Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2005) menunjukkan
bahwa prosedur pemberian kredit pada Perusahaan Daerah (PD) Bank Perk
Kredita Rakyat (BPR) Badan Kredit Kecamatan (BKK) belum memisahkan
jurnal penerimaan taksiran (JPnK) dengan jurnal pengeluaran taksiran (JPgK)
untuk setiap transaksi penerimaan uang dari angsuran. Pada pencatatan
akuntansi tidak adanya jaminan keamanan atas kekayan perusahaan.
Sedangkan pada unit organisasi kelemahan terjadi pada prosedur angsuran
pinjaman dimana petugas angsuran masih melakukan dua tugas yaitu
menerima uang dari nasabah dan membuat DTK yang diserahkan kepada
bendahara instansi terkait dengan memotong gaji para pegawai yang
mempunyai pinjaman kepada bank. Dengan adanya perangkapan tugas ini
dapat mengakibatkan adanya pengubahan catatan akuntansi pada DTK dengan
jumlah uang yang diterima tidak sama.
Hasil penelitian yang dilakukan Putri (2008) menujukkan bahwa sistem
informasi simpan pinjam pada Koperasi Bank Sumatra Selatan Babel memiliki
beberapa kelemahan, khususnya dalam proses pengolahan data simpan pinjam
kesulitan yang terjadi dalam mendapatkan informasi yang cepat/tepat,
pencairan data dan perubahan data tertentu membuat pekerjaan menjadi tidak
efektif dan efisien, kesalahan dalam data simpanan dan data pinjaman
menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak akurat. Juga tidak
6
terdapat tanda bukti penerimaan simpanan dan tanda bukti pinjaman yang
menyebabkan kebenaran data tidak terjamin. Perusahaan belum mempunyai
pengendalian Pinjaman sehingga proses pinjaman tidak efektif, serta
kemudahan dalam mengakses data membuat keamanan data tidak terjamin.
Hasil penelitian yang dilakukan Safitri (2012) menunjukkan bahwa
prosedur pinjaman pada Koperasi Pegawai Kantor Pos Jakarta Timur memiliki
kelemahan pada pendataan pinjaman yang dilakukan secara manual sehingga
dapat mengakibatkan hilangnya dokumen, dan pencatatan laporan masih
dilakukan secara manual rawan akan terjadinya salah catat serta pembuatan
laporan yang lama.
Hasil penelitian yang dilakukan Sudiantari (2015) menunjukkan bahwa
SIA siklus kredit pinjaman pada LPD Desa Pakraman masih kurang efektif
pada siklus pinjaman kredit, masih menggunakan Microsoft Excel karena
berfungsi sebagai back-up dan pembanding laporan keuangan yang dihasilkan
dari SIA siklus kredit pinjaman dan pada siklus kredit, pemrosesan data
dilakukan oleh komputer secara terintegrasi dengan satu kali pengerjaan saja.
Namun dilihat dari indikator lain tidak adanya masalah yang di alamin.
Hasil penelitian yang dilakukan Suseno dkk (2015) menunjukan bahwa
prosedur pengendalian internal atas pemberian kredit gadai pada PT.Pegadaian
(Persero) Cabang Pegadaian Syariah Simpan Patal Palembang memiliki
kelemahan pada struktur organisasi salah satunya pembagian tugas, wewenang
dan tanggungjawabnya masih terdapat rangkap jabatan antara fungsi kasir
dengan fungsi penagih yang akan berpengaruh pada kegiatan penagihan kurang
efektif dan juga pada penaksiran resiko terdapat kredit macet yang dipengaruhi
7
risiko internal dikarenakan kurang mempertimbangkan penurunan harga emas
sehingga terlalu tinggi dalam menaksir.
