44
BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Keterampilan Komunikasi a. Pengertian Keterampilan Keterampilan yang dimiliki setiap individu tentunya berbeda-beda sesuai dengan bakat atau kemampuan yang dimilikinya. Keterampilan pula sangat dibutuhkan oleh setiap individu agar dapat melakukan sesuatu dengan baik sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang benar. Keterampilan seseorang tidak dapat diukur hanya dari kemampuan fisik saja, melainkan dapat diketahui dari keterampilannya dalam menyelesaikan suatu masalah dan tugas yang diberikan kepadanya. Keterampilan berasal dari kata terampil yang memiliki arti yaitu dapat melakukan sesuatu dengan cekatan, baik dan benar. Artinya apabila seseorang memiliki keterampilan maka ia akan cekatan dalam melakukan dan menyelesaikan suatu masalah, baik dan benar dalam prosesnya, sehingga baik pula hasilnya dan benar pula kegiatannya. 12

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

  • Upload
    buitram

  • View
    262

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

12

BAB II

KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Hakikat Keterampilan Komunikasi

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan yang dimiliki setiap individu tentunya

berbeda-beda sesuai dengan bakat atau kemampuan yang

dimilikinya. Keterampilan pula sangat dibutuhkan oleh setiap

individu agar dapat melakukan sesuatu dengan baik sehingga

dapat menghasilkan sesuatu yang benar. Keterampilan

seseorang tidak dapat diukur hanya dari kemampuan fisik saja,

melainkan dapat diketahui dari keterampilannya dalam

menyelesaikan suatu masalah dan tugas yang diberikan

kepadanya. Keterampilan berasal dari kata terampil yang

memiliki arti yaitu dapat melakukan sesuatu dengan cekatan,

baik dan benar. Artinya apabila seseorang memiliki keterampilan

maka ia akan cekatan dalam melakukan dan menyelesaikan

suatu masalah, baik dan benar dalam prosesnya, sehingga baik

pula hasilnya dan benar pula kegiatannya.

12

Page 2: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

13

Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya

dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah suatu kepandaian

untuk melakukan sesuatu dengan cepat dan benar.1 Artinya

seseorang dapat dikatakan terampil jika ia sudah mampu

menyelesaikan suatu masalah dengan cepat dan benar. Jika ia

melakukannya dengan cepat dan tidak menghasilkan sesuatu

yang benar maka ia tidak dapat dikatakan terampil. Begitu pula

jika ia melakukan sesuatu pekerjan dengan lambat namun

menghasilkan sesuatu yang benar maka ia juga tidak bisa

dikatakan terampil.

Menurut Hurlock, keterampilan adalah otomatik, cepat

dan akurat.2 Dapat diartikan dengan suatu kegiatan dilakukan

dengan terlatih walaupun kegiatan tersebut sangat sederhana,

merupakan suatu rangkaian yang terkoordinasi pada cara

berpikir seseorang. Keterampilan yang selalu diasah dengan

baik maka tidak menutup kemungkinan suatu waktu akan

berkembang menjadi suatu kebiasaan yang baik.

Keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam

mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat.

Keterampilan dihasilkan dari kemampuan dalam beraktifitas

1 Umi Faizah, Pengantar Keterampilan Berbicara, ( Yogyakarta: Media Perkasa, 2014) hal. 2 2 Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 154

Page 3: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

14

yang secara rutin selalu diasah karena adanya proses

pengulangan dalam setiap menyelesaikan pekerjaan.

Keterampilan tersebut tercipta karena adanya proses

pembelajaran yang didapat dari banyaknya pengalaman

sehingga kemampuan yang sudah dimiliki terasah dengan baik

sehingga akan berkembang menjadi suatu keterampilan.

Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Syah,

menyatakan bahwa keterampilan adalah kegiatan yang

berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang

lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis,

berbicara, mengetik dan sebagainya.3 Suatu keterampilan

sangat memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan tingkat

kesadaran yang tinggi dalam menghasilakan suatu produk.

Dapat disimpulkan dengan kesadaran yang rendah dan sikap

teliti yang kurang dalam melakukan sesuatu, maka peserta didik

dapat dikatakan kurang dan tidak terampil.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatan pengertian

keterampilan adalah suatu kecapakan atau suatu cekatan yang

dimiliki tiap-tiap individu untuk melaksanakan dan menyelesaikan

tugas dalam suatu kegiatan atau pekerjaan. Keterampilan akan

3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) hal. 117

Page 4: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

15

diperoleh melalui latihan, karena latihan merupakan proses

pembelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan suatu

keterampilan tertentu. Keterampilan yang dimaksud adalah

sudah sejauh mana peserta didik bisa mengungkapkan

kepiawaiannya dalam menyampaikan rangkaian kata-kata

sehingga orang lain (penerima pesan) yang mendengar biasa

mengerti makna dari penjelasan yang disampaikan.

b. Pengertian Komunikasi

Menurut Effendy, komunikasi berarti sama makna, istilah

komunikasi tersebut berasal dari kata latin communicatio dan

bersumber dari kata communis yang berarti sama. Komunikasi

memiliki dua sifat, yaitu invormative dan persuasive.4 Melalui

kata lain komunikasi akan terjadi jika terdapat kesamaan makna

mengenai hal yang dibicarakan oleh pihak yang berkomunikasi.

Komunikasi bersifat informative, yaitu menyampaikan informasi

kepada lawan bicara. Selain itu komunikasi juga bersifat

persuasif agar lawan bicara bersedia menerima paham atau

keyakinan dari informasi yang disampaikan.

4 Ojong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) hal. 9

Page 5: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

16

Menurut Tebba, komunikasi adalah proses mekanistis

antara manusia. Proses mekanis memiliki arti, bahwa komunikasi

merupakan proses penyampaian pesan dari satu titik kepada titik

yang lain secara simultan.5 Jadi komunikasi merupakan proses

penyampaian informasi dari pihak pemberi informasi kepada

pihak penerima.

Komunikasi juga dijelaskan Schrarmm dalam Suprapto

berupa suatu proses berbagi (sharing process) : apabila kita

berkomunikasi sebenarnya kita berusaha menumbuhkan suatu

kebersamaan dengan seseorang.6 Bahwa hakikat komunikasi

sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi

komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama

terhadap pemahaman pesan tertentu.

Menurut Hoff, komunikasi adalah proses seseorang

menyampaikan sesuatu yang ada di dalam pikiran komunikator

untuk disampaikan kepada pendengar. Komunikator akan

berusaha meyakinkan pendengar tentang hal yang

disampaikan.7 Dalam komunikasi terjadi proses penyampaian

5 Sudirman Tebba, Filsafat dan Etika Komunikasi, (Tangerang: Pustaka Irvan, 2008) hal.59 6 Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006) hal. 5 7 Erika Hoff, Language Development, (USA : Thomson Learning, 2005) hal.244

Page 6: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

17

pemikiran seseorang kepada orang lain dan membuat orang lain

yakin terhadap informasi yang disampaikan.

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang

melahirkan kebersamaan, kesepahaman atara sumber informasi

dan penerima melalui media sebagai peyalur. Komunikasi akan

efektif jika didalam proses komunikasi terdapat interaksi antara

komunikator dengan komunikan. Dalam hal ini komunikan

memberikan umpan balik kepada komunikator baik itu dengan

menggunakan bahasa verbal (kata-kata) atau dengan non verbal

(tingkah laku).

