Upload
trinhdien
View
245
Download
0
Embed Size (px)
1
PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH MAKAN SPESIAL
BELUT SURABAYA H. POER CABANG WIYUNG
Oleh :
Qiqiayu Winda Astuti
Mahasiswi Program Strata 1 (S1) Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya
E-mail : [email protected]
Abstrak
Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian
merupakan hal penting untuk dilakukan oleh setiap pelaku bisnis, sebab dengan
mengetahui perilaku setiap konsumen dapat memberikan masukan yang berarti bagi
perencanaan strategi pemasaran.Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan salah
satu konsep yang dapat mewakili pemasaran modern yang dikenal dengan 4P yakni
product (produk), price (harga), place (distribusi/tempat) dan promotion (promosi).
Keempat faktor tersebut menjadi hal yang sangat penting dan menjadi pertimbangan
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh secara
simultan maupun parsial kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga terhadap
keputusan pembelian di Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel penelitian
yang terdiri dari kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh signifikan
terhadap variabel keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai F
hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47atau dengan melihat besarnya significant level
sebesar 0.000 < 0.05. Dengan demikian hipotesis pertama yang penulis kemukakan dalam
penelitian ini secara empiris terbukti kebenarannya.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsial (uji t), variabel kualitas
produk dan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.
Sedangkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai t hitung masing – masing variabel
(kualitas produk dan harga) > t tabel yaitu 0.036 dan 0.244 < 1.661. Sedangkan variabel
kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini
dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 11.673 > t table sebesar 1.1661 Dengan demikian
hipotesis kedua yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara empiris tidak
terbukti kebenarannya.
Kata Kunci : Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga, Keputusan Pembelian.
PENDAHULUAN
Makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia,
sehingga makanan dikategorikan dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok yang
harus dipenuhi oleh setiap manusia. Surabaya memiliki potensi pasar yang cukup besar
untuk sektor usaha makanan dan minuman. Tak heran, pemain baru di industri ini terus
bermunculan. Segmen pasar yang dibidik pun beragam, baik menengah bawah maupun
atas. Dengan demikian akan semain ketat persaingan bisnis yang ditimbulkan, terutama
persaingan yang berasal dari bisnis sejenis, sehingga membuat perusahaan semakin
dituntut agar bergerak lebih cepat dalam menarik pelanggan. Ada banyak faktor yang
2
mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian barang dan jasa.
Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian merupakan
hal penting untuk dilakukan oleh setiap pelaku bisnis, sebab dengan mengetahui perilaku
setiap konsumen dapat memberikan masukan yang berarti bagi perencanaan strategi
pemasaran. Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan salah satu konsep yang dapat
mewakili pemasaran modern yang dikenal dengan 4P yakni product (produk), price
(harga), place (distribusi/tempat) dan promotion (promosi). Keempat faktor tersebut
menjadi hal yang sangat penting dan menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian.
Variabel kualitas produk berkaitan erat dengan kulitas produk yang dijual
sehingga tepat dengan sasaran target pasar. Dalam bisnis kuliner hendaknya produk yang
dijula harus memiliki kualitas yang baik dan rasa sesuai dengan harapan konsumen.
Selain kualitas produk, variabel kualitas pelayanan merupakan hal yang penting dalam
bisnis kuliner. Kualitas pelayanan merupakan suatu tingkat keunggulan yang dirasakan
seseorang terhadap jasa yang diharapkan dari perbandingan antara keinginan dan service
yang didapatkan oleh konsumen. Apabila service yang diterima sesuai dengan harapan ,
maka kualitas pelayanan dapat diartikan baik dan memuaskan. Dengan demikian, citra
kualitas pelayanan yang baik berdasar pada sudut pandang pelanggan.
Selain itu variabel harga juga tidak kalah pentingnya dalam bisnis kuliner.
Hurriyati (2005:152) menyatakan harga mempunyai peranan penting dalam proses
pengambilan keputusan yaitu peranan alokasi dari harga adalah membantu para pembeli
untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan
berdasarkan kekuatan daya belinya. Dapat disimpulkan harga merupakan nilai mata uang
yang diberikan terhadap suatu produk atau jasa sesuai dengan kualitas dan manfaat yang
diberikan dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi harga itu sendiri.Tinggi rendahnya harga yang ditawarkan kepada
konsumen merupakan salah satu bahan pertimbangan yang akan mempengaruhi
keputusan pembelian suatu produk.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memutuskan untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H.
