Upload
truongque
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herlina (2009)
dengan judul penelitian yaitu Strategi Pengembangan Usaha Kecil Apple
Pie Group (Studi Kasus di Unit Pia Apple Pie, Bogor). Dengan
menggunakan IPA (Importance Performance Analysis), Matriks SWOT
(strength, Weakness, Opportunity, Threat), Matriks IFE (Internal Factor
Evaluation), Matriks EFE (External Factor Evaluation), dan BEP (Break
Event Point).
Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha tersebut pada fase
pertumbuhan dan pengembangan. Terlihat dari laba yang diperoleh oleh
perusahaan. Kemudian alternatif strategi yang dilakukan baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.
B. Landasan Teori
1. UMKM
Industri kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
(Undang-Undang RI No. 20, 2008).
9
Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000.00 (lima puluh
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000.00 (lima
ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000.00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000.00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
1.2 Permasalahan UMKM
Permasalahan yang dihadapi UKM meliputi masalah
pemasaran produk, teknologi, pengelolaan keuangan, kualitas
sumberdaya manusia dan permodalan (Lenora, 2003)
a. Posisi dalam persaingan rendah karena lemahnya informasi
tentang kondisi lingkungan yang menyangkut pemasok,
peraturan/kebijakan pemerintah, kecenderungan perubahan
pasar/teknologi baru sehingga memiliki daya saing rendah.
b. Usaha kecil sering tidak memiliki catatan mengenai usahanya
secara teratur dan sistematis karena sering tercampur anatara
modal usaha dengan uang untuk rumah tangga, sehingga
kesulitan untuk memperoleh dana dari bank.
c. Kekurangan pengusaha kecil dalam mengakses ke bank karena
tidak adanya agunan untuk memenuhi tuntutan audit akuntansi
dari bank.
10
d. Keluar masuk karyawan usaha kecil dengan intensitas yang
tinggi yang disebabkan oleh rendahnya upah, ketidak jelasan
masa depan, tidak adanya jaminan sosial dan kepastian usaha,
sehingga sering ditinggalkan karyawan yang terampil.
2. Analisis Titik Impas
Menurut Garrison dan Noreen (2000: 221) mendefinisikan bahwa
titik impas adalah tingkat penjualan dengan tingkat laba nol. Titik
impas dihitung dengan menggunakan metode persamaan (equation
method) atau metode margin kontribusi (contribution margin method).
Pengertian analisis break-even kadang-kadang menyesatkan karena
analisis ini biasanya digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan
yang berhubungan dengan tingkat output perusahaan. Analisis break-
even juga dipergunakan untuk mengevaluasi profitabilitas keuangan
perusahaan yang baru dan produk baru (Sartono 2008: 270).
Menurut Sartono (2008: 270) break-even ini merupakan alat
analisis untuk mengukur pengaruh perubahan harga, biaya tetap dan
biaya variabel terhadap tingkat output yang harus dicapai sebelum
perusahaan memperoleh keuntungan operasi. Analisis break-even ini
dapat dilakukan baik dengan metode grafik maupun metode secara
aljabar.
3. Asumsi Analisis Biaya-Volume-Laba
Menurut Garrison (2000:236) sejumlah asumsi yang mendasari
analisis biaya-volume-laba:
11
a. Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan. Harga jual produk
atau jasa tidak berubah meskipun volumenya berubah.
b. Biaya bersifat lancar dalam dalam rentang cakupan yang relevan
dan dapat dibagi secara akurat ke dalam elemen biaya tetap dan
biaya variabel. Elemen variabel per unit konstan dan elemen total
biaya tetap juga konstan dalam cakupan yang relevan.
c. Dalam perusahaan dengan multi produk, bauran penjualannya
tetap.
d. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidal mengalami
perubahan. Unit yang dirpoduksi sama dengan unit yang terjual.
Beberapa asumsi diatas kadang-kadang dilanggar.
Meskipun demikian pelanggaran tersebut biasanya tidak signifikan
mengganggu validitas analisis biaya-volume-laba.
