21
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik (Al-Bahra Bin Ladjamudin, 2005:39). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perancangan merupakan kata benda yang bermakna proses, cara atau perbuatan merancang. Perancangan dapat diartikan merencanakan segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja. Pengertian perancangan menurut etimologi : 1. Designose Designose, dari bahasa Latin yang artinya memotong dengan gergaji atau tindakan menakik atau memberi tanda yan mempunyai maksud memberi citra terhadap suatu objek. 2. Designare Designare, dari bahasa Perancis yang mempunyai arti menandai, memisahkan, yang memaksudnya menghilangkan kesimpangan. 3. Design Design, dari kata bahasa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian bagian menjadi sesuatu yang baru (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:691). Dari data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perancangan adalah merupakan usaha dalam proses secara sadar dan

BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

9

BAB IIKAJIAN TEORI

A. Perancangan

Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk

mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang

dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik

(Al-Bahra Bin Ladjamudin, 2005:39). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

perancangan merupakan kata benda yang bermakna proses, cara atau perbuatan

merancang. Perancangan dapat diartikan merencanakan segala sesuatu sebagai

bagian dari kerangka kerja. Pengertian perancangan menurut etimologi :

1. Designose

Designose, dari bahasa Latin yang artinya memotong dengan gergaji

atau tindakan menakik atau memberi tanda yan mempunyai maksud memberi

citra terhadap suatu objek.

2. Designare

Designare, dari bahasa Perancis yang mempunyai arti menandai,

memisahkan, yang memaksudnya menghilangkan kesimpangan.

3. Design

Design, dari kata bahasa Inggris yang artinya memikirkan,

menggambar rencana, menyusun bagian – bagian menjadi sesuatu yang baru

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:691).

Dari data-data di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan perancangan adalah merupakan usaha dalam proses secara sadar dan

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

10

sistematik yang meliputi segala aspek benda, manusia, organisasi, waktu dan

lain-lain dalam pengerjaannya untuk mencapai visi atau tujuan.

B. Buku Cerita Bergambar

Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis.

Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. Buku-buku ini memuat

berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari

anak. Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia atau binatang. Di sini

ditampilkan kualitas manusia, karakter, dan kebutuhan, sehingga anak-anak dapat

memahami dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadi. Buku cerita

yang diilustrasikan dan ditulis dengan baik akan memberikan kontribusi pada

perkembangan sastra anak. Buku bergambar yang baik memuat elemen instrinsik

sastra, seperti alur, struktur yang baik, karakter yang baik, perubahan gaya, latar,

dan tema yang menarik. Buku ini dapat menimbulkan imajinasi orisional dan

mempersiapkan stimulus berpikir kreatif. Buku cerita bergambar dapat

memberikan apresiasi bahasa dan mengembangkan komunikasi lisan,

mengembangkan proses berpikir kognitif, ungkapan perasaan, dan meningkatkan

kepekaan seni.

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

11

1. Workflow Perancangan Buku Cerita Bergambar

Gambar 2. Alur Kerja Perancangan Buku Anak-AnakSumber: h t tp : / / id .wi kihow .com/ Menu l i s -Bu ku-Anak-anak

Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan bahwa dalam

melakukan suatu perancangan dibutuhkan 5 tahap untuk sampai pada hasil yang

berupa penerbitan. Dari 5 tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tahap Penelitian

Dalam tahapan ini penulis diharapkan untuk mempunyai referensi

dengan membaca banyak buku cerita anak-anak. Saat ini adalah saat

dimana penulis mulai memikirkan gagasan untuk buku anak-anak yang

akan ditulis, sangatlah membantu dengan membaca pekerjaan orang lain.

Pergi ke perpustakaan atau toko buku anak-anak untuk mencari gagasan.

Pikirkan pula mengenai buku yang paling menarik perhatian.