Poer Cabang Wiyung”.
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Produk
Pada hakekatnya seseorang membeli produk bukan hanya karena fisik produknya
saja namun juga karena manfaat yang diberikan dari produk itu sendiri. Kotler dan
Amstrong (2008:273), kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau
jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan
atau tersirat.Kualitas tidak hanya terdapat pada barang atau jasasaja, tetapi juga termasuk
dalam produk makanan. Pelanggan yang datang untuk mencari makanan tentu ingin
membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas
produk adalah karakteristik dari produk atau jasa yang pada kemampuannya menanggung
janji atau sisipan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
Kualitas suatu produk akan ditentukan melalui dimensi-dimensinya masing-
masing, dimensi kualitas produk merupakan indikator menentukan kualitas suatu produk
itu sendiri. Menurut Gaman dan Sherrington dalam Sugiarto (2014) secara garis besar
faktor-faktor yangmempengaruhi food quality adalah sebagai berikut:
1) Warna
Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa supaya
tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi. Kombinasi warna sangat membantu
3
dalam selera makan konsumen.
2) Penampilan
Ungkapan looks good enough to eat bukanlah suatu ungkapan yang berlebihan.
Makanan harus baik dilihat saat berada di piring, di mana hal tersebut adalah suatu
faktor yang penting. Kesegaran dan kebersihan dari makanan yang disajikan
merupakan hal penting yang akan mempengaruhi penampilan makanan baik atau
tidak untuk dinikmati.
3) Porsi
Dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi standarnya yang disebut
standard portion size.
4) Bentuk
Bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. Bentuk
makanan yang menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan bahan makanan yang
bervariasi.
5) Temperatur
Konsumen menyukai variasi temperatur yang didapatkan dari makanan satu dengan
lainnya. Temperatur juga bisa mempengaruhi rasa, misalnya rasa manis pada sebuah
makanan akan lebih terasa saat makanan tersebut masih hangat, sementara rasa asin
pada sup akan kurang terasa pada saat sup masih panas.
6) Tekstur
Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau padat, keras atau
lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta bentuk makanan dapat
dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.
7) Aroma
Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen sebelum
konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan terlebih dahulu
sehingga selera makan akan semakin meningkat.
8) Tingkat kematangan
Tingkat kematangan yang paspada makanan akan mempengaruhi tekstur dari
makanan yang disajikan, dan akan meningkatkan rasa dari makanan tersebut.
9) Rasa
Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi rasa yaitu manis, asam, asin,
pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan sehingga menjadi satu
rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.
Kualitas Pelayanan
Menurut Kotler (Subihaiani, 2001) kualitas layanan merupakan suatu bentuk
penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang dipresepsikan (perceived service)
dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (expected value). Sedangkan menurut Wijaya
(2009:152), kualitas layanan adalah ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang
diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
Dari beberapa pendapat menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas pelayanan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap pelaku
bisnis kuliner, selain mutu dari kualitas makanan yang dijual kualitas pelayanan juga
perlu diperhatikan agar mendapat kepercayaan pelanggan dan menjadi faktor pendorong
keputusan dalam pembelian.
Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Tjiptono (2014:182) menjelaskan bahwa kualitas pelayanan memiliki
lima dimensi utama, yaitu :
1. Reliability (keandalan) adalah kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang
semestinya secara tepat.
2. Responsiveness (ketanggapan) adalah keinginan untuk membantu konsumen dan
4
memberikan pelayanan yang cepat dan seharga.
3. Empathy (empati) adalah rasa memperhatikan dan memelihara pada masing-masing
pelanggan.
4. Assurance (kepastian) adalah pengetahuan dan keramahan karyawan serta
kemampuan untuk memberikan kesan dapat dipercaya dan penuh keyakinan.
5. Tangible (keberwujudan) adalah penampilan fasilitas-fasilitas fisik, peralatan,
personil, dan perlengkapan-perlengkapan komunikasi.
