16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi Sampah Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan limbah padat. Sampah merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, karena pengolahan, maupun karena sudah tidak memberikan manfaat dari segi sosial ekonomi serta dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup (Hadiwiyoto, 1983). Menurut Gelbert et al. (1996), sumber-sumber timbulan sampah terdiri dari: 1. Sampah pemukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun atau halaman, dan lain-lain; 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri dari sampah organik, sampah bahan kimia, dan sampah anorganik seperti plastik penutup tempat tumbuh- tumbuhan; 3. Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung, seperti kayu, triplek, semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi, baja, kaca, dan kaleng; 4. Sampah dari perdagangan dan perkantoran, berupa bahan organik, kardus, pembungkus, kertas, toner fotokopi, pita printer, baterai, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain; 5. Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari seluruh rangkaian proses produksi berupa bahan-bahan kimia serpihan atau potongan bahan, serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian dan Klasifikasi Sampah

Sampah adalah istilah umum yang sering digunakan untuk menyatakan

limbah padat. Sampah merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-

perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, karena pengolahan,

maupun karena sudah tidak memberikan manfaat dari segi sosial ekonomi serta

dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup

(Hadiwiyoto, 1983).

Menurut Gelbert et al. (1996), sumber-sumber timbulan sampah terdiri

dari:

1. Sampah pemukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan

makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain,

sampah kebun atau halaman, dan lain-lain;

2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri dari sampah organik, sampah

bahan kimia, dan sampah anorganik seperti plastik penutup tempat tumbuh-

tumbuhan;

3. Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung, seperti kayu, triplek,

semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi, baja, kaca, dan kaleng;

4. Sampah dari perdagangan dan perkantoran, berupa bahan organik, kardus,

pembungkus, kertas, toner fotokopi, pita printer, baterai, pita mesin ketik,

klise film, komputer rusak, dan lain-lain;

5. Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari seluruh rangkaian proses

produksi berupa bahan-bahan kimia serpihan atau potongan bahan, serta

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

10

perlakuan dan pengemasan produk berupa kertas, kayu, plastik, atau lap yang

jenuh dengan pelarut untuk pembersihan.

Sedangkan berdasarkan tingkat penguraian, sampah pada umumnya dibagi

menjadi dua macam (Hadiwiyoto, 1983):

1. Sampah organik, yaitu sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik,

karena tersusun dari unsur-unsur seperti C, H, O, N, dan sebagainya. Sampah

organik umumnya dapat terurai secara alami oleh mikroorganisme, contohnya

sisa makanan, karton, kain, karet, kulit, sampah halaman.

2. Sampah anorganik, yaitu sampah yang bahan kandungannya bersifat

anorganik dan umumnya sulit terurai oleh mikroorganisme. Contohnya kaca,

kaleng, alumunium, debu, dan logam lainnya.

2.2. Sistem Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengaturan yang berhubungan dengan

pengendalian timbulan, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,

pengolahan, dan pembuangan sampah dengan cara yang merujuk pada dasar-dasar

terbaik mengenai kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, konservasi, estetika,

dan pertimbangan lingkungan lainnya serta tanggap terhadap perilaku massa

(Yones, 2007). Sistem pengelolaan sampah terdiri dari lima aspek yang saling

mendukung dimana antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi untuk

mencapai tujuan. Kelima aspek tersebut terdiri dari aspek teknis operasional,

kelembagaan, hukum dan peraturan, pembiayaan, dan peran serta masyarakat.

Dalam pengelolaan sampah, kelima aspek tersebut saling terkait, tidak dapat

berdiri sendiri (Artiningsih, 2008).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

11

2.3. Standar Pengelolaan Sampah

2.3.1. Standar Teknis Operasional Pengelolaan Sampah

Standar teknis operasional pengelolaan sampah untuk kawasan

permukiman diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 3242-2008

tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman dan SNI Nomor 19-2454-2002

tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Menurut

kedua SNI tersebut, pengelolaan sampah kawasan permukiman terdiri dari

serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara integral dan terpadu, meliputi:

1. Pewadahan

Pewadahan adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu

wadah individual atau komunal di tempat sumber sampah. Pewadahan terdiri

dari dua macam, yaitu pewadahan individual dan pewadahan komunal. Tiap

rumah minimal memiliki 2 buah wadah sampah untuk memisahkan sampah

organik dengan anorganik.

