19
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1. Pembelajaran Bahasa Arab Sebagai makhluk yang diberi akal paling sempurna olehNya, sudah sepatutnya manusia untuk mengoptimalkan dengan selalu mengasah dan memberikan pengetahuan dan ilmu yang akan semakin menjadikan makhluk yang lebih baik lagi, salah satu caranya dengan menempuh pendidikan terbaik. Menempuh pendidikan tentu kita melakukan aktivitas yang disebut dengan pembelajaran. Aktivitas ini memiliki manfaat dan peran penting untuk mengolah suatu informasi yang diberikan selama proses tersebut berlangsung. “Pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu perubahan dari seseorang yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Baik perubahan tingkah laku, kognitif dan kebiasaan. Sedangkan, menurut Rombepajung pembelajaran juga diartikan sebagai perolehan ilmu atau mata pelajaran dan perolehan keterampilan dari sebuah pengajaran. 1 Tujuan utama dari sebuah proses pembelajaran adalah mampu menjadikan peserta didik untuk mempraktikkan dalam kehidupan sehari- hari. Mendapatkan ilmu atau informasi dari kegiatan pembelajaran, akan menambah wawasan dan mampu memperbaiki pribadi menjadi lebih baik lagi. Ketika proses pembelajaran berlangsung, pengajar tidak hanya 1 Tobroni dan Arif Mustofa, (2011), Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. 1), hlm. 18.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Pembelajaran Bahasa Arab

Sebagai makhluk yang diberi akal paling sempurna olehNya, sudah

sepatutnya manusia untuk mengoptimalkan dengan selalu mengasah dan

memberikan pengetahuan dan ilmu yang akan semakin menjadikan makhluk

yang lebih baik lagi, salah satu caranya dengan menempuh pendidikan terbaik.

Menempuh pendidikan tentu kita melakukan aktivitas yang disebut

dengan pembelajaran. Aktivitas ini memiliki manfaat dan peran penting untuk

mengolah suatu informasi yang diberikan selama proses tersebut berlangsung.

“Pendidikan atau pembelajaran merupakan suatu perubahan dari seseorang

yang relatif tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang. Baik

perubahan tingkah laku, kognitif dan kebiasaan. Sedangkan, menurut

Rombepajung pembelajaran juga diartikan sebagai perolehan ilmu atau mata

pelajaran dan perolehan keterampilan dari sebuah pengajaran”.1

Tujuan utama dari sebuah proses pembelajaran adalah mampu

menjadikan peserta didik untuk mempraktikkan dalam kehidupan sehari-

hari. Mendapatkan ilmu atau informasi dari kegiatan pembelajaran, akan

menambah wawasan dan mampu memperbaiki pribadi menjadi lebih baik

lagi. Ketika proses pembelajaran berlangsung, pengajar tidak hanya

1Tobroni dan Arif Mustofa, (2011), Belajar dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana

dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, Cet. 1),

hlm. 18.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

6

mentransfer ilmu yang dimiliki, tetapi bagaimana menjadikan proses

pembelajaran berjalan dengan baik.

Terdapat beberapa komponen dalam pembelajaran, meliputi

metode, materi, tujuan, dan evaluasi. Sehingga, para dosen atau pengajar

harus memperhatikan dan menentukan strategi, pendekatan, metode dan

media yang tepat dalam proses pembelajaran. Apabila komponen-

komponen di atas seimbang, maka diperoleh pembelajaran yang baik dan

sesuai harapan pengajar.2

Jika pembelajaran tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka hal

tersebut menjadi problematika dalam pembelajaran. Belajar adalah bagian

dari pembelajaran, sehingga aktivitas belajar menjadi bagian terpenting.

