28
14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves particular educational goal (David dalam Sanjaya, 2006). Ini berarti starategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Jadi dengan demikian strategi dalam dunia pendidikan dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Akdon (2007) menjelaskan untuk mendapatkan strategi yang tepat, lembaga pendidikan memerlukan pengenalan dan penguasaan terhadap berbagai informasi lingkungan strategisnya. Karena itu lembaga pendidikan perlu melakukan analisis dengan cermat terhadap lingkungan strategisnya. Selain itu analisis lingkungan tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan informasi yang bisa dijadikan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

Secara umum untuk meningkatkan mutu

pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

pendidikan strategi diartikan sebagai a plan, method, or

series of activities designed to achieves particular

educational goal (David dalam Sanjaya, 2006). Ini

berarti starategi digunakan untuk memperoleh

kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Jadi dengan demikian strategi dalam dunia pendidikan

dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi

tentang rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Akdon (2007) menjelaskan untuk mendapatkan

strategi yang tepat, lembaga pendidikan memerlukan

pengenalan dan penguasaan terhadap berbagai

informasi lingkungan strategisnya. Karena itu lembaga

pendidikan perlu melakukan analisis dengan cermat

terhadap lingkungan strategisnya. Selain itu analisis

lingkungan tersebut juga dimaksudkan untuk

memberikan informasi yang bisa dijadikan sebagai

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

15

dasar untuk mengambil langkah-langkah dalam jangka

panjang.

Untuk dapat mencapai suatu pembelajaran yang

efektif baik dan bermutu maka sebagai tenaga pendidik

juga memerlukan strategi pembelajaran.

1. Strategi Pembelajaran

Demikian dengan pembelajaran, pelaksanaan

proses pengajaran memerlukan strategi atau kiat

tertentu.

David dalam Sanjaya (2006) menyebutkan bahwa

dalam strategi pembelajaran terkandung makna

perencanaan. Artinya, strategi pada dasarnya masih

bersikap konseptual tentang keputusan - keputusan

yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan

pembelajaran. Untuk mengimplementasikannya

digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.

Metode adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun

Dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan

untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, metode dalam rangkaian system

pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.

Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran

sangat tergantung pada cara guru menggunakan

metode pembelajaran hanya mungkin dapat

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

16

diimplementasikan melalui penggunaan metode

pembelajaran.

Killen dalam Sanjaya (2006) mengatakan “No

Teaching strategy is better than others in all

circumtances, so you have to be able to use a variety of

teaching strategies, and make rational decisions about

when each of the teaching strategies is likely to most

effective”. Hal ini jelas bahwa guru harus mampu

memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan

siswa. dalam penggunaan strategi pembelajaran adalah

bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok

digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua

keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi,

khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh

terhadap penyusunan dan implementasi strategi

pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru

dapat menggunakan media sesuai dengan kebutuhan

dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media

komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan

mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga

bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik. Ini

berarti guru dapat menyusun strategi pembelajaran

dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber

belajar.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

17

Dengan penjelasan diatas maka dapat dikatakan

strategi pembelajaran adalah kegiatan atau prosedur

pembelajaran yang digunakan oleh guru dan siswa

yang berinteraksi dengan komponen-komponen

pembelajaran baik situasi dan model belajar untuk

memperoleh hasil belajar siswa dan memanfaatkan

media dan sumber belajar dalam proses belajar.

2. Faktor-faktor Dalam Proses Pembelajaran

Dalam mencapai hasil belajar siswa ditentukan oleh

proses pembelajaran. Sanjaya 2006 : 141 menjelaskan

keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya :

a. Guru

Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru

merupakan ujung tombak yang sangat menentukan

keberhasilan penerapan proses pembelajaran,

Karena guru merupakan orang yang berhadapan

langsung dengan siswa. Ada beberapa hal yang

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran

dipandang dari sudut guru yaitu kemampuan guru,

sikap profesionalitas guru. Latar belakang

pendidikan guru dan pengalaman mengajar.