Komunikasi juga mempunyai beberapa fungsi,

diantaranya : (1) mendidik (to educate), (2) menyampaikan

informasi (to inform), (3) menghibur (to entertain), (4)

mempengaruhi (to influence).8 Komunikasi berfungsi untuk

mendidik, yaitu guru atau orang tua berperan sebagai

komunikator menginformasikan pengetahuan kepada anak.

Fungsi kedua komunikasi sebagai penyampai informasi, sesuai

dengan pengertian komunikasi yang dipaparkan sebelumnya

bahwa komunkasi adalah proses penyampaian informasi dari

8 Amie Primarni, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lentera Printing, 2010) hal. 33

Page 7: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

18

sumber atau komunikator kepada penerima atau komunikan.

Fungsi ketiga adalah untuk menghibur penerima atau

komunikan, seperti berita lucu, berita gambar, dan sebagainya.

Fungsi keempat adalah mempengaruhi, yaitu ketika informasi

yang disampaikan dapat merubah pemikiran atau bahkan

merubah perilaku penerima.

c. Pengertian Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi merupakan sebuah modal

utama dalam sebuah lingkungan sosial. Tanpa adanya

keterampilan komunikasi seseorang akan sulit untuk berinteraksi

dengan makhluk sosial lainnya. Menurut Williams keterampilan

komunikasi ada the ability to convey information to another

effectively and efficiently. 9 Pernyataan diatas dapat diartikan

bahwa kemampuan untuk menyampaikan informasi kepada yang

lain secara efektif dan efisien. Keterampilan komunikasi juga

diungkapkan oleh Burleson, ia mengatakan bahwa

“communication skill is people who with great regularity are able

to recognize quickly what is going on in social situations, who can

understand the meanings and messages of others, who are able

9 http://www.businessdictionary.com/definition/communication-skills.html diakses pada tanggal 20 April 2017 pukul 15.55

Page 8: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

19

to convey their ideas to others in effective and appropriate ways,

and who can smoothly enter and manage conversations.”10

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa keterampilan

komunikasi adalah orang-orang yang dengan keteraturan besar

mampu mengenali dengan cepat apa yang terjadi didalam situasi

sosial, yang dapat memahami makna dan pesan dari orang lain

dan mampu menyampaikan ide-ide mereka kepada orang lain

dengan cara yang efektif dan tepat, serta bisa lancar masuk dan

mengelola percakapan. Sehingga orang lain memiliki

keterampilan komunikasi dapat dengan mudah menerima, serta

menyampaikan sebuah informasi.

Brewer dalam pendapatnya mengatakan bahwa

keterampilan komunikasi adalah a set of languange skills that

child need to solve problem situations, such as being able to

negotiate with other and express one’s own needs without being

rude or sullen.11

Dari pendapat tersebut diartikan bahwa keterampilan

komunikasi adalah seperangkat kemampuan bahasa yang

dibutuhkan anak untuk dapat memecahkan situasi atau masalah,

10 Brant R. Burleson, Contructivism: A General Theory of Communication Skill, (USA Routledge :,2006) hal. 106 11 Jo Ann Brewer, Early Childhood Education, (USA: Pearson,2007), hal. 514

Page 9: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

20

seperti mampu bernegosiasi dengan lainnya dan

mengekspresikan kebutuhan dirinya tanpa menjadi kasar

ataupun cemberut. Sehingga keterampilan komunikasi

dibutuhkan untuk dapat mengekpresikan apa yang dirasakan

oleh seseorang tanpa harus bersikap buruk untuk mengutarakan

perasaannya.

Pada sebuat artikel yang ditulis oleh University of Kent

menjelaskan bahwa:

“Communication skills is effective spoken communication requires being able to express your ideas and views clearly, confidently and concisely in speech, tailoring your content and style to the audience and promoting free-flowing communication.”12 Pendapat ini dapat diartikan bahwa keterampilan komunikasi

adalah keefektifan seseorang dalam mengekspresikan idenya dengan

baik, percaya diri, ringkas dan jelas serta dapat menyesuaikan konten

dengan gaya bahasa yang mengalir bebas. Maka seseorang yang

memiliki keterampilan komunikasi dapat menyesuaikan cara

berkomunikasinya seperti dengan siapa ia berbicara dan materi apa

yang akan ia bicarakan.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disintesis bahwa

keterampilan komunikasi adalah suatu kecakapan atau keahlian

12 Communication Skills, https://www.kent.ac.uk/careers/sk/communicating.htm diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 22.30 WIB

Page 10: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

21

seseorang untuk menyampaikan pesan dan informasi dengan baik,

mampu mengekspresikan kebutuhan diri, mampu mengelola

percakapan dengan baik serta memahami makna dan pesan dari orang

lain sehingga penyampaian pesan menjadi efektif dan efesien

Oleh sebab itu, agar mampu melakukan komunikasi yang baik

maka seseorang harus memiliki ide dan penuh daya kreativitas yang

tentunya dapat dikembangkan melalui berbagai latihan dengan

berbagai macam cara, salah satunya kegiatan pembelajaran yang

menarik.

d. Karakteristik Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi hanya dapat terjadi jika ada

seseorang yang menyampaikan pesen kepada orang lain

dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya dapat terjadi

jika didukung oleh adanya beberapa karakteristik diantaranya

adalah sumber, pesan, media, penerima dan juga aspek

Gambar 2.1 Karakteristik Keterampilan Komunikasi

Sumber : buku Pengantar Ilmu Komunikasi oleh Hafied Cangara , 2008

Page 11: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

22

Sumber merupakan semua persitiwa komunikasi yang

melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi.

Sumber dapat terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam

bentuk kelompok. Sumber sering disebut juga dengan pengirim,

komunikator, atau dalam bahasa inggris sering disebut dengan

source, sender, communicator atau encoder.13 Sumber dalam

dunia pendidikan adalah guru. Guru merupakan sumber utama

dalam sebuah pembelajaran. Pada sebuah metode

pembelajaran, guru memberikan pengetahuan atau memberikan

informasi kepada peserta didik. Informasi yang diberikan

menggunakan metode pembelajaran yang menarik sehingga

informasi yang diberikan dapat diterima oleh peserta didik.

Suranto dalam buku komunikasi sosial budaya juga

menjelaskan bahwa unsur-unsur komponen komunikasi berupa:

(1) komunikator, (2) pesan, (3) saluran,media, (4) komunikan,

penerima, (5) umpan balik, (6) gangguan.14 Jadi sebuah aktivitas,

proses komunikasi akan terjadi karena adanya unsur-unsur

komunikasi.

13 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2008), hal. 23 14 Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 20100, hal. 5

Page 12: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

23

Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang disampaikan

pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan

cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Pesan yang

disampaikan berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,

nasehat dan sebagainya.15 Pesan berkaitan dengan sumber.

melauli sumberlah pesan akan disampaikan. Pesan yang

disampaikan dapat berupa pesan moral, informasi yang

kemudian dapat berguna bagi peserta didik.

