38
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerja Keras a. Pengertian Kerja Keras Kerja keras merupakan salah satu dari 18 karakter bangsa yang dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah. Kerja keras (Kesuma, 2012:17) adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, tetapi istilah yang dimaksud adalah mengarah pada misi besar yang harus dicapai untuk kebaikan/kemaslahatan manusia (umat) dan lingkungannya. Mengingat arah istilah kerja keras, maka upaya untuk memaslahatkan manusia dan lingkungannya merupakan upaya yang tidak ada hentinya sampai kiamat tiba. Elfindri, dkk (2012:102), menyatakan bahwa kerja keras adalah sifat seseorang yang tidak mudah berputus asa yang disertai kemauan keras dalam berusaha dalam mencapai tujuan dan cita- citanya. Orang dengan karakter ini cenderung berusaha memaksimalkan potensi yang dimilikinya dalam penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Karakter ini muncul sebagai wujud dorongan motivasi yang kuat serta orientasi ke depan yang jelas. Orang ini 9 Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kerja Kerasrepository.ump.ac.id/2856/3/FITRIA NUR HANDAYANI BAB II.pdf · b. Ciri-ciri Prestasi Belajar Ciri prestasi belajar menurut Slameto

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kerja Keras

a. Pengertian Kerja Keras

Kerja keras merupakan salah satu dari 18 karakter bangsa

yang dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah. Kerja

keras (Kesuma, 2012:17) adalah suatu istilah yang melingkupi suatu

upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam

menyelesaikan pekerjaan/yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja

keras bukan berarti bekerja sampai tuntas lalu berhenti, tetapi istilah

yang dimaksud adalah mengarah pada misi besar yang harus dicapai

untuk kebaikan/kemaslahatan manusia (umat) dan lingkungannya.

Mengingat arah istilah kerja keras, maka upaya untuk memaslahatkan

manusia dan lingkungannya merupakan upaya yang tidak ada hentinya

sampai kiamat tiba.

Elfindri, dkk (2012:102), menyatakan bahwa kerja keras

adalah sifat seseorang yang tidak mudah berputus asa yang disertai

kemauan keras dalam berusaha dalam mencapai tujuan dan cita-

citanya. Orang dengan karakter ini cenderung berusaha

memaksimalkan potensi yang dimilikinya dalam penyelesaian suatu

tugas atau pekerjaan. Karakter ini muncul sebagai wujud dorongan

motivasi yang kuat serta orientasi ke depan yang jelas. Orang ini

9

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

10

biasanya selalu berpikir positif dan tidak mudah dipatahkan oleh

rintangan yang menghalanginya. Karakter ini sangat diperlukan

ditengah dunia yang semakin dinamis, kompetisi dan persaingan yang

semakin tajam.

Kerja keras merupakan usaha yang dilakukan dengan

sungguh-sungguh untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam

kegiatan pembelajaran tentu sangat diperlukan adanya penanaman

karakter perilaku kerja keras. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan agar

kelak jika anak didik sudah dewasa mereka akan terbiasa untuk

berusaha dengan sungguh-sungguh atau bekerja keras dalam mencapai

apa yang diinginkan. Kerja keras dalam penelitian ini merupakan suatu

upaya untuk meningkatkan usaha belajar siswa untuk dapat

memperoleh hasil yang maksimal. Siswa dilatih untuk lebih giat

belajar melalui proses pembelajaran yang menantang dan

menyenangkan.

b. Karakteristik Kerja Keras

Karakteristik kerja keras menurut (Kesuma, 2012:17) adalah

perilaku seseorang yang dicirikan oleh kecenderungan berikut:

1) Merasa risau jika pekerjaannya belum terselesaikan sampai tuntas.

2) Mengecek/memeriksa terhadap apa yang harus dilakukan/apa yang

menjadi tanggungjawabnya.

3) Mampu mengelola waktu yang dimilikinya.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

11

4) Mampu mengorganisasi sumber daya yang ada untuk

menyelesaikan tugas dan tanggungjawabnnya.

c. Indikator Keberhasilan Kerja Keras

Indikator keberhasilan karakter kerja keras menurut Fitri

(2012:41) yaitu sebagai berikut:

1) Pengelolaan pembelajaran yang matang

2) Mendorong semua warga sekolah untuk berprestasi

3) Berkompetisi secara fair

4) Memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Arifin (2011:12) menyatakan bahwa prestasi berasal dari

bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia

menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar itu

berbeda dengan hasil belajar. Prestasi belajar pada umumnya

berkenaan dengan pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek

pembentukan watak peserta didik. Prestasi belajar merupakan suatu

masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia,

karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar

prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Salvador Algarabel and Carmen Dasí (2001:44) menyatakan

pendapatnya mengenai definisi prestasi, yaitu:

In the Standards for test construction (APA, 1999)

achievement is viewed basically as the competence a person

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

12

have in a area of content. This competence is the result of many

intellectual and nonintellectual variables, although in this

paper we concentrate exclusively on the former.

