Upload
vino-g-albert
View
196
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Kasus Panggul Sempit
PANGGUL SEMPIT
PENDAHULUAN
Untuk berhasilnya suatu persalinan spontan, harus diperhatikan 3 faktor
penting yaitu jalan lahir, janin, dan kekuatan-kekuatan pada ibu.(1,2)
Jalan lahir dibagi atas :
a). Bagian tulang terdiri dari tulang panggul dan sendi-sendinya.
b). Bagian lunak terdiri dari otot-otot, jaringan dan ligamentum.
ANATOMI PANGGUL NORMAL
Bidang dan ukuran panggul
Karena panggul berbentuk khas, sukar untuk menetapkan masing-masing
bidang pada lokasi yang tepat. Untuk memudahkan, ditentukan 3 bidang khayal
dalam rongga panggul : 1) Pintu atas panggul 2) Ruang tengah panggul 3) Pintu
bawah panggul.
Tulang-tulang panggul terdiri dari :
1. Os cocsae, yang terdiri dari :
a. Os ilium
b. Os iscium
c. Os pubis
2. Os sacrum
3. Os cocsigeus
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 1
Laporan Kasus Panggul Sempit
Secara fungsional, panggul terdiri dari 2 bagian yang disebut pelvis mayor
dan pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea
terminalis, disebut juga false pelvis. Pelvis minor (true pelvis) adalah bagian pelvis
yang terletak dibawah linea terminalis, yang mempunyai peranan penting dalam
obstetrik dan harus dapat dikenal dan dinilai sebaik-baiknya untuk dapat meramalkan
dapat dan tidaknya bayi melewatinya.(1,2,3)
Bidang atas saluran ini, normal berbentuk hampir bulat, disebut pintu atas
panggul (pelvic inlet). Bidang bawah saluran ini tidak merupakan suatu bidang
seperti pintu atas panggul, akan tetapi terdiri dari dua bidang disebut pintu bawah
panggul (pelvic outlet). (1,2,3)
Diantara kedua pintu ini terdapat ruang panggul (pelvic cavity). Ruang
panggul mempunyai ukuran yang paling luas dibawah pintu atas panggul, akan tetapi
menyempit di panggul tengah ini disebabkan oleh adanya spina ischiadica yang
kadang-kadang menonjol kedalam ruang rongga panggul. (1,2,3)
PINTU ATAS PANGGUL
Pintu atas panggul merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium
corpus vertebrae sacral 1, linea innominata (terminalis) dan pinggir atas simfisis (1,2,3)
Panjang jarak dari pinggir atas simfisis pubis ke promontorium lebih kurang
11 cm, disebut konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul
lebih kurang 11,5 – 13 cm disebut diameter trasversal. Bila ditarik garis dari
articulatio sakroiliaka ke titik persekutuan antara diameter transversa dan konjugata
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2
Laporan Kasus Panggul Sempit
vera dan diteruskan ke linea innominata disebut diameter oblique, kurang lebih 13
cm. (1,2,3)
Konjugata vera sama dengan konjugata diagonalis dikurangi 1,5 cm.
konjugata obstretika jarak dari bagian tengah simfisis ke promontorium.
PINTU BAWAH PANGGUL
Pintu bawah panggul bukan merupakan bidang datar, tetapi tersusun atas
dasar dua bidang datar yang masing-masing berbentuk segitiga yaitu bidang yang
dibentuk oleh garis antara kedua buah tubera ossis ischii dengan ujung os sacrum dan
segitiga lainnya yang alasnya juga garis antara kedua buah tubera ossis ischii dengan
bagian bawah simfisis. Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung kebawah dan
membentuk sudut (arcus pubis). Dalam keadaan normal, besarnya sudut ini 90o atau
lebih sedikit. (1,2,3)
Bila kurang sekali dari 90o maka kepala janin akan lebih sulit dilahirkan
karena memerlukan tempat lebih banyak ke dorsal. Jarak antara kedua tubera ossis
ischii adalah 10,5 cm.
RUANG PANGGUL (PELVIC CAVITY)
Ruang panggul diatas pintu atas panggul mempunyai ukuran yang paling luas.
