15
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gaya Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang pengertian kepemimpinan, dan setiap ahli menjelaskanya secara berbeda sehingga dibawah ini penulis mencantumkan beberapa pengertian dari beberapa ahli diantaranya: Menurut Mallapiseng (2015:16) menyimpulkan bahwa: “Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan pekerjaan para anggota organisasi, yang di dalamnya melibatkan orang lain, pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dengan anggota dan kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara”. Sedangkan menurut (Desthiani, 2018) “Kepemimpinan merupakan hal terpenting dalam suatu perusahaan, karena seseorang pemimpin harus bisa mempengaruhi semua orang yang menjadi bawahanya untuk bekerja sama agar dapat mencapai tujuan perusahan”. Menurut Kartono dalam (Kumala & Agustina, 2018) ”Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dan falsafah, keterampilan, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahan”

BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Gaya Kepemimpinan

2.1.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang pengertian kepemimpinan,

dan setiap ahli menjelaskanya secara berbeda sehingga dibawah ini penulis

mencantumkan beberapa pengertian dari beberapa ahli diantaranya:

Menurut Mallapiseng (2015:16) menyimpulkan bahwa:

“Kepemimpinan merupakan proses mengarahkan dan mempengaruhi

aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan pekerjaan para

anggota organisasi, yang di dalamnya melibatkan orang lain,

pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dengan anggota dan

kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk

mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara”.

Sedangkan menurut (Desthiani, 2018) “Kepemimpinan merupakan hal

terpenting dalam suatu perusahaan, karena seseorang pemimpin harus bisa

mempengaruhi semua orang yang menjadi bawahanya untuk bekerja sama agar

dapat mencapai tujuan perusahan”.

Menurut Kartono dalam (Kumala & Agustina, 2018) ”Gaya

kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dan falsafah,

keterampilan, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba

mempengaruhi kinerja bawahan”

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

7

Sementara itu Thoha (2015:49) menyatakan “Gaya kepemimpinan

merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang

tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang lain seperti yang dia lihat’’.

Menurut Rivai (2013:42) menyatakan “Gaya kepemimpinan adalah

sekumpulan ciri yang sudah digunakan pemimpin untuk mempengaruhi

bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat dikatakan pula bahwa

gaya kepemimpinan adalah pola perilaku yang disukai dan sering diterapkan

oleh seorang pemimpin”.

Pendapat serupa di kemukakan oleh Handoko dalam (Setiawan1 &

Mujiati2, 2016) Gaya kepem impinan merupakan faktor penting dari

perusahaan sebab dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi moral,

kualitas kehidupan kerja, dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan Gaya

kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat

kepribadian, termasuk kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka

meyakinkan orang-orang yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat

melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela.

2.1.2. Fungsi Kepemimpinan

Menurut Sutikno (2014:18) Fungsi kepemimpinan yaitu:

1. Fungsi instruktif. Fungsi instruktif ini bersifat komunikasi satu arah.

Pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa,

bagaimana, bilamana dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan

dapat dilaksanakan secara efektif.

2. Fungsi konsultatif. Fungsi ini bersifat dua arah. Hal tersebut digunakan

manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

8

bahan pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang

dipimpinnya.

3. Fungsi partisipasi. Dalam menjalankan fungsi ini pemimpin berusaha

mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya baik dalam keikutsertaan

mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.

4. Fungsi delegasi. Fungsi ini dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan

wewenang atau menetapkan keputusan baik melalui persetujuan dari

pimpinana.

5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur

aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif

sehingga memungkinkan tercapainya tujuan organisasi.

2.1.3. Tipe Gaya Kepemimpinan

Menurut Kartini Kartono dalam Mallapiseng (2015;72) tipe gaya

kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Tipe Kharismatik

Tipe kharismatik ini memiliki kekuatan energi, daya tarik dan perbawa yang

luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut

yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.

2. Tipe Paternalistik

Tipe paternalistic ini adalah tipe kepemimpinan kebapakan yang bersifat

melindungi, maha tau dan maha benar, jarang member kesempatan kepada

bawahanya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

9

3. Tipe Militeristik

Tipe ini sifatnya sok kemiliteran-kemiliteran.Hanya gaya luaran saja yang

mencontoh gaya militer yang memiliki sifat lebih banyak menggunakan

sistem perintah, keras sangat otoriter, sangat menyenangi formalitas,

mengkehendaki kepatuhan mutlak bawahan, tidak mengkehendaki saran dan

komunikasi hanya berlangsung satu arah saja.

4. Tipe Otokraktik

Tipe ini didasari atas paksaan, perintah, aturan dan tidakan-tindakan yang

harus dipatuhi anggota organisasi.

