33
BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) 1. Pengertian Kepatuhan Kepatuhan adalah kepatuhan dalam menepati anjuran sesuatu terhadap kebiasaan sehari-harinya dan dapat dinilai dengan score penelitian. Kepatuhan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dimana pendidikan merupakan suatu dasar utama dalam keberhasilan pencegahan atau pengobatan. Tujuan pendidikan antara lain meningkatkan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), menambah kepercayaan diri pada ibu hamil dan dapat menghambat terjadinya defisiensi zat besi (Fe) (Sri Hartini, 1993). 2. Zat Besi Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin, ketika tubuh kekurangan zat besi (Fe), produksi hemoglobin akan menurun. Penurunan hemoglobin sebetulnya akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dalam tubuh sudah benar-benar habis. Kurangnya zat besi (Fe) dalam tubuh pada ibu hamil atau orang dewasa disebabkan karena perdarahan menahun, atau berulang-ulang yang bisa dari semua bagian tubuh. Faktor resiko defisiensi zat besi (Fe) pada wanita karena cadangan besi dalam tubuh lebih sedikit sedangkan kebutuhannya lebih tinggi antara 1-2 mg zat besi secara normal (Muryanti, 2006).

BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

  • Upload
    tranthu

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

BAB II

PENDAHULUAN

A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe)

1. Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan adalah kepatuhan dalam menepati anjuran sesuatu

terhadap kebiasaan sehari-harinya dan dapat dinilai dengan score

penelitian. Kepatuhan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dimana

pendidikan merupakan suatu dasar utama dalam keberhasilan pencegahan

atau pengobatan. Tujuan pendidikan antara lain meningkatkan kepatuhan

dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe), menambah kepercayaan diri

pada ibu hamil dan dapat menghambat terjadinya defisiensi zat besi (Fe)

(Sri Hartini, 1993).

2. Zat Besi

Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin, ketika tubuh

kekurangan zat besi (Fe), produksi hemoglobin akan menurun. Penurunan

hemoglobin sebetulnya akan terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dalam

tubuh sudah benar-benar habis. Kurangnya zat besi (Fe) dalam tubuh pada

ibu hamil atau orang dewasa disebabkan karena perdarahan menahun,

atau berulang-ulang yang bisa dari semua bagian tubuh. Faktor resiko

defisiensi zat besi (Fe) pada wanita karena cadangan besi dalam tubuh

lebih sedikit sedangkan kebutuhannya lebih tinggi antara 1-2 mg zat besi

secara normal (Muryanti, 2006).

Page 2: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

Kebutuhan zat besi (Fe) pada ibu hamil terjadi peningkatan, asupan

kurang atau rendah, sehingga tidak mencukupi tingkat yang dibutuhkan

yang menimbulkan anemia. Berbagai gangguan akan dialami ibu hamil

yang terkena anemia, dan menyebabkan terjadinya abortus, lahir prematur,

perdarahan post partum, dan rentan infeksi. Pada ibu hamil, anemia

meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan.

Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi baru lahir

(BBLR), dan angka kematian perinatal yang meningkat (Soeprono, 1988).

Salah satu zat mikro yang terpenting adalah zat besi (Fe) yang

memiliki peran yang sangat penting pada pembentukan hemoglobin yakni

protein pada sel darah merah yang bertugas mengantarkan oksigen dari

paru-paru ke otak dan seluruh jaringan tubuh. Kekurangan zat besi (Fe)

dalam jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya anemia gizi besi

(iron deficiency anemia /IDA). Faktor resiko terjadinya anemia akibat dari

kekurangan zat besi (Fe) memang lebih banyak pada wanita dibandingkan

laki-laki. Cadangan besi dalam tubuh wanita lebih sedikit sedangkan

kebutuhan per harinya justru lebih tinggi. Setiap harinya seorang wanita

akan kehilangan sekitar 1-2 mg zat besi mellaui ekskresi secara normal.

Pada saat haid, kehilangan zat besi bisa bertambah hingga 1 mg

(Soeprono, 1988).

Page 3: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

3. Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe)

Tablet zat besi (Fe) adalah tablet untuk suplementasi penaggulangan

anemia gizi yang setiap tablet mengandung Fero sulfat 200 mg atau setara

60 mg besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Pelayanan pada ibu hamil

baik pada K1 maupun K4 ibu hamil akan dibekali dengan tablet zat besi

(Fe), hal ini merupakan upaya dari penanggulangan anemia pada ibu

hamil. Anemia adalah penyebab utama kematian ibu maternal yang

disebabkan oleh perdarahan pada waktu persalinan, maka dalam

pemberian tablet zat besi (Fe) merupakan suatu keharusan pada setiap ibu

hamil (Wasito, 1998).

Tablet zat besi (Fe) bagi wanita hamil sangat dibutuhkan karena

kebutuhan zat besi (Fe) pada saat hamil sangat tinggi dan perlu

dipersiapkan sedini mungkin sebelum hamil sampai saat melahirkan,

dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil sebanyak satu

tablet zat besi (Fe) setiap hari selama 90 hari pada masa kehamilan dan 40

hari setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi (Fe) meningkat pada saat

hamil dan melahirkan, dimana ketika hamil seorang ibu tidak saja dituntut

memenuhi kebutuhan zat besi (Fe) untuk dirinya, tetapi juga harus

memenuhi kebutuhan zat besi (Fe) untuk pertumbuhan janinnya.

pperdarahan saat melahirkan juga bisa menyebabkan seorang ibu

kehilangan lebih banyak lagi zat besi (Fe), karena itu setiap ibu hamil

disarankan untuk mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) (Depkes, 1998).

