56
7 BAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu alat atau kajian yang digunakan yaitu kajian teori-teori dari disiplin ilmu yang relevan. Berikut road mapping dari landasan atau kajian teori yang digunakan pada penelitian ini : Bagan 2.1 Road mapping kajian teori penelitian Pembelajaran Gitar Akustik di Sekolah Musik Musicaisha Kota Tasikmalaya. (Sumber : Cecep Saepul Anwar 2019) Pembelajaran seni Pembelajaran Musik Pembelajaran Gitar Pembelajaran gitar akustik Pedagogik Musikologi Pedagogik - - www.lib.umtas.ac.id Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya - -

BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

  • Upload
    others

  • View
    27

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu alat atau kajian yang

digunakan yaitu kajian teori-teori dari disiplin ilmu yang relevan. Berikut road

mapping dari landasan atau kajian teori yang digunakan pada penelitian ini :

Bagan 2.1 Road mapping kajian teori penelitian Pembelajaran Gitar Akustik di

Sekolah Musik Musicaisha Kota Tasikmalaya.

(Sumber : Cecep Saepul Anwar 2019)

Pembelajaran seni

Pembelajaran Musik

Pembelajaran Gitar

Pembelajaran gitar akustik

Pedagogik

Musikologi

Pedagogik

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

8

A. Kajian Teori

1. Analisis

Analisis merupakan penguraian dari keseluruhan sesuatu hal secara

mendetail. Hal ini sesuai dengan pendapat Komaruddin (2001:53), bahwa analisis

adalah aktifitas berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen-

komponen kecil sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen, hubungan

masing-masing komponen dan fungsi setiap komponen dalam satu keseluruhan

yang terpadu.

2. Pembelajaran

a. Konseptual pembelajaran

Pembelajaran merupakan perangkat penting yang dapat menunjang

keberhasilan tujuan pendidikan. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika

pembelajaran dilaksanakan dengan pengajaran yang tepat. Pembelajaran dapat

diartikan sebagai proses komunikatif dan interaktif antara sumber belajar, guru,

dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran itu sendiri merupakan

pembahasan pengetahuan dari proses belajar mengajar, sedangkan yang menerima

ilmu disebut sebagai pembelajar.

Menurut Sardiman (2004:125), pembelajaran adalah hubungan interaksi guru

dan murid dalam belajar mengajar. Pernyataan tersebut sebagai penafsiran

pemaknaan konsep pembelajaran dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa, pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

9

Seorang pendidik saat memeberikan pembelajaran harus mencapai suatu

objektif yang meliputi pengetahuan (aspek kognitif). Dapat mempengaruhi

perubahan sikap (aspek afektif). Serta keterampilan (aspek psikomotor) peserta

didik. Sutikno (2009:28) mengemukakan bahwa, pembelajaran adalah segala

upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi progres belajar pada peserta

didik.

Sehubungan dengan pernyataan diatas menurut Poerwadarminta dalam

kamus Bahasa Indonesia (2003:17) diungkapkan pembelajaran adalah proses, cara

menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Belajar adalah suatu aktivitas

manusia yang tidak pernah berhenti dilakukan sampai akhir hayat. Manusia harus

terus belajar untuk memenuhikebutuhan hidupnya yang tiap waktu selalu berubah.

Dengan belajar, manusia bisa mengembangkan potensi yang dimiliki . Kebutuhan

akan belajar manusia tidak akan berhenti selama manusia ada dimuka bumi ini.

Hal itu disebabkan dunia dan isinya termasuk manusia yang selalu akan

mengalami perubahan.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar, dapat dirumuskan bahwa belajar

adalah proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara berjenjang yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Berkaitan dengan hal

tersebut di atas, ada beberapa orang yang dituntut mampu mengkoordinasi proses

belajar, salah satunya ialah guru. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh guru

dalam mengkoordinasi proses belajar disebut pembelajaran. Pembelajaran lebih

dari sekedar pengajaran, yaitu guru dan murid sama-sama belajar.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

10

b. Komponen-komponen pembelajaran

Komponen-komponen utama dalam pembelajaran seni terdiri dari tujuan,

bahan, metode, media dan evaluasi yang dalam pelakasanaannya menjadi suatu

kegiatan sistemik, karena anatara satu komponen dengan komponen yang lainnya

merupakan suatu kesatuan yang utuh, saling keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan.

Gambar 2.1 Pemetaan Komponen pembelajaran seni yang diadaptasi dari

Budiwati dan Milyartini (2011)

(Sumber : Komalasari, 2011:23)

Pemetaan Komponen pembelajaran seni tersebut diawali dengan aspek

kompetensi sebagai masukan, kemudian dilakukan proses pembelajaran yang

menerapkan kelima komponen-komponen pembelajaran seni dan diakhiri dengan

output sebagai keluaran kompetensi yang dihasilkan oleh peserta didik (afektif,

psikomotorik, kognitif).

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sutikno (2009:35-40) yang

mengemukakan bahwa, komponen-komponen pembelajaran terbagi menjadi

tujuh aspek yaitu : tujuan, materi, metode, kegiatan, media, sumber belajar dan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

11

evaluasi pembelajaran. Penjelasan masing-masing komponen pembelajaran

tersebut dirinci sebagai berikut :

1) Tujuan pembelajaran

Pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang

diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata

lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari

pelaksanaan pembelajaran. Menurut Sudjana (2000:35), kemampuan-kemampuan

tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan

(psikomotor). Penguasaan kemampuan tersebut tidak lain adalah hasil belajar

yang diinginkan.

Tujuan pembelajaran itu harus memenuhi kriteria yang ditentukan, seperti

yang diungkapkan oleh Hamalik (2010:77), bahwa suatu tujuan pembelajaran

seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya dalam

situasi bermain peran;

b) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan

dapat diamati;

c) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya

pada peta pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada

sekurang-kurangnya tiga gunung utama.

Pada penjelasan di atas, dengan tujuan pembelajaran dapat mengetahui

kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa, sebagaimana dikemukakan

oleh Sutikno (2009:80), bahwa tujuan pembelajaran adalah kemampuan-

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

12

kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman

belajar.

2) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat

perhatian oleh guru. Materi pembelajaran merupakan media untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang di “konsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi

pelajaran harus berdasarkan tujuan yang akan dicapai, misalnya berupa

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman lainnya.

Berdasarkan konsep yang diungkap Budiwati, materi pembelajaran

merupakan salah satu komponen utama yang dapat menjadi penentu di dalam

pencapaian suatu keberhasilan tujuan pembelajaran seni musik. Materi pelajaran

yang diterima siswa harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi

setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Sebagaimana yang

diungkapkan Sudjana (2000:37) menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, diantaranya:

a) Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.

b) Materi pelajaran yang ditulis dalam perencanaan pembelajaran terbatas pada

konsep saja, atau berbentuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci.

c) Menetapkan materi pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.

d) Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan.

e) Materi pelajaran disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari

yang mudah menuju yang sulit, dari yang konkrit menuju yang abstrak.

Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

13

f) Sifat materi pelajaran, ada yang faktual dan ada yang konseptual.

