55
1 BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yag terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Murwani, 2007). Menurut Dufal (1972) dalam Friedman (1998) Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, emosional, dan sosial, dari tiap anggota keluarga Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan yang mempunyai peran masing masing yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal dalam satu rumah. 2. Tipe/ Bentuk Keluarga (Murwani, 2007) a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

1

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yag terkumpul dan tinggal di suatu tempat

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Murwani, 2007).

Menurut Dufal (1972) dalam Friedman (1998) Keluarga adalah

sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,

kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang

umum, meningkatkan perkembangan fisik, emosional, dan sosial, dari tiap

anggota keluarga

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan yang mempunyai peran masing – masing yang terdiri dari

kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal dalam satu rumah.

2. Tipe/ Bentuk Keluarga (Murwani, 2007)

a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu dan anak-anak.

Page 2: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

2

b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah

dengan satu saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara,

sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti

d. Keluarga duda / janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian

e. Keluarga berkomposisi (Compisite Family), adalah keluarga yang

perkawinanya berpoligami dan hidup secara bersama

f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi

satu tanpa pernikahan membentuk suatu keluarga.

3. Tahap Keluarga

Tugas perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan miller

(Friedman, 1998), antara lain:

a. Pasangan Baru (Keluarga Baru)

Dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan

perempuan (istri) membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah

dan meninggalkan keluarga masing-masing.

Tahap perkembangannya :

1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social

Page 3: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

3

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Keluarga “Child-bearing” (Kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan

sampai kelahiran sampai anak pertama dan berlanjut sampai anak

pertama berusia 30 bulan.

Tahap perkembangannya :

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : peran, interaksi,

hubungan seksual, dan kegiatan

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

c. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan

berakhir saat anak berusia 5 tahun.

Tahap perkembangannya :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman

2) Membantu anak untuk bersosialisasi

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun

sampai 12 tahun.

Page 4: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

4

Tugas perkembangannya :

1) Membantu sosialisasi anak, tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga.

e. Tahap keluarga dengan anak usia remaja

Tahap keluarga ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13

tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada

saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.

Tugas perkembangan ini yaitu :

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab

mengingat anak usia remaja yang sudah bertambah dewasa dan

meningkat otonominya.

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.

f. Tahap keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan

rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.

Tugas perkembangan tahap ini yaitu :

1) Mempertahankan kesehatan

Page 5: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

5

2) Mepertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

dan anak-anak

3) Meningkatkan keakraban pasangan

g. Tahap keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah

satu pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal

sampai keduanya meninggal.

Tugas perkembangan ini yaitu :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, dan

pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.

4. Peran Keluarga

a Peran formal keluarga

1). Peran parental

Peran parental adalah peran dasar yang membentuk posisi

social, yaitu suami sebagai ayah dan istri sebagai ibu. Menurut

Murwani, 2007 ada delapan peran parental. Peran-peran tersebut

adalah : Peran provider (penyedia), peran sebagai pengatur rumah

tangga, peran perawatan anak, peran sosialisasi anak, peran rekreasi

peran persaudaraan (kinship) atau peran memelihara hubungan

Page 6: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

6

peternal dan maternal, peran terapeutik (memenuhi kebutuhan

afektif pasangan), dan peran seksual.

2). Peran perkawinan

Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan

perkawinan yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama

dapat mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan situasi

dimana suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak.

Memelihara suatu hubungan perkawinan yang memuaskan

merupakan salah satu tugas yang vital dari keluarga.

b Peran informal

1) Pengharmonis : menengahi perbedaan yang terdapat diantara para

anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat

2) Inisiator-kontributor : mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru

atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan

kelompok.

3) Pendamai (compromiser) : merupakan salah satu bagian dari

konflik dan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan

posisi dan mengakui kesalahnnya, atau menawarkan penyelesaian “

setengah jalan “.

4) Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat dan

mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.

Page 7: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

7

5) Koordinator keluarga : mengorganisasi dan merencanakan

kegiatan-kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan /

keakraban

5. Fungsi Keluarga

Fungsi Keluarga menurut Murwani, 2007.

a. Fungsi Biologis

Tugas keluarga secara biologis adalah untuk meneruskan keturunan,

memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan gizi

keluarga, memelihara dan merawat anggota keluarga.

b. Fungsi Psikologis

Sedangkan keluarga secara psikologis berfungsi untuk memberikan

kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota

keluarga, memelihara dan merawat anggota keluarga, serta

memberikan identitas keluarga

c. Fungsi sosialisasi

Fungsi keluarga dalam hal ini adalah membina sosialisasi pada anak,

membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak, dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

d. Fungsi ekonomi

1). Mencari sumber-sumber penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan

keluarga.

Page 8: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

8

2). Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

3). Menabung untuk memenuhi kebutuhan dimasa yang akan datang,

misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya.

e. Fungsi pendidikan

1). Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan

dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat yang

dimilikinya.

2). Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.

3). Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

f. Fungsi perlindungan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-

tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindung

dan merasa aman.

g. Fungsi perasaan

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,

merasakan perasaan anak dan anggota keluarga sehingga saling

pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam

keluarga.

Page 9: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

9

h. Fungsi Religius

Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan

mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan

beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan

bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada

kehidupan lain setelah di dunia.

i. Fungsi Rekretif

Tugas keluarga dalam fungsi rekretif ini tidak selalu harus pergi ke

tempat rekresi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana

yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai

keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya.

B. Konsep Tuberculosis

1. Pengertian

Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian

besar kuman TBC menyerang paru tetapi dapat juga menyerang organ

tubuh lainnya (Depkes, 2002)

Page 10: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

10

TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman

TBC (Mycobacterium Tuberculosis) yang hanya dapat dilihat dengan

menggunakan mikroskop dengan pewarna dan metode khusus

(Misnadiarly, 2006)

Jadi Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular melalui

batuk dan dahak yang disebabkan oleh Mycobakterium yang hanya

dapat dilihat dengan mikroskop dengan pewarna dan metode khusus

sebagian besar menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ

tubuh lainnya.

Page 11: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

11

2. Anatomi dan Fisiologi

(http//system respirasi atas pada manusia.compbell et al.1999)

Gambar sistem pernafasan atas 2.1

(http//system respirasi bawah pada manusia.compbell et al.1999)

Gambar sistem pernafasan bawah 2.2

Page 12: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

12

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah

hidung, faring, laring, trachea, bronkus, dan bronkiolus. Hidung ;

Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung.

Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai

vestibulum (rongga hidung). Rongga hidung dilapisi sebagai selaput

lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung

dengan lapisan faring dan dengan selaput lendir sinus yang

mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Faring (tekak)

adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai

persambungannya dengan eshopagus pada ketinggian tulang rawan

krikoid. Maka letaknya di belakang laring (laring-faringeal).

Laring (tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring

yang memisahkan dari columna vertebrata, berjalan dari faring sampai

ketinggian vertebrata servikalis dan masuk ke dalam trachea di

bawahnya. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat

bersama oleh ligamen dan membran.

Trachea atau batang tenggorok kira-kira 9 cm panjangnya

trachea berjalan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrata

torakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi dua bronchus

(bronchi). Trachea tersusun atas 16 – 20 lingkaran tak tetap yang

berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa

Page 13: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

13

dan yang melengkapi lingkaran di sebelah belakang trachea, selain itu

juga membuat beberapa jaringan otot.

Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada

ketinggian kira-kira vertebra torakalis kelima, mempunyai struktur

serupa dengan trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronchus-

bronchus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru.

Bronchus kanan lebih pendek dan lebih lebar daripada yang kiri,

sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah

cabang utama lewat di bawah arteri, disebut bronkus lobus bawah.

Bronchus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan, dan

berjalan di bawah arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa

cabang yang berjalan ke lobus atas dan bawah. Cabang utama

bronchus kanan dan kiri bercabang lagi menjadi bronchus lobaris dan

kemudian menjadi lobus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus

menjadi bronchus. Yang ukurannya semakin kecil, sampai akhirnya

menjadi bronchiolus terminalis, yaitu saluran udara terkecil yang tidak

mengandung alveoli (kantong udara). Bronchiolus terminalis memiliki

garis tengah kurang lebih 1 mm. bronchiolus tidak diperkuat oleh

cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga

ukurannya dapat berubah. Saluran-saluran udara ke bawah sampai

tingkat bronchibiolus terminalis disebut saluran penghantar udara

karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat

Page 14: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

14

pertukaran gas paru-paru. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas

assinus terdiri dari bronchiolus dan respiratorius yang terkadang

memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus

alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveolis dan sakus alveolaris

terminalis merupakan akhir paru-paru, assinus atau kadang disebut

lobulus primer memiliki tangan kira-kira 0,5-1,0 cm. terdapat sekitar

20 kali percabangan mulai dari trachea sampai sakus alveolaris.

Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.

Paru-paru terdapat dalam rongga toraks pada bagian kiri dan

kanan. Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di

dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk

lubrikai. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius

dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior

dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang

mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula,

ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa

setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli, sehingga mempunyai

permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas.

Proses fisiologi pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari

udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbondioksida dikeluarkan ke

udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama

adalah ventilasi yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan

Page 15: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

15

keluar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara

atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik dan otot-otot. Stadium

kedua, transportasi yang terdiri dan beberapa aspek yaitu (1) Difusi

gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi eksternal) antara

darah sistemik dan sel-sel jaringan. (2) Distribusi darah dalam

sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam

alveolus. (3) Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida

dengan darah respimi atau respirasi interna menipakkan stadium akhir

dari respirasi, yaitu sel dimana metabolik dioksida untuk mendapatkan

energi, dan karbondioksida terbentuk sebagai sampah proses

metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru. (4) Transportasi,

yaitu tahap kedua dari proses pernafasan mencakup proses difusi gas-

gas melintasi membran alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang

dari 0,5 urn). Kekuatan mendorong untuk pemindahan ini adalah

selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. (5) Perfusi, yaitu

pemindahan gas secara efektif antara alveolus dan kapiler paru-paru

membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan

perfusi (aliran darah) dalam kapiler dengan perkataan lain ventilasi

dan perfusi dari unit pulmonary harus sesuai pada orang normal

dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasi dan perfusi

hampir seimbang kecuali pada apeks paru-paru.

Page 16: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

16

Secara garis besar bahwa paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara

atmosfer ke darah vena dan mengeluarkan gas karbondioksida dari

alveoli ke udara atmosfer

b. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi

c. Reservoir darah

d. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas

3. Etiologi

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis,

sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4

µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm dan digolongkan dalam basil tahan asam

(BTA). (Suyono, et. al, 2001).

4. Patofisiologi

Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan

terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk

memperbanyak diri, basil juga dipindahkan melalui sistem limfe

dan pembuluh darah ke area paru lain dan bagian tubuh lainnya.

Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi

inflamasi. Fagosit menelan banyak bakteri, limfosit specific

tuberculosis melisis basil dan jaringan normal, sehingga

Page 17: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

17

mengakibatkan penumpukkan eksudat dalam alveoli dan

menyebabkan bronkopnemonia.

Massa jaringan paru / granuloma (gumpalan basil yang masih

hidup dan yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk

dinding protektif. Granuloma diubah menjadi massa jaringan

fibrosa, yang bagian sentralnya disebut komplek Ghon. Bahan

(bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti

keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi, memebentuk skar

kolagenosa. Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit

aktif. Individu dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan

atau respon inadekuat sistem imun, maupun karena infeksi ulang

dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel ghon

memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri

kemudian menyebar di udara, mengakibatkan penyebaran lebih

lanjut. Paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak

mengakibatkan bronkopneumonia lebih lanjut (Smeltzer & Bare,

2001).

5. Manifestasi Klinik

Gejala utama batuk terus menerus dan berdahak selam 3

minggu atau lebih. Gejala tambahan yang sering dijumpai antara

laian dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas dan rasa

nyeri dada, badan lemah, nafsu makan menurun, berta badan turun,

Page 18: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

18

rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam walaupaun

tanpa aktivitas, demam lebih dari sebulan (Depkes, 2002).

6. Penatalaksaan

a. Pengobatan

Tujuan terpenting dari tata laksana pengobatan tuberkulosis

adalah premedikasi cepat M. tuberculosis, mencegah resistensi,

dan mencegah terjadinya komplikasi. Menurut Crofton (1999),

pengobatan dengan menggunakan Obat Anti TB (OAT) yang

biasa diberikan selama 6-8 bulan.