2. Pengumpulan

Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya

mengumpulkan sampah dari wadah individual dan atau wadah komunal,

melainkan juga mengangkutnya ke terminal tertentu. Pola pengumpulan

sampah dibedakan menjadi empat pola, yaitu: 1) pola individual tidak

langsung dari rumah ke rumah, 2) pola individual langsung dengan truk untuk

jalan dan fasilitas umum, 3) pola komunal langsung untuk pasar dan daerah

komersial, 4) pola komunal tidak langsung untuk permukiman padat.

Diagram jenis pola pengumpulan sampah secara lengkap dapat dilihat pada

Gambar 1.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

12

Sumber: Badan Standardisasi Nasional (2002)

Gambar 1. Diagram Pola Pengumpulan Sampah Menurut SNI 19-2454-2002

3. Pengolahan dan Daur Ulang di Sumber dan TPS

Mekanisme pengolahan dan daur ulang sampah di sumber dan TPS dapat

dilakukan dengan: 1) pengomposan skala rumah tangga dan daur ulang

sampah anorganik, sesuai dengan tipe rumah atau luas halaman yang ada; 2)

pengomposan skala lingkungan di TPS; 3) daur ulang sampah anorganik di

TPS.

4. Pemindahan

Pemindahan sampah adalah proses memindahkan sampah hasil pengumpulan

ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir.

Pemindahan sampah dapat dilakukan di TPS atau TPST dan di lokasi wadah

sampah komunal.

5. Pengangkutan

Pengangkutan adalah kegiatan pengangkutan sampah dari TPS atau wadah

komunal ke TPST atau TPA dengan frekuensi pengangkutan disesuaikan

dengan jumlah sampah yang ada. Pengangkutan sampah residu dari TPS atau

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

13

wadah komunal dilakukan bila kontainer8 telah penuh dan sesuai jadwal

pengangkutan yang telah dikonfirmasikan dengan pengelola sampah kota.

Menurut SNI 19-2454-2002, terdapat tiga metode pembuangan akhir yang

dapat dilakukan pada TPST atau TPA, yaitu: (1) penimbunan terkendali

(controlled landfill) yang dilengkapi pengolahan dan gas; (2) lahan urug

saniter (sanitary landfill) yang diengkapi pengolahan lindi dan gas; (3)

penimbunan dengan sistem kolam (fakultatif, maturasi) untuk daerah pasang-

surut.

2.3.2. Spesifikasi Peralatan dan Bangunan

Standar peralatan dan bangunan untuk pengelolaan sampah perumahan

diatur dalam SNI 3242-2008. Spesifikasi peralatan dan bangunan menurut SNI

3242-2008 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Spesifikasi Peralatan dan Bangunan Menurut SNI 3242-2008

No. Peralatan/Bangunan Kapasitas Pelayanan

Volume KK Jiwa

1. Wadah komunal 0,5 - 1,0 20-40 100-200

2. Komposter komunal 0,5 - 1,0 10-20 50-100

3. Alat pengumpul 1 128 640

4. Kontainer truk armroll 6

10

640

1.375

3.200

5.330

5. TPS

Tipe I

Tipe II

Tipe III

100

±300

±1000

500

6.000

24.000

2.500

30.000

120.000

6. Bangunan pendaur ulang sampah

skala lingkungan 150 600 3.000

Sumber: Badan Standardisasi Nasional (2008)

Secara matematis, rumus untuk menghitung luas bangunan pendaur ulang skala

lingkungan luas 150 adalah sebagai berikut:

8 Wadah sampah komunal yang terbuat dari besi dan digunakan untuk menampung sampah selama

periode tertentu

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

14

Keterangan:

C = Jumlah Rumah Sederhana

Vbk = Volume 1 cetakan bahan kompos

2.4. Kompos

Pengomposan adalah sistem pengolahan sampah organik dengan bantuan

mikroorganisme, sehingga membentuk pupuk organik (Artiningsih, 2008).

