BAB II Rencana Kegiatan

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    1/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-1

    BAB II

    RUANG LINGKUP STUDI

    2.1.

    IDENTITAS PEMRAKARSA

    Nama Perusahaan : Koptam Rukun Sentosa

    Alamat Kantor Pusat : RT. 08 Kelurahan Selok Api Darat,

    Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai

    Kartanegara, Provinsi Kalimatan Timur

    Penanggung Jawab : Abdul Samad Tampang

    Jabatan : Ketua Koperasi

    2.2.

    RENCANA USAHA DAN ATAU KEGIATAN

    1. Nama Rencana Usaha : Kegiatan Pertambangan Batubara Koptam

    Rukun Sentosa

    2. Lokasi Rencana Usaha :

    Lokasi pertambangan Koptam Rukun Sentosa secara administratif terletak

    di wilayah Kelurahan Amborawang Darat, Kecamatan Samboja,

    Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Secara

    geografis terletak pada koordinat 117o1 00 s/d 117o1 30 BT dan 1o4

    30 s/d 1o

    5 00 LS. (Peta 2.1.)Wilayah tapak proyek penambangan batubara Koptam Rukun Sentosa ini

    meliputi areal penambangan batubara, jalan tambang, pengolahan batubara

    danstockpilebatubara.

    Berdasarkan peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

    Kalimantan Timur tahun 1999 memperlihatkan bahwa areal KP Koptam

    Rukun Sentosa sebagian besar berada dalam Areal Penggunaan Lain

    (APL) atau Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) (Peta 2.2.).

    3. Keadaan Lingkungan :

    Keadaan lokasi rencana pertambangan batubara Koptam Rukun Sentosadisajikan pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1. Keadaan Lokasi Pertambangan Batubara Koptam Rukun

    Sentosa

    No. Deskripsi Keadaan Areal Kerja1. Luas 85,84 Ha2. Perizinan

    Keputusan Menteri Pertambangan danEnergi

    456.K/24.03/MPE/1998

    Surat Keputusan Bupati KutaiKartanegara

    540/20/KP-AJ/DPE-V/IV/2008

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    2/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-2

    No. Deskripsi Keadaan Areal Kerja3. Luas Kajian:

    Di dalam Areal Penambangan 37,73 haa. PIT (2 PIT) 25,00 ha

    b. Disposal area 4,20 hac. Fasilitas Tambang 1,00 had. Sedimen Pond 1,00 Hae. Jalan angkut diareal penambangan 4,00 Haf. Bangunan sarana dan prasarana

    penunjang diareal penambangan0,50 Ha

    Buffer Area (Lahan Yang TidakTerganggu)

    48,11 Ha

    Sumber: Koptam Rukun Sentosa , 2010

    2.3.

    GARIS BESAR KOMPONEN RENCANA USAHA DAN ATAUKEGIATAN.

    Kegiatan penambangan batubara Koptam Rukun Sentosa ini dilakukan

    melalui empat tahap yaitu pra-konstruksi, konstruksi, operasi dan pasca

    operasi. Hal ini sesuai dengan Lampiran IV Keputusan Menteri Negara

    Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan

    Dokumen Lingkungan Hidup.

    Secara teknis mengenai komponen kegiatan yang akan dikerjakan pada

    masing-masing tahap kegiatan dapat dilihat pada uraian berikut ini.

    2.3.1.

    Tahap Pra-Konstruksi

    1. Pembebasan Lahan

    Kegiatan pembebasan lahan didalam areal penambangan dilakukan dalam

    bentuk ganti rugi tanam tumbuh anggota KUD Rukun Sentosa yang terkena

    rencana kegiatan operasi produksi. Demikian halnya dengan buffer area

    yangmerupakan batas konservasi bagi kawasan lindung..

    Kegiatan ganti rugi dilaksanakan secara musyawarah dengan melibatkan

    pemilik lahan dan instansi yang berwenang. Inventarisasi tanam tumbuh

    dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan dan Pertanian serta

    tim yang dibentuk oleh pihak kecamatan bersama kelurahan/desa yang

    bersangkutan.

    Pembebasan lahan dilakukan secara bertahap dan lahan-lahan yang telah

    dibebaskan akan dilakukan pemasangan patok. Pembebasan lahan tahap

    awal dilaksanakan pada lahan yang terkena rencana pembuatan jalan

    beserta buffer zone dan lokasi pelabuhan, kemudian pembebasan lahan

    selanjutnya dilaksanakan secara bertahap disesuaikan rencana pelaksanaan

    kegiatan.

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    3/20

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    4/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-4

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    5/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-5

    Mengenai nilai untuk ganti rugi atas tanam tumbuh tersebut akan

    disesuaikan dengan nilai penggantian yang mengacu pada peraturan yang

    berlaku serta sesuai dengan kesepakatan antara ke dua belah pihak

    2. Penerimaan Tenaga Kerja

    Pihak manajemen Koptam Rukun Sentosa mempunyai kebijaksanaan

    untuk memprioritaskan masyarakat lokal dan anggota KUD Rukun Sentosa

    untuk terlibat dalam aktivitas penambangan yang disesuaikan dengan

    kualifikasi/persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan

    prosentase masyarakat lokal terlibat akan meningkat seiring dengan

    meningkatnya kapasitas produksi. Pembinaan masyarakat lokal agar sesuai

    dengan kualifikasi/persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan,

    pemrakarsa akan melakukan pembinaan melalui pendidikan dan latihan

    yang terangkum dalam program CSR.

    Jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk mendukung operasi sesuai

    rancangan tambang yang ada, maka untuk tenaga kerja yang tidak langsung

    berhubungan dengan operasi penambangan jumlahnya relatif tetap selama

    umur penambangan, sedangkan untuk kerja yang terlibat langsung dalam

    operasi penambangan terutama untuk operator alat berat disesuaikan

    dengan jumlah peralatan yang diperlukan beserta kualifikasi selama umur

    proyek penambangan. Perekrutan tenaga kerja akan dilakukan langsung

    oleh Koptam Rukun Sentosa dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat,

    kepala desa, camat dan instansi teknis terkait dan dilakukan secara

    trasnparan.

    Tabel 2.2. Jumlah dan Kriteria Tenaga Kerja yang dibutuhkan Koptam

    Rukun Sentosa

    No. Uraian Jumlah Kualifikasi Pendidikan

    1 General Manager 1 Sarjana Ekonomi

    2 Kepala Teknik Tambang 1 Sarjana Teknik Tambang

    3 Supervisor Operasi Produksi 1 Sarjana Teknik Tambang

    4 Supervisor K3 dan Lingkungan 1 Sarjana Teknik Tambang

    5 Senior Mechanic 1 Sarjana Teknik / STM

    6 Mechanic foreman 1 Sarjana Teknik / STM

    7 Mechanic 2 D3 Teknik / STM

    8 K3 dan Lingkungan 2 D3/SMA

    9 Administrasi/Keuangan 2 SMA / STM

    10 Operator 7 SMA / STM

    11 Driver 7 SLTP/SLTA

    12 Security 2 SLTP/SLTA

    13 Fuelman 1 SLTP/SLTA

    14 Checker 2 SLTP/SLTA

    15 Flagman 2 SLTP/SLTA

    16 Dumpman 2 SLTP/SLTA

    TOTAL 35

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    6/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-6

    Dalam pelaksanaan operasional penambangan batubara Koptam Rukun

    Sentosa langsung dibawahi oleh General Manager. Struktur organisasi

    Koptam Rukun Sentosa disajikan pada gambar berikut

    Gambar 2.1. Struktur Organisasi Koptam Rukun Sentosa

    Sistem penggajian mengikuti peraturan dari Dinas tenaga kerja dengan jam

    kerja, apabila karyawan melakukan kerja lembur maka perusahaan

    membayar sesuai dengan perhitungan upah lembur karyawan yang berlaku.

    3. Mobilisasi Peralatan

    Dalam kegiatan mobilisasi peralatan (alat-alat berat) terutama dari luar

    proyek yang masuk ke dalam lokasi proyek, dilakukan melalui darat.

    Sebelum dilakukan mobilisasi Koptam Rukun Sentosa akan mengurus ijin

    di Dinas Perhubungan, dan Dinas Pekerjaan Umun Kabupaten Kutai

    Kartanegara berkaitan dengan kelas jalan yang akan dilalui sebagaimana

    diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.69 Tahun 1993

    tentang Penyelenggaraan Angkut Barang di Jalan. Sesuai Perda Provinsi

    nomor 4 Tahun 2002 Koptam Rukun Sentosa akan melengkapi pajak

    kendaraan bermotor atau bea balik nama kendaraan bermotor khususnya

    kendaraan alat berat.

    Untuk lebih jelasnya mengenai rencana penggunaan peralatan tambangdapat dilihat pada Tabel berikut.

    Tabel 2.3. Rencana Penggunaan Peralatan Dalam Operasional Tambang

    Koptam Rukun Sentosa

    No. Nama Alat Model/Type/Merk Kapasitas

    A Penanganan Tanah Pucuk1 Ripping & Dozing D-72 Excavating & Loading PC-200B Penanganan Overburden1 Ripping & Dozing D-7

    2 Spreading D-73 Loading PC-320 (Backhoe)

    General

    Mana er

    KepalaTenik

    Tambang

    Supervisor Operasi ProduksiSupervisor K3 dan Lingkungan

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    7/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-7

    No. Nama Alat Model/Type/Merk Kapasitas

    4 Hauling HD Dump TruckC Penanganan Batubara

    1 Loading PC-320 (Backhoe)2 Hauling HINO FF 6X4D Perawatan Jalan dan

    Penunjang1 Motor Grader CAT 140H

    2 Water Truck Nissan

    3 Diesel Genset

    4 Water Pump

    E Penunjang

    1 Mobil Strada

    2 Sepeda Motor

    Sumber : Koptam Rukun Sentosa , 2010

    2.3.2. Tahap Konstruksi

    1. Pembangunan Jalan Tambang

    Jalan tambang yang dibangun terdiri dua jalur pengangkutan dump truck

    berkecepatan maksimum 40 km/jam. Kecepatan dump truckbermuatan di

    tikungan tidak boleh lebih 25 km/jam.

