BAB II TINJAUAN PUSTAKA - wisuda.unud.ac.id II.pdf · Rumah sakit mempunyai berbagai subsistem seperti teknik medis dan ... Konsep desentralisasi dan proyeksi perubahan ... bisnis

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Rumah Sakit

    2.1.1 Definisi Rumah Sakit

    Rumah sakit merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang tertua

    dan terkompleks yang mempunyai tujuan untuk melindungi, menyembuhkan, dan

    mengurangi penderitaan masyarakat yang jatuh sakit. Rumah sakit adalah institusi

    pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

    secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat

    darurat (Kemenkes, 2010).

    Rumah sakit dikategorikan sebagai pelayanan kesehatan perorangan

    sekunder dan pelayanan kesehatan perorangan tersier. Pelayanan kesehatan

    perorangan sekunder dilaksanakan oleh dokter spesialis, atau dokter yang sudah

    mendapatkan pendidikan khusus. Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan

    pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau kepada masyarakat dalam rangka

    meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

    2.1.2 Fungsi Rumah Sakit

    Fungsi rumah sakit berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2009 yakni:

    1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

    dengan standar pelayanan rumah sakit.

    2. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

    bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

    memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan.

  • 9

    3. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

    kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

    4. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

    rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

    2.1.3 Jenis Rumah Sakit

    Rumah sakit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yakni

    (Kemenkes, 2010):

    1. Berdasarkan kepemilikanya

    a. Rumah sakit publik, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah dan

    badan hukum lain yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik meliputi

    rumah sakit milik Departemen Kesehatan, Pemerintah (provinsi dan

    kabupaten), TNI, Polri, dan BUMN.

    b. Rumah sakit privat, yaitu rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum

    dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero,

    rumah sakit privat meliputi rumah sakit milik yayasan, perusahaan,

    penanam modal (dalam negeri dan luar negeri), dan rumah sakit berbadan

    hukum lainnya.

    2. Berdasarkan jenis pelayanan

    a. Rumah sakit umum, merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan

    dalam semua bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat pelayanan

    kesehatan dasar, pelayanan kesehatan spesialistik, dan pelayanan

    kesehatan subspesialistik.

    b. Rumah sakit khusus, merupakan rumah sakit yang memberikan

    pelayanan kesehatan berdasarkan jenis pelayanan tertentu.

  • 10

    3. Berdasarkan kelas

    a. Rumah sakit umum kelas A, merupakan rumah sakit yang mampu

    memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh

    pemerintah, rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan

    rujukan tertinggi (top referral hospital).

    b. Rumah sakit umum kelas B, merupakan rumah sakit umum yang

    mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis minimal sebelas

    spesialistik dan subspesialistik terbatas.

    c. Rumah sakit umum kelas C, merupakan rumah sakit umum yang

    mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medis spesialistik dasar.

    d. Rumah sakit umum kelas D, merupakan rumah sakit umum yang

    mempunyai fasilitas kesehatan dan kemampuan pelayanan kesehatan

    dasar.

    e. Rumah sakit umum kelas E, merupakan rumah sakit khusus (special

    hospital) yang menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran

    saja.

    2.1.4 Jenis Pelayanan di Rumah Sakit

    Upaya kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang

    optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan

    pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan

    penyakit, dan pemulihan kesehatan, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,

    dan berkesinambungan (Regaletha, 2009). Pelayanan yang diberikan oleh rumah

    sakit dapat dikelompokan sebagai berikut:

  • 11

    1. Kelompok pelayanan medis, meliputi enam jenis pelayanan, yakni pelayanan

    rawat jalan, pelayanan rawat darurat, pelayanan rawat inap, pelayanan bedah

    sentral, pelayanan rawat intensif, dan pelayanan rehabilitasi medis.

    2. Kelompok pelayanan penunjang medis, mencakup tiga jenis pelayanan,

    yakni pelayanan radiology dan imaging, pelayanan laboratorium, dan

    pelayanan farmasi.

    3. Kelompok penunjang non medis, mencakup enam jenis pelayanan, yakni

    pelayanan gizi rumah sakit, pelayanan pemulangan jenazah, pelayanan

    binatu, pelayanan pemeliharaan dan perbaikan sarana, pelayanan pelatihan,

    serta pelayanan sosial.