Di panggul tengah terdapat penyempitan setinggi kedua spina ischiadika. Jarak antara
kedua spina ini (distansia interspinarum) normalnya 10,5 cm. (1,2,3)
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 3
Laporan Kasus Panggul Sempit
PELVIMETRI RADIOLOGI
Pelvimetri bertujuan untuk mengukur pelvis. Indikasi pemeriksaan harus
dilakukan secara tepat terutama untuk kasus-kasus yang dengan pemeriksaan klinis
diduga kuat adanya disproporsi antara kepala janin dan panggul ibu. Banyak cara
yang dipakai untuk mengukur pelvis, semuanya bertujuan untuk mengukur garis-garis
terpenting pelvis dan mengadakan koreksi untuk distorsi yang ditimbulkan oleh
magnifikasi pada radiogram. Yang paling sederhana adalah cara cochler sussman
yang dimodifikasi. Dengan ini dibuat 2 radiogram antero-posterior dan lateral pelvis
yang penting diukur adalah konjugata vera, panggul tengah dan panggul bawah. Perlu
juga dinilai sakrum yang konkaf atau sakrum yang lurus karena dapat mempengaruhi
jalannya persalinan. Turunnya kepala dinilai terhadap spina ischiadika. Pada proyeksi
ini diukur diameter melintang pintu atas panggul, jarak antara spina ischiadika
panggul tengah dan jarak antara kedua tuber ischiadikum panggul bawah.
Selain ukuran – ukuran panggul, perlu diketahui 4 bentuk dasar panggul, yaitu
ginekoid, android, antrofoid dan platipheloid. Bentuk ginekoid menunjukan pintu atas
panggul yang bundar. Bentuk antropoid diameter melintangnya lebih sempit daripada
konjugata vera sebaliknya panggul plathipeloid bentuknya lonjong dengan aksis
panjang dalam keadaan melintang. Akhirnya panggul android bentuknya seperti
segitiga dan ukuran –ukurannya agak sempit. Dalam praktek, konjugata vera dan
diameter intertspinosum merupakan ukuran-ukuran yang terpenting, terutama
konjugata vera, dalam menentukan suatu proses persalinan.
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 4
Laporan Kasus Panggul Sempit
DEFINISI
Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1 – 2 cm kurang dari ukuran yang
normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet, midpelvis, outlet atau kombinasi dari
ketiganya. (1,2,3,4,5)
KLASIFIKASI
Pembagian panggul sempit (1,2,3,4)
1. kesempitan pintu atas panggul (pelvic outlet)
a. pembagian tingkatan panggul sempit
tingkat I : CV = 9 - 10 cm = borderline
tingkat II : CV = 8 – 9 cm = relatif
tingkat III : CV = 6 – 8 cm = ekstrim
tingkat IV : CV = 6 cm = mutlak (absolut)
b. pembagian menurut tindakan
CV = 8 – 10 cm = partus percobaan
CV = 6 – 8 cm = SC primer
CV = 6 cm = SC mutlak (absolut)
Inlet dianggap sempit bila CV <10 cm atau diameter transversal < 12 cm.
Karena yang biasanya diukur adalah konjugata diagonalis (CD), maka inlet
dianggap sempit bila CD kurang dari 11,5 cm
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 5
Laporan Kasus Panggul Sempit
2. Kesempitan mid pelvis
Terjadi bila diameter interspinorum 9 cm. Kesempitan midpelvis hanya dapat
dipastikan dengan rontgen pelvinometri. Dengan pelvimetri klinik, hanya dapat
dipikirkan kesempitan midpelvis kalau
- spina menonjol mid pelvis arrest
- side walls konvergen
- ada kesempitan outlet
mid pelvic contraction dapat memberi kesulitan sewaktu partus sesudah
kepala melewati pintu atas panggul. Adanya kesempitan ini sebetulnya
merupakan kontraindikasi untuk forceps karena daun forceps akan menambah
sempitnya ruangan.
3. kesempitan outlet
adalah bila diameter tranversal dan diameter sagitalis posterior kurang dari 15 cm.
Kesempitan outlet, meskipun tidak menghalangi lahirnya janin, namun dapat
menyebabkan perineal ruptur yang hebat, karena arkus pubis sempit sehingga
kepala janin terpaksa melalui ruangan belakang.
KOMPLIKASI
1. saat persalinan (1,2,5)
komplikasi panggul sempit pada persalinan tergantung pada kesempitan panggul.
a. persalinan akan berlangsung lama
b. sering dijumpai ketuban pecah dini
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 6
Laporan Kasus Panggul Sempit
c. karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah sering tali
pusat menumbung.
d. Maulage kepala berlangsung lama
e. Sering terjadi insertia uterus sekunder
f. Pada panggul sempit menyeluruh bahkan didapati insersia uteri primer
g. Partus yang lama akan menyebabkan peregangan SBR dan bila
berlarut-larut akan menyebabkan ruptur uteri.
h. Dapat terjadi simfisiolisis, infeksi intra partal
i. Partus lama mengakibatkan penekanan yang lama pada jaringan lunak
menyebabkan edema dan hematoma jalan lahir yang kelak akan menjadi
nekrotik dan terjadilah fistula.
