69
8 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Reward a. Definisi Reward Reward berasal dari bahasa inggris yang artinya hadiah, ganjaran, penghargaan atau imbalan. Reward sebagai alat pendidikan diberikan ketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam 2008:182), reward (hadiah) adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan (cendramata). Hadiah yang diberikan kepada orang lain berupa apa saja, tergantung dari keinginan pemberi. Bentuk reward yang lain juga bisa disesuaikan dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang. Semua orang berhak menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif tertentu. Menurut Seri Ayahbunda (dalam Gayatri, 2015:6), reward atau hadiah adalah berbagai bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap suatu prestasi. Hadiah diberikan setelah anak mencapai prestasi tertentu, bukan sebelumnya seperti yang kita kenal dengan istilah “sogok” atau hadiah yang diberikan agar anak mau melakukan sesuatu. Masih banyak orangtua dan guru yang menganggap hadiah tidak penting, karena sudah seharusnya anak bertingkah laku baik dan dapat diterima oleh kelompoknya tanpa harus mendapat “bayaran”. Sementara yang lain menganggap hadiah hanya akan melakukan EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

  • Upload
    lemien

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembahasan Teori

1. Reward

a. Definisi Reward

Reward berasal dari bahasa inggris yang artinya hadiah, ganjaran,

penghargaan atau imbalan. Reward sebagai alat pendidikan diberikan

ketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam

2008:182), reward (hadiah) adalah memberikan sesuatu kepada orang

lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan (cendramata). Hadiah

yang diberikan kepada orang lain berupa apa saja, tergantung dari

keinginan pemberi. Bentuk reward yang lain juga bisa disesuaikan

dengan prestasi yang dicapai oleh seseorang. Semua orang berhak

menerima hadiah dari seseorang dengan motif-motif tertentu.

Menurut Seri Ayahbunda (dalam Gayatri, 2015:6), reward atau

hadiah adalah berbagai bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap

suatu prestasi. Hadiah diberikan setelah anak mencapai prestasi

tertentu, bukan sebelumnya seperti yang kita kenal dengan istilah

“sogok” atau hadiah yang diberikan agar anak mau melakukan sesuatu.

Masih banyak orangtua dan guru yang menganggap hadiah tidak

penting, karena sudah seharusnya anak bertingkah laku baik dan dapat

diterima oleh kelompoknya tanpa harus mendapat “bayaran”.

Sementara yang lain menganggap hadiah hanya akan melakukan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

9

sesuatu yang seharusnya memang mereka lakukan. akibatnya, banyak

orang tua dan orang dewasa yang sedikit sekali memberi ganjaran

ketimbang hukuman. Padahal seperti halnya hukuman, hadiah berperan

penting dalam pembentukan tingkah laku anak.

Menurut Rusdinal dkk (2005:164) Hadiah atau ganjaran adalah

berbagai bentuk apresiasi atau penghargaan terhadap suatu prestasi.

Sedangkan menurut Purwanto (2011:182) reward adalah alat untuk

mendidik anak-anak supaya anak merasa senang karena perbuatan atau

pekerjaannya mendapat penghargaan.

Berdasarkan beberapa pandapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

reward adalah segala sesuatu yang berupa penghargaan yang

menyenangkan perasaan yang diberikan kepada siswa baik dalam

bentuk yang berwujud atau kata-kata yang dapat membuat anak untuk

termotivasi lagi dalam sesuatu hal yang telah anak kerjakan atau

lakukan atas hasil diri dari peran anak dalam berperilaku baik. Maupun

sikap anak dalam mendapat hasil atau telah berhasil melaksanakan

tugas yang diberikan guru dengan baik sehingga siswa dapat

termotivasi untuk melakukan perbuatan baiknya kembali. Diharapkan

dari pemberian reward tersebut dapat meningkatkan rasa kepercayaan

diri yang tinggi pada anak. Sehingga berkeinginan lebih giat lagi untuk

termotivasi dalam bersemangat belajar.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

10

b. Fungsi Reward

Menurut Seri Ayahbunda (dalam Gayatri 2015:8) ada tiga fungsi

penting dari reward atau hadiah, yaitu:

1) Memiliki nilai pendidikan

Hadiah adalah salah satu bentuk pengetahuan yang membuat

anak segera tahu bahwa tingkah lakunya itu baik. Sama halnya

dengan hukuman yang menyadarkan anak bahwa tingkah lakunya

tidak dapat diterima lingkungan.

2) Memotivasi anak untuk mengulangi tingkah laku yang dapat

diterima.

Anak-anak umumnya akan bereaksi positif terhadap

penerimaan lingkungan yang diekspresikan lewat hadiah. Hal ini

mendorong mereka selanjutnya bertingkah laku baik agar mendapat

hadiah lebih banyak.

3) Memperkuat tingkahlaku yang dapat diterima lingkungan.

Apabila anak mendapat penghargaan atas tingkah lakunya,

maka ia mendapatkan pemahaman bahwa apa yang dilakukannya itu

berarti. Ini yang membuat anak termotivasi untuk terus mengulangi.

Hadiah dan hukuman adalah dua elemen penting untuk belajar

bertingkah laku yang dapat diterima lingkungan. Yang satu tidak

bisa menggantikan yang lain, mereka berfungsi saling melengkapi.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

11

Menurut Rusdinal dkk (2005:165) ada tiga fungsi penting dari

hadiah yaitu:

1) Memiliki nilai pendidikan.

Hadiah adalah salah satu bentuk pengetahuan yang membuat

anak segera tahu bahwa tingkah lakunya itu baik. Sama halnya

dengan hukuman yang menyadarkan anak bahwa tingkah lakunya

tidak dapat diterima lingkungannya.

2) Memotivasi anak untuk mengulangi tingkah laku yang diterima.

Anak umumnya akan bereaksi positif terhadap penerimaan

lingkungan yang diekspresikan lewat hadiah. Hal ini mendorong

mereka bertingkah laku baik agar mendapat hadiah lebih banyak.

3) Memperkuat tingkah laku yang dapat diterima lingkungan.

Apabila anak mendapat penghargaan atas tingkah lakunya

maka ia mendapatkan pemahaman bahwa apa yang dilakukannya itu

berarti. Ini yang membuat anak termotivasi untuk terus mengulangi.

Sementara anak yang kurang mampu hadiah tidak tahu persis apakah

yang dilakukan itu berarti atau tidak. Akibatnya perilaku yang

sebenarnya baik tidak diulanginya lagi.

Menurut Maria J. Wantah (dalam Ikranagara, 2014:31)

reward/penghargaan memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Penghargaan mempunyai nilai mendidik. Penghargaan yang

diberikan kepada anak menunjukkan bahwa perilaku yang dilakukan

oleh anak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Apabila

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

12

anak mendapatkan suatu penghargaan, maka anak akan memperoleh

kepuasan dan kepuasan itu akan mempertahankan, memperkuat dan

mengembangkan tingkah laku yang baik.

2) Penghargaan berfungsi sebagai motivasi pada anak untuk

mengulangi atau mempertahankan perilaku yang disetujui secara

sosial. Pengalaman anak mendapatkan penghargaan.

c. Bentuk-bentuk hadiah

Sependapat dengan buku ayah bunda berkaitan dengan fungsi

Reward. Rusdinal dkk (dalam 2005:166) mengemukakan bahwa ada 4

bentuk hadiah berupa:

1) Komunikasi non verbal

Bagi anak yang belum bisa memahami pembicaraan, hargai

prestasinya dengan senyuman, pelukan atau bentuk komunikasi non

verbal lainnya. Sebaliknya bentuk non verbal tidak terlalu efektif

untuk anak-anak yang lebih besar. Anak-anak ini butuh pernyataan

pujian secara ferbal.

2) Bentuk pengakuan

Anak membutuhkan pengakuan apakah perilakunya dapat

diterima atau tidak. Misalnya “pekerjaanmu bersih dan rapih sekali”.

Pujian seperti ini efektif untuk memperkuat tingkah laku anak

sekaligus memberikan kepuasan kepada anak. agar pengakuan ini

dirasakan manfaatnya oleh anak, pengakuan harus diberikan segera

setelah anak menunjukkan perilaku yang memerlukan penguatan itu

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

13

dan seyogianya diberikan dalam segala suasana, bukan ditentukan

oleh suasana hati pemberi hadiah, tetapi akan lebih banyak

ditentukan oleh tampilan perilaku anak.

3) Benda nyata atau kado.

Hadiah berupa benda kadang-kadang juga dapat diberikan

sebagai penghargaan terhadap tingkah laku yang dapat diberikan

sebagai penghargaan terhadap tingkah laku yang dapat diterima.

Benda-benda seperti stiker, kartu bisbol, gambar bintang, poin, kado

secara teknis dapat disebut sebagai benda pendorong bagi anak untuk

bertingkah laku yang diharapkan. Bingkisan atau kado juga

sebenarnya merupakan bentuk lain dari kasih sayang yang

mencerminkan penghargaan terhadap prestasi dan kemampuan anak.

4) Perilaku istimewa

Hadiah dalam bentuk perlakuan istimewa dapat berbentuk

kegiatan-kegiatan yang menyenangkan bagi anak. kegiatan itu akan

lebih bermakna kalau berhubungan dengan perilaku anak yang

positif.

Menurut Amir Daien Indrakusuma (dalam Ikranagara, 2014:32)

menjelaskan ada beberapa bentuk penghargaan antara lain:

1) Pujian.

Pujian adalah salah satu bentuk penghargaan yang paling

mudah dilaksanakan. Pujian dapat berupa kata-kata seperti: baik,

bagus, bagus sekali dan sebagainya. Disamping berupa kata-kata.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

14

Pujian dapat pula berupa isyarat-isyarat atau pertanda-pertanda.

Misalnya dengan menunjukkan ibu jari (jempol) dengan menepuk

bahu anak, dengan tepuk tangan dan sebagainya.

2) Penghormatan.

Penghargaan yang berbentuk penghormatan ada dua macam.

Pertama, berbentuk penobatan yaitu anak mendapat penghormatan di

hadapan teman-temannya. Seperti di hadapan teman-teman sekelas,

teman-teman sekolah atau juga di hadapan teman dan orang tua.

Misalnya pada acara pembagaian rapot diumumkan dan ditampilkan

siswa yang meraih ranking tinggi. Kedua, penghormatan yang

berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya,

siswa yang berhasil menyelesaikan suatu soal yang sulit, disuruh

mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman-temannya.

3) Hadiah.

Hadiah yang dimaksud adalah penghargaan yang berbentuk

barang. Penghargaan yang berbentuk barang ini disebut penghargaan

material. Hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari keperluan

sekolah, seperti pensil, penggaris, buku pelajaran dan sebagainya.

Selain itu juga dapat berupa barang lain seperti kaos, permainan dan

juga bisa berupa uang.

4) Tanda penghargaan.

Jika hadiah berupa penghargaan yang berupa barang. Tanda

penghargaan tidak dinilai dari segi harga dan kegunaan barang-

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

15

barang tersebut. Tanda penghargaan dinilai dari segi kesan dan nilai

kenangannya. Penghargaan ini disebut juga penghargaan simbolis.

Penghargaaaan simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda

penghargaan, surat-surat tanda jasa, sertifikat, piala dan sebagainya.

Menurut Usman (dalam Mufidah, 2013:13) menyebutkan bahwa

keterampilan dasar penerapan reward terdiri atas beberapa bentuk,

diantaranya:

1) Reward verbal (pujian).

a) Kata-kata bagus, ya benar, tepat, bagus sekali dan lain

sebagainya.

b) Kalimat pekerjaan seperti, anda baik sekali, saya gembira dengan

hasil pekerjaan anda.

