23
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah salah satu fasilitas atau kecenderungan seseorang untuk mencapai tujuan, dengan kegigihan dan semangat dalam melakukan aktivitas belajarnya (Chernis & Goleman, 2001). Anwar dan Emilia (2013) mendefinisikan motivasi belajar sebagai aspek psikologi seorang yang ditentukan dengan adanya gairah, keinginan dan dorongan melakukan perubahan perilaku melalui berbagai tindakan untuk mencari pengalaman. Motivasi juga mampu mempengaruhi waktu dan cara seseorang dalam belajar dan bekerja. Menurut Wlodkowski (2004) motivasi belajar adalah suatu kondisi seseorang yang menyebabkan atau menimbulkan suatu perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Nyavon (2017) menyatakan bahwa Motivasi adalah perubahan dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Sardiman (2008) mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Suprijono (dalam Nyavon, 2017) motivasi belajar adalah proses yang memberi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah salah satu fasilitas atau kecenderungan seseorang

untuk mencapai tujuan, dengan kegigihan dan semangat dalam melakukan aktivitas

belajarnya (Chernis & Goleman, 2001). Anwar dan Emilia (2013) mendefinisikan

motivasi belajar sebagai aspek psikologi seorang yang ditentukan dengan adanya

gairah, keinginan dan dorongan melakukan perubahan perilaku melalui berbagai

tindakan untuk mencari pengalaman. Motivasi juga mampu mempengaruhi waktu dan

cara seseorang dalam belajar dan bekerja. Menurut Wlodkowski (2004) motivasi

belajar adalah suatu kondisi seseorang yang menyebabkan atau menimbulkan suatu

perilaku tertentu, serta yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah

laku tersebut. Nyavon (2017) menyatakan bahwa Motivasi adalah perubahan dalam

diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk

mencapai tujuan.

Sardiman (2008) mendefinisikan motivasi sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut

Suprijono (dalam Nyavon, 2017) motivasi belajar adalah proses yang memberi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

13

semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi

adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Yusuf (2013)

menyatakan bahwa motivasi belajar adalah keinginan seseorang untuk mengambil

bagian di dalam proses pembelajaran. Seseorang pada dasarnya termotivasi untuk

melakukan suatu aktivitas untuk dirinya sendiri karena ingin mendapatkan

kesenangan dari pelajaran, atau merasa kebutuhannya terpenuhi. Kebutuhan atau

keinginan tersebut seperti memperoleh prestasi yang tinggi, menyelesaikan tugas-

tugas belajarnya, rajin mengikuti perkuliahan, memiliki target dalam perkuliahannya,

dan aktif berdiskusi di dalam dikelas, sehingga mahasiswa akan terus berusaha giat

menjalankan proses belajarnya untuk mencapai cita-citanya (Suciani & Rozali, 2014).

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli,

maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan di dalam diri

siswa yang membuatnya tergerak untuk melakukan segala aktivitas belajar dengan

penuh semangat sehingga dapat mencapai tujuannya.

2. Aspek-aspek Motivasi Belajar

Menurut Chernis dan Goleman (2001) motivari belajar terbagi dalam empat

aspek, yaitu:

a. Dorongan mencapai sesuatu

Suatu kondisi yang mana individu berjuang terhadap sesuatu untuk meningkatkan

dan memenuhi standar atau kriteria yang ingin dicapai dalam belajar.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

14

b. Komitmen

Salah satu aspek yang cukup penting dalam proses belajar ini, adanya komitmen

di kelas. Siswa yang memiliki komitmen dalam belajar, mengerjakan tugas

pribadi dan kelompoknya tentunya mampu menyeimbangkan tugas yang harus

didahulukan terlebih dahulu. Siswa yang memiliki komitmen juga merupakan

siswa yang merasa bahwa siswa memiliki tugas dan kewajiban sebagai seorang

siswa, harus belajar. Tidak hanya itu, dengan kelompoknya juga, siswa yang

memiliki komitmen memiliki kesadaran untuk mengerjakan tugas bersama-sama

c. Inisiatif

Kesiapan untuk bertindak atau melakukan sesuatu atas peluang atau kesempatan

yang ada Inisiatif merupakan salah satu proses siswa dapat dilihat

kemampuannya, apabila siswa tersebut memiliki pemikiran dari dalam diri untuk

melakukan tugas dengan disuruh orang tua atau siswa sudah memiliki

pemahaman untuk menyelesaikan tugas pekerjaan rumah tanpa di suruh orang

tua. Siswa yang memiliki inisiatif, merupakan siswa yang sudah memiliki

pemikiran dan pemahaman sendiri dan melakukan sesuatu berdasarkan

kesempatan yang ada. Ketika siswa menyelesaikan tugas, belajar untuk ujian,

maka siswa memiliki kesempatan untuk memperluas pengetahuan serta dapat

menyelesaikan hal lain yang lebih bermanfaat lagi.

