13 tahun,

merupakan awal dari masa remaja.

Tugas perkembangan keluarga :

1) Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

yang sehat.

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

e. Tahap V ( Keluarga dengan anak remaja)

Dimulai ketika anak pertama berusia 13 tahun. Tahap ini

berlangsung 6-7 tahun, meskipun tahap ini lebih singkat jika anak

meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih

tinggal dirumah hingga umur 19 atau 20 tahun.

Tugas Perkembangan Keluarga :

1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika

remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

8

2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak

f. Tahap VI (Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda)

Tahap ini dimulai ketika anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir hingga anak terakhir meninggalkan rumah (rumah kosong).

Tugas Perkembangan Keluarga :

1) Memperluas siklus kelearga dengan memasukan anggota

keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak

2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali

hubungan perkawinan

3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami

maupun isteri

g. Tahap VII (Orang tua usia pertengahan)

Dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat

pensiun atau kematian salah satu pasangan.

Tugas Perkembangan Keluarga :

1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan-hubungan yang saling memuaskan

dan penuh arti dengan para orang tua lansia dan anak-anak

3) Memperkokoh hubungan perkawinan

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

9

h. Tahap VIII (Keluarga dalam masa pensiun dan lansia)

Dimulai ketika salah satu atau kedua pasangan pensiun terus

berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir

ketika pasangan lain meninggal.

Tugas Perkembangan Keluarga :

1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun

3) Mempertahankan hubungan perkawinan

4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan

5) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi

6) Meneruskan untuk memahamieksistensi mereka ( Penelaahan

dan integrasi hidup)

6. Fungsi keluarga

Friedman (1998) membedakan fungsi keluarga menjadi lima yaitu :

a. Fungsi afektif

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal

keluarga dalam bentuk dukungan dan perlindungan psikologi bagi

anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi

Proses perkembangan dan perubahan yang di alami individu sebagai

hasil dari interaksi social dari lahir sampai mati. Keluarga sebagai

tempat individu melakukan sosialisasi untuk belajar.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

10

c. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga

dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga

serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental

dan spiritual dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga

serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.

d. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti

sandang pangan papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan

sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi

kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan keluarga, menabung

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi biologis

Fungsi biologis tidak hanya dirujukkan untuk meneruskan keturunan

tapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan

generasi selanjutnya.

f. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih

sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara keluarga dan

memberikan identitas keluarga.

g. Fungsi pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan

pengetahuan, ketrampilan, membentuk perii denglaku anak,

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

11

mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesui

dengan tingkatan perkembangannya.

B. Tahap Perkembangan Anak Usia Sekolah

1. Pengertian

Tahap perkembangan keluarga tahap 4 (keluarga dengan anak usia

sekolah) adalah tahap perkembangan keluarga yang dimulai ketika anak

pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan

berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya

mencapai jumlah anggota maksimum, dan hubungan keluarga diakhir

tahap ini.

2. Tugas perkembangan keluarga dengan anak sekolah

Menurut Duval (1989 dalam Friedman, 1998) tugas perkembangan

keluarga dengan anak usia sekolah adalah :

a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah

dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.

b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

c. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga

3. Masalah-masalah utama pada anak usia sekolah

Masalah kesehatan utama pada tahap IV atau anak usia sekolah menurut

Friedman (1998) :

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

12

a. Masalah transisi peran orang tua

Tugas orang tua pada tahap ini adalah untuk belajar

menghadapi pisah dengan , atau lebih sederhana membiarkan anak

pergi. Lama kelamaan hubungan dengan teman sebayadan

kegiatan-kegiatan diluar rumah akan memainkan peranan yang

lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah tersebut. Tahun-

tahun ini dipenuhi oleh kegiatan-kegiatan keluarga, tapi ada juga

kekuatan-kekuatan yang secara perlahan-lahan mendorong anak

tersebut pisah dari keluarga sebagai persiapan menuju masa

remaja.

Selama tahap ini orang tua merasakan tekanan yang luar

biasa dari komunitas diluar rumah melalui sistem sekolah dan

berbagai asosiasi diluar keluarga yang mengharuskan anak-anak

mereka menyesuaikan diri dengan standar-standar komunikasi bagi

anak. Hal ini cenderung mempengaruhi keluarga-keluarga kelas

menengah untuk lebih menekankan nilai-nilai tradisional

pencapaian dan produktivitas, dan menyebabkan sejumlah keluarga

dari kelas pekerja dan banyak keluarga miskin merasa tersingkir

dari dan konflik dengan sekolah dan atau nilai-nilai komunitas.

b. Masalah kesehatan dan perawatan anak

Kecacatan pada anak akan ketahuan selama periode

kehidupan anak ini. Para perawat sekolah dan guru akan

mendeteksi banyak defek penglihatan, pendengaran, wicara, selain

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

13

kesulitan belajar, gangguan tingkah laku, dan perawatan gigi yang

tidak adekuat, penganiayaan anak, penyalahgunaan zat, dan

penyakit-penyakit menular. Ada banyak keadaan cacat yang

terdeteksi selama tahun-tahun sekolah, termasuk epilepsi, serebral

palsi, retardasi mental, kanker, kondisi ortopedik.

Fungsi perawat kesehatan disini di samping fungsi rujukan,

mengajar, dan memberikan konseling kepada orang tua mengenai

kondisi tersebut akan membantu keluarga melakukan koping

sehingga pengaruh yang merugikan dari cacat tersebut pada

keluarga dapat diminimalkan.

Bagi anak-anak dengan masalah tingkah laku, perawat

keluarga disekolah, klinik, dokter, dan lembaga-lembaga

komunitas harus mengupayakan keterlibatan orrang tua secara

aktif. Memulai rujukan untuk konseling/terapi keluarga sering amat

bermanfaat dalam membantu keluarga agar sadar akan masalah-

masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi anak usia sekolah

secara merugikan. Jika orang tua dapat menata kembali masalah

tingkah laku anak sebagai sebuah masalah keluarga dan upaya

mencari resolusi dengan fokus baru tersebut, akan tercapai lebih

banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku anak yang sehat.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

14

C. Konsep Penyakit

1. Pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah proses

inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atipikal

(mikroplasma), atau aspirasi substansi asing yang melibatkan suatu

atau semua bagian saluran pernapasan (Wong, 2003).

Pengertian lain dari ISPA adalah sebagai berikut menurut

(Nelson,1999). ISPA adalah infeksi yang terutama mengenai struktur

saluran diatas Laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai

bagian saluran atas dan bawah secara stimulant berurutan.

