37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas mengenai state of the art, latar belakang Layanan Akademik di Universitas Udayana, metode penelitian yang digunakan, dan dasar teori terkait dengan pengendalian internal. 2.1 State of the Art State of the art penelitian ini diambil dari beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai panduan ataupun contoh untuk penelitian yang dilakukan saat ini. Contoh yang diambil berupa jurnal-jurnal mengenai pelaksanaan pengendalian internal menggunakan COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission). Salah satu jurnal tersebut berjudul “Pengaruh Struktur Pengendalian Internal Terhadap Kelancaran Pengembalian Kredit pada Koperasi Simpan Pinjam di Kota Denpasar” karya Lukyta Saraswati dan I Ketut Yadnyana dari Universitas Udayana pada tahun 2014 yang menjelaskan pengaruh pengendalian internal untuk mengetahui kelancaran pengembalian kredit pada koperasi simpan pinjam. Hal ini didasarkan pada permasalahan yang terjadi pada Koperasi Simpan Pinjam, dimana masalah kredit yaitu jumlah piutang yang besar sering dihadapi Koperasi. Masalah tersebut timbul dikarenakan tidak tepatnya waktu dan jumlah dalam proses pembayaran angsuran, dimana seharusnya mempertimbangkan beberapa hal, namun kenyataannya beberapa koperasi dapat memberikan kredit tanpa adanya jaminan. Penelitian tersebut menggunakan pengendalian internal dari panduan kerangka COSO yang telah banyak digunakan oleh auditor sebagai dasar pengevaluasian pengendalian internal suatu perusahaan. Teori dan pendapat para ahli mengenai pengaruh komponen-komponen COSO terhadap kelancaraan pengembalian kredit di Koperasi terlebih dahulu dikumpulkan, sehingga memperoleh hipotesis dimana hasil hipotesis tersebut menunjukkan kelima komponen COSO memberikan pengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian kredit di Koperasi. Hipotesis tersebut selanjutnya dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai state of the art, latar belakang Layanan

Akademik di Universitas Udayana, metode penelitian yang digunakan, dan dasar

teori terkait dengan pengendalian internal.

2.1 State of the Art

State of the art penelitian ini diambil dari beberapa contoh penelitian

terdahulu sebagai panduan ataupun contoh untuk penelitian yang dilakukan saat

ini. Contoh yang diambil berupa jurnal-jurnal mengenai pelaksanaan pengendalian

internal menggunakan COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the

Treadway Commission). Salah satu jurnal tersebut berjudul “Pengaruh Struktur

Pengendalian Internal Terhadap Kelancaran Pengembalian Kredit pada Koperasi

Simpan Pinjam di Kota Denpasar” karya Lukyta Saraswati dan I Ketut Yadnyana

dari Universitas Udayana pada tahun 2014 yang menjelaskan pengaruh

pengendalian internal untuk mengetahui kelancaran pengembalian kredit pada

koperasi simpan pinjam. Hal ini didasarkan pada permasalahan yang terjadi pada

Koperasi Simpan Pinjam, dimana masalah kredit yaitu jumlah piutang yang besar

sering dihadapi Koperasi. Masalah tersebut timbul dikarenakan tidak tepatnya

waktu dan jumlah dalam proses pembayaran angsuran, dimana seharusnya

mempertimbangkan beberapa hal, namun kenyataannya beberapa koperasi dapat

memberikan kredit tanpa adanya jaminan. Penelitian tersebut menggunakan

pengendalian internal dari panduan kerangka COSO yang telah banyak digunakan

oleh auditor sebagai dasar pengevaluasian pengendalian internal suatu perusahaan.

Teori dan pendapat para ahli mengenai pengaruh komponen-komponen COSO

terhadap kelancaraan pengembalian kredit di Koperasi terlebih dahulu

dikumpulkan, sehingga memperoleh hipotesis dimana hasil hipotesis tersebut

menunjukkan kelima komponen COSO memberikan pengaruh positif terhadap

kelancaran pengembalian kredit di Koperasi. Hipotesis tersebut selanjutnya

dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

komponen lingkungan pengendalian dan informasi komunikasi berpengaruh

positif terhadap kelancaran pengembalian kredit dibandingkan dengan komponen

risiko, aktivitas pengendalian dan pemantauan, karena dengan adanya penetapan

tujuan koperasi, struktur organisasi yang jelas, penetapan tanggungjawab dan

wewenang untuk setiap orang yang terlibat, hingga komunikasi dan koordinasi

antar atasan dan bawahan jika terjadi masalah dapat memberikan kelancaran

pengembalian kredit pada Koperasi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

pengendalian internal dapat berpengaruh dan digunakan sebagai jawaban dari

permasalahan kelancaran pengembalian kredit di Koperasi yaitu dengan

pemisahan tugas untuk mengurangi peluang pegawai dalam melakukan

kecurangan, pelatihan terhadap semua pegawai dan pengurus Koperasi akan

pentingnya pengendalian internal, serta terus melakukan pemantauan dan evaluasi

terhadap kegiatan operasional Koperasi.

Jurnal internasional berjudul Internal Control System: Analyzing

Theoretical Perspective and Practices karya Qaisar Abbas dan Javid Iqbal tahun

2012 membahas lebih dalam mengenai pentingnya pengendalian internal pada

suatu organisasi. Penelitian tersebut menganalisis beberapa peraturan dan

literature, diantaranya 3 peraturan perundang-undangan, 20 tulisan dari badan

professional, 30 artikel penelitian, dan 10 buku berkaitan dengan pengendalian

internal. Hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan beberapa tujuan

pengendalian internal yaitu proses yang memberikan semua kemungkinan untuk

mencegah, mendeteksi, dan bereaksi terhadap semua risiko yang berkaitan baik

dari sisi perilaku karyawan hingga prosedur pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat

dilakukan secara efisien dan efektif tanpa pemborosan sumber daya. Penelitian

tersebut juga menegaskan bahwa sistem pengendalian internal merupakan

persyaratan wajib yang membantu manajemen untuk memenuhi kewajiban tata

kelola perusahaan dan undang-undang lainnya. Hal tersebut membutuhkan jajaran

direksi dan manajemen untuk mempertahankan efektivitas pengendalian atas

sumber daya dan prosedur kerja dalam organisasi.

Perencanaan yang tidak memadai serta pengendalian internal yang kurang

dapat mempengaruhi kegagalan dalam menjalankan suatu organisasi bahkan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

bidang usaha, seperti restoran. Hal tersebut dikemukakan pada jurnal internasional

berjudul The Effect Of Internal Control On The Operating Activities Of Small

Restorants karya Linval Frazer pada Juni 2012. Kegagalan yang terjadi di restoran

biasanya dikaitkan dengan faktor ekonomi, sosial, kompetisi, bahkan intervensi

pemerintah, tetapi sebagian besar bisnis gagal karena faktor internal yang

dipengaruhi oleh tindakan dan disiplin manajemen. Penelitian yang dijelaskan

pada jurnal ini berisi perbandingan pengendalian internal yang diterapkan pada

restoran dan pengendalian internal menurut COSO. Prosedur pengumpulan data

menggunakan survei dari responden yang memiliki atau mengoperasikan restoran

di Kota Nassau, New York. Responden yang dipilih adalah manajer dari restoran

kecil di Kota Nassau yang telah beroperasi minimal 3 tahun dan memiliki minimal

10 karyawan. Survei yang dilakukan meliputi pertanyaan berupa persepsi manajer

restoran mengenai pengendalian internal khususnya pemisahan tugas,

perlindungan aset, dan verifikasi transaksi. Hasil dari survey tersebut

menunjukkan persentase restoran dalam beroperasi memiliki pengendalian

internal yang tidak memadai dari segi pemisahan tugas, perlindungan aset, dan

verifikasi transaksi, sehingga banyak restoran skala kecil yang gagal berkembang.

Hal ini tentu mendukung hubungan diantara pengendalian internal dan tingkat

kegagalan. Walaupun, tidak ada sistem pengendalian internal yang tanpa

kelemahan, namun pengendalian internal merupakan dasar prosedur yang dapat

meningkatkan profitabilitas dan pertahanan restoran.

Jurnal karya Erwin Krisdianto Lim yang berjudul Evaluasi Pengendalian

Internal Berdasar COSO Pada Siklus Produksi Untuk Meningkatkan Efisiensi PT

Gerongan Surajaya di Surayaba pada tahun 2013 membahas mengenai

pengendalian internal yang ada pada perusahaan bersangkutan, dimana

permasalahan yang sering dihadapi pada siklus produksi adalah proses produksi

yang terkadang tidak tepat waktu, perhitungan biaya yang tidak dapat ditelusuri,

hingga persaingan antar perusahaan. Penelitian ini menganalisis aktivitas dan

prosedur pada siklus produksi dan mengevaluasi pengendalian internal yang ada

berdasarkan kerangka COSO. Hasilnya penilaian menunjukkan siklus produksi

pada PT Gerongan Surajaya masih memiliki kekurangan dan kelemahan yang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

menyebabkan terjadinya ketidakefisienan pada siklus produksi, seperti data

produksi yang tidak tepat, biaya yang tinggi dalam mengantisipasi risiko produksi,

hingga proses pengambilan keputusan yang terlalu lama. Rekomendasi yang

diberikan atas kelemahan yang didapat dari pengendalian internal masih terbatas

dan tidak menggunakan panduan atau best practices tertentu.