Page 4: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

Dalam beberapa kasus, penanganan anemia kekurangan zat besi (Fe)

memerlukan suplemen zat besi (Fe). Namun mengkonsumsi suplemen zat

besi (Fe) sebaiknya dilakukan secara hati-hati sesuai dengan dosis yang

dianjurkan, karena asupan zat besi (Fe) secara berlebihan tidak dibenarkan

tetapi dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Mengkonsumsi suplemen

zat besi (Fe) dapat menimbulkan mual, nyeri lambung, konstipasi, ataupun

diare sebagai efek sampingnya. Untuk mengatasinya dengan

mengkonsumsi setengah dosis yang ditingkatkan secara berlahan-lahan

sampai mencapai dosis yang dianjurkan (Depkes, 1998).

Salah satu kebiasaan yang saat ini ditiru yaitu mengkonsumsi tabelt

kalsium atau susu tinggi kalsium maupun berbagai makanan yang

ditambahkan kalsium. Akan tetapi penyerapan zat besi (Fe) akan

terganggu jika dikonsumsi bersamaan dengan kalsium. Untuk itu

disarankan kedua tablet tersebut dikonsumsi dengan jarak waktu sekitar

1,5-2 jam. Dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) perlu memperhatikan

saat meminumnya diusahakan dengan air putih, dan hindari minuman

seperti teh, susu, atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi

(Fe) dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang, apabila terjadi

gejala ringan yaitu perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air

besar dan tinja berwarna hitam (Muryanti, 2006).

Page 5: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

4. Pelaksanaan penyuluhan pada suplementasi Tablet Tambah Darah

Pelaksanaan dengan melakukan penyuluhan kesehatan dan gizi yang

dilaksanakan secara berkala dan mandiri dengan mengikutsertakan lintas

sektor terkait (Depkes, BKKBN), organisasi sosial dan keagamaan.

Dimana tablet zat besi (Fe) digunakan adalah obat generik yang harganya

terjangkau oleh masyarakat yang dibungkus warna putih yang berisi 30

tablet perbungkus atau tablet zat besi (Fe) dengan merk dagang yang

memenuhi spesifikasi (mengandung 60 mg besi elemental dan 0,25 mg

asam folat) (Anonim, 2006). Adapun dampak dari pada ibu hamil dari

kekurangan zat besi (Fe) antara lain:

a. Anemia Gizi

Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam

darah yang disebabkan karena kekurangan zat besi yang (Fe)

diperlukan untuk pembentukan Haemoglobin. Sebagian besar anemia

terjadi pada ibu hamil karena kekurangan zat besi (Fe) yang disebut

anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi besi (Anonim, 2006).

Anemia gizi besi dapat terjadi karena kandungan zat besi (Fe)

yang berasal dari makanan yang dikonsumsi ibu hamil tidak

mencukupi kebutuhann dimana makanan yang kaya akan kandungan

zat besi (Fe) seperti makanan sumber hewani (daging, ikan) serta

makanan yang mengandung sumber nabati (sayuran hijau),

meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi (Fe) yaitu pada masa

hamil. Kebutuhan zat besi (Fe) meningkat karena zat besi (Fe)

Page 6: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

diperlukan untuk pertumbuhan janin serta untuk kebutuhan ibu sendiri

(Depkes, 1998).

b. Anemia defisiensi Zat besi (Fe)

Anemia defisiensi zat besi (Fe) merupakan anemia yang terjadi

karena kebutuhan zat besi (Fe) untuk erithropiesis tidak cukup,

biasanya ditandai dengan eritrosit mikrositik, kadar besi serum rendah,

satu rasi transferin mengurang dan tidak adanya zat besi (Fe) pada

sumsum tulang dan tempat cadangan zat besi (Fe) yang lain (De

Maeyer, 1995). Pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat

dilakukan dengan menggunakan alat Sahli. Berkurangnya kadar

Haemoglobin pada wanita hamil menurut WHO (De Maeyer, 1995)

adalah, normal (11 gr%), anemia ringan (10-11 gr%), anemia sedang

(7- 0 gr%), anemia berat (<7 gr%).

Pada ibu hamil jika terjadi anemia defisiensi zat besi (Fe) dapat

menimbulkan perdarahan sebelum atau saat persalinan, meningkatnya

risiko melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR <2,5

kg). Pada anemia berat, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu atau

bayinya, untuk itu dibutuhkan suatu penangganan defisiensi zat besi

(Fe) melalui pencegahan dengan memberikan tablet zat besi (Fe) pada

ibu hamil yang dibagikan pada waktu memeriksakan kehamilan,

dimana suplemen tablet besi (Fe) ini merupakan salah satu cara yang

paling efektif untuk meningkatkan kadar zat besi (Fe) dalam jangka

Page 7: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

pendek. Suplementasi ditujukan pada golongan yang rawan

mengalami defisiensi zat besi (Fe) seperti ibu hamil yang dilakukan

secara gratis pada ibu hamil melalui Puskesmas dam Posyandu (BPS,

2005).

B. Perilaku (Practice)

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang

dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung yang dapat diamati oleh

pihak luar. Perilaku terdiri dari Persepsi (Perception), Respon terpimpin

(Guided Respons), Mekanisme (mechanisme), Adaptasi (adaptation)

(Notoatmodjo, 2003).

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi

karena perilaku merupakan hasil dari resultasi dari berbagai faktor, baik

internal maupun eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia

dapat terlihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi dari

aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi

perilaku manusia. Secara lebih terperinci perilaku manusia sebenarnya

merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan,

keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap.

Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-

faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Dalam perilaku kesehatan

menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003) terbagi tiga teori

penyebab masalah kesehatan yaitu:

Page 8: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

1. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing faktors) yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seesorang, antara

lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi.