2) Reward Non Verbal.

a) Reward berupa gerakan mimik dan badan antara lain: senyuman,

acungan jari, tepuk tangan dan lain-lain.

b) Reward dengan cara mendekati, guru mendekati siswa untuk

menunjukkan perhatian, hal ini dapat dilaksanakan dengan cara

guru berdiri disamping siswa, berjalan menuju kearah siswa,

duduk dekat seorang siswa atau kelompok siswa, berjalan disisi

siswa. Guru dapat mengira-ngira berapa lama ia berada didekat

seorang atau kelompok siswa, sebab bila terlalu lama akan

menimbulkan suasana yang tidak baik di kelas.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

16

c) Reward dengan cara sentuhan, guru dapat menyatakan

persetujuan dan penghargaan terhadap siswa dengan cara

menepuk pundak atau menjabat tangan.

d) Reward berupa symbol atau benda, reward simbol ini dapat

berupa surat-surat tanda jasa atau sertifikat-sertifikat. Sedangkan

yang berupa benda dapat berupa kartu bergambar, peralatan

sekolah, pin, dan lain sebagainya.

e) Kegiatan yang menyenangkan.

Guru dapat menggunakan kegiatan atau tugas yang

disenangi oleh siswa. Misalnya, seorang siswa yang

memperlihatkan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk untuk

menjadi pemimpin paduan suara sekolah atau diperbolehkan

menggunakan alat-alat musik pada jam bebas.

f) Reward dengan memberikan penghormatan. Reward yang berupa

penghormatan tersebut juga dibagi lagi menjadi dua macam.

Pertama, berbentuk semacam penobatan yaitu anak yang

mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan

teman sekelasnya, teman-teman sekolah atau mungkin juga

dihadapan para orang tua murid. Kedua penghormatan yang

berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu.

g) Reward dengan memberikan perhatian tak penuh. Diberikan

kepada siswa yang memberikan jawaban kurang sempurna.

Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

17

sebagian sebaiknya guru menyatakan, “Ya, jawabanmu sudah

baik, tetapi masih perlu disempurnakan”, dengan begitu siswa

tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah,

dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.

d. Tujuan Reward

Menurut Djamarah (dalam Gayatri, 2015:9) tujuan yang harus

dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih meningkatkan

motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam artian

siswa harus melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari

kesadaran siswa itu sendiri. Reward merupakan alat pendidikan represif

yang menyenangkan, selain itu reward juga dapat menjadi pendorong

atau motivasi bagi siswa agar dapat belajar lebih baik lagi.

Menurut Umri Mufidah (dalam 2013:16) Tujuan yang harus

dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih mengembangkan

motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ekstrinsik, dalam artian

siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari

kesadaran siswa itu sendiri. dan dengan adanya reward diharapkan

dapat membangun suatu hubungan yang positif antar siswa, karena

reward itu adalah bagian dari pada rasa cinta kasih sayang seorang guru

kepada siswa.

Sedangkan menurut Purwanto (dalam skripsi Ikranagara,

2014:32) menjelaskan tujuan penghargaan diberikan agar anak menjadi

lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

18

kedisiplinannya. Anak akan menjadi lebih keras kemauannya untuk

berbuat yang lebih baik lagi. Dengan demikian anak akan mematuhi

norma dan aturan yang berlaku.

2. Motivasi Belajar

a. Definisi Motivasi Belajar

Menurut B.Uno (dalam 2011:23) Motivasi belajar dapat timbul

karena faktor intrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan

dorongan kebutuhan belajar harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor

ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan belajar yang

kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua

faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang

berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan

semangat.

Menurut Majid abdul (dalam 2013:308) Motivasi merupakan

suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau

mencapai sesuatu tujuan. Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana

atau keinginan untuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan

hidup. Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk

tercapainya suatu tujuan.

Menurut Suyadi (dalam 2010:203) secara harifiah kata motivasi

berasal dari kata motif yang artinya sesuatu yang ada dalam diri

seseorang yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak

guna mencapai tujuan tertentu. Motif dapat berupa kebutuhan dan cita-

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

19

cita dengan demikian motif juga bisa dipahami sebagai tahap awal dari

proses motivasi sehingga motif baru merupakan suatu kondisi intern

atau disposisi saja. Dengan kata lain motif merupakan bagian keadaan

dari individu yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna

mencapai tujuan yang ditentukannya sendiri.

Menurut Sutikno Sobry (dalam 2013:69) motivasi dapat diartikan

sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan

serta motivasi juga dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin

kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar.

Dari beberapa pendapat diatas dapat dirumuskan bahwa Motivasi

Belajar yaitu suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk

melakukan atau mencapai sesuatu tujuan. Diharapkan tujuan dapat

tercapai karena motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar

sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak

akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

b. Fungsi Motivasi Belajar

Guru bertanggung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar

berhasil dengan baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru

membangkitkan motivasi belajar siswanya.

Secara garis besar Hamalik Oemar (dalam Sobry, 2013:71)

menjelaskan ada tiga fungsi motivasi yaitu:

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

20

1) Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi ini sebagai penggerak

atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini

merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan

dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang

harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut. Nampak jelas di sini bahwa motivasi berfungsi sebagai

pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak prilaku

seseorang untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Djamarah (2008:157) Adapun fungsi motivasi dalam belajar:

1) Motivasi Sebagai Pendorong Perbuatan

Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi

karena ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk belajar.

Sesuatu yang akan dicari itu dalam rangka untuk memuaskan rasa

ingin tahunya dari sesuatu yang akan dipelajari. Sesuatu yang belum

dipelajari itu akhirnya mendorong anak didik untuk belajar dalam

rangka mencari tahu. Anak didik pun mengambil sikap seiring

dengan minat terhadap suatu objek, disini anak didik mempunyai

keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

21

untuk mencari tahu tentang sesuatu. Sikap itulah yang mendasari dan

mendorong kearah sejumlah perbuatan dalam belajar. Jadi motivasi

yang berfungsi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang

seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

2) Motivasi Sebagai Penggerak Perbuatan

Dorongan pisikologis yang melahirkan sikap terhadap anak

didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung yang

kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak

didik sudah melakukan aktifitas belajar dengan segenap jiwa dan

raga. Akal pikiran berproses dengan sikap raga yang cenderung

tunduk dengan kehendak perbuatan belajar. Sikap berada dalam

kepastian perbuatan dan akal pikiran mencoba membedah nilai yang

terpatri dalam wacana, prinsip, dalil dan hukum sehingga mengerti

betul isi yang dikandungnya.

3) Motivasi Sebagai Pengarah Perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana

perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

Seorang anak didik yang ingin mendapatkan sesuatu dari suatu mata

pelajaran tertentu tidak mungkin dipaksakan untuk mempelajari mata

pelajaran yang lain. Pasti anak didikakan mempelajari mata pelajaran

dimana tersimpan sesuatu yang akan dicari itu. Sesuatu yang akan

dicari anak didik merupakan tujuan belajar yang akan dicapainya.

Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang memberikan motivasi

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

22

kepada anak didik dalam belajar. Dengan tekun anak didik belajar.

Dengan penuh konsentrasi anak didik belajar agar tujuannya mencari

sesuatu yang ingin diketahui/dimengerti itu cepat tercapai. Segala

sesuatu yang mengganggu pikirannya dan dapat membuyarkan

konsentrasinya diusahakan disingkirkan jauh-jauh. Itulah peranan

motivasi yang dapat mengarahkan perbuatan anak didik dalam

belajar.

Sedangkan menurut Prawira Atmaja Purwa (2014:320) Adapun

fungsi motivasi dalam belajar:

1) Motif bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku individu.

Motif dalam kehidupan nyata sering digambarkan sebagai

pembimbing, pengarah, dan pengorientasi suatu tujuan tertentu dari

individu. Tingkah laku individu dikatakan bermotif jika bergerak

menuju kearah tertentu. Dengan demikian suatu motif dipastikan

memiliki tujuan tertentu mengandung ketekunan dan kegigihan

dalam bertindak. Tidak dapat dimungkiri bahwa suatu tingkah laku

yang bermotif itu bersifat kompleks karena struktur keadaan yang

ada dan sekuen-sekuen tindakan yang menentukan tingkah laku

individu yang bersangkutan.

Kompleksnya suatu motif dipengaruhi oleh berbagai macam

variabel yang berlangsung dalam organisme dan dalam lingkungan

di sekitarnya. Lashley menguraikan beberapa variabel motivasi yang

penting untuk diketahui. Faktor kebiasaan individu meskipun tidak

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

23

semua kebiasaan bertindak sebagai motivator, kesiapan mental, nilai-

nilai dan sikap-sikap individu yang berpengaruh pada proses

motivasi, faktor fisiologis dalam organisme atau individu, faktor

emosi yang biasanya sering disebut sebagai kondisi yang memotivasi

keadaan.

2) Motif sebagai penyeleksi tingkah laku individu.

Motif yang dipunyai atau terdapat pada diri individu membuat

individu yang bersangkutan bertindak secara terarah kepada suatu

tujuan yang terpilih yang telah diniatkan oleh individu tersebut.

Dengan pernyataan lain adanya motif menghindari individu menjadi

buyar dan tanpa arah dalam bertingkah laku guna mencapai tujuan

tertentu yang telah diniatkan sebelumnya. Contohnya. Seorang siswa

sekolah menengah kejuruan yang ingin lulus ujian sekolahnya

menyeleksi cara-cara yang menurutnya dianggap tepat untuk dapat

mencapai tujuannya, yaitu dapat lulus ujian akhir sekolahnya. Dalam

hal ini siswa SMK tersebut telah mendeterminasi motif dalam

dirinya untuk dapat mencapai tujuannya lulus ujian akhir sekolah.

3) Motif memberi energi dan menahan tingkah laku individu.

Motif diketahui sebagai daya dorong dan peningkatan tenaga

sehingga terjadi perbuatan yang tampak pada organisme. Motif juga

mempunyai fungsi untuk mempertahankan agar perbuatan atau minat

dapat berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu lama. Tetapi

energi psikis ini tetap tergantung kepada besar kecilnya motif pada

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

24

individu yang bersangkutan. Jelasnya jika motif yang ada pada

individu besar atau kuat ia akan memiliki energi psikis yang besar.

Sebaliknya jika motif yang ada dalam diri individu lemah. Energi

psikis yang dimiliki individu yang bersangkutan juga lemah.

Menurut Hebb, Semakin besar motif pada individu, semakin efisien

dan sempurna tingkah lakunya.

c. Bentuk-bentuk Motivasi Belajar

Menurut Djamarah (2010:149-152) motivasi juga dapat diberikan

berupa adanya penghargaan dalam belajar, bentuk motivasi yang dapat

guru gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan

pelajaran yang diberikan bentuk motivasi ini dapat berbentuk seperti:

1) Memberi Angka/ Bintang

Angkat/ Bintang yang dimaksud adalah sebagai simbol atau

nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. angka/bintang yang

diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi sesuai hasil

dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan anak didik, sebagai

hasil dari penilaian guru. Angka/bintang merupakan alat motivasi

yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk

mempertahankan dan bahkan lebih meningkatnya prestasi belajar

mereka.

2) Memberi Hadiah

Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain

sebagai penghargaan, kenang-kenangan atau cendramata. Hadiah

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

25

yang diberikan kepada orang lain bisa berupa apa saja, tergantung

dari keinginan yang memberikan atau bisa juga disesuaikan dengan

prestasi yang dicapai oleh seseorang.