Harga
Menurut Kotler (2005:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk
sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang
ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah
produk atau jasa.Harga dianggap oleh konsumen sebagai salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian. Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk,
konsumen akan mempertimbangkan harga produk tersebut dengan manfaat yang
diberikan. Jika konsumen merasa manfaat yang diberikan oleh produk tersebut, maka
konsumen akan merasa produk yang dibeli tidak sesuai dengan pengeluaran yang telah
dikeluarkan (harga), sehingga dampak yang akan timbul konsumen tidak akan melakukan
pembelian ulang. Maka dari itu harga memiliki peranan penting sebelum pengambilan
keputusan pembelian.
Indikator Harga
Menurut Stanton dalam Rosvita (2010:24), terdapat 4 indikator untuk mengukur
harga, yaitu :
(1) Keterjangkauan harga
Kemampuan daya beli konsumen atas produk yang akan dibelinya.
(2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Kualitas produk yang diperoleh sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan.
(3) Daya saing harga
Nilai harga yang dapat bersaing dengan produk sejenis.
(4) Kesesuaian harga dengan manfaat
Produk yang dibeli memiliki yang besar atau sesuai dengan nilai uang yang
dikeluarkan.
Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2008:251), keputusan pembelian adalah suatu proses
penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan
keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif
pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Setiap konsumen
sebelum melakukan keputusan pembelian, mereka akan melewati beberapa tahap. Yang
pertama mereka akan mencari informasi terlebih dahulu mengenai spesifikasi produk,
harga yang ditawarkan, serta mencari informasi mengenai pelayanan yang diberikan.
Proses pengambilan keputusan menurut Kotler (2007 : 204-208)
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan.
Pengenalan kebutuhan dapat diartikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan
yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan
mengaktifkan proses keputusan pemasar perlu mengidentifikasi stimulus yang paling
sering menimbulkan minat konsumen ada suatu produk tertentu.
2. Pencarian Informasi
Pencarian merupakan aktivitas yang termotivasi oleh pengetahuan yang tersimpan
dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan. Konsumen berinisiatif untuk
5
mencari informasi tambahan dari berbagai sumber, sebelum meutuskan untuk
membeli suatu produk. Sumber informasi konsumen terdiri dari 4 kelompok, yaitu :
1) Sumber pribadi, keluarga dan teman.
2) Sumber komersial, iklan, tenaga penjual, pedagang, perantara pengemasan dan
demostrasi
3) Sumber umum, media massa, organisasi ranting konsumen
4) Sumber pengalaman, penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk
3. Evaluasi Alrternatif
Evaluasi alternative merupakan proses dimana suatu alternative pilihan disesuaikan
dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hasil dari evaluasi akan bervariasi
tergantung pada proses yang pada akhirnya berdampak pada keputusan pembelian
suatu produk. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri dari empat
faktor, yaitu :
1) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan
2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk
3) Konsumen memandang setiap produk sebagai sekumulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat dalam memuaskan
kebutuhan
4) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribu-atribut
yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar
pada atribut yang memberikan manfaat yang dicari.
4. Keputusan Pembelian
Setelah konsumen mempercayakan apa yang dibutuhkan terhadap suatu merek, maka
tindakan selanjutnya yang akan dilakukan adalah memustukan untuk membeli produk
tersebut.
5. Perilaku Pembelian
Setelah konsumen mendapatkan serta menggunakan produk yang telah dibeli,
konsumen akan menilai produk tersebut sehingga muncul perasaan puas atau
ketidakpuasan, hal ini bergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah manfaat
yang diberikan oleh produk tersebut serta pelayanan yang didapat saat proses
pembelian sampai pasca pembelian. Jika konsumen merasa puas akan produk yang
dibelinya, konsumen akan membeli merek tersebut secara berulang.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat indikator untuk menentukan
keputusan pembelian yang diambil dari (Kotler, 2000:212), yaitu :
(1) Kemantapan pada sebuah produk
(2) Kebiasaan dalam membeli produk
(3) Memberikan rekomendasi terhadap orang lain
(4) Melakukan pembelian ulang
Kerangka Konseptual Dan Hipotesis
Secara grafis hubungan kualitas produk, harga dan layanan purna jual terhadap
keputusan pembelian dapat diilustrasikan dalam kerangka konsep penelitian pada gambar
1 dibawah ini.
