Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Kualitas
Menurut Goetsch dan Davis, Kualitas dapat diartikan sebagai kecocokan atau
kesesuaian suatu produk yang akan digunakan serta jasa yang ditawarkan
berhubungan dengan manusia dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan (Tjiptono, 1996). Jadi kualitas adalah kemampuan dari produk/jasa
dalam memenuhi kebutuhan konsumennya.
2.2 Kualitas Layanan (Jasa)
Pelayanan adalah kinerja penampilan yang tidak nyata dan cepat hilang, lebih
bisa dirasakan daripada dipunya, juga pelanggan dapat berperan aktif dalam
proses menggunakan jasa itu.
Definisi kualitas jasa berfokus dalam upaya dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan juga penyampaiannya untuk dapat mengetahui harapan pelanggan. Jadi
kualitas jasa adalah tingkat keunggulan dalam memenuhi keinginan dari
pelanggan, dimana ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu kinerja
dan harapan pelayanan (Bakhtiar, Syarifudin, & Martunis, 2013).
2.3 Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah melebihi apa yang diharapkan oleh pelanggan
baik dari produk ataupun jasa.
Terdapat 3 jenis pelanggan, yaitu :
1. Pelanggan internal
Yaitu orang yang ikut berperan dalam pembuatan maupun penyediaan produk
di dalam perusahaan/organisasi.
6
2. Pelanggan perantara
Yaitu orang yang berperan dalam mengirimkan produk kepada konsumen
atau pelanggan eksternal.
3. Pelanggan eksternal
Yaitu pemakai akhir, pelanggan yang sesungguhnya.
Berikut metode yang digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan,
angtara lain :
a. Sistem pengaduan
Sistem yang memberi peluang kepada pelanggan untuk menyampaikan
keluhan ataupun sarannya dengan menyediakaan kotak saran.
b. Survey pelanggan
Cara ini yang paling umum digunakan dengan wawancara atau juga melalui
surat pos dan juga telepon.
c. Panel pelanggan
Perusahaan mengajak pelangan yang setia terhadap produk atau jasa dan juga
mengajak pelanggan yang telah berhenti dan pindah ke perusahaan lain.
Didapatkan informasi dari pelanggan yaitu kepuasan yang dirasakan dan dari
pelanggan yang telah berhenti membeli, didapatkan informasi hal apa yang
terjadi. Jika pelanggan yang berhenti meningkat, maka perusahaan dianggap
gagal. (Bakhtiar et al., 2013).
2.4 Servqual (Service Quality)
Dalam menilai kinerja layanan hotel deKopen Malang, manajer hotel perlu
mempertimbangkan semua aspek yang ada untuk meningkatkan kualitas layanan
(service). Metode yang digunakan untuk menilai suatu kualitas layanan adalah
metode Servqual.
Metode Servqual adalah metode untuk mengukur tingkat persepsi pelanggan
terhadap pelayanan yang dirasakan dan diharapkan. Terdapat dua faktor utama di
dalam Servqual, yaitu layanan yang diterima dan layanan yang diharapkan (Ranas
& Mansur, 2013). Perceived Service dan Expected Service ini digunakan dalam
konsep Servqual untuk menghitung gap yang ada. Skor Servqual dapat dihitung
berdasarkan rumus berikut (Wijaya, 2011) :
7
G = P – E (1)
Keterangan :
G = Gap (Kesenjangan)
P = Persepsi layanan
E = Harapan layanan
Model konseptual Servqual dapat dilihat pada Gambar 2.1
KomunikasiKebutuhan
Pribadi
Pengalaman
masa lalu
Jasa yang diharapkan
Pelayanan yang
diterima
Penyampaian
Jasa
Persepsi manajemen atas
harapan pelanggan
Komunikasi eksternal
kepada pelanggan
Spesifikasi
kualitas jasa
Konsumen
Manajemen
Gap 1
Gap 2
Gap 3
Gap 4
Gap 5
Gambar 2.1 Model Konseptual Servqual
(Sumber: Wijaya, 2011)
Dari gambar diatas dapat dilihat terdapat lima gap yang mengakibatkan
kegagalan dari penyampaaian jasa, yaitu (Wijaya, 2011) :
Gap 1 (tidak mengetahui yang diharapkan konsumen)
Kesenjangan dari apa yang diharapkan konsumen dan persepsi
manajemen. Manajemen tidak selalu tau yang diharapkan pelanggan.