Pada dasarnya prestasi merupakan suatu kompetensi yang

dimiliki oleh seseorang. Kompetensi ini adalah hasil dari upaya

seseorang baik yang intelektual maupun non intelektual. Kompetensi

intelektual misalnya prestasi yang diperoleh seseorang dalam lingkup

pendidikan formal di sekolah yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan. Sedangkan prestasi non intelektual merupakan prestasi

yang tidak berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

Untuk mengukur dan mengetahui prestasi belajar seseorang

dilakukan melalui tes prestasi. Tes prestasi ini sebagai alat evaluasi

untuk mengukur seberapa jauh pengetahuan seseorang terhadap hal

yang dia pelajari. Kaplan dan Succuzzo (2005: 317) menyebutkan

bahwa:

Standardized achievement tests had as their goal the end

point evaluation of a students knowledge after a standard

course of training. In such tests, validity is determined

primarily by content-related evidence. in other words, these

tests are considered valid if they adequately sample the domain

of the construct being assessed.

Standarisasi prestasi merupakan kemampuan yang dijadikan

sebagai tujuan akhir dari titik evaluasi pengetahuan siswa setelah

mereka melaksanakan pelatihan atau belajar. Tes ini dikatakan sah

apabila telah terbukti validitasnya.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

13

Prestasi belajar sangat berkaitan dengan kegiatan belajar,

karena kegiatan belajar merupakan suatu proses sedangkan prestasi

belajar merupakan hasil dari proses belajar. Untuk memahami

pengertian prestasi belajar itu bertitik tolak pada pengertian belajar itu

sendiri. Para ahli mengemukakan berbagai pengertian belajar yang

berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut.

Gagne dalam (Suprijono, 2011:2) menyatakan bahwa belajar

adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang

melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh

langsung dari proses pertumbuhan seorang secara alamiah. Kegiatan

atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikis dan fisis yang

saling bekerjasama secara terpadu dan komprehensif integral. Sejalan

dengan itu, belajar dapat dipahami sebagai berusaha atau berlatih

supaya mendapat suatu kepandaian. Dalam implementasinya, belajar

adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan, perilaku dan

ketrampilan dengan cara mengolah bahan ajar.

Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi

dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena

itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan

perubahan dalam arti belajar. Pendapat lain dari Djamarah dan Zain

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

14

(2010:38) menyatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah

“perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya

melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua

perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya perubahan fisik,

mabuk, gila, dan sebagainya.

Belajar tidak selamanya memerlukan kehadiran seorang guru.

Cukup banyak aktivitas yang dilakukan oleh seseorang di luar dari

keterlibatan guru. Belajar di rumah cenderung menyendiri dan terlalu

banyak mengharapkan bantuan dari orang lain. Apalagi aktivitas

belajar itu berkenaan dengan kegiatan membaca sebuah buku tertentu.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara keseluruhan.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti berubah dari tidak tahu menjadi tahu, tidak

bisa menjadi bisa, berubah sikap dan tingkah lakunya, ketrampilannya,

kecakapan dan kemampuannya, daya kreasinya, daya penerimaannya

dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Sedangkan prestasi belajar

merupakan hasil yang diperoleh oleh seseorang setelah dia melakukan

proses belajar baik itu dalam lingkup intelektual maupun

nonintelektual.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

15

b. Ciri-ciri Prestasi Belajar

Ciri prestasi belajar menurut Slameto (2010:3-4) yaitu ciri-

ciri perubahan tingkah laku yang berupa:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

c. Prinsip-Prinsip Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar mempunyai prinsip-prinsip

yang dapat dipakai sebagai dasar dalam pelaksanaan pembelajaran,

baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya, maupun

bagi guru untuk meningkatkan kegiatan mengajarnya.

Suprijono (2011:4-5) mengemukakan beberapa prinsip

belajar antara lain:

1) Prinsip belajar sebagai perubahan tingkah laku

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan

yang disadari.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

16

b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.

c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d) Positif atau berakumulasi.

e) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

f) Permanen atau tetap.

g) Bertujuan dan terarah.

h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

2) Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong oleh

kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses

sestemik yang dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan

kesatuan fungsional dari berbagai komponen belajar.

3) Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya

adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar terdapat beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Menurut Slameto

(2010:54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

Faktor intern ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu faktor jasmaniah,

faktor psikologis dan faktor kelelahan.

a) Faktor jasmaniah

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

17

1) Faktor kesehatan, yaitu dalam keadaan baik segenap badan

serta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan

seseorang akan berpengaruh terhadap belajarnya. Proses

belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang

terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang

bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah,

kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan, kelainan-

kelainan fungsi alat indra serta tubuhnya. Agar seseorang

dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan

kesehatan badannya tetap terjamin.

2) Cacat tubuh, yaitu suatu yang menyebabkan kurang baik

atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badannya.

Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah

tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.

Keadaan cacat tubuh juga akan mempengaruhi belajar.

Siswa yang cacat belajarnya juga akan terganggu.

b) Faktor psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang termasuk

faktor psikologis yang mempengaruhi belajar antara lain yaitu:

1) Intelegensi, yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis

yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke

dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

18

secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya

dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap

kemajuan belajar.

