28
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Vocabulary Bahasa Inggris tentang Healthy habits dan At the school Kelas V SD a. Karakteristik Siswa Kelas V SD Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (4)). Piaget (Mulyani & Syaodih, 2011: 1.15) mengungkapkan bahwa perkembangan kognitif anak dibagi menjadi empat tahap yaitu, (1) tahap sensori motorik (umur 0-2 tahun) ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah, (2) tahap praoperasional (umur 2-7 tahun) ciri perkembangannya pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, (3) tahap operasional konkret (umur 7-11 tahun) ciri perkembangannya anak sudah mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis yang ditandai adanya reversible dan kekekalan, (4) tahap operasional formal (umur 11-15 tahun) ciri perkembangannya anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis. Perkembangan anak pada periode sekolah dasar menurut Buhler (Sobur, 2013: 132) yaitu anak mencapai objektivitas tertinggi atau dapat disebut sebagai masa menyelidik, mencoba, dan bereksperimen yang distimulasi oleh dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar. Masa ini merupakan masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk berlatih, menjelajah, dan eksplorasi. Pada masa ini anak mulai menemukan diri sendiri atau secara tidak sadar mulai berfikir tentang diri pribadi. Anak SD juga memiliki karakteristik yang khas. Sumantri dan Syaodih (2006: 6.3) menyatakan bahwa karakteristik anak sekolah dasar yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang melakukan dan memperagakan secara langsung. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Vocabulary Bahasa Inggris tentang Healthy habits dan At the school

Kelas V SD

a. Karakteristik Siswa Kelas V SD

Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan

potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,

dan jenis pendidikan tertentu (UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (4)). Piaget (Mulyani & Syaodih,

2011: 1.15) mengungkapkan bahwa perkembangan kognitif anak dibagi

menjadi empat tahap yaitu, (1) tahap sensori motorik (umur 0-2 tahun) ciri

pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah

demi langkah, (2) tahap praoperasional (umur 2-7 tahun) ciri

perkembangannya pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, (3) tahap

operasional konkret (umur 7-11 tahun) ciri perkembangannya anak sudah

mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis yang ditandai adanya

reversible dan kekekalan, (4) tahap operasional formal (umur 11-15 tahun)

ciri perkembangannya anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis.

Perkembangan anak pada periode sekolah dasar menurut Buhler

(Sobur, 2013: 132) yaitu anak mencapai objektivitas tertinggi atau dapat

disebut sebagai masa menyelidik, mencoba, dan bereksperimen yang

distimulasi oleh dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar.

Masa ini merupakan masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk

berlatih, menjelajah, dan eksplorasi. Pada masa ini anak mulai menemukan

diri sendiri atau secara tidak sadar mulai berfikir tentang diri pribadi.

Anak SD juga memiliki karakteristik yang khas. Sumantri dan

Syaodih (2006: 6.3) menyatakan bahwa karakteristik anak sekolah dasar

yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok,

serta senang melakukan dan memperagakan secara langsung.

7

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

8

Berdasarkan dari ketiga pendapat, dapat disimpulkan bahwa

perkembangan intelektual siswa kelas V pada usia 7-11 tahun, berada pada

tingkat perkembangan operasional konkret. Pada tahap ini, umumnya

siswa sudah bisa berpikir secara logis. Siswa berpikir atas dasar

pengalaman yang nyata, pernah dilihat atau dialaminya. Siswa hendaknya

diberi kesempatan untuk terlibat aktif dan mendapatkan pengalaman

langsung untuk menemukan sendiri pengetahuan mereka.

Perkembangan siswa kelas V SDN II Logandu sesuai dengan

perkembangan anak pada umumnya. Siswa kelas V SDN II Logandu

berada pada tingkat perkembangan operasional konkret yaitu dengan

kisaran umur 9-12 tahun. Dalam diri siswa sudah timbul keinginan untuk

mencoba hal-hal yang baru, yang distimulasi oleh dorongan-dorongan rasa

ingin tahu yang besar serta sudah dapat berpikir logis.

Karakteristik tersebut sangat cocok dengan metode Total Physical

Response yang mengajak siswa untuk mempunyai pengalaman yang nyata,

yaitu dengan mencoba hal-hal yang baru dan memperagakan hal-hal yang

dipelajari serta dilihatnya. Metode Total Physical Response mendorong

siswa untuk menjadi lebih aktif, percaya diri, dan termotivasi dalam

belajar. Dengan demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir

sendiri, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggung jawabkan

pemikirannya secara rasional.

b. Konsep Bahasa Inggris

1) Hakikat Bahasa

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2013: 1) berpendapat,

“Bahasa adalah sarana komunikasi antar anggota masyarakat dalam

menyampaikan ide dan perasaan secara lisan atau tulis.” Bahasa yang

baik dikembangkan oleh pemakainya berdasarkan kaidah-kaidahnya

yang tertata dalam suatu sistem.

Izzan (2010: 1) berpendapat, “Bahasa adalah perkataan-

perkataan yang diucapkan atau ditulis”, digunakan untuk berkomunikasi

bagi manusia. Nuswantoro (2013: 11) mengungkapkan bahwa bahasa

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

9

adalah salah satu alat komunikasi secara lisan dan tertulis. Departemen

Pendidikan Nasional (2014: 116) menyatakan bahwa bahasa /ba·ha·sa/

merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh

anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

mengidentifikasikan diri, atau percakapan (perkataan) yang baik,

tingkah laku yang baik, dan sopan santun.

Jadi, berdasarkan keempat pendapat tentang pengertian bahasa

dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi baik

disampaikan secara lisan (berbicara) maupun tertulis. Bahasa pada

dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara), adapun menulis adalah bentuk

bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah ucapan dan tulisan

merupakan lambang bahasa.

2) Bahasa Inggris

Riyanto (2015: 6) menyatakan bahwa bahasa Inggris merupakan

bahasa asing pertama yang diajarkan di Indonesia yang dianggap

penting dengan tujuan menerapkan dan mengembangkan ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, serta hubungan internasional.

Jodih Rusmajadi (Nuswantoro, 2013: 11) menyatakan bahwa bahasa

Inggris merupakan bahasa yang telah mendunia atau digunakan secara

internasional.

Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

Pasal 37 (Ayat 1) menyatakan bahwa bahasa Inggris merupakan bahasa

internasional yang sangat penting kegunaannya dalam pergaulan global.

Agustina (2012: 1) menyatakan bahwa bahasa Inggris merupakan

bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah atau madrasah mulai

dari tingkat sekolah dasar, ibtidaiyah, hingga tingkat perguruan tinggi.

