26
18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik Pada kalangan ilmuwan, istilah prokrastinasi digunakan untuk menunjukkan suatu kecenderungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Brown & Holzman pada tahun 1967 (Ghufron & Risnawati, 2012). Menurut Wibowo (2015) prokrastinasi merupakan kebiasaan untuk melakukan penundaan terhadap pekerjaan yang penting dan seharusnya diselesaikan sekarang, tetapi lebih memilih untuk melakukan hal yang lebih menyenangkan. Hidayah & Atmoko (2014) menjelaskan bahwa prokrastinasi merupakan kegagalan dalam melakukan apa yang semestinya dilakukan untuk dapat mencapai suatu tujuan. Prokrastinasi juga berarti penundaan menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan. Selanjutnya menurut Sirois & Pychyl (2016) prokrastinasi adalah suatu penundaan karena penghindaran terhadap tugas. Sebagian besar penghindaran itu dilakukan karena tidak menyukai tugas. Menurut Pradityarahman (2020) prokrastinasi adalah kecenderungan untuk menunda suatu tugas atau pekerjaan baik karena untuk mencapai tujuan lain ataupun dikarenakan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus dikerjakan. Penundaan hampir selalu membuat hal-hal menjadi lebih sulit dan menyebabkan stres.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prokrastinasi Akademik

2.1.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik

Pada kalangan ilmuwan, istilah prokrastinasi

digunakan untuk menunjukkan suatu kecenderungan

menunda-nunda penyelesaian suatu tugas. Istilah ini

pertama kali digunakan oleh Brown & Holzman pada tahun

1967 (Ghufron & Risnawati, 2012). Menurut Wibowo

(2015) prokrastinasi merupakan kebiasaan untuk

melakukan penundaan terhadap pekerjaan yang penting

dan seharusnya diselesaikan sekarang, tetapi lebih memilih

untuk melakukan hal yang lebih menyenangkan.

Hidayah & Atmoko (2014) menjelaskan bahwa

prokrastinasi merupakan kegagalan dalam melakukan apa

yang semestinya dilakukan untuk dapat mencapai suatu

tujuan. Prokrastinasi juga berarti penundaan

menyelesaikan tugas yang seharusnya diselesaikan.

Selanjutnya menurut Sirois & Pychyl (2016) prokrastinasi

adalah suatu penundaan karena penghindaran terhadap

tugas. Sebagian besar penghindaran itu dilakukan karena

tidak menyukai tugas. Menurut Pradityarahman (2020)

prokrastinasi adalah kecenderungan untuk menunda suatu

tugas atau pekerjaan baik karena untuk mencapai tujuan

lain ataupun dikarenakan melakukan aktivitas lain yang

menyenangkan daripada melakukan tugas yang harus

dikerjakan. Penundaan hampir selalu membuat hal-hal

menjadi lebih sulit dan menyebabkan stres.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

19

Kata akademik berasal dari bahasa Inggris yaitu

academy, sedangkan dari bahasa Latin ialah academia,

kata yang disebut terakhir berasal dari bahasa Yunani

academeia yang mempunyai beberapa makna salah

satunya bermakna suatu masyarakat atau kumpulan orang-

orang terpelajar (Pauzi, 2019). Sedangkan dalam Kamus

Bahasa Indonesia kata akademik ialah bersifat akademi

(ilmiah) (dalam Mangunsuwito, 2011). Yong (dalam

Hidayah & Atmoko, 2014) menyatakan bahwa prokrastinasi

akademik adalah kecenderungan irasional untuk melakukan

penundaan dalam memulai maupun menyelesaikan tugas-

tugas akademik.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa pengertian

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi

akademik itu ialah suatu perilaku yang dilakukan oleh

invidivu untuk menunda-nunda baik dalam memulai

mengerjakan maupun menyelesaikan tugas-tugas

akademik yang di berikan oleh dosen dan memilih

melakukan hal lain yang lebih menyenangkan daripada

membuat tugas.

2.1.2 Aspek-aspek Prokrastinasi Akademik

Ferrari, Johnson, & McCown (1995) menyebutkan

bahwa prokrastinasi akademik terdiri dari beberapa aspek-

aspek berikut ini:

1. Penundaan dalam proses mengerjakan maupun

menyelesaikan tugas. Suatu kondisi ketika seseorang

mengetahu bahwa memiliki tugas yang sangat

penting untuk diselesaikan, namun lebih memilih

untuk melakukan penundaan dalam proses memulai

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

20

untuk mengerjakan bahkan saat proses

menyelesaikan.

2. Melakukan kegiatan lain yang lebih menyenangkan

daripada menyelesaikan tugas. Suatu kondisi dimana

seorang prokrastinator secara sengaja lebih memilih

untuk melakukan kegiatan lain yang lebih

menyenangkan, dibandingkan menyelesaikan tugas

atau bahkan memulai untuk mengerjakan tugas

yang seharusnya diselesaikan.

3. Adanya kelambanan yang disengaja dalam

mengerjakan tugas. Suatu kondisi dimana seorang

prokrastinator membutuhkan waktu yang lebih

banyak untuk melakukan persiapan yang berlebihan,

bahkan tidak berhubungan dengan tugas, hal ini

dilakukan tanpa memperhitungkan batas waktu yang

dimiliki untuk menyelesaikan tugas.

