57
MENGANALISIS HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIALAMI MAHASISWA SEHINGGA MENYEBABKAN PROKRASTINASI TERHADAP PENYELESAIAN SIKRIPSI Nurhayati (107104028) Rosdiaman (107104033) Isnaeni Natsir (107104037) Fitriani Dzulfadhilah (107104051) Ike Dwi Febriyanti (107104052) Khaerunnisa Syatir (107104062) Nurhidayah (107104080) Diah Septiani (107104082)

Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

MENGANALISIS HAMBATAN-HAMBATAN YANG DIALAMI

MAHASISWA SEHINGGA MENYEBABKAN PROKRASTINASI

TERHADAP PENYELESAIAN SIKRIPSI

Nurhayati (107104028)

Rosdiaman (107104033)

Isnaeni Natsir (107104037)

Fitriani Dzulfadhilah (107104051)

Ike Dwi Febriyanti (107104052)

Khaerunnisa Syatir (107104062)

Nurhidayah (107104080)

Diah Septiani (107104082)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2012

Page 2: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada

Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan telah

mencanangkan Tri Darma Perguruan Tinggi yang meliputi: pendidikan,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan kata lain, seorang

keluaran perguruan tinggi (sarjana) sudah selesai mengikuti kuliah,

praktikum, melakukan KKN, serta sudah melakukan penelitian dan membuat

serta telah diuji laporan penelitiannya (skripsi). Dalam kenyataannya, tidak

sedikit para mahasiswa yang dapat menyelesaikan sekitar 140 SKS dalam 4

tahun, tetapi ketika harus mengerjakan skripsi yang berbobot 6 SKS, ternyata

ada yang sampai dengan 4 semester baru selesai (Zaenal, 2006 : 26)

Skripsi merupakan tugas akhir, penelitian yang harus dilakukan seorang

calon sarjana, merupakan karya ilmiah yang sangat berharga. Maka akan

sangat bangga dan berbahagia jika seorang mahasiswa bisa dinyatakan lulus

dalam ujian skripsi. Dalam pembuatannya, mahasiswa yang bersangkutan

harus menyediakan waktu khusus untuk mengerjakannya sampai selesai.

Sebagian besar mahasiswa banyak mengalami kendala-kendala dalam

menyelesaikan tugas akhir ini. Penelitian yang dilakukan oleh Mujiyah pada

tahun 2001 (Suryadi, 2008) mengungkap kendala-kendala yang dihadapi

mahasiswa dalam menyusun tugas akhir skripsi:

Page 3: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

1. Kendala internal yang meliputi: malas (40%), motivasi rendah (26,7%),

takut bertemu dosen pembimbing (6,7%), sulit menyesuaikan diri dengan

pembimbing (6,7%).

2. Kendala eksternal yang berasal dari dosen pembimbing meliputi: sulit

ditemui (36,7%), minimnya waktu bimbingan (23,3%, kurang koordinasi

dan kesamaan persepsi antara pembimbing I dan II (23,3%), kurang jelas

memberikan bimbingan (26,7%), dan dosen terlalu sibuk (13,3%).

Sementara hasil penelitian Yoyon Bahtiar Irianto (2001) yang dilakukan

di Universitas Pendidikan Indonesia tentang kesulitan mahasiswa dalam

menyusun skripsi, diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Hampir setengahnya

mahasiswa tingkat akhir program S-1 FIP mengalamai kesulitan dalam

langkah-langkah penulisan skripsi yang berkenaan dengan masalah yang

ditelitinya; (2) Penyebab utama kesulitan-kesulitan itu, dikarenakan belum

terlatihnya mahasiswa dalam mempergunakan prinsip, metoda dan teknik-

teknik penelitian ilmiah.

Hambatan-hambatan ini dapat menimbulkan prokrastinasi akademik bagi

mahasiswa serta mempengaruhi lamanya waktu yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan skripsinya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Biro Skripsi

Universitas Diponegoro (2008) pada mahasiswa tahun 2003-2008, waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan skripsi sangat beragam. Mahasiswa

paling cepat dapat menyelesaikan skripsinya dalam waktu lima bulan, dan

waktu paling lama yang dibutuhkan mahasiswa untuk dapat menyelesaikan

skripsinya adalah empat tahun enam bulan. Waktu rata-rata yang dibutuhkan

Page 4: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

oleh mahasiswa untuk dapat menyelesaikan skripsinya adalah satu tahun

(Januarti, 2009).

Bruno (1998) dalam penelitiaanya menyebut seorang mahasiswa

memiliki kecenderungan prokrastinasi akademik karena pengaruh internal

yang meliputi kondisi fisik seperti kelelahan dan kondisi psikologis seperti

rendahnya kontrol diri, penghargaan diri, motivasi (Dordoy, 2002), dan

perfeksionisme (Gordon, 2003), serta faktor eksternal yang dikemukakan oleh

Flett, Hewitt & Martin (1995) diantaranya adalah gaya pengasuhan orang tua

(dalam Tondok, Ristyadi & Kartika, 2008).

Knaus (1986) menyebut bahwa kecenderungan untuk tidak segera

memulai ketika menghadapi suatu tugas yang dilakukan oleh mahasiswa

merupakan indikasi dari prokrastinasi. Ellis dan Knaus (1977)

memperkirakan bahwa 95 % mahasiswa melakukan penundaan atau

prokrastinasi yang terlihat dari performansi dalam perkuliahan yang mereka

tunjukkan (Catrunada dkk., 2008).

Ferrari, Johnson, dan Mccown menjelaskan bahwa perilaku penundaan

penyelesaian skripsi akan menyebabkan pelaku mengalami tekanan untuk

segera menyelesaikan skripsi. Prokrastinasi mungkin meringankan stres

dalam jangka pendek, akan tetapi beberapa penelitian tentang pelajar yang

melakukan prokrastinasi menemukan bahwa prokrastinasi juga menyebabkan

stres, bahkan menimbulkan perasaan cemas dan bersalah (Fibrianti, 2009).

