141
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL LESSON STUDY : STUDY KASUS MGMP IPS MTs DI JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai GelarSarjana Pendidikan Oleh ULFAH NUR FAUZIYYAH NIM. 1113015000061 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

  • Upload
    lamkiet

  • View
    226

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI

MODEL LESSON STUDY : STUDY KASUS MGMP IPS

MTs DI JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai GelarSarjana

Pendidikan

Oleh

ULFAH NUR FAUZIYYAH

NIM. 1113015000061

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian
Page 3: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian
Page 4: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian
Page 5: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian
Page 6: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

ABSTRAK

ULFAH NUR FAUZIYYAH. 1113015000061. PeningkatanKompetensi Guru Melalui Model Lesson Study: StudiKasus MGMP IPS MTs di Jakarta Timur.SKRIPSI. Jakarta:JurusanPendidikanIlmuPengetahuanSosialFakultasIlmuTarbiyah Dan KeguruanUniversitas Islam Negeri(UIN) SyarifHidayatullah Jakarta. 2017. PenelitianinibertujuanuntukMengetahuiapakah MGMP IPS MTs di Jakarta Timurmenerapkanatautidakmenerapkanteoridan best practice Lesson studydanmemahamialasan-alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timurmenerapkanatautidakmenerapkanteoridan best practice Lesson study. Subjekpenelitianiniadalahanggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur.ObjekpenelitiannyaadalahPeningkatankompetensi guru melalui model Lesson Study.

Data dikumpulkandenganmetodewawancara, observasidandokumentasi yang selanjutnyadianalisisdengananalisisdeskriptifkualitatif.

Berdasarkan hasilpenelitianyang telah dilakukan menunjukkanbahwaPelaksanaan MGMP IPS MTs di Jakarta Timurdalammenerapkanteoridan best practice Lesson studyhanyasebatasmenerapkanLesson Study berbasis MGMP saja, dantidakdilanjutkanuntukmenerapkanLesson Study berbasissekolah. Hal tersebutdikarenakan MGMP IPS MTs Jakarta Timurtidakmenerapkantahapan-tahapanLesson Study secaramenyeluruhdanterkonsep.Alasanpara guru untukmaumengikutikegiatanrutin yang diadakan MGMP dalamsebulansekalikarenamemilikibanyakmanfaat.Alasan yang paling mendasaradalahadanyamanfaatbaik yang di dapatkansertapeningkatankompetensi yang dialamilangsungolehpara guru IPS yang menjadianggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur.Manfaatselanjutnya, dengankegiatanmengkajidanberbagipengalamanantar guru makamerekamengakuidenganpertambahanilmu yang di dapat, sertasalingmemberimasukanbagaimanaperencanaanpembelajaran yang baik, mulaidarimenyusun RPP sampaimembahastentangpengunaanmetode yang tepatuntukKurikulum 2013.

Kata kunci: Kompetensi Guru, Lesson Study, MGMP, dan MGMP IPS.

iv

Page 7: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

v

Page 8: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

ABSTRACT ULFAH NUR FAUZIYYAH. 1113015000061. Improving Teacher Competence through Lesson Study: Case Study of MGMP IPS MTs in East Jakarta. SKRIPSI. Jakarta. Department of Social Science Education, Faculty of Educational Sciences, State Islamic University (UIN)SyarifHidayatullah Jakarta. 2017.

This study aims to find out whether MGMP IPS MTs in East Jakarta apply or not apply theory and best practice Lesson study and understand the reasons MGMP IPS MTs in East Jakarta apply or not apply theory and best practice Lesson study. The subject of this research is the member of MGMP IPS MTs East Jakarta. The object of the research is the improvement of teacher competence through Lesson Study model.

Data were collected by interview, observation and documentation method which then analyzed by qualitative descriptive analysis.

Based on the results of research that has been done shows that Implementation of IPS MTs MGMP in East Jakarta in applying theory and best practice Lesson study only limited to apply only Lesson Study based on MGMP, and did not proceed to apply school-based Lesson Study. This is because MGMP IPS MTs East Jakarta does not apply the stages of the Lesson Study thoroughly and conceptualized. The reason teachers to participate in routine activities held MGMP in a month because it has many benefits. The most basic reason is the good benefits that are gained as well as the increased competence experienced directly by IPS teachers who are members of the MGMP IPS MTS in East Jakarta. Further benefits, with activities to assess and share experiences among teachers, they acknowledge with the addition of knowledge in the can, and give each other input how to plan a good learning, ranging from preparing the RPP to discuss about the use of appropriate methods for the Curriculum 2013. Keywords: Teacher Competence, Lesson Study, MGMP, and MGMP IPS.

v

Page 9: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

serta karunia-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “PeningkatanKompetensi Guru Melalui

Model Lesson Study: StudiKasus MGMP IPS MTs di Jakarta Timur”.

Penulis menyadari sepenuhya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

banyak kekurangan dan kelemahan. Tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai

pihak yang secara moril maupun materiil, dimungkinkan skripsi ini tidak akan

bisa selesai sebagaimana harusnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan

terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya yang

menjadikan penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M. A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, dan Pembantu Dekan bidang Akademik, Pembantu Dekan

bidang Kemahasiswaan, Pembantu Dekan bidang Administrasi Umum.

4. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS).

5. Drs. Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS).

6. Dr. Abdul Rozak, M.Sisebagai dosen Penasihat Akademik yang banyak

membantu serta membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di

Unversitas ini.

7. Didin Syafruddin, MA., Ph.Dselaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan pemikirannya demi selesainya skripsi ini.

8. Zaharah, M.Edselaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu

dan pemikirannya demi selesai skripsi ini.

vi

Page 10: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

9. Seluruh Dosen yang berada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

khususnya jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki

peran sangat besar bagi saya dalam proses perkuliahan.

10. Seluruh Staf Akademik Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan yang telah

bekerja dengan baik melayani mahasiswa.

11. Orang tua saya, yaitu Bapak M. Syaiful dan Ibu Ningsih, yang saya sayangi

yang telah membesarkan, mendidik, memberikan dukungan moril dan

materiil dalam menyelesaikan skripsi pada saya hingga menjadi seperti

sekarang ini.

12. Adikku tersayang, Nanda NisyaKamiliadanEgaFikriGemilang yang selalu

berbagi suka dan duka serta memotivasi saya agar segera menyelesaikan

studi S1 ini.

13. Kepada calon pendamping hidup saya yang selalu memberikan semangat

dan motivasi dalam menyelesaikan studi S1, serta selalu menjadi orang

untuk berbagi suka dan duka.

14. Bapak Abdul Wahid, S.Pd, Bapak Suyono, SE, dan Ibu Ida Farida, S.Pd,

selaku Pengurus MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang telah memberi

kesempatan dan izinnya kepada penulis untuk melakukan penelitian,

15. Sahabat-sahabat Ayu Ika Nursanti, Mega Dhaniswara Arifa, S.Pd, St. Lusi

Suswanti, S.Pd, Isma Nurfitri, S.Pd, Siti Rohmah, Widya Septyani, Zela,

Amalia Husnayaini, Yayah Fauziyah, Rizka Megawati, Fatma Hanivah,

Terima kasih atas kebersamaan yang telah terjalin selama menjalani proses

perkuliahan dan memberi warna dalam hari-hari penulis serta saling

memberikan dukungan yang positif.

Semogasilaturahmikitatetapterjagadankitadapatsuksesbersama, aamiin.

16. Seluruhteman-temanjurusanPendidikanIlmuPengetahuanSosialangkatan201

3, semogakitadapatmencapaiharapandanasa yang dicita-citakan,aamiin.

17. Kepada teman-teman Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu

Pengetahuan Sosialtahun2016, khususnya kepada divisi Seniorayang telah

banyak memberikan pengalaman semasa saya kuliah.

18. Pihak-pihak lain, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh

vii

Page 11: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

penulis.

Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti

untuk mendapatkan sebuah kebanggaan. Lika-liku perjuangan, pengorbanan,

harapan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, aamiin.

Jakarta, 30 Oktober 2017

Penulis

UlfahNurFauziyyah

viii

Page 12: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ........................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................................... iv

ABSTRACT .................................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 9

C. Batasan Masalah ....................................................................................................... 9

D. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................................10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik ...................................................................................................... 11 1. Pengertian Lesson Study ....................................................................................... 11

2. Hakikat Lesson Study ........................................................................................... 13

3. Tahapan Leson Study ............................................................................................ 16

a. Perencanaan ................................................................................................... 16

b. Pelaksanaan (Do) .......................................................................................... 17

c. Refleksi (See) ................................................................................................ 18

4. Keutamaan Lesson Study ........................................................................................ 20

5. Kompetensi Guru .................................................................................................... 21

6. Macam-macam Kompetensi Guru .......................................................................... 24

a. Kompetensi Paedagogik ................................................................................ 24

ix

Page 13: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

b. Kompetensi Kepribadian .............................................................................. 27

c. Kompetensi Sosial ........................................................................................ 29

d. Kompetensi Profesional ................................................................................ 30

7. Pengertian MGMP .................................................................................................. 31

8. Tujuan MGMP ........................................................................................................ 33

9. Peran MGMP .......................................................................................................... 35

10. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ............................................................................... 36

11. Tujuan IPS .............................................................................................................. 38

B. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 39 C. Penelitian yang Relevan ............................................................................................. 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat ..................................................................................................... 48 B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................................. 49 C. Populasi dan Sampel ................................................................................................. 50 D. Jenis dan Sumber data ............................................................................................... 51

1. Data Primer ........................................................................................................... 51 2. Data Sekunder ...................................................................................................... 51

a. Manusia (Person) ............................................................................................ 52 b. Tempat (Place) ................................................................................................ 52 c. Dokumentasi .................................................................................................... 52

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 52 a. Observasi ........................................................................................................ 53 b. Wawancara ..................................................................................................... 54 c. Studi Dokumen ............................................................................................... 55

F. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 55 a. Reduksi Data .................................................................................................. 56 b. Penyajian Data ............................................................................................... 56 c. penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ............................................................ 57

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................................... 57 a. Triangulasi Sumber .......................................................................................... 58 b. Triangulasi Teknik ........................................................................................... 58 c. Triangulasi Waktu ........................................................................................... 58

H. Teknik Penulisan ....................................................................................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Hasil MGMP IPS di Jakarta Timur ............................................. 60 1. Lokasi ................................................................................................................. 60 2. Visi dan Misi ...................................................................................................... 60

x

Page 14: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

3. Struktur Organisasi ............................................................................................ 61 4. Program Kerja .................................................................................................... 63

B. Data Penelitian .......................................................................................................... 63 1. Hasil Observasi ..................................................................................................... 63 2. Hasil Wawancara .................................................................................................. 64

a. Gambaran Pelaksanaan MGMP di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak dan Best Pratice Lesson Study Kegiatan Bertukar Pikiran Sesama Guru IPS Mengenai Materi Sulit di IPS ................................ 65

1) Kegiatan Bertukar Pikiran Tentang Perencanaan Pembelajaran yang Baik Demi Meningkatkan Kompetensi Siswa .................................................................................. 65

2) Kegiatan Bertukar Fikiran Tentang Perencanaan Pembelajaran yang Baik Demi Meningkatkan Kompetensi Siswa ................................................................................... 70

3) Kegiatan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study .......................................................................................................76

b. Gambaran Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study ......................................................................................83

1) Manfaat dan peningkatan kompetensi guru setelah berdiskusi di dalam MGMP IPS MTs Jakarta Timur ......................................................................................... 83

2) Keunggulan Dari Sharing dengan Sesama Guru IPS di Bandingkan Model Pembinaan Guru yang Lain ......................................................................................89

3) Mengkaji Tentang Kendala dan Hambatan dalam Pembelajaran IPS di MGMP IPS MTs Jakarta Timur .........................................................................................93

3. Analisa dan Pembahasan ......................................................................................98 a. Pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur dalam

menerapkan teori dan best practice Lesson Study .........................................98 b. Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur dalam

Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study ..............................................................................................................105

D. Keterbatasan Penelitian .............................................................................................110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 111

B. Saran.................................................................................................................... 112

xi

Page 15: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 113

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................................. 114

xii

Page 16: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Relevan .......................................................................43

Tabel 3.1 RencanaPenyusunanPenelitian...................................................... 48 Tabel 3.2 PedomanObservasi…………...………………….......................... 53

Tabel 3.3 PedomanWawancara..................................................................... 54 Tabel 3.4 PedomanStudiDokumen.................................................................55

xiii

Page 17: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 PedomanObservasi

Lampiran 2 Pedoman Wawancara (Dengan anggota MGMP IPS MTs Jakarta

Timur)

Lampiran 3 TranskipWawancara (DenganDengan anggota MGMP IPS MTs

Jakarta Timur)

Lampiran 4 DokumentasiObservasi& Wawancara

Lampiran 5 Lembar Uji Referensi

Lampiran 6 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 7 PermohonanIzinObservasi

Lampiran 8 Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 9 SuratKeputusan (SK) MGMP IPS MTs Jakarta Timur

Lampiran 10 AD/ART MGMP IPS MTs Jakarta Timur

Lampiran 11 Program Kerja MGMP IPS MTs Jakarta TimurTahun

2016-2017

Lampiran 12 LaporanKegiatanberupaDaftarHadirAnggota

Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

xiv

Page 18: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ……………………............................... 40

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MGMP IPS Kota Jakarta Timur Masa Bakti

2012-2015 ............................................................................. 62

xv

Page 19: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia masih dianggap rendah oleh banyak

kalangan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan terus

dilakukan melalui seluruh komponen penting dalam sistem pendidikan.

Peningkatan yang dilakukan terus menerus akan menghasilkan pendidikan

Indonesia yang lebih baik lagi. Tetapi, hal ini harus dikerjakan secara bersama-

sama antar para kompenen sistem yang bisa disebut subsistem. Subsistem

dalam suatu sistem mutu pendidikan adalah guru. Jabatan guru adalah suatu

proses yang mulia, hal inilah yang disadari oleh para guru di Indonesia. Guru

berbakti dan mengabdikan dirinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Indonesia dan meningkatkan kualitas manusianya agar beriman, berakhlak

mulia, dan dapat menguasai teknologi untuk mewujudkan masyarakat yang

berkualitas.

Menurut hasil dari Trend International Mathematics and Science Study

(TIMSS) 2015, Indonesia masih mendapatkan pencapaian yang kurang

memuaskan. Dalam bidang sains siswa Indonesia hanya mendapatkan skor 397

poin dan menempati ranking 45 dari 48 Negara. Sedangkan dalam bidang

Matematika, siswa Indonesia mendapatkan skor yang sama yaitu 397 poin dan

menempati ranking 45 dari 50 Negara. Jika dilihat dari pencapaian kognitif pun

siswa Indonesia masih berada dibawah siswa Internasional lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa kompetensi siswa Indonesia masih beradadi urutan

terendah.1

Nilai dan norma merupakan suatu tujuan yang harus dicapai dalam dunia

pendidikan tanpa mengurangi tujuan pokok atau materi pembelajarannya. Baik

pendidik maupun peserta didik keduanya saling berkaitan. Pendidik tentunya

1 Rahmawati, Hasil TIMSS 2015 Diagnosa Hasil untuk Perbaikan Mutu dan Peningkatan Pencapaian ,2016, (http://puspendik.kemdikbud.go.id).

1

Page 20: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

2

harus memiliki norma-norma dan menanamkan nilai-nilai yang baik bagi anak

didiknya dengan memberikan contoh langsung maupun tidak langsung.

Dengan demikian kelancaran dalam kegiatan pendidikan dapat diwujudkan.

Menurut Rusman, “Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi

prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas

pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran”.2 Kualitas pembelajaran yang

bertumpu pada tercapainya kompetensi pembelajaran mengharuskan guru

memiliki kemampuan yang baik. Jika tenaga pendidik memiliki kemampuan

yang rendah, tentu saja akan berdampak pada kualitas pembelajaran yang

kurang maksimal.

Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar tersebut terkait dengan bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, agama, sikap, dan keterampilan. Kegiatan pembelajaran, dalam implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu banyak macam strategi ataupun metode pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik. Istilah model, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik sangat familiar dalam dunia pembelajaran kita, namun terkadang istilah-istilah tersebut membuat bingung para pendidik. 3

Guru bukan hanya sebagai pengajar materi yang mengisi kognitif siswa,

tetapi juga sebagai pendidik yang mampu membimbing dan mengembangkan

siswa sesuai dengan bakat masing-masing. Di dalam kelas terdiri dari siswa

yang kemampuannya berbeda-beda, oleh sebab itu tugas pendidik mengupaya

mengembangkan siswa berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Guru

sebagai pendidik memiliki tugas utama yaitu mengajar, membimbing, dan

melatih peserta didik. Oleh sebab itu para guru harus meningkatkan

kompetensi mereka dengan mengembangkan dan meningkatkan ilmu

pengetahuan yang harus dikuasainya. Dalam hal ini dapat dilihat jelas bahwa

pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya pendidikan maka seseorang bisa

2 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), h. 379.

3Ibid., h. 131.

Page 21: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

3

meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya. Pada dasarnya manusia yang

terlahir di dunia belum mengetahui apapun. Pengetahuan lah yang membuat

manusia menjadi makhluk yang berilmu dan tentu akan bermanfaat bagi

sesamanya. Ilmu pengetahuan tersebut bisa didapat dari pendidikan.

Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam kelas. Ia menyampaikan

pelajaran agar murid memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah

disampaikan itu. Selain itu guru juga berusaha agar terjadi perubahan dalam

sikap, keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, dan apresiasinya melalui

pengajaran yang telah diberikan. Untuk mencapai tujuan itu maka guru wajib

memahami pengetahuan dengan baik dan dalam, serta menguasai metode dan

teknik dalam proses pembelajaran.

Menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah.” Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kompetensi akademik dan kompetensi guru dijelaskna bahwa: “kualifikasi akademik guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA minimum diploma empat (D4) atau sarajana (S-1)”. Dalam PMPN ini juga disebutkan bahwa: “ guru harus menguasai empat kompetensi utama, yaitu pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi ini terintegrasi dalam kinerja guru.”.4

Dikutip oleh Tuti Aliah dari Muhamad Surya dalam buku Landasan

Pendidikan Menjadi Guru yang Baik, Selain sebagai suatu pekerjaan

keprofesian, guru juga mempunyai peran dan tugas yang lain yaitu melayani

masyarakat dalam bidang kependidikan. Secara umum guru dituntut untuk

memberikan layanan yang optimal dalam bidang pendidikan kepada

masyarakat. Namun jika dilihat secara khusus, guru dituntut memberikan

layanan profesionalnya kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan

diperoleh setelah menempuh pendidikan keguruan tertentu, dan kemampuan

4 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 3-4.