2) Perhatian, yaitu keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu

pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal)

atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil

belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian

yang baik terhadap bahan yang dipelajarinya

3) Minat, yaitu kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat

selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ akan

diperoleh kepuasan.

4) Bakat, yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan. Kemampuan itu baru akan

terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar

atau berlatih.

5) Motif, yaitu daya penggerak atau pendorong untuk

melalukan sesuatu demi tercapainya tujaun yang

diinginkan.

6) Kematangan, adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah

siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

19

7) Kesiapan, merupakan kesediaan untuk memberi response

atau beraksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang

dan berhubungan dengan kematangan, karena kematangan

itu berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.

c) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani

(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah

lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk

membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat

dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan

dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2. Faktor Ekstern, yaitu faktor dari luar siswa. Faktor ekstern yang

berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3

faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

a) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari

keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

20

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran

dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode

belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengeruh tersebut terjadi

karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor masyarakat

yang dapat mempengaruhi belajar antara lain kegiatan siswa

dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk

kehidupan masyarakat.

3. Hakikat Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode

Metode (Rohani, 2004:118) adalah suatu cara kerja yang

sistematik dan umum. Metode berfungsi sebagai alat untuk mencapai

suatu tujuan. Makin baik suatu metode makin efektif pula dalam

pencapaiannya. Tetapi, tidak ada satu metode pun yang dikatakan

paling baik atau dipergunakan bagi semua macam usaha pencapaian

tujuan. Baik tidaknya, tepat tidaknya suatu metode dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Faktor utama yang menentukan metode adalah tujuan

yang akan dicapai.

Menurut Djamarah dan Zain (2010:46) metode merupakan

suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Metode pembelajaran diperlukan oleh guru dalam proses

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

21

kegiatan belajar mengajar dan penggunaannya pun bervariasi sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran selesai. Seorang

guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila tidak menguasai

satu pun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para

ahli psikologi dan pendidikan.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran merupakan suatu cara yang berisi tentang

langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Metode

merupakan alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar

mengajar. Sedangkan strategi merupakan sarana atau alat untuk

mencapai tujuan pembelajaran, maka metode merupakan alat untuk

mencapai tujuan belajar.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Metode Pembelajaran

Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru tidak

harus terpaku dengan menggunakan satu metode saja, tetapi guru

sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya

pembelajaran tidak membosankan dan akan menarik perhatian peserta

didik. Tetapi, penggunaan metode yang bervariasi tidak akan

menguntungkan kegiatan belajar mengajar apabila penggunaannya

tidak tepat dan tidak sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan

dengan kondisi psikologis peserta didik.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

22

Surakhmad (dalam djamarah dan Zain, 2010:46)

mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan

metode mengajar sebagai berikut:

1) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya

2) Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya

3) Situasi yang berbagai-bagai keadaannya

4) Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya

5) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

Tujuan pembelajaran yang jelas dan tepat akan membantu

dalam merencanakan kegiatan pengajaran, salah satunya dapat

membantu pemilihan metode belajar mengajar. Sifat dan keluasan

suatu bahan pengajaran dapat pula menjadi acuan untuk menerapkan

suatu jenis metode. Kemampuan guru juga mempengaruhi pemilihan

metode pembelajaran. Suatu metode yang dipergunakan guru untuk

mengajar haruslah dikuasai betul olehnya. Metode yang kurang baik di

tangan seorang guru bisa jadi baik sekali di tangan guru yang lain.

Selain itu, penggunaan metode pengajaran juga harus

mempertimbangkan keadaan/kesediaan peserta didik. Kemampuan dan

karakteristik peserta didik itu berbeda-beda. Kecocokan penggunaan

suatu metode itu pun relatif. Untuk itulah guru perlu menggunakan

lebih dari satu metode dan menggunakan metode yang bervariasi

hingga tidak menimbulkan kejenuhan dan keberhentian minat belajar

peserta didik. Situasi pengajaran juga menjadi faktor penting dari

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

23

pelaksanaan suatu metode. Suasana atau situasi kelas pengajaran yang

berkaitan dengan semangat belajar, cuaca, keadaan lingkungan

kelas/sekolah, perlu dipertimbangkan secara cermat oleh guru dalam

menentukan penggunaan suatu metode pembelajaran.

4. Metode Pembelajaran Team Quiz

a. Pengertian Metode Pembelajaran Team Quiz

Banyak pengajar memakai sistem kompetisi dalam

pembelajaran dan penilaian peserta didik. Dalam metode pembelajaran

kompetisi, siswa belajar dalam suasana persaingan. Tidak jarang pula,

guru memakai imbalan atau penghargaan sebagai sarana untuk

memotivasi siswa dalam memenangkan kompetisi dengan siswa

lainnya. Metode pembelajaran dengan kompetisi bisa menimbulkan

rasa cemas yang dapat memacu siswa untuk meningkatkan kegiatan

belajar mereka.

