27
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Proyek Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek (Ervianto, 2005). Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang secara tiga dimensi (Ervianto, 2005). Tiga karakteristik proyek konstruksi tersebut adalah: 1. Proyek bersifat unik Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda. 2. Membutuhkan sumber daya (resource) Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya dalam penyelesaiannya, yaitu pekerja dan “sesuatu” (uang, mesin, metoda, material). Pengorganisasian semua sumber daya tersebut dilakukan oleh manajer proyek. Dalam kenyataannya, mengorganisasikan pekerja lebih sulit dibandingkan sumber daya lainnya. Apalagi, pengetahuan yang dipelajari seorang manajer proyek bersifat teknis, seperti mekanika rekayasa, fisika bangunan, computer science, construction management. Jadi, seorang manajer proyek secara tidak langsung membutuhkan pengetahuan tentang teori kepemimpinan yang harus ia pelajari sendiri. 3. Membutuhkan organisasi Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat sejumlah individu dengan ragam keahlian, ketertarikan, kepribadian dan juga ketidakpastian. Langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Proyek

Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu

kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek (Ervianto, 2005).

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber

daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Proses yang

terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang

terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Karakteristik proyek konstruksi dapat dipandang secara tiga dimensi

(Ervianto, 2005). Tiga karakteristik proyek konstruksi tersebut adalah:

1. Proyek bersifat unik

Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian

kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada adalah proyek

sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu melibatkan grup pekerja yang

berbeda-beda.

2. Membutuhkan sumber daya (resource)

Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya dalam penyelesaiannya,

yaitu pekerja dan “sesuatu” (uang, mesin, metoda, material). Pengorganisasian

semua sumber daya tersebut dilakukan oleh manajer proyek. Dalam

kenyataannya, mengorganisasikan pekerja lebih sulit dibandingkan sumber

daya lainnya. Apalagi, pengetahuan yang dipelajari seorang manajer proyek

bersifat teknis, seperti mekanika rekayasa, fisika bangunan, computer science,

construction management. Jadi, seorang manajer proyek secara tidak langsung

membutuhkan pengetahuan tentang teori kepemimpinan yang harus ia pelajari

sendiri.

3. Membutuhkan organisasi

Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat

sejumlah individu dengan ragam keahlian, ketertarikan, kepribadian dan juga

ketidakpastian. Langkah awal yang harus dilakukan oleh seorang manajer

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

5

proyek adalah menyatukan visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan oleh

organisasi.

2.2 Manajemen Proyek

Definisi manajemen proyek menurut Harold Kersner (1982) dalam

Soeharto (1997) adalah sebagai berikut : “Manajemen proyek adalah

merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya

perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan”. Dari

definisi diatas terlihat bahwa konsep manajemen proyek mengandung hal-hal

pokok:

a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu

merencanakan, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan sumber daya

perusahaan yang berupa manusia dan material.

b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah

digariskan secara spesifik. Untuk itu perlu teknik dan metode pengelolaan

yang khusus, terutama aspek perencanaan dan pengendalian.

2.3 Kinerja Proyek

Kinerja Proyek merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut dengan

membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak kerja

yang disepakati oleh pihak owner dan kontraktor pelaksana. Menurut Barrie

(1995) dalam Pramana (2014), pelaporan mengenai hasil kinerja suatu proyek

harus memenuhi lima komponen yaitu:

1. Prakiraan, yang akan memberikan suatu standar untuk membandingkan hasil

sebenarnya dengan hasil ramalan.

2. Hal yang sebenarnya terjadi.

3. Ramalan, yang didasarkan untuk melihat apa yang akan terjadi di masa yang

akan datang.

4. Varian, menyatakan sampai sejauh mana hasil yang sebenarnya terjadi

berbeda dari apa yang diperkiraan/diramalkan.

5. Pemikiran, untuk menerangkan mengenai keadaan proyek. Apabila dalam

suatu pelaporan terdapat penyimpangan maka manajemen akan meneliti dan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

6

memahami alasan yang melatarbelakanginya. Untuk itu diperlukan

pengendalian agar pekerjaan sesuai anggaran, jadwal dan sepesifikasi yang

telah ditetapkan.

2.4 Pengendalian Proyek

Pengendalian merupakan usaha yang sistematis untuk standar yang sesuai

dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan

pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan

antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang

diperlukan agar sumber daya yang digunakan efektif dan efisien dalam rangka

mencapai sasaran (Soeharto, 1997).

Pengendalian yang dilaksanakan adalah memastikan bahwa segala

sesuatunya berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan, instruksi yang

diberikan dan prinsip yang telah ditentukan. Proses pengendalian proyek meliputi

sebagai berikut:

a. Menentukan Sasaran

Sasaran pokok proyek yang telah ditentukan, dihasilkan dari suatu

perencanaan dasar dan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam

mengambil keputusan untuk pelaksana sehingga sasaran-sasaran tersebut

merupakan tonggak tujuan dari kegiatan pengendalian.

b. Lingkup Kegiatan

Untuk memperjelas sasaran maka lingkup pekerjaan meliputi ukuran, batas

dan jenis pekerjaan apa saja yang harus dilakukan untuk meyelesaikan lingkup

proyek secara keseluruhan.

c. Standar Dan Kriteria

Usaha untuk mencapai sasaran yang efektif dan efisien, perlu disusun suatu

standar dan kriteria yang dipakai sebagai tolak ukur untuk membandingkan

dan menganalisis hasil pekerjaan. Standar, kriteria, dan patokan yang dipilih

dan ditentukan harus bersifat kuantitatif, demikian pula metode pengukuran

dan perhitungannya harus dapat memberikan indikasi terhadap pencapaian

sasaran.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

7

d. Merancang Sistem Informasi

Satu hal yang perlu ditekankan dalam proses pengendalian proyek adalah

perlunya sistem informasi dan pengumpulan data yang mampu memberikan

keterangan yang cepat, tepat dan akurat. Sistem ini diperlukan untuk

memantau prestasi pekerjaan dan mengolahnya menjadi suatu bentuk

informasi yang dapat digunakan untuk tindakan pengambilan keputusan.

e. Mengkaji Dan Menganalisis Hasil Pekerjaan

Pada tahap ini, diadakan analisis berdasarkan indikator yang diperoleh dan

mencoba membandingkan kriteria dan standar yang ditentukan. Hasil analisis

ini digunakan sebagai landasan dan dasar tindakan pembetulan.

f. Mengadakan Tindakan Pembetulan

Apabila hasil analisis menunjukkan adanya penyimpangan yang cukup berarti,

maka perlu diadakan langkah-langkah pembetulan. Hasil analisis dan

pembetulan akan berguna sebagai umpan balik pekerjaan selanjutnya dalam

rangka mengusahakan tetap tercapainya sasaran semula.

