29
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara etimologi kata analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Penguraian atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.” Sedangkan menurut Harahap (2004: 189) pengertian Analisis adalah Memecahkan atau menggabungkan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.” Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa analisis adalah penguraian dan penelaahan bagian/suatu unit beserta hubungannya untuk memecahkan unit tersebut menjadi unit terkecil dan memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Maka, analisis jika dikaitkan dengan judul adalah penguraian bagian dalam laporan arus kas untuk memperoleh pengertian yang tepat dan memahami laporan arus kas dalam bentuk rasio secara tepat untuk membandingkan kinerja perusahaan. 2.2 Laporan Keuangan Menurut Hanafi (2003: 5), analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Pekerjaan yang paling mudah dalam analisis keuangan tentu saja menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan. Bahkan dengan tersedianya program-program komputer, seperti spreadsheet atau program-program akuntansi, atau program-programn yang khusus ditulis untuk tujuan laporan keuangan, perhitungan rasio-rasio keuangan menjadi hal yang mudah dilakukan, dan bisa dilakukan secara rutin. Tantangan analis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Analisis

Secara etimologi kata analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah “Penguraian atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri,

serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan

pemahaman arti keseluruhan.”

Sedangkan menurut Harahap (2004: 189) pengertian Analisis adalah

“Memecahkan atau menggabungkan sesuatu unit menjadi berbagai unit

terkecil.”

Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa analisis adalah penguraian dan

penelaahan bagian/suatu unit beserta hubungannya untuk memecahkan unit tersebut

menjadi unit terkecil dan memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti

keseluruhan.

Maka, analisis jika dikaitkan dengan judul adalah penguraian bagian dalam

laporan arus kas untuk memperoleh pengertian yang tepat dan memahami laporan

arus kas dalam bentuk rasio secara tepat untuk membandingkan kinerja perusahaan.

2.2 Laporan Keuangan

Menurut Hanafi (2003: 5), analisis terhadap laporan keuangan suatu

perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas

(keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Pekerjaan

yang paling mudah dalam analisis keuangan tentu saja menghitung rasio-rasio

keuangan suatu perusahaan. Bahkan dengan tersedianya program-program komputer,

seperti spreadsheet atau program-program akuntansi, atau program-programn yang

khusus ditulis untuk tujuan laporan keuangan, perhitungan rasio-rasio keuangan

menjadi hal yang mudah dilakukan, dan bisa dilakukan secara rutin. Tantangan analis

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

bukan melakukan perhitungan semacam itu, melainkan melakukan analisis dan

menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul.

Analisis semacam itu mengharuskan seorang analis untuk melakukan

beberapa hal:

1) Menentukan dengan jelas tujuan dari analisis.

2) Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan-laporan

keuangan dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan dari laporan keuangan

tersebut.

3) Memahami kondisi perkonomian dan kondisi bisnis lain pada umumnya yang

berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha perusahaan.

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2004: 105) laporan keuangan menggambarkan kondisi

keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu

tertentu.

Menurut Sumadji, Pratama dan Rosita (2006: 306) pengertian laporan

keuangan adalah : “Catatan tertulis status keuangan dari individu, asosiasi, atau

organisasi bisnis. Dalam laporan keuangan termasuk neraca dan laporan laba-rugi

atau laporan operasional. Di dalamnya juga termasuk aliran kas, laporan dari

perubahan dalam laba yang ditahan analisa lainnya.”

Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat diartikan bahwa laporan keuangan

merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menggambarkan kondisi

keuangan suatu badan usaha atau organisasi yang menggambarkan kegiatan

operasional badan usaha atau organisasi untuk berkomunikasi dengan para

pemakainya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan

Berikut ini tujuan-tujuan laporan keuangan yang semuanya bersifat umum,

berkaitan dengan pemakai eksternal yang bermacam-macam jenisnya bukan pemakai

internal yang spesifik seperti manajemen, menurut Hanafi (2003: 30) :

1. Informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan

Tujuan yang paling umum adalah bahwa pelaporan keuangan harus

memberikan informasi yang bermanfat bagi investor, kreditor, dan pemakai

lainnya, saat ini maupun potensial (masa mendatang), untuk pembuatan

keputusan investasi, kredit, dan investasi semacam lainnya. Dari tujuan yang

paling umum diatas, kemudian tujuan berikutnya yang lebih spesifik. Tujuan

tersebut berkaitan dengan perkiraan penerimaan kas untuk pemakai eksternal.

2. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas untuk

pemakai eksternal

Tujuan kedua yaitu laporan keuangan harus memberikan informasi yang

bermanfaat untuk pemakai eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu dan

ketidakpastian (yang berarti resiko) penerimaan kas yang berkaitan. Tujuan ini

penting, karena investor atau pemakai eksternal mengeluarkan kas untuk

memperoleh aliran kas masuk. Pemakai eksternal harus yakin bahwa ia akan

memperoleh aliran kas masuk yang lebih dari aliran kas keluar. Pemakai

eksternal harus memperoleh aliran kas masuk bukan hanya yang bisa

mengembalikan aliran kas keluar (return on investment), tetapi juga aliran kas

masuk yang bisa mengembailkan return yang sesuai dengan risiko yang

ditanggungnya. Laporan keuangan diperlukan untuk membantu menganalisis

jumlah dan saat/waktu penerimaan kas (yaitu dividen, bunga) dan juga

memperkirakan resiko yang berkaitan.

