18
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian proyek Proyek kontruksi adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang hanya dilaksanakan sekali dan umumnya berjangka waktu yang pendek. Dalam rangkaian pekerjaan tersebut mengolah suatu sumber daya proyek menjadikan suatu hasil yang berupa bangunan. Dalam proses serangkaian tersebut banyak pihak-pihak yang dilibatkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan kerja dan hubungan fungsional melibatkan semua pihak-pihak yang terkait. Dengan adanya berbagai pihak yang terkait tersebut maka akan terjadinya potensi konflik yang sangat besar sehingga dikatakan mengandung konflik yang sangat tinggi. (Wulfram I Ervianto, 2002) Pada proyek kontruksi mempunyai tiga dimensi karakteristik, yaitu unik, melibatkan sumber daya, dan membutuhkan organisasi. Untuk menyelesaikannya harus berpegang pada tiga kendala (triple constrain): sesuai spesifikasi yang diterapkan, sesuai time scedule, dan sesuai dengan biaya yang direncanakan. Ketiganya diselesaikan secara simultan. Tiga karakteristik proyek kontruksi adalah: 1. Proyek bersifat unik Proyek bersifat unik yang dimaksud adalah proyek kontruksi tidak pernah sama persis dengan proyek lainnya. Misalnya, tidak ada proyek yang identik dan sejenis, proyek bersifat sementara dan selalu melibatkan grub kerja yang berbeda-beda. 2. Membutuhkan sumber daya (resources) Setiap proyek kontruksi selalu membutuhkan sumberaya dalam penyelesaiannya, contoh pekerja, material metoda dll. Pengorganisaian manajemen tersebut dilakukan oleh manajer proyek. Dalam kenyataannya, mengorganisasikan pekerja tersebut ternayata lebih sulit dibandingkan sumber daya lainnya. Apalagi, pengetahuan yang di pelajari seorang manajer proyek bersifat tektis, seperti mekanika rekayasa, fisika bangunan, computer science, contruction management.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian proyek

Proyek kontruksi adalah suatu kegiatan atau pekerjaan yang hanya

dilaksanakan sekali dan umumnya berjangka waktu yang pendek. Dalam rangkaian

pekerjaan tersebut mengolah suatu sumber daya proyek menjadikan suatu hasil

yang berupa bangunan. Dalam proses serangkaian tersebut banyak pihak-pihak

yang dilibatkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hubungan kerja dan

hubungan fungsional melibatkan semua pihak-pihak yang terkait. Dengan adanya

berbagai pihak yang terkait tersebut maka akan terjadinya potensi konflik yang

sangat besar sehingga dikatakan mengandung konflik yang sangat tinggi. (Wulfram

I Ervianto, 2002)

Pada proyek kontruksi mempunyai tiga dimensi karakteristik, yaitu unik,

melibatkan sumber daya, dan membutuhkan organisasi. Untuk menyelesaikannya

harus berpegang pada tiga kendala (triple constrain): sesuai spesifikasi yang

diterapkan, sesuai time scedule, dan sesuai dengan biaya yang direncanakan.

Ketiganya diselesaikan secara simultan. Tiga karakteristik proyek kontruksi adalah:

1. Proyek bersifat unik

Proyek bersifat unik yang dimaksud adalah proyek kontruksi tidak

pernah sama persis dengan proyek lainnya. Misalnya, tidak ada proyek

yang identik dan sejenis, proyek bersifat sementara dan selalu melibatkan

grub kerja yang berbeda-beda.

2. Membutuhkan sumber daya (resources)

Setiap proyek kontruksi selalu membutuhkan sumberaya dalam

penyelesaiannya, contoh pekerja, material metoda dll. Pengorganisaian

manajemen tersebut dilakukan oleh manajer proyek. Dalam

kenyataannya, mengorganisasikan pekerja tersebut ternayata lebih sulit

dibandingkan sumber daya lainnya. Apalagi, pengetahuan yang di

pelajari seorang manajer proyek bersifat tektis, seperti mekanika

rekayasa, fisika bangunan, computer science, contruction management.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

5

Untuk itu seorang manajer proyek masih harus terus belajar tentang

manajemen proyek untuk mengembangkan ilmunya sendiri.

