17
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Batu perkemihan dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi yang paling sering ditemukan ada di dalam ginjal (Basuki, 2009). Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba akan berhenti dan menetes disertai dengan rasa nyeri (Effendi, 2010). Vesikolitiasis adalah batu kandung kemih yang merupakan keadaan tidak normal di kandung kemih, batu ini mengandung komponen kristal dan matriks organik (Suyono, 2007). Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin (Arora P. Et al, 2006). Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Batu perkemihan dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem

perkemihan (ginjal, ureter, kandung kemih), tetapi yang paling sering

ditemukan ada di dalam ginjal (Basuki, 2009).

Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih

akibat penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar

secara tiba-tiba akan berhenti dan menetes disertai dengan rasa nyeri (Effendi,

2010).

Vesikolitiasis adalah batu kandung kemih yang merupakan keadaan

tidak normal di kandung kemih, batu ini mengandung komponen kristal dan

matriks organik (Suyono, 2007).

Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat

defisiensi substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam

urat meningkat atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat

yang secara normal mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin (Arora P. Et

al, 2006).

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

8

B. Anatomi Fisiologi

Anatomi kandung kemih

Gambar II.1. Anatomi Kandung Kemih

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses

penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak

dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh

tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan

dikeluarkan berupa urin (Syaifudin, 2011).

1. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini

berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya dibelakang simfisis pubis di

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

9

dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan

mengempis seperti balon karet. Dinding kandung kemih terdiri dari :

a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).

b. Tunika muskularis (lapisan berotot).

c. Tunika sub mukosa.

d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

2. Urin (Air Kemih)

a. Sifat fisis air kemih, terdiri dari:

Jumlah ekskresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari pemasukan

(intake) cairan dan factor lainnya.

b. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

c. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan

sebagainya.

d. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.

e. Berat jenis 1,015-1,020.

f. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari

pada diet (sayur menyebab kan reaksi alkalis dan protein memberi

reaksi asam.

Komposisi air kemih, terdiri dari:

a. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.

b. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak

dan kreatinin

c. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

10

d. Pagmen (bilirubin dan urobilin).

e. Toksin.

f. Hormon.

C. Etiologi

Menurut (Basuki, 2009) bahwa, batu kandung kemih disebabkan

infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan

perubahan metabolisme kalsium).

Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut batu kandung kemih

(Vesikolitiasis) adalah

1. Hiperkalsiuria

Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena,

hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan

tinggi natrium, kalsium dan protein), hiperparatiroidisme primer,

sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium.

2. Hipositraturia

Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih,

khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I

(lengkap atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan

masukan protein tinggi.

3. Hiperurikosuria

Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu

pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.

4. Penurunan jumlah air kemih

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

11

Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.

5. Jenis cairan yang diminum

Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel dan

jus anggur.

6. Hiperoksalouria

Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini

disebabkan oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium

intestinal, dan penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang

mengganggu absorbsi garam empedu.

7. Ginjal Spongiosa Medula

Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik (tidak

dijumpai predisposisi metabolik).

8. Batu Asan Urat

Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan hiper

urikosuria (primer dan sekunder).

9. Batu Struvit

Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan

organisme yang memproduksi urease.

Kandungan batu kemih kebayakan terdiri dari :

1. 75 % kalsium.

2. 15 % batu tripe/batu struvit (Magnesium Amonium Fosfat).

3. 6 % batu asam urat.

4. 1-2 % sistin (cystine).

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

12

D. Pathofisiologi

Kelainan bawaan atau cidera, keadan patologis yang disebabkan karena

infeksi, pembentukan batu disaluran kemih dan tumor, keadan tersebut sering

menyebabkan bendungan. Hambatan yang menyebabkan sumbatan aliran

kemih baik itu yang disebabkan karena infeksi, trauma dan tumor serta

kelainan metabolisme dapat menyebabkan penyempitan atau struktur uretra

sehingga terjadi bendungan dan statis urin. Jika sudah terjadi bendungan dan

statis urin lama kelamaan kalsium akan mengendap menjadi besar sehingga

membentuk batu (Syaifudin, 2009).

Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

kemudian dijadikan dalam beberapa teori (Muttaqin, 2012) :

1. Teori Supersaturasi

Tingkat kejenuhan komponen-komponen pembentuk batu ginjal

mendukung terjadinya kristalisasi. Kristal yang banyak menetap

menyebabkan terjadinya agregasi kristal dan kemudian menjadi batu.

2. Teori Matriks

Matriks merupakan mikroprotein yang terdiri dari 65 % protein, 10 %

hexose, 3-5 hexosamin dan 10 % air. Adanya matriks menyebabkan

penempelan kristal-kristal sehingga menjadi batu.

3. Teori Kurangnya Inhibitor

Pada individu normal kalsium dan fosfor hadir dalam jumlah yang

melampaui daya kelarutan, sehingga membutuhkan zat penghambat

pengendapan. Fosfat mukopolisakarida dan fosfat merupakan penghambat

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

13

pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat ini maka akan mudah

terjadi pengendapan.