d. Optimisme

Suatu sikap yang gigih dalam mengejar tujuan tanpa perduli adanya kegagalan

dan kemunduran. Siswa yang memiliki sikap optimis, tidak akan menyerah ketika

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

15

belajar ulangan, meskipun mendapat nilai yang jelek, tetapi siswa yang memiliki

rasa optimis tentunya akan terus belajar giat untuk mendapat nilai yang lebih

baik. Optimis merupakan sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap siswa, agar

siswa belajar bahwa kegagalan dalam belajar bukanlah suatu akhir belajar dan

bukan berarti siswa itu merupakan siswa yang “tidak pintar”.

Selanjutnya, aspek-aspek motivasi belajar dikemukakan oleh Sardiman (2008)

yaitu :

a. Mendorong seseorang untuk berbuat

Mendorong seseorang untuk berbuat, dalam hal ini sebagai penggerak yang

melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan

Menentukan arah perbuatan, yakni arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan

demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan

sesuai dengan tujuan yang diinginkan

c. Menyeleksi perbuatan

Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus

dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan tersebut.

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan sebelumnya, tedapat empat aspek

motivasi belajar menurut Chernis dan Goleman (2001) yaitu dorongan mencapai

sesuatu, komitmen, inisiatif, dan optimisme, selain itu motivasi belajar mencangkup

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

16

aspek-aspek lainnya yang dikemukakan oleh Sardiman (2008) yaitu mendorong

seseorang untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, dan menyeleksi perbuatan.

Dari beberapa aspek yang telah dijabarkan, maka peneliti memilih untuk

menggunakan aspek-aspek motivasi belajar yang dikemukakan oleh Chernis dan

Goleman (2001) yaitu dorongan mencapai sesuatu, komitmen, inisiatif, dan

optimisme. Aspek tersebut dipilih sebagai acuan yang digunakan untuk mengukur

motivasi belajar pada mahasiswa. Peneliti memiliki pertimbangan yaitu aspek

tersebut sejalan dengan variabel yang di gunakan peneliti dan penjabarannya lebih

konkrit.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati dan

Mudjiono (2006) adalah sebagai berikut :

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai

keinginan tersebut menumbuhkan kemauan untuk berbuat, dan kemudian hari

menimbulkan cita-cita dalam kehidupan (Dimyati & Mudjiono, 2006). Menurut

Suciani dan Rozali (2014) seseorang yang memiliki cita-cita akan mengerahkan

tenaganya dengan maksimal, memiliki usaha untuk mendapatkan prestasi tinggi,

mengupayakan mengerjakan tugas agar tepat waktu, antusias dalam belajar demi

mendapatkan pengetahuan yang baru, sehingga mahasiswa termotivasi untuk

terus mengupayakan kemampuan terbaiknya agar dapat lulus dengan tepat waktu.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

17

b. Kemampuan siswa

Keinginan seseorang perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan dalam

mencapainya. Kemampuan seseorang akan memperkuat motivasi untuk

melaksanakan tugas-tugas perkembangannya (Dimyati & Mudjiono, 2006). Yusuf

(2013) menyatakan motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

memengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan

secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced

practice) yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Di dalam kegiatan

belajar, anak memerlukan motivasi. Misalnya anak yang akan ikut ujian,

membutuhkan sejumlah informasi atau ilmu untuk mempertahankan dirinya

dalam ujian, agar memperoleh nilai yang baik melalui kemampuannya dalam

memahami ilmu yang dipelajarinya (Uno, 2010).

c. Kondisi siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi

belajar (Dimyati & Mudjiono, 2006). Menurut Djamarah (2002) kondisi siswa

berpengaruh pada aktivitas belajar karena kegiatan belajar melibatkan unsur jiwa

dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa adanya dorongan yang kuat

baik itu dari dalam diri dan dari luar individu itu sendiri. Kondisi yang baik dapat

memotivasi siswa untuk terus melakukan aktivitas belajarnya. Tidak ada seorang

yang akan melakukan kegiatan belajar tanpa adanya motivasi, tidak ada motivasi

berarti tidak ada kegiatan untuk belajar.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

18

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan keluarga, pergaulan

sebaya dan kehidupan masyarakat (Dimyati & Mudjiono, 2006). Menurut

Raudah, Budiarti, dan Lestari (2015) kondisi lingkungan siswa ditandai dengan

peran keluarga, salah satu peran keluarga didapatkan melalui orang tua sebagai

penanggung jawab dalam suatu keluarga berkewajiban memberikan dukungan

sosial, bimbingan dan pengarahan dalam membantu anak menjalani kehidupan.