Jadi, berdasarkan keempat pendapat tentang pengertian bahasa

Inggris dapat disimpulkan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa kedua

yang bertujuan menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, serta bahasa untuk berkomunikasi secara

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

10

internasional yang diajarkan di sekolah-sekolah dimulai dari tingkat

dasar sampai perguruan tinggi.

3) Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 62) menyatakan bahwa

mata pelajaran bahasa Inggris pada Sekolah Dasar bertujuan agar siswa

mempunyai kemampuan sebagai berikut, (a) mengembangkan

kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk

mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks

sekolah, (b) memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa

Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat

global.

Dalam kurikulum KTSP 2006 mata pelajaran bahasa Inggris

diarahkan untuk mengembangkan empat keterampilan berbahasa yaitu

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Departemen

Pendidikan Nasional (2008: 5) menyatakan bahwa ada empat

kemampuan penggunaan bahasa (literacy), yaitu performatif,

fungsional, informasional, dan epistemik.

a) Performatif yaitu pada tahap ini siswa mampu membaca, menulis,

dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan untuk

berkomunikasi dalam konteks bahasa. Salah satu unsur bahasa yang

mempunyai tujuan performatif adalah unsur bahasa vocabulary.

b) Fungsional yaitu siswa diharapkan dapat menggunakan bahasa untuk

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

c) Informasional yaitu siswa diharapkan dapat mengakses pengetahuan

dengan kemampuan bahasanya.

d) Epistemik yaitu siswa diharap dapat menstranformasikan

pengetahuan dalam bahasa tertentu.

Kurikulum bahasa Inggris SD ditargetkan untuk mencapai

tingkat kemampuan performatif yang artinya siswa mampu membaca

dan menulis, dengan kata lain siswa harus mempunyai kemampuan

vocabulary yang baik. Lulusan SD ditargetkan dapat berpartisipasi

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

11

dalam kegiatan kelas, sekolah, maupun lingkungan sekitar dengan cara

menggunakan bahasa yang biasa digunakan untuk menyertai tindakan

dalam proses belajar. Penekanan pendidikan bahasa Inggris di SD yaitu

penguasaan bahasa lisan untuk berinteaksi.

Dari uraian tentang tujuan bahasa Inggris dapat disimpulkan

bahwa tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris adalah, (a) siswa mampu

membaca, menulis, dan berbicara dengan simbol-simbol yang

digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks bahasa, (b) siswa dapat

menggunakan bahasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, (c)

siswa dapat mengakses pengetahuan dengan kemampuan bahasanya, (d)

siswa dapat mentranformasikan pengetahuan dalam bahasa tertentu, (e)

dengan penguasaan bahasa Inggris maka siswa dapat menjadi generasi

intelektual, berwawasan luas, serta memiliki karakter bangsa Indonesia

yang kuat sehingga dapat berpartisipasi dalam memajukan bangsa

Indonesia.

4) Ruang Lingkup Bahasa Inggris Kelas V

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 63) menyatakan

bahwa ruang lingkup bahasa Inggris di SD/MI mencakup kemampuan

berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks sekolah, yang

meliputi aspek-aspek sebagai berikut, (a) mendengarkan, (b) berbicara,

(c) membaca, dan (d) menulis. Keterampilan menulis dan membaca

diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi lisan.

Vocabulary mencakup empat keterampilan tersebut, yang merupakan

satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Berdasarkan peraturan Mendiknas nomor 23 tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan (Departemen Pendidikan

Nasional, 2008: 17) menyatakan bahwa cakupan bahasa Inggris ada

empat aspek yaitu sebagai berikut.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

12

a) Mendengarkan

Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat sederhana yang

disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan

lingkungan sekitar.

b) Berbicara

Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal dan

transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan informasi

dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.

c) Membaca

Membaca nyaring dan memahami makna dalam instruksi informasi,

teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar sangat

sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas,

sekolah, dan lingkungan sekitar.

d) Menulis

Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sangat

sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.

Jadi, pembelajaran bahasa Inggris di SD merupakan mata

pelajaran muatan lokal yang berisikan empat keterampilan dasar bahasa

Inggris (mendengarkan, berbicara, membaca, menulis) dan bertujuan

mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan yang

menyertai tindakan siswa dan menyadari pentingnya bahasa Inggris

sebagai bahasa global.

5) Standar Isi Bahasa Inggris

Peraturan Mendiknas No 22 Tahun 2006 (Departemen

Pendidikan Nasional, 2008: 11) menyatakan bahwa standar isi untuk

satuan pendidikan dasar dan menengah di dalamnya terlampir Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar bahasa Inggris untuk kelas V dalam

penelitian semester 2, yaitu sebagai berikut.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

13

Tabel 2.1 Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas V dalam

Penelitian Semester 2

Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator vocabulary

6.2 Berbicara

Mengung-

kapkan

instruksi

dan

informasi

sangat

sederhana

dalam

konteks

sekolah

6.2 Bercakap-cakap

/mengungkapkan

perasaan yang

dialami seseorang

mengungkapkan

masalah

kesehatan dan

memberi

ungkapan simpati

6.2.1 Mengungkapkan

kegiatan olahraga

senam dalam bahasa

Inggris

6.2.2 Menjelaskan kegiatan

olahraga senam

6.2.3 Mengungkapkan

kegiatan merawat

tubuh dalam bahasa

Inggris

6.2.4 Menjelaskan kegiatan

merawat tubuh

6.2.5 Menyebutkan kosakata

perasaan yang dialami

seseorang

6.2.6 Menjelaskan arti

kosakata perasaan

yang dialami seseorang

6.2.7 Menuliskan kalimat

sederhana berdasarkan

kosakata yang

disediakan

6.3 Bercakap-cakap

untuk meminta

/memberi

jasa/barang

secara berterima

yang melibatkan

tindak tutur:

meminta bantuan,

memberi bantuan,

meminta barang,

dan memberi

barang

6.3.1 Mengungkapkan cara

meminta bantuan

kepada seseorang.

6.3.2 Memberikan contoh

cara meminta bantuan

kepada seseorang

6.3.3 Mengungkapkan cara

menerima bantuan

kepada seseorang

6.3.4 Menuliskan kalimat

berdasarkan kosakata

yang disediakan

6) Materi Bahasa Inggris

British Council (Perwitasari, 2014: 17) menyatakan bahwa

materi bahasa Inggris untuk usia SD dari terdiri dari berbagai benda dan

kegiatan yang dilakukan siswa usia SD, mulai dari nama hewan-hewan,

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

14

sayuran, tanda-tanda lalu lintas, hubungan keluarga, bulan, hari, dan

lain-lain.

