22
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang, mempunyai kebutuhan biologis, psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi (Suherman, 1995). Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang secara teratur, saling berkaitan, dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Karakteristik tumbuh kembang spesifik terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir (Narendra, 2002). Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun (Supartini, 2004). Anak usia prasekolah ini menunjukkan perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara progresif. Pada masa ini adalah meningkatnya antisiasme dan energi untuk belajar dan manggali banyak hal. Perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmund Freud (1939), yang merupakan proses dalam perkembangan anak dengan pertambahan pematangan fungsi struktur serta kejiwaan yang dapat menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan kesenangan secara umum untuk menjadikan diri anak menjadi orang dewasa. Perkembangan psikoseksual anak usia prasekolah berada pada fase phallic. Proses indentifikasi peran seksual dimulai selama usia prasekolah. Biasanya anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anak Usia Prasekolah

Anak adalah individu yang mengalami tumbuh kembang, mempunyai

kebutuhan biologis, psikologis dan spiritual yang harus dipenuhi (Suherman,

1995). Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan

berkembang secara teratur, saling berkaitan, dan berkesinambungan dimulai

sejak konsepsi sampai dewasa. Karakteristik tumbuh kembang spesifik

terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah

dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir (Narendra, 2002).

Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun (Supartini,

2004). Anak usia prasekolah ini menunjukkan perkembangan motorik, verbal,

dan ketrampilan sosial secara progresif. Pada masa ini adalah meningkatnya

antisiasme dan energi untuk belajar dan manggali banyak hal.

Perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh Sigmund

Freud (1939), yang merupakan proses dalam perkembangan anak dengan

pertambahan pematangan fungsi struktur serta kejiwaan yang dapat

menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan dan kesenangan secara

umum untuk menjadikan diri anak menjadi orang dewasa. Perkembangan

psikoseksual anak usia prasekolah berada pada fase phallic. Proses

indentifikasi peran seksual dimulai selama usia prasekolah. Biasanya anak

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

9

lebih dekat dengan orang tua yang berlainan jenis kelamin dengannya orang

tua yang berlainan jenis kelamin sama dengannya.

Perkembangan psikososial anak usia prasekolah menurut Erickson

(1963), berada pada tahap initiative versus guilt (inisiatif versus rasa bersalah)

dimana anak menunjukkan imajinasi, meniru orang dewasa, mengetes

kenyataan atau fakta yang ada. Tugas utama anak usia prasekolah adalah

perkembangan rasa inisiatif.

Menurut Piaget (1952), perkembangan kognitif anak usia prasekolah

berada pada tahap pemikiran preoperasional. Pada tahap ini anak belajar untuk

berfikir dengan menggunakan simbol dan imajinasi. Bermain merupakan

metode non verbal untuk menstimulasi proses berfikir egosentrik, seperti

dalam penelitian Piaget (1952), anak selalu menunjukkan egosentrik seperti

anak akan memilih sesuatu atau ukuran yang besar walaupun isi sedikit. Masa

ini sifat pikiran bersifat transduktif menganggap semuanya sama, seperti

seorang pria di keluarga adalah ayah, maka semua pria adalah ayah, pikiran

kedua adalah animisme selalu memperhatikan adanya benda mati, seperti

apabil anak terbentur benda mati maka anak akan memulainya kearah benda

tersebut.

Menurut Hurlock (1998), ciri-ciri anak usia prasekolah, meliputi :

1. Secara fisik, otot-otot lebih kuat dan pertumbuhan tulang menjadi besar

dan keras

2. Secara motorik, anak mampu memanipulasi objek kecil (puzzle)

menggunakan balok-balok dalam berbagai ukuran dan bentuk

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

10

3. Secara intelektual, anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri dan

cemburu. Hal ini timbul karena anak memiliki hal-hal yang dimiliki oleh

teman sebayanya

4. Secara sosial, anak mampu menjalin kontak sosial dengan orang-orang

yang ada di luar rumah, sehingga anak mempunyai minat yang lebih untuk

bermain pada temannya, orang-orang dewasa, saudara kandung didalam

keluarga

Tugas perkembangan yang harus dicapai pada anak usia prasekolah (3-

6 tahun) adalah :