Lebih lanjut, dukungan sosial orang tua merupakan kenyamanan secara fisik dan

psikologis yang diterima anak dari orang tua, sehingga anak terdorong atau

termotivasi untuk memaksimalkan aktivitas belajarnya. Suciani dan Rozali (2014)

mengungkapkan bahwa dukungan sosial dari orang tua mampu mempengaruhi

motivasi belajar mahasiswa. Oleh karena itu, dukungan sosial orang tua akan

menjadi faktor dominan dan variabel bebas dalam penelitian ini.

e. Unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang

mengalami perubahan karena adanya pengalaman hidup. Pengalaman dengan

teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar (Dimyati &

Mudjiono, 2006). Menurut Corsini (dalam Sugiarti, 2010) individu yang

mempunyai hubungan dekat dengan individu lainnya seperti keluarga atau teman

akan meningkatkan kemampuannya dalam mengelola masalah-masalah yang

dihadapi setiap hari, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitarnya. Uno

(2013) menyatakan motivasi belajar akan timbul oleh adanya rangsangan dari

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

19

dalam maupun dari luar, sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan

perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu lebih giat dan semangat.

f. Upaya guru dalam pembelajaran siswa

Upaya pembelajaran di sekolah meliputi menyelenggarakan tertib belajar di

sekolah, membina disiplin belajar dalam setiap kesempatan, membina belajar

tertib pergaulan, membina belajar tertib lingkungan sekolah (Dimyati &

Mudjiono, 2006). Wijaya dan Rusyan (dalam Mediawati, 2010) mengemukakan

bahwa guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam

pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa, guru sering dijadikan tokoh

teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seharusnya

memiliki perilaku dan kemampuan yang memadai untuk menggembangkan

siswanya secara utuh. Menurut Nyavon (2017) motivasi belajar mahasiswa

banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang utama yang sangat

mempengaruhi adalah dosen, karena dalam proses belajar mengajar mahasiswa

yang berhadapan langsung dengan dosen. Guru merupakan komponen yang

memiliki peranan strategis dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru memiliki

peranan kunci dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi

pendidikan, sehingga siswa terdorong untuk melaksanakan aktivitas belajarnya

dengan baik (Mediawati, 2010). Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar

akan terdorong untuk selalu belajar sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar

yang baik. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

20

murid, karena belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil

(Hamalik, 2004).

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan sebelumnya, tedapat faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006)

yaitu faktor cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi

lingkungan siswa, unsur dinamis dalam belajar serta pembelajaran, dan upaya guru

dalam pembelajaran siswa.

B. Dukungan Sosial Orang Tua

1. Pengertian Dukungan Sosial Orang Tua

Pengertian dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, kepedulian,

penghargaan, atau bantuan yang dirasakan individu yang diterima dari orang lain atau

kelompoknya (Sarafino, dalam Oktavia & Basri, 2002). Menurut Garmezi dan Rutter

(dalam Mayasari, 2016) dukungan sosial merupakan dukungan yang diperoleh dari

orang-orang di sekitar individu yang dapat membantu individu dalam melakukan

coping yang tepat dalam usaha menghadapi dan memecahkan masalahnya. Hal itu

karena dengan adanya dukungan dari sosialnya maka individu akan semakin mampu

dan yakin dalam memecahkan masalahnya. Kuncoro (dalam Hidayah, 2012)

menyatakan bahwa dukungan sosial adalah bantuan nyata yang diberikan orang lain

berupa informasi atau nasihat, bantuan nyata, dan tindakan orang lain yang

bermanfaat secara emosional bagi individu.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

21

Dari uraian yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan

bahwa dukungan sosial merupakan kenyamanan, bantuan, penghargaaan yang

diterima seseorang dari orang lain, sehingga seseorang merasa bahwa orang lain ada

disampingnya dan hadir untuk dirinya.