4. Ketidakselarasan waktu antara rencana pengerjaan

tugas dengan kinerja aktual. Suatu kondisi dimana

pelaku prokrastinasi sering mengalami kesulitan

untuk melakukan sesuatu dengan batas waktu yang

telah ditentukan sebelumnya.

Menurut Burka & Yuen (2008) ada empat aspek

yang mendasari perilaku prokrastinasi (menunda-nunda).

1. Aspek Biologikal, prokrastinasi melibatkan tubuh,

otak, dan faktor genetik. Semuanya memiliki peran

dalam terjadinya prokrastinasi. Apa yang terjadi

didalam otak akan memengaruhi perilaku seseorang

untuk menghindar, dan begitupun sebaliknya

perilaku menghindar akan memengaruhi stuktur dan

fungsi otak.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

21

2. Aspek Emosional, prokrastinasi yang dilakukan

melibatkan perasaan batin, memori, kekuatan,

harapan dan tekanan serta keraguan. Tetapi banyak

individu yang melakukan prokrastinasi tidak

menyadarinya. Individu melakukan penundaan

untuk menghindari perasaan tidak nyaman.

3. Aspek Nilai-nilai diri, menerima diri sendiri apa

adanya juga berkaitan dengan nilai-nilai diri. Nilai-

nilai mewakili sikap yang paling penting dalam

kehidupan. Nilai adalah arah untuk hidup. Nilai-nilai

tersebut tercermin dari tindakan yang dilakukan.

4. Aspek integrasi, perasaan harmoni ini mencerminkan

fungsi sistem yang sehat. Sistem yang sehat adalah

sistem yang terintegrasi, juga tidak kaku. Ketika

sisitem diri terlalu kaku, maka akan menahan diri

dengan cepat terhadap tuntutan perfeksionis yang

mengarah pada penundaan dan melakukannya

secara berulang-ulang.

Milgram (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995)

menekankan empat komponen (aspek-aspek) penting dari

prokrastinasi:

1. Serangkaian perilaku penundaan (menunda).

2. Menghasilkan perilaku dibawah standar.

3. Yang melibatkan suatu tugas yang dirasakan penting

oleh individu sebagai hal yang penting untuk

dilakukan.

4. Mengakibatkan keadaan emosional yang tidak

menyenangkan.

Berdasarkan aspek-aspek yang telah disebutkan

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dari

prokrastinasi akademik meliputi penundaan untuk mulai

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

22

mengerjakan tugas-tugas akademik, lebih menyukai

kegiatan lain yang menyenangkan, adanya kelambanan

yang disengaja dalam mengerjakan tugas, ketidak

selarasan waktu antara rencana pengerjaan tugas dengan

kinerja aktual, aspek nilai-nilai diri, emosional, aspek

integrasi dan biologikal.

2.1.3 Faktor-faktor Prokrastinasi Akademik

Prokrastinasi terdiri dari beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi seperti yang dikemukakan oleh Hidayah &

Atmoko (2014) menyebutkan bahwa perilaku prokrastinasi

akademik terjadi karena beberapa hal, yaitu: (1) gangguan

lingkungan atau anteseden, (2) kegagalan fasilitasi dan

kegagalan inhibisi, (3) asosiasi tugas-tugas akademik

dengan hal-hal yang tidak menyenangkan yang pernah

dialami di masa lalu, (4) kurangnya konsekuensi sebagai

outcome perilaku itu, serta (5) hasil peniruan terhadap

perilaku yang diamati dari orang lain. Di sisi lain, sebagai

respon meniru, prokrastinasi akademik sering terjadi

karena meniru perilaku teman sebayanya, orang tua, atau

orang lain yang sering melakukan hal yang sama. Misalnya

ketika seseorang mendapatkan informasi bahwa temannya

belum mengerjakan tugas, maka ia ikut menunda

mengerjakan tugas-tugas akademik.

Menurut Pradityarahman (2020) ada beberapa point

yang dapat membuat kita melakukan prokrastinasi sebagai

berikut:

1. Menginginkan kepuasan yang instan

Rebahan dirasa lebih nyaman daripada berlari.

Memeriksa sosial media dirasa lebih mudah daripada

melakukan pekerjaan yang telah ditunda. Itulah

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

23

beberapa contoh kepuasan instan yang membuat

seseorang terlena akan dampak yang ditimbulkan.

2. Melebih-lebihkan diri di masa depan

Seseorang sering membuat rencana yang akan

dilakukan, dan berpikir bahwa semua rencana yang

dibuat dapat terlaksana. Namun dalam realitanya

akan menjadi lebih buruk karena melakukan

prokrastinasi. seseorang selalu berharap lebih dimasa

depan tapi tidak berusaha semaksimal mungkin.

3. Tidak termotivasi

Prokrastinasi bisa menjadi cara untuk menjelaskan

bahwa seseorang tidak ingin melakukan sesuatu.

Motivasi dan prokrastinasi itu berbanding terbalik.

Untuk menaklukan prokrastinasi maka yang sering

dilakukan ialah memotivasi diri.

Faktor-faktor prokratinasi menurut Ghufron &

Risnawati (2012) menurutnya ada dua faktor internal

individu yang dapat memengaruhi munculnya perilaku

prokrastinasi, yaitu kondisi psikologis dan kondisi fisik

individu.

