Upload
nguyenbao
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini
1. Pengertian Membaca
Menurut Tampubolon (1990:5) membaca adalah satu dari empat
kemampuan bahasa pokok, dan merupakan suatu bagian atau komponen
dari komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi, bahasa diubah menjadi
lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf alphabet latin. Pengertian
pengubahan disini juga mencangkup pengenalan huruf-huruf serta
lambang bunyi-bunyi bahasa.
Menurut Rahim (2008:2) membaca pada hakikatnya adalah suatu
yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan
tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik,
dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai
suatu proses berfikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata,
pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.
Menurut Anderson, dkk (Nurbin Dhieni dkk,2007:5.3) memandang
membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan.
Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan
penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata ungkapan,
firasat, kalimat, dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan
7
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
8
maknanya. Bahkan lebih jauh dari itu dalam kegiatan membaca, pembaca
dan menghubungkannya dengan maksud penulis berdasarkan
pengalamannya.
Menurut Anderson, dkk (Nurbin Dhieni dkk,2007:5.3) memandang
membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan.
Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan
penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata ungkapan,
firasat, kalimat, dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan
maknanya. Bahkan lebih jauh dari itu dalam kegiatan membaca, pembaca
dan menghubungkannya dengan maksud penulis berdasarkan
pengalamannya.
Membaca Permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca
bagi anak Taman Kanak-kanak. Anak dapat belajar membaca agar dapat
memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan
dapat memahami isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu
merancang pembelajaran membaca sebagai suatu yang menyenangkan.
Menurut Resmini,dkk (2006:27) membaca permulaan adalah untuk
membangkitkan, membina, dan memupuk minat anak untuk membaca.
Anak direkayasa dan distribusi dengan berbagai pengalaman membaca
sehingga anak merasa diterima dan sanggup mengembangkan sikap yang
diinginkan oleh kemampuan membaca.
Sedamgkan Menurut Tarigan (2008:7) kemampuan membaca
adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
9
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa lisan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan kemampuan membaca
permulaan merupakan kesanggupan anak untuk mengenali huruf dan kata,
kemudian menyambungkan dengan gambar serta memahami makna dari
tulisan yang dibaca yang diawali dengan kemampuan memahami huruf
dengan benar dan tepat.
2. Faktor Kemampuan Membaca Anak Usia Dini
Kemampuan membaca permulaan termasuk kegiatan yang
komplek dan melibatkan berbagai keterampilan.Kegiatan membaca
merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencangkup
beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan
dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud
bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan
interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara
pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta,
dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan.
Pada saat anak menyimak dan membaca, mereka memahami
bahasa berdasarkan konsep pengetahuan dan pengalaman mereka
(Nurbiana Dhieni, dkk, 2007: 5.18).
Faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca
permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman) adalah (1)
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
10
Faktor fisiologis, mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,
dan jenis kelamin. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat
pengeliatan biasa memperlambat kemajuan belajar membaca anak.
Walaupun tidak mempunyai gangguan pada alat pengelihatannya,
beberapa anak mengalami kesukaran belajar yang dapat terjadi karena
belum berkembangnya dalam membedakan simbol-simbol cetakan, seperti
huruf-huruf, angka-angka, dan kata-kata. (2) Faktor intelektual, suatu
kegiatan berfikir yang terdiri dari pemahaman yang ensensial tentang
situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat. (3) Faktor
Inteligensi, kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan
tujuan, berfikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan.
Secara umum inteligensi tidak mempengaruhi sepenuhnya berhasil atau
tidaknya anak dalam membaca permulaan. Kemampuan guru juga turut
mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak. (4) Faktor
lingkungan, faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi kemampuan
membaca siswa. Faktor ini mencangkup latar belakang dan pengalaman
siswa di rumah, dan sosial emosional keluarga siswa. Lebih lanjut (5)
Faktor pisikologis, faktor ini mencangkup motifasi, minat, kematangan
sosial, emosional, dan penyesuaian diri. Lamb dan Arnold (dalam Rahim,
2008:16).
Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan memahani
isi. Dalam membaca lanjut, yang menjadi tujuan utama ialah mencapai
kemampuan membaca yang maksimal. Dalam hal ini ditemukan beberapa
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
11
faktor-faktor yang dapat memberikan penjelasan dalam kemampuan
membaca. (1) Kompetensi Kebahasaan, Penguasaan bahasa dalam tata
bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan
tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata. (2) Kemampuan Mata
keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien.
Derakan yang di maksud yaitu jangkauan penglihatan dan jangkauan
pemahaman. (3) Penentuan Informasi Fokus menentukan lebih dulu
informasi yang di perlukan sebelum memulai membaca dan dapat
meningkatkan efisiensi membaca (Tampubolon, 1990:241).
Perkembangan kemampuan membaca permulaan anak dipengaruhi
oleh interaksi personal (pengalaman membaca permulaan bersama orang
tua, saudara dan anggota keluarga lain di rumah), lingkungan fisik yang
mencakup bahan bacaan di rumah, dan suasana yang penuh perasaan.
Emosional, dan memberikan dorongan.Motivasional, yang cukup
hubungan antar individu di rumah. SedangkanBahan bacaan, Faktor ini
sangat mempengaruhi minat serta kemampuan membaca seseorang. Bahan
bacaan untuk anak adalah bahan bacaan yang kritis dan mudah untuk
dipahami oleh anak, karena bahan bacaan yang terlalu sulit untuk
dipahami dapat mematikan selera untuk membaca (Dhieni, dkk, 2007:
5.20)
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan kemampuan
membaca anak dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
12
3. Tahap-Tahap Membaca Anak Usia Dini
Sebagai mana dalam perkembangan kemampuan membaca pada
anak usia dini berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu. Dhieni, dkk
(2007:3.17) mengatakan tahap-tahap belajar membaca pada anak, yaitu:
tahp fantasi, tahap pembentukan konsep diri, tahap membaca gambar,
tahap pengenalan bacaan, dan tahap membaca lancar. (1) Tahap fantasi
(Magical Stage), tahapan ini terdiri dari: mulai menggunakan buku; mulai
berpikir bahwa buku itu penting; melihat atau membolak-balikkan buku;
kadang-kadang membawa buku kesukaannya. (2) Tahap Pembentukan
Konsep Diri (Self Concept Stage), tahapan ini terdiri dari dari beberapa
tahap yaitu : anak memandang dirinya sebagai pembaca; mulai melibatkan
diri dalam kegiatan membaca; pura-pura membaca buku; memberi makna
pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku; menggunakan
bahasa buku (gambar) meskipun tidak cocok dengan tulisan. (3) Tahap
Membaca Gambar (Bridging Reading Stage), tahap ini terdiri dari
beberapa ciri yaitu : anak mulai sadar pada cetakan yang tampak serta
dapat menemukan kata yang sudah dikenalnya; anak dapat
mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya; anak
dapat mengulang kembali cerita yang tertulis; dapat mengenal cetakan
kata dari puisi atau lagu dikenalkan; anak sudah mengenal abjad. (4)
Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off reader), tahap ini terdiri dari beberapa
ciri penting yaitu : anak tertarik pada tulisan; anak mulai mengingat
kembali cetakan pada konteksnya; anak berusaha mengenal tanda-tanda
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
13
pada lingkungan; anak membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta
gigi, atau papan iklan. Lebih lanjut (5) Tahap Membaca Lancar
(Idependent Reader Stage), tahap ini terdiri dari beberapa ciri yaitu : anak
dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas; anak
menyusun pengertian diri tanda, pengalaman, dan isyarat yang
dikenalinya; anak mulai menggunakan bahan-bahan yang berhubungan
secara langsung dengan pengalaman sehingga anak semakin mudah
membaca.
