39
BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA 1.1. Pengertian Warisan Budaya Dunia Warisan budaya merupakan sebuah istilah yang telah mengalami perubahan arti, budaya mengalami pergeseran arti yang jauh berbeda dalam beberapa dekade terakhir. Sebagian besar perubahan tersebut karena adanya instrumen yang dikembangkan oleh UNESCO. Warisan budaya tidak lagi berakhir pada monumen dan koleksi benda-benda, warisan budaya juga termasuk dalam tradisi atau ekspresi hidup yang diwarisi dari nenek moyang dan diteruskan kepada keturunannya, seperti tradisi lisan, seni pertunjukan, praktik sosial, ritual, acara meriah, pengetahuan dan praktek tentang alam dan alam semesta atau pengetahuan dan keterampilan untuk menghasilkan kerajinan tradisional. Budaya adalah sistem (dari pola-pola tingkah laku yang diturunkan secara sosial) yang bekerja menghubungkan komunitas manusia dengan lingkungan ekologi mereka. Adanya budaya, memberikan pemahaman dalam kedua proses transformasi antara alam dan manusia dan bentuk hasil transformasi antara alam dan manusia. Pelestarian pusaka budaya membantu masyarakat tidak hanya melindungi aset fisik bernilai ekonomis, tetapi juga melestarikan praktik, sejarah, dan lingkungan, dan rasa kontinuitas dan identitas. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak

BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

BAB II

TINJAUAN TENTANG

WARISAN BUDAYA DUNIA

 

 

1.1. Pengertian Warisan Budaya Dunia

Warisan budaya merupakan sebuah istilah yang telah mengalami perubahan

arti, budaya mengalami pergeseran arti yang jauh berbeda dalam beberapa dekade

terakhir. Sebagian besar perubahan tersebut karena adanya instrumen yang

dikembangkan oleh UNESCO. Warisan budaya tidak lagi berakhir pada monumen

dan koleksi benda-benda, warisan budaya juga termasuk dalam tradisi atau

ekspresi hidup yang diwarisi dari nenek moyang dan diteruskan kepada

keturunannya, seperti tradisi lisan, seni pertunjukan, praktik sosial, ritual, acara

meriah, pengetahuan dan praktek tentang alam dan alam semesta atau pengetahuan

dan keterampilan untuk menghasilkan kerajinan tradisional.

Budaya adalah sistem (dari pola-pola tingkah laku yang diturunkan secara

sosial) yang bekerja menghubungkan komunitas manusia dengan lingkungan

ekologi mereka. Adanya budaya, memberikan pemahaman dalam kedua proses

transformasi antara alam dan manusia dan bentuk hasil transformasi antara alam

dan manusia. Pelestarian pusaka budaya membantu masyarakat tidak hanya

melindungi aset fisik bernilai ekonomis, tetapi juga melestarikan praktik, sejarah,

dan lingkungan, dan rasa kontinuitas dan identitas. Budaya atau kebudayaan

berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak

Page 2: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan cipta,

rasa dan karsa manusia1. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan merupakan 2:

“………… keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam

rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar “.

Menurut Roger M. Keesing, budaya adalah sistem (dari pola-pola tingkah

laku yang diturunkan secara sosial) yang bekerja menghubungkan komunitas

manusia dengan lingkungan ekologi mereka 3. Menurut Edward Burnett Tylor

yang menyatakan budaya adalah bahwa keseluruhan kompleks yang mencakup

pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, dan setiap kemampuan lain

dan kebiasaan yang diperoleh oleh manusia sebagai anggota masyarakat 4.

Menurut Binford, budaya adalah semua cara yang bentuk-bentuknya tidak

langsung berada di bawah kontrol genetik yang bekerja untuk menyesuaikan

individu-individu dan kelompok ke dalam komuniti ekologi mereka 5.

Pendapat-pendapat diatas memiliki garis besar bahwa kebudayaan adalah

berbagai bentuk hasil karya manusia baik berupa pola-pola ataupun sistem yang

berwujud ataupun tidak berwujud dari hasil budi dan akal manusia yang diperoleh

dari proses kehidupan untuk menghadapi lingkungannya dan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia dari zaman ke zaman. Kebudayaan

                                                                                                                1 Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta, Jakarta. Hlm. 181.                2  Koentjaraningrat. 1981. Persepsi Tentang Kebudayaan Nasional. Tidak Diterbitkan. Hlm. 180-181.   3 Roger M. Keesing. Teori-Teori Tentang Budaya. Kumpulan Tulisan Antropologi 50. Hlm. 3. 4 Jokilehto. J. 2005. Definition od Cultural Heritage References to Documents in History. ICCROM Working Group “Heritage and Society”. Page 4. 5 Binford, L. 1968. Post-Pleistocene Adaptations. Dalam New Perspective in Archaelogy. ed. L.R. Binford dan S.R. Binford. Chicago: Aldine. Page 313.

Page 3: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

merupakan sebuah ciri dari suatu bangsa dan sebagai bentuk warisan dari para

pendahulu bangsa atau leluhur.

UNESCO di dalam Draft Medium Term Plan 1990-1995, mendefinisikan

warisan budaya sebagai 6:

… the entire corpus of material signs – either artistic or symbolic – handed on by the past to each culture and, therefore, to the whole of humankind. As a constituent part of the affirmantion and enrichment of cultural identities, as a legacy belonging to all human kind, the culture heritage gives each particular place its recognizable features and is the storehouse of human experience. The preservation and the presentation of the cultural heritage are therefore a corner-stone of any cultural policy.

Hal diatas, dapat diartikan bahwa warisan budaya sebagai penanda budaya

sebagai suatu keseluruhan, baik dalam bentuk karya seni maupun simbol-

simbol, yang merupakan materi yang terkandung di dalam kebudayaan

yang dialihkan oleh generasi manusia di masa lalu kepada generasi muda

berikutnya, merupakan unsur utama yang memperkaya dan menunjukkan

ikatan identitas suatu generasi dengan generasi sebelumnya, merupakan

pusaka bagi seluruh umat manusia. Warisan budaya memberikan penanda

identitas kepada setiap tempat dan ruang, dan merupakan gudang yang

menyimpan informasi tentang pengalaman manusia.

Menurut Ardika, warisan budaya adalah warisan peninggalan masa lalu

yang diwariskan dari generasi yang satu kepada generasi yang lain, yang tetap

dilestarikan, dilindungi, dihargai dan dijaga kepemilikannya 7. Warisan budaya

(cultural heritage) yaitu sebagai harta pusaka budaya baik berwujud atau tidak

                                                                                                                6 Ibid. Hlm 4-5. 7 Ardika, I Wayan. 2007. Pusaka Budaya dan Pariwisata. Pustaka Larasan, Denpasar. Hlm. 19

Page 4: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

berwujud dan bersumber dari masa lampau yang digunakan untuk kehidupan

masyarakat sekarang dan kemudian diwariskan kembali untuk generasi yang akan

datang secara berkesinambungan atau berkelanjutan. Heritage yaitu sejarah,

tradisi, dan nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa atau Negara selama bertahun-

tahun dan dianggap sebagai bagian penting dari karakter bangsa tersebut.