    2.2 Dinamika Lingkungan Usaha Rumah Sakit

    Rumah sakit perlu memeperhatikan secara seksama dinamika lingkungan untuk

    mengetahui kecocokan sistem manajemen yang dipergunakan yang nantinya akan

    berpengaruh dimasa depan. Dalam memahami lingkungan, pemikiran sistematis perlu

    dikembangkan. Pemikiran yang dipergunakan adalah dengan menggunakan model

    rumah sakit sebagai suatu organisasi jasa yang memproses input dan menghasilkan

    jasa pelayanan. Rumah sakit mempunyai berbagai subsistem seperti teknik medis dan

    teknik nonmedis. Dalam proses produksi semua input dan komponen subsistem

    didalamnya akan berinteraksi pula dengan lingkungan, dimana perubahan lingkungan

    mampu mempengaruhi rumah sakit (Trisnantoro, 2005).

    Sebuah rumah sakit akan menjadi organisasi yang lemah apabila para pelaku

    dalam subsistem di rumah sakit tidak mempunyai cara pandang yang sama dan visi

    yang sama terhadap perubahan lingkungan. Louis dalam Trisnantoro (2005)

    menyebutkan pemahaman perubahan lingkungan tidak dapat dilakukan secara

  • 12

    terpisah, pemahaman sebaiknya dilakukan melalui proses yang dapat digambarkan

    dengan keadaan ketika seseorang berada dalam situasi baru. Pada situasi baru

    seseorang akan membutuhkan proses pemahaman yang akan menghasilkan suatu

    penafsiran.

    Penafsiran terhadap perubahan penting untuk melakukan adaptasi strategis

    terhadap perubahan lingkungan. Menurut Cook dan Yanow dalam Trisnantoro (2005)

    penafsiran dan tindakan pembelajaran oleh organisasi dilakukan menurut dua

    pendekatan yakni : (1) proses pembelajaran oleh perorangan demi pengembangan

    organisasi, dan (2)organisasi merupakan makhluk hidup yang membutuhkan respon

    dan pembelajaran akibat pengaruh rangsangan dari luar. Berikut adalah berbagai

    konsep penting untuk menafsirkan berbagai perubahan yang terjadi (Trisnantoro,

    2005):

    1. Konsep perubahan global

    Globalisasi dapat menjadi jenis baru kolonialisme kerena kekuatan yang dimiliki

    negara maju baik itu kekuatan di bidang teknologi, kekuatan di bidang ilmu

    pengetahuan dan keuangan akan menguasai negara berkembang.

    2. Konsep good governance dan peran pemerintah

    Dalam konsep good governance pasrtisipasi masyarakat, transparansi

    pemerintah, akuntabilitas, dan mengutamakan aturan hukum sangat penting

    diperhatikan. Pada sektor kesehatan pemerintah memiliki posisi sebagai penentu

    regulasi, pemberi biaya, dan pelaksana kegiatan.

    3. Konsep desentralisasi dan proyeksi perubahan

    Dalam konteks desentralisasi ada beberapa hal yang penting diperhatikan yakni

    fungsi pemerintah daerah dan pusat, fungsi lembaga usaha, perkembangan

    asuransi kesehatan, dan perubahan sikap masyarakat.

  • 13

    2.3 Manajemen Strategis Rumah Sakit

    Manajemen strategis merupakan suatu filosofi, cara berfikir, dan cara mengelola

    organisasi yang mengarah pada penyususnan satu atau sejumlah strategi yang efektif

    untuk membantu mencapai tujuan perusahaan (Trisnantoro, 2005). Menurut

    Katsioloudes dalam Trisnantoro (2005) menggambarkan manajemen strategis sebagai

    langkah bagi para pemimpin organisasi dalam melakukan kegiatan secara sistematis.

    Langkah-langkah tersebut terdiri dari analisis lingkungan internal dan eksternal untuk

    memberikan gambaran mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang

    dimiliki organisasi. Tugas pokok manajemen strategi antara lain:

    1. Menganalisa pilihan-pilihan strategi perusahaan atau organisasi sesuai dengan

    keadaan lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

    2. Mengidentifikasi pilihan strategi yang paling tepat dengan mengevaluasi setiap

    pilihan sesuai dengan misi perusahaan.