Evaluasi pengendalian internal menggunakan kerangka COSO juga

dibahas pada jurnal karya Patricia Angela Santoso tahun 2012 yang berjudul

Evaluasi Penerapan Internal Control Berdasarkan Kerangka COSO 2012 Pada

Divisi Kartu Kredit di Bank X. Jumlah penggunaan kartu kredit yang mengalami

peningkatan volume transaksi akan memberikan permasalahan, seperti risiko

kredit macet dan gagal bayar billing statement untuk kartu kredit yang

menyebabkan kerugian bagi Bank bersangkutan. Evaluasi pengendalian internal

dilakukan berdasarkan kerangka COSO dan membandingkannya dengan praktik

yang dilakukan pada Bank X. Hasil evaluasi menyatakan pengendalian internal

pada Bank bersangkutan telah sesuai dengan kerangka COSO meskipun terdapat

beberapa ketidaksesuaian yang terjadi. Ketidaksesuaian terjadi pada komponen

lingkungan pengendalian, seperti tidak adanya multiple structure pada struktur

organisasi Bank X. Ketidaksesuaian pada komponen penilaian risiko adalah tidak

adanya penilaian atau pengantisipasian dari fraud risk. Komponen aktivitas

pengendalian serta informasi dan komunikasi yang saling berhubungan

mengalami ketidaksesuaian sehingga menyebabkan arus informasi yang

dihasilkan kurang relevan. Komponen pemantauan terdapat ketidaksesuaian yaitu

tidak dilakukannya audit secara periodik oleh Komite Audit.

Pengendalian internal COSO digunakan sebagai pengembangan kebijakan

yang baik kembali ditegaskan pada jurnal berjudul Using the COSO Model of

Internal Control as a Framework for Ethics Initiatives in Business Schools karya

Kent N. Schneider dan Lana Lowe Becker. Penelitian tersebut dilakukan karena

pendidikan dipandang memiliki banyak kesamaan dengan perusahaan bisnis saat

ini, yaitu mahasiswa, orang tua mahasiswa, yayasan pendidikan, dan masyarakat

umum bergantung pada lembaga pendidikan untuk memberikan informasi

mengenai efisiensi dan efektivitas proses pendidikan. Sama halnya dengan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

perusahaan yang mengeluarkan laporan operasionalnya, lembaga pendidikan juga

mengeluarkan laporan baik kepada mahasiswa atau dalam bentuk pernyataan

kepada orang lain di luar lembaga. Lembaga pendidikan juga memerlukan entitas

independen untuk mengevaluasi institusi melalui kegiatan dan sistem pelaporan

yang ada serta membuktikan bahwa program, nilai, atau lulusan yang dihasilkan

dari institusi cukup memberikan hasil dari kegiatan pendidikan. Evaluasi lembaga

pendidikan melalui aspek operasional atau kurikulum sebagian besar dapat

dilakukan, sebaliknya evaluasi pendidikan etika masih tidak memiliki kerangka,

karena dianggap mustahil melakukan evaluasi output etika dari setiap orang.

Penelitian tersebut menyarankan lembaga pendidikan menggunakan kerangka

COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam kebutuhan etika pada

lembaga pendidikan. Pengendalian internal yang dapat dilakukan institusi

bercermin pada kerangka COSO sehubungan dengan etika, dimulai dari pimpinan

lembaga pendidikan yang harus menunjukkan komitmen dalam mengembangkan

budaya etika yang kuat. Pimpinan tidak hanya mengembangkan dan menerapkan

etika, namun juga proses pelanggaran akademik. Pimpinan juga menyediakan

pelatihan untuk mencegah pelanggaran akademik dengan menekankan persyaratan

dan etika lembaga pendidikan kepada pegawai atau fakultas. Setelah semua

komponen COSO mendapatkan perannya maka kesalahan besar jika lembaga

pendidikan menerapkannya hanya untuk sementara waktu, karena kerangka

COSO tidak hanya mengatasi permasalahan dalam sekali waktu, namun akan

berkembang dan beradaptasi terhadap tantangan yang ada.

Jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian pengendalian internal diatas

masih sebatas terhadap kebijakan dan tidak menyentuh lingkup sistem informasi,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jurnal tersebut masih terfokus pada

evaluasi pengendalian internal khususnya pada kebijakan. Kesimpulan lain yang

didapat adalah evaluasi dan perbaikan pengendalian internal merupakan hal

penting dan standar COSO Pengendalian Internal dapat digunakan dalam

penelitian yang berkaitan dengan kajian pengendalian internal suatu organisasi

atau instansi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

2.2 Latar Belakang Universitas Udayana

2.2.1 Sejarah Universitas Udayana

Universitas Udayana resmi berdiri pada tanggal 17 Agustus 1962 dan

merupakan perguruan tinggi negeri tertua di Bali. Tanggal 29 September 1958,

sebenarnya di Bali sudah berdiri Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang

Universitas Airlangga Surabaya. Fakultas Sastra Udayana merupakan cikal bakal

lahirnya Universitas Udayana, maka selanjutnya perayaan ulang tahun Universitas

Udayana dialihkan ke tanggal 29 September. Universitas Udayana berdiri sebagai

wujud kerinduan masyarakat Bali akan adanya perguruan tinggi di daerah ini.

Tanggal 12 Mei 1961 oleh para tokoh pendidikan, para pejabat dan pemuka

masyarakat di Bali menyelenggarakan pertemuan yang dipimpin Prof. Dr.

Purbatjaraka, dibantu sekretaris Prof. Dr. Ida Bagus Mantra untuk membahas

langkah-langkah persiapan pendirian perguruan tinggi di Bali. Salah satu syarat

yang ditetapkan pada saat itu untuk pendirian sebuah universitas adalah harus

memiliki empat fakultas, dua fakultas eksakta dan dua non eksakta. Panitia

Persiapan merencanakan membuka empat fakultas yaitu: Fakultas Sastra, Fakultas

Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, dan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan yang didasarkan oleh potensi dan kemampuan yang ada serta

kebutuhan masyarakat Bali dan Nusa Tenggara pada saat itu. Semuanya ber-

kedudukan di Denpasar, kecuali Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

berkedudukan di Singaraja.

Surat Keputusan Menteri PTIP No. 104 Tahun 1962, tanggal 9 Agustus

1962 menyatakan Universitas Udayana resmi berdiri sejak 17 Agustus 1962.

Tahun 1964, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dipisahkan dari Universitas

Udayana menjadi IKIP Malang Cabang Singaraja. Selaras dengan

perkembangannya, secara berturut-turut di Universitas Udayana kemudian berdiri

Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat (1964), Fakultas Teknik (1965),

Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekonomi (1967), Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam (1994), Fakultas Kedokteran Hewan (1997), Fakultas

Teknologi Pertanian (2005), Fakultas Pariwisata (2008), Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik (2009), dan Fakultas Kelautan dan Perikanan (2011). Universitas Udayana

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

sampai saat ini memiliki 13 fakultas serta telah membuka Program Pascasarjana,

dan program studi non-reguler dalam bentuk D1, D2, D3 dan D4. Universitas

Udayana hingga tahun 2014 telah memiliki 8 program studi S0, 46 program studi

S1, 25 program studi S2, 9 program studi S3, 5 program studi profesi, dan 13

program spesialis.

2.2.2 Visi dan Misi

2.2.2.1 Visi Universitas Udayana

Visi Universitas Udayana adalah “Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi

yang Menghasilkan Sumber Daya Manusia yang Unggul, Mandiri, dan

Berbudaya.” Uraian tentang makna visi institusi untuk menyamakan persepsi dan

pemahaman sivitas akademika tentang arah pengembangan jangka panjang

Universitas Udayana adalah sebagai berikut:

1. Unggul artinya menghasilkan produk-produk yang unggul dalam bidang

pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang relevan

dan berdaya saing. SDM yang dihasilkan memiliki kompetensi tinggi,

daya saing, dan bijaksana dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang

dimilikinya untuk meningkatkan martabat bangsa dan negara serta

kemanusiaan pada umumnya (cakra widya prawartana). Keunggulan

SDM Universitas Udayana seperti ini sejalan dengan motto Universitas

Udayana: taki-takining sewake guna widya yang artinya dalam menuntut

ilmu wajib mengejar pengetahuan dan kebajikan hidup.

2. Mandiri artinya pengelolaan otonom, memiliki kepribadian tangguh dan

kemampuan berinteraksi dengan lingkungan yang berkembang secara

dinamis.

3. Berbudaya artinya memiliki kepekaan dan ketajaman nurani serta mampu

memanfaatkan nilai-nilai luhur budaya lokal yang bersifat universal untuk

berinteraksi di masyarakat.