4. Teori Epistaxy

Merupakan pembentuk batu oleh beberapa zat secara bersama-sama. Salah

satu jenis batu merupakan inti dari batu yang lain yang merupakan

pembentuk pada lapisan luarnya. Contoh ekskresi asam urat yang berlebih

dalam urin akan mendukung pembentukan batu kalsium dengan bahan urat

sebagai inti pengendapan kalsium.

5. Teori Kombinasi

Batu terbentuk karena kombinasi dari bermacam-macam teori diatas.

E. Tanda dan Gejala

Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi

dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi

obstruksi pada leher kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa

menyebabkan sepsis, kondisi ini lebih serius yang dapat mengancam

kehidupan pasien, dapat pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah,

nyeri dan perut kembung (Elizabeth, 2009).

Jika sudah terjadi komplikasi seperti seperti hidronefrosis maka

gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi, dan lamanya

penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat (Hidronefrosis akut)

biasanya akan menyebabkan koliks ginjal (nyeri yang luar biasa di daerah

antara rusuk dan tulang punggung) pada sisi ginjal yang terkena. Jika

penyumbatan berkembang secara perlahan (Hidronefrosis kronis), biasanya

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

14

tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan

tulang punggung.

Selain tanda diatas, tanda hidronefrosis yang lain menurut Samsuridjal

(http://www.medicastore.com, 26 Juni 2006) adalah:

1. Hematuri.

2. Sering ditemukan infeksi disaluran kemih.

3. Demam.

4. Rasa nyeri di daerah kandung kemih dan ginjal.

5. Mual.

6. Muntah.

7. Menggigil.

F. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Muttaqin (2012) pemeriksaan penunjangnya dilakukan di

laboratorium yang meliputi pemeriksaan:

1. Urine

a pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme

dapat berbentuk batu magnesium amonium phosphat, pH yang rendah

menyebabkan pengendapan batu asam urat.

b Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita

dengan batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.

c Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi

dalam proses pembentukan batu saluran kemih.

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

15

d Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah

terjadi hiperekskresi.

2. Darah

a Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.

b Lekosit terjadi karena infeksi.

c Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.

d Kalsium, fosfat dan asam urat.

3. Radiologis

a Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi

bendungan atau tidak.

b Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada

keadaan ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan

dengan antegrad pielografi tidak memberikan informasi yang

memadai.

4. USG (Ultra Sono Grafi)

Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.

5. Riwayat Keluarga

Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita batu

saluran kemih, jika ada untuk mengetahui pencegahan, pengobatan yang

telah dilakukan, cara mengambilan batu, dan analisa jenis batu.

G. Komplikasi

Komplikasi yang disebabkan dari vesikolithiasis adalah sebagai berikut

(Muttaqin, 2012) :

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

16

1. Sistem Pernafasan

Atelektasis bias terjadi jika ekspansi paru yang tidak ade kuat karena

pengaruh analgetik, anestesi, dan posisi yang dimobilisasi yang

menyebabkan ekspansi tidak maksimal. Penumpukan secret dapat

menyebab kan pnemonia, hipoksia terjadi karena tekanan oleh agens

analgetik dan anestesi serta bias terjadi emboli pulmonal.

2. Sistem Sirkulasi

Dalam system peredaran darah bias menyebabkan perdarahan karena

lepasnya jahitan atau lepasnya bekuan darah pada tempat insisi yang bias

menyebabkan syok hipovolemik. Statis vena yang terjadi karena duduk

atau imobilisasi yang terlalu lama bias terjadi trombo flebitis, statis vena

juga bisa menyebabkan trombus atau karena trauma pembuluh darah.

3. Sistem Gastrointestinal

Akibat efek anestesi dapat menyebabkan peristaltic usus menurun

sehingga bias terjadi distensi abdomen dengan tanda dan gejala

meningkatnya lingkar perut dan terdengar bunyi timpani saat diperkusi.

Mual dan muntah serta konstipasi bisa terjadi karena belum normalnya

peristaltik usus.

4. Sistem Genitourinaria

Akibat pengaruh anestesi bias menyebabkan aliran urin involunter karena

hilangnya tonus otot.

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

17

5. Sistem Integumen

Perawatan yang tidak memperhatikan kesterilan dapat menyebabkan

infeksi, buruknya fase penyembuhan luka dapat menyebabkan dehisens

luka dengan tanda dan gejala meningkatnya drainase dan penampakan

jaringan yang ada dibawahnya. Eviserasi luka/kelurnya organ dan jaringan

internal melalui insisi bias terjadi jika ada dehisens luka serta bias terjadi

pula surgical mump (parotitis).

6. Sistem Saraf

Bisa menimbulkan nyeri yang tidak dapat diatasi.

H. Penatalaksanaan

Menurut Putri, (2013)pengobatan dapat dilakukan dengan :

1. Mengatasi Simtom

Ajarkan dengan tirah baring dan cari penyebab utama dari vesikolitiasis,

berikan spasme analgetik atau inhibitor sintesis prostaglandin, bila terjadi

koliks ginjal dan tidak di kontra indikasikan pasang kateter.