1. Kondisi Psikologis, kondisi psikologis individu ini

sebagaimana dikemukakan oleh Ferrari, menyebutkan

bahwa prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh

adanya keyakinan yang tidak irasional dan

perfeksionisme. Trait kepribadian yang ada pada

individu turut memengaruhi munculnya prokrastinasi,

misalnya hubungan kemampuan sosial dan tingkat

kecemasan dalam berhubungan sosial.

2. Kondisi Fisiologis, kondisi fisik yang dapat

menyebabkan prokrastinasi adalah kondisi kesehatan.

Sebagaimana yang dijelaskan Ferrari, bahwa kondisi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

24

kesehatan seseorang dapat menentukan tingkat

prokrastinasnya.

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari

luar diri individu yang dapat memengaruhi terjadinya

perilaku prokrastinasi. Faktor tersebut meliputi:

pengasuhan orangtua dan lingkungan yang kondusif, yaitu

lingkungan yang lenient.

1. Pengasuhan orangtua, hasil penelitian yang dilakukan

oleh Ferrari dan Ollivete menemukan bahwa tingkat

pengasuhan otoriter ayah yang menyebabkan

munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi yang

kronis pada subjek penelitian anak perempuan,

sedangkan tingkat pengasuhan otoritatif ayah

menghasilkan anak perempuan yang bukan

prokrastinator.

2. Kondisi lingkungan, kondisi lingkungan yang lanient

prokrastinasi akdemik lebih banyak dilakukan pada

lingkungan yang rendah dalam pengawasan daripada

lingkungan yang penuh pengawasan, di dalam

lingkungan terdapat adanya teman sebaya ataupun

kelompok yang memengaruhi seseorang untuk

melakukan prokrastinasi.

Menurut Burka & Yuen (2008) menjelaskan terdapat

beberapa hal yang memengaruhi prokrastinasi, antara lain:

Pertama, faktor internal berupa kecemasan, stres,

ketakutan dan kondisi fisik. Kedua, faktor eksternal yaitu

kondisi lingkungan berupa dukungan ataupun tekanan yang

di dapatkan dari hubungan sosial atau tempat tinggal

individu.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

25

Cuan (2015) menyebutkan beberapa faktor

prokrastinasi, yaitu: perfeksionis, takut gagal, menunggu

mood. Menurut Demir & Kutlu (2018) alasan seseorang

untuk melakukan prokrastinasi akademik dapat bervariasi

dari individu ke individu. Dalam konteks ini, beberapa

penelitian mengaitkan perilaku prokrastinasi akademik

dengan rendahnya motivasi, depresi, stress, dan tugas-

tugas akademik yang tidak disukai.

Berdasarkan faktor-faktor prokrastinasi diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya perilaku prokrastinasi dapat disebabkan dari

dalam dirinya sendiri (faktor internal) dan dari pengaruh

dari luar diri individu (faktor eksternal). Faktor internal

seperti takut gagal, kurang percaya diri, rendahnya

motivasi, depresi, kondisi kesehatan pikiran irasional.

Sedangkan faktor eksternal meliput pola asuh orangtua dan

pengaruh teman sebaya (peer group).

2.1.4 Dampak dari Prokrastinasi Akademik

Menurut Hidayah & Atmoko (2014) perilaku

prokrastinasi banyak dilakukan sebagian besar peserta

didik, hal itu sendiri dapat berdampak buruk terhadap

prestasi akademik serta pembentukan kebiasaan

belajarnya. Jika ini dibiarkan, maka pembentukan

kebiasaan disiplin diri akan terhambat, prestasi akademik

tidak optimal dan pada gilirannya kualitas pendidikan

menjadi rendah.

Menurut Praditya (2020) ada beberapa hal buruk

yang dapat ditimbulkan dari prokrastinasi akademik sebagai

berikut:

1. Dapat membuat pekerjaan kita tidak selesai.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

26

2. Walaupun pekerjaan dapat diselesaikan, namun

sering melakukannya dengan tergesa-gesa, ataupun

tidak menyelesaikannya dengan maksimal sehingga

hasil yang didapatkan akan tidak maksimal atau

buruk.

3. Dapat menyebabkan membutuhkan waktu yang

lebih lama dalam menyelesaikan pekerjaan, yang

membuat harus mengurangi waktu yang ingin

dilakukan selain pekerjaan (tugas), misalkan seperti

melakukan hobi, bermain game, kumpul dengan

keluarga.

4. Dapat meningkatkan stres.

5. Dapat menghindari dalam mencapai tujuan.

6. Dapat mencegah dalam mengejar impian.

7. Dapat merusak harga diri

Menurut Burka & Yuen (2008) prokrastinasi

memberikan dua konsekuensi (masalah), yaitu:

konsekuensi eksternal, yaitu masalah yang muncul di luar

diri meliputi, kehilangan pekerjaan, menimbulkan konflik,

tanggung jawab berkurang, kehilangan pertemanan.