Peneliti menganggap bahwa masalah tentang perilaku prokrastinasi

skripsi pada mahasiswa harus dikaji lebih dalam karena fenomena yang

Page 5: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

terlihat adalah banyak mahasiswa yang terlambat menyelesaikan studinya

karena skripsi. Oleh karena itu, peneliti berharap dalam penulisan skripsi

mahasiswa dapat terhindar dari prokrastinasi dan segera menyelesaikan

studinya.

B. Fokus Penelitian

Fokus dalam penelitian ini adalah hambatan-hambatan apa saja yang

dialami mahasiswa sehingga menyebabkan prokrastinasi terhadap

penyelesaian sikripsi. Dari fokus penelitian tersebut penulis tertarik untuk

mengkaji lebih dalam dan melakukan penelitian dengan mengambil judul

“Menganalisis Hambatan-Hambatan yang Dialami Mahasiswa Sehingga

Menyebabkan Prokrastinasi Terhadap Penyelesaian Skripsi”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hambatan-hambatan yang

dialami mahasiswa sehingga menyebabkan prokrastinasi terhadap

penyelesaian sikripsi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian ilmiah untuk

pengembangan ilmu pengetahuan khsususnya psikologi terkait tentang

Page 6: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

hambatan-hambatan yang dialami mahasiswa sehingga menyebabkan

prokrastinasi terhadap penyelesaian sikripsi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sejauhmana

keterkaitan antara kecenderungan hambatan-hambatan yang dialami

mahasiswa sehingga menyebabkan prokrastinasi terhadap penyelesaian

sikripsi.

b. Bagi Perguruan Tinggi

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sejauhmana

keterkaitan antara kecenderungan hambatan-hambatan yang dialami

mahasiswa sehingga menyebabkan prokrastinasi terhadap penyelesaian

sikripsi sehingga dapat dijadikan acuan bagi pendidik dalam

memberikan sumbangsih dalam hal pembimbingan terhadap mahasiswa

sebagai tindakan antisipasi terjadinya prokrastinasi pada penyelesaian

tugas skripsi.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menjadi acuan untuk mengembangkan penelitian-penelitian

selanjutnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan prokrastinasi

penyelesaian skripsi pada mahasiswa.

Page 7: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

BAB II

PERSPEKTIF TEORITIS DAN TINJAUAN PUSTAKA

A. Mahasiswa

1. Pengertian

Mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi (Kamus Umum Bahasa

Indonesia, hal. 619).

Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, baik di

universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di

perguruan tinggi dapat disebut mahasiswa (Takwin, 2008, dalam

Ahmaini).

B. Skripsi

1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan

sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan

pendidikan akademis. Skripsi merupakan tugas akhir, penelitian yang

harus dilakukan seorang calon sarjana, merupakan karya ilmiah yang

sangat berharga (Zaenal, 2006). Skripsi adalah karya tulis ilmiah seorang

mahasiswa dalam menyelesaikan program S1. Skripsi tersebut adalah

bukti kemampuan akademik mahasiswa bersangkutan dalam penelitian

dengan topik yang sesuai dengan bidang studinya (Wirarhta, 2006).

Page 8: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Poerwodarminto (Fibrianti, 2009)mengemukakan bahwa skripsi

adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan

akademis di Perguruan Tinggi. Sebagaimana yang diungkapkan dalam

(www.fatek.ugm.com) skripsi merupakan karya tulis ilmiah hasil

penelitian mandiri untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

derajat kesarjanaan S1. Menurut Darmono dan Hasan (Suryadi, 2009)

skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa program

sarjana pada akhir masa studinya berdasarkan hasil penelitian, atau kajian

kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan

secara seksama.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan

bahwa skripsi adalah karya ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari

persyaratan pendidikan akademis seorang calon sarjana untuk memperoleh

derajat kesarjanaan S1 berdasarkan hasil penelitian, atau kajian

kepustakaan, atau pengembangan terhadap suatu masalah yang dilakukan

secara seksama dan merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa

bersangkutan dalam penelitian dengan topik yang sesuai dengan bidang

studinya.

2. Syarat-syarat mahasiswa dapat menyusun skripsi

Mahasiswa yang telah menyelesaikan seluruh mata kuliahnya sesuai

dengan program akademis dalam arti bahwa ia telah menempuh seluruh

mata kuliah dan dinyatakan lulus seluruhnya, diwajibkan membuktikan

Page 9: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

kematangan talarnya dengan membuat skripsi yang disusun berdasarkan

kegiatan penelitian (research) (Ganda, 2004).

Mahasiswa sudah diperbolehkan mengambil skripsi apabila telah

menyelesaikan 75% dari seluruh SKS yang ditempuh atau lebih dari 136

SKS, dengan IPK ≥ 2, tidak ada nilai E, dan sudah mengambil mata kuliah

Metodologi Penelitian (Buku Pedoman Penulisan dan Pembimbingan

Skripsi, 2005, h 1, dalam Fibrianti, 2009). Bobot atau jumlah beban kredit

skripsi adalah enam SKS (Buku Informasi Program Studi Psikologi, 2005,

h 61, dalam Fibrianti, 2009).

C. Prokrastinasi

1. Pengertian prokrastinasi

Istilah prokrastinasi menunjuk pada suatu kecnderungan menunda-

nunda suatu tugas atau pekerjaan. Boice (1996, h.11-12 dalam Fibrianti,

2009) menjelaskan bahwa prokrastinasi mempunyai dua karakteristik.

Pertama, prokrastinasi dapat berarti menunda sebuah tugas yang penting

dan sulit daripada tugas yang lebih mudah, lebih cepat diselesaikan, dan

menimbulkan lebih sedikit kecemasan. Kedua, prokrastinasi dapat berarti

juga menunggu waktu yang tepat untuk bertindak agar hasil lebih

maksimal dan resiko minimal dibandingkan apabila dilakukan atau

diselesaikan seperti biasa, pada waktu yang telah ditetapkan.