Begitu pula hal yang terjadi dalam pembelajaran seni musik, dalam penentuan

materi agar diusahakan merujuk pada hal-hal yang dikutip di atas. Salah satu

materi yang diberikan dalam pembelajaran musik adalah pembelajaran instrumen

(bermain alat musik).

3) Metode pembelajaran

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh guru

dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Budiwati dan Milyartini (2011:79) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran

adalah salah satu komponen utama yang memegang peranan penting dalam proses

belajar mengajar, bahkan metode ini dapat merupakan titik sentral dalam belajar

mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau pelatih seni.

Metode bersifat prosedural, maksudnya penerapan dalam pembelajaran

dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap yang dimulai

dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar

mengajar, dan penilaian hasil belajar. Metode yang berhubungan dengan

pembelajaran gitar akustik adalah sebagai berikut :

a) Metode ceramah

Metode pengajaran ini terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat

dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang

menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan

mendongeng. Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

14

mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kekurangannya

yaitu siswa cenderung pasif dan mudah membuat bosan. Sedangkan

kelebihannnya, guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik dan dapat

menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain.

b) Metode Tanya Jawab

Dalam metode tanya jawab, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan

siswa menjawabnya, atau sebaliknya siswa bertanya guru menjelaskan. Dalam

proses tanya jawab, terjadilah interaksi dua arah. Dengan metode tanya jawab

tidak hanya terjadi interaksi dua arah tetapi juga banyak arah. Ketika anak

menanyakan tentang bilangan prima, sebagai misal, guru yang demokratis tidak

akan menjelaskan sampai tuntas tentang apa itu definisi bilangan prima, dan

kemudian memberikan contoh bilangan prima. Dari pertanyaan ini akan muncul

beberap orang yang akan berinteraksi di dalam pertanyaan tersebut. Dalam

penggunaan metode mengajar di dalam kelas, tidak hanya guru saja yang

berbicara seperti halnya dengan metode ceramah. melainkan mencakup

pertanyaan pertanyaan dan penyumbang ide-ide dari pihak siswa, yaitu 5W+1H.

c) Metode Diskusi

Dalam pembelajaran dengan metode diskusi ini makin lebih memberi peluang

pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih

menjadi kendali utama. Diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu :

diskusi kelompok kecil (small group discussion) dengan kegiatan kelompok kecil

dan diskusi kelas, yang melibatkan semua siswa di dalam kelas, baik dipimpin

langsung oleh gurunya atau dilaksanakan oleh seorang atau beberapa pemimpin

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

15

diskusi yang dipilih langsung oleh siswa dengan tujuan untuk memberikan

motivasi kepada siswa agar dapat berkomunikasi secara lisan, memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan informasi

yang telah dimiliki dan mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan

tenggang rasa terhadap keragaman pendapat orang lain, dalam rangka

mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.

d) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan suatu cara penyampaian materi dengan

memperagakan suatu proses atau kegiatan. Metode ini sangat efektif diterapkan

untuk menunjukkan proses suatu kegiatan. Metode ini bisanya digabungkan

dengan metodeh ceramah dan tanya.

e) Metode drill/latihan

Metode drill/latihan merupakan metode mengajar dimana siswa

melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki ketegasan atau keterampilan

yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Metode mengajar dengan latihan

ini biasanya digunkan untuk tujuan agar siswa :

(1) Memiliki keterampilan motorik/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis,

mempergunakan alat-alat dalam olah raga atau yang lainnya.

(2) Dalam mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,

menjumlahkan, mengurangi dan lain-lainya

(3) Membentuk siswa memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu

keadaan dengan keadaan yang lain, seperti mnghubungkan hubungan sebab

akibat hujan dengan banjir dan lain-lain.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

16

Dalam strategi pembelajaran, metode drill dapat digunakan untuk mendukung

keberhasilan pembelajaran karena metode drill akan memberikan keterampilan

tertentu secara nyata melalui latihan yang dilakukan, dibandingkan melalui

penuturan (verbalisme)

4) Kegiatan pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajran, terdapat berbagai model pembelajaran yang

bisa digunakan sebagai alternatif untuk melaksanakan interaksi dan komunikasi

anatara guru dan siswa sebagai medianya. Oleh karena itu interaksi dan

komunikasi dikatakan maksimal bila terjadi hubungan anatara guru dengan semua

siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi

pelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan dirinya sendiri. Namun

tetap dalam kerangka mencapapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

5) Strategi pembelajaran

Menurut Hatimah (2014:16-17), bahwa strategi itu merupakan cara penetapan

keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan belajar, termasuk

dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penilaian

proses serta hasil pembelajaran. Strategi dalam pembelajaran dapat ditinjau dari

segi ilmu, seni dan/atau keterampilan yang digunakan peserta didik dalam upaya

membantu peserta didik, sehingga peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran

secara efektif dan efesien.

Menurut J R David dalam Wina (2008:18) menyebutkan bahwa dalam

strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Dengan demikian, bahwa

pada dasarnya strategi pembelajaran bersifat konseptual terkait keputusan yang

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

17

akan di ambil dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa strategi pembelajaran sebagai perencanaan yang berisi

rangkaian kegiatan belajar termasuk penggunaan metode, materi, peserta didik,

bahan ajar maupun waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan prosedur yang direncanakan

oleh guru dan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk dapat

memberikan kemudahan pada peserta didik sehingga tercapai tujuan yang telah

ditetapkan. Untuk menerapkan suatu metode pembelajaran diperlukan strategi

agar metode itu benar-benar efektif.

Penggunaan strategi yang tepat oleh guru dapat memperbesar minat belajar

peserta didik dan karenanya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Dengan demikian, strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari

guru melaksanakan pengajaran melalui metode tertentu yang di nilai lebih efektif

dan lebih efesien. Dengan kata lain, strategi mengajar adalah taktik yang

digunakan guru dalam melaksanakan praktek mengajar secara sistematis

(langkah-langkah yang dilakukan guru terorganisir).

6) Media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab

medoe yang artinya perantara antara pengantar pesan dari pengirim ke penerima

pesan. Menurut Hamidjojo dan Latuheru (dalam Arsyad 2011:4) mengemukakan

bahwa, media sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

18

menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, pendapat sehingga ide, gagasan atau

pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju.

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Menurut Komalasari (2013:233), media berfungsi membantu siswa

dan pengajar dalam menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif.

Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa dan

karakteristik materi yang diajarkan dapat membantu pencapaian tujuan

pembelajaran secara efektif. Dengan demikian, proses pembelajaran ataupun

hasilnya menjadi lebih berkualitas, karena tujuan pembelajaran tercapai dengan

baik.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik

sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri peserta didik.

a) Kedudukan media dalam sistem pembelajaran

Menurut Komalasari (2011:31), sistem adalah suatu totalitas yang terdiri

sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi

satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikaitkan sebagai suatu sistem karena di

dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari komponen yang saling berkaitan dan

saling mempengaruhi.

Kedudukan media sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran

menempati posisi yang sangat penting dalam menyampaikan pesan atau informasi

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

19

terkait materi pembelajaran kepada peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran

sebagai proses komunikasi dapat berlangsung secara optimal.