Sedangkan konsekuensi internal, yaitu masalah yang

muncul dalam diri meliputi, kurang konsentrasi, depresi,

insomnia, kecemasan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat

disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik dapat

memberikan dampak buruk, baik itu dalam segi prestasi

akademik seseorang, bahkan dapat berdampak buruk

terhadap diri dan kehidupannya seperti tanggung jawab

berkurang, depresi, menimbulkan kecemasan,

meningkatkan stres, merusak harga diri, kurangnya

konsentrasi.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

27

2.1.5 Perspektif Islam Tentang Prokrastinasi

Akademik

Menurut perspektif Islam (dalam Ilyas & Suryadi,

2017)perilaku prokrastinasi akademik juga dilarang. Allah

SWT Senantiasa menuntut kepada seluruh manusia agar

selalu memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dan

mengisinya dengan berbagai amal atau perbuatan-

perbuatan yang positif. Bukannya menunda-nunda

pekerjaan atau tugas yang seharusnya bisa dikerjakan

sekarang, tapi ditunda-tunda dengan atau tanpa alasan. Di

dalam Al-Qur‟an banyak disebutkan ayat dalam redaksi

yang menyeru manusia untuk lebih menghargai waktu,

tidak menyianyiakannya dan mengisinya dengan ibadah,

seperti yang termaktub dalam Surah Al-Insyirah ayat 1-7,

Allah juga memerintahkan manusia untuk mengerjakan

tugas yang lain setelah selesai dari tugas yang lain.

1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,

2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,

3. yang memberatkan punggungmu?

4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu

5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan,

6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

28

7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain

(QS. Al-Insyirah: 1-7)

Secara tersurat ayat tersebut tidak memberikan

peluang bagi seorang muslim untuk menganggur

sepanjang masih memiliki waktu atau usia. Akibat

seseorang melakukan perilaku prokrastinasi akademik yang

sering terjadi adalah stres. Mengingat bahwa stres

melibatkan pengendalian yang rendah dari rangsangan

yang tidak menyenangkan. Penundaan mengalami stress

karena rendahnya persepsi diri, kontrol diri dan efikasi diri.

Pada surah ini juga dijelaskan bahwa disetiap

kesulitan itu senantiasa disertai kemudahan, dalam susah

ada mudahnya, dalam sempit ada lapangnya. Bahaya yang

mengancam adalah menjadi sebab akal berjalan, fikiran

mencari jalan keluar. Dan pada surah ini juga dijelaskan

bahwa bila telah selesai suatu pekerjaan maka bersiaplah

buat memulai pekerjaan yang baru. Dengan kesadaran

bahwa segala pekerjaan yang telah selesai atau yang akan

dimulai tidaklah terlepas dari kesulitan, tapi dalam kesulitan

itu kemudahan pun akan turut serta. Ada saja nanti

kemudahan yang didapatkan asal selalu menyertakan Allah

dalam segala pekerjaan (Hamka, 1982).

Sebagian ulama menjelaskan bahwa jika kamu

sudah selesai dengan urusan dunia, maka kerjakanlah

urusan akhirat, atau kalau sudah selesai shalat maka

berdo‟alah. Pesan tersirat dari ayat tersebut adalah kita

dituntut untuk menuntaskan pekerjaan, dan melanjutkan

ke perkerjaan berikutnya. Akhirat adalah hasil perniagaan

di dunia, maka selesaikan urusan dunimu untuk kau temui

di akhirat kelak (Imaduddin, 2018).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

29

“jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang

sesuatu: Sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok

pagi”. Jelas sekali bahwa Allah tidak suka kepada orang

yang selalu menunda-nunda pekerjaan. Namun dalam

melakukannya pun jangan tergesa-gesa. Inilah ciri manusia

dalam al-Quran surah al-An‟biyaa: 37. Carilah jalan

diantaranya. Jangan tergesa-gesa, namun juga jangan

menunda-nunda. Lakukanlah dengan yakin, selalu

menggunakan akal dan ilmu. Berikut peringatannya dalam

al-Quran surah Al-Israa: 36 (Marlo, 2013).

Ibnu Jauzi (dalam Khalili, 2006) menyarankan:

“dalam hal ini, sisi kehati-hatian (al ihtiyah) harus benar-

benar di jaga, dan hukum kehati-hatian adalah membuang

jauh-jauh ungkapan sekarang dan besok serta angan-

angan panjang. Karena usia manusia tidak akan kembali

lagi, dan kita tidak akan selamat dari sesuatu yang kita

takutkan, yaitu kematian. Dan jika kita menunda-nunda

suatu pekerjaan, maka kita akan menghadapi beberapa

halangan. Juga harus memiliki keyakinan kuat bahwa

kematian adalah suatu perkara yang serius dan nyata,

maka segeralah bertobat dan berbuat kebajikan. Seseorang

yang tertipu „sekarang dan besok-nya nafsu dan setan,

sungguh ia akan merasakan penyesalan yang dalam.”

Dalam hadis Qudsi juga disebutkan mengenai aksi kecil

akan mendatangkan akibat besar. Begini redaksi hadis

Qudsinya, “Bila hambaku datang dengan berjalan, maka

aku akan datang dengan berlari”. Oleh karena itu,

bersegeralah melakukan kebaikan di hari inidan di hari-hari

selanjutnya (Arjuna, 2018).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

30

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa perilaku

prokrastinasi sangat merugikan individu dan Allah SWT

menganjurkan kepada umatnya untuk selalu mengerjakan

hal lain setelah pekerjaan yang lain selesai. Menunda-

nunda pekerjaan merupakan hal yang di benci Allah SWT

dan dilarang-Nya.