Makna visi Universitas Udayana tersebut sangat erat kaitannya dengan

kearifan lokal yang berkembang di Bali. Jika visi ini diaplikasikan akan sejalan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Kebudayaan Universitas Udayana yang juga

bercirikan kearifan lokal, norma sosial dan sistem nilai yang berkembang di Bali.

2.2.2.2 Misi Universitas Udayana

Visi institusi yang diuraikan diatas agar dapat terwujud diperlukan suatu

misi. Misi pendidikan tinggi di Universitas Udayana dirumuskan sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan menghasilkan

lulusan yang memiliki moral/etika/akhlak dan integritas yang tinggi sesuai

dengan tuntutan masyarakat lokal, nasional dan internasional.

2. Mengembangkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai

dengan kepentingan masyarakat dan bangsa.

3. Memberdayakan Universitas Udayana sebagai lembaga yang

menghasilkan dan mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan budaya

yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

4. Menghasilkan karya inovatif dan prospektif bagi kemajuan Universitas

Udayana serta perekonomian nasional.

2.2.3 Struktur Organisasi Universitas Udayana

Struktur organisasi Universitas Udayana dibuat berdasarkan ketentuan

dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.

0199/0/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Udayana. Struktur

organisasi Universitas Udayana terdiri dari:

1. Unsur pimpinan yaitu Rektor dan Pembantu Rektor.

2. Unsur senat universitas yang diketuai oleh Rektor dan tersusun atas guru

besar, pembantu rektor, dekan, wakil dosen dari masing-masing fakultas,

dan unsur lain yang ditetapkan senat.

3. Unsur dewan penyantun yang tersusun atas Gubernur Provinsi Bali, Ketua

DPRD Provinsi Bali, Pangdam IX Udayana, Kapolda Bali, Kepala

Kejaksaan Tinggi Bali, Ketua Pengadilan Tinggi Bali dan para tokoh

masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap Universitas Udayana.

4. Unsur Badan Pertimbangan Rektor

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

5. Unsur pelaksana akademik yang terdiri atas fakultas, program pasca

sarjana, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Badan

Penjamin Mutu, Institut Kajian, grup riset, rumah sakit pendidikan, dan

Pendidikan Pembangunan Karakter Bangsa.

6. Unsur pengawasan yaitu Satuan Pengawasan Internal.

7. Unsur pelaksana administrasi yang terdiri atas Biro Administrasi

Akademik, Biro Administrasi Kemahasiswaan, Biro Administrasi Umum

dan Keuangan, dan Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi.

8. Unsur penunjang yang terdiri atas Unit Pelayanan Teknis, unit bisnis, dan

divisi.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Universitas Udayana

Keterangan struktur organisasi diatas tersebut adalah sebagai berikut:

A : Bagian Pendidikan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

B : Bagian Kerja Sama

C : Bagian Tata Usaha, Rumah Tangga, Hukum dan Tata Laksana

D : Bagian Kepegawaian

E : Bagian Keuangan

F : Bagian Perlengkapan

G : Bagian Kesejahteraan Mahasiswa

H : Bagian Minat Penalaraan dan Informasi Kemahasiswaan

I : Bagian Perencanaan

J : Bagian Informasi

K : Bagian Tata Usaha Fakultas

L : Bagian Tata Usaha LPPM

A1 : Subbagian Pendidikan dan Evaluasi

A2 : Subbagian Sarana Pendidikan

A3 : Subbagian Registrasi dan Statistik

B1 : Subbagian Kerja Sama Dalam Negeri

B2 : Subbagian Kerja Sama Luar Negeri

C1 : Subbagian Tata Usaha

C2 : Subbagian Hukum dan Tata Laksana

C3 : Subbagian Rumah Tangga

D1 : Subbagian Tenaga Akademik

D2 : Subbagian Tenaga Administratif

E1 : Subbagian Anggaran Rutin dan Pembangunan

E2 : Subbagian Anggaran Dana Masyarakat

E3 : Subbagian Monitoring

F1 : Subbagian Pengadaan dan Pemeliharaan

F2 : Subbagian Inventaris dan Penghapusan

G1 : Subbagian Minat dan Penalaran

G2 : Subbagian Fasilitas dan Informasi Kemahasiswaan

I1 : Subbagian Perencanaan Akademik

I2 : Subbagian Perencanaan Fisik

J1 : Subbagian Data

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

J2 : Subbagian Pelayanan Informasi

K1 : Subbagian Akademik

K2 : Subbagian Kepegawaian dan Keuangan

K3 : Subbagian Umum dan Perlengkapan

K4 : Subbagian Kemahasiswaan

L1 : Subbagian Umum

L2 : Subbagian Program

L3 : Subbagian Data dan Informasi

2.2.4 Tujuan dan Sasaran Bisnis Universitas Udayana

Tujuan dan sasaran bisnis Universitas Udayana dituangkan ke dalam

Rencana Strategis Universitas Udayana Tahun 2015-2019. Rencana Strategis

Universitas Udayana 2015-2019 disusun sebagai pedoman oleh pimpinan dan

pengambil keputusan dalam menentukan program yang akan dilaksanakan untuk

pengembangan Universitas Udayana. Rencana strategis ini dapat juga digunakan

sebagai pedoman atau referensi bagi seluruh civitas akademika dan unsur

penunjang dalam melaksanakan kegiatan sehingga selaras dengan kebijakan

pemerintah.

Tabel 2.1 Tujuan, Sasaran, dan Arah Kebijakan Universitas Udayana

Tujuan Sasaran Kebijakan

Menghasilkan

lulusan bermutu

yang memiliki

kompetensi tinggi

dalam penguasaan

IPTEKS.

Penyediaan dan penerapan

kurikulum yang mampu

meningkatkan mutu,

relevansi dan daya saing

lulusan.

Mengembangkan dan

menerapkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi

(KBK) sesuai dengan

Kerangka Kualifikasi

Nasional Indonesia

(KKNI).

Penyempurnaan proses

pembelajaran seuai dengan

Standar Nasional

Pendidikan Tinggi.

Menyediakan sarana dan

prasarana proses pembe-

lajaran (perkuliahan dan

praktikum).

Mendorong proses

pembelajaran yang

berpusat pada mahasiswa

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

(Student Centre

Learning).

Meningkatkan mutu

pendidik dan tenaga

kependidikan.

Peningkatan sistem

penilaian sesuai dengan

Standar Nasional

Pendidikan Tinggi dan

Standar Internasional.

Menyempurnakan sistem

penilaian berbasis

kompetensi sesuai dengan

jenis pendidikan dan level

kualifikasi.

Memperkuat sistem pen-

jaminan mutu internal.

Peningkatan standar mutu

akademik. Menyempurnakan

kebijakan dan pedoman

akademik.

Pengembangan pusat-

pusat unggulan yang

potensial mendapat

pengakuan internasional

menuju WCU.

Menciptakan suasana

akademik yang kondusif

menuju WCU.

Menguatkan capacity

building menuju WCU.

Meningkatkan

kapasitas perguruan

tinggi dalam

memberikan akses

pelayanan

pendidikan kepada

masyarakat.

Peningkatan akses

pendidikan melalui

peningkatan daya tam-

pung.

Meningkatkan dan

optimalisasi sarana dan

prasarana pendidikan.

Mengembangkan jenis

dan jumlah beasiswa

dalam meningkatkan

akses beasiswa.

Meningkatkan kerjasama

dengan dunia usaha dan

pemerintah daerah.

Mengembangkan

program studi baru

Mengembangkan sistem

seleksi mahasiswa baru.

Peningkatan peran

teknologi informasi dan

komunikasi.

Mengembangkan peman-

faatan TIK dalam proses

pembelajaran, penelitian,

dan peningkatan

tatakelola dan

transparansi pengelolaan

perguruan tinggi.

Peningkatan sarana dan

prasarana kegiatan

kemahasiswaan

Mengembangkan sarana

kegiatan kemahasiswaan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Mengembangkan

perguruan tinggi

yang sehat melalui

optimalisasi peran

organ-organ

organisasi tatakelola

sesuai dengan

prinsip BLU.

Penataan dan penguatan

struktur organisasi

disesuaikan dengan

prinsip-prinsip BLU dan

GUG.

Merestrukturisasi

organisasi Universitas

Udayana sesuai dengan

tuntutan peningkatan

mutu layanan fungsi

pendidikan tinggi yang

ber-BLU.

Penguatan akuntabilitas

sistem keuangan

Mereformasi birokrasi

dan revitalisasi kinerja

institusi dalam

pengelolaan anggaran

sesuai dengan prinsip

BLU.

Penguatan akuntabilitas

pengelolaan aset milik

negara.

Mereformasi birokrasi

dan revitalisasi kinerja

institusi dalam

pengelolaan aset.

Penguatan kinerja SPI.

Mengoptimalkan kinerja

SPI.

Pembentukan lembaga

pengelola unit bisnis.

Mengoptimalkan

pengelolaan sumber daya

(lahan, SDM, dana,

sarana-prasarana).

Peningkatan mutu layanan

sistem pendukung institusi

(institutional supporting

system - ISS)

Merevitalisasi fungsi dan

kinerja ISS.