Sedangkan Cochrane, et al (dalam Suyanto, 2005:168) mengatakan
ada lima tahap perkembangam kemampuan membaca pada anak, yaitu
tahap magis, tahap konsep diri, tahap membaca peralihan, tahap membaca
lanjut dan tahap membaca mandiri. (1) Pada tahap magis, anak anak
mulai menyukai bacaan, suka membolak-balikkan buku, suka membawa
buku kesukaannya dan menganggap bacaan itu penting dan buku
bergambar dapat digunakan untuk mengembangkan imajinasi anak. Tahap
magis sudah mulai terlihat saat anak berusia dua tahun. (2) Tahap konsep
diri, sudah mulai terlihat pada saat anak berusia tiga tahun. Pada tahap ini
anak menganggap dirinya sudah dapat membaca (padahal belum) dan
mereka sering berpura-pura membaca buku, dan anak sering menerangkan
isi atau gambar dalam buku yang ia sukai kepada orang lain seakan anak
sudah dapat membaca. (3) Tahap membaca,peralihan mulai terlihat saat
anak berusia empat tahun. Anak mulai mengingat huruf atau kata yang
sering ia jumpai dan mereka mulai tertarik dengan jenis-jenis huruf dalam
ukuran besar. (4) Tahap membaca lanjut, terlihatkan saat anak berusia
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
14
lima tahun. Pada tahap ini anak mulai sadar akan fungsi bacaan dan cara
membacanya. Anak tertarik dengan berbagai bacaan yang ada gambarnya,
dan anak mulai mengeja dan membaca kata. Sedangkan (5) Tahap
membaca mandiri, Tahap membaca mandiri pada saat anak berusia 6-7
tahun biasanya sudah mencapai tahap ini. Pada tahap ini anak sudah mulai
dapat membaca buku sendiri dan mencoba memahami makna dari apa
yang ia baca. Buku bacaan bergambar yang berwarna-warni dengan
ukuran besar dapat menarik minat anak untuk membaca mandiri.
Lebih lanjut Tarigan (2008:18) dalam uraian terdahulu, kita telah
berbicara mengenai proses membaca. Tahap-tahap dalam pengajaran dan
pelajaran membaca. Berikut ini, kita kemukakan beberapa tahap yang
dapat diikuti bila perlu dalam situasi serta kondisi memungkinkan. Tahap
Pertama, Para pelajar disuruh membaca bahan yang telah mereka pelajari,
mengucapkannya dengan baik atau bahan yang mungkin telah mereka
ingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa suatu percakapan, suatu
nyanyian, serangkaian kalimat tindakan, suatu cerita sederhana mengenai
hal-hal yang telah dialami oleh anggota kelas dan telah mereka diskusikan,
kalimat-kalimat model yang memgandung beberapa struktur yang telah
diajarkan tersebut. Dalam tahap ini, para pelajar haruslah dibimbing untuk
mengembangkan/ meningkatkan response-responsi visual yang otomatis
terhadap gambaran-gambaran huruf yang akan mereka lihat pada halaman
cetakan. Guru menyuruh para pelajar mengucapkan/ menceritakan bahan
yang telah dikenal/ diketahui itu tanpa melihatnya. Kemudian, guru
membaca bahan itu dengan suara nyaring pada saat para pelajar melihat
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
15
bahan bacaan itu. Setelah itu, mereka dapat membacanya bersama-sama
mengikuti guru. Lalu kelompok atau perorangan dapat disuruh
membacanya berganti-ganti. Tahap Dua, Guru atau kelompok guru bahasa
asing pada sekolah yang bersangkutan menyusun kata-kata serta struktur-
struktur yang telah diketahui tersebut menjadi bahan dialog atau paragraph
yang beraneka ragam, para pelajar dibimbing serta dibantu dalam
membaca bahan yang baru disusun yang mengandung usnur-unsur yang
sudah biasa bagi mereka. Tahap Tiga, Para pelajar mulai membaca bahan
yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum biasa
bagi mereka. Suatu komite guru-guru dapat menulis/ menyediakan bahan
yang dimaksud, atau menyusun teks-teks dengan kosa kata dan struktur
yang bertaraf rendah tetapi berdaya tarik yang bertaraf tinggi selaras
dengan usia para pelajar. Beberapa percobaan informal telah menunjukkan
bahwa para pelajar mengalami sedikit bahkan tidak mengalami kesulitan
sama sekali menghadapi sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga
puluh kata biasa. Acapkali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-paragraf
atau pilihan-pilihan yang sesuai buat bacaan pada tahap ini. Tahap Empat,
Beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan
teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai
bahan bacaan pada tahap ini. Tetapi terdapat pula sejumlah ahli yang
menolak anjuran tersebut dengan alasan bahwa bahan serupa itu tidak lagi
mencerminkan gaya bahasa atau semangat serta jiwa pengarang.
