20
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilaku Pengerttian perilaku secara umum menurut Kusmiyati dan Desminiarti (1990) dalam (Sunaryo, 2002 : 3) adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. Perilaku berwujud bila ada keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi (konasi) seseorang terhadap suatu lingkungan di sekitarnya. Menurut (J.B. Watson, 1878-1958) dalam buku (Laurens, 2004) memandang psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku karena perilaku lebih mudah diamati, dicatat, dan diukur. Arti perilaku mencakup perilaku yang kasatmata seperti makan, menangis, memasak, melihat, bekerja dan perilaku yang tidak kasatmata seperti fantasi, motivasi, dan proses yang terjadi pada waktu seseorang diam atau secara fisik tidak bergerak. 1. Pembentukan Perilaku Menurut (Walgito, 1999) dalam jurnal (Audinovic, 2012 : 14) proses pembentukan perilaku yaitu : a. Cara pembentukan perilaku dengan kebiasaan Salah satu pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilku seperti yang diharapkan, akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut (Audinovic, 2012 : 14).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perilakueprints.umm.ac.id/40609/3/BAB II.pdf · A. Pengertian Perilaku Pengerttian perilaku secara umum menurut Kusmiyati dan Desminiarti (1990)

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perilaku

Pengerttian perilaku secara umum menurut Kusmiyati dan Desminiarti (1990)

dalam (Sunaryo, 2002 : 3) adalah proses interaksi individu dengan lingkungannya

sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup. Perilaku berwujud bila

ada keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan

predisposisi (konasi) seseorang terhadap suatu lingkungan di sekitarnya.

Menurut (J.B. Watson, 1878-1958) dalam buku (Laurens, 2004) memandang

psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang perilaku karena perilaku lebih

mudah diamati, dicatat, dan diukur. Arti perilaku mencakup perilaku yang kasatmata

seperti makan, menangis, memasak, melihat, bekerja dan perilaku yang tidak

kasatmata seperti fantasi, motivasi, dan proses yang terjadi pada waktu seseorang

diam atau secara fisik tidak bergerak.

1. Pembentukan Perilaku

Menurut (Walgito, 1999) dalam jurnal (Audinovic, 2012 : 14) proses

pembentukan perilaku yaitu :

a. Cara pembentukan perilaku dengan kebiasaan

Salah satu pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan kebiasaan.

Dengan cara membiasakan diri untuk berperilku seperti yang diharapkan,

akhirnya akan terbentuklah perilaku tersebut (Audinovic, 2012 : 14).

7

b. Pembentukan perilaku dengan pengertian (Insight)

Cara ini berdsarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar dengan

disertai adanya pengertian. Contohnya bila naik motor harus menggunakan

helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri, dan masih banyak contoh

untuk menggambarkan hal tersebut (Audinovic, 2012 : 14).

c. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model

Teoti ini didasarkan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau

obsevationallearning theory. Misalnya pemimpin sebagai panutan yang

dipimpinnya, orang tua sebagai contoh anak-anaknya (Audinovic, 2012 : 14).

Sedangkan proses pembentukan perilaku menurut Abraham Harlord Maslow

dalam (Sunaryo, 2002 : 6) manusia memiliki kebutuhan dasar, yaitu :

a. Kebutuhan fisiologis/biologis, yang merupakan kebutuhan pokok utama,

yaitu O2, H2O, cairan elektrolit, makanan, dan seks.

Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan terjadi ketidakseimbangan

fisiologis. Misalnya, kekurangan O2 yang menimbulkan sesak napas dan

kekurangan H2O dan elektrolit yang menyebabkan dehidrasi (Sunaryo, 2002

: 6).

b. Kebutuhan rasa aman, misalnya :

Rasa aman terhindar dari pencurian, penodongan, perampokan dan

kejahatan lain.

Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit.

Rasa aman memperoleh perlindungan hokum.

c. Kebutuhan mencintai dan dicintai, misalnya :

Mendambakan kasih sayang/cinta kasih orang lain baik dari orang tua,

saudara, teman, kekasih, dan lain-lain.

Ingin dicintai/mencintai orang lain.

d. Kebutuhan harga diri, misalnya :

Ingin dihargai dan menghargai orang lain.

8

Toleransi atau saling menghargai dalam hidup berdampingan.

e. Kebutuhan aktualisasi didi, misalnya :

Ingin dipuja dan disanjung oleh orang lain.