4. Margin of Safety
Margin of Safety adalah kelebihan dari anggaran penjualan atau
penjualan yang aktual di atas penjualan titik impas. Margin of Safety
dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana jumlah penurunan
penjualan sampai titik impas atau titik dimana tidak terjadi kerugian
dan juga laba (Garrison dan Noreen, 2000: 225).
5. Strategi
Strategi adalah alat unrtuk mencapai tujuan jangka panjang.
Strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,
akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis,
divestasi, likuiditas, dan joint venture. Manajemen strategis (strategic
12
management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk
menformulasi mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.
Tujuannya adalah untuk mengeksploitasi dan menciptakan peluang
baru yang berbeda untuk masa mendatang (David, 2005: 05).
Menurut Rangkuti (2003: 02) pimpinan suatu organisasi, setiap
hari berusaha mencari kesesuaian antara kekuatan-kekuatan internal
perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan ancaman)
suatu pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan secara hati-hati
persaingan, peraturan, tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan
harapan konsumen, serta faktor-faktor lain yang dapat
mengidentifikasi peluang dan ancaman.
Tahapan dalam manajemen strategi menurut David (2002: 06):
a. Proses manajemen strategis
b. Implementasi strategi
c. Evaluasi strategi
6. Strategi Pengembangan Pasar
Menurut David (2002: 234) berikut adalah lima panduan mengenai
kapan pengembangan pasar bisa menjadi strategi yang efektif:
a) Ketika tersedia jaringan distribusi baru yang dapat diandalkan,
murah dan berkualitas bagus.
b) Ketika perusahaan sangat berhasil dalam apa yang dilakukannya.
c) Ketika ada pasar yang belum tersentuh atau belum jenuh.
13
d) Ketika perusahaan memiliki kebutuhan modal dan sumber daya
untuk mengelola operasi yang berkembang.
e) Ketika perusahaan memiliki kelebihan kapasitas produksi.
f) Ketika ruang lingkup industri dasar perusahaan menjadi global
dengan cepat.
7. Strategi Pengembangan Produk
Pengembangan produk (product development) adalah strategi yang
mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau
memodifikasi produk/jasa saat ini. Pengembangan produk biasa
melibatkan biaya litbang yang besar. Menurut David (2002: 235)
berikut adalah lima panduan mengenai kapan pengembangan produk
bisa menjadi strategi yang efektif:
a) Ketika perusahaan memiliki produk yang berhasil yang berada
pada tahap dewasa dalam siklus hidup produksi idenya adalah
untuk menarik pelanggan yang puas untuk mencoba produk baru
(yang telah diperbaiki) sebagai hasil dari pengalaman positif
mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini.
b) Ketika perusahaan bersaing dalam satu industri yang memiliki
perkembangan teknologi yang tepat.
c) Ketika pesaing utama menawarkan produk dengan kualitas lebih
baik pada harga yang bersaing.
d) Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang tumbuh dengan
cepat.
e) Ketika perusahaan memiliki kemampuan litbang yang kuat.
14
8. Matriks SWOT
Alat yang dipakai untutk menyusun faktor-faktor strategi
perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan
secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan keukatan dan kelemahan yang
dimilkinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat kemungkinan
alternatif strategis (Rangkuti, 2005: 31).
Menurut David (2005:284) Matriks Kekuatan – Kelemahan –
Peluang – Ancaman (Strenghts – Weakness – Opportunity - Treaths)
SWOT MATRIKS adalah untuk mencocokan yang penting yang
membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi SO (kekuatan-
peluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), WT
(kelemahan-ancaman). Faktor eksternal dan internal adalah kunci dari
bagian dalam mengembangkan SWOT dan membutuhkan penilaian
yang baik.
a. Strategi SO, dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi ST, dibuat berdasarkan kekuatan perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
c. Strategi WO, diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
15
d. Strategi WT, dibuat berdasarkan pada kegiatan yang bersifat
desensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta
menghindari ancaman.