    3. Mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan dengan sumber daya yang

    telah dalokasikan atau yang telah dianggarkan.

    4. Mengevaluasi kesuksesan proses strategi sebagai suatu input untuk pengambilan

    keputusan di masa yang akan datang.

    Pemahaman mengenai manajemen strategis tidak hanya terbatas pada aspek

    pelaksanaan rencana, tetapi lebih jauh lagi ke aspek visi, misi, dan tujuan

    pengembangan. Menurut Trisnantoro (2005) pernyataan misi merupakan hal utama

    dalam lembaga yang bersifat mission driven sehinggan analisis lingkungan internal

    dan eksternal sangat dibutuhkan dalam penyususnan strategi. Pengertian strategi

    dalam lembaga usaha merupakan rencana dari para pemimpin organisasi untuk

    mendapatkan hasil yang konsisten dengan misi dan tujuan.

  • 14

    Strategi dapat dipandang dalam tiga aspek yakni perumusan strategi,

    pelaksanaan atau realisasi dari strategi, dan pengedalian strategi. Penggunaan model

    manajemen strategi berkembang seiring dengan meningkatnya kompetisi dibidang

    usaha nonprofit. Gluck dkk dalam Trisnantoro (2005) menguraikan 4 nilai dalam

    perencanaan sebuah lembaga, sebagai berikut:

    1. Sistem nilai yang memenuhi anggaran, pada perkembangan di sistem pemenuhan

    dana, manajemen hanya diartikan sebagai penyusun anggaran belanja tahunan,

    dan perencanaan kearah masalah pencarian dana untuk perusahaan.

    2. Sistem nilai yang memperkirakan masa depan, suatu perencanaan yang berbasis

    fore casting atau perkiraan. Kerangka waktu untuk perencanaan bisaanya adalah

    lima sampai dua puluh lima tahun.

    3. Sistem nilai yang berfikir secara abstrak, pada fase ini terjadi suatu keadaan

    dimana para manajer mulai tidak percaya pada prediksi-prediksi akibat dari

    kegagalan-kegagalan yang terjadi.

    4. Sitem nilai yang menciptakan masa depan, pada sistem nilai ini para manajer

    mulai membuat rencana yang berbasis pada visi di masa mendatang.

    Menurut Trisnantoro (2005) manfaat manajemen strategis di rumah sakit belum

    diperhatikan oleh seluruh sumber daya yang terdapat didalamnya. Manajemen

    strategis dapat dipergunakan rumah sakit untuk menghindari rumah sakit khususnya

    rumah sakit yang bersifat nonprofit dari kebangkrutan. Pada dasarnya manajemen

    strategis memiliki manfaat untuk rumah sakit yakni:

    1. Memahami aspek komitmen dari sumber daya manusia.

    2. Menjadi sistem yang dipergunakan rumah sakit untuk melakukan pengembangan

    ke masa depan dengan memahami masa lalu dan masa sekarang.

  • 15

    3. Memahami filosofi survival untuk bertahan dan berkembang dengan berbagai

    standar kinerja lembaga.

    4. Sebagai pegangan dalam menghadapi masa depan yang tidak pasti dan

    mempunyai berbagai perubahan.

    5. Bagi SDM di bidang kesehatan, manajemen strategis memberikan pemahaman

    bahwa tidak mungkin seseorang bekerja sendiri tanpa didukung oleh kelompok

    yang mempunyai harapan yang sama terhadap rumah sakit di masa depan.

    Menurut Koteen dalam Trisnantoro (2005) menyatakan bahwa lembaga

    pemerintah dan lembaga nonpublic perlu melakukan manajemen strategis terhadap

    kenyataan keterbatasan sumber biaya, tekanan dari masyarakat untuk memberikan

    perhatian terhadap mereka yang miskin, adanya kerumitan organisasi, dan kenyataan

    adanya ideologi politik yang tidak begitu memperhatikan aspek sosial.

    2.4 Sifat Lembaga Rumah Sakit

    Sifat rumah sakit sebagai suatu lembaga diperlukan untuk menyusun rencana.

    Proses perencanaan rumah sakit berbentuk PT dengan rumah sakit daerah tentunya

    berbeda termasuk indikator keberhasilannya (Trisnantoro, 2005). Sehingga indikator

    kinerja sangat dibutuhkan dalam menyusun rencana strategis. Pengembangan strategi

    dilakukan dalam pemahaman adanya indikator kinerja yang dapat dinilai

    pencapainnya.