Ingin menonjol dan lebih dari orang lain, baik dalam karier, usaha,

kekayaan, dan lain-lain.

Jadi, menurut beberapa sumber diatas dapat disimpulkan bahwa proses

pembentukan perilaku ada didalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu, beberapa

kebutuhan diatas juga bersangkutan dengan diri kita masing-masing.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut (Lestari, 2016 : 31 - 32) Faktor-fartor yang mempengaruhi

terbentuknya perilaku antara lain, yaitu :

a. Aspek Lingkungan

Dari lingkungan ini biasanya merupakan dominasi terkuat untuk

perubahan dan terbentuknya sebuah perilaku. Di sebuah lingkungan yang baru

dan berganti-ganti, masing-masing individu dituntut untuk mampu beradaptasi

serta berinteraksi sebagai makhluk sosial dengan menyesuaikan suasana yang

ada, kemudian perilaku individu akan menyesuaikan dengan kebutuhan

individu akan lingkungan yang baru (Lestari, 2016 : 31).

b. Lingkungan pendukung psikososial

Dengan adanya iklim organisasi yang beragam secara otomatis mental

dan psikis seorang individu akan terlatih untuk dapat beradaptasi secara

perlahan karena budaya yang ada, nantinya akan membimbing dalam

membentuk perilaku, dengan bermodalkan landasan organisasi individu

9

secara tidak langsung akan membantu dalam pembentukan karakter dan

selanjutnya akan menjadi perilaku (Lestari, 2016 : 31).

c. Stimulan pendorong perilaku

Perilaku disebabkan karena adanya lingkungan sekitar, melainkan

pengaruh dan orang lain yang mempengaruhi seorang individu dengan

memberikan aturan yang tidak diketahui sebelumnya sehingga akan merubah

pola pikir seseorang individu akan suatu hal yang membentuk pola pikir

perilakunya (Lestari, 2016 : 31-32).

3. Bentuk Perubahan Perilaku

Menurut (Audinovic, 2012 : 15-16) perubahan perilaku dapat terlihat dari

berbagai bentuk perubahan yang terjadi, diantaranya :

a. Perubahan gaya hidup

Perubahan ini lebih banyak didasarkan atas subjektivitas kita terhadap

sesuatu, misalnya tokoh yang mengiklankannya atau tuntutan pergaulan bagi

anak muda. Perubahan gaya hidup seperti ini mendorong kita untuk bertindak

konsumtif yang terkadang tidak mengindahkan nilai materi yang harus

dikeluarkan untuk menembusnya (Audinovic, 2012 : 15).

b. Perubahan pola pikir

Perubahan pola piker juga memberikan pemikiran yang jauh ke depan

kepada masyarkat. Hal ini sangat berguna meramalkan apa saja yang akan

terjadi di kemudian hari. Tentunya dengan menghubungkan berbagai faktor

penyebabnya (Audinovic, 2012 : 15).

c. Perubahan sosial ekonomi

Dewasa ini, kemunculan berbagai pusat perbelanjaan seperti

minimarket, supermarket, hypermarket dan mall sudah mulai masuk daerah

pinggiran. Tidak aneh jika banyak pedagang di pasar tradisional mengeluh,

karena pembeli langganannya beralih ke pusat perbelanjaan tersebut

(Audinovic, 2012 : 15-16).

10

4. Faktor Penentu Perilaku Prososial Yang Spesifik

Menurut (Sear, Freedman dan Peplau, 1985 : 61 - 69) perilaku prososial

dipengaruhi oleh karakteristik situasi, karakteristik penolong dan karakteristik orang

yang membutuhkan pertolongan.

a. Situasi

Orang yang paling altruis sekalipuncenderung tidak memberikan bantuan

dalam situasi tertentu. Penelitian yang telah dilakukan membuktikan makna

penting beberapa faktor fungsional, yang meliputi kehadiran orang lain, sifat

lingkungan, fisik dan tekanan keterbatasan waktu (Sear, Freedman dan

Peplau, 1985 : 61).

b. Kehadiran Orang Lain

Analisis pengambilan keputusan tentang perilaku prososial memberikan

beberapa penjelasan yaitu penyebaran tanggung jawab yang timbul karena

kehadiran orang lain (Sear, Freedman dan Peplau, 1985 : 61).