Sampah kota bisa digunakan sebagai kompos dengan catatan sampah kota harus

dipilah dengan memisahkan sampah yang sukar membusuk terlebih dahulu

sebelum diproses menjadi kompos. Jadi, sampah yang diolah menjadi kompos

hanya sampah yang mudah membusuk (Wied dalam Sulistyorini, 2005).

Beberapa manfaat kompos menurut Isroi antara lain9: (1) menghemat

biaya transportasi dan penimbunan limbah; (2) mengurangi kebutuhan lahan

untuk penimbunan; (3) mengurangi volume atau ukuran limbah; (4) memiliki nilai

jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya; (5) mengurangi polusi udara

karena pembakaran limbah; (6) meningkatkan kesuburan tanah; (7) memperbaiki

struktur dan karakteristik tanah.

2.5. Pengertian Daya Dukung Lingkungan

Menurut Soerjani et al. (1987), daya dukung lingkungan adalah batas

teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah populasi tidak dapat

didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Menurut Khana

dalam KLH (2010) daya dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai

kemampuan untuk mendapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari

9 Isroi. http://www.ipard.com/art_perkebun/KomposLimbahPadatOrganik.pdf diakses pada tangga

12 Oktober 2011

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

15

sumberdaya alam yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas

sumberdayanya.

Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa daya dukung

lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam

dalam mendukung kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima

beban pencemaran dan bangunan. Dengan demikian, daya dukung lingkungan

hidup terbagi menjadi dua komponen yaitu kapasitas penyediaan (supportive

capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity), seperti yang

teruang pada Gambar 2 (KLH, 2010).

Sumber: Khana dalam KLH (2010) Gambar 2. Daya Dukung Lingkungan Sebagai Dasar Pembangunan

Berkelanjutan

2.6. Hubungan Daya Dukung Lingkungan dengan Pengetahuan dan

Teknologi

Masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta energi dalam

cara pemanfaatan suatu sumberdaya dapat meningkatkan daya dukung suatu

Hasil/Output

Limbah/Residu

Kapasitas Penyediaan

Sumberdaya Alam

Kegiatan Pembangunan

Lingkungan

Input

Sumberdaya Alam

Kapasitas Tampung

Limbah

(Supportive Capacity) (Assimilative Capacity)

Pertumbuhan Ekonomi

Kualitas Hidup

Daya Dukung Lingkungan

(Carrying Capacity)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

16

lingkungan. Akan tetapi, karena keterbatasan dari potensi sumberdaya alam,

ekosistem, dan IPTEK yang dikuasai manusia itu sendiri menyebabkan

peningkatan daya dukung juga dapat bersifat signoid, bahkan pada ujung grafik

signoid dapat menurun seperti pada Gambar 3 (KLH, 2010).

Sumber: KLH (2010)

Gambar 3. Hubungan Peningkatan Daya Dukung dan Penggunaan IPTEK

2.7. Penentuan Daya Dukung Lingkungan

Penentuan daya dukung lingkungan hidup dalam pengendalian

perkembangan kawasan didasarkan pada tiga komponen, yaitu kesesuaian dan

ketersediaan lahan, kesesuaian mutu dan ketersediaan air, dan ketersediaan sarana

prasarana. Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut terlampaui, maka

dapat diindikasikan bahwa daya dukung lingkungan di kawasan tersebut telah

terlampaui (KLH, 2010).