    Secara garis besar rumah sakit dapat berupa lembaga usaha for profit dan

    nonprofit yang mungkin memiliki indikator yang berbeda. Sifat kelembagaan rumah

    sakit perlu dianalisis menggunakan model standar lembaga usaha yang mengacu pada

    perilaku perusahaan untuk memaksimalkan keuntungan. Keuntungan merupakan

  • 16

    indikator utama kinerja lembaga usaha for profit dan nonprofit. Menurut Cutler dalam

    Trisnantoro (2005) terdapat dua ciri perbedaan lembaga usaha for profit dan nonprofit.

    Perbedaan yang pertama adalah lembaga usaha nonprofit tidak perlu membayar pajak

    dan pihak yang memberikan sumbangan ke lemabaga usaha nonprofit akan

    mendapatkan pengurangan pajak. Berikut adalah model indikator kinerja perusahaan:

    1. Model standar ukuran kinerja perusahaan for profit

    Model standar ukuran kinerja perusahaan for profit pada prinsipnya menyatakan

    bahwa tujuan lembaga usaha adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar-

    besarnya (Trisnantoro, 2005).

    2. Model idikator kinerja lembaga nonprofit

    Rumah sakit memiliki ciri public goods yang bersifat non excludable dimana

    tidak mungkin untuk membatasi jasa yang diberikan kepada masyarakat yang

    tidak mampu mebayar. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang

    memiliki aspek eksternalitas dan bersifat public goods, pemerintah memiliki

    anggaran sebagai perwujudan sikap politik untuk meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat.

    3. Indikator rumah sakit sebagai lembaga nonprofit

    Menurut Mulyadi dalam Trisnantoro (2005) bisnis merupakan usaha penyediaan

    produk dan jasa berkualitas bagi pemuasan kebutuhan customer untuk

    memperoleh return jangka panjang yang memadai bagi kemampuan bertahan

    dan berkembang bisnis tersebut. Rumah sakit merupakan lembaga yang dapat

    menerapkan prinsip bisnis tersebut tanpa melanggar etika kedokteran. Indikator

    yang dipergunakan menilai keberhasilan rumah sakit yakni pemberdayaan,

    pengemabangan SDM, proses pelaksanaan kegiatan, kepuasan pengguna,

    pemeberi subsidi, pemberi donor kemanusiaan dan keuangan rumah sakit.

  • 17

    2.5 Strategi Pemasaran Rumah Sakit

    Strategi pemasaran merupakan suatu alat fundamental yang direncanakan untuk

    mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan yang

    berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki oleh program pemasaran yang

    digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Rumah sakit merupakan salah satu

    perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan. Agar setiap

    pelayanan yang diberikan berhasail, maka rumah sakit perlu mengembangkan strategi

    pemasaran untuk setiap pelayanan dan segmen pasarnya. Komponen-komponen dari

    strategi pemasaran adalah pemilihan pasar sasaran, penetapan posisi yang kompetitif,

    dan pengembangan bauran pemasaran atau marketing mix yang efektif guna

    menjangkau dan melayani konsumen yang sudah dipilih (Suendri, 2013).

    1. Pemilihan pasar sasaran

    Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi

    ekonomi yaitu membeli atau menjual barang dan jasa atau sumber daya ekonomi

    atau faktor-faktor produksi lainnya. Langkah awal dalam menyiapkan strategi

    pemasaran adalah dengan memahami pasar secara menyeluruh. Pihak rumah

    sakit harus sadar bahwa tidak semua pasien tahu akan adanya rumah sakit,

    tertarik pada rumah sakit, dapat berkunjung kerumah sakit, dan mampu

    membayar pelayanan. (Suendri, 2013).

    2. Memposisikan secara kompotitif

    Memposisikan secara kompotitif merupakan seni mengembangkan dan

    mengkomunikasikan perbedaan-perbedaan yang bermakna dari suatu pelayanan

    dengan pelayanan dari pesaing pada sasaran pasar yang sama. Hal ini bertujuan

    untuk menghadapi rumah sakit pesaing yang berada pada wilayah atau daerah

    pasar yang sama.