UNESCO memberikan definisi “heritage’’ sebagai warisan (budaya) masa lalu,

yang seharusnya dilestarikan dari generasi ke generasi karena memiliki nilai-nilai

luhur. Menurut situs resmi UNESCO, warisan budaya adalah monumen, kelompok

bangunan atau situs sejarah, estetika, arkeologi, ilmu pengetahuan, etnologis atau

antropologi nilai.

Dalam Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia dideklarasikan di Ciloto 13

Desember 2003, heritage disepakati sebagai pusaka. Pusaka (Heritage) Indonesia

adalah :

a. Pusaka alam adalah bentukan alam yang istimewa b. Pusaka budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari

lebih 500 suku bangsa di Tanah Air Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya.

c. Pusaka saujana adalah gabungan pusaka alam dan pusaka budaya dalam kesatuan ruang dan waktu 8.

Banyak pendapat yang menyatakan cagar budaya sama dengan warisan

budaya, tetapi pada Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya,

Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa cagar budaya adalah warisan budaya bersifat

kebendaan yaitu berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur

cagar budaya, situs cagar budaya, kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air                                                                                                                 8 Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia. 2003. Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Hlm. 2

Page 5: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah,

ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses

penetapan.

Warisan Budaya Dunia telah diatur di dalam beberapa Konvesi UNESCO

yaitu :

1. Convention on the Protection of Natural and Cultural Heritage 1972

2. Convention for the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage 2003

3. Convention on the Protection and Promotion of the Diversity of Cultural

Expressions 2005

Perlindungan warisan budaya sudah mulai dirasakan oleh masyarakat dunia,

keinginan untuk melindungi warisan budaya dunia makin berkembang, instrumen

hukum internasional diikutsertakan sebagai peranan penting dalam perlindungan

kekayaan budaya dunia. Warisan budaya dunia adalah suatu tempat budaya dan

alam serta benda yang berarti bagi umat manusia dan menjadi sebuah warisan bagi

generasi berikutnya. Warisan budaya dunia adalah bentuk warisan turun-temurun

yang dimiliki setiap negara dalam bentuk budaya yang berbeda-beda, memiliki ciri

khas masing-masing dan hanya dimiliki oleh satu negara tersebut dan perlu untuk

dijaga dan dipertahankan kelestariannya.

1.2. Jenis Warisan Budaya Dunia

Menurut United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

dalam Convention Concerning The Protection of The World Cultural and Natural

Page 6: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Heritage (Adopted by the General Conference at its seventeenth session Paris, 16

november 1972), menyatakan dalam article 1 tentang Definition of The Cultural

and Natural Heritage menjelaskan bahwa berikut ini yang dianggap sebagai

warisan budaya adalah :

1. Monumen (monuments)

Berupa karya arsitektur, karya patung monumental dan lukisan, elemen

atau struktur yang bersifat arkeologis, prasasti, gua tempat tinggal dan

kombinasi fitur, yang memiliki nilai universal yang luar biasa dari sudut

pandang sejarah, seni atau ilmu;

2. Kelompok bangunan (group of buildings)

Kelompok yang terpisah atau bangunan terhubung yang, karena arsitektur

mereka, homogenitas mereka atau tempat mereka di lanskap, adalah dari

nilai-nilai universal yang luar biasa dari sudut pandang sejarah, seni atau

ilmu;

3. Situs (sites)

Karya manusia atau karya gabungan alam dan manusia, dan daerah

termasuk situs arkeologi yang memiliki nilai universal yang luar biasa dari

sejarah, estetika, titik etnologis atau antropologis pandang.

Warisan budaya dunia pada awalnya hanya berpusat pada bangunan,

monumen, atau benda-benda peninggalan leluhur (nenek moyang) umat manusia

yang nyata (tangible). Hal ini mulai bergeser dimana tidak semua warisan budaya

berbentuk tangible. Pada tahun 1990-an adanya perubahan konsep mengenai

warisan budaya yaitu adanya warisan budaya tak benda (intangible). Pada tahun

Page 7: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

2001, UNESCO mengadakan survei yang melibatkan berbagai negara dan

organisasi internasional untuk mencapai kesepakatan mengenai cakupan World

Intangible Cultural Heritage dan diresmikan tahun 2003 dalam bentuk Konvensi

yaitu Convention for The Safeguarding of The Intangible Cultural Heritage.

2.2.1. Warisan Budaya Tangible

Warisan Budaya Tangible adalah warisan budaya benda atau warisan

budaya fisik yang berwujud, dalam dokumen UNESCO tahun 1972 pada Warisan

Budaya Dunia, warisan diwujudkan dalam bentuk yang nyata, terutama bangunan

dan situs bersejarah. Warisan budaya tangible diklasifikasikan menjadi dua bentuk

yaitu :

a. Warisan budaya tidak bergerak (immovable heritage)

Warisan budaya tidak bergerak biasanya berada di tempat terbuka terdiri dari

situs, tempat-tempat bersejarah, bentang alam darat maupun air, bangunan

kuno dan / atau bersejarah, patung-patung pahlawan 9.

b. Warisan budaya bergerak (movable heritage)

Warisan budaya bergerak biasanya berada di dalam ruangan dan terdiri dari:

benda warisan budaya, karya seni, arsip, dokumen, dan foto, karya tulis cetak,

audiovisual berupa kaset, video, dan film 10.

Sebuah warisan fisik atau nyata adalah salah satu yang dapat disimpan dan

fisik menyentuh. Ini termasuk barang-barang yang diproduksi oleh kelompok

budaya seperti pakaian tradisional, peralatan (seperti manik-manik, kapal air), atau

                                                                                                                9 Galla. 2001. Guidebook for the Participation of Young People in Heritage Conservation. Hall and jones Advertising, Brisbane. Hlm. 8 10 Ibid. Hlm 10  

Page 8: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

kendaraan (seperti kereta lembu). Warisan tangible meliputi monumen besar

seperti kuil, piramida, dan monumen publik. Meskipun warisan nyata dapat punah,

umumnya lebih jelas bagaimana hal itu dapat dilestarikan dari warisan intangible

yang memiliki risiko lebih besar dan bisa hilang untuk selamanya. Secara historis,

kebijakan nasional baik di Indonesia dan dunia telah memberikan lebih banyak

perhatian untuk melestarikan bangunan buatan leluhur terdahulu sebagai warisan

berharga, daripada mengelola konservasi dan pemanfaatan warisan budaya

takbenda.