1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan

2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai

makhluk biologis

3. Belajar bergaul dengan teman sebaya (sosialisasi)

4. Belajar memainkan peranannya sesuai jenis kelamin

5. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung

6. Belajar mengembangkan konsep-konsep sehari-hari

7. Mengembangkan kata hati

8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi

9. Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial

B. Kebutuhan Bermain Pada Anak

Menurut Soetjiningsih (1995), kebutuhan dasar anak untuk tumbuh

dan berkembang secara umum digolongkan menjadi 3 kebutuhan dasar, yaitu :

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

11

1. Kebutuhan dasar fisik biomedis (asuh)

Kebutuhan dasar fisik biomedis pada anak meliputi : Pangan / gizi

merupakan kebutuhan penting, perawatan kesehatan dasar (imunisasi,

pemberian ASI), papan / pemukiman yang layak, hygiene perorangan,

sanitasi lingkungan, sandang, kesegaran jasmani dan rekreasi.

2. Kebutuhan dasar emosi / kasih sayang (asih)

Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra

selaras antara orang tua dengan anak merupakan syarat untuk menjamin

tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikologis.

Kekurangan kasih sayang orang tua pada tahun-tahun pertama kehidupan

mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak baik fisik, mental

maupun sosial emosi, kasih sayang dari orang tuanya akan menciptakan

ikatan yang erat dan kepercayaan dasar.

3. Kebutuhan akan stimulasi mental (asah)

Stimuli mental merupakan akal bakal dalam proses belajar pada

anak. Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental

psikososial : kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama

kepribadian, moral-etika, produktivitas. Untuk memenuhi kebutuhan akan

stimuli mental diperlukan kegiatan bermain pada anak sehingga kebutuhan

tersebut dapat terpenuhi sesuai tahap pertumbuhan dan perkembangan

anak.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

12

a. Bermain

Bermain merupakan istilah yang digunakan secara bebas

sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah

setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya

tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara suka

rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban

(Hurlock, 1999).

b. Tujuan Bermain

Tujuan bermain anak usia prasekolah antara lain: 1)

Mendorong imajinasi / kreativitas anak, 2) Mengoptimalkan

pertumbuhan seluruh organ tubuh, 3) Untuk bersosialisasi dengan

orang lain, 4) Mengembangkan kemampuan intelektual (Soetjiningsih,

1995; Hanifah, 1994).

c. Fungsi Bermain

Fungsi bermain bagi anak terdiri dari :

1) Perkembangan sensori motorik

Aktivitas sensori motorik merupakan komponen utama

bermain pada semua tingkat usia anak. Bermain aktif menjadi hal

yang penting dalam perlambangan sistem otot dan saraf yang

bermanfaat dalam melepaskan kelebihan energi (Whaley & Wong,

2003).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

13

2) Perkembangan kognitif / intelektual

Anak dapat mengeksplorasi dan memanipulasi ukuran,

bentuk, tekstur dan warna. Mengenali angka, hubungan yang

renggang dan konsep abstrak. Bermain memberikan kesempatan

pada anak untuk mempraktekkan dan memperluas kemampuan

bahasa. Memberi kesempatan untuk menghilangkan pengalaman

masa lalu untuk memasukkannya ke dalam persepsi dan

persahabatan yang baru. Bermain membantu anak untuk

mengintegrasikan dunia dimana mereka tinggal, untuk

membedakan antara realitas dan fantasi (Whaley & Wong, 2003).

3) Perkembangan moral dan sosial

Bermain mengajarkan peran orang dewasa termasuk

perilaku peran seks. Bermain memberikan kesempatan untuk

menguji persahabatan dan mengembangkan ketrampilan sosial.

Anak yang diberi kebebasan bermain dengan teman sebayanya

akan mengembangkan ketrampilan untuk melihat sesuatu dari

sudut pandang orang lain.