Selain itu penulis juga diharapkan untuk mempertimbangkan

rentang usia pembaca nantinya. Buku anak-anak mencakup segala hal

mulai dari buku yang hanya memiliki satu kata pada setiap halaman hingga

buku yang ditulis per bab, novel dan buku non-fiksi ditulis untuk anak-anak

sekolah menengah dan remaja. Plot cerita, isi, dan tema dari buku yang

11

1. Workflow Perancangan Buku Cerita Bergambar

Gambar 2. Alur Kerja Perancangan Buku Anak-AnakSumber: h t tp : / / id .wi kihow .com/ Menu l i s -Bu ku-Anak-anak

Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan bahwa dalam

melakukan suatu perancangan dibutuhkan 5 tahap untuk sampai pada hasil yang

berupa penerbitan. Dari 5 tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tahap Penelitian

Dalam tahapan ini penulis diharapkan untuk mempunyai referensi

dengan membaca banyak buku cerita anak-anak. Saat ini adalah saat

dimana penulis mulai memikirkan gagasan untuk buku anak-anak yang

akan ditulis, sangatlah membantu dengan membaca pekerjaan orang lain.

Pergi ke perpustakaan atau toko buku anak-anak untuk mencari gagasan.

Pikirkan pula mengenai buku yang paling menarik perhatian.

Selain itu penulis juga diharapkan untuk mempertimbangkan

rentang usia pembaca nantinya. Buku anak-anak mencakup segala hal

mulai dari buku yang hanya memiliki satu kata pada setiap halaman hingga

buku yang ditulis per bab, novel dan buku non-fiksi ditulis untuk anak-anak

sekolah menengah dan remaja. Plot cerita, isi, dan tema dari buku yang

11

1. Workflow Perancangan Buku Cerita Bergambar

Gambar 2. Alur Kerja Perancangan Buku Anak-AnakSumber: h t tp : / / id .wi kihow .com/ Menu l i s -Bu ku-Anak-anak

Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan bahwa dalam

melakukan suatu perancangan dibutuhkan 5 tahap untuk sampai pada hasil yang

berupa penerbitan. Dari 5 tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tahap Penelitian

Dalam tahapan ini penulis diharapkan untuk mempunyai referensi

dengan membaca banyak buku cerita anak-anak. Saat ini adalah saat

dimana penulis mulai memikirkan gagasan untuk buku anak-anak yang

akan ditulis, sangatlah membantu dengan membaca pekerjaan orang lain.

Pergi ke perpustakaan atau toko buku anak-anak untuk mencari gagasan.

Pikirkan pula mengenai buku yang paling menarik perhatian.

Selain itu penulis juga diharapkan untuk mempertimbangkan

rentang usia pembaca nantinya. Buku anak-anak mencakup segala hal

mulai dari buku yang hanya memiliki satu kata pada setiap halaman hingga

buku yang ditulis per bab, novel dan buku non-fiksi ditulis untuk anak-anak

sekolah menengah dan remaja. Plot cerita, isi, dan tema dari buku yang

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

12

akan diterbitkan harus pantas dibaca untuk usia dari pembaca buku yang

ditulis.

Dalam tahapan ini penulis juga diharapkan untuk menentukan

apakah buku cerita yang dibuat nantinya akan menggunakan banyak tulisan

sedikit gambar, sedikit tulisan banyak gambar, atau seimbang antara

keduanya. Semua hal ini tergantung dari penelitian yang telah dilakukan

tentang rentang usia pembaca buku yang akan diterbitkan.

b. Tahap Isi Buku

Pada tahapan ini penlis diminta untuk memutuskan komponen

utama dalam cerita yang akan dibuat, seperti ide-ide baru seperti apa yang

akan digunakan. Perhatikan pula penghubungan pesan moral yang terdapat

dalam buku. Diharapkan pesan dapat disampaikan dengan baik sehingga

pembaca dapat mengambil kesimpulan dan belajar melalui buku yang dibuat

dengan baik pula. Yang terakhir yang terpenting dalam tahapan ini adalah

usunglah ide-ide kreatif seperti apa yang akan digunakan.

c. Tahap Konsep Cerita

Dalam tahapan ini penulis diminta untuk menuliskan konsep awal

yang akan dibuat. Jangan takut untuk mengasahnya nanti. Kebanyakan buku

gagal untuk terwujud karena perfeksionisme penulisnya, biarkan pena merah

digunakan “setelah” kata-kata telah tertuang di atas kertas.