2.2.2. Warisan Budaya Intangible

Warisan budaya intangible atau warisan budaya takbenda diwariskan dari

generasi ke generasi dan terus-menerus, diciptakan kembali oleh masyarakat dan

kelompok-kelompok, dalam menanggapi lingkungan mereka, interaksi mereka

dengan alam, dan sejarah mereka. Hal ini yang memberikan rasa identitas dan

keberlanjutan pada pewaris warisan budaya, dan mempromosikan penghormatan

terhadap keanekaragaman budaya dan kreatifitas manusia. Warisan budaya

takbenda adalah budaya yang ada intelektual dalam budaya. Ini bukan barang fisik

atau nyata. Warisan budaya takbenda meliputi lagu, mitos, kepercayaan, takhayul,

puisi lisan, serta berbagai bentuk pengetahuan tradisional seperti pengetahuan

etnobotani. Etobotani adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara

manusia dengan tumbuhan.

The Convention for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage

mendefinisikan bahwa warisan budaya intangible adalah sebagai praktik,

representasi, ekspresi, serta pengetahuan dan keterampilan (termasuk instrumen,

Page 9: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

obyek, artefak, ruang budaya), bahwa masyarakat, kelompok dan dalam beberapa

kasus, individu mengakui sebagai bagian warisan budaya mereka. Bagi individu

yang menyatakan dirinya sebagai warisan budaya disebut warisan budaya hidup.

UNESCO mengklasifikasi warisan budaya intangible dengan beberapa kategori

sebagai berikut :

4. Tradisi lisan dan ekspresi, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya

tak benda

5. Seni pertunjukan

6. Praktek Sosial, Ritual dan Festival

7. Pengetahuan dan praktek tentang alam dan alam semesta

8. Keahlian tradisional.

2.3. Perlindungan Hukum Terhadap Warisan Budaya di Indonesia

Indonesia adalah negara yang terdiri dari adat, suku, dan budaya yang

beraneka ragam dengan kreatifitas, kearifan lokal dan budaya adi luhur ini

menyebabkan Indonesia sebagai negara yang kaya akan warisan budaya.

Keanekaragaman budaya Indonesia atau yang disebut dengan “cultural diversity”

merupakan keanekaragaman budaya yang terjadi akibat adanya masyarakat yang

majemuk. Budaya Indonesia adalah pertemuan dari berbagai kebudayaan dari

kelompok suku bangsa yang berbeda-beda. Menurut Van Vollenhoven yang

membagi Indonesia ke dalam 19 daerah suku bangsa, yaitu 11 :

                                                                                                                11 Syarif Moeis. 2009. Pembentukan Kebudayaan Nasional Indonesia. FPIPS UPI Bandung. Hlm. 15

Page 10: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

1. Aceh 2. Gayo – alas dan Batak, Nias dan Batu 3. Minangkabau, Mentawai 4. Sumatera Selatan 5. Melayu 6. Bangka dan Belitung 7. Kalimantan 8. Minahasa – Sangir – Talaud 9. Gorontalo 10. Toraja 11. Sulawesi Selatan 12. Ternate 13. Ambon – Kepulauan Barat Daya 14. Irian 15. Timor 16. Bali dan Lombok 17. Jawa Tengah dan Jawa Timur 18. Surakarta dan Yogyakarta 19. Jawa Barat

Keanekaragaman kebudayaan tumbuh di dalam masyarakat yang mendiami

wilayah dengan kondisi geografis yang berbeda-beda (bervariasi), mulai dari

pegunungan, tepian hutan, pesisir, daratan rendah, pedesaan, hingga perkotaan.

Budaya Indonesia juga tidak lepas dari adanya akulturasi budaya, pertemuan-

pertemuan budaya asli Indonesia dengan masuknya kebudayaan luar atau asing

mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga

menambah keanekaragaman jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Cerminan

dari keanekaragaman tersebut memberikan berbagai macam bentuk warisan

budaya tangible maupun intangible. Keanekaragaman budaya di Indonesia perlu

mendapat dilindungi dan dilestarikan dengan adanya perlindungan secara hukum

baik di tingkat nasional maupun internasional.

Negara Indonesia yang berkonsep negara hukum melindungi kekayaan

budaya Indonesia atau warisan budaya Indonesia. Warisan budaya di Indonesia

Page 11: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

secara yuridis dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara. Pada pasal 32 angka 1 Undang-

Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, menyatakan

bahwa :

1. Pasal 32 ayat 1 : negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di

tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam

memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.

2. Pasal 32 ayat 2 : negara menghormati dan memelihara bahasa daerah

sebagai kekayaan budaya nasional.

Bentuk produk hukum yang di keluarkan di bawah Undang-Undang Dasar Negara

Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan hirarki peraturan perundang-undangan

di Indonesia, secara khusus Indonesia mengatur perlindungan warisan budaya di

dalam dua perlindungan yaitu:

a. Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (tangible)

b. Peraturan Presiden No. 78 Tahun 2007 tentang Pengesahan Convention

for The Safeguarding og The Intangible Cultural Heritage (Konvensi

Untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda)

Sebelum dikeluarkannya Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar

Budaya, Indonesia mengatur masalah warisan budaya di dalam Undang-Undang

No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Undang-Undang No. 5 Tahun

1992 menekankan tentang perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya,

seperti di dalam Pasal 18 Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 menyatakan bahwa

Page 12: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

pengelolaan benda cagar budaya dan situs adalah tanggung jawab pemerintah.

Setelah Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 dalam tingkat pelaksanaannya

dikeluarkan :

1. Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1992 tentang Pelaksanaan

Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 tentang Cagar Budaya

2. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

No. 063/U/1995 tentang Perlindungan dan Pemeliharaan Benda Cagar

Budaya.

Keputusan ini berisikan perlindungan, pemeliharaan, peneguran, dan

pembinaan dilakukan berdasarkan Direktur Jenderal Kebudayaan.

Pengaturan cagar budaya juga diatur dalam lampiran Undang-Undang No.

17 tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Nasional 2005-2025 Bab II.3 Poin

3 yang menyatakan bahwa kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia merupakan

sumber daya yang potensial bagi pembangunan nasional Bangsa Indonesia.

Kebudayaan menjadi salah satu sasaran pembangunan jangka panjang 2005-2025

seperti yang tertuang dalam Bab IV Huruf H poin 1 lampiran Undang-Undang No.

17 tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Budaya masyarakat setempat di Pulau Bali juga secara adat mengatur

perlindungan warisan budaya di dalam perarem atau awig-awig Desa Pakraman

setempat. Menurut Peraturan Daeran Provinsi Bali No. 3 Tahun 2001 tentang Desa

Pakraman, Pasal 1 angka 4 menyatakan bahwa Desa Pakraman adalah kesatuan

masyarakat hukum adat di Propinsi Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi dan

Page 13: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun temurun dalam

ikatan kahyangan tiga atau kahyangan desa yang mempunyai wilayah tertentu

dan harta kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangganya

sendiri. Pasal 1 angka 11 juga menyatakan bahwa Awig-awig adalah aturan yang

dibuat oleh krama desa pakraman dan atau krama banjar pakraman yang dipakai

sebagai pedoman dalam pelaksanaan Tri Hita Karana sesuai dengan desa mawacara

dan dharma agama di desa pakraman / banjar pakraman masing-masing.

