Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Metode
Analisis Hasil Penelitian
1. Made Sri Utami
dan Made
Rusmala Dewi S.
(2016)
Pengaruh
Manajemen
Modal Kerja
Terhadap
Profitabilitas
Peusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI
Regresi Linier
Berganda
Perputaran kas,
perputaran piutang
dan perputaran
persediaan memiliki
pengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas
2. Surjito Surya,
Ruly Ruliana dan
Dedi Rossidi
Soetama (2017)
Pengaruh
Perputaran kas
dan Perputaran
Persedian
Terhadap
Profitabilitas
Regresi Linier
Berganda
Perputaran kas dan
perputaran
persediaan tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas
3. Rika Ayu
Nurafika dan
Khairunnisa
Almadany (2018)
Pengaruh
perputaran kas,
perputaran
piutang,
perputaran
persediaan
terhadap
profitabilitas pada
perusahaan
semen
Regresi Linier
Berganda
Perputaran kas dan
perputaran
persediaan
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
profitabilitas,
perputaran piutang
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas
4. Eka Ayu Rahayu
dan Joni
Susilowibowo
(2014)
Pengaruh
Perputaran kas,
Perputaran
Piutang dan
Perputaran
Persediaan
Terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Manufaktur
Regresi Linier
Berganda
Perputaran kas dan
perputaran piutang
tidak berpegaruh
signifikan terhadap
profitabilitas,
perputaran
persediaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas
8
No Peneliti Judul Metode
Analisis Hasil Penelitian
5. Clara C.
Runtunuwu,
Stanly W.
Alexander dan
Heince R. N.
Wokas (2017)
Pengaruh
Perputaran
Persediaan,
perputaran kas
dan persediaan
piutang
rentabilitas
ekonomis (Studi
pada perusahaan
manufaktur sub
sektor food and
beverages yang
terdaftar di BEI
tahun 2012-
2016)
Regresi Linier
Berganda
Perputaran kas dan
perputaran
persediaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas,
perputaran piutang
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas
6. Martius (2018) Pengaruh
Perputaran
Modal Kerja
Piutang Kas dan
Persediaan
Terhadap Net
Profit Margi
Pada Perusahaan
Industri Barang
Konsumsi di
BEI
Regresi Linier
Berganda
Perputaran modal
kerja, kas dan
persediaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
net profit margin
sedangkan
perputaran piutang
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
net profit margin
9
B. Tinjauan Pustaka
b.1 Teori Signall
Teori sinyal merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan untuk memberikan petunjuk bagi investor
memandang prospek manajemen perusahaan. Teori ini didasarkan asumsi
bahwa manajer dan pemegang saham tidak memiliki akses informasi yang
sama. Terdapat informasi tertentu yang hanya diketahui oleh manajemen,
sedangkan pemegang saham tidak mengetahui informasi tersebut sehingga
terdapat informasi yang asimetri antara manajer dengan pemegang saham
(Brigham and Houston, 2010)
Pada penelitian ini membahas tentang pengaruh perputaran kas,
perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas.
Hubungan teori tersebut dengan penelitian ini adalah perusahaan
memberikan informasi yang penting bagi para investor yaitu mengenai
profitabilitas perusahaan agar mereka dapat menganalisis perkembangan
pemerolehan keuntungan perusahaan. Semakin profitable perusahaan maka
akan memberikan sinyal positif bagi para investor karena mereka juga akan
mendapatkan keuntungan dari hasil investasinya.
Untuk dapat memperoleh profit yang bagus maka perusahaan harus
dapat mengelola operasionalnya, seperti perusahaan harus mengatur
perputaran kasnya agar digunakan secara efisien, apabila penggunaan kas
telah efisien maka perusahaan dapat memenuhi kebutuhan finansialnya
sehingga semakin tinggi perputaran kas maka semakin tinggi pula
profitabilitasnya. Begitu juga dengan perputaran persediaan jika
10
perputarannya bagus perusahaan dapat menghindari adanya kerugian yang
disebabkan adanya penurunan harga, perubahan selera konsumen dan biaya
penyimpanan sehingga apabila perputaran persediannya tinggi maka
profitabilitasnya juga tinggi. Selain itu pada perputaran piutang yang
semakin tinggi juga akan semakin tinggi pula profitabilitasnya karena
piutang juga merupakan solusi bagi perusahaan apabila penjualan tidak
dapat dilakukan secara tunai agar cepat dapat pengembalian atas modalnya.
b.2 Perputaran Kas
Setiap perusahaan membutuhkan uang kas dalam menjalankan
setiap usahanya. Kas diperlukan untuk membiayai operasi dalam
perusahaan dalam mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.
Pengeluaran kas dalam perusahaan dapat bersifat berkelanjutan, misalnya
pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah, gaji dan
lain-lain.