  • 18

    3. Mengembangkan bauran pemasaran

    Bauran pemasaran atau marketing mix adalah kumpulan dari variabel-variabel

    pemasaran yang dapat dikendalikan yang digunakan oleh suatu badan usaha

    untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasaran. Banyak variabel yang

    harus dibaurkan, akan tetapi semuanya itu dapat dikelompokan ke dalam empat

    kelompok yakni pelayanan sebagi produk rumah sakit, tarif atau harga pelayanan

    yang disediakan, tempat pemberian pelayanan, promosi pelayanan (Hartono,

    2010).

    2.6 Lingkungan Internal Rumah Sakit

    Lingkungan internal rumah sakit adalah lingkungan yang berada di dalam

    organisasi tersebut dan secara formal memiliki implikasi yang langsung dan khusus

    pada rumah sakit. Rumah sakit sendiri sesuai konsep perusahaan masa kini merupakan

    kumpulan dari berbagai macam sumber daya, kapabilitas dan kompetensi yang

    selanjutnya bisa digunakan untuk membentuk market position tertentu. Dengan

    demikian analisis lingkungan internal meliputi analisis mengenai sumber daya

    manusia, kapabilitas dan kompetensi inti yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan

    rantai nilai menurut Swayne dkk (2006) lingkungan internal terdiri dari aktivitas

    pelayanan yang mencakup aktivitas prapelayanan, aktivitas proses pelayanan, dan

    aktivitas pasca pelayanan, serta aktivitas pendukung yang meliputi budaya organisasi,

    struktur organisasi, dan sumber daya strategis (SDM, keuangan, logistik, teknologi,

    dan aset).

    Aktivitas pelayanan dengan aktivitas pendukung di rumah sakit sangatlah erat

    kaitannya. Secara lebih jelas hubungan antara aktivitas pelayanan dengan aktivitas

    pendukung di rumah sakit digambarkan melalui ilustrasi rantai nilai berikut:

  • 19

    Sumber: Rantai nilai menurut Swayne et. al. (2006) dalam makalah manajemen rumah sakit.

    Gambar 2.1 Hubungan aktivitas pelayanan dengan aktivitas dendukung di rumah

    sakit.

    Ilustrasi rantai nilai di atas secara garis besar menjelaskan hubungan antara

    aktivitas pelayanan dengan aktivitas pendukung di rumah sakit. Aktivitas pendukung

    yang meliputi budaya organisasi, struktur organisasi, dan sumber daya srtategis akan

    membatu setiap aktivitas pelayanan yang meliputi aktivitas prapelayanan, aktivitas

    proses pelayanan, dan aktivitas pasca pelayanan dalam mewujudkan visi dan misi yang

    telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga

    usaha.

    2.6.1 Aktivitas Pelayanan

    Kegiatan pelayanan di rumah sakit merupakan kegiatan yang menambah

    nilai bagi pengguna yang dilakukan pada saat sebelum pengguna menerima

    pelayanan di rumah sakit sampai disaat pasien selesai medapatkan pelayanan di

    rumah sakit. Semua aktivitas tersebut merupakan kegiatan inti di rumah sakit yang

    disebut sebagai aktivitas pelayanan, termasuk dalam aktivitas pelayanan adalah

    identifikasi pasar dan kebutuhannya, merencanakan kebutuhan rumah sakit untuk

    Aktivitas

    Pelayanan

    Aktivitas

    Prapelayanan

    Aktivitas

    Pasca

    Pelayanan

    Proses

    Pelayanan

    Aktivitas

    Pendukung

    Budaya Organisasi

    Nil

    ai Y

    ang

    Di

    Dap

    at

    Struktur Organisasi

    Sumber Daya Strategis

  • 20

    melayani kebutuhan pasar, dan inovasi proses klinik. Aktivitas pelayanan adalah

    proses pemenuhan kebutuhan seseorang melalui aktivitas secara langsung.

    Pelayanan merupakan hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada

    pihak lain yang bisaanya tidak kasat mata. Berdasarkan rantai nilai menurut Swayne

    dkk (2006) aktivitas pelayanan meliputi:

    1. Aktivitas prapelayanan

    Aktivitas prapelayanan merupakan keseluruhan aktivitas yang dilakukan

    rumah sakit sebelum aktivitas pemenuhan kebutuhan pengguna jasa yang

    dalam hal ini merupakan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, termasuk

    didalamnya tahap sebelum seseorang memutuskan untuk datang ke rumah

    sakit.