3. Informasi yang bermanfaat untuk memperkirakan aliran kas

perusahaan

Penerimaan kas pihak eksternal akan ditentukan oleh aliran kas masuk

perusahaan. Perusahaan yang kesulitan kas akan mengalami kesulitan untuk

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

memberi kas ke pihak eksternal,dan dengan demikian penerimaan kas pihak

eksternal akan terpengaruh.

According to Kieso, Weygandt dan Warfield (2007: 4) be of a certain

opinion that financial reporting should provide :

1. Is useful to present and potential investors and creditors and other users in

making rational investment, credit, and similiar decisions. The

informastion should be comprehensible to those who have a reasonable

understanding of business and economic activities and are willing to study

information with reasonable diligence.

2. Helps present and potential investors, creditors, and other users assess the

amounts, timing, and uncertainty of prospective cash receipts from

dividends or interest and the proceeds from the sale, redemption, or maturity

on securities loans. Since investors and creditors cash flows are related to

enterprise cash flows, financial reporting should provide information to help

investors, creditors, and other assess the amounts, timing, and uncertainty of

prospective net cash inflows to the related enterprise.

3. Clearly portrays the economic resources of an enterprise, the claims to

those resources (obligations of the enterprise to transfer resources to other

entities and owners equity), and the effects of transactions, events, and

circumstances that change its resources and claims to those resources.

Menurut Darsono dan Ashari (2005: 12) tujuan laporan keuangan adalah

untuk menyajikan informasi yang menyangkut:

1. Posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu, yaitu keadaan pada tanggal

tertentu mengenai kekayaan dan sumber kekayaan perusahaan.

2. Kinerja perusahaan selama periode tertentu, yaitu besarnya aktivitas dan biaya

untuk menjalankan aktivitas serta hasil (laba/rugi) dari aktivitas selama

periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Bahkan dengan analisis yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

lebih tajam, dapat dilihat kemungkinan ketidakefisienan dan permasalahan

dalam fungsi tertentu.

3. Perubahan posisi keuangan selama periode tertentu, yaitu perubahan kekayaan

dan sumber kekayaan selam periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.

4. Perputaran kas selama periode tertentu, yaitu menyangkut aliran kas masuk

dan keluar perusahaan selama periode tertentu. Perlu diingat bahwa setiap

aktivitas belum tentu menghasilkan kas/uang sebab bisa jadi perusahaan

menjual dengan cara kredit (tidak tunai), sehingga terjadi perbedaan waktu

antara aktivitas dengan kas masuk.

2.2.3 Pengguna Laporan Keuangan

Selain sebagai alat pertanggungjawaban, informasi keuangan diperlukan

sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Para pemakai laporan keuangan tentu

membutuhkan informasi keuangan, sebagai dasar pengambilan keputusan. Pemakai

laporan keuangan menurut Darsono dan Ashari (2005: 11) meliputi :

1. Investor atau Pemilik

Pemilik perusahaan menanggung risiko atas harta yang ditempatkan pada

perusahaan. Pemilik membutuhkan informasi untuk menilai apakah

perusahaan memiliki kemampuan membayar dividen. Di samping itu untuk

menilai apakah investasinya akan tetap dipertahankan atau dijual. Bagi calon

pemilik, laporan keuangan dapat memberikan informasi mengenai

kemungkinan penempatan investasi dalam perusahaan.

2. Pemberi Pinjaman (kreditor)

Pemberi pinjaman membutuhkan informasi keuangan guna memutuskan

memberi pinjaman dan kemampuan membayar angsuran pokok dan bunga

pada saat jatuh tempo. Jadi, kepentingan kreditor terhadap perusahaan adalah

apakah perusahaan mampu membayar hutangnya kembali atau tidak.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

3. Pemasok atau kreditor usaha lainnya

Pemasok memerlukan informasi keuangan untuk menentukan besarnya

penjualan kredit yang diberikan kepada perusahaan pembeli dan kemampuan

membayar pada saat jatuh tempo.

4. Pelanggan

Dalam beberapa situasi, pelanggan sering membuat kontrak jangka panjang

dengan perusahaan, sehingga perlu informasi mengenai kesehatan keuangan

perusahaan yang akan melakukan kerja sama.

5. Karyawan

Karyawan dan serikat buruh memerlukan informasi keuangan guna menilai

kemampuan perusahaan untuk mendatangkan laba dan stabilitas usahanya.

Dalam hal ini, karyawan membutuhkan informasi untuk menilai kelangsungan

hidup perusahaan sebagai tempat menggantungkan hidupnya.

6. Pemerintah

Informasi keuangan bagi pemerintah digunakan untuk menentukan kebijakan

dalam bidang ekonomi, misalnya alokasi sumber daya, UMR, pajak,

pungutan, serta bantuan.

7. Masyarakat

Laporan keuangan dapat digunakan untuk bahan ajar, analisis, serta informasi

trend dan kemakmuran

.