Dalam bermain anak belajar memberi dan menerima,

belajar hal-hal benar dari kesalahan yang dilakukan, standar sosial

dan tanggung jawab terhadap tindakan mereka (Whaley & Wong,

2003).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

14

4) Perkembangan kreativitas

Bermain memberi kesempatan pada anak untuk

mengeluarkan ide dan minat kreasi, mengijinkan mereka untuk

berfantasi dan berimajinasi serta memberi kesempatan untuk

mengembangkan bakat dan minat. Sekali anak merasa puas ketika

berhasil melakukan sesuatu yang hal baru maka anak akan

memindahkan rasa ketertarikan ini kedalam situasi diluar dunia

(Whaley & Wong, 2003).

5) Perkembangan kesadaran diri

Dalam bermain anak mengekspresikan emosi. Bermain

memfasilitasi perkembangan identitas diri dan mendorong

menentukan perilaku pribadi. Dengan bermain anak dapat

menemukan kekuatan serta kelemahan, minat dan cara

menyelesaikan tugas dalam bermain (Soetjiningsih, 1995).

Bermain memberikan kesempatan untuk membandingkan

kemampuan sendiri dengan kemampuan anak lain dan belajar

bagaimana pengaruh tingkah laku pribadi terhadap orang lain

(Whaley & Wong, 2003).

6) Nilai terapeutik

Bermain dapat menghilangkan tekanan dan stres. Bermain

dapat mengurangi tekanan yang sering saat anak dalam proses

belajar.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

15

7) Perkembangan komunikasi

Bermain memfasilitasi komunikasi nonverbal akan

kebutuhan, rasa takut, dan keinginan secara langsung.

d. Karakteristik Bermain (Whaley & Wong, 2003)

1) Menurut isi

a) Sosial affektif play

Permainan yang membuat anak belajar berhubungan

dengan orang lain. Contoh : orang tua berbicara, memeluk,

bersenandung, anak memberi respon dengan tersenyum,

mendengkur, tertawa, beraktivitas, ci luk baa, dll.

b) Sense pleasure play (bermain untuk bersenang-senang)

Stimulus pengalaman yang non sosial yang berasal dari

luar. Objek di lingkungan anak menstimulasi sensori mereka

dan kesenangan. Contoh : main air dan pasir, objek seperti

cahaya, bau, rasa, benda alam dan gerakan tubuh.

c) Skill play

Bermain yang bersifat membina ketrampilan. Misalnya

berulang kali melakukan dan melatih kemampuan yang baru

didapat, menimbulkan nyeri dan frustasi pada anak. Contoh :

naik sepeda.

d) Dramatic play

Di kenal sebagai permainan simbolik atau permainan

berpura-pura. permainan drama memberikan kerangka bagi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

16

tingkah laku matang yang di uji dan asimulasi.. Contoh :

berpura-pura melakukan kegiatan keluarga seperti makan,

minum dan tidur, main dokter –dokteran.

2) Menurut karakteristik sosial

a) Solitary play

Anak bermain sendiri. Menyukai kehadiran orang lain

tapi tidak ada usaha untuk mendekat atau berbicara. Hanya

berpusat pada aktivitas atau permainannya sendiri.

b) Paralel play

Bermain yang di lakukan oleh dua atau lebih dengan

permainan yang sama tetapi tidak terjadi komunikasi. Ciri

bermain anak Toddler.

c) Asosiasi play

Bermain dan beraktivitas serupa bersama, tetapi tidak

ada pembagian kerja, pemimpin / tujuan bersama, anak

interaksi dengan saling meminjam alat permainan. Ciri anak

prasekolah. Contoh main boneka, masak –masakan.

d) Kooperatif play

Bermain dalam kelompok, ada perasaan kebersamaan /

sebaliknya, terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut. Ada

tujuan yang ditetapkan dan ingin dicapai. Contoh main sepak

bola.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

17

e. Karakteristik Bermain (Hurlock, 1999)

1) Bermain dipengaruhi oleh tradisi

Anak kecil meniru permainan anak yang lebih besar, yang

telah menirunya dari generasi sebelumnya. Dalam setiap

kebudayaan, satu generasi menurunkan bentuk permainan yang

paling memuaskan ke generasi berikutnya.