    Gambar 2.2. Dimensi Jalan Tambang

    Pedoman lebar jalan angkut adalah 4 kali lebar alat angkut terbesar.

    Dengan asumsi alat angkut terbesar adalah dump truck dengan lebar 2.5

    meter, maka lebar jalan angkut adalah 12 meter dan pada tikungan lebar

    jalan angkut ditambah karena adanya sudut yang ditimbulkan oleh panjang

    alat angkut sehingga lebar di jalan tikungan ditambah menjadi 20 meter.

    Kemiringan maksimum 8%. Di kedua sisi jalan angkut perlu dibuat tanggul

    yang tingginya 0.25 meter (0,5 x tinggi ban dump truck 20 ton sebesar 0,5

    meter). Desain jalan angkut dapat dilihat pada gambar 2.2.

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    8/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-8

    Gambar 2.3. Super Elevasi Jalan Angkut

    Desain jalan untuk pengangkutan bila diperlukan dilakukan pembuatan

    gorong gorong jika melalui atau melintas sungai dan alur alur (gully). Hal

    ini diperlukan untuk menghindari air yang mengalir sepanjang sungai atau

    alur-alur akan terhambat dan akan meluap melintasi jalan tersebut, air ini

    akan mengalir melalui gorong - gorong yang tersedia. Sedangkan jalan

    yang cross dengan jalan kampung, maka dibuat rambu 40 km/jam untuk

    mengurangi kecepatan dan lebih berhati hati.

    Material penyusun pondasi jalan tambang terdiri dari:

    a. Lapisan Sub Base dengan fungsi sebagai pendukung beban,

    membantumenyebarkan beban roda dan mencegah tanah dasar masuk

    ke dalamlapis pondasi, materialnya berupa sand clay (tanah setempat)

    yang lebihbaik dari tanah dasar dengan tebal 300 mm

    b. Lapisan Base berfungsi untuk menahan beban kendaraan

    danmendistribusikannya ke lapisan dibawahnya, materialnya berupa

    batupecah dengan ketebalan minimum 200 mm. Lapisan ini

    dipadatkandengan kompaktor

    2. Pembangunan Fasilitas Penunjang

    Kegiatan pembangunan fasilitas penunjang (emplasement) disesuaikan

    dengan kebutuhan proyek, untuk mendukung gan memperlancar kegiatan

    operasional tambang. Lokasi fasilitas penunjang dikonsentrasikan pada

    daerah tertentu agar memudahkan dalam pengaturan dan pengawasannya,

    yang dekat dengan daerah penambangan. Fasilitas penunjang dapat dilihat

    pada Tabel 2.4.

    Tabel 2.4. Fasilitas Penunjang Koptam Rukun Sentosa

    No Jenis BangunanUkuran/Luas

    (m2)Jumlah/Unit

    1 Kantor Administrasi 115 1 unit2 Kantor Engineering 115 1 unit

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    9/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-9

    No Jenis BangunanUkuran/Luas

    (m2)

    Jumlah/Unit

    3 Mess Karyawan Biasa 120 1 unit

    4 Mess Karyawan Staf 300 1 unit

    5 Tempat Ibadah 90 1 unit6 Pos Satpam 39 3 unit

    7 Pos Timbangan 13 1 unit

    8 Stasiun BBM 200 1 unit

    9 Stasiun Pembangkit Listrik 200 1 unit

    10 Ruang Genset 30 1 unit

    11 Bengkel Tambang Alat Berat 200 1 unit

    12 Bengkel Tambang Alat Penunjang 120 1 unit

    13 Garasi Mobil 75 1 unit

    14 Gudang Peralatan 30 1 unit

    Luas Keseluruhan 1,647Sumber : Koptam Rukun Sentosa , 2010

    a. Bengkel

    Bengkel merupakan tempat perawatan dan perbaikan peralatan tambang

    sehingga alat-alat tersebut dapat beroperasi secara kontinue dan tidak

    mengalami penurunan produktivitas. Ukuran bengkel 20 x 10 m atau

    0.02 ha.

    Gudang berfungsi menyimpan suku cadang dan peralatan yang

    digunakan. Bangunan gudang ini biasanya satu bangunan dengan

    bengkel dan luasnya adalah 12 x 10 m

    b. Sarana perkantoran

    Merupakan pusat pengendalian dari kegiatan-kegiatan penambangan,

    baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional di lapangan.

    Ukurannya masing-masing adalah 11,5 x 10 m. Lokasi dipilih

    berdasarkan kemudahan jalan masuk dan keluar daerah tambang.

    c. Perumahan/mess

    Sarana ini penting sebagai tempat tinggal para pekerja selama kegiatan

    penambangan berlangsung. Sarana air bersih, kawasan recreation Halldan kantin sebaiknya disediakan dekat perumahan/mess. Rencana akan

    dibangun 1 buah mess staf dengan ukuran 10 x 30 m dan 1 buah mess

    karyawan berukuran 6 x 20 m.

    d. Pos Keamanan

    Lokasinya terletak di daerah yang menjadi jalan keluar masuk daerah

    tambang.