6
Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian
Hipotesis :
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teoritis seperti
yang telah diuraikan sebelumnya, maka dugaan sementara yang dapat diambil sebagai
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga
secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut
Surabaya H. Poer cabang Wiyung.
2. Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga
secara parsial keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer
cabang Wiyung.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan
penelitian dengan metode kuantitatif yaitu ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan melakukan pengujian
hipotesis dan selanjutnya membuat interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan
informasi yang digunakan dalam penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.
Dalam peneitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen (terikat) dan
variabel independen (bebas). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan
pembelian (Y) dan variabel independen adalah kualitas produk (X1), kualitas pelayanan
(X2) serta harga (X3).
Sampel Penelitian
Dalam melakukan penelitian tidak harus meneliti seluruh anggota populasi yang
ada karena dalam banyak kasus tidak mungkin seorang peneliti dapat meneliti seluruh
anggota populasi. Dengan demikian peneliti harus membuat sebuah perwakilan populasi
yang disebut sampel. Sampel itu sendiri merupakan 46 subset dari sebuah populasi, terdiri
dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2011).Teknik sampel yang digunakan yaitu
non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel
secara berulang.Penetapan jumlah sampel dalam penelitian ini mendasarkan penentuan
sampel menurut Rao Purba dalam (Ghazali,2010:89 ) Dalam penentuan sampel jika
populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui maka dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
Kualitas
Produk
Keputusan
pembelian Kualitas
Pelayanan
Harga
7
n =
n = = 96
Dimana:
n = jumlah sampel
Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan
Moe = margin of error
Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau Z= 1,96 dan Moe= 10% (0,1) maka:
n = 96,4
Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel atau responden yang harus
diteliti adalah 96,4 responden namun untuk memudahkan penelitian maka peneliti
mengambil sampel sebesar 100 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan
Accidental Sampling, teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa yang
kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat dijadikan sampel jika orang tersebut sesuai
atau cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2000).
Definisi Operasional Variabel
Variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan
memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiono, 2011).Sedangkan definisi
oprasional adalah pengartian pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau
tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu sendiri. Pengertian operasional variabel
diatas kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi :
1. Variabel Kualitas Produk
Kotler dan Amstrong (2008:273), kualitas produk adalah totalitas fitur dan
karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat .
Untuk indikator kualitas produk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Penampilan meliputi kebersihan makanan serta kesegaran makanan.
b. Porsi meliputi makanan yang disajikan sesuai dengan harga.
c. Rasa meliputi enak atau tidaknya rasa dari makanan yang disajikan.
2. Variabel Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono,
2008:59).
a. Reliability (keandalan) adalah kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang
semestinya secara tepat.
b. Responsiveness (ketanggapan) adalah keinginan untuk membantu konsumen dan
memberikan pelayanan yang cepat dan sigap.
c. Empathy (empati) adalah rasa memperhatikan dan memahami keinginan
konsumen.
d. Assurance (kepastian) adalah kemampuan untuk memberikan kesan dapat
dipercaya, seperti menciptakan cita rasa yang sama terhadap makanan yang
disajikan.
3. Variabel Harga
Menurut Kotler (2005:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk
sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang
ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap
sebuah produk atau jasa.
1,96²
4 (0,1)²
Z²
4 (moe)²
8
Untuk variabel harga akan dioperasikan menggunakan teori menurut Stanton dalam
Rosvita (2010:24), yaitu :
a. Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Kualitas produk yang diperoleh sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan.
b. Daya saing harga
Nilai harga yang dapat bersaing dengan produk sejenis.
c. Keterjangkauan harga
Terdapat pilihan harga yang jelas dan sesuai dengan kuantitas.
4. Variabel Keputusan Pembelian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat indikator untuk menentukan
keputusan pembelian yang diambil dari (Kotler, 2000:212), yaitu :
(1) Kemantapan pada sebuah produk
(2) Memberikan rekomendasi terhadap orang lain
(3) Melakukan pembelian ulang
Teknik Analisis Data
Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel tidak
bebas (terikat) atas perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas
yang akan mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2005).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Tabel 5 Uji Validitas
Variabel Item
Corrected Item-Total
Correlation (rhitung)
r table Keterangan
X1
X1.1
X1.2
X1.3
.650
.593
.658
0,1996
0,1996
0,1996
Valid
Valid
Valid
X2
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
.547
.713
.600
.600
0,1996
0,1996
0,1996
0,1996
Valid
Valid
Valid
Valid
X3
X3.1
X3.2
X3.3
.614
.664
.713
0,1996
0,1996
0,1996
Valid
Valid
Valid
Y
Y1
Y2
Y3
.600
.600
.659
0,1996
0,1996
0,1996
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan data pada table 5 diatas, maka secara empiris dapat dikatakan bahwa
seluruh item atau indicator dalam kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini
valid. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai masing-masing Corrected Item-Total
Correlation (rhitung) > rtabel sebsar 0.1996.
