52
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut S.Munawir, laporan keuangan merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai keuangan suatu perusahaan yang berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 7 Pihak yang berkepentingan terdiri dari pihak intern maupun ekstern. Pihak intern meliputi pimpinan dan pemilik perusahaan, serta karyawan. Sedangkan pihak ekstern seperti supplier, investor, maupun pihak lain yang membutuhkan informasi keuangan tersebut. 8 Menurut Ratma Budi Priatma, laporan keuangan dalam arti sederhana yaitu suatu informasi yang dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu. 9 Pada umumnya, laporan keuangan yang dibuat yaitu per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Akan tetapi, untuk laporan lebih luas dibuat satu tahun sekali. Dengan dibuatnya laporan keuangan, maka akan dapat diketahui posisi perusahaan saat ini setelah laporan keuangan tersebut dianalisis. Lebih lanjut Irham Fahmi mengatakan bahwa laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan informasi tersebut dapat dijadikan gambaran kinerja keuangan di perusahaan yang bersangkutan. 10 7 S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 2 8 Ratma Budi Priatna, dkk., Akuntansi Keuangan 1, Cet.2 (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), 31 9 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 7 10 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 2

BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut S.Munawir, laporan keuangan merupakan alat yang digunakan

untuk memperoleh informasi mengenai keuangan suatu perusahaan yang

berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.7 Pihak yang berkepentingan

terdiri dari pihak intern maupun ekstern. Pihak intern meliputi pimpinan dan

pemilik perusahaan, serta karyawan. Sedangkan pihak ekstern seperti

supplier, investor, maupun pihak lain yang membutuhkan informasi keuangan

tersebut.8

Menurut Ratma Budi Priatma, laporan keuangan dalam arti sederhana

yaitu suatu informasi yang dapat menggambarkan kondisi keuangan

perusahaan saat ini atau dalam suatu periode tertentu.9 Pada umumnya,

laporan keuangan yang dibuat yaitu per periode, misalnya tiga bulan, atau

enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Akan tetapi, untuk

laporan lebih luas dibuat satu tahun sekali. Dengan dibuatnya laporan

keuangan, maka akan dapat diketahui posisi perusahaan saat ini setelah

laporan keuangan tersebut dianalisis.

Lebih lanjut Irham Fahmi mengatakan bahwa laporan keuangan adalah

suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan dan

informasi tersebut dapat dijadikan gambaran kinerja keuangan di perusahaan

yang bersangkutan.10

7 S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 2

8 Ratma Budi Priatna, dkk., Akuntansi Keuangan 1, Cet.2 (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), 31

9 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 7

10 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 2

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

13

Menurut Lili M.Sadeli, laporan keuangan merupakan laporan yang akan

memberikan informasi berupa kondisi keuangan suatu perusahaan, perubahan-

perubahannya dan hasil yang dicapai oleh perusahaan tersebut dalam suatu

periode tertentu.11

Menurut Ismail, laporan keuangan merupakan suatu bentuk

pertanggungjawaban kinerja manajemen suatu perusahaan yang dicapai

selama periode tertentu terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.12

Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang

diperoleh dalam suatu periode tertentu. Menurut IAI (2002) PSAK1 format

laporan keuangan terdiri dari empat bentuk laporan keuangan yaitu laporan

keuangan neraca, laporan keuangan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan

laporan keuangan arus kas, ditambah pelengkap laporan keuangan berupa

catatan atas laporan keuangan.13

Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan

bahwa laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan

kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Setiap

perusahaan wajib membuat dan melaporkan kondisi keuangannya pada suatu

periode tertentu. Laporan keuangan kemudian dianalisis sehinga dapat

diketahui kondisi dan posisi perusahaan. Dengan adanya laporan keuangan,

perusahaan juga dapat menentukan langkah yang harus diambil sekarang dan

dimasa depan, dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan

maupun kekuatan yang dimilikinya.

11

Lili M.Sadeli, Dasar-Dasar Akuntansi, Ed.1,Cet.6, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), 18 12

Ismail, Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, Ed.1, Cet.2, (Jakarta: Kencana,

2011), 15 13

Harmono, Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard Pendekatan Teori, Kasus, dan

Riset Bisnis, Ed.1, Cet.2, (Jakarta: PT Bumi Akasara, 2011), 24

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

14

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Irham Fahmi, tujuan laporan keuangan adalah memberikan

informasi dari sudut angka-angka dalam satuan moneter kepada pihak yang

membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan. Kemudian, SFAC

(Statement of Financial Accounting Concept) No.1 menyatakan tujuan dari

pelaporan keuangan perusahaan yaitu menyediakan informasi yang

bermanfaat bagi pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi oleh investor yang

ada dan yang potensial, kreditor, manajemen, pemerintah, dan pengguna

lainnya.14

Menurut Ismail, tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi

mengenai posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas, dan informasi

lainnya yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan untuk membuat

keputusan ekonomi.15

Menurut Hery, tujuan khusus laporan dari keuangan adalah suatu

informasi mengenai posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan lain dalam

posisi keuangan yang disajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan dalam Standar Akuntansi

Keuangan (SAK) dijelaskan tentang tujuan laporan keuangan yang isinya:

“Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut

posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan

yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

ekonomi”.16

Berkut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusuan laporan keuangan

menurut Kasmir, yaitu:

1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

14

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 5 15

Ismail, Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, Ed.1, Cet.2, (Jakarta: Kencana,

2011), 15 16

Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 4

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

15

2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5) Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

7) Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8) Informasi keuangan lainnya.17

Lebih lanjut Lili M.Sadeli mengemukakan tujuan umum laporan keuangan

adalah sebagai berikut:

1) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan

kewajiban.

2) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan

bersih perusahaan sebagai hasil dari kegiatan usaha.

3) Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan kekayaan

bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha.

4) Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam

menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba.

5) Menyajikan informasi lain yang sesuai/relevan dengan keperluan para

pemakainya.18

Dari beberapa penjelasan tujuan laporan keuangan di atas, dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari laporan keuangan yaitu dengan laporan

keuangan akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara

17

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 10-11 18

Lili M.Sadeli, Dasar-Dasar Akuntansi, Ed.1,Cet.6, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), 19

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

16

menyeluruh, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di masa

sekarang dan masa depan. Laporan keuangan juga bertujuan untuk

memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

dalam menilai kinerja keuangan.

3. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan

Ada beberapa pihak yang dianggap memiliki kepentingan terhadap

laporan keuangan suatu perusahaan, yaitu:

a. Pemilik

Pemilik adalah mereka yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin

dari kepemilikan saham yang dimilikinya. Kepentingan bagi para

pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap hasil

laporan keuangan yang telah dibuat adalah:

1) Untuk melihat kondisi dan posisi perusahaan saat ini.

2) Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu

periode.

3) Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.19

b. Manager atau Pimpinan Perusahaan

Dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan periode yang baru,

akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem

pengawasannya dan menentukan kebijakan-kebijakannya yang lebih tepat.

Bagi manjemen yang penting adalah bahwa laba yang dicapai cukup

tinggi, cara kerja yang efisien, aktiva aman dan terjaga baik, struktur

permodalan sehat dan bahwa perusahaan mempunyai rencana yang baik

mengenai hari depan, baik di bidang keuangan maupun di bidang

operasi.20

19

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 19 20

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 2

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

17

c. Kreditur

Kreditur adalah pihak yang memberikan pinjaman baik dalam bentuk

uang (money), barang (goods) maupun dalam bentuk jasa (service).

Contoh kreditur yang memberikan pinjaman dalam bentuk uang adalah

perbankan atau leasing. Pada saat pihak debitur mengajukan permohonan

untuk meminjam sejumlah dana kepada kreditur, maka sudah menjadi

kewajiban bagi pihak kreditur untuk melakukan pengecekan terhadap

laporan keuangan pihak debitur. Karena dengan melihat dan meneliti

setiap laporan keuangan tersebut pihak kreditur akan dapat memberikan

sebuah rekomendasi apakah usulan untuk pinjaman tersebut layak untuk

direalisasikan dan jika layak berapa angka yang harus di realisasikan.