3. Membutuhkan organisai

Di dalam organisasi banyak individu yang mempunyai keahlian yang

beragam-ragam sesuai dengan tujuannya seperti tagam ketertarikan,

keahlian kepribadian dan sifat masing-masing. Dalam hal ini langkah

awal yang harus di lakukan manager proyek adalah menyatukan visi

sehingga menjadikan satu tujuan untuk organisasi tersebut.

Gambar 2.1 Three dimentional objective

Gambar 2.2 triple constrain

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

6

Rangkaian keigatanproyek dapat dibagi menjadi 2 rangkaian yaitu,

rangkaian kegiatan proyek dan rangkaian kegiatan rutin. Kegiatan rutin adalah

suatu kegiatan yang terus menerus dan berulang yangberlangsung lama, kegiatan

proyek adalah suatu kegiata yang umumnya dilaksanakan cuma sekali dan bersifat

unik.

Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem

Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

yang mempunyai ciri sebagai berikut:

1. Dimulai dengan awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan mengakhiri

dengan akhir proyek ( akhir rangkaia kegiatan), dan mempunyai waktu yang

pada umumnya terbatas.

2. Karena rangkaian kegiata yang terjadi hanya satu kali maka mengkasilkan

produk proyek yang bersifat unik. Jadi, tidak ada proyek lainnya yang

identik atau sama yang ada hanyalah proyek sejenis.

Menurut W.R. King dan D.I Cleland (1987), proyek merupakan sumber

daya yang tergabung, yang menjadi sebuah organisasi yang sementara agar

mendapatkan sasaran yang di inginkan. Membangun atau memperbaiki fasilitas dan

sarana atau prasarana umum seperti jalan, gedung, jembatan, bendungan dll,

sehingga kegiatan membangun atau memperbaiki tersebut adalah kegiatan yang

biasa dikerjakan oleh proyek kontruksi. Menurut pengertian diatas, proyek

memiliki waktu yang terbatas dan bersifat sementara, tidak bersifat berulang-ulang,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

7

memiliki awal waktu dan akhir waktu, memiliki sumber daya yang terbatas dengan

yang bertujuan sama untuk menyelesaikan yang telah direncanakan. Untuk itu dari

penjelasan diatas dapat kita simpulkan karakteristik proyek diantaranya :

1. Waktu pengerjaan dari awal hingga akhir telah ditentukan karena

proyek memiliki waktu terbatas.

2. Pembangunan kontruksi hanya bersifat sekali karena bukan produk

yang bisa di ulang atau di pabrikasi.

3. Memiliki pola sedikit pola aawal yang berkembang menjadi banyak dan

menurun hingga akhirnya berhenti, merupakan tahap-tahap kegiatan

proyek.

4. Merencanakan, merancang, dan melaksanakan merupakan intensitas

proyek.

5. Membutuhkan klasifikasi tenaga yang beragam untuk kegiatan yang

beragam.

6. Spesifikasi proyek ditentukan seperti syarat yang terkait dengan alat,

bahan, metode pelaksanaan dan tenaga yang telah ditetapkan dan harus

memenuhi prosedur yang telah disyaratkan.

Dalam dunia teknik sipil arti proyek lebih dipersempit sebagai proyek

konstruksi yaitu proyek yang memiliki keterkaitan dengan pembangunan sebuah

bangunan insfrastruktur yang pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang

termasuk pekerjaan arsitektur dan teknik sipil. (Istimawan Diohohusodo 1996:69).