i. Kemampuan Guru

Kemampuan guru merupakan faktor

pertama yang dapat mempengaruhi keberhasilan

pembelajaran misalnya guru dituntut untuk

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

18

mampu merancang desain pembelajaran yang

tepat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,

kemampuan memanfaatkan media dan sumber

belajar serta kemampuan menentukan evaluasi

yang tepat untuk mengukur keberhasilan proses

pembelajaran. Indriana, 2011: 47 menambahkan

tugas guru adalah sebagai desainer pembelajaran

yang mampu merancang sebuah pembelajaran

yang baik, termasuk di dalamnya merancang

media pembelajaran. Disinilah peran guru

sebagai kreator yaitu menciptakan media yang

tepat, efisien dan menyenangkan bagi siswa. Ini

berarti guru memiliki peran yang penting dalam

menciptakan kondisi belajar yang harus efektif

dan menyenangkan guna keberhasilan

pembelajaran.

ii. Sikap Profesional

Sikap professional guru berhubungan

dengan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan

tugas mengajarnya. Guru yang professional

selamanya akan berusaha untuk mencapai hasil

yang optimal. Ia tidak akan merasa puas dengan

hasil yang akan dicapai. Oleh karenanya ia akan

selalu belajar untuk menambah wawasan ilmu

pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dan

keterampilannya. Misalnya dengan melacak

berbagai sumber belajar melalui kegiatan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

19

membaca, mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah

seperti seminar, diskusi, simposium dan

sebagainya. Serta melacak informasi dengan

memanfaatkan hasil-hasil teknologi seperti

televisi, radio, komputer sampai kepada internet.

Pembelajaran tidak akan berhasil

diimplementasikan oleh guru yang memiliki

motivasi yang rendah.

iii. Latar belakang Pendidikan dan mengajar Guru.

Latar belakang pendidikan dan pengalaman

mengajar guru akan sangat berpengaruh

terhadap implementasi pembelajaran. Dengan

latar belakang pendidikan yang tinggi,

memungkinkan guru memiliki pandangan dan

wawasan yang luas terhadap variabel-variabel

pembelajaran seperti pemahaman tentang

berbagai model dan metode pembelajaran.

Dengan demikian guru tersebut akan mendesain

proses pembelajaran yang mendorong siswa aktif

dan kreatif dan proses pengalaman belajar-

mengajar.

Dengan demikian, tugas guru adalah sebagai

desainer pembelajaran yang mampu merancang

sebuah pembelajaran yang baik, termasuk di

dalamnya merancang media pembelajaran. Disinilah

peran guru sebagai kreator yaitu menciptakan media

yang tepat, efisien dan menyenangkan bagi siswa.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

20

Ini berarti guru memiliki peran yang penting dalam

menciptakan kondisi belajar yang harus efektif dan

menyenangkan guna keberhasilan pembelajaran

b. Sarana dan Prasarana Belajar

Keberhasilan implementasi penerapan

pembelajaran juga dipengaruhi oleh ketersediaan

sarana belajar. Sarana adalah segala secara

langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran

misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran,

perlengkapan sekolah dan lain sebagainya;

sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang

secara tidak langsung mendukung keberhasilan

proses pembelajaran, misalnya jalan menuju

sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil dan lain

sebagainya. Kelengkapan sarana dan prasarana

akan membantu guru dalam proses

penyelenggaraan proses pembelajaran; dengan

demikian sarana dan prasarana merupakan

komponen penting yang dapat mempengaruhi proses

pembelajaran. Terdapat beberapa keuntungan bagi

sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan

prasarana. Pertama, kelengkapan sarana dan

prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi

guru mengajar. Ketersediaan sarana yang lengkap,

memungkinkan guru memiliki berbagai pilihan yang

dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi

mengajarnya. Kedua, kelengkapan sarana dan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

21

prasrana dapat memberikan berbagai pilihan pada

siswa untuk belajar. Kelengkapan sarana dan

prasarana akan memudahkan siswa menentukan

pilihan dalam belajar. Yang termasuk ketersediaan

sarana itu meliputi ruang kelas dan setting tempat

duduk siswa, media dan sumber belajar.

i. Ruang Kelas

Kondisi ruang kelas merupakan faktor yang

menentukan keberhasilan pembelajaran.