c. Kondisi Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku prososial adalah

kebisingan. Beranjak dari gagasan umum bahwa kebisingan dapat menurutkan

daya tanggap orang terhadap semua kejadian di lingkungan. (Sear, Freedman

dan Peplau, 1985 : 63)

d. Tekanan Waktu

Bukti nyata efek ini berasal dari eksperimen yang dilakukan oleh Darley

dan Batson (1973). Sebagai bagian dari peneliti ini, setiap mahasiswa diminta

untuk berjalan ke gedung yang lain dimana mereka akan mengadakan

11

pembicaraan singkat. Beberapa diantaranya diberitahu untuk memanfaatkan

waktunya karena pembicaraan itu tidak akan segera dimulai. Beberapa di

antaranya diberitahu untuk bergegas karena mereka sudah terlambat dan

sedang ditunggu oleh si peneliti. Ketika subjek itu berjalan dari gedung yang

satu ke gedung lain, dia menjumpai seorang pria berpakaian lusuh

tertelungkup di gang, terbatuk dan mengerang. Yang menarik adalah apakah

subjek akan memberikan bantuan atau tidak (Sear, Freedman dan Peplau,

1985 : 64-65).

e. Penolong

Ada perbedaan individual, karena faktor ini dapat meningkatkan atau

menurunkan kecenderungan orang untuk melakukan tindakan prososial (Sear,

Freedman dan Peplau, 1985 : 65-66).

f. Faktor Kepribadian

Faktor ini berkaitan dengan kaitan dengan kepribadian dan pemberian

bantuan tergantung pada sifat tertentu yang dibahas dan pada jenis bantuan

tertentu yang dibutuhkan (Sear, Freedman dan Peplau, 1985 : 66).

g. Suasana Hati

Suasana hati yang baik bisa menurunkan kesediaan untuk menolong bila

pemberian bantuan akan mengurangi suasana hati yang baik. Sedangkan bila

suasana hati yang buruk, menyebabkan kita memusatkan perhatian pada diri

kita sendiri dan kebutuhan kita sendiri. Maka keadaan itu akan mengurangi

kemungkinan untuk membantu orang lain (Sear, Freedman dan Peplau, 1985 :

66-67).

12

h. Distres Diri dan Rasa Empatik

Yang dimaksud distress diri (personal distress) adalah reaksi pribadi

kita terhadap penderita orang lain (perasaan terkejut, takut, cemas, prihatin,

tidak berdaya atau perasaan apa pun). Sebaliknya yang dimaksudmrasa

empatik (emphatic concern) adalah perasaan simpati dan perhatian terhadap

orang lain. Perbedaan utamanya adalah bahwa penderita diri terfokus pada diri

sendiri, sedangkan rasa empatik terfokus pada si korban (Sear, Freedman dan

Peplau, 1985 : 69).

5. Ciri – cirri Perilaku Manusia yang Membedakan dari Makhluk Lain

Menurut (Sarwono, 1983) dalam (Sunaryo, 2002 : 4-5) dalam buku Psikologi

Untuk Keperawatan, cirri-ciri perilaku manusia yang membedakan dari makhluk lain

adalah kepekaan sosial, kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan

perjuangan, tiap individu adalah unik. Secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kepekaan sosial

Artinya kemampuan manusia untuk dapat menyesuaikan perilakunya

sesuai pandangan dan harapan orang lain. Contohnya yaitu perilaku manusia

akan berbeda pada saat menghadapi orang sedang marah, sedang bersenang-

senang, sedang tertimpa musibah, sedang belajar, mengikuti seminar dan

sebagainya (Sunaryo, 2002 : 4).

b. Kelangsungan perilaku

Artinya antara perilaku yang satu ada kaitannya dengan perilaku yang

lain, perilaku sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru, lalu, dan

13

seterusnya. Dalam kata lain bahwa perilaku manusia terjadi secara

berkesinambungan bukan secara serta merta (Sunaryo, 2002 : 4).

c. Orientasi pada tugas

Artinya setiap perilaku manusia selalu memiliki orientasi pada suatu

tugas tertentu. Seorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut ilmu,

orientasinya adalah untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan tertentu

(Sunaryo, 2002 : 4-5).

d. Usaha dan perjuangan

Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan ditentukan sendiri,

serta tidak akan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin

diperjuangkan. Jadi, sebenarnya manusia memiliki cita-cita yang ingin

diperjuangkannya, sedangkan hewan hanya berjuang untuk mendapatkan

sesuatu yang sudah tersedia di alam (Sunaryo, 2002 : 5).

e. Tiap-tiap individu manusia adalah unik

Unik disini mengandung arti bahwa manusia yang satu berbeda dengan

manusia yang lain dan tidak ada dua manusia yang sama persis di muka bumi

ini, walaupun ia dilahirkan kembar. Manusia mempunyai cirri-ciri, sifat,

watak, tabiat, kepribadian, motivasi tersendiri yang membedakannya dari

manusia lainnya (Sunaryo, 2002 : 5).