Pemberian hadiah juga bisa diterapkan di sekolah. Guru dapat

memberikan hadiah kepada anak didik yang berprestasi. Pemberian

hadiah tidak mesti dilakukan pada waktu kenaikan kelas. Tidak

mesti juga pemberian hadiah diberikan pada saat anak didik

menerima buku rapot. Tetapi dapat pula dilakukan dalam kegiatan

belajar mengajar, guru dapat memberikan hadiah berupa apa saja

kepada anak didik yang berprestasi dalam menyelesaikan tugas serta

dapat meningkatkan disiplin dalam belajar dan lain sebagainya.

Pemberian hadiah bisa dilakukan kepada semua anak didik, kepada

sebagian anak didik, maupun kepada anak didik perorangan namun

yang perlu diingat hadiah apa pun itu tidak mesti yang mahal yang

murah juga bisa selama tujuannya untukmenggairahkan belajar anak

didik. hadiah berupa benda seperti buku tulis, pensil, pena, bolpoint,

penggaris, buku bacaan dan sebagainya dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan belajar anak didik. demikian juga halnya hadiah berupa

makanan seperti roti dan sejenisnya dapat digunakan untuk

mendapatkan umpan balik dari anak didik di dalam kegiatan belajar

mengajar. Tentu saja pemberian hadiah tersebut tidak diberikan

ketika anak didik sedang belajar, tetapi setelah anak didik

menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tepat pada waktunya.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

26

Kemampuan hadiah sebagai alat untuk mendapatkan umpan

balik dari anak didik akan terasa jika penggunaannya tepat. Terlalu

sering memberikan hadiah juga tidak dibenarkan, sebab hal itu akan

menjadi kebiasaan yang kurang menguntungkan kegiatan belajar

mengajar. Dikhawatirkan anak didik giat belajar bila hasil kerjanya

mendapatkan imbalan dari guru. Karena adanya hadiah, baru anak

didik bekerja dengan giat. Tetapi bial tidak anak didik malas bekerja.

Karena itu, alangkah lebih bijaksana jika guru tidak memberitahukan

terlebih dahulu kepada anak didik sebelum dia menyelesaikan tugas

yang diberikan dengan baik. Dengan kata lain berilah hadiah secara

tiba-tiba (spontanitas) kepada anak didik yang menunjukan prestasi

kerjanya yang gemilang di akhir kegiatan pengajaran. Dengan begitu

maka dia merasa bangga karena hasil kerjanya dihargai dalam

bentuk materi. Hal itu juga menjadi dorongan bagi anak didik

lainnya untuk selalu bersaing dalam belajar.

3) Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan, dapat digunakan sebagai alat

motivasi untuk mendorong peserta didik agar mereka bergairah

belajar. Persaingan baik dalam bentuk individu maupun kelompok

diperlukan dalam pendidikan. Kondisi ini bisa dimanfaatkan untuk

menjadikan proses interaksi belajar mengajar yang kondusif. Untuk

menciptakan suasana yang demikian, metode mengajar memegang

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

27

peranan. Guru bisa membentuk peserta didik kedalam beberapa

kelompok belajar di kelas.

4) Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik agar merasakan

pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga

bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai

contoh bentuk salah satu bentuk motivasi yang cukup penting.

Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai

prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas

dengan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri begitu juga

dengan peserta didik sebagai subjek belajar. Peserta didik akan

belajar dengan keras bisa jadi karena hargadirinya.

5) Memberi Ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai motivasi. Peserta didik

biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh untuk

menghadapi ulangan. Oleh karena itu ulangan merupakan strategi

yang cukup baik untuk memotivasi peserta didik agar lebih rajin

belajar. Namun ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai

alat motivasi. Ulangan yang guru lakukan setiap hari dengan tidak

terprogram hanya karena selera akan membosankan peserta didik.

6) Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.

Bagi peserta didik yang menyadari betapa besarnya sebuah nilai

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

28

prestasi belajar akan meningkatkan intensitas belajar untuk

mendapatkan prestasi belajar yang rendah menjadikan peserta didik

giat belajar untuk memperbaikinya.

7) Memberikan Pujian

Pujian adalah alat motivasi yang positif, setiap orang senang

dipuji, tidak peduli tua atau muda, bahkan anak-anak pun senang

mendapat pujian atas pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dengan

baik. Orang yang dipuji mersa bangga karena hasil kerjanya

mendapat pujian dari orang lain, dengan kata-kata “hebat”, “selamat

sang juara baru”adalah sejumlah kata-kata yang biasanya digunakan

orang lain untuk memuji orang-orang tertentu yang dianggap

berprestasi.

Dalam kegiatan belajar mengajar pujian juga dapat

dimanfaatkan sebagai alat motifasi, karena anak didik juga manusia

maka mereka juga senang mendapat pujian. Guru juga dapat

memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik.

pemberian reward bukan dalam bentuk barang saja tapi bisa juga

dalam bentuk kata-kata pujian sebagai motivasi anak dalam belajar.

Karena pada dasarnya anak didik senang mendapat perhatian dari

guru dengan pemberian perhatian anak didik merasa diawasi dan dia

tidak akan dapat berbuat menurut sekehendak hatinya. Pujian dapat

berfungsi untuk mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang

menunjang tercapainya tujuan pengajaran.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

29

Namun begitu pujian harus betul-betul sesuai dengan hasil

kerja anak didik, jangan memuji secara berlebihan. Pujian secara

berlebihan akan terkesan sebaliknya, yaitu pujian yang dibuat-buat.

Pujian yang baika adalah pujian yang keluar dari hati seorang guru

secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan kepada

anak didik atas jerih payahnya dalam belajar.

Pujian juga tidak hanya di berikan kepada seorang anak didik,

tetapi dapat juga diberikan kepada semua anak didik. tetapi pujian

tidak diberikan kepada anak didik sebelum mereka menyelesaikan

pekerjaannya. Karena pujian juga dapat digunakan untuk

mendapatkan umpan balik dari setiap anak didik dalam proses

belajar mengajar.

8) Hukuman

Meski hukuman sebagai apresiasi yang negatif, tetapi bila

dilakukan dengan tepat dan bijak akan berfungsi sebagai alat

motivasi yang baik dan efektif. Hukuman merupakan alat motivasi

jika dilakukan dengan pendekatan edukatif, bukan karena dendam.

Pendekatan edukatif dimaksud disini sebagai hukuman yang

mendidik dan bertujuan memperbaiki sikap dan perbuatan peserta

didik yang dianggap salah. Sehingga dengan hukuman yang

diberikan itu peserta didik tidak akan mengulangi kesalahan atau

pelanggaran. Minimal mengurangi frekuensi pelanggaran dan akan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

30

lebih baik lagi jika peserta didik berhenti melakukannya dihari

mendatang.

9) Hasrat Untuk Belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan untuk

belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala kegiatan

tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri peserta didik itu

memang ada motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih

baik dari pada peserta didik yang tidak berhasrat untuk belajar.

10) Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Minat adalah

suatu rasa lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas tanpa

ada yang menyuruh. Peserta didik yang berminat terhadap sesuatu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap

sesuatu yang diminati itu. Minat besar pengaruhnya terhadap

aktivitas belajar. Peserta didik yang berminat terhadap suatu mata

pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena ada

daya tarik baginya. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang

dapat membangkitkan gairah belajar peserta didik dalam rentang

waktu tertentu.

11) Gerakan Tubuh

Gerakan tubuh dalam bentuk mimik yang cerah, dengan

senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, memberi

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

31

salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan

dan lain-lain adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan

umpan balik dari anak didik.

Gerakan tubuh merupakan penguat yang dapat membangkitkan

gairah belajar anak didik, sehingga proses belajar mengajar lebih

menyenangkan. Hal ini terjadi karena interaksi yang terjadi antara

guru dengan anak didik seiring untuk mencapai tujuan pengajaran.

Anak didik memberikan tanggapan atas stimulus yang guru berikan.

Gerakan tubuh dapat meluruskan perilaku anak didik yang

menyimpang dari tujuan pembelajaran. Misalnya, suatu ketika guru

dapat bersikap diam untuk memberhentikan kelas yang gaduh.

Diamnya guru dapat diartikan oleh anak didik sebagai menyuruh

mereka untuk mengakhiri kegaduhan di kelas, karena keadaan kelas

yang gaduh pelajaran tak dapat diberikan/ dimulai.

Gerakan guru berjalan kebelakang dalam waktu yang tepat, ke

samping di waktu yang lain dan kemudian kembali ke depan kelas,

dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang jauh dari

kegaduhan. Perhatian anak didik dapat dipertahankan. Bahan

pelajaran pun dapat disampaikan dalam suasana kelas yang tanang.

Dengan suasana kelas begitu interaksi guru dengan anak didik

mudah terjadi secara harmonis. Jadi, gerakan tubuh yang bagaimana

pun bentuknya dapat melahirkan umpan balik dari anak didik, jika

dilakukan dengan tepat.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

32

12) Tujuan yang Dicapai

Tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh peserta

didik merupakan alat motivasi yang sangat penting sebab dengan

memahami tujuan yang harus dicapai. Dirasakan akan sangat

berguna dan menguntungkan sehingga menimbulkan gairah untuk

terus belajar. Tujuan pengajaran yang ingin dicapai guru sebaiknya

guru beritahukan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat

memberikan alternative tentang pilihan tingkah laku yang mana yang

harus diambil guna menunjang tercapainya rumusan tujuan

pengajaran. Peserta didik berusaha mendengarkan penjelasan guru

atau tugas yang akan diselesaikan oleh peserta didik untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Perilaku peserta didik jelas dan terarah

tanpa ada penyimpangan yang berarti.

Menurut Sutikno Sobry (dalam 2013:72) beberapa strategi/bentuk

yang dapat dikembangkan oleh guru dalam upaya untuk menumbuhkan

dan membangkitkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

sebagai berikut:

1) Menjelaskan tujuan pembelajaran ke siswa.

Pada permulaan pembelajaran seharusnya terlebih dahulu

guru menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai

oleh siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi

dalam belajar.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

33

2) Permainan

Pada saat menyampaikan materi pelajaran upayakan untuk

menyelipkan dengan permainan. Misalnya dengan mempertunjukkan

permainan magicatau sulap. Adapun permainan-permainan yang

dipilih harus mendukung atau ada kaitannya dengan persoalan yang

sedang dibahas serta sesuai dengan tingkat usia siswa.

3) Memberi hadiah.

Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan

memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di

samping itu siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk

bisa mengejar siswa yang berprestasi.

4) Memberi pujian.

Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan

pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun

5) Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.

Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke

siswa.

6) Memberikan angka.

Angka merupakan simbol prestasi yang diperoleh siswa. Beri

penjelasan pada anak bahwa prestasi belajar dapat terpresentasikan

dalam simbol angka.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

34

7) Humor atau dengan cerita-cerita lucu.

Pada saat menyampaikan materi pelajaran upayakan untuk

menyelipkan dengan humor dan atau cerita-cerita lucu.

8) Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun

kelompok.

Guru harus berusaha untuk terus menerus membantu siswa

yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini guru harus

bisa berperan layaknya dokter yang siap mendeteksi dan berusaha

menyembuhkan.

9) Memberi ulangan.

Ulangan merupakan alat untuk menunjukkan prestasi belajar

siswa dan sebaiknya hasil ulangan diumumkan pada teman-

temannya.

10) Menerapkan metode yang bervariasi.

Variasi dalam proses pembelajaran merupakan

keanekaragaman dalam penyajian kegiatan pembelajaran. Guru yang

mampu menghadirkan proses pembelajaran yang bervariasi

kemungkinan besar kejenuhan tidak akan terjadi. Variasai yang bisa

dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran antara lain adalah

variasi metode. Guru sebaiknya tidak hanya menggunakan satu

metode, akan tetapi gunakanlah lebih dari satu metode. Contoh untuk

menjelaskan topik sholat, guru bisa menerapkan metode ceramah,

tanya jawab dan demonstrasi.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

35

11) Memvariasikan gaya dalam membelajarkan siswa.