Perhatikan pulalah lagi dengan baik usia dari pembaca buku yang

akan dibuat. Kosa kata, struktur kalimat, dan panjang kalimat harus

disesuaikan dengan kelompok usia pembaca dari tulisan yang tulis. Jika

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

13

masih tidak yakin, tanyakanlah pada anak-anak dari kelompok usia yang

ditargetkan, dan coba gunakan kata-kata yang akan tulis, untuk mendapat

gambaran kemampuan mereka mengolah kalimat tersebut. Meski bagus

untuk menekan anak-anak untuk belajar, tetaplah ada batasan untuk

menggunakan kata-kata yang sulit dimengerti tanpa menggunakan kamus.

Memberikan resolusi atau hasil yang realistis pada akhir buku cerita

yang dibuat. Akhir harus sangat kuat untuk sisa dari tulisan dan tidak

terkesan tiba-tiba atau terputus-putus. Kadang-kadang hal ini membantu

untuk beristirahat dan lalu kembali ke buku, ketika kesimpulan yang sesuai

akan terbentuk sendirinya dalam alam bawah sadar penulis untuk sementara;

sedangkan bagi orang yang lain, kesimpulan ini akan dikenal lebih baik

dibanding bagian dimana cerita dimulai.

d. Tahap Editor

Dalam tahapan ini penulis diminta untuk memperbaiki naskah yang

telah ada. Langkah ini harus dilakukan berulang-ulang sampai naskah selesai

di-edit. Penulis mungkin menemukan bahwa seluruh bagian dari cerita tidak

bekerja, atau bahwa penulis perlu menambahkan karakter baru. Jika penulis

bekerja dengan seorang ilustrator, penulis akan menemukan bahwa

penambahan karya seni dapat mengubah nada cerita. Lakukan perbaikan

dibeberapa bagian dan beberapa kali hingga naskah siap untuk ditunjukkan

pada orang.

Dalam hal ini tunjukkanlah naskah kepada orang lain. Mulailah

dengan memberikan naskah kepada keluarga dan teman-teman. Hal ini tidak

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

14

selalu mudah ketika mendapatkan reaksi langsung dari orang-orang yang

mungkin ingin menjaga perasaan, jadi pertimbangkan bergabung dengan

lokakarya penulisan atau membentuk kelompok penulis sehingga penulis

akan bisa mendapatkan umpan balik yang jujur pada naskah yang dibuat.

e. Tahap Penerbitkan Buku

Dalam tahapan akhir ini buku sudah layak untuk diterbitkan. Carilah

penerbit yang sesuai dengan karakter atau tujuan dari buku yang ditulis.

Dalam hal publikasi, pilihlah cara publikasi yang baik dan sesuai denga

target dan usia dari pembaca buku yang diincar. Sehingga promosi buku

yang telah diterbitkan dapat berjalan dengan baik.

C. Obesitas

1. Definisi Obesitas

Obesitas merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang

melebihi jumlah kalori yang dilepaskan atau dibakar melalui proses

metabolism di dalam tubuh. Penderita Obesitas adalah seseorang yang

timbunan lemak bawah kulitnya terlalu banyak. Obesitas dari segi kesehatan

merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan

yang jauh melebihi kebutuhanya. Perbandingan normal antara lemak tubuh

dengan berat badan adalah sekitar 12-35% pada wanita dan 18-23% pada pria.

Obesitas merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya penyakit

degeneratif seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, dan hipertensi.

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

15

Obesitas berhubungan dengan pola makan, terutama bila makan makanan yang

mengandung tinggi kalori, tinggi garam, dan rendah serat. Selain itu terdapat

faktor lain yang mempengaruhi seperti faktor demografi, faktor sosiokultur,

faktor biologi dan faktor perilaku. Obesitas juga dapat disebabkan oleh faktor

genetik atau faktor keturunan. Menurut dietz dalam penuntun diet anak (2003),

kemungkinan seorang anak beresiko menderita obesitas sebesar 80% jika

kedua orangtuanya mengalami obesitas. Sedangkan seorang anak akan beresiko

menderita obesitas sebesar 40% jika salah satu orang tuanya mengalami

obesitas. Para ahli menetapkan angka indeks massa tubuh (BMI/Body Mass

Index). BMI untuk mengukur lemak tubuh berdasarkan pembagian berat badan

dalam kg dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/ ).

