20
BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Mioma uteri adalah merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan. (Manuaba, 1998) Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari uterus dan jaringan ikat sehingga disebut juga Leiomioma, vibromioma atau vibroid. (Prawirohardjo S, 1999). B. ANATOMI DAN FISIOLOGI 1. ANATOMI A. Uterus Uterus merupakan organ muskuler yang sebagian tertutup oleh peritoneum atau serosa. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng. Uterus wanita yang tidak hamil terletak pada rongga panggul antara kandung kemih di anterior dan rectum posterior. Uterus wanita nullipara panjang 6 – 8 cm, dibandingakn dengan 9 – 10 empada wanita multipara. Berat uterus wanita yang pernah melahirkan antara 50 – 70 gram sedangkan pada yang belum pernah melahirkan beratnya 80 gram atau lebih. Uterus terdiri atas : 1) Fundus uteri Merupakan bagian uterus proksimal, disitu kedua tuba falopi berinsersi ke uterus. Di dalam klinik penting diketahui sampai dimana fundus uteri berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan fundus uteri. 2) Korpus uteri

BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

BAB II

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Mioma uteri adalah merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan

ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan.

(Manuaba, 1998)

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari uterus dan jaringan ikat

sehingga disebut juga Leiomioma, vibromioma atau vibroid. (Prawirohardjo S,

1999).

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. ANATOMI

A. Uterus

Uterus merupakan organ muskuler yang sebagian tertutup oleh

peritoneum atau serosa. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng.

Uterus wanita yang tidak hamil terletak pada rongga panggul antara

kandung kemih di anterior dan rectum posterior.

Uterus wanita nullipara panjang 6 – 8 cm, dibandingakn dengan 9 – 10

empada wanita multipara. Berat uterus wanita yang pernah melahirkan

antara 50 – 70 gram sedangkan pada yang belum pernah melahirkan

beratnya 80 gram atau lebih.

Uterus terdiri atas :

1) Fundus uteri

Merupakan bagian uterus proksimal, disitu kedua tuba falopi

berinsersi ke uterus. Di dalam klinik penting diketahui sampai dimana

fundus uteri berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan

dengan perabaan fundus uteri.

2) Korpus uteri

Page 2: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

Merupakan bagian uterus yang terbesar. Rongga yang terdapat pada

korpus uteri disebut kavum uteri. Dinding korpus uteri terdiri dari 3

lapisan : serosa, muskula dan mukosa. Mempunyai fungsi utama

sebagai perkembangan janin.

3) Servik uteri

Servik merupakan bagian uterus dengan fungsi khusus, terletak di

bawah isthmus. Servik memiliki serabut otot polos namun terutama

terdiri atas jaringan kolagen, ditambah jaringan elastin serta pembuluh

darah. Kelenjar ini berfungsi mengeluarkna secret yang kental dan

lengket dari kanalis servikalis. Jika saluran kelenjar servik tersumbat

dapat berbentuk kista, retensi berdiameter beberapa millimeter yang

disebut sebagai folikel nabothian. (Prawirohardjo S, 1999)

Secara histologik uterus terdiri atas :

a) Endometrium di korpus uteri dan endoservik di servik uteri

Merupakan bagian terdalam uterus yaitu lapisan mukosa yang

melapisi rongga uterus pada wanita yang tidak hamil. Endometrium

terdiri atas epitel kubik, kelenjar – kelenjar dan jaringan dengan

banyak pembuluh darah yang berkeluk – keluk. Ukuran

endometrium bervariasi yaitu o,5 mm hingga 5 mm. Endometrium

terdiri dari epitel permukaan, kelenjar dan jaringan mesenkim antar

kelenjar yang di dalamnya banyak terdapat pembuluh darah. Epitel

permukaan endometrium terdiri dari satu lapisan sel kolumner

tinggi, bersilia dan tersusun rapat. Kelenjar uterus berbentuk tubuler

merupakan invaginasi dari epitel, kelenjar ini menghasilkan cairan

alkalis encer yang berfungsi menjaga rongga uterus tetap lembab.

