15
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisi Hipertensi adalah suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah ke jaringan tubuh terhambat yang akan menyebabkan jantung harus berkerja lebih keras, sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi, seseorang dikatakan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik diatas 140mmHg dan diastolic 90 mmHg (Smeltzer, 2009). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah abnormal menetap yang diukur paling tidak tiga dalam kesempatan yang berbeda, tekanan darah normal bervariasi sesuai usia, pada lanjut usia hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan darah diastolik 90 mmhg ( Corwin, 2009 ). 2.1.2 Etiologi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan menurut Irianto ( 2014 ) , Corwin ( 2009 ), dan Nafrialdi ( 2009 ) yaitu : a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologis yang jelas. Penyebab hipertensi essensial meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik antara lain kepekaan terhadap natrium, stress, reaktivitas pembuluh darah terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, stress emosi, obesitas dan lain-lain (Nafrialdi, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Definisi

Hipertensi adalah suatu gangguan pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah ke

jaringan tubuh terhambat yang akan menyebabkan jantung harus berkerja

lebih keras, sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi, seseorang

dikatakan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik diatas 140mmHg

dan diastolic 90 mmHg (Smeltzer, 2009).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah abnormal menetap

yang diukur paling tidak tiga dalam kesempatan yang berbeda, tekanan

darah normal bervariasi sesuai usia, pada lanjut usia hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg dan tekanan darah

diastolik 90 mmhg ( Corwin, 2009 ).

2.1.2 Etiologi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan

menurut Irianto ( 2014 ) , Corwin ( 2009 ), dan Nafrialdi ( 2009 ) yaitu :

a. Hipertensi essensial ( hipertensi primer )

Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa

kelainan dasar patologis yang jelas. Penyebab hipertensi essensial

meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik antara lain

kepekaan terhadap natrium, stress, reaktivitas pembuluh darah

terhadap vasokontriktor, resistensi insulin dan lain-lain. Sedangkan

faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, konsumsi

alkohol, stress emosi, obesitas dan lain-lain (Nafrialdi, 2009).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

5

Beberapa faktor diduga berkaitan dengan hipertensi esensial seperti

berikut ini:

1. Genetik : individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan

hipertensi dapat beresiko tinggi terkena penyakit hipertensi.

2. Usia dan Jenis kelamin : laki-laki berusia 35-50 tahun keatas dan

perempuan yang sudah memasuki masa menopause beresiko

tinggi mengalami hipertensi, jenis kelamin laki-laki cenderung

lebih sering terkena hipertensi.

3. Diet : tingginya konsumsi garam atau lemak secara langsung

juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi khususnya pada

penderita hipertensi, diabetes dan seseorang yang sudah

memasuki lansia.

4. Berat badan : berat badan berlebih akan membuat aktifitas fisik

menjadi berkurang sehingga jantung bekerja lebih keras dalam

memompa darah hal ini dapat menyebabkan tekanan darah

menjadi tinggi

5. Gaya hidup : kebiasaan atau pola hidup seperti sering konsumsi

alkohol, merokok dan suka mengkonsumsi junk food dapat

mempengaruhi tekanan darah tinggi.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh

penyakit lain. Pada kebanyakan kasus disfungsi renal akibat

penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab

sekunder yang paling sering. Faktor lain pencetus munculnya

hipertensi sekunder antara lain adalah: penggunaan kontrasepsi oral,

neurogenik ( tumor otak, ensefalitis, gangguan psikiatris),

kehamilan, peningkatan volume intravaskular, luka bakar dan stress.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

6

2.1.3 Klasifikasi

Menurut World Health Organization ( WHO, 2013 ) takanan darah

normal adalah tekanan darah sistolik kurang dari 120 mmhg dan tekanan

darah diastolik kurang dari 80 mmhg, dan seseorang dikatakan hipertensi

bila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah

diastolik lebih dari 90 mmhg.