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran akan sangat membantu

proses penyampaian informasi yang tertuang dalam materi dan disampaikan

melalui suatu metode, sehingga hasil akhir atau kegiatan evaluasi dari kegiatan

pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang

diharapkan. Dengan demikian, proses pembelajaran sebagai suatu sistem yang

terdiri dari berbagai komponen didalamnya akan berjalan secara optimal.

b) Fungsi dan manfaat media pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai (2013:2), manfaat media pembelajaran dalam

suatu proses belajar antara lain :

(1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

(2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami

oleh para peserta didik dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan

pengajaran lebih baik.

(3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga.

(4) Peserta didik lebih aktif dalam kegiatan belajar, seperti mengamati atau

melakukan demonstrasi.

c) Macam-macam media pembelajaran

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

20

Menurut Heinich dan molenda (dalam Komalasari 2011:63), media

pembelajaran terbagi menjadi enam macam yaitu :

(1) Teks

Teks merupakan elemen dasar untuk menyampaikan informasi yang

mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik

penyampaian informasi.

(2) Media audio

Audio merupakan suatu media yang mampu membantu dalam menyampaikan

materi lebih berkesan dan membantu meningkatkan daya tarik materi tersebut.

Adapun yang termasuk media audio diantaranya yaitu suara latar, musik, rekaman

suara dan lainnya.

(3) Media visual

Media visual merupakan media yang dapat memberikan rangsangan-

rangsangan visual seperti gambar, foto, sketsa, diagram, bahan, grafik, kartun,

poster, papan bulletin dan lain sebagainya.

(4) Media proyeksi gerak

Beberapa media yang termasuk ke dalam kelompok media ini diantaranya

yaitu film gerak, program TV, video kaset (CD, VCD, dan DVD).

(5) Benda-benda tiruan

Media ini untuk mengatasi keterbatasan, baik objek maupun situasi sehingga

proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Adapun yang termasuk ke dalam

kelompok media ini yaitu seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh

dan diraba oleh peserta didik.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

21

(6) Manusia

Termasuk didalamnya guru, peserta didik dan pakar/ahli di bidang atau materi

tertentu.

Menurut Anderson (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007:26), media

pembelajaran dapat dikelompokan menjadi sepuluh golongan seperti dalam tabel

berikut ini :

Tabel 2.1 Klasifikasi media menurut Anderson

(Sumber : Solihatin dan Raharjo, 2007:26)

No Golongan media Contoh media

1. Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon

2. Cetak

Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet dan

gambar

3. Audio cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4. Proyeksi visual diam

Overhead Tranparancy (OHP), film bingkai

(slide)

5. Proyeksi audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara

6. Visual gerak Film bisu

7. Audio visual gerak Film gerak bersuara, video, TV

8. Objek fisik Benda nyata, model, specimen

9. Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran

10. Komputer

CAI (Pembelajaran Berbantuan Komputer),

CBI (Pembelajaran Berbasis Komputer)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

22

d) Prinsip-prinsip dan penggunaan media pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai (2013:4), dalam memilih media untuk

kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai

berikut:

(1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran

(2) Dukungan terhadap isi bahan pengajaran

(3) Kemudahan memperoleh media

(4) Keterampilan guru dalam menggunakannya

(5) Tersedia waktu untuk menggunakannya

(6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa

7) Sumber belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tepat

dimana bahan pengajaran terhadap atau asal untuk belajar seseorang. Dengan

demikian, sumber itu merupakan bahan atau materi untuk menabah ilmu

pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi sipelajar.menurut Nasution

(2007:39) sumber belajar berasal dari masyarakat dan kebudayaan, pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan siswa.

Sumber belajar itu banyak jenisnya. AECT (Associaton for Education

Corporation and Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi enam,

yaitu :

a) Pesan (message), adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan yang

dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem persekolahan,

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

23

pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada seluruh

peserta didik.

b) Orang (people), adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan,

pengolah, dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, tutor, pustakawan,

laboran, instruktur,, peserta didik, tokoh masyarakat dan sebagainya.

c) Bahan (materials/software), dalah perangkat lunak yang mengandung pesan-

pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu

ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya buku teks, modul,transparansi

(OHT), slide, film, audio, video, modul, buku, majalah dan sebagainya.

d) Alat (devices/hardware), adalah perangkat keras yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya OHP,

proyektor slide, tape recorder, video, komputer, proyektor film, dan

sebagainya.

e) Teknik (technique), adalah prosedur atau langkah-langkah tertentuyang

disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang yang

menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum,

pembelajaran mandiri, tutorial tatap muka dan sebagainya.

f) Lingkungan (setting) adalah situasi disekitar terjadinya proses pembelajaran

tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran. Lingkungan dibedakan

menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik.

Lingkungan fisik contohnya gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium,

aula, bengkel, dan lain-lain.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

24

8) Evaluasi

Menurut Sudirman N, Arifin dan Fathoni (1991:251) mengungkapkan bahwa

dalam evaluasi pembelajaran, tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah:

a) Mengambil keputusan tentang hasil belajar.

b) Memahami siswa,

c) Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

Selanjutnya, mengatakan bahwa pengambilan keputusan tentang hasil belajar

merupakan suatu keharusan bagi seorang guru agar dapat mengetahui berhasil

tidaknya siswa dalam proses pembelajaran. Ketidakberhasilan proses

pembelajaran itu disebabkan antara lain sebagai berikut:

a) Kemampuan siswa yang rendah.

b) Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak.

c) Jumlah bahan pelajaran terlalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu

yang diberikan.

d) Komponen proses belajar dan mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan oleh guru itu sendiri.

c. Langkah-langkah pembelajaran

Dalam melaksanakan pembelajaran tentunya harus dipikirkan langkah-

langkah pembelajaran yang baik dan sistematis sehingga tujuan pembelajran dapat

tercapai. Johari (2013:55-56) mengungkapkan dalam langkah-langkah

pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,

kegiatan akhir. Berikut masing-masing penjelasannya :

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

25

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa

dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal

dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam

mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas- batas

tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukan hubungan anatar

pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang

dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran adalah sebagai

berikut :

a) Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa

Pada saat siswa memasuki pelajaran, pikiran siswa masih terkait dengan

pelajaran sebelumnya atau dengan kegiatan-kegiatan yang dialami sebelumnya.

Agar pikaran siswa terfokus pada apa yang akan dibahas dalam pembelajaran,

guru perlu menyiasatinya untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan

motivasi siswa pada pelajaran yanga akan dilakukan.

Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu

dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap

pembelajaran, siswa perlu difokuskan perhatian pada materi yang akan dibahas.

Untuk itu, guru hendaknya melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian

siswa. misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan,

menunjukan gambar atau alat peraga. Pengajuan atau alat peraga yang menarik

perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. dengan tumbuhnya motivasi

belajar pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

26

b) Memberikan acuan

Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan

sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran

umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh

selama pembelajaran berlangsung.

2) Kegiatan Inti

Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi

dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena

pada hakikatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan pengaplikasian strategi dan

pendekatan belajar. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi dari pertemuan

tersebut sesuai dengan metode yang digunakan.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup dari pertemuan. Pada kegiatan

ibi, guru dan siswa menyimpulkan hasil dari materi pada pertemuan tersebut dan

guru mengevaluasi serta menilai dari masing-masing siswa. Kemudian, guru

memberikan tugas lalu menghentikan kegiatan pembelajaran dan berdo’a.