Walaupun demikian, masih terdapat buku-buku yang telah disederhanakan
yang sangat baik di toko-toko buku, yang dapat dimanfaatikan oleh para
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
16
pelajar yang tidak akan pernah mampu mencari taraf itu. Selanjutnya
Tahap Lima, Bahan bacaan tidak dibatasi. Seluruh dunia buku terbuka
bagi para pelajar. Beberapa diantaranya mungkin mencapai keterampilan-
keterampilan tersebut sesudah melwati program 6 tahun di sekolah lanjut
pertama dan sekolah lanjutan atas, bahakan ada pula yang mencapainya
sesudah mendapatkan latihan dan bimbingan selama satu atau dua tahun di
perguruan tinggi.
Berdasarkan beberapa definisi membaca yang telah diuraikan
tersebut dapat dikemukakan bahwa kegiatan membaca mempunyai
berbagai macam tujuan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
orang yang akan melakukan kegiatan membaca tentu mempunyai maksud
mengapa perlu membaca yang selanjutnya dapat mengambil manfaat
setelah kegiatan membaca berlangsung. Manfaat kegiatan membaca antara
lain (1) media informasi, (2) media penambahan wawasan, (3) media
belajar suatu keterampilan, (4) media aktualisasi diri, dan (5) media
pembentukan kecerdasan emosi dan spiritual.
B. Metode Bermain Kotak Berkait
1. Metode Bermain pada Anak Usia Dini
Ketika permainan kotak berkait ini di lakukan, maka anak dapaat
mengembangkan pengembangan bahasanya yaitu menggunakan bahasa
dalam menyebutkan huruf yang di dapat, menyambungkan huruf yang
didapat dengan gambar dan kata dalam kotak dan membaca kata. Kegiatan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
17
kotak berkait ini dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan
pada anak dalam memahami huruf yang didapatnya.
Menurut Moeslichatoen (1999:8) Metode merupakan bagian dari
strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah
dipilih dan ditentukan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya
merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.
Setiap guru akan menggunakan metode sesuai gaya melaksanakan
kegiatan. Namun yang harus ingat di taman kanak-kanak mempunyai cara
yang khas. Oleh karena itu ada metode-metode lain yang lebih sesuai bagi
anak TK dibandingkan dengan metode-metode lain. Metode-metode yang
memungkinkan anak satu dengan anak lain berhubungan anak lebih
memenuhi kebutuhan dan minat anak, melalui pendekatan hubungan
antara guru dan anak.
Menurut Anita Yus (2011:136) dapat dinyatakan bahwa metode
bermain itu merupakan sumbangan yang berarti bagi perkembangan
belajar anak. Artinya tidak diragukan lagi bahwa bermain dapat digunakan
sebagai salah satu metode pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat
menggunakan sebagai metode dalam kegiatan pelaksanaan program TK.
Kegiatan menggunakan metode permainan dengan kotak berkait
dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak TK.
Permainan ini sangat memberikan pengaruh positif, karena dalam kegiatan
ini dilakukan motivasi dan minat belajar membaca permulaan anak
menjadi meningkat.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
18
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bermain kotak
berkait adalah bermain secara individu dengan media kotak yang berisikan
huruf agar setiap anak mampu menyebutkan huruf, menyambungkan
gambar dan kata, dan membaca kata sehingga dapat meningkatkan
kemampuan membaca permulaan.
2. Bermain Kotak Berkait pada Anak Usia Dini
Menurut Anita Yus (2011:134) bermain merupakan suatu kegiatan
yang sangat disenangi anak. Pada berbagai situasi dan tempat selalu saja
anak menyempatkan untuk menggunakannya sebagai arena bermain dan
permainan.
