64
BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut meliputi: resepsi mengenai intensitas penghayatan yang meliputi tema, kondisi sosial, relevansi konflik, bahasa, amanat karakter tokoh; norma dan kritaria penilaian, selera san minat baca; pendapat mengenai serat yang di kaji. 1. Intensitas penghayatan 1.1 Tema Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara mengenai resepsi sastra, dari 15 informan berhasil menemukan tema dari SR meskipun dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dari 15 informan 8 berpendapat bahwa tema dalam SR ini mengenai kepemimpinan dari beberapa tokoh yang tertuang dalam SR tersebut yang menggambarkan seorang pemimpin yang ideal, sedangkan informan yang berjumlah 2 orang mengatakan bahwa SR ini berisikan tentang ajaran-ajaran kepemimpinan yang melalui tokoh-tokoh yang terdapat dalam SR tersebut. Selain itu informan yang lain menanggapi tema ini dengan tanggapan yang berbeda-beda seperti tema tentang ajaran kebaikan atau ajaran hidup yang digambarkan melalui tokoh para dewa-dewa, ada juga yang berpendapat tema SR ini menceritakan sifat ketauladanan seorang pemimpin, dan ada yang berpendapat tema ini tentang sikap kedisiplinan seorang pemimpin serta ada yang berpendapat lain bahwa tema SR ini penggambaran sosok dewa-dewa yang memiliki kelebihan tersendiri atau 23

BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

23

BAB II

SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sajian Data

Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik

wawancara. Data data tersebut meliputi: resepsi mengenai intensitas penghayatan

yang meliputi tema, kondisi sosial, relevansi konflik, bahasa, amanat karakter

tokoh; norma dan kritaria penilaian, selera san minat baca; pendapat mengenai

serat yang di kaji.

1. Intensitas penghayatan

1.1 Tema

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara mengenai resepsi

sastra, dari 15 informan berhasil menemukan tema dari SR meskipun dari sudut

pandang yang berbeda-beda. Dari 15 informan 8 berpendapat bahwa tema dalam

SR ini mengenai kepemimpinan dari beberapa tokoh yang tertuang dalam SR

tersebut yang menggambarkan seorang pemimpin yang ideal, sedangkan informan

yang berjumlah 2 orang mengatakan bahwa SR ini berisikan tentang ajaran-ajaran

kepemimpinan yang melalui tokoh-tokoh yang terdapat dalam SR tersebut. Selain

itu informan yang lain menanggapi tema ini dengan tanggapan yang berbeda-beda

seperti tema tentang ajaran kebaikan atau ajaran hidup yang digambarkan melalui

tokoh para dewa-dewa, ada juga yang berpendapat tema SR ini menceritakan sifat

ketauladanan seorang pemimpin, dan ada yang berpendapat tema ini tentang sikap

kedisiplinan seorang pemimpin serta ada yang berpendapat lain bahwa tema SR

ini penggambaran sosok dewa-dewa yang memiliki kelebihan tersendiri atau

23

Page 2: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

24

kelebihan yang menonjol dari yang lainnya. Berikut pemaparan sebagian

informan yang berpendapat mengenai tema yang terdapat dalam SR ini terlihat

dalam kesan informan berikut ini:

Ini kan menceritakan sifat-sifat seseorang pemimpin jadi saya mengambil

sifat ketauladanan seorang pemimpin dalam sebuah kepemimpinan (In 2).

Informan di atas mengatakan bahwa, SR ini menceritakan tentang sifat-sifat

seorang pemimpin, jadi informan di atas tema yang berhasil didapat ialah

mengenai sifat ketauladanan seorang pemimpin dalam sebuah kepemimpinan.

Yang dari Serat Rama ini kita dapat mengambil sikap kedisiplinan, ketaatan

kepatuhan terhadap orang-orang yang menjadi pemimpin kita ada yang

sebagai prajurit itukita harus tetap setia kepada mereka (In 1)

Informan ini menanggapi bahwa SR ini menceritakan tentang sikap

kedisiplinan seorang pemimpin serta ketaatan dan kepatuhan terhadap orang-

orang yang menjadi pemimpin.

SR ini kan menceritakan ajaran hidup baik dan buruk dan disini melalui sifat

para-para tokoh yang diceritakan dalam serat ini dan tokoh disisni adalah

pemimpin jadi tema yang dapat diambil disini adalah ajaran seorang

pemimpin begitu (In 5).

Komentar penulis mengenai informan di atas adalah informan berpendapat

SR ini menceritakan atau menggambarkan tentang ajaran hidup yaitu ajaran hidup

baik dan buruk, dan melalui sifat para tokoh-tokoh yang diceritakan dalam SR ini,

melalui para tokoh tersebut ajaran-ajaran yang terdapat dalam serat itu adalah

ajaran untuk seorang pemimpin.

Tanggapan berbeda juga diberikan oleh informan yang lain, tanggapannya

adalah sebagai berikut:

Untuk tema dari SR memang dari dewa-dewa dari delapan dewa itu

melambangkan dari setiap dewa itu mempunyai sesuatu yang tersendiri yang

itu menonjol, seperti dewa Indra itu mempunyai pengetahuan kemudian dewa

Baruna itu mempunyai apa itu keluasan hati dan lain-lain (In 10).

Page 3: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

25

Informan di atas menangkap unsur tema berupa penggambaran delapan

dewa-dewa yang melambangkan dari setiap dewa memiliki sesuatu yang

menonjol sesuatu yang tersendiri dari yang lain hal itu di gambarkan dari dewa

Indra yang mempunyai pengetahuan dan dewa Baruna memiliki keluasan hati itu

yang ditangkap dari informan diatas mengenai tema yang ada dalam SR tersebut.

Tema yang dapat saya ambil dari teks ini yaitu tentang apa ya keteguhan

seorang pemimpin yaitu konsekuwen dalam berbicara ngendikane, terusan

omongane kuwi bisa digugu atau dituruti oleh prajurit-prajuritnya yang

mana perintahnya itu dalam keadaan perintah yang positif yaitu menjalankan

tentang kebaikan berbaik kepada orang lain, pokoknya tentang

kepemimpinan(In 12).

Tanggapan dari informan nomor 12 berpendapat bahwa tema yang terdapat

dalam SR ini ialah tentang keteguhan seorang pemimpin yaitu melalui sifat

konsekuen dalam berbicara bisa dipertanggungjawabkan sehingga prajurit atau

jajaran nya dapat mempercayai dan mematuhi perintah yang baik dan

menjalankan tentang kebaikan.

Berdasarkan hasil wawancara tema-tema yang telah ditemukan oleh

informan, kemudian diresepsi kembali oleh penulis dengan maksud untuk

mengetahui ketertarikan informan terhadap tema tang tertuang dalam SR tersebut.

berdasarkan dari hasil wawancara terhadap informan sebagian besar informan

mengatakan tema yang terkandung dalam SR ini menarik, dari 15 responden

mengatakan bahwa SR ini menarik, 4 dari 15 orang mengatakan menarik dari segi

isi ceritanya, sedangkan 5 informan member tanggapan bahwa, tema tersebut

menarik dilihat dari segi pemaparan tokoh-tokohnya. 5 informan juga berpendapat

bahwa, tema itu menarik Karena dari segi isi ceritanya dan menarik dari tokoh-

tokohnya. Sedangkan informan yang lain tidak berkomentar mengenai isi

Page 4: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

26

ceritanya maupun dari tokoh-tokohnya. 1 informan yang yang tidak berkomentar

mengenai isi ceritanya maupun tokoh-tokohnya yaitu:

Kalau dari segi temanya kalau untuk aku pribadi sih cukup menarik soalnya

sesuai dengan apa…!temanya itu faktual. Ya kan tau sendiri di Indonesia

khususnya di negara kita minim pemimpin yang arif kayak gitu, mungkin dari

naskah-naskah kuna terdahulu bisa diambil dari hikmahnya, mungkin bisa

diambil dari pelajaran dari situ bagaimana menjadi seorang pemimpin yang

baik itu, terus bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan

bisa memimpin, mengayomi maupun istilahnya melayani dan juga

melindungi bawahannya (In 9).

Informan di atas berpendapat mengenai SR ini menarik, tapi informan di

atas tidak menanggapi SR ini menarik dari segi ceritanya atau tokohnya, tetapi

informan berpendapat bahwa serat ini temanya faktual, dan informan di atas

cenderung menyoroti ke ajaran-ajarannya bagaimana menjadi pemimpin yang

bijaksana yang bisa mengayomi dan melindungi bawahannya.

Berbeda dengan tanggapan informan lainnya yang mengatakan bahwa,

tema dalam SR ini menarik dari segi ceritanya. Berikut tanggapannya:

Menarik mbak apalagi kalau dipelajari secara mendalam, kalau menurut

saya lebih tertarik ke isi ceritanya, karena serat ini sangat bermanfaat dan

banyak nilai-nilai sosial yang dapat kita ambil dari serat ini (In 15).

Ketertarikan informan nomor 15 lebih kepada segi isi ceritanya, menurut

informan ini dari SR ini adalah mengenai nilai-nilai sosial yang dapat diambil dari

SR tersebut.

Mungkin kalau orang awam membaca serat ini kurang tertarik dan nggak

paham tapi dengan penjelasan dengan adanya terjemahan atau teks bahasa

Indonesianya menurut saya menarik dan pastinya banyak pembaca yang

tertarik (In 15).

Informan di atas menyampaikan jika serat ini tanpa terjemahan mungkin

bagi orang awam sulit untuk memahaminya dan tidak mengerti isi dari SR

tersebut. Hal yang penulis soroti mengenai penjelasan informan sebagai orang

Page 5: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

27

awam, sebagai orang awam informan belum bisa mengerti mengenai isi dari SR

tersebut. Tapi dengan adanya terjemahan atau teks bahasa Indonesianya SR ini

menurut informan menarik, mudah dimengerti dan lebih tertarik.

Hal serupa juga disampaikan oleh informan yang lain, berikut

tanggapannya:

Menurut saya itu menarik, karena memang saya juga mengkaji tentang SR

jadi itu sangat menarik buat saya. Dari segi cerita menarik juga karna

memang disitu banyak sekali karakter-karakter yang bisa digali dan dari

tokoh-tokohnya itu memang tokoh itu merupakan suatu utama, utamanya

memang karakternya, jadi menarik juga (In 10).

Ketertarikan informan nomor 10 lebih ke segi ceritanya, karena di dalam SR

ini banyak sekali karakter-karakter yang bisa digali dan ketertarikan informan

diatas kebetulan sedang mengkaji mengenai serat dan serat itu adalah SR, jadi

informan merasa tertarik dengan serat ini karena bisa dijadikan pengetahuan juga.

Ada juga beberapa informan yang beranggapan bahwa SR ini menarik dari

segi tokoh-tokohnya, berikut pemaparannya:

Menarik sih menurut saya, soalnya kan jaman sekarang itu kepemimpinan itu

sangat perlu, bagaimana sih caranya menjadi seorang pemimpin jadi

temanya ini menarik buat para laki-laki atau siapapun yang ingin menjadi

seorang pemimpin. Kalau menurut saya sih dari penggambaran tokohnya,

kan setiap batara-batara ini memiliki penggambaran tokohnya masing-

masing yang itu sangat menarik sekali ada yang sifatnya itu beda-beda yang

jujur seperti itu (In 2).

Ketertarikan informan nomor 2 terhadap unsur tema lebih disebabkan oleh

segi paparan tokoh-tokohnya, informan mengatakan dikarenakan di jaman

sekarang kepemimpinan sangat perlu dan tema dari pada SR ini informan

beranggapan bahwa menarik untuk para laki-laki atau siapapun yang ingin

menjadi seorang pemimpin. Secara tidak langsung informan menginginkan

seorang pemimpin seperti batara-batara yang memiliki sifat-sifat seorang

Page 6: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

28

pemimpin yang arif dan bijaksana karena melihat di jaman sekarang pemimpin

tidak seperti yang diharapkan oleh masyarakat.

Senada dengan tanggapan informan nomor 2 informan nomor 11 juga

berpendapat bahwa, tema ini menarik dikarenakan dari segi tokoh-tokohnya.

Berikut dialog yang disampaikan:

Menurut saya temanya itu sangat menarik soalnya kan bisa dilihat sekarang

ini kepemimpinan di Indonesia sudah mulai turun jadi dengan membaca serat

ini kita jadi tau seharusnya sebagai seorang pemimpin yang baik itu harus

seperti apa. lebih tertarik ke penggambaran tokoh (In 11).

Hampir sama tanggapan dari informan nomor 2 dan informan nomor 11,

mereka berpendapat bahwa kepemimpinan jaman sekarang apalagi di Indonesia

ini sudah mulai turun jadi dengan SR ini berharap seorang pemimpin bisa seperti

tokoh-tokoh yang digambarkan di SR ini.

Ada beberapa informan yang berpendapat bahwa SR ini menarik dari segi

isi ceritanya dan dari gambaran tokoh-tokoh yang terdapat di serat ini,

pendapatnya sebagai berikut:

Kalau dilihat dari isinya yang memaparkan secara gambling jelas sangat

menarik. Keduanya sih soalnya disini pertama alurnya menceritakan

tokohnya tersebut, jadi sifat-sifat tokohnya disebutkan kemudian diselingi

oleh nasihat-nasihat seperti itu(In 5).

Hal serupa disampaikan oleh informan yang lain, lihat berikut ini pendapat

yang sama dari informan:

Menurut saya menarik mbak, menariknya dua-duanya mbak dari segi

tokohnya menarik dan dari segi isi cerita juga menarik, karena dari tokoh-

tokohnya dan ceritanya itu berkaitan mbak saling berkaitan (In 14).

Senada dengan tanggapan informan nomor 5, informan nomor 14 juga

berpendapat bahwa, tema serat ini menarik dari segi isi cerita dan tokoh-tokohnya.

Berdasarkan tanggapan kedua informan tersebut senada, mereka beranggapan

Page 7: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

29

bahwa cerita dari SR ini saling berkaitan dengan tokoh-tokohnya. Seperti yang di

jelaskan oleh informan nomor 5 bahwa dalam serat ini pertama alurnya

menceritkan tokohnya, sifat-sifat tokohnya kemudian diselingi dengan nasihat-

nasihat yang bisa menjadikan pedoman untuk seorang pemimpin. Dan tanggapan

yang sama oleh informan nomor 14 bahwa berpendapat bahwa isi ceritanya dan

tokoh-tokohnya itu saling berkaitan.

Penalaran yang sama juga nampak pada informan yang satu ini, berikut

penalarannya:

Iya dalam penggambaran tokohnya memang tepat sekali diambil ilustrasinya

diambil contohnya dari sifat-sifat yang dimiliki para dewata para dewa yang

ada didalam dunia pewayangan (In 13).

Menurut pemaparan informan di atas bahwa dalam penggambaran tokohnya

diambil dari ilustrasi diambil dari sifat-sifat yang dimiliki oleh para dewa-dewa

yang ada di dalam dunia pewayangan.

Jadi lebih kedalam materi jadi seorang pemimpin harus cerdas seperti batara

Indra harus tidak memilah serta memilih seperti watak dari batara Yama

seperti itu dia tegas dan juga harus pandai harus seperti batara Surya dia

kaya seperti itu yang saya pahami sekilas dari serat ini (In 13).

Terlihat dari pendapat informan nomor 13 bahwa informan tersebut telah

menangkap apa yang tersirat dalam SR tersebut. informan menggambarkan sifat

atau watak-watak yang ada di dalam SR ini dari tiap-tiap tokoh yang di ceritakan

dalam serat ini seperti batara Indra harus bersifat cerdas batara Yama memiliki

watak yang tegas dan seperti batara Surya yaitu pandai itu yang informan pahami.

Informan di atas berpendapat bahwa realita di Jawa sendiri tidak lepas dari

namanya kepemimpinan dan seorang pemimpin itu harus memiliki sifat baik

secara materil maupun softkill sesuai apa yang ada di asthabrata ini. Terlihat dari

hasil wawancara dengan informan diatas bahwa melalui tokoh-tokoh yang

Page 8: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

30

dijelaskan di SR ini informan berharap pemimpin jaman sekarang bisa meniru apa

yang digambarkan dalam SR ini.

1.2 Kondisi Sosial

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara dapat diperoleh

hasil resepsi informan atau pembaca mengenai kondisi sosial dalam SR ini. Dari

15 informan sebagian besar menyatakan bahwa, kondisi sosial yang tercermin

dalam SR ini memiliki kedekatan dengan kehidupan informan. 11 orang

mengatakan bahwa SR ini berkaitan dengan kondisi sosialnya. Sedangkan 4 orang

informan mengatakan bahwa, kondisi sosial dalam SR tidak memiliki kedekatan

dengan kehidupan informan. Berikut pemaparan sebagian informan yang

mengatakan tidak memiliki kedekatan dengan kondisi sosialnya:

Sebenarnya kalau kondisi sosialnya sendiri sudah berbeda ya, kalau waktu

diserat ini waktu jaman dahulu jaman peperangan, sedangkan sekarang

sudah jaman modern tetapi substansi isi dari ajaran kepemimpinan yang

dipakai untuk perang itu bisa kita pakai dalam kehidupan sehari-hari kita

dijaman modern ini sebagai seorang pemimpin (In 6).