Mengalokasikan sumber daya merupakan cara dalam melakukan kegiatan

proyek bisa disebut dengan aktivitas yang berjalan dengan jangka waktu yang

terbatas, dengan maksud mendapatkan hasil produk dengan kriteria mutu yang

sudah digariskan dengan jelas. Tiga batasan tersebut juga disebut sebagai (triple

constrain) yang sering diasosiasikan untuk sasaran proyek. Seperti gambar dibawah

: (Imam Soeharto, 1995:1-2)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

8

Gambar 2.4. Tiga kendala pada sasaran proyek

Sumber : Imam Soeharto

Anggaran Proyek tidak boleh melebihi. Dalam sebuah proyek kontruksi

membutuhkan dana dan anggaran yang besar dan jangka waktu yang lama,

anggaran ini bukan bukan hanya diperukan untuk total proyek melainkan

dibagi-bagi menjadi berbagai bidang. Dengan demikian, maka penyelesaian

proyek tersebut harus mmenuhi terget yang sudah ditentukan.

Jadwal Proyek batas waktu penyerahannya tidak boleh melewati yang

sudah di tentukan

Mutu Proyek ahrus sesuai dengan kriteria dan spesifikasi yang disyaratkan

maka dapat disebut jika persyaratan mutu mampu dipenuhi sebagai tugas

yang dimaksud.

Kesepakatan antara ketiga batasan diatas akan menjadi penentu, jika ingin

melakukan peningkatan kinerja produk yang sudah dilakukan kesepakatan

dalam kontrak, maka menaikkan kwalitas mutu dapat menyebabkan naiknya

biaya dan akan melebihi anggaran. Jadiharus berkompromi dengan waktu

atau mutu maka anggaran dapat ditekan.

2.2 Pengertian Produktivitas

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara input dan output, atau rasio

antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan dalam proyek

kontruksi. Rasio produktivitas adalah jumlah nilaiyang diukur selama proses

kontruksi, dapat bagi menjadi biaya material, biaya tenaga kerja, uang, metoda dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

9

alat. Sukses atau tidaknya sebuah kontruksi tergantung pada efisiensi pengelolaan

sumber daya.

Selama proses kontruksi berlangsung sumber daya yang digunakan antara

lain material, machines, men, method, money. Dalam proses kontruksi penggunaan

material secara efektif sangat bergantung pada desain yang dikehendaki dari suatu

bangunan. Untuk menghemat penggunaan material dilakukan tahap penyediaan,

handling, dan processing selama waktu kontruksi. Dibutuhkan pemilihan alat yang

tepat karena dapat mempengaruhi proses kontruksi, pemindahan atau distribusi

material yang cepat, baik arah horizontal maupun vertikal.

Pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola.

Upah yang diberikan antara pekerja satu dengan lainnya tidaklah sama dikarenakan

kemampuan masing-masing pekerja tersebut. Biaya untuk pekerja merupakan

fungsi dari waktu dan metoda kontruksi yang digunakan. Pihak yang akan

bertanggung jawab untuk pemilihan metoda dan waktu kontruksi adalah kepala

proyek.

2.3 Produktivitas Sebagai Sistem

Untuk meningkatan produktivitas dalam proyek kontruksi, sistem yang

mengatur tentunya sudah dirancang dan diencanakan. Dari beberapa faktor yang

mempengaruhi produktivitas sebuah pekerjaan, ialah faktor manusia yang

memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan faktor lainnya.

Dalam sebuah sistem tentunya akan dibutuhkan sebuah organisasi yang

akan menjalankannya. Dengan efektifitas organisasi tersebut tentunya akan

menjalankan subsistem yang ada didalamnya dengan lancar. Pada gambar 2.5,

ditunjukkan unsur-unsur yang terlibat dalam proyek kontruksi. Secaa tegas

dibedakan langsung dengan produktivitas dan yang tidak secara langsung.

Produktivitas sangat erat hubugannya dengan kontraktor dimana melalui kerja

kontraktor dan beserta elemen pendukungnya yang secara nyata mewujudkan fisik

kontruksi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

10

Gambar 2.5. Struktur organisasi proyek konstruksi

Faktor manusia yang menjadikan penentu tercapainya tingkat produktivitas

yang ditetapkan. Lebih jelas lagi dapat disebutkan bahwa tukanglah yang menjadi

faktor penentu kerja tim proyek secara keseluruhan tanpa mengesampingkan peran

faktor lainnya. Proyek kontruksi selalu membutuhkan pekerja dengan

menggunakan fisiknya karena dibutuhkan untuk mengerjaan dalam cuaca dan

kondisi kapanpun. Untuk memaksimalkan produktivitas yang dinginkan dan

meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja maka diperlukan keselamatan dan

kesehatan kerja, para pemimpin harus memahami kondisi serta keterbatasan yang

diakibatkan oleh kondisi dan lokasi proyek.