9
Uji Reliabilitas Tabel 6 Uji Reliabilitas
Variabel Item Cronbach’s Alpha if
Item Deleted r table Keterangan
X1
X1.1
X1.2
X1.3
.898
.901
.903
0,6
0,6
0,6
Reliabel
Reliabel
Reliabel
X2
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
.903
.895
.900
.900
0,6
0,6
0,6
0,6
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
X3
X3.1
X3.2
X3.3
.900
.898
.795
0,6
0,6
0,6
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Y
Y1
Y2
Y3
.900
.900
.898
0,6
0,6
0,6
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Berdasarkan table 6 diatas, maka secara empirisnilai cronbach alphamasing-masing
item atau indicator dalam kuesioner penelitian ini berada di atas 0.60, maka data
penelitian ini dapat dinyatakan reliabel dan dapat dipercaya.
Uji Asumsi Klasik
1). Uji Normalitas
Uji normalitas berujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan
variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Berdasarkan hasil
perhitungan perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Gambar 2 Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 2 Normal P-P Plot diatas, terlihat bahwa titik-titik tersebar
mendekati garis diagonal, baik terletak diatas maupun dibawah garis maka dapat
disimpulkan bahwa model ini berdistribusi normal. Maka asumsi normalitas terpenuhi.
2). Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Menguji adanya multikolinieritas
10
dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih besar dari
10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel
bebas yang lainnya, sedangkan jika nilai VIF lebih kecil dari 10, maka variabel tersebut
tidak memiliki persoalan dengan multikolinieritas. Hasil perhitungan nilai VIF
(Variance Inflation Factor) dan matrik korelasi dari variabel independen dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 7
Nilai Variance Inflation Variabel Bebas
Variabel Nilai VIF
Kualitas Produk (X1) 2.025
Kualitas Pelayanan(X2) 2.815
Harga (X3) 3.373
Dan hasil perhitungan multikolinearitas dengan melihat nilai VIF, dapat ketahui
bahwa untuk semua variabel mempunyai nilai VIF di bawah angka 10. Sehingga hasil uji
multikolinearitas dengan menghitung matrik korelasi dan VIF menunjukkan tidak adanya
multikolinearitas antar variabel bebas, karena nilai VIF dibawah angka 10.
3). Heterokedastisitas
Gambar 3 Uji Heterokedastisitas
Dari gambar 3 diketahui bahwa plot atau titik-titik tidak membentuk suatu pola
tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Berdasarkan dari hasil perhitungan pengolahan data dengan bantuan komputer
program SPSS 18.00 for windows maka diperoleh persamaan regresi linier berganda pada
tabel 8 sebagaimana dibawah ini.
11
Tabel 8
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig. Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) .616 .191
3.218 .002
Kualitas
Produk
.002 .049 .002 .036 .972 .569 .004 .002 .494 2.025
Kualitas
Layanan
.848 .073 .880 11.673 .000 .898 .766 .525 .355 2.815
Harga .019 .077 .020 .244 .808 .724 .025 .011 .296 3.373
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut :
Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagai berikut :
1. Konstanta (β0) = .616 menunjukkan besarnya variabel keputusan pembelian yang
tidak dipengaruhi oleh variabel kualitas produk (X1), kualitas pelayana (X2), dan
harga (X3), atau variabel bebas = 0 maka nilai keputusan pembeliansebesar 0.616.
2. Nilai koefisien kualitas produk (β1) sebesar 0.002 menunjukkan bahwa jika variabel
kualitas produk(X1) ditingkatkan, maka akan mengakibatkan peningkatan keputusan
pembalian sebesar 0.002 dengan asumsi variabel lain konstan.