Menurut pendapat informan di atas lebih membandingkan antara kehidupan

di jaman dahulu dan di kehidupan sekarang yang sudah modern. Informan di atas

justru mengatakan bahwa kalau kondisi sosialnya sendiri sudah berbeda tetapi

substansinya isi dari ajaran kepemimpinan yang terdapat di SR ini bisa digunakan

atau bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari. Senada dengan pendapat informan

nomor 15 berpendapat sama dengan informan nomor 6. Berikut pemaparannya:

Untuk kondisi sosialnya kalau meurut saya dengan kehidupan saya tidak ada

mbak karena dalam serat ini menggambarkan tentang jaman kerajaan

sedangkan pada saat ini pun kita di jaman kepemerintahan. Tapi kalau

ajaran-ajarannya dalam serat ini mungkin ada kaitannya dengan para

pemimpin pada jaman sekarang, namun pemimpin-pemimpin sekarang

banyak sekali yang keluar dari kodratnya lupa akan janji-janji nya sebelum

jadi pemimpin jadinya menurut saya tidak ada mbak kalau ajaran-ajarannya

masih berkaitan (In 15).

Page 9: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

31

Pendapat dari kedua informan di atas berpendapat sama, dari informan

nomor 6 dan informan nomor 15 membandingkan kondisi sosial saat naskah ini

ditulis dengan saat ini tidak ada kaitannya dengan kehidupannya, informan nomor

15 mengatakan bahwa serat ini ditulis pada jaman kerajaan sedangkan kita hidup

di jaman kepemerintahan jadi sudah berbeda, tetapi ajaran-ajaran yang terdapat di

SR tersebut bisa dijadikan panutan sebagai seorang pemimpin yang baik.

Bertentangan dengan kedua informan di atas salah satu informan

memberikan penilaian berbeda bahwa, kondisi sosial yang diangkat masih relevan

dengan kehidupannnya, berikut tanggapannya:

Kalau mengenai kondisi sosial menurut saya masih ada yang berkaitan,

memang kehidupan sekarang tidak bisa disamakan dengan jaman dahulu,

kalau jaman dahulu ki kerajaan kalau sekarang itu kepemerintahan, tapi

mengenai kondisi sosialnya masih ada yang berkaitan (In 14).

Melalui unsur kondisi sosial, ternyata informan nomor 14 memiliki

kedekatan dengan kehidupan informan. Informan berpendapat memang kehidupan

sekarang tidak bisa disamakan dengan jaman dahulu tetapi mengenai kondisi

sosialnya masih ada yang berkaitan. Adapun informan yang berpendapat sama

namun dengan pemaparan yang berbeda, lihat penerimaan informan nomor 5

berikut ini:

Disini seperti batara Indra disini pada jaman itu terdapat anak muda

istilahnya masih bodoh. Nah disitu batara Indra diajarkan bagaimana

bersikap baik dan buruk, kemudian disebutkan batara Surya yang bagaimana

memberikan rizki yang halal, kan kita tahu sendiri banyak dijaman sekarang

juga masih banyak criminal-kriminal tersebut. jadi serat ini masih relevan

sekali untuk dijadikan pedoman hidup dijaman sekarang (In 5).

Informan di atas menyoroti kondisi sosial dalam SR lebih cenderung bahwa

serat ini bisa jadi pedoman hidup dijaman sekarang, melalui penggamparan tokoh-

tokoh dalam serat tersebut contohnya seperti tokoh batara Indra yang bersikap

Page 10: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

32

baik dan batara Surya yang murah hati selalu memberikan rizki yang halal,

berharap serat ini bisa menjadi pedoman pada zaman sekarang.

Sangat relevan sekali jadi seperti yang saya katakana tadi bahwa tidak hanya

lingkup kenegaraan namun dalam lingkup Universitas bahkan dalam konteks

angkatan kelas itu ada koordinator tingkat, nah itu koordinator tingkat itu

akankah lebih baik apabila dia memahami seperti apa yang diterapkan

dalam serat asthabrata ini mengenai seseorang pemimpin, nah seorang

pemimpin harus dapat menguasai diri astha, astha itu delapan brata itu laku

dari delapan langkah-langkah menuju seseorang pemimpin yang baik, arif

dan bijaksana seperti itu (in 13).

Komentar penulis mengenai pendapat di atas bahwa informan mengatakan

masih relevan dan informan mengatakan dan memberi penjelasan jika dikaitkan

seorang pemimpin dicontohkan dalam lingkup Universitas bahkan dalam konteks

angkatan kelas ataupun koordinator tingkat membutuhkan seorang pemimpin, dan

apabila dia memahami seperti apa yang diterapkan dalam serat asthabrata ini

mengenai seorang pemimpin harus dapat menguasai diri astha, astha itu delapan

brata itu laku dari delapan langkah-langkah menuju seseorang pemimpin yang

baik, arif dan bijaksana.

Pada dasarnya sebagian informan memiliki kedekatan dalam hal kondisi

sosial, informan yang satu ini juga berharap kondisi sosial yang tercermin dalam

serat ini bisa jadi pedoman, seperti resepsi informan berikut ini:

Kalau untuk karakter sendiri karakter atau pembinaan dari apa ya,,,sifat-

sifat dewa tersebut memang sangat berpengaruh untuk kehidupan sehari-

hari. Setelah membaca itu kemudian kita merenung mendapatkan apa sifat-

sifat itu kita terapkan dalam hidup kita (In 10).

Tanggapan informan menyatakan bahwa sifat-sifat dari para dewa dalam SR

ini dapat dijadikan cerminan pembaca dan informan berharap pembaca setelah

membaca SR ini dapat merenung mendapatkan sifat-sifat dari para dewa-dewa

Page 11: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

33

lalu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendapat yang sama juga

disampaikan oleh informan nomor 7, berikut paparannya:

Iya sama, karena didalam serat ini kan tentang ajaran kepemimpinan jadi

berkaitan begitu, bisa menjadi panutan misalnya nanti kita jadi pemimpin itu

harus memiliki sifat yang seperti apa, ini sangat baik sekali, jadi ada

hubungan sosialnya (In 7).

Pendapat informan nomor 7 di atas senada dengan informan nomor 10

bahwa SR ini sangat baik dan bisa dijadikan pedoman atau panutan untuk

kehidupan sehari-hari.

1.3 Relevansi konflik

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan sebagian besar berpendapat

bahwa SR ini masih relevan. Sebanyak 10 orang informan menyatakan bahwa,

konflik dalam SR ini masih relevan dengan kehidupan selarang ini. hal tersebut

diiringi dengan tanggapan yang bervariasi dari informan-informan. 2 orang

informan mengatakan konflik dalam SR ini sudah tidak relevan. Beberapa

informan yang berpendapat lain mengenai serat ini apakah masih relevan atau

tidak SR ini jika diterapkan dalam kehidupan saat ini, dan ada beberapa yang

berpendapat bahwa serat ini ada yang masih relevan dengan kehidupan saat ini

dan ada juga yang tidak relevan dengan kehidupan saat ini. Tanggapan informan

terhadap relevansi konflik terlihat dalam kesan informan berikut ini:

Konflik permasalahan ada beberapa yang relevan yang tadi pertama kali

yang digambarkan sosok seseorang batara Indra, ada murid batara indra

yang dia itu melakukan sebuah kesalahan maka batara Indra itu tidak segan-

segan memberi apa itu hukuman terhadap seorang yang melakukan

kesalahan itu tadi, saya kira konfliknya disitu relevan maka seorang

pemimpin sekarang tidak boleh pandang bulu terhadap entah itu masih sanak

saudara entah itu masih walaupun anaknya sendiri kalau toh dia itu

melakukan sebuah kesalahan maka watak dari batara Yama itu harus di

terapkan yaitu tegas tidak melihat tidak pandang bulu siapa yang melakukan

kesalahan itu (In 13).

Page 12: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

34

Tanggapan informan di atas lebih menyoroti mengenai ajaran

kepemimpinannya melalui gambaran batara Indra yang memiliki sikap tegas

barang siapa melakukan kesalahan maka batara Indra tidak segan-segan

memberikan hukuman kepada yang membuat kesalahan dan tidak pandang bulu

siapa dia entah keluarga atau saudaranya maka tetap diberi hukuman, mungkin

informan diatas berharap para pemimpin dapat memiliki sikap seperti batara Indra

yang tegas dan memiliki pendirian.

Masih relevan mbak, soalnya figure seorang pemimpin itu selalu dibutuhkan

mbak meskipun jaman sekarang kebanyakan pemimpin itu sudah hilang jati

dirinya sebagai pemimpin karena menuruti kepentingannya sendiri

contohnya korupsi atau apalah itu, namun ada juga pemimpin yang masih

mementingkan kepentingan rakyat. Jadi seorang pemimpin di jaman

sekarang menurut saya figure seorang pemimpin masih ada mbak (In 14).

Menanggapi unsur relevansi konlik dalam SR. Iinforman ini mengatakan

bahwa, relevansi konflik yang ada dalam naskah ini relevan dengan kehidupan

saat ini. Informan melihat kehidupan saat ini mengenai figur seorang pemimpin

yang belum ideal, karena di jaman sekarang masih banyak pemimpin yang

korupsi lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada rakyatnya, pemimpin

sekarang hilang jati dirinya sebagai seorang pemimpin, tapi masih ada juga

pemimpin yang mementingkan kepentingan rakyatnya dan masih ada juga figur

seorang pemimpin yang baik. Informan di atas sependapat dengan informan

nomor 15 berikut tanggapannya:

Sangat relevan mbak saat ini kan masih banyak sekali orang-orang bahkan

pemimpin-pemimpin yang bertindak sesuka hatinya seperti contohnya di

negara kita saja banyak yang korupsi, yang menyalahi aturan-aturan yang

sudah dibuat, makanya penulis serat ini dalam SR ini memberikan piwulang-

piwulang agar para pembacanya bisa sadar mungkin dan tau apa yang harus

diperbuat jika menjadi seorang pemimpin yang baik yang bijaksana tu seperti

apa (In 15).

Page 13: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

35

Hampir sama tanggapan yang diberikan oleh informan nomor 14 dan 15.

Mereka sama-sama berpendapat bahwa pemimpin di jaman sekarang hilang jati

dirinya sebagai seorang pemimpin dan banyak pemimpin di zaman sekarang yang

bertindak sesuka hatinya, seperti contohnya korupsi banyak yang menyalahi

aturan-aturan yang sudah ada. Informan berharap dengan adanya SR ini semoga

memberikan contoh-contoh yang baik dan berharap seorang pemimpin menjadi

seorang pemimpin yang baik yang bijaksana.

Berbeda dengan pemahaman yang diberikan oleh informan nomor 1,

dalam menangkap unsur relevansi konflik seperti berikut:

Ya masih relevan, karena memang benar naskah itu diambil dari zaman

dahulu, tapi di era sekarang juga masih relevan. Terbukti dengan adanya

sikap kedisiplinan ada terus kepemimpinan juga ada terus juga jiwa-jiwa

kepemimpinan yang ada di dalam lakon-lakon yang lainnya, seperti Surya,

Indra dan sebagainya (In 1).

Pemahaman dari informan di atas bahwa, SR ini masih relevan dan

mengatakan bahwa naskah diambil dari zaman dahulu tetapi di era sekarang masih

relevan juga dan beranggapan bahwa, naskah tersebut terbukti masih terdapat

sikap kedisiplinan ada di dalam kepemimpinan ada juga jiwa-jiwa kepemimpinan

yang digambarkan dalam dewa-dewa yang ada di SR tersebut seperti Surya, Indra

dan lainnya.

Konfliknya masih relevan ya cuman berbeda objeknya, berbeda generasi

saja, cuman substansinya juga masih relevan (In 6).

Singkat padat dan jelas, itulah taggapan yang disampaikan oleh informan

nomor 6 mengenai unsur relevansi konflik. Informan mengatakan bahwa konflik

yang terdapat di SR ini masih relevan cuman berbeda objeknya dan berbeda

generasinya namun untuk substansinya masih relevan dengan kehidupan saat ini.

Page 14: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

36

Tanggapan berbeda disampaikan oleh beberapa informan yang

mengatakan bahwa SR ini sudah tidak relevan dengan kehidupan saat ini. berikut

tanggapannya:

Kalau konflik memang sudah tidak relevan, karena memang didalamnya itu

tentang prajurit-prajuritnya kemudian tentang penganut-penganutnya tetapi

untuk makna yang terdapat didalam serat tersebut dari sifat-sifatnya

kemudian dari tauladannya itu bisa diperoleh suatu hikmah ilmu dari situ (In

10).

Informan nomor 10 di atas, berpendapat berbeda dengan informan yang lain

bahwa SR ini jika dikaitkan sudah tidak relevan dengan kehidupan saat ini.

menurut informan didalam serat tersebut berisikan tentang prajurit-prajurir

kemudian tentang pengikut-pengikutnya jadi informan beranggapan bahwa serat

ini tidak relevan karena saat ini kita hidup di jaman yang sudah modern tidak

seperti jaman-jaman kerajaan. Tetapi untuk makna yang terdapat dalam serat ini

dari sifat-sifatnya dari para dewa bisa di ambil hikmah ilmu nya. Pendapat diatas

senada dengan pendapat informan nomor 12 berikut tanggapannya:

Tidak relevan pemimpin-pemimpin sekarang itu sudah hilang jati dirinya

sendiri,pada dasarnya itu dia mempunyai karakteristik kepemimpinannya,

tapi karena mungkin ada hawa nafsu atau piye jadi egonya sendiri (In 12).

Senada dengan tanggapan informan nomor 10, informan nomor 12 juga

berpendapat bahwa, SR ini tidak relevan dengan kehidupan saat ini. informan

berpendapat bahwa pemimpin-pemimpinsekarang itu sudah hilang jati dirinya

sendiri, pada dasarnya para pemimpin memiliki karakteristik sebagai seorang

pemimpin, tapi karena ada niat-niat jahat atau menuruti hawa nafsu yang tidak

baik jadi wibawa seorang pemimpin tidak terlihat di diri seorang pemimpin yang

baik dan bijaksana.

Page 15: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

37

Berbeda dengan pendapat yang diberikan beberapa informan dalam

menangkap unsur relevansi konflik seperti berikut:

Ada yang masih relevan ada yang nggak, kan soalnya ya kita lihat sendiri

pemimpin jaman sekarang itu lebih mementingkan diri nya sendiri dari pada

mementingkan kehidupan rakyatnya, tapi juga masih ada pemimpin yang

masih lebih mementingkan rakyatnya itu masih ada (In 11).

Informan di atas memiliki pandangan yang berbeda dengan yang lain,

informan menganggap bahwa serat ini masih ada yang relevansi konfliknya

berkaitan dan ada juga yang sudah tidak relevansi dikarenakan pemimpin di jaman

sekarang itu lebih cenderung mementingkan kepentingannya sendiri dari pada

rakyatnya, namun ada juga pemimpin yang baik dan mementingkan kepentingan

rakyatnya. Hal sama di sampaikan oleh informan nomor 4 yaitu sebagai berikut:

Kalau kondisi sosial masyarakatnya masih. Tapi kalau kepemimpinannya itu

mungkin sedikit berbeda karena jaman sekarang beda setingan saat ini sifat

kepemimpinan sulit ditemukan, seperti yang dicerminkan dalam SR ini (In 4).

Menurut informan nomor 4, unsur relevansi konfliknya kalau mengenai

kondisi sosialnya masih berkaitan tetapi kalau menyoroti kepemimpinannya

informan beranggapan mungkin sudah berbeda setingannya saat ini sifat

kepemimpinan sulit ditemukan di zaman sekarang seperti apa yang telah

dicerminkan SR ini.

Aku bingung sih ya mbak kan pemimpin saiki beda nggak kayak nang serat

iki. Nak serat iki ki mendahulukan kepentingan rakyat menei contoh-contoh

sik apik tapi kepemimpinan saiki mementingkan kepentingan de’e dewe

pribadi keegoisan masing-masing, tapi ya enek sik pemimpin yang masih baik

juga. Jadi masih relevan atau tidak bingung (In 2).

Terjemahan:

Aku bingung sih mbak kan pemimpin sekarang beda tidak seperti di serat ini.