Dukungan orangtua adalah persepsi seseorang bahwa dirinya menjadi bagian

dari jaringan sosial yang di dalamnya tiap anggotanya saling mendukung (Kuncoro

dalam Hidayah, 2012). Cabb (dalam Hidayah, 2012) mendefinisikan dukungan orang

tua sebagai adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau menolong anak dengan

sikap menerima kondisinya. Menurut Rozaqoh (2008) dukungan orang tua

merupakan peran yang di tunjukan orang tua kepada anaknya sebagai provider utama

yang menyediakan tempat belajar yang memadai, memberitahu cara mengatur jadwal

anak, dan menandatangani buku konsultasi atau pekerjaaan rumah (PR). Dengan

demikian, guru atau sekolah perlu bekerjasama dengan orang tua dalam bidang yang

lebih luas (selain finansial) seperti kurikulum, PBM, evaluasi, dan lain-lain.

Dari uraian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa

dukungan orang tua merupakan bantuan yang diberikan orang tua untuk dapat

memenuhi kebutuhan anaknya sehingga anak merasakan kasih sayang dan dihargai

oleh orangtuanya.

Secara umum bentuk dukungan dapat dijelaskan berdasarkan teori dukungan

sosial yaitu berbagai bentuk bantuan dan dukungan yang diberikan oleh anggota-

anggota dari suatu jaringan sosial, seperti orang tua, keluarga, teman, atasan (Brigita

dalam Rozakoh, 2008). Menurut Baron dan Byrne (200), dukungan sosial adalah

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

22

kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman atau anggota

keluarga. Dukungan sosial dapat diperoleh individu dari orang-orang terdekat, yaitu

teman, pasangan, dan keluarga atau orang tua. Hawadi (2003) menyatakan dukungan

orang tua merupakan bagian dari dukungan sosial. Dukungan sosial orang tua

merupakan suatu ikatan sosial yang dijalin dengan akrab antara anak dengan orang

tuanya, diberikan dalam bentuk informasi atau nasehat, kasih sayang, penghargaan,

dan bantuan secara materiil maupun nonmateriil. Mayasari (2016) mendefinisikan

dukungan sosial orang tua sebagai pemberian bantuan atau dukungan yang diberikan

oleh orangtua kepada anak dalam bentuk kenyamanan, kepedulian, penghargaan, dan

bantuan sehingga penerima merasa dihargai dan dicintai.

Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli,

maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial orang tua merupakan suatu bentuk

kenyamanan, keperdulian, kasih sayang, dan bantuan yang diberikan orang tua

kepada anaknya, sehingga anak merasa bahwa orang tua dapat diandalkan dan

menghargai segala keputusan yang diambilnya.

2. Aspek-aspek Dukungan Sosial

Menurut Sarafino (dalam Oktavia & Basri, 2002) dukungan sosial terdiri dari

empat aspek yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan

instrumental, dan dukungan informasi. Baron dan Byrne (200) menyatakan bahwa

dukungan sosial dapat diperoleh individu dari orang-orang terdekat seperti teman,

pasangan, dan keluarga atau orang tua. Hawadi (2003) juga menyatakan dukungan

orang tua merupakan bagian dari dukungan sosial.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

23

Peneliti akan menjelaskan lebih dalam mengenai aspek-aspek dukungan sosial yang

di dapatkan individu dari orang tua, diantaranya adalah :

a. Dukungan emosional

Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap individu,

sehingga individu tersebut merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan. Meliputi

perilaku seperti memberikan perhatian dan afeksi seta bersedia mendengarkan

keluh kesah orang lain. Menurut Chernis dan Goleman (2001) kesedian orang tua

untuk medengarkan keluh kesah anaknya akan menumbuhkan sikap optimis

dalam diri anak, maka anak tidak akan menyerah ketika belajar terus berulang-

ulangan meskipun mendapat nilai yang jelek, sehingga akan termotivasi agar

dapat memperbaiki nilainya. Contohnya yaitu: orang tua yang memberikan

perhatiannya dengan menanyakan kabar anaknya dan memberikan semangat

bahwa anaknya mampu untuk melakukan segala sesuatu dengan baik.

b. Dukungan penghargaan

Dukungan ini melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan setuju dan penilaian

positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain. Menurut Rook (dalam

Smet, 1994). Seseorang akan merasa tenang, diperhatikan, dicintai, timbul rasa

percaya diri dan kompeten karena mendapatkan penghargaan dari orang tuanya.