Menurut Silver (dalam Ahmaini, 2009) seseorang yang melakukan

prokrastinasi tidak bermaksud untuk menghindari atau tidak mau tahu

Page 10: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

dengan tugas yang dihadapi. Akan tetapi, mereka hanya menunda-nunda

untuk mengerjakannya, sehingga menyita waktu yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan tugas. Penundan tersebut menyebabkan seseorang gagal

dalam menyelesaikan tugas tepat waktu.

Nolan (dalam Rizki, 2009) mendefinisikan prokrastinasi akademik

sebagai bentuk penghindaran dalam mengerjakan tugas yang seharusnya

diselesaikan oleh individu. Individu yang melakukan prokrastinasi lebih

memilih menghabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan lain yang

sebenarnya tidak begitupenting daripada mengerjakan tugas yang harus

diselesaikan dengan cepat. Selain itu individu yang melakukan

prokrastinasi akademik juga lebih memilih menonton televisi atau film

daripada belajar untuk kuis atau ujian.

Menurut Ferrari,dkk (dalam Rumiani, 2006) menyebutkan bahwa

menurut pandangan teori Reinforcement menyatakan bahwa prokrastinator

tidak pernah atau jarang menerima hukuman. Bahkan ia merasa

diuntungkan karena dengan menunda pengerjaan suatu tugas toh pada

akhirnya selesai juga. Sedangkan teori cognitive behavioral menjelaskan

bahwa perilaku menunda akibat dari kesalahan dalam berpikir dan adanya

pikiran-pikiran yang irasional terhadap tugas seperti takut gagal dalam

penyelesaian suatu tugas.

Solomon dan Rothblum (Ferrari, 1995, hal. 77 dalam Zakiyah,dkk)

mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu penundaan yang sengaja

Page 11: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

dilakukan pada tugas penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja

dan menimbulkan perasaaan tidak nyaman secara subjektif.

2. Pengertian prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan skripsi

Prokrastinasi pada area atau bidang akademik yang pada umumnya

dilakukan oleh pelaar atau mahasiswa disebut prkrastinasi akademik.

Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada

jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik atau kinerja

akademik, misalnya menulis paper, membaca buku-buku pelajaran,

membayar SPP, mengetik makalah, mengikuti perkuliahan, mengerjakan

tugas sekolah atau kursus, belajar untuk ujian, mengembalikan buku

perpustakaan, maupun membuat karya ilmiah, misalnya skripsi (Aitken,

1982, dalam Fibrianti, 2009).

Burka dan Yuen (1983, h 121, dalam Fibrianti, 2009) mengemukakan

tugas-tugas akademik yang sering diprokrastinasi, antara lain menghadiri

kelas, mengerjakan pekerjaan rumah, belajar untuk ujian, menulis paper

(karangan), mendaftar kuliah, konsultasi dengan guru atau advisor,

mengembalikan buku perpustakaan, dan melengkapi program kelulusan

(menyelesaikan karya ilmiah/skripsi/tesis/presentasi).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dalam

menyelesaikan skripsi

Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik terbagi atas

dua, yaitu faktor internal dan eksternal.

Page 12: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

a. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu

yang mempengaruhi prokrastinasi faktor-faktor itu meliputi:

1. Kondisi Fisik individu

Salah satu faktor yang mempengaruhi keadaan fisik individu,

misalnya fatigue, seseorang yang mengalami fatigue, misalnya

karena kuliah dan bekerja paruh waktu, akan memiliki kecendrungan

yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak

(McCown, 1986, dalam Fibrianti, 2009).

2. Kondisi Psikologis

Menurut (Ferrari 1995, hlm. 34-35 dalam Zakiyah,dkk) bahwa

faktor psikologis seseorang yang meliputi tipe kepribadian dan

motivasi, semakin tinggi motivasi instrinsik yang dimiliki individu

ketika menghadapi suatu tugas akan semakin rendah kecendrungan

untuk melakukan prokrastinasi.

Selain itu, prokrastinasi sering dihubungkan dengan Locus of

Control eksternal, efikasi diri yang rendah (Rizvi, dkk, 1997, h.51-

67, dalam Fibrianti, 2009).

b. Faktor Eksternal

1. Gaya pengasuhan orang tua

Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete (2007, dalam Husetiya)

menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan

Page 13: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi. Berbeda dengan

pengasuhan otoriter, orangtua yang mendidik anaknya dengan

demokratis akan menyebabkan timbulnya sikap asertif karena anak

merasa diberi kebebasan dalam mengekspresikan diri sehingga

memunculkan rasa percaya diri. Seseorang dikatakan asertif hanya

jika dirinya mampu bersikap tulus dan jujur dalam mengekspresikan

perasaan, pikiran dan pandangannya pada pihak lain sehingga tidak

merugikan atau mengancam integritas pihak lain.

Sikap, pemikiran dan aturan-aturan yang dipelajari didalam

keluarga berkontribusi pada timbulya prokrastinasi (Burka & Yuen,

1983, h.86-87, dalam Fibrianti, 2009).

2. Tingkat atau level sekolah

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hill (1976,

dalam Fibrianti, 2009) menemukan bahwa ada peningkatan sekitar

50% perilaku penundaan pada perubahan dari mahasiswa baru ke

mahasiswa tingkat empat selama lebih dari 3 tahun masa

perkuliahan.

3. Reward atau punishment

Prokrastinasi cenderung dilakukan karena adanya objek lain

yang memberikan reward lebih menyenangkan daripada objek yang

diprokrastinasikan dan pada jenis tugas sekolah yang mempunyai

punishment dalam waktu yang lebih lama darpada tugas yang

diprokrastinasi (Ferrari,dkk, 1995).

Page 14: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

4. Tugas yang terlalu banyak

Burka & Yuen (1983) menjelaskan bahwa prokrastinasi terjadi

karena tugas-tugas yang menumpuk terlalu banyak dan harus segera

dikerjakan.

5. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan yang tingkat pengawasannya mudah atau

kurang akan menyebabkan timbulnya kecendrungan prokrastinasi,

dibandingkan dengan lingkungan yang penuh pengawasan (Burka &

Yuen, 1983, dalam Fibrianti, 2009).