8
Gap 2 (tidak mempunyai desain dan standar pelayanan yang begitu tepat)
Kesenjangan antara perspsi manajemen dengan spesifikasi. Mungkin saja
dapat merasakan, tetapi standar kerja nya yang tidak spesifik.
Gap 3 (pelayanan tidak sesuai standar pelayanan)
Kesenjangan antara spesifikasi dan penyampaian jasa. Karyawan yang
tidak terlatih dengan baik dan terlalu banyak bekerja dan tidak memenuhi
standar.
Gap 4 (pelayanan yang tidak sesuai dengan yang dijanjikan)
Kesenjangan antara penyampaian jasa dengan komunikasi eksternal. Apa
yang diharapkan oleh konsumen dipengaruhi oleh kenyataan yang dibuat.
Hal ini dapat muncul karena kesalahan koordinasi dari tiap bagian operasi
dan pemasaran.
Gap 5 (perbedaan antara persepsi dan harapan konsumen terkait pelayanan)
Kesenjangan dari jasa yang diraskan dan diharapkan. Kesenjangan yang
terjadi dalam mengukur kinerja perusahaan dengan cara yang tidak sama
dan salah memberikan penilaiannya.
Terdapat lima dimensi layanan di dalam model Servqual (Wijaya, 2011), yaitu :
1. Bukti langsung (Tangible)
Tangible adalah wujud nyata scara fisik yang meliputi peralatan, faslitas,
karyawan dan informasi atau komunikasi.
2. Keandalan (Reliability)
Reliability adalah cara memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan
dengan akurat dan memuasskan.
3. Daya tanggap (Responsiveness)
Responsiveness adalah harapan dari staf hotel untuk membantu pelanggan
dalam memberikan pelayanan dengan tanggap dan care dari yang dikeluhkan
dan harapan pelangggan.
4. Jaminan (Assurance)
Assurance adalah kemampuan yang dapat memberikan rasa aman dari resiko
dan sikap yang dapat dipercaya harus dimiliki oleh staf hotel.
9
5. Empati (Emphaty)
Emphaty adalah kemampuan dalam memberikan perhatian kepada pelangan,
mudah dalam berkomunikasi secara baik dan paham terhadap kebutuhan dari
pelanggan.
2.5 QFD (Quality Function Deployment)
Metode QFD ditemukan oleh Yoji Akao pada tahun 1966. Pada prinsipnya
metode ini merupakan usaha yang dilakukan untuk menterjemahkan keinginan
pelanggan menjadi apa yang dihsilkan atau diharapkan oleh perusahaan. Dengan
terlibatnya konsumen, diharapkan mendapatkan tanggapan yang memiliki inovasi
yang baik, dapat memperbaiki proses produksi dan mengedepankan keinginan
pelanggan dari tingkat kepentingan yang sesuai dengan karakteristik dari
perusahaan tersebut (Cohen, 1995).
2.5.1 HOQ (House of Quality)
Dalam menetapkan karakteristik untuk membentuk HOQ, merupakan
langkah-langkah dalam tahapan QFD. penyusunan matriknya, dilakukan agar
mendapatkan kebutuhan pelanggan dan yang diprioritaskan akan ditingkatkan
kualitas untuk memenuhi kepuasan pelanggan Hotel deKopen Malang.
10
Bentuk HOQ dapat dilihat pada gambar 2.2.
D
Relationships
- What do the customer requirement mean to the
manufactur
- Where are the interaction between relationships
B
Planning Matric
- Importance to Customer
- Current Satisfaction Performance
- Competitive Satisfaction Performance
- Improvement Ratio
- Raw Weight
- Normalized Raw Weight
F
Technical Matrix
- Technical Response Prioritis
- Competitive Technical Benchmark
- Technical Target
A
Importance to Customer
(Customer Needs and Benefits)
C
Technical Response
E
Technicall Correlations
Gambar 2.2 Bentuk HOQ
(Sumber: Cohen, 1995)
Keterangan :
- Bagian A :
Pada bagian ini terdapat suatu data atau informasi didapatkan dari penelitian
yang berhubungan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan
menggunakan diagram proses yang tersusun secara hirarki dari kebutuhan
paling rendah sampai paling tinggi. Dalam identifikasi kebutuhan konsumen
dalam penelitian biasanya dengan wawancara baik itu grup maupun
perorangan.
