25
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini 1. Pengertian Membaca Menurut Tampubolon (1990:5) membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan suatu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi, bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf alphabet latin. Pengertian pengubahan disini juga mencangkup pengenalan huruf-huruf serta lambang bunyi-bunyi bahasa. Menurut Rahim (2008:2) membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Menurut Anderson, dkk (Nurbin Dhieni dkk,2007:5.3) memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata ungkapan, firasat, kalimat, dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan 7 Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Membaca Permulaan Anak Usia Dini

1. Pengertian Membaca

Menurut Tampubolon (1990:5) membaca adalah satu dari empat

kemampuan bahasa pokok, dan merupakan suatu bagian atau komponen

dari komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi, bahasa diubah menjadi

lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf alphabet latin. Pengertian

pengubahan disini juga mencangkup pengenalan huruf-huruf serta

lambang bunyi-bunyi bahasa.

Menurut Rahim (2008:2) membaca pada hakikatnya adalah suatu

yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan

tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik,

dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses

menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai

suatu proses berfikir, membaca mencangkup aktivitas pengenalan kata,

pemahaman literal, interprestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif.

Menurut Anderson, dkk (Nurbin Dhieni dkk,2007:5.3) memandang

membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan.

Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan

penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata ungkapan,

firasat, kalimat, dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan

7

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

8

maknanya. Bahkan lebih jauh dari itu dalam kegiatan membaca, pembaca

dan menghubungkannya dengan maksud penulis berdasarkan

pengalamannya.

Menurut Anderson, dkk (Nurbin Dhieni dkk,2007:5.3) memandang

membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan.

Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa penyajian kembali dan

penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenali huruf, kata ungkapan,

firasat, kalimat, dan wacana serta menghubungkannya dengan bunyi dan

maknanya. Bahkan lebih jauh dari itu dalam kegiatan membaca, pembaca

dan menghubungkannya dengan maksud penulis berdasarkan

pengalamannya.

Membaca Permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca

bagi anak Taman Kanak-kanak. Anak dapat belajar membaca agar dapat

memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan

dapat memahami isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu

merancang pembelajaran membaca sebagai suatu yang menyenangkan.

Menurut Resmini,dkk (2006:27) membaca permulaan adalah untuk

membangkitkan, membina, dan memupuk minat anak untuk membaca.

Anak direkayasa dan distribusi dengan berbagai pengalaman membaca

sehingga anak merasa diterima dan sanggup mengembangkan sikap yang

diinginkan oleh kemampuan membaca.

Sedamgkan Menurut Tarigan (2008:7) kemampuan membaca

adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

9

untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata atau bahasa lisan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan kemampuan membaca

permulaan merupakan kesanggupan anak untuk mengenali huruf dan kata,

kemudian menyambungkan dengan gambar serta memahami makna dari

tulisan yang dibaca yang diawali dengan kemampuan memahami huruf

dengan benar dan tepat.

2. Faktor Kemampuan Membaca Anak Usia Dini

Kemampuan membaca permulaan termasuk kegiatan yang

komplek dan melibatkan berbagai keterampilan.Kegiatan membaca

merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencangkup

beberapa kegiatan seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan

dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan mengenai maksud

bacaan. Pesan atau makna yang terkandung dalam teks bacaan merupakan

interaksi timbal balik, interaksi aktif, dan interaksi dinamis antara

pengetahuan dasar yang dimiliki pembaca dengan kalimat-kalimat, fakta,

dan informasi yang tertuang dalam teks bacaan.

Pada saat anak menyimak dan membaca, mereka memahami

bahasa berdasarkan konsep pengetahuan dan pengalaman mereka

(Nurbiana Dhieni, dkk, 2007: 5.18).

Faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca, baik membaca

permulaan maupun membaca lanjut (membaca pemahaman) adalah (1)

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

10

Faktor fisiologis, mencangkup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis,

dan jenis kelamin. Gangguan pada alat bicara, alat pendengaran, dan alat

pengeliatan biasa memperlambat kemajuan belajar membaca anak.

Walaupun tidak mempunyai gangguan pada alat pengelihatannya,

beberapa anak mengalami kesukaran belajar yang dapat terjadi karena

belum berkembangnya dalam membedakan simbol-simbol cetakan, seperti

huruf-huruf, angka-angka, dan kata-kata. (2) Faktor intelektual, suatu

kegiatan berfikir yang terdiri dari pemahaman yang ensensial tentang

situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat. (3) Faktor

Inteligensi, kemampuan global individu untuk bertindak sesuai dengan

tujuan, berfikir rasional, dan berbuat secara efektif terhadap lingkungan.