Kesimpulan dari penelitian terdahulu, yang dilakukan Susanti (2005),
mengalami masalah pada pencatatan transaksi dan permasalahan data yang
tidak dijamin keamanannya, pada penelitian Putri (2008) masalah yang dialami
yaitu lama informasi yang menyebabkan kebenaran menjadi tidak efektif dan
tidak terjamin dan hilangnya dokumen, pada Santi (2012) penelitian
mengalami masalah pada pendapatan pinjaman yang dapat mengakibatkan
salah catat dan hilangnya dokumen, penelitian Sudiantari (2015) masalah yang
dialami yaitu pada pemerosesan data yang dilakukan hanya sekali tanpa adanya
pengecekan atau proses lanjutan yang dapat mengakibatkan salah catat, dan
pada penelitian Suseno (2015) mengalami masalah pada struktur organisasi
pembagian tugas yang berpengaruh pada kurang efektif dan kredit macet. Dari
kelima penelitian terdahulu peneliti menyimpulkan kesamaan yang dimiliki
pada pencatatan transaksi, keamanan data yang tidak terjamin dan pemisahan
data dan tanggung jawab.
B. Landasan Teori
1. Pengertian sistem akuntansi
Menurut Mulyadi (2013:3), Sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.
8
Menurut Baridwan (2008:4), Sistem akuntansi adalah formulir-
formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang
digunakan untuk mengelolah data mengenai usulan sutu kesatuan
ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan baik dalam bentuk
laporan-laporan yang dilakukan oleh manajemen untuk mengawasi
usahanya dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti
pemegang saham kreditur dan lembaga-lembaga pemerintahan untuk
memuali hasil operasi.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem
akuntansi disediakan untuk memberikan informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen perusahaan untuk memudahkan
pengelolaan perusahaan.
2. Pengertian sistem informasi akuntansi
a. Sistem informasi akuntansi
Setiap perusahaan pasti memiliki sistem informasi yang berbeda
yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusaahaan,
sistem informasi akuntansi digunakan oleh perusahaan untuk
memudahkan dalam operasional perusahaan untuk mencapai tujuan.
Menurut Bodnar (2003:1), Sistem informasi akuntansi adalah
kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan, yang dirancang
untuk mengubah data keuangan lainnya menjadi informasi. Sistem
informasi akuntansi mewujudkan perubahan ini baik secara manual
maupun dengan bantuan komputer.
9
Krismiaji (2010:4), Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem
yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang
bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan
bisnis.
b. Tujuan sistem informasi akuntansi
Menurut Mulyadi (2001:19–20), sistem informasi akuntansi
memiliki empat tujuan sebagai berikut.
a) Menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha.
b) Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,
baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya.
c) Memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan informasi akuntansi dan
menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan
perlindungan kekayaan perusahaan.
d) Mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
c. Fungsi sistem informasi akuntansi
Setiap sistem informasi akuntansi akan melaksanakan lima fungsi
utamanya yaitu:
1. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan
transaksi perusahaan.
2. Memproses data menjadi informasi yang berguna pihak manajemen.
3. Memanajemen data-data yang ada kedalam kelompok- kelompok
yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
10
4. Mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu
perusahaan terjaga. Penghasil informasi yang menyediakan informasi
yang cukup bagi pihak manajemen untuk melakukan perencanaan,
mengeksekusi perencanaan dan mengkontrol aktivitas.
3. Pengertian Elemen Sistem
Menurut McLeod yang dikutip oleh Yakub (2012:3) tidak semua
sistem memiliki kombinasi elemen-elemen yang sama, tetapi susunan
dasarnya sama. Elemen-elemen yang terdapat dalam sistem ditandai dengan
adanya :
a) Tujuan
Tujuan ini menjadi motivasi yang mengarahkan pada sistem, karena
tanpa tujuan yang jelas sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali.
b) Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam
sistem dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses. Masukan dapat
berupa hal-hal berwujud maupun yang tidak berwujud. Masukan
berwujud adalah bahan mentah, sedangkan yang tidak berwujud adalah
informasi. Proses Proses merupakan elemen yang bertugas melakukan
perubahan atau transformasi dari masukan/data menjadi
keluaran/informasi yang berguna dan lebih bernilai.
c) Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari input yang sudah dilakukan
pemerosesan sistem dan keluaran dapat menjadi masukan untuk
subsistem lain.