Kas adalah suatu aktiva yang paling rentan disalahgunakan. Untuk
menjaga kas dan menjamin keakuratan atas pencatatan akuntansi untuk kas
maka dibutuhkan pengendalian internal yang efektif atas kas. Terdapat dua
masalah transaksi dalam akuntansi : (1) Pengendalian yang harus ditetapkan
untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dicatta
oleh pejabat atau karyawan. (2) menyediakan infomasi untuk pengelolaan
kas dengan tepat. (Kieso et al, 2007)
Kas dan surat berharga merupakan suatu komponen yang ada dalam
aktiva lancar. Kedua komponen tersebut adalah aktiva yang paling likuid
11
bagi perusahaan oleh sebab itu manajer keuangan perlu mengelola kas dan
surat berharga tersebut karena keduanya memiliki nilai strategis dalam
operasioanal perusahaan. Pada setiap penerimaan dan pengelolaan kas harus
dilakukan secara baik (Kasmir,2010). Dalam menghitung pengelolaan kas
dalam satu priode dapat digunakan rasio yaitu rasio perputaran kas.
Perputaran kas sendiri merupakan periode berputarnya kas pada saat kas
diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai kembali menjadi kas
(Nurri Lestari, 2015) maka dari itu kas disebut sebagai unsur modal kerja
yang paling tinggi likuiditasnya.
Kas diperlukan perusahaan untuk membiayai seluruh operasi
perusahaan termasuk untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.
Maka dari itu perlu adanya pengelolaan kas atau perputaran kas yang
merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata.
adanya perputaran kas menunjukkan efisiensi perusahaan karena
menggambarkan bahwa adanya kecepatan arus kas untuk kembali menjadi
kas yang telah diinvestasikan (Bambang Riyanto, 2001)
b.3 Perputaran Persediaan
Menurut Riyanto (Nurfikan dan Almadany, 2018), “persediaan
merupakan elemen utama modal kerja yang keadaanya akan selalu berputar
dan terus menerus mengalami perubahan.” Persediaan mempunyai efek
langsung terhadap keuntungan perusahaan karena persediaan dapat
menentukan investasi dan alokasi modal.
12
Persediaan merupakan barang atau bahan yang penting dalam proses
produksi dan distribusi untuk diproses lebih lanjut atau dijual. Penialaian
persediaan berdasarkan PSAK No. 14, yaitu : (1) Persediaan harus diukur
berdasarkan biaya atau nilai realisasi, nilai mana yang lebih rendah. (2)
Biaya persediaan harus mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi
dan biaya lain yang timbul hingga persediaan siap untuk dijual atau dipakai.
(3) Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapat diganti
dengan barang lain serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek
khusus harus diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap
biayanya masing-masing. (4) Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam
point 3 harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya FIFO, rata-rata
tertimbang, atau LIFO.
Peputaran persediaan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana berputar dalam satu periode yang ditanamkan pada
persediaan (Kasmir, 2015,180). Selain itu rasio ini juga untuk mengukur
efisiensi dalam mengelola barang dagang. Rasio ini cukup populer karena
dapat menilai efisiensi opersaional karena dapat menunjukkan seberapa
baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan (Agnes
Sawir, 2000:15). Rasio perputaran persediaan dapat dikatakan baik apabila
semakin meningkatnya angka perputaran persediaan dalam satu periode.
b.4 Perputaran Piutang
Menurut PSAK No.43 piutang adalah jenis pembiayaan dalam
bentuk pembelian dan atau pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan yang berasal dari ransaksi usaha. Dan piutang merupakan
13
salah satu elemen modal kerja yang penting dibutuhkan di suatu perusahaan
yang melayani penjualan secara kredit. Perusahaan yang memiliki piutang
berkaitan dengan volume penjualan. Maka dari itu piutang dalam
perusahaan sangat perlu diperhatiakan pengelolaannya. Pengelolaan
piutang dalam perusahaan berkaitan pada pengelolaan perputaran piutang (
Lestiwati Riris, 2018)
Menurut Setiawan (2010:199) adalah berbagai bentuk tagihan atau
klaim perusahaan kepada pihak yang pelunasannya dilakukan dalam bentuk
uang, barang ataupun jasa. Marjianto dan Harjianto (2011:95)
mengungkapkan bahwa piutang merupakan tagihan perusahaan kepada
pelanggan/konsumen yang membeli produk perusahaan (dikutip dari Piter
Tiong, 2017)
Piutang merupakan klaim kepada pihak lain yang nantinya berakhir
dengan penerimaan kas di masa yang akan datang (Putri dan Ratih, 2015).