3. Nilai koefisien kualitas pelayana (β2) sebesar 0.848 menunjukkan bahwa jika variabel
kualitas playan (X2) ditingkatkan, maka akan mengakibatkan peningkatan keputusan
pembelian sebesar 0.848, dengan asumsi variabel lain konstan.
4. Nilai koefisien harga (β3) sebesar 0.019 menunjukkan bahwa jika variabel harga (X2)
ditingkatkan, maka akan mengakibatkan peningkatan keputusan pembelian sebesar
0.019, dengan asumsi variabel lain konstan.
5. ei menunjukkan faktor pengganggu di luar model yang diteliti.
Analisis Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi
Tabel 9 Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R
R
Squar
e
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics Durbin-
Watson R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
dim
ensi
on0
1 .898a .806 .800 .25383 .806 133.044 3 96 .000 1.901
a. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Produk, Kualitas Layanan
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Lampiran 2, Data Diolah
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa erat pengaruh antara variabel
bebas kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan (X2), dan Harga (X3) dengan variabel tak
bebas (keputusan pembelian), besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0.898. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa pengaruh variabel kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan
Y = 0.616 + 0.002X1 + 0.848X2+ 0.019 X3+ e
12
(X2), dan Harga (X3), dengan variabel keputusan pembelian adalah mempunyai pengaruh
yang sangat erat atau sangat kuat.
Nilai koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Y) yaitu variabel
Keputusan Pembelian. Hasil dari perhitungan SPSS diperoleh nilai R2 = 0.800 yang
berarti bahwa sebesar 80.0% variabel keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh
variabel kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan (X2), dan Harga (X3). Sedangkan
sisanya 20.0% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti.
Pengujian Hipotesis
Uji F (Uji Simultan)
Tabel 10 Anova ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 25.716 3 8.572 133.044 .000a
Residual 6.185 96 .064 Total 31.901 99
a. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Produk, Kualitas Layanan b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: Lampiran 2, Data Diolah
F hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47 atau dengan melihat besarnya significant
level sebesar 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi 5 % sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa semua variabel bebas kualitas produk (X1), Kualitas
pelayanan (X2), dan Harga (X3) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
variabel dependen keputusan pembelian (Y). Dengan demikian hipotesis pertama yang
menyatakan “ Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan
dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial
Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung ” terbukti kebenarannya secara empiris.
Uji t (Uji Parsial)
Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yang menunjukkan pengaruh secara
parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (tak bebas). Pada
tahapan ini dilakukan pengujian terhadap pengaruh variabel bebas yang terdapat pada
model yang terbentuk untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) yang ada dalam
model secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
Tabel 11 Hasil Perhitungan Uji t Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order
Partial Part Toleranc
e VIF
1 (Constant) .616 .191 3.218 .002
Kualitas Produk
.002 .049 .002 .036 .972 .569 .004 .002 .494 2.025
Kualitas Layanan
.848 .073 .880 11.673
.000 .898 .766 .525 .355 2.815
Harga .019 .077 .020 .244 .808 .724 .025 .011 .296 3.373
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber : Lampiran 2, data diolah.
13
Uji Parsial Antara Variabel Kualitas Produk (X1) Terhadap Variabel Keputusan
Pembelian (Y)
Berdasarkan output SPSS versi 18.00 diperoleh thitung sebesar 0.036 lebih kecil
dari ttabel sebesar 1.661 atau significant level sebesar 0.972 > 0.05, maka H0 diterima
pada tingkat signifikansi 5% sehingga kesimpulannya secara parsial variabel kualitas
produk (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).
Uji Parsial Antara Variabel kualitas pelayanan (X2) Terhadap Variabel keputusan
pembelian (Y)
Berdasarkan output SPSS versi 18.00 diperoleh thitung sebesar 11.673 lebih besar
dari ttabel sebesar 1.661 atau significant level sebesar 0.000 < 0.05 maka H0 ditolak pada
tingkat signifikansi 5% sehingga kesimpulannya secara parsial variabel kualitas
pelayanan (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ( Y ).
Uji Parsial Antara Variabel harga (X3) Terhadap Variabel keputusan pembelian
(Y)
Berdasarkan output SPSS versi 18.00 diperoleh thitung sebesar 0.244 lebih kecil
dari ttabel sebesar 1.661 atau significant level sebesar 0.808 > 0.05 maka H0 diterima
pada tingkat signifikansi 5% sehingga kesimpulannya secara parsial variabel harga (X3)
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ( Y ).