Media merupakan alat yang digunakan untuk

memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Pada

komunikasi media adalah alat yang dapat menghubungkan

antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana

setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengar.16 Media

yang digunakan oleh seorang pendidik berupa kegiatan dalam

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran inilah yang kemudian

akan menghantarkan pesan kepada penerima pesan. Kegiatan

yang dapat digunakan adalah salah satunya kegiatan

mendongeng menggunakan media daur ulang.

15 Hafied Cangara, Op.cit , hal.23 16 Suranto Aw, Op.cit, hal.6

Page 13: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

24

Selanjutnya adalah penerima. Penerima dalah pihak yang

menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa

dari satu atau lebih. Penerima bisa disebut dengan berbagai

macam istilah seperti komunikan, reciver atau audience.

Penerima merupakan elemen penting dalam komunikasi, karena

komunikan atau penerima inilah yang menjadi sarana dalam

komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka

akan menimbulkan berbagai macam persepsi yang menuntut

perubahan, apakah pada sumber atau pada pesan.17 Penerima

disini adalah peserta didik atau murid. Guru atau pendidik,

bertugas memberikan pesan atau informasi melalui sumber yang

ia dapatkan, kemudian dibantu oleh media dalam hal ini kegiatan

atau metode pembelajaran, untuk kemudian diberikan kepada

penerima. Diharapkan melalui media yang diberikan pesan akan

tersampaikan dengan baik.

Terakhir dari karakteristik keterampilan komunikasi adalah

efek atau pengaruh. Efek atau pengaruh adalah perbedaan

antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh

penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini

terjadi pada pengetahuan, tingkah laku dan sikap seseorang.

17 Ibid, hal 6

Page 14: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

25

Sehingga dapat diartikan bahwa efek merupakan perubahan

atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan

tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.18 Melalui

sumber, pesan, media, ini akan mempengaruhi efek. Efek yang

diterima oleh peserta didik, dalam hal ini sebagai penerima pesan

akan mempengaruhi sikap, tingkah laku peserta didik. Sehingga

penyampaian pesan serta media oleh sumber (guru) merupakan

tombak utama yang dapat menimbulkan efek yang baik bagi

penerima pesan.

e. Faktor Pembentuk Keterampilan Komunikasi

Komunikasi yang efektif memiliki beberapa faktor yang

harus diperhatikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ini pula

yang akan mendukung keterampilan komunikasi. Faktor-faktor

yang dapat mendukung keterampilan komunikasi diantaranya

adalah (1) komunikasi harus tepat waktu dan tepat sasaran, (2)

komunikasi harus lengkap, (3) komunikasi perlu memperhatikan

situasi dan kondisi, (4) komunikasi perlu menghindari kata-kata

yang kurang baik.19

18 Ibid, hal.25 19 Onong Uchjan Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: CV.Remaja Karya,2003), hal. 189

Page 15: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

26

Pertama, komunikasi harus tepat waktu dan tepat

sasaran. ketetapan waktu dalam menyampaikan komunikasi

harus betul-betul diperhatikan, sebab apabila penyampaian

komunikasi tersebut terlambat maka kemungkinan apa yang

disampaikan tersebut tidak ada manfaatnya lagi.

Kedua, komunikasi harus lengkap. Selain komunikasi

yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh penerima

pesan, maka komunikasi tersebut harus lengkap sehingga tidak

menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi. Hal ini perlu

ditekankan, sebab meskipun komunikasi mudah dimengerti

tetapi apabila komunikasi tersebut kurang lengkap, maka hal ini

menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga

pelaksanaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.

Ketiga, komunikasi juga perlu memperhatikan situasi dan

kondisi. Dalam menyampaikan suatu komunikasi, bilamana

komunikasi yang harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal

yang penting yang dibutuhkan pengertian secara mendalam,

maka faktor situasi dan kondisi yang tepat perlu diperhatikan.

Apabila solusi dan kondisi dirasakan kurang tepat, maka

sebaiknya penyampaian komunikasi tersebut ditangguhkan.

Keempat, komunikasi harus menghindari kata-kata yang

kurang baik. Supaya komunikasi yang disampaikan mudah

Page 16: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

27

dimengerti dan diindahkan maka perlu menghindari kata-kata

yang kurang baik. Kata-kata yang kurang baik ini dimaksudkan

adalah kata-kata yang dapat menyinggung perasaan penerima

informasi, meskipun dalam kamus hal itu tidak salah dan cukup

jelas.

Terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi

keterampilan komunikasi pada anak. Menurut Tarmansyah

faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara pada

anak adalah kondisi jasmani dan kemampuan motorik,

kesehatan umum, kecerdasan, lingkungan, sosial ekonomi

kedwibahasaan, dan neurologi.20

Faktor pembentukan keterampilan komunikasi inilah yang

akan membantu seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan

baik. Komunikasi yang baik tidak hanya dilakukan kepada diri

sendiri melainkan kepada makhluk sosial yang ada disekitar kita

agar terjalin hubungan yang baik antara makhluk sosial.

2. Hakikat Kegiatan Mendongeng

a. Pengertian Kegiatan Mendongeng

Menurut Huck, Hepler, dan Hickman dongeng adalah

segala bentuk narasi baik tertulis atau oral yang sudah ada dari

20 Tarmansyah, Gangguan Komunikasi, (Jakarta: Depdikbud), hal.15

Page 17: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

28

tahun ketahun. “all forms of narrative, written, or oral, which have

come to be handed down thought the years”.21 Jadi dongeng

adalah segala bentuk cerita-cerita yang sejak dulu sudah ada dan

diceritakan secara turun temurun. Dongeng dilakukan tidak

hanya dengan perasaan dan perkataan, tetapi dengan gerak

bahasa tubuh, dan ekspresi wajah.

Kegiatan mendongeng memang sangat menyenangkan

bagi anak sebagai penikmatnya. Menurut Kurniawan dongeng

adalah dunia dalam kata. Kehidupan yang dituliskan dalam kata-

kata. Dunia yang berisi cerita menakjubkan mengenai dunia

binatang, kerajaan, benda-benda, bahkan roh-roh dan raksasa.22

Bagi orang dewasa dongeng tak lebih dari sekedar khayalan,

hanya hiburan yang menyenangkan. Bagi anak-anak dongeng

adalah dunia tempat mereka hidup.

Priyono memberikan definisi tentang dongeng.

Menurutnya dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang

mengada-ngada serta tidak masuk akal dan dapat ditarik

manfaatnya.23 Jadi cerita yang terdapat dalam dongeng adalah

21 Charlotte S. Huck,dkk, Children Literature in the Elementery School (USA : Holt, Rinehart dan Winston Inc, 1987) hal. 245 22 Heru Kurniawan, Keajaiban Mendongeng, (Jakarta : PT. Bhuana Imu Populer, 2013) hal. 71 23 Kusumo Priyono, Terampil Mendongeng, (Jakarta: Grasindo, 2006) hal. 9

Page 18: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

29

cerita khayalan yang terkadang diluar akal sehat. Seperti cerita

timun mas ketika menebar biji buah timun yang seketika berubah

menjadi hutan lebat. Walaupun cerita dongeng tidak masuk akal

tetapi cerita dalam dongeng memiliki informasi yang dapat ditarik

manfaatnya. Seperti, pesan moral agar menghormati dan

menyayangi orang tua pada kisah malin kundang.