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    10/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-10

    e. Ruangan P3K

    Lokasinya dekat dengan fasilitas perumahan karyawan. Sedangkan

    keperluan P3K disediakan di dalam bangunan-bangunan fasilitas yang

    ada seperti kantor. bengkel dan fasilitas lainnya.

    f. Mushola

    Lokasi mushola dibuat dekat dengan fasilitas perumahan karyawan,

    sedangkan dikantor disediakan ruangan khusus untuk karyawan kantor.

    g. Tangki bahan bakar

    Untuk lokasi tangki bahan bakar dipilih yang dekat dengan lokasi

    penambangan, terlindungi dari bahaya petir dan dipagari dengan kawat

    duri. Kapasitas tangki bahan bakar dibuat untuk stok bahan bakar

    selama kira-kira 1 (satu) bulan produksi.

    h. Pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD)

    Merupakan sumber tenaga listrik untuk keperluan penerangan bagi

    daerah tambang, juga untuk pengoperasian alat-alat listrik serta sumber

    tenaga bagi pemompaan air dari dalam tambang ke luar tambang.

    Besarnya daya pembangkit disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian.

    Lokasinya yaitu dekat dengan lokasi bengkel dan didistribusikan ke

    berbagai tempat yang memerlukan listrik, sedangkan untuk keperluan

    operasi di malam hari di beberapa tempat kerja digunakan genset-prime

    mover (air cooled) dengan menara lampu.

    i. Fasilitas lainnya yang harus disediakan yaitu : tempat pembibitan

    tanaman untuk reklamasi daerah bekas tambang.

    Dalam pelaksanaannya pemrakarsa akan berkoordinasi dengan Dinas

    Kesehatan terkait klinik dan kantin, baik untuk tempat maupun

    ketersediaan tenaga pelaksana.

    2.3.3. Tahap Operasi

    1. Pembersihan Lahan

    Kegiatan pembersihan lahan (land clearing) akan dilakukan pada saat

    membuka areal penambangan untuk kegiatan tambang. Pembukaan lahan

    dilakukan secara bertahap sesuai dengan arah kemajuan kegiatan. Peralatan

    yang digunakan untuk pembersihan lahan adalah parang, kapak, dan

    chainsaw dan bulldozer.

    Batang pohon yang berukuran kecil dan semak belukar didorong dengan

    bulldozerdan akan ditimbun pada di suatu tempat, sedangkan pohon yang

    berukuran besar pemotongannya dilakukan dengan menggunakan chainsaw,

    kemudian kayunya dikumpulkan selain digunakan untuk keperluan

    konstruksi kegiatan tambang juga akan dimanfaatkan baik oleh perusahaan

    maupun masyarakat setempat. Namun sebelum kayu tersebut dimanfaatkan

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    11/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-11

    Koptam Rukun Sentosa akan melengkapi perijinan pemanfaatan dan

    berkoordinasi dengan Dinas Kehutanan.

    Setelah lahan dibersihkan maka langsung dilakukan kegiatan pengupasan

    tanah pucuk (top soil), yang mana jeda waktu antara kegiatan pembersihanlahan dan pengupasan tanah pucuk tidak berlangsung lama.

    2. Pengupasan dan Penimbunan Tanah Pucuk

    Pengupasan tanah pucuk dengan ketebalan rata-rata 0,5 meter dilakukan

    dengan Excavator dibantu bulldozer dan alat angkut yang dipergunakan

    adalah Dump Truck berkapasitas 20 ton, kemudian ditimbun di tempat

    penimbunan tanah pucuk, guna pemanfaatan lebih lanjut pada saat kegiatan

    reklamasi.

    Pengolahan tanah pucuk meliputi:

    1. Material didorong dan kemudian dikumpulkan dengan bulldozer dan

    dimuat dengan backhoe ke dump truck untuk diangkut ke

    lokasipenimbunan.

    2. Penggalian sebaiknya dilakukan pada saat musim kemarau agar unsur

    hara yang terkandung pada top soil dapat terjaga.

    3. Tempat penimbunan top soil harus stabil dengan tinggi bench maximal 3

    meter dan kemiringan 300.

    4. Untuk menghindari terjadinya gully pada tempat penimbunan, sebaiknyadilakukan penanaman cover crop.

    5. Untuk menjaga unsur hara yang terkandung pada top soil, maka dilakukan

    pemupukan dan penyiraman pada saat musim kemarau.

    3. Pengupasan dan Penimbunan Tanah Penutup

    Pengupasan tanah penutup dilakukan dengan penggalian oleh Excavator

    CAT 375. Pembongkaran tanah yang terletak di atas lapisan batubara level

    kerja dilakukan dengan penggaruan dan penggusuran, alat mekanis yang

    dipergunakan adalah Bulldozer CAT D 7 R yang dilengkapi dengan bilah

    tipe straight dan alat garu.

