48
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis sumber daya perusahaan merupakan kerangka kerja yang menekankan pada pemahaman sumber-sumber keunggulan kompetitif berkelanjutan perusahaan (Barney, 1991). Sumber daya perusahaan dapat meliputi seluruh asset, kapabilitas, proses administrasi, atribut perusahaan, informasi, knowledge dan lainnya yang dikendalikan perusahaan dan memungkinkan perusahaan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi yang akan meningkatkan efisiensi dan efektifitasnya (Barney, 1991). Lebih lanjut Barney mengelompokan sumber daya perusahaan ke dalam tiga katagori yaitu 1) physical capital resources meliputi tehnologi yang digunakan perusahaan, pabrik, peralatan, lokasi usaha dan akses ke bahan baku, 2) human capital resources meliputi pengalaman, kemampuan, kecerdasan individu yang ada didalam perusahaan, dan 3) organizational capital resources meliputi struktur pelaporan, perencanaan, pengawasan baik di dalam maupun hubungan dengan lingkungan luar perusahaan. Sumber daya merupakan bagian yang sangat penting dalam organisasi, karena merupakan kompetensi inti untuk mencapai keunggulan bersaing serta sebagai penentu apa yang dapat dilakukan organisasi selanjutnya (Suardhika, 2011). Sumber daya dan kemampuan internal dapat mempengaruhi penetapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia

Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis sumber daya

perusahaan merupakan kerangka kerja yang menekankan pada pemahaman

sumber-sumber keunggulan kompetitif berkelanjutan perusahaan (Barney, 1991).

Sumber daya perusahaan dapat meliputi seluruh asset, kapabilitas, proses

administrasi, atribut perusahaan, informasi, knowledge dan lainnya yang

dikendalikan perusahaan dan memungkinkan perusahaan untuk merumuskan dan

mengimplementasikan strategi yang akan meningkatkan efisiensi dan

efektifitasnya (Barney, 1991). Lebih lanjut Barney mengelompokan sumber daya

perusahaan ke dalam tiga katagori yaitu 1) physical capital resources meliputi

tehnologi yang digunakan perusahaan, pabrik, peralatan, lokasi usaha dan akses ke

bahan baku, 2) human capital resources meliputi pengalaman, kemampuan,

kecerdasan individu yang ada didalam perusahaan, dan 3) organizational capital

resources meliputi struktur pelaporan, perencanaan, pengawasan baik di dalam

maupun hubungan dengan lingkungan luar perusahaan.

Sumber daya merupakan bagian yang sangat penting dalam organisasi,

karena merupakan kompetensi inti untuk mencapai keunggulan bersaing serta

sebagai penentu apa yang dapat dilakukan organisasi selanjutnya (Suardhika,

2011). Sumber daya dan kemampuan internal dapat mempengaruhi penetapan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

18

pilihan-pilihan strategis yang dibuat oleh perusahaan saat berkompetisi

dilingkungan bisnis eksternalnya.

Warnelfelt (1984) menyebutkan bahwa sumber daya yang dimiliki

organisasi meliputi seluruh sumber daya yang bisa dianggap sebagai kekuatan dan

kelemahan organisasi berbentuk tangible dan intangible aset yang terikat pada

perusahaan, Lebih lanjut Barney (1991) menjelaskan bahwa sumber daya adalah

sekumpulan faktor yang dimiliki atau dikontrol oleh perusahaan yang terdiri dari

tangible assets maupun intangible assets dan kapabilitas yang metupakan

kemampuan berlandaskan pengetahuan sserta pengalaman dalam mengelola

sumber daya agar dapat tumbuh dengan tingkat yang lebih tinggi dibanding

perusahaan lain untuk menghasilkan produk atau jasa yang sama.

Sumber daya merupakan salah satu faktor yang bisa dikendalikan oleh

perusahaan. Sedangkan kapabilitas dipahami sebagai sebuah kemampuan untuk

menggunakan sumber daya dalam kombinasi proses dan organisasi untuk

mencapai kinerja yang diinginkan. Selanjutnya kompetensi merupakan

ketrampilan khusus dan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dengan

menggunakan cara yang sangat efektif.

RBV memberikan perhatian untuk menganalisis kinerja organisasional

dari sumber daya mereka dibandingkan dengan aktivitas pasar produk

(Wernerfelt, 1984; Carmeli dan Tishler, 2004). Ketika sumber daya yang dimiliki,

kemampuan dan kompetensi menghasilkan keunggulan bersaing yang

berkelanjutan dan dapat meningkatkan kinerja organisasional diatas normal.

Wernerfelt (1984) lebih lanjut menjelaskan bahwa RBV merupakan dasar

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

19

keunggulan kompetitif organisasi yang utamanya terletak pada sekumpulan aset

berwujud atau tidak berwujud perusahaan. RBV menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan ketika

sumber daya dikelola sedemikian rupa sehingga apa yang dihasilkan sulit untuk

ditiru oleh pesaing. Ditambahkan oleh Carmeli (2004) bahwa sumber daya yang

strategik merupakan aset spesifik dalam organisasi publik dan salah satu aset

strategik perusahaan adalah memiliki human capital yang strategik.

Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur penunjang organisasi, dapat

diartikan sebagai manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi atau

potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan

eksistensinya, atau potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal

non-material dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi

nyata secara fisik dan non-fisik dalam mewujudkan tujuannya (Nawawi, 2000).

Sumber daya manusia disebutkan sebagai aset yang paling penting dalam

organisasi, namun banyak yang tidak sepenuhnya memanfaatkan sisi potensial

mereka (Ahmad ddan Schroeder, 2003)

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari fungsi

manajemen yang berfokus pada pengelolaan manusia atau orang-orang dalam

organisasi yang direncanakan (planning), diorganisasikan (organizing),

dilaksanakan (directing) dan dikendalikan (controlling) agar tujuan yang dicapai

organisasi dapat diperoleh dengan optimal, efisien dan efektif. Manajemen sumber

daya manusia harus dipandang tidak sebagai proses pegelolaan manusia secara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

20

tradisional namun harus dilakukan proses pengelolaan secara efektif sesuai tujuan

organisasi (Dessler, 2006).

Mengingat peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam

organisasi merupakan elemen utama untuk mencapai kesuksesan perusahaan dan

keterlibatan mereka dalam pengembangan dan pelaksanaan strategi bisnis akan

menciptakan efektifitas organisasi dalam industri (Karami, 2001). Hal yang sama

juga disampaikan oleh Wright et al., (2001) bahwa pengembangan dan

peningkatan kompetensi karyawan akan mempengaruhi pencapaikan kinerja

organisasi dan keunggulan bersaingnya. Dalam penelitiannya ditemukan terdapat

hubungan positif signifikan praktek manajemen sumber daya manusia khususnya

program pengembangan karyawan terhadap kinerja organisasi.

Dessler (2006) menyebutkan manajemen sumber daya manusia adalah

sebuah kegiatan atau proses untuk memperoleh, melatih, menilai dan memberikan

kompensasi kepada karyawan, memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan

dan keamanan, serta masalah keadilan. Selanjutnya disebutkan fungsi dari

manajemen sumber daya manusia adalah menjalankan setiap fungsi dengan

aktivitas unggul sehingga karyawan dapat memberikan kontribusi yang optimal

menuju kesuksesan organisasi.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa manajemen sumber

daya manusia merupakan suatu sistim yang terdiri dari banyak kegiatan yang satu

dan lainnya saling berhubungan dari perencanaan hingga pengawasan terhadap

sumber daya manusia. Tujuan dari sistem pengembangan sumber daya manusia

adalah untuk dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap karyawan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

21

atau anggota organisasi sehingga lebih efektif dan efisien dalam mencapai

sasaran-sasaran program ataupun tujuan organisasi.

Proses mengelola sumber daya dalam organisasi diperlukan beberapa

aktifitas didalamnya, aktifitas tersebut sering disebut sebagai fungsi atau praktek-

praktek manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari berbagai proses

kegiatan. Minbaeva (2005) melihat praktek manajemen sumber daya manusia

sebagai seperangkat praktek-praktek yang digunakan oleh organisasi untuk

mengelola sumber daya manusia melalui memfasilitasi pengembangan

kompetensi untuk menghasilkan hubungan sosial yang kompleks dan

menghasilkan pengetahuan organisasi untuk mempertahankan keunggulan

kompetitif. Tan dan Nasurdin (2011) menyebutkan praktek-praktek manajemen

sumber daya manusia berkaitan dengan kegiatan yang spesifik dan kebijakan yang

dirancang untuk mengembangkan, memotivasi, dan mempertahankan karyawan

serta memastikan berfungsi secara efektif untk keberlangsungan hidup organisasi.

Kegiatan dari praktek manajemen sumber daya manusia pada sebuah perusahaan

memiliki pengaruh penting pada kinerja organisasi tersebut (Irianto, 2011).

Telah bertahun-tahun penelitian terkait praktek manajemen sumber daya

manusia dilakukan dan banyak diantaranya menemukan bahwa praktek

manajemen sumber daya manusia sangat potensial untuk meningkatkan dan

mempertahankan keberlanjutan dari kinerja organisasi (Ahmad dan Schroeder,

2003). Fungsi praktek manajemen sumber daya manusia dapat menghasilkan

pengetahuan, peningkatan motivasi, sinergi, dan komitmen karyawan, serta

menghasilkan sumber keunggulan kompetitif berkelanjutan bagi perusahaan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

22

(Harter, Schmidt, dan Hayes, 2002). Disamping itu juga dapat meningkatkan

knowledge, skill dan abilities, peningkatan produktifitas dan penurunan turn over

yang pada akhirnya pencapaian kinerja organisasi (Appelbaum et al. 2000).