2.2.4 Komponen Laporan Keuangan

Menurut Darsono dan Ashari (2005: 15) Laporan keuangan (financial

statement) merupakan pernyataan manajemen tentang kondisi perusahaan yang

diungkapkan dalam bentuk mata uang (Rupiah). Selain sebagai alat

pertanggungjawaban, laporan keuangan harus dapat dijadikan bahan untuk

memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Fungsi inilah yang sangat diperlukan

pemegang saham dan kreditor.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

Sedangkan Sastradipraja (2007: 1) komponen laporan keuangan adalah

”Laporan keuangan terdiri dari balance sheet, income statement, statement of

cash flow, statement of shareholder’s equity dan notes to financial statement.”

Komponen laporan keuangan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Neraca

Neraca menggambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan pada tanggal

tertentu, umumnya pada akhir tahun pada saat penutupan buku. Neraca ini

memuat aktiva, utang, dan modal sendiri.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang

atau jasa dan beban-beban yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut.

Laporan ini juga memperlihatkan adanya pendapatan bersih atau kerugian bersih

sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu (umumnya satu

tahun). Unsur laporan laba rugi yaitu:

a. Penghasilan Utama (Sales)

Penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan jasa, atau

perusahaan industri berupa hasil penjualan barang atau jasa kepada pembeli,

langganan, penyewa, dan pemakai jasa lainnya.

b. Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)

Bagi perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang

dagangan yang dibeli yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode

akuntansi. Bagi perusahaan industri harga pokok penjualan meliputi beban-

beban bahan dasar, tenaga kerja, dan ongkos pabrik tidak langsung yang

telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang yang kemudian berhasil

dijual dalam suatu periode akuntansi.

c. Biaya Usaha (Operating Expenses)

Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang

atau jasa dan penyelenggaraan fungsi administrasi dan umum dari

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

perusahaan yanf bersangkutan. Biaya usaha ini umumnya dipisahkan

menjadi dua bagian, yakni biaya penjualan atau pemasaran (selling

expenses) serta biaya umum dan administrasi (general and administrative

expenses). Biaya penjualan mencakup biaya-biaya yang langsung

berhubungan dengan penjualan dan pengiriman barang dagangan. Biaya

umum dan administrasi meliputi biaya-biaya pengawasan umum dan

penyelenggaraan administrasi kantor, pemeliharaan catatan akuntansi, dan

lain-lain.

d. Penghasilan dan Biaya Luar Usaha (Other Income and Expense)

Penghasilan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan yang tidak ada

hubungannya dengan usaha pokok perusahaan. Penghasilan lain misalnya

penghasilan bunga, penghasilan sewa, penghasilan dividen, penghasilan

komisi, dan lain-lain.

e. Pos-pos Insidentil (Extraordinary items)

Pos-pos insidentil adalah laba atau rugi dari transaksi-transaksi yang jarang

dilakukan atau transaksi yang bersifat insidentil. Misalnya laba atau rugi dari

penjualan surat-surat berharga dan aktiva lain selain barang dagangan,

koreksi atas laba yang diperoleh periode sebelumnya, pajak atas laba

insidentil.

3. Laporan Arus Kas

Laporan ini menggambarkan perputaran uang (kas dan bank) selama periode

tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menjelaskan perubahan modal, saldo laba,

agio/disagio. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak si pemilik

yang melekat pada perusahaan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan

ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan:

a. Laba atau rugi bersih periode bersangkutan

b. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

c. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik

d. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta

perubahannya

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi

yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Bilamana

penjelasan tiap akun neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan

dalam lampiran.

2.2.5 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Darsono dan Ashari (2004: 25) laporan keuangan menggambarkan

kondisi secara umum dari perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan sebagai

jendela untuk mengetahui isi rumah. Tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan-

keterbatasannya adalah sebagai berikut :

1. Penyajiannya dikelompokkan pada akun-akun yang material, tidak bisa rinci

sekali. Kalau sangat rinci, laporan keuangan akan setebal bantal.

2. Laporan keuangan sering disajikan terlambat, sehingga informasinya

kadaluarsa. Keterlambatan sebenarnya tergantung pada ketertiban

administrasinya, jika sistemnya baik, maka akan cepat tersaji apalagi

menggunakan komputerisasi.

3. Laporan keuangan menekankan pada harga historis (harga perolehan),

sehingga jika terjadi perubahan nilai perlu dilakukan penyesuaian.

4. Penyajian laporan keuangan dilakukan dengan bahasa teknis akuntansi,

sehingga bagi orang awam perlu belajar dulu, tetapi bagi pelaku bisnis akan

mudah karena menggunakan bahasa bisnis.

5. Laporan keuangan mengikuti standar (SAK) yang mungkin terjadi perubahan

aturan setiap tahun. Perlu diingat bahwa Ikatan Akuntan Indonesia terus

melakukan penyempurnaan SAK untuk mencapai harmonisasi dengan standar

akuntansi internasional. Tujuannya agar lebih berkualitas dan dapat

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

diperbandingkan dengan laporan keuangan perusahaan sejenis pada berbagai

negara.