Secara umum inteligensi tidak mempengaruhi sepenuhnya berhasil atau

tidaknya anak dalam membaca permulaan. Kemampuan guru juga turut

mempengaruhi kemampuan membaca permulaan anak. (4) Faktor

lingkungan, faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi kemampuan

membaca siswa. Faktor ini mencangkup latar belakang dan pengalaman

siswa di rumah, dan sosial emosional keluarga siswa. Lebih lanjut (5)

Faktor pisikologis, faktor ini mencangkup motifasi, minat, kematangan

sosial, emosional, dan penyesuaian diri. Lamb dan Arnold (dalam Rahim,

2008:16).

Kemampuan membaca ialah kecepatan membaca dan memahani

isi. Dalam membaca lanjut, yang menjadi tujuan utama ialah mencapai

kemampuan membaca yang maksimal. Dalam hal ini ditemukan beberapa

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

11

faktor-faktor yang dapat memberikan penjelasan dalam kemampuan

membaca. (1) Kompetensi Kebahasaan, Penguasaan bahasa dalam tata

bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan nuansa serta ejaan dan

tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata. (2) Kemampuan Mata

keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien.

Derakan yang di maksud yaitu jangkauan penglihatan dan jangkauan

pemahaman. (3) Penentuan Informasi Fokus menentukan lebih dulu

informasi yang di perlukan sebelum memulai membaca dan dapat

meningkatkan efisiensi membaca (Tampubolon, 1990:241).

Perkembangan kemampuan membaca permulaan anak dipengaruhi

oleh interaksi personal (pengalaman membaca permulaan bersama orang

tua, saudara dan anggota keluarga lain di rumah), lingkungan fisik yang

mencakup bahan bacaan di rumah, dan suasana yang penuh perasaan.

Emosional, dan memberikan dorongan.Motivasional, yang cukup

hubungan antar individu di rumah. SedangkanBahan bacaan, Faktor ini

sangat mempengaruhi minat serta kemampuan membaca seseorang. Bahan

bacaan untuk anak adalah bahan bacaan yang kritis dan mudah untuk

dipahami oleh anak, karena bahan bacaan yang terlalu sulit untuk

dipahami dapat mematikan selera untuk membaca (Dhieni, dkk, 2007:

5.20)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan kemampuan

membaca anak dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

12

3. Tahap-Tahap Membaca Anak Usia Dini

Sebagai mana dalam perkembangan kemampuan membaca pada

anak usia dini berkembang melalui tahapan-tahapan tertentu. Dhieni, dkk

(2007:3.17) mengatakan tahap-tahap belajar membaca pada anak, yaitu:

tahp fantasi, tahap pembentukan konsep diri, tahap membaca gambar,

tahap pengenalan bacaan, dan tahap membaca lancar. (1) Tahap fantasi

(Magical Stage), tahapan ini terdiri dari: mulai menggunakan buku; mulai

berpikir bahwa buku itu penting; melihat atau membolak-balikkan buku;

kadang-kadang membawa buku kesukaannya. (2) Tahap Pembentukan

Konsep Diri (Self Concept Stage), tahapan ini terdiri dari dari beberapa

tahap yaitu : anak memandang dirinya sebagai pembaca; mulai melibatkan

diri dalam kegiatan membaca; pura-pura membaca buku; memberi makna

pada gambar atau pengalaman sebelumnya dengan buku; menggunakan

bahasa buku (gambar) meskipun tidak cocok dengan tulisan. (3) Tahap

Membaca Gambar (Bridging Reading Stage), tahap ini terdiri dari

beberapa ciri yaitu : anak mulai sadar pada cetakan yang tampak serta

dapat menemukan kata yang sudah dikenalnya; anak dapat

mengungkapkan kata-kata yang memiliki makna dengan dirinya; anak

dapat mengulang kembali cerita yang tertulis; dapat mengenal cetakan

kata dari puisi atau lagu dikenalkan; anak sudah mengenal abjad. (4)

Tahap Pengenalan Bacaan (Take-off reader), tahap ini terdiri dari beberapa

ciri penting yaitu : anak tertarik pada tulisan; anak mulai mengingat

kembali cetakan pada konteksnya; anak berusaha mengenal tanda-tanda

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

13

pada lingkungan; anak membaca berbagai tanda seperti kotak susu, pasta

gigi, atau papan iklan. Lebih lanjut (5) Tahap Membaca Lancar

(Idependent Reader Stage), tahap ini terdiri dari beberapa ciri yaitu : anak

dapat membaca berbagai jenis buku yang berbeda secara bebas; anak

menyusun pengertian diri tanda, pengalaman, dan isyarat yang

dikenalinya; anak mulai menggunakan bahan-bahan yang berhubungan

secara langsung dengan pengalaman sehingga anak semakin mudah

membaca.