Penentuan daya dukung lingkungan dapat dilakukan dengan mendasarkan

tingkat ketersediaan sarana prasarana untuk pemenuhan kebutuhan pada setiap

jenis kawasan sesuai peruntukannya. Apabila terdapat kesesuaian, maka dapat

diindikasikan bahwa daya dukung lingkungan berada dalam keadaan belum

terlampaui. Tetapi apabila sebaliknya, maka dapat diindikasikan bahwa daya

dukung lingkungan telah terlampaui (KLH, 2010). Untuk lebih jelasnya,

Ken

aikan

Day

a D

uk

un

g

Penambahan IPTEK dan Energi

batas kenaikan daya dukung

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

17

penentuan daya dukung lingkungan berdasarkan ketersediaan sarana prasarana

dapat dilihat pada Gambar 4.

Sumber: KLH (2010)

Gambar 4. Diagram Penentuan Daya Dukung Lingkungan dengan Pendekatan

Kesesuaian Ketersediaan Sarana Prasarana

2.8. Analisis Kelayakan Ekonomi

Perhitungan biaya dan manfaat proyek pada dasarnya dapat dilakukan

melalui dua pendekatan, tergantung pada pihak yang berkepentingan langsung

dalam proyek. Suatu perhitungan dikatakan privat atau analisis finansial jika yang

berkepentingan langsung dalam biaya dan manfaat proyek adalah individu atau

pengusaha. Dalam hal ini, yang dihitung sebagai manfaat adalah apa yang

diperoleh orang-orang atau badan-badan swasta yang menanamkan modalnya

dalam proyek tersebut. Sebaliknya, suatu perhitungan dikatakan sosial atau

ekonomi jika yang berkepentingan langsung dalam biaya dan manfaat proyek

adalah pemerintah atau masyarakat. Dalam hal ini, yang dihitung adalah seluruh

manfaat yang terjadi dalam masyarakat sebagai hasil dari proyek dan semua biaya

yang terpakai terlepas dari siapa saja yang menikmati manfaat dan siapa saja yang

mengorbankan sumber-sumber tersebut (Gray, 2007).

Setiap kebijakan program atau keputusan ekonomi harus dianalisis dalam

rangka melihat pengaruh-pengaruh yang ada. Analisis ekonomi adalah suatu alat

yang digunakan oleh para ahli untuk memberikan arahan dalam proses-proses

Ya

Ketersediaan sarana

prasarana

Tidak Indikasi daya dukung

lingkungan terlampaui

Jumlah kebutuhan

Indikasi daya dukung

lingkungan belum terlampaui

Kebutuhan terpenuhi

sesuai standar?

Dibandingkan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

18

pengambilan keputusan secara nasional serta menganalisis kebijakan ekonomi.

Analisis ekonomi juga digunakan untuk mengevaluasi kontribusi dari kebijakan-

kebijakan yang ada, keputusan-keputusan atau proyek yang memberikan

kemakmuran bagi masyarakat. Nilai dari setiap barang atau sumberdaya yang

digunakan atau dihasilkan oleh proyek dinilai berdasarkan kontribusinya terhadap

kemakmuran negara (Maturana, 2005).

Menurut Gray (2007) pada dasarnya perhitungan dalam analisis privat dan

analisis ekonomi berbeda menurut lima hal, yaitu:

1. Harga

Dalam analisis ekonomi, harga yang digunakan adalah harga bayangan yang

merupakan nilai tertinggi suatu produk atau faktor produksi dalam

penggunaan alternatif terbaik. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000),

beberapa cara penggunaan harga bayangan antara lain sebagai berikut10

:

a) Harga bayangan yang digunakan untuk input output diperdagangkan

adalah harga internasional atau border price yang dinyatakan dalam

satuan moneter setempat pada kurs pasar. Menurut Djamin (2003),

border price yang relevan untuk input dan output impor adalah harga

CIF (Cost, Insurance and Freight). Sementara untuk input dan output

ekspor, border price yang relevan digunakan adalah harga FOB (Free

On Board) pada titik masuk pelabuhan ekspor;