Demikian juga halnya dengan penataan kelas.

ii. Media dan Sumber Belajar

Keberhasilan pembelajaran akan sangat

dipengaruhi oleh ketersediaan dan pemanfaatan

media dan sumber belajar. Woolfolk dan Nicolich

menyebutkan disamping itu buku pelajaran,

buku bacaan, dan laboratorium sekolah juga

tersedia semakin baik. Guru berperan dalam

memanfaatkan media dan sumber belajar

tersebut. Guru dapat membuat program

pembelajaran dengan memanfaatkan media dan

sumber belajar di luar sekolah. Pemanfaatan

tersebut bermaksud meningkatkan kegiatan

belajar, sehingga mutu hasil belajar semakin

meningkat.

Ada juga yang mengatakan bahwa media

pengajaran juga sangat mempengaruhi proses

pembelajaran seperti yang dikemukan oleh

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

22

Indriana, 2011:47 menyebutkan media berfungsi

mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai

pengalaman belajar. Pengalaman belajar atau

learning experience tergantung antara interaksi

siswa dan media. Media yang tepat dan sesuai

dengan tujuan belajar akan mampu

meningkatkan pengalaman belajar sehingga anak

didik bisa mempertinggi hasil belajar.

iii. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar merupakan faktor lain

yang dapat mempengaruhi keberhasilan

pembelajaran. Ada dua hal yang termasuk ke

dalam faktor lingkungan belajar, yaitu

lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.

Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi

sekolah, begitupun keadaan dan jumlah guru.

Sedangkan lingkungan psikologis adalah iklim

sosial yang ada di lingkungan itu. Kemudian

juga dilihat dari aspek lingkungan ada dua

faktor yang dapat mempengaruhi faktor

pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan

faktor iklim sosial-psikologis. faktor organisasi

kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa

dalam satu kelas merupakan aspek penting yang

dapat mempengaruhi proses pembelajaran.

Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang

efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

23

Kelompok belajar yang besar dalam satu kelas

memiliki kecenderungan waktu belajar yang

sempit, kelompok belajar terlalu besar sehingga

semakin banyak siswa yang enggan untuk

berpartisipasi aktif, dan kepuasan belajar setiap

siswa menurun karena akan mendapatkan

perhatian yang terbatas dari guru.

c. Siswa

Siswa juga menentukan terjadi atau tidak terjadi

pembelajaran. Sebab siswa adalah organisme yang

unik yang berkembang sesuai dengan tahap

perkembangannnya. Perkembangan anak adalah

perkembangan seluruh aspek kepribadiannya,

akan tetapi tempo dan irama perkembangan

masing-masing anak pada setiap aspek tidak

selalu sama. Proses pembelajaran dapat

dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak

sama tersebut, disamping karakteristik lain yang

melekat pada diri anak. Pengaruh tersebut dilihat

dari beberapa aspek meliputi aspek latar belakang

siswa, kemampuan dasar siswa, pengetahuan dan

sikap siswa. Perbedaan-perbedaan tersebut

menuntut perlakuan yang berbeda pula baik dalam

penempatan atau pengelompokan siswa maupun

dalam perlakuan guru dalam menyesuaikan gaya

belajar. Bagaimanapun, faktor siswa dan guru

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

24

merupakan faktor yang sangat menentukan dalam

interaksi pembelajaran.

Sanjaya, 2006 : 133 menyebutkan dalam standar

proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk

membelajarkan siswa. Artinya, sistem

pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek

belajar. Dengan kata lain pembelajaran ditekankan

atau berorientasi pada aktivitas siswa. Hal ini juga

diperkuat dengan Peraturan Pemerintah No. 19

Tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif

serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik. Hal ini menunjukan

bahwa mengajar yang didesain guru harus

berorientasi pada aktifitas siswa.

Dengan demikian dikatakan bahwa, terjadinya

proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Hal inilah yang mengakibatkan proses

terjadinya belajar-mengajar.

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

25

3. Standar Proses Menurut Standar Nasional

Pendidikan.

Standar Proses adalah Standar Nasional Pendidikan

yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada

satu satuan pendidikan untuk mencapai standar

kompetensi lulusan.