Kalau serat ini mendahulukan kepentingan rakyat memberih contoh-contoh

yang baik tapi kepemimpinan sekarang mementingkan kepentingan dia

sendiri pribadi keegoisan masing-masing, tapi ya ada pemimpin yang masih

baik juga. Jadi masih relevan atau tidak bingung.

Page 16: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

38

Informan di atas menyoroti lebih kepemimpinannya membandingkan antara

kepemimpinan zaman dahulu seperti yang tersirat dalam SR ini. Pendapat

informan nomor 2 ini tidak jauh beda dengan pendapat-pendapat informan diatas

bahwa kepemimpinan sekarang lebih mementingkan kepentingan pribadi dari

pada kepentingan rakyatnya. Jadi menurut pandangan informan diatas masih

bingung apakah SR ini masih relevansi konfliknya dengan kehidupan sekarang ini

atau sudah tidak relevansi.

1.4 Amanat

Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan melalui teknik wawancara

mengenai resepsi amanat, informan berhasil menemukan tema dalam SR ini

meskipun dari sudut pandang yang berbeda-beda. Dari 15 informan yang

diwawancarai mereka dapat menangkap unsur amanat dalam SR ini. informan

mengatakan bahwa, amanat tersampaikan dengan baik karena jalannya cerita yang

sederhana, tapi begitu komplek dalam menggambarkan keadaan saat itu yang

masih berkaitan dengan jaman sekarang ini yang digambarkan melalui tokoh-

tokoh dalam SR. Melalui tanggapan informan yang berbeda-beda terhadap amanat

yang berada dalam SR, dapat diketahui amanat-amanat yang berhasil disampaikan

oleh para informan yakni sebagai berikut:

1. Menjadi seorang pemimpin harus dermawan

2. Menjadi pemimpin harus bisa mengayomi dan berbuat baik

3. Harus memiliki watak-watak kosmos seperti matahari harus bisa menyinari

dengan tidak pandang bulu, tidak mengenal RAS agama, harus memiliki

watak bumi harus indah dapat manjing, ajur, ajer dengan baik seperti

bintang dan lain sebagainya.

Page 17: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

39

4. Figur-figur seorang pemimpin yang bijaksana

5. Banyak nasihat-nasihat atau wejangan yang bersifat baik.

6. Harus bisa menjadi abdi yang baik untuk rakyatnya

7. Jangan berlagak sombong, disiplin, bisa mengatur amarah yang ada didalam

diri, dan bisa selaras dalam kehidupan masyarakat sosial.

8. Menjadi pemimpin harus jujur dan dermawan.

9. Menjadi seorang pemimpin harus memiliki kelebihan yang tidak dimiliki

oleh orang lain dan bisa jadi panutan yang pantas.

10. Menjadi seorang pemimpin harus bisa menerima apa adanya dan konsekuen

dengan apa yang sudah dibicarakan dan tekun dalam mencari ilmu.

11. Menjadi pemimpin harus adil, selalu berusaha meninggalakan kejahatan,

dan tidak bolek korupsi.

Berikut ini tanggapan informan terhadap amanat yang terkandung dalam

SR:

Menjadi seorang pemimpin harus mempunyai satu kelebihan yang tidak

dimiliki atau yang dimiliki pemimpin harus lebih dari yang lain dari anggota

yang dipimpinnya bisa jadikan panutan yang pantas (In 4).

Informan di atas menangkap bentuk amanat yang bisa diambil yaitu

menjadi seorang pemimpin itu harus memiliki satu kelebihan yang tidak dimiliki

oleh orang lain dan pemimpin itu harus bisa di jadikan panutan bagi bawahannya.

Kita jangan berlagak sombong, terus mengayomi anak-anak yang dibawah

kita, prajurit kita dan juga kita bisa disiplin, bisa mengatur tentang amarah

yang ada didalam diri kita, intinya pokoknya kehidupan kita bisa selaras

dalam kehidupan bermasyarakat sosial dengan baik (In 1).

Amanat yang dapat di ambil informan dari SR ini ialah jika menjadi seorang

pemimpin jangan berlagak sombong, harus bisa mengayomi rakyatnya dan harus

Page 18: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

40

memiliki sikap disiplin, berharap bisa mengatur amarah yang ada di dalam diri

dan bisa selaras dalam kehidupan bermasyarakat sosial dengan baik.

Amanat yang dapat saya amabil dari serat ini yaitu raja itu harus bisa

menjadi abdi yang baik untuk rakyatnya begitu juga jaman sekarang

seharusnya pemimpin jaman sekarang juga harus bisa menjadi abdi yang

baik bagi rakyatnya (In 15).

Tanggapan sama juga diberikan oleh informan di atas bahwa amanat yang

dapat diambil dari SR ini adalah seorang pemimpin itu harus bisa menjadi abdi

yang baik untuk rakyatnya begitu juga jaman sekarang harus bisa menjadi abdi

yang baik bagi rakyatnya.

Resepsi pembaca berikutnya ini juga memberikan kesan terhadap amanat

yang tersirat dalam SR dengan tanggapan yang berbeda. Berikut pemaparan

informan :

Amanat yang seperti yang saya katakana tadi bahwa seorang pemimpin

menurut SR ini seorang pemimpin itu harus memiliki delapan watak utama

seperti penggambaran dari dewa-dewa antara batara Indra, batara Yama,

batara Surya dan lain sebagainya. Kalau di versi yang lain ada delapan

watak seorang pemimpin yang harus dipegang teguh yang yang harus

dihayati yaitu watak-watak kosmos watak-watak yang ada didunia ini

perlambang matahari dia itu menyinari dengan tidak pandang bulu

menyinari secara merata tidak mengenal RAS agama tidak mengenal sanak

keluarga itu keluarga yang berada atau tidak harus sabar seperti watak bumi

harus indah dapat “manjing, ajur, ajer” dengan baik seperti watak bintang

dan lain sebagainya.(In 13).

Hal menarik disampaikan oleh informan di atas, pemimpin di atas lebih

menyoroti watak-watak seorang pemimpin yang berada di dalam SR tersebut. Dan

informan justru membandingkan SR ini dalam versi lain seperti watak-watak

kosmos yaitu watak-watak yang ada di dunia ini sebagai perlambangan matahari

dia itu menyinari dengan tidak pandang bulu menyinari secara merata tidak

memandang RAS agama dan seperti watak bumi harus indah dapat “manjing, ajur,

ajer” dengan baik seperti watak bintang.

Page 19: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

41

Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan mengenai SR ini

bahwa sebagian besar informan berpendapat bahwa serat ini tersampaikan dengan

baik dan jelas, berikut beberapa pendapat informan mengenai SR ini:

Kalau mengenai amanatnya tersampaikan dengan baiknya itu tergantung

pembacanya mbak. Tapi saya membaca serat ini amanatnya tersampaikan

dengan baik karena dalam serat ini dijelaskan tentang pemimpin yang baik

itu harus seperti apa harus gimana dan di setiap tokoh-tokohnya sudah

dijelaskan pula tentang karakter-karakter seorang pemimpin yang baik jadi

sangat jelas (In 15).

Hasil dari wawancara dengan informan di atas, bahwa informan nomor 15

mengatakan bahwa amanat SR ini tersampaikan dengan baik, tetapi tergantung

yang membacanya apakah bisa memahaminya atau tidak SR ini, tetapi informan

bisa menangkap jelas amanat dalam serat ini bahwa dalam serat tersebut

dijelaskan secara gambling mengenai tentang pemimpin dan di setiap tokoh-tokoh

dalam SR ini sudah dijelaskan sudah digambarkan karakter-karakter seorang

pemimpin yang baik dan bijaksana. Hal serupa disampaikan oleh informan nomor

13 berikut pendapatnya:

Ya semua itu tergantung diri pengalaman baca seseorang jadi kalau mungkin

horizon harapan dari pada seorang yang sekarang yang notobennya tidak

banyak mengetahui mengenai kasus kasustraan Jawa mungkin dia agak sulit

memahaminya, memahami isi namun secara tekstual maupun substansi dari

pada SR ini namun utamanya kami dari teman-teman sastra jawa terutama

bidang filologi yang notobennya kami berkecampung dengan naskah secara

tidak langsung kami juga dituntut untuk memahami dari pada bahasa dan

juga tekstual maupun bentuk konkritnya yaitu naskah. Jadi kami sedikit

banyak lebih mengetahui dari pada orang awam mengenai isi dari pada SR

ini seperti itu (In 13).

Tanggapan informan nomor 15 hampir sama dengan tanggapan informan

nomor 13 bahwa, tergantung dari pengalaman pembaca untuk dapat memahami isi

dari SR tersebut. Namun informan diatas yang telah mempelajari kasustraan jawa

khususnya naskah secara tidak langsung dituntut untuk memahami dari pada

Page 20: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

42

bahasa dan juga tekstual maupun bentuk konkritnya yang berupa naskah. Jadi

informan di atas banyak lebih mengetahui dari pada orang awam mengenai isi dari

pada SR tersebut.

Kalau untuk amanat sendiri bisa tersampaikan dengan baik karena ada

bantuan terjemahan di dalam SR itu (In 10).

Tanggapan yang berbeda justru diberikan oleh informan nomor 10,

informan di atas bisa memahami SR tersebut dikarenakan dalam serat tersebut

terdapat terjemahannya.

Amanat tersebut selanjutnya akan dipandang dari segi manfaat oleh para

responden atau informan dengan hasil berikut ini:

1. Dari 15 orang informan 13 mengatakan amanat yang disampaikan

bermanfaat bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.

2. 12 orang informan berpendapat amanat yang terdapat dalam serat ini

mungkin tersampaikan, namun belum dirasakan dari ke 2 informan tersebut.

Berikut pemaparan yang disampaikan oleh sebagian informan mengenai

manfaat amanatnya:

Bermanfaat, soalnya karena selama ini kayak misal saya menjadi ketua

Dema bagaimana saya mengkondisikan teman-teman di Dema. Kemudian

saya bersikap sebagai sosok teladan bagi teman-teman yang lain(In 3).

Amanat dalam SR ini telah bermanfaat dan amanatnya tersampaikan bagi

informan di atas, dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari informan menjadi

seorang pemimpin suatu organisasi dikampus dirasa serat ini dapat memberikan

ajaran-ajaran sebagai seorang pemimpi.

Ya bermanfaat, ya dari segi amanat-amanat yang disampaikan kan ya

meskipun ini berhubungan dengan kepemimpinan tapi ini kan juga

berhubungan dengan watak manusia, jadi kita harus bersikap seperti

ini…seperti ini. walaupun kita nggak memimpin orang lain tapi kita juga

memimpin diri kita sendiri jadi juga bermanfaat (In 8).

Page 21: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

43

Hal menarik disampaikan oleh informan nomor 8 di atas, bahwa informan

berpendapat bahwa amanat-amanat yang disampaikan dalam SR ini tentang

kepemimpinan yang berhubungan dengan watak manusia, informan bahwa serat

ini juga bisa dijadikan sebagai ajaran buat diri sendiri seperti yang dikatakan

informan di atas walaupun tidak jadi pemimpin atau memimpin orang lain

setidaknya serat ini bisa mengajarkan tentang memimpin diri sendiri jadi sangat

bermanfaat bagi informan. Pendapat yang senada juga disampaikan oleh informan

nomor 10, berikut pemaparannya:

Bermanfaat mbak soalnya di lain dari sifat-sifatnya itu untuk diri saya

sendiri dan juga saya juga ada kajian juga tentang SR ini yaitu gimana

dalam nya Asthabratanya itu kebetulan saya juga mengkaji Asthabrata yang

terdapat didalam serat Sruti jarwa (In 10).

Informan di atas menyatakan SR ini sangat bermanfaat bagi informan,

dikarenakan informan juga sedang meneliti atau mengkaji asthabrata dalam serat

Sruti Jarwa, jadi informan membaca SR ini bisa dijadikan referensi dan tambahan

ilmu untuk informan dalam mengkaji serat Sruti Jarwa.

Berbeda dengan pemahaman yang diberikan oleh informan nomor 5 dan

informan nomor 14 dalam menangkap manfaat amanat seperti berikut:

Kalau untuk manfaat itu bisa terlihat kalau sudah dijalankan. Tapi secara

tidak langsung saya sebagai manusia jika menjalankan apa yang telah ada

serat ini, jadi ini juga sangat berpengaruh dalam kehidupan saya( In 5).

Amanat untuk saya,,,saya kira bermanfaat mbak, secara tidak langsung serat

ini memberikan wejangan-wejangan untuk para pembacanya begitu juga

dengan saya yang sudah membacanya. Serat ini mungkin saat ini belum

bermanfaat tapi suatu saat wejangan atau nasihat dari serat ini bakalan bisa

menjadikan pengeleng pedoman menjadi seorang pemimpin entah pemimpin

apa bahkan pemimpin rumah tangga pun serat ini dapat dijadikan pedoman

juga.(In 14)

Dari tanggapan kedua informan di atas bahwa mereka beranggapan SR ini

belum bisa dirasakan apakah manfaat dalam serat tersebut bermanfaat atau tidak,

Page 22: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

44

tapi mereka menjadikan serat ini sebagai pedoman kelak dan serat ini juga sangat

berpengaruh buat ke depannya, mungkin untuk saat ini belum begitu dirasakan,

namun kedua informan juga memilili tanggapan yang sama, suatu saat serat ini

sangat bermanfaat bagi mereka entah pemimpin rumah tangga atau pemimpin

yang lainnya.

1.5 Bahasa

Berdasarkan data yang telah terkumpul mengenai unsur bahasa dalam SR,

sebagian besar informan bisa memahami bahasa yang digunakan dalam teks SR

secara langsung dan ada beberapa informan yang bisa memahami SR dengan

menggunakan bantuan kamus karena harus mengartikan satu per satu kata yang

tidak dimengerti artinya serta ada juga yang lebih mengandalkan bahasa

terjemahan dalam teks SR tersebut.

Masalah yang dihadapi oleh informan terkait dengan unsur bahasa itu sama,

yakni harus mengartikan satu per satu kata dalam SR yang tidak dimengerti

artinya. Walaupun demikian, secara garis besar informan dapat menangkap

maksud dari cerita tersebut melalui bahasa yang ada dalam teks.

Pernyataan di atas disukung oleh tanggapan beberapa informan berikut ini

mengenai unsur bahasa teks SR:

Ini untuk seratnya ini menggunakan bahasa Jawa baru masih bisa dipahami

walaupun juga membutuhkan kamus untuk membacanya begitu(In 5).

Informan nomor 5 mengatakan bahwa, untuk seratnya masih menggunakan

bahasa Jawa baru informan masih bisa memahaminya walaupun informan dalam

membaca SR masih membutuhkan kamus untuk membacanya.

Kalau untuk mudah tidaknya saya kira agak sulit, ya mudah sih tapi agak

sulit itu bisa dibantu juga oleh terjemahannya, soalnya untuk bahasa yang

Page 23: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

45

asli itu masih banyak bahasa yang alkais tapi memang ada banyak kata-kata

yang masih alkais Jawa kuna (In 10).

Informan di atas mengatakan bahwa bahasa dalam SR ini masih agak sulit

untuk dipahaminya, namun dengan terjemahan informan bisa memahami isi dari

SR tersebut, informan beranggapan bahwa masih banyak bahasa-bahasa dalam

teks yang masih banyak bahasa yang alkais tapi memang ada banyak kata-kata

yang masih alkais Jawa kunanya. Pendapat yang sama juga disampaikan informan

nomor 2, berikut pemaparannya:

Kan bahasane iki bahasa Jawa kuna tapi ditransletke jadi mudah sih, tapi

bahasa tembang ya ora seperti bahasa-bahasa novel tapi mudah dipahami.

Terjemahan :

Kan bahasanya ini bahasa jawa kuna tapi ditransletkan jadi mudah sih, tapi

bahasa tembang ya tidak seperti bahasa-bahasa novel tapi mudah dipahami

(In 2).

Selanjutnya, pemahaman yang diberikan oleh informan nomor 14 dengan

pemahaman nomor 15, yakni dari kedua informan tersebut meskipun mereka

mahasiswa sastra jawa mereka masih merasa kesulitan dengan bahasa yang di

gunakan dalam SR tersebut, tapi dengan adanya terjemahan mereka bisa

mengetahui isi dari SR tersebut dengan dibantunya kamus mereka juga

memahami bahasa teks aslinya.

Tanggapan yang sama juga diberikan oleh informan yang lain. Berikut

pemaparan informan tersebut:

Secara ferbal kami teman-teman sastra jawa itu saya khususnya kalau dalam

bahasa yang digunakan dalam SR ini yang notobennya masih menggunakan

ragam jawa baru walaupun banyak menggunakan leksikon-leksikon kawi

bahasa-bahasa alkais namun sedikit banyak kami tidak tersulitkan seperti itu

masih dapat memahami secara tekstual maupun secara substansi ceritanya

(In 13).