3. Pembelajaran Gitar Akustik

Pembelajaran musik khususnya gitar akustik, materi pembelajaran bukanlah

hal yang mudah untuk diberikan kepada peserta didik. Guru sebagai pengajar

diharapkan bisa merancang pembelajaran, sehingga memberi kesempatan yang

luas kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran baik

mandiri maupun bersama-sama. Menurut Depdiknas (2011:7), bahwa pendidikan

seni meliputi semua bentuk tentang aktifitas dan cita rasa. Berdasarkan hasil

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

27

wawancara dengan Andri Dinuth pada tanggal 30 November 2019, pembelajaran

gitar akustik terbagi menjadi beberapa komponen, diantaranya yaitu :

a. Kurikulum

Secara umum kurikulum pembelajaran gitar akustik di sekolah-sekolah musik

sama saja, yaitu dibagi menjadi beberapa tingkatan (grade). Untuk melangkah

dari grade satu ke grade selanjutnya atau yang lebih tinggi biasanya dilakukan

ujian yang materinya sudah dipelajari di grade sebelumnya.

b. Media

Dalam pembelajaran gitar akustik media yang digunakan yaitu gitar akustik,

buku panduan atau partitur tergantung grade pencapaian peserta didik.

c. Metode

Metode yang digunakan dalam pembelajaran gitar akustik adalah metode

drill, metode demonstrasi, metode latihan dan metode ceramah.

d. Materi

Materi awal dalam pembelajaran gitar akustik biasanya pengenalan tentang

gitar akustik, setelah itu mempelajari teknik-teknik dan scale bermain gitar

akustik, hal tersebut dapat diterapkan pada sebuah lagu.

e. Guru dan peserta didik

Guru sebagai pengajar atau instruktur dan peserta didik sebagai subjek yang

belajar. Bakat dan minat peserta didik sangat berpengaruh dalam proses

pembelajaran.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

28

f. Evaluasi

Evaluasi dalam pembelajaran gitar akustik biasanya dilakukan oleh instruktur

gitar akustik disekolah musik itu sendiri dan materinya sudah dipelajari

sebelumnya.

Proses pembelajaran gitar akustik secara umum biasanya menggunakan

sistem privat, dimana setiap peserta didik diajarkan langsung oleh instruktur di

sekolah musik tersebut. Secara umum, proses pembelajarannya terbagi menjadi

tiga tahap yaitu tahap awal, tahap isi dan tahap akhir. materi yang diajarkan lebih

cenderung membahas tentang permainan gitar akustik. Waktu yang yang

digunakan untuk pembelajaran gitar akustik biasanya 1 jam untuk satu kali

pertemuan. Faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran gitar akustik yaitu

faktor internal (bakat dan minat peserta didik dalam bermain musik khususnya

gitar akustik, motivasi dari diri peserta didik) dan faktor eksternal (sarana

prasarana dalam pembelajaran gitar akustik, kualitas guru dalam mengajar).

Pembelajaran gitar akustik perlu memperhatikan beberapa tahapan

pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Berikut tahapan-tahapan

pembelajaran gitar akustik :

a. Tahapan Dasar

Pada tahapan ini, peserta didik minimal harus memiliki pengetahuan akor

dasar seperti C, Dm, Em, G, Am. Pelajari cara menggunakan gitar dan

kegunaannya, setelah itu memainkan gitar dan padukan akor sehingga membentuk

sebuah progresi akor yang enak didengar.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

29

b. Tahapan Menengah

Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap dasar, jadi peserta didik harus

menambah pengetahuan seputar akor. memainkan akor lain seperti D, A, B serta

memainkan kurs (#) dan mol (b). Peserta didik juga memperhatikan peletakan jari

kanan dan kiri, hal ini berkaitan dengan bagaimana menekan akor dan petikan

senar gitar. Selanjutnya peserta didik mempelajari pola dan skala dasar mulai dari

major scale dan minor scale.

c. Tahapan Mahir

Pada tingkat ini, terbagi menjadi dua kelompok yaitu teori dan teknik bermain

gitar akustik. Keduanya saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Dalam tahap ini

peserta didik mempelajari teori dan teknik atau cara bermain gitar akustik.

Selain akor dan teknik bermain gitar akustik, pada sekolah-sekolah musik

mengajarkan teori membaca dalam dunia musik dikenal dalam istilah “not” untuk

menunjukan tinggi rendahnya nada, sehingga nada atau lagu akan terdengar

harmonis. Notasi ada yang berupa notasi balok, adapula yang berupa notasi angka.

Notasi angka lebih mudah di pahami untuk seorang pemula, sedangkan notasi

balok biasanya digunakan untuk seniman atau orang-orang yang mahir. Namun,

untuk pembelajaran tidak ada salahnya apabila mengenal atau bahkan

memperdalam notasi balok untuk pemula.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

30

Gambar 2.2 Contoh notasi angka pada lagu

(Sumber : google.com)

Keterangan :

Angka 1 dibaca do

Angka 2 dibaca re

Angka 3 dibaca mi

Angka 4 dibaca fa

Angka 5 dibaca sol

Angka 6 dibaca la

Angka 7 dibaca si

Angka i dibaca do tinggi (oktav selanjutnya)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

31

Gambar 2.3 Contoh notasi balok pada lagu

(Sumber : google.com)

4. Aspek Musikalitas

Jamalus (1988:7-38) mengungkapkan bahwa aspek-aspek musikalitas terbagi

menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut :

a. Irama

Irama adalah urutan rangkaian gerak yang teratur dimana irama selalu

mengikuti jalan melodi yang menjadi unsur dasar musik dan tari. Irama

merupakan gerak musik yang berjalan teratur yang tidak tampak dalam lagu,

tetapi dapat dirasakan sesudah lagu dialunkan. Irama berkaitan erat dengan

panjang pendeknya not dan berat ringannya aksen (tekanan) pada not.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

32

b. Melodi

Melodi dapat diartikan sebagai susunan rangkaian nada (bunyi dengan

getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan

suatu gagasan.Penggarapan melodi, yaitu : perangkaian bunyi nada menjadi suatu

rangkaian yang mewakili ide musik, selanjutnya akan menjadi sajian yang mantap

dan teratur jika di lengkapi unsur irama.

c. Harmoni

Harmoni yaitu paduan bunyi nyanyian atau permainan musik yang

menggunakan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi nadanya dan dibunyikan

secara serentak. Atau susunan gabungan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi

nadanya yang kita dengar serentak. Dasar dan harmoni adalah tri nada atau akor.

Akor adalah bunyi gabungan tiga nada yang terbentuk dari salah satu nada pokok

tangga nada dengan nada ters dan kuinnya, atau dari salah satu nada dengan

tersnya dan berikutnya ters dari nada yang baru, sehingga dikatakan juga ters

tersususun.

d. Bentuk/Struktur Lagu

Bentuk/struktur lagu ialah susunan serta hubungan antara unsur-unsur musik

dalam suatu lagu sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang

bermakna. Dasar pembentukan lagu ini mencakup pengulangan suatu bagian

(repetisi), pengulangan dengan macam-macam perubahan (variasi, sekuensi), atau

penambahan bagianbaru yang berlainan atau berlawanan (kontras), dengan selalu

memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan perubahanya. Untuk

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

33

memudahkan pengertian kita, struktur musik ini dapat diperbandingkan dengan

struktur bahasa yang sudah kita kenal.

e. Ekspresi

Ekspresi dalam musik ialah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup

semua nuansa tempo, dinamik, dan warna nada/unsur-unsur pokok musik, dalam

pengelompokan frase (phrasering) yang diwujudkan oleh seniman musik atau

penyanyi, disampaikan kepada pendengarnya.