Peningkatan dan

penyempurnaan sistem

pelayanan administrasi.

Mengembangkan sistem

tatakelola sebagai

lembaga yang otonom

dan akuntabel.

Mengoptimalkan

layanan administrasi

(akademik,

kemahasiswaan,

perencanaan dan sistem

informasi,

keuangan,kepegawaian,

perlengkapan, dan

umum).

Menjalin kerjasama

di berbagai bidang

untuk meningkatkan

mutu Tri Dharma

Perguruan Tinggi.

Penguatan sistem dan

mekanisme kerjasama

akademik.

Mengembangkan dan

meningkatkan kerjasama

di bidang tri dharma

perguruan tinggi dengan

berbagai pihak, baik di

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

dalam maupun luar

negeri.

Peningkatan dan

penyempurnaan kerjasama

non akademik.

Memfasilitasi kerjasama

dengan pihak eksternal.

Menghasilkan

penelitian yang

bermutu, relevan

dan berdaya saing

sesuai dengan

perkembangan iptek,

menghasilkan

publikasi ilmiah

nasional,

internasional dan

paten untuk

kepentingan

masyarakat.

Peningkatan jumlah, mutu

dan relevansi penelitian

dan pengabdian kepada

masyarakat yang relevan

dengan kebutuhan

masyarakat dan berdaya

saing internasional.

Meningkatkan dana,

sarana dan prasarana

penelitian.

Mengembangkan pener-

bitan jurnal ilmiah yang

berkualitas.

Memfasilitasi kegiatan

dan diseminasikan hasil

penelitian dan

pengabdian kepada

masyarakat.

Meningkatkan relevansi

pengabdian kegiatan ke-

pada masyarakat.

Pengembangan rencana

program penelitian dan

pengabdian kepada

masyarakat untuk

menjamin peningkatan

kapasitas dan mutu

lembaga.

Merevitalisasi manaje-

men Lembaga Penelitian

dan Pengabdian kepada

Masyarakat.

Mengembangkan pusat-

pusat unggulan berbasis

penelitian yang

mendukung

pembangunan daerah,

nasional, dan

internasional.

Menetapkan agenda

penelitian yang

terprogram secara

berkesinambungan

Peningkatan kompetensi

dosen di bidang penelitian

dan pengabdian kepada

masyarakat.

Mengefektifkan

pelatihan penyusunan

proposal penelitian dan

pengabdian kepada

masyarakat serta

penulisan publikasi

ilmiah.

Peningkatan kinerja dan

produktifitas grup Mengefektifkan sistem

monitoring dan evaluasi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

penelitian.

kinerja grup penelitian.

Penyempurnaan sistem pe-

nilaian proposal penelitian

dan pengabdian kepada

masyarakat, termasuk

monitoring dan evaluasi

pelaksanaannya.

Mengefektfikan sistem

monitoring dan evaluasi

pelaksanaan penelitian

dan pengabdian kepada

masyarakat.

(Sumber : Damriyasa, I Made, dkk. 2014. Rencana Strategis Universitas Udayana Tahun 2015 –

2019)

2.2.5 Unit Sumber Daya Informasi

Unit Sumber Daya Informasi (USDI) Universitas Udayana terbentuk

dengan keputusan rektor No 39/UN.14/HK/2015 pada tanggal 5 Februari 2015.

Struktur Organisasi USDI ditunjukkan pada Gambar 2.2 dibawah ini:

Rektor (Pelindung USDI)

Pembantu Rektor IV (Penanggung Jawab USDI)

Kepala USDI

Sekretaris USDI

Kepala Bidang Pengembangan dan Integrasi USDI

Kepala Bidang Layanan USDI

Kepala Bidang Infrastruktur USDI

Kasub USDISekretaris Bidang

Pengembangan dan Integrasi USDI

Sekretaris Bidang Layanan USDI

Sekretaris Bidang Infrastruktur USDI

Programmer USDI Administrasi USDI Administrator Jaringan USDI Staff Administrasi USDI

Gambar 2.2 Struktur Organisasi USDI

USDI terbentuk karena menimbang rencana strategis Universitas Udayana

yang bertujuan untuk mewujudkan suatu stimulus bagi segenap civitas akademik

dengan mewujudkan visi menjadikan unud sebagai universitas riset terkemuka di

Indonesia bahkan pada tingkat dunia, bahwa penyediaan fasilitas komputer dan

komunikasi secara luas untuk digunakan oleh Dosen, Pegawai dan Mahasiswa

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Universitas Udayana merupakan salah satu faktor pendukung penting dalam

kegiatan riset, belajar, mengajar atau kerja administrasi, bahwa dalam rangka

mewujudkan pelayanan yang cepat, tepat dan akurat berbasis teknologi informasi

dilingkungan Universitas Udayana guna mempersiapkan Universitas Udayana

menuju internasionalisasi.

2.3 Layanan Akademik

2.3.1 Sistem SIMAK

Mahasiswa yang melanjutkan studi wajib melaksanakan pendaftaran

kembali, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3 dibawah ini.

Alur Pendaftaran Mahasiswa Lama

Mahasiswa Fakultas

Mulai

Loket Registrasi

Sudah Bayar?

Stampel KRM & mengambil Blanko

KRS

Pengisian KRS

Mahasiswa Sudah Terdaftar

Ya

Tidak

Mahasiswa Lama

Membayar Biaya Kuliah di Bank

Selesai

Gambar 2.3 Alur Pendaftaran Mahasiswa Lama

KEPALA BIDANG

LAYANAN IT

SEKRETARIS

STAF LAYANAN

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Ketentuan dan prosedur dalam melakukan pendaftaran mahasiswa lama

adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa membayar biaya pendidikan sesuai yang ditetapkan Rektor di

Bank BNI yang telah ditunjuk pada waktu yang telah ditentukan. Khusus

bagi mahasiswa Nonreguler membayar biaya SKS sesuai dengan Prodi

masing-masing

2. Mahasiswa menyerahkan KRM untuk disahkan atau terdaftar pada

semester berikutnya.

3. Mahasiswa mengambil Kartu Hasil Studi (KHS) di Fakultas atau program

studi masing-masing, yang digunakan untuk menentukan jumlah SKS

yang dapat diambil pada semester berikutnya.

4. Mahasiswa berkonsultasi dan mengesahkan KRS pada Pembimbing

Akademik dan dengan menyerahkan (satu fotocopy) KRS yang telah

disahkan oleh Pembimbing Akademik ke Sub. Bagian Akademik Fakultas,

selanjutnya mengikuti prosedur di Fakultas masing-masing.

Prosedur jika mahasiswa mengalami permasalahan atau kendala saat

melakukan registrasi KRS secara online pada SIMAK, ditunjukkan pada Gambar

2.4 dibawah ini:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Gambar 2.4 Alur Penggunaan SIMAK

Mahasiswa dengan status Mahasiswa Aktif wajib melakukan registrasi

KRS sesuai waktu yang telah ditetapkan dengan cara mengakses website SIMAK

melalui laman imissu.unud.ac.id. Jika mengalami masalah, misalnya tidak dapat

mengakses laman atau lupa dengan password, maka mahasiswa bersangkutan

dapat menghubungi operator SIMAK yang ada di Fakultas, Jurusan, atau Program

Studi bersangkutan. Operator akan mendiskusikan permasalahan tersebut dengan

Supervisor yaitu Biro Administrasi Akademik, jika permasalahan tidak dapat

ditemukan solusinya oleh Biro Administrasi Akademik, maka permasalahan

tersebut akan didiskusikan dengan bagian USDI sebagai administrator SIMAK.

Jika mahasiswa berhasil login di SIMAK dengan akunnya maka

mahasiswa dapat melakukan registrasi KRS melalui fitur atau menu yang ada

pada SIMAK. Mahasiswa menyusun KRS sesuai jadwal yang ditetapkan, jika

terjadi permasalahan pada saat registrasi KRS, maka mahasiswa bersangkutan

dapat menghubungi Operator SIMAK yang ada di Fakultas, Jurusan, atau

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Program Studi, kemudian dilakukan pemecahan masalah pada Biro Administrasi

Akademik dan Administrator SIMAK.

2.3.2 Wisuda Online

Mahasiswa yang sudah selesai menempuh masa belajar pada suatu

Universitas akan melakukan proses pelantikan kelulusan yang biasa disebut

Wisuda. Universitas Udayana menyediakan layanan wisuda online guna

memberikan pelayanan yang efisien terkait prosedur pendaftaran wisuda online.