Kegiatan belajar di TK lebih banyak dilakukan dengan bermain.
Pada dasarnya, situasi TK didesain sebagai arena bermain. Apa saja yang
ada selalu berkaitan dengan bermain. Hal ini dapat dilihat dari penataan
benda-benda yang ada, warna, gambar dan peralatannya. Sehingga kalau
kita memasuki lingkungan TK akan disambut dengan suara riuh dan
aktivitas anak yang beragam.
Menurut Anggani Sudono (2010:1) bermain adalah suatu kegiatan
yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang
menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi
kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.
Sedangkan menurut Moeslichatoen (2004:31) sebagian besar orang
mengerti apa yang dimaksud dengan bermain, namun demikian mereka
tidak dapat memberi batasan apa yang dimaksud dengan bermain.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
19
Beberapa ahli peneliti memberi batasan arti bermain dengan memisahkan
aspek-aspek tingkah laku yang berbeda dalam bermain. Dikemukakan
sedikitnya ada lima kriteria dalam bermain (Dworetzky, 1990: 395-396).
a. Motivasi intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri
anak, karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena
adanya tuntutan masyarakat fungsi-fungsi tubuh;
b. Pengaruh positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau
menggembirakan untuk dilakukan.
c. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu, karena itu tidak
mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat
pura-pura.
d. Cara/tujuan. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. Anak
lebih tertarik pada tingkah laku itu sendiri dari pada keluaran yang
dihasilkan.
e. Kelenturan. Bermain itu perlu yang lentur. Kelenturan ditunjukan baik
dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap
situasi.
Jika kita menggunakan kelima kriteria tersebut, maka kita dapat
mengatakan bahwa bila seseorang anak menggunakan mainan hewan-
hewanan dengan cara yang lentur tanpa tujuan yang jelas dalam
pikirannya, kegiatannya berpura-pura, menyenangkan bagi dirinya sendiri,
dan melakukan kegiatan hanya untuk bergiat, maka dapat dikatakan ia
sedang bermain.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
20
Lebih lanjut menurut Hurlock (1978:320) “Bermain” (play)
merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya
mungkin hilang. Arti yang paling tepat iyalah setiap kegiatan yang
dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa
mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara suka rela dan
tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.
Bermain juga merupakan tututan dan kebutuhan yang esensial bagi
anak TK. Melalui bermain anak akan dapat memasukan tuntutan dan
kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa,
emosi, sosial, nilai, dan sikap hidup.Melalui bermain anak juga dapat
mengembangkan bahasanya dengan cara: mendengarkan beraneka bunyi,
mengucapkan suku kata atau kata, memperluas kosa kata, berbicara sesuai
dengan tata bahasa indonesia, dan sebagainya.
Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpualan bahwa metode
bermain kotak berkait adalah metode yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dimana anak diminta memainkan kotak yang berisikan huruf
di dalamnya dan sebisa mungkin anak dapat menyebutkan huruf yang di
dapatnya, lalu huruf tersebut disambungkan dengan gambar dan kata dan
membaca kata melalui permainan kotak berkait ini.
3. Langkah-Langkan Metode Bermain Kotak Berkait
Langkah-langkah permainan kotak berkait adalah meliputi:
persiapan, dan pelaksanaan kegiatannya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
21
Menurut Sofia (2005:85) Bermain merupakan sebuah sarana yang
dapat mengembangkan anak secara optimal. Sebab bermain berfungsi
sebagai kekuatan, pengaruh terhadap perkembangan, dan lewat bermain
pula didapat pengalaman yang penting dalam dunia anak. Hal inilah yang
menjadi dasar dari inti pembelajaran yang penting pada anak usia dini.
Menurut Dhieni (2007:5.8) membaca merupakan kemampuan
berbahasa yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca merupakan
kemampuan yang bersifat kompleks dan melibatkan fisik dan mental.
Adapun kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam kegiatan membaca adalah
(1) pengenalan huruf atau aksara, (2) bunyi huruf dan rangkaian huruf-
huruf, dan (3) makna atau maksud, dan (4) pemahaman terhadap makna
atau maksud berdasarkan konteks wacana.