ISPA adalah penyakit akut yang menyerang salah satu bagian

dari atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas)

hingga alveoli saluran bawah.Termasuk jaringan adreksya seperti

sinus-sinus rongga telinga tengah dan pleura. (Depkes RI,2002)

ISPA adalah infeksi yang menyerang sistem pernafasan, baik

sistem pernafasan atas ataupun bawah (parenkim paru) yang

berlangsung hingga 14 hari (IDAI, 2008).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut atau ISPA adalah penyakit akut yang menyerang

saluran pernafasan baik saluran pernafasan atas ataupun bawah yang

ditandai dengan demam disertai satu atau lebih reaksi seperti.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

15

2. Anatomi saluran pernafasan atas

Anatomi saluran pernafasan

Susunan pernafasan dapat dibagi dalam traktus bagian dalam

traktus bagian atas dan bawah. Traktus respiratori bagian atas terdiri

atas hidung, nasofaring, sinus dan laring, serta traktus respiratori

bagian bawah terdiri dari trakea, bronchi, bronchioles dan alveoli.

(1) Traktus respiratorius bagian atas

(a) Hidung

Bagian interior dari hidung dibagi dalam paruhan kiri

dan kanan oleh septumnasi. Setiap paruhan di bagi secara tidak

lengkap menjadi 4 daerah yang mengandung saluran nasal

ynag berjalan kebelakang, mengarah pada nasofaring. Area

tepat pada dalam lubang hidung dilapisi oleh kulit yang

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

16

mengandung rambut yang kasar. Sisa dari interior dilapisi oleh

membran mukosa.

Fungsi dari hidung adalah membawa udara dari dan

keparu dan menghangatkan udara saat di inspirasi. Bulu di

dalam lubang hidung dan silia yang melapisi membran mukosa

bertindak untuk menganggkat debu dan benda asing dari udara.

Jiga terhadi inspeksi, efek lokal utama adalah iritasi

dari sel mukus yang menyebabkan produksi mukus yang

berlebih, pembengkakan dari membran mukosa akibat edema

lokal dan kongesti dari pembuluh darah. Saluran hidung

cenderung menjadi terblokir oleh pembengkakan sesresi tang

berlebihan. Pada awalnya jika terjadi infeksi firus, sekret

jernih, tetapi jika terdapat invasi sekunder bakteri sekret

menjadi kekuning-kuningan atau kehijauan akibat adanya pus.

(b) Sinus

Sinus paranasal melengkapi suatu sistem ruang udara

yang terletak dalam berbagai tulang pada muka. Sinus dilapisi

dengan mukosa sekretoris dan memperoleh suplai darah dari

saraf hidung.

(c) Laring

Terletak didepan dari faringdan diatas permukaan dari

trakhea. Terutama terdiri dari tulang rawan tiroid dan cocoid,

dan tujuh tulang rawan lain yang menghubungkan secara

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

17

bersama oleh membrana. Pada bagian atas tempat masuk ke

laring terdapat struktur tulang rawan tergantung disebut

epiglotis, yang mengawal glotis selama menelan, mencegah

makanan masuk laring dan trakea. Bagian interior laring

mengandung dua lipatan membrana mukosa yang berentang

melintasi rongga dari laring dari bagian tengah tulang rawan

tiroid ke tulng rawan arytenoid. Ini merupak pita suara. Selama

pernafasan biasanya pita suara terletak dalam jarak tertentu

dari garis tengah dan udara respirasi melintas secara bebas

diantaranya tanpa menimbulkan vibrasi. Selama inspirasi

dalam yang dipaksakan pita suara berada dalam keadaan lebih

abduksi, sementara selama brbicara atau menyanyi pita suara

dalam keadaan adduksi. Perubahan ini dipengaruhi oleh otot-

otot kecil. Pada bayi berusia 4 bulan, pita suara lebih pendek

dibanding orang dewasa.

Laring berfungsi sebagai alat respirasi, saat ada

makanan masuk laring secara otomatis akan menutup agar

makanan tidak masuk dalam saluran pernafasan. Reflek

penutupan ini tergantung pada koordinasi neuromuskular yang

kemungkinan tidak nekerja secara penuh pada bayi 4 bulan,

sehingga mengarah pada spasme.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

18

(2) Traktus respiratori bagian bawah

Struktur yang mebentuk traktus respiratori bagian bawah adalah

trakea bronki, dan bronkioles serta paru-paru

(a) Trakea, bronki, bronkioles.

Trakea, bronki, bronkioles merupakan tuba yang

mengalirkan udara ke dalam dan keluar paru-paru. Trakea

dimulai pada bagiian bawah dari laring dan melintas

dibelakang sternum kedalam toraks. Trakea merupaka tuba

membranosa fleksibel, kaku karena adanya cincin tidak

lengkap yang bespasi secara teratur. Tuba dilapisi oleh

membrana mukosa, epitelium besilia. Trakea dibagi mejadi

cabang yang memasuki paru-paru yaitu bronki atau

bronkus, bronki sendiri terbagi atas cabang yang tidak

terhitung dengan ukuran yang secara progresif berkurang

hingga hingga cabang mempunyai penampang yang sempit

disebut bronkioles.

(b) Paru-paru

Secara anatomi, unit dasar dari struktur paru-paru

dipertimbangkan oleh lobulus sekunder. Lobulus ini

membentuk masing-masing paru-paru. Setiap lobulus

mertupakan miniatur dari paru-paru dengan percabangan

bronkial dan sirkulasi tersendiri.setiap bronkiolus

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

19

berterminasi kedalam suatu alveolus. Alveolus terdiri atas

sel epitel tipis datar dan disinilah terjadi pertugaran gas.

Apeks dari paru-paru mencapai daerah tepat diatas

clavicula dan dasarnya brtumpu pada diafragma. Kedua

paru-paru dibagi kedalam lobus, lobus paru-paru kana

berjumlah 3 dan paru kiri dibagi 2. Nutrisi dibawa pada

jaringa paru-paru oleh darah melalui arteri bronkial, darah

kembali dari jaringan paru-paru melalui vena bronkial.

Paru-paru disulpai dengan darah deoksigenasi oleh

arteri pulmonalis yang datang dari ventrikel kanan. Arteri

membagi diri menjadi kapiler yang terletak dan

mengelilingi pada dinding alveoli. Dinding alveoli maupun

kapiler sangat tipis dan disinilah terjadi pertukan gas

pernapasan.