2.5 Objek dan Aspek Pengendalian

Dengan mengetahui fungsi dan proses pengendalian, maka langkah

selanjutnya adalah mengidentifikasi jenis kegiatan dan aspek kegiatan yang perlu

dikendalikan. Pengendalian bertujuan memantau dan membimbing pelaksanaan

pekerjaan yang akan direncanakan. Garis besar objek dan aspek pengendalian

proyek adalah sebagai berikut:

a. Organisasi Dan Personel

Memantau apakah organisasi pelaksanaan proyek dibentuk sesuai dengan

rencana, apakah pengisian personel telah memenuhi kualifikasi dan apakah

jumlahnya telah mencukupi.

b. Waktu/Jadwal

Dalam aspek ini objek pengendalian berlangsung sepanjang siklus proyek.

Jadwal adalah penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan langkah-

langkah pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai sasaran. Pada jadwal telah

dimasukkan waktu. Metode menyusun jadwal yang terkenal adalah analisa

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

8

jaringan kerja (network), yang menggambarkan dalam suatu grafik hubungan

urutan pekerjaan proyek.

c. Anggaran Biaya

Sepertinya halnya aspek waktu maka pengendalian anggaran dan pemakaian

jam-orang berlangsung sepanjang siklus proyek, dengan potensi paling

mungkin keberhasilan yang besar berada diawal proyek sewaktu merumuskan

definisi lingkup kerja.

d. Pengendalian Kinerja

Memantau serta mengendalikan aspek biaya dan jadwal secara terpisah

dengan memberikan penjelasan perihal kinerja pada saat pelaporan. Berbagai

faktor menentukan didalam efektifitas pengendalian, salah satu diantaranya

yang terpenting adalah tepat waktu dan biaya serta peka terhadap indikasi

penyimpangan yang terjadi terhadap status proyek.

2.6 Penjadwalan Proyek

Penjadwalan merupakan penjabaran perencanaan proyek menjadi urutan

langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan sesuai skala waktu untuk mencapai

sasaran. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas-aktivitas itu dimulai, ditunda,

dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan

disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang telah ditentukan.

Pada dasarnya, suatu pekerjaan konstruksi dibagi menjadi seperangkat

pekerjaan-pekerjaan kecil sehingga dapat dianggap sebagai satu unit pekerjaan

yang dapat berdiri sendiri dan memiliki suatu perkiraaan jadwal yang tertentu

pula, dengan tujuan untuk meningkatkan akurasi perkiraan kurun waktu

penyelesaian proyek dan mempertajam analisis ketergantungan antar kegiatan,

karena makin terperincinya pemecahan akan makin banyak komponen-komponen

kegiatan terpisahkan, sehingga jumlahnya bertambah. Dengan demikian, makin

banyak variasi hubungan ketergantungan yang terbuka dan yang mungkin

menghasilkan kurun waktu penyelesaian proyek yang lebih singkat, dimana hal ini

disebabkan oleh adanya kegiatan-kegiatan yang dapat disebabkan secara parallel

(Soeharto, 1997).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

9

2.6.1 Bar Chart

Bar Chart adalah sekumpulan aktivitas yang ditempatkan dalam kolom

vertikal, sementara waktu ditempatkan dalam baris horizontal. Waktu mulai dan

selesai setiap kegiatan beserta durasinya ditunjukkan dengan menempatkan balok

horizontal di bagian sebelah kanan dari setiap aktivitas. Perkiraan waktu mulai

dan selesai dapat ditentukan dari skala waktu horizontal pada bagian atas bagan.

Panjang dari balok menunjukkan durasi dari aktivitas dan biasanya aktivitas-

aktivitas tersebut disusun berdasarkan kronologi pekerjaannya (Callahan, 1992)

dalam Widiasanti dan Lenggogeni (2013).

Bar Chart ini dibuat pertama kali oleh Henry L. Gantt pada masa perang

dunia I, sehingga sering juga disebut sebagai Gantt Chart. Bar Chart atau Gantt

Chart digunakan secara luas sebagai teknik penjadwalan dalam konstruski. Hal ini

karena bar chart memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mudah dalam pembuatan dan persiapannya.

2. Memiliki bentuk yang mudah dimengerti.

3. Bila digabungkan dengan metode lain, seperti kurva S dapat dipakai lebih jauh

sebagai pengendalian biaya.

Meskipun memiliki segi-segi keuntungan tersebut, penggunaan metode

bagan balok terbatas karena kendala-kendala berikut (Callahan, 1992) dalam

Widiasanti dan Lenggogeni (2013).

1. Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu

kegiatan dengan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak

yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal

keseluruhan proyek.

2. Sukar mengadakan perbaikan atau pembaruan, karena umumnya harus

dilakukan dengan membuat bagan balok baru padahal tanpa adanya

pembaruan segera menjadi “kuno” dan menurun daya gunanya.