2.2 Konformitas

2.2.1 Pengertian Konformitas

Menurut Chaplin (2014) konformitas adalah

kecendrungan untuk memperbolehkan satu tingkah laku

seseorang dikuasai oleh sikap dan pendapat yang sudah

berlaku. Lebih lanjut Chaplin menjelaskan konformitas

sebagai ciri pembawaan kepribadian yang cenderung

membiarkan sikap dan pendapat orang lain menguasai

hidupnya.

Menurut Kiesler dan Kiesler (Aronson, Wilson, Akert,

& Sommers, 2013) konformitas adalah perubahan perilaku

atau keyakinan karena adanya tekanan dari kelompok, baik

yang sungguh-sungguh ada maupun yang dibayangkan

saja. Menurut Sears, Freedman, & Peplau (1985)

konformitas diartikan sebagai situasi dimana seseorang

berusaha menyesuaikan dirinya dengan keadaan di dalam

kelompok sosialnya karena individu merasa ada tekanan

atau desakan untuk menyesuaikan diri. Seseorang

menampilkan perilaku tertentu disebabkan karena orang

lain menampilkan perilaku tersebut.

Zimbardo & Leippe (dalam Gross, 2013)

mendefinisikan konformitas sebagai perubahan dalam

keyakinan atau perilaku sebagai respons terhadap tekanan

kelompok, nyata maupun yang dibayangkan, padahal tidak

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

31

ada permintaan secara langsung untuk konform kepada

kelompok atau tidak ada alasan untuk menjustifikasi

perubahan perilaku itu. Santrock (2007) menyatakan

bahwa konformitas muncul ketika individu meniru sikap

atau tingkah laku orang lain dikarenakan tekanan yang

nyata maupun yang dibayangkan. Konformitas (conformity)

terjadi apabila individu mengadopsi sikap atau perilaku

orang lain karena merasa didesak oleh orang lain. Desakan

untuk konform pada kawan-kawan sebaya cenderung

sangat kuat selama masa remaja. Konformitas terhadap

desakan kawan-kawan sebaya dapat bersifat positif

ataupun negatif.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa konformitas adalah suatu perubahan sikap atau

perilaku seorang individu agar sesuai (sama) dengan

perilaku kelompok (peer group) sebagai akibat adanya

tekanan dari kelompok sosial.

2.2.2 Aspek-aspek Konformitas

Menurut Menurut Sears, Freedman, & Peplau (dalam

Elvigro, 2014) ada beberapa aspek yang dapat

memengaruhi konformitas pada remaja, yaitu:

1. Kurangnya informasi, seringkali orang lain lebih

mengetahui sesuatu yang tidak kita ketahui.

2. Kepercayaan terhadap kelompok, ketika kepercayaan

diri dan penilaian terhadap diri tergolong lemah, maka

tingkat konformitas akan semakin tinggi.

3. Rasa takut terhadap celaan sosial, ketika lingkungan

mencela biasanya individu akan cenderung

mengupayakan persetujuan untuk menghindari celaan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

32

4. Rasa takut terhadap penyimpangan, kebanyakan

individu tidak ingin dipandang sebagai orang yang lain

dari yang lain.

5. Kekompakan kelompok, semakin tinggi kekompakan

antara satu dengan yang lain semakin tinggi pula

konformitas diantara mereka.

6. Kesepakatan kelompok, suatu pendapat kelompok yang

telah dibuat memiliki tekanan yang kuat sehingga

anggotanya harus menyesuaikan.

7. Ukuran kelompok, pengaruh ukuran kelompok terhadap

tingkat konformitas tidaklah besar, tapi jumlah

pendapat dari kelompok yang berbeda atau individu

dalam kelompok tersebut merupakan pengaruh utama.

8. Keterikatan pada penilaian bebas, karena adanya

keputusan yang telah disepakati bersama dalam

kelompok maka keterikatan dalam kelompok akan

semakin kuat.

9. Keterikatan pada non-konformitas, individu yang sejak

awal tidak menyesuaikan diri dengan konformitas,

biasanya lama-kelamaan justru terikat pada perilaku

konformitas.

Baron dan Byrne (2005) membagi konformitas

menjadi dua aspek, yaitu:

a. Aspek normatif

Aspek ini disebut juga pengaruh sosial normatif, aspek

ini mengungkap adanya perbedaan atau penyesuaian

persepsi, keyakinan, maupun tindakan individu sebagai

akibat dari pemenuhan penghargaan positif kelompok

agar memperoleh persetujuan, disukai dan terhindar

dari penolakan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

33

b. Aspek informatif

Aspek ini disebut juga pengaruh sosial informatif, aspek

ini mengungkap adanya perubahan atau penyesuaian

persepsi, keyakinan maupun perilaku individu sebagai

akibat adanya kepercayaan terhadap informasi yang

dianggap bermanfaat yang berasal dari kelompok.

Berdasarkan aspek-aspek konformitas di atas, maka

dapat disimpulkan aspek-aspek yang terdapat dalam

konformitas meliputi aspek normatif dan informatif, aspek

rasa takut terhadap penyimpangan, kurangnya informasi,

kepercayaan terhadap kelompok, rasa takut terhadap

celaan sosial, keterikatan pada penilaian bebas,

kekompakan, dan kesepakatan kelompok.