Paru- paru dilapisi oleh selaput yang dinamakan

pleura, pleura yang menutupi permukaan paru-paru disebut

pleura viseralis dan yang melapisi permukaan dalam dari

dinding toraks dan bagian dari diafragma disebut pleura

parietalis. Kedua permukaan licin dan dibasahi dengan

cairan serosa, cairan ini berfungsi untuk mengurangi

gesekan saat bernafas.

Fungsi paru-paru adalah ventilasi, yaitu

memasukkan udara yang mengandung oksigen dan

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

20

mengalirkannya ke dalam darah serta mengeluarkan udara

yang mengandung karbondioksida dari dalm darah.

Pada seorang dewasa saat pernafasan yang tenang

bernafas 6-7 liter udara per menit dengan pernapasan 12-14

kali permenit. Jumlah udara yang diinspirasi atau

diekspirasi saat pernapasan 500 ml (udara tidal). Pada saat

istirahat seorang dewasa menggunakan sekitar 250 ml

oksigen per menit dan mengekspirasi 200 ml

karbondioksida per menit. Pada latihan berat, volume

ventilasi paru-paru dapat melebihi 80 liter per menit dan

penggunaan oksigen dapat meningkat diatas 3,5 liter per

menit.

Nilai pada anak berbeda. Saluran pernafasan

memiliki penampang yang relatif lebih besar, dan ruang

anatomis secara proporsional lebih besar. Iga-iga hampir

horizontal pada saat istirahat dan inspirasi tidak dapat lebih

meningkatkannya. Inspirasi terutama diagfragmatik dan

setiap hal yang menghambat gerakan ini akan menyebabkan

kesukaran bernafas. Faktor ini menyebabkan pernafasan

bayi kurang efisien dibandingkan pada dewasa dan

peningkatan ventilasi alveolar dicapai dengan meningkatkan

kecepatan pernapasan (18- 40 kali per menit) yang

memerlukan masukan oksigen yang tinggi. Kebutuhan

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

21

oksigen basal yang dibutuhkan saat lahir adalah 23 ml per

menit. Dengan umur yang meningkat kecepatan per menit

menurun dan kebutuhan oksigen basal meningkat. volume

tidal pada anak 1-2 tahun 18 ml, kapasitas paru-paru 1.200

– 1.399 ml.

Pada anak 2 tahun respon fisiologis susunan

pernafasan sudah matang, namun jumlah bronkiolus dan

alveolus belum lengkap dan meningkat sepanjang masa

kanak-kanak dan pubertas. Perbedaan anatomis dari saluran

pernafasan dan vaskularisasi paru-paru pada berbagai

kelompok umur menimbulkan dalam respon terhadap

rangsang.

Pada umur 2 tahun ditemukan cukup otot polos

untuk menimbulkan penyempitan saluran pernapasan

sebagai respon terhadap rangsang iritasi.(Sacharin, 1994).

3. Etiologi

Menurut (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008) terdapat banyak

faktor yang mendasari perjalanan penyakit ISPA pada anak. hal ini

berhubungan dengan pejamu, agen penyakit dan lingkungan. Faktor

tersebut sebagai berikut :

(1) Jenis kelamin

Pada umumnya , tidak ada perbedaan insiden ISPA akibat

virus atau bakteri pada laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, ada

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

22

yang mengemukakan bahwa terdapat sedikit perbedaan, yaitu

insiden lebih tinggi pada anak laki-laki berusia 6 tahun.

(2) Status gizi

Status gizi anak merupakan faktor penting timbulnya

pneumonia. Gizi buruk merupaka faktor predisposisi terjadinya

ISPA pada anak, hal ini dikarenakan adanya gangguan respon imun.

Vitamin A sangat berhubungan dengan beratnya infeksi.

Grant melaporkan bahwa anak dengan defisiensi vitamin A yang

ringan mengalami ISPA dua kali lebih banyak daripada anak yang

tidak mengalami defesiensi vitamin A. Oleh karena itu, selain

perbiakan gizi dan perbaikan ASI, harus dilakukan pula perbaikan

terhadap defisiensi vitamin A untuk mencegah ISPA.

(3) Pemberian ASI

Terdapat penelitian menunjukkan hubungan antara

pemberian ASI dengan terjadinya ISPA. ASI mempunyai nilai

proteksi terhadap pnemonia, terutama selama 1 bulan pertama. Bayi

yang tidak pernah diberi ASI lebih rentan mengalami ISPA

dibanding dengan bayi yang diberi ASI eksklusif.

(4) Berat Badan Bayi Rendah

Berat badan lahir memiliki peran penting terhadap kematian

akibat ISPA. Di negara berkembang, kematian terhadap pneumonia

berhubungan dengan BBLR diperkirakan sebanyak 22%.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

23

(5) Imunisasi

Campak, pertusis dan dipteri meningkatkan resiko terkena

ISPA dan memperberat ISPA, tetapi sebenarnya hal ini dapat

dicegah dengan imunisasi. Vaksin campak cukup efektif dan dapat

mencegah kematian hingga 25%. Usaha global dalam meningkatkan

cakupan imunisasi campak dan pertusis telah mengurangi angka

kematian ISPA akibat kedua penyakit ini.

Vaksin pneumokokus dan H. Influenzae tipe B saat ini sudah

diberikan pada anak dengan evektifitas yang cukup baik.

(6) Pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua menunjukkan adanya

hubungan terbalik antara angka kejadian dengan kematian ISPA.

Tingkat pendidikan ini berhubungan erat dengan keadaan sosial

ekonomi dan juga berkaitan dengan pengetahuan orang tua.

Kurangnya pengetahuan menyebabkan sebagian kasusu ISPA tidak

diketahui oleh orang tua dan tidak diobati.

(7) Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap pendidikan dan

faktoe-faktor lain seperti nutrisi, lingkungan, dan penerimaan

layanan kesehatan. Anak yang berasal dari keluarag dengan status

sosial ekonomi rendah mempunyai resiko lebih besar mengalami

episode ISPA.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

24

(8) Penggunaan fasilitas kesehatan

Angka kematian anak penderita ISPA yang tidak diobati

diperkirakan 10-20%. Penggunaan fasilitas kesehatan dapat

mencerminkan tingginya insiden ISPA, yaitu sebesar 60% dari

kunjungan rawat jalan dipuskesmas dan 20-40% dari kunjungan

rawat jalan dan rawat inap RS. Penggunaan fasilitas kesehatan

sangat berpengaruh pada tingkat keparahan ISPA. Di sebagian

negara berkembang, pemanfaatan fasilitas kesehatan rendah.