Karena bagi pihak kreditur ini menyangkut dengan kemampuan dan pihak

debitur untuk mampu mengembalikan pinjaman tersebut tepat pada

waktunya, karena jika timbul kemacetan maka tentunya akan

menimbulkan kesulitan tersendiri bagi pihak kreditur. Dan kemampuan

debitur untuk membayar cicilan pinjamannya itu dapat dilihat pada data-

data keuangan masa lalu yang di sana telah tergambarkan kinerja

debitur.21

d. Investor

Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu

perusahaan. Jika suatu perusahaan memerlukan dana untuk memperluas

usaha atau kapasitas usahanya di samping memperoleh pinjaman dari

lembaga keuangan seperti bank dapat pula diperoleh dari para investor

melalui penjualan saham. Dalam memilih sumber dana pihak perusahaan

memiliki pertimbangan tentunya seperti jumlah anguran ke depan. Namun

di sisi lain, perusahaan juga ingin memberikan peluang kepemilikan

kepada masyarakat atau pihak lainnya. Investor perlu mempertimbangkan

21

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 15

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

18

banyak hal sebelum memutuskan untuk membeli saham. Dasar

pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang disajikan

perusahaan yang akan ditanaminya. Dalam hal ini, investor akan melihat

prospek usaha ini sekarang dan masa yang akan datang. Prospek yang

dimaksud adalah keuntungan yang diperolehnya (dividen) serta

perkembangan nilai saham ke depan.22

e. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah mereka yang ditugaskan untuk melakukan

audit pada sebuah perusahaan. Dan yang menjadi bahan audit seorang

akuntan publik adalah laporan keuangan perusahaan untuk selanjutnya

pada hasil audit ia akan melaporkan dan memberikan penilaian dalam

bentuk rekomendasi. Bagi sebuah perusahaan yang akan go public

tanggung jawab seorang auditor menjadi lebih berat karena dengan

penilaiannya sebuah perusahaan bisa atau tidak dinyatakan laporan

keuangannya memenuhi syarat untuk go public. Dalam konteks ini

reputasi seorang auditor di pertaruhkan.23

f. Karyawan Perusahaan

Karyawan merupakan mereka yang terlibat secara penuh di suatu

perusahaan. Dan secara ekonomi mereka mempunyai ketergantungan yang

besar yaitu pekerjaan dan penghasilan yang diterirna dan perusahaan

tempat bekerja telah begitu berperan dalam membantu kehidupannya,

terutama jika karyawan tersebut telah berkeluarga. Dengan begitu posisi

perusahaan yang tergambarkan dalam laporan keuangan menjadi bahan

kajian bagi para karyawan dalam memosisikan keputusan ke depan

nantinya. Misalnya jika ternyata kondisi perusahaan telah menunjukkan

tanda-tanda financial distress (kesulitan keuangan) dan bahkan cenderung

menuju pailit maka tindakan antisipasi dengan pindah atau siap-siap untuk

22

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 19 23

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 16

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

19

mencari pekerjaan di tempat lain adalah sebuah solusi yang konstruktif

yang bisa dilakukan. Oleh karena itu, seorang karyawan yang bekerja di

suatu perusahaan jangan hanya menghabiskan waktu untuk bekerja namun

harus juga memperhatikan bagaimana kondisi laporan keuangan

perusahaan tersebut. 24

g. Bapepam

Bapepam adalah Badan Pengawas Pasar Modal. Bagi suatu

perusahaan yang akan go public maka perusahaan tersebut berkewajiban

untuk memperlihatkan laporan keuangannya kepada Bapepam dalam hal

ini PT Bursa Efek Indonesia. Bapepam bertugas untuk mengamati dan

mengawasi setiap kondisi perusahaan yang go public tersebut, termasuk

berkewajiban untuk tidak menerima atau mengeluarkan perusahaan yang

dianggap sudah tidak Iayak lagi untuk go public. Go public artinya

perusahaan tersebut telah memutuskan untuk menjual sahamnya kepada

publik dan siap untuk dinilai oleh publik secara terbuka. Saat pertama

sekali perusahaan go public sering disebut dengan IPO (initial public

offering).25

h. Underwriter

Underwriter adalah penjamin emisi bagi setiap perusahaan yang akan

menerbitkan sahamnya di pasar modal. Contohnya dimisalkan pada saat

PT Abadi Angkasa akan go public atau dengan kata lain akan menjual

sahamnya kepada publik maka PT Bank Oriental menjadi penjamin

emisinya bahwa PT Abadi Angkasa layak untuk go public. Salah satu

penilaian underwriter pada sebuah perusahaan adalah kondisi laporan

keuangan yang dimiliki. Sehingga dengan kata lain reputasi sebuah

underwriter menjadi penting dalam menyatakan sebuah perusahaan

24

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 16-17 25

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 17

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

20

tersebut layak atau tidak untuk dijamin go public, karena jika tidak layak

namun kemudian dinyatakan layak maka pada saat PT Abadi Angkasa

tersebut bermasalah ke depan nantinya dan PT Bank Oriental yang harus

menanggung akibatnya yaitu lebih jauhnya menurunnya reputasi di mata

publik.26

i. Konsumen

Konsumen adalah pihak yang menikmati produk dan jasa yang

dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dan sudut marketing konsumen dibagi

dua yaitu ada yang dimaksud dengan konsumen aktual dan konsumen

potensial. Konsumen aktual adalah konsumen yang loyal terhadap produk

dan jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dan konsumen potensial

adalah konsumen yang berpotensi untuk menjadi konsumen aktual.

Sehingga konsumen atau publik yang menjadi loyal terhadap produk dan

jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan adalah memiliki

ketergantungan yang tinggi pada perusahaan tersebut.27

j. Pemasok

Pemasok (supplier) merupakan mereka yang menerima order untuk

memasok setiap kebutuhan perusahaan mulai dan hal-hal yang dianggap

kecil sampai yang besar yang mana semua itu dihitung dengan skala

finansial. Tentunya dan setiap barang yang dipasok tersebut ada yang

dibayar di muka sebagian saja dan pelunasannya adalah dilakukan dalam

kurun jangka waktu tertentu yang bisa terlaksana setiap per semester atau

juga setiap akhir tahun. Karena pelunasarmya dilakukan dalam sebuah

jangka waktu yang seperti itu telah menyebabkan pihak supplier harus

melakukan tindakan analisis yang mendalam dan penuh dengan kehati-

hatian. Terutama menyangkut dengan kondisi keuangan perusahaan yang

tidak bisa diprediksi, dan memang masalah keuangan perusahaan adalah

26

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 18 27

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 18

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

21

penuh dengan kerahasiaan. Sehingga dengan begitu menyebabkan pihak

supplier merasa sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan

perusahaan tersebut guna memprediksi akan kelancaran pembayaran yang

akan dilakukan di kemudian hari.28

k. Lembaga Penilai

Lembaga penilai disini berasal dan berbagai latar belakang seperti

GCG (Good Corporate Governance), WALHI (Wahana Lingkungan

Hidup), majalah, televisi, tabloid, surat kabar, dan lainnya yang secara

berkala membuat rangking perusahaan berdasarkan klasifikasi masing-

masing seperti 10 perbankan terbaik versi majalah Warta Ekonomi

misalnya. Dimana data-data yang berasal dan laporan keuangan tersebut

dijadikan rujukan untuk penilaian.29

l. Asosiasi perdagangan

Asosiasi perdagangan ini mencakup mulai dan KADIN (Kamar

Dagang dan Industri), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia),

IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), asosiasi pertekstilan Indonesia, dan

lainnya. Dimana organisasi tersebut menaungi berbagai perusahaan yang

menjadi anggotanya dan setiap waktunya diadakan rapat tahunan atau

berbagai pertemuan lainnya yang membahas berbagai hal yang menjadi

hambatan dalam aktivitas bisnis yang dijalankan dan tidak terkecuali

seperti terjadinya penurunan angka penjualan.30

m. Pengadilan

Laporan keuangan yang dihasilkan dan disahkan oleh pihak

perusahaan adalah dapat menjadi barang bukti pertanggungjawaban

kinerja keuangan, dan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan

keuangan tersebut nantinya akan menjadi subjek pertanyaan dalam

28

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 18 29

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 19 30

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 19

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

22

peradilan. Contoh bukti ditemukannya kecurangan pada pembuatan

laporan keuangan yang telah menyebabkan kerugian bagi pihak tertentu

dan semua itu terjadi dikarenakan yang dilaporkan tidak sesuai dengan

yang terjadi di lapangan.31

n. Akademis dan Peneliti

Pihak akademis dan peneliti adalah mereka yang melakukan research

terhadap sebuah perusahaan. Sehingga dengan begitu kebutuhan akan

informasi sebuah laporan keuangan yang dapat dipercaya dan

dipertanggungjawabkan adalah mutlak, apalagi jika nanti penelitian

tersebut dipublikasikan ke berbagai jurnal dan media massa baik nasional

dan internasional. Contoh peneliti dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia), Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan sebuah

Universitas, dan lain sebagainya.32

o. Pemda (Pemerintah Daerah)

Pemerintah Daerah atau local government adalah mereka yang

mempunyai hubungan kuat dengan kajian seperti akan lahirnya suatu

perda (peraturan daerah) yang berkaitan dengan berbagai aspek. Seperti

aspek lingkungan. Aspek lingkungan pada saat pemda melakukan kaji

ulang terhadap usulan akan dibangunnya sebuah industri pada kawasan

yang dilarang atau tidak diperbolehkan. Contohnya pelarangan terhadap

pembuangan limbah pabrik yang telah merusak dan mencemari

lingkungan pada masyarakat sekeliling padahal dalam laporan keuangan

tertera dengan jelas tentang alokasi biaya yang dikeluarkan untuk biaya

pengolahan limbah tersebut. Sisi lain keuntungan dan keberadaan

perusahaan di suatu daerah akan memberikan kenaikan pendapatan daerah

dan hasil pajak, tertampungnya tenaga kerja atau berkurangnya angka

pengangguran, naiknya income perkapita masyarakat sekeliling

31

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 19 32

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 19

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

23

perusahaan, dan lainnya. Sehubungan dengan itu pemerintah daerah (local

government) akan melakukan analisis berbagai segi termasuk kebijakan

perusahaan dalam mematuhi aturan berlaku di daerah tempat perusahaan

beroperasi. Apalagi dalam era otonorni daerah sekarang ini dimana daerah

memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengatur dan mengelola

daerahnya. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi pihak perusahaan

untuk menginformasikan secara akurat tentang keadaan perusahaan

khususnya laporan keuangan kepada pihak pemerintah daerah. Seperti

pemberian kompensasi dan pesangon bagi karyawan apakah sudah sesuai

dengan aturan yang ditetapkan. Karena dampak dan tidak baiknya kinerja

perusahaan akan berpengaruh pada timbulnya dampak sosial.33

p. Pemerintah pusat

Pemerintah pusat adalah dengan segala perangkat yang dimilikinya

telah menjadikan laporan keuangan perusahaan sebagai data fundamental

acuan untuk melihat perkembangan pada berbagai sektor bisnis. Juga

harus disadari bahwa terbentuknya angka-angka pada laporan keuangan

tidak bisa dipungkiri dari regulasi dan deregulasi yang telah digulirkan.34

q. Pemerintah asing

Pemerintah asing merupakan pihak yang mengamati perkembangan

dan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di suatu negara, dimana misalnya

negara tersebut saling memiliki keterkaitan dalam bentuk perjanjian

dagang (trade contract) yang mencakup dalarn berbagai bidang usaha.