    Pemindahan tanah penutup menuju lokasi penimbunan dilakukan dengan

    menggunakan dump truck menuju lokasi penimbunan yang telah

    direncanakan. Tempat pembuangan tanah penutup penanganannya

    dibedakan menjadi dua, yaitu :

    a. Pembuangan tanah penutup ke lokasi galian tambang (out side dump)

    berjarak 100 -1.000 meter dari lokasi penambangan.

    b. Pembuangan tanah penutup ke dalam areal tambang (in side dump) yaitu

    digunakan sebagai penimbun kembali ke bekas tambang (back filling).

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    12/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-12

    Tanah penutup yang telah dibongkar dengan menggunakan Excavator Cat

    Type 385 B kapasitas mangkuk 5,5 m3 kemudian dimuat kedalam dump

    truck merk Nissan CWB kapasitas 20 ton menuju lokasi penimbunan yang

    telah ditentukan (out side dump atau in side dump).

    4. Penambangan Batubara

    Setelah kegiatan penimbunan lapisan tanah penutup (overburden) maka

    kegiatan yang selanjutnya dilakukan adalah penggalian batubara. Kegiatan

    ini menggunakan excavator yang dikombinasikan dengan bulldozer dan

    peralatan penunjang lainnya.

    Berdasarkan data yang meliputi bentuk dan karakteristik lapisan batubara

    serta lapisan penutupnya, sistem penambangan yang diterapkan oleh Koptam

    Rukun Sentosa adalah sistem tambang terbuka (open pit).

    Berdasarkan bentuk lapisan batubaranya, kegiatan tambang akan dilakukandengan contour mining. Teknik penggaliannya bertahap dari elevasi yang

    paling tinggi ke elevasi yang rendah sampai kedalaman batas penambangan

    yang telah ditentukan. Kemajuan penambangan betubara selanjutnya akan

    mengikuti arah penyebaran lapisan batubara pada setiap pit yang akan

    ditambang.

    Gambar 2.4. Bagan Alir Penambangan Batubara

    Penggalian batubara pada kegiatan tambang Koptam Rukun Sentosa

    dilaksanakan dengan menggunakan Bulldozer yang dilengkapi garu. Setelah

    batubara terbongkar kemudian dikumpulkan dengan Bulldozer yang

    menggunakan Blade. Kemajuan penambangan batubara selanjutnya akan

    mengikuti arah penyebaran batubara pada Pit yang akan ditambang.

    Pada penambangan batubara biasanya akan terjadi air tirisan tambang, hal

    ini merupakan konsekuensi logis dari suatu kegiatan penambangan karenadisatu pihak lokasi tambang dikehendaki kering, akan tetapi dilain pihak air

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    13/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-13

    tirisan tambang terus mengalir baik berasal dari air larian permukaan (run

    off) pada waktu hujan maupun dari rembesan air tanah.

    Dengan adanya air tirisan, maka fenomena air asam tambang (Acid MineDrainage) dapat terjadi baik di lokasi penambangan batubara, di lokasi

    penimbunan tanah penutup (waste dump area), maupun dilokasi penimbunan

    akhir (stockpile). Terbentuknya air asam tambang pada umumnya

    disebabkan adanya kandungan mineral sulfida (FeS2) baik yang ada di dalam

    batubara (sulfur) dan batuan sekitarnya, adanya zat oksidan berupa oksigen

    (O2) dari udara dan adanya air (H2O), dimana ketiga bahan pembentuk asam

    tersebut saling bereaksi dan akan membentuk senyawa ferro sulfat dan asam

    sulfat yang dapat menyebabkan penurunan pH air. Oleh karena itu pihak

    pemrakarsa akan melakukan treatment terhadap air tirisan yang ada di

    settling pond dengan penambahan kapur guna menaikan pH air.

    Kegiatan penambangan dimulai dari PIT 1 dimana pada blok ini akan

    dikerjakan lebih kurang selama 1 tahun dengan tingkat produksi sebesar

    97.375 MT/tahun. Metode penambangan yang dilakukan adalah dengan

    menggunakan metode backfilling dimana dalam metode ini diusahakan

    penutupan kembali pada bekas lubang bukaan sebelumnya tetapi pada awal

    penambangan untuk topsoil dan overburden ditempatkan pada tempat yang

    telah direncanakan.

    Kemudian pada tahun kedua panambangan akan dilakukan pada PIT 2 yang

    terletak dibagiann tengah KP dengan tingkat produksi per tahunnya 88.975

    MT/tahun, dimana untuk overburden dan topsoil pada tiap blokpenambangan akan ditempatkan pada blok penambangaan sebelumnya,

    begitu juga selanjutnya sedangkan pada tahun ketiga atau hingga akhir

    penambangan akan dilakukan pada PIT 3, PIT 4 dan PIT 5 dengan tingkat

    produksi rata-rata 100.000 MT/tahun. Pada rona akhir penambangan yang

    rencana pengelolaannya nantinya akan dimanfaatkan sebagai kolam ikan.