Definisi cagar budaya menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 11

Tahun 2010 yang menyatakan bahwa cagar budaya adalah warisan budaya berupa :

1. Benda Cagar Budaya

adalah benda alam dan/atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun

tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya,

atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan

sejarah perkembangan manusia.

2. Bangunan

adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan

manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak

berdinding, dan beratap.

3. Struktur Cagar Budaya

adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam dan/atau benda buatan

manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang kegiatan yang menyatu dengan

alam, sarana, dan prasarana untuk menampung kebutuhan manusia.

4. Situs Cagar Budaya

Page 14: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

adalah lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda

Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya

sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.

5. Kawasan Cagar Budaya

adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau

lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang

yang khas.

Perlindungan dan pelestarian dilakukan baik di darat dan atau di air sesuai dengan

keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan,

pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Pemerintah Provinsi Bali sebagai Pemerintah Daerah yang dimana

daerahnya hidup dari sektor pariwisata khususnya pariwisata budaya, berdedikasi

untuk melindungi warisan budaya di dalam Peraturan Daerah (PERDA). Definisi

cagar budaya dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun 2005 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali, Pasal 1 angka 36 menyatakan bahwa

kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan adalah tempat serta ruang di sekitar

bangunan bernilai budaya tinggi dan sebagai tempat serta ruang di sekitar situs

purbakala dan kawasan yang memiliki bentukan geologi alami yang khas.

Perlindungan cagar budaya dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 3 Tahun

2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali juga terdapat dalam

Pasal 20 angka 13 yang menyatakan bahwa kriteria penetapan kawasan cagar

budaya dan ilmu pengetahuan mencakup :

Page 15: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

a. Tempat di sekitar bangunan bernilai budaya tinggi

b. Situs purbakala

c. Kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat

tinggi untuk kepentingan sejarah, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029 juga dengan tegas melindungi dan

melestarikan cagar budaya di dalam Paragraf 3 tentang Kebijakan dan Strategi

Pengembangan Kawasan Strategis dalam pasal 13 angka 6 menyatakan bahwa

strategi pelestarian dan peningkatan nilai kawasan yang ditetapkan sebagai

kawasan warisan budaya mencakup :

1. Melestarikan keaslian fisik serta mempertahankan keseimbangan

ekosistemnya

2. Meningkatkan kepariwisataan daerah yang berkualitas

3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

4. Melestarikan warisan budaya

5. Melestarikan lingkungan hidup

2.4. Lanskap Budaya Provinsi Bali Sebagai Warisan Budaya Dunia

Lanskap adalah potensi suatu bangsa dimana pengelolaan yang tepat akan

mendorong kuatnya daya saing bangsa. Simonds mendefinisikan lanskap sebagai

suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh

indra manusia, dimana karakter tersebut menyatu secara harmoni dan alami untuk

Page 16: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

memperkuat karakter lanskapnya12. Lanskap adalah keseluruhan elemen fisik

secara kompleks di suatu daerah. Setiap lanskap di dunia hari ini, mulai dari kutub

utara sampai kutub selatan merupakan hasil interaksi antara manusia dan alam.

Menurut UNESCO, lanskap budaya adalah suatu bentukan lanskap hasil interaksi

antara manusia dengan sistem alam yang terjadi dalam rentang waktu panjang

hingga membentuk suatu lanskap tertentu. Interaksi ini berasal dan menyebabkan

pengembangan pada nilai-nilai budaya.

Menurut Melnick, terdapat tiga belas komponen yang merupakan identitas

atau karakter lanskap budaya. Komponen tersebut terbagi dalam tiga kelompok,

yaitu konteks, organisasi, dan elemen yaitu 13:

1. Lanskap budaya dalam kelompok konteks

a. Sistem organisasi lanskap budaya b. Kategori penggunaan lahan secara umum c. Aktivitas khusus dari penggunaan lahan

2. Lanskap budaya dalam kelompok organisasi

a. Hubungan bentuk bangunan dari elemen mayor alami b. Sirkulasi jaringan kerja dan polanya c. Batas pengendalian elemen d. Penataan tapak

3. Lanskap budaya dalam kelompok elemen

a. Hubungan pola vegetasi dengan penggunaan lahan b. Tipe bangunan dan fungsinya c. Bahan dan teknik konstruksi d. Skala kecil dari elemen e. Makam atau tempat simbolik lainnya

                                                                                                                12 Eckbo. 1998. People in a Landscape. Prentice- Hall Inc, New Jersey. Page.1

13 Melnick, R. Z. 1983. Protecting Rural Cultural Landscapes: Finding Value in the Countryside. Landscape Journal 2. Page. 2

 

Page 17: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

f. Pandangan sejarah dan kualitas persepsi

The U.S. Department of the Interior, National Park Service mendefinisikan

lanskap budaya sebagai wilayah geografis (termasuk sumber daya baik alam dan

budaya dan satwa liar atau hewan domestik di dalamnya) yang terkait dengan

peristiwa bersejarah, kegiatan, atau orang atau menunjukkan nilai-nilai budaya

atau estetika lainnya. Definisi lanskap budaya menjadi empat kategori:

(1) terkait dengan peristiwa bersejarah

(2) terkait dengan kegiatan bersejarah

(3) terkait dengan orang bersejarah, dan

(4) memiliki nilai budaya atau estetika lainnya 14.

Lanskap budaya adalah salah satu manifestasi dari pengelolaan alam terkait

budaya masyarakat setempat yang terbukti lebih berkesinambungan dan tahan

terhadap krisis. Sistem irigasi tradisional di Bali merupakan bagian dalam Lanskap

Budaya Provinsi Bali sudah dikenal pada 882 Masehi, sistem irigasi tradisional

tersebut dikenal dengan nama Subak. Subak merupakan lanskap budaya dimana

lanskap budaya adalah hubungan antara manusia dengan tanah yang berjalan dari

waktu ke waktu, hubungan tersebut diwariskan dalam setiap kehidupan manusia.

Lanskap Budaya Provinsi Bali pada umumnya berbentuk atau tersusun atas petak

sawah yang bertingkat-tingkat atau berundak-undak menyerupai anak tangga

dengan ukuran yang tidak beraturan. Keadaan sawah seperti itu disebut sawah

berteras atau terasering (terracing).

                                                                                                                14 Charles A. Birnbaum with Christine Capella Peters. 1996. U.S. Department of the Interior, National Park Service. The Secretary of the Interior’s Standards for the Treatment of Historic Properties with Guidelines for the Treatment of Cultural Landscapes, ed., Washington, DC. Page.4.