Guru sebaiknya melakukan variasi gaya di dalam

membelajarkan. Jika variasi gaya guru dalam membelajarkan

dilakukan dengan baik, akan sangat berguna dalam usaha menarik

dan mempertahankan minat serta semangat siswa dalam belajar.

Termasuk variasi gaya guru dalam membelajarkan, diantaranya

adalah a. variasi suara termasuk pengubahan nada suara yang keras

menjadi lemah dari tinggi menjadi rendah dari cepat berubah

menjadi lambat, dari suara gembira menjadi sedih atau pada saat

memberikan tekanan pada kata-kata tertentu. b. Variasi gerakan

anggota badan dan mimik, seperti variasi dalam ekspresi wajah guru,

gerakan kepala dan badan.c. pindah posisi berarti guru tidak berada

dalam satu posisi saja. Melainkan ia berpindah-pindah. Perpindahan

posisi guru hendaklah karena maksud-maksud tertentu dan dilakukan

secara wajar dan tidak berlebihan.

12) Gunakan media yang baik serta harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Tiap siswa memiliki kemampuan indera yang tidak sama, baik

pendengaran maupun penglihatannya demikian juga kemampuan

berbicara. Ada yang lebih senang membaca dan sebaliknya. Dengan

penggunaan media kelemahan indera yang dimiliki tiap siswa dapat

dikurangi. Untuk menarik perhatian anak misalnya, guru dapat

memulai dengan berbicara lebih dulu, kemudian menulis di papan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

36

tulis dilanjutkan dengan melihat contoh konkrit. Dengan variasi

seperti itu dapat memberi stimulus terhadap indera siswa.

13) Hukuman.

Hukuman bukan alat untuk menakut-nakuti anak, tetapi untuk

merubah cara berfikir anak. bahwa setiap pekerjaan baik atau buruk

memiliki konsekuensi. Hukuman terjadi apabila konsekuensi yang

tidak menyenangkan menyertai perilaku tertentu. Misalnya bila ada

seorang siswa yang tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru, maka guru dapat memberikan hukuman kepadanya, namun

hukuman ini hanya sebagai konsekuensi tidak di selesaikannya tugas

tersebut.

Hukuman diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau

merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajar. Adapun

hukuman yang diberikan jangan berupa hukuman fisik yang sarat

dengan kekerasan.

Menurut Fudyartanto (dalam Purwa, 2014:347) teori motivasi

belajar, baik di lingkungan sekolah, rumah maupun di masyarakat

memiliki bentuk motivasi yang dapat dilakukan guru seperti:

a) Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

Hal ini sebenarnya sudah dikenal sejak zaman kuno, segala

sesuatu pengalaman yang menyenangkan akan memeperkuat

dorongan. Sebaliknya, pengalaman yang tidak menyenangkan

akan menghambat penerapan prinsip ini kepada peserta didik

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

37

dapat dilakukan oleh guru ketika mengajar di dalam kelas,

misalnya ketika guru sedang menyiapkan suasana kelas supaya

kondusif dan menyenangkan peserta didik. contoh konkretnya,

guru menunjukkan sikap yang ramah tamah, tidak cemberut,

tidak mudah ramah, tidak mencela anak, tidak menyindir dan lain-

lain. Perlakuan-perlakuan yang dicontohkan tersebut akan

membuat peserta didik di dalam kelas menjadi senang dan

bergairah dalam belajar. Jika guru suka marah-marah dalam kelas,

suka memukul, suka menyindir peserta didik dan suka mencibir

hal itu akan menciptakan suasana kelas tidak menyenangkan

sehingga tidak menciptakan suasana belajar yang kondusif atau

tidak menyenagkan bagi peserta didik.

b) Guru memberikan hadiah dan hukuman kepada siswa.

Guru dapat memberikan hadiah untuk mendorong kegiatan

belajar siswa sebelum menempuh ujian sekolah. Hadiah dapat

berupa barang seperti peralatan pendukung belajar pensil,

bolpoin, tas sekolah,buku dan lain-lain. Hadiah dapat pula berupa

pujian atau sanjungan saja. Kepada peserta didik dapat diberikan

janji jika nilai mereka tertinggi akan diberi hadiah. Dengan janji

yang menyenangkan tersebut peserta didik menjadi terpacu untuk

rajin belajar. Kebalikan dari hal itu adalah pemberian hukuman

atau sanksi. Dalam pengenaan sanksi atau hukuman hendaknya

guru berhati-hati agar tidak sampai menimbulkan rasa dendam

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

38

dan meresahkan peserta didik. hukuman diberikan kepada peserta

didik dalam batas-batas kewajaran dan masih dalam nuansa

pembelajaran.

c) Guru menciptakan level aspirasi berupa performasi yang

mendorong ke level berikutnya.

Guru berusaha mendorong peserta didik lebih bersemangat

dalam belajarnya. Guru perlu mengorganisasi peserta didik dalam

segala aktivitasnya dalam hal belajar untuk mencapai prestasi-

prestasi yang tinggi sehingga peserta didik betul-betul menyadari

akan pentingnya prestasi-prestasi tersebut secara bersama-sama.

Dengan begitu akan tercipta rasa kelompok dan peserta didik

bersedia berjuang demi kelompoknya.

d) Guru melakukan kompetisi dan kerja sama pada siswa.

Guru mengadakan kompetisi prestasi di kelas, atau sekolah

dengan tujuan meningkatkan semangat belajar peserta didik.

Ajang kompetisi prestasi menjadi lebih menyemangati siswa

dengan diberikan hadiah bagi pemenang. Pengaruh ajang ini

sangat baik, selain memotivasi siswa untuk lebih berprestasi juga

akan meningkatkan kerjasama antar siswa dalam belajar karena

terdorong ingin mengharumkan nama baik kelompok masing-

masing.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

39

e) Guru menggunakan hasil belajar sebagai umpan balik.

Guru menggunakan hasil-hasil belajar yang tidak

memuaskan dipakai sebagai cambuk untuk mempergiat belajar

agar ujian berikutnya memperoleh prestasi yang lebih baik atau

lebih tinggi dari sebelumnya. Prestasi yang sudah baik kalau

masih bisa ditingkatkan diupayakan terus atau paling tidak dapat

dipertahankan.

f) Guru melakukan pujian kepada peserta didik.

Peserta didik terutama anak-anak umumnya senang jika

dipuji oleh gurunya dan tidak suka dicela atau dihina. Konsep ini

dapat digunaka oleh guru untuk mendorong atau memotivasi

siswa lebih giat belajar. Pujian dapat digunakan untuk memotivasi

belajar pada anak (siswa). Sebaliknya, celaan kadang juga

berpengaruh berbeda pada anak. terkadang baik pujian maupun

celaan diartikan berbeda oleh anak. Misalnya, ada anak yang

dipuji meskipun prestasinya rendah karena adanya keterbatasan

kemampuan. Ada pula anak yang dicela karena prestasinya

rendah menjadi lebih bersemangat belajarnya karena ia tidak

ingin dicela lagi. Dengan demikian, celaan malah dapat sebagai

motivasi bagi anak untuk lebih giat belajar.

Secara umum pujian dapat digunakan oleh guru dalam

beberapa cara, seperti dengan senyuman kepada siswa, ucapan-

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

40

ucapan yang baik, sikap yang baik, pandangan yang baik,

anggukan kepala di depan anak dan sebagainya.

g) Guru mengusahakan selalu ada yang baru ketika melakukan

pembelajaran di kelas.

Guru harus pandai-pandai menciptakan sesuatu yang baru

ketika melakukan pembelajaran di kelas sehingga siswa menjadi

senang, bergairah dalam menerima pelajaran dari guru. Dengan

adanya hal-hal yang baru perhatian siswa menjadi bertambah.

Dampaknya anak akan antusias belajar. Sesuatu yang baru

tersebut misalnya, guru menyajikan mata pelajaran dalam

berbagai cara untuk membawa kepada hal-hal yang baru dalam

pengajarannya. Contohnya guru sewaktu mengajar sejarah atau

mata pelajaran yang lain dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa

terkini yang terjadi di negara sendiri atau di negara-negara lain

didunia. Pada gilirannya nanti akan timbul keinginan pada anak-

anak untuk mengetahui hal-hal lain yang sifatnya baru.

h) Guru perlu menyiapkan tujuan yang jelas.

Apabila tujuan pembelajaran disusun dengan jelas, pada

anak akan timbul semacam dorongan atau motivasi terarah hanya

kepada tujuan yang telah jelas dicanangkan sebelumnya.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

41

i) Guru dalam mengajar tidak menggunakan prosedur yang

menekan.

Guru sewaktu mengajar dalam kelas tidak menggunakan

penekanan-penekanan sehingga menimbulkan rasa antipati pada

anak. Guru harus pandai menciptakan situasi dan kondisi

pembelajaran yang menyenangkan tidak tegang atau menakutkan

peserta didik. Sebaiknya guru dapat menciptakan suasana belajar

dalam kelas yang merdeka tetapi terkendali.

j) Guru menggunakan contoh-contoh hidup sebagai model-model

yang menarik bagi siswa.

Guru dalam mengajar dapat menggunakan model-model

hidup dari hewan atau tumbuhan supaya lebih menarik perhatian

siswa. Cara seperti ini mendorong siswa lebih bersemangat dalam

belajar.

k) Guru melibatkan siswa secara aktif.

Guru dapat menerapkan model belajar siswa aktif agar

pembelajaran dalam kelas berhasil dan menarik bagi segenap

peserta didik dalam kelas.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pendidik seperti

dikemukakan tersebut sekedar contoh pendekatan yang mungkin

cocok dilakukan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar di

sekolah. Sebetulnya, masih ada cara-cara yang lain yang barangkali

lebih cocok dengan konteks kekinian.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

42

Pendidik dipersilahkan mengeksplorasi semaksimal mungkin

agar peserta didik termotivasi dalam belajar. Cara-cara yang dapat

dilakukan oleh pendidik dalam kelas tidak harus kaku, tetapi

sebaiknya dilakukan dengan fleksibel sehingga menyenangkan, baik

bagi peserta didik maupun bagi pendidik yang bersangkutan.

Pendidik perlu menggunakan kiat-kiat jitu agar proses pembelajaran

berhasil.

Sebaliknya peserta didik juga perlu mempunyai kiat-kiat yang

jitu untuk belajar agar memperoleh prestasi puncak yang diidam-

idamkannya. Langkah-langkah baik yang dilakukan oleh pendidik

maupun peserta didik harus sinkron satu sama lain, tidak

bertentangan satu sama lain sehingga tujuan pembelajaran dalam

kelas mencapai sasaran yang telah dicanangkan bersama.

d. Peranan Motivasi Belajar

Menurut B.Uno (2011:27-28) Motivasi pada dasarnya dapat

membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu,

termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa perenan

penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran anatara lain.

1) Peran Motivasi dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila

seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang

memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan

hal-hal yang pernah dilaluinya.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

43

2) Peranan Motivasi dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran Motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat

kaitannya dengan kemaknaan belajar anak akan tertarik untuk belajar

sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau

dinikmati manfaatnya bagi anak.

3) Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan

memperoleh hasil yang baik dalam hal ini tampak bahwa motivasi

untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar sebaliknya

apabila seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar

maka anak tidak tahan lama belajar anak akan mudah tergoda untuk

mengerjakan hal yang lain dan bukan belajar itu berarti motivasi

sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

Sedangkan Menurut Sutikno Sobry (dalam 2013:70) Sependapat

dengan suyadi, sutikno lebih menekankan lagi terkait dengan

pendapatnya dalam motivasi yang memiliki dua macam seperti motivasi

Intrinsik dan Ekstrinsik yang saling berkaitan satu dengan yang lain

menurut Sutikno:

1) Motivasi Intrinsik jenis motivasi ini timbul dari dalam diri individu

sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain. Motivasi ini sering

disebut “motivasi murni” atau motivasi yang sebenarnya yang timbul

dari dalam diri siswa misalnya keinginan untuk mendapatkan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

44

keterampilan tertentu, mengembangkan sikap untuk berhasil dan

sebagainya.

2) Motivasi Ekstrinsik jenis motivasi ini timbul sebagai akibat

pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan

atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian

siswa mau melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik diperlukan di

sekolah sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik

minat atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Kalau keadaan seperti

ini, maka siswa bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar dan guru

harus berusaha membangkitkan motivasi belajar siswa sesuai dengan

keadaan siswa itu sendiri.

Menurut Djamarah (dalam 2008:149-152) Berpendapat bahwa

macam-macam motivasi ini diartikan sebagai:

1) Motivasi Instrinsik

Yang dimaksud motivasi instrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar,

karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Seseorang yang memiliki minat yang tinggi

untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka ia akan

mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Seseorang itu boleh

dikatakan memiliki motivasi untuk belajar. Motivasi itu muncul

karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya.

Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

45

memunculkan kesadaran untuk melakukan aktivitas belajar. Oleh

karena itu, minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek,

seseorang, suatu soal atau suatu situasi ada sangkut paut dengan

dirinya.

Perlu ditegaskan bahwa anak didik yang memiliki motivasi

intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang

berpengetahuan yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu.

Gemar belajar adalah aktivitas yang tek pernah sepi dari kegiatan

anak didik yang memiliki motivasi intrinsik. Dan memang diakui

oleh semua pihak. Bahwa belajar adalah suatu cara untuk

mendapatkan sejumlah ilmu pengetahuan. Belajar bisa dikonotasikan

dengan membaca. Dengan begitu membaca adalah pintu gerbang

kelautan ilmu pengetahuan. Kreativitas membaca adalah kunci

inovasi dalam pembinaan pribadi yang lebih baik. Tidak ada

seseorang pun yang berilmu tanpa melakukan aktivitas membaca.

Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan yang berisikan

keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan.

Jadi motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran denagn tujuan

esensial, bukan sekedar atribut dan seremonial.

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi instrinsik.

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

46

ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar

faktor-faktor situasi belajar (resides in some factors outside the

learning situation). Anak didik belajar karena hendak mencapai

tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.

Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak

diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsik

diperlukan agar anak didik mau belajar. Berbagai macam cara bisa

dilakukan agar anak didik termotivasi untuk belajar. Guru yang

berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat

anak didik dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik

dalam berbagai bentuknya, yang akan diuraikan pada pembahasan

mendatang. Kesalahan penggunaaan bentuk-bentuk motivasi

ekstrinsik bukan berfungsi sebagai pendorong, tetapi menjadikan

anak didik malas belajar. Karena itu, guru harus bisa dan pandai

mempergunakan motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar

dalam rangka menunjang proses interaksi edukatif di kelas.

Motivasi ekstrinsik tidak selalu buruk akibatnya. Motivasi

ekstrinsik sering digunakan karena bahan pelajaran kurang menarik

perhatian anak didik atau karena sikap tertentu pada guru atau orang

tua. Baik motivasi ekstrinsik yang positif maupun motivasi ekstrinsik

yang negatif, sama-sama mempengaruhi sikap dan perilaku anak

didik. diakui, angka, ijasah, pujian, hadiah dan sebagainya

berpengaruh positif dengan merangsang anak didik untuk giat

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

47

belajar. Sedangkan ejekan, celaan, hukuman yang menghina,

sindiran kasar dan sebagainya berpengaruh negatif dengan

renggangnya hubungan guru dengan anak didik. efek pengiringnya,

mata pelajaran yang dipegang guru itu tak disukai oleh anak didik.

3. Anak Usia Dini

a. Definisi Anak Usia Dini

Menurut Sujiono (2013:6) Anak usia dini adalah sosok individu

yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan

fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini berada pada

rentang usia 0-8 tahun pada masa ini proses pertumbuhan dan

perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang

cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses

pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak harus

memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan

perkembangan anak.

Menurut Wiyani (2014:16) anak usia dini adalah anak yang

berusia 0 hingga 6 tahun yang melewati masa bayi, masa batita , dan

masa prasekolah. Pada setiap masa yang dilalui oleh anak usia dini akan

menunjukkan perkembangannya masing-masing yang berbeda antara

masa bayi, masa batita dan masa prasekolah. Perkembangan tersebut

dapat berlangsung secara normal dan bisa juga berlangsung secara tidak

normal yang dapat mengakibatkan terjadinya kelainan pada diri anak

usia dini.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

48

Sedangkan menurut pratisti (2008:56) anak usia dini adalah

disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Masa-masa tersebut

merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan rangsangan-

rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna.

Arti kritis adalah sangat mempengaruhi keberhasilan pada masa

berikutnya. Apabila masa kritis ini tidak memperoleh rangsangan yang

tepat dalam bentuk latihan atau proses belajar maka diperkirakan anak

akan mengalami kesulitan pada masa-masa perkembangan berikutnya.

b. Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini

Berikut ini dibahas beberapa prinsip perkembangan anak usia

dini.Menurut Hurlock (dalam Wantah, 2005:8) sebagai berikut:

1) Perkembangan melibatkan perubahan.

Tujuan perkembangan ialah realistis diri atau pencapaian

kemampuan-kemampuan genetik dalam interaksi dengan

lingkungan. Perkembangan menyiratkan proses perubahan kualitatif

pada berbagai aspek kepribadian, misalnya dalam perkembangan

bahasa, anak pada mulanya hanya dapat mengucapkan kata-kata.

Ma, ma, atau pa, pa kemudian menyambungnya menjadi mama,

papa. Kemampuan mengucapkan kata-kata pada anak juga

tergantung kepada kematangan dalam pertumbuhan fungsi-fungsi

begian mulut dan kerongkongan yang dapat menghasilkan suara.

Anak usia 4-5 tahun cenderung akan menggambar mobil dalam

sebuah gestalt. Selanjutnya, dalam usia 6-7 tahun anak menggambar

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

49

mobil mulai lebih rinci, dimana ia mulai menggambar bagian-bagian

detil dari sebuah mobil. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang

berlangsung dalam proses perkembangan dimulai dari keadaan

sederhana, umum dan menyeluruh menuju keadaan yang lebih

kompleks, spesifik dan berdiferensiasi.

2) Perkembangan awala lebih kritis dari perkembangan selanjutnya.

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa perkembangan pada

usia awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dan perilaku

anak sepanjang hidupnya. Hal itu dapat dijelaskan oleh teori

psikoanalitik freud mengenai perkembangan manusia. Menurut freud

pengalaman awal (early experience) anak dibawah usia lima tahun

sangat menentukan kualitas kehidupan kepribadian di masa dewasa.

Apabila anak dalam tahun-tahun awal kehidupannya mengalami

gangguan dan tidak mendapatkan suasana menyenangkan dalam

kehidupannya, maka kemudian hari kelak anak akan mengalami

gangguan kecemasan dalam penyesuaian dengan lingkungannya.

Menurut erik erikson (1989) terdapat tiga fase perkembangan

diri sebagai critical moments pada anak, yaitu fase pembentukkan

kepercayaan dasar basic trust pada usia 0-2 tahun, fase pembentukan

otonomi usia 2-3 tahun, dan fase pembentukkan kreativitas dan

inisiatif pada usia 4-5 tahun. Apabila pada usia 0-2 tahun anak tidak

mendapatkan kasih sayang dan pemenuhan kebutuhan yang

memadai, bahkan sebaliknya anak hanya mendapatkan bentakan atau

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

50

caci maki yang terus menerus terlalu dini atau mendadak disapih

maka ia akan mengalami ketidak percayaan mistrust. Keadaan ini

akan berlanjut pada usia selanjutnya dimana anak merasa ragu-ragu

dan tidak mampu mandiri enggan untuk belajar berjalan atau

berbicara. Pada tahap berikut memasuki masa kanak-kanak, anak

tidak dapat mengembangkan spontanitas dan kreativitas, selalu

menunjukkan kecurigaan kepada orang lain dan lingkungannya

menghindar dan mengelak dari aktivitas sosial dan mengalami

hambatan dalam identifikasi peran sosial. Sebaliknya apabila anak

dapat menjalani perkembangan pada masa kritis ini secara berhasil

akan menentukan keberhasilan perkembangan anak kelak pada usia

remaja dan dewasa.

3) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dalam belajar.

Perkembangan terjadi apabila terjadi kematangan dalam

pertumbuhan yang dimatangkan melalui proses belajar. Anak akan

dapat berdiri dan mencoba meraih obyek yang terdapat di atas meja

setelah tulang dan otot-otot kaki maupun tangan telah cukup matang.

Setelah berusaha menjangkau tetapi jatuh karena kaki dan tangannya

tidak seimbang kemudian anak akan berusaha berdiri lagi hingga

mencapai keseimbangan untuk dapat meraih obyek yang

disenanginya di atas meja. Misalnya pada usia 6 bulan mulai

melakukan gerakan “mengenyot”, yaitu gerakan mundur dengan

posisi duduk. Pada usia 7 bulan mulai merangkak yaitu badan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

51

tengkurap ditarik oleh tangan dan kaki menyepak, dan selanjutnya

pada usia 9 bulan anak belajar maju perlahan dengan bertumpu pada

tangan dan lutut.

Inilah urutan perkembangan motorik sebagai hasil belajar

berdasarkan kematangan fisiologis pada anak. keadaan ini

menunjukkan bahwa perkembangan anak sangat ditentukan oleh

kematangan pertumbuhan melalui kegiatan belajar, tidak mungkin

anak dalam perkembangan motorik langsung berdiri dan berjalan,

tanpa melalui fase mengesot, merayap dan merangkak.

Perkembangan dalam kemampuan motorik merangkak sangat

ditentukan oleh kematangan dalam perkembangan fisiologis dan

hasil belajar sebelumnya.

4) Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan.

Keterampilan perkembangna anak didasarkan kepada

pandangan bahwa prinsip dan pola perkembangan anak

sesungguhnya ditentukan oleh hal-hal berikut (Hurlock, 1978).

Pertama: adanya kesamaan dalam pola perkembangan. Semua

anak secara umum pasti mengikuti pola perkembangan yang sama

dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi mengesot sebelum dia

merayap ke depan, ia merangkak sebelum berdiri dan ia berdiri

sebelum berjalan. Ia menggambar lingkaran sebelum segi empat, ia

mengucapkan dulu kata, pa atau ma sebelum ia mengucapkan satu

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

52

kata papa dan mama. Pola umum ini tidak berubah sekalipun

terdapat variasi individu dalam perkembangan.

Kedua: perkembangan bergerak dari keadaan umum menuju

keadaan khusus. Dalam hal respon mental dan motorik kegiatan

umum selalu mendahului kegiatan khusus. Janin dalam kandungan

menggerakkan seluruh tubuhya, tetapi belum mampu melakukan

gerakan khusus. Demikian pula bayi yang baru usia 3 bulan

melambaikan tangannya secara umum, membuat gerakan acak

sebelum ia mampu memberikan respon khusus, seperti menggapai

benda yang diletakkan dihadapannya. Hal serupa juga terjadi dalam

perilaku emosional bayi yang bereaksi terhadap benda asing yang

disodorkan di hadapannya. Bayi pasti belum memperlihatkan rasa

takut. Tetapi kemudian dalam perkembangannya, bayi mulai

memperlihatkan rasa takut yang khusus apabila ada suara keras, atau

suara aneh yang didengarnya. Demikian halnya ia akan

memperlihatkan rasa takut yang khusus apabila ia melihat seorang

laki-laki berjenggot dengan tampang yang menyeramkan mau

menggendongnya.