Tabel 2.1 Klasifikas Hipertensi

No. Kategori Sistolik Diastolik

1. Normal < 120 mmhg < 80 mmhg

2. Prehipertensi 120 – 139 mmhg 80 – 89 mmhg

3. Hipertensi stage 1 140 – 159 mmhg 90 – 99 mmhg

4. Hipertensi stage 2 ≥ 160 mmhg ≥ 100 mmhg

5. Hipertensi stage 3 ≥ 180 mmhg ≥ 110 mmhg

Sumber : American Heart Association ( 2014 ).

Klasifikasi tekanan darah oleh Joint National Commite (JNC – VII)

2008. Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori, dengan nilai

normal pada tekanan darah sistolik < 120 mmhg dan tekanan darah

diastolik < 80mmhg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai penyakit tetapi

mengidentifikasikan pasien yang tekanan darahnya cenderung

meningkat ke klasifikasi hipertensi (Depkes, R.I., 2008).

2.1.4 Patofisiologi

Sejumlah mekanisme fisiologis terlibat dalam pengaturan tekanan

darah, salah satunya adalah reseptor yang menerima perubahan tekanan

darah yaitu baroreseptor yang terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta.

Pada hipertensi, karena adanya berbagai gangguan genetik dan risiko

lingkungan, maka terjadi gangguan neirohormonal yaitu sistem saraf pusat

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

7

dan sistem renin – angiotensin – aldosteron, serta terjadinya inflamasi dan

resisten insulin. Resistensi insulin dan gangguan neurohormonal

menyebabkan vasokontriksi sistemik dan peningkatan resistensi perifer.

Inflamasi menyebabkan gangguan ginjal yang disertai gangguan sistem

renin – angiotensin – aldosteron yang menyebabkan retensi garam dan air

di ginjal, sehingga terjadi peningkatan volume darah. Peningkatan

resistensi perifer dan volume darah merupakan dua penyebab utama

terjadinya hipertensi. Pusat yang menerima impuls yang dapat mengenali

keadaan tekanan darah terletak pada medula di batang otak.

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah

perifer mempengaruhi perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia

lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot pembuluh darah, yang

pada akhirnya akan menurunkan kemampuan distensi dan daya regang

pembuluh darah. Konsekuensinya yaitu kemampuan aorta dan arteri besar

menjadi berkurang dalam mengakomodasi volume darah yang di pompa

oleh jantung (volume sekuncup), sehingga mengakibatkan penurunan

curah jantung dan peningkatan resistensi perifer (Brunner & Suddarth,

2008).

2.1.5 Manifestasi Klinis

Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan gejala yang

terkait dengan hipertensi. Akan tetapi hipertensi terkadang memunculkan

gejala seperti sakit kepala, nafas pendek, pusing, nyeri dada, palpitasi dan

epistaksis. Jika gejala-gejala tersebut tidak bisa dijadikan tolak ukur

keparahan dari penyakit hipertensi (WHO, 2013).

Menurut Teori Asikin,dkk dalam Buku Amin dan hardi (2016)

gejala yang sering muncul pada penderita hipertensi diantaranya yaitu

,nyeri kepala disertai pusing atau migrain, rasa berat di bagian tengkuk,

kadang juga disertai dengan sulit untuk tidur, lemah, mudah lelah, dan

mual.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

8

Pada keadaan simtomatik pasien biasanya mengalami peningkatan

tekanan darah disertai dengan rasa berdebar-debar, rasa melayang dan

impoten, Hipertensi vaskuler terasa tubuh mudah merasakan capek, sesak

nafas, sakit pada bagian dada, bengkak pada kedua kaki atau perut. Ada

lagi gejala yang bisa muncul seperti sakit kepala, pendarahan pada hidung,

pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan (Irianto, 2014).

2.1.6 Komplikasi

Jika hipertensi tidak segera ditangani maka dapat beresiko

terserang penyakit lain yang timbul di kemudian hari. Pada hipertensi pun

berbagai penyakit lain dapat menyertai. Beberapa penyakit yang timbul

sebagai akibat hipertensi diantaranya sebagai berikut :

1. Penyakit jantung koroner

Penyakit ini sering dialami oleh penderita hipertensi diakibatkan

karena terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung

dan penyempitan lubang pembuluh darah jantung menyebabkan

berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung

sehingga dapat menyebabkan timbulnya serangan jantung.