Undang-undang Dasar mengatakan bahwa

pemerintah menyusun dan menyelenggarakan suatu

sistem pendidikan nasional yang dewasa ini telah

dirumuskan di dalam Undang-undang No. 20 Tahun

2003. Sebagai suatu sistem tentunya diperlukan suatu

patokan atau ukuran sampai dimana sistem tersebut

berhasil atau tidak. Dengan kata lain, performance

lembaga pendidikan haruslah mempunyai indikator-

indikator keberhasilan atau kegagalan. Lahirnya PP No.

19 Tahun 2005 sebagai penjabaran dari UU No. 20

Tahun 2003 mengupayakan adanya standar nasional.

Ini merupakan kriteria minimal tentang sistem

pendidikan.

Tilaar (2006) menjelaskan standar adalah patokan.

Sewaktu-waktu tingkat pencapaian standar tersebut

perlu diketahui sampai dimana efektifitasnya, karena

merupakan salah satu item dari sistem pendidikan di

seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Yang dimaksud dengan standar tersebut

menurut peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

antara lain dapat dijelaskan dalam standar proses.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

26

Mulyasana (2011:155) menjelaskan setiap satuan

pendidikan melakukan perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,

penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses

pembelajaran untuk terlaksananya proses

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat

sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,

metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil

belajar.

Pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan

dengan mengembangkan budaya membaca dan

menulis, serta dilaksanakan dengan memperhatikan

jumlah maksimal per pendidik, rasio maksimal buku

teks pelajaran setiap peserta didik dan rasio maksimal

jumlah peserta didik setiap pendidik.

Penilaian hasil pembelajaran pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah menggunakan

berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi

dasar yang harus dikuasai. Teknik penilaian tersebut

dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktik dan

penugasan perseorangan atau kelompok.

Untuk mata pelajaran selain kelompok mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah, teknik penilaian

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

27

observasi secara individual sekurang-kurangnya

dilaksanakan satu kali dalam semester.

Pengawasan proses pembelajaran meliputi

pemantauan, supervise, evaluasi, pelaporan dan

pengambilan langkah tindak lanjut yang diperlukan.

Standar perencanaan proses pembelajaran,

pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil

pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran

dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan

Peraturan Menteri.

Penetapan standar proses pendidikan merupakan

kebijakan yang sangat penting dan strategis untuk

pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan.

Melalui standar proses pendidikan setiap guru dan

atau pengelola sekolah dapat menentukan bagaimana

seharusnya proses pembelajaran berlangsung.

Pencapaian standar proses untuk meningkatkan

kualitas pendidikan dapat dimulai dari menganalisis

setiap komponen yang dapat membentuk dan

mempengaruhi proses pembelajaran.

4. Pendidikan Agama Kristen (PAK)

a. Pengertian Pendidikan Agama Kristen (PAK)

Darmningtyas (2004) Pendidikan Agama

Kristen adalah suatu usaha pendidikan. Oleh

karena itu, ia merupakan usaha sadar,

sistematis dan berkesinambungan, apapun

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

28

bentuknya. Pendidikan Agama Kristen (PAK) juga

merupakan pendidikan khusus yakni dalam

dimensi religius manusia. Secara khusus

Pendidikan Agama Kristen (PAK) menunjuk

kepada persekutuan iman yang melakukan tugas

pendidikan agamawi, yakni persekutuan iman.

Homrighausen (1985) berpendapat bahwa

Pendidikan Agama Kristen (PAK) bukan saja

diberikan oleh Gereja di dalam lingkungannya

sendiri, tetapi juga diluar lingkungannya, yakni

di dalam sekolah umum dan sekolah Kristen.

Dengan pengertian di atas dapat dikatakan

Pendidikan Agama Kristen merupakan

pendidikan iman bukan saja diberikan oleh

Gereja tetapi juga diberikan untuk anak didik

agar bertumbuh dalam iman dalam konteks

hidupnya sehari-hari dengan sesama dan

lingkungan.