Kedekatan hubungan bilateral dan multilateral antar negara menyebabkan

krisis ekonomi yang terjadi di suatu negara akan membawa dampak pada

negara lain baik secara langsung (berdasarkan pada penurunan

pertumbuhan ekonomi) ataupun tidak langsung (secara psikologis publik),

33

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 20 34

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 20

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

24

seperti krisis ekonomi yang melanda pada beberapa negara kawasan Asia

tahun 1997 yang telah membawa pengaruh kuat pada negara Indonesia.35

r. Organisasi Internasional

Organisasi internasional disini seperti IMF (International Monetary

Fund), WB (World Bank), ADB (Asian Development Bank), ASEAN,

PBB, dan lainnya. Mereka ini adalah menjadi pihak yang turut andil

dalam usaha menciptakan terbentuknya tatanan dunia baru. Dukungan

baik finansial dan non financial yang diberikan adalah menjadi ukuran

kinerja dan lembaga tersebut, seperti kucuran dana yang diberikan oleh

IMF dan WB pada beberapa negara. Dimana dana tersebut akan dikelola

guna mendorong pertumbuhan ekonomi termasuk dana tersebut disalurkan

bagi tumbuh dan berkembangnya private sector.36

4. Bentuk Laporan Keuangan

1. Neraca (balance sheet)

Neraca merupakan suatu laporan yang sistematis tentang aktiva, utang,

dan modal sendiri dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu.37

Neraca

disajikan dalam bentuk yaitu sebagai berikut:

a. Bentuk skontro, yaitu bentuk penyusunan yang dibuat berhadap-

hadapan dimana semua aktiva tercantum di sebelah kiri dan hutang

serta modal tercantum di sebelah kanan.38

Bentuk neraca ini juga

disebut dengan bentuk horisontal. Neraca bentuk skontro dapat dilihat

dalam tabel berikut:39

35

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 20 36

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 21 37

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009),13 38

Rivai Wirasasmita,dkk., Analisa Laporan Keuangan Koperasi, (Bandung: CV.Pionir Jaya,

1999), 14 39

Sri Nuraeni, Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio Terhadap Tingkat

Kelancaran Pembayaran Hutang Bank Syariah, 2013, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

25

Tabel 2.1

PT. “XXX”

Neraca

Per 31 Desember 20..

Pos-pos 20.. Pos-pos 20..

AKTIVA PASIVA

Kas Xxxxx Kewajiban

Penempatan pada BI Xxxxx Kewajiban segera xxxxx

Giro pada bank lain Xxxxx Bagi hasil yang belum dibagikan xxxxx

Penempatan pada bank lain Xxxxx Simpanan wadiah xxxxx

Investasi surat berharga Xxxxx Simpanan dari bank lain xxxxx

Piutang Hutang

Piutang Murabahah Xxxxx Hutang salam xxxxx

Piutang Salam Xxxxx Hutang istishna’ xxxxx

Piutang Istishna’ Xxxxx Kewajiban pada bank lain xxxxx

Piutang Ijarah Xxxxx Pembiayaan yang diterima xxxxx

Pembiayaan Hutang pajak xxxxx

Pembiayaan Mudharabah Xxxxx Estimasi kerugian komitmen xxxxx

Pembiayaan Musyarakah Xxxxx Pinjaman wadiah yang diterima xxxxx

Pinjaman qardh Xxxxx Kewajiban lainnya xxxxx

Persediaan Xxxxx Pinjaman subordinasi xxxxx

Aset yang diperoleh untuk ijarah Xxxxx Jumlah kewajiban xxxxx

Aset istishna dalam penyelesaian Xxxxx Dana Syirkah Temporer

Penyertaan pada entitas lain Xxxxx Dana syirkah temporer dari bukan

bank

Aset pajak tangguhan Xxxxx Tabungan mudharabah xxxxx

Aset tetap dan akumulasi Xxxxx Deposito mudharabah xxxxx

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

26

penyusutan

Aset lainnya Xxxxx Musyarakah xxxxx

Jumlah dana syirkah temporer xxxxx

Ekuitas

Modal disetor xxxxx

Tambahan modal disetor xxxxx

Saldo laba (rugi) xxxxx

Jumlah ekuitas xxxxx

Jumlah Aktiva Jumlah Pasiva xxxxx

b. Bentuk staffel (report form), neraca disusun menurun mulai dari atas

terus ke bawah.40

Bentuk neraca ini disebut dengan bentuk vertikal.

Neraca bentuk staffel dapat dilihat pada tabel berikut:41

Tabel 2.2

PT. “XXX”

Neraca

Per 31 Desember 20..

Pos-pos 20..

AKTIVA

Kas Xxxxx

Penempatan pada BI Xxxxx

Giro pada bank lain Xxxxx

Investasi surat berharga Xxxxx

40

Rivai Wirasasmita,dkk., Analisa Laporan Keuangan Koperasi, (Bandung: CV.Pionir Jaya,

1999), 14 41

Sri Nuraeni, Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio Terhadap Tingkat

Kelancaran Pembayaran Hutang Bank Syariah, 2013, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

27

Piutang

Piutang Murabahah Xxxxx

Piutang Salam Xxxxx

Piutang Istishna’ Xxxxx

Piutang Ijarah Xxxxx

Pembiayaan

Pembiayaan Mudharabah Xxxxx

Pembiayaan Musyarakah Xxxxx

Pinjaman qardh Xxxxx

Persediaan Xxxxx

Aset yang diperoleh untuk ijarah Xxxxx

Aset istishna dalam penyelesaian Xxxxx

Penyertaan pada entitas lain Xxxxx

Aset pajak tangguhan Xxxxx

Aset tetap dan akumulasi penyusutan Xxxxx

Aset lainnya Xxxxx

Jumlah Aktiva Xxxxx

PASIVA

Kewajiban

Kewajiban segera Xxxxx

Bagi hasil yang belum dibagikan Xxxxx

Simpanan wadiah Xxxxx

Simpanan dari bank lain Xxxxx

Hutang

Hutang salam Xxxxx

Hutang istishna’ Xxxxx

Kewajiban pada bank lain Xxxxx

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

28

Pembiayaan yang diterima Xxxxx

Hutang pajak Xxxxx

Estimasi kerugian komitmen Xxxxx

Pinjaman wadiah yang diterima Xxxxx

Kewajiban lainnya Xxxxx

Pinjaman subordinasi Xxxxx

Jumlah kewajiban Xxxxx

Dana Syirkah Temporer

Dana syirkah temporer dari bukan bank

Tabungan mudharabah Xxxxx

Deposito mudharabah Xxxxx

Musyarakah Xxxxx

Jumlah dana syirkah temporer Xxxxx

Ekuitas

Modal disetor Xxxxx

Tambahan modal disetor Xxxxx

Saldo laba (rugi) Xxxxx

Jumlah ekuitas Xxxxx

Jumlah Pasiva Xxxxx

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi yaitu laporan yang sistematis tentang pendapatan

dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.42

Bentuk dari

laporan laba rugi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

a. Bentuk tunggal (single step)

42

Hery, Akuntansi dan Rahasia di Baliknya Untuk Para Manajer Non-akuntansi, Cet.1,(Jakarta:

Bumi Aksara, 2012), 18

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

29

Bentuk tunggal atau dikenal dengan nama single step merupakan

laporan laba rugi yang menggabungkan penghasilan-penghasilan menjadi

satu kelompok dan biaya-biaya pada kelompok lain.43

Laporan laba rugi bentuk single step dapat dilihat dalam tabel

berikut:44

Tabel 2.3

PT. “XXX”

Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 20..