5. Tipe Laissez Faire

Tipe ini memperlihatkan kondisi dimana praktis tidak menjalankan fungsinya

sebagi pemimpin dia membiarkan bawahanya menjalankan keinginanya

masing-masing, tidak memiliki kompetensi dan keahlian di bidang kegiatan

yang menjadi obyek pelaksanaan organisasinya.

6. Tipe Administratif atau Eksekutif

Tipe Administratif atau Eksekutif ialah kepemimpinan yang mampu

menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.

7. Tipe Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan

bimbingan kepemimpinan yang efisien kepada para bawahanya.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

10

2.1.4. Variabel Dimensi kepemimpinan

Menurut Chapman dalam Suntoyo, (2015:31) variabel-variabel

kepemimpinan adalah:

1. Cara Berkomunikasi

Setiap pemimpin harus mampu memberikan informasi yang jelas dan untuk

itu harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik dan lancar.

Karena dengan komunikasi yang baik dan lancar, tentu hal ini akan

memudahkan bagi bawahannya guna menangkap apa yang dikehendaki oleh

seorang pemimpin baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Jika

seorang pemimpin dalam mentransfer informasi sulit dipahami dan

dimengerti oleh para bawahannya atau karyawannya, maka menimbulkan

permasalahan. Sebab di satu sisi ingin program kerja dalam pencapaian tujuan

perusahaan tercapai, namun di sisi lainnya para karyawan atau bawahan

merasa bingung atau kesulitan harus bekerja yang bagaimana sehingga

mampu mencapai tujuan perusahaan.

2. Pemberian Motivasi

Seorang pemimpin selain mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi yang

baik dan lancar, tentu saja mempunyai kemampuan untuk memberi dorongan

–dorongan atau memberi motivasi kepada bawahannya baik motivasi secara

finansial atau nonfinansial. Perhatian seorang pemimpin akan sangat berarti

bagi bawahan, bahwa dari segi penghargaan ataupun pengakuan sangat

memberikan makna yang sangat tinggi bagi karyawan atau bawahan. Hal ini

akan dapat menciptakan prestasi dan suasana kondusif bagi keberhasilan

usaha, dimana bawahan atau karyawan akan merasa diperhatikan oleh

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

11

pemimpinnnya yang mewakili perusahaan, dengan harapan prestasi yang

dicapai selama ini mendapatkan penghargaan yang sepadan.

3. Kemampuan Memimpin

Tidak setiap orang atau pemimpin mampu memimpin, karena yang berkenan

dengan bakat seseorang untuk mempunyai kemampuan memimpin adalah

berbeda-beda. Hal ini dapat terlihat dari gaya kepemimpinannya, apakah

mempunyai gaya kepemimpinan autokratik, partisipatif, atau bebas kendali.

Masing- masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Jika seseorang

dengan gaya kepemimpinan autokratik maka kendali pengambilan keputusan

akan berada sepenuhnya ditangan pemimpin. Jika menggunakan gaya

kepemimpinan partisipatif, kendali pengambilan keputusan mengikut sertakan

karyawan (bawahan), sedangkan gaya kepemimpinan bebas kendali,

pengambilan keputusan berada di para karyawan tetapi masih dalam

pengendalian pemimpinan sepenuhnya.

4. Pengambilan Keputusan

Seorang pemimpin harus mampu mengambil keputusan berdasarkan fakta

dan peraturan yang berlaku di perusahaan serta keputusan yang diambil

mampu memberikan motivasi bagi karyawan untuk bekerja lebih baik bahkan

mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan produktivitas kerja. Dengan

demikian keputusan yang telah diambil tersebut berlaku efektif dalam

menanamkan rasa percaya diri para karyawannya.

5. Kekuasaan yang Positif

Seorang pemimpin dalam menjalankan organisasi atau perusahaan walaupun

dengan gaya kepemimpinan yang berbeda-beda tentu saja harus memberikan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

12

rasa aman bagi karyawan (bawahan) yang bekerja (positif leadership). Hal ini

sesuai sekali dengan gaya kepemimpinan melalui pendekatan manusiawi,

dimana para karyawan dituntut untuk bekerja dengan sepenuh hati untuk

menghasilkan produk yang berkualitas baik, tanpa adanya penekanan dari

pihak manapun.