Ketiga: perkembangan berlangsung secara berkesinambungan

sejak saat pembuahan, lahir, berkembang, hingga mati, meskipun

terjadi dalam berbagai kecepatan yang berbeda, kadang-kadang

perlahan dan kadang-kadang cepat. Karena perkembangan itu

mempunyai ciri berkesinambungan, maka apa yang terjadi pada

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

53

suatu tahap akan mempengaruhi tahap perkembangan berikutnya.

Sikap yang tidak percaya pada dirisendiri, merasa tidak mampu,

atau selalu merasa bersalah pada usia awal akan mempengaruhi

perkembangan anak pada usia remaja atau dewasa.

Keempat: perkembangan dalam berbagai bidang dengan

kecepatan berbeda. Meskipun perkembangan berbagai ciri fisik dan

mental berlangsung secara berkesinambungan, perkembangan itu

tidak pernah seragam bagi seluruh organisme. Jika tubuh harus

mencapai proporsi dewasanya, maka terjadi ketidaksamaan

percepatan. Misalnya kaki, tangan dan hidung mencapai

perkembangan maksimum pada masa awal remaja, sedangkan

bagaina bawah wajah dan bahu berkembang lebih lambat. Dalam

perkembangan mental, misalnya kecerdasan, juga menunjukkan

kecepatan perkembangan yang berbeda dan mencapai kematangan

pada berbagai usia. Misalnya imaginasi kreatif berkembang lebih

cepat di masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya di masa remaja.

Sebaliknya, penalaran berkembang lebih lambat.

Ingatan untuk menghafal dan ingatan atas obyek nyata dan

fakta berkembang lebih cepat dari pada ingatan atas materi abstrak

dan teoritis. Variasi kecepatan perkembangan fisik, mental, terutama

bila terjadi secara menonjol menimbulkan masalah dalam

penyesuaian diri.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

54

5) Terdapat perbedaan individual dalam perkembangan.

Pola perkembangan bagi semua anak adalah sama. Namun

dalam pola yang sama itu selalu terdapat perbedaan individual (

individual differences), oleh karena keunikan yang dimiliki oleh

setiap anak. perbedaan itulah yang menjadi sember variasi dalam

pola perkembangan anak dalam satu kelompok usia. Perbedaan

individual dalam perkembangan ini bersumber dari variasi perbedaan

dalam keturunan (hereditasi) kondisi internal dan eksternal yang

dialami dan dihadapi individu dalam perkembangannya. Dalam hal

perkembangan fisik misalnya, tergantung pada potensi keturunan

dan sebagian pada beberapa faktor lingkungan seperti makanan,

kesehatan, sinar matahari, hawa segar, iklim , emosi, dan pengerahan

fisik.

Selanjutnya dalam perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh

faktor kemampuan bawaan, suasana kehidupan intelektual dan

emosional, apakah anak didorong untuk melakukan kegiatan

intelektual, apakah anak mempunyai kesempatan untuk menjelajahi,

mengalami dan mempelajari lingkungannya. Demikian pula

perkembangan kesadaran moral dan disiplin. Ada anak yang

menunjukkan perkembangan yang cepat dalam kesadaran dan

kepatuhan akan nilai-nilai yang baik, ada yang lambat. Oleh karena

itu implikasi perbedaan individual dalam perkembangan tampak

pada dinamika perkembangan yang berbeda antara anak yang satu

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

55

dengan yang lain. Ada anak yang berkembang dengan lancar dari

satu tahap ke tahap yang berikut, ada yang melonjak, tapi ada pula

yang mengalami hambatan atau penyimpangan-penyimpangan

tertentu.

6) Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial.

Orang dapat mempelajari pola perilaku dan keterampilan

tertentu dengan lebih mudah dan berhasil pada usia-usia tertentu.

setiap orang dewasa berharap agar anak dapat bersikap sesuai

dengan tahap perkembangannya. Havighurst (1972) mendefinisikan

tugas perkembangan sebagai tugas yang timbul pada atau sekitar

periode kehidupan tertentu. keberhasilan melakukannya dapat

menimbulkan kebahagiaan dan keberhasilan pelaksanaan tugas

lainnya kelak. Kegagalan mencapainya dapat menimbulkan ketidak

bahagiaan, ketidak setujuan masyarakat dan kesulitan dalam

melaksanakan tugas lainnya. Setiap kelompok masyarakat

mempunyai sosial yang berbeda terhadap anak-anaknya.

Masyarakat pedesaan tradisional dan terpencil, mempunyai

harapan bahwa anak mereka yang sudah berusia 6 atau 7 tahun sudah

dapat bersama dengan ayah dan ibu untuk berkebun. Untuk

masyarakat kota, usia demikian anak diharapkan sudah memasuki

sekolah sebagai lembaga pendididkan formal.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

56

7) Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya potensial.

Walaupun pola perkembangan bergerak secara normal,

kadang-kadang pada periode usia tertentu terdapat bahaya potensial

pada aspek-aspek tertentu. misalnya pada perkembangan aspek

motorik, intelektual, emosional, seksual dan sosial. Bahaya tersebut

dapat berasal dari lingkungan dan dari diri sendiri. Bahaya dari

lingkungan misalnya anak usia 5 atau 6 tahunb yang terus menerus

menonton filem kekerasan maka dalam usia seperti itu anak mungkin

akan merasa senang dan puas apabila ia dapat menyiksa teman

sebaya dalam kegiatan bermain. Bahaya dari diri sendiri misalnya,

anak yang mengalami gangguan dalam perkembangan pisiko

seksual, mungkin akan menjadi seorang yang puas apabila dapat

menyiksa lawan jenis kelamin atau lebih suka bercintaan dengan

sesama jenis kelamin (lesbian atau gay).

Dengan demikaian orang tua, guru dan para pembimbing anak

harus bertanggung jawab dalam memberikan peringatan tentang

bahaya yang berhubungan dengan perkembangan anak serta

mengambil langkah yang tepat untuk menghindar.

8) Makna kebahagiaan pada berbagai periode perkembangan.

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling bahagia dalam

kehidupan seseorang. Walaupun tidak semua anak pada masa kanak-

kanak merasakan arti kebahagiaan yang sama. Kebahagiaan dan

ketidak bahagiaan pada masa kanak-kanak sangat penting dalam

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

57

perkembangan berbagai aspek. Dalam penelitian erik erikson (1989)

ditemukan anak yang baru lahir sampai kira-kira satu tahun,

setingkat dengan tahapan oral sensory menurut freud, memerlukan

pemenuhan kebutuhan berupa dekapan dan belaian kasih sayang

yang dapat menimbulkan rasa bahagia anak (sense of happiness).

Kepuasan yang ditimbulkan curahan kasih sayang dari ibu atau

orang yang bertindak menggantikan posisi ibunya sangat penting

untuk membentuk rasa percaya diri anak. apabila anak tidak merasa

bahagia karena terus menerus dibentuk, dicaci makai, ditelantarkan

tidak mendapatkan dekapan dan belaian kasih sayang maka situasi

ini akan mengakibatkan keteidak percayaan anak. demikian pula

pada usia selanjutnya yaitu 1-3 tahun setidaknya dengan tahapan

muscular anal dalam teori freud dimana anak membutuhkan relasi

dengan orang tua dan lingkungan rumah yang tidak lagi mengikat,

tetapi memberikan keseluruhan agar ia dapat memperoleh

kesenangan dalam bereksplorasi dengan lingkungannya. Situasi

demikian akan membentuk rasa mandiri. (sense of autonomy) pada

anak. banyak faktor yang mempengaruhi sehingga pada masa kanak-

kanak ada anak yang merasakan kebahagiaan dan ada juga anak

yang tidak merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan itu ditandai oleh

kegembiraan, kesenangan dan kepuasan apabila anak dapat

memenuhi dan dipenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dalam

perkembangan. Sebaliknya, apabila anak merasa tidak gembira sakit,

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

58

tidak senang, rasa was-was, rasa tidak aman dan tidak nyaman maka

berarti ada kebutuhan-kebutuhan anak yang tidak terpenuhi. Situasi

ketidak bahagiaan sepperti ini akan memberikn dampak yang

mendalam dalam perkembangan diri anak pada usia remaja dan

dewasa. Hal ini akan berakibat kepada tergantungnya perkembangan

kesadaran moral dan kepatuhan anak kepada nilai-nilai dan aturan-

aturan moral yang berlangsung di lingkungannya. Juga dapat

mempengaruhi anak dalam mewujudkan tugas-tugas perkembangan

yang menjadi harapan sosial.

Menurut Musfiroh (dalam 2005:3) ada beberapa prinsip yang

dapat digolongkan kedalam perkembangan anak usia dini sebagai

berikut:

1) Perkembangan menyangkut perubahan.

Tujuan perkembangan adalah aktualisasi diri atau pencapaian

kemampuan bawaan. Berbagai perubahana ini dipengaruhi oleh:

Pertama : kesadaran anak akan perubahan tersebut.

Kedua : dampak perubahan terhadap perilaku anak.

Ketiga : sikap sosial terhadap perubahan.

Keempat : sikap sosial sebagai akibat dari perubahan penampilan

anak.

Kelima : sikap budaya yang merupakan cerminan orang

memperlakukan anak sebagai akibat perubahan dan

penampilannya.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 52: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

59

2) Perkembangan awal lebih penting dari pada perkembangan

selanjutnya karena dasar awal sangat dipengaruhi oleh proses belajar

dan pengalaman.

Apabila perkembangan membahayakan penyesuaian pribadi

dan sosial anak, ia dapat diubah sebelum menjadi pola kebiasaan.

Lingkungan tempat anak hidup selama bertahun-tahun yang

merupakan pembentukan awal kehidupannya, mempunyai pengaruh

kuat pada kemampuan bawaan mereka. Hal yang berpegaruh besar

dalam hal ini adalah hubungan antara pribadi, keadaan emosi, pola

pengasuhan, peran dalam keluarga, struktur keluarga di masa anak-

anak dan rangsangan lingkungan.

3) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar.

Bukti menunjukkan bahwa ciri perkembangan fisik dan mental

sebagian berasal dari proses kematangan intrinsik dan sebagaian

berasal dari latihan dan usaha individu. Perkembangan tergantung

pada interaksi antara faktor-faktor bawaan dengan faktor sosial dan

budaya lingkungan.

4) Pola perkembangan dapat diramalkan karena memiliki pola tertentu.

Studi genetik bayi sejak lahir hingga 5 tahun telah

menunjukkan bahwa semua anak kecil mengikuti pola perilaku

umum yang relatif beraturan. Bidang spesifik perkembangan juga

mengikuti pola yang dapat diramalkan. Ini mencakup berbagai aspek

perkembangan motorik, perilaku, emosional, bicara, perilaku sosial,

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 53: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

60

perkembangan konsep, cita-cita, minat dan identifikasi terhadap

orang lain. Pola perkembangan tersebut dipengaruhi juga oleh

kondisi lingkungan di masa pralahir dan pascalahir.

5) Pola perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat

diramalkan. Yang terpenting diantaranya adalah:

Pertama : adanya persamaan pola perkembangan bagi semua anak.

Kedua : perkembangan berlangsung dari tanggapan umum ke

tanggapan spesifik terhadap berbagai rangsangan yang

diterima.