2) Bermain mengikuti pola perkembangan yang didapat diramalkan.

Beberapa kegiatan permainan tertentu popular pada suatu

tingkat usia dan tidak pada usia yang lain tanpa mempersoalkan

lingkungan, bahasa, status sosial ekonomi, jenis kelamin ini sangat

popular secara universal dan dapat di ramalkan sehingga

merupakan hal yang biasa untuk membagi tahun masa kanak-kanak

kedalam tahapan bermain yang spesifik.

3) Jumlah teman bermain menurun dengan bertambahnya usia.

Anak kecil akan bermain dengan siapa saja yang ada dan

mau bermain dengannya. Jika mereka melihat ada anak yang

sedang bermain dengan cara yang lebih menarik, mereka dari

teman lama ke teman baru. dalam kelompok tetangga atau sekolah

anak-anak menganggap semua anggota kelompok sebagai teman

bermain. Anak yang lebih besar membatasi jumlah teman

bermainnya dan menghabiskan sebagian besar waktu bermainnya

dengan mereka.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

18

4) Bermain secara fisik kurang aktif dengan bertambahnya usia.

Perhatian dalam permainan aktif mencapai titik rendahnya

selama masa puber awal. Pada waktu ini, anak tidak hanya menarik

diri dari bermain aktif melainkan menghabiskan sedikit waktu

untuk membaca, bermain dirumah, atau menonton televisi.

Kebanyakan waktu bermainnya di habiskan dengan melamun,

suatu bentuk permainan yang membutuhkan tenaga minimum.

f. Bentuk-bentuk Bermain

1) Bermain aktif

a) Bermain mengamati / menyelidiki (exploratory play)

Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah

memeriksa alat permainan tersebut. Anak memperhatikan alat

permainan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi, mencium,

meraba, menekan dan kadang-kadnag membongkar.

b) Bermain musik

Bermain musik dapat mendorong anak untuk

mengembangkan tingkah laku sosialnya, yaitu dengan bekerja

sama dengan teman sebaya dalam memproduksi musik,

menyanyi atau memainkan alat musik.

c) Bermain drama (dramatic play)

Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan,

menirukan karakter yang di kagumi dalam kehidupan yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

19

nyata. Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan

dengan saudara-saudaranya atau dengan teman-temannya.

d) Mengumpulkan / mengoleksi sesuatu

Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena

anak mempunyai koleksi lebih banyak dari pada teman-

temannya. Di samping itu mengumpulkan benda – benda dapat

mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak

terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama dan bersaing.

e) Permainan olah raga

Dalam permainan olah raga, anak banyak

menggunakan energi fisiknya, sehingga sangat membantu

perkembangan fisiknya. Kegiatan ini mendorong sosialisasi

anak dengan belajar bergaul dan bekerja sama.

2) Bermain pasif

Dalam hal ini anak berperan pasif, antara lain dengan

melihat, mendengar. Bermain pasif ini adalah ideal, apabila anak

sudah lelah bermain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk

mengatasi kebosanan dan keletihannya.

Contohnya : Melihat gambar-gambar dibuku-buku / majalah,

mendengarkan cerita atau musik, menonton televisi, dll.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

20

g. Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain anak

1) Kesehatan

Anak – anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk

bermain dibandingkan dengan anak yang kurang sehat, sehingga

anak yang sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain dan

membutuhkan banyak energi.

2) Perkembangan motorik

Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi

motorik. Apa saja yang dilakukan dan waktu bermainnya

bergantung pada perkembangan motorik anak.

3) Intelegensi

Pada setiap anak, anak yang cerdas lebih aktif dari pada

anak yang kurang cerdas. Anak yang pandai menunjukkan

keseimbangan perhatian bermain yang besar, termasuk upaya

menyeimbangkan faktor fisik dan intelektual yang nyata.