Menurut Sawyer dan Comer, dongeng pada umumnya

adalah “The Common man’s fairy tale. The are unadorned

stories. Folk tales common plots where good overcomes evil and

justice served.24 Dari pendapat tersebut dapat dipaparkan bahwa

dongeng merupakan cerita biasa yang mengisahkan tentang

cerita peri. Dongeng mengisahkan tentang kebaikan yang akan

selalu melawan kejahatan. Cerita dongeng secara turun temurun

disampaikan dan merupakan kebudayaan.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disintesis

bahwa kegiatan mendongeng adalah kegiatan yang berisikan

cerita dunia kata-kata yang penuh khayalan, terkadang tidak

masuk akal. Tetapi setiap ceritanya memiliki manfaat dan pesan

moral. Cerita dalam dongeng berkisah tentang kebaikan

melawan kejahatan. Cerita dongeng secara turun temurun

24 Walter E.Sawyer, Growing Up with Literature Sixth Edition, (New York: Wadsworth,2011) hal.89

Page 19: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

30

disampaikan dan merupakan kebudayaan. Dongeng dilakukan

tidak hanya dengan perasaan dan perkataan, tetapi dengan

gerak bahasa tubuh, dan ekspresi wajah.

Menurut Asyifar, cara mendongeng dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu (1) mendongeng langsung tanpa alat peraga,

(2) mendongeng dengan alat peraga.25 Mendongeng dengan alat

peraga adalah dongeng yang dilakukan dengan alat peraga atau

properti sebagai penunjang cerita seperti buku cerita, boneka

tangan, barang-barang bekas, dan lain sebagainya. Sedangkan

mendongeng tanpa alat tidak menggunakan alat peraga dan

mendongeng hanya mengandalkan ekpresi, mimik wajak,

intonasi serta suara-suara yang ditirukan pendongeng mengikuti

suara aslinya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat

mendongeng, diantaranya, yaitu: (1) kenali dulu yang akan

didongengi, karena cerita harus sesuai dengan usia anak, (2)

pilih cerita yang baik, mengandung nilai-nilai pendidikan dan

hiburan dengan alur yang jelas, (3) ciptakan suasanya tenang

dan gembira, (4) memulai dan mengakhiri cerita dengan suara-

suara yang unik, (5) gunakan kata-kata, vokal dan intonasi yang

25 Andi Y. Asfiyar, Cara Pintar Mendongeng, (Bandung : Mizan,2007) hal, 131

Page 20: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

31

jelas, (6) gambarkan cerita secara detail dan menjaga

kerahasiaan jalan cerita, (7) libatkan anak dalam setiap cerita

yang didongengkan, (8) durasi dongeng disesuaikan dengan

situasi.26 Terpenting adalah kondisikan anak sebelum mulai

mendongeng. Usahakan semua anak sudah buang air kecil,

sehingga cerita tak terputus karena anak harus bergantian

kekamar mandi.

Menurut Idris, dongeng memiliki beberapa manfaat,

diantaranya : (1) mengembangkan daya imajinasi anak, (2) dapat

meningkatkan keterampilan dalam berbahasa anak, (3)

merangsang rasa ingin tahu anak, (4) membangkitkan minat

baca bagi anak, (5) membangun kecerdasan emosi anak, (6)

meningkatkan konsentrasi anak, (7) membangun rasa kasih

sayang pada anak.27

b. Klasifikasi Dongeng

Berdasarkan pengertian tentang dongeng sebelumnya, menurut

Huck, dongeng berkembang seiring perubahan zaman. Huck

26 Ibid, hal. 89-128 27 Meity H. Idris, Meningkatkan Kecerdasan Anak Usia Dini Melalui Mendongeng, (Jakarta: PT. Lukima 2014) hal. 163

Page 21: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

32

membaginya menjadi dongeng tradisional (tradisional folk tale) dan

dongeng moderen (modern fantasy).28

Dongeng tradisional adalah cerita yang disebarkan dari mulut ke

mulut, turun temurun dari generasi sebelumnya dan tidak jelas

pengarangnya (anonymus). Cerita dalam dongeng tradisonal

bersumber dari cerita yang dialami oleh leluhur atau cerita-cerita

yang tertulis dalam kitab-kitab suci. Sedangkan dongeng fantasi

modern merupakan kompilasi (compiled) dari berbagai dongeng

tradisonal dan memiliki pengarang yang jelas.29 Cerita dalam

dongeng fantasi modern merupakan cerita yang bersumber dari

imajinasi pengarang dan sesuai dengan keadaan pada saat cerita

tersebut dibuat, sehingga memiliki alur cerita yang dapat menarik

minat penikmat dongeng terutama anak-anak, karena disesuaikan

pada saat cerita tersebut ditulis, sehingga alur cerita lebih fresh.

Dongeng fantasi modern disampaikan lebih aktraktif kepada

pendengar. Pendongeng mengajak pendengar terlibat dalam cerita

dengan melakukan komunikasi dan interaksi dengan pendengar.

Pelopor dongeng fantasi modern adalah Hans Christian Andersen

Beberapa dongeng karangan Andersen, yaitu : Thumbellina dan The

Ugly Ducklig.

28 Huck, Op.cit, hal. 251 29 Ibid, hal. 338

Page 22: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

33

Berdasarkan tentang penjelasan klasifikasi dongeng tradisonal

dan fantasi modern, maka dapat dilihat perbedaan kedua jenis

dongeng tersebut dalam tabel berikut ini30 :

Tabel 2.1

Karakteristik Dongeng Tradisonal dan Fantasi Modern

Karakteristik Tradisional Fantasi Modern

Riwayat Cerita turun temurun

sejak zaman dahulu,

biasanya bersumber

dari kitab-kitab suci

pada zaman dahulu.

Berawal pada abad

pertengahan dan

merupakan kompilasi

dari dongeng

tradisional.

Alur cerita Bercerita tentang

kebaikan melawan

kejahatan, dan kebaikan

selalu menang melawan

kejahatan.

Bercerita tentang

kebaikan melawan

kejahatan, dan kebaikan

selalu menang melawan

kejahatan.

Pengarang Anonymus (tidak ada

pengarang)

Memiliki pengarang,

sejak abad pertengahan

yang mempelopori

dongeng fantasi modern

adalah Hans Christian

Andersen.

Setting cerita Beragam setting cerita,

masa lalu, masa kini

dan masa depan.

Beragam setting cerita,

masa lalu, masa kini

dan masa depan.

30 Andi Y. Asfiyar, Op.cit, hal, 90

Page 23: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

34

Penyajian Dongeng keaslian cerita

dongeng tetap terjaga

hingga akhir cerita

Pendongeng

menyiapkan beberapa

alternatif akhir cerita,

kemudian pendengar

yang menentukan akhir

cerita.