(9) Lingkungan

(a) Polusi udara

Studi epidemologi di negara berkembang menunjukkan

bahwa polusi udara, baik dari dalam maupun dari luar rumah,

berhubungan dengan beberapa penyakit termasuk ISPA. Hal ini

berkaitan dengan konsentrasi polutan lingkungan yang dapat

mengiritasi saluran respiratori. Anak yang tinggal dirumah

berventilasi baik memiliki angka insiden ISPA lebih rendah

daripada anak yang berada di rumah dengan ventilasi buruk.

Orang tua yang merokok menyebabkan anaknya rentan

terhadap pneumonia. Risiko mengalami ISPA bawah pada anak

dengan durasi pemberian ASI yang singkat oleh ibu perokok

dibanding dengan anak dengan durasi pemberian ASI yang lama

oleh ibu nonperokok 2,2%.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

25

(b) Bencana Alam

Bencana alam seperti tsunami dapat menyebabkan

peningkatan kasus dan kematian akibat ISPA, khususnya

pneumoni. Pneumoni yang ditimbulkan adalah pneumoni akibat

masuknya cairan dan benda asing kedalam saluran pernafasan.

Selain itu juga menyebabkan pneumoni pada anak- anak selama

berada ditempat pengungsian , karena kepadatan tempatt tinggal

dan keadaan lingkungan kurang baik.

4. Patofisiologi

Infeksi Saluran Pernafasan Akut disebabkan oleh mikroorganisme

terdiri dari bakteri, virus dan riketsia bakteri penyebab ISPA antara lain

dari genus streptokokus, stafilikokus, pnemokokus, hemorilus, bordetelle,

adenovirus, korinobakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah

golongan miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, mikoplasma,

herpes virus dan lain – lain. Virus merupakan penyebab tersering infeksi

saluran pernafasan, mereka menginfeksi mukosa hidung, trachea dan

bronkus.

Semua jenis infeksi mengakibatkan respon imun dan peradangan

sehingga terjadi pembengkakan dan edema jaringan yang terinfeksi.

Reaksi peradangan menyebabkan meningkatnya pembentukan mukus

yang berperan menimbulkan gejala ISPA yaitu hidung tersumbat, sputum

berlebih dan pilek (Corwin, 2001).

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

26

Batuk merupakan reflek protektif yang timbul akibat iritasi

ataupun infeksi saluran nafas. Kemampuan untuk batuk merupakan

mekanisme yang penting untuk membersihkan saluran nafas bagian

bawah dari sekret.rangsang yang biasanya menimbulkan batuk adalah

rangsang mekanik, kimia dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda-

benda asing merupakan penyebab utama batuk (Price, 2006).

Asap rokok mengganggu efektifitas sebagian mekanisme

pertahanan respirasi. Kandungan rokok merangsang pembentukan mukus

dan menurunkan pergerakan silia. Dengan demikian terjadi penimbunan

mukus dan peningkatan resiko pertumbuhan bakteri. Pada perokok pasif

terutama bayi dan anak-anak lebih rentan terkena ISPA, bahkan

menimbulkan gejala yang dramatis karena saluran nafas bayi jauh lebih

sempit sehingga resistensi terhadap arus udara tinggi, walaupun

pembengkakan dan sumbatan jalan nafas tidak mencolok (Corwin, 2001).

Bakteri dapat berkembang dengan mudah dalam mukosa yang

sudah terserang virus, infeksi bakteri sekunder ini menyebabkan

terbentuknya nanah dan memperburuk penyakit. Kadang – kadang infeksi

ini menyebar ke bawah laring dan menyebabkan radang paru-paru

(pneumonia). Bila menyerang laring dan saluran nafas bagian bawah

sangat berbahaya karena pipa-pipa ini menjadi lebih sempit dan lebih

mudah tersumbat. Pada bayi dan anak lebih rentan terkena penyakit ini

karena respon imunitas masih belum berkembang dengan baik (Price,

2006).

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

27

Tetapi jika laring, bronkus dan bronkiolus tersumbat udara tidak

dapat masuk ke dalam alveoli dan keadaan ini akan membuat sakit lebih

parah terjadinya akumulasi secret di bronkus dan alveolus dapat

menimbulkan sesak nafas dengan tanda-tanda wheezing, terdapat tarikan

dinding dada ke dalam, pernafasan cepat dan cuping hidung kembang

kempis. Hal tersebut merupakan mekanisme untuk memperoleh oksigen

yang cukup untuk tubuh. Kadang-kadang infeksi menyebar ke telinga

tengah dan menyebabkan peradangan telingga bagian tenggah (otitis

media) (Price, 2006).

5. Tanda dan Gejala ISPA

Menurut Depkes RI (2002), tanda dan gejala klasifikasi penyakit

ISPA dibagi berdasarkan jenis dan derajad keparahannya yang

digolongkan dalam 2 kelompok umur yaitu : bayi umur kurang dari 2

bulan dan umur 2 bulan sampai dengan umur 5 tahun.

1. Bayi umur kurang 2 bulan

Untuk bayi umur kurang dari 2 bulan tanda dan gejala

penyakit ISPA digolongkan menjadi dua klasifikasi penyakit :

Pneumonia berat : batuk atau juga disertai kesulitan bernafas ,nafas

sesak penarikan dinding dada sebelah bawah kedalam (severe care

indrowing) , dahak berwarna kehijauan atau seperti karet

.Klasifikasi yang kedua yaitu bukan pneumonia (batuk pilek) : tidak

ada tarikan dinding dada bagian bawah kedalam, tidak ada nafas

cepat umur 2 bulan sampai umur <12 bulan , kurang 50 kali per

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

28

menit > umur 1 tahun sampai 5 tahun kurang 40 kali permenit,

disertai demam.

2. Anak umur 2 bulan sampai umur 5 tahun

Tanda dan gejala ISPA untuk anak yang berumur 2 bulan

sampai 5 tahun digolongkan menjadi 3 klasifikasi penyakit yaitu :

a) Pneumonia berat : batuk atau juga disertai kesulitan bernafas,

nafas sesak/penarikan dinding dada sebelah bawah kedalam

(severe care indrowing), dahak berwarna kehijauan atau seperti

karet.

b) Pneumonia : berupa retraksi ( penarikan dinding dada bagian

bawah kedalam saat bernafas, bersama dengan peningkatan

frekwensi nafas) perkusi pekak, fremitur melemah, suara nafas

melemah dan ronchi.

c) Bukan pneumonia ( batuk pilek ) : tidak ada tarikan dinding

dada bagian bawah kedalam, tidak ada nafas cepat umur 2 bulan

sampai < 12 bulan kurang 50 kali permenit > umur 1 tahun

sampai 5 tahun kurang 40 kali, kadang disertai demam.