- Bagian B :
Pada bagian ini yaitu matrik perencanaan, bertujuan untuk menata dan
mengembangkan pilihan strategisnya dlam mencapai nilai-nilai kepuasan
konsumen tertinggi yang diambil dari Voice of Customer dan tingkat perspsi
dan harapan pelanggan. Matrik perencanaan berisi 6 jenis data, yaitu :
11
1. Importance to Customer (kepentingan konsumen)
Data yang berisikan tentang tingkat kepentingan masing-masing keinginan
pelanggan. Langkah ini mencari rata-rata untuk tiap atribut.
2. Customer Satisfaction Perfformance (kinerja kepuasan konsumen)
Data yang berisi seperti apa kinerja produk yang dibuat dapat memberikan
kepuasan konsumen. Saat ini produk/jasa yang sedang dan telah
ditawarkan dengan produk/jasa akan direncanakan untuk segera
dikembangkan.
3. Competitive Satisfaction Performance (kinerja kepuasan pada pesaing)
Data yang berisi bagaimana kinerja produk/jasa yang ditawarkan kepada
pesaing dalam memenuhi kepuasan konsumen.
4. Improvement Ratio (pengembangan rasio)
Suatu perbandingan anatara goal dengan tingkat kepuasan yang didapatkan
pelanggan. adapun rumusnya, yaitu :
(2)
5. Raw Weight
bobot dari tiap atribut yang diharapkan pelanggan dengan
mempertimbangkan keiginannya tersebut. Berisi nilai perhitungan dari
data yang dibuat dari matrik perencanaan. nilainya didapatkan melalui
perhitungan :
Raw Weight = Importance to Customer x Improvement Ratio (3)
6. Normalized Raw Weight
Pada kolom ini berisi nilai raw weight dengan skala pada range antara 0
sampai 1 atau dapat dinyatakan dalam presentase. Nilai normalized raw
weight diperoleh melalui perhitungan :
Normalized Raw Weight
∑ x 100% (4)
- Bagian C :
Pada bagian ini berisikan syarat-syarat teknis untuk produk/jasa baru yang
akan diperbaharui. Data ini berdasarkan informasi terkait keinginan
pelanggan di bagian pertama HOQ.
12
- Bagian D :
Pada bagian ini berisikan apa yang dilihat manajemen terhadap kekuatan
hubungan elemen-elemen pada respon teknis. Kekuatan hubungan
ditunjukkan dengan simbol atau angka tertentu yang dapat dilihat pada Tabel
2.1.
Tabel 2.1 Simbol Relathionship pada HOQ
Simbol Hubungan Value
Kuat 9
Sedang o 3
Lemah Δ 1
Tidak ada 0
- Bagian E :
Menunjukkan hubungan antara respon teknis yang satu dengan yang lain
yang terdapat dibagian C.
- Bagian F :
Ada 3 jenis data, yaitu :
1. Prioritas (ranking) tingkat kepentingan syarat teknis.
2. Hasil perbandingan kinerja teknis produk yang dibuat perusahaan terhadap
kinerja produk pesaing
3. Data target kinerja persyaratan teknis produk atau jasa yang baru
diperbaharui.
2.5.2 Tahapan QFD
Tahapan dalam membuat QFD, yaitu :
- Tahap mengumpulkan suara pelanggan
yaitu menentukan kebutuhan atribut yang diperoleh melalui kuesioner.
Langkah-langkah pada fase ini adalah sebagai berikut :
Mengklasifikasi kebutuhan pelanggan
Mengumpulkan data kualitatif
Analisa data pelanggan
Kuantifikasi data
13
- Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality).
Tahap dalam menyusun rumah kualitas antara lain :
1. Tahap I Matrik Kebutuhan Pelanggan, yang meliputi:
1) Memutuskan pelanggannya.