2. pada anak (1,2,3,5)
a. infeksi intra partal
b. kematian janin intra partal
c. prolaps funikuli
d. perdarahan intrakranial
e. caput succedaneum dan cepalohematoma yang besar
f. robekan pada tentorium serebri dan perdarahan otak karena moulage
yang hebat dan lama
g. fraktur pada tulang kepala oleh tekanan yang hebat dari his dan oleh
karena alat-alat yang dipakai.
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 7
Laporan Kasus Panggul Sempit
PROGNOSIS
1. Bahaya pada ibu ialah(1,2,3, 4)
- partus berlangsung lama
- terjadi ruptur uteri
- terjadi fistula karena anak terlalu lama menekan pada jalan lahir,
terjadi edema, nekrosis yang kemudian mengakibatkan vesiko vaginal,
vesiko-cervical, atau recto-vaginal fistel
- infeksi intra partum
- simfisiolisis
2. bahaya bagi anak ialah(1,2,3,4)
- persalinan lama akan menyebabkan KJIP dan memberikan angka
kematian janin yang tinggi.
- Pada panggul sempit sering terjadi ketuban pecah dini dan kemudian
infeksi intrapartum
- Terjadi prolaps funikuli
- Dengan moulage memang terjadi pengecilan ukuran kepala.
Pengecilan sampai 0,5 cm tidak merusak otak, pengecilan melebihi 0,5 cm
akan berakibat buruk terhadap anak atau kematian.
PENANGANAN
Sebenarnya panggul hanya merupaka salah satu faktor yang menentukan
apakah anak dapat lahir spontan atau tidak, disamping banyak faktor lain yang
memegang peranan dalam prognosa persalinan. (1,2)
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 8
Laporan Kasus Panggul Sempit
Bila konjugata vera 11 cm, dapat dipastikan partus biasa, dan bila ada kesulitan
persalinan, pasti tidak disebabkan oleh faktor panggul. Untuk CV kurang dari 8,5 cm
dan anak cukup bulan tidak mungkin melewati panggul tersebut. (1,2,
a. CV 8,5 - 10 cm dilakukan partus percobaan yang kemungkinan berakhir
dengan partus spontan atau dengan ekstraksi vakum, atau ditolong dengan
secio caesaria sekunder atas indikasi obstetric lainnya
b. CV = 6 -8,5 cm dilakukan SC primer
c. CV = 6 cm dilakukan SC primer mutlak.
Disamping hal-hal tersebut diatas juga tergantung pada : (1,2,3,4,5)
- his atau tenaga yang mendorong anak.
- Besarnya janin, presentasi dan posisi janin
- Bentuk panggul
- Umur ibu dan anak berharga
- Penyakit ibu
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 9
Laporan Kasus Panggul Sempit
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S dkk, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 1986 : 102 – 115, 637-647
2. Mochtar R, Sinopsis Obstetri, Edisi Kedua, EGC, Jakarta, 1999: 75-
82, 323-328
3. William Obstetrics, 21th ed, Mc Graw-Hill, Singapore, 2001
4. Current Obstetric and Ginecology Diagnosis and Treatment, 8 th ed,
Appleton and Lange, Norwalk, 1994
5. Disproporsi Sefalo Pelvic, Buku Panduan Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,
2002: M-56
6. Radiologi diagnostik, editor R. Sjahrial, K Sukanto, E Iwan, Balai
Penerbit FKUI Cetakan ketujuh, 2001
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 10
Laporan Kasus Panggul Sempit
STATUS ORANG SAKIT
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Ny. H. S
Umur : 31 tahun
Alamat : Jl.Pasar V Dusun Durian. Desa Tumbung. Deli Serdang
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Tgl Masuk : 10 Juni 2006. pukul 11.00 WIB
GPAb : G3P2A0
Anamnesa Penyakit :
KU : Mules-mules tidak teratur
Telaah : Hal ini telah dialami os sejak tanggal 10 juni 2006, pukul 08.00
WIB. Keluar lendir darah (-), Keluar air banyak-banyak (-)
RPT : Asma (-), Hipertensi (-), DM (-)
RPO : (-)
HPHT : 10 - 09 - 2005
TTP : 17 - 06 - 2006
ANC : 2 x, Bidan
Riwayat Persalinan :
1. Perempuan, aterm, SCLC a/i panggul sempit, dokter, rumah sakit, BB 3500
gr, 4 tahun, sehat.
2. Perempuan, aterm, SCLC a/i panggul sempit, dokter, rumah sakit, BB 3100
gr, 2 ½ tahun, sehat.