b) Miometrium

Miometrium merupakan jaringan pembentuk sebagian besar uterus

dan terdiri dari kumpulan otot polos yang disatukan jaringan ikat

dengan banyak serabut elestis di dalamnya. Menurut Schwalm dan

Dubrauszky, banyaknya serabut otot pada uterus sedikit demi

Page 3: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

sedikit berkurang kea rah kaudal, sehingga pada servik otot hanya

merupakan 10 % dari massa jaringan. Selama masa kehamilan

terutama melalui proses hipertrofi, miometrium sangat membesar,

namun tidak terjadi perubahan yang berarti pada otot servik.

c) Lapisan serosa, yakni peritoneum visceral

Uterus sebenarnya terapung – apung dalam rongga pelvis dengan

jaringan ikat dan ligamentum yang menyokongnya.

Ligamentum yang memfiksasi uterus adalah :

i) Ligamentum kardial sinistra et dextra (machenrodt)

Yaitu ligamentum yang terpenting mencegah suplay uterus tidak

turun. Terdiri atas jaringan ikat tebal dan berjalan dari servis

dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis. Di dalamnya

ditemukan banyak pembuluh darah antara lain vena dan arteri

uteria.

ii) Ligamentum Sakro Uterinum Sinitra et Dextra

Yaitu ligamentum yang menahan uterus agar tidak banyak

bergerak, berjalan dari servik bagian belakang, kiri dan kanan,

kea rah os sacrum kiri dan kanan.

iii) Ligamentum Rotundum Sinistra et Dextra

Yaitu ligamentum yang menahan uterus dalam antefleksi dan

berjalan dari fundus uteri kiri dan kanan ke daerah inguinal kiri

dan kanan.

iv) Ligamentum Latum Sinistra et Dextra

Yaitu ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus kea

rah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Di bagian

dorsal ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistra

at dextra).

v) Ligamentum Infudibula Pelvicum

Page 4: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

Yaitu ligamentum yang menahan tuba falopi berjalan dari arah

infidibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya terdapat urat – urat

saraf, saluran – saluran limfe, arteri dan vena ovarica.

Istmus adalah bagian uterus antara servik dan korpus uteri

diliputi oleh peritoneum visceral yang mudah sekali digeser dari

dasarnya atau digerakkan di daerah plika vesiaka uteria.

Uterus diberi darah oleh arteri uterine sinistra at dextra yang

terdiri dari istmus asenden dan desenden. Pembuluh darah yang

lain yang memperdarahi uterus adalah arteri ovarica sinistra at

dextra. Inversasi uterus terdiri atas system saraf simpatis,

parasimpatis dan serebrospinal. Yang dari system parasimpatis

ini berada dalam panggul di sebelah kiri dan kanan os sacrum,

berasal dari saraf sacral 2, 3 dan 4. dan selanjutnya memasuki

pleksus frankenhauser. Yang dari system simpatis masuk ke

dalam rongga panggul sebagai pleksus hipogastrikus melalui

biforkasio aorta dan promontorium terus ke bawah dan menuju

pleksus frankenhauser. Serabut saraf tersebut memberi inervasi

pada miometrium dan endometrium. Kedua system simpatik

dan prasimpatik mengandung unsur sensorik dan motorik.

Simpatik menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi

sedangkan parasimpatik mencegah kontraksi dan menimbulkan

vasodilatasi.

B. Tuba Falopi

Tuba falopi merupakan saluran ovum yang terentang antara kornu

uterine hingga suatu tempat di dekat ovarium dan merupakan jalan ovum

mencapai rongga uterus. Panjang tuba falopi antara 8 – 14 cm, tuba tertutup

oleh peritoneum dan lumennya dilapisi oleh membrane mukosa.