Jenis dan dosis OAT :

1) Isoniazid (H)

Dikenal dengan INH, bersifat bakterisid, dapat membunuh

90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama

pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam

keadaan metabolik, yaitu kuman yang sedang berkembang.

Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan untuk

pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan

dosis 10 mg/kg BB.

2) Rifampisin (R)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dormant

(persister) yang tidak dapat dibunuh oleh isoniasid.

Page 19: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

19

Dosis 10 mg/kg BB diberikan untuk pengobatan harian

maupun intermiten 3 kali seminggu.

3) Pirazinamid (Z)

Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada

dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian yang

dianjurkan 25 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan

intermiten 3 kali seminggu dengan dosis 35 mg/kg BB.

4) Streptomisin (S)

Bersifat bakterisid. Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg

BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu

digunakan dosis yang sama. Penderita sampai umur 60 tahun

dosisnya 0.75 gr/hari, sedangakan untuk berumur 60 tahun

atau lebih diberikan 0.50 gr/hari.

5) Ethambutol (E)

Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis harian yang dianjurkan

15 mg/kg BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali

seminggu digunakan dosis 30 mg/kg BB.

b. Prinsip pengobatan

Pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap, yaitu :

1) Tahap intensif

Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap

hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya

Page 20: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

20

kekebalan terhadap semua OAT, terutama rifampisin. Bila

pengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,

biasanya penderita menular menjadi tidak menular dalam

kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TBC

BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir

pengobatan intensif.

2) Tahap Lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih

sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama.

c. Panduan OAT di Indonesia

Program Nasional Penanggulangan TBC di Indonesia

menggunakan panduan OAT :

1) Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3

Tahap intensif terdiri dari Isoniasid (H), Rifampisin (R),

Pirazinamid (Z), dan Etambutol (E). Obat-obat tersebut

diberikan setiap hari selam 2 bulan (2 HRZE). Kemudian

diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari

Isoniasid (H), dan Rifampicin (R)., diberikan tiga kali

seminggu selama 4 bulan (4 H3R3)

Obat ini diberikan untuk :

Penderita baru TBC Paru BTA Positif

Page 21: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

21

Penderita TBC Paru BTA negatif Rontgen Positif yang

“sakit berat” dan

Penderita TBC Ekstra Paru Berat.

Satu paket kombipak kategori 1 berisi 114 blister harian

yang terdiri dari 60 blister HRZE untuk tahap intensif,

54 blister untuk tahap lanjutan, masing-masing dikemas

dalam dos kecil dan disatukan dalam dos besar.

Tabel dosis pemberian OAT kategori 1

Tahap Lama (H) / day R day Z day F day

Jumlah Hari X

Nelan Obat

Intensif 2 bulan 1 1 3 3 60

Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 54

2) Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2

bulan dengan Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirasinamid

(Z), Etambutol (E), dan suntikan streptomisin setiap hari

dari Unit pelayanan Kesehatan (UPK). Dilanjutkan 1 bulan

dengan Isoniasid (H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), dan

Etambutol (E) setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan

Page 22: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

22

tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan

tiga kali dalam seminggu.

Perlu diperhatikan bahwa suntikan Streptomisin diberikan

setelah penderita selesai menelan obat.

Obat ini diberikan untuk :

Penderita kambuh (relapas)

Penderita gagal (failure)

Penderita dengan pengobatan setelah lalai (after

default)

Satu paket kombipak kategori 2 berisi 156 blister harian

yang terdiri dari 90 blister HRZE untuk tahap intensif, dan

56 blister HRE untuk tahap lanjutan, masing-masing

dikemas dalam dos kecil dan disatukan dalam 1 dos besar.

Disamping itu, disediakan 30 vial Streptoposin @ 1,5 gr

dan pelengkap pengobatan (60 spuit dan aquabidest) untuk

tahap intensif.

Page 23: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

23

Tabel dosis pemberian OAT kategori 2

Tahap

Lama

H

@300

Mg

R

@450

Mg

Z

@500

Mg

E

@ 250

Mg

E

@500

Mg

Strep.

Injeksi

Jumlah

Hari X

Nelan Obat

Intensif 2 bln

1 bln

1

1

1

1

3

3

3

3

-

-

0,5 %

60

30

Lanjutan 5 bln 2 1 3 2 - 66

3) Kategori 3: 2HRZ/4H3R

Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari

selama 2 bulan (2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan

terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu

(4H3R3).

Obat ini diberikan untuk :

Penderita baru BTA negatif dan Rontgen positif sakit

ringan

Penderita ekstra paru ringan, yaitu TBC kelenjar limfe

(limfadenitis), pleuritis eksudativa unilateral, TBC

kulit, TBC tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan

kelenjar adrenal.

Page 24: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

24

Satu paket kombipak ketegori 3 berisi 114 blister harian

yang terdiri 60 blister HRZ untuk tahap intensif, dan 54

blister HR untuk tahap lanjutan, masing-masing dikemas

dalam dos kecil dan disatukan dalam dos besar.

Tabel dosis pemberian OAT kategori 3

4) OAT Sisipan (HRZE) :

Bila pada akhir intensif pengobatan penderita baru BTA

positif dengan kategori 1 atau penderita BTA positif

pengobatan ulang dengan ketegori 2, hasil pemeriksaan

dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE)

setiap hari selam satu bulan.

Satu paket obat sisipan berisi 30 blister HRZE yang

dikemas dalam dos kecil.

Tahap Lama H @ 300 mg R@450mg P@ 500mg Hari X Nelan

Obat

Intensif 2 bulan 1 1 3 60

Lanjutan

3 x week

4 bulan 2

1 1 54

Page 25: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

25

Tabel dosis pemberian OAT sisipan

d. Pemantauan Kemajuan hasil pengobatan TBC

Pemantauan kemajuan hasil pengobatan dilakasanakan

dengan pemeriksaan ulang secara mikroskopis. Pemeriksaan

dahak secara mikroskopis lebih baik dibandingkan dengan

pemeriksaan radiologis dalam memantau kemajuan pengobatan.

Laju Endap Darah (LED) tidak dapat dipakai untuk memantau

kemajuan pengobatan.

Untuk memantau kemajuan pengobatan dilakukan

pemeriksaan specimen sebanyak dua kali (sewaktu dan pagi).

Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif bila kedua spesimen

tersebut negatif. Bila salah satu spesimen positif, maka hasil

pemerikasaan ulang dahak tersebut dinyatakan positif.

Pemeriksaan ulang dahak untuk memantau kemajuan pengobatan

dilakukan pada :

Tahap Lama H

@300mg

R

@450mg

Z

@500mg

E day

@250mg

Nelan X

Hari

Intensif

(dosis

harian)

1 bulan

1 1 3 3 30

Page 26: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

26

1) Akhir tahap intensif

Dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 2 pengobatan

penderita baru BTA positif dengan kategori 1, atau seminggu

sebelum akhir bulan ke 3 pengobatan ulang penderita BTA

positif dengan kategori 2.

Pemeriksaan dahak pada akhir tahap intensif dilakukan untuk

mengetahui apakah telah terjadi konversi dahak, yaitu

perubahan BTA positif menjadi negatif.

a) Pengobatan penderita baru BTA positif dengan kategori 1:

Akhir bulan ke 2 pengobatan sebagian besar (seharusnya

80 %) dari penderita sudah BTA negatif (konversi).

Penderita ini dapat meneruskan pengobatan dengan tahap

lanjutan. Jika pemeriksaan ulang dahak pada akhir bulan

ke 2 hasilnya masih BTA positif, pengobatan diteruskan

dengan OAT sisispan selam 1 bulan. Setelah peket sisipan

satu selesai, dahak diperikasa kembali. Pengobatan tahap

lanjutan tetap diberikan meskipun hasil pemerikasaan

ulang dahak BTA masih tetap positif.

b) Pengobatan ulang penderita BTA positif dengan ketegori 2:

Jika pemeriksaan ulang dahak pada akhir bulan ke 3 masih

positif, tahap intensif harus diteruskan lagi, selama 1 bulan

dengan OAT sisipan. Setelah satu bulan diberi sisipan

Page 27: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

27

dahak diperiksa kembali. Pengobatan tahap lanjutan tetap

diberikan meskipun hasil pemeriksaan dahak ulang BTA

masih positif. Bila memungkinkan spesimen dahak

penderita dikirim untuk dilakukan biakan dan uji

kepekaan obat (sensitivity test). Sementara pemeriksaan

dilakukan, penderita meneruskan pengobatan tahap

lanjutan. Bila hasil uji kepekaan obat menunjukam bahwa

kuman sudah resisten terhadap 2 atau lebih OAT, maka

penderita dirujuk ke unit pelayanan spesialistik yang dapat

menangani kasus resisten. Bila tidak mungkin, maka

pengobatan dengan tahap lanjutan diteruskan sampai

selesai.

c) Pengobatan penderita BTA negatif hasil Rontgen positif

dengan kategori 3 (ringan) atau 1 (berat):

Penderita TBC paru BTA negatif, rontgen positif, baik

dengan pengobatan kategori 3 (ringan) atau kategori 1

(berat), tetap dilakukan pemeriksaan ulang dahak pada

tahap akhir bulan ke 2. Bila hasil pemeriksaan ulang dahak

BTA positif, maka ada 2 kemungkinan :

Suatu kekeliruan pada pemeriksaan pertama (pada

saat diagnosis sebenarnya adalah BTA positif tapi

Page 28: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

28

dilaporkan sebagai BTA negatif)

Penderita berobat tidak teratur.

Seorang penderita yang di diagnosa sebagai

penderita BTA negatif dan diobati dengan kategori

3, yang hasil pemeriksaan ulang dahak pada akhir

bulan ke 3 adalah BTA positif, harus didaftarkan

kembali sebagai penderita gagal BTA positif dan

mendapat pengobatan dengan kategori 2 mulai dari

awal.

Bila pemeriksaan ulang dahak akhir tahap intensif pada

penderita baru dan penderita pengobatan ulang BTA

positif, dahak menjadi BTA negatif, pengobatan diteruskan

ke tahap lanjutan. Bila pada pemeriksaan ulang dahak pada

tahap akhir intensif penderita BTA negatif rontgen positif

dahak menjadi BTA positif, penderita dianggap gagal dan

dimulai pengobatan dari permulaan dengan kategori 2.

2) Sebulan sebelum akhir pengobatan

Dilakukan seminggu sebelum akhir bulan ke 5 pengobatan

penderita baru BTA positif dengan kategori 1, atau

seminggu sebelum akhir bulan ke 7 pengobatan ulang

penderita BTA positif kategori 2.

Page 29: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

29

3) Akhir Pengobatan

Dilakukan seminggu akhir bulan ke 6 pengobatan pada

penderita baru BTA posistif dengan kategori 1, atau

seminggu sebelum akhir bulan ke 8 pengobatan ulang BTA

positif, dengan kategori 2.

Pemeriksaan ulang dahak pada sebulan sebelum akhir

pengobatan dan akhir pengobatan (AP) bertujuan untuk

menilai hasil pengobatan (“sembuh”, atau “gagal”).

Penderita dinyatakan sembuh bila penderita telah

menyelesaikan pengobatannya secra lengkap, dan

pemeriksaan ulang dahak (follow up) paling sedikit 2 kali

berturut-turut hasilnya negatif (yaitu pada AP dan/atau

sebulan sebelum AP, dan pada satu pemeriksaan follow up

sebelumnya).

e. Hasil pengobatan dan tindak lanjut

Hasil pengobatan seorang penderita dapat

diketegorikan sebagai: Sembuh, Pengobatan Lengkap,

Meninggal, Pindah (Transfer Out), Defaulter (lalai)/DO dan

Gagal.

1) Sembuh

Penderita dinyatakan sembuh bila penderita telah

menyelesaikan pengobatannya secara lengkap, dan

Page 30: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

30

pemeriksaan ulang dahak (follow up) paling sedikit 2 kali

berturut-turut hasilnya negatif (yaitu pada AP dan/atau

sebulan sebelum AP, dan pada satu pemeriksaan follow up

sebelumnya).

2) Pengobatan Lengkap

Adalah penderita yang telah menyelesaikan pengobatannya

secara lengkap tapi tidak ada hasil pemeriksaan ulang dahak 2

kali berturut-turut negatif. Tindak lanjut: penderita diberitahu

apabila gejala muncul kembali supaya memeriksakan diri

dengan prosedur tetap.

3) Meninggal

Adalah penderita yang dalam masa pengobatan diketahui

meninggal karena sebab apapun.