Komponen Jumlah

Pendapatan pokok (operasional) Xxxxx

Pendapatan non operasional Xxxxx

Total pendapatan Xxxxx

Harga pokok penjualan xxxxx

Biaya operasional xxxxx

Biaya non operasional xxxxx

Total biaya xxxxx

Laba bersih sebelum pajak xxxxx

Pajak (xxxxx)

Laba bersih setelah pajak xxxxx

b. Bentuk majemuk (multiple step)

Laporan laba rugi bentuk multiple step disusun dengan

mengelompokkan penghasilan dan biaya dalam beberapa bagian sesuai

dengan prinsip-prinsip penyusunan laporan laba rugi.45

Laporan laba

rugi bentuk single step dapat dilihat dalam tabel berikut:46

43

Lili M.Sadeli, Dasar-Dasar Akuntansi, Ed.1,Cet.6, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), 24 44

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 50 45

Lili M.Sadeli, Dasar-Dasar Akuntansi, Ed.1,Cet.6, (Jakarta:Bumi Aksara, 2010), 25 46

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 51

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

30

Tabel 2.4

PT. “XXX”

Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 20..

Komponen Jumlah

Total penjualan (operasional) Xxxxx

Harga pokok penjualan Xxxxx

Laba kotor operasional xxxxx

Biaya operasional

Biaya umum dan administrasi Xxxxx

Biaya penjualan Xxxxx

Biaya lainnya Xxxxx

Total biaya operasional Xxxxx

Laba bersih operasional Xxxxx

Pendapatan non operasional Xxxxx

Biaya non operasional Xxxxx

Laba bersih sebelum pajak Xxxxx

Pajak Xxxxx

Laba bersih sesudah pajak Xxxxx

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

31

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini.

Kemudian laporan ini juga menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab

terjadinya perubahan modal di perusahaan.47

4. Laporan Arus Kas

Laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara

terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi,

aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk suatu

periode waktu tertentu.48

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan.

Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu

atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.49

B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir, analisis laporan keuangan terdiri dari mempelajari

hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan

posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang

bersangkutan.50

Analisis laporan keuangan adalah mengetahui hubungan yang signifikan atau

mempunyai makna antara pos satu dengan yang lainnya dengan cara menguraikan

pos-pos yang ada di dalam laporan keuangan tersebut menjadi unit informasi

47

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 29 48

Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), 9 49

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 59 50

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 35

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

32

yang lebih kecil. Tujuannya untuk mengetahui kondisi keuangan suatu

perusahaan lebih dalam agar menghasilkan keputusan yang tepat.51

Dapat disimpulkan bahwa, analisis laporan keuangan adalah mempelajari

hubungan atau makna yang terdapat di dalam pos-pos laporan keuangan untuk

mengetahui informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan.

Dengan analisis laporan keuangan, pihak manajemen akan berusaha memperbaiki

kelemahan perusahaan dan mempertahankan atau meningkatkan kekuatan

perusahaan yang bersangkutan.

2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Menurut Manahan P.Tampubolon, tujuan analisis laporan keuangan yaitu

untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dan keadaan keuangan yang dapat

menimbulkan masalah di masa depan dan menentukan setiap kekuatan yang dapat

digunakan.52

Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis

laporan keuangan. Secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis

laporan keuangan menurut Munawir adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode

tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah

dicapai untuk beberapa periode.

b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi

kekurangan perusahaan.

c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan.

d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu

dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan

saat ini.

51

Sri Nuraeni, Pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio Terhadap Tingkat

Kelancaran Pembayaran Hutang Bank Syariah, 2013, Skripsi Program Sarjana Fakultas Ekonomi

Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon 52

Manahan P.Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management) Konseptual, Problem

& Studi Kasus, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), 18

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

33

e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu

penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis

tentang hasil yang mereka capai.53

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan

yaitu untuk mengetahui posisi keuangan dan mengetahui kelemahan serta

kekuatan perusahaan yang akan dijadikan sebagai pengambilan keputusan pada

saat ini dan di masa mendatang.

3. Bentuk-Bentuk dan Teknik Analisis

Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik

analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat

adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal

sehingga para pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk

menginterpretasikannya.54

Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur

hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui

perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan

dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau

diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya.55

Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan

keuangan, yaitu sebagai berikut:

a. Analisis horizontal (dinamis)

Metode analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan

membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis

53

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 68 54

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 68 55

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 36

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

34

ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode

lainnya.56

b. Analisis vertikal (statis)

Metode analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa

hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan

memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan

keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau

hasil operasi pada saat itu saja. Metode vertikal ini disebut juga sebagai

metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya

untuk periode itu saja tanpa mengetahui perkembangannya.57

Di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan,

terdapat jenis-jenis teknik analisis yang biasa digunakan dalam menganalisis

laporan keuangan, yaitu sebagai berikut:

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan.

Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih

dari satu periode. Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan

yang terjadi, yaitu dapat berupa kenaikan atau penurunan dari masing-masing

komponen analisis. Dari perubahan tersebut, terlihat masing-masing kemajuan

atau kegagalan dalam mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.58

2. Analisis Trend atau Tendensi

Analisis ini biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu dan dilakukan

dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami

perubahan yaitu naik, turun, atau tetap, serta seberapa besar perubahan

tersebut yang dihitung dalam persentase.59

3. Analisis persentase per komponen atau common size statement.

56

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 69-70 57

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 36 58

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 70 59

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 71

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

35

Analisis ini digunakan untuk mengetahui persentase investasi pada

masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui

struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan

dengan jumlah penjualannya.60

4. Analisis sumber dan penggunaan dana

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan

dan penggunaan dana dalam suatu periode. Analisis ini juga untuk

mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal kerja

perusahaan dalam suatu periode.61

5. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis)

Analisis ini lakukan untuk mengetahui sebab-sebab perubahan uang kas

dan untuk mengetahui sumber-sumber kas serta penggunaannya selama

periode tertentu.62

6. Analisis rasio

Analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari pos-pos

tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi

dari kedua laporan tersebut.63

7. Analisis kredit

Analisis ini merupakan analisis yang digunakan untuk menilai layak

tidaknya suatu kredit dikucurkan oleh lembaga keuangan seperti bank.64

8. Analisis laba kotor (gross profit analysis)

Analisis yang digunakan untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba

kotor, baik itu kenaikan maupun penurunan sehingga dapat diambil

kesimpulan atau diambil tindakan untuk periode selanjutnya.65

60

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 37 61

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 71 62

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009), 96 63

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 37 64

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 72 65

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009), 166

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

36

9. Analisis titik pulang pokok atau titik impas (break even point)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan

produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Dengan analisis

ini akan diketahui tingkat keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.66

Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode dan teknik analisis

yang tepat, hasil dari analisis laporan keuangan akan menjadi lebih maksimal.

Menggunakan metode dan teknik analisis manapun, kesemuanya itu merupakan

permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan

keuangan, dan setiap metode analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk

membuat agar data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

C. Likuiditas

1. Pengertian Likuiditas

Menurut Irham Fahmi, likuiditas merupakan gambaran kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara lancar dan tepat

waktu. Likuiditas sering disebut juga dengan short term liquidity.67

Menurut Munawir, likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya

berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan perusahaan dikatakan

mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusahaan

tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar

daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan

66

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 37 67

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Cet.3, (Bandung: Alfabeta, 2013), 174

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

37

tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti

perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid.68

Dapat disimpulkan bahwa, likuiditas merupakan kemampuan suatu

perusahaan dalam melunasi kewajiban atau hutang jangka pendeknya yang

kurang dari waktu satu tahun. Perusahaan yang dapat melunasi kewajiban jangka

pendeknya dapat dikatakan bahwa tingkat likuiditas perusahaan tersebut dalam

kondisi baik, begitu pula sebaliknya.

2. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Dengan dilakukannya perhitungan rasio likuiditas, maka hal ini akan

memberikan banyak manfaat bagi berbagai pihak baik pihak internal maupun

eksternal. Berikut ini tujuan dan manfaat dari hasil perhitungan rasio likuiditas,

antara lain:

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau hutang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.

b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau piutang.

Dalam hal ini aktiva lancar dikurang persediaan dan hutang yang dianggap

likuiditasnya lebih rendah.

d. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada

dengan modal kerja perusahaan.

e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar

hutang.

f. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan

perencanaan kas dan hutang.

68

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 31

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

38

g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu

dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dan masing-masing

komponen yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar.

i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya,

dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.69

3. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas Bank

Pengukuran likuiditas dapat diukur menggunakan analisis rasio likuiditas.

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membiayai operasi dan memenuhi kewajiban finansial pada

saat ditagih.70

Untuk melakukan pengukuran rasio ini, terdapat beberapa jenis rasio

likuiditas. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas adalah sebagai berikut:

a. Current Ratio

Rasio lancar (current ratio) adalah ukuran yang umum digunakan atas

solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan

utang ketika jatuh tempo. Penggunaan current ratio dalam menganalisis laporan

keuangan hanya mampu memberikan analisa secara kasar, oleh karena itu perlu

adanya dukungan analisa secara kualitatif secara lebih komprehensif.71

Adapun

rumus current ratio adalah :

Current Ratio =

b. Quick Ratio

Quick ratio (rasio cepat) disebut dengan acid test ratio. Rasio cepat adalah

ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti daripada rasio lancar. Dalam

69

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 132-133 70

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009), 227 71

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung: Alfabeta, 2013), 121

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

39

rasio ini pos-pos yang kurang likuid tidak disertakan, seperti persediaan.72

Adapun rumus quick ratio adalah :

Quick Ratio =

Atau bisa juga rumus untuk Quick Ratio yaitu : 73

Quick Ratio =

c. Cash Ratio

Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang

kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas

seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat

dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan

untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.74

Adapun rumus cash ratio

adalah:

Cash Ratio =

d. Investing Policy Ratio

Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan

cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimilikinya.75

Adapun rumus investing

policy ratio adalah sebagai berikut:

Investing Policy Ratio =

72

S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta, 2004), 74 73

IBM Wiyasha, Akuntansi Manajemen untuk Hotel dan Restoran-Edisi 2, (Yogyakarta: CV.