5. Teori Dasar Bermain Gitar

Gitar merupakan alat musik yang praktis dan tergolong mudah dibawa

kemanapun sehingga banyak orang yang memainkan gitar sebagai hiburan yang

dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Selain berbicara kemampuan

seseorang terhadap bermain gitar, terdapat pula teori-teori dasar yang harus

ditempuh diantaranya yang paling mendasar adalah dengan mengetahui tangga

nada.

Menurut Allen Winold dan Jhon Rehn (1971 206), bahwa tangga nada

merupakan susunan titi nada yang berturut turut dari urutan nada rendah ke nada

tinggi atau nada tinggi ke nada rendah. Ada dua jenis tangga nada diantaranya

tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis.

a. Tangga Nada Diatonis

Istilah diatonis berasal dari kata dia yang berarti dua tonis yang berarti hal

yang berhubungan dengan nada Disebut demikian karena dalam sistem tangga

nada diatonis terdapat tujuh nada yang berinterval satu dan setengah nada Tangga

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

34

nada diatonis terbagi menjadi dua, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada

minor.

Gambar 2.4 Tangga nada diatonis mayor dan minor

(Sumber : static.z-dn.net)

Ada dua cara mengubah nada dasar, yaitu dengan menaikkan ½ nada pada

nada yang berinterval ½ pada tangga nada natural. Sering juga disebut dengan

memberikan 1 (satu) tanda kres (#) dan dengan menurunkan nada dengan

memakai tanda mol (b).

Urutan tangga nada dasar 1 = C yang artinya do = C tidak ada kresnya. Untuk

kres (#), pada nada dasar selanjutnya dipakai patokan nada kelima dari urutan

nada tersebut. Maka, nada dasar berikutnya adalah 1 = G dengan satu kres (#).

Adapun urutannya sebagai berikut :

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

35

Tabel 2.2 Susunan nada dengan kres

(Sumber:2.bp.blogspot.com)

Hampir sama dengan kres, cara menentukan nada dengan mol juga

berdasarkan urutan tangga nada natural. Urutan tangga nada natural dianggap

bernada dasar 1 = C artinya do = C tidak ada molnya. Untuk mol, pada nada dasar

selanjutnya dipakai patokan 1 = F dengan 1 (satu) mol. Adapun urutannya sebagai

berikut :

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

36

Tabel 2.3 Susunan nada dengan mol

(Sumber:2.bp.blogspot.com)

b. Tangga Nada Pentatonis

Tangga nada pentatonis banyak digunakan pada musik tradisional atau musik

etnik. Pentatonis berasal dari kata penta yang berarti lima nada, walaupun dalam

gamelan pelog terdapat tujuh nada. Dalam gamelan, susunan nada dengan interval

tertentu dalam satu oktafnya disebut sebagai laras.

Di Indonesia, tangga nada pentatonis terdapat pada musik gamelan, baik

gamelan Jawa, gamelan Bali, maupun gamelan Sunda. Gamelan memiliki dua

sistem laras, yaitu laras Salendro dan laras pelog.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

37

Gambar 2.5 Interval 1 sistem nada pentatonis

(Sumber : 4.bp.blogspot.com)

Selain teori tangga nada, yang wajib ditempuh dalam mempelajari cara

bermain gitar adalah dengan mengetahui akor gitar. Akor merupakan susunan

nada yang terdiri dari tiga nada atau lebih secara vertikal yang dibunyikan secara

bersamaan sekaligus dan akan menghasilkan nada yang harmonis. Akor juga

sering disebut dengan trinada. Nada-nada yang dijadikan sebuah akor dimulai dari

nada utama sebagai dasar akor, kemudian nada kedua berupa nada terts (nada

ketiga dari nada dasar) dan nada ketiga berupa nada kuint (nada kelima dari nada

dasar). Adapun susunan akor sebagai berikut :

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

38

Tabel 2.4 Susunan akor

(Sumber : Cecep Saepul Anwar 2019)

Tingkat I : C-E-G disebut tonika diberi nama C mayor

Tingkat II : D-F-A disebut supertonika diberi nama D minor

Tingkat III: E-G-B disebut median diberi nama E minor

Tingkat IV: F-A-C1 disebut subdominan diberi nama F mayor

Tingkat V : G-B-D1 disebut dominan diberi nama G mayor

Tingkat VI: A-C1-E1 disebut submedian diberi nama A minor

Tingkat VII:B-D1-F1 disebut introduktor diberi nama B dim

Akor tingkat I, IV dan V memiliki jarak interval nada dasar dengan nada

tertsnya adalah 2 yang disebut sebagai terts besar (mayor). Misalnya, dari nada C

ke E berjarak 2. Maka, akor tersebut sebagai akor mayor. Akor ini digunakan

dalam gerak akor utama. Oleh karena itu, disebut juga sebagai akor utama atau

mayor.

Nada dasar pada akor II, III dan VI memiliki interval terts kecil (minor)

terhadap nada kedua. Misalnya, nada D ke F berjarak 1 ½. Maka akor-akor

tersebut disebut sebagai akor minor. Akor VII disebut juga dengan akor

diminished karena jarak antara nada dasar dengan nada ketiganya hanya 3 atau

berupa interval kuint kurang (diminished). Adapun diagram akor sebagai panduan

bermain gitar sebagai berikut :

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

39

Gambar 2.6 Diagram akor untuk gitar

(Sumber : 4.bp.blogspot.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

40

6. Gitar Akustik

Gitar merupakan instrumen musik yang termasuk dalam kategori alat musik

kordofon. Menurut Kennedy (1985:305) Guitar. Stinged instruments, plucked and

fretted, of ancient otigin, its 16th

century, ancestor being the viheula de mano. Not

unlike the lute but whit flat or sightly rounded back. Now has 6 course, tuned E-A-

d-g-b-e.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Scholes (1980:43)

“Guitar.An instrument somewhat of the lute type (cf. Mandoline)with

fretted fingerboard like the lute, played, as the lute is by plucking the strings with

the fingers:unlike the lute, however, it was flat (or, in some old guitars, slightly

rounded) back and surface of its resonance-chamber is curved inward on each

side somewhat like that of the violin family. The normal modern guitar has six

strings: the early guitar was double stings, like the lute”

Dari dua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa gitar yang ada saat ini

merupakan perkembangan dari dua instrumen terdahulu pada abad ke 16, yaitu

vihuela dan lute. Pada umumnya, instrumen gitar mempunyai enam buah senar

yang masing-masing senarnya menghasilkan nada yang berbeda antara satu

dengan yang lainnya. Sumber suara atau bunyi pada gitar dihasilkan oleh getaran

gelombang dari dawai-dawainya melalui badan gitar sebagai ruang resoansinya.