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Konformitas

Menurut Myers (2014) faktor-faktor yang

mempengaruhi individu untuk melakukan konformitas

adalah sebagai berikut:

1. Group size. Semakin besar jumlah anggota kelompok,

semakin besar juga pengaruhnya terhadap kelompok.

2. Cohession, merupakan perasaan yang dimiliki oleh

anggota dari kelompok dimana mereka merasa ada

ketertarikan terhadap kelompok. Myers menambahkan

semakin seseorang memiliki kohesif dengan

kelompoknya maka semakin besar pengaruh dari

kelompok pada individu tersebut.

3. Status. Dalam sebuah kelompok bila seseorang

memiliki status yang tinggi cenderung memiliki

pengaruh yang lebih besar, sedangkan orang yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

34

memiliki status yang rendah cenderung untuk

mengikuti pengaruh yang ada.

4. Public response. Ketika seseorang diminta untuk

menjawab secara langsung pertanyaan di hadapan

publik, individu cenderung akan lebih konfrom,

daripada individu tersebut diminta untuk menjawab

dalam bentuk tulisan.

5. No prior commitment. Seseorang yang sudah

memutuskan untuk memiliki pendiriannya sendiri, akan

cenderung mengubah pendiriannya saat individu

terserbut dipertunjukkan pada adanya aspek tekanan

sosial.

Menurut Gross (2013) faktor-faktor yang

memengaruhi konformitas sebagai berikut:

1. Ukuran mayoritas dan kebulatan suara, kebulatan

suara mayoritaslah yang penting (semua kaki tangan

sepakat memberikan jawaban yang sama), dan bukan

ukuran aktual mayoritasnya (jumlah kaki tangan).

2. Takut ejekan, individu takut diejek oleh seluruh

anggota kelompok jika memberikan jawaban yang

mereka yakini benar.

3. Tingkat kesulitan tugas, individu lebih cenderung

mengikuti jawaban mayoritas yang salah khususnya

jika mereka yakin bahwa ada jawaban yang benar.

4. Memberikan jawaban secara rahasia, individu conform

karena mereka enggan atau terlalu malu untuk

mengekspos pandangan pribadinya dalam situasi tatap

muka.

Menurut Baron, Branscombe, dan Byrne (dalam

Meinarno & Sarwono, 2018) menjelaskan tiga faktor yang

memengaruhi konformitas: kohesivitas, ukuran kelompok,

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

35

norma sosial deskriptif dan norma sosial injungtif.

Kohesivitas adalah sejauh mana kita tertarik pada

kelompok sosial tertentu dan ingin menjadi bagian darinya.

Ketika kohesitivas tinggi tekanan untuk melakukan

konformitas bertambah besar. Begitu juga dengan ukuran

kelompok. Semakin besar ukuran kelompok, berarti

semakin banyak orang yang berperilaku dengan cara-cara

tertentu, sehingga semakin banyak yang mau

mengikutinya. Sedangkan Norma yang bersifat injungtif

cenderung diabaikan, sementara norma yang bersifat

deskriptif cenderung diikuti.

Menurut Suryanto, Putra, Herdiana, & Alfian (2012)

ada dua kajian yang menunjukkan bahwa individu

cenderung melakukan konformitas dengan dua alasan yang

berbeda, yaitu: informasional dan normatif. Melalui

pengaruh informasional, individu melakukan konformitas

karena mereka ingin agar keputusan yang diambil benar

dan mereka mengandaikan bahwa orang lain yang setuju

tentang sesuatu mestinya benar. Pengaruh normatif

mengarahkan individu untuk konformitas karena adanya

kecemasan atas konsekuensi negatif dari sesuatu yang

menyimpang.

Menurut Deutsch & Gerrard (dalam Sarwono, 2005)

ada dua faktor penyebab seseorang berperilaku konform,

sebagai berikut: Pengaruh norma, yaitu disebabkan oleh

keinginan untuk memengaruhi harapan orang lain sehingga

dapat diterima oleh orang lain. Pengaruh informasi, yaitu

karena adanya bukti-bukti dan informasi mengenai realitas

yang diberikan oleh orang yang dapat diterimanya atau

tidak dapat dielakkan lagi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

36

Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka dapat

disimpulkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

seseorang untuk melakukan konformitas ialah, ukuran

kelompok, kohesi (kesesuaian),status, norma sosial,

informasional dan normatir, status serta respon publik,

takut ejekan, tingkat kesulitan tugas, ukuran mayoritas dan

kebulatan suara.

2.2.4 Perspektif Islam Tentang Konformitas

Mengikut atau menyamai perilaku agar sesuai

dengan kelompok disebut dengan konfomitas. Dalam islam

konformitas disebut sebagai orang yang tidak mempunyai

pendirian atau munafik. Di lingkungan manapun ia akan

menyesuaikan diri sesuai dengan lingkungan tersebut.

Artinya: 14. dan bila mereka berjumpa dengan

orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami

telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-

syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami

sependirian dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok."

(Q.S. Al-Baqarah: 14).