    Rencana produksi dapat dilihat pada table berikut :

    Tabel 2.6. Rencana produksi dan pengangkutan batubara Koptam Rukun

    Sentosa

    PIT Tahun Kegiatan LuasRencana Produksi

    (m3

    /tahun)

    1 2012-2013 4,93 97.375

    2 2013-2014 4,35 88.975

    3 2014-2015 5,60 102.350

    4 2015-2016 5,52 98.040

    5 2016-2017 4,60 107.070

    Jumlah 25,00 493.810

    Sumber : Koptam Rukun Sentosa

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    14/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-14

    5. Pengangkutan Batubara

    Batubara dari lokasi tambang diangkut dengan menggunakan dump truck

    berkapasitas 20 ton dengan melewati jalan tambang yang dibangun PT.

    Merindo Jaya Mandiri sepanjang 11 km. Selanjutnya ditimbun pada areayang telah dipersiapkan port area stockpile dengan kapasitas 162.000 MT

    milik PT Merindo Jaya Mandiri yang berlokasi di Kelurahan Amborawang

    Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Jalan hauling yang akan

    digunakan sejauh total 4 km merupakan jalan hauling yang dibangun

    Koptam Rukun Sentosa, dimana jalan hauling yang dibuat mempunyai lebar

    bersih 10 m ditambah dengan 1 meter safety berm di sebelah kiri dan kanan

    jalan. sedangkan 7 km menggunakan fasilitas jalan hauling milik PT.

    Merindo Jaya Mandiri. Fungsi dari safety berm di kiri dan kanan tersebut

    adalah untuk keselamatan kerja dump truck yang lewat dan juga berfungsi

    sebagai tanggul saluran drainase pada saat kondisi hujan.

    Dalam menjaga kondisi jalan pengakutan batubara tetap keadaan baik dan

    aman, maka perlu dilakukan maintenance jalan secara rutin. Dalam

    pekerjaan maintenance meliputi penggantian material jalan yang rusak,

    pembentukan kembali paritan di sebelah kiri dan kanan jalan, pengompakan

    kembali material jalan yang telah diganti, perataan jalan dan pembukaan

    kembali saluran-saluran yang tertutup.

    Untuk mengurangi polusi debu diudara khususnya pada musim kemarau

    maka dilakukan penyiraman badan jalan tambang setiap hari dengan interval

    waktu 3 4 jam sekali dengan menggunakan mobil tangki air. Untuk

    pemeliharaan jalan digunakan grader dan compactor.

    6. Penimbunan Batubara

    Batubara dari stockpile selanjutnya dimasukkan ke dalam hopper dengan

    menggunakan wheel loader.

    Timbunan batubara di area stockpile dalam keadaan terbuka. Apabila terjadi

    hujan, maka air limpasan yang berasal dari timbunan batubara akan

    membawa serta bahan tercemar berupa kotoran yang terbawa bersama

    batubara, butiran halus batubara, dan senyawa asam hasil oksidasi mineral

    phyrite.

    Untuk mengatasi permasalahan tersebut dari areal timbunan batubara

    perlu dibangun beberapa unit kolam pengendap dilokasi stockpile.

    7. Operasional Bengkel dan Genset

    Kegiatan perbengkelan meliputi perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat

    berat seperti: bulldozer, wheel loader, backhoe excavator, grader dan dump

    truck dan alat-alat penunjang lainnya seperti truck tangki air dan BBM,

    mobil operasional dan lain-lain yang digunakan dalam kegiatan

    penambangan, maupun perbaikan dan pemeliharaan peralatan

    pengolahan/preparasi batubara, sedangkan operasional genset merupakan

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    15/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-15

    aktivitas pengunaan energi listrik untuk memperlancar operasional

    penambangan.

    Fasilitas perbengkelan untuk perawatan peralatan tambang disediakan di

    area tambang, sedangkan fasilitas perbengkelan untuk perawatan peralatanpengolahan/preparasi batubara berada di arael pengolahan/preparasi batubara

    yang hanya menangani perawatan perbaikan mesin dan listrik.

    Dalam aktivitasnya kegiatan perbaikan dan pemeliharaan kendaraan alat

    berat serta operasionalgensetakan menghasilkan limbah cair seperti ceceran

    BBM, oli/pelumas bekas yang perlu penenganan lebih hati-hati karena

    termasuk jenis limbah B3. Oleh karena itu pemrakarsa akan melengkapi unit

    perbengkelannya dengan oil trapuntuk menampung limbah oildan pelumas

    bekas tersebut dan kemudian dikumpulkan di dalam drumuntuk diserahkan

    kepada pengumpul yang mempunyai ijin dari Kementerian Lingkungan

    Hidup. Jika terjadi ceceran segera ditaburkan serbuk kayu agar terserap,

    kemudian serbuk dibersihkan dan dikumpulkan terpisah untuk dibakar

    ditempat yang telah ditentukan pada area yang aman (tempat penimbunan

    sampah bengkel).

    Penanganan Oli/BBM akan mengikutistandart operasional procedur(SOP)

    mengacu pada Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

    Nomor 225/BAPEDAL/09/1996 tentang Tata Cara dan Persyaratan Penyim-

    panan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas. Sedangkan untuk

    pengukuran dan pemantauan emisi dari gensetakan dibuat desain cerobong

    untuk emisi gas buang dengan mengacu Keputusan Kepala BadanPengendalian Dampak Lingkungan Nomor 205/BAPEDAL/07/1996.

