17
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertian Media Pembelajaran Media menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran di sekolah. Arsyad (2007: 3) menjelaskan “kata media berasal dari kata bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. Dalam proses belajar mengajar, pesan atau informasi itu disampaikan oleh guru melalui perantara yang dapat berbentuk stimulus, yang disampaikan kepada siswa. Stimulus itu dapat berupa pertanyaan dari guru atau disajikan dalam bentuk alat, bagan, dan gambar selanjutnya oleh penerima atau siswa akan memberikan respon atau reaksi. Reaksi itu dapat mengarah ke reaksi yang aktif, misalnya berupa pertanyaan, jawaban atau saran. Media pembelajaran menurut Briggs dalam Anitah (2008: 1) menyatakan “media pembelajaran adalah peralatan fisik untuk membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran yang meliputi buku, videotape, slide, dll. Adapun pengertian media menurut Marshall Mcluhan dalam Hamalik (1990: 248) “Media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar

mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran di

sekolah. Arsyad (2007: 3) menjelaskan “kata media berasal dari kata

bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah

berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”.

Dalam proses belajar mengajar, pesan atau informasi itu disampaikan

oleh guru melalui perantara yang dapat berbentuk stimulus, yang

disampaikan kepada siswa. Stimulus itu dapat berupa pertanyaan dari

guru atau disajikan dalam bentuk alat, bagan, dan gambar selanjutnya

oleh penerima atau siswa akan memberikan respon atau reaksi. Reaksi itu

dapat mengarah ke reaksi yang aktif, misalnya berupa pertanyaan,

jawaban atau saran.

Media pembelajaran menurut Briggs dalam Anitah (2008: 1)

menyatakan “media pembelajaran adalah peralatan fisik untuk

membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran yang meliputi

buku, videotape, slide, dll. Adapun pengertian media menurut Marshall

Mcluhan dalam Hamalik (1990: 248) “Media adalah suatu ekstensi

manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

8

mengadakan kontak langsung dengan dia”. Selanjutnya pengertian media

menurut Briggs dalam Arief S. Sadirman (1996: 6)” Media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan”. Dari

pengertian media akhirnya dikenal dengan istilah media pengajaran, WS.

Winkel (1999: 285) menjelaskan bahwa “media pengajaran adalah suatu

sarana non personal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan

oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar-

mengajar, untuk mencapai tujuan instruksional”.

Kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan media dari penjelasan

para ahli di atas adalah segala alat fisik yang dapat memperjelas

penyajian pesan yang disampaikan oleh guru kepada siswa serta

merangsang siswa tersebut untuk belajar.

2. Media Pembelajaran Puzzle

a. Pengertian Media Puzzle

Berbagai cara sebenarnya banyak memberikan arti dan

manfaat dalam hidup anak. Salah satu permainan edukatif untuk

anak-anak adaalah puzzle. Cahyo dalam Ernawati,dkk (2016: 3)

menjelaskan bahwa “Media pembelajaran crossword puzzle

merupakan permainan mengasah otak melalui pencarian dan

pengingatan kata yang pas untuk jawaban pada kotak yang tersedia”.

Sedangkan Puzzle menurut Suciaty (2010: 78) menjelaskan bahwa “

permainan puzzle bisa dimainkan mulai dari 12 bulan. Puzzle dapat

memberikan kesempatan belajar yang banyak, selain untuk menarik

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

9

minat anak dan membina semangat belajar dalam bermain.

Permainan puzzle dapat dilakukan di rumah dan di sekolah yang

diberikan oleh guru.

Puzzle berdasarkan pendapat di atas merupakan media yang

dapat digunakan oleh guru sebagai alat bantu dalam pembelajaran

untuk menarik perhatian siswa melalui mencari potongan atau

bagian dan menyusunnya sesuai ketentuan .

Tujuan permainan puzzle menurut Nisak (2011:110),

permainan puzzle ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1) membentuk jiwa bekerjasama pada peserta, karena permainan

ini akan dikerjakan secara berkelompok.

2) peserta dapat lebih konsisten dengan apa yang sedang

dikerjakan.

3) melatih kecerdasan logis matematis peserta.

4) menumbuhkan rasa solidaritas sesama.

5) menumbuhkan rasa kekeluargaan antar siswa.