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 11
Laporan Kasus Panggul Sempit
3. Hamil ini
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Sensorium : Compos mentis Anemia : (-)
TD : 110/70 mmhg Ikterus : (-)
Nadi : 88 x/i, reg. Syanose : (-)
RR : 20x/i, reg. Dyspnoe : (-)
T : 36,50C Edema : (-)
Status Obstetrikus
Abdomen : Membesar asimetris
TFU : 3 jari di bawah Processus Xyphoideus (35 cm)
Teregang : Kiri
Terbawah : kepala 5/5
Gerak : (+)
HIS : 1 x 15” / 10’
EBW : 2800 – 3000 gr
DJJ : 144x/i, reg
VT : Serviks tertutup tubuler.
Adekuasi panggul :
Promontorium : Teraba, CD 9 cm, CV 7,5 cm
Linea Innominata : teraba seluruhnya
Spina Ischiadica : tidak menonjol
Arcus pubis : lancip <90o
Os Sacrum : cekung
Os Coksigeus : mobile
Kesan : panggul tidak adekuat / panggul sempit
ST : Lendir Darah (-), Air ketuban (-)
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 12
Laporan Kasus Panggul Sempit
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium tanggal 9 Juni 2006 pukul 10.00
Hb : 10,3 gr%
Ht : 31,4%
Trombosit : 438.000 / mm3
Leukosit : 25500 / mm3
Fungsi Hati :
Bilirubin Total : 0,56 mg / dl
Bilirubin direct : 0,12 mg / dl
SGOT : 30 U/I
SGPT : 17 U/I
Fungsi Ginjal
Ureum : 12 mg / dl
Kreatinin : 0,61 mg / dl
Enzim Jantung
LDH : 653 u/i
Metabolisme Glukosa
Gula puasa : 78 mg / dl
Diagnosa Sementara
Prev. SC pfannesteil 2x a/i panggul sempit + MG + KDR (38 – 40 mgg) + PK + AH
+ B. Inpartu
Penatalaksanaan
- Rawat
- IVFD RL 20 gtt/i
- Awasi VS, HIS, DJJ
- Inj. Ampicillin 2 gr / iv skin test dulu
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 13
Laporan Kasus Panggul Sempit
Rencana
- Sectio Caesaria
- Kontap
Lapor Supv ruangan Dr. JLT, Sp.OG
Anjuran : Sectio Caesaria CITO
Laporan Operasi tgl 10 juni 2006 pkl 14.00 WIB
Laporan SC Pfannensteil a/i prev SC 2x a/i panggul sempit
Lahir bayi ♀, BB: 2900 gr, PB: 48 cm, AS : 8/9, Anus (+) :
ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang baik
dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada dinding abdomen kemudian
ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi
dibawah General Anestesi dilakukan incisi pfannensteil cutis, subcutis fascia,
digunting ke kiri dan ke kanan. Otot dikuakkan secara tumpul dan peritoneum
dibebaskan dari perlengketan dan digunting keatas dan ke bawah.
Tampak uterus gravidarum sesuai kehamilan aterm, identifikasi SBR.
Plika vesikouterina digunting secara konkaf. SBR di incisi berbentuk konkaf
Dengan meluksir kepala, janin dilahirkan, lahir bayi ♀ dengan BB 2900 gr,
PB 48 cm, AS 8/9 dan Anus (+)
Tali pusat di klem pada 2 tempat dan kemudian di gunting diantaranya
Plasenta dilahirkan dengan pereggangan tali pusat terkendali. Kesan lengkap.
Kavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa selaput ketuban sampai tidak ada
selaput ketuban kesan bersih. Evaluasi tuba dan ovarium kanan – kiri, kesan :
normal
Pada operasi ini dilakukan sterilisasi pomeroy
Kemudian dinding abdomen ditutup lapis demi lapis; peritoneum, otot, fascia
dengan vicryl no 2/0. subkutis dan kutis secara subkutikuler
Luka operasi ditutup dengan kasa steril + betadine solutio
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 14
Laporan Kasus Panggul Sempit
Liang vagina dibersihkan dari sisa-sisa darah dengan kapas sublimat hingga
bersih
Keadaan ibu setelah operasi : mulai sadar
Instruksi
1. Puasa sampai peristaltik (+), flatus (+)
2. Awasi vital sign, balance cairan dan tanda-tanda perdarahan
3. periksa Hb 2 jam setelah operasi, jika Hb < 8 gr %, tranfusi WB 500 cc
Terapi
- IVFD RL + Oxytocin 10-5-5 20 gtt/i
- Inj. Ampicillin 1 gr / 8 jam / iv
- Inj. Gentamicin 80 mg / 8 jam/iv
- Metronidazole drips 500 mg / 12 jam
- Inj tramadol 1 amp / 8 jam/iv
- Inj transamin 1 amp / 8 jam /iv
- Inj. Dexamethason 2 amp /iv
- Inj. Ulsikur 1 amp / 8 jam /iv
- Inj. Alinamin F 1 amp / 12 jam / iv
ANALISA KASUS
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 15
Laporan Kasus Panggul Sempit
Dilaporkan satu kasus Ny HS, 31 tahun, G3P2A0, datang ke RSUPM tanggal
10 juni 2006 jam 11.00 WIB. Sebelumnya OS kontrol di bidan sebanyak 2 x dan
dipersiapkan SC CITO dengan diagnosa Prev. SC pfannensteil 2x a/i panggul sempit
+ MG + KDR (38 – 40 minggu) + PK + AH + B. Inpartu. HPHT tanggal 10
september 2005. TTP 17 juni 2006.