2. Faktor pemungkin (Enabling factors) adalah faktor-faktor yang

memungkinkan atau menfasilitasi perilaku atau tindakan. Artinya faktor

pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya

perilaku kesehatan, serta jarak sarana pelayanan kesehatan.

3. Faktor-faktor penguat (Reinforcing factors) adalah faktor-faktor yang

mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku berawal dari

adanya pengalaman seseorang serta didukung oleh faktor luar (lingkungan)

baik fisik maupun non fisik, kemudian dipersepsikan, diyakini, sehingga

menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak, yang pada akhirnya terjadilah

perwujudan niat yang berupa melakukan perilaku.

Gbr.l. Skema Perilaku

(Sumber : Modifikasi Lawrence Green dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2003)

E k stern a l a . P en ga lam an b . F as ilita s c . S o s io -b u d a ya

In ter n a l a . P ersep s i b . P en g e tah u an c . K e yak in an d . M o tiv as i e . N ia t f. S ik a p

R esp o n s P e rilak u

Page 9: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

C. Ibu Hamil

1. Pengertian Ibu Hamil

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok didalam masyarakat

yang paling mudah menderita gangguan kesehatan atau rawan kekurangan

gizi, sehingga pada masa kehamilan ibu hamil, memerlukan unsur-unsur

gizi lebih banyak dibandingkan dengan keadaan biasanya (Hall, 2000).

Selama kehamilan, ibu hamil akan mengalami proses fisiologis yaitu

keadaan kesehatan fisik dan mental sebelum dan selama hamil

berpengaruh terhadap keadaan janin dan waktu persalinan.

a. Diagnosa Kehamilan

Lamanya kehamilan mulai ovulasi sampai partus adalah kira-

kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).

Pada kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan matur (cukup

bulan), bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan

postmatur, sedangkan kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut

kehamilan prematur. Kehamilan yang ditinjau dari umur kehamilan

dibagi dalam tiga bagian, yaitu kehamilan trimester II (antara 12-28

minggu) sampai 40 minggu (Wiknjosastro, 1999).

b. Fisiologi Kehamilan

Kehamilan adalah periode khusus dimana kebutuhan akan

sebagian nutrisi meningkat selama masa tersebut. Penambahan berat

badan yang terjadi selama kehamilan disebabkan oleh peningkatan

ukuran jaringan reproduksi, adanya janin dalam kandungan dan

Page 10: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

cadangan lemak dalam tubuh ibu. Selama hamil, seorang ibu akan

bertambah beratnya sebanyak kurang lebih 12,5 kg (rentang 9-15 Kg),

dimana penambahan sebesar kurang lebih 9 kg diantaranya terjadi

dalam 20 minggu terakhir (Hadyanto, 2002). Penambahan berat badan

diatas merupakan bagian dari kehamilan yang normal, karena pada

kehamilan terjadi perubahan berganda dalam tubuh wanita hamil.

Perubahan terutama berhubungan dengan sistem peredaran darah dan

pembentukan kompoenen darah, kardiovaskuler, perencanaan,

jaringan lemak dan saluran genitalis (Nasoetion & Darwin, 1998).

2. Masa Kehamilan

Selama masa kehamilan normal hampir semua perempuan merasa

sama sehatnya dengan masa-masa di luar kehamilan, yang ditandai dengan

perubahan fisik dan karena berat badan bertambah dan perubahan mental

yamg ada di dalam perutnya terdapat kehidupan baru (Hall, 2000). Pada

masa kehamilan ibu hamil mengalami gejala-gejala fisiologis yang

disebabkan oleh pengaruh hormon kehamilan seperti gejala pening di pagi

hari yang diikuti gejala lain seperti lesu, perkembangan payudara,

pembesaran perut, bertambah cepatnya denyut nadi, perubahan pigmentasi

pada kulit dan wajah, puting payudara dan bagian tengah perut yang

berubah warnanya menjadi gelap, serta kejang pada kaki yang

kemungkinan disebabkan kekurangan kalsium dalam darah atau mungkin

oleh sirkulasi darah yang kurang lancar pada bagian kaki (Hall, 2000).

Page 11: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

Pada masa kehamilan, kantung peranakan berkembang untuk

menampung hasil pembuahan. Peningkatan volume sirkulasi darah

digunakan untuk memungkinkan terjadinya aliran CO2 dan sisa

metabolisme lainnya. Terjadinya pembesaran payudara dan penimbunan

lemak dipersiapkan untuk masa menyusui segera setelah melahirkan

(Winarno, 1990). Dengan adanya janin yang dikandung, fungsi dan kerja

tubuh ibu akan berubah. Jumlah cairan darah bertambah, sel-sel darah

tetap dan unsur-unsur darah berkurang. Hemoglobin dan albumin darah

menurun yang mengakibatnya terjadi kurang darah (Nadesul, 1997).

Kehamilan akan menyebabkan meningkatnya daya metabolisme

energi. Terjadi dua proses anabolik fundamental yang bebas satu sama

lain terjadi selama kehamilan. Ibu akan menjalani penyesuaian fisiologik

dan metabolik selama kehamilan. Seorang ibu yang sedang hamil akan

menjalani penyesuaian fisiologik dan metabolik selama kehamilan, yang

sebenarnya serasi dengan proses-proses anabolik yang terjadi pada janin

dan plasenta, yang dikatalisis oleh perubahan kelenjar-kelenjar endokrin

pada ibu hamil sehingga memperbesar ukuran uterus, payudara dan

volume cairan darah, cairan ketuban dan massa jaringan adipose

(Nasoetion & Darwin, 1998).