Andi Offset, 2014), 71 74

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 138-139 75

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 222

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

40

e. Banking Ratio

Banking ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan

jumlah deposit yang dimiliki. Makin tinggi rasio ini, tingkat likuiditas bank makin

rendah karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit makan kecil,

demikian pula sebaliknya.76

Adapun rumus banking ratio adalah sebagai berikut:

Banking Ratio =

f. Assets to Loan Ratio

Assets to loan ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah

kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Makan tinggi

tingkat rasio, menunjukkan makin rendahnya tingkat likuiditas bank.77

Adapun

rumus assets to loan ratio adalah sebagai berikut:

Assets to Loan Ratio =

g. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to deposit ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana

masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya loan to depost ratio

menurut peraturan pemerintah maksimum 110%.78

Adapun rumus loan to deposit

ratio adalah sebagai berikut:

Loan to Deposit Ratio =

76

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 223 77

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 224 78

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Ed.1, Cet.6, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), 225

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

41

D. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Penyaluran dana dalam bank konvensional dikenal dengan istilah kredit atau

pinjaman. Sedangkan dalam Bank Syariah untuk penyaluran dananya dikenal

dengan istilah pembiayaan.79

Pembiayaan merupakan salah satu kegiatan usaha

Bank Syariah yang paling dominan dan produktif.

Menurut Hendi Suhendi, pembiayaan merupakan sesuatu yang dibayar secara

berangsur-angsur, baik itu transaksi jual beli maupun dalam pinjam meminjam.80

Menurut Muhammad, pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank

Islam kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang

telah dikumpulkan oleh bank Islam dari masyarakat yang surplus dana.81

Menurut Muchdarsyah Sinungan, kredit atau pembiayaan yaitu uang bank

yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada suatu waktu

tertentu di masa mendatang, disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga.82

Dalam perbankan syariah berupa bagi hasil.

Menurut O.P.Simorangkir, kredit atau pembiayaan adalah pemberian (berupa

uang, barang) dan dikemudian hari akan menerima balasan atau keuntungan.

Kredit bersifat kooperatif antara kreditur dan debitur. Mereka menarik

keuntungan dan saling menanggung risiko. Singkatnya, kredit dalam arti luas

didasarkan atas komponen kepercayaan, risiko, dan pertukaran ekonomi di masa

mendatang.83

Menurut Budi Untung, kredit atau pembiayaan jika dilihat dari pihak kreditur

yaitu suatu kegiatan untuk mengambil keuntungan dari modal dengan mengambil

79

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed.1, Cet.13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

171 80

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Ed.1, Cet.8, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), 299 81

Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), 102 82

Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Ed.2, Cet.4, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2000),

212 83

O.P. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank & Nonbank, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2004), 100

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

42

kontraprestasi, sedangkan dilihat dari segi debitur yaitu adanya bantuan dari

kreditur untuk menutupi kebutuhan yang berupa prestasi.84

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pembiayaan

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.85

Dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah Bab 1 Pasal 1 pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna.

d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.86

Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan merupakan pemberian pinjaman antara

pihak pemberi kredit (bank) dengan nasabah atau kreditur dengan debitur dimana

nasabah berkewajiban mengembalikan hutangnya sesuai dengan kesepakatan

yang telah disepakati diawal. Dengan memberikan dana atau melakukan

pembiayaan, maka pemberi kredit (bank) akan mendapatkan keuntungan berupa

bagi hasil.

84

Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, (Yogyakarta: ANDI, 2005), 2 85

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed.1, Cet.13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

85 86

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bab 1 Pasal 1

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

43

2. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

Menurut Kasmir, tujuan utama pemberian kredit atau pembiayaan adalah

sebagai berikut:

a. Mencari keuntungan

Dengan melakukan pembiayaan maka akan memperoleh hasil dari

pembiayaan tersebut. Hasil tersebut dalam bentuk bunga yang diterima oleh

bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi yang dibebankan kepada

nasabah. Dalam bank syariah bentuknya bagi hasil.

b. Membantu usaha nasabah

Dengan adanya pembiayaan yang dilakukan oleh kreditur atau bank, maka

pihak nasabah atau debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan

usahanya.

c. Membantu pemerintah

Semakin banyak pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan, maka

semakin baik karena berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai

sektor.87

Menurut O.P.Simorangkir, tujuan kredit atau pembiayaan yang dilakukan

oleh suatu bank yaitu:

a) Turut menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan

pembangunan.

b) Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya

guna menjamin kebutuhan masyarakat.

c) Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat

memperluas usahanya.88

87

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed.1, Cet.13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

88 88

O.P. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank & Nonbank, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2004), 102

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

44

Kemudian di samping tujuan, pembiayan juga mempunyai fungsi yaitu

sebagai berikut:

1) Untuk meningkatkan daya guna uang.

2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

3) Untuk meningkatkan daya guna barang.

4) Meningkatkan peredaran barang.

5) Sebagai alat stabilitas ekonomi.

6) Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.

7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

8) Untuk meningkatkan hubungan internasional.89

3. Unsur-Unsur Pembiayaan

Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit atau pembiayaan

menurut adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan suatu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa

prestasi (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar-benar diterimanya

kembali dalam jangka waktu tertentu di masa mendatang.90

Kepercayaan ini

diberikan bank dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan

tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.

b. Kesepakatan

Selain kepercayaan, dalam kredit atau pembiayaan juga mengandung

unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan penerima kredit.

Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dan masing-masing pihak

menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.91

c. Jangka waktu

89

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed.1, Cet.13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

90 90

O.P. Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank & Nonbank, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2004), 101 91

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed.1, Cet.13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

87

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

45

Dalam kredit atau pembiayaan, penerima kredit memiliki jangka waktu

tertentu yaitu jangka waktu dimana penerima kredit harus mengembalikan

dana yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa dalam bentuk jangka

pendek, menengah, ataupun panjang.92

d. Degree of risk

Yaitu risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu

yang memisahkan antara pemberian kredit dan pengembalian kredit yang akan

diterima di kemudian hari.93

e. Balas jasa

Balas jasa merupakan keuntungan yang akan diperoleh oleh pihak

penyedia dana dari pembiayaan yang telah dilakukan. Dalam bank syariah

dikenal dengan istilah bagi hasil.94

4. Jenis-Jenis Pembiayaan

Salah satu tugas pokok bank yaitu pembiayaan. Pembiayaan merupakan

pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak

yang merupakan defisit unit.

Di dalam perbankan, menurut sifat penggunaannya pembiayaan terbagi

menjadi dua yaitu:

1) Pembiayaan produktif, merupakan suatu pembiayaan yang bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, misalnya untuk

keperluan peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun

investasi.

92

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed.1, Cet.13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

87 93

Budi Untung, Kredit Perbankan di Indonesia, (Yogyakarta: ANDI, 2005), 3 94

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Ed.1, Cet.13, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013),

88

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

46

PEMBIAYAAN

KONSUMTIF PRODUKTIF

MODAL KERJA INVESTASI

2) Pembiayaan konsumtif, merupakan suatu pembiayaan yang bertujuan

untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi dua yaitu :

1. Pembiayaan modal kerja, merupakan pembiayaan yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan, diantaranya:

a. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil

produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau

mutu hasil produksi; dan

b. untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari

suatu barang.

2. Pembiayaan investasi, merupakan pembiayaan yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan barang-barang modal serta fasilitas-fasilitas yang

erat kaitannya dengan itu.95

Jenis-jenis pembiayaan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Pembiayaan

95

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 160-161

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

47

5. Pembiayaan Produktif

a. Pembiayaan Modal Kerja

Unsur-unsur modal kerja terdiri atas komponen-komponen alat likuid

(cash), piutang dagang (receivable), dan persediaan (inventory) yang

umumnya terdiri atas persediaan bahan baku (raw material), persediaan

barang dalam proses (work in process), dan persediaan barang jadi (finished

goods). Oleh karena itu, pembiayaan modal kerja merupakan salah satu atau

kombinasi dari pembiayaan likuiditas (cash financing), pembiayaan piutang

(receivable financing), dan pembiayaan persediaan (inventory financing).96

Bank konvensional memberikan kredit modal kerja dengan cara

memberikan pinjaman sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendanai

seluruh kebutuhan yang merupakan kombinasi dari komponen-komponen

modal kerja tersebut, baik untuk keperluan produksi maupun perdagangan

untuk jangka waktu tertentu dengan imbalan berupa bunga.

Bank syariah dapat membantu memenuhi seluruh kebutuhan odal kerja

tersebut bukan dengan meminjamkan uang, melaikan dengan menjalin

hubungan partnership dengan nasabah, di mana bank bertindak sebagai

penyandang dana (shahibul maal), sedangkan nasabah sebagai pengusaha

(mudharib). Skema pembiayaan semacam ini disebut dengan mudharabah.