Pada pemeriksaan pelvimetri didapatkan promontorium teraba, CD 9 cm, CV
7,5 cm. Linea innominata teraba seluruhnya. Spina ischiadica tidak menonjol. Arkus
pubis lancip <90o. Os. Sacrum cekung. Os. Coksigeus mobile. Kesan panggul tidak
adekuat / panggul sempit.
Pada tanggal 10 juni 2006 jam 14.00 dilakukan SC pfannensteil a/i prev. SC
pfannensteil 2 x a/i panggul sempit. Lahir bayi perempuan, BB 2900 gram, PB 48 cm,
APGAR scorr8/9, Anus (+), setelah 5 hari dirawat inap pasien diijinkan pulang untuk
kemudian berobat jalan ke PIH.
PERMASALAHAN
1. Apakah Sebaiknya pada pasien ini dilakukan PELVIMETRI RADIOLOGIS
sebelum Os. Pulang?
2. Setelah berapa lama pasien ini boleh hamil lagi, mengingat os adalah prev. SC
a/i panggul sempit?
3. Apakah diagnosa kami sudah benar?
4. Apakah penanganan pada pasien ini sudah tepat?
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 16
Laporan Kasus Panggul Sempit
FOLLOW UP MASA NIFAS
Hari ke: NH1 NH2 NH3 NH4 NH5Tanggal 11 juni 2006 12 juni 2006 13 juni 2006 14 juni 2006 15 juni 2006Tek, darah 120/70 mmHg 110/80 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHgNadi/menit 78 x 88 x 68 x 80 x 80 xSuhu (oC) 37 37 35,5 36 36,5Nafas per menit 22 x 24 x 24 x 20 x 24 xCOR Normal Normal Normal Normal NormalPULMO Normal Normal Normal Normal NormalMAMMAE Normal Normal Normal Normal NormalASI Belum ada Belum ada sedikit banyak BanyakLuka episiotomi - - - - -Luka Operasi Tertutup verban Tertutup verban kering kering KeringFlatus Tidak ada Tidak ada ada ada AdaUrine/4 jam (cc) 300 100 Cukup Cukup CukupDefekasi Tidak ada Tidak ada ada ada AdaPeristaltik Lemah Lemah Lemah Kuat KuatFU (jari dibwh pst) Setentang pusat 1 jari 1 jari 2 jari 2 jariDiet Puasa MSS M1 M1 MB MBTerapi - IVFD RL +
Oxytocin 10-5-5 20 gtt/i
- Ampicillin 1 gr/8 jam
- Gentamicin 80 mg/8 jam
- Metronidazole drips 500 mg 12 jam
- Tramadol 1 amp / 8 jam
- Transamin 1 amp/8 jam
- Alinamin F 1 amp / 12 jam
- IVFD RL 20 gtt/i
- Ampicillin 1 gr/8 jam
- Gentamicin 80 mg/8 jam
- Metronidazole drips 500 mg 12 jam
- Tramadol 1 amp / 8 jam
- Kateter dilepas
- Amoxicillin tab 3 x 500mg
- Metronidazole tab 3 x 500 mg
- Asam mefenamat tab 3 x 500 mg
- SF tab 1x1
- Amoxicillin tab 3 x 500mg
- Metronidazole tab 3 x 500 mg
- Asam mefenamat tab 3 x 500 mg
- SF tab 1x1
- Amoxicillin tab 3 x 500mg
- Metronidazole tab 3 x 500 mg
- Asam mefenamat tab 3 x 500 mg
- SF tab 1x1
PBJ
Nanang Lioncu & Royto H KKS Obstetri dan Ginekologi RSUPM 17