Page 24: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

46

Informan di atas mengatakan bahasa yang di gunakan dalam SR ini

notobennya masih menggunakan ragam jawa baru walaupun dalam teks ini

banyak menggunakan leksikon-leksikon kawi bahasa-bahasa alkais, informan

tidak merasa tersulitkan masih bisa memahami secara tekstual maupun secara

substansi cerita dala SR tersebut.

Tanggapan berbeda diberikan beberapa informan yang merasa kesulitan

dengan bahasa teks asli dalam SR, berikut pemaparannya:

Kalau teks aslinya nggak, jujur nggak, lebih ke bahasa Indonesia nya teks

terjemahannya baru paham (In 11).

Tanggapan informan mengenai bahasa yang digunakan dalam SR ini

informan tidak memahaminya informan lebih ke bahasa Indonesianya teks

terjemahannya baru bisa memahaminya.

Sebagai seorang linguistik saya sulit untuk memahaminya (In 4).

Tanggapan informan di atas singkat dan jelas bahwa informan lebih

mendalami bidang linguistik jadi informan sulit untuk memahaminya.

Tanggapan yang sama juga diberikan beberapa informan yaitu informan

nomor 6 dan informan nomor 7, Mereka mengatakan kesulitan dengan teks

aslinya pada saat membaca SR tersebut. Tanggapan yang berbeda juga diberikan

informan nomor 3, informan mengatakan jawaban yang singat bahwa informan

kurang paham dengan teks aslinya.

Dalam hal bahasa tentunya juga dipengaruhi oleh gaya bahasa begitu juga

dengan SR ini, informan juga memebrikan tanggapan mengenai gaya bahasa yang

digunakan dalam SR tersebutyang tentunya berkaitan dengan bahasa yang

digunakan dalam serat tersebut. Karena gaya bahasa juga mempengaruhi

keindahan bahasa dalam setiap karya sastra, khususnya dalam tembang macapat.

Page 25: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

47

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, mereka memberikan penilaian

yang berbeda-beda mengenai gaya bahasa yang digunakan. Berikut analisis

mengenai gaya bahasa yang dipaparkan oleh sebagian informan:

Kalau saya baca ada mbak gaya bahasanya tapi saya lupa letak gaya bahasa

yang terdapat dalam serat ini, tapi ada mbak karena ini kan bentuknya

tembang ya jadi ada gaya bahasanya (In 15).

Gaya bahasa dalam serat ini, kalau gaya bahasa saya kurang

memperhatikan mbak, mungkin ada gaya bahasa dalam serat ini tapi itu tadi

mbak saya kurang memperhatikan jadi saya tidak tau letaknya dimana gaya

bahasanya (In 14)

Informan di atas member tanggapan yang hamper sama, informan nomor 15

dan informan nomor 15 mengatakan bahwa si SR ini terdapat gaya bahasanya saat

membaca, tapi tidak mengetahui letak gaya bahasanya yang terdapat di SR

tersebut. Tanggapan yang sama juga diberikan kedua informan nomor 7 dan

nomor 11 mereka juga mengatakan hal yang hamper sama dengan kedua informan

di atas bahwa ada gaya bahasa dalam SR tersebut, tetapi tidak mengetahui letak

gaya bahasadalam SR tersebut.

Pendapat berbeda disampaikan beberapa informan mengenai unsur gaya

bahasa, berikut pemaparannya:

Untuk memahami bahasa saja sulit apalagi menemukan gaya bahasa itu

otomatis lebih sulit lagi, jadi saya tidak menemukan (In 4).

Pendapat informan di atas berbeda dari pendapat informan-informan

sebelumnya, informan nomor 4 mengatakan bahwa untuk memahami bahasa

dalam teks aslinya saja sulit apalagi untuk menemukan gaya bahasa dalam teks

asli SR, jadi informan di atas tidak bisa menemukan gaya bahasa dalam SR.

pendapat yang sama juga diberikan oleh informan nomor 3 dan informan nomor 6,

mereka juga tidak bisa menemukan gaya bahasa dalam SR tersebut.

Page 26: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

48

Ada beberapa gaya bahasa sih mbak, kalau yang saya temukan

metamorphosis lalu juga personifikasi juga ada (In 8).

Tanggapan informan di atas mengenai gaya bahasa informan nomor 8

menemukan gaya bahasa yaitu berupa gaya bahasa metamorphosis dan juga

personifikasi, tetapi informan juga tidak menjelaskan terdapat dimana gaya bahasa

dalam SR tersebut.

Ada gaya bahasanya, ini menemukan satu mbak ini ada tentang majas

perumpamaan kayak “ duwit sifate ungit” nah duwit itu diperumpamakan

sebagai sifat ungit (In 1).

Majas perumpamaan yang diungkapkan oleh nomor 1 dapat disesuaikan

dengan tembang macapat sinom pada 5:

Apa lire kang prekara

Dhuwit mono angkre werit

Yen tan tretib kang rumeksa

Yen mung ginunggunga luwih

Barang ingkang kumelip

Kepengin dhuwit sedarum

Keh wong panas atinya

Yen wruh tangga sugih dhuwit

Yen luputa (ng)gegawa dadi colongan

Terjemahan :

“Apa yang dimaksud dengan perkara uang? Jika tidak tertib dalam

menjaganya, uang itu angker werid gawat. Jika hanya untuk dihitung, diantara

barang yang gemerlap, semua orang lebih menyukai uang. Banyak orang iri

jika melihat tetangganya berlimpah uang. Jika lengah dalam

membawanya,(uang itu) justru menjadi incaran pencuri”.

Tembang sinom di atas yang diungkapkan informan nomor 1 yang terdapat

gaya bahasa yang menjelaskan mengenai uang seperti yang diungkapkan informan

di atas. Tanggapan mengenai gaya bahasa juga diungkapkan informan nomor 10

berikut tanggapannya:

Banyak, memang ini wataknya tembangkan gaya bahasanya bisa dilihat

untuk tembangnya sastra laku terus ada juga permainan kata dan juga

Page 27: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

49

permainan guru lagu memang ini masih alkais dan sangat banyak sekali

gaya bahasa yang disini (In 10).

Informan di atas menanggapi SR ini berbentuk tembang macapat dan dalam

tembang terdapat permainan kata, permainan guru lagu dan bahasa yang

digunakan masih alkais.

Jadi, secara keseluruhan unsur bahasa dalam tembang macapat yang

terdapat di SR dalam hal gaya bahasa, sebagian informan dapat menemukan

bentuk gaya bahasa yang digunakan dalam SR tersebut, meskipun ada juga yang

tidak menemukan gaya bahasa yang terdapat dalam SR. Sebagian besar informan

dalam memahami bahasanya tidak secara langsung dapat memahaminya, akan

tetapi mereka membaca teks SR ini masih banyak yang menggunakan bantuan

kamus atau membaca teks terjemahan. Hal ini juga mempengaruhi informan

dalam menemukan bentik gaya bahasa yang tertuang dalam SR tersebut. Gaya

bahasa yang berhasil ditemukan oleh para informan diantaranya seperti majas

perumpamaan, majas metamorphosis dan majas persinifikasi.

1.6 Karakter

Hasil dari pengumpulan data melalui teknik wawancara data mengenai

resepsi informan terhadap karakter tokoh dalam SR dapat dikatakan bahwa 13

orang informan mengatakan bahwa penggambaran tokohnya jelas, 1 orang

informan mengatakan bahwa penggambaran tokohnya kurang jelas, yang tentunya

dengan tanggapan-tanggapan yang berbeda-beda pula. Berikut ini tanggapan para

informan mengenai pemaparan karakter tokoh:

Ya diserat ini menggambarkan pemaparan karakter dengan jelas, salah

satunya disini ada batara Baruna yang dijelaskan bahwa dia itu pandai

sekali melebihi orang lain, kepandaiannya itu seperti apa? Dia itu bisa sakit

tanpa guru, kaya tetapi tidak sombong, perkasa tetapi tidak menganiaya

orang lain, tampan tetapi tidak menggoda perempuan dan terkenal meski

Page 28: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

50

tidak memamerkan kemasyurannya itu merupakan suatu karakter yang

benar-benar jelas dan benar-benar patut kita teladani (In 6).

Penggambaran karakter yang digambarkan oleh informan nomor 6 diatas

memberikan gambaran tokoh-tokoh para dewa yang diceritakan di dalam SR,

digambarkan seperti watak batara Baruna yang digambarkan pandai sekali

melebih orang lain, di samping itu informan juga berpendapat karakter-karakter

tokoh dalam SR bisa diteladani.

Ya cukup jelas bagi masing-masing karakter tapi dari satu dengan yang lain

hamper mirip-mirip, cukup jelas bagaimana karakteristik seorang pemimpin

tapi dengan yang satu dengan yang lain mirip-mirip (In 4).

Informan nomor 4 ini menanggapi karakter-karakter yang terdapat dalam

SR ini dari kedelapan dewa-dewa hamper mirip karakternya dari yang satu ke

yang lain, sangat jelas digambarkan karakteristik seorang pemimpin.

Ya, karakternya itu jelas mbak karena disisni langsung batara Candra seperti

apa, batara Wisnu seperti apa jadi jelas nggak begitu bertele-tele (In 8).

Untuk pemaparan karakter sangat jelas, disini langsung batara Indra

karakternya seperti apa, batara Candra karakternya seperti apa jadi memang

tergambar dengan jelas (In 10).

Kedua informan di atas sama-sama memberikan tanggapan yang sama

bahwa karakter yang digambarkan dalam SR ini jelas karena digambarkan satu

persatu karakter dari setiap batara-batara dalam SR tersebut.

Selanjutnya tanggapan yang diberikan oleh informan nomor 3 senada

dengan tanggapan informan nomor 15, yaitu mengatakan bahwa karakter yang

terdapat dalam SR ini digambarkan secara detil dan jelas. Dari setiap

penggambaran dewa-dewa dari delapan karakter dewa/batara digambarka satu

persatu karakter maupun sifat-sifatnya, seperti sosok batara Brama sifatnya mudah

marah, tapi dibalik sifat kemarahannya dia konsisten dengan apa yang dia

lakukan.

Page 29: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

51

Saya kira cukup jelas ya, jadi apabila seorang tadi saya katakana

bahwasanya semua itu pemahaman terhadap teks tergantung dari horizon

harapan dari pengalaman dan juga dari pengalaman baca terutama, kalau

saya kira ini lebih jelas karena pengalaman saya mengenai dunia

pewayangan itu ada watak-watak batara Yama dan itu memang dia

memaparkan dari pada apa yang terdapat di dalam SR ini (In 13).

Berbeda dengan penalaran informan di atas lebih menyoroti mengenai

pengalaman baca, jadi untuk mengetahui karakter dari pada SR ini tergantung

pemahaman dari pengalaman pembaca, menurut pengalaman informan di atas

mengenai dunia pewayangan dalam serat ini ada watak-watak batara Yama yang

memaparkan dari pada apa yang terdapat di dalam SR tersebut.

Tanggapan berbeda diberikan informan nomor 9 mengenai karakter dalam

serat, berikut pemaparannya:

Kalau mungkin yang agak ganjel itu ketika membaca karakternya batara

Wisnu, itu tugasnya apa sih kok di dalam wayang seperti ini sebagai dewa

penciptaan kok disini kok saya baca sekilas tu dia tidak suka dipuji terus suka

prihatin ini gimana! Dan itu kan juga critanya Wisnu nitis jadi krisna, nitis

jadi apa lagi sebenarnya dia itu punya identitas personal seperti apa sih

mbak kan dari semuanya kan dari batara Baruna penguasa lautkan (In 9).

Informan di atas merasa belum menemukan karakter dalam SR ini seperti

apa, informan di atas lebih membandingkan karakter-karakter atau watak-watak

yang terdapat disetiap tokoh-tokoh yang terdapat di SR tersebut.

2. Norma dan Kriteria Penilaian

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara diperoleh hasil

penilaian secara keseluruhan oleh pembaca terhadap SR tersebut. Sebanyak 15

informan yang di wawancarai semua informan menilai bahwa, secara keseluruhan

isi dari SR tergolong bagus dan menarik. Berikut ini tanggapan para informan

mengenai penilaian isi SR secara keseluruhan yang mengatakan bagus dan

menarik berikut tanggapannya:

Page 30: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

52

Kalau secara keseluruhan saya memahaminya ya itu tadi ini memaparkan

tentang kiat-kiat bagaimana seseorang apabila ingin menjadi seorang

pemimpin itu kiat-kiat nya adalah dengan cara meniru watak dari pada

delapan dewa tadi dan di implementasikan berdasarkan apa yang relevan

dalam kehidupan sehari-hari (In 13).

Tanggapan informan di atas lebih menyoroti watak-watak seorang

pemimpin yang terdapat di dalam SR, dan kiat-kiat bagaimana menjadi seorang

pemimpin yang ideal seperti delapan dewa yang diceritakan dalam SR, dengan

adanya serat ini dapat mengajarkan ajaran-ajaran tentang menjadi seorang

pemimpin yang mana ajaran tersebut bisa di implementasikan dalam kehidupan

sehari-hari. Tanggapan yang sama diberikan informan berikut ini:

Menurut saya SR ini berisi tentang amanat atau wejangan bagi siapa saja

dan SR ini menggambarkan sososk pemimpin yang baik yang bijaksana itu

seperti apa, jadi serat ini tu berisikan tentang kepemimpinan yang di setiap

tokohnya atau dewa-dewa disampaikan amanat atau wejangan yang terdapat

di SR ini. dan serat ini berisikan tentang ajaran-ajaran bagi seorang

pemimpin (In 14).

Kedua informan di atas memberikan penilaian yang sama terhadap SR

dengan menyoroti penggambaran karakter tokoh yang tertuang dalam serat

tersebut. Mereka menilai serat tersebut bagus, karena penggambaran karakter

tokohnya serta ajaran-ajarannya bisa untuk dijadikan teladan dan sumber ilmu

bagi kedua informan di atas. Berbeda dengan penalaran yang diberikan oleh kedua

informan di bawah ini:

SR ini kalau bahasa Jawa kuna nya memang sulit dipahami, kalau

dipaparkan dalam bahasa Jawa kuna, tapi karena sudah ada transletnya itu

lebih mudah jadi lebih menarik. Bahkan kalau bahasa Jawa kunanya harus

mentranslet sendiri itu cukup sulit bagi seorang awam (In 4).

Secara keseluruhan sebenarnya seratnya menarik juga, tetapi dalam bahasa

asingnya memang sulit dipahami tapi untung ada terjemahannya dan

terjemahannya itu membuat kita paham terhadap serat ini (In 6).

Page 31: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

53

Kedua informan di atas memberikan tanggapan mengenai keseluruhan SR

tersebut mereka lebih menyoroti ke bahasa yang digunakan dalam SR, mereka

mengatakan serat ini menarik tetapi dalam hal bahasa jawa klasiknya ataupun teks

asli dalam SR susah dipahami, tapi dengan adanya terjemahan kedua informan

merasa terbantu dan mudah untuk memahami SR tersebut.

Untuk secara menyeluruh SR itu memberikan suatu peneladanan dari Rama

Wijaya kepada Wibisana yaitu memang bagaimanakah cara memimpin yang

baik menurut ajaran Rama itu yaitu diturunkan ke dalam Asthabrata ini

kemudian Asthagina kemudian dari pemaparan suatu peneladanan dari

dewa-dewa yang ada di alam (In 10).

Tanggapan berbeda diberikan oleh informan nomor 10, informan di atas

menanggapi serat ini menyeluruh SR memberikan pemaparan cerita serat ini dari

Rama Wijaya kepada Wibisana yang bagaiman menjadi seorang pemimpin yang

baik melalui delapan watak dewa yang diceritakan dalam asthabrata kemudian

asthagina.

Ya menurut saya ini seratnya kompleks. Mengapa? Karena disini juga ada

tokoh berserta sifatnya, nah masing-masing sifatnya itu sesuai dengan nama-

namanya nah itu antara satu dengan yang lain saling kait mengkait saling

melengkapi(In 1).

Informan nomor 1 menilai SR ini kompleks, karena di dalam serat ini di

jelaskah tokoh beserta sifatnya, dijelaskan juga dari masing-masing sifatnya

sesuai dengan nama-nama dewa yang ada saling kait mengkait dan melengkapi

satu sama lain. Secara tidak langsung informan diatas menyoroti serat ini lebih ke

penggambaran tokohnya.