3. Untuk proyek berukuran sedang dan besar, lebih-lebih yang bersifat kompleks,

penggunaan bagan balok akan menghadapi kesulitan. Aturan umum

penggunaan penjadwalan dengan dengan bar chart menyatakan bahwa proyek

yang kurang dari 100 kegiatan karena jika lebih dari 100, maka akan menjadi

sulit untuk dibaca dan digunakan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

10

Penggunaan bar chart bertujuan untuk mengidentifikasi unsur waktu dan

urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, terdiri dari waktu mulai, waktu

selesai dan pada saat pelaporan. Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan

baris. Pada kolom tersusun urutan kegiatan yang disusun secara berurutan,

sedangkan baris menunjukkan periode waktu yang dapat berupa hari, minggu,

ataupun bulan. Perincian yang terdapat pada bar chart adalah sebagai berikut:

1. Pada sumbu horizontal X tertulis satuan waktu, misalnya hari, minggu, bulan,

tahun. Waktu mulai dan akhir suatu kegiatan tergambar dengan ujung kiri dan

kanan balok dari kegiatan yang bersangkutan.

2. Pada sumbu vertikal Y dicantumkan kegiatan atau aktivitas proyek dan

digambar sebagai balok.

3. Perlu diperhatikan urutan antara kegiatan satu dengan lainnya, meskipun

belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu dengan lain.

4. Format penyajian bar chart yang lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan,

skala waktu, dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.

5. Jika bar chart atau bagan balok dibuat berdasarkan Activity on Arrow, maka

yang pertama kali digambarkan atau dibuat baloknya adalah kegiatan kritis,

kemudian dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan nonkritis.

Gambar 2.1 Bar Chart atau Gantt ChartSumber: Ervianto, 2005

2.6.2 Diagram Preseden (Precedence Diagram)

Precedence Diagram merupakan salah satu teknik penjdwalan yang

termasuk dalam teknik penjadwalan Network Planning. Precedence Diagram

menitikberatkan kegiatan pada node sehingga kadang disebut dengan Activity on

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

11

Node. Istilah “Presedence Diagram” pertama kali muncul tahun 1964 pada

perusahaan IBM. Precedence Diagram merupakan versi yang lebih kompleks dari

Arrow Diagram.

Precedence Diagram mengenal adanya konstrain antar kegiatan, yaitu SS

(Start to Start), SF (Start to Finish), FS (Finish to Start), dan FF (Finish to

Finish), yang memungkinkan menggambarkan kegiatan tumpang tindih lebih

sederhana.

Nomor Urut

ID Durasi

Tanggal Mulai Tanggal Selesai

Nomor Urut

Tgl. Mulai : ES/LS Durasi

Tgl. Selesai : EF/LF Total Float

Progres Penyelesaian %

Gambar 2.2 Denah yang lazim pada node PDMSumber: Soeharto, 1997

Keterangan:

- Nama Kegiatan = Nama kegiatan sesuai dengan inventarisasi

kegiatan

- ID = Nomor identitas kegiatan kerja

- Durasi = Lamanya waktu pelaksanaan kegiatan

- Earliest Start (ES) = Waktu mulai paling cepat

- Latest Start (LS) = Waktu mulai paling lambat

- Earliest Finish (EF) = Waktu selesai paling cepat

- Latest Start (LS) = Waktu selesai paling lambat

- Total Float =Tenggang waktu total

- Progres Penyelesaian = Prosentase kemajuan proyek

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

12

2.6.3 Konstrain, Lead, Dan Lag pada Precedence Diagram

Pada diagram presedence hubungan antar kegiatan berkembang menjadi

beberapa kemungkinan berupa konstrain. Konstrain menunjukkan hubungan antar

kegiatan dengan satu garis dari node terdahulu ke node berikutnya. Satu konstrain

hanya dapat menghubungkan dua lingkaran (node). Karena setiap lingkaran

(node) hanya memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung

akhir atau selesai (F), maka ada empat macam konstrain yaitu awal ke awal (SS),

awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF), dan akhir ke awal (FS), pada garis

konstrain dibubuhkan penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau

terlambat tertunda (lag). Bila kegiatan (i) mendahului (j) dan satuan waktu adalah

hari, maka penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut:

a. Konstrain Selesai ke Mulai (FS)

Dirumuskan sebagai FS (i-j) = a yang berarti kegiatan (j) mulai “a” hari,

setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai.

Konstrain FS:

Gambar 2.3 Konstrain FSSumber: Soeharto, 1997

b. Konstrain Mulai ke Mulai (SS)

Dirumuskan sebagai SS (i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah

“b” hari kegiatan (i) mulai. Konstrain semacam ini terjadi bila sebelum

kegiatan terdahulu selesai 100% maka kegiatan (j) boleh mulai.

Konstrain SS:

Gambar 2.4 Konstrain SSSumber: Soeharto, 1997

Kegiatan (i) Kegiatan (j)FS (i-j) = a

Kegiatan (i)

Kegiatan (j)SS (i-j) = b

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

13

c. Konstrain Selesai ke Selesai (FF)

Dirumuskan sebagai FF (i-j) = c yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah

“c” hari kegiatan terdahulu (i) selesai. Konstrain semacam ini mencegah

selesainya suatu kegiatan terdahulu selesai 100% sebelum kegiatan yang

terdahulu telah sekian “c” hari selesai.

Konstrain FF:

Gambar 2.5 Konstrain FFSumber: Soeharto, 1997

d. Konstrain Mulai ke Selesai (FS)

Dirumuskan sebagai FS (i-j) = d yang berarti suatu kegiatan (j) selesai setelah

“d” hari kegiatan terdahulu (i) harus mulai sebelum bagian akhir kegiatan

yang dimaksud boleh diselesaikan.

Konstrain SF:

Gambar 2.6 Konstrain SFSumber: Soeharto, 1997

Catatan :

- b dan c disebut lead time (waktu mendahului)

- a dan c disebut lag time (waktu tertunda)

Kegiatan (j)

Kegiatan (i)

SF (i-j) = d

Kegiatan (j)

Kegiatan (i)

FF (i-j) = c

Kegiatan (j)

Kegiatan (i)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

14

2.6.4 Network Diagram

Network diagaram adalah visualisasi proyek berdasarkan network

planning. Network diagram berupa jaringan kerja yang berisi lintasan-lintasan

kegiatan dan urutan-urutan peristiwa yang ada selama penyelenggaraan proyek.