Kegiatan praktek manajemen sumber daya manusia menurut para ahli ada

beberapa jenis. Ahmad dan Schroeder (2003) menyebutkan mencakup penekanan

pada pemilihan karyawan atau proses perekrutan (yang cocok dengan budaya

organisasi, mencari karyawan yang memiliki prilaku baik, sikap dan

keterampilan), kegiatan pemberian kompensasi dan proses mengembangkan

karyawan melalui training, dimana semua ini akan menimbulkan dorongan kerja

diantara team mereka. Schermerhorn (2002) dalam studinya menggunakan

kegiatan perekrutan, pengembangan, dan mempertahankan tenaga kerja yang

berbakat untuk mendukung misi dan tujuan organisasi. Sementara Havenga

(2009) menekankan pada empat bagian pokok kegiatan yaitu seleksi dan

rekrutmen, komunikasi dan motivasi, pelatihan dan pengembangan, serta

kesejahteraan dan kompensasi. Irianto (2011) menguraikan kegiatan praktek

manajemen sumberdaya manusia terdiri dari seluruh kegiatan yang dimulai dari

perencanaan hingga pemberhentian karyawan. Diantara kegiatan tersebut terdapat

kegiatan lain meliputi penyusunan analisis jabatan, rekrutmen, dilanjutkan dengan

seleksi dan penempatan, kemudian berturut-turut fungsi penggajian, penilaian

kinerja, pelatihan dan pengembangan, pengelolaan karir, pembinaan hubungan

antar individu (employee relationships), serta perancangan berbagai program

kualitas kehidupan kerja (quality of working life).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

23

Lebih lanjut Demo et al., (2014) dalam penelitiannya terkait dengan

kinerja karyawan di Brasil menggunakan kegiatan perekrutan dan seleksi,

involvement, training, development and education, work condition, competency

base performance, dan compensation and reward . Tan dan Nasurdin (2011) pada

penelitiannya di perusahaan manufaktur Malaysia menggunakan penilaian kinerja

(performance appraisal), manajemen kariri (career management), training,

reward system, dan rekrutmen. Praktek manajemen sumber daya manusia ini

dikaitkan terhadap inovasi organisasi dan ditemukan adanya hubungan yang kuat

dan positif.

Penerapan praktek manajemen sumber daya manusia dapat berpengaruh

baik secara individu maupun organisasi. Jacob dan Jolly (2012) dalam

penelitiannya menemukan komitment kerja karyawan dapat ditingkatkan apabila

organisasi menerapkan praktek manajemen sumber daya manusia dengan tepat.

Pfeffer (2000) menyatakan bahwa penerapan praktek manajemen sumber daya

manusaia merupakan faktor penting untuk mempertahankan kinerja organisasi

yang berkelanjutan. Hal ini membuktikan bahwa penerapan praktek manajemen

sumber daya manusia sangat penting bagi sebuah organisasi mengingat

peranannya yang sangat kuat yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi

maupun keunggulan bersaingnya (Adner dan Helfat, 2003).

Kinerja tinggi dari praktek kerja manajemen sumber daya manusia yang

meliputi perekrutan, seleksi, kompensasi, kinerja manajemen, keterlibatan

karyawan dan training dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian, kemampuan

dari organisasi dan karyawan disamping dapat meningkatkan motivasi kerja,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

24

mengurangi kelalaian dan meningkatkan retensi karyawan berkualitas. Katou

(2008) menyebutkan praktek manajemen sumber daya manusia berdampak

langsung terhadap kemampuan, tingkah laku dan prilaku karyawan yang mana

akan mempengaruhi kinerja organisasi. Sementara Gavino (2005) mendapatkan

praktek manajemen sumber daya manusia berdampak pada peningkatan kinerja

akhir karyawan yang menyangkut kinerja individu, prilaku kerja, produktivitas,

dan absensi serta berdampak pula pada hasil kinerja organisasi yang meliputi

kualitas, produktivitas dan turnover.

Quansah (2013) menjelaskan lebih detail tujuh kegiatan praktek

manajemen sumber daya manusia yang ditemukannya sangat kuat berdampak

pada kinerja organisasi. Ketujuh kegiatan dimaksuk meliputi rekrutmen dan

seleksi, kompensasi, training dan pengembangan, keamanan karyawan

(employment security), penilaian kinerja, partisipasi karyawan dan perencanaan

karir.

Jenis kegiatan praktek manajemen sumber daya manusia yang dilakukan

oleh para peneliti diatas berbeda-beda, namun secara umum dapat digaris bawahi

kegiatan tersebut menyangkut perekrutan hingga pemutusan hubungan kerja.

Diantara didalamnya termasuk kegiatan penyusunan analisis jabatan, rekrutmen,

seleksi dan penempatan, kemudian berturut-turut fungsi penggajian, penilaian

kinerja, pelatihan dan pengembangan, pengelolaan karir, pembinaan hubungan

antar individu (employee relationships), serta perancangan berbagai program

kualitas kehidupan kerja (quality of working life). Berbeda-bedanya penggunaan

jenis kegiatan praktek manajemen sumber daya manusia yang digunakan baik di

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

25

dalam perusahaan maupun oleh peneliti, yang terpenting adalah disesuaikan

dengan keadaan yang ada. Karena apabila penerapan praktek-praktek manajemen

sumber daya manusia benar disesuaikan, akan dapat memainkan peran penting

dalam memberikan kontribusi untuk manajemen dan organisasi, serta inovasi

melalui kemampuan karyawan untuk menggunakan pengetahuan demi pencapaian

tujuan akhir organisasi (Tan dan Nasurdin, 2011).

Lebih lainjut penelitian ini akan merujuk penelitian Lansbergen (2010)

menggunakan empat indikator yaitu pelaksanaan kegiatan perekrutan, seleksi dan

orientasi karyawan baru, pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pengembangan

pelaksanaan pengawasan karyawan, pemberian kompensasi dan pengembangan

karir serta pelaksanaan penilaian kinerja karyawan. Dimana keempat kegiatan ini

telah menyangkut keseluruhan dari kegiatan praktek manajemen sumber daya

manusia dari tahap awal (perekrutan) hingga mempertahankan (retensi) karyawan.

Perekrutan yang benar, pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan serta

perhatian terhadap kesejahteraan baik karir maupun kompensasi karyawan

merupakan kegiatan yang penting dilakukan demi mempertahankan (retention)

karyawan untuk meningkatkan produktifitasnya.

2.2. Dukungan Manajer Lini

Bergeraknya roda bisnis sebuah organisasi membutuhkan peran dari

berbagai pihak yang ada didalamnya, utamanya dari dukungan seorang manajer.

Manajer adalah seorang yang memegang kunci hidup dan jalannya organisasi, dia

yang memastikan organisasi mencapai tujuannya, menjalankan rencana,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

26

mengawasi pelaksanaannya dan memastikan seluruh karyawan mencapai yang

telah ditetapkan organisasi (Sunday dan Somoye, 2011).

Menurut Katou (2008) dan Gerhart (2005) keberadaan manajer sangat

diperlukan dalam pencapaian tujuan organisasi. Sebagai pemediasi antara arah

kerja organisasi dan peningkatan kinerja karyawannya. Manajer

bertanggungjawab atas seluruh aktifitas dan produktifitas karyawan, memegang

peran yang sangat penting atas keberhasilan kerja mereka (Sunday dan

Somoye, 2011). Teori pertukaran sosial atau social exchange theory menyebutkan

bahwa apabila harapan arah kerja karyawan dan manajer dapat berhubungan

dengan baik maka mereka akan dapat membangun dan menghasilkan sebuah

prilaku positif diantara keduanya. Bagi karyawan akan terbangun prilaku positif

ditempat kerja terhadap atasannya, dan atasannya akan dapat membantu dan

mendorong mereka mencapai tujuan organisasi. Disini hubungan timbal balik

akan terjadi pada hubungan yang positif namun juga dapat terjadi sebaliknya

(Bakhshi, Kumar, dan Rani, 2009).

Manajer lini menurut Boxall dan Purcell (2008) adalah mereka yang

membawahi langsung karyawan pada tingkat operasional organisasi, yang terlibat

langsung dalam pelaksanaan manajemen sumber daya manusia dan selalu

memonitor kinerja team yang dipimpinnya. Manajer lini meliputi seorang atasan

yang mengawasi karyawan di setiap bagian organisasi seperti di bagian keuangan,

bagian pemasaran, bagian penjualan dan bagian produksi juga termasuk bagian

sumber daya manusia (Papalexandris dan Panayotopoulo 2005). Dalam aktifitas

pekerjaannya seorang manajer lini dikenal banyak terlibat dalam kegiatan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

27

manajemen sumber daya manusia (Renwick, 2003) dan penanganan kerja

bawahannya. Papalexandris dan Panayotopoulo (2005) menyebutkan bahwa

aktifitas manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari tanggungjawab

pekerjaan seorang manajer lini.

Dapat dikatakan bahwa manajer lini adalah orang-orang yang berada di

bawah middle manager yang bertanggungjawab dan membawahi langsung

karyawan di departemenya. Mereka yang bekerja langsung dengan karyawannya

untuk membangun prilaku positif ditempat kerja dan membantu serta mendorong

mereka mencapai tujuan organisasi. Manajer lini dalam penelitian ini akan

merujuk pada Nehles et al,.(2006) seorang manajer lini yang berada pada divisi

berbeda, bertanggung jawab selain atas pekerjaan sehari-hari juga dalam aktifitas

pelaksanaan praktek manajemen sumber daya manusia.

Dalam manajemen modern, penerapan praktek manajemen sumber daya

manusia tidak lagi difokuskan pada departemen personalia saja namun untuk hasil

yang efektif dan maksimal penerapannya melibatkan seorang manajer lini

(Brewster dan Larsen, 2003). Manajer lini yang menjadi agent atau penengah

dalam pengimplementasian praktek manajemen sumber daya manusia merupakan

fungsi yang sangat fundamental untuk meningkatkan pengertian karyawan,

pengetahuan karyawan dan memberikan respon positif terhadap praktek

manajemen sumber daya manusia di lapangan (Brewster dan Larsen, 2003).

Peran manajer lini pada aktifitas praktek manajemen sumber daya manusia

telah ditemukan di beberapa area kerja termasuk penilaian kinerja, perekrutan,

seleksi, training dan pengembangan, penanganan keluhan dan disiplin, penggajian

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

28

serta pengembangan karir bawahan (Renwick, 2003). Di Inggris, Budhwar (2000)

mengidentifikasi aktifitas praktek manajemen sumber daya manusia yang

melibatkan manajer lini meliputi kegiatan penggajian, rekrutmen, hubungan

ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan kerja, serta pengembangan kerja dan

karir.

Keterlibatannya pada penilaian kinerja, hubungan kekaryawanan,

kesehatan dan keselamatan kerja serta pada mutasi dan promosi membuat

perannya semakin diperlukan pada kegiatan praktek manajemen sumber daya

manusia dalam organisasi (Currie dan Procter, 2001; Larsen dan Brewster, 2003).

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat bahwa keberadaan manajer lini

memegang kunci penting dalam pengimplementasian kegiatan praktek manajemen

sumber daya manusia khususnya pada pelaksanaan pendekatan kemanusiaan yang

komprehensif dalam penanganan permasalahan karyawan pada kegiatan seleksi,

training dan pengembangan, kompensasi, motivasi, penilaian kinerja di bagiannya

masing-masing.