Dalam penyajian materi, empat aspek bahasa Inggris yaitu

listening, speaking, reading, dan writing diajarkan pada setiap

pertemuan yang diajarkan secara terintegrasi. Materi yang dibahas yaitu

Helathy habits dan At the school. Mukarto dkk (2007: 62); Kurniawan

dkk (2010: 37) menyatakan bahwa materi Healthy habits dan At the

School tersebut diuraikan sebagai berikut:

a) Lesson 1 tentang Healthy habits

(1) Let’s listen and do

Indikator: 6.2.1 Mengungkapkan kegiatan olahraga senam

dalam bahasa Inggris.

- Close your eyes ('kləus your 'aiz)

- Wrinkle your face ('riŋkəl your 'feis)

- Lift your left foot ('lift your 'left 'fut)

- Bend your knees ('bend your 'ni:z)

- Touch your toes ('tətʃ your 'təuz)

Indikator: 6.2.2 Menjelaskan kegiatan olahraga senam

- Fold your arm, artinya lipat lenganmu

- Wiggle your hips, artinya goyangkan pinggulmu

- Nod your head, artinya anggukkan kepalamu

- Keep your bag straight, artinya luruskan punggungmu

(2) Let’s listen and mime

Indikator: 6.2.3 Mengungkapkan kegiatan merawat tubuh dalam

bahasa Inggris

Gambar 2.1 Healthy habits kegiatan olahraga senam dan

cara merawat tubuh

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

15

- Wash your face ('wɔʃ your 'feis)

- Comb your hair ('kəum your 'her)

- Brush your teeth ('brəʃ your 'ti:θ)

Indikator: 6.2.4 Menjelaskan kegiatan merawat tubuh

- Read the book in the bright place, artinya membaca buku di

tempat yang terang

- Eat healthy foods, artinya makanlah makanan yang sehat

- Cover your nose, artinya tutup hidungmu

b) Lesson 2 tentang Healthy habits

(1) What’s the matter

Indikator: 6.2.5 Menyebutkan kosakata perasaan yang dialami

seseorang

- My finger hurts (my 'fiŋgə: 'hə:ts)

- I close my eyes ('ai 'kləus my 'aiz)

- I have got a toothache ('ai have got ə toothache)

- I have got a stomachache('ai have got ə stomachache)

Indikator: 6.2.6 Menjelaskan arti kosakata perasaan yang

dialami seseorang

- He has got fever , artinya dia (laki-laki) menderita sakit

demam

- Budi has got influenza, artinya Budi menderita sakit flu

(2) Let’s write and practice

Indikator: 6.2.6 Menjelaskan arti kosakata perasaan yang

dialami seseorang

- My heads hurts, artinya kepalaku terasa sakiti

Gambar 2.2 Healthy habits perasaan yang dialami

seseorang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

16

- I have got finger hurts, artinya jariku terluka

Indikator: 6.2.7 Menuliskan kalimat sederhana berdasarkan

kosakata yang disediakan

Make a sentences I, You, We, They, He, She + have/has/ got +

(disease). Subject + may not + alasan

Example: You have got a footsore. You may not walk around.

Artinya, kamu mendapatkan luka di kaki. Kamu tidak

boleh berjalan-jalan.

c) Lesson 3 tentang At the School

(1) At the school 1

Indikator: 6.3.1 Mengungkapkan cara meminta bantuan kepada

seseorang.

- Bring these books ('briŋ [th][=e]z 'buk)

- Open the window ('əupən the 'windəu)

- Lend me your pen ('lend me [=u]r 'pen)

- Clean the blackboard ('kli:n the 'blæ,kbɔ:rd)

- Move this table ('mu:v th][i^]s 'teibəl)

Indikator: 6.3.2 Memberikan contoh cara meminta bantuan

kepada seseorang

Example: Please, take the box to me.

Please, pass the eraser

(2) At the school 2 (cara meminta bantuan kepada seseorang)

Indikator: 6.3.3 Mengungkapkan cara menerima bantuan kepada

seseorang

Gambar 2.3 At the school cara meminta dan

menerima bantuan seseorang

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

17

Example 1: Anggi: Open the door please!

Lisa : Okay.

Anggi: Thank you.

Example 2: Lili : Risa trim your uniform

Risa : Okey Lili.

Indikator: 6.3.4 Menuliskan kalimat berdasarkan kosakata yang

disediakan

Example : Talk – line – turn around – write

- Please, write your name on your book.

- Please, make a line.

- Talk with her about your name.

c. Vocabulary

1) Pengertian Vocabulary

Agustina (2012: 5) berpendapat, “Kosakata (Inggris:

vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui maknanya dan dapat

digunakan oleh seseorang dalam suatu bahasa.” Kosakata seseorang

didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh

orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan

oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Caroline T. Linse

(Nuswantoro, 2013: 13) menyatakan bahwa vocabulary is the collection

words that an individual knows. Penjelasan tersebut bermakna bahwa

vocabulary atau kosakata adalah kumpulan kata-kata yang memiliki arti

tertentu.

Departemen Pendidikan Nasional (2014: 736) menyatakan

bahwa kosakata merupakan perbendaharaan kata. Adiwinata (Rahman,

2014: 686) berpendapat, “Kosakata adalah alat penyalur gagasan yang

akan disampaikan kepada orang lain”. Menyadari bahwa kata

merupakan alat penyalur gagasan, maka semakin banyak kata dikuasai,

maka semakin banyak kata yang sanggup diungkapkan. Kasihani dan

Suyanto (Nuswantoro, 2013: 13) menyatakan bahwa kosakata atau

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

18

vocabulary merupakan kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa

yang memberikan makna bila kita menggunakan bahasa tersebut.

Penguasaan kosakata merupakan hal yang paling mendasar yang

harus dikuasai seseorang dalam pembelajaran bahasa Inggris yang

merupakan bahasa asing. Bagaimana seseorang dapat mengungkapkan

suatu bahasa apabila ia tidak memahami kosakata dari bahasa tersebut.

Apalagi kalau yang dipelajari itu adalah bahasa asing, sehingga

penguasaan kosakata bahasa tersebut merupakan sesuatu yang mutlak

dimiliki oleh pembelajar bahasa.

Berdasarkan kelima pendapat tentang pengertian kosakata,

penulis simpulkan bahwa vocabulary (kosakata) adalah himpunan kata

dalam suatu bahasa yang diketahui maknanya dan dapat digunakan oleh

seseorang.