    2. Aktivitas proses pelayanan

    Aktivitas proses pelayanan merupakan tahapan cara bagaimana rumah sakit

    dapat memenuhi kebutuhan atau memberikan pelayanan kesehatan yang

    sesuai dengan harapan dari masyarakat sebagai pengguna jasa atau pasien.

    Aktivitas pelayanan merupakan tahapan atau proses pemenuhan kebutuhan

    masyarakat sebagai pengguna jasa yang dilakukan melalui aktivitas secara

    langsung.

    3. Aktivitas pasca pelayanan

    Aktivitas pasca pelayanan adalah keselurahan aktivitas yang dilakukan pihak

    rumah sakit setelah pihak rumah sakit selesai memberikan pelayanan

    kesehatan atau pemenuhan kebutuhan pasien melalui aktivitas secara

    langsung.Tahapan ini merupakan tahap yang sangat sensitif karena setelah

    pasien selesai mendapatkan pelayanan akan berkaitan dengan permasalahan

    keuangan dan perbekalan obat.

  • 21

    2.6.2 Aktivitas Pendukung

    Aktivitas pendukung adalah keseluruhan aktivitas yang memberikan

    fasilitasi untuk menunjang pencapaian aktivitas utama, yang dapat memberikan

    penambahan nilai terhadap hasil yang dicapai pada aktivitas utama. Aktifitas

    pendukung meliputi budaya organisasi, struktur organisasi, dan sumber daya

    strategis.

    1. Budaya organisasi

    Budaya organisasi merupakan serangkaian nilai-nilai dan strategi, gaya

    kepemimpinan, visi dan misi serta norma-norma kepercayaan dan pengertian

    yang dianut oleh anggota organisasi dan dianggap sebagai kebenaran bagi

    anggota baru yang menjadi sebuah tuntunan bagi setiap elemen organisasi

    suatu perusahaan untuk membentuk sikap dan perilaku. Budaya organisasi

    berfungsi sebagai pedoman kontrol dalam membentuk sikap dan perilaku

    karyawan dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi melalui nilai-

    nilai dan norma yang dianut untuk lebih berinovasi yang memberi dampak

    yang positif terhadap organisasi (Handoko, 2003).

    2. Struktur organisasi

    Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

    serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam

    menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur

    organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan

    antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan

    fungsi dibatasi. Adapun elemen dalam struktur organisasi yakni adanya

    spesialisasi kegiatan kerja, adanya standarisasi kegiatan kerja, adanya

    koordinasi kegiatan kerja, dan besaran seluruh organisasi (Rizal, 2012).

  • 22

    3. Sumber daya strategis

    Secara umum sumber daya strategis adalah suatu nilai potensi yang dimiliki

    oleh suatu organisasi atau perusahaan yang akan berpengaruh terhadap

    pencapaian aktivitas utama dari organisasi atau perusahaan tersebut. Dalam

    lingkungan internal rumah sakit sumber daya strategis meliputi:

    a. Sumber daya manusia (SDM)

    SDM adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang

    dimiliki setiap individu yang menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas.

    SDM atau man power merupakan sesuatu yang dimiliki setiap manusia

    (Hasibuan, 2009). Kemampuan individu sangat dipengaruhi oleh daya

    pikir dan daya fisiknya.

    b. Keuangan

    Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,

    pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan

    dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan untuk menjaga

    kelangsungan aktivitas rumah sakit (Hasibuan, 2003).

    c. Logistik

    Logistik merupakan aliran barang atau jasa yang tersedia di rumah sakit

    mulai dari sumber sampai tujuan yang mencakup proses perencanaan,

    pelaksanaan, dan pengendalian aliran yang efisien dan efektif dari barang

    atau jasa dan informasi terkait mulai dari titik asal sampai titik

    penggunaan untuk memenuhi keperluan konsumen (Siagian, 2005).

    d. Teknologi

    Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang

    yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

  • 23

    Secara umum, teknologi dapat didefinisikan sebagaibenda maupun bukan

    benda yang diciptakan secara terpadu untuk mencapai suatu nilai.

