22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Investasi Investasi disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). Investasi adalah kegiatan menunda konsumsi uang atau hal lainnya saat ini dengan harapan mendapatkan manfaat keuntungan di masa yang akan datang (Bodie, Kane, dan Marcus, 2009). Saham (common stock) saat ini menjadi investasi yang menarik bagi para investor yang juga dikenal dengan sebutan sekuritas modal (equity securities) atau modal (equities). Bodie, Kane, dan Marcus (2009) menyebutkan saham juga dapat sebagai bukti kepemilikan atas beberapa bagian dalam suatu perusahaan. Sehingga para pemegang saham yang menanamkan dananya di suatu perusahaan ikut juga memiliki perusahaan tersebut karena mempunyai hak kepemilikan dalam suatu perusahaan tersebut. Umumnya investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Investasi pada financial assets Investasi pada financial assets dapat dibedakan lagi menjadi 2, yaitu: 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Investasiabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/F0112026_bab2.pdf · A. Landasan Teori 1. ... beberapa bagian dalam suatu perusahaan

Embed Size (px)

Citation preview

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Investasi

Investasi disebut juga dengan istilah penanaman modal atau

pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat

pengeluaran agregat. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau

sumber dana yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh

keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2001). Investasi adalah

kegiatan menunda konsumsi uang atau hal lainnya saat ini dengan harapan

mendapatkan manfaat keuntungan di masa yang akan datang (Bodie, Kane,

dan Marcus, 2009). Saham (common stock) saat ini menjadi investasi yang

menarik bagi para investor yang juga dikenal dengan sebutan sekuritas

modal (equity securities) atau modal (equities). Bodie, Kane, dan Marcus

(2009) menyebutkan saham juga dapat sebagai bukti kepemilikan atas

beberapa bagian dalam suatu perusahaan. Sehingga para pemegang saham

yang menanamkan dananya di suatu perusahaan ikut juga memiliki

perusahaan tersebut karena mempunyai hak kepemilikan dalam suatu

perusahaan tersebut. Umumnya investasi dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a. Investasi pada financial assets

Investasi pada financial assets dapat dibedakan lagi

menjadi 2, yaitu:

14

15

1) Investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar

uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial

paper, surat berharga pasar uang dan lainnya.

2) Investasi pada financial assets yang dilakukan di pasar

modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant, opsi dan

lainnya

b. Investasi pada real asset

Investasi pada real asset diwujudkan dalam bentuk

pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan

pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya.

2. Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar transaksi berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan. Dalam bentuk hutang

ataupun modal sendiri, diterbitkan oleh pemerintah, public authorities

maupun perusahaan swasta (Husnan, 1994). Dana-dana jangka panjang

yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka

panjang yang merupakan dana modal sendiri biasanya berbentuk saham.

Saham atau common stock merupakan produk yang banyak

diperdagangakan. Kelebihan dari investasi pada saham biasa adalah

kemampuannya untuk memberikan keuntungan (rate of return). Namun hal

tersebut tergantung pada perkembangan kinerja perusahaan penerbit saham.

Kegiatan yang terjadi dalam pasar modal juga memerlukan suatu

tempat tertentu untuk melaksanakan kegiatan perdagangan. Sistemnya sama

dengan yang terjadi pada pasar tradisional. Tempat inilah yang kemudian

16

disebut sebagai bursa efek (stock exchange) (Ang, 1997). Efek disini

merupakan komoditas yang diperdagangkan menggantikan pengertian

komoditas modal. Selain komoditas modal, seiring dengan pertumbuhan

pasar modal suatu negara maka akan timbul produk atau komoditas turunan

(derivatif) yang diturunkan dari komoditas modal yang sebenarnya.

Selanjutnya dipilihlah bursa efek sebagai perantara perdagangan di pasar

modal. Semua komoditas yang diperdagangkan di pasar modal melalui

bursa efek disebut efek atau sekuritas (Ang, 1997).

Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan

fungsi keuangan (Husnan, 2000). Fungsi ekonomi, pasar modal

menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki

dana lebih ke pihak yang membutuhkan dana. Fungsi finansial, pasar modal

menjadi wadah bagi investor untuk melakukan investasi. Fungsi tersebut

menunjukkan bahwa tujuan investor menginvestasikan dananya adalah

memperoleh deviden dan capital gain. Fungsi finansial dilakukan dengan

menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan lender menyediakan

dana tanpa harus terlibat langsung kedalam menyediakan dana.

Dalam penelitian yang dilakukan Wibowo (2004) menunjukkan

bahwa informasi mempengaruhi harga saham. Informasi makro berkenaan

dengan kondisi pasar berupa berita politik, kebijakan ekonomi nasional

maupun global, serta kebijakan berkaitan dengan pasar modal. Sedangkan

informasi mikro adalah informasi yang berkaitan dengan kondisi

perusahaan

17

Menurut Sunariyah (2006), jenis-jenis pasar modal dibagi menjadi 4

(empat), antara lain:

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham

(emiten) kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak

yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar

sekunder. Harga saham pada pasar perdana ditentukan oleh

penjamin emisi dan perusahaan yang akan go public (emiten)

berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Perdagangan saham setelah melewati masa penawaran pada pasar

perdana. Harga saham di pasar ini ditentukan oleh permintaan dan

penawaran antara pembeli dan penjual.

3. Pasar Ketiga (Third Market)

Tempat perdagangan saham atau sekuritas lain di luar bursa (Over

the Counter Market).

4. Pasar Keempat (Fourth Market)

Perdagangan efek antar investor atau pengalihan saham dari satu

pemegang saham ke pemegang lainnya tanpa melalui perantara

pedagang efek. Namun, dalam pembahasan ini digunakan data-data

dari perusahaan yang listing di bursa, sehingga hanya

menggunakan 2 (dua) jenis pasar modal yaitu pasar perdana dan

pasar sekunder.

18

3. Integrasi Pasar Modal Dunia

Ada dua pengertian integrasi pasar modal dunia secara umum.

Pertama, pengertian menurut teori Capital Asset Pricing Model (CAPM),

yaitu bahwa pasar modal dipertimbangkan sudah terintegrasi apabila surat

berharga dengan karakteristik risiko yang sama memiliki harga yang sama,

walaupun diperdagangkan di pasar modal yang berbeda (Bodie, Markus

dan Kane, 2006). Bila ada dua atau lebih pasar modal yang terintegrasi

maka surat berharga yang identik seharusnya memiliki harga yang sama di

seluruh pasar modal yang terintegrasi tersebut. Keberadaan pasar modal

yang terintegrasi mengakibatkan semua saham di seluruh pasar modal

memiliki faktor-faktor dan premi risiko untuk setiap faktor akan sama di

setiap pasar modal.

Pengertian kedua mengenai integrasi pasar modal yang

menggunakan model the Generalized Auto Regressive Conditional

Heteroscedasticty Model (GARCH), Granger Causality and Vector Auto

Regressive (VAR). Apabila antar pasar modal memiliki hubungan

equilibrium yang berkelanjutan dapat disebut bahwa mereka saling

berintegrasi (Nasry, 2006). Hal ini mengindikasikan adanya integrasi

bersama antar pasar modal, yang mengakibatkan bahwa salah satu dari

pasar modal yang terintegrasi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi

return dari pasar modal yang lain, karena koreksi nilai error yang valid

dari tiap pasar modal akan ada. Integrasi pasar modal sendiri dapat

merujuk pada keadaan dimana seorang investor di suatu negara dapat

19

membeli dan menjual tanpa pembatasan surat berharga yang dikeluarkan

di negara lain.

Tujuan dari integrasi pasar modal sebenarnya adalah untuk

menghubungkan pasar modal secara elektronis sehingga para anggota

bursa dapat mengeksekusi perintah dari para investor untuk membeli

saham dengan harga yang terbaik. Keadaan ini secara substansial akan

meningkatkan kedalaman dan likuiditas dari pasar modal yang

bersangkutan serta dapat mendorong pasar modal tersebut untuk

berkompetisi lebih efektif.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari integrasi pasar modal

(Nasry, 2006), antara lain:

1) Harga yang lebih murah untuk semua produk-produk keuangan

di pasar modal. Hal ini terjadi karena adanya kompetisi yang

lebih ketat dan adanya skala ekonomis.