Calon wisudawan yang telah dinyatakan lulus dapat melakukan pembayaran

wisuda serta menginputkan biodata secara online dengan terlebih dahulu

melakukan register untuk mendapatkan username dan password, kemudian

mencetak bukti pendaftaran. Calon wisudawan yang telah melakukan pendaftaran

dapat meminta Surat Keterangan Bebas Akademik dari Fakultas dengan

membawa persyaratan, seperti: Surat Keterangan Lulus, Surat Bebas Peminjaman

Buku Perpustakaan, Surat Keterangan Bebas KOPMA, dan Bukti Pendaftaran

yang dicetak dari internet. Seluruh berkas akan di verifikasi oleh pihak Fakultas

yang berwenang, jika sudah lengkap maka Surat Keterangan Bebas Akademik dan

Berkas Pendaftaran Wisuda akan diberikan kepada Calon Wisudawan untuk

dilakukan pendaftaran wisuda ke Biro Administrasi Akademik. Berkas

Pendaftaran wisuda akan diverifikasi oleh Biro Administrasi Akademik dan jika

sudah lengkap maka Bukti Pendaftaran Wisuda oleh Biro Administrasi Akademik

akan diberikan kepada calon wisudawan. Alur pendaftaran wisuda ditunjukkan

pada Gambar 2.5 dibawah ini.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Alur Pendaftaran Wisuda

FakultasMahasiswa BAAPh

ase

Mulai

Berkas Pendaftaran Wisuda dan Bukti Pembayaran Bank

Mhs input biodata secara online dan mencetak Bukti

Pendaftaran

Meminta Surat Keterangan

Bebas Akademik

Verifikasi Data dan Berkas di Fakultas

Surat Keterangan Bebas Akademik & Berkas Pendaftaran

Wisuda

Pendaftaran Wisuda di BAA

Verifikasi Data dan Berkas di BAA

Bukti Pendaftaran Wisuda oleh BAA

Selesai

Tidak Lengkap

Lengkap

Lengkap

Tidak Lengkap

Gambar 2.5 Alur Pendaftaran Wisuda secara Online

2.4 Dasar Teori

2.4.1 Metode Penelitian Kualitatif dan Deskriptif

David Penny dan Kuntjaraningrat (1983:265) menyatakan bahwa

penelitian berarti berpikir secara sistematis mengenai jenis-jenis persoalan dimana

pemecahannya memerlukan pengumpulan data dan fakta. Metode penelitian yang

digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan deskriptif.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

2.4.1.1 Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-temuannya

tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Sebagian

datanya dapat dihitung sebagaimana data sensus, namun analisisnya bersifat

kualitatif. Metode kualitatif cenderung menempatkan kata-kata sebagai unit

analisis, sedangkan metode kuantitatif cenderung dihubungkan dengan angka-

angka. Metode kualitatif dapat digunakan utuk mengungkap dan memahami

sesuatu di balik fenomena yang sedikit pun belum diketahui. Metode ini dapat

digunakan untuk mendapatkan wawasan tentang sesuatu yang baru sedikit

diketahui serta memberi rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit

diungkapkan oleh metode kuantitatif.

2.4.1.2 Penelitian Deskriptif

Penelitian Deskriptif atau descriptive research memiliki tujuan untuk

membuat deskripsi atau pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat

mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Pantiyasa

(2013, h. 14) mengartikan penelitian deskriptif sebagai penelitian untuk membuat

gambaran mengenai situasi atau kejadian secara sistematis, fatual, dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara masalah yang diselidiki.

Jadi, penelitian deskripstif adalah penelitian yang secara hati-hati, cermat dan

sistematis terhadap fenomena atau kenyataan sosial tertentu dengan jalan

mendeskripsikan sejumlah variabel yang diamati. Jenis atau hubungan maupun

membandingkan antara variabel tertentu dengan variabel lainnya.

2.4.2 Pengendalian Internal (Internal Control)

Aktivitas, kegiatan maupun prosedur dilakukan sebuah organisasi agar

dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tetapi dalam usaha-

usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuannya, organisasi akan dihadapkan

pada berbagai faktor negatif berupa risiko yang dapat menghambat pencapaian

tujuan. Risiko-risiko ini dapat berasal dari berbagai macam faktor yang meliputi

risiko keuangan, kepatuhan, operasional maupun faktor-faktor yang berasal dari

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

fraud. Risiko-risiko tersebut apabila terjadi maka dapat mengakibatkan tujuan

organisasi tidak tercapai, sehingga untuk mencegahnya diperlukan seperangkat

kebijakan dan prosedur yang efektif yang disebut pengendalian.

Definisi pengendalian pertama kali muncul dalam kamus bahasa inggris

pada tahun 1600 dan didefinisikan merupakan a copy of roll (of account), a

parallel of the same quality and content with the original. Pentingnya

pengendalian bagi auditor diakui oleh L. R. Dicksee pada awal tahun 1905 yang

mengatakan bahwa sistem pengecekan internal yang layak bisa menghilangkan

kebutuhan akan audit yang terinci. Perkembangan selanjutnya, Committee of

Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) pada tahun 1992

menetapkan definisi pengendalian internal (internal control) sebagai suatu proses

yang efektivitasnya dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris, manajemen atau

pegawai lainnya yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang

pencapaian tujuan-tujuan, seperti keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan

efisiensi operasi serta ketaatan terhadap hokum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian meskipun dibuat dengan cermat, tetapi tidak selalu mencapai

tujuan seperti yang diinginkan. Hal ini disebabkan meskipun pada dasarnya

pengendalian dirancang untuk membantu manajer agar dapat melaksanakan

pekerjaannya dengan lebih baik, tetapi dalam kenyataannya banyak manajer yang

memandang pengendalian sebagai sebuah gangguan, ancaman, ataupun sebuah

tantangan yang harus diatasi. Aldag dan Streams (1987) mengidentifikasi empat

macam reaksi negatif terhadap sistem pengendalian, antara lain:

1. Pengendalian dianggap sebagai permainan

Pengendalian dilihat sebagai sebuah tantangan, sesuatu yang harus

dikalahkan dan bukan sebagai alat yang berguna bagi manajemen.

2. Pengendalian dianggap sebagai objek sabotase

Pegawai organisasi berusaha untuk merusak sistem pengendalian,

menciptakan kebingungan, dan merancang proyek dengan karakteristik yang

kompleks. Tujuannya adalah untuk membuat sistem tidak beroperasi, tidak dapat

diandalkan, dan terlalu rumit.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

3. Informasi yang tidak akurat

Manajer melakukan manipulasi informasi untuk membuat dirinya dan

unitnya terlihat lebih baik atau menciptakan data yang salah sehingga

pengendalian tidak beroperasi dengan semestinya.

4. Ilusi pengendalian

Manajer memberikan kesan bahwa sistem pengendalian memang berfungsi

dengan baik sementara dalam kenyataannya sistem tersebut diabaikan atau

disalahartikan. Hasil yang baik dikatakan sebagai hasil dari sistem dan hasil yang

tidak bagus dikatakan bersumber dari kondisi yang tidak biasa yang berada diluar

sistem.

2.4.3 Control Framework

Control Framework adalah struktur data yang mengatur dan

mengkategorikan pengendalian internal organisasi, seperti praktik dan prosedur

yang ditetapkan untuk menciptakan nilai bisnis dan meminimalkan risiko.

Standar yang digunakan pada penelitian ini adalah COSO, COBIT 5, ISO

27002:2005, dan NIST 800-53.

2.4.3.1 COSO

COSO diselenggarakan pada tahun 1985 untuk mensponsori The National

Commission on Fraudulent Financial Reporting, sebuah inisiatif sektor swasta

independen yang mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecurangan

pelaporan keuangan. Komisi Nasional disponsori bersama oleh lima asosiasi

profesional utama yang berkantor pusat di Amerika Serikat. Awalnya, komite

tersebut dinamai berdasarkan nama kepalanya, yaitu Treadway, akan tetapi

akhirnya proyek tersebut lebih dikenal sebagai COSO yang merupakan singkatan

dari Committee of Sponsoring Organizations (komite pendukung organisasi).

Pengendalian Internal menurut COSO adalah suatu proses yang dilakukan

oleh dewan entitas direksi, manajemen, dan personil lainnya yang dirancang untuk

memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yang berkaitan

dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan. Definisi tersebut menekankan bahwa

kontrol internal adalah:

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

1. Pencapaian tujuan diarahkan dalam satu atau lebih kategori seperti operasi,

pelaporan, dan kepatuhan.

2. Pengendalian internal yaitu proses yang terdiri dari tugas-tugas dan

kegiatan yang sedang berlangsung.

3. Pengendalian internal dipengaruhi bukan hanya tentang kebijakan dan

prosedur manual, dan sistem tetapi tentang orang-orang dan tindakan yang

diambil pada setiap tingkat organisasi untuk mempengaruhi pengendalian

internal.

4. Pengendalian internal mampu memberikan jaminan yang wajar.

5. Pengendalian internal beradaptasi dengan struktur entitas artinya fleksibel

dalam penerapan untuk seluruh entitas atau anak perusahaan, divisi, unit

operasi, atau proses bisnis tertentu.

Tujuan dari kerangka Pengendalian Internal adalah untuk membantu

manajemen mengendalikan organisasi yang lebih baik dan memberikan dewan

direksi kemampuan tambahan untuk mengawasi pengendalian internal.

Pengendalian internal memungkinkan organisasi untuk menangani secara efektif

akan perubahan ekonomi dan lingkungan yang kompetitif, kepemimpinan,

prioritas, perkembangan model bisnis.