2. Pengambilan Batu

a Batu dapat keluar sendiri

Batu tidak diharapkan keluar dengan spontan jika ukurannya melebihi

6 mm.

b Vesikolithotomi.

c Pengangkatan Batu

1) Lithotripsi gelombang kejut ekstra korporeal

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

18

Prosedur non invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu.

Litotriptor adalah alat yang digunakan untuk memecahkan batu

tersebut, tetapi alat ini hanya dapat memecahkan batu dalam batas

ukuran 3 cm ke bawah. Bila batu di atas ukuran ini dapat ditangani

dengan gelombang kejut atau sistolitotomi melalui sayatan

prannenstiel. Setelah batu itu pecah menjadi bagian yang terkecil

seperti pasir, sisa batu tersebut dikeluarkan secara spontan.

2) Metode endourologi pengangkatan batu

Bidang endourologi mengabungkan ketrampilan ahli radiologi

mengangkat batu renal tanpa pembedahan mayor. Batu diangkat

dengan forseps atau jarring, tergantung dari ukurannya. Selain itu

alat ultrasound dapat dimasukkan ke selang nefrostomi disertai

gelombang ultrasonik untuk menghancurkan batu.

3) Ureteroskopi

Ureteroskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan

memasukkan alat ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat

dihancurkan dengan menggunakan laser, litotrips elektrohidraulik,

atau ultrasound kemudian diangkat.

d Pencegahan (batu kalsium kronik-kalsium oksalat)

1) Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat)

2) Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentuk batu yaitu sitrat

(kalium sitrat 20 mEq tiap malam hari, minum jeruk nipis atau

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

19

lemon malam hari), dan bila batu tunggal dengan meningkatkan

masukan cairan dan pemeriksaan berkala pembentukan batu baru.

3) Pengaturan diet dengan meningkatkan masukan cairan, hindari

masukan soft drinks, kurangi masukan protein (sebesar 1 g/Kg BB

/hari), membatasi masukan natrium, diet rendah natrium (80-100

meq/hari), dan masukan kalsium.

4) Pemberian obat

Untuk mencegah presipitasi batu baru kalsium oksalat, disesuaikan

kelainan metabolik yang ada.

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

20

I. Pathways

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

21

J. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut

2. Kerusakan integritas jaringan

3. Resiko tinggi infeksi

4. Retensi urin

5. Resiko perdarahan

6. Gangguan mobilisasi fisik

K. Fokus Intervensi (North American Nursing Diagnosis Association , 2012).

Tabel II.1 : Fokus intervensi

No. Dx keperawatan NOC NIC

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan nyeri

berkurang dengan criteria

hasil :

1. Vital sign dalambatas

normal

2. Mampu mengontrol nyeri

3. Melaporkan bahwa nyeri

berkurang

Pain Management:

1. kaji nyeri secara

komprehensif.

2. observasi non

verbal dari

ketidaknyamanan

3. ajarkan teknik

relaksasi nafas

dalam

4. monitor vital sign

5. anjurkan untuk

istirahat

6. kolaborasi medis

dalam pemberian

analgetik

2. Kerusakan Setelah dilkukan tindakan

keperawatan selama

1. anjurkan untuk

memakai pakaian

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

22

integritas kulit

diharapkan jaringan dan kulit

baik, dengan criteria hasil:

1. Tidak ada nekrosis

2. Perfusi jaringan normal

3. Menunjukan proses

penyembuhan jaringan

longgar.

2. jaga kulit agar

tetap bersih.

3. observasi luka

4. ajarkan kepada

keluarga tentang

luka dan

perawatan luka

bantu

5. mobilisasi pasien

3. Resiko infeksi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan di harapkan

tidak ada infeksi, dengan

criteria hasil :

1. Bebas dari tanda dan gejala

infeksi

2. Jumlah leukosit dalam

batas normal

3. Mampu untuk mencegah

timbulnya infeksi

1. Observasi kondisi

luka

2. monitor tanda

dan gejala infeksi

3. dorong pasien

untuk

meningkatkan

intake nutrisi

4. batasi jumlah

pengunjung

5. kolaborasi

dengan ahli gizi

untuk diit tinggi

kalori tinggi

protein

6. kolaborasi untuk

pemberian

antibiotic

4. Retensi urine Setelah dilakukan tindakan

keperawatan di harapkan

1. Monitor intake

dan output cairan

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1367/3/BUYUNG PAMBUDI BAB II.pdf · Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

23

pengosongan kandung kemih,

dengan criteria hasil:

1. penyumbatan di saluran

kandung kemih

2. tekanan uretra tinggi

3. penghambatan lengkung

reflex

2. Monitor

penggunaan obat

anti polinergik

3. Monitor drajar

distensi blader

4. Intruksikan

kepada pasien

dan dan keluarga

untuk mencatat

keluar urin

5. Sediakan privasi

untuk eliminasi

6. Stimulasi reflek

dengan kompres

dingin pada

abdomen

Asuhan Keperawatan Pada..., BUYUNG PAMBUDI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015