9. Kepuasan Konsumen
Menurut Supranto (2006) kepuasan adalah tingkat kepuasan
merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka pelanggan akan
kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas,
sedangkan bila kinerja melebihi harapan, pelanggan akan sangat puas.
Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, perusahaan harus
menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperolah pelanggan
yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pelanggan.
10. Pengukuran Tingkat Kepuasan
Menurut Supranto (2011) Dalam era globalisasi ini persaingan
bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik (nasional) maupun
di pasar internasional (global). Untuk memenangkan persaingan,
perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para
pelangganya. Misalnya dengan memberikan produk dengan mutu yang
lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan produk yang lebih cepat
dan pelanyan yang lebih baik dari pada pesainganya.
Pelanggan memang harus dipuaskan, sebab jika mereka merasa
tidak puas maka mereka akan meninggalkan perusahaan dan menjadi
pelanggan pesaing. Hal ini menyebabkan penurunan penjualan yang
menyebabkan penurunan laba bahkan hingga mengalami kerugian.
16
Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu suatu
produk. Jadi suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang jika
produk tersebut dapat memenuhi kebutuhannya.
Pengukuran tingkat kepuasan erat hubungannya dengan mutu
produk (barang atau jasa). Pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi
pimpinan bisnis yaitu (Supranto, 2011):
a. Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya
proses bisnis.
b. Mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya
melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan
pelanggan, terutama untuk hal-hal yang dianggap pentinga oleh
para pelanggan.
c. Menetukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke
perbaikan (improvement).
11. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan dengan Importance
Performance Analysis (IPA)
Importance performance analysis pertama kali dikenalkan oleh
John A. Martila and John C. James atau Analisis Tingkat Kepentingan
dan Kinerja Kepuasaan Pelanggan. Dalam hal ini, digunakan skala
likert yang terdiri dari sangat penting, cukup penting, kurang penting,
dan tidak penting. Penilaian untuk kinerja/penampilan terdiri dari
sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, tidak baik (Supranto,
2011).
17
Menurut (Supranto, 2011) berdasarkan hasil penilaian tingkat
kepentingan dan hasil penilaian kinerja/penampilan maka akan
dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara
tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaanya. Tingkat kesesuaian
adalah hasil perbandingan skor kinerja/pelaksanaan dengan skor
kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan
prioritas peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan
pelanggan.
Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat
bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus
pada titik-titik ( ), di mana merupakan rata-rata dari rata-rata
skor tingkat pelaksanaan atau kepuasaan pelanggan. Tingkat unsur-
unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian ke
dalam diagram kartesius.
Kepentingan
Pelaksanaan
Gambar: 2.1 Diagram Kartesius
Prioritas Utama
A
Pertahankan prestasi
B
Prioritas Reandah
C
Berlebihan
D
18
Keterangan:
A. Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi
kepuasaan pelanggan, termasuk unsur-unsur produk/jasa yang
dianggap sangat penting, namun manajemen belum
melaksanakannya sesuai keinginan pelanggan. Sehingga
mengecewakan/tidak puas.
B. Menunjukkan unsur produk/jasa yang telah berhasil
dilaksanakan perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya.
Dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.
C. Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting
pengaruhnya bagi pelanggan, pelaksanaanya oleh perusahaan
biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang
memuaskan.
D. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang
penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan. Dianggap
kurang penting tetapi sangat memuaskan.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian
yang akan dilakukan yaitu mengenai strategi pengembangan usaha kecil
keripik buah batu.
19
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan teori yang sudah ada maka peneliti mencoba
mengembangkan kerangka pemikiran seperti diatas. Peneliti akan mencoba
memberikan usulan strategi pengembangan kepada UKM yang diteliti melalui
matriks SWOT, BEP, dan IPA.
UKM
Keripik buah
Kualitatif:
Matriks SWOT
Kuantitatif: BEP (biaya,
pendapatan, efisiensi) &
IPA (Importance
performance Analysis)
Strategi
pengembangan