2.2. Kinerja

2.2.1. Pengertian Kinerja

Banyak para ahli yang mendefinisikan tentang pengertian kinerja, dan

setiap ahli menjelaskanya secara berbeda sehingga dibawah ini penulis

mencantumkan beberapa pengertian dari beberapa ahli diantaranya:

Menurut Kurniawan (2016:81) bahwa kinerja berasal dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah

merupakan termajahan Bahasa Inggris dari kata performance, dimana

apabila dalam Bahasa Indonesia memiliki berbagai pengertian, diantaranya

adalah penampilan kerja, prestasi kerja, produktifitas kerja atau juga unjuk

kerja.

Sementara itu menurut Mangkunegara dalam (Pramularso & Spencer,

2018) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan kepadanya.

Menurut Sedarmayanti dalam (Sugyah, 2018) kinerja adalah terjemahan

dari performance yang berarti hasil kerja seorang pekerja. sebuah proses

manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan dimana hasil kerja

tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konrit dan dapat diukur

(dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan).

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

13

Pendapat serupa di kemukakan oleh Wibowo dalam (Syahyuni, 2018)

kinerja merupakan suatu proses bagaimana pekerjaan bertanggung jawab untuk

mencapai hasil kerja.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan kinerja

adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai sesuai dengan standard

an kriteria yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu.

2.2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi kinerja menurut Kurniawan

dalam (Mangkunegara, 2016) yang mengemukakan

1. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ)

dan kemampuan realitas, artinya pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata

(110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil

dalam mengerjakan tugasnya sehari-hari, maka ia akan mudah mencapai

kinerja yang diharapkan.

2. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi

situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai

yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

14

2.2.3. Dimensi Kinerja

Adapun dimensi kinerja menurut Bernadin dan Russel dalam Nur’aini

(2017:47) sebagai berikut:

1. Kualitas

Setiap karyawan memiliki tugas masing-masing. Sebagai seorang karyawan,

hal pertama yang dinilai dalam kinerja adalah bagaimana kualitas pekerjaan

yang dihasilkan.

2. Kuantitas

Salah satu aspek dalam kinerja adalah seberapa banyak pekerjaan yang dapat

diselesaikan.

3. Ketepatan Waktu/Timeliness

Aspek ini melihat seberapa singkat waktu yang digunakan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu. Semakin sedikit waktu yang

digunakan, tentu semakin baik umtuk penilaian yang diperoleh.

4. Efektivitas Biaya/Cost effectiveness

Adalah efektivitas penggunaan dana, seberapa efektif pengeluaran yang

digunakan dalam menyelesaikan tugas kerja. Salah satu yang menjadi aspek

adalah seberapa efektif pengeluaran yang digunakan dalam menyelesaikan

tugas kerja.

5. Kebutuhan akan supervisor

Salah satu yang menjadi dasar penetap aspek dalam kinerja adalah seberapa

mandiri dalam bekerja. Semakin minim memperoleh bantuan dari orang lain,

khususnya atasan, maka akan menjadi pertimbangan diri sendiri.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

15

2.3 Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan

2.3.1. Kisi-Kisi Operasional Variabel

Kisi-kisi Operasional Variabel yang penulis gunakan untuk menentukan

dimensi dan indikator variabel kepemipinan bersumber dari variabel-variabel

kepemimpinan yang dikemukakan oleh Chapman dalam (Suntoyo,2015)

Tabel II.1

Kisi-kisi Operasional Variabel Kepemimpinan

Variabel

Penelitian

Dimensi Indikator Nomor

Butir

1. Cara Berkomunikasi a.Kejelasan informasi

b.Penerangan

c.Kegiatan organisasi

d.Kesamaan persepsi

1,2,3,4

2. Pemberian Motivasi a.Dorongan

b.Perhatiaan

5,6

Kepemimpinan 3. Kemampuan

memimpin

a.Pengarahan

pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab

7

4. Pengambilan keputusan a.Konsultasi

b.Pertimbangan saran

8,9

5. Kekuasaan yang positif a.Mengerjakan tugas

tanpa paksaan

10

Sumber: chapman dalam (Suntoyo,2015)

Sedangkan kisi-kisi operasional variabel yang penulis gunakan untuk

menentukan dimensi dan indikator variabel kinerja, bersumber dari dimensi

kinerja menurut Bernadin dan Russel dalam Nur’aini (2017:47)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

16

Tabel II.2

Kisi-kisi Instrumen Kinerja (Variabel Y)