2) Munculnya produk-produk keuangan yang lebih inovatif.

3) Bagi perusahaan dapat menjadi sarana pembiayaan yang lebih

murah karena biaya transaksi yang rendah.

4) Pasar modal menjadi lebih efisien, lebih likuid, dan tingkat

perdagangan yang lebih tinggi.

5) Investor akan mendapat return yang lebih tinggi karena biaya

transaksi yang rendah.

6) Investor akan memiliki pilihan yang lebih banyak dalam

berinvestasi yang akhirnya dapat mengurangi tingkat risikonya.

20

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai integrasi pasar

modal dunia, diantaranya penelitian yang dilakukan Bhamra (2002)

menemukan hasil bahwa ketika dua negara membuka pasar modalnya

untuk investor dari masing-masing negara, maka akan didapatkan korelasi

yang tinggi antara indeks saham di tiap negara. Saat ini sekitar 80% setiap

pasar modal di dunia membuka diri untuk investor asing dan tidak

melakukan kontrol investasi yang ketat (www.reuters.com), ini berarti

setiap pasar modal di dunia akan mempunyai hubungan baik kuat ataupun

lemah.

Adanya hubungan antara pasar modal dunia, juga diperkuat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Bakri, Shabri, dan Karim 2009). Hasil

penelitian mereka mengemukakan bahwa selama periode pengamatan dari

bulan Juli tahun 1998 hingga bulan Desember tahun 2007, ditemukan

indikasi bahwa pasar modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar

modal Jepang, Amerika Serikat, Singapura, dan China. Adanya kemajuan

teknologi informasi dan kebebasan bagi investor untuk melakukan

investasi di mana saja membuat pasar modal di suatu negara akan

memiliki hubungan yang kuat dengan pasar modal di negara lain.

Bakri, Shabri, dan Karim (2009) mengemukakan bahwa pasar

modal Indonesia sudah terintegrasi dengan pasar modal dunia. Hal ini

menimbulkan konsekuensi bahwa pergerakan pasar modal Indonesia akan

dipengaruhi oleh pergerakan pasar modal dunia baik secara langsung

maupun tidak langsung.

21

4. Indeks Dow Jones

Indeks Dow Jones merupakan salah satu dari 3 indeks utama di

Amerika Serikat. Indeks yang lain adalah Nasdaq Composite dan Standard

& Poor’s 500. Indeks ini merepresentasikan dari kegiatan perekonomian di

Amerika Serikat. Indeks ini dapat menggambarkan mengenai bagaimana

performa perekonomian Amerika. Perusahaan yang tercatat di Indeks Dow

Jones merupakan perusahaan besar yang telah beroperasi secara global.

Dengan naiknya Indeks Dow Jones ini berarti kinerja

perekonomian Amerika Serikat ikut membaik, begitupula sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan Witjaksono (2010) memperlihatkan bahwa

indeks Dow Jones memiliki pengaruh positif terhadap pergerakan indeks

saham di Indonesia. Sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia,

pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi Indonesia melalui kegiatan ekspor maupun aliran modal masuk

baik investasi langsung maupun melalui pasar modal (Sunariyah, 2006).

5. Indeks Strait Times

Indeks Straits Times (STI) adalah sebuah indeks pasar saham

berdasarkan kapitalisasi di Bursa efek Singapura. Indeks ini digunakan

untuk mendata dan memonitor perubahan harian dari 30 perusahaan

terbesar di pasar saham Singapura dan sebagai indikator utama dari

performa pasar di Singapura. Salah satu negara yang perekonomiannya

maju di kawasan Asia Tenggara adalah Singapura yang berada satu region

dengan Indonesia. Oleh karena Singapura merupakan negara yang termaju

di Asia Tenggara dan berdekatan letaknya dengan Indonesia, keadaan

22

ekonomi Singapura akan berimbas pula terhadap keadaan ekonomi

Indonesia. Begitupun dengan indeks saham, Singapore Stock Exchange

dengan salah satu indeksnya yaitu Strait Times Index, juga memiliki

kemungkinan untuk mempengaruhi IHSG. Penelitian yang dilakukan oleh

Santoso (2013) menunjukkan bahwa pasar saham singapura memiliki

pengaruh positif terhadap pasar modal Indonesia. Penelitian lain yang

digagas oleh Ansari (2009) juga menunjukkan bahwa terdapat integrasi

yang kuat antar pasar modal di seluruh dunia.