Nuhamara (2007) mengatakan bahwa,

dasar filosofis kehadiran pendidikan dalam

konteks sekolah mempunyai signifikansi dalam

rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

adalah tempat yang tepat untuk mewujudkan

tujuan Pendidikan Nasional dan juga sekaligus

tujuan Pendidikan Agama Kristen (PAK). Konteks

dan setting Pendidikan Agama Kristen (PAK)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

29

disekolah mendapatkan peranan yang sangat

penting, karena melalui proses belajar mengajar

di sekolah peserta didik dapat menjadi pribadi

yang utuh seperti tertuang dalam tujuan

Pendidikan Nasional. Untuk tugas yang mulia ini

Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang diajarkan

disekolah harus memiliki suatu strategi yang

mantap untuk pencapaian tujuan nasional.

Salah satu cara untuk mencapai tujuan dari

tugas yang mulia ini adalah melalui proses

pembelajaran Pendidikan Agama Kristen (PAK) di

sekolah.

b. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Kristen

(PAK)

Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen

(PAK) berfungsi untuk hal-hal sebagai berikut :

Memperkenalkan Allah dan karya-karya-Nya

agar siswa bertumbuh iman percayanya dan

meneladani Allah dalam hidupnya, Menanamkan

pemahaman tentang Allah dan karya-Nya

kepada siswa, sehingga mampu memahami,

menghayati, dan mengamalkannya.

Adapun tujuan PAK yakni : Menghasilkan

manusia yang dapat memahami kasih Allah di

dalam Yesus Kristus, serta mengasihi Allah dan

sesama, menghasilkan manusia Indonesia yang

mampu menghayati imannya secara

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

30

bertanggungjawab serta berakhlak mulia dalam

masyarakat majemuk.

Hal ini menandakan bahwa pada dasarnya

fungsi Pendidikan Agama Kristen (PAK)

dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik

(euangelion berarti injil) yang disajikan dalam

dua aspek, yaitu aspek Allah Tritunggal dan

Karya-Nya, dan aspek Nilai-nilai kristiani. Secara

holistik, pengembangan kompetensi inti dan

kompetensi dasar PAK pada pendidikan dasar

dan menengah mengacu pada dogma tentang

Allah dan karya-Nya. Pemahaman terhadap

Allah dan karya-Nya harus tampak dalam nilai-

nilai kristiani yang dapat dilihat dalam

keseharian siswa.

c. Hakikat Pendidikan Agama Kristen (PAK)

Hakikat Pendidikan Agama Kristen seperti

yang tercantum dalam hasil Lokakarya Strategi

PAK di Indonesia tahun 1999 adalah: "Usaha

yang dilakukan secara terencana dan

berkelanjutan dalam rangka mengembangkan

kemampuan siswa agar dengan pertolongan Roh

Kudus dapat memahami dan menghayati kasih

Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus yang

dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari,

terhadap sesama dan lingkungan hidupnya".

Dengan demikian, setiap orang yang terlibat

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

31

dalam proses pembelajaran PAK memiliki

panggilan untuk mewujudkan tanda-tanda

Kerajaan Allah dalam kehidupan pribadi maupun

sebagai bagian dari komunitas.

5. Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

(PAK)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menyatakan

mutu adalah (ukuran) baik buruk suatu benda: Taraf

atau derajat (kepandaian, kecerdasan dan sebagainya)

kualitas.

Cosby mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau

distandarkan (conformance to requirement).

Carvin, sebagaimana dikutip oleh Nasution (2004)

adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, manusia atau tenaga kerja, proses dan

tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau harapan

pelanggan pada suatu produk selalu berubah, sehingga

kualitas produk juga harus berubah dan disesuaikan.

Dengan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa mutu itu adalah suatu kondisi yang

diisyaratkan atau sesuai standar berhubungan dengan

kualitas terhadap suatu produk tertentu.

Terkait dengan pengertian mutu di atas, ketika

mutu itu diimplikasikan ke dunia pendidikan dalam hal

ini berhubungan dengan pembelajaran maka lebih

tertuju kepada sesuatu keadaan yang baik dalam

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

32

upaya membelajarkan siswa. Membicarakan mutu

pembelajaran artinya mempersoalkan bagaimana

kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini

berjalan dengan baik serta menghasilkan keluaran

yang baik pula.

Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan

baik dan hasilnya dapat diandalkan, maka perbaikan

pengajaran diarahkan pada pengelolaan proses

pembelajaran baik itu tujuan, materi pelajaran, metode

atau strategi pembelajaran, media dan evaluasi. Lebih

dari itu bagaimana peran strategi pembelajaran yang

dikembangkan disekolah menghasilkan keluaran

pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Suryosubroto (2004:53) menambahkan tentang

pengelolaan proses pembelajaran dalam mengatur atau

mengelola (manajemen) proses pembelajaran sebagai

berikut.

a. Manajemen sebelum proses belajar mengajar yang

termasuk dalam kegiatan inti antara lain :

i. Mengatur pembagian tugas mengajar

ii. Menyusun jadwal pelajaran

iii. Menyusun program pembelajaran baik program

per semester maupun program tahunan

iv. Menyusun atau membuat persiapan mengajar

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

sekolah, misalnya berdasarkan Prosedur

Pengembangan Instruksional (PPS) atau

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

33

mungkin juga berdasar Pendekatan

Keterampilan Proses (PMR) seperti yang

dikehendaki oleh kurikulum 1984.

b. Manajemen Selama Proses Pembelajaran

Kegiatan ini akan meliputi antara lain :

i. Mengisi daftar kemajuan kelas

Daftar ini sering disebut daftar kemajuan

kelas karena menggambarkan sejauh mana

sesuatu kelas mempelajari materi pelajaran

sebagaimana yang terprogram dalam GBPP

ii. Mengelola Organisasi Kelas

Yang dimaksud dengan pengelolaan disini

ialah bagaimana guru mengatur siswa dalam

PBM agar tujuan instruksionalnya tercapai

secara efektif serta efisien. Realisasinya akan

berupa penggunaan metode atau taktik, strategi

pengajaran.

Dengan demikian akan menyangkut pula

masalah pengaturan fisik fasilitas belajar di

dalam kelas seperti tempat duduk siswa, buku-

buku pelajaran dan alat-alat belajar lainnya.

iii. Menyelenggarakan evaluasi hasil belajar

Disini juga disebutkan tugas utama guru

adalah : menyusun soal, mengawasi evaluasi,

memeriksa hasil tes, membuat dokumentasi

nilai dalam buku nilai (daftar nilai).

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

34

Sedangkan tugas dari pihak administrasi

adalah : Menggandakan soal dan Membuat

dokumentasi nilai dari buku nilai sekolah.

c. Manajemen sesudah selesai PBM

Beberapa kegiatan administrasi yang dikerjakan

adalah:

i. Menyusun laporan hasil pendidikan

ii. Kegiatan pencatatan yang berhubungan

dengan masalah perbaikan proses belajar

mengajar (remedial teaching)

Jadi mutu pembelajaran Pendidikan Agama Kristen

itu adalah bagaimana seorang pengajar atau guru

Pendidikan Agama Kristen mengelola proses

pembelajaran sesuai dengan standar yang diisyaratkan

sehingga mampu menciptakan produk pembelajaran

Pendidikan Agama Kristen yang berkualitas atau baik.

6. Strategi meningkatkan Mutu Pembelajaran

Dengan berbagai penjelasan dari strategi, faktor-

faktor dalam pembelajaran sampai dengan aspek

peningkatan mutu pembelajaran maka Mulyasana

(2011:79) menjelaskan untuk meningkatkan strategi

pembelajaran, perlu dilakukan langkah-langkah

berikut.

a. Ciptakan suasana kelas yang mendorong para

peserta didik merasa dirinya penting, berharga

memiliki bakat dan kemampuan.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

35

b. Kuasai peserta didik dengan pendekatan kecintaan,

perhatian dan kasih sayang. Jangan menguasai

mereka dengan ancaman dan kekerasan.

c. Dekati peserta didik dengan teladan, Posititive

thinking dan dengan bahasa yang mudah dipahami

serta dengan cara yang mudah dipahami serta

dengan cara menciptakan iklim belajar yang

menyenangkan.

d. Selalu belajar dari kesalahan dan kegagalan dalam

proses pembelajaran, serta tidak melakukan

sesuatu yang dilakukan oleh orang-orang yang telah

gagal dalam mendidik.