D. Hambatan-hambatan yang menyebabkan prokrastinasi pada mahasiswa

Penelitian yang dilakukan oleh Mujiyah (Suryadi, 2008) mengungkap

hambatan-hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam menyusun tugas akhir

skripsi:

Hambatan internal yang meliputi: malas (40%), motivasi rendah (26,7%),

takut bertemu dosen pembimbing (6,7%), sulit menyesuaikan diri dengan

pembimbing (6,7%). Hambatan eksternal yang berasal dari dosen

pembimbing meliputi: sulit ditemui (36,7%), minimnya waktu bimbingan

(23,3%, kurang koordinasi dan kesamaan persepsi antara pembimbing I dan II

(23,3%), kurang jelas memberikan bimbingan (26,7%), dan dosen terlalu

sibuk (13,3%). Kendala buku-buku sumber meliputi: kurangnya buku-buku

referensi yang fokus pada permasalahan penelitian (53,3%), referensi yang

ada merupakan buku-buku terbitan lama (6,7%). Kendala fasilitas penunjang

Page 15: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

meliputi: terbatasnya dana yang dengan materi skripsi meliputi kendala

penentuan judul/permasalahan yang ada (13,3%), bingung dalam

mengembangkan teori (3,3%). Kendala metodologi meliputi: kurangnya

pengetahuan penulis tentang metodologi (10%), kesulitan mencari dosen ahli

dalam bidang penelitian berkaitan dengan metodologi penelitian dan analisis

validitas instrumen tertentu (6,7%). Kendala pembahasan meliputi: kesulitan

menyusun pembahasan dengan benar (10%), kesulitan menguraikan hasil

penelitian (13,3%).

Menurut Mu’tadin (2002, dalam Suryadi, 2008) bahwa kesulitan-

kesulitan saat penyusunan skripsi oleh mahasiswa sering dirasakan sebagai

suatu beban yang berat, akibatnya kesulitan-kesulitan yang dirasakan tersebut

berkembang menjadi perasaan yang negatif yang akhirnya dapat

menimbulkan suatu ketegangan, kekhawatiran, stress, rendah diri, frustasi,

dan kehilangan motivasi, yang akhirnya dapat menyebabkan mahasiswa

menunda penyusunan skripsinya bahkan ada yang memutuskan untuk tidak

meyelesaikan skripsinya.

Page 16: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Kualitatif

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

fenomenologi di mana peneliti baerusaha untuk menggali kesadaran terdalam

para subjek mengenai pengalaman beserta maknanya. Dalam pendekatan ini

hal yang terpenting adalah aspek subjektif dari perilaku orang yang

mengalami fenomena. Peneliti berusaha untuk masuk ke dalam ‘dunia’ para

subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan

bagaimana fenomena tersebut bisa terjadi.

Menurut Bogdan dan Biklen (Alsa, 2003) peneliti dengan pendekatan

fenomenologis berusaha memahami makna dari suatu peristiwa dan

pengaruhnya dengan manusia dalam situasi tertentu. Adapun karakteristik

yang terdapat pada pendekatan fenomenologis adalah:

1. Tidak berasumsi mengetahui hal-hal apa yang berarti bagi manusia yang

akan diteliti.

2. Memulai penelitiannya dengan keheningan untuk menangkap apa yang

sedang diteliti.

3. Menekankan pada aspek subjektif perilaku manusia.

4. Mempercayai bahwa dalam kehidupan manusia banyak cara yang dapat

digunakan untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman dari seseorang.

5. Agar dapat memahami subjek harus dilihat dari sisi subjek itu sendiri.

Page 17: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

B. Unit Analisis

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Psikologi

Universitas Negeri Makassar yang mengalami prokrastinasi dalam

penyelesaian skripsinya.

C. Deskripsi Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini merupakan setting alamiah (natural) yang

dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar Jalan Raya

Pendidikan.

D. Pengumpulan dan Analisis Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi partisipasi pasif

dan wawancara secara mendalam (indepth interview) pada subjek yang

mengalami prokrastinasi dalam penyelesaian skripsinya. Observasi

partisipasi pasif, merupakan jenis observasi di mana peneliti datang di

tempat kegiatan responden yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam

kegiatan tersebut. Adapun hal yang ingin diteliti oleh peneliti dengan

metode observasi adalah subjek yang mengalami fenomena prokrastinasi

dalam penyelesaian skripsi. Wawancara secara mendalam (indepth

interview) merupakan metode pengumpulan data yang sering digunakan

dalam penelitian kualitatif. Wawancara mendalam secara umum adalah

Page 18: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan.

2. Analisis Data

Teknik analisis data yang akan saya paparkan disini adalah modifikasi

teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam (Desi Dwi Priantii, 2011):

1. Listing and Preliminary Grouping

Mencocokkan semua ekspresi yang relevan dengan pengalaman yang

bersumber dari daftar jawaban responden penelitian.

2. Reduction and Elimination

Menguji setiap ekspresi yang ada dengan dua persyaratan sebagai

berikut berikut :

a. Apakah ekspresi tersebut mengandung momen pengalaman yang

penting   dan mengandung unsur pokok yang cukup baik untuk

memahami fenomena ?

b. Apakah ekspresi tersebut memungkinkan untuk diklaifikasikan

dalam suatu kelompok?

3. Clustering and Thematizing the Invariant Constituents (Thematic

potrayal)

Page 19: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Pengalaman responden penelitian diklasifikasikan kedalam label-label

tematik. Constituent (unsur pokok) yang dikelompokkan dan diberi

label ini adalah tema inti dari pengalaman. Jadi tema-tema yang ada

pada thematic potrayal adalah benang merah dari jawaban-jawaban

semua responden.

4. Final Identification of the Invariant Constituents and Themes by

Application : Validation

Merupakan proses memvalidkan Invariant Constituent. Yang dilakukan

dalam tahap ini adalah mengecek invariant constituent dan tema yang

menyertainya terhadap rekaman utuh pernyataan responden penelitian.

Apakah diekspresikan secara eksplisit dalam transkrip utuh ?