Sardiman (2008) menyatakan bahwa kondisi tersebut mendorong seseorang untuk

berbuat sesuatu, dalam hal ini sebagai penggerak yang melepaskan energi dari

setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Lebih lanjut, seseorang yang tergerak

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

24

dalam proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas sehingga akan

tekun dan berhasil dalam belajarnya. Contohnya yaitu: orangtua memberikan

penghargaan berupa pujian bahwa anaknya telah berhasil melakukan segala

sesuatu dengan baik dan memberikan persetujuan terhadap gagasan yang

disampaikan anak.

c. Dukungan instrumental

Bentuk dukungan ini melibatkan bantuan langsung, misalnya yang berupa

bantuan finansial atau bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu (Sarafino

dalam Oktavia & Basri, 2002). Bentuk dukungan ini melibatkan bantuan nyata

yang dipeoreh anak dari orang tuanya berupa bantuan materil, seperti pelayanan,

bantuan keuangan, atau barang yang dapat menunjang aktivitas belajar anak

(Tarmidi & Rambe, 2010). Bantuan yang diterima seseorang membuatnya

terdorong untuk mencapai sesuatu. Pencapaian tersebut didapatkan melalui

motivasi yang dimilikinya. Seseorang akan terdorong untuk menentukan arah

perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai dan menyeleksi perbuatan

yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan,

sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik (Dariyo dalam

Mediawati, 2004). Contohnya yaitu: orang tua yang memberikan dukungan

berupa materi seperti buku, fasilitas kendaraan, dan lain sebagainya.

d. Dukungan informasi

Dukungan yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan

balik tentang bagaimana cara memecahkan persoalan (Sarafino dalam Oktavia &

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

25

Basri, 2002). Adanya dukungan informasi yang diberikan orang tua kepada

anaknya, maka anak akan mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam

kehidupannya (Rozaqoh, 2008). Pada saat anak dapat memecahkan

permasalahannya, hal tersebut dapat membuat anak menunjukan komitmen dalam

belajar, antusias mengerjakan tugas pribadi maupun dengan kelompoknya, dan

mampu menyeimbangkan tugas yang harus didahulukan terlebih dahulu

(Chernis dan Goleman, 2001). Contohnya yaitu: orang tua memberikan dukungan

berupa informasi tentang hal-hal yang ditanyakan atau belum di ketahui oleh

anaknya dan tidak keberatan memberikan berbagai saran kepada anaknya.

Aspek-aspek dukungan sosial selanjutnya dikemukakan oleh Taylor (2012),

yaitu:

a. Tangible assistance (bantuan nyata)

Tangible assistance (bantuan nyata) mencakup menyediakan bantuan materil,

seperti pelayanan, bantuan keuangan, atau barang (Taylor, 2012). Bantuan nyata

didapatkan seseorang melalui siapa saja, salah satunya di dapatkan dari orang tua.

Menurut Dhitaningrum dan Izzati (2013) bantuan nyata yang diberikan orang tua

akan mendorong seseorang dalam mencapai sesuatu, sehingga seseorang akan

termotivasi dalam belajar, bersemangat mengerjakan tugas dan berjuang sendiri

dalam menjalankan tugas belajar.

b. Informational support (dukungan informatif)

Informational support (dukungan informatif) yaitu memberikan informasi yang

dibutuhkan Taylor (2012). Kondisi ini juga membuat seseorang memiliki

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

26

komitmen dalam mengerjakan tugas dan kewajiban sebagai seorang siswa. Tidak

hanya itu, dengan kelompoknya juga, siswa yang tidak memiliki kesadaran untuk

mengerjakan tugas bersama-sama (Chernis & Goleman, 2001). Bantuan informasi

didapatkan dari siapa saja dan salah satunya dari orang tua.

c. Emotional support (dukungan emosional)

Emotional support (dukungan emosional) dengan menentramkan hati individu

bahwa dia adalah individu berharga dan dipedulikan Taylor (2012). Perasaan

emosional membuat seseorang pesimis yaitu tidak mudah menyerah sehingga

seseorang akanterus bergerak dan termotivasi untuk maju mencapai tujuannya

(Seligman, 2008). Tujuan tersebut salah satunya adalah mendapatkan hasil belajar

yang baik, hal tersebut juga didapatkan seseorang dengan dukungan yang

diberikan oleh siapa saja dan salah satunya orang tua (Rozaqoh, 2008).

d. Invisible support (dukungan terselubung)

Invisible support (dukungan terselubung) yaitu ketika individu menerima bantuan

dari orang lain yang tidak menyadari telah membantu, tetapi bantuan tersebut

tetap bermanfaat bagi penerima (Taylor, 2012). Bantuan terselubung dapat di

berikan oleh siapa saja, salah satunya adalah orangtua. Hal tersebut membuat

seseorang merasakan adanya dukungan sosial yang berdampak pada penyesuaian

diri siswa dilingkungan sekolah atau di lingkungan pendidikannya sehingga dapat

termotivasi untuk meraih prestasi akademisnya (Smith, Ryan, Adam &

Dalicandro dalam Tarmidi & Rambe, 2010).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

27

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan sebelumnya, tedapat empat aspek

dukungan sosial menurut Sarafino (dalam Oktavia & Basri, 2002) yaitu dukungan

emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi.