6. Indeks LQ45

Indeks LQ45 merupakan indeks yang diperkenalkan BEI mulai

tanggal 24 Februari 1997 dan dengan hari dasar tanggal 13 Juli 1994.

Indeks ini meliputi 45 jenis saham yang harus memenuhi kriteria yang

ditentukan dan indeks LQ45 ini akan ditinjau setiap tiga bulan sekali untuk

mengecek saham-saham yang termasuk dalam LQ45. Indeks LQ45 hanya

terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria

pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

kapitalisasi pasar yang tinggi. Pergerakan indeks saham LQ45 seiring

dengan pergerakan IHSG. Sehingga baik faktor internal dan eksternal

dapat mempengaruhi pergerakan indeks saham LQ45. Saham-saham pada

indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai

berikut :

a. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar

reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).

23

b. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar

selama 12 bulan terakhir).

c. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan Keadaan keuangan

perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah

hari perdagangan transaksi pasar regular.

Pembobotan dalam perhitungan indeks LQ45 sama dengan

perhitungan pada IHSG dan Indeks sektoral, yaitu sebagai berikut

(Jogiyanto, 2010) :

Dimana :

Indeks LQ45t : Indeks LQ45 hari ke-t.

Nilai Pasar : Rata-rata tertimbang nilai pasar (jumlah lembar tercatat di

bursa dikalikan dengan harga pasar perlembarnya dari

saham umum dan saham preferen pada hari ke-t).

Nilai Dasar : Sama dengan nilai pasar tetapi dimulai dari tanggal 13 Juli

1994.

7. Nilai Tukar (Kurs)

Menurut teori makro, nilai tukar merupakan suatu perbandingan

nilai mata uang negara terhadap mata uang negara lain atau tingkat harga

yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan

perdagangan. Sedangkan menurut Dahlan (2001), nilai tukar merupakan

harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang negara

lainnya. Nilai tukar atau disebut dengan kurs yang dibedakan menjadi dua,

yaitu:

24

1) Kurs nominal (nominal exchange rate) yaitu harga relatif dari

mata uang satu negara terhadap negara lain.

2) Kurs riil (real exchange rate) yaitu nilai tukar nominal yang

disesuaikan dengan tingkat harga atau rasio harga internasional

dengan harga domestik.

ER = e x (P*/P)

Dimana : ER = Real Exchange Rate

E = Nominal Exchange Rate

P* = Tingkat Harga Luar Negeri

P = Tingkat Harga Domestik

Uang merupakan alat tukar yang dapat diterima secara umum.

Persoalannya lebih rumit jika menyangkut urusan di luar batas negara. Pada

umumnya perdagangan antar negara dapat berlangsung jika dimungkinkan

menukar mata uang suatu negara menjadi mata uang negara lain. Nilai

tukar atau kurs satu mata uang terhadap lainnya merupakan bagian dari

proses valuta asing. Istilah valuta asing mengacu pada mata uang asing

aktual atau berbagai klaim atasnya, seperti deposito bank atau surat

sanggup bayar yang diperdagangkan.

Kenaikan harga valuta asing disebut depresiasi atas mata uang

dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih mahal, ini berarti nilai relatif

mata uang dalam negeri merosot. Turunnya harga valuta asing disebut

apresiasi mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih murah,

ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri meningkat. Perubahan nilai

tukar valuta asing disebabkan karena adanya perubahan permintaan atau

25

penawaran dalam bursa valuta asing (hukum penawaran dan permintaan).

Banyak sebab yang melatarbelakangi perubahan ini seperti neraca ekspor

impor, aliran modal, perubahan struktur, neraca perdagangan dan lain-lain

(Dornbusch and Fischer, 1984).