Page 18: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Menurut pasal 1 angka 4 Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2012 tentang

Subak, Subak adalah organisasi tradisional dibidang tata guna air dan atau tata

tanaman di tingkat usaha tani pada masyarakat adat di Bali yang bersifat

sosioagraris, religius, ekonomis yang secara historis terus tumbuh dan

berkembang. Definisi Subak juga terdapat di dalam beberapa peraturan lain yaitu

sebagai berikut :

a. Menurut Peraturan Daerah No.2/PD/DPRD/1972

Subak adalah masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio-agraris

religius yang secara historis didirikan sejak dahulu kala dan berkembang

terus sebagai organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air dan

lain-lain untuk persawahan dari suatu sumber air di dalam suatu daerah.

b. Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1982 tentang Irigasi

Subak adalah masyarakat hukum adat yang bersifat sosio-agraris religius

yang secara historis tumbuh dan berkembang sebagai suatu organisasi di

bidang tata guna air di tingkat usaha tani.

Diadopsi dari Rekomendasi No. R (95) dari Komite Menteri ke Negara

Anggota pada Konservasi Budaya Lanscape pada tahun 1995 dalam Komite

Warisan Budaya Dunia dan International Council on Monuments and Site

(ICOMOS) tentang wilayah sebagai bagian dari kebijakan lanskap, mengacu pada

lanskap kawasan budaya adalah sebagai bagian topografi dibatasi spesifik lanskap,

dibentuk oleh berbagai kombinasi lembaga manusia dan alam, yang

menggambarkan evolusi manusia, pemukiman dan karakter masyarakat dalam

ruang dan waktu dan yang telah memperoleh nilai-nilai sosial dan budaya diakui di

Page 19: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

berbagai tingkat wilayah, karena adanya sisa-sisa fisik yang mencerminkan

penggunaan lahan di masa lalu dan kegiatan, keterampilan atau tradisi khas, atau

penggambaran dalam karya sastra dan seni, atau fakta bahwa peristiwa bersejarah

terjadi di sana. Perlindungan lanskap budaya dipandang sangat perlu dengan

mengurangi berbagai ancaman terhadap bentang alam dan meningkatkan peran

bentang alam bagi kesejahteraan manusia.

Lanskap Budaya Bali yang dikenal secara internasional sebagai

CULTURAL LANSCAPE OF BALI PROVINCE : The Subak System as a

Manifestation of Tri Hita Karana merupakan sebuah warisan budaya berwujud

budaya fisik (tangible) dan warisan budaya non fisik (intangible). Nilai tangible

value dapat dilihat dalam Pura, Lontar, hasil pertanian, dan persawahan terasering

sedangkan nilai intangible value dapat terlihat dalam Tri Hita Karana, Awig-Awig,

Subak, sistem pertanian. Hal yang harus ditekankan di dalam pewarisan budaya

mengenai Lanskap Budaya Provinsi Bali : Sistem Subak sebagai Manifestasi dari

Tri Hita Karana adalah sistem irigasi Subak dan lanskap budaya yaitu lanskap

budaya berupa warisan budaya yang perlu dilestarikan dan merupakan warisan

budaya asli maryarakat Bali, berbeda dengan organisasi Subak, organisasi Subak

berisikan individu-individu pemilik lahan persawahan yang dialiri oleh irigasi dan

organisasi Subak bukan merupakan warisan budaya.

Menurut Bhisana PHDIP Tahun 1994, yang dimaksud kawasan suci adalah

gunung, danau, campuhan (pertemuan air sungai dengan air laut, pertemuan dua

sungai), pantai, laut, dan tempat-tempat yang diyakini memiliki nilai-nilai

kesucian. Perlindungan terhadap kawasan suci terkait dengan perwujudan Tri Hita

Page 20: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Karana yang diladasi oleh penerapan ajaran Sad Kertih, Sad Kertih adalah enam

jenis upacara yang bertujuan untuk menjaga keharmonisan alam beserta isinya.

Menurut Perda Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang dan

Wilayah Provinsi Bali, Tri Hita Karana adalah falsafah hidup masyarakat Bali

yang memuat tiga unsur yang membangun keseimbangan dan keharmonisan

hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia

dengan lingkungan yang menjadi sumber kesejahteraan, kedamaian dan

kebahagiaan bagi kehidupan manusia.

Culture Lanscape of Bali : The Subak System as a Manifestation of Tri Hita

Karana memiliki nilai kearifan lokal yang dikenal dengan Tri Hita Karana, Tri

Hita Karana berarti tiga penyebab kedamaian, kebahagiaan dan kesejahteraan. Tri

Hita Karana terdiri dari 15:

a. Parahyangan

Parahyangan adalah hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia adalah ciptaan Tuhan maka manusia wajib berterima kasih dengan

berbakti kepada Tuhan. Implementasi Parahyangan terlihat pada adanya

Pura di setiap sistem irigasi Subak.

b. Pawongan

Pawongan adalah hubungan harmonis antara manusia dengan sesama

manusia. Manusia merupakan mahluk sosial sehingga tidak dapat hidup

sendiri, manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya untuk

                                                                                                                15 Tri Rahayu Wulansari dkk. 2014. Perbandingan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Tradisional di Desa Adat Penglipuran, Kabupaten Bangli dengan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Formal. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, ITB Bandung. Hlm. 5

Page 21: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

memenuhi tercapainya kebahagiaan, kemakmuran dan kesejahteraan.

Implementasi Pawongan terlihat pada adanya Krama Subak di dalam

sistem irigasi Subak.

c. Palemahan

Palemahan berasal dari kata “lemah” yang berarti nyata. Palemahan

adalah hubungan harmonis antara manusia dan alam lingkungannya. Unsur

Palemahan dalam subak mencakup benda mati, mahkluk hidup dan lanskap

Subak.

Lanskap Budaya Provinsi Bali yaitu berupa sistem Subak sebagai

manisfestasi perwujudan dari Tri Hita Karana ditetapkan sebagai warisan budaya

dunia karena dianggap masih orisinil dalam menunjukkan ciri-ciri penting dari

sistem Lanskap Budaya Provinsi Bali. Karakteristik warisan budaya bali ada 3

konsep yaitu :

a. Korelasi warisan budaya dengan pendukung kebudayaan, ruang tempat,

dan waktu saat kebudayaan diciptakan, dipelihara, dan dikembangkan

b. Kebudayaan Bali sebagai kebudayaan komunitas

c. Warisan budaya sebagai living heritage atau non-living heritages

Implementasi Tri Hita Karana merupakan ciri budaya terpenting dalam

Lanskap Budaya Bali yaitu sistem Subak. Subak masih melestarikan dan

mempraktekkan hubungan yang harmonis antara manusia dan Tuhan

(Parahyangan), antar sesama manusia (Pawongan), antar manusia dan lingkungan

(Palemahan). Lanskap Budaya Provinsi Bali merupakan warisan budaya karena

Page 22: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

merupakan hasil daya cipta, rasa dan karsa masyarakat setempat dalam bertani dan

bertahan hidup. Lanskap Budaya Bali tergolong sebagai kawasan cagar budaya,

dimana di dalam Pasal 1 angka 6, Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang

Cagar Budaya menyatakan bahwa kawasan cagar budaya adalah satuan ruang

geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya

berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas.