Team Quiz merupakan salah satu metode pembelajaran aktif

yang dapat mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang

dipelajarinya. Michael prince (2004:1) menyatakan pendapatnya

mengenai pengertian pembelajaran aktif. Pendapat tersebut yaitu :

Active learning is generally defined as any instructional

method that engages students in the learning process. In short,

active learning requires students to do meaningful learning

activities and think about what they are doing. … The core

elements of active learning are student activity and engagement

in the learning process.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

24

Pendapat tersebut menyatakan bahwa pembelajaran aktif

pada umumnya didefinisikan sebagai metode apapun instruksional

yang melibatkan siswa dalam proses belajar. Singkatnya, pembelajaran

aktif melibatkan siswa secara langsung untuk melakukan kegiatan

belajar bermakna dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan.

Unsur-unsur inti dari pembelajaran aktif adalah aktivitas siswa dan

keterlibatannya dalam proses belajar.

Pada pelaksanaan metode Team Quiz melibatkan siswa

secara langsung dalam proses belajar mengajar, karena inti dari

pembelajaran dengan metode ini yaitu siswa melaksanakan permainan

kuis kelompok dengan membuat pertanyaan untuk tim lain dan

menjawab pertanyaan dari tim lain. Kompetisi antar tim dapat memacu

siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar mereka dan dapat

memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Silberman (2011:175)

menyatakan bahwa teknik tim ini dapat meningkatkan rasa

tanggungjawab siswa atas apa yang mereka pelajari dengan cara yang

menyenangkan dan tidak mengancam atau tidak membuat mereka

takut.

Metode Team Quiz dapat menjadikan siswa lebih giat belajar,

seperti yang diungkapkan oleh Leigh Stelzer dan Joan Coll-Reilly

(2010:8) yang berpendapat mengenai keuntungan menggunakan

metode Team Quiz dalam embelajaran di kelas. Pendapat tersebut

yaitu :

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

25

Knowing they would be quizzed on the chapter material,

students would be motivated to read the chapter and prepare for

the quiz on the assigned day. Additionally, believing other

members of the team were depending on them, students would

be motivated to prepare for the quiz. Team spirit, group

pressures or feelings of shared responsibility would stimulate

their individual motivation (LaFasto, 1989; Tan & Tan, 2008).

Students who experienced that they were the weak contributors

to team success would increase their preparation and over time

increase their contribution to the team. Clark (Nowak et. al.,

1996) argued that team testing stimulates students’ sense of

responsibility. Finally, students who initially did not learn the

material on their own by individual study would learn from

other students and, thus, take advantage of the pooling of

knowledge (Nzeogwu, 1997).

Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa melaksanakan

pembelajaran dengan menerapkan metode Team Quiz dapat

memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Siswa membuat pertanyaan

dalam tim untuk pelaksanaan kuis, dengan mengetahui hal tersebut

maka mereka akan termotivasi untuk mempelajari materi pada bab

yang sedang dibahas dan mempersiapkan diri untuk perlombaan kuis

antar tim. Semangat tim, tekanan untuk berkompetisi dengan tim lain

atau perasaan tanggung jawab bersama akan merangsang motivasi

individu dari setiap anggota tim. Siswa yang mempunyai kemampuan

yang kurang akan meningkatkan persiapan diri mereka dari waktu ke

waktu agar dapat meningkatkan kontribusi mereka terhadap timnya.

Kompetisi antar tim akan meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.

Akhirnya, siswa yang awalnya tidak belajar sendiri akan belajar dari

siswa lain, dengan demikian, keuntungan yang didapatkan yaitu siswa

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

26

akan lebih giat belajar, berusaha dengan sungguh-sungguh untuk

mempelajari materi dan pengetahuan siswa akan bertambah.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Team Quiz

Adapun langkah-langkah metode Team Quiz (Suprijono,

2011:114) adalah:

1) Pilihlah topik yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.

2) Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B, dan C.

3) Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran, kemudian

mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal

10 menit.

4) Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan-

pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan.

Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi

catatan mereka.

5) Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada

kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan,

lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

6) Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika

kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B.

7) Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk

kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti

proses untuk kelompok A.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

27

8) Setelah kelompok B selesai dengan pertanyaannya, lanjutkan

penyampaian materi pelajaran ketiga dan tunjuk kelompok C

sebagai kelompok penanya.

9) Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan

sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

Upaya peningkatan kerja keras belajar siswa pada menelitian

tindakan kelas ini akan dilaksanakan dengan melalui penerapan

metode pembelajaran Team Quiz. Pelaksanaan metode pembelajaran

Team Quiz banyak melibatkan siswa secara langsung sehingga siswa

akan lebih aktif dalam pembelajaran. Pada sesi kuis, siswa dituntut

untuk membuat pertanyaan dalam kelompoknya saat bertugas sebagai

tim penanya. Ketika menjadi tim penjawab pertanyaan siswa harus

berlomba untuk menjawab pertanyaan dalam kuis, dalam menjawab

pertanyaan itu siswa harus beradu cepat dengan tim lain, sehingga

siswa harus lebih bekerja keras dalam belajar, sungguh-sungguh dalam

mempelajari materi yang disampaikan oleh guru, dan lebih tekun

mempelajari materi yang telah disampaikan agar dapat menjadi tim

yang unggul. Pada proses inilah guru menanamkan karakter kerja

keras dan mengupayakan agar perilaku kerja keras siswa dapat

meningkat.