6. Penatalaksanaan ISPA

Pencegahan dan penatalaksanaan ISPA menurut Depkes RI, 2007

meliputi langkah dan tindakan sebagai berikut :

1) Upaya pencegahan

Pencegahan dapat di lakukan dengan :

(a) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

29

(b) Imunisasi

(c) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkunga.

(d) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

(e) Pengobatan segera

2) Pengobatan dan perawatan

(a) Meningkatkan istirahat minimal 8 jam per hari

(b) Meningkatkan makanan bergizi.

(c) Bila demam beri kompres

(d) Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung

dengan sapu tangan yang bersih

(e) Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup

tipis tidak terlalu ketat

(f) Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila

anak tersebut masih menyusui.

3) Pengobatan pada ISPA antara lain :

(a) Pneumonia berat: dirawat dirumah sakit, diberikan antibiotik

melalui jalur infus, diberikan oksigen dan sebagainya.

(b) Pneumonia: diberi obat antibiotik melalui mulut. Pilihan

obatnya Kontrimoksasol, jika terjadi alergi/ tidak cocok dapat

diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin.

(c) Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antobiotik. Diberikan

perawatan dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

30

tadisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat

yang merugikan.

(d) Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol.

Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan

tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai pembesaran

kelenjar getah bening di leher, dianggab sebagai radang

tenggorokan oleh kuman streptococcus dan harus diberi

antibiotik selama 10 hari.

4) Pemberantasan ISPA dapat dilakukan dengan :

(a) Penyuluhan kesehatan yang terutama ditunjukkan pada para

ibu

(b) Pengelolahan kasus yang disempurnakan

(c) Imunisasi.

5) Perawatan ISPA di rumah.

Untuk perawatan ISPA di rumah ada beberapa hal yang perlu

dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita

ISPA yang antara lainnya :

(a) Mengatasi panas ( demam )

Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 bulan demam diatasi dengan

memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi di bawah

2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

31

(b) Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat yang aman yaitu dengan ramuan

tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan

kecap atau madu ½ sendok teh, diberikan tiga kali sehari.

(c) Pemberian makanan.

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi

berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika

muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusui tetap

diteruskan.

(d) Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang

terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam.

Jika pilek, bersikan hidung yang berguna untuk mempercepat

kesenambungan dan meng-hindari komplikasi yang lebih

parah.

(e) Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang

berventilasi cukup, tidak berasap. Apabila selama perawatan

dirumah keadaan anak mem-buruk maka dianjurkan untuk

membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita

yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan

agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar

selama 5 hari penuh dan untuk penderita yang mendapat

antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

32

kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang (Depkes RI,

2007).

6) Kegiatan yang dilakukan kader kesehatan pada ISPA

Kegiatan yang dapat dilakukan kader kesehatan pada ISPA adalah:

(a) Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk

pilek biasa (bukan pneumonia) serta penyakit pneumonia

kepada ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu dilakukan

oleh ibu yang anaknya menderita penyakit.

(b) Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk

pilek (bukan pneumonia) dengan tablet parasetamol dan obat

batuk tradisional obat batuk putih.

(c) Merujuk kasus pneumonia berat ke puskesmas/rumah sakit

terdekat.

(d) Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader

di daerah-daerah yang terpencil (atau bila cakupan layanan

puskesmas tidak menjangkau daerah tersebut) dapat diberi

wewenang mengobati kasus-kasus pneumonia (tidak berat)

dengan antibiotik kontrimoksasol.

(e) Mencatat kasus yang ditolang dan dirujuk.

7. Komplikasi

Kondisi yang memberat dan tujuan penanganan pada ISPA

menurut Ngastiyah (2005), adalah ISPA merupakan self limited disiese

yang sembuh sendiri 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain.

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

33

Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis paranasal, penutupan tuba

eustachi, dan penyebaran infeksi. Sinusitis paranasal : komplikasi ini

hanya terjadi pada anak besar karena pada bayi dan anak kecil sinus

paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih berat, nyeri kepala

bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya di daerah sinus frontalis

dan maksilaris. Diagnosis ditegakan dengan pemeriksaan foto rontgen dan

transluminasi (pada anak besar). Kadangkadang disertai sumbatan hidung,

nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus menerus disertai secret

purulen dapat unilateral maupun bilateral. Bila didapatkan pernafasan

mulut yang menetap dan rangsang faring yang menetap tanpa sebab yang

jelas perlu dipikirkan terjadinya komplikasi sinusitis. Sinusitis paranasal

ini dapat diobati dengan diberikan antibiotic.

Penutupan tuba Eustachi : Tuba Eustachi yang buntu memberi

gejala tuli, dan infeksi dapat menembus langsung ke daerah telinga tengah

dan menyebabkan otitis media akut (OMA).

Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan

yang tinggi (Hiperpireksia), kadang menyebabkan kejang demam, anak

sangat gelisah, terlihat nyeri bila kepala digoyangkan atau memegang

telinganya yang nyeri (pada bayi juga dapat diketahui dengan cara

menekan telinganya dan bayi biasanya akan menangis dengan keras).

Kadang-kadang hanya ditemui gejala demam, gelisah juga disertai

muntah atau diare. Karena bayi yang menderita batuk pilek sering

menderita infeksi pada telinga tengah sehingga menyebabkan terjadinya

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

34

OMA dan juga dapat menyebabkan kejang demam, maka bayi perlu

dikonsulkan di bagian THT. Biasanya bayi dilakukan parasintesis jika

setelah 48-72 jam diberikan antibiotika jika keadaan tidak membaik.

Parasintesis (penusukan selaput telinga) dimaksudkan untuk mencegah

membrana tympani pecah sendiri dan terjadi otitis media perforata

(OMP).

Penyebaran infeksi : penjalaran infeksi skunder dari nasofaring

kearah bawah dapat menyebabkan radang saluran nafas bagian bawah

sepertilaryngitis, trakeitis, bronchitis dan bronkopnemonia. Selain itu

dapat pula terjadi komplikasi jauh misalnya terjadi meningitis purulenta.

D. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Masalah ISPA

1. Pengkajian

Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan

informasi dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat

pengkajian keluarga , diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998).

a. Identifikasi Data

Mengidentifikasi data secara khusus fokusnya pada upaya

mengenal keluarga dan seluruh anggota keluarga, serta upaya untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan kesehatan yang penting. Data yang

diperlukan meliputi :

1) Nama-nama anggota keluarga

2) Alamat dan nomor telpon

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

35

3) Komposisi keluarga

Komposisi keluarga menyatakan anggoata keluarga yang

diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Friedman

dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri

dari penghuni rumah, tetapi juga keluarga besar lainnya atau

keluarga fiktif yang menjadi bagian dari keluarga tersebut tetapi

tidak tinggal dalam ruamah tnagga yang sama.