Kurs rupiah dengan kurs mata uang asing akan mempengaruhi

harga saham emiten. Kurs rupiah akan mempengaruhi penjualan

perusahaan (terutama untuk emiten yang berorientasi bisnis ekspor), Cost

Of Good Sold (mempengaruhi pembelian bahan baku apabila diperoleh dari

impor), dan rugi kurs. Khusus untuk rugi kurs, terutama bagi perusahaan

yang memiliki kewajiban dalam mata uang asing, akan sangat terpengaruh

oleh depresiasi maupun apresiasi rupiah. Menurunnya nilai tukar rupiah

terhadap mata uang asing (dollar Amerika) berdampak terhadap

meningkatnya biaya impor bahan baku dan peralatan yang dibutuhkan

perusahaan sehingga mengakibatkan meningkatnya biaya produksi, atau

dengan kata lain melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS

memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi nasional yang pada akhirnya

menurunkan kinerja saham di pasar saham.

8. Tingkat Suku Bunga the Fed

Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan

jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik

maupun dari investor asing, khususnya pada jenis investasi portofolio yang

umumnya berjangka pendek (Madura, 2000). Perubahan tingkat suku

bunga akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan

penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu negara terjadi

26

peningkatan aliran modal masuk (capital inflow) dari luar negeri dapat

menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut

terhadap mata uang asing di pasar valuta asing. Suku bunga adalah

pembayaran yang dilakukan atas penggunaan sejumlah uang (Samuelson

dan Nordaus, 1998).

Penelitian oleh Lee (1992), menemukan bahwa perubahan tingkat

suku bunga (interest rate) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

indeks harga saham. Sementara Tandelilin (1997), melakukan penelitian

untuk membuktikan apakah variabel tingkat inflasi, tingkat suku bunga

dan perubahan GDP mempengaruhi risiko sistematis. Hasil penelitian

tersebut menemukan bahwa tingkat suku bunga secara parsial terbukti

berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis. Selain itu ada juga

penelitian oleh Ang dan Bekaert (2001) juga menemukan pengaruh yang

signifikan antara tingkat suku bunga jangka pendek dengan return saham.

Informasi lain yang sering dijadikan dasar pengambilan keputusan

investasi adalah pergerakan suku bunga. Salah satu tingkat suku bunga

yang memiliki pengaruh besar yaitu tingkat suku bunga bank sentral

Amerika Serikat Fed Fund Rate (FFR). Apabila suku bunga AS naik,

maka investor kemungkinan akan memindahkan dananya dari Indonesia

ke Amerika, mereka memiliki persepsi return yang akan mereka dapat

lebih sedikit jika berinvestasi di pasar modal Indonesia

Fed Fund Rate (FFR) adalah tingkat suku bunga untuk satu tahun

yang ditetapkan oleh the Fed sebagai patokan bagi suku bunga pinjaman

maupun simpanan bagi bank dan atau lembaga-lembaga keuangan di

27

seluruh AS. Ketika suku bunga AS naik, maka bunga pinjaman maupun

simpanan di bank dan lembaga keuangan lainnya juga bisa naik. Jika

bunga simpanan di bank-bank di Amerika naik, maka akan menarik minat

investor dari seluruh dunia untuk menempatkan dana mereka dalam bentuk

tabungan/deposito di Amerika. Tidak hanya bunga tabungan, ketika FFR

naik maka bunga obligasi yang diterbitkan perusahaan-perusahaan di

Amerika juga biasanya akan ikut naik. Misalkan perusahaan Black Rock,

perusahaan asset management terbesar di dunia asal New York, AS.

Perusahaan ini lebih banyak menempatkan portofolionya di instrumen

obligasi ketimbang saham (53.3% berbanding 43.5%, sisanya dalam

bentuk instrumen pasar uang termasuk deposito). Jika FFR naik maka bisa

dipastikan bahwa mereka akan menarik minimal sebagian investasinya

dari negara-negara diluar Amerika untuk kembali berinvestasi ke negara

mereka sendiri.

9. Harga Minyak

Minyak mentah atau crude oil merupakan salah satu energi utama

yang sangat dibutuhkan. Hasil dari pengolahan minyak mentah dapat

menjadi energi untuk melakukan kegiatan produksi. Jenis minyak mentah

yang diperdagangkan di dunia seperti, West Texas Intermediate (WTI),

Brent Bland, OPEC Basket price dan Russian Export Blend.