2) Aspek Vocabulary

Redman (Prabayanthi, 2013: 28) menyatakan bahwa aspek

vocabulary sebagai berikut, (1) batasan antara arti konseptual, yang

artinya tidak hanya mengetahui apa maksud dari suatu kata yang

dimaksud, tetapi juga mampu mengetahui di mana batasan tersebut

dibedakan dari suatu kata yang mempunyai makna yang mirip, (2)

polisemi yaitu membedakan antara beragam makna dari satu kata yang

memiliki makna serupa, (3) homonim yaitu membedakan antara banyak

makna dari sebuah bentuk kata yang memiliki beberapa makna yang

masih berhubungan, (4) homofon yaitu merupakan pemahaman suatu

kata yang memiliki pelafalan sama tetapi pengucapan dan makna yang

berbeda, (5) sinonim yaitu memberikan pengertian dari suatu kata yang

berbeda dengan makna kata yang sama, (6) arti afektif, membedakan

makna denotasi dan konotasi yang tergantung dari sikap pembicara atau

situasi, (7) style, register, dialek, mampu membedakan tingkatan yang

berbeda dari suatu bahasa resmi, akibat dari konteks dari topik yang

berbeda sama halnya dengan perbedaan dalam variasi geografik, (8)

terjemahan yaitu kesadaran antara perbedaan tertentu dan persamaan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

19

antara bahasa asli dengan bahasa asing, (9) potongan bahasa, berbagai

kata kerja, idiom, kata sanding yang kuat maupun yang lemah, frasa

leksikal, (10) tata bahasa dari kosakata dengan mempelajari peraturan

yang ada dengan memberikan siswa kesempatan untuk membuat bentuk

lain dari suatu kata atau bahkan membuat kata yang berbeda dari satu

kata, (11) pelafalan, memiliki kemampuan untuk menyadari dan

mengatakan suatu kata dalam percakapan atau pidato.

d. Peningkatan Vocabulary Bahasa Inggris tentang Healthy habits

dan At the School Siswa Kelas V SD

Departemen Pendidikan Nasional (2014: 1470) menyatakan bahwa

peningkatan merupakan kata imbuhan yang berasal dari kata tingkat yang

mendapat awalan pe dan akhiran an. Tingkat, memiliki arti susunan yang

berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek seperti lenggek rumah, tumpuan

pada tangga (jenjang), sedangkan peningkatan merupakan suatu proses,

cara, perbuatan meningkatkan.

Vocabulary adalah himpunan kata dalam suatu bahasa yang

diketahui maknanya dan dapat digunakan oleh seseorang. Brewster

(Perwitasari, 2014: 26) menyatakan bahwa target penguasaan vocabulary

untuk siswa usia SD adalah 500 kata per tahun tergantung dengan banyak

faktor diantaranya, kondisi belajar, waktu yang disediakan, dan

kemampuan memahami kata. Roslaini (2007: 5) menyatakan bahwa

penguasaan vocabulary siswa SD yaitu dengan memberikan 30 kosakata

pada setiap siklus dengan 3 kali pertemuan, siswa diharapkan menguasai

30 kosakata baik makna maupun lafalnya pada akhir setiap siklus.

Penguasaan kosakata siswa meliputi banyak bagian. Brewster (Perwitasari,

2014: 27) menyatakan bahwa yang dipelajari dalam vocabulary adalah

form (bentuk kata), pronounciation (pelafalan), word meaning (arti kata)

dan usage (cara pemakaian kata). Dalam memahami vocabulary

penguasaan empat keterampilan saling berhubungan erat dan tidak bisa

berdiri sendiri yaitu, mendengarkan (listening), berbicara (speaking),

membaca (reading), dan menulis (writing).

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

20

Jadi, peningkatan vocabulary pada siswa kelas V SD adalah proses

meningkatnya pemahaman vocabulary yang diperoleh dari pengalaman

belajar, yang terjadi secara bertahap melalui proses interaksi antara guru,

siswa, dan sumber belajar pada lingkungan belajar yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan

dengan target 10 kosakata baru setiap pertemuan. Peningkatan yang terjadi

dapat berupa meningkatnya hasil belajar siswa yaitu 70 dan proses

pembelajaran yang berupa kemampuan listening, speaking, reading, dan

writing pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2. Metode Total Physical Response

a. Pengertian Metode Total Physical Response

James Asher (Madya, 2013: 41) menyatakan bahwa Total physical

response (TPR) atau Respon Raga Total (RRT) anak-anak dalam belajar

bahasa pertamanya, tampak banyak mendengarkan dengan diiringi oleh

respon fisik menggapai, merampas, bergerak, melihat, dan sebagainya.

Kegiatan motor sebagai fungsi otak kanan hendaknya mendahului

pemrosesan bahasa otak kiri. Kebutuhan untuk menurunkan filter afektif

dapat dipenuhi dengan mengatur tindakan fisik di kelas.

Tagliante (Puspitasari, 2016: 22) menyatakan bahwa Total Physical

Response is priorite a la comprehension orale d’ordres ou de

commandements , a l’activite motrice, a la production orale lorsque les

apprenants se sentient prets, a la comprehension ecrite des formes

apprises oralement, enfin a la productions ecrit. Artinya, Metode Total

Physical Response adalah suatu metode yang memprioritaskan

pemahaman secara lisan, dalam bentuk aktivitas motorik (gerakan),

menahan kemampuan berbicara pembelajar sampai mereka merasa sudah

siap, dan pembelajaran keterampilan membaca dalam bentuk lisan sampai

akhirnya mengasah keterampilan menulis.

Richards J (Widiputra, 2011: 8) berpendapat, “Total Physical

Response is a language teaching method built around the coordination of

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

21

speech and action; it attempts to teach language through physical (motor)

activity”. Artinya, metode Total Physical Response merupakan suatu

metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah

(command), ucapan (speech), dan gerak (action) jadi berusaha untuk

mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor).

Larsen dan Diane (Widiputra, 2011: 8) menyatakan bahwa Total

Physical Response atau disebut juga ”the comprehension approach” yaitu

suatu metode pendekatan bahasa asing dengan instruksi atau perintah.

Kelas Total Physical Response merupakan kelas yang di dalamnya

siswanya banyak mendengarkan dan bertindak. Dalam kelas khas Total

Physical Response, nuansa perintah dimanfaatkan, bukan hanya pada

tingkat kemahiran dasar tetapi juga kemahiran lanjut. Perintah-perintah

digunakan untuk menggerakkan siswa misalnya buka jendela, tutup pintu,

berdiri, duduk, pejamkan mata dan sebagainya. Guru dapat mulai

memerintahkan dan siswa merespon dengan melakukannya. Ketika siswa

semuanya dapat merespon perintah dengan benar, salah satu dapat mulai

memberi perintah kepada teman-teman sekelasnya.