6) melatih strategi dalam bekerjasama antarsiswa

7) menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai

antarsiswa

8) menumbuhkan rasa saling memiliki antar siswa

9) menghibur para siswa di dalam kelas

Tujuan permainan puzzle berdasarkan penjelasan di atas

adalah untuk membentuk jiwa kerjasama, lebih konsisten, melatih

kecerdasan logis, menumbuhkan rasa solidaritas, kekeluargaan, dan

saling menghormati dan menghargai.

3. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik Integratif

Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran dalam bentuk

tema-tema(tematik). Model pembelajaran tematik menurut Rusman

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

10

(2011: 254) adalah “model pembelajaran terpadu yang menggunakan

pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk

memberikan pengalaman bermakna kepada siswa”. Soeryosubroto

(2009: 133) mendefinisikan “pembelajaran tematik adalah suatu

kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan beberapa materi

pada mata pelajaran dalam satu tema/topik pembahasan”.

Pembelajaran tematik dalam hal ini merupakan suatu usaha untuk

mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai atau sikap

pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif menggunakan tema

Penerapan pembelajaran tematik berdasarkan uraian di atas,

dapat disimpulkan bahwa merupakan salah satu bentuk inovasi

pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Proses

pembelajaran tematik yang diharapkan di kelas III SD Negeri 1

Rancamya yaitu dengan mengintegrasikan materi beberapa mata

pelajaran dalam satu tema. Pembelajaran tematik dalam hal ini

bertujuan menjadikan proses pembelajaran berlangsung secara

efektif dan bermakna bagi siswa.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Beberapa karakteristik pembelajaran tematik menurut

Rusman (2011: 258-259) diantaranya:

1) Berpusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa

(student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar

modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai

fasilitator, yaitu memberikan kemudahan pada siswa untuk

melakukan aktivitas belajar.

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

11

2) Memberikan pengalaman langsung. Pengalaman tematik dapat

memberikan pengalaman langsung pada siswa (direct

experiences). Siswa dalam hal ini dihadapkan pada sesuatu yang

nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang

lebih abstrak.

3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. Pemisahan mata

pelajaran dalam pembelajaran tematik menjadi tidak begitu

jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-

tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran

tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran

dalam suatu pembelajaran. Siswa dengan demikian dapat

memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini

diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5) Bersifat fleksibel. Pembelajaran tematik bersifat

luwes(fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari

satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, bahkan

mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan

lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang

dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan.

Pembelajaran tematik memiliki karakteristik berdasarkan

karakterisitik pembelajaran tematik di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa usia Sekolah

Dasar. Penerapan pembelajaran tematik di kelas III SD Negeri 1

Rancamaya dilakukan dengan pembelajaran yang berpusat pada

siswa (student centered) dengan menyajikan konsep dari berbagai

mata pelajaran dalam bentuk tema yang menggunakan prinsip

belajar sambil bermain dan menyenangkan. Pembelajaran ini

diharapkan dapat membuat siswa lebih paham sehingga potensi yang

dimiliki siswa dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan siswa.

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

12

c. Keunggulan Pembelajaran Tematik Integratif

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan

siswa dalam proses belajar atau mengarahkan siswa secara aktif

terlibat dalam proses pembelajaran. Apabila dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional, pembelajaran tematik memiliki

beberapa keunggulan. Drake dalam Prasetyo dan Lantip, 2016: 56)

menjelaskan bahwa: “An integrated curriculum that would motivate

students because it was relevant and followed the principles of

constructivism”. Proses pembelajaran dengan pembelajaran integrasi

akan memotivasi siswa untuk belajar karena pembelajaran integrasi

relevan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa serta mengikuti

prinsip-prinsip kontruktivisme sehingga siswa mendapatkan

kesempatan untuk mengkontruksi pengetahuan sendiri melalui

pengalaman dan lingkungan.

Pembelajaran tematik menurut Rusman ( 2011: 257-258)

memiliki beberapa keunggulan, diantaranya:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat

perkembangan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran

tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.

2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran

tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa

3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa,

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai

dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam

lingkungannya. 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama,

toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

13

Pembelajaran tematik integratif memiliki keunggulan

berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional. Pembelajaran tematik yang melibatkan

siswa secara aktif dapat lebih bermakna dan berkesan bagi siswa

karena dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan

keterampilan sosial siswa.

d. Pendekatan Saintifik

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang digunakan

dalam pembelajaran tematik integratif pada Kurikulum 2013.