Menurut Priyono, berdasarkan jenis cerita dongeng

diklasifikasikan ke dalam lima macam : (1) legenda, (2) fabel, (3)

sahibul hikayat, (4) mite, (5) cerita rakyat.31 Legenda adalah dongeng

yang berkisah tentang asal mula terjadinya suatu tempat, tradisi, dan

lain sebagainya. Sebagai contoh, legenda berdirinya candi

prambanan. Fabel adalah cerita tentang binatang dengan sisipan

pesan moral. Sebagai contoh kisah monyet licik dan buaya. Sahibul

hikayat adalah cerita tentang tokoh dengan tujuan meneladani tokoh

yang diceritkan dalam dongeng tersebut, sebagai contoh kisah nabi-

nabi dan sahabat nabi. Mite adalah cerita tentang fenomena sosial

yang alami atau takdir manusia, dan interaksi manusia dengan

supranatural, sebagai contoh dongeng tentang Dewi Sri dan Dewi

Padi. Cerita rakyat adalah yang diceritakan secara turun-temurun dan

merupakan sebuah kebudayaan. Sebagai contoh kisah bawang

merah dan bawang putih.

31 Priyono, Op.cit, hal 9

Page 24: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

35

Berdasarkan ide cerita, Asfandiyar membagi dongeng menjadi

enam macam, diantaranya : (1) dongeng tradisional, (2) dongeng

futuristik (modern), (3) dongeng pendidikan, (4) dongeng fabel, (5)

dongeng sejarah, (6) dongeng terapi.32 Menurut Asfandiyar, dongeng

tradisonal adalah dongeng denan ide yang bersumber dari cerita-

cerita rakyat dan biasanya turun-temurun. Dongeng futuristik adalah

dongeng dengan ide yang bersumber tentang imanjinasi masa

depan. Dongeng pendidikan adalah dongeng yang diciptakan dengan

suatu misi pendidikan, seperti merubah perilaku seorang anak.

Dongeng fabel adalah dongeng dengan ide cerita yang digambarkan

tentang kehidupan binatang. Dongeng sejarah adalah dongeng yang

berkaitan dengan cerita sejarah para tokoh atau sejarah

kepahlawanan. Dongeng terapi adalah dongeng dengan sumber ide

untuk menangani orang-orang yang mengalami trauma terhadap

suatu peristiwa.33

Dongeng yang disampaikan harus sesuai dengan usia anak.

Dongeng yang dipilih sesuai dengan aspek perkembangan anak dan

memilki pesan moral yang baik.34 Berdasarkan penjelasan tentang

32 Andi Y. Asfiyar, Op.cit, hal, 85 33 Ibid, hal. 86 34 Heru Kurniawan, Op.cit, hal.71

Page 25: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

36

jenis-jenis dongeng, maka dongeng yang sesuai untuk anak usia 4-5

tahun adalah dongeng-dongeng seperti cerita binatang, fiksi atau

fantasi, cerita petualangan, dan cerita yang berhubungan dengan

hobi dan minat anak. Untuk anak usia 4-5 tahun mempunyai cara

berpikir yang sederhana dan kongkrit, sehingga menyajikan cerita

yang mudah dicerna. Tema yang terkandung dalam cerita hendaknya

mengandung nilai-nilai yang penting. Para tokoh dalam cerita tidak

perlu banyak, agar anak mudah mengingatnya. Hal yang terpenting

adalah para tohoh cerita haruslah memiliki karakter yang kuat.

c. Dasar Teori Dongeng

Dasar teori yang berkaitan dengan dongeng adalah teori

sosiocultural. Karena dongeng merupakan salah satu kegiatan sosial

budaya Indonesia. Teori sosiocultural adalah sebuh teori yang

menegaskan tentang perkembangan dialog kooperatif antara anak

dengan pengetahuan dari lingkungan masyarakat. Anak mempelajari

kebudayaan seperti cara berpikir dan merubah perilku melalui

interaksi dengan lingkungan masyarakat.

Sociocultural theory is emphasize role in development of cooperative dialogues between children and more knowledgeable members of society. Children learn culture of their community (ways of thinking and behaving) trough this interaction.35

35 George S. Morrison, Dasar-Dasar PAUD Edisi Kelima, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), hal.77

Page 26: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

37

Teori sociocultural di gagas oleh Lev Semenovich Vygotsky.

Menurut Vygotsky dalam Morrison, belajar merupakan proses yang

melibatkan dua element penting. Pertama pada lingkungan sosial

(Interpsychological). Kedua pada tingkat individu

(Intarpsychological). Dengan kata lain, belajar melalui proses sosial

dimana orang-orang berinteraksi dan bernegosiasi (secara verbal)

untuk menghasilkan sesuatu, memahami atau memecahkan

masalah. Proses ini disebut co-contruced yang merupakan proses

mental tingkat tinggi. Hal ini menyatakan bahwa Vygotsky sangat

menekankan pentingnya komunikasi dan kerjasama antar individu

untuk berbagi pengetahuan.

Pentingnya komunikasi menyebabkan Vygotsky percaya bahwa

terdapat cultural tools atau peralatan yang menunjang kebudayaan.36

Alat-alat budaya merupakan mediasi bagi pengembangan proses

mental tingkat tinggi seperti pemahaman dan pemecahan masalah.

Alat-alat budaya tersebut diantaranya adalah bahasa, tanda-tanda,

dan simbol-simbol.

Hal ini menunjukkan bahwa dongeng terkait dengan

sociokultural, karena bahasa merupakan salah satu alat penunjang

kebudayaan. Melalui bahsa kebudayaan di Indonesia dapat

36 Ibid, hal. 78

Page 27: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

38

dilestarikan dengan meneruskan informasi kepada generasi-generasi

berikutnya dan pelestarian budaya dilakukan melalui proses belajar

bukan pewarisan.37 Salah satu cara melestarikan budaya Indonesia

adalah melalui tradisi lisan, seperti bercerita atau berdongeng.38

Vygotsky menyatakan belajar dimulai ketika seorang anak

berada pada zona perkembangan proximal dengan istilah The Zone

of Proximal Development (ZPD). ZPD adalah kisaran tugas yang

terlalu sulit dikuasai anak secara mandiri, tetapi dapat dipelajari

dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa atau teman sebaya

yang lebih terampil. Bimbingan dan bantuan orang dewasa atau

teman sebaya yang lebih terampil disebut scaffolding.39 Upaya

scaffolding dilakukan agar anak dapat menggunakan private speech

atau inner speech atau kemampuan anak untuk dapat berkomunikasi

dengan dirinya sendiri untuk memecahkan masalah. Hal ini

dikemukakan oleh Santoso, bahwa orang dewasa khususnya orang

tua memiliki peran penting dalam mendidik, membimbing, dan

memberi pengaruh (lingkungan) yang positif supaya kepribadian

37 Hari Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hal. 89 38 Pranoto, Op.cit, hal. 32 39 George S. Morrison,Op.cit, hal.78

Page 28: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

39

anak terbentuk.40 Maka dibutuhkan peran orang dewasa atau guru di

sekolah untuk membentuk prilaku dan kepribadian yang baik.

3. Hakikat Media Daur Ulang

a. Pengertian Media Daur Ulang

Kemajuan ilmu pengetahuan telah berpengaruh terhadap

penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah atau

lembaga pendidikan lainnya. Dalam proses kegiatan belajar

mengajar (KBM) kehadiran media mempunyai arti yang cukup

penting. Media berasal dari bahasa latin dan memiliki arti yang

cukup penting. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan

bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “perantauan atau

pengantar”.41 Perantara yang digunakan oleh guru atau anak

untuk mencapai tujuan kegiatan yang mempunyai pesan.