Dengan demikian dapatlah penulis simpulkan bahwa hipotesis kedua yang
menyatakan “Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan
dan harga secara parsial keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut
Surabaya H. Poer cabang Wiyung” tidak terbukti kebenarannya secara empiris. Hal ini
disebabkan karena dari 3 (tiga) variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, yakni :
kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3), hanya kualitas pelayanan
saja yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan 2 (dua)
variabel lainnya, yakni variabel kualitas produk dan harga tidak berpengaruh signifikan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi linear berganda diperoleh
persamaan regresi model di bawah ini:
Besarnya nilai e dapat dicari dengan menggunakan formulasi sebagaimana nerikut ini :
e = Stand Error of the Estimate (SEE) x ttabel
= .25383 x 1.661
= 0.4216
Dengan demikian persamaan regresinya menjadi :
Dari nilai perolehan persamaan regresi model diketahui bahwa variabel kualitas
produk (X1) dan kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) menunjukkan nilai koefisien
regresi positif, hal tersebut menunjukkan adanya arah positif atau hubungan searah dari
variabel kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) terhadap
keputusan pembelian. Hal ini dapat diartikan bahwa jika semakin meningkat kualitas
produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) maka keputusan pembelian akan
semakin meningkat pula, begitu pula sebaliknya jika semakin menurun kualitas produk
(X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) maka keputusan pembelian akan semakin
menurun.
Y = 0.616 + 0.002 X1 + 0.848 X2 + 0.019 X3 + e
Y = 0.416 + 0.579 X1 + 0.326 X2 + 0.4216
14
Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas produk (X1), kualitas pelayanan
(X2), dan harga (X3) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan
terhadap keputusan pembelian (Y). Hal ini diketahui dari hasil uji F yang menunjukkan
bahwa nilai F hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47 dan dengan probabilitas kesalahan
model yang diuji adalah 0,000 yang berarti probabilitas lebih kecil dari tingkat
signifikansi 0,05, sehingga pengaruh seluruh variabel independen (kualitas produk,
kualitas pelayanan, dan harga) terhadap variabel dependennya (keputusan pembelian)
adalah bermakna. Dengan demikian hipotesis pertama penelitian yang berbunyi
“Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga
secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut
Surabaya H. Poer cabang Wiyung” terbukti kebenarannya secara empiris.
Seluruh variabel independen atau variabel bebas berpengaruh atau dapat
menjelaskan variasi dari variabel terikat sebesar 80.0%. Hal ini dibuktikan dengan
melihat nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.800 dari hasil analisis
regresi linier berganda menggunakan program statistik SPSS seperti dalam Lampiran 2,
sedangkan sisanya yaitu 20.0% adalah dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.
Adapun variabel-variabel lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi brand satisfaction
selain kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga, berkaitan dengan penelitian yang
penulis lakukan ini, menurut hemat penulis antara lain : lokasi, variasi menu makanan,
dan promosi, dan lainnya. Dengan demikian, kalau dilakukan penelitian lanjutan dengan
memasukkan variabel-variabel yang penulis sebutkan diatas sebagai variabel bebas,
menurut hemat penulis akan bisa meningkatkan kontribusi variabel bebas dalam
mempengaruhi variabel terikatnya atau dengan perkataan lain kontribusi variabel bebas
dalam mempengaruhi variabel terikat akan semakin mendekati 100%.
Angka koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan keterikatan antara variabel bebas
kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga secara bersama-sama dengan keputusan
pembelian (Y) yang sangat kuat atau sangat erat, karena menunjukkan angka sebesar
0.898.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas produk dan harga secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan
karena dari persepsi responden berpendapat bahwa kualitas produknya sudah baik,
khususnya dalam hal rasa, akan tetapi kurang dalam varian produknya. Demikian juga
harga, dalam hal ini konsumen atau pelanggan tidak terlalu mempermasalahkan mengenai
harga produknya, karena menurut pelanggan harga sesuai dengan rasa, kualitas, dan
porsi, serta cukup kompetitif bisa bersaing dengan makanan sejenis. Sedangkan variabel
kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini sesuai
dengan pendapat pelanggan bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah makan, mulai
dari saat pelanggan datang, memesan menu makanan sampai dengan pelanggan selesai
makan dan membayar di kasir telah mendapatkan pelayanan yang sangat baik dan para
pelayanan sangat tanggap dengan kebutuhan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan
yang baik.