Ketiga : perkembangan terjadi secara berkesinambungan.

Keempat : bebagai bidang perkembangan berlangsung dengan

kecepatan yang berbeda.

Kelima : terdapat berbagai keterkaitan dalam perkembangan.

6) Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan aspek-aspek

tertentu karena pengaruh bawaan dan sebagaian karena kondisi

lingkungan.

Terdapat bukti bahwa faktor lingkungan lebih berpengaruh

dalam menimbulkan perbedaan dari pada faktor keturunan. Ini

berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikologis.

Perbedaan individual dalam perkembangan perlu didasari oleh guru

agar tidak mengharapkan perilaku yang serupa pada semua anak dan

memberi perlakuan yang sama pada semua anak.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 54: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

61

7) Terdapat periode dalam pola perkembangan yang disebut periode pra

lahir, masa neonatus, masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa

kanak-kanak akhir dan masa puber.

Dalam semua periode ini, ada saat keseimbangan dan

ketidakseimbangan. Selain itu, ada pula pola perilaku yang normal

dan pola yang bermasalah. Pada anak usia pra sekolah, saat

keseimbangan terjadi pada usia 4 tahun, 5 tahun dan 6 tahun

sedangkan saat ketidakseimbangan terjadi pada usia 4,5 tahun, 5,5

tahun dan 6,5 tahun.

8) Ada harapan sosial untuk setiap periode perkembangan.

Harapan sosial ini berbentuk tugas perkembngan yang

memungkinkan para orang tua dan guru mengetahui pada usia

berapa anak mampu menguasai berbagai pola perilaku tertntu yang

diperlukan bagi penyesuaian yang baik. Tugas perkembangan harus

diperoleh anak, karena jika tidak, anak akan merasa rendah diri dan

tidak bahagia, timbul ketidak setujuan dan penolakan sosial serta

akan menyulitka penguasaan tugas perkembangan baru.

9) Setiap bidang perkembangan mengandung kemungkinan resiko

tertentu baik fisik maupun psikologis yang dapat mengubah pola

perkembangan.

Beberapa bahaya berasal dari lingkungan dan sebagaian lagi

berasal dari dalam diri anak. bila ini terjadi anak itu akan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 55: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

62

menghadapi masalah penyesuaian yang bermasalah atau tidak

matang.

10) Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan.

Tahun pertama kehidupan biasanya merupakan saat paling

bahagia, sementara masa remaja biasanya merupakan saat yang

potensial paling bermasalah. Kebahagiaan mempengaruhi

penyesuaian masa kanak-kanak dan dalam batas-batas tertentu dapat

dikendalikan.

Sedangkan menurut Saputra dkk (dalam 2005:11) prinsip

perkembangan anak usia dini adalah adanya suatu perubahan baik fisik

maupun psikis sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan

sangat dipengaruhi oleh faktor internal (biologis, status kesehatan) dan

faktor eksternal (lingkungan, pangan aktivitas gerak) yang sesuai

dengan masa perkembangannya. Para ahli psikologi sudah sangat

memahami dan menyadari bahwa pola perkembangan yang tepat

merupakan fondasi untuk dapat mengerti kondisi anak usia dini. Hal ini

juga dapat mengacu pada kemajuan dan kemunduran yang terjadi

hingga akhir hayat. Pertumbuhan adalah aspek struktural dari

perkembangan, sedangkan kematangan berkaitan dengan perubahan

fungsi pada perkembangan jadiperkembangan dapat meliputi semua

aspek dari perilaku manusia dan sebagain hasil hanya dapat dipisahkan

kedalam periode usia. Dukungan pertumbuhan terhadap perkembangan

sepanjang hidup merupakan sesuatu yang berarti oleh karena itu untuk

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 56: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

63

memahami anak-anak guru perlu menadari dan memahami pola

perkembangannya.

c. Karakteristik Anak Usia Dini

Kartini Kartono (dalam Syaodih,2005: 13) mengungkapkan ciri

khas anak masa kanak-kanak sebagai berikut :

1) Bersifat egosentris naif

Seorang anak yang egosentris naif memandang dunia luar dari

pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan

pandangannya sendiri, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang

masih sempit. Anak sangat terpengaruh oleh akalnya yang masih

sederhana sehingga tidak mampu menyelami perasaan dan

pikiranmemahami lain. Anak belubelummemahamii arti sebenarnya

dari suatu peristiwa dan belum mampu menempatkan diri ke dalam

kehidupan atau pikiran orang lain. Anak sangat terikat pada dirinya

sendiri.Ia menganggap bahwa pribadinya adalah satu dan terpaduerat

dengan lingkungapnya, ia belum mampu memisahkan dirinya dari

lingkungannya.

Sikap egosentris yang naif ini bersifat temporer atau

sementara, dan senantlasa thalami oleh setiap anak dalam proses

perkembanganna.Anak belum dapat memahami bahwa suatu

peristnva tertentu bagi orang lain mempunyai arti yang berbeda,

yang yang lain dengan pengertian anak tersebut.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 57: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

64

2) Relasi sosial yang primitif

Merupakan akibat dari sifat egosentris yang Waif. Ciri ini

ditandai oleh kehidupan anak yang belum dapat memisahkan antara

keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan sosial sekitarnya.

Artinya anak belum dapat membedakan antara kondisi dirinya

dengan kondisi orang lain atau anak lain di luar dirinya. Anak pada

masa ini hanya memiliki minat terhadap benda-benda dan peristiwa

yang sesuai dengan daya fantasinya. Dengan kata lain anak

membangun dunianya dengan khayalan dan keinginannya sendiri.

Relasi sosial anak dengan lingkungannya masih sangat

longgar, hal ini disebabkan karena anak belum dapat menghayati

kedudukan diri sendiri dalam lingkungannya. Anak belum sadar dan

mengerti adanya orang lain dan benda lain di luar dirinya yang

sifatnya berbeda dengan dia. Anak berkeyakinan bahwa orang lain

menghayati dan merasakan suatu sama halnya dengan

penghayatannya sendiri.

3) Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan

Dunia lahiriah dan batiniah anak belum dapat dipisahkan, anak

belum dapat membedakan keduanya.Isi lahiriah dan batiniah masih

merupakan kesatuan yang utuh. Penghayatan anak terhadapsesuatu

dikeluarkan atau diekspresikan secara bebas, spontan, dan jujur

dapat berbohong atau bertingkah laku pura-pura, anak

mengekspresikannya secara secara terbuka Ekspresi rasa kekesalan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 58: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

65

atau ketidaksenangan anak seperti ketidaksenangan tidak hanya

dengan mengeluarkan air mata sebagai tanda menangis, tapi anak

seusia Aulia menunjukkannya dengan mengungkapkan kata-kata

tidak senang dengan pada yang keras dan menggerak-gerakkan

anggota tubuhnya yang lain. Ekspresi ini merupakan wujud masih

bersatunya jasmani dan rohani anak. Anak belum dapat

menunjukkan ketidak senangannya hanya dengan menangis atau

mengungkapkannya dengan kata-kata.

4) Sikap hidup yang fisiognomis.

Anak bersikap fisiognomis terhadap dunianya, artinya secara

langsung anak, memberikan atribut/sifat lahiriah atau sifat kongkrit,

nyata terhadap apa yang dihayatinya. Kondisi ini disebabkan karena

pemahaman anak, terhadap apa yang dihadapinya masih bersifat

menyatu (totaliter) antara jasmam dan rohani. Anak belum dapat

membedakan antara benda hidup dan benda mati.Segala sesuatu

yang ada di sekitarnya dianggap memiliki jiwa yang merupakan

makhluk hidup yang memiliki jasmani dan rohani sekaligus, seperti

dirinya sendiri. Oleh karena itu anak pada usia ini Bering bereakap-

cakap dengan binatang, boneka dan sebagainya.

Menurut Elizar dkk (dalam, 2005:15) menyatakan bahwa

Mengenal karakteristik peserta didik untuk kepentingan proses

pembelajaran merupakan hal yang penting. Adanya pemahaman

yang jelas tentang karakteristik peserta didik akan rnemberikan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 59: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

66

kontribusi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif.

Berdasarkan pemahaman yang jelas tentang karakteristik peserta

didik, para guru dapat merancang dan melaksanakan kegiatan

pembelajaran sesuai perkembangan anak. Pembahasan berikut ini

tidak akan menguraikan secara rinci teoriteori perkembangan anak

usia ini karena hal itu perlu kajian tersendiri. Namun dalam uraian

ini akan diidentifikasi sejumlah karakteristik anak usia TK untuk

kepentiitgan pembahasan pengelolaan kelas di TK.

Solehuddin (dalam Elizar dkk, 2005:17) mengidentifikasikan

sejumlah karakteristik anak usia prasekolah sebagai berikut.

1) Anak bersifat unik

Anak sebagai seorang individu berbeda dengan individu

lainnya.Perbedaan ini dapat dilihat dari aspek bawaan, minat,

motivasi dan pengalaman yang diperoleh dari kehidupannya masing-

masing.Ini berarti bahwa walaupun ada acuan pola perkembangan

anak secara umum, dalam kenyataannya anak sebagai individu

berkembang dengan potensi yang berbeda-beda.

2) Anak mengekspresikan perilakunya secara re1atif spontan Ekspresi.

Perilaku secara spontan oleh anak akan menampakan bahwa

perilaku yang dimunculkan anak bersifat asli atau tidak ditutup-

tutupi. Dengan kata lain tidak ada penghalang yang dapat membatasi

ekspresi yang dirasakan oleh anak. Anak akan membantah atau

menentang kalau is merasa tidak suka. Begitu juga halnya dengan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 60: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

67

sikap marah, senang, sedih, dan menangis kalau ia dirangsang oleh

situasi yang sesuai dengan ekspresi tersebut.

3) Anak bersifat aktif dan energik

Bergerak secara aktif bagi anak usia prasekolah merupakan

suatu kesenangan yang kadangkala terlihat seakan-akan tidak ada

hentinya. Sikap aktif dan energik ini akan tampak lebih intens jika ia

menghadapi suatu kegiatan yang barn dan menyenangkan.

4) Anak itu egosentris

Sifat egosentris yang dimiliki anak menyebabkan ia cenderung

melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingan

sendiri. Anak memiliki rasa ingin tahuyang kuat dan antusias

terhadap banyak hal.

5) Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap

banyak hal.

Anak pada usia ini juga mempunyai sifat banyak mempunyai

sifat banyak memperhatikan, membicarakan dan mempertanyakan

berbagai hal yang dilihat dan dan mempertanyakan berbagai hal

yang dilihat dan didengarnya terutama berkenaan dengan hal-hal

yang baru.

6) Anak bersifat eksploratif dan petualang

Ada dorongan rasa ingin tahu yang sangat kuat terhadap segala

sesuatu, sehingga anak lebih senang untuk mencoba, menjelajah, dan

ingin mempelajari hal-hal yang baru.Sifat seperti ini misalnya,

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 61: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

68

terlihat pada saat anak ingin membongkar pasang alat-alat mainanya

ada.

7) Anak umumnya kaya dengan fantasi

Anak menyenangi hal yang bersifat imajinatif Oleh karena itu,

mereka mampu untuk bercerita melebihi pengalamannya.Sifat ini

memberikan implikasi terhadap pembelajaran bahwa bercerita dapat

dipakai sebagai salah satu metode belajar.

8) Anak masih mudah frustrasi

Sifat frustrasi ditunjukkan dengan marsh atau menangis

apabila suatu kejadian tidak sesuai dengan spa yang diingininya.Sifat

ini juga terkait dengan sifat lainnya seperti spontanitas dan

egosentris.

9) Anak masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu.