Para ahli sedang memikirkan klasifikasi BMI tersendiri untuk orang

Asia. Misalnya di Singapura, orang dengan BMI 27-28 mempunyai lemak

tubuh yang sama dengan BMI 30 pada orang kulit putih. Di india, peningkatan

BMI dari 22 menjadi 24, meningkat kejadian diabetes mellitus 2 kali lipat. Dan

bila menjadi 28, kejadian diabetes meningkat 3 kali lipat (Faisal Yatim,2005:7)

Salah satu cara mengetahui obesitas tidaknya seorang anak dapat

dihitung dengan rumus Body Mass Index (BMI) yaitu : BB (kg) ÷ TB (m)2

Hasil penghitungan tersebut kemudian dicocokkan dengan kurva BMI.

Interpretasinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1

Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan BMI Pada Penduduk Asia

(International Obesity Task Force/IOTF,WHO 2000)

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

16

Sumber :Faisal Yatim (2005:7)

2. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Obesitas

Menurut Papalia, Olds, Feldman dan Rice (dalam Galih Tri Utomo 2012)

ada tiga penyebab obesitas, antara lain disebabkan oleh :

a. Faktor -Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis dapat herediter maupun nonherediter.

Variabel yang bersifat herediter (internal faktor) merupakan variabel yang

berasal dari faktor keturunan. Sedangkan faktor yang bersifat nonherediter

(eksternal faktor) merupakan faktor yang berasal dari luar individu, misalnya

jenis makanan yang dikonsumsi dan taraf kegiatan yang dilakukan individu.

b. Faktor Psikologis

Sebab-sebab psikologis terjadinya kegemukan ialah bagaimana

gambaran kondisi emosional yang tidak stabil yang menyebabkan

kecenderungan seorang individu untuk melakukan pelarian diri dengan cara

banyak makan makanan yang mengandung kalori atau kolestrol tinggi.

Kondisi ini biasanya bersifat ekstrim, artinya menimbulkan gejolak

emosional yang sangat dahsyat dan bersifat traumatis.

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

17

c. Faktor Kecelakaan atau Cidera Otak

Salah satu faktor penyebab obesitas adalah kecelakaan yang

menyebabkan cidera otak terutama pada pusat pengaturan rasa lapar.

Kerusakan syaraf otak ini menyebabkan individu tidak pernah merasa

kenyang, walaupun telah makan makanan yang banyak, dan akibatnya badan

individu menjadi gemuk.

D. Obesitas pada Anak

Kegemukan pada anak ditandai dengan nilai BMI di antara persentil ke-85

dan ke-95 pada kurva pertumbuhan, sesuai umur dan jenis kelamin. Sedangkan,

obesitas ditandai dengan nilai BMI di atas persentil ke-95 pada kurva

pertumbuhan, sesuai umur dan jenis kelamin. Pengukuran BMI pada anak dapat

dilakukan pada rentang usia 2-20 tahun.

Di Indonesia, untuk anak hingga usia 5 tahun, pemantauan berat badan

dapat dilakukan melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). KMS merupakan alat bantu

pemantauan perkembangan kesehatan anak secara umum.

Seelain kedua metode tersebut, kegemukan dan obesitas pada anak dapat

dinilai dengan beberapa metode lain, antara lain, pengukuran lingkar pinggul dan

ketebalan lemak kulit. Pemeriksaan ini tergolong sederhana dan mudah dilakukan.

Hasil pengukuran lingkar pinggul dan ketebalan lemak kulit kemudian

dibandingkan dengan nilai standar pada table sesuai dengan umur dan jenis

kelaminnya.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

18

Grafik BMI Anak Putra

Sumber : Obesitas Pada Anak karya dr. Genis Ginanjar Wahyu

18

Grafik BMI Anak Putra

Sumber : Obesitas Pada Anak karya dr. Genis Ginanjar Wahyu

18

Grafik BMI Anak Putra

Sumber : Obesitas Pada Anak karya dr. Genis Ginanjar Wahyu

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

19

Grafik BMI Anak Putri

Sumber : Obesitas Pada Anak karya dr. Genis Ginanjar Wahyu

Kegemukan dan obesitas dapat pula dinilai dengan teknik desitometri,

Analisis Impedansi Multifrekuensi (BIA) serta teknik pencitraan melalui Magnetic

Resonance Imaging (MRI). Namun, teknik pemeriksaan ini relatif rumit dan tidak

mudah diterapkan dalam praktik dokter sehari-hari, mengingat biaya pemeriksaan

yang mahal dan ketersediaan alat pemeriksaan yang terbatas.