b) Harga bayangan dari input tidak diperdagangkan adalah consumer

willingness to pay (WTP) atau kesediaan konsumen untuk membayar,

10

Soetriono. http://irtusss.blogspot.com/2011/02/analisis-finansial-dan-ekonomi.html diakses pada

tanggal 9 Oktober 2011

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

19

dalam hal ini adalah kesediaan pihak yang berkepentingan dalam proyek

untuk membayar;

c) Harga bayangan untuk biaya tenaga kerja adalah berapa sektor lain

bersedia membayar untuk tenaga kerja tersebut. Jika proyek tersebut

menciptakan tenaga kerja, maka harga bayangan tenaga kerja jauh lebih

rendah dibandingkan dengan upah yang dibayarkan perusahaan kepada

tenaga kerja;

d) Harga bayangan modal untuk lahan diperhitungkan dari biaya

pengorbanan produksi (production foregone), yaitu hasil produksi dari

tanah apabila tidak digunakan untuk proyek. Untuk tanah yang tidak

menghasilkan, harga bayangan dapat berupa harga sewa dari tanah

tersebut;

e) Harga bayangan untuk nilai valuta asing adalah nilai resmi yang

ditentukan oleh lembaga pemerintah yang berwenang dikali dengan

faktor konversi.

2. Pajak

Analisis ekonomi menganggap pajak sebagai transfer, yaitu bagian dari

manfaat proyek yang diserahkan kepada pemerintah, sehingga tidak dikurangi

dari komponen manfaat. Dengan kata lain, pajak tidak termasuk dalam

sumber-sumber riil yang penggunaannya dalam proyek menyebabkan

timbulnya biaya penggunaan alternatif terbaik dari segi masyarakat. Pajak

langsung berupa pajak perusahaan yang dibayarkan atas laba perusahaan

tidak dikurangi dari harga yang dibayarkan konsumen. Sementara itu, pajak

tidak langsung yang dibayarkan ke pemerintah dan merupakan bagian harga

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

20

yang dibayarkan konsumen, harus dikurangi dalam menghitung harga

ekonomi.

3. Subsidi

Pada analisis ekonomi, subsidi dianggap sebagai sumber-sumber yang

dialihkan dari masyarakat untuk digunakan dalam proyek. Oleh karena itu

subsidi yang diterima proyek adalah beban masyarakat, sehingga dari segi

perhitungan ekonomi tidak mengurangi biaya proyek.

4. Biaya Investasi dan Pelunasan Pinjaman

Pada analisis ekonomi, seluruh biaya investasi baik yang berasal dari modal

yang dihimpun dari dalam atau luar negeri maupun dari modal saham atau

pinjaman, dianggap sebagai biaya proyek pada saat dikeluarkannya. Jadi,

pelunasan pinjaman yang digunakan untuk membiayai sebagian investasi

tersebut diabaikan dalam perhitungan biaya ekonomi demi menghindari

perhitungan ganda (double-counting). Terdapat pengecualian jika bagian

investasi dibiayai dengan pinjaman luar negeri yang diperuntukkan hanya

untuk proyek itu sendiri. Dana pinjaman tidak boleh dipakai untuk proyek

lain apabila proyek tersebut tidak jadi dilaksanakan. Sama halnya dengan

perhitungan privat, biaya pinjaman luar negeri yang diperuntukkan hanya

untuk proyek termaksud diperhitungkan dalam bentuk arus pelunasan

pinjaman.

5. Bunga

Bunga atas pinjaman dalam negeri ataupun luar negeri tidak dianggap sebagai

biaya pada analisis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan modal dianggap

sebagai modal masyarakat sehingga bunganya pun dianggap sebagai bagian

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

21

dari manfaat ekonomi. Akan tetapi, jika bunga berasal dari peminjaman luar

negeri yang terikat dan tersedia hanya untuk proyek tertentu, bunga

dibayarkan sebagai biaya proyek pada tahun pertama.