Model yang dikeluarkan COSO memiliki persamaan dengan model

pengendalian internal dalam lingkungan pemerintah sebagaimana diatur dalam

Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 Tahun 2008 mengenai Sistem Pengendalian

Internal Pemerintah (SPIP) yaitu sistem pengendalian intern yang diselenggarakan

secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kedua

model tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu menciptakan keandalan di dalam

pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi kegiatan operasi, pengamanan aset

serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

COSO memberikan penjelasan mengenai kelima komponen pengendalian

internal dalam COSO Internal Control Integrated Framework Executive

Summary, antara lain:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang ada didalam suatu

organisasi yang akan mempengaruhi efektivitas pengendalian internal secara

menyeluruh karena komponen ini berpengaruh pada kesadaran masing-masing

personil organisasi akan pentingnya pengendalian.

2. Penilaian Risiko

Penilaian risiko adalah proses identifikasi dan analisis risiko-risiko yang

berdampak terhadap pencapaian tujuan organisasi serta menentukan tindakan

yang tepat untuk menghadapi risiko-risiko tersebut. Tujuan yang ingin dicapai

dari penilaian risiko adalah agar manajemen dapat mengidentifikasi risiko-risiko

serta dapat menetapkan pengendalian-pengendalian yang efektif untuk

mengendalikan risiko yang telah diidentifikasi.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah semua kebijakan dan prosedur yang

dilakukan untuk memastikan bahwa arahan manajemen telah dijalankan.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi yang dibutuhkan harus diidentifikasi, diterima, dan

dikomunikasikan dalam bentuk-bentuk dan periode yang memungkinkan para

pegawai agar dapat memenuhi tanggungjawabnya. Komunikasi yang efektif harus

terjadi dalam lingkup yang luas dan mampu menciptakan alur informasi yang

lancar dari berbagai lini di dalam organisasi baik dari atasan ke bawahan maupun

sebaliknya.

5. Pemantauan

Manajemen memiliki kepentingan untuk melakukan pemantauan atas

pengendalian internal, agar dapat menentukan apakah komponen-komponen

pengendalian internal yang dijalankan di dalam organisasi telah berjalan dengan

efektif.

COSO berisi lima komponen yang sudah dijelaskan sebelumnya dan untuk

mengurangi kekakuan dari pemahaman masing-masing komponen tersebut maka

terdapat poin fokus yang disediakan dalam kerangka pengendalian internal,

seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2 dibawah ini:

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Tabel 2.2 Poin Fokus pada Komponen COSO

Control Environment

Prinsip Poin Fokus

1 Organisasi menunjukkan

komitmen untuk integritas

dan nilai-nilai etika.

1 Set the tone at the top

2 Menetapkan standar perilaku

3 Mengevaluasi kepatuhan terhadap

standar perilaku

4 Menegur penyimpangan pada waktu

yang tepat

2

Dewan direksi

menunjukkan kemandirian

dari manajemen dan

menjalankan fungsi

pengawasan terhadap

perkembangan dan kinerja

pengendalian internal

5 Menetapkan tanggung jawab

pengawasan

6 Menerapkan keahlian yang

Relevan

7 Beroperasi secara independen

8 Memberikan pengawasan pada

Pengendalian Lingkungan, Penilaian

Risiko, Kegiatan Pengendalian,

Informasi dan Komunikasi, dan

Pemantauan

3

Manajemen menetapkan,

dengan pengawasan dewan,

struktur, jalur pelaporan,

dan pihak yang berwenang

dan tanggung jawab dalam

pengejaran

tujuan

9 Mempertimbangkan semua struktur

entitas

10 Menetapkan garis pelaporan

11 Mendefinisikan, pihak yang ditunjuk,

dan batas-batas kewenangan dan

tanggung jawab

4 Organisasi menunjukkan

Komitmen untuk menarik,

mengembangkan, dan

mempertahankan individu

yang kompeten sejalan

dengan tujuan

12 Menetapkan kebijakan dan praktik

13 Mengevaluasi kompetensi dan

kekurangan

14 Menarik, mengembangkan dan

mempertahankan orang

15 Rencana dan persiapan untuk

kesuksesan

5 Organisasi memegang

individu

bertanggung jawab atas

pengendalian internal

mereka

dalam mengejar tanggung

jawab dan tujuan

16 Menjalankan tanggung jawab melalui

struktur dan otoritas

17 Menetapkan ukuran kinerja, insentif

dan imbalan

18 Mengevaluasi ukuran kinerja, insentif

dan imbalan untuk relevansi yang

sedang berlangsung

19 Mempertimbangkan tekanan yang

berlebihan

20 Mengevaluasi kinerja dan disiplin

individu

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Risk Assesment

Prinsip Poin Fokus

6 Organisasi menentukan

tujuan dengan kejelasan

yang cukup untuk

memungkinkan identifikasi

dan penilaian risiko

berkaitan dengan tujuan:

- Tujuan Operasi

21a Mencerminkan pilihan manajemen

22a Mempertimbangkan toleransi risiko

23 tujuan operasi dan kinerja keuangan

24 Bentuk dasar untuk melakukan sumber

daya

- Tujuan Pelaporan

Keuangan Eksternal

21b Sesuai dengan standar akuntansi yang

berlaku

22b Mempertimbangkan materialitas

25 Mencerminkan aktivitas entitas

- - Tujuan Pelaporan

Keuangan Non- Eksternal

21c Sesuai dengan standar dan kerangka

yang ditetapkan secara eksternal

22c Mempertimbangkan tingkat ketelitian

25 Mencerminkan aktivitas entitas

-Tujuan Pelaporan Internal 21a Mencerminkan pilihan manajemen

22c Mempertimbangkan tingkat yang

diperlukan presisi

25 Mencerminkan aktivitas entitas

-Tujuan Kepatuhan 21d Mencerminkan hukum dan peraturan

eksternal

22a Mempertimbangkan toleransi risiko

7 Organisasi

mengidentifikasi risiko

pencapaian tujuan

di entitas dan analisis risiko

sebagai dasar untuk

menentukan bagaimana

risiko harus dikelola

26 Termasuk entitas, anak perusahaan,

divisi, unit operasi, dan tingkat

fungsional

27 Menganalisa faktor internal dan

eksternal

28 Melibatkan tingkat yang tepat dari

manajemen

29 Perkiraan signifikansi risiko yang

teridentifikasi

30 Menentukan bagaimana merespon

risiko

8 Organisasi menganggap

potensi penipuan dalam

menilai risiko untuk

pencapaian tujuan

31 Mempertimbangkan berbagai jenis

penipuan

32 Menilai insentif dan tekanan

33 Menilai peluang

34 Menilai sikap dan rasionalisasi

9 organisasi mengidentifikasi 35 Menilai perubahan dalam lingkungan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