4) Pindah

Adalah penderita yang pindah berobat ke daerah

kabupaten/kota lain. Tindak Lanjut: penderita yang ingin

pindah, dibuatkan surat pindah dan bersama sisa obat dikirim

ke UPK yang baru. Hasil pengobatan penderita dikirim ke UPK

asal, dengan formulir.

5) Defaulted atau Drop Out

Adalah penderita yang tidak mengambil obat selama 2 bulan

berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai.

Page 31: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

31

Tindak lanjut : lacak penderita tersebut dan diberi penyuluhan

pentingnya berobat secara teratur. Apabila penderita akan

melanjutkan pengobatan, lakukan pemeriksaan dahak. Bila

positif mulai pengobatan dengan kategori 2, bila negative sisa

pengobatan kategori 1 dilanjutkan.

6) Gagal

a) Penderita BTA positif yang hasil pemeriksaan dahaknya

tetap positif atau kembali menjadi positif pda satu bulan

sebelum akhir pengobatan atau akhir pengobatan.

Tindak lanjut: Penderita BTA positif baru dengan kategori

1 diberikan kategori 2 mulai dari awal. Penderita BTA

positif pengobatan ulang dengan kategori 2 dirujuk ke

UPK spesialistik atau INH seumur hidup.

b) Penderita BTA

Penderita BTA negatif yang hasil pemeriksaan dahaknya

pada akhir bulan ke 2 menjadi positif.

Tindak lanjut: berikan pengobatan kategori 2 mulai dari

awal.

f. Tatalaksana penderita yang berobat tidak teratur

Seseorang penderita kadang-kadang berhenti minum

obat sebelum masa pengobatan selesai. Hal ini dapat terjadi

karena penderita belum memahami bahwa obat harus ditelan

Page 32: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

32

seluruhnya dalam waktu yang telah ditentukan. Petugas

kesehatan harus mengisahakan agar penderita yang putus berobat

tersebut kembali ke UPK. Pengobatan yang diberikan tergantung

pada tipe penderita, lamanya pengobatan sebelumnya, lamanya

putus berobat, dan bagaimana hasil pemeriksaan dahak sewaktu

dia kembali berobat.

g. Program penanggulangan TB Nasional

Sumber Depkes (2002), dengan menggunakan strategi

DOTS , rekomendasi dari WHO dengan komponen :

1) Komitmen politisi dari para pengambil keputusan termasuk

dukungan dana (puskesmas, paramedik, dll).

2) Diagnosis TBC dengan pemeriksaan dahak secara

mikroskopis

3) Pengobatan dengan panduan OAT (Obat Anti Tuberkulosis)

jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh pengawas

Menelan Obat (PMO)

4) Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan

mutu terjamin

5) Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan

pemantauan dan evaluasi program penanggulangn TBC.

Page 33: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

33

h. Pencegahan penularan

1) Pastikan penderita menyelesaikan pengobatan yang efektif

6-8 bulan (Coftroon, 2002)

2) Membuang dahak dalam larutan sodium hipokrit 1 % atau

lisol (Coftroon, 2002)

3) Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin atu

menggunakan tissue kemudian dibakar (Minnadiarly, 2006)

4) Menjemur di udara dan di bawah sinar matahari semua

bahan seperti selimut, bantal dan kasur (Depkes, 2002)

5) Sedapat mungkin menghindari dari kerumunan orang

banyak yang terlalu padat

(warnadiri.blogspot.com/2008/04/sumbangan–warn.)

6) Ventilasi rumah yang baik agar udara dan sinar matahari

masuk dalam ruangan (Minnadiarly, 2006)

7) Tidak meludah sembarang tempat (Depkes, 2002)

8) Berolahraga secara teratur (Doengoes, 1999)

9) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan gizi seimbang

(Minnadiarly, 2006)

10) Imunisasi BCG pada balita (Prince, 1995)

7. Komplikasi

Menurut (Depkes, 2002) komplikasi berikut sering terjadi pada

penderita tahap lanjut :

Page 34: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

34

a. Hempotisis berat (perdrahan dari saluran nafas bawah) yang

dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik

b. Kolabs dari lobus akibat retraksi bronchia.

c. Bronkiektasis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis

(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif

pada paru)

d. Pneumothorax (adanya udara di dalam rongga pleura) spontan

kolabs karena kerusakan jaringan paru

e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang,

persendian, ginjal, dsb

f. Efusi perikard

8. Fokus Pengkajian Keperawatan

Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat

keperawatan yang perlu dikaji adalah:

a. Aktivitas/istirahat:

Gejala:

1) Kelelahan umum dan kelemahan

2) Dispnea saat kerja maupun istirahat

3) Kesulitan tidur pada malam hari atau demam pada malam

hari, menggigil dan atau berkeringat

4) Mimpi buruk

Page 35: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

35

Tanda:

1) Takikardia, takipnea/dispnea pada saat kerja

2) Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut)

b. Sirkulasi

Gejala:

1) Palpitasi

Tanda:

1) Takikardia, disritmia

2) Adanya S3 dan S4, bunyi gallop (gagal jantung akibat

effusi)

3) Nadi apikal (PMI) berpindah oleh adanya penyimpangan

mediastinal

4) Tanda Homman (bunyi rendah denyut jantung akibat

adanya udara dalam mediatinum)

5) TD: hipertensi / hipotensi

6) Distensi vena jugularis

c. Integritas ego:

Gejala:

1) Gejala - gejala stres yang berhubungan lamanya perjalanan

penyakit, masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus

asa, menurunnya produktivitas.

Page 36: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

36

Tanda:

1) Menyangkal (khususnya pada tahap dini)

2) Ansietas, ketakutan, gelisah, iritabel.

3) Perhatian menurun, perubahan mental (tahap lanjut)

d. Makanan dan cairan:

Gejala:

1) Kehilangan napsu makan

2) Penurunan berat badan

Tanda:

1) Turgor kulit buruk, kering, bersisik

2) Kehilangan massa otot, kehilangan lemak subkutan

e. Nyeri dan Kenyamanan:

Gejala:

1) Nyeri dada meningkat karena pernapsan, batuk berulang

2) Nyeri tajam/menusuk diperberat oleh napas dalam,

mungkin menyebar ke bahu, leher atau abdomen.