2. Gagal jantung

Dalam keadaan tekanan darah yang tinggi memaksakan otot jantung

bekerja lebih kera untuk memompa darah, kondisi ini dapat berakibat

otot jantung menebal dan meregang sehingga pompa otot jantung

menurun dan pada akhirnya dapat terjadi kegagalan kerja jantung.

3. Kerusakan pembuluh darah Otak

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa hipertensi menjadi

penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak, ada dua

kerusakan yang dapat ditimbulkan yaitu pecahnya pembuluh darah

dan rusaknya dinding pembuluh darah. Dan dampak akhirnya

seseorang dapat mengalami Stroke bahkan kematian.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

9

4. Gagal Ginjal

Terdapat dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi yaitu nefroklerosis

benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefroklerosis benigna terjadi

pada penderita hipertensi yang sudah berlangsung lama sehingga

terjadi pengendapan plasma pada pembuluh darah akibat proses

menua yang menyebabkan daya permeabilitas dinding pembuluh

darah berkurang. Adapun nefroklerosis maligna merupakan kelainan

ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan diastole diatas 130

mmhg yang disebabkan terganggunya fungsi ginjal (Asikin, 2016).

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

Hipertensi dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis (konsultasi

dokter), pemeriksaan jasmani, pemeriksaan laboratorium, maupun

pemeriksaan penunjang. Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu

memeberitahukan hal-hal berikut

a. Riwayat hipertensi dari orang tuanya. Mengingat hipertensi 70-80 %

hipertensi diturunkan dari orang tua.

b. Pengobatan yang sedang dijalani, karena terdapat beberapa obat-

obatan yang dapat mengakibatkan hipertensi salah satu contohnya

golongan obat kortikosteroid.

c. Pada perempuan, keterangan mengenai hipertensi pada masa

kehamilan, riwayat eklamsia ( keracunan kehamilan ).

d. Data mengenai penyakit yang diderita, seperti diabetes melitus

(kencing manis), penyakit ginjal, serta faktor risiko terjadinya

hipertensi misalnya : konsumsi rokok, alkohol, dan stress.

Peningkatan tekanan darah merupakan satu-satunya tanda klinis

hipertensi oleh karena itu diperlukan pengukuran tekanan darah secara

akurat. Karena terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

tingginya tekanan darah antara lain faktor pasien, alat dan tempat

pengukuran.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

10

Agar pengukuran didapatkan data yang akurat, sebaiknya

pengukuran dilakukan setelah pasien beristirahat cukup, minimal setelah

5 menit berbaring. Pengukuran dilakukan pada posisi berbaring, duduk,

berdiri pemeriksaan dengan interval waktu antara 5 – 10 menit.

2.1.8 Penatalaksanaan

Jenis penatalaksaan hipertensi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu

penatalaksaan nonfarmakologi dan farmakologi.

a. Penatalaksanaan nonfarmakologi

1. Mengatasi obesitas atau menurunkan kelebihan berat badan

2. Mengurangi asupan garam, idealnya dalam sehari menggunakan 5

gram atau 1 sendok teh.

3. Melakukan olahraga rutin, seperti aerobik atau jalan cepat selama

30 – 45 menit sebanyak 3 – 4 kali seminggu.

4. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol yang

berlebihan. Karena konsumsi rokok dan alkohol dapat

meningkatkan kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan

kolesterol pada pembuluh darah, minum kopi dan alkohol juga

dapat memacu detak jantung.

5. Ciptakan keadaan yang rileks, cara relaksasi seperti meditasi, yoga

atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akan

menurunkan tekanan darah ( Depkes, 2008).