Seseorang akan berusaha memahami ilmu yang diberikan dan berusaha

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam bukunya, Gita Sekar Prihanti berpendapat bahwa proses

belajar merupakan:

a. Kemampuan seseorang untuk mengubah perilakunya menjadi perilaku

yang lebih baik, dikarenakan proses pembelajaran.

b. Sebuah pengalaman atau praktik secara langsung untuk berubah,

merupakan sebuah hasil yang didapatkan dari proses belajar.

c. Kemampuan seseorang untuk berubah dalam jangka panjang, juga

merupakan hasil dari belajar.3

2Rusman dkk., (2013), Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi;

Mengembangkan Profesionalisme Dosen, (Jakarta: Rajagrafindo Persada), hal. 15. 3Gita Sekar Prihanti, (2015), Strategi Belajar, (Malang: UMM press), hal. 300.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

7

Apabila kita menghubungkan dengan seseorang yang sedang belajar

bahasa Arab, maka seseorang tersebut memiliki target yaitu memiliki

kemampuan berbahasa Arab yang baik, sehingga mampu

menggunakannya dalam berinteraksi di lingkungan masyarakat. Karena,

belajar bahasa adalah mampu menggunakan bahasa target dalam

kesehariannya.

Pembelajaran bahasa Arab dapat ditempuh dari tingkat sekolah dasar

hingga tingkat perguruan tinggi. Bahasa Arab dengan mata pelajaran lainnya,

memiliki komponen-komponen yang sama, yaitu metode, materi evaluasi dan

tujuan pembelajaran. Sehingga, secara keseluruhan, pendidik atau pengajar

harus terlebih dahulu memahami komponen-komponen pembelajaran

tersebut, untuk tercapainya pembelajaran yang maksimal.

2. Sejarah Perkembangan Bahasa Arab di Indonesia

Sebagaimana kita ketahui, awal masuknya agama Islam di Indonesia

adalah pada abad ke-11 atau ke-12 Masehi. Sehingga, beberapa sumber

mengatakan bahwa pengajaran bahasa Arab dimulai pada abad ke-13

Masehi. Jadi, pengajaran bahasa Arab di Nusantara setelah masuknya

agama Islam di Indonesia melalui pesisir pantai.

Agama Islam adalah ajaran agama yang bahasa di seluruh ibadahnya,

seperti bacaan shalat, do‟a-do‟a, dan kitabnya yaitu al-qur‟an

menggunakan bahasa Arab. Sehingga, tidak bisa dipungkiri bahwa

berkembangnya penyerapan bahasa Arab pada masyarakat Indonesia,

bersamaan dengan berkembangnya agama Islam di Indonesia.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

8

Bahasa Arab tidak akan terlepas dari agama Islam, karena seluruh

ritual ibadah dalam agama Islam menggunakan bahasa Arab. Jika

seseorang ingin memahami dengan serius terhadap agama Islam, maka

harus mempelajari bahasa Arab. Karena, tujuan dasar mempelajari

bahasa Arab adalah untuk memahami al-Qur‟an dan al-Hadits.

Dari beberapa sumber sejarah menyebutkan, bahwa pada masa

kolonial, kebijakan pada sistem pendidikan termasuk sistem

pembelajaran bahasa Arab di Indonesia adalah berbeda. Pendidikan pada

zaman Belanda masih menguasai Indonesia, kendali pendidikan ada

pada Belanda. Pendidikan di Indonesia di tangan Belanda, bukan di

tangan Indonesia.

Pengajaran bahasa Arab dahulu kala, pada institusi non-Pemerintah

terjadi karena ketidaksamaan visi dan misi para pengajar. Dosen atau

Kyai yang mendirikan serta mengajarkan bahasa Arab, memiliki selera

dan pengalaman-pengalaman yang berbeda. Faktor inilah yang

mengakibatkan keragaman sistem pengajaran bahasa Arab di Indonesia.

Dalam sejarah disebutkan, bahwa pada masa pra-kolonial atau

sebelum abad ke-17 pendidikan keislaman diatur oleh masing-masing

kerajaan Islam sehingga pengajaran bahasa Arab pun ikut beragam.

Dalam Kerajaan Islam Minangkabau (1500M / 1650M) misalnya, setiap

desa mendirikan sebuah masjid untuk sholat Jumat. Kemudian setiap

kampung membuat tempat mengaji al-qur‟an. dan diberi nama pengajian

al-qur‟an.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

9

Setelah para murid menyelesaikan pengajian al-qur‟an, kemudian

mereka meneruskan ke tingkat pengajian kitab, berguru kepada Tuan

Syeikh yang ada di desa tersebut. Pada tingkat pengajian kitab inilah,

mereka diajarkan bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Mereka

dibimbing secara langsung oleh para guru senior.