Namun demikian, manfaatnya sangat besar dibandingkan keterbatasannya,

karena kita dapat melihat gambaran secara umum perusahaan dari satu set laporan

tersebut. Tanpa melihat fisik perusahaan, pembaca laporan keuangan dapat

memperkirakan bagaimana besarnya dan efisiensi perusahaan. Karena adanya

keterbatasan tersebut, dalam membaca laporan keuangan perlu berhati-hati dan perlu

dilengkapi dengan informasi lain.

Informasi yang terdapat dalam laporan keuangan adalah informasi yang

bersifat umum, sehingga tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan pemakai laporan

keuangan. Selain itu, Jumingan (2008: 10) mengungkapkan adanya keterbatasan

laporan keuangan, yaitu:

1. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim report),

bukan merupakan laporan final, karena laba-rugi riil (laba-rugi final) hanya

dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi. Karena alasan

tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode waktu tertentu. Waktu

satu tahun umumnya dianggap sebagai periode akuntansi baku. Alokasi

revenue dan cost sepanjang periode tertentu dipengaruhi pula adanya

pertimbangan pribadi.

2. Laporan keuangan ditunjukan dalam jumlah rupiah yang tampaknya pasti.

Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan standar

lain (karena adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan). Apalagi bila

dibandingkan dengan laporan keuangan seandainya perusahaan itu dilikuidasi,

jumlah rupiahnya dapat sangat berbeda. Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga

historisnya, jumlahnya kemudian dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.

Jumlah bersihnya tidak mencerminkan nilai penjualan aktiva tetap.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

3. Neraca dan laporan laba-rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan dari

waktu ke waktu. Selama jangka waktu itu mungkin nilai rupiah sudah

menurun.

4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai

keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor

yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua

faktor dapat diukur dalam satuan uang. Faktor tersebut misalnya kemampuan

dalam menemukan penjual dam mencari pembeli, nama baik dan prestise

perusahaan di mata masyarakat, kepercayaan pihak luar kepada perusahaan,

efisiensi, loyalitas, dan integritas dari pimpinan dan karyawan, kualitas barang

yang dihasilkan, kondisi pesaing-pesaingnya, keadaan perekonomian pada

umumnya, dan sebagainya.

2.3 Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hanafi (2003: 70) beberapa hal perlu diperhatikan dalam analisis

laporan keuangan yaitu :

1. Dalam analisis, analis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend tertentu

dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau enam tahun

barangkali bisa digunakan untuk melihat trend tertentu.

2. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu

diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka

yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata industri bisa dan biasa dipakai

sebagai pembanding. Meskipun angka rata-rata industri ini barangkali bukan

merupakan pembanding yang paling tepat karena beberapa hal, misal karena

perbedaan karakteristik rata-rata perusahaan dalam industri dengan

perusahaan tersebut. Tetapi rata-rata industri tetap bisa dipakai untuk

perbandingan. Alternatif lain apabila rata-rata industri tidak ada adalah

dengan membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

Perusahaan yang menjadi pembanding bisa jadi perusahaan yang menjadi

leader dalam industri.

3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan

dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang

melengkapi laporan keuangan, seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi

rencana ekspansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus

dimasukkan dalam analisisi.

4. Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadangkala semua

informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis laporan keuangan.

Kadangkala informasi tambahan diluar laporan keuangan diperlukan.

Informasi tambahan ini bisa memberi analisis yang lebih tajam lagi. Sebagai

contoh, analisis penurunan penjualan bila disertai dengan analisis

perkembangan market share akan memberi pandangan baru kenapa penjualan

bisa menurun.

2.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Sastradipraja (2007: 3) menyatakan bahwa :

”Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses penguraian laporan

keuangan ke dalam komponen laporan keuangan dan penelaahan

masing-masing komponen laporan keuangan tersebut serta hubungan

antar komponen, dengan menggunakan teknik-teknik analisis yang ada

agar diperoleh pengertian yang tepat dan gambaran yang komprehensif

tentang laporan keuangan tersebut.”

Sedangakan dalam buku Stice, Stice dan Skousen (2005: 1262) berpendapat

bahwa:

”Financial statement analysis is the examination of both the relationships

among financial statement numbers and the trends in those numbers over

time.”

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis laporan

keuangan adalah suatu metode yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan

dengan mempelajari hubungan angka-angka dalam laporan keuangan agar diperoleh

gambaran yang tepat mengenai laporan keuangan tersebut.

2.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah

informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis

laporan keuangan dikemukakan sebagai berikut, menurut Harahap (2004: 195) :

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang

terdapat dari laporan keuangan biasa.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari

suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).

3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya

dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern

laporan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar

perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-

model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi,

peningkatan (rating).

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.

Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan

merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain :

1) Dapat menilai prestasi perusahaan.

2) Dapat memproyeksi keuangan perusahaan.

3) Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek

waktu tertentu :

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

a. Posisi keuangan (Aset, Neraca, dan Modal)

b. Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya)

c. Likuiditas

d. Solvabilitas

e. Aktivitas

f. Rentabilitas atau Profitabilitas

g. Indikator Pasar Modal

4) Menilai perkembangan dari waktu ke waktu

5) Melihat komposisi struktur keuangan, arus dana

Pembahasan tujuan analisis laporan keuangan akan lebih baik apabila dimulai

dengan mengkonfrontir antara kepentingan para pemakai laporan keuangan,

khususnya dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi dan karakteristik laporan

keuangan itu sendiri. Dari sini akan diperoleh adanya kesenjangan antara informasi

yang disajikan laporan keuangan dan informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai.