dan menilai perubahan

yang bisa berdampak

signifikan pada sistem

control internal

eksternal

36 Menilai perubahan dalam model bisnis

37 Menilai perubahan dalam

kepemimpinan

Control Activities

Prinsip Poin Fokus

10

Organisasi memilih dan

mengembangkan kegiatan

pengendalian yang

berkontribusi pada risiko

untuk pencapaian tujuan

tingkat yang dapat diterima

38 Terintegrasi dengan penilaian risiko

39 Mempertimbangkan faktor-faktor

entitas tertentu

40 Menentukan proses bisnis yang

relevan

41 Mengevaluasi campuran kontrol jenis

kegiatan

42 Mempertimbangkan apa tingkat

aktivitas yang diterapkan

43 Menetapkan pemisahan tugas

11

Organisasi memilih dan

mengembangkan kegiatan

pengendalian umum

melalui teknologi untuk

mendukung pencapaian

tujuan

44 Menentukan ketergantungan antara

penggunaan teknologi dalam proses

bisnis dan kontrol teknologi umum

45 Menetapkan teknologi yang relevan

untuk kegiatan pengendalian

46 Menetapkan proses manajemen

keamanan yang relevan untuk kegiatan

pengendalian

47 Menetapkan akuisisi teknologi yang

relevan, pengembangan pemerintah,

dan proses pemeliharaan dalam

kegiatan pengendalian

12 Organisasi menyebarkan

kontrol kegiatan melalui

kebijakan dan prosedur

48 Menetapkan kebijakan dan prosedur

untuk mendukung arahan manajemen

49 Menetapkan tanggung jawab untuk

melaksanakan kebijakan dan prosedur

50 Melakukannya pada waktu yang tepat

51 Mengambil tindakan korektif

52 Penyelenggaraanya menggunakan

personel yang kompeten

53 Menetapkan kembali kebijakan dan

prosedur

Information and Communication

Prinsip Poin Fokus

13

Organisasi memperoleh

atau menghasilkan dan

menggunakan kualitas

informasi yang relevan

untuk mendukung fungsi

54 Mengidentifikasi kebutuhan informasi

55 Menangkap sumber internal dan

eksternal data

56 Memproses data yang relevan menjadi

informasi

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

lainnya dari komponen

pengendalian internal

57 Mempertahankan kualitas seluruh

proses

58 Mempertimbangkan biaya dan

manfaat

14 Organisasi secara internal

mengkomunikasikan

informasi, termasuk tujuan

dan tanggung jawab

pengendalian internal,

diperlukan untuk

mendukung

fungsi komponen lain dari

pengendalian internal

59 Mengkomunikasikan informasi

pengendalian internal

60 Berkomunikasi dengan dewan direksi

61 Menyediakan jalur komunikasi yang

terpisah

62 Memilih metode komunikasi yang

relevan

15 Organisasi berkomunikasi

dengan pihak eksternal

mengenai hal-hal

yangmempengaruhi fungsi

lainnya dari

komponen pengendalian

internal

63 Berkomunikasi dengan pihak eksternal

64 Memungkinkan komunikasi yang

masuk

65 Berkomunikasi dengan dewan direksi

66 Menyediakan jalur komunikasi yang

terpisah

67 Memilih metode komunikasi yang

relevan

Monitoring Activities

Prinsip Poin Fokus

16 Organisasi memilih,

mengembangkan, dan

menunjukkan secara

langsung atau terpisah

untuk memastikan apakah

komponen control internal

hadir dan berfungsi

68 Mempertimbangkan campuran

evaluasi berkelanjutan dan terpisah

69 Mempertimbangkan laju perubahan

70 Menetapkan pemahaman dasar

71 Menggunakan pengetahuan seseorang

72 Terintegrasi dengan proses bisnis

73 Mengatur ruang lingkup dan frekuensi

74 Obyektif mengevaluasi

17 Organisasi mengevaluasi

dan mengkomunikasikan

kekurangan pengendalian

internal pada waktu yang

tepat untuk pihak-pihak

yang bertanggung jawab

dalam mengambil tindakan

korektif,termasuk

manajemen senior dan

dewan direksi yang sesuai.

75 Menilai hasil

76 Mengkomunikasikan kekurangan

kepada pihak yang bertanggung jawab

untuk tindakan korektif termasuk

manajemen senior dan dewan direksi

77 Memantau tindakan korektif

(Sumber : Protiviti 2013, The Updated COSO Internal Control Framework Second Edition, h. 7-

10)

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Penelitian ini menempatkan COSO sebagai standar atau pedoman kontrol

internal yang layak pada suatu organisasi atau instansi dalam hal ini adalah

Universitas Udayana.

2.4.3.2 COBIT 5

Control Objectives for Information and related Technology (COBIT)

adalah sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT governance yang dapat

membantu auditor, manajemen dan pengguna untuk menjembatani gap antara

resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan permasalahan teknis lainnya. COBIT

dikembangkan oleh IT Governance Institute, yang merupakan bagian dari

Information System Audit and Control Association (ISACA). COBIT saat ini yang

dipakai yaitu COBIT 5.0 yang merupakan versi terbaru dari COBIT sebelumnya

yaitu COBIT 4.1.

Gambar 2.6 Domain Proses COBIT 5

(Sumber: ISACA Team. 2011. COBIT 5:Process Reference Guide. Page 33)

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

Gambar 2.6 diatas menjelaskan domain proses pada COBIT 5 yang terbagi

ke dalam 2 area yaitu governance dan manajemen. Kedua area ini total terdiri dari

5 domain dan 37 proses yaitu Governance of Enterprise IT meliputi Evaluate,

Direct and Monitor (EDM) memiliki 5 proses dan Management of Enterprise IT

meliputi Align, Plan and Organise (APO) memiliki 13 proses, Build, Acquire and

Implement (BAI) memiliki 10 proses, Deliver, Service and Support (DSS)

memiliki 6 proses, dan Monitor, Evaluate and Assess (MEA) memiliki 3 proses

dapat dilihat pada tabel 2.3 dibawah ini:

Tabel 2.3 Domain dan Proses TI pada COBIT 5

Evaluate, Direct and Monitor (EDM)

Domain Proses TI

EDM01 Memastikan Pengaturan dan pemeliharaan kerangka Tata

Kelola

EDM02 Memastikan penyampaian yang bermanfaat

EDM03 Memastikan optimisasi resiko

EDM04 Memastikan optimisasi sumber daya

EDM05 Memastikan transparansi stakeholder

Align, Plan and Organise (APO)

Domain Proses TI

AP001 Mengelola manajemen kerangka kerja IT

AP002 mengelola Strategi

AP003 mengelola arsitektur perusahaan

AP004 mengelola inovasi

AP005 mengelola Portofolio

AP006 Mengelola Anggaran dan Biaya

AP007 mengelola sumber daya manusia

AP008 mengelola Hubungan

AP009 mengelola persetujuan service/layanan

AP010 Mengelola suppliers

AP011 mengelola kualitas

AP012 mengelola Risiko

AP013 mengelola Keamanan

Build, Acquire and Implement (BAI)

Domain Proses TI

BAI01 mengelola program dan proyek

BAI02 mengelola definisi persyaratan

BAI03 mengelola identifikasi solusi dan pembangunan

BAI04 mengelola ketersediaan dan kapasitas

BAI05 mengelola pemberdayaan perubahan organisasi

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

BAI06 mengelola Perubahan

BAI07 mengelola penerimaan terhadap perubahan dan transisi

BAI08 mengelola Pengetahuan

BAI09 mengelola Aset atau Modal

BAI10 mengelola Konfigurasi

Deliver, Service and Support (DSS)

Domain Proses TI

DSS01 mengelola Operasi

DSS02 mengelola permintaan service/layanan dan insiden

DSS03 mengelola masalah

DSS04 Mengelola kontinuitas

DSS05 Mengelola pelayanan keamanan

DSS06 Mengelola pengendalian proses bisnis

Monitor, Evaluate and Assess (MEA)

Domain Proses TI

MEA01 memonitor, mengevaluasi dan mengukur kinerja dan

kesesuaian

MEA02 memonitor, mengevaluasi dan mengukur sistem dari

pengendalian internal

MEA03 memonitor, mengevaluasi dan mengukur kecocokan

dengan kebutuhan eksternal atau luar Persyaratan (Sumber : COBIT 5 - A Business Framework for the Governance and Management of Enterprise

IT)

Penelitian ini menempatkan COBIT 5 sebagai pedoman dalam mengetahui

dan menganalisa tingkat kepentingan dan tingkat kesenjangan dari sistem layanan

kemahasiswaan di Universitas Udayana serta menentukan ruang lingkup dari

kajian yang dilakukan.

2.4.3.3 NIST 800-53

NIST 800-53 merupakan update yang paling komprehensif untuk kontrol

keamanan sejak didirikan pada tahun 2005. NIST 800-53 memiliki tujuan untuk

menyediakan satu set kontrol keamanan yang dapat memenuhi kebutuhan

keamanan yang dikenakan pada organisasi. NIST 800-53 dapat secara efektif

digunakan untuk melindungi informasi dan sistem informasi dari ancaman terus-

menerus pada operasional tradisional. Kontrol juga dapat digunakan untuk

menunjukkan kepatuhan dengan berbagai persyaratan keamanan pemerintah,

organisasi, atau lembaga. Organisasi memiliki tanggung jawab untuk memilih

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

kontrol keamanan yang sesuai, menerapkan kontrol dengan benar, dan

menunjukkan efektivitas dari kontrol yang diterapkan.

Implementasi kontrol keamanan sistem informasi dan organisasi

merupakan tugas penting yang dapat memiliki implikasi besar pada operasional

dan aset organisasi serta kesejahteraan individu dan Bangsa. Kontrol keamanan

adalah perlindungan terhadap sistem informasi atau organisasi yang dirancang

untuk: melindungi kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi yang

diproses, disimpan, dan dikirimkan oleh sistem-sistem atau organisasi dan

memenuhi kebutuhan untuk kemanan. Kontrol framework NIST 800-53 yang

digunakan pada penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 2.4 dibawah ini:

Tabel 2.4 Security Family dan Identifier NIST 800-53 Revision 4

Identifier Family

AC Kontrol akses

AT Kesadaran dan Pelatihan

AU Audit dan Akuntabilitas

CA Keamanan Penilaian dan Otorisasi

CM Manajemen konfigurasi

CP Perencanaan Kontinjensi

IA Identifikasi dan Otentikasi

IR Respon terhadap Insiden

MA Pemeliharaan

MP Perlindungan terhadap Media

PE Perlindungan Lingkungan dan Fisik

PL Perencanaan

PS Personil Keamanan

RA Perkiraan Risiko

SA Akuisisi Sistem dan Jasa

SC Perlindungan Sistem dan Komunikasi

SI Integritas Sistem dan Informasi

PM Manajemen Program (Sumber: NIST Special Publication 800-53 Revision 4 Security and Privacy Controls for Federal

Information Systems and Organizations)