11
d) Batasan
Batasan (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah
diluar sistem. Selain itu juga sebagai batasan – batasan dari tujuan yang
akan dicapai oleh sistem. Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang
lingkup, atau kemampuan sistem.
e) Umpan Balik
Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan masukan maupun
proses. Umpan balik juga bertugas mengevaluasi bagian dari output yang
dikeluarkan. Tujuannya untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai
dengan tujuan,
f) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem.
4. Sistem Informasi Akuntansi Pinjaman
a. Unsur-unsur dalam Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Mulyadi (2001), unsur-unsur suatu sistem informasi
akuntansi yaitu, formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan
buku pembantu, serta laporan.
Dimana unsur-unsur sistem informasi akuntansi adalah sebagai
berikut :
1) Menerima data sebagai masukan (Input)
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk
mencatat terjadinya transaksi dan biasa disebut dengan dokumen,
karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi
12
dicatat atau didokumentasikan. Formulir-formulir yang digunakan
dalam prosedur penerimaan uang adalah sebagai berikut :
a) Dokumen (bukti) asli pendukung setiap penerimaan uang yang
terdiri dari :
Pemberitahuan tentang pelunasan dari para langganan
(remittance advice) atau amplop.
Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang dicetak
dan dibuat oleh kasir untuk penerimaan uang langsung.
Pita daftar penjualan tunai
Pemberitahuan tentang pelunasan, daftar penjualan salesman.
Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman, penagihan oleh
bank.
b) Data harian yang menunjukkan kumpulan ataukah ringkasan
penerimaan kas yang terdiri dari :
Bukti setoran ke bank
Daftar penerimaan kas harian (dibuat oleh kasir) dan daftar
penerimaan kas harian (yang dibuat oleh bagian surat masuk).
c) Buku Jurnal
Jurnal penerimaan uang (terperinci)
Kombinasi dengan jurnal penerimaan uang.
d) Buku pembantu piutang dan buku besar
Uang tunai/kas adalah barang yang mudah menjadi sasaran
pencurian dan penyelewengan, karena uang itu mudah dibawa,
13
maka mudah disimpan dan mudah digunakan untuk mengadakan
transaksi.
2) Proses data dengan melakukan perhitungan, penggabungan unsur
data, dan lain-lain
a) Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan
untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan
dan data lainnya.
b) Buku Besar
Buku besar ( general ledger ) terdiri dari rekening-rekening
yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat
sebelumnya dalam jurnal, rekening-rekening dalam buku besar
ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur informasi yang akan
disajikan dalam laporan keuangan.
c) Buku Pembantu
Apabila data keuangan yang digolongkan dalam buku besar
diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu
(subsidiary ledger). Buku ini terdiri dari rekening-rekening
pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam
rekening tertentu dalam buku besar.
3) Memperoleh informasi sebagai keluaran (Output)
Laporan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang biasanya
disebut dengan laporan keuangan, dapat berupa neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan laba yang ditahan dan lainnya.
14
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
informasi akuntansi adalah bagian dari organisasi yang
mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis dan
mengkomunikasikan data-data keuangan guna menghasilkan
informasi bagi pihak luar maupun dalam perusahaan sebagai dasar
dalam perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
b. Pengertian Kredit/Pinjaman
Menurut Kasmir (2008;286), pinjaman adalah proses memberikan
sejumlah uang yang akan dikembalikan berdasar atas ketentuan yang
telah ditetapkan.
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga (UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,
Pasal 1 angka 11).
c. Pengertian Jaminan
Menurut Untung (2000:58-63), jaminan adalah tanggungan yang
diberikan oleh debitur kepada kreditur karena pihak kreditur mempunyai
suatu kepentingan, yaitu bahwa debitur harus memenuhi kewajibannya
dalam suatu perjanjian. Jaminan kredit tersebut harus diasuransikan agar
dapat mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk yang sewaktu-waktu
dapat terjadi dan untuk pengamanan terhadap kemungkinan atas
kegagalan dalam penyelesaian kredit.
15
Menurut hukum perdata terdapat 2 jenis jaminan kredit dalam
Untung (2000:58), yaitu :
1. Jaminan perorangan (personal guaranty), yaitu jaminan
seorangpihak ketiga yang bertindak untuk menjamin
dipenuhinyakewajiban-kewajiban si debitur.