Pada satu sisi laporan keuangan menyajika informasi mengenai apa yang telah terjadi,

sementara pada sisi lain, para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi

mengenai apa yang mungkin akan terjadi di masa mendatang.

Kesenjangan kebutuhan informasi ini pada akhirnya menuntut suatu

pemecahan. Meskipun bukan merupakan satu-satunya sumber informasi, laporan

keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup penting untuk

pengambilan keputusan ekonomi. Untuk memecahkan kesenjangan kebutuhan

informasi inilah diperlukan suatu analisis terhadap laporan keuangan, utamanya

dalam memprediksi apa yang mungkin akan terjadi di masa datang.

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk memenuhi beberapa tujuan,

menurut Sastradipraja (2007: 4) :

”Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan,

misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif

investasi atau merger, sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja

keuangan di masa yang akan datang, sebagai diagnosis terhadap masalah-

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya, atau sebagai alat evaluasi

terhadap manajemen.”

2.3.3 Prosedur Analisis Laporan Keuangan

Menurut Jumingan (2008: 240) prosedur analisis meliputi tahapan sebagai

berikut:

1. Review Data Laporan

Aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal, baik sifat

atau jenis perusahaan yang melaporkan maupun sistem akntansi yang berlaku.

Sistem akuntansi yang diterapkan dalam memberi pengakuan terhadap

pendapatan dan biaya akan menentukan jumlah pendapatan maupun laba yang

dihasilkan perusahaan. Maksud dari perlunya mempelajari data secara

menyeluruh ini adalah untuk meyakinkan pada penganalisis bahwa laporan

keuangan itu sudah cukup jelas menggambarkan semua data keuangan yang

relevan dan telah diterapkannya prosedur akuntansi maupun metode penilaian

yang tepat, sehingga penganalisis akan betul-betul mendapatkan laporan

keuangan yang dapat diperbandingkan (comparable). Dengan demikian,

kegiatan review merupakan jalan menuju suatu hasil analisis yang memiliki

tingkat pembiasan yang relatif kecil.

2. Menghitung

Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis dilakukan

perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan, persentase

perkomponen, analisis rasio keuangan, dan lain-lain. Dengan metode atau

teknik apa yang akan digunakan dalam perhitungan sangat bergantung pada

tujuan analisis.

3. Membandingkan atau Mengukur

Langkah berikutnya setelah melakukan perhitungan adalah membandingkan

atau mengukur. Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil

perhitungan tersebut apakah sangat baik, baik, sedang, kurang baik, dan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

seterusnya. Pada pokoknya ada dua cara yang dapat dilakukan di dalam

membandingkan ratio financial perusahaan, yaitu cross sectional approach dan

time series analysis. Cross sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi

dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan

perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan menggunakan

pembandingan cross sectional haruslah dipenuhi persyaratan:

a. perusahaan sejenis.

b. periode/tahun pembandingan sama.

c. ukuran (size) perusahaan relatif sama besar.

Analsis dapat menggunakan data rasio industri untuk melakukan cross

sectional dengan tetap memeuhi persyaratan pembandingan di atas. Adapun

time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan hasil yang

dicapai perusahaan, apakah mengalami kemajuan atau kemunduran.

Perkembangan keuangan perusahaan terlihat melalui tren dari tahun ke tahun.

4. Menginterpretasi

Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara hasil

pembandingan/pengukuran dengan kaidah teoritis yang berlaku. Hasil

interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan apa yang

dicapai perusahaan dalam pengelolaan keuangan.

5. Solusi

Langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisis. Dengan memahami

problem keuangan yang dihadapi perusahaan akan menempuh solusi yang

tepat. Selanjutnya prosedur analisis keuangan dapat diilustrasikan dalam alur

prosedur berikut ini.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

2.3.4 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2004: 20) teknik analisis laporan keuangan dapat

digunakan dengan berbagai metode antara lain :

1. Metode Komparatif

2. Analisis Tren

3. Laporan keuangan bentuk Commond Size

4. Metode Index Time Series

5. Analisis Rasio

6. Teknik Analisis lain seperti :

Analisis sumber dan penggunaan dana

Analisis Break Even

Data Laporan Keuangan

1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas

Review Menghitung

Solusi

Cross Section

Menginterpretasi

Time Series

Membandingkan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

Analisis Gross Profit

Dupont Analysis

7. Model Analisis seperti :

Bankruptcy model

Net cash flow prediction model

Take over prediction model

Menurut Darsono dan Ashari (2004: 51) teknik analisis laporan keuangan

adalah analisis rasio dan analisis persentase yang memungkinkan untuk

mengidentifikasi, mengkaji, dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan

dari data keuangan perusahaan. Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan

perusahaan, analis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis

terhadap kesehatan perusahaan.