19

Grafik BMI Anak Putri

Sumber : Obesitas Pada Anak karya dr. Genis Ginanjar Wahyu

Kegemukan dan obesitas dapat pula dinilai dengan teknik desitometri,

Analisis Impedansi Multifrekuensi (BIA) serta teknik pencitraan melalui Magnetic

Resonance Imaging (MRI). Namun, teknik pemeriksaan ini relatif rumit dan tidak

mudah diterapkan dalam praktik dokter sehari-hari, mengingat biaya pemeriksaan

yang mahal dan ketersediaan alat pemeriksaan yang terbatas.

19

Grafik BMI Anak Putri

Sumber : Obesitas Pada Anak karya dr. Genis Ginanjar Wahyu

Kegemukan dan obesitas dapat pula dinilai dengan teknik desitometri,

Analisis Impedansi Multifrekuensi (BIA) serta teknik pencitraan melalui Magnetic

Resonance Imaging (MRI). Namun, teknik pemeriksaan ini relatif rumit dan tidak

mudah diterapkan dalam praktik dokter sehari-hari, mengingat biaya pemeriksaan

yang mahal dan ketersediaan alat pemeriksaan yang terbatas.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

20

Secara umum, penyebab kegemukan dan obesitas pada anak belum

diketahui secara pasti sehingga saat ini. Namun berbagai penelitian ilmiah

menunjukkan bahwa penyebab kegemukan dan obesitas pada anak bersifat

multifaktor.

Ada tiga faktor yang diketahui berperan besar meningkatkan resiko

terjadinya kegemukan dan obesitas pada anak, yakni :

a. Faktor Genetik (Keturunan)

Keterlibatan faktor genetik dalam meningkatkan faktor risiko

kegemukan dan obesitas diketahui berdasarkan fakta adanya perbedaan

kecepatan metabolism tubuh antara satu individu dan individu lainnya.

Individu yang memiliki kecepatan metabolism lebih lambat memiliki risiko

lebih besar menderita kegemukan dan obesitas. Berbagai penelitian

mengungkapkan fakta bahwa beberapa gen terlibat dalam hal ini. Selain itu,

latar belakang ras juga berkaitan dengan perbedaan kecepatan metabolisme

tubuh. Namun, tidak sedikit ahli kesehatan yang menilai bahwa faktor

genetik bukanlah hal utama dalam peningkatan risiko kegemukan dan

obesitas pada anak.

b. Faktor Pola Aktivitas

Pola aktivitas yang minim berperan besar dalam peningkatan risiko

kegemukan dan obesitas pada anak. Kegemukan dan obesitas lebih mudah

diderita oleh anak yang kurang beraktivitas fisik maupun olahraga. Hal ini

disebabkan karena jumlah kalori yang dibakar lebih sedikit dibandingkan

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

21

kalori yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehingga berpotensi

menimbulkan penimbunan lemak berlebih di dalam tubuh.

c. Pola Makan

Pola makan juga berperan besar dalampeningkatan risiko terjadinya

kegemukan dan obesitas pada anak. Makanan yang mesti dihindari untuk

mencegah kegemukandan obesitas pada anak adalah yang tinggi kadar

kalorinya, rendah serat, dan minim kandungan gizinya.

Kegemukan dan obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko timbulnya

berbagai keluhan dan penyakit pada anak sama halnya dengan yang dialami oleh

orang dewasa. Secara sederhana, gangguan kesehatan yang terjadi pada anak

penderita kegemukan dan obesitas terbagi tiga yakni gangguan klinis, mental, dan

sosial.

a. Gangguan klinis pada anak penderita kegemukan dan obesitas

1) Kegemukan dan obesitas pada anak dan kencing manis (DM tipe 2)

Kencing manis atau disebut juga Diabetes Militus tipe 2 (DM

tipe 2) merupakan penyakit yang ditandai dengan ketidak mampuan

hrmon insulin mengontro kadar gula darah dalam batas normal. DM

tipe 2 dulu merupakan penyakit yang banyak dijumpai pada kelompok

usia dewasa dan manula. Namun, kini DM tipe 2 mulai banyak diderita

kelompok usia dewasa muda, remaja, bahkan anak-anak. Kondisi ini

akibat perubahan pola makan kearah yang tidak sehat dan minimnya

aktivitas fisik, serta kian malasnya masyarakat berolah raga.