c. Keunggulan dan Kelemahan Metode Team Quiz

Dalam pembelajaran aktif yang menerapkan metode Team

Quiz ini juga memiliki keunggulan dan kelemahan (Araliman.1991.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

28

tersedia di blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html)

yaitu sebagai berikut:

1. Keunggulan metode Team Quiz, yaitu:

a) Dapat meningkatkan keseriusan dalam belajar

b) Dapat menghilangkan stress dalam lingkungan belajar

c) Mengajak siswa untuk terlibat penuh

d) Meningkatkan proses belajar

e) Membangun kreatifitas diri

f) Meraih makna belajar melalui pengalaman

g) Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar

h) Menambah semangat dan minat belajar

2. Kelemahan metode Team Quiz, yaitu:

a) Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas

saat keributan terjadi

b) Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok

tersebut, yakni yang bisa menjawab kuis, karena permainan

kuis merupakan permainan yang dituntut cepat dan

memberikan kesempatan diskusi yang singkat.

c) Waktu yang diberikan sangat terbatas jika kuis dilaksanakan

oleh seluruh tim dalam satu pertemuan.

5. Ilmu Pengetahuan Sosial di SD

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

29

Pengertian IPS di tingkat persekolahan itu mempunyai makna

yang berbeda, disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan peserta

didik. Trianto (2011:171) menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial,

seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan

budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan

fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari

aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial. IPS atau studi sosial

merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi

materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah,

geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya.

Pendapat lain dari Savage (1996:9) menyatakan bahwa

“Social studies is the integrated study of the social sciences and

humanities to promote civic competence. Within the school program,

social studies provides coordinated systematic study drawing upon

such disciplines as antropology, archaeology, economics, geography,

history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and

natural sciences, as well as appropriate content from the humanites,

mathematics, and naturl sciences. The primary purpose of social

studies is to help young people develop the ability to make informed

and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally

diverse, democratic society in an interdependent world.”

Ilmu sosial adalah terintegrasi studi ilmu sosial dan

kemanusiaan untuk mempelajari kompetensi kewarnanegaraan. Dalam

program, sekolah ilmu sosial menyediakan berkoordinasi studi

sistematis gambar pada seperti disiplin sebagai antropology, arkeologi,

ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi,

agama, dan ilmu pengetahuan alam, serta sesuai konten dari

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

30

humanites, matematika, dan ilmu alam. Tujuan utama dari ilmu sosial

untuk membantu kaum muda mengembangkan kemampuan untuk

membuat keputusan informasi untuk kepentingan umum sebagai warga

negara dari suatu budaya beragam, masyarakat demokrasi bergantung

dalam sebuah dunia

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD/MI/SDLB . IPS mengkaji seperangkat

peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu

sosial. Mata pelajaran IPS ini memuat materi geografi, sejarah,

sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik

diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara Indonesia yang

demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta

damai.

Ilmu Pengetahuan Sosial juga membahas hubungan antara

manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak

didiktumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat,

dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di

lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu siswa

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan

menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial

masyarakatnya, Kosasih dalam (Trianto, 2011:173).

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

31

Pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur

pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan pembelajarannya

bukan sebatas pada upaya mengajarkan kepada siswa mengenai

sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada

upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya

sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni

kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah

sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu,

rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan

sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar

pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat

bagi siswa, Kosasih dan Hamid Hasan dalam (Trianto, 2011:174).

Jadi Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu disiplin ilmu

sosial yang mempelajari tentang perilaku mannusia yang berlangsung

dalam proses kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan

mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Mata

pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu

dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan

dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut

diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih

luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

32

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Trianto (2011:176) tujuan utama Ilmu Pengetahuan

Sosial adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka

terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap

mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan

trampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang

menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. Tujuan tersebut dapat

dicapai apabila program-program pelajaran IPS di sekolah

diorganisasikan secara baik.

Jarolimek (1977:4) berpendapat bahwa “There are numerous

goal statements for social studies education. NCSS a professional

association, has issued statements dealing with the role of the social

studies, as have many school districts and state departments of

education. Nearly all of the fifty states specify the teaching of certain

elements of social studies in their education codes. The following are

typical examples of what is expected of social studies education:

1. Knowledge and information goals

2. Attitude and value goals

3. Skills goals

a. Social skills

b. Study skills and work habits

c. Group-work skills

d. Intellectual skills

Ada banyak pernyataan tujuan pendidikan ilmu sosial.

Beberapa contoh khas yang diharapkan dari Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) yaitu: 1) IPS memberikan pengetahuan dan informasi yang

disampaikan dalam berbagai bidang disiplin ilmunya; 2) tujuan sikap

dan nilai; 3) tujuan keterampilan, melipiti ketrampilan sosial,

ketrampilan belajar, ketrampilan kerja sama, ketrampilan intelektual

dan ketrampilan kerja.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

33

Trianto (2011:125-126), menyatakan bahwa mengacu pada

tujuan pembelajaran IPS yang tercantum di dalam Standar Isi dan

Standar Kompetensi Lulusan, maka pembelajaran IPS dilakukan agar

siswa dapat mencapai kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam

kehidupan sosial.