Mel Silberman (Rifa, 2012: 26) mengungkapkan bahwa berbagai

macam strategi pembelajaran aktif diantaranya menggunakan game. Hal

ini tentunya mendukung metode Total Physical Response dan tentunya

akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Jadi, berdasarkan

keempat pendapat tentang pengertian Total Physical Respons, dapat

disimpulkan bahwa Total Physical Response adalah suatu metode yang

menjadikan siswa lebih aktif, dengan disusun pada koordinasi perintah,

ucapan, dan gerak serta berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui

aktivitas fisik (motor).

b. Aspek Metode Total Physical Response

Madya (2013: 42) mengungkapkan bahwa pendekatan yang

berpusat pada siswa dilandasi oleh pandangan humanistik tentang

pembelajaran yang mengakui pentingnya untuk mempertimbangkan lima

aspek berikut, (1) perasaan, termasuk emosi pribadi dan apresiasi estetis,

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

22

(2) hubungan sosial yang mendorong persahabatan dan kerjasama dan

menentang apapun yang cenderung melemahkannya, (3) tanggung jawab,

yang menerima kebutuhan bagi pencermatan kritikan dan koreksi publik

serta menolak siapapun atau apapun yang menihilkan pentingnya, (4)

intelek, yang di dalamnya termasuk pengetahuan penalaran dan

pemahaman, (5) aktualisasi diri yaitu tuntutan atas perwujudan penuh

kualitas hakiki terdalam.

c. Prinsip-prinsip Metode Total Physical Response

Asher (Masitoh, 2010: 4) menyatakan bahwa tedapat tiga prinsip

utama sistem Total Physical Response dalam makalahnya yang berjudul

“Children Learning Another Language: A Developmental Hypothesis”

yaitu, (1) kegiatan berbicara dimulai setelah siswa benar‐benar memahami

bahasa lisan yang diinstruksikan oleh guru, (2) pemahaman dicapai

melalui instruksi lisan yang diucapkan oleh guru dalam bentuk imperatif

atau kalimat perintah, (3) siswa diupayakan untuk menunjukkan kesiapan

berbicara.

Asher (Utami, 2011: 116) mengungkapkan bahwa ada tiga belas

prinsip yang mencakup penerapan Total Physical Response yaitu, (1)

disampaikan melalui peragaan dengan mengaktifkan memori melalui

respon pembelajar, bahasa sasaran harus disajikan dalam bentuk potongan-

potongan, bukan hanya kata demi kata, (2) pemahaman siswa tentang

bahasa target harus dikembangkan sebelum kemampuan berbicara, (3)

para siswa dapat belajar satu bagian dari bahasa dengan cepat dengan cara

menggerakkan tubuh mereka, (4) imperatif (kata-kata perintah) adalah

sebuah alat ilmu bahasa yang kuat yang dengan penggunaannya guru dapat

mengarahkan perilaku siswa, (5) siswa dapat belajar melalui pengamatan

peragaan dan melakukan tindakan sendiri, (6) siswa merasa berhasil, (7)

siswa tidak boleh dibuat untuk menghafal rutinitas, (8) koreksi harus

dilakukan dalam cara yang tidak mencolok, (9) siswa harus

mengembangkan sikap luwes dalam memahami bahasa target yang

disajikan dalam bentuk potongan, (10) belajar bahasa lebih efektif bila

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

23

dilakukan dengan cara yang menyenangkan, (11) bahasa lisan perlu

ditekankan di atas bahasa tertulis, (12) siswa akan mulai berbicara ketika

mereka sudah siap, (13) siswa diperbolehkan untuk membuat kesalahan

ketika mereka pertama kali mulai berbicara. Para guru harus toleran

terhadap mereka. Belajar bagian-bagian rinci bahasa harus ditunda sampai

siswa telah menjadi agak mahir.

Jadi, kesimpulannya yang mendasari prinsip dari Total Physical

Response yaitu menggunakan semua panca indera yaitu penglihatan,

pendengaran, berbicara, merasakan, menyentuh, penciuman, dan semua

aktivitas motor. Setiap individu menemukan cara belajar termudah

menggunakan satu dari panca indera atau kombinasi dari panca indera, jadi

metode Total Physical Response mampu merangsang anak untuk

menemukan sesuatu.

d. Langkah-langkah Penggunaan Metode Total Physical Response

Iskandarwassid dan Sunendar (Puspitasari, 2016: 24) menyatakan

bahwa fase proses pembelajaran dengan menggunakan metode TPR, yaitu

sebagai berikut.

1) Pengajar meminta peserta didik untuk menunjukkan gambar yang

sesuai dengan identitas diri yang diperdengarkan oleh guru.

2) Peserta didik mendemonstrasikan perintah tanpa pembelajaran.

3) Peserta didik belajar membaca dan menulis perintah.

4) Peserta didik belajar memberikan perintah.

Selanjutnya, Ulmi (2013: 279) menyatakan bahwa langkah-langkah

penggunaan metode Total Physical Response sebagai berikut.

1) Mengenalkan satu persatu benda kepada anak, dan menyebutkan.

Kemudian tuliskan bagaimana penulisan bahasa Inggris benda yang

telah disebutkan tadi. Setelah anak mengenal benda-benda tersebut

dalam bahasa Inggris maupun artinya anak diberi perintah dalam bentuk

kegiatan fisik.

2) Setelah anak mampu melakukan perintah-perintah tersebut, lanjutkan

pada tujuan pembelajaran yang pertama yaitu menunjukkan.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

24

3) Lanjutkan ke tujuan pembelajaran berikutnya yaitu menyebutkan.

Peneliti memperlihatkan benda atau gambar kepada anak dan anak

diminta menyebutkan benda atau gambar yang ditunjukkan peneliti

tersebut dalam bahasa Inggris.

4) Berikutnya menuliskan dan mengartikan. Tujuan pembelajaran ini bisa

dilakukan sekaligus. Peneliti menunjukkan benda atau gambar dan

meminta anak menuliskan benda atau gambar tersebut dalam bahasa

Inggris dan kemudian menuliskan artinya atau sebaliknya.