Tuba falopi terdiri atas :

a. Pars interstisialis

Bagian yang terdapat di dinding uterus

Page 5: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

b. Pars Ismika

Merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya

c. Pars Ampularis

Bagian yang terbentuk agak lebar, tempat konsepsi terjadi

d. Pars Infudilum

Bagian ujung tuba yang terbentuk ke arah abdomen dan mempunyai

fimbria. Fimbria penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur dan

kemudian menyalurkan ke dalam tuba. (Prawirohardjo S, 1999)

C. Ovarium

Ovarium merupakan organ berbentuk seperti buah amandel, fungsinya

untuk perkembangan dan pelepasan ovum, serta sintetis dan sekresi

hormone steroid. Ukuran ovarium, panjang 2,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 3 cm dan

tebal 0,6 – 1 cm. Setelah menopause ovarium sangat kecil. Normalnya

ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada

lekukan dinding lateral pelvis di antara illiaka eksternal.

D. Parametrium

Jaringan ikat yang terdapat antara kedua lembar ligamen latum disebut

parametrium.

Bagian atas ligamen latum yang mengandung tuba disebut mesosalpinx

dan bagian caudalnya yang berhubungan dengan uterus disebut

mesometrium. Pada sisi depan ligamen latum berjalan ligamen teres uteris,

pada permukaan belakang ligamen ovari proprium.

Mesovarium merupakan lipat peritoneum untuk ovarium dan terdapat

antara mesosalpinx dan mesometrium.

Ligamen suspensorium ovari berjalan dari extremitas tubaria ovari ke

dinding panggul.

Pada parametrium ini berjalan ureter, a dan uterina. Parametrium sebelah

bawah yang menyelubungi a dan v uterina lebih padat dari jaringan

sekitarnya disebut ligamen cardinale. (Prawirohardjo S, 1999)

Page 6: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

(Marry Hamilton, 1995)

C. ETIOLOGI

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga

merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah

tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik

tunggal. Sel – sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada

kromosom lengan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor

predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.

1. Estrogen

Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat pertumbuhan

tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri

akan mengecil pada saat menapause dan pengangkatan ovarium.

Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti

endometriosis (50 %), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8 %),

adenomyosis (16,5 %) dan hiperplasia endometrium (9,3 %). Mioma uteri

Page 7: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan

sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase : enzim ini mengubah estradiol (sebuah

estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang

pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang

lebih banyak dari pada miometrium normal.

2. Progesteron

Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron

menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu : mengaktifkan 17B

hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.

3. Hormon Pertumbuhan

Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon

yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu Hormone

Prolaktin Laktogen, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa

pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mungkin merupakan

hasil dari aksi sinergistik antara Hormone Prolaktin Laktogen dan Estrogen.

Ada beberapa faktor kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri,

yaitu :

1. Umur

Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan

sekitar 10 % pada wanita berusia lebih dar 40 tahun. Tumor ini paling

sering memberikan gejala klinis antara 35 – 45 tahun.

2. Paritas

Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanita yang relatif infertil,

tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah infertilitas menyebabkan

mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas,

atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.

3. Faktor ras dan genetik

Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka

kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini

tinggi pada wanita dengan keluarga yang menderita tumor.

4. Fungsi Ovarium

Page 8: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan

mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah

pertumbuhan epidermal dan insulan – like growth kehamilan dan

mengalami regresi setelah menopause. Pemberian agonis Gonadotropin

Relasing Hormone dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat

mengurangi ukuran mioma. (Manuaba, 1998)

Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon

mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat

bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor – faktor yang distimulasi

oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang

distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma dari pada miometrium normal

dan mungkin penting pada perkembangan mioma.

Namun bukti – bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak

mengalami regresi yang bermakna setelah menapause sebagaimana yang disangka.