Pada umumnya, gitar akustik terbuat dari kayu yang body atau badan gitarnya

dibentuk menyerupai angka delapan. Selain itu juga ada body gitar yang dibentuk

menyerupai angka delapan tetapi pada bagian samping (side) nya dipotong

sehingga membentuk satu lekukan, model gitar yang seperti itu disebut cutaway

guitar. Model gitar cutaway ini banyak digunakan pada jenis gitar akustik.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

41

Gambar 2.7 Gitar akustik produksi Martin

(Sumber : guitarmusician.co.id)

Gambar 2.8 Gitar akustik produksi Martin (cutaway)

(Sumber : www.americansongwriter.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

42

7. Bagian-bagian Gitar Akustik dan Fungsinya

Gitar akustik jika dilihat bentuknya hampir sama dengan gitar klasik, yaitu

sebuah gitar yang mempunyai badan (body) yang berfungsi sebagai ruang

resonansi sumber suara dari gitar, sehingga tanpa amplifier atau penguat suara

lainnya, gitar akustik dapat bersuara dengan agak keras. Namun jika diperhatikan

lebih detail terdapat perbedaan, salah satunya pada senar yang digunakan. Senar

yang digunakan pada gitar akustik pada umumnya berbahan baja (steel),

sedangkan gitar klasik senarnya berbahan nilon.

Menurut Widodo dan Daud Achroni (2013:23-24) gitar memiliki bagian-

bagiannya sendiri dan fungsinya, diantaranya :

a. Tunning machines atau tuning pegs, berfungsi sebagai alat untuk

menyetem/menyetel/menstem (tunning) senar gitar.

b. Headstock, yaitu bagian yang berfungsi menahan senar dan tunning

machines.

c. Nut, berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada

tempatnya.

d. Neck, berfungsi untuk meletakan fret board, tunners (tunning machines) dan

headstock.

e. Fretboard, yaitu kayu dengan pematang (fret) logam melintang untuk

membagi wilayah nada.

f. Fret atau fretwire, logam melintang yang terletak disepanjang fingerboard

dalam jarak tertentu untuk membagi wilayah nada. Gitar akustik pada

umumnya memiliki fret dengan jumlah fret sebanyak 20 sampai 22 fret.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

43

g. Body, yaitu badan gitar berfungsi sebagai ruang resonansi. Bagian body gitar

terdiri dari :

1) Top Body (badan depan)

2) Slide Body (badan samping)

3) Back Body (badan belakang)

h. Bridge, berfungsi sebagai pengikat/penahan senar ke badan gitar

i. String, dawai atau senar berfungsi sebagai pemicu gelombang/getaran yang

menghasilkan nada.

j. Sound hole, berfungsi mengeluarkan suara getaran senar dan sebagai tempat

sirkulasi udara (resonansi) di dalam badan gitar.

k. Sadle, bagian gitar yang menempel pada bridge berfungsi menopang atau

tempat bersandarnya senar sebelum diikatkan pada bridge.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

44

Gambar 2.9 Bagian-bagian gitar akustik

(Sumber : www.leregines.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

45

8. Postur dan Posisi Badan (sikap) Saat Memainkan Gitar

Menurut Nusantara dalam Mustofa (2015:24), bahwa posisi duduk pada

dasarnya disesuaikan dengan kebutuhan, bila anda ingin bermain gitar dengan

cara berdiripun tidak menjadi masalah, yang harus kita perhatikan adalah jenis

karya yang akan dimainkan dan bentuk penyajian dan pementasan.

Adapun menurut Irawan dalam Musthofa (2015:24-25), bahwa untuk

mendapatkan hasil permainan gitar yang baik maka haruslah diperhatikan juga

sikap duduk dan memegang gitar dengan baik.

Gambar 2.10 Postur dan posisi (sikap) badan saat memainkan gitar klasik

(Sumber : data:image/jpeg)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

46

Bermain gitar dengan gaya berdiripun tidak jadi masalah, yang harus kita

perhatikan adalah jenis karya yang dimainkan dalam bentuk penyajian atau

pemenatasan.

Gambar 2.11 Postur dan posisi (sikap) badan saat memainkan gitar akustik sambil

berdiri

(Sumber :google.com)

9. Teknik Bermain Gitar

a. Teknik petikan (untuk tangan kanan)

1) Apoyando : teknik memetik dengan menggunakan jari tangan kanan dengan

petikan yang bersandar pada dawai di atasnya setelah memetik.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

47

Gambar 2.12 Teknik apoyando dalam petikan gitar akustik

(Sumber :google.com)

2) Tirando : teknik memetik dengan menggunakan jari tangan kanan dengan

petikan yang tidak bersandar di atas dawai dan diakhiri mendekati telapak tangan.

Teknik petikan tirando sering digunakan untuk memainkan akor, arpeggio, dan

tremolo. Menurut Sri Mudjilah (2004 : 56) “Akor dapat terdiri dari 4 (empat) buah

nada, atau bahkan lebih”. Untuk memainkan akor pada instrumen gitar, jari tangan

kiri yang berfungsi menekan nada-nada di senar gitar. Sedangkan jari tangan

kanan memetik ( p, i, m, dan a) senar secara bersamaan. Menurut Banoe

(2003:31), arpeggio merupakan teknik permainan suatu rangkaian nada atau akord

terurai secara berurutan, mirip petikan harpa.

Untuk memainkan arpeggio pada instrumen gitar, dapat menggunakan

petikan tirando pada jari tangan kanan secara bergantian. Tremolo merupakan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

48

“gesekan pendek bolak-balik pada posisi nada tertentu dengan kecepatan

tinggi”(Banoe, 2003:419). Tremolo yang dimaksud untuk instrumen gitar yaitu

petikan tirando dengan tempo yang cepat dengan membunyikan not yang sama.

Umumnya petikan ini menggunakan a, m, dan i pada not yang sama, sedangkan p

untuk bass pada not atau senar yang berbeda.

Gambar 2.13 Teknik tirando dalam petikan gitar akustik

(Sumber :google.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

49

3) Strumming (teknik genjrengan)

Menurut kristanto (2007:103) strumming yaitu membunyikan beberapa senar

sekaligus secara serentak dengan menggunakan jari atau pletkrum. Ada yang

menyebutnya teknik genjrengan atau kocokan. Strumming merupakan teknik

pokok bagi gitaris pengiring atau rhytm guitarist. Gerakan dasarnya hanya ada

dua yaitu : kearah bawah dawai gitar (down stroke). Teknik ini bisa dengan

mudah dipelajari oleh mereka yang baru pertama kali mencoba bermain gitar.

Dengan demikian, ditangan gitaris yang ahli, strumming bisa menjadi teknik yang

rumit terutama bila sudah melibatkan berbagai pola ritme yang kompleks, dimana

diperlukan gerak ayun lengan dengan pergelangan tangan dengan cepat dan

akurat, dikombinasikan dengan teknik menghentikan bunyi senar oleh tangan kiri

maupun tangan kanan. Perhatikan foto dalam posisi jari saat memainkan teknik

strumming di bawah ini :

Gambar 2.14 Teknik strumming dalam gitar akustik

(Sumber:google.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

50

b. Teknik penjarian (untuk tangan kiri)

Untuk bermain gitar, hal dasar yang perlu dibutuhkan sebenarnya adalah

keterampilan jari kiri dalam memainkan nada-nada yang dihasilkan oleh senar

gitar. Maka dari itu sebelum memulai belajar nada-nada pada gitar, sebaiknya

perlu dilatih pelemasan jari kiri untuk memudahkan dalam bermain/ belajar gitar.