Tanggapan berbeda juga disampaikan oleh informan nomor 2 dan

informan nomor 5, mereka mengatakan SR tersebut secara keseluruhan

mengajarkan tentang ajaran kepemimpinan yang mana ajaran-ajaran yang terdapat

Page 32: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

54

dalam SR tersebut bisa di jadikan pedoman untuk hidup. Pendapat yang hampir

sama juga diberikan oleh iforman nomor 15, berikut tanggapannya:

Keseluruhan mengenai SR ini menurut pandangan saya sangat bagus dan

saya memahaminya isi yang terdapat di SR ini yang menceritakan tentang

kepemimpinan yang menggambarkan melalui penggambarkan tokoh-tokoh

pewayangan yang disitu dari setiap tokoh di ceritakan watak-watak atau

sifat-sifatnya. Dari penggambaran tokoh tersebut kita dapat mengambil

amanatnya dan bisa meniru untuk para pemimpin bahkan untuk siapapun

bisa mbak karena ini bisa jadi pedoman juga bagi para pemimpin juga mbak

(In 15).

Hal yang mendasari informan nomor 15 mengatakan bagus ialah SR ini

menceritakan tentang kepemimpinan yang penggambarannya melalui

penggambaran tokoh-tokoh pewayangan yang disitu dari setiap tokoh-tokoh

diceritakan watak-watak dan sifat-sifatnya. Informan setelah membaca SR ini

berharap serat ini bisa dijadikan pedoman bagi pembaca atau para pemimpin.

3. Selera dan Minat Baca

a. Seberapa sering anda membaca karya sastra jawa, khususnya serat?

Berdasarkan pengumpulan data melalui wawancara diperoleh hasil

frekuensi informan dalam membaca karya sastra jawa dalam bentuk serat. 1

informan mengatakan sering membaca karya sastra jawa yang berbentuk serat, 11

orang informan mengatakan jarang dalam membaca KS jawa khususnya serat, 1

orang informan mengatakan jika perlu saja membaca karya sastra jawa, 2 orang

informan mengatakan relatif dalam membaca karya sastra jawa khususnya serat.

Berikut tanggapan beberapa informan yang mengatakan jarang dalam membaca

karya sastra jawa khususnya serat:

Kalau serat nggak terlalu sering mbak, soalnya itu kebanyakan tembang,

sedangkan saya sedikit agak kesulitan kalau membaca tembang, kalau prosa

saya lebih tertarik (In 8).

Page 33: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

55

Ketidak tertarikan informan di atas terhadap karya sastra Jawa khususnya

berbentuk serat yang membuat informan mengatakan nggak terlalu sering

membaca karya sastra Jawa yang berbentuk serat dikarenakan informan merasa

kesulitan dengan karya sastra yang berbentuk seperti tembang. Informan lebih

sering membaca karya sastra Jawa modern yang berbentuk prosa.

Kalau untuk serat sendiri kalau kalau dikatakan sering nggak juga tetapi

memang kadang-kadang juga, tetapi saya memang lebih sukanya untuk fokus

salah satu kemudian saya kaji kemudian saya ambil nilainya seperti itu. Jadi

untuk pembacaan saya kadang-kadang nggak sering (In 10).

Sama seperti informan nomor 8, informan nomor 10 juga mengatakan

jarang membaca karya sastra Jawa berbentuk serat. Informan diatas lebih suka

fokus salah satu dalam membaca karya sastra Jawa kemudian di kaji dan diambil

nilainya.

Kalau membaca KS apapun sering mbak bahkan saya ini sedang belajar

membuat geguritan dan lain-lain tapi kalau untuk serat sendiri saya jarang

membacanya mbak, tapi setelah membaca SR ini serat ini bisa saya jadikan

referensi untuk membuat geguritan (In 14).

Tanggapan yang diberikan ketiga informan di atas, kalau dibandingkan

mempunyai konteks yang hampir sama. Hal tersebut terlihat jelas dalam

pernyataan yang disampaikan oleh ketiga informan di atas. Ketiga informan diatas

sama-sama menanggapai bahwa frekuensi dalam membaca karya sastra Jawa

khususnya serat, frekuensi bacanya lebih cenderung jarang, seperti informan

nomor 14, bahwa informan lebih suka membaca karya sastra Jawa modern dari

pada yang berbentuk serat.

Tanggapan yang lain juga diberikan oleh informan berikut ini:

Sebenarnya, untuk walaupun anak Sastra Jawa walaupun bidang filologi

terutama saya juga masih rendah, kebanyakan orang baca serat itu karena

membutuhkan sumber dari serat tersebut, jadi masih jarang minat baca untuk

serat, soalnya mengingat bahasa dan hurufnya yang menggunakan

Page 34: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

56

hurufbahasa Jawa dan bahasa yang mungkin bagi orang awam sulit di

pahami (In 5).

Tidak begitu sering mbak, meskipun saya bidang filologi saya tidak sering

membaca serat, tapi saya jika ada serat yang menurut saya menarik saya

baca, tapi kalau sering nggaknya say abaca serat saya tidak terlalu sering,

soalnya serat juga sebenarnya banyak tapi kan KS kan nggak hanya serat

saja jadi saya juga baca KS yang lainnya mbak biar pengetahuannya lebih

luas mbak (In 15).

Penulis menyoroti tanggapan informan nomor 5 dan informan nomor 15,

kedua informan di atas frekuensinya dalam membaca karya sastra khususnya serat

mereka masih jarang membacanya, meskipun kedua informan Mahasiswa Sastra

Daerah bidangnyapun filologi kedua informan masih jarang membaca serat,

meskipun di pembidangan filologi lebih cenderung mempelajari tentang

pernaskahan. Berbeda dengan tanggapan informan nomor 13, berikut

pemaparannya:

Kalau serat saya filologi otomatis sering, jadi mau tidak mau itu adalah

tuntutan harus cinta terhadap kebahasaan khasanah, kebahasaan jawa

terutama bahasa jawa klasik yang masih dipergunakan dalam era

kapujanggan (In 13).

Tanggapan berbeda diberikan oleh informan di atas, informan nomor 13 ini

adalah Mahasiswa Sastra Daerah pembidangan filologi, beda dengan pernyataan

kedua informan di atasnya bahwa informan nomor 13 sering membaca karya

sastra jawa khususnya serat, karena dalam pembidangan filologi memang

dipelajari tentang pernaskahan mau tidak mau informan nomor 13 merasa bahwa

membaca karya sastra khususnya serat adalah sebagai tuntutan.

Sementara itu tanggapan dari kedua informan nomor 9 dan informan

nomor 11 berpendapat sama, bahwa kedua informan mengatakan sering tidaknya

membaca karya sastra khususnya serat mereka bengatakan relativ jika da tugas

Page 35: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

57

dari dosen tentang serat kedua informan baru membaca karya sastra khususnya

serat.

Tak jawab jujur ya mbak, jika perlu saja jadi nek pas enek tugas lagi baca

soale goleke yo angel mbak (In 2).

Terjemahan :

Tak jawab jujur ya mbak, jika perlu saja jadi kalau pas ada tugas baru baca

soalnya cari ya susah mbak.

Informan di atas tidak jauh beda dengan kedua informan sebelumnya,

bahwa informan membaca karya sastra jawa khususnya serat jika perlu saja, jika

dapat tugas dari dosen. Jadi ketiga informan diatas jarang membaca karya sastra

membacanya jika perlu saja kalau informan mendapat tugas dari dosen.

Tanggapan berbeda diberikan kedua informan, berikut pemaparannya:

Kalau itu ndak sering (In 7).

Tidak sering mbak (In 12).

Singkat dan jelas tanggapan dari kedua informan, berbeda dengan

informan-informan yang lain, terlihat kedua informan tidak tertarik membaca

karya sastra Jawa khususnya serat. Dengan jawaban mereka yang mengatakan

tidak sering membacanya berarti kedua informan tidak tertarik membaca karya

sastra yang berbentuk serat ataupun pernaskahan.

Berdasarkan hasil wawancara minat baca Mahasiswa Sastra Daerah

angkatan 2011 dan angkatan 2012 terhadap karya sastra jawa khususnya serat

tergolong masih rendah. Hal ini dikarenakan, sebagian besar Mahasiswa Sastra

Daerah khususnya angkatan 2011 dan angkatan 2012 masih jarang membaca

karya sastra jawa yang berbentuk serat.

Page 36: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

58

b. Apakah serat ini jika tanpa terjemahan, apakah anda paham dan tertarik?

Berdasarkan dari hasil wawancara, dapat diperoleh data mengenai

pemahaman dan ketertarikan Mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2011 dan

angkatan 2012, berikut rincian data yang berhasil didapatkan:

a. 5 orang informan mengatakan paham dan tertarik.

b. 3 orang informan mengatakan tidak paham

c. 2 orang informan mengatakan kurang paham dan tidak terlalu tertarik

d. 3 orang mengatakan kurang paham dan tertarik jika ada terjemahan

e. 1 orang informan mengatakan tidak paham tapi untuk membacanya

tertarik

f. 1 orang informan mengatakan tertarik membaca jika ada terjemahannya

Berikut tanggapan para informan mengenai pemahaman SR tanpa

terjemahan:

Ya yang seperti tadi saya bilang, pahamnya sih paham karena ada

terjemahannya ada teks bahasa Indonesianya tapi jika membacanya tanpa

terjemahan saya dikit demi sedikit tau maksudnya dan paham dengan

maksudnya, tapi bacanya ya harus berkali-kali baru paham. Dan kalau

mengenai ketertarikan saya cukup tertarik dengan serat ini ya meskipun

tanpa terjemahannya (In 15).

Informan nomor 15 mengenai pemahaman SR tersebut jika tanpa

terjemahan informan sendiri merasa paham dengan SR jika tanpa terjemahan atau

teks bahasa Indonesia. Tetapi informan saat memahami SR jika tanpa terjemahan

informan membacanya berkali-kali baru paham dan informan merasa cukup

tertarik dengan SR jika tanpa terjemahan. Tanggapan yang sama juga diberikan

informan di bawah ini:

Saya sendiri paham mengenai apa yang dipaparkan pengarang disini

walaupun mungkin ada beberapa leksikon yang notabeni tidak digunakan

dalam kehidupan sekarang. Nah itu mau tidak mau juga harus membuka

Page 37: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

59

kamus. Nah tetapi dengan membuka kamus pun tidak merasa tersulitkan,

tidak merasa terbebani karena yaitu saya sudah besiknya saya menyukai

kesustraan jawa itu jadi saya sudah banyak mengetahui tentang asthabrata

ini (In 13).

Informan nomor 13 mengatakan bahwa informan paham mengenai yang

diapaparkan oleh pengarang mengenai bahasa yang digunakan yaitu ada beberapa

leksikon yang tidak digunakan dalam kehidupan sekarang, dan informan harus

membuka kamus saat membaca SR tersebut. namun informan tidak merasa

kesulitan dan informan merasa tertarik dengan SR tersebut karena informan

memang besiknya sudah menyukai kasustraan jawa.

Tanggapan yang lain diberikan beberapa informan yang mengatakan tidak

paham, berikut pemaparannya:

Ya sangat….sangat…tidak pahamlah, ya belum belajar kesana tapi

pernah mempelajari (In 4).

Jawaban singkat dan jelas yang diberikan informan nomor 4, bahwa

informan sangat-sangat tidak paham dengan SR jika tanpa terjemahan. Pendapat

yang sama juga di berikan oleh informan nomor 2 dan informan nomor 12, kedua

informan menanggapi hal yang sama dengan informan nomor 4, bahwa mereka

tidak paham jia SR tanpa ada terjemahannya.

Kurang paham dan mungkin kurang tertarik (In 3).

Tidak terlalu paham dan tidak terlalu tertarik (In 6).

Kedua informan di atas mengatakan hal yang hampir sama, kedua informan

menanggapi SR ini belum paham jika SR ini tanpa terjemahan dan kedua

informan mengatakan kurang tertarik dengan SR jika tanpa terjemahan.

Berbeda dengan tanggapan yang diberikan informan nomor 14, informan

nomor 14 mengatakan tidak terlalu paham jika tanpa terjemahan, tetapi karena di

Page 38: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

60

SR tersebut ada terjemahannya informan bisa memahami dan tertarik untuk

membaca, tetapi jika SR tanpa ada terjemahannya informan kurang paham.

Berikut pemaparannya:

Kalau paham jelas saya tidak terlalu karena di SR ini ada terjemahannya

jadi saya kalau untuk paham sih paham mbak dan tertarik karena ada

terjemahannya, kalau tidak ada terjemahannya mungkin saya kurang paham

(In 14).

Tanggapan yang sama juga diberikan oleh kedua informan yaitu informan

informan nomor 7 dan informan nomor 9. Kedua informan juga berpendapat yang

sama dengan informan nomor 14, mereka kurang paham dengan SR jika tanpa

terjemahan dan kurang tertarik.

Tanggapan lain di berikan oleh informan nomor 11, berikur pemaparannya;

Mungkin kalau membacanya tertarik kalau pahamnya nggak (In 11).

Informan nomor 11 menanggapi dengan tanggapan yang berbeda mengenai

pernyataan informan di atas. Jika SR ini tanpa terjemahan informan tidak paham

dan kalau ketertarikan dengan SR ini informan merasa tertarik kalau

membacanya.

c. Apabila karya sastra jawa berbentuk selain serat, apakah anda juga

tertarik dan menambah frekuensi membaca?

Hasil wawancara dengan para informan mengenai tingkat ketertarikan

informan terhadap KS selain serat, data menunjukkan bahwa, sebagian besar

informan dari total keseluruhan menyatakan tertarik dengan KS jawa dalam

bentukselain serat dan frekuensi dalam membaca menjadi bertambah. Hal ini

dibuktikan bahwa selera baca di kalangan Mahasiswa Sastra Daerah khususnya

angkatan 2011 dan angkatan 2012 sebagian besar tertarik membaca KS yang

berbntuk selain serat seperti novel, cerkak, cerbung dan geguritan. Dari

Page 39: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

61

pernyataan informan dengan ketertarikan terhadap KS selain serat dikarenakan

bentuk dan bahasa yang digunakan dalam KS seperti novel, cerkak, cerbung dan

geguritan mudah untuk dipahami.

Berdasarkan 15 informan yang diwawancarai semua mengatakan

ketertarikan dengan KS jawa yang berbentuk selain serat dan cenderung frekuensi

membacanya lebih sering ke KS jawa selain serat. Berikut tanggapan sebagian

informan mengenai ketertarikan KS Jawa selain bentuk serat:

Kalau saya sendiri lebih tertarik ke novel karena bahasa yang digunakan itu

mudah dipahami tanpa kita membaca berkali-kali, tapi kalau serat itu

membacanya kadang berkali-kali jika serat itu tanpa terjemahan bahasa

Indonesianya, bahkan orang awam pun kadang juga kesulitan membaca

sejenis KS serat-serat karena bahasanya sukar dipahami(In 15).

Informan di atas mengatakan lebih tertarik KS novel dari pada yang

berbentuk serat, ketertarikan informan terhadap novel dikarenakan bahasa yang

digunakan mudah dipahami sehingga tanpa membaca berkali-kali untuk

memahaminya. Frekuensi informan dalam membaca serat kadang-kadang, karena

bahasa yang digunakan sulit sehingga informan di atas lebih tertarik ke KS novel.

Ya tertarik mbak seperti yang digeguritan nah itu gaya bahasanya beda

dengan serat lebih bisa mudah dipahami dan dimengerti soalnya alurnya

langsung jadi satu kaya balada, geguritan terus puisi juga geguritan juga

mudah dimengerti dan juga cerkak, cerpen malah lebih enak (In 1).

Tanggapan yang hamper sama juga diberikan oleh informan nomor 1,

informan di atas beranggapan bahwa KS selain serat informan justru lebih tertarik

untuk membacanya, karena bahasa dalam serat susah di pahami, jadi informan

diatas lebih suka KS modern dari pada serat, karena bahasa KS modern lebih

mudah di pahami dan alur dalam KS modern lebih jelas seperti KS yang

berbentuk geguritan ataupun cerpan. Tanggapan yang sama juga diberikan oleh

informan nomor 8, berikut pemaparannya:

Page 40: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

62

Iya kalau selain serat saya saya lebih tertarik, apalagi yang bentuknya fiksi.

Seperti cerbung, novel dan sebagainya saya lebih tertarik dan untuk frekuensi

membaca saya untuk jenis KS seperti itu lebih sering dari pada yang

bentuknya tembang (In 8).

Informan di atas juga berpendapat yang sama dengan informan-informan

diatas, lebih tertarik ke KS modern yang berbentuk fiksi seperti cerbung, novel

dan KS lainnya, dan untuk frekuensi membacanya informan lebih tertarik ke KS

modern dari pada yang berbentuk serat.