6. Diet hipertensi : diet rendah garam, diet rendah kolesterol, diet

tinggi serat, dan diet rendah kalori. Mengkonsumsi lebih banyak

sayur dan serat akan memperrmudah buang air besar dan menahan

sebagian asupan natrium (Ramayulis, 2008).

b. Penatalaksanaan Farmakologi

Penatalaksanaan Farmakologi yaitu dengan menggunakan

terapi obat. Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal

dengan masa kerja yang panjang sekali sehari dan dosis dititrasi.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

11

Pemilihan obat tunggal atau kombinasi tergantung pada keparahan

penyakit dan respon penderita terhadap obat antihipertensi.

1. Prinsip pemberian obat antihipertensi antara lain :

a) Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan

penyebab hipertensi

b) Pengobatan hipertensi essensial bertujuan untuk menurunkan

tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan

mengurangi timbulnya komplikasi

c) Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan

menggunakan obat antihipertensi

d) Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang

bahkan pengobatan seumur hidup (Nafrialdi, 2009)

2. Jenis obat hipertensi

a) Diuretik : mengobati hipertensi dengan meningkatkan ekskresi

natrium dan air melalui ginjal. Hal ini mengurangi volume dan

aliran balik vena sehingga mengurangi curah jantung (Casey,

2011)

b) Angiotensin converting Enzim ( ACE inhibitor) obat golongan

ini menurunkan pembentukan angiotensin II (Casey, 2012)

c) Calcium channel blocker obat golongan ini paling efektif dalam

mengurangi variabilitas pada tekanan darah.

d) Beta bloker, obat golongan ini berguna menghalangi ikatan

noradrenalin dengan reseptor pada sel dan pembuluh darah

perifer.

e) Alpha-I-Adrenegic bloker obat jenis ii digunakan untuk

mengobati hipertensi karena menginduksi vasodilatasi perifer.

2.2 Konsep Perilaku Menjaga Kestabilan Tekanan Darah

2.2.1 Definisi

Perilaku dari aspek biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas

organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan, perilaku merupakan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

12

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Perilaku kesehatan adalah semua aktifitas atau kegiatan seseorang baik

yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati yang berkaitan

dengan pemeliharaan dan peningkatakan kesehatan. Pemeliharaan

kesehatan ini mencakup : mencegah komplikasi, meningkatkan

kesehatan dan mencari kesembuhan (Notoatmojo, 2014).

2.2.2 Konsep edukasi dan perilaku manusia

Berdasarkan psikologis pendidikan perilaku baru dan

berkembangnya kemampuan seseorang dapat terbentuk melalui tahapan

tertentu yang dimulai dari pembentukan pengetahuan, sikap,

keterampilan baru atau perilaku baru. Menurut (Suliha, 2008) aspek

perilaku yang dikembangkan dalam proses pendidikan ada 3 meliputi :

ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

1. Pendidikan kesehatan sebagai proses peruabahan perilaku

Hasil pengubahan perilaku yang yang diharapkan melalui proses

pendidikan hakikatnya adalah perilaku sehat. Erilaku sehat dapat

berupa emosi, pengetahuan, pikiran, keinginan, tindakan nyata

(Suliha, 2008).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sehat

Perilaku sehat dapat terbentuk karena berbagai faktor yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor predisposisi merupakan faktor

internal, faktor internal diantaranya adalah pengetahuan, sikap, nilai,

persepsi dan keyakinan. Sedangkan faktor eksternal contohnya

adalah tersedianya sumber daya, keterjangkauan, rujukan,

keterampilan dan faktor penguat seperti sikap dan keterampilan

petugas kesehatan, teman sebaya, orangtua ( Suliha, 2008 )

3. Perubahan perilaku

Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari pendidikan

kesehatan sekurangnya memiliki 3 dimensi yaitu : mengubah

perilaku negatif( tidak sehat menjadi perilaku positif (sesuai dengan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

13

nilai-nilai kesehatan) mengembangkan perilaku positif adalah

pembentukan atau pengembangan perilaku sehat (Notoadmojo,

2014).