Program produktivitas dapat dipandang sebagai suatu sistem yang

mencakup empat tahapan. Model lingkaran produktivitas adalah sebagai berikut:

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

11

Gambar 2.6. Struktur organisasi proyek konstruksi

Program produktivitas dimulai dengan melakukan pengukuran

produktivitas dilapangan atau dilokasi proyek. Tanpa mengetahui keadaan

sesungguhnya dilapangan, sulit rasanya untuk meningkatkan produktivitas kerja

tersebut. Dari hasil pengukuran ini, dapat dilakukan evaluasi degan cara

membandingkannya. Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk merencanakan ulang

lagi tingkat produktivitas dan menentukan arah perbaikan atas apa yang terjadi.

2.3.1 Faktor yang Memengaruhi Produktivitas

Penelitian tentang produktivitas telah banyak dilakukan, di antaranya

dolakukan di Singapuraoleh Low pada 1992. Low menyimpulkan bahwa

produktivitas konstruksi dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu buildability, training,

structure of industry, building control. Standardization, foreign labour,

mechanisation and auto-mation. Di Indonesia sendiri penelitian serupa telah

dilakukan oleh Kaming pada tahun 1997. Faktor yang mempengaruhi produktivitas

proyek diklasifisikan menjadi empat katagori utama, yaitu:

1. Metoda dan teknologi, terdiri atas faktor: desain rekayasa, metoda

kontruksi, urutan pekerjaan, pengukuran kerja.

2. Manajemen lapangan,terdiri atas faktor: perencaan dan penjadwalan,

tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material,

manajemen tenaga kerja, manajemen peralatan.

3. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan

fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.

Pengukuran produktivitas

Perencanaan produktivitas

Evaluasi produktivitas

Perbaikan produktivitas

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

12

4. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, insemtif,

pembagian keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja, hubungan

kerja antarsejawat, kemangkiran.

2.4 Metode Perhitungan Harga Satuan

Analisa harga satuan pekerja adalah cara menghitung harga satuan pekerjaan

pada kontruksi dengan mengalikan kebutuhan upah pekerja, bahan material, dan

alat dengan harga bahan bangunan, ini adalah standart dalam mengupah pekerja

persatuan pekerjaan kontruksi. Angka koefisien pekerja sangat mempengaruhi

untuk menunjukkan nilai satuan material atau bahan, nilai satuan alat, dan nilai

satuan upah pekerja yang dipergunakan untuk acuan atau panduan melakukan

perencanaan biaya suatu pekerjaan.

Bahan material, upah pekerja, dan peralatan mempengaruhi harga satuan

pekerja seperti pada skema gambar 2.7.

Gambar 2.7 Skema Harga Satuan Pekerjaan

Skema diatas menjelaskan bahwa harga satuan pekerja, harga satuan bahan,

dan harga satuan alat harus diketahui terlebih dahulu untuk dilakukan perkalian

dengan koefiisien yang sudah ditetapkan, sehingga dapat diperoleh rumusan

sebagai berikut:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

13

Maka akan diperoleh :

Besarnya harga satuan bahan, upah, dan juga alat tersebut mempengaruhi

besarnya harga satuan pekerjaan, sehingga dalam menghitunh kebutuhan bahan

pada setiap pekerjaan sanat diperlukan ketelitian. Tingkat prosuktivitas pekerjaan

menentukan harga satuan upah dalam menyelesaikan proyek kontruksi tersebut.