Sedangkan Cochrane, et al (dalam Suyanto, 2005:168) mengatakan

ada lima tahap perkembangam kemampuan membaca pada anak, yaitu

tahap magis, tahap konsep diri, tahap membaca peralihan, tahap membaca

lanjut dan tahap membaca mandiri. (1) Pada tahap magis, anak anak

mulai menyukai bacaan, suka membolak-balikkan buku, suka membawa

buku kesukaannya dan menganggap bacaan itu penting dan buku

bergambar dapat digunakan untuk mengembangkan imajinasi anak. Tahap

magis sudah mulai terlihat saat anak berusia dua tahun. (2) Tahap konsep

diri, sudah mulai terlihat pada saat anak berusia tiga tahun. Pada tahap ini

anak menganggap dirinya sudah dapat membaca (padahal belum) dan

mereka sering berpura-pura membaca buku, dan anak sering menerangkan

isi atau gambar dalam buku yang ia sukai kepada orang lain seakan anak

sudah dapat membaca. (3) Tahap membaca,peralihan mulai terlihat saat

anak berusia empat tahun. Anak mulai mengingat huruf atau kata yang

sering ia jumpai dan mereka mulai tertarik dengan jenis-jenis huruf dalam

ukuran besar. (4) Tahap membaca lanjut, terlihatkan saat anak berusia

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

14

lima tahun. Pada tahap ini anak mulai sadar akan fungsi bacaan dan cara

membacanya. Anak tertarik dengan berbagai bacaan yang ada gambarnya,

dan anak mulai mengeja dan membaca kata. Sedangkan (5) Tahap

membaca mandiri, Tahap membaca mandiri pada saat anak berusia 6-7

tahun biasanya sudah mencapai tahap ini. Pada tahap ini anak sudah mulai

dapat membaca buku sendiri dan mencoba memahami makna dari apa

yang ia baca. Buku bacaan bergambar yang berwarna-warni dengan

ukuran besar dapat menarik minat anak untuk membaca mandiri.

Lebih lanjut Tarigan (2008:18) dalam uraian terdahulu, kita telah

berbicara mengenai proses membaca. Tahap-tahap dalam pengajaran dan

pelajaran membaca. Berikut ini, kita kemukakan beberapa tahap yang

dapat diikuti bila perlu dalam situasi serta kondisi memungkinkan. Tahap

Pertama, Para pelajar disuruh membaca bahan yang telah mereka pelajari,

mengucapkannya dengan baik atau bahan yang mungkin telah mereka

ingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa suatu percakapan, suatu