Apakah sesuai atau cocok dengan konteks dalam transkrip ? (jika

tidak diekspresikan secara eksplisit)

Apabila tidak dinyatakan secara eksplisit dan tidak cocok, maka hal

itu tidak relevan terhadap pengalaman responden penelitian dan

harus dihapuskan.

5.  Individual Textural Description

Dengan menggunakan invariant constituent dan tema  yang valid dan

relevan dari tahap sebelumnya, dapat disusun Individual Textural

Description dari pengalaman setiap responden penelitian. Termasuk

Page 20: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

didalamnya adalah ekspresi harfiah (kata per kata) dari catatan

interview yang ada.

6. Individual Structural Description

Hasil dari penyusunan Individual Textural Description dan Imaginative

Variation akan membangun Individual Structural Description dari

pengalaman setiap responden penelitian.

7. Textural-Structural Description

Tahap ini merupakan proses penggabungan antara Textural Description

dan Structural Description dari pengalaman masing-masing setiap

responden penelitian.

Setelah Individual Textural – Structural Description tersusun maka

dibuat suatu Composite Description dari makna dan esensi pengalaman

sehingga menampilkan gambaran pengalaman kelompok secara satu

kesatuan.

E. Keabsahan Data

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keabsahan data penelitian

kualitatif, yaitu: nilai subyektivitas, metode pengumpulan dan sumber data

penelitian. Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena

beberapa hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

Page 21: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan

observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka

dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible

akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.

Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara untuk meningkatkan

keabsahan data penelitian kualitatif, yaitu: kredibilitas, transferabilitas dan

konfirmitas.

1. Kredibilitas

Kredibilitas berkaitan dengan sejauh mana proses dan hasil penelitian

dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam menilai adalah

lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis

kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member

check. Cara memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:

Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan

derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan

dan dapat menguji informasi dari responden, dan untuk membangun

kepercayaan para responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri

peneliti sendiri.

Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan

unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu

yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara

rinci.

Page 22: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data tersebut. Data dikumpulkan melalui beragam

sumber agar hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dapat

dianalisis seutuhnya.

Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam

bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan

dugaan-dugaan yang berbeda dan mengembangkan pengujian-

pengujian untuk mengecek analisis, dengan mengaplikasikannya pada

data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang data.

Waktu yang lama dan observasi berulang dilokasi penelitian, yaitu

observasi regular dan berulang atas fenomena dan setting penelitian

akan dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

2. Transferabilitas

Transferabilitas yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada

situasi yang lain. Dependability yaitu apakah hasil penelitian mengacu

pada tingkat konsistensi peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk,

dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk

menarik kesimpulan.

Page 23: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

3. Konfirmabilitas

Konfirmabilitas berkaitan dengan apakah hasil penelitian dapat

dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang

dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan

dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan

tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih

objektif.

Page 24: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Peneletian

Gambaran dari hasil penelitian akan dipaparkan dengan melakukan

peninjauan terhadap fokus penelitian yang berusaha untuk mengungkap dan

mendapatkan makna yang mendalam mengenai prokrastinasi skripsi yang

dialami subjek penelitian.

1. Subjek M

Karakteristik Umum Subjek M

Subjek penelitian merupakan mahasiswa fakultas Psikologi UNM angkatan

2006 yang telah menjalani kuliah selama 6 tahun. Selama kuliah subjek

mendapatkan pengalaman akademik dalam kelas dan pengalaman

berorganisasi di lembaga kampus. “Kalau pengalaman di organisasi saya

mulai masuk BEM itu pas maba, dua ribu beraak itu, 2007-2008, terus

2008-2009 di Maperwa. Jadi saya dua tahun di BEM, dua tahun di

Maperwa” (Wawancara Hal. Baris 100-103). Subjek lebih sering bnergaul

dengan senior atau juniornya di kampus dibanding teman angakatannya.

“Saya itu, saya orangnya kurang dekat dengan teman-teman, dan lebih

dekatka sama seniorku atau dengan juniorku. Tapi lebih dekatka sama

senior karena mungkin pengaruh di BEM ka toh” (Wawancara Hal. Baris

127-130).

Page 25: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Pengalaman akademik yang dialami oleh subjek membuahkan penilaian

bahwa efektivitas fasilitas kampus masih kurang maksimal. “Kalo dari

fasilitas kurang mendukung sih, maksudnya cukuplah, tapi tidak

maksimalki” (Wawancara Hal. Baris 25-27). Selain mengomentari

fasilitas kampus subjek M juga memberikan pandangannya terhadap dosen

yang terlalu sibuk serta mengabaikan tugasnya sebagai pendidik. “Kalau

dulu kita kan rata-rata dosen keluar kuliah, atau kalau bukan kuliah dia

banyak proyek di luar. Jadi agak lebih jarangki dia mengajar, lebih sering

kasih tugas. Tapi begitu mi juga, maksudnya tugas juga jarangki dikasih

Feedbacknya” (Wawancara Hal. Baris 74-78).

Fokus Penelitian

Subjek M menilai faktor-faktor yang menghambatnya dalam

menyelesaikan skripsi adalah kesalahan dalam mengatur SKS yang

diambilnya, faktor malas, dan faktor karena subjek telah bekerja. Subjek

mengakui bahwa ia telah menghabiskan waktu yang lama ketika

mengerjakan skripsi. “dua tahun setengah, ehmau tiga tahun” (Wawancara

Hal. Baris 146). Subjek menilai bahwa ia keliru dalam menyusun strategi

berkuliah. “Kalau mau dipikir anunya toh, sistemku saya salah. Yang lain

ambil mata kuliah skripsi sekaligus mata kuliah pilihan. Kalau saya tidak.

Semua saya habiskan dulu toh baru saya ambil skripsi terakhir”

(Wawancara Hal. Baris 154-158).

Page 26: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Subjek mengaku bahwa ketika subjek kuliah, ia telah mendapatkan

pekerjaan, dan bekerjaan itulah yang membuat dia lupa dengan skripsi.