Dampak utama yang terlihat dari keterlibatan manajer lini pada kegiatan

praktek manajemen sumber daya manusia adalah pada mempengaruhi sikap dan

prilaku kerja karyawan (Boxall dan Purcell, 2011). Sikap dan prilaku kerja

karyawan merupakan hal utama yang berpengaruh langsung terhadap kinerja

manajemen sumber daya manusia dan kinerja organisasi, sehingga dari sini dapat

dilihat bahwa peran manajer lini sangat penting dari yang diperkirakan (Currie

dan Procter, 2007). Manajer lini merupakan posisi yang sangat penting pada

penerapan peraturan serta praktek manajemen sumber daya manusia sebagai

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

29

arahan kerja team mereka untuk mencapai tujuan organisasi (Townsend et al.,

2012). Karyawan pada umumnya menjalani perintah dan menerima dukungan dari

manajer lininya, sikap dan prilaku kerjanya dapat didorong untuk mencapai tujuan

organisasinya karena peran sang manajer lini (McConviller, 2006). Namun sayang

banyak manajer lini masih bingung dan tidak tahu hal yang mendalam dalam

keterlibatannya pada kegiatan praktek manajemen sumber daya manusi mereka.

Oleh karenanya sulit mengukur apakah keterlibatan mereka berdampak pada

efektifitas kegiatan manajemen sumber daya manusia dan memberikan kontribusii

untuk peningkatan kinerja organisasi (Larsen & Brewster, 2003)

Karyawan yang merasakan manfaat dari dukungan atasan atau organisasi

akan dapat membangun dalam dirinya sebuah rasa dan tanggung jawab yang lebih

bagi atasan maupun organisasinya (Linna et al., 2010). Manajer dalam mengelola

sumber daya manusia juga harus menangani kualitas, pengetahuan, keterampilan

dan kemampuannya dan memastikan organisasi untuk merekrut dan

mempertahankannya (Vemic, 2007).

Hasil akhir dari sebuah penerapan praktek manajemen sumber daya

manusia sangat ditentukan oleh bagaimanan manajer lini menjawab pertanyaan

dan mengimplementasikan seluruh praktek yang diarahkan oleh manajemen

sumber daya manusia (Hutchinson dan Purcell, 2003). Manager lini merupakan

sebuah posisi yang penting dalam pengimplementasian manajemen sumber daya

manusia dari rencana strategis menjadi praktek nyata di lapangan sebagai arah

kerja team mencapai tujuan organisasi (Townsend et al., 2012). Berdasarkan

pendapat para ahli tersebut, peran manajer lini pada praktek manajemen sumber

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

30

daya manusia terlihat sangat penting dan dapat memperkuat hubungan praktek

manajemen sumber daya manusia terhadap kinerja organisasi.

Meskipun keberadaan manajer lini sangat dirasakan dalam penerapan

praktek manajemen sumber daya manusia, namun masih ditemui berbagai

kendala di lapangan seperti manajer lini merasa kesulitan mengatasi permasalahan

sumber daya manusia dan memberikan prioritas yang rendah dibanding pekerjaan

utamanya (Cunningham et al., 2004). Ditemui juga beberapa manajer lini tidak

sepenuhnya berkomitmen dalam aktifitas manajemen sumber daya manusia, tidak

mampu menjadi seorang trainer atau ahli dibidang manajemen sumber daya

manusia, kesulitan dalam memberlakukan karyawannya sebagai asset yang perlu

dikembangkan (Whittaker dan Marchington, 2003).

Dengan demikian, seorang manajer lini yang memiliki kompetensi dalam

penerapan praktek manajemen sumber daya manusia merupakan sebuah nilai

lebih yang dapat dikontribusikan untuk mengatasi permasalahan karyawan

(Whittaker dan Marchington, 2003). Peran seorang manajer lini menurut

Platonova (2005) dapat dilihat dari kegiatan komunikasi yang dilakukan kepada

bawahannya, pembinaan yang efektif yang diberikan, penilaian kinerja yang

diterapkan secara obyektif, serta pemberian bantuan kepada staffnya. Sementara

menurut Lansbergen (2010) menjelaskan peran manajer lini dalam praktek

manajemen sumber daya manusia dapat dilihat pada pelaksanaan kegiatan

perekrutan, seleksi dan orientasi karyawan baru, pelaksanaan pelatihan dan

pengembangan, pelaksanaan keadilan serta pelaksanaan pengawasan karyawan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

31

yangmana seluruhnya diyakini dapat menentukan besarnya peran seorang manajer

lini pada pelaksanaan praktek manajemen sumber daya manusia.

Beberapa penelitian terkait peran manajer lini pada pelaksanaan praktek

sumber daya manusi telah dilakukan sebelumnya, diantaranya Okpara (2004)

menemukan bahwa kepuasan kerja karyawan dapat ditingkatkan dengan bantuan

dari seorang manajer lini. Meningkatnya produktifitas dan kinerja bawahan

dicapai berkat adanya peran penting dari para manajer dan supervisornya.

Didapati juga produktivitas dan kinerja bawahan berhubungan signifikan terhadap

tindakan dukungan para menejer dan peran supervisornya. Brunetto dan Farr-

Warton (2004) pada penelitiannya juga menemukan supervisor atau manajer lini

dapat meningkatan kepuasan kerja karyawan. Sehingga disini dapat dilihat

besarnya peran seorang manajer lini pada pelaksanaan praktek manajemen sumber

daya manusia untuk mencapai kepuasan kerja dan peningkatan kinerja karyawan

dan kinerja organisasinya.

Uraian para ahli tersebut menunjukkan bahwa keberadaan seorang manajer

lini pada kegiatan praktek manajemen sumber daya manusia tidak dapat

dipandang rendah. Posisi manajer lini sangat penting pada penerapan peraturan

dan pelaksanaan praktek manajemen sumber daya manusia sebagai arahan kerja

bagi team mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Kerjasama manajer sumber

daya manusia terhadap manajer lini juga diperlukan, jika tidak, maka akan dapat

mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan pada tingkat operasional.

Penilaian peran manajer lini menurut para ahli dapat dilihat dari berbagai

indikator yang berbeda. Pada penelitian ini akan merujuk pada Lansbergen (2010)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

32

yang melihat peran manajer lini dalam praktek manajemen sumber daya manusia

pada pelaksanaan kegiatan perekrutan, seleksi dan orientasi karyawan baru,

pelaksanaan pelatihan dan pengembangan, pelaksanaan keadilan serta

pelaksanaan pengawasan karyawan. Rujukan ini diprediksi dapat mengetahui

sejauh mana peran seorang manajer lini yang diberikan dalam pelaksanaa praktek

manajemen sumber daya manusia dapat mencapai hasil akhir yang ditetapkan oleh

organisasi hotel berbintang di Bali.

2.3. Keadilan Organisasional (Organizational Justice)

Menciptakan situasi kerja yang nyaman dalam sebuah otganisasi

merupakan dambaan para anggotanya, situasi kerja dengan lingkungan yang

nyaman akan berdampak pada rasa senang dan puasnya mereka melaksanakan

pekerjaann. Menurut Elamin dan Alomaim (2011) salah satu faktor yang dapat

meningkatkan kepuasan seorang karyawan dalam bekerja adalah faktor keadilan.

Setiap orang meyakini bahwa untuk menjadi adil tergantung pada kesepakatan

yang telah disepakati bersama. Perilaku yang memenuhi kesepakatan tersebut

diinterpretasikan sebagai tindakan adil, sedangkan yang melanggar dianggap tidak

adil (Greenberg, 2001).

Karyawan yang merasa dan menganggap organisasi tempatnya bekerja

adil ketika yakin bahwa hasil dan prosedur yang diterimanya adalah adil (Noruzi

et al., 2010). Beberapa penelitian menemukan dengan menciptakan persepsi

keadilan bagi karyawannya, akan mendorong mereka merasakan emosional yang

positif pada pekerjaan yang dilakukannya, yang pada akhirnya menciptakan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

33

kepuasan mereka dalam bekerja (Elamin dan Alomaim, 2011). Cropanzano dan

Gilliland (2007) menyebutkan bahwa keadilan organisasional dapat meningkatkan

kinerja individu, melahirkan perilaku kewarganegaraan, kesehatan mental yang

baik, menurunkan tingkat stres dan berbagai sikap individu yang lebih baik

lainnya

Istilah keadilan organisasional (organizational justice) telah banyak diulas

dan diteliti oleh para ahli. Pengertiannyapun banyak diuraikan, keadilan

organisasional dapat mencakup masalah yang berkaitan dengan persepsi gaji yang

adil, kesempatan yang sama untuk mendapatkan promosi kenaikan jenjang karir

dan prosedur seleksi yang benar (Tabibnia et al., 2008). Menurut Colquitt (2001)

keadilah organisasi berpusat pada dampak dari pengambilan keputusan

manajerial, persepsi kualitas, efek keadilan, hubungan antara faktor individu dan

situasional serta menjelaskan persepsi keadilan individu dalam organisasi. Usmani

dan Jamal (2013) menyebutkan semakin tinggi rasa keadilan yang diterima oleh

karyawan, akan menciptakan rasa keterikatan yang tinggi karyawan tersebut

terhadap organisasinya. Sementara Lind dan Tyler (1992) memberi gambaran

tentang keadilan organisasional sebagai situasi sosial ketika norma tentang hak

dan kelayakan karyawan dipenuhi oleh organisasi (Yuwono, et al., 2005). Gibson

et al., (2012) mendefinisikan keadilan organisasional sebagai suatu tingkat

individu merasa diperlakukan sama dalam organisasi tempatnya bekerja.

Griffin dan Moorhead (2012) memberi uraian tentang keadilan organisasi

adalah sebuah ukuran dari tingkat kewajaran yang diterima oleh karyawan

sehubungan dengan pengambilan keputusan. Selanjutnya menurut Greenberg

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

34

(1990), keadilan organisasi merupakan sejauh mana para pekerja percaya bahwa

mereka sedang diperlakukan adil. Keadilan bisa berhubungan dengan seleksi,

promosi penilaian kinerja, meningkatkan, manfaat, dan lain lain. Sementara

Robbins et al. (2000) menjelaskan keadilan organisasional meliputi persepsi

anggota organisasi tentang kondisi keadilan yang mereka alami dalam organisasi,

secara khusus tentang rasa keadilan yang terkait dengan alokasi penghargaan

organisasi seperti gaji dan promosi. Rasa keadilan akan muncul ketika otoritas

organisasi konsisten dan tidak bias dalam pengambilan keputusan organisasi

terutama terkait dengan alokasi gaji dan promosi.

Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas, maka dapat disarikan bahwa

keadilan organisasional merupakan wujud yang mengacu pada persepsi karyawan

terhadap keadilan yang diterimanya dalam organisasi atau bentuk evaluasi

karyawan terhadap perlakuan organisasi terhadap dirinya dalam hal upaya yang

adil untuk mendapatkan hasil, proses yang dilakukan secara adil, serta bentuk-

bentuk keadilan perlakuan interpersonal terhadap masing-masing karyawannya.

Keadilan menurut Equity Theory (teori ekuiti) adalah bahwa seorang

individu membuat perbandingan di antara sumbangan yang diberikan dan

ganjaran yang diterimanya, yang menurut karyawan, prihal sumbangan dan

ganjaran itu haruslah seimbang. Karyawan akan termotivasi apabila output yang

diterima seimbang dengan input (usaha dan kerja keras) yang dilakukannya. Teori

ini mementingkan keseimbangan antara input dan output. Input adalah sumbangan

yang diberikan dalam suatu tugas atau kerja, sementara output adalah ganjaran

yang diterima daripada input.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

35

Pengukuran tingkat keadilan organisasional menurut Cropanzano dan

Gilliland (2007) menyebutkan bahwa karyawan akan mengevaluasi keadilan

organisasional dalam tiga klasifikasi peristiwa berbeda, yakni (1) hasil yang

mereka terima dari organisasi (keadilan distributif), (2) kebijakan formal atau

proses dengan mana suatu pencapaian dialokasikan (keadilan prosedural), dan (3)

perlakuan yang diambil oleh pengambil keputusan antar personal dalam organisasi

(keadilan interaksional). Senada yang disebutkan oleh Nadiri dan Tanova (2010)

bahwa konsep dari keadilan organisasi berfokus pada bagaimana karyawan

diberlakukan dalam organisasi dan perlakuan ini dapat dinilai dalam tiga bagian

yaitu keadilan procedural, distributive dan interactional.

Lebih spesifik Griffin dan Moorhead (2012) merinci jenis-jenis keadilan

organisasi dibedakan ke dalam tiga bentuk, yaitu keadilan Distributif, keadilan

Prosedural dan keadilan Interaksional

(1) Keadilan Distributif adalah mengacu pada persepsi karyawan terhadap

keadilan dengan imbalan dan hasil yang bernilai lainnya yang didistribusikan

dalam organisasi. Persepsi ini mempengaruhi kepuasan individu dengan

berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan hasil yang dicapai seperti gaji,

tugas kerja, pengakuan, dan kesempatan untuk maju.

Menurut Bakhshi, Kumar, dan Rani (2009), keadilan distributif tidak hanya

berkaitan dengan imbalan tetapi juga dengan hukuman, akan tetapi hukuman

dalam organisasi juga harus diberikan secara adil sesuai dengan perilaku

negatif karyawan. Artinya keadilan distributif merupakan keadilan atas hasil

kerja baik individu maupun kelompok, yang bukan hanya semua karyawan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

36

mendapatkan keadilan imbalan saja, akan tetapi keadilan hukuman juga harus

diberlakukan secara adil bagi mereka.

Ada tiga cara yang dipakai untuk menilai Keadilan Distributif ini yaitu (a)

Equity, hasil yang didapat individu harus sesuai dengan kontribusi yang

diberikannya, misalnya: semakin tinggi produktivitas kerja individu, semakin

tinggi bonus yang didapat. (b) Equality, semua orang mempunyai kesempatan

yang sama dalam mendapatkan hasil/keputusan, m isalnya: semua pegawai

mendapatkan jumlah bonus yang sama di akhir tahun. (c) Need,

pengalokasian hasil yang ideal sesuai dengan kebutuhan individu, misalnya:

dalam pembagian bonus, individu yang sedang membutuhkan bantuan

finansial mendapat bonus lebih besar.

(2) Keadilan Prosedural adalah keadilan yang berfokus pada proses yang

digunakan untuk membuat keputusan yang dapat berbentuk pembuatan

peraturan yang ada di organisasi, pemberian hukuman, dan lainnya. Ketika

pekerja menganggap keadilan prosedural tinggi, maka mereka akan lebih

termotivasi untuk berpartisipasi dalan kegiatan, mengikuti aturan, dan

menganggap hasil yang relavan adalah adil. Tetapi sebaliknya apabila para

pekerja merasa adanya ketidakadilan procedural, maka mereka cenderung

menarik diri untuk berpartisipasi, cenderung mengabaikan aturan dan

kebijakan, serta hasil capaian dalam organisasi dianggap kurang fair.

Menurut Kreitner dan Kinicki (2001) keadilan prosedural adalah keadilan

yang dirasakan dari proses dan prosedur yang digunakan untuk

mengalokasikan keputusan. Artinya keadilan prosedural merupakan persepsi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

37

dan pandangan karyawan terhadap keadilan semua proses, maupun prosedur

keputusan dalam organisasi seperti keharusan membayar imbalan, evaluasi,

promosi dan tindakan disipliner

Ada empat cara yang dipakai untuk menilai Keadilan Prosedural ini, yaitu: (a)

Voice, kesempatan pegawai untuk menyampaikan aspirasinya. (b) Trust,

kepercayaan pegawai terhadap pembuatan keputusan. (c) Neutrality, persepsi

pegawai tentang kejujuran dan ketidakbiasan pembuatan keputusan. (d)

Standing, perlakuan yang didapat oleh pegawai dari otoritas yang membuat

keputusan.

(3) Keadilan Interaksional adalah interaksi antara sumber alokasi dan orang-

orang yang akan dipengaruhi oleh alokasi keputusan, atau metode yang

menceritakan bagaimana untuk melakukan sesuatu dan apa yang harus

dilakukan kepada orang-orang dalam proses pengambilan keputusan.

Sementara menurut Seyed, Faraahi, dan Taheri (2009), keadilan

organisasi dapat diketahui dengan melakukan pengukuran tiga hal berikut, yaitu :

Keadilan yang berkaitan dengan kewajaran alokasi sumber daya, keadilan dalam

proses pengambilan keputusan dan keadilan dalam persepsi kewajaran atas

pemeliharaan hubungan antar pribadi.

(1) Keadilan yang berkaitan dengan kewajaran alokasi sumber daya. Organisasi

dapat dikatakan adil oleh karyawan, jika memberikan gaji sesuai dengan hasil

kerja yang dilakukan oleh karyawan. Apabila perbandingan antara gaji yang

diterima dengan hasil kerja yang dilakukan karyawan dirasa tidak sebanding,

maka karyawan akan merasa bahwa tidak terjadi keadilan.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

38

(2) Keadilan dalam proses pengambilan keputusan. Organisasi dapat dikatakan

adil oleh karyawan apabila dalam pengambilan keputusan, karyawan

diberikan kesempatan untuk menyuarakan pendapat dan pandangannya.

Selain itu, setelah pengambilan keputusan dilakukan, apabila pelaksanaan

keputusan tersebut dinilai sama pada tiap karyawan, maka karyawan akan

merasa bahwa terjadi keadilan.

(3) Keadilan dalam persepsi kewajaran atas pemeliharaan hubungan antar

pribadi. Organisasi dapat dikatakan adil oleh karyawan apabila hubungan

antar atasan dengan bawahan baik, seperti mendapatkan perlakuan yang baik

dan sewajarnya. Selain itu, kejujuran dan kebenaran informasi yang

didapatkan dari atasan juga mempengaruhi persepsi keadilan organisasional

dari karyawan.

Sementara skala pengukuran Moorman (Inoue et al., 2009) hanya

menggunakan dua alat ukur yaitu prosedural dan interaksional. Pengukuran ini

kemudian dikembangkan dan dilengkapi oleh Colquitt (2001) dengan

menambahkan dua alat ukur lagi yaitu interpersonal dan informasional namun

tetap menggunakan keadilan prosedural dan distributif dalam pengukurannya.

Keempat alat ukur ini juga digunakan oleh Shibaoka, et al (2010) dalam

penelitiannya pada perusahaan manufaktur di Jepang.

Pengukuran keadilan organisasional pada penelitian ini akan merujuk pada

Shibaoka, et al (2010), menggunakan empat alat ukur yaitu (a) prosedural, (b)

distributif, (c) interpersonal dan (d) informasional, alat ukur ini sebelumnya

digunakan dan dikembangkan oleh Colquitt (2001) dan Inoue et al., (2009).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

39

Keempat alat ukur ini dipandang sesuai digunakan dalam industri

perhotelan yang mengalami perkembangan pesat di bidang tehnologi dan

pelayanan. Keadilan prosedural digunakan untuk mengetahui keadilan dalam

proses pengambilan keputusan. Item yang digunakan dalampenelitian ini termasuk

didalamnya terkait jadwal kerja, kelayakan imbalan dan keadilan pemberian

reward dari hasil kerja karyawan. Keadilan distributif berguna untuk mengetahui

keadilan pada tingkat operasional usaha, meliputi item kejelasan pemberian

informasi, keakuratan akurat dan perberlakuan peraturan kerja. Keadilan

interpersonal dipakai untuk mengetahui keadilan tentang bagaimana atasan

memperlakukan bawahan. Item yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

penghargaan, penghormatan dan diskusi kerja yang diberikan oleh seorang atasan.

Keadilan informasional berguna untuk mengetahui keadilan tentang bagaimana

bawahan diberlakukan oleh atasan menggunakan item terkait pemberian informasi

dan evaluasi. Keempat alat ukur ini diprediksi dapat melihat sejauh mana tingkat

keadilah organisasional yang dirasakan karyawan pada organisasi hotel berbintng

di Bali.

2.4. Efektifitas Organisasi

Suatu organisasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada

sejauhmana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan

atau efektif dalam pencapaian tujuan dari rencana yang telah disusun. Konsep

tentang efektifitas organisasi telah mulai dianggap penting sejak tahun 1980an,

dimana saat pencapain tujuan oranisasi lebih menitik beratkan dan menonjolkan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

40

dicapai melalui efektifitas organisasi tersebut (Ashraf dan Kadir, 2012). Konsep

ini berkaitan dengan penggunaan kemampuan sebuah organisasi untuk

memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi

dan menilai akibat yang ditimbulkan dalam pencapaiannya (Federman, 2006).