2) Mengumpulkan data kebutuhan konsumen
3) Menyusun kebutuhan tersebut
2. Tahap II Matrik Perencanaan, tahap ini untuk mengukur kebutuhan
pelanggan dan menetapkan tujuan kepuasan.
3. Tahap III Respon Teknis, tahap ini yaitu perubahan dari kebutuhan
yang sifatnya diluar teknis menjadi yang sifatnya teknis.
4. Tahap IV Menentukan Hubungan Respon Teknis dengan Kebutuhan
pelanggan. Tahap ini yaitu seberapa kuat korelasi respon teknis
dengan kebutuhan pelanggan.
- Tahap analisa dan interpretasi.
Tahap ini yaitu tahap teknis dan pengaplikasian QFD,dengan
melakukan analisa dan interpretasi terhadap HOQ yang disusun
sebelumnya dan jika dilanjutkan pada pembuatannya, maka akan
dihasilkan produk atau jasa yang memiliki karakteristik dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan.
2.5.3 Manfaat QFD
Manfaat QFD bagi perusahaan yang berusaha meningkatkan persaingan
melalui perbaikan kualitas dan produktifitasnya, yaitu (Bakhtiar et al., 2013) :
1. Fokus pada pelanggan.
QFD melakukan pengumpulan masukan dan feed back dari pelanggan.
2. Efisiensi waktu.
Dapat mengurangi waktu pengembangan produk agar lebih fokus pada
syarat yang spesifik dari pelanggan.
3. Orientasi kerja sama tim
Melakukan kerja sama tim yang benar agar mencapai hasily ang diinginkan.
14
4. Orientasi pada dokumentasi.
Produk yang dihasilkan akan di dokumentasikan. Dokumen komprehensif
dengan segala proses yang ada dalam perbandingan dari persyaratan
pelanggan.
Quality Function Deployment memiliki keuntungan, yaitu (Bakhtiar et al.,
2013):
1. Memperbaiki kualitasnya.
2. Memperbaiki peformansi perusahaan.
3. Biaya desain dan manufaktur lebih rendah.
4. Menaikkan keandalan produk.
5. Menurunkan waktu perncanaannya.
6. Menaikkan produktivitasnya.
7. Menurunkan jaminan klaim.
8. Menaikkan peluang pemasaran.
9. Menaikkan pembuuatan keputusan.
2.6 Integrasi Servqual dan QFD
Dengan mengintegrasikan kedua metode ini secara terencana, dengan itu dapat
memantau efek dari kualtas layanan jasa yang diberikan dan mencari tau apakah
harapan pelanggan telah berubah. Perbedaan pada metode ini, kalau servqual
untuk mengukur persepsi dan harapan pelanggan, sedangkan QFD mendapatkan
data nya langsung dari kebutuhan pelanggan. Kemudian untuk kelebihan dan
kekurangannya. kekurangan QFD adalah matirk HOQ yang besar bisa banyak
membuang waktu dalam menganalisa. Kelebihan QFD yaitu dapat memperbaiki
kesenjangan mulai dari desain sampai ketingkat operasionalnya. Jadi QFD
memberikan cara yang tersusun bagaimana memperaiki kekurangan tersebut. Jadi
penukuran kualitas dengan metode servqual, harus juga diikuti oleh
pengaplikasian pada metode QFD untuk menutupi berbagai kekurangan yang
terjadi. Integrasi ini juga dapat memanfaatkan kesenjangan persepsi-harapan dari
servqual dan importance level dari HOQ (Sahib & Haryono, 2016).
15
2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi beberapa acuan dalam melakukan penelitian
sehingga penulis dapat memperbanyak teori yang digunakan dalam mengkaji
penelitian yang dilakukan.
Tabel 2.2 Penelitian terdahulu
No Peneliti Tahun Judul Temuan
1. Allan Hardhika
Halim, Nasir Widha
Setyanto dan Rahmi
Yuniarti
2013 Upaya peningkatan
kualitas pelayanan
pelanggan dengan
integrasi Servqual
dan Quality
Function
Deployment
Hasilnya menunjukkan atribut
tangible, yaitu pencahayaan ruangan
swalayan tingkat persepsi 2,57 dan
tingkat harapan 4,17 sehingga atribut
tersebut memiliki nilai gap negatif
terbesar, yaitu -1,6. Rekomendasi
berdasarkan prioritas utama yang
perlu ditingkatkan dan dikembangkan
terlebih dahulu berdasarkan metode
QFD adalah pendayagunaan lampu
yang tersedia di swalayan, melakukan
relayout tata letak ruangan swalayan
dan peningkatan daya listrik di KPRI
UB (Halim, Setyanto, & Rahmi,
2013).