2.5 Produktivitas Tenaga Kerja

Secara umum, produktivitas merupakan perbandungan antara aoutput dan

input. Dibidang kontruksi input adalah jumlah sumber daya yang digunakan seperti

tenaga kerja, peralatan dan material. Sedangkan output adalah kualitas pekerjaan

yang telah dikerjakan seperti meter kubik galian atau timbunan. Karena material

dan alat bersifat standart jadi keahlian pekerja sendiri yang menentukan pekerjaan

mereka.

Dalam menyelenggarakan sebuah proyek, salah satu faktor sumber daya

yang menjadi faktor penentu dalam keberhasilannya adalah tenaga kerja.

Penyediaan jumlah tenaga kerja, ketersediaan alat dan material , jenis keterampilan

dan keahlian harus mengikuti tuntutan dan perubahan kegiatan yang sedang

berlangsung. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka suata penrencanaan proyek

kontruksi harus terperinci dalam perkiraan jenis dan keperluan tenaga kerja, seperti

tenaga ahli dari berbagai bidang dan disiplin ilmu untuk pekerjaan laangan

kontruksi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

14

Untuk mengikuti tuntutan perbuahan kegiatan yang sedang berlangsung

jenis dan intensitas kegiatan proyek dapat berubah cepat sepanjang siklusnya

sehingga penyediaan jumlah tenaga kerja, jenis keterampilan dan keahlian juga

mengikuti perubahan secara cepat tersebut. Menurut Soeharto (1997), indeks

produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Indeks Produktivitas =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚−𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ−𝑗𝑎𝑚 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑑𝑖𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

Kondisi standart adalah kondisi rata-rata dimana indeks produktivitas diberi

angka = 1,0. Jika indeks produktivitas > 1,0 berarti produktivitas tenaga kerja

kurang standart. Sebaliknya jika indeks produktivitas < 1,0 berarti produktivitas

tenaga kerja melebihi standar yang ditetapkam ( Soeharto, 1997)

2.5.1 Produktivitas Kelompok Pekerja

Produktivitas kelompok pekerja adalah kemampuan tenaga kerja dalam

menyelesaikan pekerjaan ( satuan volume pekerjaan) yang dibagi dalam

satuan waktu, jam atau hari. Produktivitas dapat digunakan untuk

menentukan jumlah tenaga kerja beserta upah yang harus di bayar.

Kebutuhan tebnaga kerja dapat dihitung dengan cara berikut:

a. Produktivitas grub pekerja = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

𝐷𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙

b. Kebutuhan tenaga kerja

= koefisien analisa x prouduktivitas grub pekerja

2.6 Metode Penjadwalan Proyek

Dalam metode penjadwalan proyek dapat menggunakan beberapa metode

dalam mengelola sumber daya proyek dan waktu. Pada masing-masing metode

tersebut tentunya memiliki kelebihan maupun kekurangan. Pertimbangan untuk

menggunakan metode-metode ini didasarkan pada keinginan untuk tercapainya

suatu pekerjaan tersebut. Kegiatan waktu akan berhubungan terhadap kiatan

lainnya contohnya kinerja biaya proyek tersebut. Jadi, untuk meminimalisirnya

harus dilakukan monitoring terhadap material, alat keselamatan kerja dan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

15

ketersediaan alat serta hal-hal lainnya yang terlibat. jadi kalau ada penyimpangan

dari rencana awal kegiatan, maka harus dilakukan evaluasi dan tindakan. (Abrar

Husen,2009:150-151)

Dengan mengendalikan manajemen proyek maka akan diketahui laju

pelaksanaan pekerjaan, sehingga penyimpangan yang terjadi akan dengan mudah

dan cepat teratasi dengan langkah-langkah yang sudah ada. Untuk

melaksanakannya memperlukan metode-metode, alat bantu yang dapat

mempermudah dalam pekerjaannya baik berupa tabel, grafik ataupun aplikasi-

aplikasi penunjang lainnya. Alat bantu tersebut harus mudah dipergunakan atau

mudah di baca agar mempermudah dalam pelaksanaan pengendaliannya.