2.9. Penelitian Terdahulu

Evaluasi terhadap daya dukung lingkungan telah dilakukan sebelumnya

oleh Wibowo pada tahun 2005. Daya dukung yang diteliti meliputi fungsi

ekologis vegetasi dalam memperbaiki suhu (ameliorasi iklim) dan menyerap air

hujan (hidrologis) di Jakarta. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan

menggunakan metode expost facto yang dibahas menggunakan analisis deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa daya dukung Jakarta dalam

memperbaiki suhu turun dari diatas 100 persen pada tahun 1940 menjadi 86,76

persen pada tahun 2003, sedangkan kapasitas daya dukung menyerap air turun

dari 100 persen menjadi 66,25 persen. Inkantriani (2008) juga telah melakukan

analisis daya dukung lingkungan dengan studi kasus zona industri Genuk yang

berlokasi di Semarang. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif dan

kuantitatif dengan pembobotan dan distribusi frekuensi. Variabel daya dukung

lingkungan yang dianalisis meliputi sarana dan prasana yang dimiliki zona

industri Genuk, yaitu jaringan jalan dan drainase. Hasil dari analisis menunjukkan

bahwa tingkat daya dukung lingkungan pada kawasan industri Terboyo Semarang,

Terboyo Megah, dan LIK Buangan termasuk rendah karena nilainya berada pada

kisaran 20-46, sedangkan tingkat daya dukung lingkungan untuk wilayah industri

sepanjang jalan Kaligawe termasuk sedang karena nilainya berada pada kisaran

47-73.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

22

Penelitian mengenai analisis kelayakan finansial telah dilakukan oleh

Kurniawan (1999) dengan mengambil studi kasus usaha pengolahan sampah yang

terdapat di TPST Bantargebang. Kurniawan menyimpulkan bahwa dengan

kapasitas produksi 540 ton kompos per tahun dan harga jual Rp 1.000 per kg,

usaha pengolahan sampah memperoleh penerimaan total sebesar Rp 540.000.000

per tahun. Nilai Benefit Cost Ratio (B/C) yang diperoleh adalah 1,05 yang berarti

setiap Rp1,00 biaya yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 1,05.

Payback periode hasil perhitungan adalah 0,28 tahun atau tiga bulan lebih 4 hari,

yang artinya modal usaha pembuatan kompos akan kembali dalam jangka waktu 3

bulan lebih 4 hari.

Cahyani (2009) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah

timbulan sampah yang dihasilkan Perumahan Cipinang Elok. Hasil analisis

dengan menggunakan regresi berganda menunjukkan bahwa jika luas tempat

tinggal dimasukkan sebagai variabel, maka variabel yang mempengaruhi jumlah

timbulan adalah pola hidup, jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga,

pengeluaran konsumsi rumah tangga, jenis sampah dan retribusi kebersihan.

Sementara jika luas tempat tinggal tidak dimasukkan sebagai variabel, maka

variabel yang mempengaruhi jumlah timbulan adalah pola hidup, jumlah anggota

keluarga, pendapatan rumah tangga, pengeluaran konsumsi rumah tangga dan

retribusi kebersihan dan jenis sampah. Cahyani juga melakukan analisis untuk

menilai kelayakan UPS “Mutu Elok” yang berlokasi di wilayah Perumahan

Cipinang Elok. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa pada tingkat suku

bunga rata-rata 10 persen, UPS “Mutu Elok” memiliki nilai Net Present Value

(NPV), Net B/C dan Internal Rate of Return (IRR) masing-masing sebesar Rp

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

23

1.306.187,50, 1,22 dan 12 persen, sehingga layak untuk dijalankan. Pemberian

subsidi harga kompos, peningkatan alokasi dana dari kas warga, dan peningkatan

tarif retribusi kebersihan akan meningkatkan kelayakan finansial dari UPS “Mutu

Elok”. Sebaliknya, penurunan alokasi dana dari kas warga dan penurunan tarif

retribusi kebersihan akan menurunkan kelayakan finansial UPS “Mutu Elok”.