Dengan network diagram dapat segera dilihat kaitan suatu kegiatan-kegiatan

lainnya, sehingga bila sebuah kegiatan terlambat maka dengan segera dapat dilihat

kegiatan apa saja yang dipengaruhi oleh keterlambatan tersebut dan berapa besar

pengaruhnya. Juga dengan network diagram dapat diketahui kegiatan-kegiatan

mana saja yang kritis, sehingga dengan mengetahui tingkat kekeritisannya dapat

ditetapkan skala prioritas dalam menangani masalah-masalah yang timbul dalam

penyelenggaraan proyek. Juga dapat diketahui peristiwa-peristiwa mana saja yang

kritis sehingga usaha-usaha segera dapat diarahkan dan dimulai sedini mungkin

untuk membuat peristiwa kritis tersebut terjadi pada saatnya.

Jumlah simbol yang digunakan dalam sebuah network diagram minimum

dua dan maksimum tiga macam. Ketiga macam simbol tersebut adalah: anak

panah yang melambangkan kegiatan, lingkaran melambangkan peristiwa, dan

anak panah terputus-putus melambangkan hubungan antara dua peristiwa.

1. Anak panah (Arrow)

Anak panah melambangkan kegiatan. Sebuah anak panah hanya

melambangkan sebuah kegiatan demikian pula sebuah kegiatan hanya

dilambangkan oleh sebuah anak panah. Pada umumnya nama kegiatan

dicantumkan diatas anak panah dan lama kegiatan dicantumkan dibawah anak

panah. Anak panah selalu digambarkan dengan ekor anak panah di sebelah

kiri dan kepala anak panah disebelah kanan. Ekor anak panah ditafsirkan

sebagai kegiatan dimulai dan kepala anak panah ditafsirkan sebagai kegiatan

selesai.

2. Lingkaran (Node)

Lingkaran yang melambangkan peristiwa selalu digambar berupa lingkaran

yang terbagi atas tiga ruang yaitu: ruangan sebelah kiri, ruangan sebelah kanan

atas, dan ruangan sebelah kanan bawah. Ruangan sebelah kiri merupakan

tempat huruf yang menyatakan nomor peristiwa dan nomor peristiwa bisa pula

dinyatakan berupa simbol (variabel) dengan huruf n, i, dan j. Ruangan sebelah

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

15

kanan atas merupakan tempat bilangan yang menyatakan nomor hari (untuk

satuan waktu hari) yang merupakan saat paling awal peristiwa yang mungkin

terjadi. Ruang sebelah kanan bawah merupakan tempat bilangan yang

menyatakan nomor hari (untuk satuan waktu hari) yang merupakan saat paling

lambat peristiwa yang bersangkutan boleh terjadi.

3. Anak Panah Terputus-Putus (Dummy)

Anak panah terputus-putus menyatakan nama kegiatan semu atau disebut

Dummy Activity. Fungsinya adalah menunjukkan saling ketergantungan antara

setiap kegiatan. Dummy tidak mempunyai waktu pengerjaan (Zero Time

Duration).

2.7 Biaya Proyek

Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan suatu

proyek. Segala sesuatu mengenai penyeleggaraan kegiatan proyek mulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian akan dihitung dalam nilai

uang. Maka pengalaman dan ketelitian akan sangat penting dalam perhitungan

penyusunan perkiraan biaya proyek (Soeharto, 1997). Pembiayaan suatu proyek

terdiri dari biaya langsung (direct cost), biaya tak langsung (indirect cost), dan

total biaya proyek.

2.7.1 Biaya Langsung

Biaya langsung yaitu biaya yang dikeluarkan langsung berpengaruh

terhadap pelaksanaan fisik proyek (Luthan dan Syafriandi, 2006). Yang termasuk

dalam biaya langsung:

a. Biaya bahan, dengan memperhatikan spesifikasi, kualitas, dan kuantitas bahan

yang dibutuhkan dapat dilakukan perhitungan biaya untuk bahan. Biaya bahan

terdiri dari biaya pembelian material, biaya transportasi, biaya penyimpanan

material, dan biaya kerugian akibat kehilangan atau kerusakan material.

b. Biaya tenaga kerja, biaya ini diperhitungkan dengan memperkirakan keahlian

dan jumlah yang dipakai untuk melaksanakan setiap kegiatan proyek. Biaya

ini dapat dibedakan menjadi upah harian dan upah borongan.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

16

c. Biaya peralatan, biaya ini umumnya digolongkan sebagai jenis biaya sendiri

dapat berupa sewa (bila menyewa), biaya pembelian peralatan, biaya

operasional, biaya pemeliharaan, biaya operator, biaya mobilisasi, dan lain-

lain terkait dengan peralatan.

2.7.2 Biaya Tak Langsung

Biaya tak langsung yaitu pengeluaran untuk manajemen, dimana biaya

tersebut dikeluarkan untuk dapat melancarkan pelaksanaan proyek (Luthan dan

Syafriandi, 2006). Biaya-biaya tersebut antara lain:

a. Biaya umum proyek, misalnya biaya pembangunan fasilitas sementara, gaji

karyawan, penyediaan transportasi, listrik, air, dan lainnya.

b. Keuntungan, yang biasanya diperhitungkan untuk melengkapi penawaran

proyek.

Biaya tak langsung untuk pelaksanaan proyek (gaji karyawan, telepon, dll)

biasanya besar perbulannya tetap.

2.7.3 Total Biaya Proyek

Total biaya proyek yaitu penjumlahan biaya langsung dengan biaya tak

langsung. Kedua biaya ini umumnya berubah sejalan dengan waktu dan kemajuan

proyek. Makin lama proyek berjalan maka makin tinggi kumulatif biaya tak

langsung yang diperlukan.