Banyak faktor yang menentukan tingkat harga minyak dunia diluar

faktor fundamental. Diantaranya adalah persediaan, perdagangan

berjangka, keekonomian kilang, faktor psikologis dan politik. Harga

minyak mentah secara umum sangat bervariasi. Komposisi (yield)

28

hidrokarbon, berat jenis yang dinyatakan dalam derajat API, kandungan

impurities belerang adalah hal-hal yang mempengaruhi harga minyak

mentah. OPEC sendiri pernah menetapkan patokan harga minyaknya

berdasarkan derajat American Petroleum Institute (API). Setiap perbedaan

derajat API dinilai 2 sen dollar AS. Namun Perusahaan minyak menambah

atau mengurangi harga tidak hanya berdasarkan perbedaan derajat API,

tetapi juga oleh faktor lain.

Dalam penentuan harga minyak ada beberapa sistem yang

digunakan. Berikut ini berbagai sistem harga minyak yang dijadikan acuan

untuk menetapkan harga minyak dunia :

a. Sistem harga minyak semula dikembangkan oleh OPEC. Karena

produksi minyak OPEC sebagian besar untuk tujuan ekspor maka

organisasi ini memerlukan sistem penetapan harga yang baik.

Pada awalnya sistem harga semula diterapkan demi mendapatkan

rente ekonomi yang besar bagi negara produsen.

b. Sistem harga minyak pasti (fixed pricing system) yang diterapkan

OPEC memberi kesempatan kepada perusahaan minyak untuk

menutupi biaya produksi dan pembayaran rente ekonomi kepada

negara produsen (host goverment). Disamping sebagai produsen,

perusahaan minyak juga aktif bertindak selaku pelaksana

transportasi, kilang, dan distribusi. Sistem harga minyak pasti

lebih dikenal dengan posted price, diterapkan hanya untuk tujuan

akutansi perhitungan pajak.

29

c. Mekanisme pasar yang lebih bervariasi kemudian muncul akibat

struktur pasar minyak yang semakin kompetitif dan bersifat

regional. Beberapa negara OPEC menerapkan penjualan dengan

harga spot langsung, penghitungan net back produk minyak,

penghitungan biaya proses (processing deal), barter dan

perjanjian dengan counter-trade, dan metode lain seperti

memberikan potongan harga.

d. Sistem formula harga mulai dikembangkan untuk penjualan

minyak ekspor yang dikaitkan dengan harga spot dan forward

dari jenis minyak lain sebagai patokan. Ada tiga alasan

dikembangkannya sistem patokan harga. Pertama, supaya harga

dapat saling terkait dengan harga minyak lainnya. Kedua, harga

dapat lebih berorientasi pasar dan bergerak sesuai dengan

perkembangan pasar. Ketiga, pendorong kompetisi yang lebih

baik diantara minyak ekspor.

Kenaikan harga minyak dunia bisa memberikan dampak berbeda pada

setiap harga saham, yaitu saham dari perusahaan yang bergerak di bidang

pertambangan dan perusahaan yang bergerak di luar bidang pertambangan.

Pada perusahaan non pertambangan, kenaikan harga minyak bisa membawa

dampak negatif karena akan mengakibatkan kenaikan biaya produksi dan

secara tidak langsung akan menurunkan harga saham. Sedangkan pada

perusahaan pertambangan kenaikan harga minyak membawa dampak positif

pada penerimaan yang akan diperoleh yang akan mengakibatkan kenaikan

harga saham. Penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2010)

30

mengemukakan bahwa kenaikan harga minyak secara umum akan mendorong

kenaikan harga saham sektor pertambangan. Hal ini disebabkan karena

dengan peningkatan harga minyak akan memicu kenaikan harga barang

tambang secara umum.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham telah

dilakukan di berbagai negara. Seperti penelitian yang dilakukan oleh

Constantinos, Ektor dan Dimitrios (2012) di Yunani dengan tujuan melihat

keterkaitan antara harga minyak dan perilaku pasar saham di sebuah ekonomi

kecil yang bergantung pada harga minyak. Metodologi yang digunakan

adalah Vector Autoregression (VAR) dan uji kausalitas granger. Penelitian ini

menggunakan variabel indeks ASE yang merupakan indeks harga saham

negara Yunani dan indeks harga minyak. Hasil penelitian yang ditemukan

adalah bahwa pertama, adanya hubungan positif yang signifikan antara pasar

saham dan pasar minyak. Kedua, indeks harga saham Yunani sangat

bergantung pada perusahaan-perusahaan minyak sehingga kondisi harga

minyak dunia berpengaruh besar terhadap pergerakan harga saham Yunani.