Pada ayat ini dijelaskan di antara sifat-sifat orang

munafik ialah bermuka dua. Jika mereka bertemu dengan

orang-orang islam mereka menyatakan keislamannya,

dengan demikian mereka memperoleh segala apa yang

diperoleh kaum Muslimin pada umumnya. Tapi bila berada

di tengah teman-teman (setan-setan) mereka, mereka pun

menjelaskan apa yang telah mereka lakukan itu

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

37

sebenarnya hanyalah untuk memperdaya dan memperolok-

olokkan kaum Muslimin. Itikad mereka tidak berubah,

mereka tetap dalam agama mereka. Orang-orang munafik

itu dikatakan setan karena mereka amat jauh dari petunjuk

Allah, jauh dari kebajikan dan kebaikan Setan itu mungkin

berupa manusia atau jin, seperti tersebut dalam firman

Allah SWT surah al-An‟am: 112 (Kementerian Agama RI,

2012).

Ayat ini juga memperingatkan kita supaya jangan

sampai tersihir (tertipu) dari sikap seseorang. Tetapi lebih

baiknya kita lihat terlebih dahulu dengan siapa kita bergaul

dan berteman dekat karena adanya hal yang dapat

diterima dan tidak. Seperti hadits berikut, “Seseorang itu

dikenali menurut agama teman dekatnya, maka hendaklah

melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya” (HR. Abu

Daud dan Tirmidzi). Selektif dalam menentukan dengan

siapa bergaul itu penting. Maksudnya selektif di sini ialah

bukan memilih teman karena status sosialnya, tetapi dari

kepribadian seseorang, tidak masalah kita berkenalan

dengan teman yang merokok, suka berantem, atau sering

berbuat keburukan lainnya. namun, jangan sampai kita

melakukan hal yang sama atau mengikutinya (Elvigro,

2014).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa konformitas dalam islam disebut sebagai orang yang

tidak mempunyai pendirian atau munafik. Di lingkungan

manapun ia akan menyesuaikan diri sesuai dengan

lingkungan tersebut dan orang-orang munafik itu dikatakan

setan karena mereka amat jauh dari petunjuk Allah, jauh

dari kebajikan dan kebaikan.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

38

2.3 Hubungan Konformitas dengan Prokrastinasi

Akademik

Konformitas merupakan suatu situasi dimana

seseorang berusaha menyesuaikan dirinya dengan keadaan

didalam kelompok sosialnya karena individu merasa ada

tekanan atau desakan untuk menyesuaikan diri. Seseorang

menampilkan perilaku tertentu disebabkan karena orang

lain menampilkan perilaku tersebut (Sears, Freedman, &

Peplau, 1985). Shiraev & Levy (2012) mendefinisikan

konformitas sebagai bentuk pengaruh sosial di mana

individu mengubah sikap atau perilakunya untuk mengikuti

norma kelompok atau sosial.

Konformitas yang tinggi pada teman sebaya (peer

group) di lingkungan kehidupan kampus akan berdampak

pada perilaku individu dalam mengerjakan dan

menyelesaikan tugas-tugas akademik. Apabila dalam suatu

kelompok teman sebaya (peer group) melakukan

penundaan terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh

dosen, maka individu akan cenderung mengikuti perilaku

yang ada dalam kelompok tersebut. Individu melakukan

penundaan tugas karena berusaha menyesuaikan diri

dengan keadaan di dalam kelompok sosialnya. Hal ini

dikarenakan individu merasa ada tuntutan serta tekanan

untuk menyesuaikan diri, terutama dalam hal melakukan

prokratinasi jika kelompok sosialnya tersebut melakukan

penundaan tugas akademik.

Hal ini sejalan dengan faktor-faktor prokrastinasi

yang dikemukakan oleh Hidayah & Atmoko (2014)

menyebutkan bahwa perilaku prokrastinasi akademik

terjadi karena beberapa hal, yaitu: (1) gangguan

lingkungan atau anteseden, (2) kegagalan fasilitasi dan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

39

kegagalan inhibisi, (3) asosiasi tugas-tugas akademik

dengan hal-hal yang tidak menyenangkan yang pernah

dialami di masa lampau, (4) kurangnya konsekuensi

sebagai outcome perilaku itu, serta (5) hasil peniruan

terhadap perilaku yang diamati dari orang lain. Di sisi lain,

sebagai respon meniru, prokrastinasi akademik sering

terjadi karena meniru perilaku teman sebayanya, orang

tua, atau orang lain yang sering melakukan hal yang sama.

Misalnya ketika seseorang mendapatkan informasi bahwa

temannya belum mengerjakan tugas, maka ia ikut

menunda mengerjakan tugas-tugas akademik.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh penelitian dari

Avico & Mujidin (2014) mengatakan bahwa adanya

hubungan positif antara konformitas dengan perilaku

prokrastinasi akademik. Semakin tinggi konformitas yang

dilakukan maka semakin tinggi pula perilaku prokrastinasi

akademik dan sebaliknya semakin rendahnya konformitas

yang terjadi maka semakin rendah juga terjadinya perilaku

prokrastinasi akademik. Pada penelitian yang dilakukan

oleh Chintia & Kustanti (2017) menunjukkan bahwa ada

hubungan positif dan signifikan antara konformitas dengan

prokrastinasi akademik.