(Kasmiruddin,2010:67)

2.6.1 Metode Bagan Balok (Bar Chart)

Pertama kali bar chart dikembangkan oleh Henry L. Gantt (1861-1919), oleh

sebab itu maka metode tersebut dinamakan dengan gantt chart atau bagan balok.

Gantt chart adalah sebuah diagram yang menunjukkan dimulainya proyek sampai

berakhirnya proyek tersebut yang ditunjukkan dengan batang-batang untuk

merencanakan sebuah kegiata pada suatu proyek.

Dalam sejarah bagan gantt chart ini dimulai saat Henry L Gantt menjadi

konsultan insinyur industri. Sistem insentif dari ahli manajemen ilmiah (Taylor)

mulai dipertimbangkan oleh gantt. Untuk memotivasi para pekerja Gantt

melakukan sebuah ide untuk meninggalkan sistem tarif yang dianggap terlalu kecil

dengan menggunakan sistem baru yaitu:

Pekerja akan diberikan upah sebesar 50 sen untuk sebuah pekerjaan

yang dikerjakan selesai dalam sehari tersebut.

Memotivasi para supervisor jika para pekerja mencapai target

pekerjaan dalam sehari tersebut.

Hal diatas yang melandasi Gantt untuk melatih dan mendorong motivasi

pekerja untuk bekerja keras dengan baik lagi. Kemajuan-kemajuan pada bagan

balok akan selalu dicatat.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

16

Aktivitas adalah sebuah kegiatan yang memiliki tugas dan kegiatan yang

saling berhubungan satu sama lain yang berperan untuk menyelesaikan proyek

secara menyeluruh sehingga dapat mencapai sebuah hasil. Pada umumnya semua

aktivitas tersebut dibuat dalam satu bagian disebelah kiri bagan yang diatur

sedemikian rupa. Sebuah skala waktu yang mendatar atau horizontal memanjang

ke bagian kanan daftar dengan garis.

Henry L.Gantt pada tahun 1917 memperkenalkan metode penjadwalan

dengan bagan balok. Karena mudah dipahami dan sederhana dalam membuatnya,

bagan balok ini dipergunakan secara luas dalam proyek kontruksi sampai saat ini.

Kegiatannya disusun dalam kolom horizontal dan vertikal yang digunakan untuk

menunjukkan skala waktu. Bagan mulai dan akhir dari kegiatan tersebut dapat

dilhat dengan jelas, sedangkan panjang diagram tersebut menunjukan berapa lama

durasi waktu kegiatan dilaksanakan. (Wulfi-am I.Ervianto, 2002:155)

Tahapan-tahapan dalam menyusun bagan balok dapat dilakukan sebagai

berikut :

1. Pelaksanaan perencanaan pembangunan terdri beberapa daftar kegiatan

yang berisi semua jenis kegiatan pekerjaan.

2. Pada umumnya kegiatan yang dilaksanakan terlebih dahulu akan

disusun berdasarkan prioritas pekerjaan tersebut.

3. Durasi pekerjaan merupakan waktu pekerjaan dari seluruh kegiatan

yang akan dilaksanakan atau yang akan dikerjakan secara menyeluruh

dari awal mulainya pekerjaan hingga berakhirnya pekerjaan. Durasi

pekerjaan didapat dari jumlah semua waktu yang digunakan atau

dibutuhkan dalam menyeledsaikan masing-masing item kegiatan.

Dalam bagan balok masih memiliki kekurangan dalam menyajikan

informasi karena terbatas, misalnya lintasan kritis pada proyek tersebut tidak bisa

diketahui dan hubungan antar kegiatan tidak terlalu jelas. Jika dalam proyek terjadi

sebuah keterlambatan makan bagan balok prioritas sulit untuk dikoreksi karena

kurangnya urutan kegiatan. (Abrar Husen, 2009:152)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

17

Tabel 2.1. Contoh Metode Bar chat (bagan balok)

Untuk mempermudah pengerjaan proyek dengan bagan balok ini di

perlukan software yaitu microsoft office project . diharapkan dengan menggunakan

sistem ini dapat mengelola informasi aktivitas atau pekerjaan yang sedang dan akan

dijalankan, jumlah sumber daya yang digunakan dalam menjalankan sebuah

aktivitas pekerjaan, hubungan antar pekerjaan, serta ketersediaan sumber daya

manusia yang terkait dengan durasi penjadwalan sesuai dengan scedule proyek.