Pada komposisi keluarga, pencataatan dimulai dari anggota

keluarga yang sudah dewasa kemidian diikuti anak sesuai dengan

urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang menjadi

bagian dari keluarga tersebut dimasukkan dalam bagian akhir dari

komposisi keluarga.

Strategi lain untuk mengetahui keluarga adalah genogram

keluarga atau pohon keluarga. Genogram merupakan sebuah

diagram yang menggambarkan pohon keluarga dan merupakan

pengkajian informatif untuk mengetahui keluarga dan serta

sumber-sumber keluarga. Diagram ini menggambarkan hubungan

vertikal ( lintas generasi ) dan horisontal (dalam generasi yang

sama) dan dapat membantu kita berpikir secara sistematis tentang

suatu peristiwa dalam keluarga diliat dari hubungan keluarga

dengan pola penyakit, sehingga dapat menciptakan hipotesis

mengenai apa yang sedang terjadi dalam keluarga. Genogram

keluarga memuat informasi tentang tiga generasi (keluarga inti

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

36

dan keluarga masing-masing/ orang tua keluarga inti). Genogram

juga dapat menentukan tipe dari keluarga.

4) Tipe bentuk keluarga

Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada

dalam satu rumah. Tipe keluarga dapat dilihat dari komposisi dan

genogram dalam keluarga.

5) Latar belakang budaya keluarga

Pengkajian terhadap kultur/ kebudayaan keluarga meliputi :

a) Identitas suku bangsa

b) Jaringan sosial keluarga

c) Tempat tinggal keluarga

d) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial,budaya, rekreasi dan

pendidikan.

e) Bahasa yang digunakan sehari-hari

f) Kebiasaan diit dan berpakaian

g) Dekorasi rumah tangga (tanda-tanda pengaruh budaya)

h) Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga

i)Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan

praktisi

j)Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah

6) Identifikasi keluarga

Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga,

seberapa aktif keluarga dalam melakukan ibadah keagamaan,

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

37

kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam

kehidupan keluarga.

7) Status kelas sosial

Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya

hidup keluarga. Perbedaan kelas sosial dipengaruhi oleh gaya

hidup keluarga, karakteristik struktural dan fungsional, asosiasi

dengan lingkungan eksternal rumah. Dengan mengidentifikasi

kelas sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-

sumber dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik.

Status sosial keluarga dapat ditentukan berdasarkan tingkat

pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga.

8) Aktivitas rekreasi keluarga

Kegiatan rekreasi keluaraga yang dilakukan pada waktu luang.

Menggali perasaan anggota keluarga tentang aktivitas rekreasi

pada waktu luang. Bentuk rekreasi tidak harus mengunjungi

tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu

luang untuk melakukan kegiatan bersama.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

Menurut Friedman (1998), Riwayat keluarga mulai lahir hingga

saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta

pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan

yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

38

berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan

kecemasan.

Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas tersebut

belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini yang meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing

anggota keluarga, pencegahan terhadap penyakit , sumber

pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat

perkembangan dan kejadian atau pengalaman-pengalaman

penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian,

kematian, kehilangan)

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua (riwayat

kesehatan seperti apa keluarga asalnya, hubungan masa silam

dengan kedua orang tua).

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

39

c. Lingkungan Keluarga

Menurut (Friedman,1998) derajad kesehatan dipengaruhi oleh

lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat

kesehatan.

1. Karakteristik rumah

Diidentifikasi dengan :

a) Tipe tempat tinggal

(rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)

b) Gambaran kondisi rumah

Interior rumah : jumlah ruangan, tipe kamar, jumlah jendela,

keadaan ventilasi, dan penerangan (sinar matahari), macam

perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai,

konstruksi bangunan, keamanan lingkungan, kebersihan dan

sanitasi rumah,jenis septic tank, jarak sumber air minum

dengan septic tank, keadaan dapur, sumber air minum yang

digunakan. Perlu dikaji pula perasaan subjektif keluarga

mengenai keadaan rumah, identifikasi teritorial dan

pengaturan privacy dalam keluarga.

c) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal yang

lebih luas

1) Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi tipe

lingkungan komunitas, tipe tempat tinggal, budaya yang

mempengaruhi kesehatan, lingkungan umum

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

40

2) Karakteristik demografi

Meliputi kelas sosial rata-rata komunitas, perubahan

demografis yang sedang berlangsung.

3) Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta

fasilitas umum lainya seperti pasar, apotek dll

4) Bagaimana fasilitas mudah diakses

5) Tersedianya transportasi umum untuk digunakan

keluarga dalam mengakses fasilitas yang ada

6) Insiden kejahatan yang ada disekitar lingkungan

d) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas keluarga ditentukan oleh kebiasaan keluarga

berpindah tempat tinggal, berapa lama berada di tempat

tinggal tersebut, transportasi yng digunakan jika keluarga

ingin bepergian.

e) Perkumpulan keluarga dan dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh

mana keluarga interaksi dengan masyarakat

f) Sistem pendukung keluarga

Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga

membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-aktifitas

keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga

adalah Informal ( jumlah anggota keluarga yang sehat,

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

41

hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana keluarga

memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

menunjang kesehatan ) dan formal yaitu hubungan keluarga

dengan pihak yang membantu yang berasal dari lembaga

perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait ( ada

tidaknya fasilitas pendukung pada masyarakat terutama yang

berhubungan dengan kesehatan )

d. Struktur Keluarga

Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :

1. Pola dan komunikasi keluarga

Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan

pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi

teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak

pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan.

Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun

non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga,

sistem komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya (

keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.

2. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi

orang lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem

kekuatan yang digunakan dalam mengambil keputusan, yang

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

42

berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya

keluarga terhadap putusan tersebut.

3. Struktur Peran

Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan

konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan

membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam

peran, dan sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak

sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan ketegangan

dalam keluarga.

Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :

a) Struktur peran formal

1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan

gambaran keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.

2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten

dengan harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran

dalam keluarga.

3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara

kompeten

4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan

b) Struktur peran informal

1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas

yang ada dalam keluarga, serta siapa yang memainkan

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

43

peran tersebut dan berapa kali peran tersebut sering

dilakukan secara konsisten

2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada

tidaknya peran disfungsional serta bagaimana

dampaknya terhap anggota keluarga

c) Analisa Model Peran

1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi

anggota keluarga dalam kehidupan awalnya,

memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang

perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.