Berbeda dengan tanggapan informan berikut ini dalam ketertarikannya

dengan KS jawa selain dalam bentuk serat, berikut tanggapannya:

Kalau saya sendiri meskipun saya ini yang tergolong masih pemula dan

muda namun saya lebih menyukai membaca KS, KS yang masih klasik

bersifat masih kekunaan, bersifat lama lah tapi kalau yang sekarang ini saya

minat baca terhadap serat-serat KS Jawa modern seperti novel, geguritan

begitusaya jarang membacanya. Tapi saya juga pernah membaca itu mulai

saya menyukai membaca novel Jawa itu ketika membaca novel “kacau biru”

itu saya juga dapat menghayati bahkan saya dapat membayangkan apa yang

diderita dari pada tokoh-tokohnya disitu, lebih ke novel kalau geguritan itu

biasanya lebih menyukai membuat kalau geguritan, kalau membaca sendiri

hanya membaca tidak seintens membaca serat (In 13).

Informan di atas mengatakan memang suka membaca KS, tetapi KS yang

masih klasik yang bersifat masih kekunaan. Tetapi saat ini informan sedang gemar

membaca KS jawa modern, dengan pengalam baca informan saat ini lebih gemar

membaca novel. Tidak hanya memba KS jawa saja informan juga suka membuat

KS jawa yang berbentuk geguritan.

Kalau itu jelas soalnya untuk Sastra Jawa itu mencakup semua, baik itu nanti

dari bidang sastra, filologi maupun linguistik. Dan untuk geguritan, cerpan

atau apa saya juga sekarang sedang belajar menulis cerpen sama geguritan

jadi itu sangat berkaitan soalnya ini kan ilmu bantu semua (In 5).

Informan yang satu ini juga suka membuat atau berkarya menciptakan KS

jawa, informan yang satu ini juga suka membuat geguritan dan cerpen, informan

Page 41: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

63

beranggapan KS dalam bentuk apapun itu adalah ilmu bantu, informan juga lebih

tertarik ke KS modern dari pada yang berbentuk serat.

Tanggapan berbeda diberikan oleh informan nomor 10 dalam

ketertarikannya dengan KS jawa selain dalam bentuk serat, berikut

pemahamannya:

Selain untuk serat-serat sebenarnya juga tertarik soalnya saya juga ikut

dalam kayak perkumpulan anak-anak sastra jawa yang membentuk “Sastra

Serat” itu ada geguritan kemudian ada cerkak dan lain-lainnya, jadi selain

untuk serat-serat sendiri saya suka membaca itu dan itu lebih memperkaya

dari pengetahuan tentang sastra jawa, jadi memang tidak hanya pengetahuan

serat saja yang diperoleh tetapi pengetahuan sastra secara menyeluruh (In

10).

Informan mengatakan dasar ketertarikan terhadap KS jawa serat , informan

mengatakan suka membaca dan tertarik dengan serat, tetapi dengan latar belakang

informan yang notobennya Mahasiswa Sastra Daerah informan juga mempelajari

KS modern dan informan juga tergabung dalam perkumpulan anak-anak sastra

“Sastra Serat” jadi informan suka membaca semua KS jawa karena itu semua

diperoleh untuk pengetahuan sastra menyeluruh.

4. Resepsi Pembaca terhadap Ajaran Kepemimpinan dalam SR

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui hasil wawancara kepada

informan telah diperoleh hasil resepsi Mahasiswa Sastra Daerah terhadap SR, data

menunjukkan sebagian besar informal mengatakan bahwa SR tersebut bagus dan

menarik, ketertarikan informan kepada SR ini karena di dalam SR ini

mengandung ajaran-ajaran yang baik untuk seorang pemimpin dan mereka

menganggap bahwa SR ini masih relevan jika diterapkan di jaman sekarang.

Penilaian secara keseluruhan oleh pembaca terhadap ajaran kepemimpinan dalam

SR ini tersampaikan dengan baik kepada pembaca dan mereka menganggap SR

Page 42: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

64

ini bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasan

informan yang menunjukkan bahwa SR ini tersampaikan dengan baik kepada

pembaca:

Ajaran kepemimpinan dalam SR digambarkan dengan baik oleh

penganggitnya oleh pembuatnya ini dari tokohnya terus dikasih sifat-sifatnya

dan juga relefansinya penggambaran watak-wataknya juga konflik-konflik

didalamnya sehingga umpamanya kita membaca langsung faham dan mudah

dimengerti (In 1).

Pendapat informan di atas mengenai ajaran kepemimpinan dalam SR ini

ialah bahwa SR mengajarkan banyak hal, ajaran kepemimpinan dalam SR

digambarkan dengan jelas oleh pembuatnya, jelas dalam penggambaran sifat-

sifatnya beserta watak-watak dalam tokoh-tokoh yang ada serta konflik-konflik

yang ada dalam SR.

Ya seperti yang sudah saya katakana tadi secara tidak langsung kalau

pendapat saya mengenai SR itu memang harus dipelajari lagi bagi

masyarakat jaman sekarang soalnya kepemimpinan itu sangat penting dan

pada jaman sekarang ini karena kepemimpinan yang kurang baik akan

mengakibatkan masyarakat yang kurang baik juga. SR ini mengajarkan

bagaimana pemimpin yang baik sehingga mewujudkan masyarakat yang baik

pula (In 4).

Tanggapan berbeda diberikan oleh informan nomor 4, yaitu informan dalam

menanggapi ajaran kepemimpinan dala SR ini lebih ke ajaran kepemimpinan yang

mengajarkan kebaikan. Informan mengatakan SR ini mengajarkan bagaimana

pemimpin yang baik sehingga bisa mewujudkan masyarakat yang baik pula.

Ya ini kan sangat baik ya mengingat nenek moyang itu menuliskan serat

dalam bentuk karya ini bukan sembarang asal tulis saja. pasti ada

pengalaman dan bukti nyatanya sehingga menjadi panutan sampai saat ini.

Jelas sangat relevan sekali apabila isi naskah ini diterapkan dalam

kehidupan sekarang, apalagi kepemimpinan sekarang yang carut marut

sekarang otomatis kalau bisa menerapkan apa yang ada di dalam serat ini

kemungkinan bisa menjadi pemimpin yang baik (In 5).

Page 43: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

65

Informan di atas memberikan tanggapan bahwa SR ini jika diterapkan dalam

kehidupan sekarang dengan kepemimpinan saat ini yang menurutnya carut marut

SR ini bila di terapkan dalam diri setiappemimpin kemungkinan bisa menjadi

pemimpin yang baik. Pandangan berbeda mengenai ajaran kepemimpinan dalam

serat ini juga diberikan oleh informan nomor 6, berikut pemaparannya:

Ajaran ini sangat menarik karena didalam seluruh generasi pasti

membutuhkan pemimpin. Dan dalam serat ini mengajarkan tentang

kepemimpinan yang baik, sehingga disetiap generasi itu pasti membutuhkan

pemimpin, oleh karena itu ajaran kepemimpinan ini sangat dibutuhkan untuk

setiap pemimpin pada setiap generasinya seperti itu(In 7).

Ya menurut saya ajarannya sangat baik sekali, ya tadi saya sudah sampaikan

bisa untuk dijadikan motifasi atau tuntunan untuk misalnya kita menjadi

seorang pemimpin besoknya (In 7).

Kedua informan di atas memberikan penilaian terhadap ajaran

kepemimpinan dala SR tersebut bahwa serat ini bisa di jadikan motifasi atau

tuntunan (pedoman) untuk menjadi pemimpin yang baik, karena di setiap generasi

pasti membutuhkan seorang pemimpin, dengan adanya SR ini bisa tercipta

pemimpin yang ideal.

Dari delapan karakter ini saya peroleh ajaran kepemimpinan yaitu memang

setiap orang yang memimpin itu harus mempunyai delapan sikap yang ada

disisni. Seperti batara Indra itu menguasai pengetahuan kemudian batara

Yama itu adalah dia adil kepada semua makhluk kemudian batara Surya itu

dia mempunyai kekuasaan yang kuat kemudian batara Candra dia itu

penyayang kemudian Bayu dia itu kokoh dan tekun lanjut lagi Wisnu adalah

dia baik budinya kemudian Brama itu dia tidak pilih kasih, siapapun yang

salah akan dihukum kemudian yang terakhir ada Baruna mempunyai sikap-

sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Jadi ini memang penting

sekali untuk khasanah kepemimpinan di Indonesia(In 10).

Tanggapan berbeda mengenai ajaran kepemimpinan dalam SR tersebut

ialah bahwa serat ini mengajarkan ajaran kepemimpinan yang terdapat dalam

delapan karakter, dan seorang pemimpin harusnya memiliki delapan karakter

seperti dalam SR tersebut. informan juga menjelaskan sifat-sifat tokoh yang

Page 44: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

66

terdalam dalam SR sebagai gambaran tentang ajaran kepemimpinan dalam SR

tersebut.

Berbeda dengan tanggapan informan nomor 11, berikut tanggapan dari

informan:

Ajaran kepemimpinan ini kan banyak jadi sangat bagus jika diajarkan dari

mulai anak-anak, jadi mulai anak-anak jadi terus sampai terus jika suatu

saat jadi pemimpin itu nanti harus bagaimana gitu (In 11).

Informan di atas berpendapat bahwa SR ini sangat bagus apalagi ajaran-

ajaran yang terdapat dalam SR ini diajarkan mulai dari anak-anak sehingga anak-

anak di didik tentang ajaran-ajaran dalam SR ini sehingga kelak terbentuk mental

anak-anak yang baik untuk menjadi seorang pemimpin jika besar nati.

Berbeda dengan informan nomor 10 menganggap bahwa, SR tergolong

serat yang bagus dan masih relevan, meskipun pembuatan SR ini dibuat pada

waktu jaman kapujanggan pada era kerajaan sedangkan sekarang sudah berbeda

kita berada dalam jaman yang sudah pemerintahan, sehingga informan

mengatakan kita harus menyesuaikan konteks dalam jaman sekarang, tetapi secara

keseluruhan SR ini mengajarkan kepemimpinan dan banyak sekali ajaran-ajaran

yang bisa dipakai untuk pedoman para pemimpin dan serat ini masih relevan.

Jadi secara keseluruhan dari 15 informan mengatakan bahwa SR ini masih

relevan dan di dalam SR ini mengajarkan tentang ajaran kepemimpinan dengan

melalui delapan karaker yang terdapat dalam SR tersebut.

Page 45: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

67

B. PEMBAHASAN

Berikut ini akan penulis sajikan pembahasan terhadap data yang telah

penulis peroleh dari para informan lewat teknik wawancara. Adapun arah

pembahasan ini berdasarkan pada pokok permasalahan yang menjadi penelitian

seperti yang telah penulis sebutkan pada rumusan masalah, yakni (1) intensitas

penghayatan, (2) norma dan criteria penilaian, (3) minat dan selera bada, dan (4)

pendapat tentang ajaran kepemimpinan dalam SR.

1. Resepsi pembaca terhadap SR berdasarkan intensitas penghayatan.

Berikut ini resepsi Mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2011 angkatan 2012,

resepsi ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan Mahasiswa Sastra Daerah

terhadap SR. Resepsi terhadap SR ini didasarkan atas intensitas penghayatan para

informan-informan, intensitas penghayatan pembaca atau informan yang

dimaksud di sisni adalah kemampuan pembaca dalam menghayati KS khususnya

SR ini dari berbagai unsur. Unsur-unsur yang digunakan untuk mengetahui

penghayatan para informan dalam penelitian ini meliputi enam unsur, yaitu tema,

kondisi sosial, relevansi konflik, bahasa, amanat dan karakter. Dari keenam unsur

tersebut seluruh informan dapat menangkap keenam unsur yang telah disebutkan

dengan tanggapan yang berbeda-beda dari para informan.

Berdasarkan data yang diperoleh penulis menunjukkan bahwa, sebagian

informan memiliki penghayatan yang baik, sebagian besar informan dapat

menjawab pertanyaan yang telah diberikan dengan disertai alasan yang jelas dan

mendasar. Informan juga tidak hanya meresepsikan KS dari unsur-unsur

instrinsiknyasaja melainkan juga meresepsikan KS dalam hubungannya dengan

kehidupan nyata. Kehidupan nyata yang dimaksud adalah informan bisa

Page 46: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

68

merelevansikan KS dengan kehidupan nyata, apa yang terdapat dalam KS dapat

meresepsikan dalam kehidupan yang ada pada sekarang.

Cara pandang Mahasiswa Sastra Daerah memang tergolong luas,

dikarenakan dari latar belakang informan adalah mereka mempelajari dan

mendalami kasustraan secara garis besar hampir semua informan yang diambil

penulis telah mengetahui dan mempelajari KS jawa. Dalam menjawab dan

mengutarakan alasan di setiap pertanyaan sebagian besar informan mampu

menguraikan jawabannya yang direlevansikan dengan kehidupan nyata serta

dihubungkan dengan selera bacanya.

Menilai dari segi tema, informan meresepsikan SR dengan sudut pandang

yang berbeda-beda. Tema yang dikemukakan oleh para informan kebanyakan

memberikan tanggapan bahwa tema yang terdapat dalam SR ini merupakan tema

tentang kepemimpinan. Berikut tanggapan sebagian informan mengenai tema

dalam SR:

SR ini kan menceritakan ajaran hidup baik dan buruk dan disini melalui sifat

para-para tokoh yang diceritakan dalam serat ini dan tokoh disisni adalah

pemimpin jadi tema yang dapat diambil disini adalah ajaran seorang

pemimpin begitu (In 5).

Komentar penulis mengenai informan di atas adalah informan berpendapat

SR ini menceritakan atau menggambarkan tentang ajaran hidup yaitu ajaran hidup

baik dan buruk, dan melalui sifat para tokoh-tokoh yang diceritakan dalam SR ini,

melalui para tokoh tersebut ajaran-ajaran yang terdapat dalam serat itu adalah

ajaran untuk seorang pemimpin.

Ada juga yang meresepsikan tema SR merupakan bentuk dari

penggambaran dewa-dewa sebagai tokoh kepemimpinan yang tertuang dalam SR,

hal ini disampaikan oleh informan berikut ini:

Page 47: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

69

Untuk tema dari SR memang dari dewa-dewa dari delapan dewa itu

melambangkan dari setiap dewa itu mempunyai sesuatu yang tersendiri yang

itu menonjol, seperti dewa Indra itu mempunyai pengetahuan kemudian dewa

Baruna itu mempunyai apa itu keluasan hati dan lain-lain (In 10).

Informan di atas menangkap unsur tema berupa penggambaran delapan

dewa-dewa yang melambangkan dari setiap dewa memiliki sesuatu yang

menonjol sesuatu yang tersendiri dari yang lain hal itu di gambarkan dari dewa

Indra yang mempunyai pengetahuan dan dewa Baruna memiliki keluasan hati itu

yang ditangkap dari informan di atas mengenai tema yang ada dalam SR tersebut.

Tema yang terdapat dalam SR ini sebagian besar diresepsikan oleh

informan-informan sebagai tema yang menarik, dari 15 informan yang di

wawancarai mengatakan menarik, tanggapan para informan mengenai SR ini

menyeluruh, ketertarikan para informan mengenai SR ini mereka tertarik dari segi

isi nya, ada juga yang tertarik dengan penggambaran tokohnya, dan ada juga yang

tertarik dari segi isi ceritanya dan dari segi tokohnya, karena di dalam SR ini

terdapat ajaran kepemimpinan dan keteladanan tokoh-tokoh yang diharapkan

mampu mendorong dalam penggalakan karakter jiwa manusia dan ajaran nya

dapat dijadikan pedoman bagi para pemimpin supaya menjadi pemimpin yang

ideal. Berikut ini pemaparan sebagian informan yang mengatakan menarik dari

segi isi ceritanya:

Menarik mbak apalagi kalau dipelajari secara mendalam, kalau menurut

saya lebih tertarik ke isi ceritanya, karena serat ini sangat bermanfaat dan

banyak nilai-nilai sosial yang dapat kita ambil dari serat ini (In 15).

Ketertarikan informan nomor 15 lebih kepada segi isi ceritanya, menurut

informan ini dari SR ini adalah mengenai nilai-nilai sosial yang dapat diambil dari

SR tersebut bisa dijadikan pedoman.

Page 48: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

70

Menurut saya temanya itu sangat menarik soalnya kan bisa dilihat sekarang

ini kepemimpinan di Indonesia sudah mulai turun jadi dengan membaca serat

ini kita jadi tau seharusnya sebagai seorang pemimpin yang baik itu harus

seperti apa. lebih tertarik ke penggambaran tokoh (In 11).

Tanggapan di atas Informan nomor 11 lebih tertarik ke penggambaran

tokohnya, informan di atas berpendapat bahwa kepemimpinan jaman sekarang

apalagi di Indonesia ini sudah mulai turun jadi dengan SR ini berharap seorang

pemimpin bisa seperti tokoh-tokoh yang digambarkan di SR ini. Berikut pendapat

informan yang mengatakan tertarik dengan keduanya yaitu penggambaran tokoh

dan isi cerita SR ini, berikut tanggapannya:

Kalau dilihat dari isinya yang memaparkan secara gambling jelas sangat

menarik. Keduanya sih soalnya disini pertama alurnya menceritakan

tokohnya tersebut, jadi sifat-sifat tokohnya disebutkan kemudian diselingi

oleh nasihat-nasihat seperti itu(In 5).