Azmussya‟ni dan Wangid dalam Prasetyo dan Lantip (2016: 56)

menyatakan bahwa “pendekatan saintifik dapat meningkatan

keterampilan yang akan memberikan semangat bagi siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran”.

Proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas

mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

Dyer, dkk dalam Sani (2015: 53) menyatakan bahwa “pendekatan

saintifik (scientific approach) memiliki komponen proses

pembelajaran yang terdiri atas mengamati, menanya,

mencoba/mengumpulkan informasi, menalar/ asosiasi, membentuk

jaringan (melakukan komunikasi)”. Proses ini merupakan upaya

yang digunakan untuk mencapai kompetensi pembelajaran yang

telah ditentukan. Joyce & Well dalam Prasetyo dan Lantip, 2016: 56)

menjelaskan bahwa “ scientific method can be taught and has

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

14

positive effects on the acquisition of information, concepts and

attitudes”. Scientific approach dapat diajarkan dan memiliki dampak

positif pada perolehan informasi, konsep, dan sikap. Pendekatan

ilmiah dalam hal ini diyakini mampu mengembangkan ranah sikap,

keterampilan, dan pengetahuan siswa dengan tujuan

mengembangkan good character.

Nasution dalam Prahastiwi, Subani dan Dwi, 2014: 2)

menyatakan bahwa “pendekatan saintifik dipandang paling cocok

dalam pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa”.

Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran bertujuan agar

siswa dalam proses pembelajaran tidak monoton atau hanya

mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan oleh guru,

tetapi siswa aktif terlibat dalam kegiatan belajar sesuai karakteristik

yang terdapat dalam pendekatan saintifik.

4. Partisipasi Belajar

a. Pengertian Partisipasi Belajar

Menurut Echols dalam Suryobroto (2009: 293) ”partisipasi

berasal dari Bahasa Inggris yaitu participation yang berarti

pengambilan bagian atau pengikutsertaan”. Sedangkan menurut

Dusseldrop dalam Sukidin (2002: 68) “partisipasi diartikan kegiatan

atau keadaan mengambil bagian dalam suatu aktivitas untuk

mencapai suatu kemanfaatan secara optimal”.Widoyoko (2009:104)

menjelaskan “partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

15

seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk

mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya

tujuan-proses belajar mengajar, bersama bertanggung jawab

terhadap tujuan tersebut”. Sudjana (2000: 155) mengemukakan

“kegiatan pembelajaran partisipatif dapat diartikan sebagai upaya

pendidik untuk mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran”.

Penjelasan para ahli di atas dapat dimaknai bahwa, partisipasi

merupakan keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam

memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan

oleh organisasi serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung

jawab atas keterlibatannya yang mampu membuat siswa

mengoptimalkan potensi yang dimiliki.

b. Manfaat partisipasi

Partisipasi memiliki beberapa manfaaat agar suatu

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Manfaat principal dari partisipasi menurut Keith Davis dalam

Suryobroto (2009:296) sebagai berikut:

1) Lebih memungkinkan diperoleh keputusan yang benar

2) Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para

anggotanya

3) Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia motivasi

serta membangun kepentingan bersama.

4) Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.

5) Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan-perubahan.

Senada dengan pendapat di atas, Sachlan dan Roger (1988:

85) memberikan pendapatnya bahwa “manfaat dari partisipasi

belajar, yaitu: 1) Lebih banyak komunikasi dua arah, 2) Lebih

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

16

banyak bawahan mempengaruhi keputusan, 3) Manager dan

partisipan kurang bersifat agresi, 4) Potensi untuk memberikan

sumbangan yang berarti dan positif diakui dalam derajat lebih

tinggi.”

Manfaat partisipasi berdasarkan pendapat para ahli bahwa

dengan adanya partiipasi akan memberikan manfaat yang penting

bagi keberhasilan tujuan kegiatan organisasi yaitu :

1) Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar

karena banyaknya sumbangan pikiran.

2) Pengembangan potensi diri dan kreativitas

3) Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap pemerintah yang

diberikan dan adanya perasaan diperlukan.