Pengertian efektifitas organisasi banyak dilontarkan oleh para ahli,

Schermerhorn et al. (2004) mengemukakan efektivitas adalah keadaan atau

kemampuan suatu kerja yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan guna

yang diharapkan. Balduck dan Buelens (2008) menyebutkan efektifitas organisasi

dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk

mencapai tujuan dan sasarannya. Lawler (2005) dalam kajiannya menyebutkan

efektifitas organisasi dapat dilihat dari hasil akuntabilitas dan pencapaian program

yang direncanakan. Hal ini ditekankan pada pencapaian tujuan dan sasaran yang

sesuai dengan visi dan misi organisasi, pencapaian hasil yang sesuai tujuan serta

penunjukan kepada para pemangku kepentingan bahwa hasil yang dijanjikan telah

dicapai. Sementara itu Baker dan Branch (2002) menyatakan bahwa efektivitas

organisasi adalah sejauh mana organisasi telah mencapai tujuannya dan seberapa

baik proses dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengertian yang diberikan oleh para ahli tersebut memperlihatkan

bahwa efektivitas organisasi merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam

penilaian sebuah organisasi karena mampu memberikan gambaran mengenai

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya. Dapat dikatakan bahwa

efektivitas organisasi merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktifitas yang

telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

41

Tingkat efektivitas organisasi menunjukkan pada tingkat sejauhmana organisasi

melaksanakan kegiatan atau fungsi-fungsinya sehingga tujuan yang telah

ditetapkan dapat tercapai melalui penggunaan alat-alat dan sumber-sumber

yang ada secara optimal. Sehingga dapat disarikan bahwa efektifitas organisasi

memiliki dua aspek didalamnya yaitu: (1) tujuan organisasi dan (2) pelaksanaan

fungsi atau cara untuk mencapai tujuan tersebut (atau tingkat ketercapaian

tujuan dari aktifitas yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang

telah ditetapkan sebelumnya).

Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat efektifitas organisasi, Khan

dan Habib (2012) menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat dinilai untuk

melihat sebuah organisasi telah mencapai kinerja yang maksimum yaitu dari sisi

kinerja, motivasi, lingkungan organisasi, keahlian manajerial dan sinergi team

yang kreatif. Malik et al. (2011) menyebutkan faktor kinerja, motivasi,

lingkungan kerja, pengalaman manajerial termasuk training dan kesempatan kerja

merupakan faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas sebuah organisasi

Berbagai pendekatan dilontarkan oleh para ahli terkait dengan pelaksanaan

penilaian efektifitas organisasi dan pengukurannya. Balduck dan Buelens (2008),

menguraikan ada empat pendekatan utama yang dapat dipakai alat ukur efektifitas

organisasi yaitu the goal approach, the system resource approach, the internal

process approach dan the strategic constituency approach.

1) Pendekatan Tujuan (the goal approach) adalah pendekatan yang paling tua

dan paling luas digunakan. Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi

dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan tujuan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

42

menekankan peranan sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk

menilai efektifitas. Schermerhorn et al. (2004) menyebutkan bahwa

pendekatan ini secara ekstensif digunakan terlebih dahulu dalam organisasi

sebelum pendekatan lainnya. Fokus dari pendekatan ini adalah pada hasil

akhir (output) untuk mengetahui tujuan-tujuan operasional yang penting

seperti keuntungan (profit), inovasi (innovation) dan kualitas produk (product

quality).

2) Pendekatan Sistem (the system resources approach) menjelaskan efektifitas

dari sudut pandang kemampuan untuk memperoleh sumber daya yang

diperlukan dari lingkungan di luar organisasi (Schermerhorn et al., 2004).

Teori menekankan pada pertahanan elemen dasar masukan-proses-

pengeluaran (input-process-output) dan mengadaptasi terhadap lingkungan

yang lebih luas yang menopang organisasi. Penerapan sistem dapat efektif

dicapai apabila hubungan yang ada antara sumber daya yang diterima dari

luar dapat menghasilkan barang atau jasa yang direncanakan. Teori ini

menggambarkan hubungan organisasi terhadap sistem yang lebih besar,

dimana organisasi menjadi bagiannya. Konsep organisasi sebagian suatu

sistem yang berkaitan dengan sistem yang lebih besar memperkenalkan

pentingnya umpan balik yang ditujukan sebagai informasi mencerminkan

hasil dari suatu tindakan atau serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok

atau organisasi. Sikap yang mendominasi dalam pendekatan ini adalah bahwa

setiap kegiatan dari sumber daya yang dimiliki organisasi memiliki efek yang

besar pada semua bagian yang ada (Mullins, 2008).

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

43

3) Pendekatan Proses Internal (the internal process approach) dikenal sebagai

pendekatan yang memperhatikan proses transformasi dalam organisasi untuk

melihat sejauhmana sumber daya digunakan untuk memberikan layanan atau

menghasilkan barang (Schermerhorn et al., 2004). Hal ini dimaksudkan

bahwa organisasi secara internal dapat dilihat sehat dan efisien serta prosedur

dijalankan secara optimal. Hubungan yang terjadi antara sesama anggota

organisasi didasarkan pada kepercayaan, kejujuran, dan niat baik. Arus

informasi yang terjadi adalah ke segala arah baik horizontal maupun vertikal

(Mullins, 2008). Oleh karena itu, manajemen informasi dan komunikasi

sangatlah penting dalam pendekatan ini.

4) Pendekatan Statejik (the strategic constituency approach) adalah pendekatan

berkenaan dengan pengaruh organisasi terhadap pemangku kepentingan dan

stakeholder lainnya (Schermerhorn et al., 2004). Didasarkan pada pendekatan

ini, efektifitas merujuk kepada kepuasan semua konstituen strategis organisasi

tersebut. Pendekatan ini melibatkan semua orang-orang yang terhubung

dengan organisasi seperti konsumen atau pengguna layanan atau pemakai

produk organisasi, penanggung jawab organisasi. Pendekatan ini

mengasumsikan sikap efektivitas dan mengevaluasi faktor-faktor terkait

lingkungan internal dan lingkungan eksternal organisasi.

Lubis dan Huseini (1999) menyebutkan alat ukur efektifitas organisasi

dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: (1) pendekatan sasaran (goal

approach) yaitu dalam pengukuran pengukuran efektifitas organisasi memusatkan

perhatian terhadap aspek output atau mengukur keberhasilan dalam usaha

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

44

mencapai tingkatan output yang direncanakan dan (2) pendekatan sistem sumber

daya (sytem resources approach) yaitu mengukur efektifitas dari sisi input dengan

mengukur keberhasilan organisasi dalam usaha memperoleh berbagai sumber

yang dibutuhkan, untuk mencapai performansi yang baik dan menghasilkan

barang atau jasa.

Zheng et al., (2010) mengungkapkan beberapa hal yang menjadi kriteria

dalam pengukuran efektifitas organisasi yaitu adanya kejelasan tujuan yang

hendak dicapai, kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisa dan

perumusan kebijakan, perencanaan yang matang, penyusunan program yang tepat,

tersedianya sarana dan prasarana kerja, pelaksanaan yang efektif dan efisien,

sistem pengawasan dan pengendalian. Sementara Kraipetch et al. (2011) dalam

pengukuran efektifitas organisasi pada institusi pendidikan di Thailand berfokus

pada input, proses, output dan feedback yang dilakukan oleh organisasi. Seberapa

infput sumber daya yang dimilikinya melakukan proses untuk mendapatkan hasil

yang direncakan dan umpan balik dari stakeholder yang terlibat.

Lebih lanjut Martz (2013) menguraikan empat alat ukur yang dipakainya

mengukut efektifitas organisasi melipui (1) ketercapaian tujuan organisasi (2)

tingkat perkembangan usaha (3) tingkat keberlanjutan usaha dan (4) tingkat

kerugian perusahaan). Keempat indikator ini ditemukan sangat efektif dalam

melihat kefektifan organisasi secara keseluruhan dari berbagai perspektif.

Sementara Wisnu (2005) menggunakan tiga pendekatan yang dipakai untuk

mengukur efektifitas organisasi yaitu : (1) pendekatan sumber daya eksternal

untuk menilai kemampuan organisasi dalam menyelamatkan, mengatur,

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

45

mengendalikan skill sumber daya yang langka, (2) pendekatan sistem internal

untuk mengevaluasi kemampuan organisasi terhadap inovasi dan fungsi yang

cepat melalui peningkatan koordinasi, motivasi karyawan dan penghematan waktu

(3) pendekatan teknis untuk mengevaluasi kemampuan organisasi dalam

mengubah skill dan sumber daya menjadi barang dan jasa dengan menngkatkan

kualitas dan menghemat biaya produksi, meningkatkan pelayanan konsumen dan

mempercepat pengiriman.

Pengukuran tingkat efektifitas organisasi hotel berbintang di Bali pada

penelitian ini akan merujuk pada tiga indikator alat ukur dari Robichao dan Lynn

Jr (2009) yang mengedepankan penilaian dari awal perencanaan, selama proses

berlangsung dan hasil akhir yang dicapai. Alat ukur ini mencerminkan proses

usaha yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Indikaor yang digunakan

melipui (1) struktural (2) proses (3) outcomes/hasli akhir.

Dalam penelitian ini, indikator struktural akan menggunakan item tingkat

penjualan kamar dan pengaturan kerja sesuai prosedur. Proses menggunakan item

tingkat kamar hotel yang terjuan dan kualitas layanan karyawan pada tiga tahun

terakhit. Sedangkan outcomes menggunakan item keterlibatan karyawan dalam

pengambilan keputusan, tingkat keluhan karyawan dan kejelasan aturan

oeorusahaan. Rujukan pengukuran efektifitas organisasi ini diyakini dapat

mengukur tingkat efektifitas hotel berbintand di Bali mengingat keempat alat ukur

ini dapat memprediksi efektifitas organisasi dari berbagai persepektif baik melalui

internal maupun ekstrenal organisasi.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

46

2.5. Kinerja Organisasi

Hakikatnya, setiap organisasi atau perusahaan senantiasa berupaya untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dari aktifitas-aktifitas operasinya. Tujuan

merupakan hasil akhir yang dikejar perusahaan melalui eksistensi dan operasinya,

misalnya: kesinambungan, keuntungan, efisiensi, kepuasan dan pembinaan

karyawan, mutu produk atau pelayanan bagi konsumen, pertanggung-jawaban

sosial, kepemimpinan pasar, dan lain sebagainya. Pada organisasi hotel saat ini

menjadikan kepuasan pelanggan sebagai orientasi sebagai pilar utama dalam

mewujudkan tujuannya memperoleh laba. Pelanggan yang terpuaskan menjadi

aset besar untuk kelangsungan hidup organisasi hotel sehingga perlu dilakukan

pengelolaan terhadap kualitas pelayanan yang ditawarkan demi memenuhi

kepuasan pelanggan. Kualitas pelayanan yang dikelola secara baik akan

memberikan hasil yang baik untuk memenuhi kepuasan pelanggan (Utama, 2015)

sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan

merupakan indikator yang digunakan untuk menilai tingkat kinerja industri

perhotelan.