Lebih dari pada itu tumor ini kadang – kadang berkembang setelah menapause

bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini. (Manuaba, 1998)

D. PATOFISIOLOGI

Mioma uteri terjadi karena adanya sel – sel yang belum matang dan pengaruh

estrogen yang menyebabkan sub mukosa yang ditandai dengan pecahnya pembuluh

darah dan intra nurel, sehingga terjadi kontraksi otot uterus yang menyebabkan

perdarahan pervaginan lama dan banyak.

Dengan adanya perdarahan pervaginan lama dan banyak akan terjadi resiko tinggi

kekurangan volume cairan dan gangguan peredaran darah ditandai dengan adanya

nekrosa dan perlengketan sehingga timbul rasa nyeri.

Penatalaksanaan pada mioma uteri adalah operasi. Jika informasi tidak adekuat,

kurang support dari keluarga, dan kurangnya pengetahuan dapat mengakibatkan

cemas.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

Pada post operasi akan terjadi terputusnya integritas jaringan kulit dan robekan

pada jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut. Terputusnya integritas

jaringan kulit mempengaruhi proses epitalisasi dan pembatasan aktivitas, maka

terjadi perubahan pola aktivitas. Kerusakan jaringan juga mengakibatkan

terpaparnya agen infeksius yang mempengaruhi resiko tinggi infeksi.

Pada pasien post operasi akan terpengaruh obat anastesi yang mengakibatkan

depresi pusat pernafasan dan penurunan kesadaran sehingga pola nafas tidak

efektif. (Prawiroharjo S, 1999).

E. MANIFESTASI KLINIK

Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada

pemeriksaan pelvik rutin. Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa –

apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang mengandung satu tumor dalam uterus.

Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulya gejala klinik meliputi : Besarnya

mioma uteri, Lokasi mioma uteri, Perubahan – perubahan pada mioma uteri.

Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % - 50 % dari pasien yang terkena.

Adapun gejala klinik yang dapat timbul pada mioma uteri :

a) Perdarahan abnormal, yang merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30

%). Bentuk perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan

abnormal ini dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya area permukaan dari

endometrium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distorsi dan

kongesti dari pembuluh darah di sekitarnya dan ulserasi dan lapisan

endometrium. (b) penekanan rahim yang membesar :

1. Terasa berat di abdomen bagian bawah

2. Gejala traktus urinarius : urine frequency, retensi urine, obstruksi ureter dan

hidronefrosis

3. Gejala intestinal : konstipasi dan obstruksi intestinal

4. Terasa nyeri karena tertekannya saraf

Nyeri dapat disebabkan oleh :

1. Penekanan saraf

2. Torsi bertangkai

Page 10: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

3. Sub mukosa mioma terlahir

4. Infeksi pada mioma

b) Infertilitas

Akibat penurunan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu.

Perdarahan kontinyu pada pasiein dengan mioma sub mukosa dapat menghalagi

implantasi. Terdapat peningkatan insiden aborsi dan kelahiran prematur pada

pasien dengan mioma intramural dan sub mukosa. Kongesti vena, disebabkan

oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema ekstremitas bawah,

hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia.

c) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan

Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling

mempengaruhi, yang menyebabkan infertinitas sehingga beresiko terjadinya

abortus bertambah, karena distorsi rongga uterus, khususnya pada mioma sub

mukosis letak janin, menghalangi kemajuan persalinan karena letaknya pada

servik uteri menyebabkan intarsia maupun atonia uteris, sehingga menyebabkan

perdarahan pasca persalinan karena adanya gangguan mekanik dalam fungsi

miometrium menyebabkan plasenta sukar lepas dari dasarnya dan mengganggu

proses involusi dalam nifas. (Prawiroharjo S, 1999)

F. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu penanganan secara

konservatif dan penanganan secara operatif.