4) Jenis kelamin

Pada masa awal kanak-kanak anak laki-laki menunjukkan

perhatian pada berbagai jenis permainan yang lebih banyak

ketimbang perempuan. Perbedaan ini bukan berarti bahwa anak

perempuan kurang sehat dibanding anak laki – laki, melainkan

panangan masyarakat bahwa anak permpuan sebaiknya menjadi

anak lembut dan bertingkah laku yang halus.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

21

5) Status sosial ekonomi

Anak dari kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi lebih

banyak tersedia alat – alat bermain yang lengkap dibandingkan

dengan anak yang di besarkan di keluarga yang status ekonominya

rendah.

6) Lingkungan

Anak dari lingkungan buruk kurang bermain ketimbang

anak lainnya karena kesehatan yang buruk, kurang waktu,

peralatan dan ruang. Anak yang berasal dari lingkungan kota. Hal

ini kurangnya peralatan dan waktu bebas.

7) Peralatan bermain

Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi

permainannya. Misalnya, dominasi boneka dan binatang buatan

yang mendukung permainan pura-pura.

h. Alat Permainan

Alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan

oleh anak untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai

macam sifat seperti mengelompokkan, meragakan, membentuk,

menyempurnakan suatu desain atau menyusun sesuai dengan bentuk

utuhnya (Soetjiningsih, 1995).

1) Ciri alat permainan untuk anak usia 3-5 tahun menurut Padmoro S.

dikutip dari Titi S (1993) :

a) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

22

b) Mengembangkan kemampuan berbahasa

c) Mengembangkan kemampuan berhitung, menambah dan

mengurangi

d) Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara permainan

berpura-pura

e) Membedakan benda-benda dengan peralatan

f) Menumbuhkan sportivitas

g) Mengembangkan kepercayaan diri, kreativitas

h) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat,

lari, dan lain-lain)

i) Memperkenalkan pengertian yang bersifat pengetahuan

(terapung dan tenggelam)

j) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong

2) Alat permainan yang diajukan

a) Berbagai benda disekitar rumah, buku bergambar, majalah

anak-anak, alat gambar, dan tulis kertas untuk belajar melipat,

menggunting, dan lain-lain

b) Teman-teman bermain sama anak sebaya, orang tua, dan orang

lain diluar rumah

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

23

C. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Terdapat berbagai pengertian mengenai persepsi yang

dikemukakan oleh para ahli. Menurut Rokhmat (2000), persepsi adalah

pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkannya. Persepsi

adalah memberikan makna pada stimuli inderawi atau sensori stimuli.

Persepsi merupakan suatu proses yang dilakukan oleh

penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu

melalui responnya. Stimulus dilanjutkan ke susunan saraf otak dan

terjadilah proses kognitif sehingga individu mengalami persepsi (Walgito,

1997).

Persepsi adalah suatu proses dimana individu memberikan arti

pada lingkungan yang melibatkan pengorganisasian dan interpretasi

berbagai stimulus ke dalam pengalaman psikologis (Gibson, 1998).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi

adalah suatu proses penangkapan stimulus yang kemudian disimpulkan

menjadi suatu yang bermakna dan berarti melalui proses seleksi,

organisasi, interpretasi. Persepsi juga merupakan suatu proses kognisi

yang melibatkan cara-cara dimana individu memproses informasi yang

didapatnya, dengan proses kognisi tersebut menimbulkan perbedaan dan

keunikan masing-masing individu yang mempersepsikan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

24

2. Syarat untuk mengadakan persepsi

a. Adanya objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yag mengenai alat indera atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi,

tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan

yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai

reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu.

b. Alat indera atau reseptor

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima

stimulus. Di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat

untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan

syaraf.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan

adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek,

3. Proses terjadinya persepsi

Untuk dapat memahami persepsi secara lebih jelas, perlu kita

ketahui bagaimana proses persepsi itu berlangsung dalam diri manusia,

seperti diutarakan oleh Gibson yang diterjemahkan oleh Wahid (1998).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

25

Proses persepsi meliputi 3 tahapan, yaitu :

a. Kenyataan dalam kehidupan individu (sebagai stimulus)

Misalnya informasi yang diterima baik dari sekolah maupun dari luar

sekolah.

b. Pengolahan persepsi

Stimulus tersebut diolah, diorganisasi dan ditafsirkan dengan

perangkat-perangkat yang ada. Terdapat juga tiga bagian dalam tahap

pengolahan ini, yaitu :

1) Pengamatan stimulus

Tahap ini disebut juga sensasi, yang melibatkan panca indera

sebagai pintu-pintu masuk stimulus ke dalam psikis manusia. Jadi

sensasi merupakan bagian dari persepsi.

2) Faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap stimuli

yang diterimanya

Menurut Krech dan Field (1977) yang dikutip oleh Rokhmat

(2000), persepsi ditentukan oleh faktor perhatian, fungsional, dan

struktural.

3) Evaluasi dan penafsiran kenyataan

Dalam hal ini kenyataan-kenyataan (sebagai stimuli) tadi sudah

diolah dalam suatu mekanisme psikis yang rumit dan tak selalu

bisa dijelaskan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

26

c. Hasil proses persepsi

Hasil proses persepsi adalah perilaku tanggapan dan sikap yang

terbentuk. Dua bentuk hasil tersebut bisa bersifat positif dan negatif.

Selanjutnya dua bentuk hasil persepsi tadi akan memberikan umpan

balik terhadap stimuli, pengamatan stimuli dan faktor-faktor

berpengaruh.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi

baik dari faktor internal maupun eksternal. Menurut Jallaludin Rachmat

(2005), adalah sebagai berikut :

a. Faktor Internal

1) Alat Indra

Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus,

disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan

syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk

mengadakan respon diperlukan syaraf motoris

2) Perhatian

Untuk menyadari atau mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu

persiapan merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh

aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan

objek.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

27

3) Pengalaman

Pengalaman mempengaruhi kecermatan persepsi. Pengalaman

tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman bisa

bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi.

b. Faktor Eksternal

1) Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau

reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang

mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari individu yang

bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang

bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang

dari luar individu.

2) Informasi

Era teknologi zaman sekarang ini lebih dari kata maju, banyak

sekali cara untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dari

berbagai sumber yang terpercaya. Baik dari media cetak seperti

koran, majalah, tabloid, dll. Serta dari media elektronik seperti TV,

internet dengan acara yang kita bisa langsung ikut dalam interaktif

didalamnya.

3) Budaya / lingkungan

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami

bersama secara sosial oleh para anggota suatu masyarakat.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

28

D. Kerangka Teori

Bagan 1 : Kerangka Teori

(Soetjiningsih, 1995 ; Narendra, 2002 ; Whaley and Wong, 2001)

Bermain

Faktor Internal - Indra - Perhatian - Pengalaman Faktor Eksternal - Objek - Informasi - Budaya / lingkungan

Kebutuhan fisik biomedis (asuh) : - Pangan - Imunisasi - Papan - Hygiene perseorangan - Sandang dan rekreasi

Persepsi orang tua

Terpenuhinya kebutuhan anak

Kebutuhan kasih sayang (asih) : - Menciptakan ikatan

yang erat - Kepercayaan dasar

Kebutuhan stimulasi mental : - Kecerdasan - Ketrampilan - Kemandirian - Kreativitas - Produktivitas - Fungsi bermain

- Karakteristik bermain - Bentuk-bentuk

permainan - Faktor-faktor yang

mempengaruhi bermain anak

- Alat permainan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolahdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-srirahayug... · terhadap usia anak. Pada anak usia prasekolah, pertumbuhan berlangsung

29

E. Kerangka Konsep

Bagan 2. Kerangka Konsep

F. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu

persepsi orang tua terhadap kebutuhan bermain anak usia pra sekolah di Desa

Temuroso Kecamatan Guntur Kabupaten Demak.

Persepsi orang tua terhadap

kebutuhan bermain anak

Fungsi bermain

Karakteristik bermain

Bentuk-bentuk permainan

Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain

Alat permainan