Selain itu dukungan sosial mencakup aspek-aspek lainnya yang dikemukakan oleh

(Taylor, 2012) yaitu tangible assistance (bantuan nyata), informational support

(dukungan informatif), emotional support (dukungan emosional) dan invisible

support (dukungan terselubung).

Dari beberapa aspek yang telah dijabarkan, maka peneliti memilih untuk

menggunakan aspek-aspek dukungan sosial orang tua yang dikemukakan oleh

Sarafino (dalam Oktavia & Basri, 2002) yaitu dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi. Aspek tersebut dipilih

sebagai acuan yang digunakan untuk mengukur dukungan sosial orang tua. Peneliti

memiliki pertimbangan yaitu aspek tersebut sejalan dengan variabel yang di gunakan

peneliti dan penjabarannya lebih konkrit.

C. Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Motivasi Belajar

Pada Mahasiswa di Program Studi Psikologi Universitas Mercu Buana

Yogyakarta

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan

Tinggi. Mahasiswa dapat mengambil jurusan yang disenangi sekaligus jurusan yang

di dalamnya ada kemungkinan besar untuk mengembangkan bakatnya (Depdiknas

dalam Purnawan, 2014). Menjalani proses perkuliahan tentunya terdapat berbagai

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

28

macam tantangan salah satunya pada mahasiswa dari jurusan psikologi Universitas

Mercu Buana Yogyakarta. Menurut Hawadi (2003) seseorang dapat menghadapi

berbagai tantangan dalam kehidupannya ketika mendapatkan dukungan dari orang

lain, salah satunya adalah dukungan sosial dari orang tua

Menurut Mayasari (2016) dukungan sosial orang tua merupakan kenyamanan

secara fisik dan psikologis yang diterima anak dari orang tua melalui dukungan

empati, kepedulian, penghargaan positif, persetujuan gagasan, pemberian nasehat,

saran, dan petunjuk. Sarafino (dalam Oktavia & Basri, 2002) menyatakan bahwa

dukungan sosial orang tua harus memenuhi aspek tertentu agar dapat berpengaruh

baik bagi kehidupan seseorang. Empat aspek dukungan sosial yaitu dukungan

emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi,

Aspek tersebut membuat anak mendapatkan dukungan dari orang tuanya berupa

penerimaan, perhatian dan rasa percaya akan meningkatkan kebahagiaan dalam

dirinya. Kebahagiaan yang diperoleh menyebabkan siswa termotivasi dalam proses

pembelajaran dengan terus berusaha untuk mencapai tujuannya, sehingga mempunyai

rasa peraya diri dalam menyelesaikan tugas-tugasnya (Adicondro & Purnamasari

dalam Suciyani & Rozali, 2014). Salah satu tugas yang dapat terselesaikan adalah

mampu untuk lulus kuliah tepat pada waktunya.

Seseorang yang dapat lulus tepat waktu tentunya berkait dengan dukungan

yang melibatkan ekspresi rasa empati dan perhatian yang di dapatkannya melalui

aspek dukungan emosional (Sarafino dalam Oktavia & Basri, 2002). Dukungan

emosional merupakan bentuk perhatian yang diterima seseorang dari orang lain,

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

29

seseorang akan merasa bahwa dirinya dapat dimengerti dengan baik. Menurut

Sarafino (dalam Oktavia & Basri, 2002) adanya aspek tersebut membuat seseorang

merasa nyaman, dicintai dan diperhatikan, karena orang tua bersedia mendengarkan

keluh kesahnya. Kesedian orang tua untuk mendengarkan keluh kesah anaknya akan

menumbuhkan sikap optimis dalam diri anak, maka anak tidak akan menyerah ketika

belajar terus berulang-ulangan meskipun mendapat nilai yang jelek, sehingga akan

termotivasi untuk dapat memperbaiki nilainya (Chernis & Goleman, 2001). Di lain

sisi, kurangnya dukungan emosional yang didapatkan dari orang tua, akan

menimbulkan sebuah kegelisahan sehingga seseorang menganggap dirinya tidak

berharga dan merasa tidak dipedulikan (Taylor, 2012). Perasaan tidak berharga

membuat seseorang pesimis yaitu mudah menyerah bahkan ketika berhasil dalam

belajar dirinya percaya bahwa itu hanya suatu kebetulan, sehingga seseorang sulit

terus bergerak dan sulit termotivasi untuk maju mencapai tujuannya (Seligman,

2008). Tujuan tersebut salah satunya adalah mendapatkan hasil belajar yang baik.