Penjelasan selengkapya mengenai penelitian terdahulu yang terkait dengan

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Meskipun penelitian mengenai daya dukung lingkungan dan analisis

kelayakan sampah telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini memiliki perbedaan,

sehingga tetap penting untuk dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Analisis kelayakan UPS dilakukan dari sudut pandang ekonomi dengan

memperhitungkan manfaat dan biaya eksternal11

;

2. Penelitian ini menganalisis daya dukung lingkungan UPS “Mutu Elok”

dengan memfokuskan analisis pada kemampuan lingkungan dalam menerima

beban sampah;

3. Penelitian menganalisis pengaruh UPS “Mutu Elok” terhadap daya dukung

lingkungan Perumahan Cipinang Elok.

11

Dampak negatif yang diterima oleh suatu pihak akibat tindakan yang dilakukan oleh pihak lain.

Biaya eksternal juga biasa disebut eksternalitas negatif

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Klasifikasi … · limbah padat. Sampah . merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan- ... 2. Sampah pertanian dan perkebunan, terdiri

24

Tabel 3. Matriks Penelitian Terdahulu

Penulis Judul Metode Hasil

1. Wibowo Evaluasi Daya Dukung

Lingkungan Hidup Kota

Jakarta

Expost facto Daya dukung Jakarta dalam memperbaiki suhu turun dari diatas 100

persen pada tahun 1940 menjadi 86,76 persen pada tahun 2003,

sedangkan kapasitas daya dukung menyerap air turun dari 100 persen

menjadi 66,25 persen

2. Inkantriani Evaluasi Daya Dukung

Lingkungan Zona Industri

Genuk Semarang

Pembobotan dan

distribusi

frekuensi

Kawasan industri Terboyo Semarang, Terboyo Megah, dan LIK

Buangan memiliki tingkat daya dukung yang rendah karena nilainya

berada pada kisaran 20-46, sedangkan wilayah industri sepanjang jalan

Kaligawe memiliki tingkat daya dukung lingkungan sedang karena

nilainya berada pada kisaran 47-73

3. Kurniawan Analisis Kelayakan Usaha

Pengolahan Sampah Kota

Menjadi Produk yang

Berguna di TPA

Bantargebang

Analisis

penerimaan, Net

B/C dan

payback periode

Usaha pengolahan sampah memiliki penerimaan total sebesar Rp

540.000.000 per tahun dan Net B/C sebesar 1,05. Payback periode

usaha ini adalah 0,28 tahun atau 3 bulan lebih 4 hari, yang artinya

modal usaha pembuatan kompos akan kembali dalam jangka waktu 3

bulan lebih 4 hari

4. Cahyani

Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Produksi

Sampah dan Kelayakan

Finansial Usaha

Pengelolaan Sampah

Rumahtangga (Studi Kasus

di Perumahan Cipinang

Elok, Jakarta Timur)

Analisis regresi

berganda dan

analisis

kelayakan

finansial dengan

menggunakan

kriteria NPV,

Net B/C dan

IRR

Jika luas tempat tinggal dimasukkan sebagai variabel, maka variabel

yang mempengaruhi jumlah timbulan adalah pola hidup, jumlah

anggota keluarga, pendapatan rumah tangga, pengeluaran konsumsi

rumah tangga, jenis sampah dan retribusi kebersihan. Sementara jika

luas tempat tinggal tidak dimasukkan sebagai variabel, maka variabel

yang mempengaruhi jumlah timbulan adalah pola hidup, jumlah

anggota keluarga, pendapatan rumah tangga, pengeluaran konsumsi

rumah tangga dan retribusi kebersihan dan jenis sampah. Pada tingkat

suku bunga 10 persen, UPS “Mutu Elok” layak dijalankan dengan nilai

NPV, Net B/C dan IRR masing-masing sebesar Rp 1.306.187,50, 1,22

dan 12 persen

24