Malone (Elisha, 2015: 5) menyatakan bahwa pelaksanaan

pengajaran kosakata melalui Total Physical Response yaitu, (1) guru

menampilkan daftar kosakata yang akan diajarkan, (2) guru menjelaskan

dan mengucapkan kosakata satu per satu untuk siswa dan meminta mereka

untuk mengucapkannya sebagai baik dengan mengulangi setelah guru, (3)

guru menunjukkan aksi kata kerja dari kosa kata yang telah diajarkan

kepada siswa, (4) siswa menonton demonstrasi aksi kata kerja (aktivitas

visual siswa), (5) guru memanggil salah satu siswa atau lebih dari satu

siswa ke datang ke depan kelas sebagai model untuk melakukan perintah

dari guru, siswa melakukan tindakan secara bersamaan (perintah langsung

dari tindakan praktis), (6) guru memberikan perintah kepada semua siswa

di kelas untuk mengulang demonstrasi TPR (aktivitas perintah langsung

semua siswa). Langkah menurut Malone di langkah ke 1 dan 2

digabungkan menjadi satu langkah karena langkah kesatu dan kedua mirip.

Langkah ketiga dan keempat merupakan langkah yang mempunyai satu

kesatuan sehingga digabungkan menjadi satu langkah. Langkah kelima

dan keenam juga merupakan satu kesatuan yang harusnya tidak

dipisahkan.

Sesuai dengan langkah-langkah metode Total Physical Response

dari ketiga pendapat, maka peneliti menyimpulkan langkah-langkah yang

diambil peneliti untuk penelitian di SD adalah sebagai berikut, (1) guru

menjelaskan materi kosakata yang akan dipelajari, setelah itu guru

mengucapkan kosakata kemudian meminta siswa untuk menirukan, (2)

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

25

guru menunjukkan aksi kata kerja dari kosa kata yang telah diajarkan

kepada siswa, (3) guru memberikan perintah kepada semua siswa di kelas

untuk mengulang demonstrasi TPR, dengan memanggil salah satu siswa

atau lebih sebagai model untuk melakukan perintah dari guru maupun

siswa, kemudian siswa melakukan tindakan secara bersamaan (4) setelah

mempraktikkannya siswa menuliskan dalam bahasa Inggris dan

menuliskan artinya.

e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Total Physical Response

1) Keunggulan Metode Total Physical Response

Widodo (2005: 239) menyatakan bahwa keunggulan metode

Total Physical Response menurut sebagai berikut.

a) Sangat menyenangkan. Siswa dapat menikmati proses pembelajaran

dan tentunya meningkatkan kecepatan dan motivasi siswa.

b) Dapat mengesankan, karena membantu siswa untuk mengenali frasa

atau kata-kata.

c) Hal ini baik untuk peserta didik karena dapat menjadi aktif dalam

kelas.

d) Dapat digunakan baik dalam kelas besar atau kecil . Dalam hal ini,

tidak peduli untuk memiliki berapa banyak siswa asalkan siap untuk

mengambil memimpin, peserta didik akan mengikuti.

e) Dapat bekerja dengan baik dengan kelas yang siswanya heterogen.

Tindakan fisik dapat dipahami secara efektif sehingga semua peserta

didik mampu memahami dan menerapkan bahasa yang dipelajari.

f) Hal ini tidak perlu memiliki banyak persiapan atau bahan

menggunakan Total Physical Response.

g) Sangat efektif jika digunakan pada kalangan remaja dan pelajar

muda.

h) Metode ini melibatkan otak kiri dan kanan.

Izzan (Puspita, 2016: 25) menyatakan bahwa kelebihan metode

TPR sebagi berikut.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

26

a) Metode ini memungkinkan kebermaknaan dalam belajar bahasa

asing.

b) Penundaan berbicara sampai peserta didik mengenal dan mengerti

bahasa sasaran atau siswa telah memiliki rasa percaya diri dalam

mempelajari bahasa sasaran.

c) Metode ini memberikan melatih keterampilan menyimak siswa yang

selama ini kurang diperhatikan atau diabaikan.

d) Metode ini dapat membantu untuk mempercepat tercapainya

“kemampuan membaca” yang menjadi tujuan pengajaran bahasa

sasaran di Indonesia.

e) Penekanan pada pengertian atau pemahaman dalam proses

pembelajaran dapat dengan mudah digabungkan dengan metode-

metode yang berdasarkan pendekatan komunikatif yang sedang

diperkenalkan dalam kurikulum di Indonesia.

Berdasarkan kedua pendapat tentang keunggulan metode Total

Physical Response dapat disimpulkan bahwa keunggulan metode Total

Physical Response sebagai berikut, (a) sangat menyenangkan dan

mengesankan, (b) menjadikan siswa aktif, (c) dapat digunakan baik

dalam kelas besar atau kecil, (d) dapat bekerja dengan baik dengan

kelas yang siswanya heterogen, (e) tidak perlu memiliki banyak

persiapan atau bahan menggunakan Total Physical Response, (f) sangat

efektif jika digunakan pada kalangan remaja dan pelajar muda (g)

kebermakanaan dalam belajar bahasa asing, (h) membantu

mempercepat tercapainya kemempuan membaca, (i) melatih

keterampilan menyimak siswa yang selama ini kurang diperhatikan atau

diabaikan, (j) penundaan berbicara sampai peserta didik mengenal dan

mengerti bahasa sasaran atau siswa telah memiliki rasa percaya diri

dalam mempelajari bahasa sasaran, (k) penekanan pada pengertian atau

pemahaman dalam proses pembelajaran dapat dengan mudah

digabungkan dengan metode-metode yang berdasarkan pendekatan

komunikatif.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

27

2) Kelemahan Metode Total Physical Response

Widodo (240 : 2005) menyatakan bahwa kelemahan metode

Total Physical Response sebagai berikut.

a) Sebagian siswa malu melakukan tindakan dan siswa merasa lebih

bahagia hanya dengan menulis materi.

b) Metode ini cocok diterapkan hanya untuk tingkat pemula. Walaupun,

akan tetap berhasil jika diterapkan ditingkat lanjutan dan menengah.

c) Total Physical Response tidak dapat diterapkan pada semua materi

pelajaran.

d) Ketika seorang guru menggunakan Total Physical Response dalam

pelajaran mereka, mereka akan mengalami kesulitan mengajar

kosakata abstrak atau ekspresi. Sehingga guru harus menunjukkan

dengan kartu bergambar.

e) Total Physical Response dapat menjadi tidak efektif jika guru

menggunakannya dalam jangka waktu yang panjang tanpa beralih ke

kegiatan lain yang membantu siswa belajar bahasa.