Tanda:

1) Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi,

gelisah.

f. Pernapasan:

Gejala:

1) Batuk (produktif atau tidak produktif)

Page 37: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

37

2) Napas pendek

3) Riwayat terpajan tuberkulosis dengan individu terinfeksi

Tanda:

1) Peningkatan frekuensi pernapasan

2) Peningkatan kerja napas, penggunaan otot aksesori

pernapasan pada dada, leher, retraksi interkostal, ekspirasi

abdominal kuat

3) Pengembangan dada tidak simetris

4) Perkusi pekak dan penurunan fremitus, pada pneumothorax

perkusi hiperresonan di atas area yang telibat.

5) Bunyi napas menurun/tidak ada secara bilateral atau

unilateral

6) Bunyi napas tubuler atau pektoral di atas lesi

7) Crackles di atas apeks paru selama inspirasi cepat setelah

batuk pendek (crackels posttussive)

8) Karakteristik sputum hijau purulen, mukoid kuning atau

bercak darah

9) Deviasi trakeal

g. Keamanan:

Gejala:

1) Kondisi penurunan imunitas secara umum memudahkan

infeksi sekunder.

Page 38: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

38

Tanda:

1) Demam ringan atau demam akut.

h. Interaksi Sosial:

Gejala:

1) Perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit menular

2) Perubahan aktivitas sehari-hari karena perubahan kapasitas

fisik untuk melaksanakan peran

i. Penyuluhan/pembelajaran:

Gejala:

1) Riwayat keluarga TBC

2) Ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk

3) Gagal untuk membaik/kambuhnya TBC

4) Tidak berpartisipasi dalam terapi.

9. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

1) Observasi penampilan umum penderita : tubuh kurus,

postur tubuh cenderung membungkuk, dan tampak lemah.

2) Observasi kulit : Pucat, turgor jelek, kering/bersisik

3) Batuk berdahak (produktif/non produktif)

4) Sesak nafas, gelisah/distraksi

5) Berhati-hati pada area yang sakit, terutama pada daerah

dada

Page 39: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

39

b. Palpasi dada

1) Pengembangan paru yang tidak simetris (efusi pleural)

2) Nyeri dada

c. Perkusi dada

Perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural atau

penebalan pleural)

d. Auskultasi paru dan dada

Kaji frekuensi pernafasan, irama kedalaman, bunyi nafas tidak

normal (ronchi, mengi atau stridor).

10. Pemeriksaan Penunjang

a. Kultur sputum : positif untuk Mycobacterium Tuberkulosis pada

tahap aktif penyakit

b. Zient Neelsen : Positif untuk basil asam cepat

c. Tes kulit (PPD, Mantoux) : reaksi positif (area indurasi 10

mm/lebih besar, terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intradermal

antigen)

d. Foto thorak : dapat menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area

paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh primer, atau efusi

cairan.

Page 40: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

40

11. Patways

Page 41: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

41

12. Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (Doenges, 2000)

b. Risiko tinggi infeksi (Doenges, 2000)

c. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas (Doenges, 2000)

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Doenges,

2000)

e. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan dan

pencegahan (Doenges, 2000)

f. Intoleransi aktivitas (Carpenito, Lynda Juall, 1997)

g. Gangguan pola tidur (Carpenito, Lynda Juall, 1997)

13. Fokus Intevensi dan Rasional

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif

1) Prevensi Primer

a) Mengidentifikasi tanda dan gejala Tuberkulosis pada

penderita tersangka seperti batuk-batuk dan sesak

b) Memperbaiki lingkungan rumah yang kotor, pengab, dan

berdebu.

2) Prevensi Sekunder

a) Mengkaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas,

kecepatan irama, dan kedalaman

b) Ajarkan penderita untuk batuk efektif dan nafas dalam

c) Memberikan penderita untuk minum sedikit 2500 ml/hari

Page 42: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

42

d) Berikan uap air panas atau inhalasi uap dan minyak

cucalyptus/vicks vaporub.

e) Berikan obat-obatan tradisional untuk mengencerkan

secret misalnya jahe, kencur, bawang putih.

3) Prevensi Tersier

a) Peningkatan peran serta keluarga dalam prevensi

sekunder dan memberi dukungan moral pada penderita

b) Rujukan ke pelayanan kesehatan jika keluhan semakin

memberat

b. Risiko tinggi infeksi

1) Prevensi Primer

a) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, seperti

perbaikan kondisi rumah yang pengab, lantai yang

berdebu, pengadaan ventilasi.

b) Penjelasan tentang cara-cara penularan Tuberkulosis

Paru pada anggota keluarga yang lain

c) Pendidikan kesehatan tentang personal hygiene seperti

menutup mulut saat batuk, tidak meludah di sembarang

tempat, mencuci tangan sebelum makan.

2) Prevensi Sekunder

a) Pemeriksaan sputum ulang penderita BTA (+)

Page 43: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

43

b) Meningkatkan keteraturan minum obat terhadap

penderita agar tidak terjadi putus obat, dan keluarga

sebagai pengawas minum obat

c) Pemberian pengobatan yang tepat pada setiap

permulaan kasus Tuberkulosis Paru sesuai paduan OAT

Depkes RI tahun 2001.

3) Prevensi Tersier

a) Perhatikan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar

terarah dan tidak terjadi penyebaran infeksi

b) Rujukan pada pelayanan kesehatan apabila sudah

dilakukan pengobatan dan penderita masih sakit

diharapkan keluarga membawa ke Rumah Sakit atau

BP4.

c) Menyadarkan masyarakat untuk menerima penderita

Tuberkulosis Paru dengan dukungan moral dan tidak

mengasingkannya.

c. Risiko tinggi gangguan pertukaran gas

1) Prevensi Primer

a) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang

pentingnya perilaku hidup sehat seperti tidak merokok,

menghindari alkohol agar tidak terjadi sesak pada

penderita tersebut

Page 44: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

44

b) Perbaikan/modifikasi lingkungan seperti lantai rumah

yang berdebu, ventilasi udara yang kurang/rumah yang

pengab dan kotor

c) Jelaskan tentang komplikasi-komplikasi yang terjadi pada

penderita jika kondisi bertambah parah.

2) Prevensi Sekunder

a) Kaji sesak nafas dan adanya peningkatan supaya

pernafasan

b) Anjurkan penderita untuk tirah baring dan membatasi

aktivitas

c) Libatkan keluarga untuk membantu perawatan diri sesuai

keperluan

3) Prevensi Tersier

a) Rujuk penderita untuk melakukan pemeriksaan

laboratorium GDA dan pemberian terapi oksigen jika

diperlukan di rumah sakit.