Sedangkan menurut Shofi (2005:92) kegiatan bermain yang
dilakukan oleh anak pada dasarnya mencerminkan tingkat perkembangan
mereka. Karena berikut akan diuraikan tentang tahapan bermain dari para
ahli. Sesuai dengan tingkat usia seseorang anak, tahapan bermain dibagi
menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu:
1. Exploration Play (0-2 tahun)
Dalam tahap bermain ini anak sudah mulai tumbuh rasa ingin
tahunya untuk menjelajahi dunia sekitar dan dirinya sendiri. Anak akan
bergerak kesana dan kemari hanya untuk memasukkan rasa ingin
tahunya dilakukan tanpa aturan serta tujuan yang jelas.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
22
2. Competency Play (3-6 tahun)
Adalah tahap anak melakukan aktifitas dengan cara meniru
orang lain yang dilihatnya. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu
untuk mencapai tingkat keterampilan tertentu, misalnya cara
memegang pingsil.
3. Achievement Play ( 7-10 tahun)
Adalah tahap permainan dimana anak mulai melakukan
kegiatan bermain yang sifatnya kompetitif. Kegiatan ini dilakukan
karena anak sudah ingin menunjukan persentasinya.
Tahap pelaksanaan permainan kotak berkait ini adalah:
Kondisikan motivasi anak untuk mengikuti permainan, beri reword
dengan tepuk tangan, bintang atau acungan jempol ketika anak dapat
mengikuti permainan. Sebelum kegiatan ini berjalan jelaskan terlebih
dahulu cara bermain kotak berkait tersebut dan kenalkanlah huruf A a
sampai huruf Z z terlebih dahulu. Letakan tiga kotak berkait di atas meja,
kotak pertama berisi kartu huruf, kotak kedua berisi kartu gambar, dan
kotak ketiga berisi kartu kata. Anak di minta mengambil kartu huruf yang
ada di kotak pertama apa bila anak mendapatkan huruf D dalam kotak
pertama anak dapat menyambungkan huruf tersebut dengan gambar
binatang yang ada di kotak kedua dengan sesuai gambar yang berkaitan
dengan huruf D, setelah itu anak baru menyambungkan gambar tersebut
dengan kata yang ada di kotak ketiga (D = = Domba).
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
23
Ketika anak sudah mampu melakukan setiap tahap kemampuan
yang tertera di indikator tersebut berikan reword tepuk tangan dan
motivasi pada anak yang sudah mengikuti permainan ini.
C. Kriteria Keberhasilan
1. Pedoman Evaluasi/ Pedoman Penilaian
a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Penilaian sebagai salah satu komponen kegiatan belajar atau
pembelajaran yang dapat memberi informasi tentang kegiatan tersebut
telah dilakukan, dan kegiatan apa lagi yang mungkin akan dilakukan.
Kemudian informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk
menentukan ketercapaian setiap anak dalam mengikuti kegiatan
pelaksanaan program dan keberhasilan dalam kegiatan. Berdasarkan
informasi, guru menentukan kegiatan belajar berikutnya baik untuk
semua anak maupun secara individu. Dengan begitu penilaian
merupakan komponen lainnya seperti langkah kegiatan, tema, subtema
kegiatan, media dan pelaksanaan program.
Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan
berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan,
menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta
perkembangan yang telah dicapai oleh anak. (Aqib, 2009:57)
Penilaian pendidikan di taman kanak-kanak menurut Anita Yus
(2005:31) lebih banyak untuk mendeskripsikan ketercapaian
perkembangan anak. Melalui penilaian dapat diketahui dan ditetapkan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
24
aspek-aspek perkembangan yang telah dicapai dan yang belum dicapai
oleh anak.