Namun hasil yang berbeda ditemukan oleh Sahu, Bandopadhyay, dan

Mondal (2014) yang juga melakukan penelitian tentang pengaruh harga

minyak terhadap indeks harga saham India. Penelitian ini melihat bahwa

liberalisasi dan integrasi pasar internasional pada negara berkembang

mempengaruhi arus investasi yang masuk. Variabel penelitian yang

digunakan yaitu BSE Sensex, S&P CNX Nifty Index dan harga minyak

mentah. Metodologi yang digunakan untuk penelitian menggunakan VECM.

31

Hasil penelitian menemukan bahwa Adanya hubungan jangka panjang positif

yang signifikan antara harga minyak dan indeks saham. Sedangkan dalam

jangka pendek tidak ada hubungan kausal di antara harga minyak dan indeks

saham India.

Santoso (2013) melakukan penelitian tentang integrasi pasar modal

kawasan China-ASEAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat

integrasi pasar saham kawasan ASEAN dan China. Alat analisis yang

digunakan adalah Vector Error Correction Model (VECM). Penelitian ini

menggunakan indeks saham beberapa negara antara lain Pasar saham

kawasan ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura) dan

China. Hasil dari penelitian ini adalah pertama, pasar modal Malaysia,

Filipina, Singapura, Thailand, dan China berpengaruh positif terhadap pasar

modal Indonesia, tetapi pasar modal Indonesia tidak berpengaruh terhadap

pasar modal negara lain. Kedua, pasar saham Singapura berpengaruh positif

terhadap pasar modal Indonesia, Malaysia, Thailand, dan China, kecuali

Filipina. Ketiga, pasar modal China hanya mempengaruhi pasar modal di

Singapura. Pasar saham Singapura dan China mengalami integrasi lengkap

karena keduanya saling mempengaruhi. Keempat, pasar modal Filipina hanya

mempengaruhi pasar modal Indonesia. Pasar modal Indonesia berada dalam

posisi rentan, mudah dipengaruhi oleh gejolak pasar modal yang terjadi di

kawasan ASEAN dan China. Pasar modal Singapura berada dalam posisi

yang kuat, sebagai referensi untuk pasar modal lain di wilayah tersebut.

Sementara pasar modal Filipina relatif lebih tersegmentasi, dipengaruhi

gejolak domestik.

32

Vanita dan Khushboo (2015) yang juga melakukan penelitian tentang

pengaruh jangka panjang antara tingkat suku bunga dengan harga saham di

negara BRICS. Variavel yang digunakan dalam penelitian ini adalah indeks

saham negara Brazil, Rusia. India, China dan Africa Selatan (BRICS). Hasil

dari penelitian ini adalah pertama, globalisasi ekonomi secara signifikan

meningkatkan indeks pasar saham. Kedua, adanya hubungan positif dan

signifikan terhadap saham perusahaan tergantung pada globalisasi politik dan

variabel dummy. Ketiga, terdapat pengaruh negatif dan signifikan terkait

dengan laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah, nilai tukar dan efek

interaksi ekonomi.

Wijayaningsih, Rahayu, dan Saifi (2016) melakukan penelitian tentang

pengaruh BI rate, fed rate, dan kurs rupiah terhadap indeks harga saham

gabungan (IHSG) periode tahun 2008-2015. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tingkat suku bunga bank Indonesia, fed rate, dan nilai

tukar rupiah. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah secara simultan menunjukkan

BI rate, fed rate, dan kurs rupiah berpengaruh signifikan terhadap Indeks

Harga Saham Gabungan (IHSG). Secara parsial hasil analisis menunjukkan

pertama, BI Rate menunjukkan pengaruh negatif terhadap indeks harga

saham gabungan. Kedua, FED Rate tidak berpengaruh terhadap indeks harga

saham gabungan. Ketiga, kurs rupiah menunjukkan pengaruh negatif terhadap

indeks harga saham gabungan. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap

indeks harga saham gabungan adalah variabel kurs rupiah.