Alat yang biasa digunakan adalah analisis rasio keuangan. Dalam analisis

rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan

perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini

dengan dengan rasio masa lalu dan masa yang akan datang dari perusahaan yang

sama. Jika rasio keuangan ini diurutkan dalam jangka waktu beberapa tahun atau

periode, pemakai dapat melihat kecendrungan rasio keuangan apakah mengalami

penurunan atau atau peningkatan, yang menunjukkan kinerja atau kondisi keuangan

perusahaan. Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio

keuangan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata

industri pada titik yang sama. Perbandingan ini memberikan pemahaman yang

mendalam tentang kondisi dan kinerja perusahaan relatif dan membantu

mengidentifikasi penyimpangan dari rata-rata atau standar industri.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

Menurut Jumingan (2008: 43) metode dan teknik analisis laporan keuangan

antara lain seperti :

1. Analisis perbandingan neraca, laporan laba rugi, dan laporan laba yang

ditahan dengan menunjukkan:

a. Data absolut (jumlah dalam rupiah);

b. Kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah;

c. Kenaikan dan penurunan dalam persen;

d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio;

e. Persentase dari total.

2. Analisis perubahan modal kerja.

3. Analisis tren dari rasio unsur-unsur neraca dan data operasi yang ada

kaitannya.

4. Analisis persentase per komponen dari neraca dan laporan laba rugi.

5. Analisis rasio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur neraca.

6. Analisis perbandingan dengan rasio industri.

7. Analisis perubahan pendapatan neto atau analisis perubahan laba bruto.

8. Analisis titik impas atau analisis break-even point.

2.3.5 Keterbatasan dan Kelemahan Analisis Laporan Keuangan

Di dalam melakukan analisis laporan keuangan terdapat keterbatasan analisis

atas laporan keuangan. Menurut Harahap (2004: 201), terdapat keterbatasan analisis

laporan keuangan dan para analis harus memperhatikan keterbatasan laporan, seperti:

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian

yang telah lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai

laporan mengenai keadaan saat ini.

2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan pihak tertentu. Informasi ini disajikan untuk dapat digunakan

semua pihak. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak. Sehingga

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

terpaksa selalu memperhatikan semua pihak pemakai yang sebanarnya

mempunyai perbedaan kepentingan.

3. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan

pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat

dari informasi yang dilaporkan.

Menurut Harahap (2004: 203) selain terdapat keterbatasan analisis laporan

keuangan, mengemukakan bahwa kelemahan analisis laporan keuangan adalah:

1. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh karenanya

kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari

analisis itu tidak salah.

2. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk menilai

suatu laporan keuangan tidak cukup hanya dari angka-angka laporan

keuangan. Kita juga harus melihat aspek lainnya seperti: tujuan perusahaan,

situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya perusahaan dan

budaya masyarakat.

3. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan

kondisi ini bisa berbeda dengan kondisi masa depan.

4. Jika kita melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu dilihat

beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka

misalnya: prinsip akuntansi, jenis industri, periode laporan dan jenis

perusahaan aspek profit motive atau non profit motive.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

2.4 Laporan Arus Kas

2.4.1 Pengertian Laporan Arus Kas

Warren, Reeve dan Fess (2005: 590) berpendapat bahwa ”The statement of

cashflows reports a firm’s major cash inflows and outflows for a period”

Sedangkan Sumadji, Pratama dan Rosita (2006: 148) mengemukakan

pengertian laporan arus kas adalah “Suatu laporan keuangan yang menunjukkan

sumber-sumber kas dan penggunaan kas yang masuk atau keluar dalam suatu

bisnis.”

Sementara itu Harahap (2004: 257) berpendapat bahwa

”Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang

penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada periode

tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan: operasi,

pembiayaan, dan investasi.”

Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa laporan

arus kas adalah laporan keuangan yang menggambarkan/menunjukkan kegiatan

keluar masuknya arus kas perusahaan pada suatu periode waktu tertentu dengan

klasifikasi transaksi kegiatan operasi, pembiayaan, dan investasi.

2.4.2 Tujuan Laporan Arus Kas

Menurut Harahap (2004: 243) “tujuan menyajikan laporan arus kas adalah

memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau

setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.”

Sedangkan tujuan laporan arus kas menurut Kieso, Weygandt dan Warfield

(2007: 190) “the primary purpose of a statement of cash flows is to provide relevant

information about the cash receipts and cash payments of an enterprise during a

period.”

Dari beberapa tujuan laporan arus kas, dapat disimpulkan bahwa laporan arus

kas pada dasarnya adalah memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran

kas atau setara kas dalam suatu periode tertentu.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

2.4.3 Kegunaan Laporan Arus Kas

Berkaitan dengan tujuan laporan arus kas Darsono dan Ashari (2004: 90)

berpendapat bahwa dengan menilai dan mengidentifikasi :

1. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh arus kas masuk bersih di masa

mendatang dari kegiatan operasi untuk membayar hutang, bunga dan dividen.

2. Kebutuhan dana dari pihak eksternal.

3. Alasan perbedaan antara penghasilan bersih dengan arus kas bersih dari

kegiatan operasi.

4. Dampak dari investasi dan pendanaan transaksi kas maupun kas

5. Informasi arus kas historis sebagai alat prediksi arus kas di masa mendatang.

Informasi arus kas mempunyai kegunaan yang lebih baik dalam menilai

likuiditas perusahaan dibandingkan informasi yang ada pada neraca. Hal ini karena

informasi akuntansi berbasis akrual banyak menggunakan alat-alat alokasi arbriter

yang digunakan oleh akuntan.