Dalam melaksanakan penilaian ada beberapa jenis ada
observasi pengamatan langsung terhadap sikap dan prilaku anak,
kemudian catatan anekadot, catatan tentang sikap dan prilaku anak
secara khusus, dan juga untuk kerja yang merupakan penilaian yang
menurut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang
dapat di amati, serta hasil karya anak didik setelah melakukan kegiatan
hal ini menghasilkan berupa keterampilan tangan atau karya seni.
b. Jenis-Jenis Penilaian Hasil Belajar
Menurut Zainal Aqib (2009:59-60) dalam melaksanakan
penilaian terdapat 6 jenis penilaian yang dapat digunakan sebagai alat
dan cara penilaian yaitu diantaranya :
1.) Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data/ informasi melalui
pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Observasi
akan lebih terarah bila ada pedoman observasi yang dikembangkan
oleh guru dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.
2.) Catatan anekdot (anecdotal record)
Catatan anekdot adalah catatan tentang sikap dan perilaku
anak secara khusus (peristiwa yang terjadi secara insidental/ tiba-
tiba.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
25
3.) Percakapan
Percakapan adalah cara penilain yang dilakukan melalui bercakap-
cakap antara anak didik dengan guru, baik di dalam kelas maupun
di luar kelas.
4.) Penugasan
Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang
harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu, baik secara
perorangan maupun kelompok.
5.) Unjuk kerja (performance)
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut anak untuk
melakukan tugas dalam perbuatan angar dapat diamati, misalnya
perktik menyanyi, olah raga, memperagkan sesuatu.
6.) Hasil karya
Hasil karya adalah hasil kerja anak setelah melakukan suatu
kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni.
c. Pedoman Penilaian Hasil Belajar
Zainal Aqib (2009:61-62) mengatakan bahwa dalam hasil
penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :
1.) Catatlah hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilain
di satuan kegiatan harian (SKH ) atau rencana kegiatan harian
(RKH).
2.) Anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan
dan belum dapat memenuhi kemampuan (indikator) seperti yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
26
diharapkan dalam SKH/ RKH, maka pada kolom penilaian tersebut
dituliskan nama anak dan tanda lingkaran kosong ( O ).
Tanda lingkaran kosong ( O ) juga dapat digunakan untuk
menunjukkan bahwa anak melakukan/ menyelesaikan tugas selalu
dibantu guru.
3.) Anak yang perilakunya melebihi yang diharapkan dan dapat
menunjukkan kemampuan melebihi kemampuan (indikator) yang
tertuang dalam SKH/RKH, maka pada kolom penilaian tersebut
dituliskan nama anak dan tanda lingkaran berisi penuh ().
Tanda lingkaran penuh () juga dapat digunakan untuk
menunjukkan bahwa anak mampu melakukan/ menyelesaikan tugas
tanpa bantuan guru.
Hasil catatan penilaian yang ada dalam kolom penilain di
satuan kegiatan harian (SKH ) atau rencana kegiatan harian (RKH)
dirangkum dan dipindahkankedalam format rangkuman penilaian
perkembangan anak didik Taman Kanak-kanak.
Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1
bulan pada SKH/RKH lebih cenderung memperoleh bulatan penuh,
maka hasilnya akan dipindahkan bulatan penuh pada rangkuman
bulanan. Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1
bulan pada SKH/RKH lebih cenderung memperoleh bulatan kosong
maka hasilnya akan dipindahkan bulatan kosong pada rangkuman
bulanan. Apabila hasil penilaian pada SKH/RKH perkembangan anak
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
27
dalam 1 bulan lebih cenderung seimbang perolehan bulatan penuh dan
bulatan kosong maka hasilnya berupa Tanda Ceklis ( ) yang kemudian
dipindahkan ke rangkuman bulanan.
Menurut Kemendiknas dirjen Mandas (2010:11) catatan hasil
penilaian harian adalah sebagai berikut :
1.) Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indikator seperti, dalam
melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom
penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ().
2.) Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator
yang diharapkan RKH mendapat tanda dua bintang ().
3.) Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada
indikator dalam RKH mendapat tanda tiga bintang ().
4.) Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator
seperti yang diharapkan dalam RKH mendapat tanda empat
bintang ().