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat local,

nasional dan global.

Mempelajari IPS berarti mempelajari berbagai konsep dan

proses yang berhubungan dengan IPS. Proses IPS dapat dijabarkan ke

dalam ketrampilan berpikir atau ketrampilan dasar. Dalam mata

pelajaran IPS siswa secara bertahap dibimbing agar memiliki

ketrampilan dasar IPS yang digunakan untuk mengenal dan memahami

berbagai konsep IPS.

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, para ahli sering

mengaitkannya dengan berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari

program pendidikan tersebut. Gross dalam (Trianto, 2011:173)

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

34

menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk

mempersiapkan mahasiswa menjadi warga negara yang baik dalam

kehidupannya di masyarakat. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah

untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan

penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang

dihadapinya, Gross dalam (Trianto, 2011:173).

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk

mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan

lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan

tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola

pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut.

c. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial

Seperti ilmu pengetahuan yang lainnya IPS pun memiliki

beberapa karakteristik. Karakteristik mata pelajaran IPS ini berbeda

dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu

sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hokum

dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas

dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.

Menurut (Trianto, 2011:174-175) mata pelajaran IPS

memiliki karakteristik antara lain sebagai berikut:

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

35

1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur

geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan,

sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari

struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang

dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau

topik (tema) tertentu.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut

berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan

interdisipliner dan multidisipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut

peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip

sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan,

struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan

hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan,

keadilan dan jaminan keamanan.

6. Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Indonesia

a. Keragaman

Menurut Setiadi, Hakam dan Effendi (2009:147) keragaman

berasal dari kata ragam yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

artinya: 1) tingkah laku; 2) macam, jenis; 3) lagu, musik, langgam; 4)

warna, corak; 5) laras (tata bahasa). Sehingga keragaman berarti

perihal beragam-ragam, berjenis-jenis, perihal ragam dan jenis.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

36

Keragaman yang dimaksud disini adalah suatu kondisi dalam

masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai

bidang, terutama suku bangsa dan ras, agama dan keyakinan, adat

kesopanan, serta situasi ekonomi. Indonesia merupakan negara yang

berbentuk kepulauan terpisah-pisah, kondisi geografis Indonesia yang

seperti ini menyebabkan adanya keragaman di berbagai bidang

terutama suku bangsa dan budayanya. Penduduk di setiap pulau

mengembangkan kebiasaan dan adat istiadatnya sendiri, dan dalam

waktu yang cukup lama akan berkembang menjadi kebudayaan yang

berbeda. Selain itu, perbedaan bentuk muka bumi seperti dataran

rendah, daerah pantai maupun pegunungan di Indonesia juga dapat

menyebabkan munculnya perbedaan atau keragaman. Penduduk yang

menempati suatu daerah akan beradaptasi dengan kondisi geografis

alam di sekitar daerah yang ditempatinya. Adaptasi itu dapat terwujud

dalam bentuk perubahan tingkah laku maupun perubahan ciri-ciri fisik.

Penduduk di sekitar pantai misalnya akan mengembangkan keahlian

melaut, menangkap ikan dan berlayar. Perubahan keadaan alam dan

proses adaptasi inilah yang akan menimbulkan adanya keragaman

suku bangsa di Indonesia.

Perbedaan-perbedaan yang ada tidak membuat Indonesia

menjadi bangsa yang terpecah belah, karena Indonesia mempunyai

semboyan yang tercantum dalam lambang negara yaitu “Bhineka

Tunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda-beda namun tetap satu

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

37

jua. Perbedaan yang ada dapat dijadikan sebagai alat pemersatu agar

bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar, bangsa yang kaya akan

kebudayaan, suku bangsa dan ras, adat istiadat, agama dan keyakinan,

ideology, maupun situasi ekonomi.

b. Suku Bangsa

Suku bangsa merupakan suatu kesatuan masyarakat atas

dasar kesamaan ras, bahasa, tempat tinggal, adat istiadat, budaya

maupun bahasa. Perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan

besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama

seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan

sebagainya. Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari

Sabang sampai Merauke sangat beragam. Besar kecilnya suku bangsa

di Indonesia tidak merata. Suku bangsa yang jumlahnya cukup besar

antara lain suku bangsa Jawa, Sunda, Madura, Melayu dan Batak.

Masing-masing suku bangsa tersebut tentu memiliki adat istiadat,

budaya dan bahasa sendiri yang tentunya berbeda dengan suku bangsa

yang lain. Suku bangsa Sunda misalnya, suku bangsa ini memiliki adat

istiadat sendiri dan memiliki bahasa yang berbeda dengan suku bangsa

yang lain.