2.4.4 Klasifikasi Laporan Arus Kas

Penerimaan kas dan pembayaran kas selama suatu periode diklasifikasikan

dalam laporan arus kas menjadi tiga aktivitas berbeda, yaitu aktivitas operasi,

investasi, dan pembiayaan. Kieso, Weygandt dan Warfield (2007: 191)

mengklasifikasikan laporan arus kas sebagai berikut:

1. Operating activities involve the cash effects of transactions that enter into

determination of net income.

2. Investing activities include making and collecting loans and acquiring and

disposing of investments (both debt and equity) and property, plant, and

equipment.

3. Financing activities involve liability and owners equity items. They include :

a. Obtaining resources from owners and providing them with a return on

their investment and,

b. Borrowing money from creditors and repaying the amounts borrowed.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

Sedangkan Harahap (2004: 245) mengklasifikasikan laporan arus kas

sebagai berikut :

1. Kegiatan Operasi Perusahaan

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah aktivitas penghasil utama

pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas

investasi dna aktivitas pendanaan; seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa

lain yang tidak dapat dianggap sebagai kegiatan investasi atau pembiayaan.

Kegiatan ini biasanya mencakup: kegiatan produksi, pengiriman barang,

pemberian servis. Arus kas dari operasi ini umumnya adalah pengaruh kas

dari transaksi dan peristiwa lainnya yang ikut dalam menentukan laba.

2. Kegiatan Pembiayaan/Pendanaan

Yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah aktivitas yang mengakibatkan

perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang

perusahaan, berupa kegiatan mendapatkan sumber-sumber dana dari pemilik

dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber dana tersebut,

meminjam dan membayar utang kembali atau melakukan pinjaman jangka

panjang untuk membayar utang tertentu.

3. Kegiatan Investasi

Yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah perolehan dan

pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk

setara kas, antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang, surat berharga

atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam

proses produksi.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

2.4.5 Metode Laporan Arus Kas

Untuk menyajikan Laporan arus kas ini menurut Harahap (2004: 263) dapat

digunakan dua metode yaitu :

1. Metode Langsung (Direct Method)

Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara melaporkan

kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi

secara lengkap (gross), tanpa melihat laporan laba/rugi dan dilanjutkan dengan

kegiatan investasi dan pembiayaan.

2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

Dalam Indirect Method penyajiannya dimulai dari laba rugi bersih dan

selanjutnya dilaksanakan disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan

dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, naik

turun pos aktiva lancar dan uang lancar. Dalam metode ini net income disesuaikan

(Reconcile) dengan menghilangkan non cash transaction :

a. Pengaruh transaksi yang masih belum direalisasikan (deffered) dari arus kas

masuk dan keluar dari transaksi yang lalu seperti perubahan jumlah

persediaan deferal income, arus kas masuk dan keluar yang “accrued” seperti

piutang dan utang.

b. Pengaruh perkiraan yang terdapat dalam kelompok investasi dan pembiayaan

yang tidak mempengaruhi kas seperti penyusutan, amortisasi, laba rugi dari

penjualan aktiva tetap dan dari operasi yang dihentikan (yang berkaitan

dengan investasi), laba rugi pembatalan utang (transaksi pembiayaan).

2.4.6 Analisis Rasio Arus Kas

Harahap (2004: 257) berpendapat bahwa dengan melakukan analisis arus

kas, kita dapat mengetahui:

1. Kemampuan perusahaan meng’generate’ kas, merencanakan, mengontrol arus

kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu;

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan,

termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang;

3. Informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari

sumber kekayaan perusahaan;

4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa yang

akan datang;

5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan

pengeluaran kas;

6. Pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap

posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang mencantumkan laporan arus kas

ke dalam laporan keuangan, membuat penggunaan informasi laporan arus kas sebagai

alat analisis kinerja perusahaan semakin meningkat. Salah satu analisis kinerja

keuangan adalah dengan menggunakan laporan arus kas adalah analisis rasio laporan

arus kas. Darsono dan Ashari (2005: 91) mengemukakan analisis laporan arus kas

ini menggunakan komponen dalam laporan arus kas dan komponen neraca dan

laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio.

2.4.6.1 Rasio Arus Kas Operasi (AKO).

Rasio arus kas operasi menghitung kemampuan arus kas operasi dalam

membayar kewajiban lancar. Rasio ini diperoleh dengan membagi arus kas operasi

dengan kewajiban lancar.

AKO = Jumlah Arus Kas Operasi

Kewajiban Lancar

Rasio arus kas operasi ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

membayar kewajiban lancar jangka pendeknya tanpa menggunakan arus kas aktivitas

lainnya. Ketidakmampuan perusahaan menghasilkan arus kas operasi untuk

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

membayar kewajiban lancarnya dapat mengakibatkan terjadinya kebangkrutan

perusahaan.