Page 22: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

4

tersebut tidak dimiliki oleh warga masyarakat pada umumnya yang tidak

pernah mengikuti pendidikan keguruan. 5

Sebagai guru profesional, maka pendidik memiliki peran penting dalam

dunia pendidikan. Guru bukan sekedar mengajarkan materi yang hanya

mengisi kognitif siswa. Tetapi juga mampu membimbing dan

mengembangkan siswa sesuai dengan bakat yang dimilikinya. Di dalam kelas

kemampuan yang dimiliki siswa tentu berbeda-beda, maka dari itu tugas

pendidik harus berupaya mengembangkan peserta didik dengan

kemempuannya masing. Guru selain sebagai sebuah profesi yang memiliki

peran dan tugas sebagai seorang pendidik juga memiliki tugas untuk melayani

masyarakat dalam bidang pendidikan. Pendidik dituntut untuk memberikan

pelayanan yang optimal dalam bidang pendidikan kepada masyarakat. Namun

tetap dari semua itu tugas utamanya adalah memberikan tugas profesionalnya

kepada peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Dengan keahlian itu, seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik pribadi maupun sebagai pemangku profesinya. Di samping dengan keahliannya, sosok pofesional guru ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. Professional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa Negara, dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab sosial, intelektual, moral, dan spiritual.6

Menurut Abuddin Nata, “Peranan guru sebagai pendidik profesional

akhir-akhir ini mulai dipertanyakan eksistensinya secara fungsional. Hal

diantara lain disebabkan oleh munculnya serangkaian fenomena para lulusan

pendidikan yang secara moral cenderung merosot dan secara intelektual

akademis juga kurang siap untuk memasuki lapangan kerja”.7 Jika fenomena

5 Aliah, op. cit., h. 5. 6 Ali Mudlofir, pendidik profesional : konsep, strategi, dan aplikasinya dalam

meningkatkan mutu pendidikan di indonesia, (Depok: rajagrafindo persada, 2012), h. 110. 7 Abuddin Nata, manajemen pendidikan : mengatasi kelemahan pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta, prenada media grup, 2010), cet. 4, h. 157.

Page 23: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

5

tersebut benar adanya, maka baik langsung maupun tidak langsung akan

terkait dengan peranan guru sebagai pendidik profesional.

Hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan oleh Direktorat

Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud pada tahun 2015,

nilai pedagogik dan nilai profesional guru di Indonesia hanya mencapai skor

53,05 dari skor maksimal 100. Dapat disimpulkan bahwa hasil skor yang

didapatkan dari UKG ini masih terbilang rendah. Karena nilai pedagogiknya

rendah berarti cara mengajarnya masih terbilang kurang baik. Masih banyak

guru yang harus memperhatikan cara mengajar mereka sehingga nilai

pedagogik dan profesional mereka meningkat.8

Melihat bahwa guru yang profesional diyakini sebagai salah satu faktor

keberhasilan peserta didik. Guru dituntut untuk secara profesional

melaksananakan tugas utamanya sesuai dengan kompetensi yang telah

disyaratkan dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kualitas guru dilihat dari kinerja yang profesional merupakan salah satu faktor

yang akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Maka dari itu, peranan

guru sebagai pendidik sangat besar pengaruhnya terhadap perubahan tingkah

laku peserta didik.

Pendidik yang memiliki loyalitas tinggi terhadap pekerjaannya senantiasa

akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya untuk

mengimbangi tuntutan pendidikan yang terus berkembang dan mengalami

perubahan. Meningkatkan kompetensi guru adalah salah satu cara untuk

meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah sudah banyak melaksanakan

berbagai bentuk pelatihan guru yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas

mengajar serta meningkatkan sikap profesionalitas dengan mendorong mereka

agar dapat memperbaiki cara mereka mengajar.

Salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan guru adalah dengan

saling berbagi pengalaman antara pihak-pihak yang memang berperan

langsung dalam dunia pendidikan. Guru yang sudah mempunyai pengalaman

8 Kemendikbud, Peringkat Hasil Uji Kompetensi Guru 2015, 2015. (https://www.kemdikbud.go.id).

Page 24: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

6

lebih banyak memberi bimbingan kepada guru baru yang masih minim

pengalaman. Dan guru baru pun membimbing seniornya tentang pembaharuan

dalam kegiatan pengajaran. Kegiatan saling sharing tersebut akan membantu

guru memiliki pengetahuan yang lebih luas lagi tentunya.

Namun menurut prasurvei yang dilakukan peneliti, pelaksanaan

pembelajaran cenderung masih tertutup, hanya guru dan siswa saja yang

mengetahuinya. Guru masih enggan untuk berbagi pengalaman maupun

kesulitan dalam pembelajaran, seperti mengenai materi, metode, sumber

belajar, media, dan kesulitan menghadapi siswa. Berkolaborasi dengan guru

lain sangat diperlukan agar dapat memperbaiki dan mengatasi kesulitan-

kesulitan dalam pembelajaran. Guru dapat menambah wawasan dari

pengalaman guru yang sudah menerapkan pembelajaran dengan baik. Mereka

saling rencanakan pembelajaran, mengamati pembelajaran, dan mengevaluasi

pembelajaran bersama-sama supaya pembelajaran menjadi lebih efektif.

Dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang berkompeten,

adalah merupakan tanggung jawab fungsional Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan (LPTK) dalam mempersiapkan tenaga pendidik dan

kependidikan yang profesional. Tenaga pendidik sesuai dengan Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

dikemukakan bahwa jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan

profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang

sesuai dengan perkembangan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang

berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum

regional, nasional, dan internasional.9

Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dapat menghasilkan

banyak calon guru yang bermutu setelah setelah mendapat masukan ke

sekolah untuk membuat siswa menjadi aktif belajar. Kelompok kerja guru

merupakan forum untuk membahas hasil pembelajaran dan bersama LPTK

diharapkan bisa meningkatkan guru yang profesional. Kegiatan pembelajaran

9 Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus, pengembangan profesionalitas guru, (Jakarta: Gaung Persada,2011), h. 86.

Page 25: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

7

di sekolah yang sudah dirintis pada fase IMSTEP (Indonesia Mathematics and

Science Teacher Education Project) terus dikembangkan melalui program

Lesson study. Lesson study yaitu suatu kegiatan yang berkaitan dengan

pembelajaran di sekolah, Lesson study yang muncul sebagai salah satu

alternatif untuk mengatasi permasalahan praktik pembelajaran yang selama ini

dipandang kurang efektif. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru yang

sadar bahwa proses pelaksanaanya selama ini harus dikaji terus menerus agar

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Harapan yang ingin dicapai dalam

kegiatan Lesson study adalah membangun masyarakat yang selalu ingin

belajar.

Lesson study hadir memberikan peluang bagi guru untuk saling belajar

bagaimana pembelajaran yang baik. Lesson study tidak semata-mata

difokuskan pada cara mengajar guru, tetapi juga memperhatikan cara siswa

belajar. Lesson study menekankan pada bagaimana guru dapat membantu

siswa supaya proses pembelajaran siswa lebih bermutu. Lesson study juga

menekankan pada pembelajaran kolaboratif, karena dengan kolaborasi guru

dapat sharing pembelajaran sehingga dapat memperbaiki pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh A. Winarsih dan S.

Mulyani tentang peningkatan profesionalisme guru IPA melalui Lesson Study

dalam pengembangan model pembelajaran PBI menyebutkan bahwa tahapan

Lesson Study yang dilaksanakan secara kolaboratif, dapat melatih guru untuk

menjadi mampu berkomunikasi dengan baik dan terbuka menerima kritik dan

saran demi perbaikan proses pembalajaran yang dilakukan.10

Lesson study dapat dilaksanakan dengan basis MGMP dan basis sekolah.

Lesson study berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran tertentu

dari berbagai sekolahan. Lesson study berbasis sekolah dilaksanakan oleh

semua guru dari berbagai bidang studi dengan kepala sekolah yang

bersangkutan dalam satu sekolah.

10 A. Winarsih & S. Mulyani, Peningkatan Profesionalisme Guru IPA Melalui Lesson Study dalam Pengembangan Model Pembelajaran PBI, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 2012, h. 43.

Page 26: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

8

MGMP atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran merupakan satu kelompok guru dengan mata ajar yang sama dan mengadakan kegiatan efektif untuk pengondisian proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam kegiatan periodis yang diselenggarakan, para guru mencoba mensinkronkan langkah, persepsi, dan apresiasi terkait dengan cara musyawarah. MGMP yang kita kenal merupakan upaya mandiri yang dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran agar terjadi kesamaan materi dan metode pada saat menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan melakukan musyawarah ini, setidaknya para guru dapat saling belajar sebab pada saat itulah terjadi sharing kemampuan di antara para guru. Guru-guru yang mempunyai kemampuan atau pengalaman lebih dapat membimbing guru-guru yang masih miskin pengalaman. Inilah yang selajutnya kita katakan sebagai kolaborasi guru mata pelajaran. Tentunya, jika guru secara aktif mengikuti musyawarah guru mata pelajaran ini, kemampuan dirinya dapat meningkat secara signifikan.11

Seorang guru harus dapat mengondisikan serta memposisikan diri

sesuai dengan tuntutan yang ada. Seorang guru harus menyadari betul profesi

dan kedudukannya dalam dunia pendidikan. Guru harus menyadari bahwa

keberadaanya sedemikian pentingnya bagi anak didik dan masyarakat sehingga

mereka harus melakukan kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Jika

tidak, maka hal tersebut akan menurunkan kepercayaan masyarakat kepada

guru dan dunia pendidikan. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami

tugas dan kewajibannya, guru juga tidak boleh hanya berharap pada program

pemerintah yang telah ada, tetapi juga harus siap mandiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, penting sekali bagi para guru terutama

guru IPS untuk mengubah cara mengajar mereka menjadi pembelajaran yang

inovatif dengan cara melaksanakan model pembelajaran yang menjadi jawaban

dalam mengatasi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu model

pembelajaran tersebut adalah Lesson study. Kegiatan ini menarik untuk diteliti

dengan tujuan untuk mengetahui penerapan Lesson study berbasis MGMP di

MGMP IPS Jakarta Timur. Maka dari itu peneliti mengangkat judul

Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Model Lesson study : Studi Kasus

di MGMP IPS MTs Jakarta Timur.

11 Muhammad Saroni, Personal Branding Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2011), h. 220.

Page 27: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

9

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa

pernyataan yang dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut:

1. Rendahnya kemampuan kompetensi sebagian besar guru dalam

pengelolaan pembelajaran, seperti kemampuan dalam merancang kegiatan

pembelajaran, melaksanakan, dan mengevaluasi.

2. Salah satu permasalahan di dunia pendidikan yang menjadi tujuan utama

untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan,

khususnya dalam kualitas pembelajaran. Masih banyak guru yang tidak

menguasai materi yang ingin diajarkan.

3. Kurangnya pemahaman pendidik tentang strategi maupun model

pembelajaran yang bermacam-macam.

4. Kurangnya kolaborasi guru pada pelaksanaan pembelajaran yang dapat

ditunjukkan dengan guru enggan berbagi pengalaman dalam pembelajaran

sehingga menyebabkan tidak adanya peningkatan kompetensi guru.

5. Kurangnya forum pengembangan guru yang didasarkan pada konsep yang

bagus, salah satu alternatif konsep pengembangan guru yang bagus adalah

model Lesson Study berbasis MGMP.

C. Batasan Masalah Penulisan skripsi ini akan lebih terarah dan sesuai dengan maksud yang

akan dilakukan penulis, maka perlu adanya pembatasan masalah. Penulis

membatasi masalah pada pelaksanaan Lesson study berbasis MGMP yang

merupakan alternatif untuk mengatasi permasalahan proses pembelajaran dan

peningkatan kompetensi guru IPS MTs di Jakarta Timur.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

masalah yang akan diungkap penulis yaitu:

1. Sejauhmana pelaksanaan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur

menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson

study?

Page 28: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

10

2. Mengapa MGMP IPS MTs di Jakarta Timur menerapkan atau tidak

menerapkan teori dan best practice Lesson study?

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

tujuan penulisan skripsi ini ialah:

1. Mengetahui apakah MGMP IPS MTs di Jakarta Timur menerapkan

atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson study.

2. Memahami alasan-alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur

menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson

study.

F. Manfaat Penelitian Pelaksanaan penelitian kualitatif ini diharapkan akan memberi manfaat,

yaitu :

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi,

wawasan dan pengetahuan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi

yang membaca mengenai salah satu model pembinaan profesi pendidik

(Lesson study).

2. Secara praktik, penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dan diharapkan

berguna bagi lembaga dinas kependidikan, para pendidik maupun calon

pendidik yang ingin menjadi pendidik yang profesional, serta menjadi

bahan informasi tentang proses pelaksanaan Lesson study berbasis

MGMP. Dan diharapkan peserta didik dapat lebih memahami pelajaran

yang disampaikan oleh pendidik.

Page 29: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengertian Lesson Study

Lesson Study dikembangkan pertama kali di Jepang yang dilaksanakan

sebagai program pengembangan profesionalisme guru.Lesson Study

dipercaya berhasil dalam meningkatkan praktik pembelajaran dan membuat

guru menjadi lebih profesional dalam mengajar. Menurut Sparks (1999),

Lesson Study merupakan proses kolaboratif yang dilakukan oleh sekelompok

guru dalam mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran, merencanakan

perbaikan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan salah satu guru

membelajarkannya sementara guru lain sebagai pengamat, mengevaluasi dan

merevisi pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang telah direvisi

berdasarkan hasil evaluasi, mengevaluasi lagi, dan berbagi

(menyebarluaskan) hasilnya kepada guru-guru lain. Sementara Friedkin

(2005) mendefinisikan Lesson Study sebagai proses yang melibatkan guru-

guru yang bekerja sama dalam merencanakan, mengobservasi, menganalisis,

dan memperbaiki pembelajarannya. Pembelajaran dalam Lesson Study sering

juga disebut sebagai “research lesson” atau pembelajaran penelitian.1

Lesson Study di Indonesia dapat diartikan sebagai model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Apabila kita cermati definisi Lesson Study maka kita menemukan tujuh kata kunci yaitu pembinaan profesi, pengkajian pembelajaran, kolaboratif, berkelanjutan, kolegialitas, mutual learning, dan komunitas belajar.Lesson Study bertujuan untuk melakukan pembinaan profesi pendidik secara berkelanjutan agar terjadi peningkatan profesionalitas

1 Ali Mahmudi,Mengembangkan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study,Jurnal Forum Kependidikan FKIP UNSRI, 28, 2009, h. 2.

11

Page 30: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

12

pendidik terus menerus yang tercermin dari peningkatan mutu pembelajaran.2

Dikutip oleh Ali, Menurut Baba (2007), Lesson Study merujuk pada

proses yang dilakukan guru yang secara progresif berusaha untuk

meningkatkan metode pembelajaran mereka dengan cara bekerja sama

dengan guru-guru lainnya. Sedangkan Sukirman (2006) memandang Lesson

Study sebagai model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian

pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-

prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun learning

community.Dengan demikian Lesson Study bukan suatu metode pembelajaran

atau strategi pembelajaran.Namun demikian, dalam suatu kegiatan Lesson

Study dapat digunakan berbagai metode, strategi, atau pendekatan

pembelajaran yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang

dihadapi pendidik.3Fernandez merinci Lesson Study sebagai siklus dari

perencanaan (planning), pelaksanaan dan pengamatan (implementation and

observation) oleh sejawat atau ahli, refleksi analitis (analytic reflection)

terhadap pembelajaran dan belajar yang terjadi, dan perbaikan (revision)

secara kolaboratif.4

Menurut William and Bryan,Lesson Studyis a teaching improvement

and knowledge building process that has origins in Japanese elementary

education. In Japanese Lesson Study teachers work in small teams to plan,

teach, observe, analyze, and refine individual class lessons, called research

lessons. Nearly all Japanese teachers participate in a Lesson Study team

during a school year. In addition, they observe research lessons regularly in

their own schools and at schools that host Lesson Study open houses.

Research lessons are published and widely disseminated throughout the

country. In essence Japanese Lesson Study is a broad-based, teacher-led

2Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi, Buku Panduan Implemntasi Lesson Study, (kementrian kelembagaan antara UPI dengan pemerintah provinsi Jawa Barat, 2010)h. 14-15.

3 Mahmudi, op.cit., h. 2. 4 Ciptianingsari Ayu Vitantri, dkk, Efektivitas Lesson Study pada Peningkatan

Kompetensi Calon Guru Matematika,Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 1, 2016, h. 26.

Page 31: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

13

system for improvement of teaching and learning.5 Yang dapat disimpulkan

bahwa Hampir semua guru Jepang berpartisipasi dalam tim belajar selama

tahun ajaran. Selain itu, mereka mengamati pelajaran penelitian secara teratur

di sekolah mereka sendiri dan di sekolah yang menjadi tuan rumah untuk

dilakukan kegiatan Lesson Study. Mereka bekerja dalam tim kecil untuk

merencanakan, mengajar, mengamati, menganalisis, dan memperbaiki

pelajaran kelas individu.

Dari beberapa pengertian Lesson Study di atas dapat diambil beberapa

kesimpulan, sebagai berikut:

a. Lesson Studymerupakan program pengembangan profesionalisme

guru yang dikembangkan pertama kali di Jepang.

b. Lesson Studymerupakan model pembinaan dan pendidikan khusus

bagi para pendidik, juga bukan merupakan metode ataupun strategi

pembelajaran.

c. Lesson Studymerupakan bentuk kolaborasi antar guru dalam rangka

melakukan perbaikan-perbaikan proses pembelajaran.

d. Prinsip Lesson Studyadalah kolegalitas dan mutual learning untuk

membangun komunitas belajar.

2. Hakikat Lesson Study

Lesson Studyadalah sebuah kata yang berasal dari kata-kata to study

lesson, mempelajari pelajaran.Yang menjadi pelajaran dalam hal ini adalah

kegiatan belajar-mengajar (KBM).Lesson Studypada hakikatnya merupakan

kegiatan perbaikan KBM melalui studi/observasi/refleksi.Melalui hal

tersebut maka kita dapat mengumpulkan data untuk kita ambil

penjelasannya.

Lesson Study merupakan salah satu upaya pembinaan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi, dan melaporkan hasil refleksi kegiatan pembelajarannya. Lesson Studyjuga merupakan kegiatan yang

5 William Cerbin and Bryan Kopp, Lesson Study as a Model for Building Pedagogical Knowledge and Improving Teaching, 18, 2006, pp. 250-257.

Page 32: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

14

dilakukan secara berkelanjutan dan merupakan sebuah upaya untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip dalam total quality management, yakni memperbaiki proses dan hasil pembelajaran secara terus menerus berdasarkan data. Selain itu, Lesson Study merupakan kegiatan yang dapat mendorong terbentuknya sebuah komunitas belajar (learning society) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, baik pada tataran individual maupun manajerial.6

Menurut Mulyana yang dikutip Rusman, ada dua tipe

penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan

berbasis MGMP.Lesson Study berbasis sekolah dilaksanakan oleh semua

guru dari berbagai bidang studi dengan kepala sekolah yang bersangkutan

dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran dari semua mata

pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih ditingkatkan.

Sedangkan Lesson Study berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang

proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata

pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran

pada mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat

wilayah, kabupaten atau mungkin bisa lebih luas lagi.7

Kegiatan awal Lesson Studydimulai dari tipe Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP) yang kemudian oleh masing-masing guru

dikembangkan di sekolahnya masing-masing untuk semua guru mata

pelajaran sehingga menjadi Lesson Study berbasis sekolah.Selanjutnya

diharapkan Lesson Studyyang dikembangkan adalah Lesson Studyberbasis

sekolah, karena dapat diikuti oleh semua guru di sekolah bersama kepala

sekolah.

Jika kita perhatikan secara seksama, kedua tipe Lesson Studydi atas pada dasarnya melibatkan sekelompok orang yang melakukan perencanaan, implementasi, dan refleksi pasca pembelajaran secara bersama-sama sehingga membentuk suatu komunitas belajar yang secara sinergis diharapkan mampu mencitaptakan terobosan-terobosan baru dalam menciptakan pembelajaran inovatif. Dengan cara seperti ini, maka setiap anggota komunitas yang terlibat sangat

6 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), h. 383-384.