Media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat

menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru sebagai

komunikator kepada siswa sebagai komunikan dan sebaliknya.42

Dalam menyampaikan sebuah materi, guru sebagai penyampai

materi lebih baik jika menggunakan media agar anak sebagai

40 Soegeng Santoso, Op.cit, hal. 10 41 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rieneka Cipta,2009) hal. 136

Page 29: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

40

penerima pesan dapat tersampaikan dengan benar dan akan

terjadi proses komunikasi antara guru dan anak.

Riyana memberikan defenisi bahwa media merupakan

sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,

termasuk teknologi perangkat kerasnya.43 Dari pendapat ini

dapat dikatakan bahwa media berupa alat penyampaian, pesan

yang dapat berupa tulisan, suara dan gambar, maupun teknologi.

Gerlach dan Ely dalam Arsyad mengatakan bahwa media

dalam arti luas yaitu manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Sedangkan dalam arti

sempit, media adalah sebuah alat.44 Bagaimanapun bentuk dan

sifatnya media, selama dapat berfungsi sebagai pengantar pesan

pendidikan, dapat dikatakan sebagai media pendidikan.

Menurut Latuheru dalam Arsyad memberikan batasan

batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan

oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan

atau pendapat sehingga sampai kepada penerima.45 Media yang

dimaksud adalah segala jenis perantara yang dipakai untuk

43 Rudi Susila dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV. Wahana Prima, 2009) hal. 6 44 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hal.3 45 Ibid, hal. 4

Page 30: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

41

penyampaian ide, gagasan atau pendapat tersebut dapat sampai

kepada penerima yang dituju.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

media adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses

berkomunikasi dari pembawa pesan (guru) kepada penerima

pesan (anak) dalam berbagai bentuk baik audio, visual, maupun

audio visual agar pesan dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan minta anak. Sehingga ide, gagasan atau pendapat

dari guru tersampaikan kepada anak dengan cara yang menarik.

Adanya media dalam suatu proses pembelajaran sangat

diperlukan dalam menjunjung aktivitas pembelajaran. Media

pembelajaran dapat dibeli ataupun dirancang sesuai keinginan.

Media yang dirancang tidak harus menggunakan bahan-bahan

mahal. Namun, dapat menggunakan bahan bekas pakai atau

bahan daur ulang.

Migristine, mengatakan bahwa daur ulang sampah atau

recycle adalah pemrosesan kembali bahan yang pernah dipakai

untuk mendapat produk baru.46 Pengertian ini menjelaskan

bahwa daur ulang berupa pemanfaatan kembali sampah atau

46 Ririn Migristine, Pengelola Sampah Plastik, (Bandung: Angkasa, 2009), hal. 7

Page 31: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

42

barang-barang bekas pakai. Sampah tersebut diproses kembali

untuk menjadi barang atau produk baru yang dapat digunakan.

Sejalan dengan Migristine, Nuning mendefenisikan daur

ulang berupa materi yang sama digunakan beberapa kali untuk

membuat produk yang sama atau menyerupai sehingga dapat

menghemat materi pokok yang diperlukan untuk produksi.47

Benda yang sudah tidak digunakan, dapat digunakan kembali

berulang-ulang. Hal ini dilakukan untuk menghemat energi dan

menghemat materi pokok pada saat proses pembuatan barang

baru.

Dalam istilah daur ulang tidak terlepas dari konsep 3R

yaitu Reduce, Reuse and Recycle. Kemudian ditambahkan 3R

tersebut menjasi 4R dengan adanya Repair.48 Reduce adalah

mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak

lingkungan, dalam hal ini dicontohkan mengurangi bahan sekali

pakai, seperti : botol minuman sekali pakai. Sebaikanya gunakan

produk notol minuman yang dapat diisi ulang (refill). Reuse

adalah pemakaian kembali seperti contohnya adalah lebih baik

menggunakan sapu tangan untuk mengurangi produksi tissu,

47 Nuning Wirjoatmodjo & Fardah Assegaf, Langkah Kecil Untuk Lompatan Besar, (Jakarta: UNESCO, 2004) hal.24 48 Katie Kubesh, Niki dkk, In the Hands of a Child Project Reduce, Reuse, Recylce, (USA: HOCCP, 2009) hal. 101

Page 32: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

43

menggunakan tas belanja untuk mengurangi pemakaian kantong

plastik. Recycle adalah mendaur ulang bahan. Hal ini bisa

dilakukan dengan mendaur ulang sampah bungkus deterjen

menjadi tas. Lebih mudah lagi untuk mendaur ulang sampah

botol plastik menjadi pot tanaman dirumah. Repair adalah usaha

perbaikan demi lingkungan. Contoh memperbaiki barang-barang

yang rusak agar bisa dipergunakan kembali seperti rantai sepeda

yang rusak dapat diperbaiki karena dengan begitu tidak perlu

membeli sepatu baru. Barang-barang yang sudah digunakan

dapat dipergunakan kembali atau menghasilkan sesuatu yang

baru sehingga fungsi barang tersebut menjadi baru.

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan

bekas atau sampah sebagai bahan yang terbuang dari sumber

hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki

nilai ekonomis.49 Dalam hal ini artinya sampah merupakan sisa-

sisa bahan dari pengelola yang tidak diinginkan. Sesuatu

dianggap sampah karena tidak diinginkan oleh pemilikknya dan

kemudian dibuang.

Sampah-sampah yang telah dibuang ini dapat

dikelompokkan berdasarkan sifatnya. Jenis sampah berdasarkan

49 Ririn Migristine, Op.cit, hal. 2

Page 33: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

44

sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sampah organik

(degradable) dan sampah anorganik (undegreadable).50 Sampah

organik merupakan sampah basah yang berhasil dari makhluk

hidup dan dapat diuraikan, contohnya bangkai hewan, buah

busuk, tanaman busuk, dedaunan yang gugur, dan sebagainya.

Sampah anorganik adalah sampah kering yang tidak mudah

busuk dan tidak dapat diuraikan, contohnya seperti plastik,

kertas, kerdus, koran, kaleng dan sebagainya.

Melalui daur ulang maka sampah-sampah yang

digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang tidak terpakai akan

bisa dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu bahan baru yang

berguna dan bermanfaat yang positif. Sebagai contoh membuat

barang kerajinan dan barang-barang kreasi lainnya. Membuat

pesawat-pesawatan dari botol plastik, membuat boneka tangan

dari kaos kaki bekas dan membuat hiasan-hiasan dari sedotan

dan gelas plastik.

Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dikatakan

bahwa media daur ulang adalah segala bentuk perantara yang

digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi ajar guru

pada saat proses pembelajaran dan dibuat dengan

50 Eva Sativa Nilawati, Menyulap Sampah Jadi Kerajinan Cantik, (Jakarta : Nobel Edumedia, 2013) hal. 1

Page 34: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

45

memanfaatkan atau mengolah kembali sampah atau barang

yang sudah tidak terpakai. Sampah yang digunakan untuk

membuat media daur ulang pada penelitian ini adalah sampah

anorganik, yaitu sampah kering yang tidak mudah busuk. Bahan

daur ulang yang mudah didapat dan ramah lingkungan.