    Teknologi digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam

    setiap aktivitas manusia (Miarso, 2007).

    e. Aset

    Aset merupakan harta kekayaan atau sumber daya entitas bisnis yang

    diperoleh serta dikuasai dari hasil kegiatan ekonomi pada masa yang lalu.

    Aset tetap digunakan dalam menjalankan aktivitas operasional usaha

    guna menghasilkan barang atau jasa (Hanafi, 2003).

    2.7 Analisis SWOT

    Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk

    mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities),

    dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini

    melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dan spekulasi bisnis atau proyek dan

    mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak

    mendukung untuk mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dangan

    cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,

    kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT.

    Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

    merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi

    antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur

    eksternal yaitu peluang dan ancaman (Rangkuti, 2006). Analisis SWOT perlu

    dilakukan karena analisis SWOT digunakan untuk mencocokan antara sumber daya

    internal dengan situasi eksternal perusahaan. Pencocokan yang baik akan

  • 24

    memaksimalkan kekuatan dan peluang perusahaan serta meminimalkan kelemahan

    dan ancaman. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David & Fred, 2005):

    1. Kekuatan (Strenghts) adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan lain

    yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang

    dapat dilayani oleh perusahaan yang memberikan keunggulan kompetitif.

    2. Kelemahan (Weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber

    daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja

    perusahaan.

    3. Peluang (Opportunities) adalah situasi penting yang menguntungkan dalam

    lingkungan perusahaan, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya

    hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok.

    4. Ancaman (Threats) adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam

    lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi

    sekarang atau yang diinginkan perusahaan.

    Sebelum melakukan analisis dalam matrik SWOT data akan dikolompokan dan

    di analisis dalam matrik EFAS dan IFAS. EFAS adalah external faktors analysis

    summary, yaitu kesimpulan analisis dari berbagai faktor eksternal yang mempengaruhi

    keberlangsungan perusahaan. IFAS adalah internal faktors analysis summary, yaitu

    kesimpulan analisis dari berbagai faktor internal yang mempengaruhi

    keberlangsungan perusahaan (Rangkuti, 2006)

    2.8 Gambaran Umum RS UNUD

    RS UNUD merupakan sebuah rumah sakit pendidikan yang dimiliki oleh

    Universitas Udayana. RS UNUD mulai dibangun pada tahun 2009 dengan poliklinik

  • 25

    umum yang dibuka pada tanggal 30 Mei 2012. Rumah sakit ini dibangun dengan

    tujuan untuk memberikan suatu tempat atau ruang penggalian ilmu pendidikan bagi

    calon dokter dan tenaga kesehatan yang menempuh pendidikan sebelumnya di

    Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

    Saat ini RS UNUD memiliki 85 orang tenaga kerja yang terdiri dari beberapa

    jenis spesialis kerja. Untuk jumlah tenaga kerja yang tersedia pada RS UNUD dapat

    dilihat pada tabal 2.2 berikut ini:

    Tabel 2.1 Data jumlah ketenagaan RS UNUD tahun 2015.

    Kompetensi Jumlah

    Direksi 5 Orang

    Dokter Umum 7 0rang

    Dokter Gigi 2 Orang

    Perawat 24 Orang

    Perawat Gigi 2 Orang

    Bidan 8 Orang

    LAB 4 Orang

    Farmasi 6 Orang

    Fisioterapi 1 Orang

    Rekam Medis 4 Orang

    Non Kesehatan 18 Orang

    Jumlah 85 Orang

    Sumber: Rekapitulasi data Bidang SDM RS UNUD.

    Pasien yang dirawat di RS UNUD adalah pasien dari masyarakat umum,

    mahasiswa Universitas Udayana serta pasien yang berkerja sama dengan perusahaan

    asuransi kesehatan yang meliputi Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), askes

    sosial, dan pasien dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. RS

    UNUD memiliki luas bangunan 30.842 m2 dibangun dengan tinggi 4 lantai dan berdiri

    diatas lahan seluas 41.500 m2. RS UNUD beralamat di Jalan Rumah Sakit Universitas

    Udayana Jimbaran, Kuta Selatan, Badung Bali dan dipimpin oleh Dr. dr. RA Tuty

    Kuswardhani, Sp.PD.K-Ger., MERS.