Biaya pengeluaran proyek adalah biaya yang dikeluarkan oleh pelaksana

atau kontraktor untuk menyelesaikan setiap pekerjaan proyek (Luthan dan

Syafriandi, 2006). Cara pembayarannya (accure at) oleh kontraktor adalah:

a. Start, pembayaran yang dilakukan pada awal suatu kegiatan dimulai, misalnya

pengeluaran untuk pembelian bahan seperti semen, pasir, batu, dan lainnya

yang dibayar atau diadakan sebelum pelaksanaan dimulai.

b. Prorate, pembayaran yang dilakukan per waktu tertentu. Pengeluaran ini

biasanya berupa pengeluaran untuk tukang, pekerja dan lainnya yang

dibayarkan per hari atau per minggu.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

17

c. End, pembayaran yang dilakukan saat selesainya kegiatan proyek. Misalkan

yang dilakukan secara borongan, dimana setelah selesai pekerjaan tersebut

baru dibayar.

d. Pembayaran yang dilakukan per periode tertentu atau termyn sesuai dengan

hasil yang didapat.

2.8 Metode Pengendalian

Suatu sistem pengendalian disamping memerlukan perencanaan yang

realistis sebagai tolak ukur pencapaian sasaran, juga harus dilengkapi dengan

teknik dan metode yang dapat segera mengungkapan tanda-tanda terjadinya

penyimpangan. Untuk pengendalian biaya dan jadwal terdapat dua macam teknik

dan metode yang luas pemakaiannya, yaitu identifikasi varians dan konsep nilai

hasil. Identifikasi dilakukan dengan membandingkan jumlah uang yang

sesungguhnya dikeluarkan dengan anggaran. Sedangkan untuk jadwal, dianalisis

kurun waktu yang telah dipakai dibandingkan dengan perencanaan. Melalui

identifikasi ini, akan terlihat apakah telah terjadi penyimpangan antara rencana

dan kenyataan, serta mendorong untuk mencari sebab-sebabnya. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Konsep Nilai Hasil (Earned

Value), dengan mengkaji kecendrungan varian biaya dan jadwal, dan nantinya

dapat mengadakan tindakan manajerial.

2.8.1 Metode Earned Value

Salah satu langkah pengendalian pelaksanaan proyek yang digunakan

yaitu metode Earned Value. Metode Earned Value merupakan metode

perhitungan anggaran biaya sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan.

Metode Earned Value mengkombinasikan biaya, jadwal dan prestasi

pekerjaan serta mengukur besarnya pekerjaan yang telah diselesaikan pada suatu

waktu dan menilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan

tersebut. Metode ini dapat mengungkapkan apakah kemajuan pelaksanaan

pekerjaan proyek senilai dengan pemakaian pada bagian anggarannya. Dengan

analisis metode Earned Value dapat diketahui hubungan antara apa yang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

18

sesungguhnya telah dicapai secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah

dikeluarkan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode ini menyajikan tiga

dimensi, yaitu penyelesaian fisik dari proyek (the percent complete) yang

mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost), biaya aktual yang

sudah dikeluarkan (actual cost), serta apa yang didapat dari biaya yang sudah

dikeluarkan atau yang disebut Earned Value. Dari ketiga dimensi tersebut, dengan

metode Earned Value dapat dihubungkan antara kinerja biaya dan waktu

(Flemming dan Koppelman, 1994) dalam Widiasanti dan Lenggogeni (2013).

Persamaan dari metode Earned Value dapat ditulis dengan rumus:

(2.1)

Sumber: Soeharto, 2001

Dimana:

- % Penyelesaian yang dicapai pada saat pelaporan

- Anggaran yang dimaksud adalah nilai kontrak proyek

2.8.2 Indikator-Indikator yang Dipergunakan

Dalam metode ini terdapat tiga indikator dasar yang dipergunakan untuk

mengalisis kinerja dari proyek berdasarkan konsep Earned Value yaitu, ACWP

(Actual Cost of Work Performance), BCWP (Budgeted Cost of Work

Performance), dan BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled).

a. ACWP (Actual Cost of Work Performance)

Actual Cost of Work Performance adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan

yang telah dilaksanakan. Biaya ini diperoleh dari data-data akuntansi atau

keuangan proyek pada tanggal pelaporan (misalnya, akhir bulan), yaitu catatan

segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode akuntansi termasuk

perhitungan overhead dan lain-lain. Jadi, ACWP merupakan jumlah aktual

dari dana pengeluaran atau dana yang digunakan untuk melaksanakan

pekerjaan pada kurun waktu tertentu.

Nilai Hasil = (% Penyelesaian) x (Anggaran)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

19

b. BCWP (Budgeted Cost of Work Performance)

Budgeted Cost of Work Performance adalah nilai hasil dari sudut pandang

nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan

untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. BCWP ini dihitung berdasarkan

akumulasi dari pekerjaan-pekerjaan yang telah diselesaikan. Bila angka

ACWP dibandingkan dengan BCWP, maka akan terlihat perbandingan antara

biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan yang terlaksana terhadap biaya yang

seharusnya dikeluarkan untuk pekerjaan tersebut.

c. BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled)

Budgeted Cost of Work Scheduled adalah anggaran untuk suatu paket

pekerjaan, tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. BCWS

dihitung dari penjumlahan biaya yang direncanakan untuk pekerjaan dalam

periode waktu tertentu. Disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal dan

lingkup kerja dimana setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan

jadwal yang dapat menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan pekerjaan.

Dengan menggunakan 3 indikator diatas, dapat dihitung berbagai faktor

yang menunjukkan kemajuan dan kinerja pelaksanaan proyek, seperti:

a. Varian biaya dan varian jadwal terpadu;

b. Memantau perubahan varians terhadap angka standar;

c. Indeks produktivitas dan kinerja; dan

d. Prakiraan biaya penyelesaian proyek.

2.8.3 Varian Biaya dan Varian Jadwal

Berdasarkan indikator-indikator di atas diperoleh besaran varians atau

penyimpangan biaya dan jadwal yang dapat memberikan informasi kinerja

pengelolaan biaya dan jadwal. Variansi biaya dan jadwal tersebut dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Varian Biaya atau Cost Variance (CV)

Cost Variance merupakan perbedaan nilai yang diperoleh setelah

menyelesaikan bagian pekerjaan dengan nilai aktual pelaksanaan proyek.