Penggunaan media daur ulang ini memiliki beberapa manfaat

seperti menghemat anggaran sekolah, meminimalisir sampah

serta menambah kreativitas guru agar dapat membuat media

sendiri.

b. Jenis-jenis Bahan Media Daur Ulang

Sampah dapat didar ulang atau diolah kembali dan

dijadikan produk baru. Sampah anorganik dapat diadaur ulang

menjadi produk baru yang dapat digunakan kembali. Sampah

anorganik dapat dibuat menjadi media pembelajaran, contohnya

tokoh-tokoh untuk kegiatan mendongen denfan mendau ulang

sampah anorganik. Jenis bahan sampah anorganik yang dapat

didaur ulang yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Plastik

Plastik sebaiknya digunakan semaksimal mungkin

karena tidak dapat diuraikan oleh alam. Sebagaimana

pernyataan Migristine yang mengatakan bahwa plastik

Page 35: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

46

hanya dapat didaur ulang satu kali dan terbuat dari bahan

sintesis.51 Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan

bahwa bahan plastik hanya dapat diproses kembali

sebanyak satu kali, karena plastik tersebut dari bahan

yang mengandung zat kimia.

Defenisi plastik tidak hanya merujuk pada kantung

plastik saja, melainkan semua benda yang berbahan

plastik. Misalnya: botol plastik, tutup botol, gelas air

mineral, botol shampo, dan lain-lain. Semua barang ini

dikenal anak dan mudah ditemukan. Kegiatan daur ulang

plastik tidak melalui proses kimiawi, tetapi dengan cara

merubah bentuk dan fungsinya dengan menggunakan

berbagai alat seperti gunting, lem isolasi, spidol warna.

Sampah plastik dapat didaur ulang menjadi produk

kerajinan baru sebanyak satu kali. Sampah plastic yang

dibuat menjadi media daur ulang tokoh dalam dongeng

adalah botol plastik minuman. Penggunaan botol plastik

dikarenakan bahan ini mudah didapat dan dapat ditempel

sesuai keinginan.

51 Ririn Migristine, Op.cit, hal. 5

Page 36: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

47

2) Kertas

Kertas merupakan barang berupa lembaran yang

dibuat dengan menggunakan tumbuhan atau pohon

sebagai bahan dasarnya dan digunakan untuk menulis

atau mencetak sesuatu. Tumbuhan tersebut dapat berupa

jerami, rumput dan kayu. Kertas-kertas yang dapat diulang

seperti: koran, majalah, kertas-kertas pekerjaan kantor

sekolah, serta brosur iklan.52 Hampir dalam semua

kegiatan kita menggunakan kertas, kertas dapat didaur

ulang kembali untuk menghasilkan barang baru. Dapat

berupa kertas koran, paper bag belanja atau kertas bekas

pekerjaan.

Mendaur ulang kertas dapat mengurangi sampah

dan menyelamatkan hutan dari penggundulan. Karena

bahan baku kertas diambil dari hutan dengan menebang

pohon. Satu ton bubur kertas memerlukan 5 m kubik kayu,

dengan mendaur ulang 24 ribu ton kertas berarti kita telah

menyelamatkan sekitar 17 batang pohon yang

diameternya mencapai satu meter.53 Mengelolah kembali

52 Ibid, hal. 5 53 Pengertian Duar Ulang, http://www.temukanpengertian.com/diakses pada 14 Juli 2017 pukul 20.00 WIB

Page 37: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

48

sampah kertas dapat meminimalisir sampah. Hal

terpenting adalah menjaga kelestarian hutan karena

bahan baku kertas dari pohon-pohon dihutan, dan

menyelamatkan paru-paru dunia.

Kertas yang sudah tidak terpakai dapat dijadikan

media daur ulang. Bekas majalah atau kertas print out

yang sudah tidak terpakai dapat diubah menjadi tokoh

untuk media bercerita. Dapat dimanfaatkan dari potongan-

potongan atau lipatan-lipatan kertas yang sudah dibuat

menjadi tokoh dalam sebuah cerita.

3) Kain

Kain perca adalah jenis kain dari sisa pembuatan

pakain, biasanya berupa potongan-potongan kain-kain

kecil yang dibuang oleh pemiliknya karena dianggap

sebagai sampah.54 Kain perca merupakan kain yang

didapat dari sisa pembuatan pakaian atau garmen dan

biasa ditemukan dalam bentuk potongan-potongan kecil

yang sudah tidak terpakai atau dibuang.

54 Kreasi Kerajinan dari Kain, http://sarungpreneur.com/aneka-kreasi-kerajinan-dari-kain-perca/ diakses pada 12 Juli 2017 pukul 21.00 WIB

Page 38: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

49

Selain itu kain perca dapat dibuat menjadi kerajinan

tangan yang memiliki nilai jual. Maka dari itu karna kain

perca mudah dibentuk dapat dikreasikan menjadi

kerajinan tangan yang bernilai ekonimis. Hasil kreasi dari

kain perca tidak hanya memiliki nilai jual tetapi juga

memiliki keunikan tersendiri dari kerajinan tangan dari

bahan lain.

Kain perca dapat dijadikan pakaian pada media

untuk bercerita. Potongan-potongan kain kecil dengan

warna menarik dapat dibuat menjadi pakain atau tempelan

pada tokoh dalam cerita dongeng. Dengan demikian kain

perca dapat bermanfaat untuk pembuatan media daur

ulang.

c. Keuntungan Penggunaan Media Duar Ulang

Kegiatan penggunaan media dau ulang pada anak usia

dini dapat dijadikan kegiatan pembelajaran. Untuk beberapa

alasan, para pakar mengatakan bahwa daur ulang itu merupakan

keharusan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa alasan pentingnya

melakukan dau ulang yaitu :

(1) keterbatasan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan akhir sampah, (2) pembakaran sampah bukan jalan keluar Karena akan menambah polusi udara,

Page 39: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

50

(3) kalau dijadikan kebiasaan, daur ulang dapat dilakukan dengan cepat, (4) mempunyai nilai ekonimis dengan kreativitas yang tinggi, daur ulang bias menjadi bisnis yang bagus, (5) menghemat sumber daya alam karena sumber daya alam kita terbatas, (6) menghemat energi yang dibutuhkan untuk memproduksi barang baru sama sekali, dan (7) membantu penyelamatan hutan tropis.55

Daur ulang akan menghemat energi dan sumber daya

alam. Ketika kita mendaur ulang energi yang dipakai untuk

mengubah bahan mentah di alam menjadi barang jadi dapat

dihemat untuk masa akan dating. Kegiatan mendaur ulang ini

mampu meningkatkan kemampuan bercerita anak. Karena

medianya juga dapat dibuat bersama-sama dengan anak,

sehingga memungkinkan media daur ulang ini mampu

merangsang dan mengembangkan kemampuan bercerita. Selain

ini jika anak terlibat dalam pembuatan media daur ulang ini, dapat

merangsang keaktifan anak. Sebagaimana dikatan Sadiman

bahwa dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan

bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik.56 Dalam hal ini

media daur ulang berguna menimbulkan dan merangsang

keaktifan dan kreativitas anak, memungkinkan interaksi yang

lebih langsung antar anak dengan lingkungannya menurut

55 Nuning Wirjoatmodjo & Fardah Assegaf, Op.Cit, hal. 42-43 56 Arief Sudiman, dkk. Media Pendidikan Pengetian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003) hal. 16

Page 40: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

51

kemampuan dan minatnya. Begitu pentingnya mendaur ulang

sampah, memperkenalkan kegiatan mendaur ulang perlu

diberikan pada anak sejak dini. Sehingga kelak menciptakan

manusia yang lebih peduli dengan lingkungannya dengan cara

memelihara ciptaan yang ada di alam.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitan yang dianggap relevan oleh penelitian-penelitian yang

berkaitan dengan kegiatan mendongeng dan keterampilan komunikasi.