Faktor partisipasi sangat berpengaruh dalam kegiatan

pembelajaran seperti sekolah adalah penting, karena berpengaruh

positif bagi kepemimpinan guru dan kepala sekolah serta

peningkatan program pendidikan.

c. Tingkatan partisipasi

Tingkatan partisipasi menurut Westra dalam Suryobroto

(2009: 297) dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

1) Tingkatan pengertian timbal balik artinya mengarahkan anggota

agar mengerti akan fungsinya masing-masing dan sikap yang

seharusnya satu sama lain

2) Tingkatan pemberian nasihat artinya individu-individu di sini

saling membantu untuk pembuatan keputusan terhadap

persoalan-persoalan yang sdang dihadapi sehingga saling tukar

menukar ide-ide mereka satu persatu

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

17

3) Tingkatan kewenangan artinya menempatkan posisis

anggotanya pada keadaan mereka sehingga dapat mengambil

keputusan pada persoalan yang mereka hadapi.

Tabel 2.1 Kisi-kisi partisipasi

No Kisi-kisi Partisipasi

1

2

3

4

5

6

Siswa memperhatikan penjelasan guru

Siswa menyampaikan pertanyaan

Siswa menyampaikan pendapat atau sanggahan

Siswa menyampaikan jawaban

Siswa membuat catatan ringkas

Siswa mengerjakan tugas dengan baik

Sukidin (2002: 128)

5. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa akan tercapai dengan baik apabila guru

dapat menyampaikan materi pembelajaran secara efektif, efisien dan

kondusif. Menurut Hamalik (2011: 30) “prestasi belajar adalah bila

seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada

orang tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak

mengerti menjadi mengerti.Arifin (2006: 12) menjelaskan bahwa

“Prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestasie,

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang mempunyai

arti hasil usaha”. Prestasi belajar mempunyai arti hasil yang telah

dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).Prestasi belajar

merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan

nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.Mulyasa (2000:

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

18

100) mengemukakan “Tes prestasi diberikan sesudah orang yang

dimaksud mempelajari hal-hal sesuai dengan apa yang diteskan”.

Tes Prestasi berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa tes dilakukan untuk mengukur kemampuan seseorang setelah

mempelajari sesuatu. Prestasi Belajar dan proses belajar adalah satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena prestasi belajar pada

hakikatnya adalah hasil akhir dari sebuah proses belajar. Prestasi

belajar siswa dapat diketahui dengan melakukan evaluasi terhadap

materi belajar yang telah diberikan.

b. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Belajar yang efektif sangat membantu siswa untuk

meningkatkan kemampuan mereka yang telah ditetapkan dalam

tujuan pembelajaran. Agar dapat meningkatkan hasil belajar perlu

diperhatikan faktor internal dan eksternal.

1) Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri

siswa itu sendiri, misalnya keadaan jasmani sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang yang dalam

keadaan segar jasmaninya akan berlainan dengan orang yang

belajarnya dalam keadaan kelelahan atau keadaan tidak sehat.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar

siswa, misalnya lingkungan sosial sekolah. Lingkungan sosial di

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

19

sekolah adalah guru dan teman-teman sekelas yang dapat

mempengaruhi semangat belajar siswa. Masyarakat, tetangga

dan teman-teman sepermainan di sekitar rumah juga termasuk

lingkungan sosial bagi siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Oktavianti, dkk (2015) tentang

“Pengembangan Media Wayang Dan Puzzle Pada Pembelajaran Menulis

Cerita Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar “. Oktavianti, dkk

menyimpulkan bahwa penelitian pengembangan media wayang dan

puzzle dilatarbelangi oleh kesulitan siswa kelas IV SD dalam menggali

ide dan gagasannya pada pembelajaran menulis cerita. Penelitian ini

bertujuan untuk mendiskripsikan proses pegembangan, kualitas, dan

keefektifan media wayang dan puzzle yang dikembangkan, Penelitian ini

menggunakan rancangan penelitian pengembangan Four-D yang

dimodifikasi menjadi Three-D.hasil belajar siswa secara individu pada

uji coba I diperoleh nilai dari salah satu siswa yang belum mencapai

KKM yaitu 70, sedangkan pada uji coba II nilai yang diperoleh seluruh

siswa telah mencapai KKM. Hasil belajar secara klaksikal dinyatakan

tuntas dengan persentase 90% pada uji coba I dan 100% pada uji coba II

sebab ketuntasan belajar klaksikal yang ditetapkan adalah 75%.