Dan Piutang adalah klaim perusahaan berupa uang, barang ataupun jasa
kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu (Rudianto, 2010). Piutang
merupakan aktiva atau kekayaan dalam perusahaan yang timbul akibat
adanya kebijakan kredit. Kebijakan penjualan kredit tersebut merupakan
kebijakan biasa dilakukan dalam bisnis untuk menarik minat para pelanggan
(Gitosudarmo dan Basri, 2002)
Piutang adalah salah satu aktiva lancar dalam neraca perusahaan
yang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit yang
pembayarannya diberikan dalam waktu tempo 30 hari sampai dengan 90
14
hari. Piutang tersebut dapat berupa uang,barang,atau jasa yang dijual secara
kredit. (Lucia,Parengkuan, dan Marjam, 2018). Untuk mengetahui berapa
kai piutang berputar dalam satu periode dapat dihitung menggunakan rasio
perputaran piutang.
Perputaran piutang merupakan rasio untuk mengukur berapa lama
penagihan piutang selama satu periode (Kasmir,2012). Semakin tinggi rasio
menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin
rendah maka kondisi perusahaan semakin baik, sebaliknya semakin rendah
rasio maka ada over investment dalam piutang. Maka dari itu rasio
perputaran piutang menunjukkan kualitas kesuksesan penagihan piutang
(Kasmir, 2013). Penagihan piutang dilakukan selama periode sesuai dengan
kebijakan yang ditentukan oleh perusahaan agar selama periode tersebut
piutang dapat cepat tertagih kembali menjadi kas perusahaan.
Perputaran Piutang adalah peredaran dana yang menunjukkan
banyaknya perputaran dana dalam bentuk piutang menjadi kas kemudian
menjadi piutang kembali dalam tiap tahunnya. Apabila tingkat perputaran
piutangnya tinggi menunjukkan bahwa pengembalian dana dalam piutang
berlangsung secara cepat sehingga dapat meminimialkan resiko kerugian.
Kas yang sudah kembali tersebut dapat digunakan untuk penjualan kredit
atau pemberian pinjaman kembali sehingga kredit menjadi tinggi (Nurrahim
dan Nisa, 2017)
15
b.5 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba yang diperoleh dari sumber-sumber yang dimiliki seperti aktiva, modal
atau penjualan perusahaan (I Made Sudana, 2011:22). Profitabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan modal saham dan asset
tertentu (Mamduh,2009). Rasio profitabilitas ialah rasio yang dapat
menunjukkan hasil dari kebijaksanaan dan keputusan-keputusan
(Riyanto,2001).
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba yang dalam hubungannya berbentuk penjualan, total
aktiva, maupun modal sendiri (Sartono,2010) rasio profitabilitas adalah
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba melalui kemampuan perusahaan dan sumber daya yang ada, rasio
tersebut disebut juga operating rasio (Nuriyani dan Rachma, 2017)
Profitabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam memperoleh keuntungan. Rasio ini dapat memberikan ukuran tingkat
efektifitas manajemen dalam perusahaan. Hal ini ditunjukkan dengan laba
yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Penggunaan rasio
ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir,2010)
Terdapat beberapa pengukuran dalam menghitung kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yaitu menggunakan rasio :
16
1. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio untuk mengukur
seberapa besar laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dari
penjualan yang dilakukan (Darsono & Ashari, 2005). Net Profit Margin
mengukur keuntungan dengan memabndingkan laba setelah bunga dan
pajak dengan penjualan, rasio ini menunjukkan pendpatan bersih
perusahaan atas penjualan yang dilakukan (Kasmir, 2015). rumus NPM
dapat dihitung sebagai berikut
𝑁𝑃𝑀 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
2. Return On Equity (ROE)
Merupakan rasio yang menghitung kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba atas ekuitas perusahaan rumus ROI dapat dihitung
sebagai berikut
𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur menggunakan Return
On Aset (ROA) pengukuran pada rasio ini menunjukkan sejauh mana
perusahaan menghasilkan laba bersih dari manfaat asset yang digunakan,
sehingga apabila rasio return on aset meningkat dapat mencerminkan
kinerja perusahaan dalam mengelola kekayaan yang dimilikinya maka
dapat menghasilkan keuntungan atau profitabilitas (Kasmir, 2012)
17
b.6 Return On Aset (ROA)
Return On Asset (ROA) adalah salah satu rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki oleh perusahaan
setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut.
Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik
karena return semakin besar (Mamduh dan Abdul, 2009:159)
ROA merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas
penggunaan asset perusahaan. ROA memberikan ukuran profitabilitas yang
lebih baik karena menunjukkan efektifitas manajmen dalam menggunakan
asset untuk memperoleh pendapatan (Kasmir,2012)
ROA merupakan rasio yang dapat menunjukkan hasil atas total asset
yang digunakan dalam perusahaan. ROA dapat memberikan ukuran yang
lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena dapat mrnunjukkan bahwa
efektivitas manajemen dalam memanfaatkan asset untuk memperoleh
pendapatan
ROA sering digunakan manajemen perusahaan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dan menilai kinerja operasional dalam memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki perusahaan. Semakin besar rasionya semakin
baik karena perusahaan dianggap mampu memanfaatkan asetnya secara
efektif untuk menghasilkan profit (Harahap, 2010, 305)
Return On Asset dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari total asset yang digunakan. Rasio ini dapat diketahui
seberapa efisien perusahaan dalam memanfaatkan asetnya untuk kegiatan
18
operasional perusahaan. Pada rasio ini dapat memberikan ukuran yang lebih
baik atas profitabilitas perusahaan karena efektifnya manajemen dalam
menggunkan asset untuk memperoleh pendapatan. Munawir (dalam Piter
Tiong,2017)
ROA sendiri merupakan salah satu bentuk rasio profitabilitas yang
bermaksud untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam asset yang digunakan untuk
operasi perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan. Munawir (dalam
Pieter Tiong).
C. Perumusan Hipotesis
Pengaruh Perputaran Kas Terhadap profitabilitas
Kas merupakan salah satu elemen modal kerja yang paling tinggi
likuiditasnya. Besarnya kas yang ditahan oleh perusahaan berhubungan dengan
penjualan hal ini menggambarkan adanya perputaran kas yang mana
menunjukkan tingkat efisiensi dalam penggunaan kas. Penggunaan kas secara
efisien menunjukkan jika perusahaan memiliki peluang untuk meningkatkan
pendapatan (Muslich, 2007:98). Dengan meningkatnya pendapatan maka
profitabilitas dapat meningkat pula, namun apabila pendapatannya berkurang
maka uang kas yang didapat sedikit sehingga untuk memenuhi kewajiban
finansial perusahaan dapat diatasi dengan utang, di dalam utang terdapat biaya
bunga yang nantinya dapat mengurangi profitabilitas perusahaan. Jadi apabila
tingkat perputaran kas semakin tinggi menunjukkan semakin efisien dalam
penggunaan kasnya sehingga profitabilitasnya juga akan meningkat
(Riyanto,2013) Hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Dewi (2016),
19
Nuriyani dan Zannati (2017), Runtunuwu, Alexander dan Almadany (2017)
menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas.
H1 : Perputaran Kas Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap
Profitabilitas
Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas
Persediaan merupakan aktiva yang harus dikelola dengan baik, karena jika
pengelolaan persediaan mengalami kesalahan maka mengakibatkan kerugian.
Pengelolaan dalam manajemen perputaran persediaan sangat menentukan
kelanjutan aktivitas perusahaan. Semakin tinggi perputaran persediaan akan
memperkecil risiko terhadap kerugian yang disebabkan karena penurunan harga
atau perubahan selera konsumen, selain itu akan menghemat biaya penyimpanan
dan pemeliharaan pada persediaan sehingga apabila tingkat perputaran
persediaan tinggi maka semakin tinggi pula profitabilitas yang diperoleh
(Syamsuddin,2002). Hasil penelitian dari Rahayu dan Susilowibwo (2014),
Martius (2018), Runtunuwu, Alexander dan Wokas (2017) menunjukkan bahwa
perputaran persediaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
H2 : Perputaran Persediaan Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap
Profitabilitas
Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas
Piutang merupakan salah satu elemen dalam aktiva lancar yang timbul
karena adanya penjualan kredit. Piutang menjadi alternative agar persediaan
dapat berputar hingga menjadi kas maka dari itu timbulnya piutang diharapkan
20
menjadi solusi akan permasalahan yang timbul jika pihak manajemen kesulitan
dalam melakukan penjualan tunai. Perputaran piutang merupakan periode
terikatnya modal dalam piutang pembayarannya sesuai dengan persyaratan
pembayaran. Makin lama pembayarannya menunjukkan rendahnya tingkat
perputaran piutang (Riyanto 2011) Namun apabila tingkat perputaran piutang
semakin tinggi maka akan menunjukkan jika dana yang diinvestasikan dalam
piutang akan cepat kembali menjadi kas sehingga profitabilitas juga meningkat
(Utami dan Dewi, 2016). Menurut penelitian Utami dan Dewi (2016), Susanto,
Nangoy, dan Mangantar (2014), Wijaya dan Tjun (2017) perputaran piutang
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
H3 : Perputaran Piutang Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap
Profitabilitas
D. Kerangka Pikir
Perputaran Kas
(X1)
Perputaran
Persediaan
(X2)
Perputaran Piutang
(X3)
Profitabilitas
(Y)