2.2.3 Pola perilaku dalam menjaga kestabilan tekanan darah

Hipertensi esensial dapat dikontrol dengan 3 cara antara lain

dengan mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi atau obat penurun

tekanan darah, pola makan atau diet, dan aktivitas olahraga ( Ardiansyah,

2012). Berikut oenjelasan dari 3 hal tersebut :

1. Mengkonsumsi obat-obatan

Penderita hipertensi pada tahap awal memulai dengan jenis obat

antihipertensi diuretik yaitu B- Blocker, penghambat ACE,

antagonis kalsium dan alfa Blocker. Obat jenis diuretik, diuretik

tiazid yaitu ( hidroklorotiazid, klortaridon, bendroflumetiazid,

indapamid Xipamid), jenis beta blocker ada 2 yaitu kardioselektif

dan nonselektif, contoh dari kardiolselektif antara lain Asebutolol,

atenolol, bisoprolol, dan metoprolol. Sedangkan jenis nonselektif

antara lain alprenolol, karteolol, nedolol, oksprenolol). Contoh Alfa

blocker antara lain : Doxazosin, prazosin, terazosin, bunazosin, dan

labetalol. Untuk penghambat ACE antara lain kaptopril,

perinderopil, ramipril, dan silazapril. Untuk obat golongan antagonis

kalsium antara lain : verapamil, diltiazem dan nifedipine (Sutedjo,

2008).

Selain dari jenis obat hipertensi juga dapat dipengaruhi oleh

penderita dalam kepatuhan minum obat juga dapat dipengaruhi oleh

faktor kepatuhan dalam minum obat itu sendiri. Menurut WHO

(2013) kepatuhan adalah tingkatan perilaku seseorang dalam

melaksanakan gaya hidup sehat meliputi kepatuhan berobat dan

mengikuti diet yang disarankan oleh pemberi pelayanan kesehatan.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat

menurut sulistiyowati (2008), Friedman (2010), dan Ningsih (2013)

antara lain yaitu pengetahuan, usia, keterjangkauan pelayanan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

14

kesehatan, motivasi, dukungan petugas kesehatan dan dukungan

keluarga.

2. Diet

Pola makan atau atau jenis makanan yang dikonsumsi

contohnya seperti makanan yang mengandung tinggi sodium akan

menimbulkan retensi cairan dan meningkatkan tekanan darah (

Shep,2005). Konsumsi gula yang berlebihan akan mengakibatkan

peningkatan berat badan. Peningkatan berat badan yang berlebih

maka akan mengakibatkan hal buruk pada tekanan darah, obesitas

beresiko lebih besar terserang hipertensi dibandingkan dengan berat

badan normal (Indriyanti, 2009).

Pada diet hipertensi dianjurkan untuk mengurangi konsumsi

garam, dikarenakan garam mengandung natrium, sifat natrium

sendiri dapat mengikat air dan hal ini dapat meningkatkan volume

tekanan darah. Oleh karena itu mengurangi konsumsi garam dalam

keseharian dapat mengontrol tekanan darah dalam batas stabil, selain

itu memperbanyak konsumsi buah dan sayur masih dalam konsumsi

harian juga dapat menjaga tekanan darah tetap stabil (Syamsudin,

2011).

Jenis diet hipertensi untuk menjaga atau mempertahankan agar

tekanan darah tetap stabil antara lain yaitu : diet rendah garam, diet

rendah kolesterol, diet tinggi serat dan diet rendah kalori serta

membatasi minum alkohol (Ramayulis, 2008). Sedangkan menurut

Depkes (2006) mengemukakan diet Dietary to stop hipertension

(DASH) yang didefinisikan dengan diet yang mengutamakan dan

meningkatkan beberapa jenis makanan seperti buah, sayur, dan

makanan yang mengandung biji-bijian, produk susu rendah lemak

makanan kaya kalium dan rendah natrium.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

15

Tabel 2.2 perencanaa makan dengan DASH

Golongan Jumlah Ukuran per porsi

Serealia dan olah 6-8/hari ½ gelas nasi 1 potong

roti

Sayuran dan Buah 8-10/hari Buah 1 gelas sayuran

segar ½ gelas buah

segar atau jus buah

Susu rendah atau

bebas lemak dan

hasil olahannya

2-3/hari 1 gelas susu atau yogurt

Daging tanpa

lemak, unggas dan

ikan

Kurang dari 6/hari 1 potong daging/

unggas/ ikan

Kacang-kacangan 4-5/minggu 1/3 cangkir kacang 2

sendok makan keju

kacang

Lemak dan minyak 2-3/hari 1 sendok teh minyak

Pemanis Kurang dari 5/minggu 1 sendok makan gula 1

sendok makan selai

Sodium/natrium 1500-2400 mg Na/hari 1500 mg Na setara

dengan 3,8 gram garam

meja.