Mencapai suatu tujuan tentunya bisa didapatkan dengan aspek dukungan

penghargaan yang melibatkan ekspresi berupa pernyataan setuju dan penilaian positif

terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang lain (Sarafino dalam Oktavia & Basri,

2002). Dukungan penghargaan merupakan penilaian seseorang bahwa dirinya dapat

dihargai dan diberikan kesempatan untuk menunjukan perasaannya pada orang lain.

Rook (dalam Mayasari, 2016) menyatakan bahwa seseorang akan merasa tenang,

diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten karena mendaptkan

penghargaan dari orang tuanya. Kondisi tersebut mendorong seseorang untuk berbuat

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

30

sesuatu, dalam hal ini sebagai penggerak yang melepaskan energi dari setiap kegiatan

yang akan dikerjakan. Seseorang yang tergerak dalam proses belajar mempunyai

motivasi yang kuat dan jelas sehingga akan tekun dan berhasil dalam belajarnya

(Sardiman, 2008). Dilain hal, aspek dukungan penghargaan yang tidak dirasakan oleh

anak, akan membuatnya sulit berkompetensi dan lebih berpikir negatif dalam

menghadapi permasalahan, dengan begitu anak akan merasa tertekan dan cemas

ketika dihadapkan pada permasalahan (Utami, 2013). Perasaan-perasaan yang

melanda tersebut dapat menimbulkan sikap pesimis yang membuat seseorang

kehilangan rasa berharga dan berbakat ketika hal buruk menimpa (Seligman, 2008).

Rasa berharga yang hilang membuat seseorang kehilanagn motivasi dalam

belajarnya, sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas belajar seperti

tidak berusaha bertanya kepada orang lain ketika kesulitan mengerjakan tuga-

tugasnya (Djamarah, 2002).

Kesulitan dalam belajar pastinya akan teratasi ketika seseorang memiliki

aspek dukungan instrumental yang merupakan bantuan langsung berupa finansial atau

bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu (Sarafino dalam Oktavia & Basri,

2002). Dukungan instrumental merupakan pemberian bantuan materil dan finansial

untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang. Menurut Taylor (2012) bentuk

dukungan ini melibatkan bantuan nyata yang dipeoreh anak dari orang tuanya berupa

bantuan materil, seperti pelayanan, bantuan keuangan, atau barang yang dapat

menunjang aktivitas belajar anak. Dariyo (dalam Mediawati, 2004) menyatakan

bantuan yang diterima seseorang membuatnya terdorong untuk mencapai sesuatu.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

31

Pencapaian tersebut didapatkan melalui motivasi yang dimilikinya. Seseorang akan

terdorong untuk menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai

dan menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan apa yang harus dikerjakan

untuk mencapai tujuan, sehingga dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik.

Menurut Sobur (2003) dukungan instrumental yang tidak diperoleh membuat

seseorang memandang orang tuanya tidak dapat menjadi sumber pertolongan, seperti

tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar dan fasilitas lainnya yang menunjang aktivitas

belajarnya. Dhitaningrum dan Izzati (2013) menyatakan bahwa kurangnya dukungan

instrumental akan menghambat dorongan seseorang dalam mencapai sesuatu.

Hambatan yang terjadi membuat seseorang kurang termotivasi dalam belajar, tidak

bersemangat, bermalas-malasan mengerjakan tugas dan berjuang sendiri dalam

menjalankan tugas belajar, sehingga pada saat pembelajaran berlangsung seseorang

menjadi tidak bergairah dan malas masuk kelas untuk mengikuti pembelajaran.

Kemalasan seseorang untuk mengikuti pelajaran tentu tidak akan terjadi

ketika seseorang memiliki aspek dukungan informasi di dalam dirinya. Dukungan

yang bersifat informasi ini dapat berupa saran, pengarahan dan umpan balik tentang

bagaimana cara memecahkan persoalan (Sarafino dalam Oktavia & Basri, 2002).