  • 26

    2.9 Penelitian Terdahulu

    Berikut adalah beberapa penelitian sejenis dengan penelitian ini, yang peneliti

    gunakan sebagai literatur dan acuan dalam penyusunan skripsi ini.

    Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu.

    Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

    Analisis Strategi

    Pemasaran Dalam

    Memasarkan Produk

    Jasa (Sujana & Mohd

    Nurwandi, 2009).

    Penelitian

    kepustakaan (library

    research) dan

    penelitian lapangan

    (field research).

    Rumah Sakit X merupakan

    satu-satunya rumah sakit yang

    mendapat akreditasi penuh

    tingkat lanjut di Kota Bogor,

    memiliki perlengkapan ICU

    terlengkap dan telah menerapkan

    sistem hospital supermarkaet.

    Hubungan Faktor

    Internal Terhadap

    Kinerja Pegawai di

    RSUD Wangaya Kota

    Denpasar (Kadek Dwi

    Maryanti Pande, 2013).

    Penelitian analitik

    kuantitatif dengan

    rancangan cross

    sectional.

    Ada hubungan yang bermakna

    mengenai faktor internal dengan

    kinerja pegawai di RSUD

    Wangaya Kota Denpasar.

    Strategi Pemasaran

    Poliklinik THT Badan

    Layanan Umum Daerah

    Rumah Sakit Indera

    Provinsi Bali. (Komang

    Suendri, 2013)

    Penelitian deskriptif

    dengan pendekatan

    cross sectional.

    Dalam penelitian ini dijelaskan

    mengenai strategi pemasaran

    yang tepat terhadap bauran

    pemasaran yang mencakup

    produk, harga, promosi, tempat,

    orang, proses, dan pelayanan di

    poliklinik THT RS Indera

    Provinsi Bali.

    Analisis Strategi dan

    Kelayakan Investasi

    Pembangunan Paviliun

    Pada Rumah Sakit

    Umum Banyumas

    (Rafika Epsilani

    Cymbidiana, 2013).

    Analisis SWOT. Untuk pengambangan RSUD

    Kabupaten Banyumas adalah

    strategi agresif yaitu dengan

    melaksanakan tindakan agresif

    untuk merebut pasar, dan

    pembangunan pavilion

    RSUD Kabupaten Banyumas

    layak untuk dijalankan.

    Pengaruh Penggunaan

    Teknologi Informasi

    Terhadap Kinerja

    Penelitian analitik

    kuantitatif.

    Penggunaan teknologi informasi

    berpengaruh terhadap kinerja

  • 27

    Karyawan Perusahaan

    Konsultan Perencanaan

    di Surakarta (Fajri,

    2011).

    karyawan perusahaan konsultan

    perencanaan di Surakarta.

    Analisis Pengaruh

    Kualitas Pelayanan dan

    Fasilitas Terhadap

    Kepuasan Pelangan

    (Mardiyani, 2008).

    Penelitian analitik

    kuantitatif.

    Ada pengaruh antara kualitas

    pelayanan dan fasilitas terhadap

    kepuasan pelangan.

    Analisis Pengaruh

    Budaya Organisasi dan

    Kepuasan Kerja

    Terhadap Kinerja

    Karyawan (Rizal, 2012).

    Penelitian analitik

    kuantitatif.

    Ada pengaruh yang positif antara

    budaya organisasi dan kepuasan

    kerja terhadap kinerja karyawan.

    Analisis Pengaruh

    Kualitas Pelayanan,

    Harga, dan Fasilitas

    Terhadap Kepuasan

    Pasien Rawat Jalan di

    Rumah Sakit Kariadi

    Semarang (Supriyanto,

    2012).

    Penelitian analitik

    kuantitatif.

    Kualitas pelayana, harga, dan

    fasilitas, berpengaruh terhadap

    kepuasan pasien rawat jalan di

    Rumah Sakit Kariadi Semarang.

    Pengaruh Pemberian

    Insentif Terhadap

    Kinerja Karyawan di

    Departemen Penjualan

    PT. Pusri (Mayangsari,

    2013).

    Penelitian analitik

    kuantitatif.

    Pemberian insentif memiliki

    pengaruh yang signifikan

    terhadap kinerja karyawan di

    departemen penjualan PT. Pusri