nyanyian, serangkaian kalimat tindakan, suatu cerita sederhana mengenai

hal-hal yang telah dialami oleh anggota kelas dan telah mereka diskusikan,

kalimat-kalimat model yang memgandung beberapa struktur yang telah

diajarkan tersebut. Dalam tahap ini, para pelajar haruslah dibimbing untuk

mengembangkan/ meningkatkan response-responsi visual yang otomatis

terhadap gambaran-gambaran huruf yang akan mereka lihat pada halaman

cetakan. Guru menyuruh para pelajar mengucapkan/ menceritakan bahan

yang telah dikenal/ diketahui itu tanpa melihatnya. Kemudian, guru

membaca bahan itu dengan suara nyaring pada saat para pelajar melihat

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

15

bahan bacaan itu. Setelah itu, mereka dapat membacanya bersama-sama

mengikuti guru. Lalu kelompok atau perorangan dapat disuruh

membacanya berganti-ganti. Tahap Dua, Guru atau kelompok guru bahasa

asing pada sekolah yang bersangkutan menyusun kata-kata serta struktur-

struktur yang telah diketahui tersebut menjadi bahan dialog atau paragraph

yang beraneka ragam, para pelajar dibimbing serta dibantu dalam

membaca bahan yang baru disusun yang mengandung usnur-unsur yang

sudah biasa bagi mereka. Tahap Tiga, Para pelajar mulai membaca bahan

yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum biasa

bagi mereka. Suatu komite guru-guru dapat menulis/ menyediakan bahan

yang dimaksud, atau menyusun teks-teks dengan kosa kata dan struktur

yang bertaraf rendah tetapi berdaya tarik yang bertaraf tinggi selaras

dengan usia para pelajar. Beberapa percobaan informal telah menunjukkan

bahwa para pelajar mengalami sedikit bahkan tidak mengalami kesulitan

sama sekali menghadapi sebuah kata baru yang diselipkan di antara tiga

puluh kata biasa. Acapkali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-paragraf

atau pilihan-pilihan yang sesuai buat bacaan pada tahap ini. Tahap Empat,

Beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan

teks-teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai

bahan bacaan pada tahap ini. Tetapi terdapat pula sejumlah ahli yang

menolak anjuran tersebut dengan alasan bahwa bahan serupa itu tidak lagi

mencerminkan gaya bahasa atau semangat serta jiwa pengarang.

Walaupun demikian, masih terdapat buku-buku yang telah disederhanakan

yang sangat baik di toko-toko buku, yang dapat dimanfaatikan oleh para

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

16

pelajar yang tidak akan pernah mampu mencari taraf itu. Selanjutnya

Tahap Lima, Bahan bacaan tidak dibatasi. Seluruh dunia buku terbuka

bagi para pelajar. Beberapa diantaranya mungkin mencapai keterampilan-

keterampilan tersebut sesudah melwati program 6 tahun di sekolah lanjut

pertama dan sekolah lanjutan atas, bahakan ada pula yang mencapainya

sesudah mendapatkan latihan dan bimbingan selama satu atau dua tahun di

perguruan tinggi.

Berdasarkan beberapa definisi membaca yang telah diuraikan

tersebut dapat dikemukakan bahwa kegiatan membaca mempunyai

berbagai macam tujuan dan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Setiap

orang yang akan melakukan kegiatan membaca tentu mempunyai maksud

mengapa perlu membaca yang selanjutnya dapat mengambil manfaat

setelah kegiatan membaca berlangsung. Manfaat kegiatan membaca antara

lain (1) media informasi, (2) media penambahan wawasan, (3) media

belajar suatu keterampilan, (4) media aktualisasi diri, dan (5) media

pembentukan kecerdasan emosi dan spiritual.

B. Metode Bermain Kotak Berkait

1. Metode Bermain pada Anak Usia Dini

Ketika permainan kotak berkait ini di lakukan, maka anak dapaat

mengembangkan pengembangan bahasanya yaitu menggunakan bahasa

dalam menyebutkan huruf yang di dapat, menyambungkan huruf yang

didapat dengan gambar dan kata dalam kotak dan membaca kata. Kegiatan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

17

kotak berkait ini dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan

pada anak dalam memahami huruf yang didapatnya.

Menurut Moeslichatoen (1999:8) Metode merupakan bagian dari

strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan strategi kegiatan yang sudah

dipilih dan ditentukan. Metode merupakan cara, yang dalam bekerjanya

merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan.

Setiap guru akan menggunakan metode sesuai gaya melaksanakan

kegiatan. Namun yang harus ingat di taman kanak-kanak mempunyai cara

yang khas. Oleh karena itu ada metode-metode lain yang lebih sesuai bagi

anak TK dibandingkan dengan metode-metode lain. Metode-metode yang

memungkinkan anak satu dengan anak lain berhubungan anak lebih

memenuhi kebutuhan dan minat anak, melalui pendekatan hubungan

antara guru dan anak.

Menurut Anita Yus (2011:136) dapat dinyatakan bahwa metode

bermain itu merupakan sumbangan yang berarti bagi perkembangan

belajar anak. Artinya tidak diragukan lagi bahwa bermain dapat digunakan

sebagai salah satu metode pembelajaran. Dengan demikian, guru dapat

menggunakan sebagai metode dalam kegiatan pelaksanaan program TK.

Kegiatan menggunakan metode permainan dengan kotak berkait

dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak TK.

Permainan ini sangat memberikan pengaruh positif, karena dalam kegiatan

ini dilakukan motivasi dan minat belajar membaca permulaan anak

menjadi meningkat.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

18

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bermain kotak

berkait adalah bermain secara individu dengan media kotak yang berisikan

huruf agar setiap anak mampu menyebutkan huruf, menyambungkan

gambar dan kata, dan membaca kata sehingga dapat meningkatkan

kemampuan membaca permulaan.