e. Menghargai sekecil apapun pandangan, pendapat

dan kreativitas peserta didik.

f. Guru memiliki keteladanan dan professional yang

memadai (tidak sekedar menjual jasa, ilmu dan

keterampilan semata tapi memberikan jaminan

kepercayaan).

g. Guru menciptakan iklim kelas yang terbuka,

demokratis dan manusiawi, karena pendidikan pada

hakikatnya adalah proses pemanusian manusia

secara manusiawi.

h. Guru selalu bertindak sebagai pelayan belajar yang

bertugas membantu kesulitan belajar peserta didik,

serta tidak bertindak sebagai penguasa kelas.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

36

Hal diatas menunjukan bahwa ada hal-hal yang

perlu dilakukan dalam langkah peningkatan mutu

dengan mengikuti langkah-langkah di atas.

Syafaruddin dkk, 2005:152 menambahkan jadi

setiap guru sebagai manajer dalam proses pembelajaran

harus memperhatikan upaya peningkatan kualitas

belajar secara berkelanjutan. Bagaimanapun, tanpa

adanya upaya kreatif dan inovatif dari guru terhadap

pembelajaran di setiap sekolah secara terencana dan

terarah, maka tidak mungkin akan dicapai

pembelajaran yang efektif. Karena itu peningkatan

kualitas pengajaran merupakan konsekuensi yang

harus dilaksanakan di sekolah.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Terkait dengan penelitian ini, ditemukan penelitian

yang relevan sebagai berikut :

1. Metode Perumpamaan untuk Meningkatkan Mutu

Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen.

Dalam Penelitian, metode ini adalah membahas

metode yang efektif dalam meningkatkan mutu

proses dan hasil pembelajaran dengan mempelajari

pendekatan, metode, dan teknik yang diterapkan

oleh Yesus dalam mempersiapkan dan membangun

iman para pengikut-Nya sehingga mereka memiliki

kreativitas dan memenuhi tanggung jawab sebagai

manusia ciptaan-Nya. Setelah melalui kajian kritis,

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

37

metode perumpamaan “Kerajaan Allah” yang digali

dari Kitab Suci dapat dijadikan pilihan yang kreatif

untuk menumbuhkan keterampilan berpikir siswa.

Penggunaaan metode perumpamaan dapat

mendorong siswa berpikir dan menemukan

beberapa konsep berdasarkan pengalaman mereka

dan esensi konsep berpikir.

C. KERANGKA BERPIKIR

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses

penambahan informasi dan kemampuan baru. Ketika

kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus

dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita

semestinya berpikir strategi apa yang harus dilakukan

agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Ini sangat penting untuk dipahami, sebab apa yang

harus dicapai akan menentukan bagaimana cara

mencapainya.

Dalam proses pembelajaran pada setiap ranah

pendidikan dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam hal ini

guru, sarana pembelajaran dan siswa. Faktor-faktor

inilah yang mengakibatkan pembelajaran itu terjadi di

kelas. Demikian dengan dalam mengajar Pendidikan

Agama Kristen, pada akhirnya faktor-faktor baik guru

dan sarana pembelajaran sangat membantu peserta

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

38

didik memperoleh pengertian, pemahaman dan

pengetahuan religius.

Pendidikan Agama Kristen bukan saja diberikan

oleh Gereja di dalam lingkungannya sendiri, tetapi juga

di luar lingkungannya, yakni di dalam sekolah pada

umumnya. Pendidikan Agama Kristen ini mulai dari

usia dini sampai dengan usia lanjut atau dari tingkat

Pendidikan dasar sampai tingkat perguruan tinggi,

supaya mengenal ajaran-ajaran agama Kristen dan

mempraktekkan dalam keseharian hidup mereka. Hal

ini dimaksudkan agar dengan Pendidikan Agama

Kristen di Sekolah, siswa memiliki perilaku Kristen

yang benar dan menyadari diri sebagai bagian dari

tubuh Kristus. Terkait dengan itu, Jadi sudah

seharusnyalah Pendidikan Agama Kristen di dalam

lembaga persekolahan dikembangkan guna

membimbing, mendidik dan mengajar para peserta

didik.