Lusthaus et al. (2002) menyebutkan untuk mencapai hasil kerja organisasi

secara maksimal, setiap organisasi harus berusaha memenuhi tujuannya dengan

memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sambil menjamin keberlanjutan

organisasi jangka panjang. Artinya kinerja organisasi tercapai apabila tugas atau

pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien dan tetap relevan dengan

stakeholder (pemangku kepentingan). Disini ditekankan komponen utama kinerja

adalah memahami dengan baik kinerja organisasi melalui pemahaman pencapaian

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

47

tujuan dengan kesesuaian tujuannya (efektivitas) dan menggunakan sumberdaya

yang relatif sedikit dalam melakukannya (efisiensi).

Dalam pendekatan perilaku manajemen, hasil kerja merupakan tingkat

kuantitas atau kualitas yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang

yang melakukan pekerjaan dalam organisasi (Luthans, 2006). Menurut Nurlaila

(2010) kinerja disebutkan sebagai hasil atau prestasi yang dicapai oleh individu,

kelompok maupun organisasi berupa keluaran dari sebuah proses. Lebih luas

Rivai (2011) mendifinisikan kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok

orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam organisasi dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang

diharapkan.

Menurut Fahmi (2011), kinerja merupakan hasil yang diperoleh oleh suatu

organisasi yang dihasilkan selama satu periode tertentu. Moeheriono (2012)

memberi difinisi kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, visi dan misi organisasi yang dituangkan dalam perencanaan strategik.

Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2011) menyebutkan kinerja pada

dasarnya adalah merupakan apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh

karyawan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Rees dan

McBrain (2007) menyebutkan kinerja adalah tentang mencapai sasaran-sasaran

sulit sekaligus cara melahirkan hasil kerja yang terukur. Sementara Bahua (2010)

mengemukakan pengertian kinerja sebagai aksi atau perilaku individu yang

berupa bagian dari fungsi kerja aktualnya dalam suatu organisasi, yang sesuai

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

48

dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam periode waktu tertentu untuk

mencapai tujuan organisasi.

Oleh karena itu, upaya-upaya yang dilakukan organisasi untuk mencapai

tujuan biasanya diukur melalui penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan

usaha untuk mengetahui tingkat keberhasilan sebuah organisasi, ini dapat

dilakukan penilaian terhadap kinerja yang telah dilakukannya. Penilaian kinerja

organisasi tidak saja dilakukan dari sisi keuangan saja, Yip et al., (2009)

menyarankan beberapa sisi juga harus dilihat untuk menyeimbangkan hasil

penilaian kinerja organisasi seperti penilaian terhadap asset intangible (karyawan)

yang dimiliki dan juga dari persepsi ekternal organisasi atau pihak luar yang

menggunakan jasa organisasi. Chenhall (2003) serta Garengo dan Bititci (2007)

menyebutkan faktor yang tidak kalah penting yang dapat dijadikan dasar

kesuksesan sebuah organisasi yaitu dinilai dari internal (seperti strategi, tujuan,

struktur dan budaya) dan eksternal (seperti: konsumen, kompetitor, politik, legal)

dan faktor sosial. Dengan kata lain penilaian kinerja organisasi dapat dilakukan

dari sisi keuangan, penilaian asset tangible, intangible, dari sisi internal maupnn

eksternal organisasi.

Menurut Hugh (2002), penilaian kinerja organisasi dapat dilakukan

dengan empat cara yaitu (1) tingkat pencapaian kinerja pemangku kepentingan

atas pemenuhan kebutuhan mereka seperti kebutuhan pemegang saham,

kebutuhan pelanggan atas layanan dan produk, kebutuhan kepuasan kerja

karyawan, (2) Efektifitas yaitu tingkat seberapa suksesnya organisasi mencaai

tujuan yang ditetapkan, (3) Effisiensi yaitu tingkat bagaimana organisai

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

49

menggunakan sumber daya yang dimilikinya (4) Kinerja Finansial yaitu

bagaimana organisasi dapat bertahan jangka pendek maupun jangka panjang,

dilihat dari tingkat profit, investasi dan sebagainya.

Menurut Gaspersz (2005) penilaian kinerja organisasi dapat dilihat dari

fokus kinerja yang dicapai oleh sebuah organisasi. Penilain kinerja ini dapat

dilihat berdasarkan metode total quality management meliputi (1) fokus

pelanggan, (2) kualitas kerjasama team, (3) pendidikan dan pelatihan, serta (4)

hubungan dengan pemasok.

Pada Penilaian kinerja organisasi dengan kriteria Baldrige atau lebih

dikenal penilaian kinerja berdasarkan The Malcolm Baldrige disebutkan area

kunci indikator kinerja yang dipakai mencakup dua hal yaitu customer and market

knowledge dan customer satisfaction and relationship. Mengenai customer and

market knowladge mencakup deteksi terhadap pasar untuk masa sekarang dan

yang akan datang, mempelajari strategi, segmentasi dan membandingkan dengan

kompetitor, sedangkan customer satisfaction and relationship meliputi strategi

dengan relasi, kemudahan akses, standar pelayanan, pengelolaan, komplain,

dukungan terhadap front-line, kepuasan pelanggan dan follow-up system (Hitt et

al., 2011).

Camison dalam Antonio dan Gregorio (2005) mengukur kinerja usaha

mengacu pada tiga aspek, yaitu profitability, productivity, dan market. Aspek

profitabilitas (profitability) melihat kinerja usaha dari sudut tercapainya target

keuangan sebagaimana telah direncanakan perusahaan. Tujuan finansial umumnya

ditekankan pada pencapaian pendapatan, keuntungan, arus kas (cash flow), tingkat

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

50

pengembalian modal yang digunakan (return on capital employed), tingkat

pengembalian investasi (return on investment), atau nilai tambah ekonomis

(economic value added). Dalam aspek produktivitas (productivity) didasarkan

pada pencapaian perusahaan dalam aktivitas-aktivitas usahanya untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan pelanggan, serta produktivitas pegawainya. Sedangkan,

kinerja usaha pada aspek pasar (market) ditinjau dari pencapaian penjualan

produk, posisi pasar, dan pangsa pasar. Lebih lanjut, Camison menyampaikan

bahwa pengukuran kinerja perusahaan didasarkan pada keinginan responden

terhadap ukuran-ukuran kinerja tersebut (seberapa besar responden

mempertimbangkan atau menilai pentingnya ukuran-ukuran tersebut) dan

penilaiannya terhadap ukuranukuran tersebut sesuai dengan apa yang dicapai

perusahaan (seberapa besar tingkat kepuasan terhadap pencapaian kinerja

usahanya)

Penelitian oleh Wright et al. (2005) menggunakan faktor internal dan

ekternal untuk mengidentifikasi kinerja organisasi. Faktor eksternal meliputi (1)

kepuasan supplier, (2) kepuasan konsumen, (3) kepuasan institusi keuangan, (4)

kepuasan pemerintah, (5) kepuasan asosiasi perdaganan. Faktor internal meliputi

(1) sales dan marketing, (2) research dan pengembangan, (3) produksi dan

operasional, (4) sumber daya manusia. Lumpkin dan Dess (2001) menggunakan

sales growth, return on sales, net profit dan gross profit sebagai indikator dalam

menentukan kinerja sebuah organisasi. Lusthaus et al. (2002) mengidentifikasi

beberapa hal dalam organisasi yang berhubungan dengan kinerja, meliputi (1)

kinerja dalam kaitannya dengan efektivitas, (2) kinerja dalam kaitannya dengan

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

51

efisiensi, (3) kinerja dalam kaitannya dengan relevansi /operasional yang sedang

berlangsung dan (4) kinerja dalam kaitannya dengan keuangan.

Secara umum, konsepsi kinerja organisasi/perusahaan didasarkan pada

gagasan bahwa perusahaan merupakan sekumpulan aset produktif, yang meliputi

sumber daya manusia, sumber daya fisik dan modal untuk mencapai tujuan

bersama (Carton dan Hofer, 2006). Kinerja organisasi selain sebagai cerminan

keberhasilan atau kegagalan dari suatu perusahaan, juga dapat menggambarkan

hasil yang dicapai perusahaan dari serangkaian pelaksanaan fungsi kerja atau

aktivitas dalam periode tertentu (Wheelen dan Hunger, 2011). Penilaian kinerja

memiliki nilai penting bagi perusahaan, karena selain digunakan sebagai ukuran

keberhasilan dalam periode tertentu, dapat juga dijadikan masukan untuk

perbaikan atau peningkatan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

Akhir-akhir ini, peningkatan persaingan, globalisasi dan ledakan

teknologi, kapabilitas inovasi dan penciptaan pengetahuan muncul sebagai faktor-

faktor dominan dari penilain kinerja organisasi (Crossan dan Berdrov, 2003)

konsekwensinya, ukuran kinerja keuangan tradisional yang lebih menekankan

aspek finansial tidak memadai lagi dalam dunia bisnis dewasa ini yang didominasi

oleh perusahaan yang memiliki kompetensi dan keterampilan (Kaplan dan Norton,

2010).

Carton dan Hofer (2006) mengkaji secara mendalam penggunaan ukuran

kinerja organisasi atau perusahaan dalam riset-riset empris pada bidang

kewirausahaan dan manajemen strategik, menggunakan kinerja perusahaan

sebagai variabel dependen, serta menggunakan 133 ukuran yang berbeda dalam

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

52

mengukur kinerja perusahaan. Hasil kajiannya, Carton dan Hofer (2006)

menyatakan bahwa kinerja perusahaan adalah konstruk multi-dimensi, yang

intinya meliputi dimensi: profitability, operational, market-based, growth,

efficiency, liquidity, size, survival, dan lainnya, dimana masing-masing dimensi

mengandung sejumlah indikator.

Dalam kajian empiris Widener (2006), pengukuran kinerja perusahaan

dilakukan dengan mengkombinasikan ukuran finansial dan non-finansial. Lebih

lanjut, Widener (2006) menyampaikan bahwa pengukuran kinerja usaha pada

aspek finansial menggunakan ukuran: pertumbuhan laba, pertumbuhan

pendapatan, tingkat pengembalian investasi, tingkat pengembalian penjualan dan

lain-lain. Ukuran finansial ini umumnya lebih obyektif, simple, mudah dipahami

dan dihitung, namun dalam banyak kasus data keuangan sulit didapat maupun

diakses, serta cenderung tidak lengkap dan akurat. Oleh karena itu, ukuran dari

aspek non-finansial memungkinkan digunakan sebagai suplemen ukuran-ukuran

finansial.