Berbagai suku bangsa dengan ciri khasnya masing-masing

tersebar di berbagai pulau di Indonesia dan bahkan di setiap pulaunya

terdiri dari berbagai suku bangsa yang mendiaminya. Misalnya di

pulau Jawa terdapat suku bangsa yang beragam, di Jawa Barat terdapat

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

38

suku bangsa Sunda, Betawi dan Badui, di Jawa Tengah terdapat suku

bangsa Jawa dan Karimun, sedangkan di Jawa Timur terdapat suku

bangsa Jawa, Madura dan Tengger. Selain itu masih banyak lagi

keragaman suku bangsa yang terdapat di Indonesia. Berbagai macam

suku bangsa yang berbeda-beda yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang

memiliki keragaman suku bangsa dan ras. Meskipun memiliki

perbedaan suku bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa tetap terjaga

karena adanya rasa saling menghormati antara suku yang satu dengan

suku yang lain.

c. Budaya

Budaya (Setiadi, Hakam dan Effendi, 2009:27) merupakan

bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, rasa dan

karsa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansekerta

budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal.

Linton dalam (Setiadi, Hakam dan Effendi, 2009:27) berpendapat

bahwa kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku

yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur

pembentuknya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat

lainnya.

Jadi, kebudayaan merupakan hasil cipta dan karya manusia

sebagai anggota masyarakat yang terdiri dari kesenian, adat istiadat,

kepercayaan, maupun bahasa. Kebudayaan merupakan jati diri suatu

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

39

bangsa, jadi untuk mengenal jati diri tersebut dapat dilihat dari hasil

kebudayaan bangsanya. Di Indonesia terdapat beraneka ragam suku

bangsa, maka kekayaan budaya yang ada di Indonesia juga beragam,

karena setiap suku bangsa yang ada pasti menciptakan budayanya

sendiri.

Koentjaraningrat dalam (Setiadi, Hakam dan Effendi,

2009:28-30) mengemukakan bahwa kebudayaan itu dibagi atau

digolongkan dalam tiga wujud, yaitu:

1) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,

norma-norma dan peraturan.

Wujud tersebut menunjukkan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya

abstrak, tidak dapat dipegang, diraba, ataupun difoto, dan

tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat di mana

kebudayaan yang bersangkutan itu hidup. Contohnya ilmu

pengetahuan, adat istiadat atau peraturan.

2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan

berpola dari manusia dalam masyarakat.

Wujud tersebut dinamakan system sosial, karena menyangkut

tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini

bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem

sosial ini terdapat aktifitas-aktifitas manusia yang berinteraksi dan

berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

40

Contohnya yaitu tata cara pernikahan, kesenian dan beranekaragam

upacara adat.

3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud yang terakhir ini disebut kebudayaan fisik. Di mana wujud

budaya ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktifitas

perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat).

Kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu

berbeda-beda, seperti di Indonesia terdapat beraneka ragam suku

bangsa, maka kekayaan budaya yang ada di Indonesia juga beragam,

karena setiap suku bangsa yang ada pasti menciptakan budayanya

sendiri. Meskipun demikian, setiap kebudayaan itu mempunyai ciri

atau sifat yang sama. Menurut Setiadi, Hakam dan Effendi (2009:33-

34) sifat hakiki kebudayaan tersebut, yaitu:

1) Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.

2) Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi

tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang

bersangkutan.

3) Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah

lakunya.

4) Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-

kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-

tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

41

Jadi, meskipun kebudayaan yang ada di Indonesia itu sangat

beragam wujud dan bentuknya, akan tetapi kebudayaan memiliki sifat

yang sama. Kebudayaan tercipta dari perilaku manusia sebagai warga

masyarakat. Setiap manusia di berbagai daerah mempunyai kebiasaan

dan perilaku yang berbeda-beda, misalnya manusia yang hidup di

daerah pegunungan memiliki kebiasaan untuk berbicara dengan suara

yang keras, manusia yang hidup di daerah pantai memiliki kebiasaan

untuk mencari ikan. Hal ini menyebabkan terciptanya keragaman

budaya. Kesamaan sifat yang lain yaitu kebudayaan telah ada terlebih

dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati

dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. Kebudayaan

tercipta sejak zaman nenek moyang manusia itu ada dan kebudayaan

tidak akan hilang sampai generasi berikutnya. Kebudayaan diperlukan

oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya, misalnya

masyarakat akan menggunakan bahasa daerahnya masing-masing

ketika mereka berkomunikasi sehari-hari.

7. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial di SD

Pada penelitian tindakan kelas ini mengambil materi pokok

keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dengan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut:

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

42

a. Standar Kompetensi

1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala

nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman

kenampakan alam dan suku bangsa serta kegiatan ekonomi di

Indonesia.

b. Kompetensi Dasar

1.4. Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia.

c. Indikator

1. Menunjukkan pada peta persebaran daerah asal suku bangsa di

Indonesia.

2. Menyebutkan macam-macam suku bangsa di Indonesia.

3. Menjelaskan sikap menghormati keragaman suku bangsa di

Indonesia.

4. Mengidentifikasi jenis-jenis keragaman budaya yang terdapat di

Indonesia.

5. Menyebutkan keragaman budaya Indonesia berdasarkan daerah

asalnya.