Sistem pembelajaran pada tingkat pengajian kitab adalah pertama,

murid diajarkan satu persatu oleh guru. Pada tingkat kedua, murid

diajarkan dengan duduk melingkar di hadapan guru atau Syeikh yang

disebut dengan halaqa>h. Pengajaran sepereti ini berlangsung hingga

tahun 1909. Kemudian madrasah-madrasah muncul dengan sistem

klasikal, yang dibuat oleh Syeikh Abdullah Ahmad pada tahun 1909

dengan mendirikan Madrasah Adabiyah.4

Dari sumber sejarah yang ada menyebutkan, bahwa masa kerajaan

Islam Mataram pada tahun 1575 Masehi, pendidikan dikembangkan

menjadi dua sistem. Pertama, pengajian kitab tempat pembelajaran al-

qur‟an dan ilmu-ilmu pokok agama Islam. Lokasi pembelajaran dipecah

menjadi beberapa tempat di desa.

Usia murid yang ada di kelompok ini, laki-laki atau perempuan

berusia 7 tahun, yang telah diberikan izin oleh orangtuanya.

Kedua, pengajian kitab adalah tempat pendidikan murid-murid yang

telah tamat belajar mengaji al-qur‟an. Para pengajarnya disebut dengan

Kyai atau Anom, atau seseorang yang memiliki kemampuan dalam

4Mahmud Yunus, (1996), Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Hidakarya

Agung), hal. 33-63.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

10

mengajar dapat ikut serta menjadi pengajar di pengajian kitab.

Kemudian, tempatnya disebut dengan pesantren.

Tempat pengajian kitab atau pesantren dibagi menjadi tiga, pesantren

desa, pesantren besar yang di bawah bimbingan seorang Kyai dan

pesantren keahlian atau takhasus. Pembelajaran bahasa Arab yang

meliputi pelajaran Nahwu dan Sharaf, diajarkan di pesantren besar.

Pengajaran bahasa Arab (Nahwu dan Sharaf) tampak diberikan pada

pesantren besar. Sistem pembelajarannya dibagi menjadi dua bagian,

pertama dengan sorogan, yaitu pengajaran satu persatu bagi murid

pemula. Kedua, dengan sistem halaqa>h atau membuat kelompok belajar

bagi murid senior.5

Pembelajaran bahasa Arab pada zaman dahulu, hanya ada di pondok

pesantren atau pada kalangan masyarakat agamis. Sehingga, tempat

pembelajaran bahasa Arab hanya berada di pesantren, masjid, surau dan

madrasah keagamaan. Sebagian masyarakat memahami, bahwa belajar

bahasa Arab hanya untuk memperdalam agama Islam. Sehingga

pembelajaran bahasa Arab di Indonesia tidak mampu berkembang

dengan baik seperti bahasa Inggris.6

Berdasarkan sumber yang ada, sekolah-sekolah terdahulu pada abad

ke-19 pengajaran bahasa Arab menggunakan metode klasikal. Sehingga,

hasil dari penerapan metode klasikal, mencetak para santri yang mahir

5 Yasmadi, (2002), Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholis Madjid Terhadap Pendidikan

Tradisional, (Jakarta: Ciputat press), hal. 67. 6Ulin Nuha, (2016), Ragam Metodologi dan Media Pembelajaran Bahasa Arab,

(Yogyakarta: Diva Press), hal.15.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

11

bahasa secara kaedah atau mahir dalam nawhu dan sharaf. Pada

akhirnya, para santri tidak mampu menggunakan bahasa Arab sebagai

alat komunikasi sehari-hari.

Penerapan metode klasikal dalam pengajaran bahasa Arab di pesantren

atau madrasah, yang diterapkan pada awal abad ke-19 mengalami

pergeseran. Jika awal pengajaran bahasa Arab diajarkan secara pasif, maka

terjadi pengembangan pengajaran. Para santri dituntut untuk mampu mahir

berbahasa Arab, sebagai alat percakapan sehari-hari.

Seiring dengan berkembangnya metode pendidikan modern,

pengajaran bahasa Arab juga mengalami perubahan. Metode pengajaran

bahasa Arab tidak hanya menggunakan metode langsung, tetapi

menggunakan metode audiolingual dan metode elektrik. Hal tersebut

tercantum dalam kurikulum madrasah tsnawiyyah dan madrasah „aliyah

tahun 1994.7

3. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

Inti dari tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah seseorang mampu

memahami al-qur‟an, hadits dan tarikh Islam. Sehingga mampu

memahami secara mendalam ajaran-ajaran agama Islam. Sedangkan,

pembelajaran bahasa Arab secara umum, bertujuan agar siswa mampu

menguasai empat keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis.8

7Ahmad Fuad Efendi, (2011), Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat), hal.