Dukungan informasi merupakan saran dan pemberitahuan terhadap suatu peristiwa

yang didapatkan seseorang dari orang lain, sehingga seseorang akan memiliki

pengetahuan yang luas dan merasa dirinya dapat dihargai. Menurut Taylor (2012)

adanya dukungan informasi yang diberikan orang tua kepada anaknya, maka anak

akan mampu memecahkan persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya. Pada saat

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

32

anak dapat memecahkan permasalahannya, hal tersebut dapat membuat anak

menunjukan komitmen dalam belajar, antusias mengerjakan tugas pribadi maupun

dengan kelompoknya, dan mampu menyeimbangkan tugas yang harus didahulukan

terlebih dahulu (Chernis & Goleman, 2001). Sebaliknya, dukungan informasi yang

tidak diterima seseorang akan menjadikannya merasa sendiri saat menghadapi

permasalahan baik dalam bidang akademik maupun non akademik atau masalah-

masalah pribadinya. Dengan kondisi itu seseorang kurang bersemangat dan bergairah

dalam menghadapi tugas belajarnya (Sarafino, 2002). Kondisi ini juga membuat

seseorang tidak memiliki komitmen dalam mengerjakan tugas dan kewajiban sebagai

seorang siswa. Tidak hanya itu, dengan kelompoknya juga, siswa yang tidak

memiliki kesadaran untuk mengerjakan tugas bersama-sama (Chernis & Goleman,

2001).

Menurut Norell (dalam Dhitaningrum & Izzati, 2013) orang tua merupakan

bagian dari keluarga yang yang merupakan agen sosialisasi yang pertama dimana

seseorang belajar. Dukungan dari keluarga, terutama dari orang tua akan mewujudkan

motivasi belajar. Mahasiswa yang mendapatkan dukungan akan berusaha lebih giat

belajar, pantang menyerah, dan terus berusaha belajar dengan maksimal, mahasiswa

juga akan lebih mempersiapkan dirinya dalam menghadapi tugas belajarnya. Hal

tersebut akan membuat mahasiswa termotivasi dalam belajar dengan memiliki

dorongan dan keinginan dari dalam dirinya untuk memperoleh prestasi yang tinggi,

menyelesaikan tugas-tugas belajarnya, rajin mengikuti perkuliahan, memiliki target

dalam perkuliahannya, dan aktif berdiskusi di dalam dikelas, sehingga mahasiswa

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

33

akan terus berusaha giat menjalankan proses belajarnya untuk mencapai cita-citanya

(Suciani & Rozali, 2014). Sebaliknya, seseorang yang tidak merasakan dukungan dari

orang tuanya akan menunjukan gambaran diri yang negatif dengan ketidaksuksesan

dalam akademis, rendahnya harga diri, menimbulkan ketidakpercayaan diri, sulit

menyesuaikan diri di lingkungan sekolah atau di lingkungan pendidikannya dan

kurang termotivasi untuk meraih prestasi akademisnya (Smith, dkk., dalam Tarmidi

& Rambe, 2010). Seseorang yang kurang termotivasi akan mengalami kesulitan

dalam melakukan aktifitas belajar (Djamarah, 2002). Menurut Nyavon (2017)

rendahnya motivasi belajar mahasiswa sering dianggap sebagai penyebab rendahnya

kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Emeralda dan Kristiana (2017) yaitu terdapat hubungan positif antara dukungan

sosial orang tua dengan motivasi blajar pada siswa. Hasil penelitian Emelarda dan

Kristiana (2017) menunjukan dukungan sosial orang tua dapat memberikan

sumbangan efektif sebesar 40.8% terhadap motivasi belajar siswa, sehingga memiliki

kontribusi yang besar dibandingkan dengan variabel lainnya. Hasil penelitian Suciani

dan Rozali (2014) juga mengungkapkan bahwa dukungan sosial dari orang tua

mampu mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa. Artinya, semakin tinggi

dukungan sosial maka semakin tinggi pula motivasi belajar mahasiswa, sebaliknya

semakin rendah dukungan sosial maka semakin rendah pula motivasi belajar

mahasiswa.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajareprints.mercubuana-yogya.ac.id/3844/3/BAB II.pdf · 2018. 9. 7. · 2. Aspek-aspek Motivasi Belajar Menurut

34

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

yaitu terdapat hubungan positif antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi

belajar pada mahasiswa di Program Psikologi Universitas Mercu buana Yogyakarta.

Semakin tinggi dukungan sosial orang tua maka semakin tinggi pula motivasi belajar

mahasiswa. Sebaliknya, semakin dukungan sosial orang tua maka semakin rendah

pula motivasi belajar mahasiswa.