2. Bermain Kotak Berkait pada Anak Usia Dini

Menurut Anita Yus (2011:134) bermain merupakan suatu kegiatan

yang sangat disenangi anak. Pada berbagai situasi dan tempat selalu saja

anak menyempatkan untuk menggunakannya sebagai arena bermain dan

permainan.

Kegiatan belajar di TK lebih banyak dilakukan dengan bermain.

Pada dasarnya, situasi TK didesain sebagai arena bermain. Apa saja yang

ada selalu berkaitan dengan bermain. Hal ini dapat dilihat dari penataan

benda-benda yang ada, warna, gambar dan peralatannya. Sehingga kalau

kita memasuki lingkungan TK akan disambut dengan suara riuh dan

aktivitas anak yang beragam.

Menurut Anggani Sudono (2010:1) bermain adalah suatu kegiatan

yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang

menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi

kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak.

Sedangkan menurut Moeslichatoen (2004:31) sebagian besar orang

mengerti apa yang dimaksud dengan bermain, namun demikian mereka

tidak dapat memberi batasan apa yang dimaksud dengan bermain.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

19

Beberapa ahli peneliti memberi batasan arti bermain dengan memisahkan

aspek-aspek tingkah laku yang berbeda dalam bermain. Dikemukakan

sedikitnya ada lima kriteria dalam bermain (Dworetzky, 1990: 395-396).

a. Motivasi intrinsik. Tingkah laku bermain dimotivasi dari dalam diri

anak, karena itu dilakukan demi kegiatan itu sendiri dan bukan karena

adanya tuntutan masyarakat fungsi-fungsi tubuh;

b. Pengaruh positif. Tingkah laku itu menyenangkan atau

menggembirakan untuk dilakukan.

c. Tingkah laku itu bukan dilakukan sambil lalu, karena itu tidak

mengikuti pola atau urutan yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat

pura-pura.

d. Cara/tujuan. Cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya. Anak

lebih tertarik pada tingkah laku itu sendiri dari pada keluaran yang

dihasilkan.

e. Kelenturan. Bermain itu perlu yang lentur. Kelenturan ditunjukan baik

dalam bentuk maupun dalam hubungan serta berlaku dalam setiap

situasi.

Jika kita menggunakan kelima kriteria tersebut, maka kita dapat

mengatakan bahwa bila seseorang anak menggunakan mainan hewan-

hewanan dengan cara yang lentur tanpa tujuan yang jelas dalam

pikirannya, kegiatannya berpura-pura, menyenangkan bagi dirinya sendiri,

dan melakukan kegiatan hanya untuk bergiat, maka dapat dikatakan ia

sedang bermain.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

20

Lebih lanjut menurut Hurlock (1978:320) “Bermain” (play)

merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya

mungkin hilang. Arti yang paling tepat iyalah setiap kegiatan yang

dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa

mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara suka rela dan

tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.

Bermain juga merupakan tututan dan kebutuhan yang esensial bagi

anak TK. Melalui bermain anak akan dapat memasukan tuntutan dan

kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa,

emosi, sosial, nilai, dan sikap hidup.Melalui bermain anak juga dapat

mengembangkan bahasanya dengan cara: mendengarkan beraneka bunyi,

mengucapkan suku kata atau kata, memperluas kosa kata, berbicara sesuai

dengan tata bahasa indonesia, dan sebagainya.

Dari pendapat diatas dapat diambil kesimpualan bahwa metode

bermain kotak berkait adalah metode yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dimana anak diminta memainkan kotak yang berisikan huruf

di dalamnya dan sebisa mungkin anak dapat menyebutkan huruf yang di

dapatnya, lalu huruf tersebut disambungkan dengan gambar dan kata dan

membaca kata melalui permainan kotak berkait ini.

3. Langkah-Langkan Metode Bermain Kotak Berkait

Langkah-langkah permainan kotak berkait adalah meliputi:

persiapan, dan pelaksanaan kegiatannya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

21

Menurut Sofia (2005:85) Bermain merupakan sebuah sarana yang

dapat mengembangkan anak secara optimal. Sebab bermain berfungsi

sebagai kekuatan, pengaruh terhadap perkembangan, dan lewat bermain

pula didapat pengalaman yang penting dalam dunia anak. Hal inilah yang

menjadi dasar dari inti pembelajaran yang penting pada anak usia dini.