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1) Prevensi Primer

a) Memberikan penyuluhan tentang pentingnya gizi dan

asupan nutrisi bagi penderita Tuberkulosis Paru

Page 45: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

45

b) Ajarkan keluarga menyusun menu seimbang untuk

penderita terutama diet TKTP seperti nasi, sayuran hijau,

telur, buah-buahan, ikan laut.

2) Prevensi Sekunder

a) Kaji masukan/pengeluaran dan berat badan penderita

secara periodik

b) Anjurkan penderita untuk makan sedikit tapi sering bila

terjadi anoreksia, mual/muntah

c) Dorong anggota keluarga untuk memberikan

makanan/diet bagi penderita Tuberkulosis Paru yaitu

tinggi protein dan karbohidrat.

3) Prevensi Tersier

a) Berikan antipiretik yang tepat, misalnya Panadol

(Paracetamol) atau kompres denan daun dadap serep

b) Rujuk untuk pemeriksaan laboratorium, contoh BUN,

protein serum dan albumin.

e. Kurang pengetahuan tentang aturan tindakan dan pencegahan

Tuberkulosis Paru

1) Prevensi Primer

a) Penyuluhan dan pemberian informasi tentang pengertian,

gejala-gejala, tindakan, dan pencegahan yang perlu

Page 46: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

46

diketahui dan dilakukan secara mandiri oleh anggota

keluarga penderita Tuberkulosis Paru

b) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan tenaga medis

c) Jelaskan tentang jenis, dosis, dan jangka waktu

pengobatan Tuberkulosis Paru.

2) Prevensi Sekunder

a) Anjurkan keluarga untuk selalu terlibat dalam perawatan

secara mandiri pada penderita, terutama sebagai

pengawas minum obat agar penderita tidak putus obat

b) Anjurkan penderita untuk teratur berobat dan meminum

obat yang diberikan agar mempercepat penyembuhan

c) Jelaskan tentang efek samping obat yang diminum seperti

Rifampicin yang menimbulkan gatal-gatal, kemerahan

pada kulit, tidak nafsu makan, mual, warna kemerahan

pada urine.

d) Jelaskan tentang lamanya pengobatan agar penderita

tidak merasa cemas

e) Anjurkan untuk tidak merokok dan meminum alkohol.

3) Prevensi Tersier

a) Tingkatkan pengetahuan masyarakat tentang penularan,

pencegahan dan

b) keteraturan minum obat pada Tuberkulosis Paru

Page 47: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

47

c) Jika terjadi efek samping obat, usahakan ganti dengan

obat lain yang tidak menimbulkan efek samping

contohnya efek samping streptomycin yang menimbulkan

gangguan keseimbangan dapat diganti dengan

Ethambutol

d) Jika efek samping bertambah berat, berikan kartikosteroid

(Prednison), infus di UPK perawatan terdekat atau rujuk

ke rumah sakit.

f. Intolerasi aktivitas

1) Prevensi Primer

a) Penyuluhan kepada masyarakat tentang kelemahan,

kelelahan dan nafas pendek pada Tuberkulosis Paru dan

jenis-jenis pekerjaan yang menyebabkan Tuberkulosis

Paru seperti kuli bangunan, pegawai pabrik garment

2) Prevensi Sekunder

a) Anjurkan penderita untuk membatasi aktivitas yang

berat dan menguras energi, seperti kuli bangunan, buruh

pabrik dan pekerjaan naik turun tangga.

b) Anjurkan penderita untuk tirah baring

c) Libatkan keluarga untuk membantu dalam perawatan

diri penderita, seperti mengambil obat mengambil

makan dan personal hygiene.

Page 48: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

48

3) Prevensi Tersier

a) Penyempurnaan dan intesifikasi pengobatan lanjutan

agar terarah dan tidak menimbulkan komplikasi

b) Bila terjadi kelemahan, berikan asupan vitamin B6.

g. Gangguan pola tidur

1) Prevensi primer

a) Jelaskan pada masyarakat untuk pola istirahat dan tidur

yang baik bagi penderita Tuberkulosis Paru dan

gangguan tidur di malam hari yang sering dialami

penderita.

2) Prevensi Sekunder

a) Anjurkan pada penderita untuk banyak istirahat dan

tidak terlalu lelah, tidur terlalu larut dan sering

begadang di malam hari

b) Jelaskan pentingnya istirahat bagi kesegaran tubuh

c) Anjurkan teknik masase, distraksi sebelum tidur (pijat

pada punggung)

d) Usahakan tempat tidur yang nyaman, bersih, tidak tidur

di lantai dan dipisahkan dari anggota keluarga lain.

Page 49: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

49

3) Prevensi Tersier

a) Menjelaskan kepada masyarakat tentang pentingnya

kebersihan dan modifikasi lingkungan rumah agar

nyaman untuk beristirahat terutama tidur.

C. Proses Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian Keluarga

Friedman (1998) membagi proses pengkajian keperawatan

keluarga dalam tahap-tahap meliputi identifikasi data, tahap dan riwayat

perkembangan, data lingkungan, sturktur keluarga, fungsi keluarga dan

koping keluarga.

a. Identifikasi Data

Daftar nama-nama anggota keluarga yang tinggal dalam satu

rumah, alamat tempat tinggal keluarga.

b. Komposisi keluarga

Umur penderita Tuberkulosis Paru, seringkali berasal dari usia

produktif (15 – 60 tahun) (Soeparman, Sarwono Waspadji, 1990).

Angka tertinggi pada wanita ditemukan pada usia 40 – 50 tahun,

sedangkan laki-laki usia lebih dari 65 tahun.

c. Jenis kelamin, pada wanita angka pravelensinya masih lebih rendah

dan meningkatnya juga lebih sedikit dibandingkan laki-laki

(Crofton, John, 1998).