2400 mg Na setara

dengan 6 gram garam

meja

Sumber: National Heart, Lung and Blood institute dalam Health

Education, Blood Pressure and Cholestrol, (2007)

3. Mengontrol Kesehatan

Bagi pasien hiperensi sangat penting untuk selalu memonitor

tekanan darah untuk menghindari komplikasi penyakit lain pada

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

16

penderita hipertensi oleh karena itu diperlukan penatalaksanaan

hipertensi secara tepat yaitu salah satunya dengan melakukan kontrol

tekanan darah secara rutin (Adib, 2009). Keteraturan dalam berobat

sangat penting dalam menjaga tekanan darah dalam batas normal

dengan periksa tekanan darah ke pelayanan kesehatan. Selain untuk

mengetahui tekanan darah darah dalam batas normal jaga untuk

menghindari komplikasi yang mungkin terjadi yang diakibatkan karena

penyakit hipertensi tidak terkontrol (Annisa, 2013).

4. Olahraga

Aktivitas atau olahraga dapat mempengaruhi terjadinya

hipertensi, karena pada orang yang kurang aktivitas atau olahraga

cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi

sehingga akan meningkatkan beban kerja otot jantung pada saat

kontraksi. Sehingga dengan berolahraga dapat membuat jantung

lebih sehat dan terhindar dari hipertensi hal ini sesuai dengan teori

yang menjelaskan tentang manfaat olahraga untuk meningkatkan

fungsi jantung, paru dan pembuluh darah yang dapat menurunkan

denyut nadi saat istirahat, mengurangi penumpukan asam laktat dan

dapat meningkatkan HDL kolesterol (Harianto,2010)

Salah satu upaya untuk menjaga kestabilan tekanan darah yaitu

olahraga, terdapat beberapa olahraga yang dianjurkan untuk

penderita tekanan darah tinggi diantaranya adalah senam aerobik dan

yoga. Menurut (Ilkafah,2014) seseorang yang rutin dan teratur

melakukan senam akan mendapatkan kesehatan dan kebugaran

jasmani. Senam aerobik merupakan senam yang melibatkan gerakan

badan dan seluruh otot yang terutama yaitu otot-otot besar yang

dapat memicu kerja jantung dan paru, manfaat senam aerobik antara

lain yaitu beta blocker yang dapat menenangkan saraf simpatik

melambatkan denyut jantung, meningkatkan daya tahan jantung,

paru-paru, menguatkan otot-otot tubuh, dan membakar kalori

(Susanto, 2008).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan

17

Selain senam aerobik olahraga yang dapat menurunkan tekanan

darah yaitu yoga,yoga adalah suatu mekanisme mekanisme

penyatuan dari tubuh (body), pikiran (mind), dan jiwa (soul) yoga

dianjurkan pada penderita hipertensi karena yoga dapat

meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh tubuh karena yoga memiliki

efek relaksasi, meditasi dan peregangan terhadap tubuh

(Ridwan,2009). Modifikasi senam dan yoga yang teratur dapat

merangsang pembentukan enzim lipase yang dapat memecah lemak

menjadi asam lemak bebas dan akan menghasilkan asetil Ko-A yang

selanjutnya akan diubah menjadi air, CO2 dan ATP sehingga

semakin banyak kolesterol yang dipecah menjadi energi maka kadar

kolesterol semakin menurun sehingga tekanan darah juga turun.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisieprints.umm.ac.id/51932/3/BAB II.pdf · 2019-08-24 · Pada saat konsultasi dengan dokter, pasien perlu memeberitahukan