Penelitian ini menempatkan NIST 800-53 Revision 4 sebagai pedoman

dalam memberikan saran serta perbaikan terhadap sistem layanan kemahasiswaan

di Universitas Udayana yang berhasil ditemukan melalui kajian dengan pedoman

COSO dan COBIT 5.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

2.4.3.4 ISO 27002:2005

Standar ISO/IEC 27002:2005 pada penelitian ini digunakan sebagai

pedoman dalam memberikan saran dan perbaikan terhadap temuan dari sistem

layanan akademik di Universitas Udayana, karena memiliki panduan kontrol

keamanan sistem informasi yang lengkap sedangkan ISO/IEC 27001:2005

memiliki poin-poin kontrol kemanan yang sama dengan ISO/IEC 27002:2005

namun tidak dilengkapi dengan panduan implementasinya. Standar ISO/IEC

27001:2005 dan ISO/IEC 27002:2005 diuraikan dibawah ini:

1. ISO/IEC 27001: 2005 - Requirements

ISO/IEC 27001:2005 berisi penjelasan tentang syarat-syarat untuk

membuat, menerapkan, melaksanakan, memonitor, menganalisa dan memelihara

serta mendokumentasikan SMKI dalam konteks resiko bisnis organisasi. SMKI

yang baik akan membantu memberikan perlindungan terhadap gangguan pada

aktivitasaktivitas bisnis dan melindungi proses bisnis yang penting agar terhindar

dari resiko kerugian/bencana dan kegagalan serius pada pengamanan sistem

informasi (Syafrizal, 2009). Implementasi SMKI juga akan memberikan jaminan

pemulihan operasi bisnis akibat kerugian yang ditimbulkan dalam masa waktu

yang tidak lama. Dalam ISO 27001 ada 11 aspek atau yang biasa disebut sebagai

clauses, dimana di dalamnya terbagi lagi menjadi 133 kontrol yang harus ada

dalam setiap perusahaan dalam usahanya mengimplementasikan konsep

keamanan informasi. Kontrol dalam hal ini adalah hal-hal berupa proses,

prosedur, kebijakan maupun tool yang digunakan sebagai alat pencegahan

terjadinya sesuatu yang tidak dikehendaki oleh adanya konsep keamanan

informasi. Standar ISO/IEC 27001:2005 telah menyediakan model terkait

bagaimana mulai dari membangun, implementasi, operasional, memonitor,

mengkaji ulang, memelihara dan mengembangkan ISMS.

2. ISO/IEC 27002 –Code of Practice for ISMS

ISO/IEC 27002 berisi panduan yang menjelaskan contoh penerapan

keamanan informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk kontrol tertentu agar

mencapai sasaran kontrol yang ditetapkan. Bentuk-bentuk kontrol yang disajikan

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

seluruhnya menyangkut 11 area pengamanan sebagaimana ditetapkan dalam

ISO/IEC 27001.

ISO/IEC 27002 tidak mengharuskan bentuk-bentuk kontrol yang tertentu

tetapi menyerahkan kepada pengguna untuk memilih dan menerapkan kontrol

yang tepat sesuai kebutuhannya, dengan mempertimbangkan hasil kajian risiko

yang telah dilakukannya. Pengguna juga dapat memilih kontrol di luar daftar

kontrol yang dimuat standar ini sepanjang sasaran kontrolnya dipenuhi.

2.4.4 Capability Maturity Model Integrated

CMMI (Capability Maturity Model Integrated) dikembangkan oleh SEI

(Software Engineering Institute) di Carnegie Mellon University selama akhir 1980-

an, serta secara keseluruhan disponsori oleh U.S DoD (Department of Defense).

Menurut SEI, CMMI adalah referensi model dari praktik kedewasaan dalam disiplin

tertentu, digunakan untuk meningkatkan dan menilai kemampuan suatu kelompok

untuk menunjukkan kedisiplinannya.

Capability Level pada CMMI merupakan proses pencapaian perbaikan disuatu

organisasi pada area proses tertentu. Capability Level secara bertahap meningkatkan

proses sesuai dengan area proses, sedangkan Maturity pada CMMI merupakan proses

pencapaian perbaikan disuatu organisasi pada beberapa area proses. Perbedaan

Capability Level dan Maturity Level ditunjukkan pada Tabel 2.5 dibawah:

Tabel 2.5 Perbedaan Maturity Level dan Capability Level

Level Continuous Representation

Capability Levels

Staged Representation

Maturity Levels

Level 0 Incomplete

Level 1 Performed Initial

Level 2 Managed Managed

Level 3 Defined Defined

Level 4 Quantitatively Managed

Level 5 Optimizing

Capability Level memiliki 4 (empat) level yaitu Level 0 sampai level 3,

masing-masing level harus dipenuhi atau menjadi dasar jika ingin naik ke level

selanjutnya. Capability Level 0 : incomplete menunjukkan sebuah proses yang

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

tidak lengkap atau hanya sebagian proses yang dilakukan, Capability Level 1 :

performed menunjukkan sebuah proses yang telah dilakukan untuk menghasilkan

sesuatu, Capability Level 2 : managed menunjukkan proses yang dilakukan telah

dikelola melalui perencanaan serta terdapat kebijakan, selain itu sumber daya

manusia yang terampil serta keterlibatan pemangku kepentingan akan dipantau,

dikendalikan, dan dievaluasi. Capability Level 3 : Defined menunjukkan proses

yang telah didefinisikan sesuai dengan standar serta memberikan gambaran proses

yang dapat dipertahankan dan memberikan kontribusi pada aset organisasi.

Perbedaan antara Capability Level 2 dan 3 adalah ruang lingkup standar, deskripsi

proses, dan prosedur. Capability Level 3 memiliki standar, deskripsi proses, dan

prosedur untuk bisnis proses yang disesuaikan dengan standar atau best practices,

dibandingkan dengan Capability Level 2.

Maturity Level pada CMMI menyediakan cara untuk menilai kinerja

organisasi serta menilai perbaikan proses yang dilakukan organisasi. Maturity

Level memiliki 5 tingkatan, yaitu Maturity Level 1 : Initial ditandai dengan

kondisi organisasi yang masih mengandalkan satu orang dalam mengerjakan

projek, selain itu projek yang ada biasanya tidak memiliki dokumentasi serta tidak

terdapat pembuatan anggaran yang jelas. Maturity Level 1 juga ditandai dengan

kondisi organisasi yang tidak memiliki komitmen serta meninggalkan projek pada

waktu krisis. Maturity Level 2 : Managed ditandai dengan adanya perencanaan

proyek serta dilakukan oleh sumber daya yang terampil atau tidak bergantung

pada keterampilan satu orang saja. Maturity Level 2 menunjukkan organisasi

mulai menerapkan komitmen dalam menjalankan proses atau proyek dengan para

pemangku kepentingan. Maturity Level 3 : Defined ditandai dengan adanya

pemahaman dan kejelasan dari prosedur serta standar yang digunakan dalam

melakukan bisnis proses atau proyek. Maturity Level 4 : Quantitatively Managed

ditandai dengan adanya pengelolaan dan penetapan proses yang didasarkan

kepada kebutuhan pelanggan, pengguna akhir, atau organisasi. Kualitas dan

kinerja setiap proses dikelola dan dievaluasi setiap saat. Perbedaan antara maturity

level 3 dan 4 adalah prediktabilitas kinerja proses, maturity level 4 setiap proses

dan sub proses dipilih dan dikendalikan menggunakan teknik statistik artinya

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · dibandingkan dengan hasil kuesioner yang diperoleh, dimana menunjukkan . ... COSO model Pengendalian Internal sebagai konsep dalam

terdapat prediksi hasil dari proses baik sebagian atau keseluruhan. Maturity level

5: Optimizing ditandai dengan adanya kinerja proses yang mengalami peningkatan

terus-menerus yang inovatif serta perbaikan teknologi yang baik artinya sebagian

besar bahkan secara menyeluruh semua proses dilakukan secara otomatis dengan

memanfaatkan teknologi.. Efek dari perbaikan proses diukur dengan

menggunakan teknik kuantitatif statistik dan dibandingkan dengan kualitas dan

kinerja proses. Perbedaan penting antara maturity level 4 dan 5 adalah fokus pada

pengelolaan dan meningkatkan kinerja organisasi. Pada maturity level 4,

organisasi dan proyek fokus pada pemahaman dan pengendalian kinerja di tingkat

sub proses dan menggunakan hasilnya untuk mengelola proyek. Pada maturity

level 5, organisasi yang bersangkutan dengan kinerja organisasi secara

keseluruhan menggunakan data yang dikumpulkan dari beberapa proyek. Analisis

data mengidentifikasi kekurangan atau kesenjangan dalam kinerja. Kesenjangan

ini digunakan untuk mendorong perbaikan proses organisasi yang menghasilkan

peningkatan terukur dalam kinerja.

Capability Level dan Maturity Level menyediakan cara untuk

meningkatkan proses dari suatu organisasi dan mengukur seberapa baik organisasi

mampu meningkatkan proses bisnisnya. Manfaat yang akan diperoleh perusahaan

pengembangan apabila dapat memenuhi kerangka kerja CMMI adalah

kematangan proses pengembangan yang berarti ketepatan jadwal pengiriman,

ketidakbergantungan kepada personil tetapi kepada sistem, berkurangnya risiko

kegagalan atau kecacatan produksi karena adanya pengawasan, kualitas produk

yang terjamin, terkelolanya konfigurasi perangkat lunak dan biaya produksi yang

rendah.