7Ibid.,h. 387.

Page 33: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

15

potensial untuk mampu melakukan self-development sehingga memiliki kemandirian untuk berkembang bersama-sama dengan anggota komunitas belajar lainnya.8

Permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan Lesson Study seperti

berikut ini.Pertama, kurang efektifnya pelaksanaan Lesson Study berbasis

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang hanya

dilaksanakansekali dalam satu bulan di sekolah yang berbeda. Oleh karena

itu perlu dikembangkan Lesson Study berbasis Kelompok Kerja Guru di

sekolah. Dengan adanya Lesson Study tersebut di sekolah maka kegiatan

diskusi dalam merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan

pembelajaran akan lebih maksimal. Kedua, frekuensi kegiatan guru mata

pelajaran bisa ditingkatkan setiap dua minggu sekali. Guru mata pelajaran

yang sama di sekolah akan memiliki waktu yang panjang untuk

mengadakan pertemuan. Waktu yang tersedia tersebut bisa dimanfaatkan

untuk berdiskusi dalam melaksanakan kegiatan Lesson Study. Ketiga,

kurangnya pemahaman guru observer terhadap siswa dalam Lesson

Studyberbasis Musyawarah Guru Mata Pelajaran juga akan berdampak

terhadap hasil pengamatan, karena guru observer datang dari sekolah yang

berbeda. Dengan Lesson Study berbasis seolah atau berbasis kelompok

kerja guru mata pelajaran, observerakan mudah mengenali siswa karena

selalu dekat dengan siswa. Keempat, banyaknya guru observer yang

datang ketika kegiatan do atau open class membuat ruangan kelas yang

sempit menjadi sesak. Hal itu juga berdampak pada kurang nyamannya

siswa dalam belajar. Padahal kegiatan Lesson Study bertujuan untuk

membuat siswa nyaman dan kreatif dalam proses pembelajaran.9

8Ibid.,h. 401. 9 Idra Putri, dkk., Pelaksanaan Lesson Study dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Siswa Kelas VII.5 MTsN Lubuk Buaya Padang, Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Universitas Negeri Padang, 1, 2013, h. 101.

Page 34: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

16

3. Tahapan Lesson Study

a. Perencanaan (Plan)

Langkah pertama untuk memulai Lesson Study adalah pembentukan

kelompok atau timLesson Study.Kelompok ini dapat dibentuk di tingkat

sekolah, tingkat wilayah, atau tingkat yang lebih luas sesuai dengan

keperluan dan kemungkinan keterlaksanaannya.Heterogenitas anggota

kelompok perlu dipertimbangkan dalam pembentukan kelompok Lesson

Study. Keanggotaan yang beragam dari segi usia, latar belakang pendidikan,

dan pengalaman mengajar akan lebih memperkaya tim dan memungkinkan

anggota kelompok saling memperoleh keuntungan karena terjadinya proses

saling belajar antara anggota kelompok. Anggota kelompok Lesson Study

tersebut di antaranya 5 – 6 guru, kepala sekolah, dan pakar dari perguruan

tinggi.10

Tahap ini para guru yang tergabung dalam Lesson Studyberkolaborasi

untuk menyusun RPP yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada

siswa (child center). Perencanaan diawali dengan kegiatan menganalisis

kebutuhan (need assessment) dan permasalahan yang dihadapi dalam

pembelajaran, seperti tentang: kompetensi dasar, cara belajar siswa,

menyiasati kekurangan fasilitas, media, sarana pembelajaran, dan

sebagainya. Sehingga dapat diketahui berbagai kondisi nyata yang akan

digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Selanjutnya, secara bersama-

sama pula dicarikan solusi untuk memecahkan segala permasalahan yang

ditemukan.Kesimpulan dari hasil analisis kebutuhan dan permasalahan

menjadi bagian yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RPP,

sehingga RPP menjadi sebuah perencanaan yang benar-benar sangat

matang, yang didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan

yang akan terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada

tahap pendahuluan, tahap inti sampai dengan tahap penutup. 11

10Mahmudi, op.cit.,h. 4-5. 11Rusman, op. cit., h. 395-396.

Page 35: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

17

b. Pelaksanaan (Do)

Pada tahap ini, terdapat dua kegiatan utama, yaitu : (1) kegiatan

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang

disepakati atau atas permintaan sendiri unruk mempraktikkan perencanaan

pembelajaran yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan

atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson

Studyyang lainnya (guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau

undangan lainnya yang bertindak sebagai pengamat/observer).12

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam tahapan pelaksanaan,

diantaranya:

1) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah

disusun bersama.

2) Siswa diupayakan dapat menjalani proses pembelajaran dalam setting

yang wajar dan natural, tidak dalam keadaan under pressure yang

disebabkan adanya program Lesson Study.

3) Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat tidak

diperbolehkan mengganggu jalannya kegiatan pembelajaran dan

mengganggu konsentrasi guru maupun siswa.

4) Pengamat melakukan pengamatan secara teliti terhadap interaksi

siswa-siswa, siswa-bahan ajar, siswa-guru, siswa-lingkungan lainnya,

dengan menggunakan instrumen pengamatan yang telah disiapkan

sebelumnya dan disusun bersama-sama.

5) Pengamat harus dapat belajar dari pembelajaran yang berlangsung dan

bukan untuk mengevaluasi guru.

6) Pengamat dapat melakukan perekaman melalui video camera atau

photo digital untuk keperluan dokumentasi dan bahan analisis lebih

lanjut dan kegiatan perekaman tidak mengganggu jalannya proses

pembelajaran.

7) Pengamat melakukan pencatatan tentang perilaku belajar siswa selama

pembelajaran berlangsung, misalnya tentang komentar atau diskusi

12Ibid., h. 396.

Page 36: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

18

siswa dan diusahakan dapat mencantumkan nama siswa yang

bersangkutan, terjadinya proses konstruksi pemahaman siswa melalui

aktivitas belajar siswa. Catatan dibuat berdasarkan pedoman dan

urutan pengalaman belajar siswa yang tercantum dalam RPP.13

Berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun, guru model

melaksanakan pembelajaran di kelas yang telah ditentukan, sementara

anggota lain bertindak sebagai observer, yang mengamati proses

pembelajaran dengan menggunakan instrumen penelitian yang telah

dikembangkan. Dengan demikian, bersamaan dengan dilaksanakannya

proses pembelajaran, dilakukan pengambilan data yang diperlukan unutk

kepentingan refleksi. Hal–hal yang perlu mendapat fokus perhatian

ketika mengobservasi, menurut Widjajanti, di antaranya adalah

ketepatan prediksi waktu, pengelolaan kelas, keterlaksanaan silabus,

aktivitas siswa, dan ketercapaian tujuan untuk setiap tahap kegiatan

pembelajaran.14

b. Refleksi (See)

Segera setelah proses pembelajaran berakhir, dilakukan postclass

discussion atau kegiatan refleksi. Refleksi diikuti oleh semua anggota

kelompok yang dimaksudkan untuk mengkaji hasil pengamatan setiap

anggota kelompok dan hasil rekaman proses pembelajaran. Menurut

Widjajanti (2006), dengan pemahaman bahwa Lesson Study adalah forum

untuk saling belajar dalam upaya mengembangkan kompetensi masing-

masing anggota tim, maka semangat dalam tahap refleksi ini adalah secara

bersama-sama menemukan solusi untuk masalah yang muncul agar

pembelajaran berikutnya dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan

lebih baik. Dengan demikian, perlu dipahami bahwa kegiatan refleksi

bukan dimaksudkan untuk menilai kemampuan mengajar guru model.15

13Syafruddin, meningkatkan kompetensi pedagogi melalui lesson study menuju mutu pembelajaran guru, Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Metro, 3, 2015, h. 50-51.

14 Mahmudi, op.cit., h. 6. 15Ibid., h. 7.

Page 37: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

19

Sedangkan Bill Cerbin dan Bryan Kopp dari University of

Wisconsin mengetengahkan enam tahapan dalam Lesson Study, yaitu:

1) Form a Team: membentuk tim sebanyak 3-6 orang yang terdiri guru

yang bersangkutan dan pihak-pihak lain yang kompeten serta

memilki kepentingan dengan Lesson Study.

2) Develop Student Learning Goals: anggota tim memdiskusikan apa

yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai hasil dari Lesson

Study.

3) Plan the Research Lesson: guru-guru mendesain pembelajaran guna

mencapai tujuan belajar dan mengantisipasi bagaimana para siswa

akan merespons.

4) Gather Evidence of Student Learning: salah seorang guru tim

melaksanakan pembelajaran, sementara yang lainnya melakukan

pengamatan, mengumpulkan bukti-bukti dari pembelajaran siswa.

5) Analyze Evidence of Learning: tim mendiskusikanhasil dan menilai

kemajuan dalam pencapaian tujuan belajar siswa

6) Repeat the Process: kelompok merevisi pembelajaran, mengulang

tahapan-tahapan mulai dari tahapan ke-2 sampai dengan tahapan ke-

5 sebagaimana dikemukakan di atas, dan tim melakukan sharing atas

temuan-temuan yang ada.16

Tracy C. Rock & Cathy Wilson mengungkapkan Lesson Studyinvolves

groups of teachers meeting regularly over a period of time (ranging from

several months to a year) to work on the design, implementation, testing,

and improvement of one or several “research lessons”. Research lessons

are actual classroom lessons, taught to one’s own students, that are (a)

focused on a specific teacher-generated problem, goal, or vision of

pedagogical practice, (b) carefully planned, usually in collaboration with

one or more colleagues, (c) observed by other teachers, (d) recorded for

analysis and reflection, and (e) discussed by Lesson Studygroup members,

16 Syafruddin, op. cit., h. 48-49.

Page 38: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

20

other colleagues, administrators, and/or an invited commentator.17Yang

dapat disimpulkan jika pelaksanaan Lesson Study melibatkan kelompok

guru untuk mediskusikan tentang desain, implementasi, pengujian, dan

peningkatan pembelajaran.Yang pada prosesnya pun tetap pada tahapan

yang berfokus pada masalah, sasaran, dan visi, serta direncanakan dengan

hati-hati dan bersama-sama, diamati oleh guru lain,di analisis dan refleksi.

4. Keutamaan Lesson Study

Menurut Stigler dan Hiebert (1999), LS umumnya mengikuti 8 langkah

utama, yaitu:

a. Mendefinisikan permasalahan, hal ini dapat berlaku secara umum,

misalnya bagaimana membuat peserta didik menyukai pelajaran fisika,

atau permasalahan khusus, misalnya bagaimana membuat peserta didik

memahami Teori Relativitas Einstein;

b. Merencanakan proses belajar mengajar (PBM), proses ini dilakukan

secara bersama-sama dan kolaboratif antar anggota kelompok, denga

tujuan untuk mencari solusi terbaik dari permasalahan;

c. Melaksanakan PBM, proses ini dilaksanakan oleh salah seorang guru

sementara anggota lainnya berperan sebagai observer yang mencatat

perilaku peserta didik dan hal-hal yang terjadi selama PBM;

d. Melakukan diskusi dan refleksi terhadap proses PBM yang baru

dilakukan, kegiatan ini bertujuan melakukan evaluasi terhadap proses

PBM terutama pada penerapan alternatif solusi permasalahan;

e. Melakukan revisi terhadap rencana PBM, dari hasil refleksi para

anggota kelompok kembali bekerja bersama untuk membuat rencana

PBM yang bisa memberikan hasil lebih baik daripada sebelumnya;

f. Melaksanakan PBM kembali untuk mencoba rencana PBM yang baru

disusun, pada tahap ini dapat juga diundang observer dari luar untuk

memberikan pendapat dan saran bagi pengembangan solusi lebih

lanjut;

17 Tracy C. Rock & Cathy Wilson, Improving Teaching through Lesson Study, Teacher Education Quarterly, Winter 2005, pp. 77-92.

Page 39: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

21

g. Evaluasi dan refleksi lebih lanjut untuk kembali membahas berbagai

hasil dari penerapan solusi pada PBM yang telah dilaksanakan; dan

h. Membagi hasil pengalaman tersebut dalam bentuk diskusi atau

publikasi berupa tulisan.18

Keutamaan dari Lesson Studyadalah dapat meningkatkan keterampilan

atau kecakapan dalam melakukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru

melalui kegiatan Lesson Study, yakni belajar dari suatu pembelajaran.Lesson

Study merupakan salah satu bentuk pembinaan guru (in-service) yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru.Lesson Studydilakukan

di wilayah guru mengajar dengan menggunakan kelas dalam lingkungan

nyata, sehingga akan membiasakan guru bekerja secara kolaboratif baik

dengan guru bidang studi dan dengan guru diluar bidang studi, bahkan

dengan masyarakat.

Lesson Studymerupakan kolaboratif antara guru dan siswa dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran beserta research lesson-nya, pelaksanaan Lesson Studydisertai observasi dan refleksi. Dengan Lesson Study, para guru dapat leluasa meningkatkan kinerja dan keprofesionalannya yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Lesson Studymulai diterapkan pada 2004 yang hasilnya menunjukkan terjadinya peningkatan profesionalisme guru dalam melakukan pembelajaran di sekolah, meningkatkan kolaborasi akademik, dan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Efektivitas dan efisiensi program Lesson Study yang ditunjang oleh kegiatan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan rekaman audio-visual, sehingga para guru dapat mengkaji mutu pembelajaran berdasarkan data dan fakta yang sesungguhnya.19

5. Kompetensi Guru Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa

Inggris, competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi

adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus

dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan

pendidikan.Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar

mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.Pemaknaan kompetensi dari

18 C. Rudy Prihantoro, Pengembangan Profesionalisme Guru Melalui Model Lesson Study, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Fakultas Teknik UNJ, 17, 2011, h. 101.

19Rusman, op. cit., h. 392.

Page 40: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

22

sudut istilah mencakup beragam aspek, tidak saja terkait dengan fisik dan

mental, tetapi juga aspek spiritual. Menurut Mulyasa, “kompetensi guru

merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,

sosial, dan spiritual yang secara kafah membentuk kompetensi standar

profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap

peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalitas.20

Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu.Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari suatu upaya melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat (lifelong learning process).21

Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwakompetensi guru adalah

penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat

mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.Karena seorang guru tidak

hanya terampil dalam mengajar tentu juga harus memiliki pribadi yang baik

dan mampu melakukan pengaturan sosial dalam masyarakat.seorang guru

harus mampu mengembangkan pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam

pembelajaran.Dapat memahami perkembangan psikologis peserta

didik.Dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan peserta

didik.Memiliki wawasan pengetahuan, pemahaman, dan sikap profesional

untuk memecahkan masalah.Mampu mengembangkan profesi pendidikan

sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Guru selayaknya mampu menggunakan metode pembelajaran karakter

terpadu. Untuk itu, guru harus mampu merencanakan dan memberikan

kegiatan pembelajaranyang memotivasi dan menyenangkan siswa.Kegiatan

20 Jejen Musfah, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan dan sumber belaajar teori dan praktik, (Jakarta: kencana, 2011), h. 27.

21 E. Mulyasa, standar kompetensi dan sertifikasi guru, (Bandung: remaja rosdakarya, 2012), h. 26.

Page 41: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

23

pembelajaran pendidikan karakter yang dirancang tentu saja harus

memperhatikan kondisi kompetensi guru itu sendiri serta faktor lingkungan

yang meliputi sekolah dan masyarakat.Apabila siswa merasa termotivasi

dan senang mengikuti pembelajaran karakter, maka pada akhirnya

kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran yang diharapkan dikuasai

dan dapat tercapai secara optimal.

Menurut Suardi Kader dan Sugiharsono, Kompetensi guru IPS menerapkan pembelajaran karakter sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar dalam kaitannya dengan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep) pembelajaran karakter, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dapat direfleksikan melalui pembelajaran karakter.22

Kebutuhan akan peningkatan kompetensi guru tidak semata-mata

karena adanya kurikulum baru, namun juga karena adanya kenyataan bahwa

tidak sedikit guru yang kompetensinya tidak seperti yang diharapkan. dari

hasul Uji Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal

Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud pada tahun 2015, nilai

pedagogik dan nilai profesional guru di Indonesia hanya mencapai skor 53,05

dari skor maksimal 100. Dapat disimpulkan bahwa hasil skor yang didapatkan

dari UKG ini masih terbilang rendah. Karena nilai pedagogiknya rendah

berarti cara mengajarnya masih terbilang kurang baik. Masih banyak guru

yang harus memperhatikan cara mengajar mereka sehingga nilai pedagogik

dan profesional mereka meningkat.23Para guru juga lebih dituntut untuk lebih

aktif berdiskusi dengan guru lainnya guna saling berbagi pengalaman dan

membahas apa-apa saja yang dapat meningkatkan kompetensi guru tersebut.

22Suardi Kader dan Sugiharsono, Kompetensi Guru IPS dalam Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter di SMP Muhammadiyah Kota Ternate, Jurnal Harmoni Sosial, 1, 2014, hal. 99.

23 Kemendikbud, Peringkat Hasil Uji Kompetensi Guru 2015, 2015, (https://www.kemdikbud.go.id).

Page 42: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

24

6. Macam-macam Kompetensi

a. Kompetensi Pedagodik

Pedagogik berasal dari yunani Paedagogiek, kata turunan dari

perkataan paedagogia yang berarti ”pergaulan dengan anak-anak”.

Paedagogia berasal dari kata”paedos/paes”, yang berarti anak, dan

”agogos/ago” yang berarti mengantar atau membimbing. Paedagogos,

berarti ”seorang pelayan atau bujang pada zaman yunani kuno yang

pekerjaannya menghantar dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah”.

Dari kata paedagogos lahir kata paedagoog (bahasa Belanda), yang artinya

pendidikan atau ahli didik, jadi secara harfiah pedagogik berarti

”pembantu laki-laki yang pekerjaannya mengantar anak majikannya

kesekolah”. Secara kiasan, pedagogik diartikan sebagai ”seorang ahli yang

membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu.24

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi (1) pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan, (2) guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik sehingga dapat di desain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik, (3) guru mampu mengembangkan kurikulum/ silabus baik dalam bentuk dokumen maupun maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar, (4) guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif, sehingga pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, (6) mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan, dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.25

1) Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan,

seorang guru harus memahami hakikat pendidikan dan konsep yang

terkait dengannya. Di antaranya yaitu fungsi dan peran lembaga

pendidikan, konsep pendidikan seumur hidup dan berbagai

24 Emilia Susanti dan Dicki Hartanto, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Penerapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam Pendidikan Islam, Jurnal Potensia, 14, 2015, h. 159.

25 Syaiful sagala, kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 32.

Page 43: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

25

implikasinya, peranan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan,

pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, sistem

pendidikan nasional, dan inovasi pendidikan.

2) Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik sehingga dapat

di desain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing

peserta didik, guru harus memahami bahwa semua siswa dalam seluruh

konteks pendidikan itu unik. Dasar pengetahuan tentang keberagaman

sangat penting, dan termasuk perbedaan dalam kecerdasan, emosional,

bakat, dan bahasa. Demikian juga seorang guru harus memperlakukan

siswa dengan respek, apakah ia dari keluarga miskin atau kaya. Guru

harus mampu mengarahkan siswa untuk focus pada kemampuannya

dalam bidang tertentu dan menunjukkan cara yang tepat untuk

meraihnya.

3) Gurumampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk

dokumen maupun maupun implementasi dalam bentuk pengalaman

belajar. Setiap guru menggunakan buku sebagai bahan ajar. Buku

pelajaran banyak tersedia, demikian pula buku penunjang. Guru dapat

mengadaptasi materi yang akan diajarkan dari buku-buku yang telah

distandarisasi oleh Depdiknas, tepatnya Badan Standarisasi Nasional

Pendidikan (BSNP). Guru juga harus memahami hakikat kurikulum.

Doll menyatakan, “definisi kurikulum yang telah diterima secara umum

telah berubah dari materi dan daftar pelajaran menjadi seluruh

pengalaman yang diberikan pada siswa di bawah bimbingan sekolah.”

4) Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan

standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru mengetahui apa yang

akan diajarkan pada siswa. Guru menyiapkan metode dan media

pembelajaran setiap akan mengajar. Perancangan pembelajaran

menimbulkan dampak positif berikut ini. Pertama, siswa akan selalu

mendapat pengetahuan baru dari guru; tidak akan terjadi pengulangan

materi yang tidak perlu, yang dapat mengakibatkan kebosanan siswa

dalam belajar. Kedua, menumbuhkan kepercayaan siswa pada guru,

Page 44: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

26

sehingga mereka akan senang dan giat belajar. Ketiga, belajar akan

menjadi aktivitas yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu oleh dan

bagi siswa, karena mereka merasa tidak akan sia-sia datang belajar ke

kelas.

5) Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana

dialogis dan interaktif. Pada anak-anak dan remaja, inisiatif belajar

harus muncul dari para guru, karena meraka pada umumnya belum

memahami pentingnya belajar. Maka guru harus mampu menyiapkan

pembelajaran yang bisa menarik rasa ingin tahu siswa, yaitu

pembelajaran yang menarik, menantang. Dan tidak monoton, baik dari

sisi kemasan maupun isi atau materinya.

6) Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur

dan standar yang dipersyaratkan. Kesuksesan seorang guru sebagai

pendidik profesional tergantung pada pemahamannya terhadap

penilaian pedidikan, dan kemampuannya bekerja efektif dalam

penilaian. Sebagai seorang guru, ia tidak hanya percaya bahwa semua

siswa dapat belajar, tetapi harus benar-benar ingin setiap siswa

merasakan kebahagiaan sukses di sekolah dan luar sekolah.

7) Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui

kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Menurut Pollard, “belajar

merupakan proses dimana pengetahuan, konsep, keterampilan dan

perilaku diperoleh, dipahami, diterapkan, dan dikembangkan. Anak-

anak mengetahui perasaan mereka melalui rekannya dan belajar. Maka,

belajar merupakan proses kognitif, sosial, dan perilaku.” Pengajaran

memiliki dua fokus, yaitu perilaku siswa yang berhubungan dengan

tugas kurikulum, juga membantu perkembangan kepercayaan siswa

sebagai pelajar.26

Kesimpulan dari uraian diatas bahwa kompetensi pedagogik guru

merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran yang

26 Musfah, op. cit., h. 31-40.

Page 45: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

27

meliputi pemahaman wawasan atau landasan kependidikan keilmuan

sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Dilihat pada

sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek (mata pelajaran),

guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan

dengan subjek atau mata pelajaran yang dibina.Selain itu guru memiliki

pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di

kelas.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa,

dan berakhlak mulia menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

Dimana pada setiap perkataan, tindakan, dan tingkah laku positif akan

meningkatkan kepribadian seorang guru. Setiap guru mempunyai pribadi

masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki. Kepribadian

sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, yang hanya dapat dilihat

lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam

menghadapi setiap persoalan. Kepribadian adalah keseluruhan dari

individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik.Dalam makna demikian,

seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari

kepribadian orang tersebut.

Menurut BSNP yang dikutip oleh Jejen Musfah, kompetensi kepribadian yaitu “kemampuan kepribadian yang: (a) berakhlak mulia; (b) mantab, stabil, dan dewasa; (c) arif dan bijaksana; (d) menjadi teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan diri; dan (g) religius.27

Aspek Psikologis kompetensi kepribadian guru menunjukkan

kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian (1) mantap dan

stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum,

norma sosial, dan etika yang berlaku, (2) dewasa yang berarti mempunyai

kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja

27Ibid., h. 43-43

Page 46: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

28

sebagai guru, (3) arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi

peserta didik, sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan

dalam berpikir dan bertindak, (4) berwibawa yaitu perilaku guru yang

disegani sehingga berpengaruh positif terhdap peserta didik, dan (5)

memiliki akhlak yang mulia dan memiliki perilaku yang dapat diteladani

oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius, jujur, ikhlas, dan suka

menolong. Nilai kompetensi kepribadian dapat digunakan sebagai sumber

kekuatan, inspirasi, motivasi, dan inovasi bagi peserta didiknya.28

Kebaikan dan kemuliaan seorang guru kita lihat melalui kehidupan

sehari-harinya. Guru secara nyata akan bisa berbagi dengan peserta

didiknya. Memberikan pendapat yang baik serta membimbing peserta

didik melakukan hal yang benar.Karena seorang guru memiliki daya kalbu

yang tinggi. Tingkat keprofesionalannya juga akan tinggi. Selain itu, guru

harus berakhlak mulia karena ia adalah seorang penasehat bagi para

peserta didik, bahkan bagi orang tua dari peserta didik, meskipun mereka

tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal

tidak dapat berharap untuk menasehati orang.

Guru merupakan perwujudan diri dengan seluruh keunikan

karakteristik yang sesuai dengan posisinya sebagai pemangku profesi

keguruan. Kepribadian merupakan landasan utama bagi perwujudan diri

sebagai guru yang efektif baik dalam melaksanakan tugas profesionalnya

di lingkungan pendidikan dan di lingkungan kehidupan lainnya.Hal ini

mengandung makna bahwa seorang guru harus mampu mewujudkan

pribadi yang efektif untuk dapat melaksanakan fungsi dan tanggung

jawabnya sebagai guru. Untuk itu, ia harus mengenal dirinya sendiri dan

mampu mengembangkannya ke arah terwujudnya pribadi yang sehat dan

paripurna (fully functioning person).29

28 Sagala, op.cit., h. 34. 29 Feralys Novauli, Kompetensi Guru dalam Peningkatan Prestasi Belajar pada SMP

Negeri dalam Kota Banda Aceh, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarja Universitas Syiah Kuala, vol. 3, 2015, h. 50.

Page 47: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

29

c. Kompetensi Sosial

Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d,

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah

kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi

dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserat didik, dan masyarakat sekitar.Hal

tersebut diuraikan lebih lanjut dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi

sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang

sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:

1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat

2) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional

3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan

4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.30

Inti dari kompetensi sosial terletak pada komunikasi, tetapi

komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi

dapat diartikan sebagai suatu proses saling mempengaruhi antar manusia.

Komunikasi juga merupakan keseluruhan dari pada perasaan, sikap dan

harapanharapan yang disampaikan baik secara langsung atau tidak

langsung, baik yang dilakukan secara sadar atau tidak sadar karena

komunikasi merupakan bagian dari proses perubahan.kompetensi sosial

merupakan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi

dengan orang lain tidak hanya berbuat betul saja tetapi juga menyadari

perbuatan yang dilakukan dan menyadari pula situasi yang ada sangkut

pautnya dengan perbuatan itu.Sebagai makhluk sosial guru berprilaku

santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara

efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain.

Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan

30Mulyasa, op. cit., h. 173.

Page 48: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

30

menarik dengan peserta didik dan tenaga kependidikan, orang tua dan wali

Belajar, masyarakat sekitar sekolah dan sekitar di mana pendidik itu

tinggal, dan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sekolah.

Kompetensi sosial terkait dengan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial guru berperilaku santun , mampu berkomuikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik , masyarakat sekitar sekolah dan sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak berkempentingan dengan sekolah.31

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam

penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Proses belajar dan

hasil belajar Peserta Didik bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,

struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh

kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. Guru yang

kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,

menyenangkan, dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga

belajar peserta didik berada pada tingkat optimal.32

Demi mewujudkan tuntutan kemampuan profesionalisasi guru

seringkali dihadapkan pada berbagai permasalahan yang dapat

menghambat perwujudannya.Masih rendahnya tingkat

profesionalismeguru saat ini disebabkan oleh faktor-faktor yang berasal

dalam diri guru itu sendiri (internal), dan permasalahan yang ada di luar

diri guru (eksternal).Permasalahan internal menyangkut sikap guru yang

masih konservatif, rendahnya motivasi guru untuk mengembangkan

kompetensinya, dan guru kurang/tidak mengikuti berbagai perkembangan

31 Sagala, op.cit., h. 38. 32Novauli, op. cit., h. 52.

Page 49: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

31

ilmu pengetahuan dan teknologi.Sedangkan permasalahan eksternal

menyangkut sarana dan prasarana yang terbatas.33

UU No. 14 tahun 2005 Bab II pasal 2 ayat (1) menyatakan guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Profesional, dan profesional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hoby belaka. Profesi berart menyatakan secara publik dan dalam bahasa latin disebut “profession” yang digunakkan untuk menunjukkan pernyataan publik yang dibuat oleh seseorang yang bermaksud menduduki suatu jabatan publik. Guru yang terjamin kualitasnya diyakini mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik.34

Seorang guru harus menjadi orang yang spesial, namun lebih baik lagi

jika ia menjadi spesial bagi semua siswanya. Guru harus merupakan

kumpulan orang-orang yang pintar di bidangnya masing-masing dan juga

dewasa dalam bersikap. Namun yang lebih penting lagi adalah bagaimana

caranya guru tersebut dapat menularkan kepintaran dan kedewasaannya

tersebut pada para siswanya di kelas.Sebab guru adalah jembatan bagi

lahirnya anak-anak cerdas dan dewasa di masa mendatang.35

7. Pengertian MGMP

Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) merupakan suatu wadah

yang disediakan bagi para guru mata pelajaran sejenis untuk memecahkan

berbagai persoalan yang dihadapi dalam upaya peningkatan kinerja guru ,

dengan demikian peningkatan MGMP merupakan masalah yang sangat

mendesak untuk menjadi perhatian dalam rangka menciptakan guru yang

professional dan memiliki kinerja yang berkualitas.MGMP juga tempat

untuk pertemuan para guru mata pelajaran sekolah, lembaga ini bersifat

nonstruktural namun memiliki struktur yang berjenjang mulai dari tingkat

33Syahrul, Pengembangan Profesi dan Kompetensi Guru Berbasis Moral dan Kultur, Jurnal MEDTEK, vol. 1, 2009.

34 Sagala, op. cit., h. 40. 35Musfah, op. cit., h. 54.

Page 50: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

32

provinsi, kabupaten/Kota, kecamatan sampai sekolah.36 Sedangkan menurut

Soetjipto yang dikutip olehNur Mutmainah dalam skripsinya yang berjudul

Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam Pengembangan

Kompetensi Profesional Guru Sejarahpada SMA di Kabupaten Rembang

Tahun Ajaran 2010/2011 mengatakan, “MGMP merupakan salah satu jenis

organisasi guru-guru sekolah yang diakui pemerintah sampai saat ini selain

PGRI, MGMP didirikan atas anjuran pejabat-pejabat Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan”.37 Saondi mengatakan, “MGMP sebagai

wadah profesi guru yang berbasis mata pelajaran secara profesional,

terprogram, dan secara khusus diarahkan untuk mengembangkan

standarisasi konsep dan penilain mata pelajaran secara nasional”.38

MGMP atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran merupakan satu kelompok guru dengan mata ajar yang sama dan mengadakan kegiatan efektif untuk pengodisian proes pendidikan dan pembelajaran. Dalam kegiatan periodis yang diselenggarakan, para guru mencoba intuk mensinkronkan langkah, persepsi, dan apresiasi terkait dengan cara musyawarah. MGMP yang kita kenal merupakan upaya mandiri yang dilakukan oleh kelompok guru mata pelajaran agar terjadi kesamaan materi dan metode pada saat menyelenggarakan proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan melakukan musyawarah ini, setidaknya para guru dapat saling belajar sebab pada saat itulah terjadi sharing kemampuan di antara para guru.39

Guru-guru yang mempunyai kemampuan dan pengalaman lebih dapat

membimbing guru-guru yang masih memiliki sedikit pengalaman. Disinilah

akan terjadi sebuah kolaborasi antar guru tersebut. Tentunya, jika para guru

secara aktif mengikuti musyawarah guru mata pelajaran ini, otomatis

kemampuan dirinya akan meningkat secara signifikan. Akan terjadi

36 Firman, Peranan MGMP Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA di Kota Balikpapan, Jurnal Sains Terapan, Vol. 2, h. 28.

37Nur Mutmainah, “Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Sejarah pada SMA di Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2010/2011”, skripsi pada Univertas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 18, tidak dipublikasikan.

38Ibid., h. 10. 39Muhammad Saroni, Personal Branding Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2011), h.

220.

Page 51: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

33

kesamaan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran karena guru akan

saling mengisi kekurangan masing-masing.

MGMP ini merupakan suatu perkumpulan yang digunakan oleh guru

untuk memecahkan segala permasalahan dalam proses belajar mengajar di

sekolah. MGMP berfungsi sebagai sarana untuk saling berkomunikasi,

belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam rangka meningkatkan

kinerja guru sebagai praktisi/perilaku perubahan reorientasi pembelajaran di

kelas.

8. Tujuan MGMP

Menurut Soetjipto yang dikutip oleh Nur Mutmainah dalam skripsinya

yang berjudul Peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam

Pengembangan Kompetensi Profesional Guru Sejarahpada SMA di

Kabupaten Rembang Tahun Ajaran 2010/2011 mengatakan, “Organisasi

MGMP ini bertujuan untuk meningkatkan mutu danprofesionalisasi dari

guru dalam kelompoknya masing-masing. Kegiatan-kegiatan dalam

kelompok ini diatur dengan jadwal yang cukup baik.Sayangnya, belum ada

keterkaitan dan hubungan formal antara kelompok guru-guru dalam MGMP

ini dengan PGRI”.40

Sedangkan menurut Saondi yang dikutip oleh Mutmainah, mengatakan MGMP mempunyai tujuan tidak lain menumbuhkan kegairahan guru untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi program kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan sikap percaya diri sebagai guru; menyetarakan kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksankan kegiatan belajar-mengajar sehingga dapat menunjang usaha peningkatkan dan pemerataan mutu pendidikan; mendiskusikan permasalahan yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari penyelesaian yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran guru, kondisi sekolah dan lingkungan; Membantu guru memperoleh informasi teknis edukatif yang berkaitan dengan kegiatan keilmuan dan Iptek, kegiatan pelakanaan kurikulum, metodologi, dan sistem evaluasi sesuai dengan mata pelajaran yang

40Mutmainah,op. cit., h. 22.

Page 52: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

34

bersangkutan; saling berbagi informasi dan pengalaman dalam rangka menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.41

Tujuan diselenggarakannya MGMP ialah untuk memotivasi guru guna

meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merencanakan,

melaksanakan, dan membuat evaluasi program pembelajaran dalam rangka

meningkatkan keyakinan diri sebagai guru professional dan untuk menyatakan

kemampuan dan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga

dapat menunjang usaha peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan.Tujuan

lain dari MGMP adalah mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan

dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan mencari solusi

alternatif pemecahannya sesuai dengan karakteristik mata pelajaran masing-

masing, guru, kondisi sekolah, dan lingkungannya. Selanjutnya tujuan MGMP juga dikemukakan pada Standar KKG dan

MGMP yang oleh Depdiknas, yaitu:

a. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal,

khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus,

penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode

pembelajaran, memaksimalkan pemakaian sarana/prasarana, dan

memanfaatkan sumber belajar.

b. Memberi kesempatan kepada anggota kelompok kerja atau musyawarah

kerja untuk saling berbagi pengalaman dan memberikan bantuan.

c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, serta mengadopsi

pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran yang lebih profesional bagi

peserta kelompok kerja atau musyawarah kerja.

d. Memberdayakan dan membantu anggota kelompok kerja yang lain dalam

melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah.

e. Meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kinerja, serta

mengembangkan profesionalisme guru ditingkat KKG/MGMP.

f. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin

dari peningkatan hasil pembelajaran peserta didik.

41Ibid., h. 24.

Page 53: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

35

g. Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan-kegiatan di tingkat

KKG/MGMP.42

9. Peran MGMP

Peran dari penyelenggaraan MGMP menurut Pedoman MGMP

Depdiknas yang dikutip oleh Asih Pratiwi adalah sebagai berikut:

a. Mengakomodasi aspirasi dari, oleh, dan untuk anggota.

b. Mengakomodasi aspirasi masyarakat/Stakeholder dan siswa.

c. Melaksanakan perubahan yang lebih kreatif dan inovatif dalam proses

pembelajaran.

d. Mitra kerja dinas pendidikan dalam menyebarkan informasi kebijakan

pendidikan.43

MGMP di tuntut untuk berperan sebagai, pertama,reformator dalam

kelas, terutama dalam reorientasi pembelajaran efektif. Kedua,

mediator,dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru, terutama

dalam pengembangan kurikulum dan sistem pengujian. Ketiga, Supporting

agency,dalam inovasi manajemen kelas dan manajemen sekolah. Keempat,

Collaborator, terhadap unit terkait dan organisasi profesi relevan. Kelima,

evaluator dan development school reform dalam konteks MGMP, dan

Keenam, Clinical dan academic supervisor dengan pendekatan penilaian

appraisal.44

Namun peran MGMP dirasa belum mampu menjalankan fungsinya secara optimal.Dikarenakan terkendala berbagai faktor teknis. Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK) yang dikutip oleh Ani Mistaria telah mengidentifikasi bahwa ada berbagai faktor yang menyebabkan ketidak efektifan forum MGMP ini, di antaranya adalah (1) manajemen MGMP kurang berfungsi secara optimal; (2) program-program MGMP kurang menarik dan kurang signifikan; (3) dana pendukung operasional MGMP kurang proporsional; (4) rendahnya perhatian dan kontribusi pemerintah kabupaten melalui dinas pendidikan

42Asih Pratiwi, ”Pengaruh Pelaksanaan MGMP IPA Terpadu dan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah Terhadap Kompetensi Profesional Guru Bidang Studi IPA SMP/MTS Se-Kota Magelang”, skripsi pada Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2013, h. 19.

43Ibid., h. 21. 44Mutmainah,op. cit., h. 24.

Page 54: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

36

terkait terhadap MGMP; (5) rendahnya dukungan asosiasi profesi terhadap MGMP; dan (6) kurang diberdayakan eksistensi dan signifikansi MGMP dalam peningkatan mutu pembelajaran yang berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan nasional.45

Melalui wadah musyawarah guru diharapkam persoalan dapat

diatasi, termasuk bagaimana mengembangkan dan mengimplementasikan

kurikulum dalam pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, mencari

alternatif pembelajaran yang tepat serta menemukan berbagai variasi

metode, dan variasi media untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.Wadah musyawarah guru juga dapat menyusun dan

mengevaluasi perkembangan kemajuan belajar peserta didik.Evaluasi

kemajuan dilakukan secara berkala dan hasilnya digunakan untuk

menyempurnakan rencana berikutnya.Kegiatan wadah guru yang

dilakukan dengan intensif, dapatdijadikan sebagai wahana pengembangan

diri guru untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan serta menambah

pengetahuan dan keterampilan dalam bidang yang diajarkan.

10. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Menurut Trianto, “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah integrasi dari

berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya”.46 Pendapat sama diungkapkan oleh Sapriya, “

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran di tingkat

sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan

istilah social studies dalam kurikulum persekolahan di Negara lain.47 Jadi,

IPS merupakan suatu ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kurikulum

yang ada di sekolah menengah pertama yang terintegrasi oleh ilmu-ilmu

sosial lain seperti sosiologi, geografi, ekonomi, dan sejarah. Menurut

Kokasih yang dikutip oleh Trianto mengatakan:

45Ani Mistaria, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Profesionalisme Guru, Jurnal Edukasi Musi Rawas, vol. 1, 2014, h. 88.

46 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 171 47Sapriya, Susilawatu, dan Sadjaruddin Nurdin, Konsep Dasar IPS, (Bandung: UPI

PRESS, 2006), h. 3.

Page 55: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

37

Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya.Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya.48

Istilah pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di

Indonesia masih relatif baru digunakan.Pendidikan IPS merupakan padanan

dari social studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah

tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama

lembaga social studies yang mengembangkan kurikulum di AS.Kurikulum

pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan

yang dikutip oleh trianto, merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu.

Sedangkan Mortoella mengatakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS

lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep, karena

dalam pembelajaran pendidikan IPS mahasiswa diharapkan memperoleh

pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serts melatih

sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah

dimilikinya, dengan demikian,pembelajaran pendidikan IPS harus

diformulasikan pada aspek kependidikan.49

Pendidikan IPS mempunyai peranan yang penting, sebab IPS tidak

hanya mengembangkan pengetahuan siswa tetapi juga nilai, sikap, dan

keterampilan sosial.Namun pada prakteknya pembelajaran IPS lebih

didominasi oleh pemberian informasi, fakta dan hafalan serta kurang

diarahkan pada pembelajaran yang bermakna bagi kehidupan.Hal ini

menimbulkan adanya anggapan pada siswa bahwa IPS adalah mata

pelajaran yang monoton dan membosankan. Proses pembelajaran

seharusnya dikemas sebagai proses mengkonstruksi bukan transfer

pengetahuan dari guru ke siswa, jadi dalam proses pembelajaran siswa tidak

begitu saja menerima pengetahuan dari guru tetapi harus membangun

48Trianto,op.cit., h. 173. 49Ibid., h. 172-173

Page 56: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

38

sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan secara aktif dalam proses

pembelajaran.50

11. Tujuan IPS Menurut Gross yang dikutip oleh Trianto mengatakan, mengenai tujuan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), para ahli sering mengaitkannya dengan

berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan, Gross

menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan

mahasiswa menjadi warga Negara yang baik. Tujuan lain dari pendidikan

IPS adalah untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa menggunakan

penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan

memberi kemampuan dasar pada siswa untuk mengembangkan diri sesuai

bakat yang ia punya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.51

Menurut trianto, tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki mental yang positif terhadap ketimpangan situasi yang terjadi, dan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi seharai-hari, baik yag menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. Menjadi pribadi yang memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya.Dan tentunya dapat memahami nilai-nilai sejarah dan kebudayaan yang ada di dalam masyarakat.52

Dapat disimpulkan tujuan Pendidikan IPS dapat dirinci sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan siswa agar menjadi warga negara yang baik,

sadar sebagai makhluk ciptaan Tuhan, sadar akan hak dan

kewajibannya sebagai warga bangsa, bersifat demokratis dan

bertanggungjawab, memiliki identitas dan kebangsaan nasional.

50Dyan Desi Madyarini dan Abdul Gafur, Komparasi Model Pembelajaran Portofolio dan PBL Terhadap Hasil Belajar IPS di SMPN Kecamatan Sewon, Harmoni Sosial Jurnal Pendidikan IPS, vol. 2, 2015, h. 128.

51Trianto,op.cit.,h. 173. 52Ibid., h. 176

Page 57: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

39

b. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, mengidentifikasikan,

menganalisis, dan memiliki keterampilan sosial untuk ikut

berpartisipasi dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

c. Melatih belajar mandiri dan membangun kebersamaan melalui

program-program pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

d. Mengembangkan kecerdasan, kebiasaan dan keterampilan sosial untuk

menghayati nilai-nilai hidup yang baik seperti moral, kejujuran,

keadilan, dan lain-lain, sehingga memiliki akhlak mulia.

e. Mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan

lingkungan.

IPS bukan hanya menjadikan siswa untuk menjadi seorang ahli sejarah,

sosiologi, geografi atau ekonomi melainkan juga pembentukan sikap yang

dituntut oleh Pancasila.Berdasarkan pendapat di atas Ilmu Pengetahuan Sosial

bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik dan

memiliki nilainilai sosial serta memiliki kesadaran untuk mengatasi masalah

yang berkembang di masyarakat.

B. Kerangka Berpikir

Faktor penting dalam pelaksanaan proses pembelajaranadalah. guruDi

dalam prosesnya seorang guru harus melakukan kegiatan belajar mengajar

untuk dapat menacapai tujuan yang diharapkan peserta didik. Ada banyak hal

yang harus dimiliki seorang guru, salah satunya adalah

kompetensi.Kompetensi yang harus dimiliki yaitu kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional.Selain melalui jenjang pendidikan

keguruan, pemeritah juga telah melakukan banyak upaya dalam

mengembangkan kompetensi guru.Pelaksanaan pembelajaran IPS yang

dilakukan sendirian dan satu arah oleh seorang guru merupakan salah satu

masalah dalam praktek pembelajaran IPS.Salah satu upaya mengatasi

masalah tersebut adalah Lesson Study berbasis MGMP. Pelaksanaan Lesson

Study berbasis MGMP akan menghasilkan pembelajaran IPS yang

berkualitas. Guru dapat saling berbagi pengalamannya dengan guru yang lain.

Page 58: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

40

Dan mereka pun bisa saling berbagi bagaimana RPP, metode pembelajaran,

model pembelajaran yang baik.Kegiatan Lesson Study ditujukan agar

pembelajaran dapat efektif dan berkualitas.

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Page 59: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

41

C. Penelitian yang Relevan 1. Dalam penelitian relevan yang telah dilakukan oleh Yudhi Fachrudin

dalam skripsinya yang berjudul “pembinaan kompetensi guru melalui

model Lesson Study di SMA laboratorium percontohan UPI Bandung,

2010” memberikan kesimpulan sebagai berikut: 1.Lesson Studydi SMA

Laboratorium UPI Bandung merupakan sekolah mitra dari Fakultas MIPA

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang telah bekerja sama

dengan JICA dalam mengembangkan Lesson Study di sekolah-sekolah

yang ada di Bandung. 2. Lesson Studydengan tahapan-tahapan yang perlu

dilaksanakannya, mulai dari plan, do, dan see memuat kompetensi

pedagogik, professional, sosial, dan kepribadian yang dapat

dikembangkannya. 3. Lesson Studydengan tahapan-tahapan yang perlu

dilaksanakannya, mulai dari plan, do, dan see sebagai jalan yang dapat

menjadi model pembinaan kompetensi-kompetensi pedagogik,

profesional, sosial dan kepribadian. 4. Faktor pendukung pengembangan

Lesson Studydi SMA Laboratorium UPI, selain karena dibawah koordinasi

FMIPA UPI, lebih karena adanya partisipasi dari guru-gurunya sendiri

yang berani mengembangkan lesson dalam pembelajaran serta adanya

dukungan kepala sekolah yang mendorong warga sekolah untuk terus

belajar dan berprestasi. Sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya

motivasi guru dalam meningkatkan kompetensi, keterbatasan saran dan

prasarana, dan kurangnya pemahaman tentang Lesson Studypembinaan

sehingga guru belum bisa mengaplikasikan hasilnya disekolah.Persamaan

penelitian ini adalah salah satu variable terikatnya sama yaitu Lesson

Study. Perbedaan hasil penelitiannya adalah pemaparan detail mengenai

pelaksanaan Lesson Study di SMA laboratorium percontohan UPI

Bandung, dan berbasis Lesson Studyberbasis sekolah. sedangkan peneliti

memfokuskan kajiannya pada pelaksanaan Lesson Study berbasis MGMP

di MGMP IPS Jakarta Timur.

2. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Astri Fitria dalam skripinya

yang berjudul “pembinaan kompetensi pedagogik guru melalui model

Page 60: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

42

Lesson Study di SMA Laboratorium percontohan UPI Bandung, 2012.”

Memberikan kesimpulan sebagai berikut: pembinaan kompetensi

pedagogik guru melalui model Lesson Studydi SMA Laboratorium UPI

Bandung telah berjalan dengan baik, dan juga mendapat dukunganyang

baik dari masyarakat sekolah (kepala sekolah, guru, siswa). Sedangkan

kendala yang dihadapi ialah persoalan waktu dan biaya terbatas dalam

pengembangan Lesson Studysebagai sebuah model pembinaan guru di

SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung.Persamaan penelitian ini

adalah salah satu variable terikatnya sama yaitu Lesson Study. Perbedaan

penelitiannya adalah peneliti memfokuskan tidak hanya pada pedagogik

guru tetapi semua kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan

profesional. Dan peneliti memfokuskan kajiannya pada pelaksanaan

Lesson Study berbasis MGMP di MGMP IPS Jakarta Timur.

3. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tri Winarni yang berjudul

“Pelaksanaan Lesson Study Berbasis Sekolah dalam Pembelajaran IPS di

Sekolah Menengah Pertama Sekabupaten Bantul, 2014.” Memberikan

kesimpulan sebagai berikut: (1) Pelaksanaan Lesson Study berbasis

sekolah dalam pembelajaran IPS di sekolah menengah pertama

seKabupaten Bantul menggunakan tiga tahap yaitu plan, do, dan see. Pada

kegiatan plan yang berperan banyak adalah koordinator (persiapan) dan

guru model (perencanaan). Pada kegiatan do terdapat kegiatan guru,

pengamat, dan siswa yang sudah sesuai dengan aturan dalam Lesson

Study. Pada kegiatan see sudah terdapat kepala sekolah, moderator, guru

model, pengamat, dan tindak lanjut. (2) Manfaat Lesson Study berbasis

sekolah dalam pembelajaran IPS meliputi perbaikan pembelajaran guru,

menambah keaktifan siswa, meningkatkan kualitas sekolah. (3) Kendala

Lesson Study berbasis sekolah dalam pembelajaran IPS adalah dalam hal

kemauan guru untuk melaksanakan Lesson Study, waktu kegiatan Lesson

Study, dan fasilitas sekolah. (4) Solusi untuk mengatasi kendala

pelaksanaan Lesson Study berbasis sekolah dalam pembelajaran IPS antara

lain pemantauan kepala sekolah, peninjauan ulang waktu kegiatan Lesson

Page 61: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

43

Study dengan agenda sekolah, dan penambahan fasilitas sekolah.

Persamaan penelitian ini adalah salah satu variable terikatnya sama yaitu

Lesson Study dan penelitian ini memfokuskan pada pembelajaran IPS.

Sedangkan perbedaanya adalah dalam penelitian yang saya lakukan

berfokus pada Lesson Studyberbasis MGMP dan penelitian dilakukan di

MGMP IPS MTs Jakarta Timur.

Tabel 2.1 Penelitian Relevan

No. Peneliti (Tahun)

Judul penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Yudhi

Fachrudin

(2010)

pembinaan

kompetensi

guru melalui

model Lesson

Study di SMA

laboratorium

percontohan

UPI Bandung

1. Lesson

Studydengan

tahapan-tahapan

yang perlu

dilaksanakannya,

mulai dari plan,

do, dan see

memuat

kompetensi

pedagogik,

professional,

sosial, dan

kepribadian yang

dapat

dikembangkanny

a.

2. Lesson

Studydengan

tahapan-tahapan

yang perlu

dilaksanakannya,

mulai dari plan,

do, dan see

salah satu

variable

terikatnya

sama yaitu

Lesson Study.

pemaparan detail

mengenai

pelaksanaan Lesson

Study di SMA

laboratorium

percontohan UPI

Bandung, dan

berbasis Lesson

Studyberbasis

sekolah. sedangkan

peneliti

memfokuskan

kajiannya pada

pelaksanaan Lesson

Study berbasis

MGMP di MGMP

IPS Jakarta Timur.

Page 62: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

44

No. Peneliti (Tahun)

Judul penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

sebagai jalan

yang dapat

menjadi model

pembinaan

kompetensi-

kompetensi

pedagogik,

profesional,

sosial dan

kepribadian.

3. Faktor

pendukung

pengembangan

Lesson Studydi

SMA

Laboratorium

UPI, selain

karena dibawah

koordinasi

FMIPA UPI,

lebih karena

adanya

partisipasi dari

guru-gurunya

sendiri yang

berani

mengembangkan

lesson dalam

pembelajaran

serta adanya

dukungan kepala

sekolah yang

Page 63: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

45

No. Peneliti (Tahun)

Judul penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

mendorong

warga sekolah

untuk terus

belajar dan

berprestasi.

Sedangkan

faktor

penghambat

yaitu kurangnya

motivasi guru

dalam

meningkatkan

kompetensi,

keterbatasan

saran dan

prasarana, dan

kurangnya

pemahaman

tentang Lesson

Study

2. Astri

Fitria

(2012)

pembinaan

kompetensi

pedagogik

guru melalui

model Lesson

Study di

SMA

Laboratorium

percontohan

UPI

Bandung.

pembinaan

kompetensi

pedagogik guru

melalui model

Lesson Studydi

SMA

Laboratorium UPI

Bandung telah

berjalan dengan

baik, dan juga

mendapat

salah satu

variable

terikatnya

sama yaitu

Lesson Study.

peneliti

memfokuskan tidak

hanya pada

pedagogik guru

tetapi semua

kompetensi

pedagogik,

kepribadian, sosial,

dan profesional.

Dan peneliti

memfokuskan

Page 64: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

46

No. Peneliti (Tahun)

Judul penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

dukunganyang

baik dari

masyarakat

sekolah (kepala

sekolah, guru,

siswa). Sedangkan

kendala yang

dihadapi ialah

persoalan waktu

dan biaya terbatas

dalam

pengembangan

Lesson

Studysebagai

sebuah model

pembinaan guru di

SMA

Laboratorium

Percontohan UPI

Bandung.

kajiannya pada

pelaksanaan Lesson

Study berbasis

MGMP di MGMP

IPS Jakarta Timur.

3 Tri

Winarni

(2014)

Pelaksanaan

Lesson Study

Berbasis

Sekolah

dalam

Pembelajaran

IPS di

Pelaksanaan

Lesson Study

dalam

pembelajaran IPS

jarang

dilaksanakan dan

belum

salah satu

variable

terikatnya

sama yaitu

Lesson Study

dan penelitian

ini

penelitian yang

saya lakukan

berfokus pada

Lesson

Studyberbasis

MGMP dan

penelitian

Page 65: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

47

No. Peneliti (Tahun)

Judul penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Sekolah

Menengah

Pertama

Sekabupaten

Bantul

terkoordinasikan

dengan baik pada

sekolah menengah

pertama

seKabupaten

Bantul. Penelitian

ini bertujuan

untuk mengetahui

pelaksanaan,

manfaat, kendala,

dan solusi

pelaksanaan

Lesson Study

berbasis sekolah

dalam

pembelajaran IPS

di sekolah

menengah

pertama se-

Kabupaten Bantul.

memfokuskan

pada

pembelajaran

IPS.

dilakukan di

MGMP IPS MTs

Jakarta Timur.

Page 66: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang berjudul “Penigkatan Kompetensi Guru Melalui Model

Lesson Study : Studi Kasus MGMP IPS MTs di Jakarta Timur”. Penelitian

skripsi ini dilaksanakan dari bulan Maret 2017 sampai bulan September 2017

digunakan untuk pengumpulan data mengenai sumber-sumber tertulis yang

diperoleh dari buku-buku yang ada di perpustakaan , serta sumber lain yang

mendukung penelitian, terutama yang berkaitan dengan lesson

study,profesionalitas guru, dan MGMP. Adapun tempat penelitian ini

dilakukan di MGMP IPS MTs Jakarta Timur.Seperti terlihat pada table 3.1.

Tabel 3.1 Rencana Penyusunan Penelitian

Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober Nov

Struktur

penulisan

Referensi

Menyusun

Bab I-III

Membuat

Instrumen

penelitian

Melakukan

Penelitian

Mengolah

Data

Menyusun

BAB IV-V

Sidang

48

Page 67: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

49

B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi

kasus.Penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi

sosial tertentu. Menurut Lexy J. Moleong, “penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan lain-lainnya secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”1Sedangkan menurut Nana

Syaodih, “penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-

fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan.Partisipan adalah orang-

orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data,

pendapat, pemikiran, persepsinya.”2

Menurut Nana Syaodih, “Penelitian kualitatif menggunakan desain

penelitian studi kasus dalam arti peneliti difokuskan pada satu fenomena saja

yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan

fenomena-fenomena lainnya.”3Pendekatan ini digunakan karena penelitian ini

bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan, manfaatlesson studyberbasis

MGMP dalam peningkatan kompetensi guru IPS diMGMP IPS MTs di

Jakarta Timur.Penelitian ini dilaksanakan bulan Maret-September 2017.

Informan penelitian terdiri dari ketua MGMP IPS MTs Jakarta Timur,

sekertaris MGMP IPS MTs Jakarta timur, dan guru para anggota MGMP IPS

MTs Jakarta Timur.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

1Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 6.

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 94.

3Ibid., h. 99

Page 68: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

50

C. Populasi dan Sampel Populasi adalah target berupa orang-orang, benda-benda, organisasi

dan lembaga yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian, populasi ini

dibedakan menjadi populasi target dan populasi umum.Populasi target adalah

populasi yang menjadi sasaran keberlakukan kesimpulan penelitian

kita.4Dalam penelitian ini populasi umumnya adalah seluruh guru MTs

Negeri di Jakarta Timur, tetapi populasi targetnya adalah seluruh guru IPS

MTs di wilayah Jakarta Timur yang meliputi pengurus MGMP IPS MTs

wilayah Jakarta Timur dan anggota MGMP yang tersebar di 18 MTs Negeri

wilayah Jakarta Timur.

Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan

menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling.5 Dalam

studi kasus ada beberapa cara pengambilan sampel yang biasa dilakukan

seperti pengambilan sampel berdasarkan tujuan yang cocok. Pengambilan

sampel berdasarkan tujuan disebut purposif sampling, pengambilan sample

disesuaikan dengan tujuan penelitian.6Pengambilansampel pada penelitian ini

menggunakan teknik purposif sampling, dimanahanya melibatkan guru yang

aktif dalam kegiatan MGMP IPS di Jakarta Timur.Dari 18 MTs Negeri yang

ada di Jakarta Timur, peneliti hanya mengambil 15 MTs Negeri yang aktif

dalam kegiatan MGMP IPS Jakarta Timur yaitu MTs Negeri 21, MTs Negeri

24, MTs Negeri 20, MTs N 28, MTs Negeri 25, MTs Negeri 42, MTs Negeri

16, MTs Negeri 31, MTs Negeri 34, MTs Negeri 33, MTs Negeri 14, MTs

Negeri 7, MTs Negeri 17, MTs Negeri 29, MTs Negeri 30.Hal ini bertujuan

untuk lebih memudahkan dalam pencapaian target penelitian dan

mendapatkan informasi yang akurat.