1. Penanganan konservatif sebagai berikut :

a. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik sekitar 3 – 6 bulan

b. Bila anemia, Hb < 8 g % transfusi PRC

c. Pemberian zat besi

d. Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1 – 3

menstruasi setiap minggu sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan

pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekreasi

gonodotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang

ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam

Page 11: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu. Terapi agonis

Gonadotropin Releasing Hormone ini dapat pula diberikan sebelum

pembedahan, karena memberikan beberapa keuntungan : mengurangi

hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat mengurangi kebutuhan

akan transfusi darah. Namun obat ini menimbulkan kehilangan masa tulang

meningkat dan osteoporosis pada wanita tersebut.

Catatan : Baru – baru ini, progestin dan anti progestin dilaporkan

mempunyai efek terapeutik. Kehadiran tumor dapat ditekan atau

diperlambat dengan pemberian progestin dan levonorgestrol intrauterin.

2. Penanganan operatif bila :

a. Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12 – 14 minggu

b. Pertumbuhan tumor cepat

c. Mioma sub serosa bertangkai dan torsi

d. Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya

e. Hipermenorea pada mioma sub mukosa

f. Penekanan pada organ sekitarnya

Jenis Operasi yang dilakukan dapat berupa :

a) Enukleasi Mioma

Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau

mempertahankan uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya

aman, efektif dan masih menjadi pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak

dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma endometrium atau

sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini seharusnya

dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit

dan diikat. Bila miometomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat

berdekatan dengan endometrium, kehamilan berikutnya harus dilahirkan

dengan seksio sesarea. Kriteria preoperasi menurut American College of

Obstetricians Gynecologists (ACOG) adalah sebagai berikut :

1. Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang

2. Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil da berbatas tegas

Page 12: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

3. Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan

dan keguguran yang berulang (Manuaba, 1998)

b) Histerektomi

Histerektomi adalah pengangkatan uterus, histerektomi dapat dilaksanakan

per abdominan atau per vaginan. Yang akhir ini jarang dilakukan karena uterus

harus lebih kecil dari telur angsa dan tidak ada perlengketan dengan sekitarnya.

Adanya proplasus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan.

Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan

timbulnya karsinoma servisis uteris. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan

apabila terdapat kerusakan teknis dalam mengangkat uterus keseluruhannya.

Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita

yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria

American College of Obstetricians Gynecologists ACOG untuk histerektomi

adalah sebagai berikut :

1. Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba

dari luar dan dikeluhkan oleh pasien

2. Perdarahan uterus berlebihan :

a. Perdarahan yang banyak bergumpal – gumpal atau berulang – ulang

selama lebih dari 8 hari

b. Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis

3. Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :

a. Nyeri hebat dan akut

b. Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis

c. Penekanan buli – buli dan frekuensi urine yang berulang – ulang dan

tidak disebabkan infeksi salurah kemih

c) Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan uterus.

Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada mioma submukoum pada myom

geburt dengan cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan sarang mioma sub

Page 13: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

serosum dapat mudah dilaksanakan apabila tumor bertangkai. Apabila

miomektomi dilakukan karena keinginan memperoleh anak akan terjadi

kehamilan adalah 30 – 50 %. Perlu disadari bahwa 25 – 35 % dari penderita

tersebut akan masih memerlukan histerektomi. (Prawiroharjo S, 1999)

d) Penanganan Radio Terapi

Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga penderita

mengalami menopause. Radio terapi ini hanya dikerjakan kalau terdapat

berfungsi lagi sehingga penderita mengalami menopause.

Radio terapi ini umumnya hanya dikerjakan kalau terdapat kontrak indikasi

untuk tindakan operatif akhir – akhir ini kontrak indikasi tersebut makin

berkurang. Radio terapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada

keganasan pada uterus.

1. Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient)

2. Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu

3. Bukan jenis sub mukosa

4. Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum

5. Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menapause

Maksud dari radio terapi adalah untuk menghentikan perdarahan. (Prawiroharjo

S, 1999)

G. KOMPLIKASI

1. Pendarahan sampai terjadi anemia

2. Torsi tangkai mioma dari :

a. Mioma uteri sub serosa

b. Mioma uteri sub mukosa

3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi

4. Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan

a. Pengaruh mioma terhadap kehamilan

1. Infertilitas

2. Abortus

Page 14: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

3. Persalinan prematuritas dan kelainan letak

4. Inersia uteri

5. Gangguan jalan persalinan

6. Perdarahan post partum

7. Retensi plasenta

b. Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri

1. Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen

2. Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai

(Prawiroharjo S, 1999)

H. PENGKAJIAN FOKUS

a. Anamnesis

1. Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama

2. Kadang – kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air

besar

3. Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah

b. Pemeriksaan fisik

1. Palpasi abdomen di dapatkan tumor di abdomen bagian bawah

2. Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual di dapatkan tumor

tersebut menyatu dengan rahim atau mengisi kavum douglasi

3. Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata

c. Gejala klinis

1. Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda masa yang padat

kenyal

2. Adanya perdarahan abnormal

3. Nyeri, terutama saat menstruasi

4. Infertilitas dan abortus

d. Pemeriksaan luar

1. Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor

dapat terbatas atau bebas

Page 15: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

e. Pemeriksaan dalam

1. Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas

atau bebas dan ini biasanya ditemukan secara kebetulan

f. Pemeriksaan penunjang

1. USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium

dan keadaan adnexa dalam rongga pelvis. Mioma juga dapat dideteksi

dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih mahal

dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma

sangat jarang karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan

konfirmasinya membutuhkan diagnosa jaringan

2. Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya

pada beberapa bidang tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung

dengan uterus, lebih lanjut uterus membesar dan berbentuk tak teratur

3. Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga

pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter

4. Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma sub mukosa

disertai dengan infertilitas

5. Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis

6. Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati,

ureum, kreatinin darah

7. Tes kehamilan

Page 16: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

I. PATHWAYS

Sel-sel yang belum matang Pengaruh estrogen Mioma uteri Sub. Mukosa Intra mual Sub Berosa Pecahnya Gangguan kontraksi otot Pembesaran Pembuluh darah uterus pembuluh darah uterus Perdarahan pervaginan Penekanan organ lama dan banyak lain Mual muntah Gangguan peredaran darah Nekrosa dan Operasi

Resiko tinggi kekurangan cairan

Perlengketan

Pre operasi Pre operasi Nyeri

Informasi Terputusnya jaringan Pengaruh obat tidak adekuat kulit Anestesi Kurangnya Robekan pada jaringan Depresi pusat Support, system saraf perifer pernafasan penurunan Kurangnya kesadaran pengetahuan

Cemas

Nyeri akut

Pola nafas tidak efektif

Proses epilesasi Terpapar agen nfeksius

Page 17: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

Pembatasan aktivitas

Resiko tinggi infeksi

Perubahan pola

aktivitas

Sumber : Carpenito, 1998

Doengoes, 2000. Ilmu Kandungan Prawiroharjo, 1996

J. FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL

Fokus intervensi dengan Mioma Uteri dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : Pre

operasi dan Post operasi.

Pre Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan gangguan peredaran darah

Tujuan : Nyeri dapat mengalami penurunan atau berkurang

Intervensi : a. Kaji tingkat nyeri pasien (skala)