2. Fuad Dwi Anggara,
Sugiono dan Remba
Yanuar Efranto
2013 Analisis kualitas
layanan berbasis
Servqual
terintegrasi dengan
metode Quality
Function
Deployment
Berdasarkan kuesioner terdapat
keluhan pelanggan SMKN 6 yang
dapat diterjemahkan menjadi 24 voice
of customer yang didapatkan dari
perhitungan gap 5. Dari 24 voice of
customer tersbut dikelompokkan
menjadi 10 bagian menurut service
quality yaitu Tangible, Assurance,
Responsiveness, Reliability, Emphaty,
Akses, Komunikasi, Kesopanan,
Kompetensi dan Kredibalitas. Atribut
yang ditingkatkan berdasarkan
tingkat kepentingan atribut, yaitu
tingkat kepentingan tertinggi pertama
adalah kenyamanan tempat duduk
dalam kelas. (Hanggara, Sugiono, &
Efranto, 2013).
3. Suhartini dan Setyo
Bayu Prayogo
2016 Integrasi Servqual
dan Quality
Function
Deployment untuk
meningkatkan
kualitas layanan 4G
LTE Telkomsel
Hasilnya terdapat 22 atribut yang
bernilai negatif. Untuk prioritas
keluhan yang diperoleh adalah
jaringan 4G LTE Telkomsel yang
lebih stabil. Kemudian yang kedua
tarif layanan yang memuaskan.
Sedangkan yang ketiga adalah
coverage area dari jaringan 4G LTE
Telkomsel. Untuk rekomendasi
perbaikan berdasarkan nilai
kontribusi terbesar adalah penerapan
dan pengawasan terhadap SOP.
Kemudian yang kedua yakni
16
pengadaan teknologi pelayanan
terkini. Sedangkan yang ketiga
adalah memberikan training kepada
karyawan (Suhartini & Prayogo,
2016).
4. Bakhtiar, Syarifuddin
dan Martunis
2013 Analisis kepuasan
pelanggan terhadap
pelayanan hotel
lido graha dengan
metode Quality
Function
Deployment
Dari hasil pengolahan data dan
analisisp pemecahan masalah peneliti
diperoleh kesimpulan dari hasil
matriks House of Quality (HOQ) yang
telah dibuat, maka bahwa tingkat
kepentingan yang dibutuhkan untuk
mencapai kepuasan Pengunjung
adalah penampilan gedung dengan
tingkat kepentingan 6,104%, tingkat
kepentingan kedua yang dibutuhkan
Pengunjung dengan nilai 6,07%
adalah Pemberian informasi secara
jelas dan dimengerti mengenai
fasilitas yang disediakan hotel. Bobot
terendah yang sudah memenuhi
kepuasan Pengunjung dengan nilai
4,759% adalah pelayanan yang
dilakukan dengan cepat dan tepat
(Bakhtiar et al., 2013).
5. Firda Triana Hartanti
dan Ni Luh Putu
Hariastuti
2015 Integrasi Servqual
dan Quality
Function
Deployment untuk
meningkatkan
kualitas pelayanan
di tempat rekreasi
kenjeran baru
Surabaya
Penelitian ini menghasilkan 18 atribut
yang diinginkan oleh pengunjung
pada pelayanan dikenjeran baru
surabaya. Terdapat 3 atribut
pelayanan yang di prioritaskan karena
memiliki nilai absolute importance
dengan nilai rangking tertinggi, yaitu
memberikan pelatihan kepada para
karyawawn secara berkala untuk
meninkgatkan kualitas kerja,
membangun beberapa pos keamanan
dan informasi di lokasi wisata, dan
menambah jumlah petugas
kebersihan dan jumlah temap sampah
(Hartanti, Luh, & Hariastuti, 2015).