Menurut Dhieni (2007:5.8) membaca merupakan kemampuan

berbahasa yang bersifat reseptif. Kemampuan membaca merupakan

kemampuan yang bersifat kompleks dan melibatkan fisik dan mental.

Adapun kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam kegiatan membaca adalah

(1) pengenalan huruf atau aksara, (2) bunyi huruf dan rangkaian huruf-

huruf, dan (3) makna atau maksud, dan (4) pemahaman terhadap makna

atau maksud berdasarkan konteks wacana.

Sedangkan menurut Shofi (2005:92) kegiatan bermain yang

dilakukan oleh anak pada dasarnya mencerminkan tingkat perkembangan

mereka. Karena berikut akan diuraikan tentang tahapan bermain dari para

ahli. Sesuai dengan tingkat usia seseorang anak, tahapan bermain dibagi

menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu:

1. Exploration Play (0-2 tahun)

Dalam tahap bermain ini anak sudah mulai tumbuh rasa ingin

tahunya untuk menjelajahi dunia sekitar dan dirinya sendiri. Anak akan

bergerak kesana dan kemari hanya untuk memasukkan rasa ingin

tahunya dilakukan tanpa aturan serta tujuan yang jelas.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

22

2. Competency Play (3-6 tahun)

Adalah tahap anak melakukan aktifitas dengan cara meniru

orang lain yang dilihatnya. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu

untuk mencapai tingkat keterampilan tertentu, misalnya cara

memegang pingsil.

3. Achievement Play ( 7-10 tahun)

Adalah tahap permainan dimana anak mulai melakukan

kegiatan bermain yang sifatnya kompetitif. Kegiatan ini dilakukan

karena anak sudah ingin menunjukan persentasinya.

Tahap pelaksanaan permainan kotak berkait ini adalah:

Kondisikan motivasi anak untuk mengikuti permainan, beri reword

dengan tepuk tangan, bintang atau acungan jempol ketika anak dapat

mengikuti permainan. Sebelum kegiatan ini berjalan jelaskan terlebih

dahulu cara bermain kotak berkait tersebut dan kenalkanlah huruf A a

sampai huruf Z z terlebih dahulu. Letakan tiga kotak berkait di atas meja,

kotak pertama berisi kartu huruf, kotak kedua berisi kartu gambar, dan

kotak ketiga berisi kartu kata. Anak di minta mengambil kartu huruf yang

ada di kotak pertama apa bila anak mendapatkan huruf D dalam kotak

pertama anak dapat menyambungkan huruf tersebut dengan gambar

binatang yang ada di kotak kedua dengan sesuai gambar yang berkaitan

dengan huruf D, setelah itu anak baru menyambungkan gambar tersebut

dengan kata yang ada di kotak ketiga (D = = Domba).

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

23

Ketika anak sudah mampu melakukan setiap tahap kemampuan

yang tertera di indikator tersebut berikan reword tepuk tangan dan

motivasi pada anak yang sudah mengikuti permainan ini.

C. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Evaluasi/ Pedoman Penilaian

a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar

Penilaian sebagai salah satu komponen kegiatan belajar atau

pembelajaran yang dapat memberi informasi tentang kegiatan tersebut

telah dilakukan, dan kegiatan apa lagi yang mungkin akan dilakukan.

Kemudian informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk

menentukan ketercapaian setiap anak dalam mengikuti kegiatan

pelaksanaan program dan keberhasilan dalam kegiatan. Berdasarkan

informasi, guru menentukan kegiatan belajar berikutnya baik untuk

semua anak maupun secara individu. Dengan begitu penilaian

merupakan komponen lainnya seperti langkah kegiatan, tema, subtema

kegiatan, media dan pelaksanaan program.

Penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan menafsirkan

berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan,

menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan serta

perkembangan yang telah dicapai oleh anak. (Aqib, 2009:57)

Penilaian pendidikan di taman kanak-kanak menurut Anita Yus

(2005:31) lebih banyak untuk mendeskripsikan ketercapaian

perkembangan anak. Melalui penilaian dapat diketahui dan ditetapkan

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

24

aspek-aspek perkembangan yang telah dicapai dan yang belum dicapai

oleh anak.