Kondisi sosial dan relevansi konflik dalam SR ini diresepsikan oelah

sebagian besar informan bahwa SR ini memiliki kedekatan dengan kehidupan

para informan. Dari 15 informan yang diwawancarai, sebanyak 11 orang informan

mengatakan memiliki kedekatan dengan kehidupan mereka. Berikut tanggapan

yang diberikan oleh informan mengenai kedekatan sosial:

Sangat relevan sekali jadi seperti yang saya katakana tadi bahwa tidak hanya

lingkup kenegaraan namun dalam lingkup Universitas bahkan dalam konteks

angkatan kelas itu ada koordinator tingkat, nah itu koordinator tingkat itu

akankah lebih baik apabila dia memahami seperti apa yang diterapkan

dalam serat asthabrata ini mengenai seseorang pemimpin, nah seorang

pemimpin harus dapat menguasai diri astha, astha itu delapan brata itu laku

dari delapan langkah-langkah menuju seseorang pemimpin yang baik, arif

dan bijaksana seperti itu (in 13).

Melalui unsur kondisi sosial informan mengatakan masih relevan dan

informan mengatakan dan memberi penjelasan jika dikaitkan seorang pemimpin

dicontohkan dalam lingkup Universitas bahkan dalam konteks angkatan kelas

ataupun koordinator tingkat membutuhkan seorang pemimpin, dan apabila dia

Page 49: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

71

memahami seperti apa yang diterapkan dalam serat asthabrata ini mengenai

seorang pemimpin harus dapat menguasai diri astha, astha itu delapan brata itu

laku dari delapan langkah-langkah menuju seseorang pemimpin yang baik, arif

dan bijaksana. Hal tersebut kondisi sosial yang membuat informan merasa ada

kedekatan dalam kehisupannya. Konflik yang diangkat dalam SR ini juga masih

relevan dalam kehidupan saat ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan

sebagian besar para informan beranggapan, bahwa SR ini masih relevan dalam

kehidupan saat ini. Hal tersebut bisa dikatakan relevan karena sekarang ini banyak

para pemimpin yang menyimpang dari apa yang diharapkan oleh masyarakatnya,

banyak pemimpin yang korupsi, tidak menaati peraturan, mementingkan

kepentingan pribadi dari pada kepentingan masyarakatnya, banyak pemimpin

yang tidak bisa dipercaya hanya omongannya saja dan banyak pemimpin yang

menjilat, dan konflik yang diangkat memang telah mewakili jaman sekarang.

Berikut beberapa penalaran yang diberikan oleh informan mengenai relevansi

konflik dalam SR ini:

Masih relevan mbak, soalnya figure seorang pemimpin itu selalu dibutuhkan

mbak meskipun jaman sekarang kebanyakan pemimpin itu sudah hilang jati

dirinya sebagai pemimpin karena menuruti kepentingannya sendiri

contohnya korupsi atau apalah itu, namun ada juga pemimpin yang masih

mementingkan kepentingan rakyat. Jadi seorang pemimpin di jaman

sekarang menurut saya figure seorang pemimpin masih ada mbak (In 14).

Menanggapi unsur relevansi konlik dalam SR.Iinforman ini mengatakan

bahwa, relevansi konflik yang ada dalam naskah ini relevan dengan kehidupan

saat ini. Informan melihat kehidupan saat ini mengenai figur seorang pemimpin

yang belum ideal, karena di jaman sekarang masih banyak pemimpin yang

korupsi lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada rakyatnya, pemimpin

sekarang hilang jati dirinya sebagai seorang pemimpin, tapi masih ada juga

Page 50: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

72

pemimpin yang mementingkan kepentingan rakyatnya dan masih ada juga figur

seorang pemimpin yang baik. Tanggapan yang serupa juga diberikan oleh

informan nomor 4, berikut tanggapannya:

Kalau kondisi sosial masyarakatnya masih. Tapi kalau kepemimpinannya itu

mungkin sedikit berbeda karena jaman sekarang beda setingan saat ini sifat

kepemimpinan sulit ditemukan, seperti yang dicerminkan dalam SR ini (In 4).

Berdasarkan data hasil wawancara yang telah disajikan di atas, SR ini

diresepsikan oleh para informan sebagai suatu bentuk KS jawa yang penuh

dengan amanat. Para informan mengidentifikasikan amanat yang terdalam SR

tersebut memiliki ajaran yang positif yang bermanfaat bagi kehidupan pada jaman

sekarang bisa dan SR ini bisa dijadikan sebagai pedoman hidup. Hal ini

dibuktikan dengan sebagian besar tanggapan-tanggapan informan yang

menyatakan bahwa, amanat yang tekandung dalam SR ini bermanfaat bagi

kehidupan mereka. Sedangkan amanat yang berhasil ditangkap oleh informan

melalui tanggapan yang berbeda-beda terhadap amanat yang berada di dalam SR,

dapat diketahui amanat-amanat yang berhasil disampaikan oleh para informan

adalah sebagai berikut ini:

1. Menjadi seorang pemimpin harus dermawan

2. Menjadi pemimpin harus bisa mengayomi dan berbuat baik

3. Harus memiliki watak-watak kosmos seperti matahari harus bisa menyinari

dengan tidak pandang bulu, tidak mengenal RAS agama, harus memiliki

watak bumi harus indah dapat manjing, ajur, ajer dengan baik seperti

bintang dan lain sebagainya.

4. Figur-figur seorang pemimpin yang bijaksana

5. Banyak nasihat-nasihat atau wejangan yang bersifat baik.

Page 51: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

73

6. Harus bisa menjadi abdi yang baik untuk rakyatnya

7. Jangan berlagak sombong, disiplin, bisa mengatur amarah yang ada didalam

diri, dan bisa selaras dalam kehidupan masyarakat sosial.

8. Menjadi pemimpin harus jujur dan dermawan.

9. Menjadi seorang pemimpin harus memiliki kelebihan yang tidak dimiliki

oleh orang lain dan bisa jadi panutan yang pantas.

10. Menjadi seorang pemimpin harus bisa menerima apa adanya dan konsekuen

dengan apa yang sudah dibicarakan dan tekun dalam mencari ilmu.

11. Menjadi pemimpin harus adil, selalu berusaha meninggalakan kejahatan,

dan tidak bolek korupsi.

Berdasarkan dari data yang telah terkumpulkan mengenai unsur bahasa

dalam SR, sebagian besar informan bisa memahami bahasa yang digunakan dalam

teks SR tersebut. Tapi dengan catatan bahwa sebagian besar informan paham

dengan SR ini tidak serta-merta memahaminya secara langsung. Akan tetapi,

paham karena sebagian besar informan bisa memahami dengan menggunakan

bantuan kamus, karena harus mengartikan satu per satu kata yang perlu diartikan.

Namun ada juga informan yang masih kesulitan memahami bahasa teks asli dalam

SR tersebut dan ada beberapa informan yang benar-benar tidak paham dengan

bahasa teks aslinya, mereka lebih mengandalkan bahasa terjemahan dalam teks

SR tersebut.

Sebenarnya masalah yang diahadapi oleh para informan yang kaitannya

dengan unsur bahasa itu sama, yakni belum begitu memahami secara mendalam

bahasa yang digunakan dalam SR jika tanpa bantuan kamus. Walaupun demikian,

secara garis besar informan dapat menangkap maksud dari cerita tersebut melalui

Page 52: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

74

bahasa yang ada dalam teks. Berikut adalah pendapat yang disampaikan oleh

informan mengenai bahasa yang digunakan dalam SR tersebut:

Ini untuk seratnya ini menggunakan bahasa Jawa baru masih bisa dipahami

walaupun juga membutuhkan kamus untuk membacanya begitu(In 5).

Informan nomor 5 mengatakan bahwa, untuk seratnya masih menggunakan

bahasa Jawa baru informan masih bisa memahaminya walaupun informan dalam

membaca SR masih membutuhkan kamus untuk membacanya.

Unsur penggambaran tokoh dalam SR ini, sebagian besar informan mampu

menangkap unsur peggambaran tokoh dalam SR. Hal tersebut membuktikan

bahwa, intensitas penghayatan pembaca terhadap penggambaran tokoh tergolong

cukup baik, sebagian besar informan yang diwawancarai mengatakan mampu

menangkap unsur penggambaran tokoh yang ada dalam SR.

Berdasarkan dari data-data di atas, dapat diperoleh gambaran dari

kemampuan pembaca dalam menangkap unsur-unsur yang terkandung dalam SR

yang meliputi tema, kondisi sosial, relevansi konflik, amanat, bahasa dan karakter.

Dengan demikian, lewat penelitian ini dapat diketahui bahwa, informan yang

dalam hal ini adala Mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2011 dan 2012 Fakultas

Ilmu Budaya merupakan pembaca yang telah mampu menangkap unsur-unsur

yang terkandung dalam SR dan dapat merelevansikan dengan kehidupan nyata.

Dengan begitu, dalam penelitian ini Mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2011 dan

angkatan 2012 dapat dikategorikan sebagai pembaca yang nilai penghayatan dan

pemahamannya memiliki intensitas yang baik.

Berdasarkan uraian di atas penulis dapat memberikan penilaian seperti ini

karena berdasarkan dari data yang diperoleh penulis dari informan dan telah

penulis uraikan berdasarkan penghayatan dan pemahaman yang di berikan oleh

Page 53: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

75

masing-masing dari informan, meskipun tidak semua tanggapan dari responden

ini penulis tampilkan. Dengan demikian, penulis berkesimpulan bahwa intensitas

penghayatan Mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2011 dan angkatan 2012

Fakultas Ilmu Budaya tergolong intensitas penghayatannya baik seprti yang telah

dipaparkan penulis di atas.

2. Norma dan Kriteria penilaian pembaca terhadap SR.

Berdasarkan intensitas penghayatan informan yang telah diuraikan di atas,

untuk masalah berikutnya perlu diketahui pula norman dan kriteria penilaian yang

digunakan oleh para informan untuk menilai SR tersebut. Dalam memberikan

peniaian terhadap SR ini, para informan memberikan norma penilaian yang

berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan jarak antara pembaca.

Hans Robert Jauss mengemukakan bahwa jarak antara horizon harapan dengan

KS merupakan tolak ukur kualitas estetis.

Relevansi horizon harapan pembaca terhadap SR menunjukkan bahwa,

kualitas estetis dari KS tersebut tergolong bagus. Terbukti dari 15 orang informan

sebagian besar informan mengatakan bahwa secara keseluruhan SR ini bagus dan

menarik. Dari tanggapan para informan, mereka tertarik dengan SR tersebut

dikarnakan dalam SR ini informan dapat mengambil ajaran-ajaran yang

terkandung dalam SR. Dari ajaran-ajaran yang terkandung dalam SR ini informan

menjadikan ajaran-ajarannya sebagai pedoman hidup sehari-hari. Dan informan

tertarik dengan karya tersebut karena menurut mereka dalam KS tersebut

memiliki kedekatan cerita dengan dengan kehidupan sehari-hari. Berikut ini

pernyataan informan yang mendukung pernyataan penulis soal kedekatan cerita

dengan kehidupan mereka:

Page 54: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

76

Sangat relevan mbak saat ini kan masih banyak sekali orang-orang bahkan

pemimpin-pemimpin yang bertindak sesuka hatinya seperti contohnya di

negara kita saja banyak yang korupsi, yang menyalahi aturan-aturan yang

sudah dibuat, makanya penulis serat ini dalam SR ini memberikan piwulang-

piwulang agar para pembacanya bisa sadar mungkin dan tau apa yang harus

diperbuat jika menjadi seorang pemimpin yang baik yang bijaksana tu seperti

apa (In 15).

Norma-norma yang digunakan oleh para informan diantaranya mengacu

pada tema, penggambaran tokoh dan ajaran kepemimpinan yang terdapat dalam

isi cerita serat tersebut. Melalui ketiga norma tersebut, penilaian yang dihasilkan

berbeda-beda, semua itu tergantung dari selera baca dan pengalaman informan.

Sebagai contoh dari segi tema, informan sangat relevan jika dikaitkan dengan

penggambaran tokoh. Berikut kesan yang disampaikan oleh informan:

Saya kira cukup jelas ya, jadi apabila seorang tadi saya katakana

bahwasanya semua itu pemahaman terhadap teks tergantung dari horizon

harapan dari pengalaman dan juga dari pengalaman baca terutama, kalau

saya kira ini lebih jelas karena pengalaman saya mengenai dunia

pewayangan itu ada watak-watak batara Yama dan itu memang dia

memaparkan dari pada apa yang terdapat di dalam SR ini (In 13).

Tanggapan informan di atas lebih menyoroti mengenai pengalaman baca,

jadi untuk mengetahui karakter dari pada SR ini tergantung pemahaman dari

pengalaman pembaca, menurut pengalaman informan diatas mengenai dunia

pewayangan dalam serat ini ada watak-watak batara Yama yang memaparkan dari

pada apa yang terdapat di dalam SR tersebut.

Ya diserat ini menggambarkan pemaparan karakter dengan jelas, salah

satunya disini ada batara Baruna yang dijelaskan bahwa dia itu pandai

sekali melebihi orang lain, kepandaiannya itu seperti apa? Dia itu bisa sakit

tanpa guru, kaya tetapi tidak sombong, perkasa tetapi tidak menganiaya

orang lain, tampan tetapi tidak menggoda perempuan dan terkenal meski

tidak memamerkan kemasyurannya itu merupakan suatu karakter yang

benar-benar jelas dan benar-benar patut kita teladani (In 6).

Page 55: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

77

Informan yang lain juga menganggap bahwa, penggambaran tokoh dalam

SR tersebut kurang jelas dengan pemaparan yang terdapat dalam SR. berikut

penuturannya:

Kalau mungkin yang agak ganjel itu ketika membaca karakternya batara

Wisnu, itu tugasnya apa sih kok di dalam wayang seperti ini sebagai dewa

penciptaan kok disini kok saya baca sekilas tu dia tidak suka dipuji terus suka

prihatin ini gimana! Dan itu kan juga critanya Wisnu nitis jadi krisna, nitis

jadi apa lagi sebenarnya dia itu punya identitas personal seperti apa sih

mbak kan dari semuanya kan dari batara Baruna penguasa lautkan (In 9).

Informan di atas merasa belum menemukan karakter dalam SR ini seperti

apa, informan diatas lebih membandingkan karakter-karakter atau watak-watak

yang terdapat disetiap tokoh-tokoh yang terdapat di SR tersebut. Perbedaan

pandangan tersebut bisa juga didasarkan oleh latar belakang perbedaan

pengetahuan dan pengalaman pembaca.

Mengenai unsur tema, hal tersebut yang mengacu pada unsur tema yang di

gunakan para informan untuk menilai dari SR ini lebih fokus pada isi dari cerita

yang sesuai dengan keadaan saat ini yang membuat serat tersebut dianggap bagus

dan menarik oleh informan. Berikut pemaparannya:

Kalau dari segi temanya kalau untuk aku pribadi sih cukup menarik soalnya

sesuai dengan apa…!temanya itu faktual. Ya kan tau sendiri di Indonesia

khususnya di negara kita minim pemimpin yang arif kayak gitu, mungkin dari

naskah-naskah kuna terdahulu bisa diambil dari hikmahnya, mungkin bisa

diambil dari pelajaran dari situ bagaimana menjadi seorang pemimpin yang

baik itu, terus bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan

bisa memimpin, mengayomi maupun istilahnya melayani dan juga

melindungi bawahannya (In 9).

Informan di atas berpendapat mengenai SR ini menarik, tapi informan di

atas tidak menanggapi SR ini menarik dari segi ceritanya atau tokohnya, tetapi

informan berpendapat bahwa serat ini temanya faktual, dan informan di atas

cenderung menyoroti ke ajaran-ajarannya bagaimana menjadi pemimpin yang

Page 56: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

78

bijaksana yang bisa mengayomi dan melindungi bawahannya. Selanjutnya

mengacu padu unsur relevansi konflik yang dianggap informan sudah mewakili

bahwa SR ini tergolong serat yang bagus. Berikut ini pemaparan informan

mengenai relevansi konfliknya:

Konflik permasalahan ada beberapa yang relevan yang tadi pertama kali

yang digambarkan sosok seseorang batara Indra, ada murid batara indra

yang dia itu melakukan sebuah kesalahan maka batara Indra itu tidak segan-

segan memberi apa itu hukuman terhadap seorang yang melakukan

kesalahan itu tadi, saya kira konfliknya disitu relevan maka seorang

pemimpin sekarang tidak boleh pandang bulu terhadap entah itu masih sanak

saudara entah itu masih walaupun anaknya sendiri kalau toh dia itu

melakukan sebuah kesalahan maka watak dari batara Yama itu harus di

terapkan yaitu tegas tidak melihat tidak pandang bulu siapa yang melakukan

kesalahan itu (In 13).