Page 50: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

50

d. Jenis pekerjaan yang berat akan lebih tinggi terjadinya Tuberkulosis

Paru, seperti : tukang batu, kuli, dan buruh bangunan.

e. Tipe keluarga

Garis keturunan atau silsilah keluarga dari tiga generasi apakah ada

yang menderita penyakit Tuberkulosis Paru.

f. Latar belakang budaya

Adat istiadat di tempat tinggal keluarga, suku bangsa, agama, sosial,

budaya, rekreasi, kegiatan pendidikan, kebiasaan makan dan

berpakaian. Adanya pengaruh budaya pada peran keluarga dan

kekuatan struktur, bentuk rumah, bahasa yang digunakan sehari-hari,

komunikasi dalam keluarga, penggunaan tempat pelayanan

kesehatan.

g. Pola spiritual

Agama yang dianut dalam keluarga dan kegiatan agama yang aktif

diikuti.

h. Status sosial ekonomi budaya

1) Penghasilan keluarga

Dampak keluarga yang berpenghasilan kurang atau kepala

keluarga yang tidak mampu bekerja lagi, mudah terserang TBC

karena keadaan gizi menurun dan daya tahan tubuh semua anggota

keluarga rendah. Sehingga kemungkinan terserang TBC sangat

Page 51: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

51

besar. Sedangkan penderita TBC memerlukan perawatan yang

lama, rutin, dan biaya untuk pengobatan.

2) Pendidikan

Keadaan ekonomi yang rendah sangat berkaitan dengan masalah

pendidikan, ini disebabkan karena ketidakmampuan keluarga

dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi dan kurangnya

pengetahuan tentang masalah TBC pada salah satu anggota

keluarga, sehingga tidak mampu merawat penderita dengan baik

yang mengakibatkan kondisi bertambah buruk, dan timbul

komplikasi.

3). Aktivitas rekreasi keluarga

Identifikasi aktivitas dalam keluarga, frekuensi aktivitas tiap

anggota keluarga dan penggunaan waktu senggang.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan setiap anggota keluarga dari yang usia bayi

sampai lanjut usia

b. Riwayat keluarga sebelumnya

Riwayat kesehatan dalam keluarga adakah anggota keluarga yang

pernah menderita penyakit kronis, penyakit menular atau penyakit

yang sifatnya herediter, misalnya DM, hipertensi, jantung,

hepatitis,TBC. Dan bagaimana perawatan dari keluarga, pengobatan,

serta tindakan medis yang telah didapatkan.

Page 52: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

52

3. Pengkajian Rumah

a. Karakteristik rumah

Lingkungan perumahan yang kumuh, berdebu, kurang ventilasi,

penerangan yang tidak adekuat, keadaan kamar tidur yang pengab

karena sinar matahari tidak dapat masuk, kasur yang tidak pernah

dijemur merupakan faktor-faktor yang menyebabkan kuman-kuman

Tuberkulosis mudah menyebar dan menular.

b. Macam lingkungan tempat tinggal

Tempat tinggal yang sempit, padat, sanitasi yang tidak terjaga, polusi

udara juga menjadi potensi tersebarnya Tuberkulosis Paru.

c. Karakteristik hubungan dengan tetangga dan masyarakat Penderita

TBC cenderung merasa rendah diri dalam pergaulan dengan tetangga

dan masyarakat, oleh karena itu penderita tidak perlu dikucilkan atau

diasingkan. Jika rajin memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan

secara berkala dan minum obat secara teratur, maka penderita dapat

disembuhkan.

d. Mobilitas geografis keluarga

Status rumah yang dihuni oleh keluarga apakah rumah sendiri atau

menyewa, sudah berapa lama tinggal di daerah tersebut, dan pindah

dari daerah mana.

e. Interaksi keluarga dengan masyarakat

Page 53: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

53

f. Fasilitas sosial dan kesehatan

Fasilitas kesehatan yang tidak memadai dan tidak terjangkau menjadi

kendala dalam kelangsungan pengobatan penderita TBC, karena

fasilitas kesehatan seperti puskesmas tempat yang dapat digunakan

untuk berobat.

g. Fasilitas transportasi

Transportasi merupakan saran yang penting dan sangat diperlukan

agar penderita mendapatkan pelayanan kesehatan dengan segera.

Ketiadaan sarana transportasi menjadikan masyarakat enggan

berkunjung ke pelayanan kesehatan sehingga kondisi akan semakin

memburuk.

h. Sistem pendukung dalam keluarga

Dukungan keluarga untuk penderita dengan memberikan motivasi

dan semangat agar penderita tertib minum obat, rajin memeriksakan

diri, penyediaan gizi yang sesuai anjuran. Adanya sistem pendukung

dalam keluarga diharapkan membantu proses kesembuhan.

4. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi

Bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari di dalam

keluarga dan waktu yang sering digunakan untuk berkomunikasi.

Page 54: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

54

b. Struktur peran

Apakah keluarga sudah menjalankan perannya dalam keluarga

dengan baik dan sesuai dengan fungsinya. Seorang penderita TBC

akan mengalami perubahan kapasitas fisik dalam melaksanakan

peran, karena merasa tidak mampu menjalankan perannya misalnya

sebagai seorang kepala keluarga yang tidak bisa bekerja lagi,

sehingga penghasilan keluarga menurun.

c. Struktur Kekuatan keluarga

Sejauh mana keluarga mampu mengambil keputusan dengan tepat

dalam mengatasi masalah TBC yang ada di keluarga.

d. Nilai dan norma keluarga

Persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi di

keluarga dalam hal ini TBC.

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,

merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam

berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga

sehingga saling pengertian satu sesama lain dalam menumbuhkan

keharmonisan dalam keluarga terutama anggota keluarga yang

menderita TBC (Effendy, Nasrul, 1998).

Page 55: BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Dasar Keluarga 1.digilib.unimus.ac.id/files/disk1/108/jtptunimus-gdl-rizqiimani... · kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

55

b. Fungsi sosialisasi

Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana

keluarga mempersiapkan anggota keluarganya menjadi anggota

masyarakat yang baik, mampu menyesuaikan diri dan dapat

berinteraksi dengan lingkungan (Effendy, Nasrul, 1998).

c. Fungsi perawatan kesehatan

1). Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

2). Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat

3). Keluarga mampu melakukan perawatn pada anggota keluarga

yang sakit

4).Keluarga mampu memodifikasi dan memelihara lingkungan untuk

menunjang kesehatan

5). Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas layanan kesehatab yang

ada.

6. Koping Keluarga

a. Stressor yang sering muncul dalam keluarga

b. Respon keluarga terhadap stressor

c. Koping yang digunakan dalam mengatasi stressor.