Apakah suatu aktivitas dapat berbahava atau tidak terhadap

dirinya, seorang anal, bahaya belum memiliki pertimbangan yang

matang untul, itu. Oleh karena itu lingkungan anak terutama untuk

kepentingan pernbAklamn perlu terhindar dari hal atau keadaan yang

membahayakan.

10) Anak memiliki daya perhatian yang pendek

Anak umumnya memiliki daya perhatian yang pendek kecuali

untuk hal-hal yang sangat disenanginya.

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 62: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

69

11) Anak merupakan usia belajar yang, paling potensial

Dengan mempelajari sejumlah ciri dan potensi yang ada pada

anak, misalnya rasa ingin tahu, aktif, bersifat eksploratif dan

mempunyai daya ingat lebih kuat, maka dapat dikatakan bahwa pada

usia anak-anal: terdapat kesempatan belajar yang sangat potensial.

Dikatakan potensial karena pada usia ini anak secara cepat dapat

mengalami perubahan yang merupakan hakikat dari proses belajar.

Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran untuk anak perlu

dikembangkan sesuai potensi yang dimilikinya

12) Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman

Anak mempunyai keinginan yang tinggi untuk berteman.Anak

memiliki kemampuan untuk bergaul dan bekerjasama dengan teman

lainnya.

Sedangkan menurut Richard D. Kellough (dalam Hartati 2005:8)

Anak memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan anak lain

yang berada di atas usia 8 tahun. Karakteristik anak usia dini yang khas

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Anak itu bersifat Egosentris

Pada umumnya anak masih bersifat egosentris.Ia cenderung

melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan

kepentingannya sendiri. Hal ini dapat dilihat dari perilakunya seperti

masih berebut alat-alat mainan, menangis bila menghendald sesuatu

yang tidak dipenuhi oleh orang tuanya, atau memaksakan sesuatu

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 63: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

70

terhadap orang lain. Karakteristik seperti ini terkait dengan

perkembangan kognitifnya yang menurut Piaget disebutkan bahwa

anak usia dini sedang berada pada fase transisi dari fase praoperasi

(2-7 tahun) ke fase operasional konkret (7-11 tahun). Pada fase

praoperasional pola berpikir anak bersifat egosentrik dan simbolik,

sementara pada fase operasional konkret anak sudah mulai

menerapkan logika untuk memahami persepsi-persepsi. Menurut

Berk (1988) anak yang berada pada masa transisi ini masih berpikir

menurut kedua pola tersebut di atas secara bergantian atau kadang-

kadang secara simultan. Misalnya ia mengetahui jawaban yang benar

untuk sesuatu, tetapi tidak memahami makna logika di Malik

jawaban itu. Dalam memahami sebuah fenomena, anak Bering

memahami sesuati dari sudut pandangnya sendiri sehingga seringkah

ia merasa asing dalam lingkungannya. Oleh karena tugas guru adalah

membantu anak dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan

dunianya dengan cara positif. Keterampilan yang sangat diperlukan

dalam mengurangi egosentris di antaranya adalah dengan

mengajarkar.anak untuk mendengarkan orang lain, serta dengan cara

memahami dan berempati pada anak.

2) Anak Memiliki Rasa Ingin Tahu Yang Besar

Menurut persepsi anak, dunia ini dipenuhi dengan hal-hal rang

menank dan menakjubkan. Hal ini menimbulkan rasa keingintahuan

anak yang tinggi. Rasa keingintahuan sangatlah bervariasi,

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 64: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

71

tergantung dengan apa yang menarik perhatiannya. Sebagai contoh,

anak lebih tertarik dengan benda yang menimbulkan akibat dari pada

benda yang terjadi dengan sendirinya.Dalam Brooks and Brooks

(1993:29) dikemukakan bahwa keuntungan yang dapat diambil dari

rasa keingintahuannya adalah dengan menggunakan fenomena atau

kejadian yang tidak biasa.Kejadian yang tidak biasa tersebut dapat

menimbulkan ketidakcocokan kognitif, seb.ingga dapat memancing

keinginan anak untuk tekun untuk meinecahkan permasalahan atau

ketidakcocokan tersebut Meskipun terkadang sulit dikenali

hubungan di antara ketidaksesuaian tersebut, namun hal ini dapat

membantu mengembangkan motivasi anak untuk belajar sains.Untuk

membantu mengembangkan kemampuan anak dalam

mengelompokkan dan memahami dunianya sendiri, guru perlu untuk

membantu untuk menemukan masalahnya.

3) Anak adalah Mahluk Sosial

Anak senang diterinia dan berada dengan teman sebayanya.

Mereka senang bekerja sama dalam membuat rencana dan

menyelesaikan pekerjaannya. Mereka secara bersama saling

memberikan semangat dengan sesama temannya.Anak membangun

konsep diri melalui interaksi sosial disekolah.Ia akan membangun

kepuasan melalui penghargaan diri ketika diberikan kesempatan

untuk bekerja sama dengan temannya. Untuk itu pembelajaran

dilakukan untuk membantu anak dalam perkembangan penghargaan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 65: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

72

diri. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menyatukan strategi

pembelajaran sosial seperti bekerja sama, simulasi guru dari teman

sebaya, dan pembelajaran silang usia.

4) Anak Bersifat Unik

Anak merupakan individu yang unik di masa masing-masing

memiliki bawaan, minat, kapabilitas, dan latar belakang kehidupan

yang berbeda satu sama lain. Disamping memiliki kesamaan,

menurut Bredekamp (1987), anak juga memiliki keunikan tersendiri

seperti dalam gaga belajar, minat, dan latar belakang keluarga.

Meskipun terdapat pola urutan umum dalam perkembangan anak

vang dapat diprediksi, namun pola perkembangan dan belajarnya

tetap memiliki perbedaan satu sama lain.

5) Anak Umumnya Kaya Dengan Fantasi

Anak senang dengan hal-hal yang bersifat imajinatif, sehingga

pada umumnya ia kaya dengan fantasi. Anak dapat bercerita

melebihi pengalaman-pengalaman aktualnya atau kadang bertanya

tentang hal-hal gaib sekalipun. Hal ini disebabkan imajinasi anak

berkembang melebihi apa yang dilihatnya. Sebagai contoh, ketika

anak melihat gambar sebuah robot, maka imajinasinya berkembang

bagaimana robot itu berjalan dan bertempur dan seterusnya. Jika

dibimbing dengan beberapa pertanyaan, maka ia dapat menceritakan

melebihi apa yang mereka dengar dan lihat sesuai dengan imajinasi

yang sedang berkembang pada pikirannya. Cerita atau dongeng

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 66: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

73

merupakan kegiatan yang banyak digemari oleh anak sekaligus dapat

melatih mengembangkan imajinasi dan kemampuan bahasa anak.

6) Anak memiliki daya konsentrasi yang pendek.

Pada umumnya anak sulit untuk berkonsentrasi pada suatu

kegiatan dalam jangka waktu yang lama.Ia selalu cepat mengalihkan

perhatian pada kegiatan lain, kecuali memang kegiatan tersebut

selain menyenangkan juga bervariasi dan tidak membosankan.

Menurut Berg (1988) disebutkan bahwa sepuluh menit adalah waktu

yang wajar bagi anak usia sekitar 5 tahun untuk dapat duduk dan

memperhatikan sesuatu swara nyaman. Daya perhatian yang pendek

membuat ia masih sangat sulit untuk duduk dan memperhatikan

sesuatu untuk jangka waktu yang lama, kecuali terhadap hal-hal

yang menyenangkan. Pembelajaran dapat dilakukan dengan

menggunakan pendekatan yang bervariasi dan menyenangkan,

sehingga tidak membuat anak terpaku di tempat dan menyimak

dalam jangka waktu lama.

7) Anak merupakan masa belajar yang paling potensial.

Masa anak usia dini disebut sebagai masa golden age atau

magic years. NAEYC (1992) mengemukakan bahwa masa-masa

awal kehidupan tersebut sebagai masa-masanya belajar dengan

slogannya sebagai berikut: "Early Years are Learning Years". Hal

ini disebabkan bahwa selama rentang waktu usia dini, anak

mengalami berbagai pertumbuhan dan perker-ribangan yang sangat

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 67: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

74

cepat dan pesat pada berbagai aspek, Pada periode ini hampir seluruh

potensi anak mengalami masa peka untuk tumbuh dan berkembang

secara cepat dan hebat. Oleh karena itu, pada masa ini anak sangat

membutuhkan stimulasi dan rangsangan dari lingkungannya.

Pembelajaran pada periode ini merupakan wahana yang

memfasilitasi pertumbuhan dan perkambangan anak guna mencapai

tahapan sesuai dengan tugas perkembangannya.

B. Kerangka Berpikir

Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang yang

mempunyai keinginan dan kemauan untuk mencapai suatu tujuan yang akan

diraihnya.Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila dia dapat

memecahkan masalah dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan dari hal-

hal yang pernah dilaluinya atau sebagai bagian dari pengalaman belajarnya.

Seorang yang memiliki motivasi yang tinggi maka akan memiliki rasa yang

tinggi pula dalam mencapai tujuan yang akan diraihnya sehingga hasil yang

akan dicapai akan lebih baik.Sebaliknya seorang yang kurang atau tidak

mendapatkan motivasi mereka akan lebih cenderung memiliki rasa putusasa

yang tinggi dalam menghadapi masalah atau tujuan yang akan dicapainya.

Tujuan pemberian reward adalah agar siswa dapat memiliki kesadaran

dalam dirinya untuk meningkatkan motivasi dalam memenuhi tujuan yang

akan dicapai sebagai suatu kepuasan atas hasil prestasi yang diperolehnya.

Sehingga dapat mendorong anak untuk meningkatkan kemungkinan

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 68: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

75

terulangnya kembali perilaku-perilaku positifnya dalam belajar sehingga

tercapainya hasil belajar yang meningkat. Seperti halnya telah disinggung di

atas, bahwa reward dapat menjadi pendorong dan motivasi bagi siswa untuk

meningkatkan belajarnya agar dapat menjadi lebih baik.

Karenanya peneliti ingin membuktikan ektifitas pemberian reward

terhadap motivasi belajar pada peserta didik kelompok A di TK Muslimat

Diponegoro Kecamatan Salem Kabupaten Brebes. Sehingga peneliti dapat

meninjau apakah pemberian reward dapat efektif untuk meningkatkan

motivasi belajar pada anak. berikut bagan kerangka berpikir dalam penelitian:

C. Hipotesis Penelitian

Berkenaan dengan masalah yang diteliti, peneliti mencoba membuat

suatu kesimpulan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya maka

dirumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut:

Adanya perubahan

cara mengajar yaitu

dengan memberikan

reward.

Kondisi akhir

Diharapkan adanya

peningkatan dalam

motivasi belajar pada

anak didik.

Motivasi

keinginan belajar

masih rendah atau

kurang muncul.

Kondisi awal peserta

didik, kurang adanya

semangat dalam

mengerjakan tugas

yang diberikan guru.

Observasi awal

peserta didik

kelompok A TK

MUSLIMAT

DIPONEGORO

Kecamatan Salem

Kabupaten BREBES

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017

Page 69: BAB II KAJIAN TEORI A. Pembahasan Teori 1. Rewardrepository.ump.ac.id/6880/3/SEFTIA BESTARI .... BAB II.pdfketika siswa melakukan sesuatu yang baik. Menurut Djamarah (dalam ... yang

76

“ Pemberian reward dapat meningkatkan motivasi belajar pada peserta

didik kelompok A di TK Muslimat Diponegoro Kecamatan Salem Kabupaten

Brebes”

EFEKTIVITAS PEMBERIAN REWARD TERHADAP…… SEFTIA BESTARI, FKIP 2017