Dalam melaksanakan penilaian ada beberapa jenis ada

observasi pengamatan langsung terhadap sikap dan prilaku anak,

kemudian catatan anekadot, catatan tentang sikap dan prilaku anak

secara khusus, dan juga untuk kerja yang merupakan penilaian yang

menurut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang

dapat di amati, serta hasil karya anak didik setelah melakukan kegiatan

hal ini menghasilkan berupa keterampilan tangan atau karya seni.

b. Jenis-Jenis Penilaian Hasil Belajar

Menurut Zainal Aqib (2009:59-60) dalam melaksanakan

penilaian terdapat 6 jenis penilaian yang dapat digunakan sebagai alat

dan cara penilaian yaitu diantaranya :

1.) Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data/ informasi melalui

pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Observasi

akan lebih terarah bila ada pedoman observasi yang dikembangkan

oleh guru dengan mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.

2.) Catatan anekdot (anecdotal record)

Catatan anekdot adalah catatan tentang sikap dan perilaku

anak secara khusus (peristiwa yang terjadi secara insidental/ tiba-

tiba.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

25

3.) Percakapan

Percakapan adalah cara penilain yang dilakukan melalui bercakap-

cakap antara anak didik dengan guru, baik di dalam kelas maupun

di luar kelas.

4.) Penugasan

Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang

harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu, baik secara

perorangan maupun kelompok.

5.) Unjuk kerja (performance)

Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut anak untuk

melakukan tugas dalam perbuatan angar dapat diamati, misalnya

perktik menyanyi, olah raga, memperagkan sesuatu.

6.) Hasil karya

Hasil karya adalah hasil kerja anak setelah melakukan suatu

kegiatan dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni.

c. Pedoman Penilaian Hasil Belajar

Zainal Aqib (2009:61-62) mengatakan bahwa dalam hasil

penilaian harian dilaksanakan sebagai berikut :

1.) Catatlah hasil penilaian perkembangan anak pada kolom penilain

di satuan kegiatan harian (SKH ) atau rencana kegiatan harian

(RKH).

2.) Anak yang perilakunya belum sesuai dengan apa yang diharapkan

dan belum dapat memenuhi kemampuan (indikator) seperti yang

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

26

diharapkan dalam SKH/ RKH, maka pada kolom penilaian tersebut

dituliskan nama anak dan tanda lingkaran kosong ( O ).

Tanda lingkaran kosong ( O ) juga dapat digunakan untuk

menunjukkan bahwa anak melakukan/ menyelesaikan tugas selalu

dibantu guru.

3.) Anak yang perilakunya melebihi yang diharapkan dan dapat

menunjukkan kemampuan melebihi kemampuan (indikator) yang

tertuang dalam SKH/RKH, maka pada kolom penilaian tersebut

dituliskan nama anak dan tanda lingkaran berisi penuh ().

Tanda lingkaran penuh () juga dapat digunakan untuk

menunjukkan bahwa anak mampu melakukan/ menyelesaikan tugas

tanpa bantuan guru.

Hasil catatan penilaian yang ada dalam kolom penilain di

satuan kegiatan harian (SKH ) atau rencana kegiatan harian (RKH)

dirangkum dan dipindahkankedalam format rangkuman penilaian

perkembangan anak didik Taman Kanak-kanak.

Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1

bulan pada SKH/RKH lebih cenderung memperoleh bulatan penuh,

maka hasilnya akan dipindahkan bulatan penuh pada rangkuman

bulanan. Apabila hasil penilaian pada perkembangan anak dalam 1

bulan pada SKH/RKH lebih cenderung memperoleh bulatan kosong

maka hasilnya akan dipindahkan bulatan kosong pada rangkuman

bulanan. Apabila hasil penilaian pada SKH/RKH perkembangan anak

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

27

dalam 1 bulan lebih cenderung seimbang perolehan bulatan penuh dan

bulatan kosong maka hasilnya berupa Tanda Ceklis ( ) yang kemudian

dipindahkan ke rangkuman bulanan.

Menurut Kemendiknas dirjen Mandas (2010:11) catatan hasil

penilaian harian adalah sebagai berikut :

1.) Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indikator seperti, dalam

melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom

penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda satu bintang ().

2.) Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator

yang diharapkan RKH mendapat tanda dua bintang ().

3.) Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada

indikator dalam RKH mendapat tanda tiga bintang ().

4.) Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator

seperti yang diharapkan dalam RKH mendapat tanda empat

bintang ().