Dengan melihat gejala fisiologis yang ada, maka keadaan ibu hamil

pada awal kehamilan perlu diperhatikan karena akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan janin pada usia kehamilan selanjutnya. Menurut

Page 12: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

Moehji (2003), pada umumnya selama kehamilan ibu hamil

memiliki karakteristik pada tiap triwulan sebagai berikut:

a. Pada trimester pertama dari kehamilan, biasanya nafsu makan sangat

kurang, karena timbul rasa mual dan muntah, serta dari bentuk tubuh

yang semakin melebar, payudara yang semakin kencang. Kondisi

psikis ibu juga mengalami tingkat kepekaan yang sangat tinggi. Ibu

akan mudah marah atau akan merasa sangat sedih bila terjadi sesuatu.

b. Pada trimester kedua: kehamilan, metabolisme basal mulai meningkat,

berat badan juga mulai bertambah. Pada masa ini tingkat konsumsi

protein sangat diutamakan. Hal ini disebabkan terhadap perkembangan

janin sebagaimana telah protein memiliki pengaruh diselidiki kadar

protein sangat rendah, maka bayi yang akan dilahirkan kelak oleh

Burke bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi makanan dalam mungkin

juga lebih pendek dan lebih ringan dari normal. Adapun perubahan

fisik yaitu perut sudah mulai membuncit, orang sudah mulai tahu

bahwa ibu sedang hamil, serta kondisi emosi ibu sudah mulai stabil

(Moehji, 2003).

c. Pada trimester ketiga: metabolisme basal tetap mengalami kenaikan

dimana keadaan ini umumnya nafsu makan sangat baik. Selain itu,

kandungan pada timester ketiga menjadi besar, sehingga menyebabkan

lambung terdesak. Perubahan fisik misalnya perut ibu semakin

membesar. Keadaan janin juga semakin besar, dan ibu siap

Page 13: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

melahirkan. Kondisi emosi ibu kembali tidak stabil karena menanti masa

kelahiran (Moehji, 2003).

Menurut Arisman (2004), secara umum, terdapat kondisi yang

biasanya ada selama kehamilan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi zat gizi yaitu :

a. Pegal linu dan kaku

Kondisi ini biasanya terjadi pada malam hari yang diakibatkan

oleh pertumbuhan janin sekaligus perubahan hormonal. Selain itu,

keadaan ini juga disebabkan karena kadar Ca serum rendah, dan kadar

fosfat tinggi, sehingga sistem neuromuskuler mudah terangsang

(Arisman, 2004).

b. Sembelit

Keadaan ini dapat terjadi bila berkaitan dengan 6 kondisi ada di

dalam tubuh yaitu rahim yang semakin besar sehingga menekan kolon

dan rektum sehingga mengganggu ekskresi, adanya peningkatan kadar

progesteron sehingga merelaksasikan otot saluran cerna dan

menurunkan motilitas, tingkat konsumsi cairan tidak cukup, tingkat

konsumsi serat tidak cukup, kebiasaan defekasi yang buruk, jarang

berolah raga dan sering melewatkan satu waktu makan (terutama

sarapan) (Arisman, 2004).

c. Mual dan muntah

Rasa mual atau yang sering kita sebut sebagai morning sickness

dapat terjadi karena kadar progesteron diawal kehamilan meningkat

Page 14: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

sedangkan kadar gula darah dan pergerakan usus menurun. Hal itu

juga disebabkan karena produksi asam lambung dan pepsin menurun.

Keadaan ini biasanya terjadi pada trimester I kehamilan sehingga

tingkat konsumsi makanan atau zat gizi pada trimester ini menjadi

berkurang (Arisman, 2004).

d. Pica

Pica diartikan sebagai perilaku tidak umum yaitu mengkonsumsi

bahan bukan makanan, seperti kain, arang, dan lain-lain. Dampak dari

keadaan ini yaitu tingkat konsumsi zat gizi dari makanan berkurang

serta terjadi penyumbatan usus (Almatsier, 2001).

e. Perilaku kesehatan ibu pada masa hamil

Perilaku kesehatan perlu diperhatikan agar terhindar dari

komplikasi kehamilan. Dimana pengunaan fasilitas pelayanan untuk

pemeriksaan kesehatan selama kehamilan sangat diperlukan, apabila

pelayanan anternal yang tidak memenuhi standar minimal 5 T

(mengukur tinggi badan dan berat badan, tekanan darah tinggi fundus,

imunisasi Tetanus Toxoid, dan pemberian tablet tambah darah

minimal 90 tablet) bisa terjadi komplikasi pada kehamilan (Flourisa,

2006).

3. Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi,

karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama

kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk

Page 15: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ

kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga

kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat

menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna (Zulhaida Lubis, 2003).

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan

tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi

protein dan beberapa mineral seperti Zat Besi dan Kalsium. Kebutuhan

energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000

kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan

ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil

(Nasoetion, 1998). Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir

sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal, agar energi ini bisa

ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal,

yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan

menjadi energi yang bisa dimetabolisme (Nasoetion, 1998). Dengan

demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan

adalah 74.537 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil

penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan

lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal

(Nasoetion, 1998).

Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal.

Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus

meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester

Page 16: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume

darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak.

Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan

janin dan plasenta. Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi

selama hamil, maka WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150

Kkal sehari pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III

(Depkes, 1993).

Di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi

VI tahun 2004 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan.

Angka ini tentunya tidak termasuk penambahan akibat perubahan

temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan pertumbuhan. Patokan ini

berlaku bagi mereka yang tidak merubah kegiatan fisik selama hamil.

Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein juga

meningkat, bahkan mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah protein

yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925

gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin (Depkes,

2004).

Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3

bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak,

ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari

tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian. Kenaikan volume

darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan zat besi (Fe).

Page 17: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

Jumlah Fe pada yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia

akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg (Zulhaida Lubis,

2003).

Tabel 1

RATA –RATA AKG YANG DIANJURKAN PERORANG PERHARI

KHUSUS IBU HAMIL (WNPG, 2004)

GIZI Wanita tidak hamil (20-45 th)

BB (52-55) TB (154-156)

Ibu hamil

Energi (kal) 2200 + 180 (Trimester I) + 300 (Trimester II & III)

Protein (gr) 50 17 Vitamin A (RE) 500 300 Vitamin D (Ug) 5 5 Vitamin E (Mg) 15 15 Vitamin K (Mg) 55 55 Vitamin C (Mg) 75 0,3 Vitamin B12 (Mg) 2,4 0,3 Fosfor 600 4 Asam folat (Ug) 400 200 Yodium 150 50 Kalsium (Mg) 800 150 Besi (Mg) 26 600

+0 (trimester I) +9 (trimester II)

+ 13 (trimester III) Seng (Mg) Selenium

15 30

5 10

Sumber: WNPG VIII Tahun 2004 (Almatsier, 2001)

Selama kehamilan, ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih

1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu

sendiri. Berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi 2004,

seorang ibu hamil perlu tambahan zat Gizi rata-rata 20 mg perhari,

kebutuhan sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per

Page 18: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

a. Energi

Sebagai salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein,

lemak. Kebutuhan energi selama ibu hamil adalah untuk membentuk

atau membangun jarinagan baru (fetus, plasenta, uterus, cairan

amniotic, breast, peningkatan volume darah dan mensuplai jaringan

baru. Sumber energi dari karbohidrat misalnya beras, jagung, oeat,

serealia) sumber protein (daging, ikan, telur, susu), sumber lemak

(minyak, buah berlemak, biji berlemak).

b. Zat gizi mikro

Selama kehamilan, disamping zat gizi makro yaitu energi dan

protein, ibu juga membutuhkan tambahan zat gizi mikro seperti

diuraikan berikut:

c. Asam Folat

Kekurangan asam folat pada ibu hamil akan menyebabkan

resiko terjadi terjadinya cacat tabung syaraf (Neural Tube

Defects/NTD), berat bayi lahir rendah (BBLR) dan resiko lahirnya

premature. Sumber pangan yang banyak mengandung asam folat

adalah brokoli, jeruk, bayam, roti dan susu.

d. Vitamin A

Adanya pertumbuhan janin, berarti terjadi peningkatan

pertumbuhan dan pembelahan sel dalam tubuh ibu. Vitamin A dalam

bentuk retinoic acid mengatur pertumbuhan dan pembelahan sel

dalam jaringan. Namun demikian ibu tidak dianjurkan untuk

Page 19: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

mengkonsumsi suplementasi vitamin A selama hamil karena dosis

tinggi vitamin A akan memberikan efek teratogenik (keracunan).

Dengan mengkonsumsi buah-buahan, daging, unggas, ikan, telur,

sayuran berdauan hijau, akar dan umbi-umbian sehari-hari, akan

membantu ibu memenuhi kebutuhan vitaminnya.

e. Kalsium

Kalsium dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan tulang,

gigi, jantung yang sehat, saraf dan otot. Kekurangan kalsium akan

menyebabkan pertumbuhan tulang dan gigi jadi terhambat. Sumber

pangan yang banyak mengandung kalsium adalah susu, ikan, biji-

bijian sayuran hijau, kacang-kacangan.

f. Magnesium

Magnesium merupakan zat gizi lainnya yang berperan dalam

membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.

Kekurangan magnesium akan menyebabkan preeklamsia, bayi cacat

dan kematian bayi. Sumber pangan yang banyak mengandung

magnesium adalah sayur-sayuran, sumber makanan laut, ikan tawar

segar, kacang-kacangan daging.

g. Zat Besi

Kekurangan zat besi akan menghambat pembentukan

hemoglobin yang berakibat pada terhambatnya pembentukan sel

darah merah. Ibu hamil dan ibu menyusui merupakan kelompok

yang beresiko tinggi terhadap anemia yang disebabkan oleh

Page 20: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

kekurangan zat besi. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya

darah yang dikeluarkan selama masa persalinan. Sumber pangan

yang banyak mengandung zat besi adalah nabati kedelai, kacang-

kacangan, sayuran daun hijau dan rumput laut. Kendala dalam

mencukupi kebutuhan makanan yang bersumber zat besi (Fe) pada

ibu hamil dipengaruhi oleh kebiasaan makanan ibu hamil,

ketersediaan bahan makanan, daya beli yang rendah.

h. Iodium

Kekurangan iodium selama hamil akan berefek pada

keguguran, penyimpangan perkembangan otak janin, berat bayi lahir

rendah dan kretinisme. Di Indonesia kekurangan iodium dialami

oleh berbagai masyarakat lain, sehingga pemerintah telah

mencanangkan kebijakan tentang garam beryodium. Sumber pangan

yang banyak mengandung iodium adalah ikan, kerang dan rumput

laut.