2.4.6.2 Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas guna membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak, dan

dividen preferen). Rasio ini diperoleh dengan rumusan sebagai berikut:

CAD = EBIT

Bunga + Penyesuaian Pajak + Dividen Preferen

Ket. EBIT = Pendapatan Sebelum Bunga dan Pajak

2.4.6.3 Rasio Cakupan Kas Terhadap Bunga (CKB)

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

membayar bunga atas hutang yang telah ada. Rasio ini diperoleh dengan rumusan

sebagai berikut:

CKB = Arus Kas Operasi + Bunga + Pajak

Bunga

2.4.6.4 Rasio Cakupan Kas terhadap Utang Lancar (CKHL)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar

berdasarkan arus kas operasi bersih. Rasio ini diperoleh dengan rumusan sebagai

berikut:

CKHL = Arus Kas Operasi + Dividen Kas

Hutang Lancar

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

2.4.6.5 Rasio Pengeluaran Modal (PM)

Rasio ini digunakan untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan

pembayaran hutang yang ada. Rasio ini diperoleh dengan rumusan sebagai berikut:

PM = Arus Kas Operasi

Pengeluaran Modal

2.4.6.6 Rasio Total Hutang (TH)

Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan

dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini

diperoleh dengan rumusan sebagai berikut:

TH = Arus Kas Operasi

Total Hutang

Dengan mengetahui rasio ini, kita bisa menganalisis jangka waktu berapa

lama perusahaan akan mampu membayar hutang dengan menggunakan arus kas yang

dihasilkan dari aktivitas operasional perusahaan.

2.5 Konsep Kinerja

2.5.1 Pengertian Kinerja

Sumadji, Pratama dan Rosita (2006: 518) mengungkapkan, kinerja adalah

istilah umum yang menggambarkan tindakan atau aktivitas suatu organisasi selama

periode tertentu, seiring dengan referensi pada sejumlah standar, seperti biaya masa

lalu atau biaya yang diproyeksikan, pertanggungjawaban manajemen, dan sejenisnya.

Menurut Tika (2006: 121) kinerja adalah “hasil-hasil fungsi

pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode

waktu tertentu.”

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

Dengan demikian, kinerja merupakan hasil dari suatu pekerjaan yang

menggambarkan tindakan organisasi selama periode tertentu dengan referensi pada

standar, untuk mencapai tujuan organisasi.

2.5.2 Pengukuran Kinerja

Menurut Umar (2008: 370) metode untuk mengukur kinerja adalah

menggunakan Balanced scorecard. Teknik balanced scorecard kini mulai mendapat

banyak perhatian praktisi bisnis maupun peneliti manajemen, padahal keempat

perspektif dari teknik ini yaitu perspekif keuangan, pelanggan, proses internal, serta

pembelajaran dan pertumbuhan adalah hal-hal konvensional dalam perusahaan.

Ternyata, perhatian yang demikian itu terlepas dari kemampuan teknologi sistem

informasi yang makin memasyarakat. Keempat perspektif menawarkan suatu

keseimbangan (balance) antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang, yaitu hasil

(outcome) yang diinginkan, pemicu kinerja, dan tolok ukur.

Balanced scorecard mempertahankan perspektif keuangan karena tolok ukur

keuangan berguna untuk mengikhtisarkan konsekuensi tindakan ekonomi yang telah

diambil. Tolok ukur kinerja keuangan menunjukkan apakah strategi, implementasi,

dan eksekusi perusahaan memberi kontribusi pada perbaikan laba. Tujuan finansial

biasanya berkaitan dengan kemampulabaan. Perspektif keuangan menggambarkan

konsekuensi tindakan ekonomi yang diambil dalam ketiga perspektif yang lain.

Perspektif pelanggan mendefinisikan pelanggan dan segmen pasar dimana unit usaha

akan bersaing. Persepektif proses usaha internal melukiskan proses internal yang

diperlukan untuk memberikan nilai bagi pelanggan dan pemilik. Perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan mendefinisikan kapabilitas yang diperlukan induk

organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang dan perbaikan.

Penekanan pendekatan balanced scorecard adalah pada perbaikan yang

berkesinambungan (continous improvement), bukan hanya sekedar pada pencapaian

suatu tujuan yang sempit, seperti laba sekian miliar rupiah. Perbaikan yang

berkesinambungan ini penting agar organisasi dapat bersaing.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Secara

2.6 Hubungan Analisis Rasio Arus Kas dengan Kinerja Perusahaan

Laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam mengukur kinerja

dan mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai

perusahaan selama periode tertentu. Kinerja suatu perusahaan dapat diukur dengan

melakukan analisis laporan keuangan yang biasa dilakukan oleh para pengguna

laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat dilihat prestasi dan kelemahan

yang dimiliki perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

manajemen dalam mengambil keputusan.

Salah satu bentuk analisis laporan keuangan adalah dengan menggunakan

analisis rasio arus kas. Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid dan dapat

menggambarkan kondisi perusahaan, dimana tingkat likuiditas perusahaan

merupakan salah satu indikator di dalam pengukuran kinerja perusahaan. Semua

perusahaan membutuhkan arus kas untuk menjalankan kegiatan operasional, kegiatan

investasi dan kegiatan pendanaan perusahaan.

Laporan arus kas dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai kas

perusahaan. Dengan melihat dan menganalisis laporan arus kas perusahaan, para

pemakai laporan keuangan dapat menilai tingkat efisiensi perusahaan dalam

mengelola sumber dan penggunaan kas perusahaan.