Fasilitas ini dapat diberikan untuk jangka waktu tertentu, sedangkan bagi hasil

dibagi secara periodik dengan nisbah yang disepakati. Setelah jatuh tempo,

nasabah mengembalikan jumlah dana tersebut beserta porsi bagi hasil (yang

belum dibagikan) yang menjadi bagian bank.

1) Pembiayaan Likuiditas (Cash Financing)

Pembiayaan ini pada umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan

yang timbul akibat terjadinya ketidaksesuaian (mismatched) antara cash

inflow dan cash outflow pada perusahaan nasabah. Fasilitas yang biasanya

96

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 161-162

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

48

diberikan oleh bank konvensional adalah fasilitas cerukan (overdraft

facilities) atau yang biasa disebut kredit rekening koran. Atas pemberian

fasilitas ini, bank memperoleh imbalan manfaat berupa bunga atas jumlah

rata-rata pemakaian dana yang disediakan dalam fasilitas tersebut.

Bank syariah dapat menyediakan fasilitas semacam itu dalam bentuk

qardh timbal balik atau yang disebut compensating balance. Melalui

fasilitas ini, nasabah harus membuka rekening giro dan bank tidak

memberikan bonus atas giro tersebut. Bila nasabah mengalami situasi

mismatched, nasabah dapat menarik dana melebihi saldo yang tersedia

sehingga menjadi negatif sampai maksimum jumlah yang disepakati dalam

akad. Atas fasilitas ini, bank tidak dibenarkan meminta imbalan apapun

kecuali sebatas biaya administrasi pengelolaan fasilitas tersebut.97

2) Pembiayaan Piutang (Receivable Financing)

Kebutuhan pembiayaan ini timbul pada perusahaan yang menjual

barangnya dengan kredit, tetapi baik jumlah maupun jangka waktunya

melebihi kapasitas modal kerja yang dimilikinya. Bank biasanya

memberikan fasilitas berupa hal-hal berikut.

a) Pembiayaan Piutang (Receivable Financing)

Bank memberikan pinjaman dana kepada nasabah untuk mengatasi

kekurangan dana karena masih tertanam dalam piutang. Atas pinjaman itu,

bank meminta cessie atas tagihan nasabah tersebut. Pada dasarnya, nasabah

berkewajiban untuk menagih piutangnya. Akan tetapi, bila bank merasa

perlu, dengan menggunakan cessie tersebut, bank berhak untuk menagih

langsung kepada pihak yang berutang. Hasil penagihan tersebut pertama-

tama digunakan untuk membayar kembali pinjaman nasabah berikut

bunganya dan selebihnya dikreditkan ke rekening nasabah. Bila ternyata

97

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 162

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

49

piutang tersebut tidak tertagih, nasabah wajib membayar kembali pinjaman

tersebut berikut bunganya kepada bank.98

b) Anjak Piutang (Factoring)

Fasilitas ini diberikan oleh bank dalam bentuk pengambilalihan piutang

nasabah. Untuk keperluan tersebut, nasabah mengeluarkan draf (wesel

tagih) yang diaksep oleh pihak yang berutang atau promissory note

(promes) yang diterbitkan oleh pihak yang berutang, kemudian di-endors

oleh nasabah. Draf atau promes tersebut lalu dibeli oleh bank dengan

diskon sebesar tingkat bunga yang berlaku atau disepakti untuk jangka

waktu yang tertera pada draf atau promes tersebut. Bila pada saat jatuh

tempo draf atau promes tersebut ternyata tidak tertagih, nasabah wajib

membayar kepada bank sebesar nilai nominal draf tersebut.

Bagi bank syariah, untuk kasus pembiayaan piutang seperti tersebut di

atas dapat dilakukan dalam bentuk al-qardh dimana bank tidak boleh

meminta imbalan kecuali biaya administrasi. Untuk kasus anjak piutang,

bank dapat memberikan fasilitas pengambilalihan piutang, yaitu yang

disebut hiwalah. Akan tetapi, untuk fasilitas ini pun bank tidak dibenarkan

meminta imbalan kecuali biaya layanan atau biaya adminitasi dan biaya

penagihan. Dengan demikian, bank syariah meminjamkan uang (qardh)

sebesar piutang yang tertera dalam dokumen piutang (wesel tagih atau

promes) yang diserahkan kepada bank tanpa potongan. Hal itu adalah bila

ternyata pada saat jatuh tempo, hasil tagihan itu digunakan untuk melunasi

utang nasabah kepada bank. Akan tetapi, bila ternyata piutang tersebut

tidak ditagih, nasabah harus membayar kembali utangnya itu kepada bank.

98

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 162-163

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

50

Selain itu, sebagian ulama memberikan jalan keluar berupa pembelian surat

utang (bai’ ad-dayn), tetapi sebagian ulama melarangnya.99

3) Pembiayaan Persediaan (Inventory Financing)

Pada bank konvensional dapat kita jumpai adanya kredit modal kerja yang

dipergunakan untuk mendanai pengadaaan persediaan (inventory financing).

Pola pembiayaan ini pada prinsipnya sama dengan kredit untuk mendanai

komponen modal kerja lainnya, yaitu memberikan pinjaman dengan bunga.

Bank syariah mempunyai mekanisme tersendiri untuk memenuhi

kebutuhan pendanaan persediaan tersebut, yaitu antara lain dengan

menggunakan prinsip jual beli (al-bai’) dalam dua tahap. Tahap pertama,

bank mengadakan (membeli dari suplier secara tunai) barang-barang yang

dibutuhkan oleh nasabah. Tahap kedua, bank menjual kepada nasabah

pembeli dengan pembayaran tangguh dan dengan mengambil keuntungan

yang disepakati bersama antara bank dan nasabah. Ada beberapa skema jual

beli yang dipergunakan untuk meng-approach kebutuhan tersebut, yaitu

sebagai berikut.

a) Bai’ al-Murabahah

Pembiayaan persediaan dalam usaha produksi terdiri atas biaya

pengadaan bahan baku dan penolong. Melalui proses produksi, bahan baku

tersebut akan menjadi barang setengah jadi, kemudian menjadi barang jadi

yang siap untuk dijual. Bila barang jadi itu dijual dengan kredit, ia berubah

menjadi piutang dan melalui proses collection akan berubah menjadi kas

kembali.

Pembiayaan ini juga dapat diberikan kepada nasabah yang hanya

membutuhkan dana untuk pengadaan bahan baku dan bahan penolong.

Sementara itu, biaya proses produksi dan penjualan, seperti upah tenaga

99

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 163

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

51

kerja, biaya pengepakan, biaya distribusi, serta biaya-biaya lainnya, dapat

ditutup dalam jangka wakt sesuai dengan lamanya perputaran modal kerja

tersebut, yaitu dari pengadaan persediaan bahan baku sampai terjualnya

hasil produksi dan hasil penjualan diterima dalam bentuk tunai (cash).100

b) Bai’ al-Istishna’

Bila nasabah juga membutuhkan pembiayaan untuk proses produksi

sampai menghasilkan barang jadi, bank dapt memberkan faslitas bai’ al-

istishna’. Melalui fasilitas ini, bank melakukan pemesanan barang dengan

harga yang disepakati kedua belah pihak (biasanya sebesar biaya produksi

ditambah keuntungan bagi produsen, tetapi lebih rendah dari harga jual)

dan dengan pembayaran dimuka secara bertahap, sesuai dengan tahap-

tahap proses produksi. Setiap selesai satu tahap, bank meneliti spesifikasi

dan kualitas work in process tersebut, kemudian melakukan pembayaran

untuk proses tahap berikutnya, sampai tahap akhir dari proses produksi

tersebut hingga berupa bahan jadi. Dengan demikian, kewajiban dan

tanggung jawab pengusaha adalah keberhasilan proses produksi tersebut

sampai menghasilkan barang jadi sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang

telah diperjanjikan. Bila produksi gagal, pengusaha berkewajiban

menggantinya, apakah dengan cara memproduksi lagi ataupun dengan cara

membeli dari pihak lain.

Setelah barang selesai, produk tersebut statusnya menjadi milik bank.

Tentu saja bank tidak bermaksud membeli barang itu untuk dimiliki,

melainkan untuk segera dijual kembali dengan mengambil keuntungan.

Pada saat yang kurang lebih bersamaan dengan proses pemberian fasilitas

bai’ al-istishna’ tersebut, bank juga telah mencari potential purchaser dari

produk yang dipesan oleh bank tersebut. Dalam praktiknya, potential buyer

100

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 164

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

52

tersebut telah diperoleh nasabah. Kombinasi pembelian dari nasabah

produsen dan penjualan kepada pihak pembeli itu menghasilkan skema

pembiayaan berupa istishna’ paralel atau istishna’ wal-murabahah, dan

hasil produksi tersebut disewakan, skemanya menjadi istishna’ wal-ijarah.