Hal ini lah yang biasanya sangat sering dilupakan oleh pemain gitar pemula. Pada

kali ini kita akan mengenalkan tips untuk pelemasan jari kiri, yaitu dengan senam

jari (bisa disebut apa saja). Perhatikan gambar di bawah :

Gambar 2.15 Senar gitar

(Sumber:google.com)

Sekarang posisi gitar membelakangi kita/saat tangan kiri kita sudah

memegang leher gitar. Berurutan dari bawah ke atas adalah senar 6 – 5 – 4 – 3 – 2

– 1. Posisikan jari telunjuk pada senar 6 fret 1, lalu bunyikan/ petik dengan jari

kanan (boleh menggunakan pick). Selanjutnya perhatikan gambar di bawah :

Gambar 2.16 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari telunjuk

(Sumber:google.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

51

Keterangan

1 = Jari telunjuk

2 = Jari tengah

3 = Jari manis

4 = Jari kelingking

Selanjutnya posisikan jari tengah pada senar 6 fret 2 tanpa mengubah posisi

jari telunjuk, lalu bunyikan lagi/ petik. Dilanjutkan dengan jari manis pada senar 6

fret 3 tanpa mengubah posisi jari telunjuk dan jari tengah, lalu petik.

Gambar 2.17 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari dan jari tengah

(Sumber:google.com)

Gambar 2.18 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari, jari tengah dan jari

manis

(Sumber:google.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

52

Dilanjutkan kembali dengan jari kelingking pada senar 6 fret 4 tanpa

mengubah posisi jari telunjuk, tengah dan kelingking, lalu petik.

Gambar 2.19 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari, jari tengah, jari manis

dan jari kelingking

(Sumber:google.com)

Kemudian ulangi langkah diatas tetapi dimulai pada senar 5 fret 1 hingga fret

4.

Gambar 2.20 Pengulangan penjarian dimulai dari senar 5 fret 1

(Sumber:google.com)

Ulangi langkah di atas pada senar 4, senar 3, senar 2 hingga berakhir pada

senar 1 fret 4.

Gambar 2.21 Pengulangan penjarian diakhiri oleh senar 1 fret 4

(Sumber:google.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

53

Lakukan senam jari ini pelan-pelan, dimulai dari tempo lagu Syukur, jika

dirasa sudah bisa menaikkan tempo, mulailah menaikkan tempo secara perlahan.

Jika latihan ini sering dilakukan dalam waktu 1 atau 2 minggu saja, maka saat

berlatih kord gitar atau bahkan bermain melodi gitar, akan terasa lebih mudah.

Posisi tangan kiri pada fingerboard, ujung-ujung jari menekan pada senar kecuali

ibu jari ditempatkan tepat dibelakang fret. Perhatikan foto dibawah ini :

Gambar 2.22 Posisi tangan kiri tampak dari depan

(Sumber:google.com)

Gambar 2.23 Posisi tangan kiri saat menerapkan jari jempol tangan yang benar

(Sumber:google.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

54

10. Sistem Penalaan Gitar (Tunning)

Gelombang bunyi dapat diukur dalam satuan panjang gelombang, salah

satunya panjang gelombang, frekuensi dan kecepatan rambat. Frekuensi adalah

jumlah atau banyaknya getaran yang terjadi dalam setiap detik.

Menurut Yusreza (2015) perhitungan jarak antar fret yang dibuat pada

fretboard gitar akustik menggunakan teori yang dibuat oleh Pythagoras yang

disebut pythagorean scale. Adapun perhitungan jarak antar fret dengan

menggunakan teori pythagorean scale adalah sebagai berikut :

Skala = Nut Sadle

Nut F1 = Skala

12

F1 F2 = Skala – (Nut – F1)

12

F2 F3 = Skala – (Nut – F1) – (F1 - F2)

12

Untuk fret-fret selanjutnya

Fx Fy = Skala – (Nut – F1) – (F1 - F2) - (F2 – F1) - (F... - F..) ...

12

F = Fret

Fx = Fret sebelum Fy

Fy = Fret yang akan dihitung jaraknya

Untuk aturan frekuensi nada musik, baik vokal maupun instrumen musik

lainnya sebenarnya sudah mengikuti standar yang berlaku secara internasional.

Adapun nada yang dijadikan standar internasional adalah untuk nada A dengan

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

55

frekuensi 440 Hz (hertz), sehingga alat modern dimanapun di dunia akan

mengikuti standar tersebut.

Menurut Kristianto (2007:107) tunning merupakan proses menentukan

frekuensi standar dan menyelaraskan frekuensi antar senar pada alat musik

berdawai. Pada gitar, penalaan dilakukan dengan mengatur ketegangan tiap senar

melalui bagian pemutar (tunning machines) pada bagian kepala gitar (head stock).

Urutan penalaan standar pada gitar (standard tunning) dari senar terbesar

maupun senar dengan nada terendah adalah E (82,4 Hz), A (110, Hz), d (146,8

Hz), g (196 Hz), b (246,9 Hz), e (329,6 Hz).

Ada berbagai cara metode tunning. Cara yang bisa dilakukan diantaranya

adalah dengan menggunakan digital guitar tunner. Digital guitar tunner adalah

alat untuk menentukan frekuensi pada alat musik, salah satunya alat musik gitar.

Alat ini mempunyai layar digital yang menampilkan nada serta frekuensi suatu

bunyi dan alat ini pun bisa dijepitkan pada alat musik. Langkah dalam

menggunakan alat ini pada alat musik yaitu dengan cara mendekatkan alat

tersebut pada gitar atau dengan cara menjepit alat tersebut pada head stock

(bagian kepala gitar). Setelah itu, bunyikan gitar tanpa menekan senar pada fret

lalu sesuaikan dengan frekuensi yang terdapat pada layar digitar guitar tunner

satu persatu sampai sesuai dengan frekuensi standar.

Selain menggunakan digitar guitar tunner, cara selanjutnya adalah

menggunakan garpu tala nada A yang berfrekuensi 440 Hz (hertz) atau

menggunakan alat musik lain seperti keyboard atau piano yang sudah di tunning

dengan benar dengan membunyikan nada A oktaf dua yang sama dengan garpu

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

56

tala berfrekuensi 440 Hz. Langkahnya yaitu, bunyikan garpu tala ataupun piano di

nada A oktaf dua lalu tekan fret kelima pada senar satu (senar terkecil), kemudian

dipetik. Bila nadanya belum sama, ada kemungkinan senar dikencangkan bila

nadanya terdengar lebih rendah dari nada A 440 Hz atau di kendurkan bila

nadanya terdengar lebih tinggi. Pastikan senar satu pada fret kelima sudah sesuai

dengan nada A oktaf dua 440 Hz Setelah sesuai proses tunning, dapat dilanjutkan

pada senar yang lainnya. Adapun tahapannya sebagai berikut :

a. Petik senar I tanpa ditekan (open string), tekan fret kelima pada senar dua,

lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum sama dengan nada senar satu,

sesuaikan dengan cara senar dikencangkan atau dikendurkan.

b. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar dua tanpa ditekan (open string),

lalu tekan fret keempat pada senar tiga lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum

sama dengan nada senar dua, maka sesuaikan dengan cara senar

dikencangkan atau dikendurkan.

c. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar tiga tanpa ditekan (open string),

lalu tekan fret kelima pada senar empat lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum

sama dengan nada senar tiga, maka sesuaikan dengan cara senar

dikencangkan atau dikendurkan.

d. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar empat tanpa ditekan (open string),

lalu tekan fret kelima pada senar lima lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum

sama dengan nada senar empat, maka sesuaikan dengan cara senar

dikencangkan atau dikendurkan.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

57

e. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar lima tanpa ditekan (open string),

lalu tekan fret kelima pada senar enam lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum

sama dengan nada senar lima, maka sesuaikan dengan cara senar

dikencangkan atau dikendurkan.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa senar yang berada

pada gitar bila ditekan mulai dari open string (tanpa menekan senar pada fret)

kemudian diteruskan melalui satu fret ke fret lain yang berbeda akan

menghasilkan nada yang berbeda pula. Jarak satu fret pada gitar menghasilkan

perbedaan satu semi-tone. Enam buah senar bila dalam keadaan sudah standard

tunning akan mempunyai nada yang berurutan baik dari senar terbesar dengan

nada terendah ke senar terkecil dengan nada tertinggi begitupun sebaliknya, yang

nantinya akan bertemu di satu titik fret yang memiliki nada sama dengan senar

seterusnya dalam keadaan open string (tanpa menekan senar pada fret).

Selanjutnya, cara yang paling praktis adalah menggunakan feeling dan

menggunakan keyboard. Untuk pembelajaran, biasanya menggunakan cara ini.

Teknik men-tunning atau menyetem dengan feeling awalnya peserta didik

diberikan pengarahan oleh pengajar agar peserta didik melatih pendengarannya

tentang nada senar 1 (satu) sampai dengan senar 6 (enam) agar peserta didik

terbiasa dengan nada nada yang dipetiknya. Hal ini berfungsi agar peserta didik

membiasakan dengan nada-nada yang pas dalam setiap menyetem senar gitar.

Peserta didik pun dianjurkan untuk melakukannya langsung.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

58

Gambar 2.24 Cara Menyetem gitar dengan feeling

(Sumber : google.com)

Tentukan dahulu suara senar no 1 pada gitar yang belum di tunning.

Selanjutnya no 2 pada kolom ke lima, suaranya harus sama dengan suara senar 1,

senar no 3 harus sama dengan senar no 2, senar no 4 kolom 5 harus sama dengan

senar no.3, senar no 5 harus sama dengan senar 4 kolom 5 dan senar no 6 kolom

5 harus sama dengan suara senar no.5.

Gambar 2.25 Cara Menyetem gitar dengan keyboard

(Sumber : google.com)

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 53: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

59

Senar ke-1 disamakan dengan nada E pada keyboard, senar ke-2 disamakan

nada nya dengan B , senar ke-3 disamakan nada nya dengan G, senar ke-4

disamakan nadanya dengan D, senar ke-5 disamakan dengan A dan senar ke-6

disamakan nadanya dengan nada E pada keyboard.

Adapun standard tunning gitar bila digambarkan secara notasi balok adalah

sebagai berikut :

6 5 4 3 2 1

E A d g b e

Gambar 2.26 standard tunning guitar (open string)

(Dokumentasi Cecep 2019)

Senar 1 = e’ (oktaf 2)

Senar 2 = b (oktaf 1)

Senar 3 = g (oktaf 1)

Senar 4 = d (oktaf 1)

Senar 5 = A (oktaf kecil)

Senar 6 = E (oktaf kecil)

Dan bila digambarkan secara diagram fretboard adalah sebagai berikut :

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 54: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

60

Gambar 2.27 Diagram fretboard guitar

(Sumber : www.ultimate-guitar.com)

B. Penelitan yang Relevan

Peneliti melihat empat kajian penelitian teradahulu yang dianggap relevan.

Penelitian pertama, yaitu skripsi mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Fakultas

Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, karya

Agil Ismail tahun 2015 dengan mengangkat judul penelitian “Pembelajaran Gitar

Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler di SMP Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan

Padalarang”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil

temuannya adalah strategi yang digunakan pelatih dalam memberikan

pembelajaran gitar, yaitu melalui model pembelajaran langsung dan kooperatif

yang dibantu dengan metode ceramah. Langkah-langkah yang dilakukan ada tiga

langkah yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir Kegiatan

pembelajarannya kondusif. Penelitian ini membantu peneliti dalam menyusun

tahapan penelitian serta membantu dalam segi kajian teori.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 55: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

61

Penelitian kedua, yaitu skripsi mahasiswa S1 seni musik Institut Seni

Indonesia Yogyakarta., karya Jaka Saputra tahun 2015 dengan mengangkat judul

penelitian “Metode Gitar Elektrik Dengan Tangan Kidal Pada Tangan Normal

(Kanan)”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil

temuannya adalah konsep dari tulisan ini memberikan gambaran bahwa tangan

kidal dengan tangan kanan yang normal bisa memainkan alat musik gitar elektrik

seperti halnya orang memainkan dengan tangan kanan.

Penelitian ketiga, yaitu skripsi mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Fakultas

Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, karya

Derry Azizi Rokhman tahun 2015 dengan mengangkat judul penelitian

“Organologi Gitar Akustik Produksi Secco Bandung”. Peneliti dalam

menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil temuannya adalah gitar akustik

dapat dikatakan baik dan berkualitas dilihat dari beberapa aspek, seperti bunyi

yang dihasilkan, kualitas bahan baku, estetika bentuk gitar akustik, pemilihan

senar, kerapihan dalam proses pembuatan dan ketahanan gitar. Dalam penelitian

tersebut diperoleh proses pembuatan gitar akustik yang memperhatikan struktur

pada gitar, sumber bunyi yang dihasilkan, serta sistem penalaan yang tepat.

Penelitian ini, membantu peneliti dari segi teori-teori gitar akustik yang lebih

mendalam.

Penelitian keempat, yaitu skripsi mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Fakultas

Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, karya

Rifqi Fathurrahman tahun 2019 dengan mengangkat judul penelitian

“Pembelajaran Gitar Elektrik Grade 1 Melalui Penggunaan Minus One di Sanggar

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--

Page 56: BAB II LANDASAN TEORI - repository.umtas.ac.idrepository.umtas.ac.id/250/1/BAB II LANDASAN TEORI fix cecep.pdfBAB II LANDASAN TEORI Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu

62

Musik Deddy Dores”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data

kualitatif, hasil temuannya adalah materi yang digunakan pada pembelajaran gitar

elektrik grade 1 sudah sesuai dengan tingkatan dalam awal pembelajaran gitar

elektrik, seperti tangga nada dan pengenalan teknik kemudian dengan adanya

iringan minus one siswa mampu melatih kemampuan dalam memainkan sebuah

iringan lagu, selain itu dengan adanya minus one siswa bisa melatih kemampuan

dalam berimprovisasi. Penelitian ini, membantu peneliti dari segi teori-teori

pembelajaran gitar.

--

www.lib.umtas.ac.id

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--