B. Perilaku Bermedia sebagai Cerminan Mahasiswa

Perilaku bermedia sebagaian tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Terlihat bahwa manusia selalu berkesempatan menerima berbagai macam informasi.

Tidak terelakkan bahwa pemilihan berita atau informasi dengan alasan-alasan

14

tertentu. Pemilihan berita dengan dasar level masing-masing mahasiswa berdasarkan

kelas juga bisa terjadi. Ketika media memiliki segmentasi yang diharapkan adalah

tepat sasaran. Disinilah pangkal persoalan bahwa atas dasar apa mahasiswa memilih

media yang tersebar di sekitar (Saudah, 2012 : 44).

Pada abad ini, baik media cetak maupun media elektronik mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Baik dalam segi konten berita maupun dalam segi

variasi segmen. Dalam perkembangan teknologi dan masyarakat yang begiti maju,

media merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk mendapatkan informasi.

Tetapi dengan semakin banyaknya tawaran media dan program-program yang ada,

maka masyarakat mulai selektif dalam memilih sebuah program. Audiens akan

merasa tertarik pada media-media yang mengerti akan kebutuhan dirinya. Audiens

akan mengerti bagaimana medi dapat menyajikan hal-hal yang dapat diterima oleh

masyarakat. Terutama target yang akan dituju dan dianggap potensial oleh media

yang bersangkutan (Saudah, 2012 : 46).

C. Komunikasi Massa

Komunukasi massa adalah suatu proses tempat organisasi yang kompleks

dengan bantuan satu atau lebih mesin memproduksi dan mengirimkan pesan kepada

khalayak yang besar, heterogen dan tersebar. Dan bertujuan memberi informasi,

menghibur atau membujuk kepada audiens yang luas (Soyomukti, 2012 : 192).

Menurut (Nurudin, 2007 : 3) komunikasi massa adalah :

“Komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab,

awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari perkembangan

kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media

media massa apa ? media massa (atau saluran) yang dihasilkan oleh

teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan

15

media massa yakni media tradisional seperti kentongan, angklung, gamelan

dan lain-lain. Jadi, disini jelas media massa menunjuk pada hasil produk

teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa.”

Jadi, menurut beberapa sumber diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian

dari komunikasi massa yaitu komunikasi massa memiliki audiens yang besar yang

bertujuan untuk memberi informasi, hiburan dan membujuk. Komunikasi massa

memiliki audience yang besar karena memiliki alat (senjata) yang berupa media

seperti media cetak dan elektornik.

1. Komponen Komunikasi Massa

Menurut (Winarni, 2003: 5) menyebut komponen-komponen komunikasi

massa sebagai berikut :

a. Sumber adalah pihak yang berkebutuhan untuk berkomunikasi, bisa

seorang individu, kelompok, organisasi dan perusahaan yang

mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan.

b. Khalayak adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, yaitu

khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat heterogen dan anonim.

c. Pesan, adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.

Dalam komunikasi massa bersifat umum. Setiap orang dapat mengetahui

pesan-pesan komunikasi massa dari media massa.

d. Proses. Ada dua proses dalam komunikasi massa yaitu: a) komunikasi

massa merupakan proses satu arah (proses mengalirnya pesan).

Komunikasi ini berjalaan dari sumber ke penerima dan tidak secara

langsung dikembalikan kecuali dalam bentuk umpan balik tertunda. b)

komunikasi merupakan proses dua arah (proses seleksi).

16

e. Konteks komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial.

Media mempengaruhi konteks sosial masyarakat, dan konteks sosial

masyarakat mempengaruhi media massa.

2. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Menurut (Nurudin, 2007 : 19 - 31) ada beberapa ciri-ciri komunikasi massa,

yaitu :

a. Komunikator Dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan

orang. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama

lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai

sebuah sistem. Di dalam sebuah sistem ada komponen – komponen yang

saling berkaitan dan berinteraksi (Nurudin, 2007 : 19 - 20).

b. Komunikan Dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen

Menurut Herbert Blumer pernah memberikan cirri tentang karakteristik

audience/komunikan sebagai berikut :

1). Audience berasal dari kelompok dalam masyarakat dan bersifat

heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau

susunan. Dan mereka berasal dari berbagai kelompok (baik segi usia,

agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan)

2). Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain.

Di samping itu, antarindividu itu tidak berinteraksi satu sama lain

secara langsung.

17

3). Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal

(Nurudin, 2007 : 21 - 23).

c. Pesannya Bersifat Umum

Artinya ditunjukkan pada publik yang tidak terbatas. Dalam surat kabar,

artikel yang biasanya dikehendaki redaktur tidak ilmiah, tetapi ilmiah popular.

Ini dilakukan karena Koran ditunjukan untuk umum, maka pesannya juga harus

bersifat umum. Umum disini juga bisa berarti masalah rubrikasi. Artinya,

sebuah Koran tidak bisa hanya terdiri dari artikel atau iklan. Koran harus umum

dalam arti ada banyak ragam yang dimunculkan dalam koran tersebut (misalnya

teka-teki, gambar, karikatur, iklan, berita pengumuman, kolom). Masalahnya,

Koran tidak dikhususkan pada mereka yang menyukai iklan saja (Nurudin,

2007 : 24 -25).

d. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah

Artinya, tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi. Kita tidak

bisa berlangsung memberikan respons kepada komunikatornya (media massa

yang bersangkutan) dan komunikasinya hanya berjalan satu arah. Kalaupun

bisa, sifatnya tertunda. Misalnya, kita mengirimkan ketidaksetujuan pada berita

itu melalui rubrik surat pembaca. Jadi, komunikasi yang hanya berjalan satu

arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda

atau tidak langsung (delayed feedback) (Nurudin, 2007 : 26 - 27).

e. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Inilah salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya. Bahwa dalam

komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-

18

pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut

hampir bersamaan. Bersamaan tentu juga bersifat relatif. Keserampakan ini

sangat terasa kalau kita mengamati media komunikasi massa seperti internet.

Melalui perantaraan media ini, pesan akan lebih cepat disiarkan (Nurudin, 2007

: 28 - 29).

f. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada

khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis

yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau

elektrnik). Ada juga yang melalui perantaraan satelit. Peran satelit akan

memudahkan proses pemncaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti

televisi. Bahkan saat ini sedah sering televisi melakukan siaran langsung (live),

dan bukan siaran yang direkam (recorded) (Nurudin, 2007 : 30 - 31).

g. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper yaitu reporter, editor film / surat kabar / buku, manajer

pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, dan lembaga sensor film

atau yang sering disebut penapis informasi / palang pintu / penjaga gawang,

Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,

menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih

mudah dipahami (Nurudin, 2007 : 31).

3. Fungsi Komunikasi Massa

Menurut De Vito (1997) dalam (Winarni, 2003 : 45 - 47) ada beberapa fungsi

komunikasi massa, yakni :

19

a. Menghibur

Media massa sebagaian besar melakukan fungsi sebagai media yang

memberikan hiburan. Fungsi hiburan berhubungan dengan hiburan massa,

sehingga menarik dan menghibur khalayak. Hal ini terlihat pada acara-acara

humor, artikel humor, irama musik, tarian, dan lain-lain (Winarni, 2003 : 45).

b. Meyakinkan

Media mempunyai fungsi untuk meyakinkan khalayaknya persuasi ini

dapat datang dalam bentuk :

1). Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai

seseorang.

2). Mengubah sikap, nilai, kepercayaan seseorang. Media akan mengubah

sementara orang yang tidak memihak dalam suatu masalah tertentu.

3). Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Dari sudut pandang

pengiklanan, fungsi media adalah menggerakkan konsumen/khalayak

untuk mengambil tindakan.

4). Menawarkan etika atau sistem nilai tertentu. Media dapat

mengungkapkan secara terbuka adanya penyimpangan tertentu dari

suatu norma yang berlaku. Media dapat merangsang masyarakat untuk

mengubah situasi (Winarni, 2003 : 46).