Bank memperoleh keuntungan dari selisih harga beli (istishna’) dengan

harga jual (murabahah) atau dari hasil sewa (ijarah).101

c) Bai’ as-Salam

Untuk produksi yang prosesnya tidak dapat diikuti, seperti produksi

pertanian, bank dapat memberikan fasilitas bai’ as-salam. Melalui fasilitas

ini, bank melakukan pemesanan barang kepada nasabah dengan

pembayaran dimuka secara sekaligus dan nasabah berkewajiban men-

deliver barang tersebut pada tanggal yang disepakati dalam kontrak. Pada

waktu bersamaan, bank dapat mencari pembeli atas produk tersebut.

Kombinasi ini disebut salam paralel. Bila produksi itu dilakukan secara

terus menerus dan perputaran modal kerja tersebut telah sedemikian

secepatnya sehingga nasabah memerlukan pembiayaan modal kerja secara

evergreen, skema pembiayaan yang paling tepat adalah al-mudharabah.102

4) Pembiayaan Modal Kerja untuk Perdagangan

a) Perdagangan Umum

Perdagangan umum adalah perdagangan yang dilakukan dengan target

pembeli siapa saja yang datang membeli barang-barang yang telah

disediakan ditempat penjual, baik pedagang eceran (retailer) maupun

pedagang besar (whole seller). Pada umumnya, perputaran modal kerja

(Working capital turnover) perdagangan semacam ini sangat tinggi, tetapi

pedagang harus mempertahankan sejumlah persediaan yang cukup karena

101

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 164-165 102

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 165-166

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

53

barang-barang yang dijual itu sebatas jumlah persediaan yang ada atau

telah dikuasai penjual. Untuk pembiayaan modal kerja perdagangan jenis

ini, skema yang paling tepat adalah skema mudharabah.103

b) Perdagangan Berdasarkan Pesanan

Perdagangan ini biasanya tidak dilakukan atau diselesaikan di tempat

penjual, yaitu seperti perdagangan antar kota, perdagangan antar pulau,

atau perdagangan antar negara. Pembeli terlebih dulu memesan barang-

barang yang dibutuhkan kepada penjual berdasarkan contoh barang atau

daftar barang serta harga yang ditawarkan. Biasanya, pembeli hanya akan

membayar apabila barang-barang yang dipesan telah diterimanya. Hal ini

untuk menghindari kemungkinan risiko akibat ketidakmampuan penjual

memenuhi pesanan atau ketidaksesuaian jumlah dan kualitas barang yang

dikirimkan dengan spesifikasi yang dimaksud dalam surat penawaran atau

pemesanan.

Berdasarkan pesanan itu, penjual lalu mengumpulkan barang-barang

yang diminta dengan cara membeli atau memesan, baik dari produsen

maupun dari pedagang lainnya. Setelah terkumpul, barulah dikirimkan

kepada pembeli sesuai pesanan. Apabila barang telah dikirim, penjual juga

menghadapi kemungkinan risiko tidak dibayarnya barang yang dikirimnya

itu.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi kedua belah pihak, bank

konvensional telah memberikan jalan keluarnya, yaitu fasilitas letter of

credit (L/C). Bank syariah telah mengadopsi mekanisme L/C itu dengan

menggunakan skema al-wakalah, al-musyarakah, al-mudharabah, ataupun

103

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 166

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

54

al-murabahah. Dalam hal al-wakalah, bank syariah hanya memperoleh

pendapatan berupa fee atas jasa yang diberikannya.104

b. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan investasi diberikan kepada nasabah untuk keperluan investasi,

yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi perluasan

usaha, ataupun pendirian proyek baru.

Ciri-ciri pembiayaan investasi adalah:

1) untuk pengadaan barang-barang modal;

2) mempunyai perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah;

3) berjangka waktu menengah dan panjang.105

Pada umumnya, pembiayaan investasi diberikan dalam jumlah besar dan

pengendapanya cukup lama. Oleh karena itu, perlu disusun proyeksi arus kas

(projected cash flow) yang mencakup semua komponen biaya dan pendapatan

sehingga akan dapat diketahui berapa dana yang tersedia setelah semua

kewajiban terpenuhi. Setelah itu, barulah disusun jadwal amortisasi yang

merupakan angsuran (pembayaran kembali) pembiayaan.

Penyusunan proyeksi arus kas ini harus disertai pula dengan perkiraan

keadaan-keadaan pada masa yang cukup panjang. Untuk memperkirakannya

perlu diadakan perhitungan dan penyusunan proyeksi neraca dan rugi laba

(projected balance sheet and projected income statement) selama jangka

waktu pembiayaan. Dari perkiraan itu akan diketahui kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba (earning power) dan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajibannya (solvency).

Melihat luasnya aspek yang harus dikelola dan dipantau maka untuk

pembiayaan investasi bank syariah menggunakan skema musyarakah

104

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 166 105

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 167

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

55

mutanaqishah. Dalam hal ini, bank memberikan pembiayaan dengan prinsip

penyertaan, dan secara bertahap bank melepaskan penyertaannya dan pemilik

perusahaan mengambil alih kembali, baik dengan menggunakan surplus cash

flow yang tercipta maupun dengan menambah modal, baik yang berasal dari

setoran pemegang saham yang ada maupun dengan mengundang pemegang

saham baru.

Skema lain yang dapat digunakan oleh bank syariah adalah al-ijarah al-

muntahia bit-tamlik, yaitu menyewakan barang modal dengan opsi diakhiri

dengan pemilikan. Sumber perusahaan untuk pembayaran sewa ini adalah

amortisasi atas barang modal yang bersangkutan, surplus, dan sumber-sumber

lain yang dapat diperoleh perusahaan.106

Pada penelitian ini, pembiayaan produktif bank syariah yang diteliti meliputi

pembiayaan piutang (murabahah, salam, istishna’ dan qardh), pembiayaan bagi hasil

(mudharabah dan musyarakah) dan pembiayaan sewa (ijarah).

E. Hubungan Likuiditas Terhadap Pembiayaan

Likuiditas mempunyai peran penting bagi bank untuk menjalankan transaksi

bisnisnya sehari-hari, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak, memuaskan

permintaan nasabah akan pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih

kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan. Besar kecilnya risiko

likuiditas banyak ditentukan oleh :

1. Kecermatan perencanaan arus kas (cash flow) atau arus dana (fund flow)

berdasarkan prediksi pertumbuhan dana-dana, termasuk mencermati tingkat

fluktuasi dana-dana (volatility of fund);

2. Ketepatan dalam mengatur struktur dana-dana termasuk kecukupan dana-dana

non bagi hasil;

106

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,

2001), 167

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

56

3. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas; dan kemampuan

menciptakan akses kepasar antar bank atau sumber dana lainnya, termasuk

fasilitas pemberian pinjaman terakhir.107

Kasmir dalam Aulia Ramadhani mengatakan bahwa ketidakmampuan perusahaan

membayar kewajibannya terutama hutang jangka pendek (yang sudah jatuh tempo)

disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, bisa dikarenakan memang perusahaan

sedang tidak memiliki dana sama sekali. Atau kedua, bisa mungkin saja perusahaan

tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai sehingga harus mengunggu dalam

waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual

surat-surat berharga, atau menjual sediaan atau aktiva lainnya.108

Muhammad dalam Aulia Ramadhani menerangkan bahwa risiko pembiayaan

muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok dan/atau bunga yang

diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya

risiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau

melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas,

sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan

risiko usaha yang dibiayainya.109

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pembiayaan mempunyai

pengaruh terhadap tinggi rendahnya likuiditas suatu perusahaan. Dilihat dari sisi

aktiva bank, pembiayaan merupakan aset yang penting. Semakin tinggi pembiayaan

yang dilakukan oleh bank, maka risiko pembiayaan pun semakin tinggi dan bank

akan mengalami kesulitan likuiditas. Jika hal ini terjadi, maka bank perlu

107 Agung Permana, Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Terhadap Llikuiditas Bank Syariah

pada PT. BPRS Ishlahul Ummah, 2008, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia Bandung 108 Aulia Ramadhani, dkk, Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap

Likuiditas industri Bank Syariah di Indonesia, 2015, Jurnal JESTT Vol. 2 No.7 Juli 2015, Ekonomi

Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga 109

Aulia Ramadhani, dkk, Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap

Likuiditas industry Bank Syariah di Indonesia, 2015, Jurnal JESTT Vol. 2 No.7 Juli 2015, Ekonomi

Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

57

mengusahakan untuk meningkatkan sisi aktiva lancar antara lain dengan

meningkatkan kas melalui penerimaan pembiayaan yang jatuh tempo. Akibat bank

mengalami kesulitan likuiditas, hal ini dapat mempengaruhi kesehatan dan

keberlangsungan usaha bank tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen yang

handal untuk dapat mengatasi masalah likuditas agar kesehatan bank tetap baik.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya untuk mempermudah peneliti

dalam mengumpulkan data dan metode analisis data yang digunakan dalam

pengolahan data. Peneliti mencantumkan penelitian terdahulu yang terkait dengan

penelitian ini, hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dalam menyusun

kerangka pemikiran dengan harapan hasil penelitian dapat tersaji secara akurat dan

mudah dipahami.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Iis Istianah (2009) mahasiswa IAIN Syekh