50 dan 71. 8Fathur Rohman, (2013), Strategi Pengelolaan Komponen Pembelajaran Bahasa Arab,

(Jurnal Arabiyat: Vol. 1 No. 1), hal. 67.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

12

Pembelajaran bahasa Arab di Madrasah ‘Aliyah atau sekolah

menengah atas Islam, memiliki tujuan agar siswa mampu menggunakan

bahasa Arab sebagai alat komunikasi sehari-hari, sebagaimana ketika

mereka mampu menggunakan bahasa Asing, seperti bahasa Inggris

dalam percakapan sehari-hari.

Tujuan umum pembelajaran bahasa Arab di seluruh dunia, khususnya

di Indonesia adalah untuk mampu dalam memahami al-qur‟an, hadits

dan kitab-kitab kuning yang disusun oleh para Ulama Besar di

Indonesia. Tidak bisa dipungkiri, Indonesia merupakan salah satu negara

dengan mayoritas Islam terbesar di dunia.

Dalam pendidikan Muhammadiyah, pembelajaran bahasa Arab

merupakan hal pokok yang harus ada dalam kurikulum. Mata kuliah

Muhammadiyah, bermakna al-Islam, kemuhammadiyahan dan bahasa

Arab.9

Mahasiswa yang sudah memiliki kemampuan dasar dalam bahasa Arab

untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Muhammadiyah

memfasilitasi dengan adanya pembelajaran bahasa Arab tersebut.

4. Materi Bahasa Arab

Dewasa ini, pengajaran bahasa Arab menjadi mata pelajaran wajib di

lembaga pendidikan Islam. Dalam pelaksanaannya, materi bahasa Arab

dibagi berdasarkan kemampuan mahasiswa. Untuk mahasiswa awal,

materi bahasa Arab dimaknai dengan:

9Tantiana Isnaningsih, (2015), Pengembangan Multimedia Pembelajaran Bahasa Arab

Berbantuan Komputer, (Jurnal Dewantara: Volume 1 Nomor 2), hal. 224.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

13

a. Buku pedoman, berisi materi tentang keterampilan membaca,

menyimak, mendengarkan dan menulis. Empat materi

keterampilan yang ada, bertujuan sebagai pengenalan teks bahasa

Arab bagi para mahasiswa.

b. Penting bagi mahasiswa memiliki buku latihan khusus bahasa

Arab. Sehingga, setiap penilain tugas atau latihan yang diberikan,

mereka mampu menilai sendiri peningkatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan.

c. Buku pedoman bagi dosen, dengan adanya buku pedoman bagi dosen

bertujuan agar materi atau mata pelajaran yang akan diberikan kepada

mahasiswa, memiliki batasan dan target pencapaian yang jelas. Buku

pedoman juga memuat keterampilan bahasa pada mahasiswa, yang

mampu mereka kembangkan selama pembelajaran berlangsung. Dan

pokok utama dalam buku panduan yaitu panduan pembelajaran di

kelas untuk mencapai tujuan kurikulum yang diinginkan oleh

lembaga.

Pengertian materi untuk para mahasiswa tingkat lanjut adalah :

a. Mahasiswa tingkat lanjut, mempelajari buku sastra dan teks-teks

Arab.

b. Pada beberapa kesempatan, mahasiswa diperintahkan memiliki buku

bahasa Arab dengan judul tertentu. Sehingga, pengetahuan mereka

semakin luas dengan membaca dari berbagai sumber.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

14

c. Buku pedoman yang diberikan kepada dosen pada tingkat lanjut

adalah buku pedoman yang sesuai jenjang dan kelas yang diampu

masing-masing dosen. Hal ini bertujuan, untuk memudahkan para

dosen dalam memberikan materi kepada mahasiswa.10

5. Problematika dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Setiap proses pembelajaran dalam jenjang pendidikan, pasti menemui

problematika dalam proses pembelajaran. Secara garis besar, ada

beberapa faktor dari problematika pembelajaran yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Dalam pembelajaran bahasa Arab juga ditemukan

problematika-problematika tersebut. Menurut Acep Hermawan faktor

tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu problem linguistik dan non-

linguistik.11

a. Faktor linguistik

1) Tata Bunyi

Bunyi dalam bahasa Arab dengan bahasa Indonesia, ada

beberapa perbedaan. Konsonan huruf dalam bahasa Arab tidak

bisa diucapkan dalam bahasa Indonesia, contohnya huruf ha’,

jim, ta’, dhad, ghain, tsa’, syin, dan tha’.