20

c. Menginformasikan

Media memberikan informasi tentang peristiwa, baik yang bersifat lokal,

regional, nasional, dan internasional kepada khalayaknya. Kita tahu bahwa

sebagaian besar informasi, kita dapatkan dari media. Baik itu informasi musik,

politik, film, seni, ekonomi, sejarah, dan lain-lain (Winarni, 2003 : 46).

d. Menganugerahkan Status

Menurut Paul Lazarsfeld dan Robert K. Merton, “Jika Anda benar-benar

penting, Anda akan menjadi pusat perhatian massa dan, jika Anda menjadi

pusat perhatian massa, berarti Anda memang penting”. Sebaliknya, “Jika Anda

tidak mendapatkan perhatian massa, maka Anda tidak penting”. Orang-orang

yang penting setidaknya di mata masyarakat adalah orang-orang yang sering

dimuat di media. Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang

pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang

mencoba mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata dan etika

dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Winarni, 2003 : 46 - 47).

e. Membius

Fungsi membiusnya media terjadi bila media menyajikan informasi

tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu telah diambil.

Sebagai akibatnya penerima terbius dalam keadaan tidak aktif seakan berada

dalam pengaruh narkotik (Winarni, 2003 : 47).

f. Menciptakan Rasa Kebersatuan

Media mampu menciptakan/membuat kita/ khalayak merasa menjadi

anggota suatu kelompok.

21

1). Privatisasi

Media mampu/memiliki kecenderungan menciptakan lawan dari rasa

kesatuan dan hubungan yaitu membuat seseorang untuk menarik diri dari

kelompok sosial dan menguatkan diri ke dalam dunianya sendiri (Winarni,

2003 : 47).

2). Parasosial

Hubungan yang dikembangkan oleh pemirsa/khalayak dengan tokoh-

tokoh media atau tokoh dramatik. Biasanya dalam bentuk menulis surat,

telepon, faksimil, email, kepada tokoh-tokoh seperti dokter, pengacara, dai,

dan lain-lain untuk mendapatkan nasihat (Winarni, 2003 : 47).

D. Media Massa

Menurut (Apriadi, 2012 : 13) media massa adalah :

“institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan

lainnya dengan melalui produk media massa yang dihasilkan. Adapun

beberapa institusi media massa yaitu : (1). Sebagai saluran produksi dan

distribusi konten simbolis, (2). Sebagai institusi publik yang bekerja

sesuai aturan yang ada, (3). Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau

penerima sukarela, (4). Menggunakan standar profesional dan birokrasi,

dan (5). Media sebagai peraduan antara kebebasan dan kekuasaan.”

1. Fungsi Media Massa

Menurut (Severin dan Tankard, 2009 : 386 - 388) fungsi media massa terbagi

menjadi 4 yaitu :

a. Pengawasan (surveillance)

Yaitu memberikan informasi dan menyediakan berita. Fungsi

pengawasan ini juga termasuk berita yang tersedia di media yang penting

22

dalam ekonomi, publik, dan masyarakat, seperti laporan bursa pasar, lalu

lintas, cuaca dan sebagainya (Severin dan Tankard, 2009 : 386).

Menurut (Irman : 2015) fungsi ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1). “ Pengawasan peringatan (Warning of beware surveillence)

Yaitu, pengawasan yang menyampaikan informasi berupa

bencana alam, negara dan sebagainya.”

2). “Pengawasan instrumental (Instrumental surveillence)

Yaitu, pengawasan yang menyampaikan informasi berupa

kehidupan sehari – hari (film – film yang diputar di bioskop).”

b. Korelasi (correlation)

Yaitu seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan. Media

seringkali memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang harus bereaksi

terhadap kejadian tertentu. Dalam menjalanakan fungsi korelasi, media

seringkali bisa menghalangi ancaman terhadap stabilitas sosial dan memonitor

atau mengatur opini publik. Dalam arti, media massa mampu menghubungkan

unsur – unsur yang terdapat didalam masyarakat yang tidak bisa dilakukan

secara langsung oleh saluran perseorangan (Severin dan Tankard, 2009 : 386 -

387).

c. Penyampaian Warisan Sosial (transmission of the social heritage)

Yaitu dimana media menyampaikan informasi, nilai, dan norma dari

satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke dalam

pendatang. Dengan cara ini, mereka bertujan untuk meningkatkan kesatuan

masyarakat dengan cara memeperluas dasar pengetahuan umum mereka dan

mempelajari nilai – nilai apa saja yang penting (Severin dan Tankard, 2009 :

387 - 388).