4Ibid., h. 250. 5Husaini Usman & Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,

(Jakarta:Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-1, h. 43. 6Sukmadinata,op. cit., h. 254.

Page 69: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

51

D. Jenis dan Sumber Data Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan informan

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik

atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian yang

dimaksud.7Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang

dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya merupakan data

primer.8Dalam penelitian ini jenis data primernya bersumber langsung dari

hasil observasi dan hasil wawancara pihak yang terlibat dalam MGMP IPS

MTs wilayah Jakarta Timur.Data yang didapat nantinya masih harus

dilakukan analisa lebih lanjut.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: (1) manfaat

setelah bertukar fikiran dalam MGMP, (2) penerapan Lesson Study dalam

kegiatan MGMP, (3) alasan menerapkan atau tidak menerapkan Lesson

Study dalam kegiatan MGMP.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan

disebut sebagai data sekunder.9 Dengan kata lain data sekunder ini

didapat dengan cara tidak langsung seperti dokumentasi dan arsip-arsip

lainnya yang dapat digunakan sebagai sumber.

Jenis data sekunder dalam penelitian ini meliputi: (1) Visi dan Misi

MGMP, (2) Surat Keputusan (SK), (3) struktur organisasi pengurus

MGMP, (4) program kerja, (5) daftar MTs Negeri di wilayah Jakarta

Timur (6) daftar hadir anggota dalam kegiatan MGMP (7) laporan hasil

kegiatan berupa dokumen atau foto yang diadakan oleh MGMP IPS MTs

wilayah Jakarta Timur.

7Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), Cet. Ke-7,h. 87.

8Ibid. 9Ibid., h. 88.

Page 70: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

52

Selanjutnya untuk mendapatkan kedua jenis data tersebut,

dibutuhkan sumber data.Sumber data merupakan hal-hal yang dapat

dijadikan sumber informasi peneliti baik itu berupa manusia ataupun

benda mati. Secara lebih rinci, sumber data dalam penelitian ini dibagi

menjadi tiga macam, yaitu:

a. Manusia (Person)

Dalam penelitian ini, sumber data yang berasal dari manusia

atau orang meliputi orang-orang yang terlibat dalam MGMP IPS

MTs wilayah Jakarta Timur seperti, guru-guru IPS tingkat MTs yang

merupakan anggota yang aktif dalam MGMP.

b. Tempat (Place)

Dalam penelitian ini, tempat yang dijadikan sebagai sumber

data adalah sekretariat dari kepengurusan MGMP IPS MTs wilayah

Jakarta Timur dan beberapa tempat yang dijadikan sebagai lokasi

pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan MGMP

IPS MTs wilayah Jakarta Timur.

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, sumber data berupa dokumentasi meliputi

(1) Visi dan Misi MGMP, (2) Surat Keputusan (SK), (3) struktur

organisasi pengurus MGMP, (4) program kerja, (5) daftar MTs

Negeri di wilayah Jakarta Timur (6) daftar hadir anggota dalam

kegiatan MGMP (7) laporan hasil kegiatan berupa dokumen atau

foto yang diadakan oleh MGMP IPS MTs wilayah Jakarta Timur

E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitaian kualitatif dikenal beberapa metode pengumpulan

data yang umum digunakan. Beberapa metode tesebut anatar lain

wawancara, observasi, studi dukumentasi, namun penggunaan metode

tersebut haruslah disesuaikan dengan tujuan dan keperluan yang

dibutuhkan dalam penelitian yang akan dilakukan, sehingga penggunaan

metode pengumpulan data kualitatif lebih fleksibel dibandingkan dengan

Page 71: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

53

metode kuantitatif.Dalam proses penelitian, adapun teknik pengumpulan

data yang dilakukan peneliti agar mendapatkan data secara lisan maupun

dari hasil pengamatan, adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan

dan mengikuti. Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati

dengan teliti dan sistematis sasaran perilaku yang dituju. Observasi

merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun

nonpartisipatif.Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam

kegiatan yang sedang berlangsung, dan pengamat ikut sebagai perserta

di dalam kegiatan tersebut.Sedangkan dalam observasi nonpartisipatif

pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan

mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.10

Jenis observasi yang dilakukandalam penelitian ini bertujuan

untuk mengumpulkan data adalah observasi partisipasi pasif. Jadi

dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati,

tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.Kegiatan yang diamati

dalam hal ini dapat dijabarkan seperti terlihat pada table 3.2:

Tabel 3.2 Pedoman Observasi

No Observasi yang dilakukan Keterangan

1 Jenis kegiatan dalam MGMP IPS MTs Jakarta Timur

2 Hal-hal yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan

3 Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan

4 Kehadiran anggota/guru-guru IPS dalam kegiatan

5 Sikap yang ditunjukkan oleh anggota/guru-guru IPS dalam mengikuti kegiatan

10Sukmadinata,op. cit., h. 220.

Page 72: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

54

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan

data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan

deskriptif kuantitatif.Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam

pertemuan tatap muka secara individual.Adakalanya juga wawancara

dilakukan secara berkelompok, jika memang hal itu yang

dibutuhkan.11Wawancara banyak digunakan dalam penelitian kualitatif,

bahkan dapat dikatakan sebagai teknik pengumpulan data utama.

Menurut Moleong, “wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan terwawancara yag

memeberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.”12Penelitian ini

melakukan wawancara mendalam dengan pihak-pihak yang terlibat

dalam kegiatan MGMP seperti pengurus dan anggota yang dinilai aktif

dalam MGMP IPS MTs Jakarta Timur guna mencari informasi

mendalam tentang aktivitas MGMP.Seperti terlihat pada table 3.3.

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara

No. Jenis Data yang Dikumpulkan Narasumber 1 Penerapan tahap-tahap Lesson Study, meliputi:

a. Plan, merencanakan bersama perencaan pembelajaran.

b. Do,menerapkan perencanaan pembelajaran yang telah di diskusikan.

c. See, melakukan kegiatan refleksi dari hasil pelaksanaan perencanaan pembelajaran.

Anggota MGMP

2 Manfaat yang di dapat setelah sharing sesama guru IPS

Anggota MGMP

3 Kegiatan sharing mengenai pembelajaran IPS dengan guru lain.

Anggota MGMP

4 Pengembangan kompetensi setelah melakukan sharing Anggota MGMP

11Sukmadinata,op. cit., h. 216. 12Moleong, op. cit., h. 186.

Page 73: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

55

3. Studi Dokumen

Studi Dokumen merupakan suatu teknik pebgumpuan data dengan

menghimpun dan menganalsis dukumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar maupun elektronik.13Adapun jenis data yang

dikumpulkan melalui studi dokumen dalam penelitian ini meliputi (1)

Visi dan Misi MGMP, (2) Surat Keputusan (SK), (3) struktur organisasi

pengurus MGMP, (4) program kerja, (5) daftar MTs Negeri di wilayah

Jakarta Timur (6) daftar hadir anggota dalam kegiatan MGMP (7)

laporan hasil kegiatan berupa dokumen atau foto yang diadakan oleh

MGMP IPS MTs wilayah Jakarta Timur.Seperti terlihat pada table 3.4.

Tabel 3.4

Pedoman Studi Dokumen

No Jenis Dokumen Keterangan

Ada Tidak Ada

1 Visi dan Misi MGMP

2 Surat Keputusan (SK) MGMP

3 Struktur organisasi pengurus MGMP

4 Program kerja

5 Daftar MTs Negeri Jakarta Timur

6 Daftar hadir anggota dalam kegiatan MGMP

7 Laporan hasil kegiatan berupa dokumen atau foto yang

diadakan oleh MGMP IPS MTs wilayah Jakarta Timur.

F. Teknik Analisis Data Menurut Bogdan & Biklen yang dikutip oleh Lexyanalisis data

kualitatif adalah “upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola , mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan

apa yang penting dan apa yang dipelajari,dan memutuskan apa yang dapat

13Sukmadinata,op. cit., h. 221.

Page 74: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

56

diceritakan kepada orang lain.”14Sedangkan menurut Nana Syaodih,

pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif,

berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih.Langkah-

langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik

yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang

digunakan dan data yang telah diperoleh.15

1. Reduksi data (Data reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peniliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu

dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan memberikan

kode pada aspek-aspek tertentu.16Jadi reduksi data adalah proses

penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh

menjadi satu bentuk tulisan akan dianalisis.

Pada penelitian ini reduksi data dilakukan untuk memfokuskan data

mengenai penerapan lesson study berbasis MGMP IPS MTs di Jakarta

Timur.Semua data yang didapatkan dari wawancara, observasi, dan

dokumentasi dikelompokkan dan diklasifikasikan sesuai dengan

katagorinya.

2. Penyajian data (Data display)

Menurut Sugiyono, yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif.17Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk uraian kata-kata

yang bersifat naratif mengenai penerapan lesson study berbasis MGMP

IPS MTs di Jakarta Timur.Penyajian data ini bertujuan untuk

mempermudah memahami hasil penelitian.Penyajian data yang dimaknai

14Moleong, op. cit., h. 248. 15Sukmadinata,op. cit., h. 114. 16Ibid., h. 247. 17Ibid., h. 95.

Page 75: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

57

oleh Miles dan Huberman yang dikutip Idrus adalah sebagai sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan dan pengambilan tindakan.18

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion drawing and

verification)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi.Kesimpulan menjurus pada jawaban dari

pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap “what” dan “how”

dari temuan penelitian tersebut.Setelah data yang terkumpul direduksi dan

selanjutnya disajikan, maka langkah yang terakhir dalam menganalisis

data adalah menarik kesimpulan atau verifikasi.Adapun verifikasi data

menurut Ali adalah “penjelasan tentang makna data dalam suatu

konfigurasi yang secara jelas menunjukan alur kausalnya, sehingga dapat

diajukan proposisi-proposisi yang terkait dengannya.”19

Penarikan kesimpulan dapat berlangsung saat proses pengumpulan

data, sehingga masih bersifat kabur dan diragukan. Jadi kesimpulan harus

selalu diverifikasi selama penelitian berlangsung.Peneliti kualitatif

melakukan verifikasi agar dapat mempertahankan dan menjamin validitas

dan reabilitas hasil temuannya, sehingga kesimpulan penelitian bersifat

kokoh.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data Pengecekan keabsahan pelitian kualitatif data ataupun memperoleh data

yang valid dapat dilakukan salah satunya adalah teknik triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain.Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu.Teknik triangulasi yang paling banyak

18 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Edisi Kedua, ( Jakarta: Erlangga, 2009), h. 151.

19 Mohammad Ali, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, (Bandung: Pustaka Cendekia Utama, 2010), h. 147.

Page 76: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

58

digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.20Dalam bahasa sehari-

hari triangulasi dikenal dengan istilah cek dan ricek yaitu pengecekan data

menggunakan beragam sumber, teknik, dan waktu.

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Misalnya data yang didapat dari hasil wawancara misalnya,

maka dicek dengan observasi maupun dokumentasi.Jika data yang

didapat berbeda dari berbagai teknik, maka peneliti harus melakukan

kajian ulang dan diskusi lebih lanjut kepada sumber yang bersangkutan

untuk memastikan data mana yang dianggap benar.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber

masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih

valid, sehingga lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian

kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan

dengan wawancara, observasi, atau teknik lain

dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil berbeda, maka

dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian

datanya.

20Moleong, op. cit., h. 330.

Page 77: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

59

H. Teknik penulisan Secara teknis, skripsi ini mengacu pada Pedoman Penulisan

SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta 2015.

Page 78: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran UmumMGMP IPS MTs Jakarta Timur 1. Lokasi

MGMP IPS MTs Jakarta Timur merupakan suatu wadah bagi guru

untuk melakukan pertemuan yang diharapkan mampu untuk

mengembangkan kompetensinya sebagai guru yang professional melalui

suatu perkumpulan seluruh guru mata pelajaran IPS yang mengajar di

tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) se-Jakarta Timur.MGMP IPS MTs

Jakarta Timur ini memiliki sekretariat di MTs Negeri 25 Jakarta yang

beralamat di jalan I. Gusti Ngurah Rai No. 75, Cipinang Muara, Jatinegara,

Jakarta Timur.

2. Visi dan Misi

Pengurus MGMP IPS MTs Jakarta Timur telah menetapkan visi dan

misi dari berdirinya MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang dihasilkan dari

musyawarah anggota dan pengurus serta disetujui oleh Pembina MGMP IPS

MTs Jakarta Timur yaitu Kepala Kanwil Kementerian Agama Kota Jakarta

Timur. Adapun visi dan misi dari MGMP IPS MTs Jakarta Timur adalah:

Visi Membentuk guru yang professional, kreatif, inovatif dan berdaya guna

Misi 1. Menjadikan Musyawarah Guru Mata Pelajaran IPS (MGMP)

sebagai pusat sarana pengkajian dan pembinaan. 2. Mengamalkan ilmu yang diperoleh dari MGMP IPS. 3. Membina guru-guru IPS Swasta dibawah naungan KKM

MTs Negeri se Jakarta Timur. 4. Mengadakan pelatihan workshop, seminar dan lain-lain. 5. Mengunjungi tempat terkait materi pengajaran.

(Sumber: AD/ART MGMP IPS MTs Jakarta Timur)

Visi dan misi tersebut sesuai dengan pendapat Ibrahim dan Syaodih

yang dikutip oleh Ani Mistaria mengatakan bahwa “ MGMP sebagai salah

satu bentuk pelatihan dan penataran bagi guru mempunyai tujuan sebagai

berikut: pengembangan pribadi, pengembangan professional, pemecahan

60

Page 79: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

61

masalah, tindakan yang remedial, motivasi, danmeningkatkan

mobilitas”.1Jadi melalui MGMP ini guru dapat dibentuk menjadi seorang

yang professional dengan cara dibina dan dikembangkan dalam kegiatan

yang diadakan oleh MGMP yang nantinya akan dapat memecahkan

permasalahan yang dimiliki dan memberikan manfaat untuk dirinya sendiri

dalam mengembangkan profesinya sebagai guru yang professional.

3. Struktur Organisasi

Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Sanggar Musyawarah Guru Mata

Pelajaran IPS Nomor 15/MGMP.IPS/JT/V/2014 tentang susunan pengurus

MGMP IPS Kota Jakarta Timur Seperti terlihat pada gambar 4.1:

1Ani Mistaria, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Profesionalisme Guru, Jurnal Edukasi Musi Rawas, vol. 1, 2014, h. 92.

Page 80: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

62

Gambar 4.1

Struktur Organisasi MGMP IPS Kota Jakarta Timur Masa Bakti 2012-2015

(Sumber: AD/ART MGMP IPS MTs Jakarta Timur)

Terkait dengan susunan kepengurusan MGMP IPS MTs Jakarta

Timur tahun 2012-2015 seperti yang digambarkan di atas masih berlaku

sampai tahun 2017 ini karena belum adanya kegiatan peremajaan struktur

organisasi MGMP IPS MTs Jakarta Timur.

Sekretaris:

Suyono, SE

Bendahara:

Ida Farida, S.Pd

Pengurus Bidang

A. Organisasi: E. Pembinaan Minat, Bakat 1. Dra. Hj. Farida Salim, M.Pd & Kreativitas Siswa 2. Yandi Arfan, S.Pd 1. Ahmad Gazali, S.Pd 3. Nelly Hefti. SE 2. Laily

B. Pengembangan Profesi: 3. Hj. Nunung M, S.Pd 1. Nurul Umniyati, S.Pd F. Pengembangan Kurikulum 2. Adri, S.Pd & Evaluasi 3. Yayah Fahriyah, M.Pd 1. Drs. Suyatno, M.Pd

C. Pengembangan Media & Bahan Ajar: 2. Tri Handayani, S.Pd 1. Sudarja, S.Pd 3. Nurbani, S.Ag 2. Zulfikar, S.Pd G. Humas 3. Novi Eka A, S.Pd 1. Moh. Slamet Moelyono, S.Pd

D. Pengembangan Modul Pembelajaran: 2. Dra. Hj. Oom Komariah 1. Alim Darmawan B, S.Pd 3. Eva Faizah, S.E.I 2. Sukardi, S.Pd 3. Arika, S.Pd

Ketua : Abdul Wahid, S.Pd

Wakil : Dandy Dimwani, S.Pd

Page 81: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

63

4. Program Kerja

Program kerja MGMP IPS MTs Jakarta Timur terdiri dari dua program,

yaitu program rutin dan program pengembangan.Program rutin

dilaksanakan setiap satu bulan sekali.Kegiatan yang diadakan seputar

perangkat pembelajaran administrasi guru seperti penyusunan program

tahunan, program semester, silabus, RPP, kisi-kisi soal ujian, dan soal

ujian.Pelaksanaan program rutin tersebut disesuaikan dengan jadwal pada

kalender akademik.

Selanjutnya program pengembangan masih perlu penyesuaian jadwal.

Sejak tahun 2012 sampai 2017, program atau kegiatan pengembangan yang

sudah dilaksanakan baru satu kali yaitu pada tahun 2015 workshop tentang

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diadakan saat studi banding ke Pulau

Seribu. Tahun 2017 ini sedang direncanakan kegiatan studi banding

sekaligus mengadakan bakti sosial ke daerah Badui, Banten.

B. Data Penelitian 1. Hasil Observasi

Hari/Tanggal : Selasa, 18 Juli 2017

Waktu : 11.00– 14.00 WIB

Tempat : MTs Negeri 24 Jakarta

Agenda pertemuan rutin yang dilakukan MGMP IPS MTs Jakarta Timur

dalam sebulan sekali memberi kesempatan pada peniliti untuk ikut langsung

dalam kegiatan guna melakukan observasi partisapasi pasif. Agenda ini

dilakukan di sekolah berbeda setiap bulannya tergantung dengan kesepakatan

para anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur.Pengurus MGMP yang hadir

dalam pertemuan yang dilakukan pada bulan Juli kemarin adalah Ibu Elita

Wirda selaku ketua MGMP IPS MTs DKI Jakarta, Bapak Abdul Wahid

selaku ketua MGMP IPS MTsJakarta Timur, Bapak Suyono selaku sekertaris

MGMP IPS MTs Jakarta Timur, Ibu Mulyaningsih selaku Kepala Sekolah

MTs Negeri 24 Jakarta, dan para Anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur.

Page 82: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

64

Ada beberapa agenda penting yang dibahas dalam petemuan tesebut.

Antara lain, kepastian penggunaan RPP kurikulum terbaru, pengarahan dan

bimbingan MGMP dalam memperbaiki organisasi secara struktural, halal

bihalal, serta pematangan bakti sosial ke suku Badui. Hasil mengenai

penggunaan buku ajar kurikulum 2013 mendapatkan perhatian khusus karena

para anggota MGMP masih banyak yang bingung dalam pengunaan

kurikulum, antara kurikulum 2013 irisan dengan kurikulum 2013 revisi 2016,

disepakati untuk memakai kurikulum 2013 edisi irisan.Sikap yang

ditunjukkan oleh para anggota dalam mengikuti kegiatan ini, masih banyak

yang tidak on time, namun mereka sangat aktif dan antusias di dalam forum.