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

22

Jumlah kasus baru dan kasus lama DM tipe 2 pada anak di

seluruh dunia mencapai 17 per 100.000 anak per tahun. Di Indonesia

kasus DM tipe 2 pada anak diperkirakan sebesar 0,3 per 100.000 anak

per tahun, atau terdapat 240 kasus baru DM tipe 2 anak setiap tahun.

Anak-anak penderita DM tipe 2 berpeluang mengalami berbagai

komplikasi penyakit berat, seperti gagal ginjal kronis, penyakit

jantung, stroke, kebutaan dan sebagainya di kemudian hari.

2) Kegemukan dan obesitas pada anak dan asma bronkhiale

Asma bronkhiale atau lebih dikenal dengan asma atau mengi

merupakan kelainan system pernafasan yang ditandai dengan

penyempitan pada saluran nafas (bronchus) yang bersifat sementara

dan dapat sembuh secara spontan tanpa pengobatan. Penyakit asma

diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita asma.

Kegemukan dan obesitas pada anak meningkatkan risiko

timbulnya asma bronkhiale, terutama setelah beraktivitas fisik maupun

berolahraga yang melelahkan. Hal ini terungkap dari hasil penelitian

Sara Rosenkranz, mahasiswi program doctoral ilmu gizi anak yang

dipublikasikan Kansas State University pada 12 Dsember 2008 lalu.

Penelitian Sara menunjukkan bahwa anak penderita kegemukan dan

obesitas yang kurang beraktivitas fisik maupun olahraga, cenderung

mengalami serangan mirip asma bronkhiale pasca berolahraga dan

beraktivitas. Penelitian ini melibatkan 40 siswa sekolah dasar dengan

rentang usia 8-10 tahun.

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

23

3) Kegemukan dan obesitas pada anak dan hipertensi

Hipertensi pada anak ditandai dengan nilai tekanan darah yang

lebih persentil ke-95 pada table tekanan darah, sesuai usia dan jenis

kelamin. Hipertensi yang diderita sejak usia anak-anak cenderung

berlanjut hingga dewasa. Hipertensi yang diderita anak dapat berupa

hipertensi primer maupun sekunder. Hipertensi primer atau yang sering

disebuthipertensi esensial, lebih banyak ditemukan pada anak yang

beranjak remaja. Faktor terjadinya hipertensi primer adalah obesitas

dan faktor keturunan. Sementara itu, hipertensi sekunder merupakan

hipertensi yang disebabkan oleh kerusakan fungsi organ tubuh.

Obesitas diketahui merupakan salah satu faktor yang

meningkatkan risiko hipertensi primer pada anak. Hipertensi pada anak

merupakan fenomena yang mencemaskan karena dapat menimbulkan

kerusakan pada berbagai organ tubuh seperti ginjal, jantung, saraf mata

serta kelainan fungsi otak.

4) Kegemukan dan obesitas pada anak dan sleep apnea

Sleep apnea ditandai dengan terhentinya nafas sekitar 10 detik

atau lebih ketika anak tidur. Sleep apnea biasanya didahului suara

nafas mendengkur yang keras. Sleep apnea menyebabkan penurunan

kadar oksigen dalam darah secara drastis. Serangan atau episode sleep

apnea dapat terjadi sekali ataupun beberapa kali ketika tidur, yang

disebut sebagai sindroma sleep apnea. Sindroma sleep apnea dapat

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

24

menimbulkan berbagai gangguan kesehatan antara lain, gangguan

irama jantung maupun gangguan tidur.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa kelainan sleep apnea

dijumpai pada sekitar 7% anak penderita obesitas. Selain itu penelitian

juga menunjukkan bahwa penurunan berat badan sekitar 10% pada

anak penderita obesitas mampu menurunkan kejadian sleep apnea

sebesar 50%.