“iya, karena sudah kerja, sudah pintar cari uang, jadi lupa” (Wawancara

Hal. Baris 174-175). Subjek mengatakan bahwa terbengkalainya skripsi

juga dipengaruhi oleh manajemen waktu yang buruk setelah subjek bekerja.

“Karena saya ndak punya waktu untuk mengurus, saya libur saja itu hari

minggu sedangkan kampus saja liburnya sabtu minggu, terus jam kerja

saya itu jam 9 sampe jam 5 sore. Dosen-dosen ada nda yang datang

sebelum jam 9” (Wawancara Hal. Baris 184-188). Selain pekerjaan faktor

lain yang menghambat subjek M adalah malas. “Hambatanku itu malas, ee

saat saya sudah punya waktu, ada beberapa kali saya itu dilanda kemalasan,

betul-betul saya tidak mau mengerjakan, padahal saat saya kerja saya Cuma

butuh 1 hari untuk kerja itu. Saya butuh 3 minggu untuk menghilangkan

rasa malasku, dan tiap saya kerja” (Wawancara Hal. Baris 199-204).

Karena terus mengalami prokrastinasi subjek sempat berpikir untuk pindah

ke universitas swasta. “Terus saya juga pernah mau pindah ke universitas

lain, saya mau keluar dari UNM, saya mau cari fakultas psikologi lain yang

swasta, dan mungkin bisaja lulus lebih cepat disitu dari pada di sini”

(Wawancara Hal. Baris 175-178)

Subjek mengajukan saran bagi fakultas untuk meminimalisir perilaku

prokrastinasi dengan menetapkan tenggak waktu dalam pengerjaan skripsi.

“Misalnya kalau begini ada mahasiswa yang ambil skripsi toh, setelah dia

ujian proposal dia di kasi tenggang waktu 1 tahun, misalnya 6 bulan lah

Page 27: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

untuk ee untuk proposal, eh untuk ujian sidang, sidang. Karna kalu 6 bulan

mau itu kuali, kuanti, eksperimen, bisa mi itu selesai dalam waktu 6 bulan”

(Wawancara Hal. Baris 214-219).

2. Subjek I

Karakteristik Umum Subjek I

Subjek penelitian merupakan mahasiswa fakultas Psikologi UNM angkatan

2006 yang telah menjalani kuliah selama 6 tahun berinisial I. Subjek I

merupakan mahasiswa yang ketika awal memasuki kuliah merupakan

orang yang pendiam. “Waktu awal masuk masih diam-diam dan tidak

terlalu aktifpi di kelas” (Wawancara Hal. Baris12-13). Subjek sangat dekat

dengan teman-temannya, terbukti dengan pengerjaan tugas yang sering

dilakukan secara bersamaan. “Setiap kalau ada tugas, cariki satu rumah

baru disituki nginap untuk kerja tugas” (Wawancara Hal. Baris 19-20).

Fokus Penelitian

Subjek menganggap bahwa hambatan terbesar yang dialami adalah

kesulitan mencari bahan referensi. “Kalau hambatanku dari judulji, judulku

itukan susah cari referensi dari satu variabel, masih sedikit yang telitiki, di

fakultas psikologi saja baru beberapa orang” (Wawancara Hal. Baris 30-

33). Subjek sempat melakukan penundaan terhadap pengerjaan skripsi,

namun subjek langsung melanjutkan kembali karena termotivasi dengan

angkatan dibawah subjek yang telah lulus duluan. “Sempat, sempat biasa,

besokpi deh, itu kalau dirumahka, tapi kalau adaka di kampus ada lagi mau

Page 28: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

dikerja, baru dilihatmi juga angkatan dibawahta banyakmi lulus, jadi mau

juga cepat” (Wawancara Hal. Baris 56-59). Subjek mengatakan bahwa

hambatan yang dialami dalam mengerjakan skripsi sangat besar ketika

berada di rumah. “kalau dirumah banyak hambatannya, banyak sekali

kemanakanku, jadi susahki juga” (Wawancara Hal.Baris 66-67).

Subjek mengemukakan saran bagi mahasiswa yang mengambil skripsi agar

terhindar dari perilaku prokrastinasi. “Kalau misalnya toh adami judul,

langsungmi saja kerja ndak usahmeki menunda-nunda, karena bakalan

dijalani juga, karena bakalan dilewatiji juga” (Wawancara Hal. Baris 80-

82).

3. Subjek S

Karakteristik Umum Subjek S

Subjek penelitian merupakan mahasiswa fakultas Psikologi UNM angkatan

2006 yang telah menjalani kuliah selama 6 tahun berinisial S. Subjek

menceritakan pengalaman ketika kuliah, yaitu bertemu dengan dosen yang

sulit. “Cuman dulu itu toh kalau angkatanku masih ada yang dapat dosen-

dosen susah.” (Wawancara Hal. Baris 22-23). Selain itu subjek

menceritakan interaksi yang baik antara teman dalam menjalani kuliah.

“iya otomatis saling membantu, kalau misalnya ada tugas toh. Itu saja dulu

eksperimen kalau misalnya ada satu yang dapat materi, di bagi-bagi mi

materinya jadi ndak kayak susah jaki” (Wawancara Hal. Baris 38-41).

Page 29: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Fokus Penelitian

Subjek S telah seminar proposal sekitar satu tahun yang lalu, dan sekarang

subjek S masih mengambil data penelitian. “ambil data mi, Lama sekali mi

seminarku dari tahun lalu ji” (Wawancara Hal.Baris 54-56). Subjek dalam

pengerjaan skripsi mengalami beberapa hambatan yaitu, bosan dan

kesulitan untuk mencari referensi. “hambatannya itu kayak bosan, jenuh,

bosan kayak itu ji misalnya kayak capek ma cari referensi toh”

(Wawancara Hal. Baris 63-64).