Informasi pada proyek yang dapat dibantu dengan menggunakan software

microsoft office project antara lain :

1. Seberapa lama proyek itu dikerjakan atau berapa durasi waktu yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut.

2. Berapa banyak jimlah biaya yang dikeluarkan untuk enyelesaikan

proyek tersebut.

3. Pekeraan-pekerjaan apa saja yang kritis.

4. Kecukupan sumber daya manusia.

5. Apakah proyek sudah berjalan sesuai dengan rencana awal

pembangunan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

18

2.7 Kurva S

kurva S merupakan suatu grafik yang dikemukakan oleh Warren

T.Hannumm dengan dasar pengamatan proyek-proyek yang dibangun dari awal

sampai akhir. Dengan kegiatan waktu dan bobot kurva S bisa memperlihatkan

sebuah progres kemajuan yang kumulatif yang dipresentasikannya untuk semua

kegiatan proyek tersebut. Dengan kata lain informasi yang mengenai semua

kemajuan proyek dapat digambarkan dalam kurva S dengan membandingkannya

dengan jadwal proyek. Selanjutkan dapat kita ketahui jika ada percepatan atau

keterlambatan yang terjadi pada proyek. Informasi awal tersebut tentunya akan

menjadi sebuah informasi yang akan silakukan untuk tindakan koreksi dalam proses

pengendalian jadwal. Akan tetapi kelemahan informasi tersebut tidak detail dan

memiliki keterbatasannya sebagai tolak ukur kemajuan proyek. Abrar Husen

(2009:152)

Dalam membuat kurva S volume kegiatan pada awal-awal pengerjaanya

sedikit, dengan bertambahnya pengerjaan maka dipertengahan akan mengalami

peningatan dengan jumlah yang cukup besar, dan pada akhirnya kegiatan proyek

menjadi kecil kembali. Jumlah presentase kumulatif untuk bobot pekerjaan pada

tiap item-item pekerjaan dalam suatu periode diantara durasi proyek diplot terhadap

sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis maka akan

membentuk kurva S. (Abrar Husen,2009:153).

Tabel 2.2. Contoh Rencana Anggaran Biaya Rumah Sederhana.

Sumber: Abrar Husen

Harga

SatuanJumlah

Bobot

Fisik

(Rp) (Rp) (%)

A Galian Tanah m3 36.6- 40.000,00 1.464.000,00 1.46

B Pondasi Batu Kali m3 25.00 150.000,00 3.750.000,00 3.75

C Sloof Beton m3 2.70 2.500.000,00 6.750.000,00 6.75

D Kolom dan Balok beton m3 4.30 2.500.000,00 10.750.000,00 10.75

E Ring Balok m3 2.30 2.500.000,00 5.750.000,00 5.75

F Dinding bata m3 215.00 85.000,00 18.280.000,00 18.28

G Pintu dan Jendela m3 16.67 575.000,00 9.760.000,00 9.76

H Keramik m3 125.02 55.000,00 6.880.000,00 6.88

I Cat m3 416.49 125.000,00 14.580.000,00 14.58

J Atap m3 176.40 176.400,00 22.050.000,00 22.05

100.000.000,00

10.000.000,00

110.000.000,00Jumlah

No Uraian Pekerjaan Sat. Vol.