Rasional : Untuk mengetahui skala nyeri

b. Kolaborasi Dengan dokter untuk pemberian obat analgetik

Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri

c. Atur posisi tidur semalaman mungkin

Rasional : Dengan posisi yang nyaman nyeri dapat

berkurang

d. Ajarkan teknik relaksasi atau distraksi untuk mengurangi

nyeri

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri

2. Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan pendarahan dan

muntah

Tujuan : Keseimbangan cairan yang adekuat

Turgor kulit baik

Intervensi : a. Hitung balance cairan

Rasional : Untuk mengetahui tingkat dehidrasi pasien

b. Pantau tanda – tanda vital

Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien

Page 18: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

c. Kolaborasi pemberian cairan parentera

Rasional : Untuk meminimalkan tingkat dehidrasi pasien

d. Berikan anti ametik sesuai kebutuhan

Rasional : Untuk meminimalkan iritasi pada lampu

e. Pantau hasil laboratorium

Rasional : Untuk mengetahui peningkatan hasil

laboratorium

3. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses atau tindakan

operasi

Tujuan : Pasien paham terhadap proses penyakit atau operasi dan

harapan operasi

Cemas berkurang

Intervensi : a. Kaji ulang tingkat pemahaman pasien

Rasional : Untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan

pengetahuan pasien

b. Gunakan sumber – sumber bahan pengajaran sesuai

keadaan

Rasional : Untuk mengetahui sumber teori

c. Pengajaran pra operasi secara individu tentang pembatasan

dan prosedur pra operasi

Rasional : Untuk memberikan gambaran kepada pasien

d. Informasikan kepada pasien, keluarga atau orang terdekat

tentang rencana prosedur tindakan

Rasional : Meminimalkan tingkat kecemasan keluarga

Post Operasi

1. Nyeri akut berhubungan dengan robekan pada jaringan saraf perifer

Tujuan : Ekspresi wajah pasien rileks

Mengungkapkan penurunan nyeri

Page 19: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

Intervensi : a. Kaji tingkat nyeri pasien (skala)

Rasional : Untuk mengetahui skala nyeri

b. Kolaborasi Dengan dokter untuk pemberian obat analgetik

Rasional : untuk mengurangi rasa nyeri

c. Atur posisi tidur semalaman mungkin

Rasional : Dengan posisi yang nyaman nyeri dapat

berkurang

d. Ajarkan teknik relaksasi atau distraksi untuk mengurangi

nyeri

Rasional : Untuk mengurangi rasa nyeri

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidaknyamanan pasca operasi

Tujuan : Bunyi nafas normal

Nafas tidak koping hidung

Tidak terjadi retraksi dada

Intervensi : a. Atur posisi kepala ekstensi atau sesuai kebutuhan untuk

mempertahankan ventilasi

Rasional : Untuk memperlancar jalan nafas

b. Bantu pasien untuk merubah posisi bentuk dan nafas dalam

Rasional : Untuk mengefektifkan jalan nafas

c. Akulturasi paru untuk mendengarkan bunyi nafas setiap 4

jam

Rasional : Untuk mengetahui perkembangan jalan nafas

pasien

d. Kaji adanya hipoksia

Rasional : Untuk mengurangi terjadinya henti nafas

e. Monitor Respiratori Rate

Rasional : Untuk mengetahui perkembangan jalan nafas

3. Perubahan pola aktivitas berhubungan dengan pembatasan aktivitas setelah

operasi

Tuijuan : Melakukan aktivitas sesuai kemampuan

Kebutuhan tubuh pasien terpenuhi

Page 20: BAB II KONSEP DASAR - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-sitienifah... · ovarium terletak pada bagian atas rongga panggul dan menempel pada lekukan

Intervensi : a. Pantau aktivitas yang dapat dilakukan pasien

Rasional : Untuk mengetahui tingkat kelemahan pasien

b. Bantu pasien untuk ambulasi dini dan tingkatkan aktivitas

sesuai kemampuan pasien

Rasional : Untuk mengetahui tingkat aktivitas pasien

c. Bantu pasien dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari

Rasional : Untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan

pasien

4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma pada kulit atau tindakan

operasi

Tujuan : Penyembuhan luka tepat waktu

Tidak ada tanda – tanda infeksi

Intervensi : a. Monitor luka operasi

Rasional : Untuk mengetahui keadaan luka pada pasien

b. Rawat luka sesuai prinsip

Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi

c. Pertahankan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

Rasional : Untuk menghindari terjadinya penularan

penyakit

d. Monitor TTV

Rasional : Untuk mengetahui keadaan umum pasien

e. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi

Rasional : Untuk mencegah terjadinya infeksi

(Doengoes, 2000)