Pandangan dari berbagai peneliti tentang pengukuran kinerja organisasi

sebagian besar menyimpulkan bahwa kinerja organisasi adalah multidimensi dan

kompleks namun belum ada dari mereka yang mengusulkan secara empirik model

pengukuran multi dimensi dari berbagai arah secara menyeluruh. Penelitian ini

akan mengacu pada alat pengukuran dari perspektif balance scorecard mengingat

kinerja organisasi sebaiknya dilihat dari berbagai arah atau berbagai persepektif

baik dari segi finansial maupun non finansial termasuk dari dalam dan luar

organisasi yait u pelanggan.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

53

Balance Scorecard yang dicetuskan oleh Kaplan dan Norton (1996) yang

kemudian di gunakan juga dalam penelitian Sintaasih (2011) memakai empat

perspektif yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan yang dikenal

dengan perspektif finansial dan non finansial. Teori ini menjelaskan yaitu:

1) Perspektif keuangan memandang kinerja organisasi dari sudut pandang

profitabilitas, tercapainya target keuangan yang direncanakan organisasi.

Perspektif ini terdiri dari: pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan

produktivitas, penghematan biaya dan pemanfaatan aktiva;

2) Perspektif proses bisnis internal bertujuan untuk mengungkapkan segenap

proses baru yang harus dikuasai dengan baik oleh perusahaan. Perspektif ini

meliputi: meningkatkan inovasi, proses operasi, pelayanan purna jual;

3) Perspektif pelanggan, merupakan indikator bagaimana pelanggan organisasi

dan sebaliknya, ini dapat diketahui dari tingkat kepuasan pelanggan yang

dimiliki. Perspektif ini meliputi kepuasan pelanggan, akuisisi pelanggan

(sejauh mana perusahaan dapat menarik pelanggan), retensi pelanggan,

pangsa pasar, kemampulabaan pelanggan;

4) Perpektif pembelajaran dan pertumbuhan. Bersumber dari faktor sumber daya

manusia dan prosedur organisasi yang berperan dalam pertumbuhan jangka

panjang. Perspektif ini meliputi meningkatkan kapabilitas personil,

meningkatkan kapabilitas sistem informasi serta motivasi, pemberdayaan dan

keselarasan

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

54

2.6. Resource-based view Theory (RBV) dan Teori Ekuiti (Equity Theory)

Teori yang membahas mengenai sumber daya dan kemampuan internal

perusahaan serta hubungannya dengan pengambilan keputusan strategis dijelaskan

dalam Resource-based view theory (RBV). Pondasi teori dari RBV dapat

ditemukan dalam berbagai studi manajemen sumber daya manusia strategis. RBV

meyakini bahwa peneliti memberikan perhatian untuk menganalisis kinerja

organisasional dari sumber daya mereka dibandingkan dengan aktivitas pasar

produk (Wernerfelt, 1984; Carmeli dan Tishler, 2004), ketika sumber daya yang

dimiliki, kemampuan dan kompetensi menghasilkan keunggulan bersaing yang

berkelanjutan dan dapat meningkatkan kinerja organisasional diatas normal.

Sementara yang menjadi fokus RBV yaitu apa yang dapat membuat sumber daya

menjadi superior dan mengapa para pesaing tidak bisa mendapatkan, menciptakan

atau meniru sumber daya yang lebih baik dengan mudah. Jawabannya adalah

karakteristik sumber daya dan kemampuan yang disebut sebagai ’aset strategis’

(Amit dan Schoemaker, 1993).

Wernerfelt (1984) lebih lanjut menjelaskan bahwa RBV merupakan dasar

keunggulan kompetitif organisasi yang utamanya terletak pada sekumpulan aset

berwujud atau tidak berwujud perusahaan. RBV menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan ketika

sumber daya dikelola sedemikian rupa sehingga apa yang dihasilkan sulit untuk

ditiru oleh pesaing. Pendekatan RBV juga menyatakan bahwa kinerja usaha yang

tinggi akan lebih mudah diraih apabila perusahaan memiliki kompetensi

sumberdaya dan daya saing yang handal (Wernelfelt, 1984; Barney, 1991: Amit

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

55

and Schoemaker, 1993). RBV juga menekankan bahwa perusahaan yang

menekankan pada keunggulan kompetitif dapat memperolehnya melalui

pengembangan dan pemanfaatan sumber daya secara efektif baik sumber daya

manusia dan sumber daya lainnya dengan menambahkan nilai unik yang sulit

ditiru oleh pesaing (Barney,1991),

Pandangan RBV merupakan pandangan yang menganalisis dan

mengidentifikasikan keunggulan strategis suatu organisasi yang didasarkan pada

tinjauan terhadap kombinasi dari aset, keahlian, kapabilitas, dan aset tidak

berwujud yang spesial bagi organisasi. Asumsi yang mendasari RBV adalah

perusahaan berbeda secara fundamental karena setiap organisasi memiliki

‘kumpulan’ sumber daya yang unik berupa aset berwujud dan tidak berwujud

serta kapabilitas organisasional untuk memanfaatkan aset tersebut. Tiap organisasi

mengembangkan kompetensi dari sumber-sumber daya ini dan ketika

dikembangkan dengan maksimal maka kompetensi ini dapat menjadi sumber

keunggulan bersaing organisasi. Adapun kriteria RBV diturunkan dari gagasan

bahwa sumber daya akan lebih bernilai jika sumber daya tersebut adalah; penting,

langka, menghasilkan, berkesinambungan (Pearce & Robinson, 2008), tidak ada

pengganti, tidak dapat ditiru, dan tidak dapat ditransfer (Carmeli, 2004).

Ditambahkan oleh Carmeli (2004) bahwa sumber daya yang strategik merupakan

aset spesifik dalam organisasi publik dan salah satu aset strategik perusahaan

adalah memiliki human capital yang strategik.

Teori Ekutit (Equity Theory) merupakan salah satu teori dalam teori

motivasi. Teori ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1963 oleh John Stacey

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

56

Adams seorang ahli psikologi tempat kerja dan perilaku. Ada kemiripan

dengan pengembangan dan interpretasi yang dilakukan oleh Charles Handy

terhadap teori awal Maslow, Herzberg dan perintis psikologi tempat kerja lainnya,

yang semuanya mengakui adanya faktor dan variabel yang mempengaruhi

penilaian masing-masing individu dan persepsi hubungan mereka dengan

pekerjaan mereka, dan dengan majikan mereka. Namun, JC Adams menekankan

lebih jauh tentang kesadaran dan tanggung jawab dari situasi yang lebih luas dan

lebih kuat dibandingkan teori lain dalam banyak model teori motivasi

sebelumnya.

Maksud utama dari teori ekuiti ini adalah bahwa seorang individu

membuat perbandingan di antara sumbangan yang diberikan dan ganjaran yang

diterimanya, yang menurut karyawan, prihal sumbangan dan ganjaran itu haruslah

seimbang. Karyawan akan termotivasi apabila output yang diterima seimbang

dengan input (usaha dan kerja keras) yang dilakukannya. Teori ini mementingkan

keseimbangan antara input dan output. Input adalah sumbangan yang diberikan

dalam suatu tugas atau kerja sementara output adalah ganjaran dari apa yang

diterima daripada input.

Pengembangan teori keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable

competitive advantage) kebanyakan dilakukan dengan mengadopsi RBV of the

firm (Ollavarrieta & Ellinger, 1997). Esensi penciptaan keunggulan kompetitif

berkelanjutan dalam RBV diawali dengan proses perusahaan dalam

mengidentifikasi, menggenerasi dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki

sebagai kompetensi inti (Barney,1995). Sumber daya yang dijadikan kompetensi

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

57

inti bagi perusahaan dikenal sebagai sumber daya strategis (Collis &

Montgomery, 2004), selanjutnya dikembangkan menjadi instrumen strategik

yang bermakna bagi operasi dan kompetisi untuk meraih keunggulan kompetitif

dan mewujudkan kinerja perusahaan yang optimal (Aaker, 2001). Perusahaan

mampu menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan dan kinerja

superior, apabila sumber daya strategis dikembangkan, dipelihara dan

dikendalikan dari waktu ke waktu menghasilkan sumber daya yang bernilai, sulit

untuk dipindahkan, sulit untuk ditiru disebabkan langka dan khas, serta sulit untuk

digantikan (Barney, 1991; Amit & Schoemaker, 1993; Dierickx & Cool, 1989).

Collis & Montgomery (2004) dan Hitt et al. (2011) menyampaikan bahwa

sumber daya (resources) yang berperan strategis dalam menghasilkan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan adalah sumber daya (tangible dan intangible) dan

kapabilitas. Sumber daya tangible dapat berupa aset finansial dan aset fisik,

sedangkan sumber daya intangible mencakup: orang, reputasi perusahaan, budaya,

teknologi, pengetahuan, paten, merek dagang, kumpulan pembelajaran dan

pengalaman, aset kekayaan intelektual, serta aset organisasional. Sementara,

kapabilitas merupakan kombinasi kompleks dari aset, orang, dan proses yang

digunakan perusahaan untuk mentransformasi input menjadi output.

Dollinger (2002) dan Grant (2010) menjabarkan aset dan kapabilitas

menjadi enam kelompok sumber daya yang mampu menciptakan keunggulan

kompetitif bagi perusahaan, yaitu: (1) Sumber daya fisik merupakan harta

berwujud seperti gedung, peralatan, dan harta berwujud lainnya. (2) Sumber daya

reputasi adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau sebagai determinan

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

58

persepsi loyalitas konsumen terhadap produk atau perusahaan. (3) Sumber daya

organisasi adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mengukur struktur

organisasi dalam pelaporan formal dan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan. (4) Sumber daya keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang

berhubungan dengan bagaimana memperoleh, menggunakan, memelihara, dan

mengelola dana sesuai dengan tujuan perusahaansecara menyeluruh. (5) Sumber

daya teknologi merupakan investasi yang digunakan untuk efisiensi dan

meningkatkan produktivitas perusahaan. (6) Sumber daya manusia adalah sumber

daya yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya

dalam aktivitas bisnis yang menurut Gimeno-Gascon et al., (1997) mempunyai

tiga karakteristik utama yang harus dimiliki sumber daya manusia sebagai sumber

daya yang mempunyai keunggulan bersaing, yaitu mempuyai kecakapan, bakat,

dan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Berdasarkan paparan diatas dapat dilihat pentingnya posisi manusia dalam

konteks operasional sebuah organisasi. David (2010) menyebutkan bahwa sumber

daya manusia merupakan gabungan fungsi dari motivasi yang menekankan

pembentukan tingkah laku karyawan, dan penyusunan staff yang memfokuskan

bagaimana karyawan tersebut dikelola.