Persamaan dari Cost Variance (CV) adalah:

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

20

(2.2)

Sumber: Soeharto, 2001

Dimana:

CV : Varian Biaya (Cost Variance)

BCWP : Budgeted Cost of Work Performance

ACWP : Actual Cost of Work Performance

CV = 0 : Biaya sesuai dengan anggaran rencana

CV = + : Biaya lebih kecil/hemat

CV = - : Biaya lebih besar/boros

b. Varian Jadwal atau Schedule Variance (SV)

Schedule Variance adalah perbedaan bagian pekerjaan yang dapat

dilaksanakan dengan bagian pekerjaan yang direncanakan. Persamaan dari

Schedule Variance (SV) adalah:

(2.3)

Sumber: Soeharto, 2001

Dimana:

SV : Varian Jadwal (Schedule Variance)

BCWP : Budgeted Cost of Work Performance

BCWS : Budgeted Cost of Work Scheduled

SV = 0 : Proyek tepat waktu

SV = + : Proyek lebih cepat

CV = BCWP – ACWP

SV = BCWP – BCWS

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

21

SV = - : Proyek terlambat

Gambar 2.7 Grafik Earned ValueSumber: Soeharto, 2001

Tabel 2.1 Analisis Varians Terpadu

Varian Jadwal

SV = BCWP - BCWS

Varian Biaya

CV = BCWP - ACWP Keterangan

Positif Positif

Pekerjaan terlaksana lebih

cepat daripada jadwal

dengan biaya lebih kecil

dari anggaran.

Nol Positif

Pekerjaan terlaksana tepat

sesuai jadwal dengan biaya

lebih rendah daripada

anggaran.

Positif Nol

Pekerjaan terlaksana sesuai

anggaran dan selesai lebih

cepat daripada jadwal.

Nol Nol

Pekerjaan terlaksana sesuai

jadwal dan anggaran.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

22

Varian Jadwal

SV = BCWP - BCWS

Varian Biaya

CV = BCWP - ACWP Keterangan

Negatif Negatif

Pekerjaan selesai terlambat

dan menelan biaya lebih

tinggi daripada anggaran.

Nol Negatif

Pekerjaan terlaksana sesuai

jadwal dengan menelan

biaya diatas anggaran.

Negatif Nol

Pekerjaan selesai terlambat

dan menelan biaya sesuai

anggaran.

Positif Negatif

Pekerjaan selesai lebih

cepat daripada rencana

dengan menelan biaya

diatas anggaran

2.8.4 Indeks Kinerja/Prestasi Jadwal dan Biaya

Varians jadwal dan biaya di atas belum menggambarkan kondisi

penyimpangan relatif terhadap satuan unit anggaran atau biayanya. Oleh karena

itu terdapat suatu index yang dapat mengukur prestasi baik jadwal dan biaya, atau

untuk mengetahui seberapa besar efisiensi penggunaan sumberdaya oleh suatu

proyek, digunakan besaran berupa indeks produktivitas atau indeks kinerja

sebagai berikut:

a. Indeks Kinerja Jadwal atau Schedule Performance Index (SPI)

Schedule Performance Index adalah perbandingan antara penyelesaian

pekerjaan di lapangan dengan rencana kerja pada periode waktu tertentu. Nilai

SPI lebih dari 1 menujukan bahwa kinerja pekerjaan yang baik, pekerjaan

yang diselesaikan melampaui target yang sudah direncanakan. Persamaan dari

Indeks Kinerja Jadwal adalah:

(2.4)

Sumber: Soeharto, 2001

SPI = BCWP / BCWS

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

23

Dimana:

SPI : Indeks Kinerja Jadwal (Schedule Performance Index)

BCWP : Budgeted Cost of Work Performance

BCWS : Budgeted Cost of Work Scheduled

SPI = 0 : Proyek tepat waktu

SPI > 0 : Proyek lebih cepat

SPI < 0 : Proyek terlambat

b. Indeks Kinerja Biaya atau Cost performance Index (CPI)

Cost performance Index adalah perbandingan antara nilai yang diterima dari

penyelesaian pekerjaan dengan biaya aktual yang dikeluarkan untuk

menyelesaikan pekerjaan tersebut. CPI lebih dari 1 menunjukkan kinerja biaya

yang baik, terjadi penghematan biaya aktual pelaksanaan dibandingkan

dengan biaya rencana untuk bagian pekerjaan tersebut. Persamaan dari Indeks

Kinerja Biaya adalah:

(2.5)

Sumber: Soeharto, 2001

Dimana:

CPI : Indeks Kinerja Biaya (Cost performance Index)

BCWP : Budgeted Cost of Work Performance

ACWP : Actual Cost of Work Performance

CPI = 0 : Biaya sesuai dengan anggaran rencana

CPI > 0 : Biaya lebih kecil/hemat

CPI < 0 : Biaya lebih besar/boros

2.8.5 Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek

Membuat prakiraan biaya atau jadwal penyelesaian proyek berdasarkan

atas analisis indikator yang diperoleh saat pelaporan akan memberikan petunjuk

CPI = BCWP / ACWP

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

24

besarnya biaya pada akhir proyek (Estimate All Cost - EAC). Atau dapat

dikatakan memberikan proyeksi mengenai akhir proyek atas dasar angka yang

diperoleh pada saat pelaporan.

Prakiraan tidak dapat memberikan jawaban dengan angka yang tepat

karena didasarkan atas berbagai asumsi, jadi tergantung dari akurasi asumsi yang

dipakai. Meskipun demikian, pembuatan prakiraan biaya dan jadwal sangat

bermanfaat karena memberikan peringatan dini mengenai hal-hal yang akan

terjadi pada masa yang akan datang bila kecenderungan yang ada pada saat ini

(saat pelaporan) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, masih tersedia

kesempatan untuk mengadakan tindakan pembetulan.