Izzan (Puspitasari, 2016: 26) menyatakan bahwa terdapat

kelemahan dalam dalam penerapan metode Total Physical Response

yaitu sebagai berikut.

a) Metode ini memerlukan waktu yang cukup banyak.

b) Metode ini memerlukan atau menuntut guru-guru yang mampu

berbicara dalam bahasa sasaran dengan baik dan benar secara

bermakna.

c) Uraian di atas sebenarnya dapat dipenuhi dengan penggunaan video-

cassete recorder tetapi ini belum dapat diharapkan. Belum semua

sekolah memiliki video-cassete recorder. Kecuali program-program

video-cassete recorder itu harus dibuat dan ini pekerjaan yang tidak

mudah.

Berdasarkan kedua pendapat tentang kelemahan metode Total

Physical Response dapat disimpulkan sebagai berikut, (a) sebagian

besar siswa malu untuk melakukan tindakan dan lebih bahagia hanya

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

28

dengan menulis materi, (b) metode ini lebih cocok digunakan untuk

tingkat pemula, (c) metode Total Physical Response tidak dapat

diterapkan pada semua materi, (d) kesulitan mengajar kosakata abstrak

atau ekspresi, (e) metode menjadi tidak efektif jika menggunakan dalam

jangka waktu yang lama, (f) memerlukan waktu yang cukup banyak, (g)

menuntut guru-guru yang mampu berbicara dalam bahasa sasaran

dengan baik dan benar secara bermakna.

f. Penggunaan Metode Total Physical Response

Total Physical Response adalah suatu metode yang menjadikan

siswa lebih aktif, dengan disusun pada koordinasi perintah, ucapan, dan

gerak serta berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik

(motor).

Adapun langkah-langkah penggunaan Metode Total Physical

Response pada pembelajaran bahasa Inggris tentang Healthy habits dan At

the school di SD, (1) guru menjelaskan materi kosakata yang akan

dipelajari, setelah itu guru mengucapkan kosakata kemudian meminta

siswa untuk menirukan, (2) guru menunjukkan aksi kata kerja dari kosa

kata yang telah diajarkan kepada siswa, (3) guru memberikan perintah

kepada semua siswa di kelas untuk mengulang demonstrasi TPR, dengan

memanggil salah satu siswa atau lebih sebagai model untuk melakukan

perintah dari guru maupun siswa, kemudian siswa melakukan tindakan

secara bersamaan (4) setelah mempraktikkannya siswa menuliskan dalam

bahasa Inggris dan menuliskan artinya.

3. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan merupakan penelitian terdahulu yang

digunakan sebagai acuan dan pembanding dengan penelitian yang akan

dilaksanakan. Terdapat 4 penelitian yang relevan pada penelitian ini sebagai

berikut.

a. Penelitian relevan yang pertama yaitu penelitian yang pernah dilakukan Dr

Mohd Zuri Ghani (2014: 1-13) yang berjudul “The Effectiveness of Total

Physical Response (TPR) Approach in Helping Slow Young Learners with

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

29

Low Achievement Acquire English As A Second Language”. Dari

penelitian tersebut disimpulkan bahwa penerapan metode Total Physical

Response menunjukkan pengaruh yang signifikan antara pendekatan Total

Physical Response dan akuisisi bahasa. Selain itu, juga menunjukkan

bahwa Total Physical Response membantu untuk menutup kesenjangan

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Persamaan penelitian

antara peneliti dan penelitian relevan ini adalah sama-sama menggunakan

metode Total Physical Response. Perbedaannya yaitu penelitian ini

digunakan untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode Total

Physical Response, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti untuk

meningkatkan vocabulary siswa. Perbedaan lainnya terletak pada subjek

penelitian dan tempat penelitian yang digunakan. Pada penelitian yang

dilakukan oleh peneliti sebelumnya subjek penelitiannya yaitu siswa

lamban belajar, sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti

subjeknya kelas V SD. Selanjutnya, tempat penelitian yang digunakan oleh

peneliti sebelumnya yaitu di Primary School (Sekolah Kebangsaan) yang

terletak di daerah pedesaan di Kabupaten Selatan-barat, Penang,

sedangkan tempat pada penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu di

SDN II Logandu.

b. Penelitian relevan yang kedua yaitu penelitian yang dilakukan Ice Sariyati

(2013: 50-64) yang berjudul “The Effectiveness of TPR (Total Physical

Response) Method in English Vocabulary Mastery of Elementary School

Children”. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa penerapan metode

Total Physical Response dapat meningkatkan penguasaan kosakata bahasa

Inggris. Persamaan penelitian antara peneliti dan penelitian relevan ini

adalah sama-sama menggunakan metode Total Physical Response dan

sama-sama untuk meningkatkan vocabulary siswa. Perbedaannya terletak

pada subjek penelitian dan tempat penelitian yang digunakan. Pada

penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya subjek penelitiannya

yaitu kelas I SD, sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan oleh

peneliti subjeknya kelas V SD. Selanjutnya, tempat penelitian yang

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

30

digunakan oleh peneliti sebelumnya yaitu di SD Islam di Bandung,

sedangkan tempat pada penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu di

SDN II Logandu.

c. Penelitian relevan yang ketiga yaitu penelitian yang pernah dilakukan

Irene Trisisca Rusdiyanti (2013: 613-623) dalam penelitiannya yang

berjudul “Meningkatkan Kemampuan Kosakata dengan Menggunakan

Total Physical Response pada Siswa Kelas II Sekolah Dasar Santa Maria

III Malang”. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan metode Total Physical Response dalam pengajaran kosakata

dapat meningkatkan kemampuan berbahasa dengan benar baik secara lisan

maupun tertulis bahasa Inggris siswa kelas II. Persamaan penelitian antara

peneliti dan penelitian relevan ini adalah sama-sama menggunakan metode

Total Physical Response dan sama-sama bertujuan untuk meningkatkan

kosakata. Namun, ada yang berbeda yaitu pada subjek penelitian dan

tempat penelitian yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh

peneliti sebelumnya subjek penelitiannya yaitu siswa kelas II SD

sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti subjeknya kelas

V SD. Selanjutnya, tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti

sebelumnya yaitu di Sekolah Dasar Santa Maria III Malang, sedangkan

tempat pada penelitian yang akan dilakukan yaitu di SDN II Logandu.

d. Penelitian relevan yang keempat yaitu penelitian yang pernah dilakukan

Aulia Rahman (2014:685-697) yang berjudul “Efektifitas Metode

Pembelajaran Total Physical Response (TPR) dalam Meningkatkan

Penguasaan Kosakata Bahasa Inggris Bagi Siswa Tunanetra Kelas VII di

SLB A Kota Payakumbuh”. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa

penerapan metode Total Physical Response meningkatkan otoritas

kosakata bahasa Inggris siswa. Persamaan penelitian antara peneliti dan

penelitian relevan ini adalah sama-sama menggunakan metode Total

Physical Response dan sama-sama untuk meningkatkan kosakata bahasa

Inggris siswa. Namun, ada yang berbeda yaitu pada subjek penelitian dan

tempat penelitian yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan oleh

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

31

peneliti sebelumnya subjek penelitiannya yaitu siswa tunanetra kelas VII,

sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti subjeknya kelas

V. Selanjutnya, tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti

sebelumnya yaitu di SLB A Kota Payakumbuh, sedangkan tempat pada

penelitian yang akan dilakukan yaitu di SDN II Logandu.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir yang disusun dalam penelitian ini akan menjadi

landasan untuk menjelaskan penggunaan metode Total Physical Response untuk

meningkatkan vocabulary bahasa Inggris khususnya materi Healthy habits dan At

the school di kelas V SDN II Logandu.