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

20

2. Penelitian yang dilakukan oleh Viana dan Harahap (2016) tentang

“Perbedaan Hasil Belajar Menggunakan Media The Thing Puzzle And

Crossword Puzzle Media On Fungus Matter SMA Pembangunan Galang

TP”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswamenggunakan Media The

Thing Puzzle dengan Media Crossword Puzzle pada materijamur di kelas

X SMA Pembangunan Galang T.P 2015/2016 yang terdiri dari 3

kelasdengan jumlah siswa 96 orang. Jenis penelitian yang dilakukan

adalah eksperimental. Pada kelas eksperimen I (menggunakan Media The

Thing Puzzle) didapat rata-rata hasil belajar siswa sebesar 85,83 dengan

standar deviasi 7,77 sedangkan pada kelas eksperimen II (menggunakan

Media Crossword Puzzle) memiliki rata-rata sebesar 70,10

denganstandar deviasi 15,24. Adanya perbedaan hasil belajar tersebut

dibuktikan melalui pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t pada

taraf α = 0,05, dimana t hitung(17,87) > ttabel (1,6697). Hal tersebut

menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.Sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar dimana kelas eksperimen

I (menggunakan Media The Thing Puzzle) lebih tinggi daripada

kelaseksperimen II (menggunakan Media Crossword Puzzle) pada materi

jamur di kelas XSMA Pembangunan Galang Tahun Pembelajaran

2015/2016.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan P. Satrio (2014) tentang

“Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Melalui

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

21

ISCL Berbantu Puzzle Kelas VII SMPN 174 SSN Jakrata”. Kesimpulan

dari penelitian tersebut adalah hasil tes kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa yang diberikan peneliti sebelum tindakan masih belum

optimal karena berada dibawah nilai KKM. Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dikelas VII

SMPN 174 Jakarta melalui Interactive Setting Cooperative Learning

Berbantu Puzzle.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Adeyemo.A, dkk (2013) tentang “An

Investigation into the Influence of Using Puzzles in The Teaching of

Physics On Senior Secondary School Students”. Kesimpulan dari

penelitian tersebut adalah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan teka-teki dalam pengajaran Fisika pada Prestasi

Siswa Sekolah Menengah di topik terpilih. Sampel terdiri dari seratus

dan Dua puluh (120) siswa fisika, dipilih secara acak dari sekolah

menengah bulu di daerah Mushin Pemerintah, negara Lagos. Instrumen

yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dua tes prestasi tes

awal dan tes post pada teka-teki tentang topik mesin sederhana, kerja,

energi dan tenaga. Data yang terkumpul adalah dengan menggunakan

hitungan frekuensi, persentase sederhana, pair t-test, t-test dan koefisien

korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

siswa memahami konsep ilmiah lebih banyak saat diajar. Metode teka-

teki dan juga meningkatkan pemahaman siswa dalam keterampilan dan

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

22

sikap ilmiah. Rekomendasi tersebut kemudian dibuat, berdasarkan hasil

penelitian penelitian.

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Variabel

Kerangka pikir berdasarkan gambar 2.1 alur dapat dideskripsikan

bahwa media pembelajaran puzzle yang diterapkan saat proses pembelajaran

berlangsung dapat membuat siswa lebih mudah menguasai dan menghayati

materi pelajaran karena siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran.

Keikutsertaan secara aktif siswa dalam proses pembelajaran memungkinkan

terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Peneliti mempunyai keyakinan

bahwa variabel bebas berkaitan dengan variabel terikat. Sebab media

pembelajaran merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang menekankan

Partisipasi rendah

Pemberian Media Puzzle

(X)

Prestasi belajar PKn dan

Partisipasi siswa

(Y)

Prestasi belajar rendah

Memberikan pengaruh

terhadap partisipasi

belajar

Memberikan pengaruh

terhadap prestasi belajar

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pengertiarepository.ump.ac.id/3937/3/DINA OKTAVIANA BAB II.pdf · BAB II KAJIAN PUSTAKA . A. Landasan Teoritis 1. Pengertia. n Media

23

pada aktivitas belajar siswa sehingga memungkinkan berpengaruh terhadap

partisipasi dan prestasi belajar siswa. Hubungan antar variabel-variabel dalam

penelitian ini dapat dilihat pada gambar kerangka pikir di atas.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka

berpikir.

Sugiyono (2013: 64) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas, hipotesis

penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh positif media pembelajaran puzzle subtema

ketampakan rupa bumi terhadap partisipasi belajar siswa kelas III di SD

Negeri 1 Rancamaya.

2. Terdapat pengaruh positif media pembelajaran puzzle subtema

ketampakan rupa bumi terhadap prestasi belajar siswa kelas III di SD

Negeri 1 Rancamaya

Pengaruh Media Pembelajaran..., Dina Oktaviana, FKIP UMP 2017