Selain itu subjek juga sangat terhambat ketika berniat mengganti judul

sewaktu seminar. “cuman yang bikin lama itu waktu ujian seminar proposal

sempat disarankan untuk mencari teori lain, jadi disitu galau ka juga, aduh,

yang mana, apa mi ini yang saya gantikan toh, carika lagi referensi yang

untuk gantinya, variabelnya juga, itu mi salah satu penghambat juga”

(Wawancara Hal. Baris 96-101). Subjek menyarankan kepada mahasiswa

yang sedang mengambil skripsi agar tekun dalam menjalaninya. “saranku

itu toh pastinya harus tekun, betul-betul rajin, itu ji. Biar lagi kalu dalam

kelas itu toh tidak terlalu menonjol, tidak terlalu bagaimana ji nilainya tapi

cepatki selesai karena dia mungkin pergeraknnya cepatki” (Wawancara

Hal. Baris 154-160).

B. Pembahasan

Prokrastinasi terhadap penyelesaian skripsi merupakan penundaan yang

dilakukan dalam menyelesaikan skripsi. Boice (Fibrianti, 2009)

Page 30: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

mengemukakan bahwa prokrastinasi terbagi dua, yakni penundaan yang

dilakukan terhadap suatu tugas yang lebih sulit dengan mengerjakan tugas

yang lebih mudah. Yang kedua adalah melakukan penundaan terhadap suatu

pekerjaan karena menunggu waktu yang tepat. Nolan (Rizki, 2009)

mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai bentuk penghindaran dalam

mengerjakan tugas yang seharusnya diselesaikan oleh individu. Individu yang

melakukan prokrastinasi lebih memilih menghabiskan waktu dengan teman

atau pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitupenting daripada

mengerjakan tugas yang harus diselesaikan dengan cepat.

Berikut akan dipaparkan mengenai aspek-aspek yang peneliti anggap penting

untuk dibahas terkait dengan pengungkapan dan pemaknaan yang mendalam

mengenai prokrastinasi skripsi.

1. Pola interaksi subjek selama kuliah

Selama kuliah mahasiswa yang menjadi subjek penelitian melakukan

interaksi yang baik antara teman-teman angkatan, senior dan juga junior.

Subjek M lebih denkat dan selalu berinteraksi dengan senior dan

juniornya ketimbang dengan teman angkatannya. Lain halnya dengan

Subjek I dan S yang mengaku sangat dekat dengan teman angkatannya,

bahkan subjek I dan S selalu mengerjakan tugas bersama-sama dengan

temannya.

2. Perilaku prokrastinasi yang dialami subjek penelitian

Subjek membutuhkana waktu yang lama dalam menyelesaikan skripsi.

Subjek M membutuhkan waktu 2 sampai 3 tahun untuk sampai pada

Page 31: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

tahap pengambilan data. Subjek I membutuhkan waktu selama 6 bulan

dalam mempersiapkan seminar, dan Subjek S membutuhkan waktu satu

tahun daari seminar prosoposal hingga turun penelitian untuk mengambil

data. Subjek M membutuhkan waktu yang lama karena ia mengalami

keadaan fatigue, di mana ia bekerja sambil kuliah. McCown mengemukakan

bahwa sesorang yang mengalami keadaan fatigue akan memiliki kecendrungan

yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi daripada yang tidak Fibrianti,

2009). Selain itu seleuruh subjek penelitian mengaku sempat merasa malas

ketika mengerjakan skripsi. Penelitian Mujiyah (Suryadi, 2008) mengemukakan

bahwa tingkat presentasi malas individu mencapai tahap 40% dalam

menyelesaikan skripsi. Subjek I juga mengaku bahwa memiliki motivasi yang

rendah dalam mengerjakan skripsi ketika berada di rumah. Ferrari (Zakiyah

dkk.) mengmukakan bahwa seseorang yang kurang memiliki motivasi instrinsik

cenderung melakukan prokrastinasi.

Selain itu didapatkan juga hambatan lain yang memengaruhi individu

yakni sulitnya untuk mecari referensi dalam mengerjakan skripsi.

Penelitian Mujiyah (Suryadi, 2008) mengungkap bahwa sulitnya mencari

referensi mencapai tingkat 53,3% pada mahasiswa yang mengerjakan

skripsi

Page 32: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, pola interaksi subjek selama kuliah, hambatan-

hambatan yang dialami subjek memiliki pengaruh terhadap perilaku

prokrastinasi.

2. Berdasarkan hasil penelitian, ditarik kesimpulan bahwa subjek penelitian

mengalami masalah dan hambatan yang sama ketika mengerjakan skripsi.

B. SARAN

Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Perilaku prokrastinasi dalam menyelesaikan skripsi merupakan fenomena

yang sering terjadi dikalangan mahasiswa saat ini, sehingga diharapkan

bagi peneliti selanjutnya untuk mampu mengungkap lebih banyak lagi

aspek permasalahan mengenai prokrastinasi skripsi sehingga mampu

dirumuskan langkah-langkah dalam upaya pencegahan perilaku

prokrastinasi.

b. Bagi peneliti yang tertarik untuk mengangkat tema mengenai prokrastinasi

skripsi diharapkan hasil penelitian ini mampu menjadi pilot study bagi

tema penelitian tersebut.

Page 33: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. 2006. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No. 2:

Pendekatan Kualitatif pada Skripsi Mahasiswa Psikologi Undip Tahun 2006.

Semarang : Program Studi Psikologi Universitas Diponegoro.

Ahmaini, Dini. 2010. Skripsi: Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara

Mahasiswa yang Aktif dengan yang Tidak Aktif dalam Organisasi

Kemahasiswaan Pema USU. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara.

Akinsola M. K., Tella A, Tella A. 2007. Eurasia Journal of Mathematics, Science

and Technology Education, 3(4), 363-370 : Correlates of Academic

Procrastination and Mathematics Achievement of University Undergraduated

Students. Botswana : University of Botswana, Gaborone. Nigeria : Osun State

College of Education Illa Drangun.

Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif dn Kualitatif serta Kombinasinya dalam

Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Annisa, S. Rizki. 2009. Skripsi : Hubungan Prokrastinasi Akademis dan

Kecurangan Akademis pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara. Medan : Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Page 34: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Catrunada, L., dkk. 2008. Prokrastinasi Task Differences On Thesis Introvert and

Extrovert Personality. Depok : Universitas Gunadarma.