2. Jaminan berupa benda (jaminan kebendaan), yaitu jaminan yang
dilakukan oleh kreditur dengan debiturnya, ataupun antara kreditur
dengan seorang pihak ketiga yang menjamin dipenuhinya
kewajiban-kewajiban si debitur. Ada tiga jenis jaminan kebendaan
yaitu:
a. Hipotik, yaitu suatu hak kebendaan atas benda-benda tidak
bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi
pelunasan suatu perikatan (Pasal 1162 KUH Perdata).
b. Credietverband, yaitu suatu jaminan atas tanah yang
diperuntukkan bagi orang-orang bumiputra pada zaman
penjajahan belanda.
c. Fiducia, yaitu penyerahan hak milik berdasarkan kepercayaan
atas barang bergerak, dengan tetap menguasai barang-barang
tersebut.
Menurut Untung (2000:57-58), pentingnya suatu jaminan oleh
kreditur atas suatu pemberian kredit adalah karena jaminan merupakan
salah satu upaya untuk mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dalam
tenggang waktu antara pelepasan dan pelunasan kredit dan dapat
membantu memperlancar proses analisis pemberian kredit dari bank.
16
Fungsi jaminan kredit menurut Firdaus dan Maya (2003:86) adalah :
1) Untuk pembayaran utang seandainya debitur tidak mampu membayar
dengan jalan menguangkan/menjual jaminan tersebut.
2) Sebagai akibat dari fungsi pertama ialah merupakan salah satu faktor
penentu jumlah kredit yang dapat diberikan.
Syarat harta benda yang dapat dijadikan jaminan menurut Firdaus
dan Maya (2003:87):
1) Marketability, dimaksudkan adanya pasar yang cukup luas bagi
jaminan yang bersangkutan dan dengan demikian kemungkinan
adanya pembeli atas jaminan tersebut cukup banyak tanpa harus
terlalu membanting harga.
2) Ascertainability of value, dimaksudkan agar jaminan yang diberikan
tersebut mempunyai suatu standar harga tertentu.
3) Stability of value dimaksudkan, harta benda yang menjadi jaminan
hendaknya tidak menurun harganya bahkan kalau mungkin terus
menerus naik dimasa mendatang.
4) Transferability, dimaksudkan agar harta benda yang dijaminkan harus
mudah dipindah tangankan baik secara fisik maupun secara yuridis.
5. Fungsi yang terkait
Dalam sistem akuntansi pemberian pinjaman ada beberapa fungsi
yang terkait di dalamnya, yaitu (Mulyadi, 2001: 487) :
a) Fungsi sekretariat. Fungsi ini bertanggungjawab dalam penerimaan
permohonan kredit dan surat pemberitahuan.
17
b) Fungsi penagihan. Fungsi ini bertanggungjawab melakukan penagihan
piutang langsung kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang akan
ditagih.
c) Fungsi kas. Fungsi kas ini bertanggungjawab atas penerimaan dan
pengeluaran uang dan bertanggungjawab juga dalam mengisi cek,
meminta otorisasi atas cek dan mengirimkan cek kepada debitur.
d) Fungsi akuntansi. Fungsi akuntansi ini bertanggungjawab atas
penerimaan dan pengeluaran kas serta laporan keuangan.
e) Fungsi pemeriksaan intern. Fungsi pemeriksaan intern
bertanggungjawab untuk melakukan perhitungan cash (cash count)
secara periodic dan mencocokan hasil perhitungannya dengan saldo kas
menurut catatan akuntansi (rekening kas dalam buku besar) yang
diselenggarakan oleh fungsi akuatansi dan fungsi ini juga bertanggung
jawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak (surprised audit)
terhadap saldo kas yang ada di tangan dan membuat rekonsiliasi bank
secara periodik.
6. Dokumen Yang Digunakan
Dokumen merupakan secarik kertas yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi yang pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam
catatan (Mulyadi, 2001: 3). Dokumen yang digunakan dalam sistem
pemberian kredit adalah
a) Formulir permohonan kredit.