    Bengkel yang akan dibangun dilengkapi dengan bak pengolahan oil bekas

    (oil treatment/oil trap) untuk mengantisipasi ceceran oil bekas, oli bekas

    dikumpulkan dan dijual pada pihak ketiga yang memiliki ijin. Desain bak

    pengolahan oil dapat dilihat pada gambar 2.7.

    Gambar 2.5. Desain Bengkel

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    16/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-16

    Gambar 2.6. Desain Bak Oil Trap

    Pembangkit listrik ditujukan untuk keperluan penerangan dan pengoperasian

    alat-alat listrik untuk keperluan perkantoran, mess karyawan, workshop

    maupun kebutuhan lainnya yang memerlukan tenaga listrik terletak dekat

    dengan lokasi bengkel dan didistribusikan ke berbagai tempat yang

    memerlukan listrik. Sedangkan untuk keperluan operasional pada malam

    hari digunakan genset primer mover (air cooled) dengan menara lampu.

    Bangunan generator ini dibuat dengan luasan 30 m2. Untuk lebih jelasnya

    mengenai desain ruang dan cerobong genset disajikan pada gambar 2.8.

    berikut.

    Gambar 2.7. Desain Ruang Gensetdan Cerobong Genset

    1 m

    Bengkel

    GensetFuel Tank

    Air + Oli

    Air

    Filter

    Bak I Bak II

    Air Bak III

    Oli Oli

    Oli

    Filter

    Bak IV

    Air

    Pompa Ke Drum

    0,75 m 0,75 m 0,75 m 0,75 m

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    17/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-17

    8. Corporate Social Responsibility (CSR)

    Sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam memberikan kontribusi

    terhadap masyarakat yang berada disekitar wilayah kegiatan penambangan,

    maka Koptam Rukun Sentosa setiap bulannya melakukan kegiatan

    pengembangan masyarakat (community development) atau yang dewasa ini

    lebih terkenal dengan sebutan Corporate Social Responsibility(CSR) dengan

    besaran Rp. 1.000,-/ton, rencana progam CSR kedepannya dapat dilihat pada

    Tabel berikut ini.

    Tabel 2.7. Progam Pengembangan CSR oleh Koptam Rukun Sentosa

    No. Jenis Kegiatan Keterangan

    1

    Infrastruktur :Peningkatan SDM :

    Bantuan pembangunan/renovasi sekolah

    Bantuan pendirian sarana ibadah & TPA

    Bantuan pembuatan tandon air minum

    Lokasi diKelurahan

    Amborawang Darat

    Kecamatan

    Samboja

    2

    Pendidikan :

    Bantuan buku pelajaran SD, buku

    perpustakaan, alat olah raga dan

    kelengkapan sekolah, serta beasiswa

    Pembinaan TPA dan BKPM

    Memberikan kesempatan kepada calon

    tenaga kerja lokal untukmagang/pelatihan kerja.

    Lokasi di

    Kelurahan

    Amborawang Darat

    Kecamatan

    Samboja

    3

    Kesehatan :

    Bantuan obat obatan P3K

    Bantuan Posyandu, penyuluhan ttg

    kesehatan

    Bantuan sunatan massal

    Lokasi di

    Kelurahan

    Amborawang Darat

    Kecamatan

    Samboja

    2.3.4.

    Tahap Pasca-Operasi

    1. Rasionalisasi tenaga kerja

    Dengan berakhirnya kegiatan penambangan, maka Koptam Rukun Sentosa

    akan melaksanakan rasionalisasi tenaga kerja atau pemutusan hubungan

    kerja (PHK) terhadap tenaga yang dimiliki. Proses pemutusan hubungan

    kerja akan dilaksanakan berdasarkan peraturan dan perundang-undangan

    tenaga kerja yang berlaku. Koptam Rukun Sentosa akan memberikan

    uang pesangon sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah

    melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dimana uang

    pesangon tersebut dapat dijadikan sebagai modal kerja, modal usaha

    maupun modal lainnya yang akan menunjang kehidupan tenaga kerja

    tersebut setelah lepas dari perusahaan.

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    18/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-18

    Selain itu, dengan perekrutan yang telah dilaksanakan oleh Koptam Rukun

    Sentosa akan menciptakan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan

    dan jika terjadi pelepasan tenaga kerja maka karyawan ini akan lebih

    mudah diterima di perusahaan penambangan batubara lain yang beroperasi

    di sekitarnya.

    2. Demobilisasi Peralatan

    Dengan berakhirnya kegiatan penambangan pada tahap pasca-operasi,

    maka kegiatan demobilisasi peralatan (alat-alat berat) dari lokasi proyek

    ke luar lokasi proyek sebagian besar dilakukan melewati jalan darat

    dengan menggunakan Trailer yang melewati ruas jalan raya yang ada.