2. Indikator Hasil Belajar
Pengembangan metode bermain kotak berkait bertujuan
mengembangkan minat baca permulaan anak terhadap kosa kata yang
lebih luas, melatih komunikasi secara efektif, dapat merespon ketika
diajak berbicara, mengembangkan kemampuan keterampilan pemahaman
dan melatih daya ingat anak. Dengan menggunakan permainan kotak
berkait anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat mengembangkan
minat baca permulaan anak.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
28
Menurut Tarigan (2008: 1) dalam kurikulum di sekolah
keterampilan berbahasa mencangkup 4 segi keterampilan yaitu
keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Mula-mula
pada masa kecil anak belajar menyimak bahasa kemudian berbicara sangat
berkait erat dengan kemampuan menyimak, berbicara dan menulis.
Menurut Tampubolon (1990:5) membaca adalah suatu dari empat
kemampuan bahasa pokok, dan merupakan suatu bagian atau komponen
dari komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi, bahasa diubah menjadi
lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf alphabet latin. Pengertian
pengubahan disini juga mencangkup pengenalan huruf-huruf serta
lambang bunyi-bunyi bahasa.
Sedangkan menurut Catron dan Allen (dalam Syaodih, 2005:1)
bahasa mencangkup mengkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan
individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti lisan,
tulisan, isyarat, bilangan, lukisan atau mimik yang digunakan untuk
mengucapkan sesuatu. Kegiatan bermain memungkinkan anak belajar
tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam
kegiatan bermain, anak bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan
menciptakan sesuatu.
Melalui bermain anak akan lebih tertarik mengikuti kegiatan yang di
berikan oleh guru dan dalam pembelajaran memungkinkan anak akan aktif
dengan berbagai hal seprti aktif dalam bermain, tanya jawab, dan lain
sebagainya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
29
Kritetia hasil belajar anak yang diadaptasi dari kurikulum (2010)
yang ada di TK yang berkaitan dengan membaca permulaan anak dengan
kegiatan metode bermain kotak berkait adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Kemampuan Membaca Anak
No Indikator Keberhasilan Kemampuan Membaca Anak
1. Kemampuan menyebutkan huruf pada kotak pertama
2. Kemampuan menyambungkan huruf dengan gambar pada kotak
kedua
3. Kemampuan menyambungkan gambar menjadi kata pada
kotak ketiga
4. Kemampuan membaca kata pada kotak ketiga
Dari indikator diatas dapat disimpulkan bahwa yang diharapkan
oleh peneliti pada anak yang akan nantinya dapat menambah kemampuan
membaca permulaan dan dapat meningkatkan kemampuan baca anak
selain itu untuk menambah wawasan kosa kata yang lebih luas dan
sederhana.
D. Kerangka Berpikir
Alur kerangka berfikir dapat digambarkan secara praktis menggunakan
metode permainan kotak berkait untuk meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada Kelompok B2 TK Aisyiyah 1 Purwokerto, Kecamatan
Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada diagram sebagai
berikut :
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
30
BAGAN ALUR BERFIKIR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
Kondisi Awal
1. Minat belajar
rendah
2. Kemampuan
membaca siswa
masih rendah
PERENCANAAN1
Dilakukan upaya
perbaikan PTK dengan
metode bermain kotak
berkait
PelaksanaanSiklus I
Dilakukan metode
bermain kotak berkait
3X pertemuan
Observasi/
Evaluasi
Kemampuan
membaca anak
Siklus 1
Hasil Siklus 1
1. Siswa lebih aktif
2. Kemampuan
membaca meningkat
3. Hasil belajar belum
optimal
9
Hasil Akhir
PelaksanaanSiklus II
Dilakukan metode
bermain kotak berkait
3X pertemuan
Observasi /
Evaluasi
Kemampuan
membaca anak
Siklus 2
Hasil Siklus 2
1. Kemampuan membaca
anak meningkat
maksimal
2. Siswa sudah aktif
3. Hasil belajar meningkat
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014
31
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, dinyatakan bahwa melalui
kegiatan “Bermain Kotak Berkait dapat meningkatkan kemampuan membaca
permulaan pada anak didik kelompok B2 TK Aisyiyah 1 Purwokerto,
Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun
ajaran 2013-2014”.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014