Upaya pertama yang dilakukan pemerintah dalam melindungi Lanskap

Budaya Bali adalah mengadakan join mission antara Pemerintah Indonesia dengan

pihak UNESCO dan pihak World Bank (Bank Dunia) pada tahun 2000. Pengusulan

culture lanscape dilakukan dengan single nomination yang terdiri dari three cluster

or serial site yaitu :

a. Situs Jatiluwih

b. Situs Taman Ayun

c. Situs Kintaman, Batur, dan Pejeng (DAS Pakerisan dan DAS Petanu)

Upaya kedua yang dilakukan yaitu Pemerintah Provinsi Bali melalui

Pemerintah Pusat pada tahun 2002 mengusulkan Landskap Budaya Provinsi Bali

sebagai warisan budaya dunia (World Culture Heritage) kepada UNESCO dengan

judul pengajuan yaitu “ CULTURE LANSCAPE OF BALI PROVINCE : The Subak

System as a Manifestation of Tri Hita Karana”. Pada tahun 2000 culture lanscape

dibagi dalam tiga bagian atau three cluster, tetapi pada tahun 2002 dibagi menjadi

lima bagian atau five cluster yaitu :

a. Sawah berteras Jatiluwih

Page 23: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

b. Pura Taman Ayun

c. Pura-pura yang berada disepanjang DAS Pakerisan

d. Pura-pura di DAS Petanu

e. Taman Nasional Bali Barat

Upaya ketiga pada tahun 2004, nominasi The Cultural Landscape of Bali

Province diterima oleh pihak UNESCO dengan memberikan nomor sementara

yaitu C 1194. Taman Nasional Bali Barat dicoret dari nomonation list of

UNESCO. Masih banyak kekurangan di dalam dokumen (dossier) yang diajukan

oleh Pemerintah Indonesia, perubahan judul dossier dalam penyempurnaannya

menjadi The Cultural Landscape of Bali Province, The Sites of Balinese

Cosmology. Perubahan ini disempurnakan pada tahun 2005 dan dikirimkan lagi

kepada pihak UNESCO tetapi pengiriman dokumen mengalami keterlambatan.

Perubahan nama ditolak karena tidak sesuai dengan awal pengusulan.

Upaya keempat pada tahun 2006 mengalami kemajuan dimana UNESCO

World Heritage and Cultural mendatangkan Mr. Feng Jing dengan tujuan yaitu :

1. Membantu finalisasi dossier sesuai dengan persyaratan teknis UNESCO

2. Sosialisasi dengan masyarakat Bali

3. Menyertakan tentative list sesuai dengan operational guidline 2005

Pada Tahun 2007, dossier dianggap memenuhi peryaratan operational guidline

2005 dan dossier dilakukan evaluasi serta verifikasi dari expert ICOMOS.

Perjuangan Pemerintah Indonesia masih terus berlangsung dari tahun 2007 sampai

Page 24: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Tahun 2009. Dossier dianggap tidak lengkap kembali, hal ini dikarenakan dossier

tidak dilengkapi dengan :

a. Peta dengan batas-batas yang harus jelas dari kawasan yang masuk dalam

nominasi (nominated propertis)

b. Nama, luas, lokasi dalam peta, terhadap subak yang diusulkan

c. Sistem jaringan irigasi

d. Sistem jaringan dan hubungan antara Subak dengan pura yang ada di

dalamnya

e. Sistem pengelolaan yang telah dan akan dilakukan untuk konservasi

kawasan yang diusulkan

f. Stakeholder yang terlibat dan berperan dalam sistem pengelolaan tersebut

g. Bukti-bukti bahwa kawasan yang diusulkan tersebut mendapat persetujuan

dari masyarakat yang ada di dalamnya

Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Pusat dengan melakukan perubahan

dimana judul dossier tidak dirubah tetapi sisi hampir 80% berubah. Konsep

hubungan situs yang awalnya berupa cluster menjadi satu kesatuan yaitu :

a. Situs Pura Ulun Danu dan Danau Batur

b. DAS Pakerisan

c. Pura Taman Ayun

d. Kawasan Catur Angga Batukaru

Upaya terakhir yang dilakukan Pemerinta Indonesia akhirnya berbuah

manis dimana usulan Pemerintah Indonesia yaitu Cultural Lanscape of Bali

Page 25: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Province : Subak System as a Manifestation of Tri Hita Karana, dalam sidang

tahunan UNESCO pada tanggal 29 Juni 2012 di St. Petersberg diresmikan sebagai

Warisan Budaya Dunia. Lanskap Subak dianggap sudah memenuhi syarat dan

patut untuk dilindungi sebagai warisan budaya dunia. Pemerintah Provinsi Bali,

Perwakilan UNESCO dan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO

memberikan plakat sebai bukti peresmian di setiap lokasi situs dan penyerahan

sertifikat Warisan Budaya Dunia.

Upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dan UNESCO dalam

melindungi Lanskap Budaya Provinsi Bali adalah membagi kawasan warisan

budaya dunia dengan sistem zonasi. Zonasi adalah penentuan batas-batas

keruangan Situs Cagar Budaya dan Kawasan Cagar Budaya sesuai dengan

kebutuhan. Zonasi mengatur ketentuan tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan

ketentuan pengendaliannya disusun untuk setiap blok / zona dimana peruntukan

yang penetapan zona dalam rencana rinci tata ruang di setiap daerah. Penataan

zonasi dibuat sesuai dengan keadaan Warisan Budaya, pengaturan zonasi akan

berbeda-beda dalam setiap warisan budaya dunia yang dimiliki Indonesia.

Peraturan zonasi terdiri dalam teks zonasi dan peta zonasi sesuai dengan Pasal 157

ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010. Menurut Pasal 73 Undang –

Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, penetapan sistem zonasi terdiri

dari :

a. Zona inti

Page 26: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Zona Inti (Protection Zone) adalah kawasan atau area yang dibutuhkan

untuk pelindungan langsung bagi suatu Cagar Budaya untuk menjamin

kelestarian cagar budaya.

b. Zona Penyangga

Zona Penyangga (Buffer Zone) adalah suatu kawasan/ruang tambahan yang

melingkupi Cagar Budaya yang diatur dengan peraturan tambahan, baik

berupa larangan adat maupun hukum formal, dalam rangka memperkuat

upaya pelindungan terhadap Cagar Budaya terebut.

c. Zona Pengembangan

Zona Pengembangan (Development Zone) adalah suatu kawasan atau area

yang berada tidak jauh dari tempat keberadaan Cagar Budaya dan

ditentukan secara khusus sebagai tempat untuk pengembangan Cagar

Budaya atau untuk pembangunan umumnya yang terkendali.

d. Zona Penunjang

Zona penunjang (Supporting Zone) adalah suatu kawasan atau area di dekat

tempat keberadaan Cagar Budaya yang diperuntukan bagi pendirian

fasilitas penunjang aktivitas pelestarian situs.