33

Nofiatin (2013) yang juga melakukan penelitian tentang hubungan

inflasi, suku bunga, produk domestik bruto, nilai tukar, jumlah uang beredar,

dan indeks harga saham gabungan periode tahun 2005–2011. Penelitian ini

menggunakan Vector Autoregression sebagai alat analisis. Hasil analisis

menunjukkan bahwa terdapat hubungan kointegrasi antara inflasi, suku

bunga, nilai tukar, dan IHSG. Namun tidak ditemukan adanya kesamaan

pergerakan antara PDB, jumlah uang beredar, dan IHSG.

Kewal (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh inflasi, suku

bunga, kurs, dan pertumbuhan PDB terhadap indeks harga saham gabungan.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.

Variabel penelitian yang digunakan antara lain tingkat inflasi, tingkat suku

bunga, kurs, pertumbuhan PDB dan indeks harga saham gabungan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hanya kurs yang berpengaruh secara signifikan

terhadap IHSG. Sedangkan tingkat inflasi, suku bunga SBI dan pertumbuhan PDB

tidak berpengaruh terhadap IHSG.

Gu dan Gao (2013) melakukan penelitian tentang hubungan antara

kebijakan moneter the Fed dan pasar saham Amerika. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi. Variabel penelitian yang

digunakan adalah variabel M1, M2, indeks bulanan S&P 500, dan Fed Fund

Rate. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Fed fund rate dan indeks

S & P 500 berhubungan positif dalam jangka panjang. Hal ini sesuai dengan

kenyataan bahwa the Fed biasanya menaikkan tingkat bunga target saat

pertumbuhan ekonomi kuat dan pasar saham dalam tren bullish, dan

Memotong suku bunga ketika pertumbuhan menurun dan pasar saham dalam

tren bearish.

34

Atik (2011) melakukan penelitian tentang hubungan inflasi, nilai tukar,

dan tingkat suku bunga SBI terhadap harga saham perbankan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah regresi linier berganda. Variabel penelitian yang digunakan adalah

harga saham sektor perbankan, inflasi, nilai tukar dan tingkat suku bunga

SBI. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi mempunyai

hubungan positif dan searah dengan harga saham perbankan. Variabel nilai

tukar dan suku bunga SBI mempunyai hubungan negatif dan berlawanan

dengan harga saham perbankan.

Prasetiono (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh faktor

fundamental ekonomi makro dan harga minyak terhadap saham LQ45 dalam

jangka pendek dan jangka panjang. Alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Error Correction Model (ECM). Variabel penelitian

yang digunakan adalah faktor fundamental ekonomi makro dan harga

minyak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek

kurs tidak berpengaruh signifikan. Sedangkan dalam jangka panjang semua

variabel tidak berpengaruh signifikan.

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh guncangan

ekonomi global yang dilihat dari pergerakan indeks Dow Jones, STI, nilai

kurs, harga minyak, dan tingkat suku bunga the Fed terhadap indeks LQ45.

Tujuan lain dari penelitian ini juga untuk mengetahui hubungan antar variabel

dan respon yang ditunjukkan oleh pergerakan indeks Dow Jones, STI, nilai

35

kurs, harga minyak, dan tingkat suku bunga the Fed dengan indeks LQ45.

Maka kerangka penelitian akan digambarkan seperti berikut ini:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian, gambaran kerangka pemikiran, dan tujuan dari

penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis yang akan dibuktikan, yaitu

sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara perubahan tingkat kurs, harga minyak,

tingkat suku bunga the Fed, indeks Dow Jones, STI dengan indeks

LQ45.

2. Terdapat perbedaan pola respon indikator perubahan tingkat kurs,

harga minyak, tingkat suku bunga the Fed, indeks Dow Jones, STI

terhadap indeks LQ45.