Nurjati Cirebon dengan judul penelitian “Analisis Ratio Likuiditas Pada

Laporan Keuangan dan Pengaruhnya Terhadap Kelancaran Pembayaran

Hutang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis ratio

likuiditas pada laporan keuangan di KJKS Perambabulan Al-Qomariyah

Babadan Cirebon. Hasil penelitian ini diketahui bahwa analisis ratio likuiditas

pada laporan keuangan KJKS Perambabulan Al-Qomariyah Babadan Cirebon

pada bulan Agustus 2006 sampai dengan bulan Desember 2007, dinyatakan

likuid karena dari perhitungan keempat ratio yaitu current ratio, acid test

ratio, cash ratio dan ratio perputaran piutang masih standar, dan tidak

bermasalah. Berdasarkan analisis kelancaran pembayaran hutang pada KJKS

Perambabulan Al-Qomariyah Babadan Cirebon termasuk baik karena rata-rata

dari tiap bulan masih diatas 90% itu berarti Koperasi lancar dalam

mengembalikan hutang-hutang pihak ketiga. Hasil perhitungan melalui

korelasi rasio likuiditas terhadap kelancaran pembayaran hutang diperoleh r =

0,468 yang berarti hubungan variabel tersebut memiliki korelasi yang cukup

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

58

erat. Dengan koefisien determinasi diperoleh kontribusinya sebesar 21,9024%

sedangkan dari hasil analisis uji t untuk uji dua pihak dengan taraf kesalahan

5% dan dk =15, harga thitung > ttabel (2,051 > 1,763), terdapat pengaruh yang

positif antara rasio likuiditas dengan kelancaran pembayaran hutang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tomi Riyadi (2010) mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Rasio

Profitabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Dengan

Menggunakan Analisis Multinomial Logit”. Tujuan penelitian ini adalah

untuk memberikan bukti mengenai pengaruh rasio profitabilitas, likuiditas dan

solvabilitas perusahaan terhadap opini auditor. Rasio-rasio keuangan yang

diteliti yaitu ROA, ROE, CR, QR, DAR, dan DER sebagai variabel

independen dan opini audit sebagai variabel independen. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel rasio ROA, CR dan QR secara statistik

berpengaruh signifikan untuk memprediksi probabilitas perusahaan diberikan

opini wajar tanpa pengecualian. Sedangkan hanya variabel rasio CR secara

statistik berpengaruh signifikan untuk memprediksi probabilitas perusahaan

diberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelas.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Nuraeni (2013) mahasiswa IAIN Syekh

Nurjati Cirebon dengan judul penelitian “Pengaruh Current Ratio, Quick

Ratio, dan Cash Ratio Terhadap Tingkat Kelancaran Pembayaran Hutang

Bank Syariah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

pengaruh Current Ratio terhadap tingkat kelancaran pembayaran hutang bank

syariah, Quick Ratio terhadap tingkat kelancaran pembayaran hutang bank

syariah, Cash Ratio terhadap tingkat kelancaran pembayaran hutang bank

syariah, dan bagaimana pengaruh Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio

secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kelancaran pembayaran

hutang bank syariah. Hasil penelitian ini yaitu dengan menggunakan analisis

regresi linier beganda diketahui Y= 88,292 + 0,156X1 + 0,172X2 + 0,009X3

menyatakan bahwa nilai koefisien Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

59

bernilai positif dengan nilai koefisien masing-masing adalah 0,156; 0,172; dan

0,009. Artinya ketiga variable tersebut berpengaruh positif terhadap tingkat

pembayaran hutang. Hasil uji t diketahui masing-masing variable thitung > ttabel

yaitu Current Ratio (23,396 > 1,696), Quick Ratio (15,907 > 1,696), dan Cash

Ratio (14,57 > 1,696). Sehingga hasil uji t menyatakan bahwa ketiga variabel

masing-masing berpengaruh positif terhadap tingkat kelancaran pembayaran

hutang. Hasil uji F diperoleh Fhitung sebesar 229,453 dengan probabilitas 0,000.

Karena 229,453 > 2,911 atau Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio berpengaruh positif

secara simultan terhadap tingkat kelancaran pembayaran hutang .

4. Penelitian yang dilakukan oleh Ilham Reza Fahlevi (2013) mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul penelitian “Pengaruh Rasio

Likuiditas, Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Harga Saham”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk memberikan bukti mengenai pengaruh rasio

likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas perusahaan terhadap harga saham.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel rasio Current Ratio, Return

on Asset and Debt to Equity Ratio secara statistik simultan berpengaruh

signifikan untuk memprediksi harga saham yang akan diperdagangkan.

Sedangkan secara statistik parsial variabel Debt to Equity Ratio tidak

berpengaruh signifikan untuk memprediksi harga saham yang akan

diperdagangkan di bursa.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Cholid Faizal (2013) mahasiswa Universitas

Negeri Yogyakarta dengan judul penelitian “Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio

Profitabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Nilai Pasar

Terhadap Return Saham”. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan

bukti mengenai pengaruh rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas

perusahaan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

variabel rasio Current Ratio, Return on Asset and Debt to Equity Ratio secara

statistik simultan berpengaruh signifikan untuk memprediksi harga saham

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

60

yang akan diperdagangkan. Sedangkan secara statistik parsial variabel Debt to

Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan untuk memprediksi harga saham

yang akan diperdagangkan di bursa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:

(1) current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham,

yang dibuktikan dengan nilai signifikansi t sebesar 2,218; (2) return on equity

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, yang dibuktikan

dengan nilai signifikansi t sebesar 2,612; (3) total assets turnover berpengaruh

positif dan signifikan terhadap return saham, yang dibuktikan dengan nilai

signifikansi t sebesar 3,926 (4) debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap

return saham, yang dibuktikan dengan nilai signifikansi t sebesar -1,363; (5)

price to book value berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham,

yang dibuktikan dengan nilai signifikansi t sebesar 3,264; (6) secara simultan

current ratio, return on equity, total assets turnover, debt to equity ratio, dan

price to book value berpengaruh positif dan signifikansi terhadap return

saham, yang dibuktikan dengan nilai signifikansi F sebesar 24,848. Nilai

Adjusted R2 sebesar 0,52 yang artinya kelima variabel tersebut memengaruhi

perubahan return saham 52%. Persamaan regresi linier berganda dalam

penelitian ini adalah: Y= -1,309+ 0,240 CR+ 4,025 ROE + 0,646 TATO + -

0,165 DER + 0,254 PBV+ e

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, penelitian yang dilakukan oleh peneliti

memiliki perbedaan dan belum pernah dilakukan sebelumnya.

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang akan didefinisikan sebagai masalah

yang penting.110

110

Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013),

117

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

61

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan analisa keuangan

merupakan kegiatan untuk mengetahui kinerja keuangan, potensi, dan kemajuan-

kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan.

Dalam melakukan analisa keuangan, analisis rasio merupakan salah satu alat

analisa keuangan yang dapat digunakan. Salah satu dari analisis rasio yaitu

menggunakan rasio likuiditas. Rasio likuidtas digunakan untuk mengetahui dan

menganalisa tentang kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-

kewajiban jangka pendeknya. Kewajiban jangka pendek yaitu kewajiban yang

harus dibayarkan oleh internal perusahaan dalam waktu satu tahun.

Apabila perusahaan mampu membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo,

maka perusahaan tersebut dikatakan likuid. Sedangkan apabila perusahaan tidak

mampu memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, maka perusahaan

tersebut dikatakan ilikuid.

Sejalan dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan, maka bank

melakukan penyaluran dana atau melakukan pembiayaan. Pembiayaan yang

dilakukan oleh bank syariah yaitu pembiayaan yang produktif. Di dalam neraca

bank pada sisi aktiva didominasi oleh pembiayaan. Pembiayaan merupakan aktiva

produktif dan memberikan pendapatan yang besar bagi bank. Apabila pembiayaan

tidak berjalan dengan baik maka hal ini berdampak pada likuiditas perusahaan

karena likuiditas merupakan nafas kehidupan bagi setiap perusahaan, begitu juga

bank. Jika hutang atau kewajiban meningkat, maka bank perlu mengusahakan

untuk meningkatkan sisi aktiva lancar antara lain dengan meningkatkan kas

melalui penerimaan pembiayaan yang jatuh tempo.

Berikut ini tahapan yang merupakan konsep pemikiran penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

Page 51: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

62

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

H. Hipotesis

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya

masih harus diuji.111

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H01 : Tidak ada pengaruh Current Ratio terhadap pembiayaan produktif.

Ha1 : Ada pengaruh Current Ratio terhadap pembiayaan produktif.

2. H02 : Tidak ada pengaruh Quick Ratio terhadap pembiayaan produktif.

Ha2 : Ada pengaruh Quick Ratio terhadap pembiayaan produktif.

111

Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,

Ed.Revisi, Cet.3, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 63

Kinerja Perusahaan

Laporan Keuangan

Analisis Rasio Likuiditas

Quick Ratio

(X2)

Current Ratio

(X1)

Cash Ratio

(X3)

Pembiayaan Produktif

(Y)

Page 52: BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian

63

3. H03 : Tidak ada pengaruh Cash Ratio terhadap pembiayaan produktif.

Ha3 : Ada pengaruh Cash Ratio terhadap pembiayaan produktif.

4. H04 : Tidak ada pengaruh Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio

secara bersama-sama terhadap pembiayaan produktif.

Ha4 : Ada pengaruh Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio secara

bersama-sama terhadap pembiayaan produktif.