Berdasarkan penjabaran luas zona inti dan zona penyangga Lanskap

Budaya Bali, apabila diakumulasikan maka luas Lanskap Budaya Bali yang

ditetapkan sebagai warisan budaya dunia adalah seluas 20.720,2 Hektar. Penetapan

Cultural Lanscape of Bali Province : Subak System as a Manifestation of Tri Hita

Karana sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO didasarkan pada penilaian

Page 27: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

kriteria yang memenuhi di dalam Operational Guidelines for The Implementation

of The World Heritage Convention tahun 1972 yaitu :

Kriteria I. Tradisi Budaya yang membentuk Lanskap Budaya Bali sejak sekitar

abad ke-12, adalah konsep filosofis masa lampau yaitu Tri Hita

Karana. Kumpulan pura Subak, yang menjadi pusat pengelolaan

pengairan Lanskap Budaya Bali yaitu sistem irigasi Subak,

bertujuan mempertahankan hubungan selaras dengan alam dan

dunia parhyangan / spiritual, melalui sejumlah ritual perayaan,

persembahan dan pertunjukan seni yang begitu elok.

Kriteria II. Kawasan Lanskap Budaya Bali tersebut merupakan bukti sistem

Subak yang luar biasa, sebuah sistem demokratis dan egaliter yang

berpusat pada pura Subak dan pengelolaan irigasi yang telah

membentuk lansekapnya selama ribuan tahun. Sejak abad 11

jaringan pura subak telah mengelola lingkungan ekologis sawah

terasering dalam skala yang mencakup seluruh daerah aliran sungai.

Pura subak merupakan solusi unik menghadapi tantangan dalam

mendukung populasi pulau vulkanis yang padat dan masih bertahan

di Bali.

Kriteria III. Pura subak Bali merupakan suatu lembaga yang unik, dimana

selama ribuan tahun terinspirasi dari sejumlah tradisi keagamaan

masa lampau yaitu ajaran Hindu Saivasiddhanta dan Samky, ajaran

Buddha Vajrayana dan kosmologi Austronesia. Berbagai ritual

Page 28: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

perayaan yang mengkaitkan pura subak dengan perannya dalam

pelaksanaan pengelolaan pengairan merupakan perwujudan filosofi

Tri Hita Karana yang mengangkat hubungan selaras

antara parhyangan, umat manusia dan alam sekitarnya. Hubungan

ide-ide tersebut dapat dikatakan sebagai nilai luar biasa dan secara

langsung terwujud dalam bagaimana lansekap tersebut telah

dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat setempat dalam suatu

sistem subak.

Indonesia sudah beberapa kali memegang peranan penting dalam

pelestarian warisan budaya dunia. Indonesia mendapat empat kali kesempatan

menyandang gelar warisan budaya dunia dengan empat tempat berbeda-beda yaitu:

1. Borobudur Temple Compound, 1991, Ref. C. 592

2. Prambanan Temple Compound, 1991, Ref. C. 642

3. Sangiran Early Man Site, 1996, Ref. C 593

4. Cultural Landscape of Bali Province, 2012, Ref. C 1194

Hal ini memberi cerminan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki

kebudayaan tinggi dan peradaban yang amat saat luhur sehingga begitu banyak dan

beraneka ragamnya budaya Indonesia yang mampu bersaing di kancah

Internasional dan memiliki keunikan yang tidak ada di negara-negara lain di dunia.

Lanskap budaya yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia yaitu

Cultural Lanscape of Bali Province: The Subak System as a Manifestation of Tri

Hita Karana memiliki kawasan yang sangat luas dengan letak yang cukup

berjauhan antara satu dengan yang lainnya tetapi sebenarnya merupakan satu

Page 29: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

kesatuan yang mencerminkan bagaimana sistem Subak dari hulu sampai hilir

dilestarikan. Filosofi dari Subak sebagai manifestasi dari Tri Hita Karana adalah16:

a. Parahyangan Pura or religious structure; subak members have to honor God, since all things they need for their lives are coming from Him; ritual activities for honoring God are part of everyday life of subak members

b. Palemahan Rice fields; subak members are living in an environment with enough natural resources for their material life. Consequently, subak members have to take care of the environment

c. Pawongan Subak members as human beings created by God, who have to behave in accordance with their pawongan status that does not allow any iniquitous action

Apabila diterjemahkan sebagai berikut :

1. Parahyangan Pura atau struktur keagamaan; Anggota subak harus menghormati Tuhan, karena semua hal yang mereka butuhkan untuk hidup mereka yang datang dari-Nya; Kegiatan ritual untuk menghormati Tuhan adalah bagian dari kehidupan sehari-hari anggota subak

2. Palemahan Sawah; anggota subak hidup dalam lingkungan dengan sumber daya yang cukup alami untuk kehidupan material mereka. Akibatnya, anggota subak harus mengurus lingkungan

3. Pawongan Anggota subak sebagai manusia diciptakan oleh Tuhan, yang harus berperilaku sesuai dengan statusnya pawongan mereka yang tidak memungkinkan tindakan bengis

Terdapat empat situs yang ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia

yaitu :

1. Kawasan Pura Ulun Danu Batur dan Danau Batur

2. Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan

3. Kawasan Pura Taman Ayun

                                                                                                               16 Jan Hendrik Peters, dkk. 2013. Tri Hita Karana (The Spirit of Bali). Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta. Hlm. 208.

Page 30: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

4. Kawasan Catur Angga Batukaru

2.2.1. Kawasan Pura Ulun Danu Batur dan Danau Batur

Pura Ulun Danu terletak di ketinggian 900 meter diatas permukaan laut,

terletak di Desa Kalanganyar, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi

Bali. Pura Ulun Danu adalah tempat pemujaan kepada Dewi Bhatari Ulun Danu

dan Ulun Danu sendiri bermakna penguasa danau. Danau Batur secara geografis

terletak pada 115°22ʹ′42,3ʺ″ dan 115°25ʹ′33,0ʺ″ Bujur Timur dan 8°13ʹ′24,0ʺ″ dan

8°17ʹ′13,3ʺ″ Lintang Selatan dengan luas mencapai 11.787 Ha (Hektar). Kawasan di

sekitar Pura Ulun Danu dan Danau Batur (Gunung Batur dan sekitarnya) disebut-

sebut sebagai kawasan resapan air di Bali. Oleh karena itu kelestarian Pura Ulun

Danu dan Danau Batur harus dijaga karena kerusakannya akan berdampak buruk

atau berakibat buruk bagi Kintamani dan Bali secara keseluruhan. Pura Ulun Danu

dan Danau Batur merupakan hulu (pusat mata air) di dalam jejaring sistem irigasi

Subak dalam lansekap Subak. Danau Batur memiliki sungai bawah tanah yang

mengalir ke empat penjuru angin yaitu :

a. Sungai bawah tanah arah timur laut mengalir sampai Desa Les di Buleleng

b. Sungai bawah tanah arah tenggara sampai Tukad Telaga Waja di

Karangasem

c. Sungai bawah tanah arah barat daya sampai Tukad Yeh Sungi di perbatasan

Kabupaten Badung dan Tabanan

Page 31: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

d. Sungai bawah tanah barat laut sampai kawasan sekitar Seririt Kabupaten

Buleleng

Empat hal diatas telah meyakinkan bahwa hulu mata air Bali berada di Danau

Batur.