5) Kegemukan dan obesitas pada anak dan gangguan tulang serta sendi

Kegemukan dan obesitas pada anak berpotensi menimbulkan

kalainan bentuk dan ukuran tulang, ketidakseimbangan, maupun rasa

nyeri yang sangat kuat baik ketika anak berdiri, beralan, maupun

berlari. Diduga hal ini disebabkan karena tulang kaki mengalami

tekanan yang cukup kuat. Anak penderita obesitas cenderung tidak

seimbang dan tidak dapat berjalan maupun berlari secara efisien.

Selain itu juga anak dengan obesitas diketahui cenderung mengalami

gangguan pada tulang dan sendi, seperti kerusakan pada lempeng

pertumbuhan tulang kaki, penyempitan sudut sendi, serta rasa nyeri di

daerah lutut dan pinggang.

b. Gangguan kesehatan mental pada anak penderita kegemukan dan obesitas

Anak penderita kegemukan dan obesitas juga rentan mengalami

gangguan kejiwaan seperti depresi. Hal ini antara lain disebabkan oleh

ejekan atau cemooh dari teman sebayanya, terutama ketika mulai

memasuki usia sekolah.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

25

Gejala depresi ringan dapat diamati dalam bentuk perubahan

perilaku dan emosi anak dalam kehidupan sehari-hari, antara lain

1) Anak merasa kehilangan minat terhadap hobi atau aktivitas yang

digemari

2) Anak mudah marah atau cenderung menjadi lebih pemurung

3) Anak menarik diri dari lingkungan atau teman sebayanya

4) Anak merasa dirinya tidak berguna

5) Anak mudah mengantuk atau malah sulit tidur

6) Perasaan mudah lelah atau sering mengeluh pegal-pegal pada daerah

punggung

Gejala depresi berat biasanya ditandai dengan adanya keinginan untuk

bunuh diri.

c. Gangguan sosial pada anak penderita kegemukan dan obesitas

Anak penderita kegemukan dan obesitas sering menghadapi

kendala dalam berhubungan sosial maupun bermain dengan teman sebaya

mereka. Pada saat bermain anak penderita kegemukan dan obesitas

cenderung menghindar karena gerakan yang tidak lincah. Selain itu anak

penderita kegemukan dan obesitas juga sering menerima ejekan dan

cemooh sehingga membuat mereka malu, minder dan cenderung menarik

diri dari lingkungan dan teman-teman sebaya.

Karena hal inilah maka anak penderita kegemukan dan obesitas

menganggap bahwa lingkungan sosialnya tidak menginginkan kehadiran

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

26

mereka atau menolak mereka. Sikap semacam ini membentuk konsep diri

yang buruk.

3. Obesitas Pada Anak di Indonesia

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Damayanti bersama koleganya

yang tergabung dalam Masyarakat Pediatri Indonesia dapat menjadi gambaran

mengenai fenomena ini.

Penelitian dilakukan terhadap anak-anak sekolah dasar di sepuluh kota

besar Indonesia periode 2002-2005 dengan metode acak. Hasilnya, prevalensi

kegemukan pada anak-anak usia sekolah dasar secara berurutan dari yang

tertinggi ialah Jakarta (25%), Semarang (24,3%), Medan (17,75%), Denpasar

(11,7%), Surabaya (11,4%), Padang (7,1%), Manado (5,3%), Yogyakarta (4%),

dan Solo (2,1%). Rata-rata prevalensi kegemukan di sepuluh kota besar tersebut

mencapai 12,2%. Kegemukan dan obesitas pada anak merupakan bom waktu yang

siap meledakkan sejumlah persoalan kesehatan di kemudian hari.

E. Tinjauan Tentang Psikologi Anak yang Mengalami Obesitas

Anak penderita kegemukan dan obesitas rentan mengalami gangguan

kejiwaan seperti depresi. Hal ini antara lain disebabkan oleh ejekan atau cemooh

dari teman sebayanya, terutama ketika mereka mulai memasuki usia sekolah.

Anak penderita kegemukan dan obesitas umumnya lebih lamban dan malas

bergerak. Kondisi ini membuat aktivitas fisik mereka di sekolah terhambat.

Kelambanan gerak tubuh penderita kegemukan dan obesitas sering kali

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

27

mengundang cemooh atau ejekan dari teman-temannya. Ejekaan yang diterima

secara terus menerus dapat membuat mereka kehilangan rasa percaya diri dan

tertekan. Jika hal ini tidak diatasi dengan tepat dan segera, dapat menyebabkan

anak menjadi depresi.