Dengan semakin berkembangnya zaman, non-Arab mampu

mengucapkan konsonan-konsonan yang tidak ada dalam bahasa

Indonesia. Seseorang bisa belajar menggunakan handphone,

radio dan televisi.

10

Fathur Rohman, Op Cit hal. 70. 11

Acep Hermawan, (2011), Metodologi Pembelajaran Bahasa Asing, (Bandung: Remaja

Rosdakarya), hal. 29.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

15

2) Kosakata

Sebagaimana kita ketahui, kosakata dalam bahasa Indonesia

sedikit banyak diambil atau diserap dari bahasa Arab. Dari satu

sisi, hal tersebut menguntungkan bagi mahasiswa di Indonesia

yang sedang belajar bahasa Arab. Namun, ada kelemahannya

yaitu perubahan makna, lafal berubah dari bunyi asli dan lafal

tetap tetapi makna berbeda.

3) Tata Kalimat

Setiap bahasa di dunia memiliki tatanan dan aturan bahasa

sendiri, bahasa Arab juga memiliki tatanan bahasa. Contohnya:

sifat maushuf (mensifati disifati), yang mana sifatnya harus sesuai

dengan maushufnya, baik dari mudzakkar maupun muannats.

Begitu juga dengan mufrad, mutsanna dan jamaknya.

4) Tulisan

Jika ditinjau dari tulisan, terlihat dengan jelas perbedaan tulisan

bahasa Arab dan bahasa Indonesia/latin. Penulisan bahasa Arab

dimulai dari kanan ke kiri, sedangkan penulisan latin dimulai dari

kiri ke kanan. Dalam bahasa Arab tidak mengenal huruf kapital,

sedangkan tulisan latin mengenal huruf kapital.

b. Faktor Pembelajaran

1) Buku Ajar

Salah satu bagian terpenting dari sebuah pembelajaran

adalah buku ajar. Peran buku ajar untuk memberikan informasi,

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

16

baik secara deskriptif maupun secara bergambar. Isi dari sebuah

buku ajar, berdasarkan mata pelajaran yang ada.

Dengan menggunakan buku ajar sebagai salah satu media

pembelajaran, tujuannya adalah sebagai pegangan mahasiswa

dalam memahami materi. Di dalam buku ajar terdapat latihan-

latihan, bertujuan untuk mempermudah mahasiswa dalam

mengetahui sebatas mana kemampuannya dalam memahami

materi setelah mengerjakan latihan.

Buku ajar merupakan instrumen penting dalam sebuah

pembelajaran, di samping pentingnya dosen dalam mencapai

keberhasilan dalam suatu pembelajaran.12

Mahasiswa dan buku ajar

tidak akan terpisahkan. Sehingga, dosen memiliki peran untuk

menyeleksi buku ajar yang tepat untuk digunakan oleh para

mahasiswa. Jika materi dalam buku ajar sudah tepat, maka hal tersebut

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran yang ingin dicapai.

Di setiap proses pembelajaran, seorang guru atau dosen

pasti menggunakan berbagai macam metode, teknik dan

pendekatan yang disesuaikan dengan mata pelajaran yang

diajarkan. Metode dalam pembelajaran bahasa Arab bermacam-

macam, di antaranya: metode langsung, metode gramatikal-

tarjamah, metode komunikatif, metode audiolingual dan lain

sebagainya.

12

Chaedar Alwasilah, (2011), Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya), hal.105.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

17

Memilih metode yang tepat sesuai dengan mata pelajaran

yang akan diajarkan, sangat penting. Keberhasilan suatu

pembelajaran dan mampu mencapai target yang diinginkan,

disebabkan metode, teknik dan pendekatan yang digunakan

dalam pembelajaran sudah tepat. Kelebihan lainnya,

pembelajaran tidak membosankan karena metode yang

digunakan bervariatif.