Proses pengelolaan sumber daya manusia bertujuan guna mendapatkan

kualitas sumber daya manusia yang maksimal dan peningkatan produktifitas

mereka. Yangmana pada pelaksanaan proses tersebut diperlukan beberapa

aktifitas didalamnya. Aktifitas tersebut sering disebut sebagai fungsi atau praktek-

praktek manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari berbagai proses

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

59

kegiatan. Minbaeva (2005) melihat praktek manajemen sumber daya manusia

sebagai seperangkat praktek-praktek yang digunakan oleh organisasi untuk

mengelola sumber daya manusia melalui memfasilitasi pengembangan

kompetensi untuk menghasilkan hubungan sosial yang kompleks dan

menghasilkan pengetahuan organisasi untuk mempertahankan keunggulan

kompetitif. Praktek manajemen sumber daya manusia sangat potensial untuk

meningkatkan dan mempertahankan keberlanjutan dari kinerja organisasi melalui

orang-orang di dalamnya (Ahmad dan Schroeder, 2003).

Menurut Katou (2008) dan Gerhart (2005) keberadaan seorang manajer

sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan organisasi yang tidak saja dalam

pelaksanaan pekerjaan utama mereka namun juga dalam perannya pada praktek

manajemen sumber daya manusia. Manajer lini memiliki fungsi yang fundamental

dalam meningkatkan pengertian karyawan, pengetahuan karyawan dan

memberikan respon positif terhadap praktek manajemen sumber daya manusia di

lapangan (Brewster dan Larsen, 2003). Disamping itu mereka juga berperan

dalam menjaga hubungan antara motivasi karyawan dan persepsinya terhadap

perlakuan adil atau tidak adil di tempat kerjanya.

Dengan menciptakan persepsi keadilan bagi karyawannya, akan

mendorong mereka merasakan emosional yang positif pada pekerjaan yang

dilakukannya, yang pada akhirnya menciptakan kepuasan mereka dalam bekerja

(Elamin dan Alomaim, 2011).

Dalam lingkungan perusahaan, hubungan yang terjadi antara karyawan

dan atasannya mengasumsikan bahwa karyawan berusaha untuk mempertahankan

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

60

rasio adil antara input yang mereka berikan ke perusahaan terhadap hasil yang

mereka terima. Dalam teori ekuiti (equity theory), disebutkan input dalam konteks

ini termasuk waktu, keahlian, kualifikasi, pengalaman, kualitas pribadi, dan

keterampilan interpersonal. Sedangkan hasil mencakup kompensasi, tunjangan,

imbalan dan pengaturan kerja yang fleksibel. Karyawan yang memandang

ketidakadilan akan berusaha untuk mengambil cara mengabaikannya ataupun

dengan meninggalkan organisasi (Carrell dan Dittrich, 1978). Teori ekuiti ini

memiliki implikasi bagi semangat kerja karyawan, efisiensi, produktivitas, dan

omset atau pendapatan organisasi.

Apabila harapan arah kerja karyawan dan manajer dapat berhubungan

dengan baik maka mereka akan dapat membangun dan menghasilkan sebuah

prilaku positif diantara keduanya. Bagi karyawan akan terbangun prilaku positif

ditempat kerja terhadap atasannya, dan atasannya akan dapat membantu dan

mendorong mereka mencapai tujuan organisasi. Disini hubungan timbal balik

akan terjadi pada hubungan yang positif namun juga dapat terjadi sebaliknya

(Bakhshi, Kumar, dan Rani, 2009). Sehingga disini peran manajer akan dapat

dijalankan untuk merubah persepsi kerja karyawan dalam pencapaian efektifitas

dan kinerja organisasi.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dipetakan variabel-variabel

penelitian dari penelitian-penelitian terdahulu pada tabel 2.1, sehingga

menggambarkan posisi dari penelitian ini.

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

61

Tabel 2.1 Pemetaan Variabel Penelitian dari Penelitian-Penelitian Terdahulu

NO Penelitian Terdahulu

VARIABEL PENELITIAN Hasil Temuan PMS

DM DML KO EO KOrg

1

Vermeeren et al., 2014

X

-

-

-

X

PMSDM berpengaruh terhadap KOrg (kinerja keuangan), kepuasan pelanggan dan absensi karyawan

2

\ Mat dan Susomrith., 2014

X

X

-

-

-

ML mendukung kegiatan PMSDM. Dukungan yang diberikan berupa proses prilaku kerja, disiplin, pengaturan kerja dan training agar efektif mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

3

Kafayat dan Ali, 2014

-

-

X

X

-

KO (keadilan distributive, procedural interactional) berhubungan positif signifikan terhadap EO

4

Alfes et al., 2013

X X - - X DML berpengaruh signifikan terhadap pencapaian KO dan kinerja PMSDM

5

Iqbal Ali, 2012

X - - X - PMSDM (program reward system) berpengaruh positif dan signifikan terhadap EO

6

Ume-Amen, 2012

X - - X - PMSDM (program sistem penilaian kinerja) berhubungan erat dengan EO.

7

Khan dan Habib, 2012

-

-

X

-

X

KO (keadilan procedural) berhubungan positif terhadap KOrg (pada indikator kepuasan kerja karyawan, tingkat turn over, trust terhadap manajemen)

8

Choudhry, 2011

-

-

X

X

-

EO (kepuasan kerja dan komitmen organisasi) berhubungan positif signifikan terhadap KO (keadilan distributive dan procedural)

9 Kim dan Robert, 2011

- X -

- X DML berhubungan positif signifikan terhadap KOrg hotel

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

62

NO Penelitian Terdahulu

VARIABEL PENELITIAN Hasil Temuan PMS

DM DML KO EO KOrg

10 Tymon, Stumpf dan Smith, 2011

X

X

-

-

-

DML berhubungan signifikan langsung terhadap PMSDM program kesuksesan karir dan retensi karyawn)

\11

Springer, 2011

-

X

-

-

X

Peran manajer lini dapat meningkatkan motivasi bawahan dalam bekerja untuk mencapai kinerja individu dan kinerja organisasi secara maksimal

12

Kim dan Brymer, 2011

-

X

-

-

X

DML berhubungan positif terhadap KOrg hotel. Semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh manajer lini semakin tinggi kinerja hotel yang kompetitif dapat dicapai.

13

Suff, 2011

X

X

-

-

-

DML berpengaruh signifikan terhadap prilaku kerja karyawan sebab dia yang berhadapan langsung setiap hari dengan karyawan dan teamnya khususnya dalam penerapan PMSDM

14 Acquaah dan Tukamushaba, 2010

-

-

X

X

-

KO berhubungan signifikan terhadap EO

15

Gohar et al., 2010

-

-

X

-

X

KO (keadiilan distributive dan Procedural) berhubungan sangat kuat terhadap KOorg ( indikator motivasi karyawan, komitmen karyawan dan turn over karyawan)

16

Righ Management Study, 2010

-

-

-

X

X

EO berhubungan kuat terhadap KOrg. Dengan melakukan engagement, hasil dalam kinerja keuangan akan lebih tinggi, kepuasan pelanggan lebih meningkat dan retensi karyawan dapat dipertahankan.

17

Fatt et al., 2010

-

-

X

-

X

KO (keadilan proseduran dan Interaksional) berhubungan sangat kuat terhadap KOrg ( indikator motivasi karyawan,

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

63

NO Penelitian Terdahulu

VARIABEL PENELITIAN Hasil Temuan PMS

DM DML KO EO KOrg

komitmen karyawan dan turn over karyawan) pada level managerial and non-managerial

18 Mumin dan Dayan, 2008

-

-

X

X

-

KO (keadilan procedural dan interactional) berhubungan langsung terhadap EO

19

Hutchinson, 2008

X

X

-

-

X

DML pada kegiatan PMSDM (proses coaching dan pengarahan komunikasi dan involvement) berhubungan posititf terhadap KOrg

20 Watson et al.,2006

X X - - - PMSDM berhubungan signifikan terdapat DML

21

Acquaah, 2004

X

-

-

X

X

PMSDM (proses rekrutmen, pengidentifikasian dan mempertahankan/retaining karyawan) berhubungan kuat terhadao EO dan OP

22 Arthur et al, 2003

X - - - X PMSDM (program training) berhubungan positif terhadap KOrg

23 Yoon dan Suh, 2003

- X - - X DML yang kuat berpengaruh pada KOrg (kualitas layanan)

24

Allen et al., 2003

X

-

-

-

X

PMSDM (program partisipasi, reward dan kesempatan berkembangI) berpengaruh terhadap KOrg (menurunkan tingkat turn over)

25 Peng et al, 2003

- X - - X DML berhubungan positif terhadap KOrg

26

Pareke, 2003

-

-

X

-

X

KO (keadilan distributif dan procedural) memiliki peran penting dalam meningkatkan komitmen dan KOrg

27

Batt, 2002

X

-

-

-

X

PMSDM (program peningkatan skill, employee participation, kompensasi, employment security) berpengaruh terhadap KOrg (penurunan turn over dan peningkatan sales growth)

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber …...17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia Resource-based View theory (RBV) atau pandangan berbasis

64

NO Penelitian Terdahulu

VARIABEL PENELITIAN Hasil Temuan PMS

DM DML KO EO KOrg

28

Renwick Douglas, 2002

X

X

-

-

X

DML pada PMSDM berpengaruh signifikan terhadap KOrg (peningkatan benefit, penurunan biaya)

29

Masterson, 2000

-

\ -

X

-

X

KO (keadilan prosedural dan interactional) berhubungan positif terhadat KOrg (indikator kepuasan kerja karyawan dan hubungan kerja sosial)

30

Suryani, 2017

X

X

X

X

X

PMSDM berhub tidak sig terhadap KOrg DML, KO, EO memediasi penuh pada hub PMSDM thd KOrg

Keterangan : PMSDM = Praktek Manajemen Sumber Daya Manusia, DML = Dukungan Manajer Lini, KO = Keadilan Organisasional, EO = Efektifitas Organisasi, KOrg = Kinerja Organisasi