Jumlah

Keuntungan Kontraktor 10%

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

19

Menghitung Bobot Pekerjaan

Menurut Abrar Husen (2009), memerlukan suatu unit satuan pekerjaan yang

memiliki keseragaman agar mudah dalam perhitungan, karena masing-masing unit

memiliki pekerjaan berbeda-beda seperti m1, m2, atau m3, maka seluruh satuan

tersebut digabungkan dalam bobot % dengan satuan seragam dalam bentuk baiaya,

hal ini dilakukan untuk memonitoring proyek dengan menggunakan kurva S,

sehingga :

Dari contoh yang ada diatas maka dapat dihitung sebagai berikut :

Bobot Pek. Tanah = Rp 1.464.000

Rp 100.000.000 x 100%

= 1.46%

Bobot Pek. Pondasi Batu Kali = Rp 3.500.000

Rp 100.000.000 x 100%

= 3.75%

Untuk bobot selanjutnya dapat dilihat ditabel atas

Harga

SatuanJumlah

Bobot

Fisik

(Rp) (Rp) (%)

A Galian Tanah m3 36.6- 40.000,00 1.464.000,00 1.46

B Pondasi Batu Kali m3 25.00 150.000,00 3.750.000,00 3.75

C Sloof Beton m3 2.70 2.500.000,00 6.750.000,00 6.75

D Kolom dan Balok beton m3 4.30 2.500.000,00 10.750.000,00 10.75

E Ring Balok m3 2.30 2.500.000,00 5.750.000,00 5.75

F Dinding bata m3 215.00 85.000,00 18.280.000,00 18.28

G Pintu dan Jendela m3 16.67 575.000,00 9.760.000,00 9.76

H Keramik m3 125.02 55.000,00 6.880.000,00 6.88

I Cat m3 416.49 125.000,00 14.580.000,00 14.58

J Atap m3 176.40 176.400,00 22.050.000,00 22.05

100.000.000,00

10.000.000,00

110.000.000,00Jumlah

No Uraian Pekerjaan Sat. Vol.

Jumlah

Keuntungan Kontraktor 10%

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

20

Penggunaan Barchart dikombinasikan dengan kurva S Rencana

1. Untuk setiap minggunya pekerjaan bobot ini harus dijumlah kebawah

sehingga akan diberoleh bobot mingguannya dari minggu pertama sampai

minggu terakhir.

Minggu ke-3 = 0,49 + 1,25 = l,74 % .

Minggu kc-4 = 1,25 + 6,75 = 8,00 % .

Minggu ke-S = 2,69 + 1,72 = 4,41 %, dan seterusnya.

2. Bobot barchart pada permiggunya dengan urutan serta durasi yang telah

ditentukan, sebagai berikut:

Bobot pekerjaan galian tanah l,46% dibagi 3 minggu diperoleh masing-

masing sebesar 0,49% .

Bobot pekerjaan pondasi 3,75% dibagi 3 minggu diperoleh masing-

masing sebesar 1,25% dan seterusya.

3. Selanjutnya dengan menjumlahkan minggu ke-0 dengan minggu pertama

bobot rencana kumulatif dihitung tiap minggunya, lalu bobot minggu

pertama dan kedua dan seterusnya, sehingga diperoleh bobot rencana

kumulatif pada minggu berikutnya, .

Bobot (minggu 0 + minggu 1) = 0 + 0,49 = 0,49 % .

Bobot (minggu l + minggu 2) = 0,49 + 1,74 = 2,23 % .

Bobot (minggu 2 + minggu 3) = 2,23 + 1,74 = 3,97 %, dst.

Tabel 2.3. Contoh Kurva S rencana dengan kombinasi Barchart

Sumber: Abrar Husen

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2eprints.umm.ac.id/52124/3/BAB II.pdf · Gambar 2.3 Proyek sebagai suatu sistem Dengan demikian, dapat kita simpulkan kegiatan proyek merupakan sutu kegiatan

21

4. Terakhir melakukan plotting bobot rencana kumulatif pada sumbu y, sedang

sumbu x menunjukkan durasi semua pekerjaan untuk membuat kurva S

rencana.

Minggu ke-1 bobot rencana kumulatifnya adalah 0,49 %

Minggu ke-2 bobot rencana kumulatifnya 2,23 %

Minggu ke-3 bobot rencana kumulatifnya 3,97 %

Minggu kc-4 bobot rencana kumulatifnya 11,97 %

Minggu ke-12 bobot kumulatifnya 100 %