2. Indikator Hasil Belajar

Pengembangan metode bermain kotak berkait bertujuan

mengembangkan minat baca permulaan anak terhadap kosa kata yang

lebih luas, melatih komunikasi secara efektif, dapat merespon ketika

diajak berbicara, mengembangkan kemampuan keterampilan pemahaman

dan melatih daya ingat anak. Dengan menggunakan permainan kotak

berkait anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat mengembangkan

minat baca permulaan anak.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

28

Menurut Tarigan (2008: 1) dalam kurikulum di sekolah

keterampilan berbahasa mencangkup 4 segi keterampilan yaitu

keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Mula-mula

pada masa kecil anak belajar menyimak bahasa kemudian berbicara sangat

berkait erat dengan kemampuan menyimak, berbicara dan menulis.

Menurut Tampubolon (1990:5) membaca adalah suatu dari empat

kemampuan bahasa pokok, dan merupakan suatu bagian atau komponen

dari komunikasi tulisan, lambang-lambang bunyi, bahasa diubah menjadi

lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf alphabet latin. Pengertian

pengubahan disini juga mencangkup pengenalan huruf-huruf serta

lambang bunyi-bunyi bahasa.

Sedangkan menurut Catron dan Allen (dalam Syaodih, 2005:1)

bahasa mencangkup mengkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan

individu dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol seperti lisan,

tulisan, isyarat, bilangan, lukisan atau mimik yang digunakan untuk

mengucapkan sesuatu. Kegiatan bermain memungkinkan anak belajar

tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Dalam

kegiatan bermain, anak bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan

menciptakan sesuatu.

Melalui bermain anak akan lebih tertarik mengikuti kegiatan yang di

berikan oleh guru dan dalam pembelajaran memungkinkan anak akan aktif

dengan berbagai hal seprti aktif dalam bermain, tanya jawab, dan lain

sebagainya.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

29

Kritetia hasil belajar anak yang diadaptasi dari kurikulum (2010)

yang ada di TK yang berkaitan dengan membaca permulaan anak dengan

kegiatan metode bermain kotak berkait adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Kemampuan Membaca Anak

No Indikator Keberhasilan Kemampuan Membaca Anak

1. Kemampuan menyebutkan huruf pada kotak pertama

2. Kemampuan menyambungkan huruf dengan gambar pada kotak

kedua

3. Kemampuan menyambungkan gambar menjadi kata pada

kotak ketiga

4. Kemampuan membaca kata pada kotak ketiga

Dari indikator diatas dapat disimpulkan bahwa yang diharapkan

oleh peneliti pada anak yang akan nantinya dapat menambah kemampuan

membaca permulaan dan dapat meningkatkan kemampuan baca anak

selain itu untuk menambah wawasan kosa kata yang lebih luas dan

sederhana.

D. Kerangka Berpikir

Alur kerangka berfikir dapat digambarkan secara praktis menggunakan

metode permainan kotak berkait untuk meningkatkan kemampuan membaca

permulaan pada Kelompok B2 TK Aisyiyah 1 Purwokerto, Kecamatan

Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada diagram sebagai

berikut :

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

30

BAGAN ALUR BERFIKIR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas

Kondisi Awal

1. Minat belajar

rendah

2. Kemampuan

membaca siswa

masih rendah

PERENCANAAN1

Dilakukan upaya

perbaikan PTK dengan

metode bermain kotak

berkait

PelaksanaanSiklus I

Dilakukan metode

bermain kotak berkait

3X pertemuan

Observasi/

Evaluasi

Kemampuan

membaca anak

Siklus 1

Hasil Siklus 1

1. Siswa lebih aktif

2. Kemampuan

membaca meningkat

3. Hasil belajar belum

optimal

9

Hasil Akhir

PelaksanaanSiklus II

Dilakukan metode

bermain kotak berkait

3X pertemuan

Observasi /

Evaluasi

Kemampuan

membaca anak

Siklus 2

Hasil Siklus 2

1. Kemampuan membaca

anak meningkat

maksimal

2. Siswa sudah aktif

3. Hasil belajar meningkat

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Membaca Permulaan …repository.ump.ac.id/6724/3/DESTI YOSI BAB II.pdf · Anak dapat belajar membaca ... dan anak mulai mengeja dan membaca

31

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, dinyatakan bahwa melalui

kegiatan “Bermain Kotak Berkait dapat meningkatkan kemampuan membaca

permulaan pada anak didik kelompok B2 TK Aisyiyah 1 Purwokerto,

Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun

ajaran 2013-2014”.

Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Desti Yosi Saputri, FKIP UMP 2014