Penelitian dilakukan oleh Geist Eugene A dan

Aldridge Jerry dalam judul “The Developmental Progression of

Children's Oral Story Inventions” di kota Southeaster, Amerika Serikat.

Subjek penelitian ini adalah siswa di empat kelas di sebuah sekolah

dasar ( TK, Kelas 1,2 dan 3 SD) di daerah sosioekonomi dengan

rentang ras dari sampel adalah 100% Afrikan-Amerikan. Metode

penelitian ini adalah kualitatif.57 Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan perkembangan pemahaman isi

cerita dongeng lisan dari beberapa kelompok usia. Penelitian dilakukan

4 hari dalam seminggu disetiap kelas. Hasil awal dari penelitian ini

57 Geist, Eugene A. & Aldridge, Jerry, The Developmental Progression of Children's Oral Story Inventions, Journal of Instructional Psychology, Vol. 29, No 1, Maret 2002, hal. 33-39

Page 41: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

52

menyatakan bahwa anak TK menceritakan sebagian besar cerita

fantasi, anak kelas satu dan dua menceritakan sebagian besar fiksi

realistis, dan kelas tiga menceritakan sebagian besar narasi pribadi.

Sedangkan hasil akhir dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa

dongeng anak-anak yang diceritakan secara lisan (oral) dapat

meningkatkan perkembangan kognitif, bahasa, menumbuhkan

kreativitas dan imajinasi anak usia 4-8 tahun.

Penelitian relevan selanjutnya tentang bahan daur ulang.

Penelitian ini berjudul “Recycling Solid Waste Materials to Develop

Instructional Resources for Art Education” dilakukan oleh Yeboah,

Asante,dkk di Ghana.58 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat

bahan limbah (kertas, plastik, dan kain) kemudian mengubahnya

menjadi sumber pengajaran yang tepat untuk media pembelajaran seni

di Ghana. Hal ini diperlukan karena guru sekolah dasar di Ghana

kebanyakan mengajarkan pelajaran mereka tanpa menggunakan

sumber pembelajaran karena tidak tersedianya sumber pembelajaran

yang sesuai. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah kertas, kain

dan plastik dapat dengan aman didaur ulang agar bermanfaat dan

sesuai sumber pengajaran untuk pengajaran topik dalam seni kreatif

58 Rita Yeboah, Eric Asante & Nana A, Recycling Solid Waste Materials to Develop Instructional Resources for Art Education, International Journal of Education through Art, Vol. 13, No. 2, Juni 2017, hal. 139

Page 42: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

53

serta pengetahuan umum. Kreatifitas guru meningkat karena mulai

terbiasa membuat media dari bahan daur ulang dan minat belajar anak

juga meningkat karena media yang disediakan sesuai dengan tema

pembelajaran.

Penelitian relevan yang terakhir yaitu tahun 2011 Puspa Ardini

meneliti mengenai pengaruh dongeng dan kemampuan komunikasi

terhadap kemampuan bercerita siswa kelas II SD semester II tahun

ajaran 2010/2011 Bekasi Utara.59 Hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa kemampuan bercerita siswa yang diberikan dongeng fantasi

modern dan memiliki kemampuan komunikasi lebih tinggi sebesar 10,78

dengan simpangan baku 3,80 dibandingkan dengan kemampuan

bercerita siswa yang diberikan dongeng tradisional dan memiliki

kemampuan komunikasi sebesar 5,44 dengan simpangan baku 3,61.

C. Kerangka Berpikir

Sejak lahir setiap manusia sudah disebut sebagai makhluk

sosial. Manusia tidak dapat terlepas dari lingkungan sosialnya yaitu

dengan cara berinteraksi dan berkomunikasi. Salah satu perkembangan

pada manusia agar dapat menjalin hubungan sosial adalah

59 Pupung Puspa A, Pengaruh Dongeng dan Kemampuan Komunikasi terhadap Kemampuan Bercerita Siswa Kelas II SD Bekasi Utara, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 6, No. 1 , April 2012, hal. 84

Page 43: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

54

keterampilan komunikasi. Keterampilan komunikasi dibutuhkan agar

seseorang dapat menjalin hubungan dengan orang-orang ataupun

masyarakat yang ada disekitarnya.

Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain untuk

berinteraksi dan dibutuhkan keterampilan komunikasi. Keterampilan

komunikasi memiliki arti sebuah kemampuan yang kemudian dilatih

menjadi sebuah keterampilan seseorang untuk menyampaikan atau

mengirim pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan.

Melalui keterampilan komunikasi, anak akan belajar banyak mengenai

lingkungan terbarunya. Pada usia 4-5 tahun, seorang anak memiliki

kosa kata yang banyak dan aktif dalam berbicara. Pada usia tersebut

pula anak menyukai kegiatan yang sejenis dengan dirinya.

Agar meningkatnya keterampilan komunikasi yang baik, maka

terdapat suatu cara untuk melatih keterampilan komunikasi anak yaitu

melalui model pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran adalah

sebuah rancangan pembelajaran yang dapat digunakan dalam jangka

waktu yang panjang. Model pembelajaran juga dapat berpengaruh

positif terhadap peserta didik.

Pada model pembelajaran selalu ada metode-metode yang

terdapat didalammnya. Akan tetapi metode pembelajaran yang

diberikan oleh guru banyak yang menggunakan metode yang

konvensional. Metode pembelajaran konvensional dapat diganti dengan

Page 44: BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN …repository.unj.ac.id/1806/7/BAB II.pdf13 Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah

55

metode yang lebih menarik seperti melakukan kegiatan mendongeng

menggunakan media daur ulang. Model pembelajaran ini perlu

dikembangkan karena menciptakan suasana baru dengan kegiatan

mendongeng. Anak juga belajar memanfaatkan media atau barang-

barang yang dapat digunakan disekitarnya.

Berdasarkan uraian diatas mengenai pengaruh kegiatan

mendongeng dengan media daur ulang terhadap keterampilan

komunikasi anak usia 4-5 tahun, jika anak distimulasi menggunakan

kegiatan mendongeng dengan media daur ulang maka akan berdampak

positif terhadap keterampilan komunikasinya. Akan tetapi, jika anak

jarang distimulasi maka akan berdampak negatif terhadap keterampilan

komunikasinya.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, hopotesis penelitian dirumuskan

sebagai berikut: Terdapat pengaruh kegiatan mendongeng dengan

media daur ulang terhadap keterampilan komunikasi anak usia 4-5

tahun di BKB PAUD, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.