Variabel Dimensi Indikator Parameter Butir

Soal

Skala

Kinerja

- Penilaian

Kinerja

- Kualitas - Tingkat sejauh

mana proses atau

hasil pelaksana

kegiata mendekati

kesempurnaan

1,2 Likert

- Kuantitas - Jumlah yang

dihasilkan,

misalnya jumlah

rupiah, unit dan

siklus kegiatan

yang dilakukan

3,4 Likert

- Timelines - Tingkat sejauh

mana suatu

kegiatan

diselesaikan pada

waktu yang

dikehendaki,

dengan

memperhatikan

koordinasi output

lain serta waktu

yang tersedia untuk

kegiatan orang lain

5,6 Likert

- Cost

effectiveness

- Tringkat sejauh

mana pengguna

sumber daya

organisasi

(manusia,

keuangan,teknologi

, dan material)

7,8 Likert

- Kebutuhan

akan

supervisor

- Tingkat sejauh

mana seorang

pekerja dapat

melakukan suatu

fungsi pekerjaan

tanpa memerlukan

pengawasan

seorang

supervision untuk

mencegah tindakan

yang kurang

diinginkan

9,10 Likert

Sumber: Bernadin dan Russel dalam (Nur’aini:2017)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

17

2.3.2. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Uji Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang

terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti

(Sugiyono, 2014:121). Teknik uji yang digunakan adalah teknik korelasi

melalui koefisien korelasi product moment. Skor ordinal dari setiap item

pernyataan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor ordinal

keseluruhan item, jika koefisien korelasi tersebut postif, maka item tersebut

valid. Sedangkan jika koefisien korelasi tersebut negative, maka item tersebut

tidak valid dan akan dikeluarkan dari kuesioner atau digantikan dengan

pernyataan perbaikan. Rumus korelasi product moment adalah:

𝑟𝑥𝑦 =𝑛(∑𝑥𝑦) − (∑𝑥 . ∑𝑦)

√[𝑛 ∑𝑥2 − (∑𝑥)2][𝑛 ∑𝑦2 − (∑𝑦)2)]

𝑟𝑥𝑦 = menujukan indeks korelasi antara dua variabel yang

dikorelasikan

𝑛 = jumlah responden

𝑥 =variabel bebas

𝑦=variabel terkait

2. Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali

untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono, 2014:121). Pengujian reliabilitas instrument dengan rentang skor

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

18

antara 1 – 5 menggunakan rumus Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai

berikut:

𝑟11 = (𝑘

𝑘 − 1)(1 −

∑𝜎𝑏2

𝜎12)

𝑟11 = Reliabilitas instrument

∑𝜎𝑏2 = banyaknya varians butir pernyataan

∑12 = Varians total

Jumlah varians butir dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

𝜎2 =∑𝑥2 −

∑(𝑥)2

𝑛𝑛

Keterangan :

𝜎2=varians

∑𝑥= jumlah skor

𝑛 =jumlah responden

2.3.3. Konsep dasar perhitungan

1. Populasi dan sampel

Menurut (Sujarweni, 2015:15), “Populasi merajuk pada sekumpulan orang

atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberpa hal dan

membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Menurut Sugiyono

dalam (Kartika, 2016), Sample jenuh adalah teknik penentuan sample bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sample. Populasi yang akan

diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian” Berdasarkan

penelitian ini karena jumlah populasinya tidak lebih besar dari 30 orang

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

19

responden, maka penulis mengambil 100% jumlah populasi yang ada di PT

Koentokoesniohadi Agency Bekasi yaitu sebanyak 30 orang responden.

2. Skala likert

Menurut Sugiyono (2013:107) Skala likert digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial. Untuk menganalisa secara kuantitatif, setiap jawaban

diberi bobot atau skor. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan

Skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan

sangat negatif, sebagai berikut :

Tabel II.3

Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Kurang setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber: Sugiyono (2013:108)

3. Koefisien Korelasi

Menurut Sugiyono dalam (Kartika, 2016), teknik korelasi digunakan untuk

mencari hubungan dan memberi interpretasi antara kuatnya hubungan variable

itu yaitu hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja.

Keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. 0,80 sampai 1,00 berarti korelasi memiliki keeratan sangat tinggi

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 5. Fungsi pengendalian. Kepemimpinan yang sukses harus mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

20

b. 0,60 sampai 0,79 berarti korelasi memiliki keeratan tinggi

c. 0,40 sampai 0,59 berarti korelasi memiliki keeratan cukup

d. 0,20 sampai 0,39 berarti memiliki keeratan korelasi rendah

e. < 0,20 berarti memiliki keeratan sangat rendah

4. Determinasi

Menurut (Siregar, 2015) “Koefisien Determinasi (KD) adalah angka yang

menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan

yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y

(terikat)”.

Rumus dari koefisien determinasi tersebut adalah:

𝐾𝐷 = 𝑟2 × 100%

Keterangan :

𝐾𝐷 = koefisien determinasi

𝑟 = kofisien kolerasi