Bila dianggap kinerja biaya pada pekerjaan yang tersisa tetap seperti pada

saat pelaporan, maka prakiraan biaya untuk pekerjaan yang tersisa (ETC) adalah:

ETC = (BAC - BCWP) / CPI (2.6)

Jadi, prakiraan total biaya proyek (EAC) adalah sama dengan jumlah

pengeluaran sampai pada saat pelaporan ditambah prakiraan biaya untuk

pekerjaan tersisa, atau:

EAC = ACWP + ETC (2.7)

Sedangkan prakiraan terhadap aspek waktu penyelesaian seluruh pekerjaan

adalah:

ETS = (Rencana – Waktu Pelaporan) / SPI (2.8)

EAS = Waktu Pelaporan + ETS (2.9)

Dimana :

BAC (Budgeted at Completion) = Anggaran Proyek Keseluruhan

SPI (Schedule Performance Index) = Indeks Kinerja Jadwal

CPI (Cost performance Index) = Indeks Kinerja Biaya

ETC (Estimate Temporary Cost) = Prakiraan Biaya Untuk Pekerjaan

Tersisa

EAC (Estimate All Cost) = Prakiraan Total Biaya Proyek

ETS (Estimate Temporary Schedule) = Prakiraan Waktu Untuk Pekerjaan

Tersisa

EAS (Estimate All Schedule) = Prakiraan Total Waktu Proyek

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

25

Seperti yang telah dikemukakan diatas maksud dari pengendalian adalah

untuk mengusahakan agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan.

Penyimpangan-penyimpangan pelaksanaan mungkin sesuatu hal yang sulit

dihindari sehingga perlu dilakukan usaha pembetulan atau penanganan yang

diikuti pembentukan jaringan kerja (Network Planning) yang baru untuk dapat

diketahui rencana waktu yang akan dilaksanakan.

2.8.6 Kriteria Sistem Pengendalian Biaya dan Jadwal

Kriteria sistem pengendalian biaya dan jadwal adalah penerapan dari

konsep nilai dengan memasukkan dan mengkaitkan unsur-unsur anggaran,

pengeluaran, jadwal, nilai hasil, lingkup kerja dan organisasi pelaksana.

Pengelompokkan konsep kriteria sistem biaya dan jadwal dibagi menjadi lima

golongan, yaitu:

1. Organisasi

Golongan ini terdiri dari:

a. Identifikasi lingkup proyek atau kontrak. Kemudian menguraikan dan

menyusunnya kembali dalam bentuk paket kerja.

b. Identifikasi unsur-unsur organisasi yang akan diserahi tugas pekerjaan,

2. Perencanaan dan Anggaran Biaya

Pada golongan ini bertujuan menyusun kriteria tolak ukur yang akan dipakai

untuk mengukur kinerja pekerjaan, kriteria yang terpenting adalah:

a. Menyusun jadwal pekerjaan.

b. Menyusun anggaran atau perkiraan biaya termasuk over head.

c. Membuat tolak ukur kinerja.

3. Kode Akuntansi Biaya

Kode akuntansi ini menyatukan rincian lingkup kerja dengan rincian

organisasi. Dalam rangka mengadakan penetuan dan pengendalian, sistem

kode akuntansi berfungsi menjelaskan urutan, posisi dan hubungannya dengan

paket kerja dan lapisan struktur yang lain.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

26

4. Mengadakan Analisis

Pada saat pelaporan, misalnya laporan bulanan, data yang terkumpul mengenai

kemajuan pekerjaan dan pengeluaran dianalisis untuk setiap paket pekerjaan

yang meliputi:

a. Kemajuan fisik aktual dihitung berdasarkan anggaran yang dialokasikan

atau BCWP.

b. Pengeluaran tercatat pada sistem akuntansi atau ACWP.

c. Perencanaan dasar dan anggaran yang mengaitkan jadwal dengan biaya

atau BCWS.

Ketiga indikator tersebut setelah dianalisis akan memberikan gambaran yang

tepat perihal kinerja setiap paket pekerjaan, yaitu mengenai pencapaian jadwal

dan anggarannya.

5. Revisi dan Pemeriksaan Data

Bila terjadi perubahan, revisi atau change order, maka harus ditangani sesuai

prosedur yang ditetapkan berikut dokumen-dokumen yang mencatat dan

mendukungnya.

2.9 Aplikasi Komputer Dalam Penyusunan Penjadwalan

Salah satu keunggulan dari penggunaan aplikasi komputer adalah

kemampuan mengolah data dalam jumlah yang besar dengan kemungkinan

kesalahan yang kecil serta lebih cepat dan akurat. Untuk mempermudah dalam

penyusunan penjadwalan maka salah satu aplikasi komputer yang dapat

digunakan yaitu dengan menggunakan Microsoft Project. Microsoft Project

adalah suatu paket program komputer yang membantu penyusunan perencanaan

dan pemantauan jadwal suatu proyek (Luthan dan Syafriandi, 2006). Program ini

menggunakan perhitungan network planning dan menggunakan diagram bar chart

atau gantt chart sebagai tampilan grafisnya agar memudahkan pembacaan. Dalam

Microsoft Project terdapat lembaran kerja yang terbagi dua dan dipisahkan oleh

pembatas yang dapat digeser-geser dengan mouse. Lembaran sebelah kiri adalah

data masukan (task sheet) dan lembaran sebelah kanan adalah diagram gantt

chart. Lembaran task sheet pada tampilan gantt chart terdiri dari kolom-kolom

(field) sebagai berikut:

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

27

1. Task name, bila diterjemahkan berarti nama kegiatan atau tugas. Sebuah

proyek akan terdiri beberapa kegiatan dan masing-masing kegiatan menempati

satu baris.

2. Duration adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

Kolom ini berisikan lamanya kegiatan yang dilakukan dimana satuannya

terdiri dari w (weeks), d (days), h (hours), m (minutes) dan mo (mounth).

3. Start adalah untuk data tanggal kapan kegiatan tersebut dimulai. Data pada

kolom ini akan menyesuaikan sendiri jika ada data keterkaitan (link) kegiatan

tersebut dengan kegiatan lain.

4. Finish adalah kolom yang otomatis terisi dengan kapan kegiatan tersebut akan

selesai jika telah ditentukan durasi dari kegiatan tersebut.