2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model

peran bagi pasangan dan sebagai orang tua

d) Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran

1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar

belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran

formal dan informal dalam keluarga.

2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran

3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap

struktur peran.

4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur

peran.

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

44

e) Nilai-Nilai Keluarga

Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga

menurut Friedman adalah :

1) Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga

2) Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat

sekitarnya

3) Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem

keluarga

4) Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting

nilai-nilai keluarga serta kesadaran dalam menganut

sistem nilai.

5) Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam

keluarga

6) Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap

perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga

7) Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status

kesehatan keluarga.

e. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :

1) Fungsi Afektif

Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi

a) Pola kebutuhan keluarga

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

45

(1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan

anggota keluarganya, serta bagaimana orang tua

mampu menggambarkan kebutuhan dari anggota

keluarganya.

(2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau

keinginan masing-masing anggota keluarga.

b) Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga

(1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada

anggota keluarga satu sama lain serta bagaimana

mereka saling mendukung

(2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab

dan intim satu sama lain, serta bentuk kasih sayang

yang ditunjukkan keluarga.

c) Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga

Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang

perpisahan dan keterikatakan serta sejauhmana keluarga

memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina

keterikatan dalam keluarga.

2) Fungsi sosialisasi

Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :

a) Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol

perilaku sesuaidengan usia, memberi dan menerima cinta

serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

46

b) Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak

c) Bagaimana anak dihargai dalam keluarga

d) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan

anak

e) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak

f) Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat

masalah dalam membesarkan anak

g) Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan

perkembangan anak.

3) Fungsi Perawatan Kesehatan

Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :

a) Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada

keluarganya.

(1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan

kesehatan

(2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.

(3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau

perubahan penting yang berhubungan ddengan masalah

kesehatan yang dihadapi.

(4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat

(5) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.

(6) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap

anggota keluarga yang sakit.

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

47

(7) Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara

lingkungan

(8) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.

f. Koping Keluarga

Pengkajian koping keluarga meliputi :

a) Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang

dialami oleh keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang

dialami oleh keluarga.

b) Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang

dihadapi.

c) Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping

apa yang digunakan untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta

strategi koping internal dan eksternal yang digunakan oleh

keluarga.

d) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga.

Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif :

kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,

mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos

keluarga yang merusak, pseudomutualitas, triangling dan

otoritarisme.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan seluruh anggota keluarga.

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

48

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa keperawatan

a. Diagnosis keperawatan keluarga merupakan respons keluarga

terhadap masalah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko maupun

potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara

mandiri maupun kolektif yang terdiri dari masalah, etiologi, serta

tanda dan gejala (PES).

Diagnosis keperawatan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu

diagnosis keperwatan actual, risiko atau risiko tinggi, dan potensial

atau wellness.

1) Diagnosis actual, menunjukan keadaan yang nyata dan sudah

terjadi pada saat pengkajian di keluarga.

2) Risiko atau risiko tinggi. Merupakan maslah yang belum terjadi

pada pengkajian. Namun dapat menjadi masalah actual bila tidak

diulakukan pencegahan dengan cepat.

3) Potensial atau Wellness. Merupakan proses pencapaian tingkat

fungsi yang lebih tinggi. Potensial juga merupakan suatu keadaan

sejahtera dari keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan

kesehatan dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang

memungkinkan dapat ditingkatkan. Diagnosis Potensial dapat

dirumuskan tanpa disertai etiologi.

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

49

b. Penetapan Prioritas Masalah

Dalam suatu keluarga, perawat dapat menemukan masalah

lebih dari satu diagnosis keperawatan keluarga. Oleh karena itu

perawat perlu menentukan prioritas terhadap diagnosis keperawatan

keluarga yang ada dengan menggunakan skala prioritas asuhan

keperawatan keluarga ( Bailon dan Maglaya, 1978) Proritas masalah

adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam merencanakan

penyelesaian masalah keperawatan melalui perhitungan skor. Skala

ini memiliki empat kriteria, masing – masing kriteria memiliki skor

dan bobot yang berbeda disertai dengan pembenaran atau alasan

penentuan skala tersebut.

1) Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3),

risiko (skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1,

pembenaran sesuai dengan masalah yang sudah terjadi, akan

terjadi atau kearah pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.

2) Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan

skala mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0)

dengan bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data

pengetahuan (pengetahuan klien atau keluarga, teknologi, dan

tindakan untuk (menangani masalah yang ada), sumberdaya

keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan, dan tenaga) sumber

daya perawat (pengetahuan, ketrampilan, dan waktu), dan

Page 50: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

50

sumber daya masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi

dalam masyrakat dan sokongan masyarakat).

3) Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk dicegah dengan skala

skor tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan

bobot 1. Pembenaran di tunjang dengan data kepelikan dari

masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.

Lamanya masalah (waktu masalah itu ada), tindakan yang

sedang dijalankan(tindakan yang tepat dalam memperbaiki

masalah), dan adanya kelompok yang sangat peka menambah

potensi untuk mencegah masalah.

4) Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera

(skor 2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0)

dengan bobot 1. Pembenaran ditunjang dengan data persepsi

kelurga dalam melihat masalah yang ada, Untuk lebih jelasnya

skala dalam menentukan prioritas dapat dilihat dalam table.

Diagnosa adalah yang mungkin timbul pada keluarga dengan

ISPA antara lain (Doengoes, 2000) :

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif, kemungkinan dibuktikan

oleh kesulitan bernafas, perubahan kecepatan pernafasan, bunyi

nafas tidak normal, batuk (menetap).

Berhubungan dengan :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

mengenai bersihan jalan nafas tidak efektif.

Page 51: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

51

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang

tepat.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

yang menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada.

b. Gangguan pertukaran gas, kemungkinan dibuktikan oleh

dispnea, bingung, gelisah, ketidakmampuan membuang sekret,

perubahan tand vital.

Berhubungan dengan :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang

tepat.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

yang menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada.

c. Hipertermi

Berhubungan dengan :

Page 52: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

52

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang

tepat.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

yang menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada.

d. Resiko terjadinya penularan terhadap anggota keluarga yang

lain

Berhubungan dengan:

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang

tepat.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

yang menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada.

e. Resiko terjadi komplikasi

Berhubungan dengan :

Page 53: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

53

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang

tepat.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

yang menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada.

f. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kemungkinan dibuktikan

dengan penurunan berat badan, kelemahan, kehilangan massa

otot.