Terkait dengan pentingnya Pendidikan Agama

Kristen bagi para siswa maka, sekolah memiliki

kepentingan guna meningkatkan mutu pembelajaran

pada setiap jenjang pendidikan agar peran, hakikat,

fungsi dan tujuan pendidikan agama Kristen dapat

tercapai bagi para siswa maupun dalam

mengembangkan potensinya di tengah keluarga dan

masyarakat.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

39

Tanggung jawab sekolah dalam meningkatan mutu

pembelajaran merupakan tanggung jawab yang perlu

dianalisa sebaik-baiknya dengan menganalisa faktor-

faktor yang mempengaruhi pembelajaran baik itu guru,

sarana pembelajaran dan siswa.

Dalam hal ini disadari bahwa, yang menjadi

tanggung jawab penuh dalam peningkatan mutu

pembelajaran adalah guru. Karena guru merupakan

ujung tombak terciptanya pembelajaran dan sebagai

desainer pembelajaran. Ini bukan tugas yang mudah

dengan mempertimbangkan kualifikasi pendidikan

tertentu tetapi diharapkan bagaimana seorang guru

dapat mampu menyusun desain untuk memicu siswa

dalam keberhasilan pembelajaran dan melahirkan

keluaran pelajar yang bisa dipakai di dalam era

perkembangan dunia. Inilah yang disebut dengan

tanggung jawab guru dalam menciptakan mutu

pembelajaran.

Mutu merupakan sesuatu yang menjadi tolak ukur

baik atau tidaknya sesuatu yang akan dihasilkan.

Terkait dengan mutu pembelajaran di sekolah maka

berorientasi pada standar proses pendidikan. Dalam

penerapan peningkatan mutu pembelajaran yang harus

diperhatikan adalah penggunaan strategi pembelajaran.

Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran

adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok

digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

40

keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-

sendiri. Guru harus mampu memilih strategi yang

cocok dengan keadaan.

Dalam konteks pembangunan sektor pendidikan,

guru merupakan pemegang peran yang amat sentral.

Guru adalah jantungnya pendidikan. Tanpa denyut dan

peran aktif guru, kebijakan pembaharuan pendidikan

secanggih apapun tetap akan sia-sia. Sebagus apapun

dan semoderen apapun sebuah kurikulum dan

perencanaan strategis pendidikan dirancang, jika tanpa

guru yang mampu menciptakan pembelajaran yang

baik dan mampu meningkatan mutu pembelajaran

dengan mengacu pada kiat-kiat strategi peningkatan

pembelajaran, maka tidak akan membuahkan hasil

yang optimal. Artinya, pendidikan yang baik dan

unggul tetap akan bergantung pada kondisi mutu guru.

Jika guru bermutu maka akan menghasilkan

pembelajaran yang bermutu.

Demikian guru PAK, mereka ini adalah orang-orang

yang merasa diri terpanggil dengan tuntunan Roh

Kudus untuk mengajar dan telah dipersiapkan Dalam

hal ini, mengajar tentang Firman Allah di dalam Yesus

Kristus dan Roh Kudus sebagai Roh Pembaru dan

Penuntun kehidupan para peserta didik.

Jadi, menjadi seorang Guru PAK itu tidak mudah

dan menuntut banyak hal, baik itu aspek afektif,

kognitif maupun juga psikomotorik. Terkait dengan hal

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA - UKSW · 2018. 7. 12. · 14 BAB II KAJIAN . PUSTAKA. A. KAJIAN TEORI . Secara umum untuk meningkatkan mutu pendidikan, harus membutuhkan strategi. Dalam dunia

41

ini, maka dalam proses pengajaran dan pembelajaran

dalam pendidikan agama Kristen harus bisa dilakukan

dengan sebaik-baiknya agar terciptanya mutu

pembelajaran Pendidikan Agama Kristen yang baik.

Dengan demikian, melalui penulisan ini diharapkan

agar dalam melangsungkan proses belajar mengajar

terkhususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen perlu diusulkan rancangan model konseptual

berupa strategi hipotetik dan desain media

pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dalam

meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama

Kristen.