Chun Chu A. H., Choi J. N. 2005. The Journal of Social Psychology, 145 (3),

245-264 : Rethinking Procrastination : Positive Effects of “active”

Procrastination Behavior on Attitudes and Performance. New York and

Canada : Departement of Organizational Psychology. Columbia University,

New York, and Faculty of Management McBill University, Montreal,

Quebec, Canada.

Creswell, John W. 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darpy Denis. 2000. Consumer Procrastination and Purchase Delay. Prancis :

Universite Paris Dauphine.

Eerede V. W. 2000. Applied Psychology : An International Review, 49(3), 372-

389 : Procrastination : Self-Regulation in Initiating Aversive Goals.

Netherlands : Faculty of Technology Management, Eindhoven University of

technology.

Fibrianti, I. Dwi. 2009. Skripsi : Hubungan Antara Dukungan Sosial Orangtua

dengan Prokrastinasi Akademik dalam Menyelesaikan Skripsi pada

Page 35: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Semarang

: Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.

Gunawinata Vensi A.R. 2008. Indonesian Psychological Jornal, Vol. 23, No. 3,

256-276 : Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi

Mahasiswa. Surabaya Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.

Harris D, Pannbacker M, Lass N. J. National Student Spech Language Hearing

Association Journal, Vol. 23 : Academic Procrastination by Speech-Language

Pathology and Audiology Students. Los Angeles : Schumpert Medical

Center, Shreveport And Louisiana State University Medical Center,

Shreveport. WV : West Virginia University, Morgantown.

Husetiya Yemima. Hubungan Asertivitas dengan Prokrastinasi Akademik Pada

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Semarang :

Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang.

Januarti, Rozi. 2009. Skripsi : Hubungan Antara Persepsi TerhadapDosen

Pembimbing dengan Tingkat Stress dalam Menulis Skrispsi. Surakarta :

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kuhnle C, Hofer M, Kilian B. 2011. The Relationship of Self-Control,

Procrastination, Motivational Interference and Regret With School Grades

and Life Balance.

Page 36: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Lidya C. Perbedaan Kecenderungan Prokrastinasi tugas Skripsi Berdasarkan Tipe

Kepribadian Introvert dan Ekstrovert. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas

Gunadarma.

Milgram N. A., Sroloff Barry, Rosenbaum Michael. 1988. Journal of Research in

Personality, 22, 197-212 : The Procrastination of Everyday Life. Israel : Tel-

Aviv University.

Muhid Abdul. Hubungan antara Self-Control and Self-Efficacy denga

Kecenderungan perilaku Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Surabaya :

Program Studi Psikologi IAIN Sunan Ampel.

Onwuegbuzie A. J. 2004. Assessment and Evaluation in Higher Education, Vol.

29, No. 1 : Academic Procrastination and Statistics Anxiety. United States of

America : University of South Florida.

Prianti, D.D. 2001. Petunjuk Praktis Cara Melakukan Penelitian Fenomenologi

(Online) (http//desidwiprianti.lecture.ub.ac.id, diakses tanggal 4 April 2012)

Rakes G. C., Dunn K. E. 2010. Journal of Interactive Online Learning, Vol. 9, No.

1 : The Impact of Online Graduate Students’ Motivation and Self-Regulation

Page 37: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

on Academic Procrastination. United States of America : The University of

Tenness, Martin and The University of Arkanses.

Rizki, Siti Annisa. 2009. Skripsi: Hubungan Prokrastinasi Akademis Dan

Kecurangan Akademis Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara.

Rumiani. 2006. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, Vol. 3, No. 2 :

Prokrastinasi Akademik Ditinjau Dari Motivasi Berpestasi dan Stres

Mahasiswa. DI Yogyakarta : Program Studi Psikologi Universitas Islam

Indonesia.

Saputra, Wiko. 2006. Kuliah Itu Gampang. Tangerang: Agromedia Pustaka.

(Online) (http:// books.Google.co.id diakses pada tanggal 24 Maret 2012).

Siaputra I. B., Prawitasari J. E., Hastjarjo T.D., Azwar S. 2011. Indonesian

Psychology Jornal, Vol. 26, No. 2, 128-149 : Subjective and Projective

Measures of Thesis Writing Procrastination : Real World and The Sims

World. Yogyakarta : Faculty of Psychology, University of Gadjah Mada.

Sirin E. F. 2011. Educational Research and Reviews, Vol. 6(5), pp. 447-455 :

Academic Procrastination Among Undergraduates Attending School of

Page 38: Penelitian Kualitatif (Prokrastinasi Skripsi)

Physical Education and Sports : Role of General Procrastination, Academic

Motivation and Academic Self-Efficacy. Turkey : Departement of Sports

Management, School of Physical Education and Sports, Selcuk University.

Steel P. 2007. Psychological Bulletin, Vol. 133, No. 1, 65-94 : The Nature of

Procrastination : A Meta-Analytic and Theoretical Review of Quintessential

Self-Regulatory Failure. Kanada : University of Calgary.

Steel P. 2010. Personality and individu Differences, 48, 926-934 : Arousal

Avoidant and Decisional Procrastinators : Do They exist ?. Kanada :

University of Calgary.

Suryadi, Sigit. 2008. Skripsi : Perbedaan Insomnia Pada Mahasiswa Yang

Sedang Mengerjakan Skripsi dan Belum Mengerjakan Skripsi. Surakarta :

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Tondok, M.S., Ristyadi, H & Kartika, Aniva. 2008. Indonesian Psychological

Journal, vol. 24, No. 1 76-87 : Prokrastinasi Akademik dan Niat Membeli

Skripsi. Surabaya : Universitas Surabaya Fakultas Psikologi.

Williams J. G., Stark S. K., Foster E. E. 2008. American Journal of Psychological

Research, Vol. 4, No. 1 : The Relationship Among Self-Compassion,

Motivation, and Procrastination. United States of America : St. Edward’s

University.