23

d. Hiburan (entertainment)

Sebagian besar isi media mungkin dimaksudkan sebagai hiburan,

bahkan surat kabar sekalipun, mengingat banyak kolom, fitur, dan bagian

selingan. Selain itu berisi cerita pendek, cerita panjang dan cerita bergambar.

Media hiburan dimaksudkan untuk mengisi waktu luang. Media mengekspos

budaya massa berupa seni dan musik pada berjuta-juta orang, dan sebagian

orang merasa senang karena bisa meningkatkan rasa dan pilihan publik dalam

seni (Severin dan Tankard, 2009 : 388).

E. Media Online

Media online merupakan ruang pemberitaan yang memadukan antara

teknologi komunikasi (internet) dan jurnalisme konvensional dalam satu ruang yang

disebut jurnalisme online. Tetapi juga berhubungan dengan komunikasi personal

yang terkesan perorangan (Septhy, 2015).

Menurut (Prasmanet, 2013) media online memiliki kelebihan dan

kekurangan, yaitu :

1. Kelebihan Media Online

a. Berita langsung dapat diterbitkan. Setelah diposting secara otomatis

bisa langsung terbit tanpa harus dicetak.

b. Banyak pilihan berita yang dapat diakses dengan mudah.

c. Gabungan dari audio, visual, gambar dan tulisan.

d. Dapat diakses siapa saja, kapan saja dan dimana saja.

24

2. Kelemahan Media Online

a. Untuk mendapatkan berita harus selalu terhubung dengan internet.

Dan juga harus memiliki komputer / laptop, smartphone dan televisi

untuk bisa mengaksesnya.

b. Biaya yang cukup mahal / dari kalangan tertentu yang bisa terhubung

dengan internet. Contohnya membeli paket data dan memasang wifi.

c. Belum meratanya jaringan internet.

d. Kebanyakan isi belum bisa di pertanggung jawabkan. Karena media

online tidak ada yang mengedit / filter. Jadi untuk memosting berita,

penggguna bisa merasakan bebas.

e. Belum banyak orang yang menguasainya.

F. Mediamofosis

Menurut (Fidler, 2003) dalam (UNI SOSIAL DEMOKRAT, 2017)

mediaformosis adalah transformasi media komunikasi yang menunjukkan pengaruh

media. Mediaformosis juga mendorong kita untuk memahami evolusi teknologi

komunikasi. Bagi media massa, dalam posisi dan cita – cita untuk “mencerahkan”,

ada pekerja dan tanggung jawab lebih besar. Media massa tidak hanya menyajikan

informasi, tetapi memberi makna. Artinya memberi makna atas fakta dan informasi

demi pertumbuhan masyarakat yang lebih demokratis, lebih bertenggang rasa, lebih

bermartabat dan tidak “mentang - mentang”.

G. Landasan Teori

Teori S-O-R (Stimulus Organism Respon) yang dikemukakan oleh Hovland,

et. al pada tahun 1953 ini lahir karena adanya pengaruh dari ilmu psikologi dalam

25

ilmu komunikasi. hal ini bisa terjadi karena psikologi dan komunikasi memiliki objek

kajian yang sama, yaitu jiwa manusia yang meliputi sikap, opini, perilaku, kognisi,

afeksi dan konasi. Asumsi dasar teori S-O-R adalah bahwa penyebab terjadinya

perubahan perilaku bergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang

berkomunikasi dengan organism (Parakomunikasi.com, 2018).

Adapun istilah-istilah yang digunakan dalam model ini adalah pertama

stimulus (S), kedua organism (O) dan ketiga, respons (R). Stimulus adalah

rangsangan atau dorongan, sihingga unsur stimulus dalam teori ini merupakan

perangsang berupa messege (isi pernyataan). Organism adalah badan yang hidup,

sudah berati manusia atau dalam istilah komunikan. Sehingga unsur organism dalam

teori ini adalah receiver (penerima pesan). Sedangkan respons yang dimaksud sebagai

reaksi, tanggapan, jawaban, pengaruh, efek atau akibat, jadi dalam teori ini unsur

respons adalah efek (pengaruh).