Dalam pertemuan rutinMGMP IPS MTs Jakarta Timur, ketua MGMP hanya

sebagai fasilitator di dalam pertemuan tersebut, para anggota lah yang

menentukkan apa saja pembahasan penting yang perlu di bahas sehingga

komunikasi yang terjalin cenderung dua arah.Selain itu para guru juga saling

sharing mengenai buku terbaru dan berbagi pengalaman atas sekolah yang

lebih dulu menggunakan kurikulum 2013.Para anggota secara aktif saling

berbagi tentang bagaimana pembelajaran yang baik.

2. Hasil wawancara

a. Gambaran pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan

atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study

Hasil penelitian ini berdasarkan analisis hasil observasi, analisis

dokumentasi dan wawancara dengan 15 informan, yaitu: (1)Bapak Abdul

Wahid, S.Pd selaku Ketua MGMP IPS MTs Jakarta Timur (2) Bapak

Suyono, S.E selaku Kekertaris MGMP IPS MTs Jakarta Timur,(3) Bapak

Adri, S.Pd, (4) Bapak Achmad Gozali, S.Pd, (5) Bapak Rohmad Junaedi,

(6) Bapak Alim Darmawan, S.Pd (7) Bapak Drs. Suyatno, M.Pd, (8)

Bapak Sudarja, S.Pd, (9) Ibu Nani Handajani, (10) Ibu Nurul Umniyati,

S.Pd, (11) Ibu Tri Handayani, S.Pd, (12) Bapak Ahmad Fadilah, (13)

Bapak Moh. Slamet Moelyono, S.Pd, (14) Ibu Eka Puji Wahyuni, (15)

Ibu Eka Siswanti.

Page 83: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

65

1) Kegiatan Bertukar Fikiran yang Dilakukan Dengan Sesama Guru

IPS Mengenai Materi Sulit di Pembelajaran IPS

Berkaitannya dengan adanya aktivitas MGMP IPS MTs di

wilayah Jakarta Timur membuat para guru IPS MTs di Jakarta Timur

bertemu dalam agenda rutin yang dilaksanakan satu bulan sekali. Hal

ini tentu menyebabkan para guru yang hadir menjadi lebih akrab dan

saling bertukar fikiran mengenai apa saja yang berkaitan untuk

pengembangan mata pelajaran IPS maupun tingkat keprofesionalan

mereka sendiri sebagai guru. Pada tema ini peniliti mengajukan

pertanyaan mengenaiapakah para anggota MGMP saling bertukar

fikiran dengan sesama guru mengenai materi sulit di pembelajaran IPS,

dan apakah kegiatan sharing itu terjadwal atau tidak.Selain pertemuan

rutin itu, anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur juga memiliki grup

whatsapp untuk membahas hal-hal mengenai pembelajaran IPS.Bapak

Abdul Wahid, S.Pd selaku ketua MGMP IPS MTs Jakarta Timur dalam

wawancara menjelaskan bahwa:

Tentu saja ketika pertemuan MGMP itu berlangsung maka kami dengan para anggota lainnya pun akan melakukan bertukar fikiran. Kesulitan dalam belajar yang dapat kita misalkan adalah masalah anak-anak di dalam kelas, termasuk juga soal materi yang di anggap sulit.Dan problema anak di dalam kelas itu juga jadi pokok bahasan kita saat melaksanakan MGMP.Ketika melakukan Sharing atau bertukar fikiran seperti ini biasanya tidak kami jadwalkan, terjadi saat dadakan saja.Tetapi kegiatanMGMP itu terjadwal sekali dalam sebulan. Namun Sharing bisa dilakukan di dalam maupun diluar MGMP, karena kebetulan kami juga punya grup whatsapp (WA), bisa melalui grup WA juga Sharing tersebut.2

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Suyono, SE selaku sekretaris MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang

menjelaskan bahwa:

2 Wawancara, 01 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

Page 84: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

66

Iya biasanya seperti itu, hasil dari forum MGMP tadi biasanya di diskusikan lagi antar teman guru yang ada. Sewaktu pertemuan saya pasti bertukar fikiran dengan teman guru IPS lain yang hadir. Contohnya ada temen punya materi ini, yang lain kan pasti ada yang belum punya nah disitulah biasanya saling bertukar informasi dan fikiran. Kegiatan bertukar fikiran itu biasanya muncul sendiri, maksudnya gini, meskipun di undangan tidak di program tapi temen guru sendiri ada yang bertanya langsung bisa melalui personal atau bersama-sama.Sharing juga dilakukan melalui media karena kebetulan di MGMP IPS Jaktim ini ada grup WA.Tapi kalau terjadwal biasanya ya pertemuan-pertemuan MGMP saja.Sebulan sekali biasanya gitu.Sisanya dilakukan secara personal saja.3

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara Bapak Adri, S.Pd yang menjadi

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur menjelaskan bahwa:

Dalam melaksanakan kegiatan bertukar fikiran saya sering dengan guru IPS yang lain, terutama dengan guru yang satu sekolah itu sering. Tetapi dengan guru IPS sekolah lain pernah namun tidak sering. Karena kan kami pun bertemunya tidak sering jadi hanya sesekali saja saat bertemu. Ketika bertukar fikiran atau Sharing itu biasanya membahas tentang RPP, silabus, pendalaman materi, dan banyak macam lainnya termasuk masalah siswa dikelas.Kegiatan Sharing yang saya lakukan itu tidak terjadwal, biasanya secara kebetulan saja karena saya juga tidak terlalu sering bertemu guru dari luar sekolah itu, jadi lebih personal saja bertemunya jika diluar MGMP, biasanya bertemu di diklat atau pelatihan PLPG.Tapi kalau di MGMP itu terjadwal ya sebulan satu kali.4

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Bapak Achmad

Gozali, S.Pd yang mengatakan bahwa:

Saya sering sekali ya bertukar fikiran dengan guru IPS lain dalam membahas materi yang dianggap sulit, tidak hanya diskusi artinya kita memang saling membantu walaupun kita berlainan kelas tapi kita satu sama lain saling memberikan informasi. Namun jika dengan guru IPS diluar sekolah sih jarang paling ketika ada pertemuan MGMP baru saya bertukar fikiran dengan guru IPS dari sekolah lain tapi seringnya hanya internal aja. Dan biasanya dengan guru lain terjadwal karena kita kan sesuai mengikuti pertemuan MGMP, itu yang bertatap muka ya, karena kan kita di MGMP juga ada grup WA ya jadi bisa diskusi

3Ibid., 4Ibid.,

Page 85: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

67

lewat media elektronik juga. pertemuan di dalam MGMP itu terjadwal dilaksanakan sebulan sekali biasanya dihari Selasa.5

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Rohmad Junaedi, beliau

mengungkapkan hal yang sedikit berbeda bahwa:

Iya saya pasti sering bertukar fikiran dengan guru IPS lain tetapi kalo saya materi sulit malah kebalikannya, materi buat saya tidak ada yang sulit. Yang sulit itu bukan materinya tapi cara penyampaiannya yang sulit untuk disampaikan ke anak. Malah kebanyakan guru-guru itu pada nanya ke saya bagaimana cara menguasai materi yang sulit itu. Sharing itu cenderung tak terjadwal dimana ada kesulitan kadang mereka yang bertanya. Tapi jika Sharing yang dilakukan di dalam MGMP pertemuannya terjadwal sebulan sekali di hari selasa.6

Untuk melengkapi penjelasan di atas, dan untuk memperoleh

gambaran lebih jelas tentang kegiatan bertukar fikiran yang dilakukan

dengan sesama guru IPS mengenai materi sulit di IPS, maka diperoleh

hasil wawancara dengan anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur yaitu

Bapak Alim Darmawan B, S.Pd mengatakan bahwa:

Iya tentu pernah. Jadi begini kalo jurusan di IPS itu kan ada 4 ya ada ekonomi, geo, sosio, dan sejarah. Kalo aku sendiri basicnya dari sejarah nah yang lain ada ada yg dr ekonomi ada yang sosio, nah mereka sempet kesulitan dengan materi diluar dari basicnya. Ya di MGMP juga pernah karena hal itu dilaksanakan rutin sebulan sekali.Kegitan bertukar fikiran yang saya lakukan tidak selalu terjadwal karena lebih seling Sharing langsung aja, lebih ke curhat sih.Tapi kalo di MGMP memang terjadwal satu bulan sekali dihari selasa ya.7

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Bapak Drs. Suyatno,

M.Pd menjelaskan bahwa:

Ya di MGMP saya sering bertukar ikiran dengan guru lain, biasanya saat sedang santai sering dibicarakan hal mengenai materi, RPP, buku ajar, dan lain-lain. MGMP juga ada di MTs N 16 ya sebulan sekali di akhir bulan jumat terakhir. Dan di sekolah juga biasanya kumpul Sharing forum sebulan sekali, kalo yang terjadwal materi-materi tertentu ya. Kalo ada kesulitan ya sewaktu-waktu aja spontan

5Wawancara, 02 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

6Ibid., 7Ibid.,

Page 86: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

68

gitu.Kalau yang di MGMP Jakarta Timur itu sebulan sekali setiap hari selasa.Kalo disekolah sebulan sekali biasanya di akhir bulan hari jumat.8

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Sudarja, S.Pd beliau mengatakan bahwa:

Iya tentu saja pernah, tapi kalau disini saya biasanya hanya pada saat pembahasan soal.Kalo soal materi itu jarang. Justru saat bertukar fikiran saya yang ditanya dengan teman guru yang lain.Namun lehiatanSharing yang saya dan teman-teman lakukan itu tidak terjadwal ya hanya curhat saja. Jadi sebelum mulai kita ngobrol soal kendala apa saja yang ada di pembelajaran IPS. Nanti dibahas jalan keluarnya harus seperti apa. Tetapi untuk pertemuan MGMPnya terjadwal sebulan sekali di minggu kedua hari selasa.9

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nani

Handajani, beliau menjelaskan tentang apa yang di dapatkan saat bertukar

fikiran dengan guru IPS lain di dalam MGMP, bahwa:

Iya saya pernah bertukar fikiran, misalnya pada waktu pembahasan materi kayak peta.Jadi saling berdiskusi di sekolah ini aja.Kalo di MGMP jarang sih.Karena di dalam MGMP itu lebih bnayak membahas RPP dan kisi-kisi soal. Kegiatan bertukar fikiran itu istilahnya masih curhat misalkan kalo ada jam kosong. Kalo di dalam MGMP baru terjadwal sebulan sekali hari selasa.10

Kemudian diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nurul

Umniyati, S.Pd menjelaskan bahwa:

Ya pernah, seperti sekarang materi kelas 9 kurtilas yg irisan, jadi harus mengetahui materi kelas 7-8 karena kelas 7 dan 8 itu kan sudah menggunakan k13 yang revisi ya. Jadi saya sering juga bertukar fikiran untuk materi apa aja yang akan dibahas. Dan kegiatan Sharing yang saya lakukan itu tidak terjadwal, hanya sekedar Sharing antar sesama guru saja. Tetapi kegiatan yang dilakukan di MGMP memang terjadwal Sebulan sekali khusus yang jaktim saja.11

8Wawancara, 03 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

9Wawancara, 04 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

10Ibid., 11Wawancara, 08 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan

atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

Page 87: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

69

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Tri Handayani,

S.Pd yang menjelaskna bahwa:

Kalau untuk bertukar fikiran tentu ketika bertemu dnegan gur yang lain saya akan melakukan itu ya. Biasanya sayaSharing masalah materi pembelajaran, perangkat pembelajaran dan masalah lainnya yang saya hadapi. Dan saya melakukan Sharing itu tidak terjadwal waktunya bebas saja karena memang kan itu tidak terorganisir ya jadi lebih spontan aja. Yang terjadwal itu biasanya ketika pertemuan MGMP IPS Jakarta Timur yang diadakan sebulan sekali. Disitu terkadang juga sudah ditentukan materi apa yang di bahas jadi biasanya itu Sharing juga dilakukan diluar forum.12

Kemudian diperoleh hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak

Ahmad Fadilah menjelaskan bahwa:

Dalam melakukan Sharing itu biasanya lebih sering saya dengan gru di sekolah MTs N 29 saja, kami membentuk kelompok untuk membahas apa saja tentang pembelajaran IPS. Dan saya juga sering bertukar fikiran dengan guru yang tidak satu mata pelajaran dengan saya misalkan Bahasa Inggris atau yang lain. Jika didalam MGMP saya karena termasuk ikut aktif di dalamnya jadi saya sudah pasti bertukar fikiran juga dengan guru dari sekolah lain. Sharing yang saya lakukan dengan guru lain juga tidak terjadwal ya. Yang terjadwal itu ketika pertemuan MGMP yang dilakukan sebulan sekali.13

Selanjutnya diperolehhasil wawancara dengan guru IPS MTs N 17

Jakarta Bapak Moh. Slamet Moelyono, S.Pd menjelaskan bahwa:

Ya tentu saja, biasnaya dilakukan dilingkuangan sekolah sesuai dengan guru mata pelajaran masing-masing, berdiskusi satu sama lain biasanya dilakukan setiap Jum’at. Pembahasan yang dibahas semua yang berkaitan dengan pembelajaran seperti materi, media, RPP, dan lainnya.Jika dengan MGMP hanya saat tertentu saja misalkan saat pertemuan.Ketika melakukan Sharing sih waktunya bebas kecuali yang di MGMP ya itu terjadwal memang, di MGMP sebulan sekali setiap selasa biasanya.14

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Eka Puji Wahyuni

yang mengatakan bahwa:

12Ibid., 13Ibid., 14Wawancara, 09 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan

atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

Page 88: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

70

Iya pernah bahkan sering, khususnya pada materi pembelajaran yang diangap sulit dan kita saling berdiskusi satu sama lain bertukar fikiran jika ada yang tidak tahu maka dibantu teman lain, seperti itu. Untuk Sharing itu tidak terjadwal, lebih sering saat membuat soal.Tetapi kalau MGMP terjadwal sebulan sekali.Jadi waktunya bebas saja saat ada kesulitan maka di Sharing dengan teman guru lain di MGMP. Karena memang kan hal itu kita perlukan juga untuk terjalin hubungan yang lebih akrab ya.15

Selanjutnya hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu Eka Siswanti

selaku guru IPS di MTs N 30 Jakarta menjelaskan bahwa:

Saya sering bertukar fikiran dengan guru lain, misalkan bertukar pikiran antar guru IPS yang latar belakang pendidikannya berbeda, contoh guru IPS sejarah dengan guru IPS ekonomi atau Geografi saya sering sekali Sharing dengan mereka karena untuk MTs IPS kita kan harus menguasai materi IPS secara umum. Untuk waktunya tidak terjadwal bebas saja kapan perlunya ya tapi memang untuk pertemuan di MGMP terjadwal satu bulan sekali dan biasnaya di hari selasa ya.16

2) Kegiatan Bertukar Fikiran Tentang Perencanaan Pembelajaran

yang Baik Demi Meningkatkan Kompetensi Siswa

Kegiatan Sharing mengenai proses perencanaan pembelajaran baik

itu membahas tentang model, metode, pendekatan pembelajaran IPS

maupun Sharing dalam rangka mengobservasi dan merefkesi kegiatan

pembelajaran.Pada tema ini peniliti mengajukan pertanyaan mengenai

apakah para anggota MGMP berdiskusi dalam rangka mengobservasi

dan merefleksi kegiatan pembelajaran, dan pernahkah para anggota

mengkaji perencanaan pembelajaran yang baik guna

meningkatkankompetensi siswa. Bapak Abdul Wahid, S.Pd selaku

ketua MGMP IPS MTs Jakarta Timur dalam wawancara menjelaskan

bahwa:

Biasanya kan yang lagu lama modelnya ceramah, ternyata yang saya temukan dikelas itu murid saya yg sudah lulus merindukan cara mengajar saya, saat ulangan saya beda sekali dengan guru lain. Jadi

15Ibid., 16Wawancara, 15 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan

atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

Page 89: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

71

saya Tanya jawab langsung sifatnya kuis, setiap saya mengadakan ulangan ya seperti itu.Karena saya itu tidak perrcaya dengan ulangan kertas. Kemudian saya pernah sampaikan cara mengajar saya itu ke guru lain. Dalam kegiatan mengobservasi dan merefleksi kegiatan pembelajaan saya pernah, nah itu diantaranya tidak terprogram itu kalo bahsa dari teman-teman itu bagian dari curhat.Tetapi justru memang itu yang seru untuk dibahas dalam MGMP walaupun sampai ini belum pernah terjadwalkan secara khusus.17

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Suyono, SE selaku sekretaris MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang

menjelaskan bahwa:

Iya selama ini kan kita ceramah biasanya. Nah dengan adanya perubahan sekarang ini sudah lain lagi, jadi ceramah bisa dibilang sudah ketinggalan. Akhirnya dengan cara diskusi menjadikan anak supaya kreatif atau mungkin problem solfing, intinya kita kaji apa metode yang membuat siswa lebih aktif. Kalau dalam kegiatan refleksi itu diskusi ada, biasanya contohnya itu gini, ada materi pembelajaran yang terbaru kan ya, sedangkan kita sendiri kan bahannya belum ngerti, mau ga mau itulah kita adakan diskusi nanti cara penyampaiannya seperti apa, itu ada seperti itu. Nah nanti kita observasi bareng-bareng lagi setelah masing-masing melaksanakan yang kita sudah diskusikan.18

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara Bapak Adri, S.Pd yang menjadi

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur menjelaskan bahwa:

Pernah di bicarakan di dalam forum maupun personal tapi hal itu lebih sering dilakukan secara personal.Pembahasan bagaimana metode yang baik apalagi sekarang k13 itu ada yang irisan dan ada yang revisi, kita harus pandai-pandai dalam menggunakan metode maupun model dalam pendekatan pembelajaran. Jika pembahasan mengenai kegiatan refleksi tentu pernah saya bicakan dengan teman guru lain. Waktu di MGMP saya mendiskusikan tentang hal itu, saling Sharing dan berdikusi bagaimana baiknya kegiatan itu dilakukan. Berbagi pengalaman dan keluhan apa saja yang sulit.19

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Bapak Achmad

Gozali, S.Pd yang mengatakan bahwa:

17Wawancara, 01 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

18Ibid., 19Ibid.,

Page 90: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

72

Kalau di MGMP belum pernah. Karena memang penerapan metode disetiap sekolah mempunyai problem sendiri, jadi kalo itu diterapin di sekolah ini belum tentu sesuai di sekolah lain. Jadi memang itu biasanya hanya untuk internal sekolah saja. Tetapi biasanya saya membahsa itu dengan guru di satu sekolah ini, karena kita tau persiskan apa masalahnya jadi penyelesaiannya juga mudah. sama halnya dengan berdiskusi mengenai kegiatan refleksi, iya sering pada saat pertemuan kita biasanya saling mengisi memberi masukan umpamanya kasus tentang siswa bagaimana menanganinya. Tapi kan karena pertemuannya tidak intens hanya sebulan sekali, berbeda dengan guru disini sering saya mengobservasinya bareng-bareng.20

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Rohmad Junaedi, beliau

mengungkapkan hal yang sedikit berbeda bahwa:

Biasanya metode gitu saya gunakan pas pelajaran geografi saya gunakan metode yang benar-benar saya kuasai, materi in cocoknya pake metode ini gituu.Sebenernya sih itu individual saya saja, jadi jarang saya diskusikan.Untuk kegiatan mengobservasi dan merefleksi kegiatan pembelajaran sih iya pernah. Biasanya kita diskusikannya itu materi-materi, nah biasanya yang di bahas itu kan refleksi bagaimana guru-guru diluar dari mata pelajaran yang di tempuhnya. Apakah ada kesulitan ataupun kendala yang tidak bisa dihadapi dan erlu dicari jalan keluarnya.21