5. Predecessors adalah suatu kegiatan yang harus dimulai atau selesai sebelum

kegiatan pada baris ini dilaksanakan. Dalam suatu proyek, suatu kegiatan

senantiasa saling berkaitan dengan kegiatan yang lain sehingga antara satu

kegiatan dengan kegiatan lain memiliki hubungan. Jika kegiatan B terkait

hubungan dengan kegiatan A, maka kegiatan A dikatakan predecessors bagi

kegiatan B dan sebaliknya kegiatan B sebagai successors bagi kegiatan A.

Kolom predecessors diisi dengan baris dan jenis hubungan ketergantungan.

6. Resources name digunakan untuk menuliskan sumber daya yang digunakan

atau yang bertanggung jawab.

Dalam suatu proyek, suatu kegiatan senantiasa saling berkaitan dengan

kegiatan lainnya sehingga antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya memiliki

suatu hubungan. Didalam program Microsoft Project terdapat empat jenis

hubungan ketergantungan kegiatan. Masing-masing jenis ketergantungan tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Start to Start (SS) : suatu kegiatan harus dimulai bersamaan dengan

kegiatan lainnya.

2. Start to Finish (SF) : suatu kegiatan baru dapat diakhiri jika kegiatan lain

dimulai.

3. Finish to Start (FS) : suatu kegiatan baru dapat dikerjakan jika kegiatan

sebelumnya telah selesai.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

28

4. Finish to Finish (FF) : suatu kegiatan harus selesai bersamaan dengan

selesainya kegiatan lain.

Selain hubungan keempat jenis tersebut, didalam antar kegiatan dapat juga

disertakan lag time. Lag time terdiri dari dua jenis yaitu lag time negatif yaitu

untuk menghemat waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu kegiatan dan

lag time positif yaitu tenggang waktu antara penyelesaian kegiatan pertama

dengan pelaksanaan kegiatan berikutnya.

2.10 Rencana Anggaran Biaya Proyek

Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi dilakukan dengan tujuan

tertentu tergantung dari siapa/pihak yang membuatnya. Pihak owner membuat

estimasi dengan tujuan mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang biaya

yang harus disediakan untuk merealisasikan proyeknya, hasil estimasi ini disebut

OE (Owner Estimate) atau EE (Engineer Estimate). Pihak kontraktor membuat

estimasi dengan tujuan untuk kegiatan penawaran terhadap proyek konstruksi.

Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan

mendekati Owner Estimate (OE) atau Engineer Estimate (EE), kisaran yang masih

dapat diterima oleh owner. Dalam menentukan harga penawaran, kontraktor harus

memasukkan aspek-aspek lain yang sekiranya berpengaruh terhadap biaya proyek

nantinya.

Rencana anggaran biaya (RAB) adalah proses perhitungan volume

pekerjaan, harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada

suatu konstruksi (Sastraatmadja, 1984). Karena taksiran dibuat sebelum

dimulainya pembangunan, maka jumlah ongkos yang diperoleh ialah “taksiran

biaya” bukan “biaya sebenarnya” atau actual cost.

Tahap-tahap yang sebaiknya dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah

sebagai berikut:

a. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harta serta kemampuan pasar

menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu.

b. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah

lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar

daerah lokasi proyek.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

29

c. Melakukan perhitungan analisa bahan dan upah dengan menggunakan analisa

yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran.

d. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil

analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.

e. Membuat rekapitulasi.

Berikut merupakan tahap dari penyusunan rencana anggaran biaya (RAB):

Gambar 2.8 Tahap penyusunan rencana anggaran biaya (RAB)Sumber: Ervianto, 2005

2.11 Time Schedule

Time Schedule adalah mengatur rencana kerja dari suatu bagian atau unit

pekerjaan (H. Bachtiar Ibrahim, 1993) dalam Junaida (2013). Time Schedule

meliputi kegiatan antara lain sebagai berikut:

1. Schedule Bahan, adalah jadwal bahan-bahan yang dipergunakan pada proyek

menurut jumlah dan jenisnya.

2. Schedule Peralatan, adalah jadwal peralatan yang akan dipergunakan pada

proyek ini menurut jumlah dan fungsi.

3. Schedule Tenaga Kerja, adalah jadwal tenaga kerja yang dibutuhkan pada

proyek ini sesuai dengan keahlian.

Daftar Harga SatuanBahan

Daftar Harga SatuanUpah

Daftar Harga SatuanUpah & Bahan

Daftar Volume &Harga Satuan

Pekerjaan

Rekapitulasi

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - sinta.unud.ac.id II.pdf · Dalam rangkaian kegiatan tersebut, ... membandingkan hasil kerja nyata dengan perkiraan cara kerja pada kontrak ... Meskipun memiliki

30

4. Schedule Biaya, adalah jadwal aliran biaya yang harus dikeluarkan sesuai

dengan schedule bahan, peralatan, dan tenaga kerja.

Dari Time Schedule, kita dapat mendapatkan gambaran berapa lama

pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan

antara satu sama lainnya. Keempat hal tersebut harus sesuai dengan pengadaannya

sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Tujuan dari

pembuatan Time Schedule ini adalah:

1. Untuk menentukan urutan pekerjaan, agar sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan yang ada sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar dan

tercapainya efisiensi sumber daya dengan mutu pekerjaan yang memenuhi

persyaratan teknis.

2. Untuk mendeteksi terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, bila terjadi

keterlambatan dapat dicegah sedini mungkin atau diambil kebijakan lain

sehingga tidak terlalu mengganggu kelancaran pekerjaan lain.

Fungsi dari Time Schedule adalah:

1. Untuk memperkirakan jumlah sumber daya (material, manusia, peralatan dan

lain-lain) yang harus disediakan pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

2. Pedoman bagi Kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengatur kecepatan

pelaksanaan proyek.

3. Referensi bagi pemilik, Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk

mengontrol kemajuan pekerjaan proyek.

4. Pedoman bagi Konsultan Pengawas dan Kontraktor untuk mengevaluasi

pekerjaan yang telah diselesaikan.

5. Pedoman bagi Kontraktor dan Konsultan Pengawas untuk mengetahui apakah

metode pelaksanaanya cocok diterapkan dalam proyek atau harus diperbaiki.