Dalam pemasaran, keputusan pembelian merupakan hal yang sangat mutlak
untuk tetap dipertahankan dalam jangka panjang oleh setiap perusahaan dalam
memberikan penawaran pada target marketnya. Karena dengan adanya keputusan
pembelian ini, perusahaan akan bisa memperoleh repeat order kembali dalam jangka
panjang dari para pelanggannya.
Salah satu hal yang bisa dipertimbangkan oleh perusahaan dalam meningkatkan
repeat order pada para pelanggannya adalah dengan cara memperbaiki kualitas produk
yang selama ini ditawarkannya. Dimana kualitas produk ini dalam usaha kuliner
memegang peran yang sangat penting untuk orang mau datang dan berkunjung.
15
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh
dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan uji secara simultan (uji F), maka seluruh variabel penelitian yang terdiri
dari kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh signifikan terhadap
variabel keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai F hitung >
F tabel yaitu 133.044 > 2.47. Dengan demikian hipotesis pertama yang penulis
kemukakan dalam penelitian ini secara empiris terbukti kebenarannya.
2. Berdasarkan uji secara parsial (uji t), variabel kualitas produk dan harga tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan variabel
kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Hal ini
dibuktikan secara empiris dari nilai t hitung masing – masing variabel (kualitas
produk dan harga) > t tabel yaitu 0.036 dan 0.244 < 1.661. Sedangkan variabel
kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini
dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 11.673 > t table sebesar 1.1661 Dengan
demikian hipotesis kedua yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara
empiris tidak terbukti kebenarannya.
3. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan merupakan
variabel dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian.
Saran
Saran yang diajukan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pemilik Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung hendaknya
senantiasa mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan kepada para
pelanggan, sehingga para pelanggan akan senantiasa merasakan puas atas layanan
yang diberikan selama pelanggan datang berkunjung ke rumah makan..
2. Pemilik Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung hendaknya
senantiasa meningkatkan kualitas produk yang ditawarkannya dengan cara
menambah variasi menu makanan yang berbahan dasar serba belut, meningkatkan
kualitas rasa makanan sesuai dengan keinginan pelanggan.
3. Kontribusi variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat dalam penelitian ini
masih menunjukkan nilai yang cukup besar, oleh karenanya hasil penelitian ini akan
dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian
lanjutan dengan menambahkan variabel bebas penelitian, antara lain : lokasi, variasi
menu, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan masalah keputusan pembelian dalam
pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA
A. Zeithaml, V. Parasuraman, A. and L. Berry L. 1985. Problems and Strategies
in Services Marketing. Jurnal of Marketing Vol. 49.
Fiani S. Margaretha dan Japarianto, S.E., M.M. Edwin. 2012. Analisa Pengaruh
Food Quality dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Roti
Kecik Toko Roti Ganep’s di Kota Solo. Jurnal Manajemen Pemasaran,
Vol. 1, No.1.
Ghozali Imam. 2005. Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Edisi ke-3.
Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
16
Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progran SPSS.
Cetakan IV. Semarang : BP Universitas Diponegoro.
Iswayanti, Ika Putri. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan,
Harga, dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada rumah
makan “Soto Angkring Mas Boed” di Semarang). SKRIPSI
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Hendra Teguh dkk.
Edisi 1. Jakarta: PT Perhalindo.
Kotler dan Amstrong. 2004. Prinsip-prinsip Marketing. Edisi Ketujuh. Jakarta:
Salemba Empat.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jilid 1. Jakarta:
Index.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi ke 12
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip & Kevin L Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi ke tiga
belas. Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi ke 13
Jilit 1. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Stanton William, J. 2005. Prinsip Pemasaran. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Erlangga.
Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi
Offset.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. Yogyakarta: Andi Offset.
Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa (Prinsip, Penerapan & Penelitian).
Yogyakarta: Andi Offset.
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/beli-belut-di-warung-spesial-belut-
surabaya-bonus-cobek.