Setiap metode pembelajaran yang ada pasti memiliki

kelebihan dan kekurangan, tidak ada metode yang sempurna.

Karena sejatinya semua metode saling melengkapi satu sama

lain. Berikut akan dijabarkan hal-hal yang perlu diperhatikan

sebelum memilih metode pembelajaran:

a. Tujuan yang akan dicapai

Hal pertama yang harus diperhatikan sebelum

memilih metode adalah mengetahui terlebih dahulu

tujuan yang akan dicapai. Jika sudah mengetahui tujuan

yang akan dicapai dalam pembelajaran, maka akan

mempermudah keberhasilan pembelajaran tersebut.

b. Materi Pelajaran

Pemilihan metode yang tepat oleh dosen dalam

setiap mata pelajaran yang akan diajarkan, memiliki

pengaruh yang besar untuk mencapai keberhasilan

dalam memahami mahasiswa. Setiap materi yang

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

18

diberikan, harus menggunakan metode yang tepat sesuai

dengan materi yang diajarkan.

c. Mahasiswa

Hal terpenting lainnya dalam pembelajaran adalah

peran mahasiswa. Setiap mahasiswa yang ada di kelas,

masing-masing memiliki daya serap yang berbeda,

pemahaman berbeda dan karakter yang berbeda-beda.

Oleh karenanya, dosen harus mampu memilih teknik,

pendekatan dan metode yang sesuai dengan para

mahasiswa. Sehingga tercapainya pembelajaran dengan

maksimal.

d. Dosen

Secara umum, tugas pendidik adalah mentransfer

ilmu yang dimiliki kepada para muridnya. Seorang

dosen juga bertugas untuk memberikan ilmunya kepada

para mahasiswa, sehingga dosen harus memiliki

kompetensi yang akan menunjang dalam memberikan

ilmu kepada mahasiswa.

Seorang dosen harus mampu menguasai metode

yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, karena

penguasaan metode akan mempermudah proses

pembelajaran. Hal yang tidak diinginkan, ketika dosen

mampu merancang dengan baik proses pembelajaran,

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

19

tetapi pada praktiknya sangat jauh berbeda. Peranan dosen

dalam mengatasi permasalahan seperti di atas, sikap

profesional sebagai seorang dosen harus ditunjukkan agar

tercapainya pembelajaran yang diinginkan.

Cara menghadapi mahasiswa dan siswa tentu berbeda.

Mengahadapi para mahasiswa harus ada persiapan yang

matang. Salah satunya dalam memilih metode yang tepat bagi

mereka. Karena, gaya belajar dan karakter mahasiswa sangat

berbeda dengan siswa.

Dengan selalu mengupgrade metode yang bervariasi dalam

setiap pembelajaran, akan menjadikan pembelajaran di kelas

lebih berwarna dan lebih hidup. Karena, semua dosen

menginginkan pembelajaran yang terbaik bagi para

mahasiswanya.

c. Media Pembelajaran

Komponen terpenting dalam pembelajaran selain peran

mahasiswa, dosen dan metode, terdapat pula media pembelajaran.

Peran media pembelajaran adalah untuk mempermudah

pembelajaran dan dengan media para mahasiswa akan menjadi

lebih kreatif dan aktif selama proses pembelajaran.

Menggunakan media pembelajaran tidak selamanya berhasil,

maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ingin

menggunakan media dalam pembelajaran, yaitu:

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

20

1) Objektivitas

Maksud dari objektivitas ialah pembelajaran yang

menggunakan metode dilakukan bukan untuk kebutuhan

ataupun kesenangan dosen. Penggunaan metode juga

mempengaruhi media. Jika sekedar untuk kesenangan dosen

semata maka tujuan dan hasil yang diinginkan kurang

maksimal. Sehingga dalam penggunaan media terhadap

metode itu berdasarkan keperluan sistem belajar.

2) Situasi dan Kondisi

Situasi dan kondisi dapat mempengaruhi proses

pembelajaran. Situasi dan kondisi yang dimaksud

meliputi situasi tempat atau ruangan yang digunakan,

situasi dan kondisi mahasiswa yang akan mengikuti

pembelajaran baik jumlah maupun motivasi.