Terdapat beberapa masalah pada penelitian yaitu, siswa tidak suka dengan

pelajaran bahasa inggris, tidak antusias, tidak aktif, dan kurang memaknai materi

pelajaran. Selain itu, terdapat siswa yang mengantuk, bermain-main sendiri di

kelas, dan berbicara dengan temannya ketika guru menjelaskan. Hal ini juga

menyebabkan hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas V masih rendah. Selama ini,

ketika evaluasi pelajaran bahasa Inggris di kelas V SDN II Logandu siswa masih

dibantu guru untuk mengartikan semua soalnya, sehingga kemampuan vocabulary

bahasa Inggris siswa masih sangat rendah.

Suatu metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat

memotivasi dan mengaktifkan siswa untuk mengatasi kondisi pembelajaran yang

belum maksimal. Salah satu metode yang membuat siswa termotivasi dan aktif

adalah Total Physical Response yang merupakan metode pembelajaran yang

dianggap tepat oleh peneliti untuk meningkatkan vocabulary siswa. Di dalam

metode ini siswa akan belajar berdasarkan apa yang didengar, dilihat, dan

dipraktikkannya. Dengan siswa mempraktikkan, siswa akan lebih cepat

memahami arti bahasa yang dipelajarinya sehingga vocabulary-nya bertambah.

Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus menghafalkan arti bahasa yang

dipelajarinya tetapi juga memperoleh pengalaman belajar melalui praktik

langsung mengenai arti bahasa yang dipelajarinya. Total Physical Response akan

membuat siswa lebih bersemangat, lebih termotivasi, dan mudah dalam belajar.

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

32

Metode ini tentunya akan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan

vocabulary siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Penggunaan metode Total Physical Response sebagai solusi untuk

meningkatkan vocabulary bahasa Inggris tentang materi Healthy Habits dan At

the school pada siswa kelas V SDN II Logandu. Pemilihan metode ini selain

disesuaikan dengan materi pelajaran juga disesuaikan dengan karakteristik anak

SD kelas V yaitu siswa berumur 9-11 tahun yang berada pada taraf operasional

konkret. Pada tahap operasional konkret anak mencapai objektivitas tertinggi atau

dapat dikatakan masa menyelidik, mencoba, dan bereksperimen yang distimulasi

oleh dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar. Siswa berpikir atas

dasar pengalaman yang nyata, pernah dilihat, atau dialaminya. Siswa hendaknya

diberi kesempatan untuk terlibat aktif dan mendapatkan pengalaman langsung

untuk menemukan sendiri pengetahuan mereka. Karakteristik tersebut sangat

cocok dengan metode Total Physical Response yang mengajak siswa untuk

mempunyai pengalaman yang nyata, mencoba hal-hal baru, mengalami sendiri

apa yang dipelajari dan dilihatnya.

Langkah-langkah penggunaan metode Total Physical Response pada

pembelajaran bahasa Inggris tentang Healthy habits dan At the school di SD

sebagai berikut, (1) guru menjelaskan materi kosakata yang akan dipelajari,

setelah itu guru mengucapkan kosakata kemudian meminta siswa untuk

menirukan, (2) guru menunjukkan aksi kata kerja dari kosakata yang telah

diajarkan kepada siswa, (3) guru memberikan perintah kepada semua siswa di

kelas untuk mengulang demonstrasi TPR, dengan memanggil salah satu siswa

atau lebih sebagai model untuk melakukan perintah dari guru maupun siswa,

kemudian siswa melakukan tindakan secara bersamaan (4) setelah

mempraktikkannya siswa menuliskan dalam bahasa Inggris dan menuliskan

artinya.

Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklusnya

terdiri dari 2 pertemuan. Adapun materi pada siklus I yaitu Healthy habits tentang

olahraga senam dan cara merawat tubuh, siklus II yaitu materi Healthy habit

tentang perasaan yang dialami oleh seseorang, dan siklus III yaitu At the school.

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

33

Melalui penggunaan metode Total Physical Response diharapkan dapat

menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dapat memberikan

pengalaman nyata kepada siswa, menciptakan pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan, sehingga siswa tidak lagi pasif, tidak suka bahasa Inggris, tidak

memaknai materi pelajaran. Siswa menjadi lebih aktif, antusias, termotivasi,

percaya diri, semangat dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat

meningkatkan vocabulary bahasa Inggris tentang Healthy habit dan At the school

siswa kelas V SDN II Logandu.

Berikut ini merupakan bagan kerangka berpikir penggunaan metode Total

Physical Response:

Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berfikir

\

Penguasaan vocabulary

dan hasil belajar bahasa

Inggris rendah.

Guru menggunakan metode yang

kurang variatif dan kurang

menyenangkan dalam

pembelajaran.

Kondisi

Awal

Guru menggunakan metode Total

Physical Response (TPR) untuk

meningkatkan vocabulary bahasa

Inggris siswa

Guru melaksanakan

langkah penggunaan

metode Total Physical

Response (TPR)

Pembelajaran menjadi

menarik

Menyenangkan

Bermakna

Siswa aktif dan

antusias

Siswa termotivasi dan

semangat dalam

mengikuti

pembelajaran

Tindakan

(Siklus)

Vocabulary tentang Healthy

habits dan At the school dengan

menggunakan metode Total

Physical Response meningkat

yaitu hasil dan proses belajar

siswa diatas KKM 70

Kondisi

Akhir

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN … · untuk meminta /memberi jasa/barang secara berterima yang melibatk an tindak tutur: meminta bantuan, memberi bantuan, meminta barang,

34

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka, penelitian yang relevan,

dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah “Jika penggunaan metode Total Physical Response

dilaksanakan dengan langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan

vocabulary bahasa Inggris siswa kelas V SDN II Logandu tahun ajaran

2015/2016”.