Berhubungan dengan :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang

tepat.

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

yang menunjang kesehatan.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada.

Page 54: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

54

3. Fokus Intervensi

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif

1) Aspek kognitif

(a) Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan kepada

keluarga tentang ISPA yaitu mengenai pengertian,

tanda gejala serta faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya ISPA.

(b) Berikan penjelasan pada keluarga tentang bersihan jalan

tidak efektif yang terjadi pada ISPA. Bersihan jalan

nafas tidak efektif timbul akibat adanya secret yang

menumpuk atau berkumpul di saluran pernafasan dan

biasanya ditandai dengan adanya klien menderita pilek

atau keluar secret dari hidung, batuk timbul suara

stridor atau menggorok dan pernafasan cepat.

(c) Berikan penjelasan kepada keluarga bila bersihan jalan

nafas tidak efektif dan jika tidak segera diatasi dapat

menimbulkan akibat misalnya sesak nafas dan makin

lama makin meningkat, sianosis. Atau kebiru-biruan

pada daerah perifer misal jari-jari tangan dan kaki

karena kurangnya oksigen.

2) Aspek Psikomotor

(a) Mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan

perawatan pada keluarga yang bersihan jalan nafas

Page 55: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

55

tidak efektif. Seperti banyak istirahat dalam kamar yang

memiliki sirkulasi udara yang bersih dan bebas dari

debu maupun asap.

(b) Jika terjadi iritasi pada hidung dan ingus sampai

mengering tetesi hidung dengan air garam.

(c) Untuk membasahi lendir , berikan inhalasi dengan

memberikan uap panas untuk melancarkan jalan nafas.

Berikan minum air hangat, ajarkan batuk efektif dan

beritahu keluarga untuk memberikan obat tradisional

yaitu sari air jeruk nipis yang diperas kemudian

dicampur dengan kecap dan diminumkan 2 kali dalam

sehari.

(d) Ajarkan keluarga untuk memelihara dan memodifikasi

lingkungan sehat pada keluarga seperti : rumah setiap

hari harus dibersihkan, jendela rumah setiap hari harus

dibuka agar sinar matahari dapat masuk dan sirkulasi

udara dapat berlangsung dengan baik, lantai harus

kering dan tidak berdebu, asap rokok tidak boleh

terkumpul didalam rumah.

b. Gangguan pertukaran gas

1) Aspek kognitif

Beri penjelasan pada keluarga tentang terjadinya gangguan

pertukaran gas, penyebab dan tanda gejala yang muncul.

Page 56: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

56

2) Aspek psikomotor

Mengajarkan pada kelurga tentang pemberian inhalasi uap

jika pasien menjadi sesak dan menetesi secret jika atau

lendir yang kering dengan air garam untuk

mengencerkannya.

3) Aspek afektif

Anjurkan pada keluarga untuk mengindari faktor-faktor

yang dapat mencetuskan terjadinya gangguan pertukaran

gas dan memotifasi keluarga untuk lebih banyak istirahat

dan mengurangi aktiitas.

c. Hipertermi

1) Aspek kognitif

Beri penjelasan keluarga tentang hipertermia merupakan

salah satu tanda dan gejala penyakit ISPA. Hipertermi

merupakan suatu kenaikan suhu tubuh lebih dari normal

(36-37 C) dan disebabkan adanya kuman yang masuk

kedalam tubuh. Hipertermi menyebabkan penderita akan

kekurangan cairan dan menurunnya nafsu makan.

2) Aspek psikomotor

Mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan

pada anggota keluarga yang mengalami hipertermi yaitu

mengompres dengan menggunakan air dingin atau air panas

di daerah dahi dan ketiak, dan menganjurkan kepada untuk

Page 57: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

57

pemberian minum yang banyak jika suhu masih panas

keluarga harus membawa ke tempat pelayanan kesehatan

terdekat.

3) Aspek afektif

Anjurkan kepada keluarga untuk memperbaiki dan

meningkatkan gizi klien dengan cara pemberian makanan

yang mengandung TKTP. Memberikan ASI secara eksklusif

untuk bayi yang belum mendapatkan makanan tambahan .

d. Resiko Terjadi penularan

1) Aspek kognitif

Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan kepada

keluarga tentang bagaimana caranya penularan penyakit

ISPA dan berikan penjelasan kepada keluarga tentang

pentingnya pemberian imunisasi secara lengkap pada

waktunya.

2) Aspek psikomotor

Mengajarkan kepada keluarga untuk memberikan

perawatan kepada anggota keluarga yang sakit agar tidak

terjadi penularan pada anggota keluarga yang lain yaitu

penderita tidur terpisah dengan anggota keluarga yang lain,

keluarga melarang pasien untuk tidak meludah disembarang

tempat dan bila penderita batuk usahakan untuk menutup

mulutnya.

Page 58: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

58

3) Aspek afektif

Anjurkan kepada keluarga untuk menjauhkan anak dari

penderita ISPA dan memotivasi keluarga untuk tidur

terpisah dengan anggota keluarga yang sakit agar tidak

tertular.

e. Resiko terjadi komplikasi

1) Aspek kognitif

Berikan penjelasan kepada keluarga tentang penyebab

terjadinya komplikasi atau akibat lanjut dari penyakit ISPA,

cara pencegahan agar penyakit ISPA tidak memberatkan

serta bagaimana cara-cara perawatan ISPA.

2) Aspek psikomotor

Mengajarkan kepada keluarga cara pencegahan serta

perawatan pada anggota keluarga yang sakit agar ISPA

tidak bertambah berat.

3) Aspek afektif

Anjurkan kepada keluarga untuk selalu memberikan obat

tradisional dan pemberian obat secara medis serta motivasi

keluarga untuk memperbaiki sanitasi lingkungan rumah.

Page 59: BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Keluarga 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-agustinmeg... · suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang

59

f. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1) Aspek kognitif

Berikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan pada

keluarga tentang pentingnya nutrisi dan pemberian makanan

bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.

Ajarkan pada keluarga untuk menyajikan makanan

pada anak dalam bentuk menarik dan berikan makanan

sedikit-sedikit tetapi sering.

2) Aspek psikomotor

Mengajarkan kepada tentang cara pencegahan dan

perawatan pada anggota keluarga yang sakit agar ISPA

tidak bertambah berat.

3) Aspek afektif

Anjurkan pada keluarga untuk memberikan makanan yang

mengandung TKTP, serta anjurkan kepada keluarga untuk

membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan terdekat bila

anak sakit.