    3. Reklamasi dan Revegetasi Lahan

    Reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang dilakukan ketika

    pertambangan dimulai pada blok pertambangan tahun pertama denganjangka waktu minimal sebulan setelah ditambang. Kegiatan ini bertujuan

    untuk memulihkan kondisi lahan sehingga mendekati kondisi awal

    sebelum pertambangan. Dalam pelaksanaannya, Koptam Rukun Sentosa

    mengacu kepada Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral

    Nomor 18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang.

    Pekerjaan yang dilakukan dalam kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan

    dapat dilihat pada uraian berikut ini :

    a. Persiapan Lahan

    1) Pengamanan lahan bekas tambang, kegiatan ini meliputi ;- Pemindahan/pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang

    tidak digunakan di lahan yang akan direklamasi.

    - Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan limbah beracun

    dan berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak mencemari

    lingkungan.

    - Melarang dan menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang

    yang akan direklamasi.

    2) Pengaturan bentuk lahan

    Pengaturan bentuk lahan disesuaikan dengan kondisi topografi danhidrologi setempat dan pengaturan bentuk lahannya dapat dilihat

    pada uraian berikut ini ;

    - Pengaturan bentuk lereng ;

    Pengaturan bentuk lereng dimaksudkan untuk mengurangi

    kecepatan air limpasan, sedimentasi, erosi, dan longsor.

    Kemudian lereng yang terlalu tinggi atau terjal dibentuk

    berteras-teras.

    - Pengaturan saluran pembuangan air ;

    Pengaturan saluran pembuangan air (SPA) dimaksudkan untukpengatur air agar mengalir pada tempat tertentu dan dapat

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    19/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-19

    mengurangi kerusakan lahan akibat erosi. Selanjutnya jumlah

    dan bentuk SPA tergantung dari bentuk lahan (topografi) dan

    luas areal yang direklamasi.

    b.

    Kegiatan back filling dan penghamparan top soilPada kegiatan ini adalah menimbun kembali lubang galian bekas

    tambang dengan material over burden yang berasal dari disposal area

    (waste dump) dan/atau dari kegiatan pengupasan tanah penutup yang

    sedang berjalan. Selanjutnya setelah areal back filling tertata rapi,

    tahap berikutnya dilakukan penghamparan top soil sebanyak dengan

    ketebalan maksimal 75 100 cm. Pada kegiatan back filling tersebut

    dilakukan tindakan pemulihan kesuburan tanah dengan cara

    pengapuran, pemupukan organik dan anorganik serta pemberian

    gypsum apabila dilahan reklamasi terdapat kerak (crusting).

    c. Kegiatan RevegetasiRevegetasi pada tahap awal dilakukan dengan jenis cover crop yang

    berfungsi untuk mengembalikan struktur dan kesuburan tanah,

    kemudian dilanjutkan dengan penanaman jenis pionir yang tahan

    terhadap keasaman tanah dan kekeringan seperti Accasia, Sungkai dan

    Sengon. Selain itu diupayakan dilakukan penanaman jenis tanaman

    lokal seperti Meranti, Gmelina, Bengkirai, dan tanaman buah seperti

    rambutan, cempedak, dan durian. Penanaman akan dilakukan dengan

    jarak tanam 3 x 3 m atau 1.111 pohon/ha. Pemeliharaan dan perawatan

    tanaman dilakukan hingga tahun ketiga. Pemeliharaan dan perawatan

    tanaman pada tahun pertama dilakukan setiap 3 bulan sekali, pada

    tahun kedua dan ketiga dilakukan setiap 6 bulan sekali.

    Pada kegiatan revegetasi ini Koptam Rukun Sentosa akan membuatpersemaian atau pembibitan untuk pemenuhan akan bibit tanaman

    dengan melibatkan masyarakat setempat baik sebagai penyedia bibit

    tanaman maupun keterlibatan dalam penanaman dan pemeliharaan

    tanaman. Selain itu pihak pemrakarsa juga akan menyamakan persepsi

    dengan keinginan Pemda dan masyarakat setempat dalam kegiatan

    reklamasi dan revegetasi lahan.

    4. Pengembalian lahan

    Pada akhir kegiatan tahap pasca-operasi penambangan ini, sejalan dengan

    tingkat keberhasilan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan secara

    menyeluruh, maka areal bekas tambang yang telah direklamasi dan

    direvegetasi terlebih dahulu dievaluasi oleh Tim Pemerintah Kabupaten

    Kutai Kartanegara dan dinyatakan telah mendekati rona awal (memenuhi

    kriteria) dengan jangka waktu evaluasi lahan yang telah direklamasi dan

    direvegetasi tersebut diperkirakan sekitar 2 3 tahun setelah pasca-

    tambang dan setelah dinyatakan berhasil, baru lahan tersebut dan bekas

    jalan angkut batubara (main haul road) serta bekas lokasi prasarana dan

    sarana penunjang (emplasement) dikembalikan kepada Pemerintah

    Kabupaten Kutai Kartanegara.

  • 7/21/2019 BAB II Rencana Kegiatan

    20/20

    RUANG LINGKUP STUDI I I-20