6. Menjelaskan sikap menghormati budaya di Indonesia

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dalvi selaku guru di

Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Putri Padang Panjang pada tahun 2006 dalam

jurnal Kependidikan Dasar yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan

Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Agama dengan Menggunakan Metode

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

43

Belajar Aktif Tipe Kuis Tim di Kelas VI.B MI Diniyah Puteri Padang Panjang

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2005/2006”, metode pembelajaran aktif

Team Quiz dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas VI B MI

Diniyah Putri Padang Panjang. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan

meningkatnya keaktifan dan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata kelas yang

diperoleh pada siklus I mencapai 6,69 dan pada siklus II rata-rata kelas yang

diperoleh mengalami peningkatan menjadi 7,33. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Team Quiz

dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan indikator keberhasilan yang

ingin dicapai.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya

menunjukkan bahwa metode Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, untuk itu peneliti bermaksud untuk melaksanakan penelitian dengan

menggunakan metode Team Quiz di kelas V Sekolah Dasar. Adapun judul

penelitian yang akan dilaksanakan yaitu Peningkatan Kerja Keras dan Prestasi

Belajar IPS Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode

Pembelajaran Team Quiz Kelas VA SD Negeri 2 Kalibagor. Perbedaan dari

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu peneliti akan menerapkan

metode Team Quiz pada mata pelajaran IPS di kelas V Sekolah Dasar dalam

upaya untuk meningkatkan kerja keras dan prestasi belajar siswa. Pada

pembelajaran yang akan dilaksanakan, peneliti menggunakan media

pembelajaran berupa peta Indonesia, gambar keragaman suku bangsa dan

budaya di Indonesia, papan penskoran tim serta pin penghargaan untuk tim

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

44

yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setting tempat duduk siswa

juga akan dirubah menjadi format U, hal ini dimaksudkan agar siswa lebih

antusias untuk berkompetisi dengan tim lain sehingga kerja keras belajarnya

dapat meningkat.

C. Kerangka Berpikir

Pada dasarnya setiap guru menginginkan siswanya dapat mencapai

semua tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tetapi, pada kenyataannya

kemampuan dan karakteristik setiap siswa itu berbeda-beda. Perbedaan

tersebut dapat dilihat ketika proses pembelajaran berlangsung. Sebagian besar

siswa tidak menunjukkan kerja keras dan semangat belajarnya. Siswa kurang

aktif dalam pelajaran, tidak berani bertanya atau menyampaikan pendapatnya.

Selain itu, kemampuan siswa dalam menerima pelajaran pun berbeda-beda.

Ada siswa yang dapat menguasai materi dengan cepat dan mudah, namun ada

juga yang mengalami kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama dalam

memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini menyebabkan prestasi

belajar yang diperoleh siswa rendah. Oleh karena itu, seorang guru harus

memiliki keterampilan-keterampilan dalam mengajar, sehingga dapat tercapai

keberhasilan dalam proses belajar mengajar.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mewujudkan keberhasilan

tersebut yaitu seorang guru harus dapat memilih dan menggunakan metode

pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan

serta menarik agar siswa dapat lebih bersemangat dalam belajar dan mencapai

hasil yang maksimal. Metode Team Quiz merupakan metode yang tepat yang

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

45

dapat digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), terutama

pada materi keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia di kelas VA SD

Negeri 2 Kalibagor. Pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan metode

Team Quiz akan meningkatkan kerja keras siswa dalam belajar karena proses

pembelajaran dilaksanakan dengan mengadakan suatu kuis dalam kelompok

belajar. Setiap kelompok dituntut untuk dapat membuat pertanyaan sendiri

dan dapat menjawab pertanyaan itu dengan benar. Team Quiz dapat melatih

siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar, berani bertanya dan

menyampaikan pendapatnya ketika berinteraksi dengan sesama pembelajar.

Adanya kompetisi antar kelompok dapat menciptakan semangat belajar dari

dalam diri siswa dan mereka akan berusaha lebih keras agar dapat menjadi

kelompok atau tim yang unggul. Kerja keras dan semangat belajar yang tinggi

akan menimbulkan peningkatan pada prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dibuat kerangka berpikir

penelitian pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi pokok

keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia di kelas VA SD Negeri 2

Kalibagor melalui metode pembelajaran Team Quiz sebagai berikut:

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013

46

Masalah

Tindakan

Hasil

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka peneliti mengajukan

hipotesis tindakan dengan judul Peningkatan Kerja Keras dan Prestasi Belajar

IPS Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Melalui Metode

Pembelajaran Team Quiz Kelas VA SD Negeri 2 Kalibagor. Dengan

menggunakan metode Team Quiz diharapkan dapat meningkatkan kerja keras

dan prestasi belajar IPS pada materi keragaman suku bangsa dan budaya di

Indonesia di kelas VA SD Negeri 2 Kalibagor.

Kurangnya kerja

keras sehingga

siswa kurang aktif

dalam mengikuti

kegiatan belajar

mengajar, tidak

bersemangat,

cepat jenuh.

Prestasi belajar di

bawah KKM,

hasil belajar

rendah.

Pembelajaran

menggunakan

metode

pembeljaran

Team Quiz.

Kerja keras

dan prestasi

belajar siswa

meningkat.

Peningkatan Kerja Keras..., Fitria Nur Handayani, FKIP UMP, 2013