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi

Tablet Besi(Fe) Pada Ibu Hamil

a. Umur

Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator

dalam kedewasaan dalam setiap pengambilan keputusan yang

mengacu pada setiap pengalamnnya. Karakteristik pada ibu hamil

berdasarkan umur sangat berpengaruh terhadap status berat badan ibu,

kepatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet Fe (zat besi), dimana

Page 21: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

semakin muda umur ibu hamil maka ketidaksiapan ibu dalam

menerima sebuah kehamilan, yang berdampak tiidak baik yang

berisiko terjadi gangguan selama kehamilan misalnya akan terjadi

anemia. Hal ini akan berdampak pada kejadian keguguran, kurang

gizi. Pada ibu yang hamil dengan keadaan seperti ini akan

mengakibatkan kondisi bayi yang dilahirkan akan tergangguan

misalnya terjadi bayi prematur atau berat bayi lahir rendah (BBLR)

(Nasoetion & Darwin, 1998).

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh. Dari

kepentingan keluarga pendidikan itu sendiri amat diperlukan

seseorang lebih tanggap adanya masalah defisiensi zat besi (Fe) pada

ibu hamil dan bisa mengambil tindakan secepatnya (Kodyat, 1993).

Tingkat rendahnya pendidikan erat kaitannya dengan tingkat

pengertian tentang zat besi (Fe) serta kesadarannya terhadap konsumsi

tablet zat besi (Fe) untuk ibu hamil. Tingkat pendidikan turut pula

menentukan rendah tidaknya seseorang menyerap dan memakai

pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang mereka peroleh. Keadaan

defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil sangat ditentukan oleh banyak

faktor antara lain tingkat pendidikan ibu hamil. Tingkat pendidikan

ibu hamil yang rendah mempengaruhi penerimaan informasi sehingga

pengetahuan tentang zat besi (Fe) menjadi terbatas dan berdampak

Page 22: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

pada terjadi defisiensi zat besi (Fe) (Suhardjo, Riyadi, 1990). Semakin

baik pendidikan ibu hamil, maka dalam menyerap informasi yang

diterima semakin baik khususnya tentang manfaat zat besi (Fe), hal ini

berdampak pada kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi zat besi

(Fe) karena ibu hamil mengetahui manfaat dari konsusmi zat besi (Fe)

bagi ibu hamil.

c. Pekerjaan

Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan

sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja saja nampak belum berperan

sebagai timbulnya suatu masalah pada ibu hamil, tetapi kondisi kerja

yang menonjol sebagai faktor yang mempengaruh konsumsi tablet zat

besi (Fe) pada ibu hamil (DepKes, 2002).

d. Pendapatan

Pendapatan biasanya berupa uang yang mempengaruhi daya beli

seseorang untuk membeli sesuatu. Pendapatan merupakan faktor yang

paling menentukan kuantitas maupun kualitas makanan sehingga ada

hubungan yang erat antara pendapatan dengan kepatuhan

mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) pada ibu hamil. Namun,

pendapatan yang meningkat tidak merupakan kondisi yang menunjang

bagi keadaan defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil yang memadai,

terutama dalam kasus dimana kepercayaan atau takhayul mengenai

jenis makanan dan praktek pengolahan masakan yang membawa

akibat merusak pada keadaan gizi (Berg, 1986). akibatnya dalam

Page 23: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

pemilihan makanan yang mengandung zat besi (Fe), tidak bisa di beli

atau dikonsumsi oleh ibu hamil.

e. Sikap (Attitude)

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau

obyek, baik yang bersifat intern maupun ekstern, sehingga

manifestasinya tidak dapat langsung dapat dilihat, tetapi hanya dapat

langsung ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap

merupakan reaksi yang tertutup, bukan reaksi terbuka atau tingkah

laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan seseorang untuk

bereaksi atau berespon terhadap objek atau stimulus. Sikap tidak dapat

langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Suatu sikap pada diri

individu belum tentu terwujud dalam suatu tindakan nyata, diperlukan

faktor pendukung dan fasilitas (Sunaryo, 2004).

Menurut Mar’at (1995), sikap terbagi 3 komponen yang

membentuk struktur sikap dan ketiganya saling menunjang, yaitu:

1) Komponen kognitif (komponen perceptual)

Berisi kepercayaan, yang berhubungan dengan hal-hal

tentang bagaimana individu mempersiapkan terhadap objek sikap,

Page 24: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

dengan apa yang dilihat dan diketahui (pengetahuan), pandangan,

keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi.

2) Komponen afektif (komponen emosional)

Kemampuan ini menunjuk pada dimensi emosional subjektif

individu atau evaluasi terhadap objek sikap, baik yang positif

maupun negatif.

3) Komponen konatif (komponen perilaku)

Komponen sikap yang berkaitan dengan predisposisi atau

kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya.

Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap yang

utuh. Pada penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Dimana dari ketiga

komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi menunjukkan manusia

yang merupakan suatu sistem kognitif, yang berarti bahwa yang

dipikirkan seseorang tidak akan terlepas dari perasaannya

(Mar’at,1995).

Pengetahuan dan perasaan merupakan bagian dari sikap yang

akan menghasilkan tingkah laku tertentu. Komponen afeksi yang

memiliki penilaian emosional yang dapat bersifat positif atau negatif.

Maka akan terjadi kecenderungan untuk bertingkah laku hati-hati.

Sikap terdiri atas berbagai tingkat, yaitu menerima (receiving),

memberi respon (responding), menghargai (valuing), bertanggung

jawab (responsible). Menerima (receiving) diartikan bahwa orang

Page 25: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

(subjek) mau, dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

Memberi respon (responding) diartikan memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan sebagai

indikasi dari sikap. Menghargai (valuing) berarti mengajak orang lain

untuk mengerjakan atau mendiskusikan denyan orang lain terhadap

suatu masalah. Bertanggung jawab (responsible) berarti bertanggung

jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Sunaryo (2004), ada 4 hal penting yang menjadi

determinan (faktor penentu) sikap individu yaitu:

1) Faktor fisiologis adalah Faktor yang penting: umur dan kesehatan

yang menentukan sikap individu.

2) Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap: pengalaman

langsung yang dialami individu terhadap objek sikap, berpengaruh

terhadap sikap individu terhadap objek sikap tersebut.

3) Faktor kerangka acuan : kerangka acuan yang tidak sesuai dengan

objek sikap, dan menimbulkan sikap yang negative terhadap objek

sikap tersebut

4) Faktor komunikasi social : Informasi yang diterima individu akan

dapat menyebabkan perubahan sikap pada individu tersebut.

Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dapat dipelajari dan

dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang

perkembangan individu dalam hubungan dengan objek. Faktor yang

Page 26: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

berasal dari dalam maupun dari luar individu, yang dapat

mempengaruhi pembentukan sikap individu. Faktor yang berasal dari

dalam individu antara lain umur, kesehatan, dan pengalaman langsung

dari individu. Sedangkan faktor dari luar individu antara lain

informasi, kerangka acuan. Kedua faktor tersebut dapat menjadi

penentu sikap individu terhadap objek atau stimulus.

Menurut Sunaryo (2004), faktor yang mempengaruhi

pembentukan dan pengubahan sikap, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor ini berasal dari dalam diri individu. Dimana individu

menerima, mengolah dan memilih segala sesuatu yang datang dari

luar, serta menentukan mana yang akan diterima dan mana yang

tidak. Faktor individu merupakan faktor penentu dalam

pembentukan sikap. Faktor intern ini menyangkut motif dan sikap

yang bekerja dalam diri individu pada saat sakit, serta yang

mengarahkan minat dan perhatian (faktor psikologis), juga

perasaan sakit, lapar dan haus (faktor fisiologis).

2) Faktor Eksternal

Faktor ini berasal dari luar individu, berupa stimulus untuk

membentuk dan mengubah sikap. Stimulus dapat bersifat

langsung, misal individu dengan individu atau dengan kelompok.

Dapat juga bersifat tidak langsung, yaitu melalui perantara, seperti

alat komunikasi dan media massa, misalnya pengalaman yang

Page 27: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

diperoleh individu, situasi yang dihadapi individu, norma

dalam masyarakat, hambatan, serta pendorong yang dihadapi

individu dalam masyarakat.

Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat

untuk itu, sehingga dapat dipelajari. Telah kita ketahui bahwa sikap

tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan

pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. Pada

manusia sebagai mahluk sosial, pembentukan sikap tidak lepas dari

pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain (eksternal). Faktor

yang berasal dari luar individu antara lain; pengalaman individu,

situasi yang dihadapi, norma dalam masyarakat, hambatan dan

pendorong yang dihadapi individu.

Manusia sebagai mahluk individual, sehingga apa yang datang

dari dalam dirinya (internal), akan mempengaruhi pembentukan sikap.

Faktor yang berasal dari dalam individu yaitu fisiologis, psikologis,

dan motif yang ada dalam diri individu. Sikap ini dapat bersifat

positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif

kecenderungan tindakan adalah mendukung atau memihak

(favorable), sedangkan dalam sikap negatif kecenderungan untuk tidak

mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada obyek tersebut

(Purwanto, 1999).

Suatu sikap yang kuat pada ibu hamil adalah sikap tertutup

mereka kepada orang lain, termasuk masalah kepatuhan dalam

Page 28: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

mengkonsumsi tablet besi (Fe). Hal ini timbul karena keinginan

mereka menentukan sikap, keinginan untuk menjadi independen serta

keinginan memecahkan persoalannya sendiri. Biasanya ibu hamil

lebih bersikap terbuka kepada kelompok sesama ibu hamil mengenai

persoalan yang berhubungan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet

besi (Fe) yang berhubungan dengan terjadinya anemia.

D. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap ibu hamil dan menimbulkan

suatu perilaku pada ibu hamil dalam mematuhi dalam mengkonsumsi tablet

zat besi (Fe) setiap harinya. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat besi

(Fe) yang tinggi dapat membentuk sikap positif terhadap kepatuhan dalam

mengkonsumsi tablet zat besi (Fe). Tanpa adanya pengetahuan tentang zat

besi (Fe), maka ibu sulit menanamkan kebiasaan dalam mengunakan bahan

makanan sumber zat besi yang penting bagi kesehatan (Soekirman, 1990).

Pengetahuan tentang zat besi (Fe) akan berdampak pada sikap terhadap

pangan yang akan terlihat dari praktek dalam penyediaan makanan sumber zat

besi (Fe) yaitu kemampuan untuk menerapkan informasi yang dimiliki dalam

kehidupan sehari-harinya. Pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) yang

baik diharapkan dapat menerapkan, khususnya dalam pemilihan bahan

makanan sumber zat besi (Fe) (Soekirman, 1990).

Kurangnya pengetahuan sering dijumpai sebagai faktor yang penting

dalam masalah defisiensi zat besi (Fe). Hal ini dapat terjadi karena masyarakat

Page 29: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

kurang mampu dalam menerapkan informasi tentang zat besi (Fe) dalam

kehidupan sehari-hari (Khumaidi, 1994). Semakin tinggi pengetahuan ibu

hamil tentang zat besi (Fe) maka akan semakin patuh dalam mengkonsumsi

tablet zat besi (Fe). ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang

rendah akan berperilaku kurang patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi

(Fe) serta dalam pemilihan makanan sumber zat besi (Fe) juga rendah.

Sebaliknya ibu hamil yang memiliki pengetahuan tentang zat besi (Fe) yang

baik, maka cenderung lebih banyak menggunakan pertimbangan rasional dan

semakin patuh dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) (Sediaoetama, 1999).

E Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Zat Besi (Fe)

Dengan Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi (Fe).

Terjadinya defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil disebabkan karena

kenaikan kebutuhan zat besi (Fe) pada saat hamil yang tinggi, hal ini dapat

menyebabkan anemia zat besi (Fe) yang bersumber pada pola konsumsi

makanan berupa energi, zat besi (Fe) dan vitamin C yang rendah. Pola menu

dengan zat besi (Fe) yang rendah sebagai penyebab utama dalam bahan

makanan yang prevalensinya masih tinggi yang diperberat dengan keadaan

defisiennsi zat besi (Fe). Hal ini juga dipengaruhi oleh karakteristik ibu hamil

yang dapat mempengaruhi kepatuhan dalam mengkonsumsi dtablet bei (Fe),

dimana kurangnya daya beli makanan sumber zat besi (Fe) yang rendah,

kesibukan karena pekerjaan ibu hamil serta kurangnya pengetahuan tentang

zat besi (Fe) dari ibu hamil yang masih rendah yang menyebabkan kesadaran

untuk mengkonsumsi tablet besi (Fe) menjadi kurang.

Page 30: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

Rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang zat besi (Fe) dan

karakteristik ibu hamil sangat mempengaruhi dalam hal kepatuhan ibu hamil

dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) sehari-harinya, salah satunya adalah

pengetahuan tentang sumber makanan zat besi (Fe) dan pola makan yang

salah sebagai salah satu penyebab terjadinya defisiensi zat besi (Fe),

sebaliknya apabila seorang ibu mengetahui pengetahuan tentang manfaat zat

besi (Fe), maka pola makan akan diatur (Iptek, 2006), Hal ini dipengaruhi

kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pola makan yang benar untuk ibu

hamil khususnya macam-macam makanan yang bersumber zat besi (Fe),

sehingga dapat menimbulkan terjadinya anemia pada saat kehamilannya.

Penangganan anemia dengan pemberian suplemen tablet zat besi (Fe)

yang merupakan suatu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kadar zat

besi (Fe) dalam jangka waktu yang pendek pada ibu hamil. Penanggulangan

anemia defisiensi zat besi (Fe) pada ibu hamil dengan memberikan tablet zat

besi folat (mengandung 60 mg elemental besi dan 250 ug asam folat) setiap

hari satu tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan. Hal ini

dilakukan karena asupan sumber zat besi (Fe) pada ibu hamil masih kurang

yang memepengaruhi kadaer Hemoglobin yang rendah, maka dilakukan

pemberian suplemen tablet besi (Fe), yang dibagikan pada waktu

memeriksakan kehamilan, dimana suplemen tablet zat besi (Fe) ini merupakan

salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kadar zat besi (Fe)

dalam jangka pendek. Suplementasi ditujukan pada golongan yang rawan

Page 31: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

mengalami defisiensi zat besi (Fe) seperti ibu hamil, yang dilakukan secara

gratis pada ibu hamil melalui Puskesmas dam Posyandu (BPS, 1994).

Dari uraian diatas dalam mengurangi adanya anemia pada ibu hamil,

maka perlu upaya untuk menurunkan angka kejadian defisiensi zat besi (Fe)

sebagai akibat dari kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) yang

kurang perlu kegiatan dalam meningkatkan kepatuhan dalam mengkonsumsi

tablet zat besi (Fe) dengan cara melakukan yang meliputi penyuluhan dan

konseling tentang pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) pada ibu

hamil, pencegahan anemia, melakukan deteksi ibu hamil dengan pemeriksaan

Hb dan pemberian tablet zat besi (Tablet Fe), serta yang dapat menurunkan

angka kejadian anemia dalam kegiatan pelayanan kesehatan misal program

Posyandu.

Page 32: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

F. Kerangka Teori

Gambar 2.Kerangka Teori

Sumber: Lawrence Green (1988) dalam Notoatmodjo, 2003

G. Kerangka Konsep

Gambar 3.Kerangka Konsep

Faktor Prediposisi (Predissposing F aktor ) K arakteristik Ibu :

- U m ur - Pendidikan - Pekerjaan - Pendapatan - T ingkat Pengetahuan

Faktor yang m em ungkinkan (Enabling Faktor) - Faktor jarak - Sarana penunjang

Faktor-faktor yang m em perkuat (R einforcing F aktor ) S ikap dan perilaku petugas

kesehatan/kader

Perilaku (K epatuhan D alam M engkonsum si T ablet B esi (Fe)

K arakteristik Ibu H am il 1. U m ur 2. Pendidikan 3. Pekerjaan 4. Pendapatan

T in gk at Pen g etah u an Ib u ham il tentang zat besi

(Fe)

K epatuhan D alam M engkonsum si

Tablet Zat B esi (Fe).

Page 33: BAB II PENDAHULUAN A. Kepatuhan Dalam Mengkonsumsi …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/4/jtptunimus-gdl-s1-2008-muhammad... · Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan

H. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen: Karakteristik ibu hamil yang meliputi umur,

pendidikan pekerjaan, pendapatan dan tingkat pengetahuan ibu hamil

tentang zat besi (Fe) di Desa sowan lor Wilayah Kerja Puskesmas Kedung

I Kabupaten Jepara.

2. Variabel Dependen: Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe).

I. Hipotesis

Ha: Ada hubungan antara karakteristik ibu hamil yang meliputi umur,

pendidikan pekerjaan, pendapatan, pengetahuan tentang zat besi (Fe)

dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).

Ho: Tidak ada hubungan antara karakteristik ibu hamil yang meliputi umur,

pendidikan pekerjaan, pendapata, pengetahuan tentang zat besi (Fe)

dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi (Fe).