Individu yang memiliki konformitas tinggi terhadap

lingkungan (temannya) akan selalu berusaha menjadi sama

dengan temannya. Apabila teman sebaya malas dalam

menyelesaikan tugas-tugas akademik, maka individu juga

cenderung mengikut untuk malas dalam menyelesaikan

tugas-tugas akademik. Jika individu tidak mampu

mengontrol diri dengan baik maka akan berdampak buruk

dalam kegiatan akademiknya. Tugas-tugas yang

semestinya selesai tepat waktu, karena adanya konformitas

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

40

yang tinggi, maka tugas tersebut dikerjakan secara

deadline yang akhirnya akan mempengaruhi hasil yang

diperoleh.

Sebaliknya, individu yang memiliki tingkat konformitas

teman sebaya yang rendah cenderung memiliki perilaku

prokratinasi yang rendah juga dikarenakan individu

tersebut mampu mengontrol diri sehingga tidak mudah

untuk terpengaruh oleh teman sebaya. Hal ini juga dapat

menghindari individu dalam melakukan penundaan tugas-

tugas akademik di kampus. Dari penjelasan diatas dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa semakin tinggi tingkat

konformitas teman sebaya (peer group) makan akan

semakin tinggi pula tingkat prokratinasi yang dilakukan

individu. Sebaliknya, jika tingkat konformitasnya rendah

maka perilaku prokratinasi juga rendah.

Tanpa adanya tuntutan atau tekanan yang tinggi dari

suatu kelompok sosial, maka individu pun tidak akan

mudah terpengaruh maupun meniru perilaku yang

ditampilkan oleh kelompok sosialnya. Setiap individu

berhak untuk mengatur perilakunya sendiri-sendiri dalam

lingkungan sosial. Tetapi, perilaku yang ditampilkan oleh

individu bisa bersifat positif maupun negatif, karena

tergantung pada diri individu itu sendiri dalam menyikapi

suatu hal. Konformitas teman sebaya semakin tinggi jika

individu itu sendiri membuka diri untuk meniru atau

mengikuti perilaku dari kelompok sosialnya tanpa disaring

lagi oleh individu tersebut, jadi jika individu tidak mampu

mengontrol diri maka ia akan mudah untuk meniru perilaku

prokratinasi yang ada dalam kelompok sosialnya.

Santrock (2007) menyatakan bahwa konformitas

muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

41

orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang

dibayangkan. Konformitas (conformity) terjadi apabila

individu mengadopsi sikap atau perilaku orang lain karena

merasa didesak oleh orang lain. Desakan untuk konform

pada kawan-kawan sebaya cenderung sangat kuat selama

masa remaja. Konformitas terhadap desakan kawan-kawan

sebaya dapat bersifat positif ataupun negatif.

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa konformitas

teman sebaya tidak akan terjadi jika dari diri individu itu

sendiri tidak memiliki keinginan untuk mengikuti

kelompoknya. Karena adanya keinginan dari diri individu

untuk mengikuti kelompok, maka jika kelompok tersebut

melakukan prokratinasi individu tersebut juga akan

mengikutinya dengan melakukan prokratinasi. Konformitas

yang dilakukan oleh individu ini bisa berdampak positif

maupun negatif. Seperti halnya, jika individu mengikuti

perilaku kelompoknya yang sering melakukan prokratinasi,

maka individu pun akan mengikutinya hal ini akan

membuat individu kurang merasa percaya diri dengan

kemampuan dirinya sendiri dan akan berdampak pada

akademik individu tersebut. Tetapi sebaliknya jika

konformitas yang dilakukan individu dalam bentuk perilaku

yang positif, seperti selalu mengerjakan tugas tepat waktu,

maka hal ini akan berdampak lebih baik bagi diri individu

tersebut.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

42

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual penelitian yang di ajukan

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Menurut Hidayah & Atmoko

(2014) prokrastinasi adalah

kegagalan untuk melakukan

apa yang seharusnya

dilakukan untuk mencapai

tujuan. Prokrastinasi

merupakan penundaan

menyelesaikan tugas yang

seharusnya diselesaikan.

Menurut Sears, Freedman, & Peplau (1985), konformitas

diartikan sebagai situasi dimana

seseorang melakukan perilaku

tertentu karena disebabkan orang lain melakukan

perilaku tersebut.

Menurut Hidayah & Atmoko (2014) menyebutkan

bahwa perilaku prokrastinasi akademik terjadi karena

beberapa hal, yaitu: (1) gangguan lingkungan atau

anteseden, (2) kegagalan fasilitasi dan kegagalan

inhibisi, (3) asosiasi tugas-tugas akademik dengan hal-

hal yang tidak menyenangkan yang pernah dialami di

masa lampau, (4) kurangnya konsekuensi sebagai

outcome perilaku itu, serta (5) hasil peniruan terhadap

perilaku yang diamati dari orang lain. Di sisi lain, sebagai

respon meniru, prokrastinasi akademik sering terjadi

karena meniru perilaku teman sebayanya, orang tua,

atau orang lain yang sering melakukan hal yang sama.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Prokrastinasi ...repository.radenfatah.ac.id/6921/2/Skripsi BAB II.pdf · 2020. 6. 5. · selarasan waktu antara

43

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

adanya hubungan antara konformitas dengan prokrastinasi

akademik pada mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah

Palembang.