Depresi yang terjadi pada anak penderita kegemukan dan obesitas bisa

ringan atau berat. Gejala depresi ringan dapat diamati dengan bentuk perubahan

perilaku dan emosi anak dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain :

1. Anak merasa kehilangan minat terhadap hobi atau aktivitas yang

digemari

2. Anak mudah marah atau cenderung menjadi lebih pemurung

3. Anak menarik diri dari lingkungan atau teman sebayanya

4. Anak merasa dirinya tidak berguna

5. Anak mudah mengantuk atau malah sulit tidur

6. Perasaan mudah lelah atau sering mengeluh pegal-pegal pada daerah

punggung

Sedangkan gejala depresi berat biasanya ditandai dengan adanya keinginan untuk

bunuh diri. Keinginan bunuh diri dapat diketahui dari catatan harian, curahan hati

anak kepada teman sebayanya, dan sebagainya. Hal ini jelas tidak biasa dianggap

remeh.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

28

F. Tinjauan Tentang Anak Usia 8-10 Tahun

1. Ciri khas secara fisik/jasmani

Pada usia ini ciri khas fisik/jasmani yang terlihat nampak adalah anak

menjadi mulai aktif untuk mengembangkan koordinasi otot besar dan kecil.

Karena hal tersebut maka kekuatannya menjadi bertambah. Selain itu pada

usia ini juga masa dimana anak memiliki keinginan untuk menguasai

keterampilan dasar. Selain itu anak juga menjadi lebih senang olahraga dalam

tim dan kegiatan-kegiatan atletik lainnya. Pada usia ini juga anak mulai

mengikuti kata hatinya.

2. Ciri khas secara mental/kognitif

Ciri khas dalam segi mental/kognitif pada anak dalam lingkup usia ini

adalah selalu ingin belajar hal-hal baru. Selain itu juga mulai muncul

kemampuan untuk memahami pandangan orang lain yang mulai berkembang.

Pada usia ini juga anak mulai mengenal perasaan ‘malu’ dalam situasi-situasi

tertentu. Pemahamannya akan konsep juga berkembang dengan baik

berdasarkan lingkungan sekitarnya. Dalam usia ini juga keterampilan menulis

dan berbahasa terus berkembang dengan baik. Anak juga menjadi dapat

memahami lebih dari ‘seluruh’ gambar yang ada yang diberikan padanya.

Kreatifitasnya berkembang dengan sangat baik menjadi sangat kreatif dan

senang melakukan hal-hal baru. Pada usia ini pun anak memiliki rasa sangat

ingin tahu sangat tinggi. Karena proses pembelajarannya juga di usia ini anak

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712032_bab2.pdf · perkembangan sastra anak. ... Berdasarkan alur kerja di atas maka dapat dijelaskan

29

memiliki masa emas karena dimasa ini dia menjadi mudah untuk megingat

dan mulai mengetahui tentang konsep yang benar dan salah.

3. Ciri khas secara sosial/emosional

Chiri khas lain yang ditunjukkan secara sosial/emosional yaitu anak

menjadi lebih mengutamakan teman-teman sebaya dalam kelompoknya.

Karena hal inilah maka pengaruh dari kelompoknya sangat kuat. Pada usia ini

anak menjadi lebih peka dalam memilih teman. Pada umumnya mudah

bergaul dan percaya diri. Perilaku bersaingnya pun mulai berkembang. Karena

hal ini lah anak juga mulai untuk peka dan bermain jujur.

Pada masa ini orang tua sudah harus mulai waspada karena anak dalam

usia ini sering memperhatikan perbuatan dan perilaku orang dewasa. Selain itu

kesadaran untuk berperilaku seperti orang yang berjenis kelamin sama mulai

berkembang. Anak mulai memisahkan diri dari keluarga sehingga anak dapat

berpartisipasi dalam kegiatan yang terpisah dari keluarga. Selera humornya

pun juga berkembang. Pada usia ini juga mulai mengalami rangkaian emosi

seperti : takut, merasa bersalah, marah, dan sebagainya. Anak juga menjadi

tahu peristiwa yang terjadi disekitarnya, meskipun secara emosional belum

cukup dewasa untuk mengatasi akibat-akibatnya. (Anthony, 1988, p.141-146)