3) Sasaran Program

Pada penggunaan media pembelajaran perlu melihat

kebutuhan dan objek yang ada di dalamnya seperti tingkat

perkembangan mahasiswa, baik dari segi bahasa, simbol-

simbol yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian

maupun waktu penggunaannya. Hubungan antara

kebutuhan dan objek ini berkaitan dengan kemampuan

dan hasil yang akan dicapai.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

21

4) Kualitas Teknik

Pada penggunaan media yang akan diterapkan dalam

proses pembelajaran perlu diperhatikan. Karena terkadang

media yang digunakan belum sempurna, suara rekaman

tidak jelas, gambar atau video tidak bisa diputar maupun

alat-alat lain tidak sesuai. Hal ini bisa menjadi salah satu

permasalahan pada proses pembelajaran. Maka dalam

pembelajaran perlu dicek terlebih dulu agar pembelajaran

bisa berjalan dengan baik.13

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini tidak terlepas dari data-data

relevan yang sudah ada sebelumnya, seperti teori-teori yang mendukung

dan adanya penelitian-penelitian terdahulu. Berikut ini akan dipaparkan

hasil penelitian yang relevan dengan penelitian peneliti:

1. Penelitian yang dilakukan Fatmawati dengan judul : “Problematika

Belajar Bahasa Arab Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Program Studi PAI

STAIN Palangka Raya”. Dalam penelitian tersebut terlihat bahwa:

a. Problematika internal, umumnya terletak pada motivasi, minat,

serta metode belajar siswa.

b. Problematika eksternal yang terkait tentang materi pelajaran,

fasilitas dan metode pembelajaran.

13

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, (2010), Strategi Belajar Mengajar Melalui

Penanaman Konsep Umum Dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama), hal.69.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

22

c. Langkah-langkah yang ditempuh mahasiswa dalam mengatasi

problematika internal dan eksternal.14

Dari penelitian sebelumnya adanya hubungan dengan penelitian yang

penulis teliti, yaitu terletak pada motivasi atau minat serta problematika

yang sering dihadapi mahasiswa dalam belajar bahasa Arab.

Namun disini peneliti lebih menekankan pada masalah yang

dihadapi mahasiswa pada penggunaan kosakata bahasa Arab itu

sendiri dan tingkat kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan tugas

menghafal yang diberikan oleh dosen mata kuliah bahasa Arab serta

langkah-langkah atau solusi yang dilakukan mahasiswa untuk

mengatasi masalah-masalah tersebut.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Karimatussa‟idiyah dengan judul :

“Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di MTs. Ma’rif NU 1

Purwojati Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian problematika

pembelajaran siswa meliputi problem percakapan (muhadatsah), tata

bahasa (qawa’id) dan menulis (kitabah). Kebanyakan siswa belajar

bukan untuk berbahasa Arab, tetapi agar supaya bisa membaca al-

qur‟an dengan lancar. Mereka tidak sepenuh hati mempelajari bahasa

untuk mahir dalam berbahasa Arab. Metode yang digunakan guru

adalah metode campuran, metode ceramah, metode terjemah, metode

pemberian tugas dan metode tanya-jawab.15

14

Fatmawati, (2010), Problematika Belajar Bahasa Arab Mahasiswa Jurusan Tarbiyah

Program Studi PAI STAIN Palangka Raya, Skripsi, (Palangka Raya: STAIN Palangka Raya), t.d. 15

Karimatussa‟idiyah, (2019), Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di MTs. Ma’rif NU

1 Purwojati Kabupaten Banyumas, Skripsi, (Purwokerto: IAIN Purwokerto), t.d.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik 1

23

Dari penelitian sebelumnya, adanya hubungan dengan penelitian

yang penulis teliti, yaitu terletak pada motivasi atau minat serta

problematika yang sering dihadapi peserta mahasiswa dalam belajar

bahasa Arab. Namun disini peneliti lebih menekankan pada masalah

yang dihadapi mahasiswa pada penggunaan kosakata bahasa Arab itu

sendiri dan tingkat kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan tugas

menghafal yang diberikan oleh dosen mata kuliah bahasa Arab serta

langkah-langkah atau solusi yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi

masalah-masalah tersebut.