Tanggapan informan di atas lebih menyoroti mengenai ajaran

kepemimpinannya melalui gambaran batara Indra yang memiliki sikap tegas

barang siapa melakukan kesalahan maka batara Indra tidak segan-segan

memberikan hukuman kepada yang membuat kesalahan dan tidak pandang bulu

siapa dia entah keluarga atau saudaranya maka tetap diberi hukuman, mungkin

informan di atas berharap para pemimpin dapat memiliki sikap seperti batara

Indra yang tegas dan memiliki pendirian.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, norma-norma yang di

gunakan oleh informan yang meliputi tema, penggambaran karakter tokoh dan

konflik yang terdapat dalam SR, merupakan norma untuk memberikan penilaian

terhadap SR. ketiga norma tersebut dianggap para informan memiliki dengan

kehidupan sehari-hari mereka, sehingga sebagian besar informan member

penilaian SR ini bagus dan menarik.

Page 57: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

79

3. Minat dan Selera Baca pembaca terhadap Karya Sastra Jawa

Berdasarkan pembahasan di atas mengenai norma-norma dan kriteria

penilaian, dapat diketahui bahwa selera dan minat baca informan terhadap KS

jawa. Hal yang mendasari mengenai analisis selera dan minat baca mengacu pada

horizon harapan yang di kemukakan oleh Hans Robert Jauss. Horizon harapan

tersebut di bagi atas tiga kriteria, yakni:

1. Norma generik, norma yang ada dalam teks kemudian dibaca oleh

pembaca.

2. Pengalaman dan pengetahuan pembaca terhadap teks yang dibaca

sebelumnya.

3. Kontras antara fiksi dan kenyataan, yaitu kemampuan pembaca untuk

menerima teks baru di dalam cakrawala harapan yang sempit dan

cakrawala pengetahuan hidupnya yang lebih luas.

Hasil dari penelitian yang melalui teknik wawancara, data yang sudah

diperoleh dan sudah terkumpul menunjukkan bahwa, minat baca dari Mahasiswa

Sastra Daerah angkatan 2011 dan angkatan 2012 terhadap KS jawa khususnya

dalam berbentuk serat masih tergolong rendah meskipun mereka Mahasiswa

Sastra Daerah yang notobennya mempelajari pernaskahan. Mereka membaca KS

jawa yang berbentuk serat hanya karena pada saat mereka mendapatkan tugas dari

Dosen tentang pernaskahan baru mereka membaca KS jawa dalam bentuk serat.

Selain itu mereka merasa bahwa KS jawa khususnya serat ini sudah susah untuk

dicari dan jarang ditemukan. Berikut pemaparannya:

Tak jawab jujur ya mbak, jika perlu saja jadi nek pas enek tugas lagi baca

soale goleke yo angel mbak (In 2).

Page 58: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

80

Terjemahan :

Tak jawab jujur ya mbak, jika perlu saja jadi kalau pas ada tugas baru baca

soalnya cari ya susah mbak.

Tanggapan yang singkat dan jelas informan di atas member tanggapan,

bahwa informan membaca karya sastra jawa khususnya serat jika perlu saja, jika

dapat tugas dari dosen dan informan merasa bahwa mencari KS jawa khususnya

berbentuk serat merasa kesulitan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui teknik wawancara yang telah

dipaparkan penulis pada Bab II pada point A, dapat diketahui terdapat perbedaan

selera baca pada informan. Perbedaan selera baca pada informan dikarenakan oleh

faktor perbedaan pembidangan dalam perkuliahan, sehingga memiliki pandangan

yang berbeda-beda. Di samping itu, ada juga beberapa faktor lain yang tidak kalah

penting. Yakni yang bisa menentukan hirarki selera membaca tersebut. lebih

lanjut perbedaan hirarki selera pembaca ini di kemukakan oleh Jauss yang di bagi

menjadi tiga faktor yakni:

1. Pengalaman membaca

2. Pengetahuan pembaca tentang norma suatu gender

3. Berbagai fungsi bahasa yang dikenal pembaca dalam suatu teks.

Faktor-faktor di atas perbedaan selera pembaca ini belum tentu dikarenakan

oleh ketidakmampuan responden dalam menangkap unsur-unsur yang terdapat

dalam SR tersebut. Sebagian besar informan lebih tertarik dengan KS jawa yang

berbentuk prosa seperti cerkak, cerbung, novel dan geguritan. Hal tersebut karena

bahasa yang digunakan pada KS jawa seperti cerkak, cerbung, novel dan

geguritan lebih mudah dipahami dan cenderung menggunakan bahasa yang

Page 59: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

81

mudah, bahasa yang digunakan dalam sehari-hari, sehingga lebih mudah dipahami

oleh Mahasiswa Sastra Daerah. Berikut tanggapan yang diberikan oleh informan:

Kalau saya sendiri lebih tertarik ke novel karena bahasa yang digunakan itu

mudah dipahami tanpa kita membaca berkali-kali, tapi kalau serat itu

membacanya kadang berkali-kali jika serat itu tanpa terjemahan bahasa

Indonesianya, bahkan orang awam pun kadang juga kesulitan membaca

sejenis KS serat-serat karena bahasanya sukar dipahami(In 15).

Ya tertarik mbak seperti yang digeguritan nah itu gaya bahasanya beda

dengan serat lebih bisa mudah dipahami dan dimengerti soalnya alurnya

langsung jadi satu kaya balada, geguritan terus puisi juga geguritan juga

mudah dimengerti dan juga cerkak, cerpen malah lebih enak (In 1).

Iya kalau selain serat saya saya lebih tertarik, apalagi yang bentuknya fiksi.

Seperti cerbung, novel dan sebagainya saya lebih tertarik dan untuk frekuensi

membaca saya untuk jenis KS seperti itu lebih sering dari pada yang

bentuknya tembang (In 8).

Tanggapan yang di berikan oleh ketiga informan di atas jika di cermati,

memiliki tanggapan yang sama yaitu mengenai ketertarikan suatu KS jawa dan

ketertarikan frekuensi membaca KS jawa. Ketiga informan di atas sama-sama

mengatakan bahwa lebih tertarik membaca KS jawa yang berbentuk prosa seperti

cerkak, cerbung, novel maupun geguritan dari pada berbentuk serat. Hal tersebut

dikarenakan bahasa yang digunakan dalam serat lebih sulit dan susah dipahami,

hal tersebut yang membuat minat baca informan dalam membaca KS jawa dalam

bentuk serat berkurang. Berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam KS jawa

yang berbentuk cerkak, cerbung, novel dan geguritan yang mudah dipahami dan

mudah didapatkan, sehingga minat baca informan lebih tinggi.

Tanggapan mengenai pemahaman bahasa yang di gunakan dalam SR ini

yang ditulis dalam bentuk tembang macapat dengan menggunakan ragam bahasa

Jawa baru. Informan cukup sulit untuk bisa memahami bahasa yang digunakan,

tetapi rata-rata mereka dapat memahami bahasa yang digunakan dalam SR. Hal

Page 60: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

82

tersebut dibuktikan oleh sebagian besar informan yang mengatakan bahwa,

mereka sulit memahami arti dari teks asli nya sehingga informan membutuhkan

bantuan kamus untuk mengartikan arti bahasa yang sukar di pahami. Hal tersebut

tidak menyulitkan para informan dalam memahami SR tersebut karena

menggunakan kamus sebagai alat bantu mengartikan. Berikut penalaran yang

diberikan informan :

Saya sendiri paham mengenai apa yang dipaparkan pengarang disini

walaupun mungkin ada beberapa leksikon yang notabeni tidak digunakan

dalam kehidupan sekarang. Nah itu mau tidak mau juga harus membuka

kamus. Nah tetapi dengan membuka kamus pun tidak merasa tersulitkan,

tidak merasa terbebani karena yaitu saya sudah besiknya saya menyukai

kesustraan jawa itu jadi saya sudah banyak mengetahui tentang asthabrata

ini (In 13).

Informan nomor 13 mengatakan bahwa informan paham mengenai yang

diapaparkan oleh pengarang mengenai bahasa yang digunakan yaitu ada beberapa

leksikon yang tidak digunakan dalam kehidupan sekarang, Dan informan harus

membuka kamus saat membaca SR tersebut. Namun informan tidak merasa

kesulitan dan informan merasa tertarik dengan SR tersebut karena informan

memang besiknya sudah menyukai kasustraan jawa.

Berdasarkan pemaparan di atas sebagian besar informan dapat memahami

bahasa yang digunakan dalam SR. Tetapi mengenai selera baca informan, ternyata

SR belum bisa dianggap mampu untuk memenuhi selera baca mereka. Dari teori

jauss yang menyatakan salah satu kriteria horizon harapan yakni kontras antara

fakta dan fiksi, kemampuan pembaca untuk menerima teks baru. Maka dari itu

informan dalam hal ini belum mampu menerima KS jawa yang berbentuk serat

seperti SR yang menggunakan bahasa jawa kawi dan krama. Hal tersebut dapat

Page 61: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

83

dibuktikan oleh sebagian besar informan yang lebih menyukai KS jawa yang

berbentuk prosa seperti cerkak, cerbung, novel dan geguritan.

Berdasarkan uraian di atas dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,

selera baca Mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2011 dan angkatan 2012 terhadap

KS jawa dalam bentuk serat cenderung tergolong rendah. Para informan lebih

cenderung menyukai membaca KS jawa yang berbentuk cerkak, cerbung, novel

dan geguritan karena bahasa yang digunakan lebih mudah dipahami. Mereka

menganggap bahasa yang di gunakan dalam serat sukar dipahami dan sulit untuk

mencarinya.

4. Resepsi pembaca terhadap ajaran kepemimpinan dalam SR

Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui wawancara di peroleh hasil

penilaian secara keseluruhan oleh Mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2011 dan

2012 terhadap ajaran kepemimpinan dalam SR, bahwa informan mampu

menangkap apa yang terkandung di dalam ajaran kepemimpinan yang terdapat di

SR ini. Penilaian yang diberikan mengenai ajaran kepemimpinan informan

memberikan penilaian yang berbeda-beda. Semua informan dari 15 orang

mengatakan bahwa SR ini bagus secara keseluruhan dan serat ini tersampaikan

kepada pembaca, terbukti bahwa para informan mampu menangkap apa yang

terkandung dalam serat ini khususnya mengenai ajaran kepemimpina. Informan

merasa tertarik dengan serat ini karena di dalam serat ini terdapat banyak amanat

ataupun ajaran-ajaran kebaikan tidak hanya untuk seorang pemimpin, ajaran

kepemimpinan ini bisa juga sebagai pedoman bagi pembaca karena ajaran

kepemimpinan yang terdapat SR ini dianggap masih relevan jika diterapkan di

Page 62: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

84

zaman sekarang. Berikut pernyataan informan yang mendukung pernyataan

penulis soal ajaran kepemimpinan dalam SR:

Ya ini kan sangat baik ya mengingat nenek moyang itu menuliskan serat

dalam bentuk karya ini bukan sembarang asal tulis saja. pasti ada

pengalaman dan bukti nyatanya sehingga menjadi panutan sampai saat ini.

Jelas sangat relevan sekali apabila isi naskah ini diterapkan dalam

kehidupan sekarang, apalagi kepemimpinan sekarang yang carut marut

sekarang otomatis kalau bisa menerapkan apa yang ada di dalam serat ini

kemungkinan bisa menjadi pemimpin yang baik (In 5).

Informan di atas menganggap bahwa ajaran kepemimpina dalam SR ini

masih sangat relevan apabila ajaran-ajarannya ini juga diterapkan dalam

kehidupan sekarang ini. Dan serat ini bisa dijadikan pedoman sebagai panutan.

Tanggapan berbeda diberikan oleh kedua informan berikut ini:

Ajaran ini sangat menarik karena didalam seluruh generasi pasti

membutuhkan pemimpin. Dan dalam serat ini mengajarkan tentang

kepemimpinan yang baik, sehingga disetiap generasi itu pasti membutuhkan

pemimpin, oleh karena itu ajaran kepemimpinan ini sangat dibutuhkan untuk

setiap pemimpin pada setiap generasinya seperti itu(In 17).

Ya menurut saya ajarannya sangat baik sekali, ya tadi saya sudah sampaikan

bisa untuk dijadikan motifasi atau tuntunan untuk misalnya kita menjadi

seorang pemimpin besoknya (In 7).

Kedua informan di atas memberikan penilaian terhadap ajaran

kepemimpinan dalam SR tersebut bahwa serat ini bisa di jadikan motifasi atau

tuntunan (pedoman) untuk menjadi pemimpin yang baik, karena di setiap generasi

pasti membutuhkan seorang pemimpin, dengan adanya SR ini bisa tercipta

pemimpin yang ideal.

Tanggapan di atas menunjukkan bahwa ajaran kepemimpinan dalan SR ini

dijadikan sebagai tuntunan ataupun pedoman bagi pembaca. Sebagian besar

Informan mengatakan bahwa, ajaran kepemimpinan ini sangat bagus tetapi para

Page 63: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

85

informan dalam menilai dan member tanggapan berbeda-beda. Berikut kesan yang

di berikan oleh informan yang lain:

Dari delapan karakter ini saya peroleh ajaran kepemimpinan yaitu memang

setiap orang yang memimpin itu harus mempunyai delapan sikap yang ada

disisni. Seperti batara Indra itu menguasai pengetahuan kemudian batara

Yama itu adalah dia adil kepada semua makhluk kemudian batara Surya itu

dia mempunyai kekuasaan yang kuat kemudian batara Candra dia itu

penyayang kemudian Bayu dia itu kokoh dan tekun lanjut lagi Wisnu adalah

dia baik budinya kemudian Brama itu dia tidak pilih kasih, siapapun yang

salah akan dihukum kemudian yang terakhir ada Baruna mempunyai sikap-

sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Jadi ini memang penting

sekali untuk khasanah kepemimpinan di Indonesia (In 10).

Tanggapan berbeda mengenai ajaran kepemimpinan dalam SR tersebut ialah

bahwa serat ini mengajarkan ajaran kepemimpinan yang terdapat dalam delapan

karakter, dan seorang pemimpin harusnya memiliki delapan karakter seperti

dalam SR tersebut. informan juga menjelaskan sifat-sifat tokoh yang terdalam

dalam SR sebagai gambaran tentang ajaran kepemimpinan dalam SR tersebut.

Ya seperti yang sudah saya katakana tadi secara tidak langsung kalau

pendapat saya mengenai SR itu memang harus dipelajari lagi bagi

masyarakat jaman sekarang soalnya kepemimpinan itu sangat penting dan

pada jaman sekarang ini karena kepemimpinan yang kurang baik akan

mengakibatkan masyarakat yang kurang baik juga. SR ini mengajarkan

bagaimana pemimpin yang baik sehingga mewujudkan masyarakat yang baik

pula (In 4).

Informan nomor 4, yaitu informan dalam menanggapi ajaran kepemimpinan

dala SR ini lebih ke ajaran kepemimpinan yang mengajarkan kebaikan. Informan

mengatakan SR ini mengajarkan bagaimana pemimpin yang baik sehingga bisa

mewujudkan masyarakat yang baik pula.

Berdasarkan hasil pemaparan di atas menegenai ajaran kepemimpinan yang

tersirat di dalam SR ini bahwa informan sebagian besar dapat memahami apa

yang tersirat dalam SR ini. Terbukti dari tanggapan yang diberikan oleh informan

yang berpendapat bahwa ajaran kepemimpinan ini sangat bagus dan jika di

Page 64: BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN23 BAB II SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Sajian Data Berikut ini akan disajikan data yang telah dikumpulkan lewat teknik wawancara. Data data tersebut

86

terapkan di kehidupan saat ini masih relevan. Hal ini dibuktikan dengan

kehidupan saat ini, mereka menganggap kepemimpinan di Negara Indonesia saat

morat-marit sehingga banyak sekali para pemimpin yang mementingkan

kepentingan sendiri dari pada masyarakatnya dan banyak pemimpin yang

melenceng dari aturan.

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulakan bahwa,

Mahasiswa Sastra Daerah angkatan 2011 dan 2012 yang mewakili sebagai

responden penelitian ini, sebagian besar responden dapat memahami ajaran-ajaran

kepemimpinan yang terdapat dalam SR. Mahasiswa menganggap bahwa ajaran

kepemimpinan ini mengandung ajaran-ajaran kebaikan yang bisa dijadikan

panutan atau pedoman, jika ajaran-ajaran itu di terapkan di zaman sekarang

ajaran-ajaran tersebut masih dianggap relevan oleh mahasiswa.