Gambar. 1

Kawasan Danau Batur dan Pura Ulun Danu

Page 32: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu
Page 33: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

2.2.2. Kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan

Luas situs kedua 884,88 hektar yang terletak di Desa Manukaya,

Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Situs ini meliputi beberapa pura

peninggalan para raja jaman Bali Kuno yang terkait dengan kawasan subak di

sebelah hilirnya. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009 – 2029, Pasal 1

angka 63 menyatakan bahwa Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS,

adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan

anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan

air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di

darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah

perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Empat Pura yang dilindungi

dalam DAS Pakerisan sebagai Warisan Budaya Dunia yang terletak di Kecamatan

Tampaksiring adalah :

1. Pura Tirta Empul

2. Pura Mengening

3. Pura Pegulingan

4. Pura Gunung Kawi

Tiga kawasan Subak yang dilindungi dalam DAS Pakerisan sebagai Warisan

Budaya Dunia yang terletak di Kecamatan Tampaksiring adalah :

1. Subak Pulagan

2. Subak Kumba Atas

Page 34: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

3. Subak Kumba Bawah

Gambar. 2

DAS Pakerisan

2.2.3. Kawasan Pura Taman Ayun

Lanskap budaya Pura Taman Ayun terletak di Desa Mengwi, Kabupaten

Badung. Pura ini dibangun pada tahun 1632 oleh arsitek bernama Ing Khang

Ghoew dan diresmikan pada tahun 1634. Pura Taman Ayun ini dilengkapi dengan

taman yang asri serta dikelilingi oleh sebuah kolam besar yang memiliki

persediaan air yang cukup. Taman di kawasan pura memiliki luas 100 x 250 meter

dan merupakan satu kesatuan pura yang menyatu dengan lingkungan di

sekelilingnya. Kolam yang mengelilingi Pura Taman Ayun memberikan manfaat

bagi pengairan persawahan di daerah sekitarnya. Keberadaan kolam di Taman

Ayun yang mengaliri lebih dari 100 hektar tanah pertanian di tiga Subak yang

meliputi Subak Batan Badung, Batan Asem dan Subak Beringkit.

Page 35: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Pura Taman Ayun memiliki tiga fungsi yaitu apabila dikaitkan ke dalam

Tri Hita Karana yaitu :

a. Fungsi Sosio Religius

Sebagai penyawangan atau pengayatan, dalam artian dimana masyarakat di

wilayah Kecamatan Mengwi pada zaman dahulu tidak sempat melakukan

persembahyangan ke pura-pura besar seperti Besakih, Batukaru dan Batur,

masyarakat menggantinya dengan melakukan persembahyangan di Pura Taman

Ayun

b. Fungsi Pemersatu

Artinya semua lapisan masyarakat Bali yang terdiri dari berbagai garis

keturunan (semua orang tanpa terkecuali) semua bisa melakukan

persembahyangan di Pura Taman Ayun.

c. Fungsi Sosial Ekonomi

Pura Taman Ayun memiliki kolam di dalam dan di luar pura yang tidak saja

berfungsi estetika dan mengatur ekosistem, tapi juga sebagai irigasi karena air

yang ada di kolam tersebut mengairi sekitar ratusan hektare sawah yang ada di

seputar Pura Taman Ayun dan di selatan Mengwi.

Page 36: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Gambar. 3

Pura Taman Ayun

2.2.4. Kawasan Catur Angga Batukaru

Situs cagar budaya dalam kawasan Catur Angga Batukaru merupakan situs

yang paling luas cakupannya. Luas kawasan mencapai 17.106,58 hektar. Kawasan

Page 37: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Catur Angga Batukaru meliputi Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng.

Adapun penjabarannya sebagai berikut :

a. Terdiri dari 14 Subak

1. Subak Bedugul seluas 102,85 hektar di Desa Gunumg Sari

2. Subak Jatiluwih seluas 305,80 hektar di Desa Jatiluwih

3. Subak Kedampal seluas 139,34 hektar di Desa Kedampal

4. Subak Keloncing seluas 104,26 hektar di Desa Kedampal

5. Subak Penatahan seluas 192,81 hektar di Desa Penatahan

6. Subak Pesagi seluas 130,02 hektar di Desa Pesagi

7. Subak Piak seluas 156,52 hektar di Desa Piak

8. Subak Piling seluas 173,18 hektar di Desa Piling

9. Subak Puakan seluas 169,51 hektar di Desa Piling

10. Subak Rejasa seluas 262,31 hektar di Desa Rejasa

11. Subak Sangketan seluas 175,18 hektar di Desa Sengketan

12. Subak Tegalinggah seluas 64,90 hektar di Desa Tegalinggah

13. Subak Tengkudak seluas 161,84 hektar di Desa Tengkudak

14. Subak Wongaya Betan seluas 38,97 hektar di Desa Mangesta

b. Terdiri dari 5 Pura

Pura yang termasuk Catur Angga Batukaru adalah Pura Luhur Batukaru, Pura

Luhur Pucak Petali, Pura Besikalung, Pura Muncaksari dan Pura Tambawaras.

1. Pura Luhur Batukaru

Page 38: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Pura Luhur batukaru terletak di Desa Wangaya Gede, Kecamatan

Penebel, Kabupaten Tabanan. Pura yang berlokasi di lereng Gunung

Batukaru.

2. Pura Luhur Puncak Petali

Pura Luhur Pucak Petali terletak di Desa Jatiluwih Kecamatan, Penebel

Kabupaten Tabanan.

3. Pura Luhur Tambawaras

Pura Tambawaras termasuk dalam wilayah Desa Adat Sangketan,

Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Mandala Pura Tambawaras

sebagai zona inti lanskap budaya memiliki luas 0,25 hektar.

4. Pura Luhur Muncak Sari

Pura Luhur Muncak Sari dalam wilayah Desa Adat Sangketan,

Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Lanskap budaya Pura Luhur.

5. Pura Luhur Besi Kalung

Pura Luhur Besikalung berlokasi di sebelah tenggara Pura Luhur

Batukaru, dan berada dalam wilayah di Desa Adat Babahan, Kecamatan

Penebel, Kabupaten Tabanan.

6. Terdiri dari 2 Danau

• Danau Buyan

• Danau Tamblingan

Danau Buyan dan Danau Tamblingan seluas 1029,53 hektar di Kecamatan

Sukasada Buleleng, kawasan hutan mulai Danau Tamblingan sampai Gunung

Batukaru seluas 9386,63 hektar.

Page 39: BAB II TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIAerepo.unud.ac.id/10237/3/ab6a40cd1f0f48f9525ad66172ffc697.pdf · TINJAUAN TENTANG WARISAN BUDAYA DUNIA ... Pelestarian pusaka budaya membantu

Gambar. 4

Catur Angga Batukaru