Formulir ini berisi data mengenai calon debitur yang akan
mengajukan kredit. Formulir permohonan kredit (FPK) diisi oleh calon
18
debitur yang ingin mengajukan kredit dan akan di cek ulang oleh bagian
pemasaran. Dokumen ini akan di otorisasi oleh Direktur dan Bagian
kredit, kemudian dimintakan tanda tangan permohonan yang
bersangkutan.
b) Kwitansi.
Kwitansi dibuat rangkap tiga oleh bendahara simpan pinjam
sebagai bukti telah mengeluarkan uang.
c) Bukti pengeluaran kas.
Bukti pengeluaran kas ini dilakukan oleh seksi akuntansi untuk
mencatat akuntansi pengeluaran kas berdasarkan slip atau bukti
transaksi.
d) Bukti penerimaan kas.
Bukti penerimaan kas sebagai bukti penerimaan kas dari debitur
ketika membayar angsuran kredit.
e) Kartu pinjaman.
Kartu ini dibuat oleh bagian kredit yang digunakan untuk mencatat
atas pembayaran angsuran kredit dari debitur.
7. Catatan Akuntansi Yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pemberian
pinjaman merupakan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat,
mengklasifikasi dan meringkas data keuangan dan data lainnya (Mulyadi,
2001:4). Catatan yang digunakan dalam sistem pemberian kredit adalah
19
a. Jurnal umum.
Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi selain yang
dicatat dalam jurnal khusus.
b. Jurnal pengeluaran kas.
Jurnal pengeluaran kas digunakan untuk mencatat transaksi
pengeluaran kas.
c. Jurnal peneriamaan kas.
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat transaksi
penerimaan kas.
d. Kartu piutang.
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo
piutang kepada setiap debitur.
e. Buku Besar
Digunakan untuk merekap semua bukti pengeluaran dan
penerimaan kas bank.
8. Prosedur Pemberian Kredit
Prosedur adalah suatu urut-urutan pekerjaan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk
menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi
perusahaan yang sering terjadi (Baridwan, 2008:3).
Kasmir (2012:143), Prosedur kredit adalah tahap-tahap yang harus
dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya
adalah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu
permohonan kredit.
20
Secara rinci akan dijelaskan prosedur- prosedur pemberian kredit
sebagai berikut:
a. Permohonan kredit
Merupakan permohonan fasilitas kredit yang mencakup permohonan
baru untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit, permohonan
tambahan suatu kredit yang sedang berjalan, permohonan perpaanjangan
jangka waktu kredit yang sudah jatuh tempo, dan permohonan-
permohonan lainnya untuk perubahan syarat- syarat fasilitas kredit yang
sedang berjalan.
b. Analisis kredit
Setelah permohonan kredit diterima oleh bank, maka calon nasabah
diminta untuk memberikan keterangan- keterangan tambahan yang dapat
menjelaskan isi dari berbagai dokumen yang disampaikannya kepada
bank. Keterangan- keterangan tersebut bisa disampaikan secara lisan
wawancara maupun tertulis sesuai dengan informasi maupun data yang
diminta oleh petugas bank.
c. Keputusan kredit
Setelah analisis kredit dilakukan bank, maka selanjutnya setiap tindakan
untuk mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui, atau
mengusulkan permohonan kredit kepada pejabat yang lebih tinggi.
d. Pencairan kredit
Pencairan kredit setelah ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
Kredit dapat dibayarkan apabila semua persyaratan sudah dipenuhi.
21
Dalam pemenuhan persyaratan tersebut, terdapat dokumentasi yang
dilakukan oleh bank demi keamanan kredit.
e. Pengawasan kredit
Merupakan salah satu cara bank agar kredit yang diberikan tidak
berkembang menjadi kredit bermasalah.
f. Pelunasan kredit
Tahap ini merupakan tahap dimana nasabah telah membayar angsuran
pokok beserta bunganya sehingga ikatan perjanjian kredit terhapus. Pada
tahap ini pula terjadi penyerahan agunan kepada nasabah.