Untuk melengkapi penjelasan di atas, dan untuk memperoleh

iinformasi yang lebih jelas lagi maka diperoleh hasil wawancara dengan

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur yaitu Bapak Alim Darmawan B,

S.Pd mengatakan bahwa:

Iya kalo itu secara otomatis ya tapi konseptualnya ga rapih.Tapi intisarinya yang di bahas sih soal itu. Model apa yang baik, jadi obrolan ringan yang berbobot. Saling bertukar fikiran kira-kira apa nih media dan model yang cocok untuk siswa seperti A atau seperti siswa B. dalam kegiatan merefleksi dan mengobservasi kegiatan pembelajaran tentu iya, kan kita disini ada rapat bulanan , di rapat bulanan itu salah satunya kita bahas mengenai kesulitan-kesulitan pembelajaran di kelas terus untuk materinya, itu rutin sih kita lakukan sebulan sekali atau paling lambat 2 bulan sekali. Jadi istilahnya ada MGMP yang level sekolahnya.22

20Wawancara, 02 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

21Ibid., 22Ibid.,

Page 91: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

73

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Bapak Drs. Suyatno,

M.Pd menjelaskan bahwa:

Itu beberapa tahun lalu pernah sekali. Karena didalam MGMP termasuk jarang mebahas tentang metode pembelajaran, hanya beberapa kali saja di dalam forum resmi ya, jika diluar forum sering saya dengan guru lain membicarakan itu di sela-sela pertemuan. Namun hal itu cukup sering saya bahas dengan guru di satu sekolah.Dan sepertinya untuk kegiatan releksi sementara ini MGMP belum terlalu kesitu, baru tingkat bahas soal bareng, bahas kisi-kisi bareng, kegiatan pengembangan bareng.Biasanya ketemunya lebih sering ketika membahas kisi-kisi soal.23

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Sudarja, S.Pd beliau mengatakan bahwa:

Kalau untuk membahas metode dan model pembelajaran bareng sih belum ya yang secara resminya, justru kita ada keinginan kedepannya mau mengajukan ke kanwil yang berbentuk kegiatan.Saya pengennya kalo memang bisa di masukan ke balai diklat supaya dapet sertifikat juga untuk kenaikan pangkat.Itu kita inginkan supaya model pembelajaran ips itu biar seragam.Tetapi untuk pembahasan yang nonformal sih sering ketika sedang istirahat di dalam pertemuan MGMP itu ya.Untuk kegiatan refleksi dan mengobservasi kegiatan pembelajaran kalo menurut saya itu juga sangat penting untuk didiskusikan ya.Apalagi dengan teman guru yang satu sekolah agar terciptanya pembelajaran yang baik juga. Karena itu baik tentu saya pernah mendiskusikannya dengan teman guru lain. Baik di MGMP ataupun di sekolah saya sendiri.24

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nani

Handajani, beliau menjelaskan bahwa:

Saya pernah membahas metode pembelejaran dnegan guru lain. Tidak harus dengan guru IPS dengan guru dari mata pelajaran lain juga bisa. Misalnya dengan guru IPA gimana cara metode yang menyenangkan, tidak harus dengan sesame guru IPS sih kalo membahas metode ya. Saya juga pernah membahas tentang kegiatanrefleksi dengan guru lain misalkan ada kegiatan ada yang kurang seperti penangkapan kepada siswa yg kurang bagus, RPPnya yg kurang baik, atau media

23Wawancara, 03 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

24Wawancara, 04 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

Page 92: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

74

yang gitu-gitu aja. Kita bahas tuh setelah itu harus seperti apa supaya lebih baik lagi.25

Kemudian diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nurul

Umniyati, S.Pd menjelaskan bahwa:

Belum pernah ya kalo di dalam forum MGMPnya, hanya musyawarah saja dengan guru lain, tapi diluar kgiatan inti itu sih sering ya.metode dan media yang telah di bicarakan asal cocok dengan kondisi saat mengajar, maka akan saya gunakan. Unruk kegiatan refleksi juga Sering bertukar pikiran, Sharing antar guru ips lainnya. Jadi tau ternyata kegiatan pembelajaran yang telah kita praktikan tidak selalu cocok dengan muridnya.26

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Tri Handayani,

S.Pd yang menjelaskan bahwa:

Ya kalau membahas model dan media Pernah, dan perangkat pembelajaran terutama RPP agar dapat menemukan RPP kurtilas yang baru khususnya kelas 9, karena saya sangat membutuhkan informasi tentang itu ya jadi saya banyak bertukr fikiran dengan guru lain terutama guru IPS. Dalam merefleksi saya juga sering bicara dengan guru lain tapi biasanya dengan guru satu sekolah saja, karena kan lebih mudah juga bertemunya. Biasanya yang di bahas dalam kegiatan refleksi tersebut itu soal pembagian tugas dan saling mengisi aja antar guru.27

Adapun hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Ahmad

Fadilah menjelaskan bahwa:

Saya pernah mendiskusikan tentang metode apa yang baik dan cocok untuk pelajaran IPS, mendiskusikan sesama guru IPS khususnya model pembelajaran IPS dan disampaikan kepada guru lain, jadi saya dan guru yang lain saling Sharing atas apa yang akan kita gunakan dikelas baik itu model maupun metode. Dalam rangka mengobservasi hasil pembelajaran di sekolah ini terdapat tim yang mana tim tersebut setiap hari jumat yang dikoordinatori oleh salah satu guru IPS dan biasanya mendiskusian tentang materi-materi pembelajaran dan apa saja kendala yang dihadapi selama mengajar.28

25Ibid., 26Wawancara, 08 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan

atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study” 27Ibid., 28Ibid.,

Page 93: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

75

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan guru IPS MTs N 17

Jakarta Bapak Moh. Slamet Moelyono, S.Pd menjelaskan bahwa:

Tentu saya pernah mengkaji metode pembelajaran dengan guru lain di MGMP dan di sesuaikan dengan kondisi pembelajaran dikelas yang tetntunya berkaitan dengan materi. Jadi tidak semuanya saya gunakan dikelas dari hasil diskusi itu, karena saya pun melihat kondisi di kelas yang saya ajar.Dan di dalam kegiatan setelahnya atau yang biasa disebut dengan kegiatan refleksi tentu saya juga pernah melakukannya, berdiskusi mengenai berbagai hal seperti materi, tentang pskikologi anak-anak, dan kegiatan pembelajaran lainnya. Agar tahu yang baiknya seperti apa.29

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Eka Puji Wahyuni

yang mengatakan bahwa:

Saya pernah melakukan diskusi untuk membahas materi, saat pelatihan saling berdiskusi antar sesama guru IPS lainnya. Membahas media apa yang menarik untuk siswa dan cocok untuk kurikulum 2013. Karena kan di k13 siswa harus jauh lebih aktif ya. Ya kegiatan mengobservasi dan merefleksi kegiatan pembelajaran leih sering saya diskusikan dengan guru di sekolah ini ya, berdiskusi mengenai berbagai hal seperti materi, dan kami telah memiliki kelompok kerja guru IPS yang fungsinya untuk saling bertukar pikiran baik sebelum ataupun sesudah kegiatan pembelajaran.30

Hasil wawancara terakhir yang dilakukan dengan Ibu Eka Siswanti

selaku guru IPS di MTs N 30 Jakarta menjelaskan bahwa:

Dalam berdiskusi soal metode dan media pembelajaran pernah saya Sharing dengan guru lain ya, nah setelah itu saya terapkan dikelas, seringnya saya menerapkan metode diskusi dan match and match. Dalam hal mengobservasi saya juga sering Sharing dengan guru lain, contoh materi kurikulum 2013 di mata pelajaran lain itu seperti apa dan bagaimana penyampaiannya, lantas bagaimana penerapannya di pembelajaran IPS. Di MGMP juga suka saya diskusikan bagaimana pembelajaran yang baik khususnya k13 yang revisi ya.31

29Wawancara, 09 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

30Ibid., 31Wawancara, 15 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan

atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

Page 94: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

76

3) KegiatanMGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak

menerapkan teori dan best practice Lesson Study

Pelaksanaan Lesson Studyterdapat 3 kegiatan yang dilakukan yaitu

plan, do, see. Ketiga hal ini harus dilakukan agar terciptanya proses

pembelajaran yang lebih baik lagi. Lesson Studyterbagi menjadi 2

macam yaitu Lesson Studyberbasis MGMP dan Lesson Studyberbasis

sekolah.Dalam kaitannya dengan hal ini adalah penerapan Lesson Study

dalam kegiatan MGMP IPS MTs Jakarta Timur. Pada tema ini peniliti

mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang mengacu pada teori

Lesson Study dan tahapan yang ada di dalam pelaksanaan Lesson

Study.Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai

sejauhmana pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau

tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study,Bapak Abdul

Wahid selaku ketua MGMP IPS MTs Jakarta Timur dalam wawancara

menjelaskan bahwa:

Dalam kaitannya dengan Sharingmengenai proses perencanaan pembelajaran yang biasanya saya lakukan seperti contohnya kalau saya memberikan materi pada siswa itu setelah saya jelaskan nanti anak-anak cari materinya bisa berkelompok ataupun mereka cari lewat internet suruhcari sendiri, setelah selesai presentasi kedepan, seperti itu yang sering saya Sharing dengan guru IPS lain di MGMP, kebanyakan mereka juga seperti itu. Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain akan saya terapkan, kalo tidak diterapkan sama juga bohong. Ketika didiskusikan pembelajaran apa yang baik, biasanya pasti saya terapkan di dalam kelas. Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, kebetulan disini saya tidak pernah. Jadi hanya sebatas Sharing lalu dilakukan secara individual gitu. Ya mungkin haya mengamati sepintas aja sambil jalan. Dulu pernah di dalam MGMP ada salah satu guru dia kebetulan dapet beasiswa daru UPI Bandung, ilmu dari sana ditularkan ke kita, cara mengajar yang baik seperti apa, menghadapi siswa seperti apa, menggunakan metode seperti apa, ada sih. Di Sharing di dalam MGMP itu.Untuk mendiskusikan kembali hasil dari perencanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan iya pernah di omongin lagi. Namanya Sharing kan pasti ada kelebihan dan kekurangan. Setelah diterapkan di omongin

Page 95: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

77

lagi apa yang kurang, biasanya kan di tanggapi oleh teman-teman yang lain kurangnya apa. Bisa juga terjadi.32

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Suyono, SE selaku sekretaris MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang

menjelaskan bahwa:

Dalam kaitannya dengan Sharingmengenai proses perencanaan pembelajaranitu sebetulnya sudah kita muat didalam RPP tetapi terkadang yang namanya RPP itu kan merupakan suatu program, program itu tidak selalu pas dengan yang kita hadapi di lapangan bisa sama bisa beda. Yang jadi masalah itu kan adanya perbedaan ini, itulah yang menjadi topik kita saat Sharing. Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain sebenarnya tidak selalu saya terapkan. Saya mengajarnya seperti coboy jadi khusus pribadi saya, kalau teman-teman patuh dengan rpp. Karena saya berprinsip anak-anak itu faham yang lebih utama bukan hafalnya sehingga penyimpangan saya jauh dr apa yang saya buat di RPP. RPP hanya memenuhi syarat tugas kita sebagai guru.Jadi saya pernah terapkan tapi tidak selalu tergantung keadaan anak-anak juga. Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, itu terjadi hanya pada saat supervisi, supervisi itu memang serumpun ya kemudian yang mensupervisi kita itu guru yang dipercayakan oleh kepsek yang golongannya lebih tinggi dari kita. Guru IPS juga yang saya lihat. Untuk mendiskusikan kembali hasil dari perencanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu juga dalam bentuk curhat jatuhnya karena rata-rata yang kita bahas dan program kan itu teutama dalam peningkatan mutu gurunya. Padahal itu juga efektif untuk peningkatan mutu guru.33

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara Bapak Adri, S.Pd yang menjadi

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur menjelaskan bahwa:

Untuk melaksanakan Sharing dengan guru lain dalam membahas proses perencanaan pembelajaran saya sering melakukannya tapi lebih sering dengan guru satu sekolah saja. biasanya metode pembelajaran yang baru seperti jigsaw dan lain-lainnya. Lalu Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain ada beberapa yang saya terapkan dalam kelas, di diskusikan dulu tapi di dalam juga saya liat lagi yang mana yang cocok untuk saya. Tetap individual ya saya menerapkan itu di dalam kelas.Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, pernah dulu waktu ada sistem 2 guru.Jadi satu kelas ada 2 guru jadi saya belajar dari senior secara tidak langsung

32Wawancara, 01 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

33Ibid.,

Page 96: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

78

saya belajar dan meniru yang baik. Dan saya kira itu bukan kegiatan Lesson Study ya. Hanya biasa saja. Untuk mendiskusikan kembali hasil dari perencanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan tentu akan saya diskusikan kembali, disini karena saya yang lebih junior dibanding yang lain jadi saya banyak bertanya dan berdiskusi dengan guru yanglebih senior dibandingkan saya, apa saja yang kurang dari pembelajaran saya.34

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Bapak Achmad

Gozali, S.Pd yang mengatakan bahwa:

Untuk melaksanakan Sharing dengan guru lain dalam membahas proses perencanaan pembelajaran saya juga melaksanakannya karena hal ini betul bagian dari refleksi tadi kita itu sering dibicarakan bagaimana baiknya di dalam kelas.Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain itu jarang, pernah tapi jarang. Jadi dalam merencanakan pembelajaran saya cenderung lebih individual. Tapi memang yang terbarunya kita sudah ada pelatihan sebelumnya.Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, pernah pada saat PTK, hanya PTK saja. Kalo yang kesana biasanya ketika dalam jam pelajaran tidak bentrok. Dan mungkin ini bukan termasuk LS ya.Kemudian perencanaan yang sudah diterapkan di bahas kembali, Justru memang ini jadi refleksi tidak hanya dari guru MGMP tapi antar guru lainnya juga kita.Karena memang siswanya perlu dibahas dan di treatment.Jadi saya lebih sering berdiskusi dengan guru 1 sekolahan saja.35

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Rohmad Junaedi, beliau

mengungkapkan bahwa:

Dalam membahas diskusi tentang proses perencanaan pembelajaran, kita jarang membahas tentang RPP yang baik seperti apa sebab selama ini RPP itu hanya untuk syarat aja buat pembelajaran. Terlalu berat di administrasi sekarang.Paling dilingkungan sekolah sini aja sih.Tapi dibahas juga bagaimana baiknya saat pembelajaran dilakukan. Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain,saya jarang menerapkannya setelah itu karena saya kalo penerapannya tetap individual aja karena saya juga melihat siswanya dulu kan seperti apa. Jika dalam hal mengamati atau di amati guru lain dalam belajar, saya pernah mengamati guru lain ngajar itu juga saat PTK. Dan PTK terkadang tidak mengamati dari dalam kelas, dari luar sih biasanya. Kemudian perencanaan yang sudah diterapkan di bahas kembali,

34Ibid., 35Wawancara, 02 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan

atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

Page 97: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

79

jarang sih ya karena kan kalo ketemu lagi programnya juga udah beda lagi yang di bahas. Karena kanSharing itu jatuhnya seperti curhat ya.36

Melengkapi penjelasan di atas, dan untuk memperoleh iinformasi yang

lebih jelas lagi maka diperoleh hasil wawancara dengan anggota MGMP

IPS MTs Jakarta Timur yaitu Bapak Alim Darmawan B, S.Pd mengatakan

bahwa:

Dalam membahas diskusi tentang proses perencanaan pembelajaran, kalo itu tadi diluar forum resmi. Kan kita tau nih ada guru yang lebih menonjol jadi itu buat kita tanya juga. Jika dengan guru di dalam sekolah Sharing dilakukan bahkan lebih sering. Day to day. . Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain, n kalo di MGMP itu kan pasti bahas itu, jadi setelah di diskusikan kalau itu cocok untik cara mengajar saya makan akan saya terapkan didalam mata pelajaran saya.Tetap terserah saya dalam pengamplikasiannya. Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, kalo mengamati dalam kelas sih engga hanya sekali waktu lewat atau saya perhatikan dari luar sih pernah bagaimana cara mengajarnya. Saya tidak pernah secara khusus masuk kelas dengan guru lain maupun kepala sekolah dalam rangka mengamati atau di amat seperti dalam LS ya. Kemudian perencanaan yang sudah diterapkan di bahas kembali, karena pasti ada evaluasinya, yang paling mudah setelah UTS, UAS, UN biasanya dengan waka kurikulum.37

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Bapak Drs. Suyatno,

M.Pd menjelaskan bahwa:

Untuk melaksanakan Sharing dengan guru lain dalam membahas proses perencanaan pembelajaran tentu ya pernah. Ketika terjadi perubahan penyempurnaan kurikulum saya sering diskusi bersama teman-teman. Tentang revisi kurtilas gitu ya karena kan masih perlu banyak ilmunya. Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain, ya rencana bulan depan mau membericarakan tentang hal perencaan pembelajaran. Tapi kalo ngomong biasa Sharing gak resmi gitu sih pernah. Kemudian yang sekiranya cocok akan saya terapkan di kelas. Dan karena saya termasuk guru senior, jadi justru kepala sekolah mendelegasikan ke saya untuk mengamati dan menilai teman lain yang mengajar, sudah setahun ini, supervisi kepsek yang IPS di serahkan ke saya. Tapi ini bukan termasuk LS ya. Kemudian perencanaan yang sudah diterapkan di bahas kembali, setelah itu kan kita tau kelemahan-kelemahannya jadi kita sampaikan saja. Di kurtilas kan saintifik jadi siswa harus lebih aktif, padahal di lapangan banyak

36Ibid., 37Ibid.,

Page 98: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

80

guru yang masih dominan. Mereka takut materinya tidak kekejar dan tidak habis.38

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Sudarja, S.Pd beliau mengatakan bahwa:

Ketika melaksanakan Sharing dengan guru lain dalam rangka membahas proses perencanaan, kalau di MGMP belum. Secara resminya belum, kalau Sharing yang diluar forum sih iya sekedar pembicaraan biasa saja. Biasanya saya dapat informasi dari pengawas karena kita ada seminar k13 di sekolah.RPP belum di bahas secara menyeluruh paling hanya saling berbagi soft copy. Sedangkan di dalam proker MGMP sudah saya selipkan apa saja kegiata yang mau kita bahas, tapi biasanya meleset karena banyak kendalanya. Mereka merasa butuh sih mintanya ke temen deket biasanya. Kalau mengamati guru lain mengajar sih pernah karena PKG setahun 2 kali. Kebetulan yang senior saya jadi saya yang masuk.Itu dalam PKG buka LS. Dan setelah itu kegiatan refleksi juga dilakukan, kasih masukan iya cara ngajar yang perlu di perbaiki supaya anak tertarik. Guru yang maju juga membahas RPP juga sama saja karena kan kita saling berbagi.39

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nani

Handajani, beliau menjelaskan bahwa:

Untuk melaksanakan Sharing dengan guru lain dalam membahas proses perencanaan pembelajaran saya pernah, karena k13 kan butuh metode yang fress ya. Itu spontanitas sih ya ketika dibahas.Jadi diluar forum MGMP itu. Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain, misalkan ada pelatihan dibagi-bagi kelompok dan bikin perencanan pembelajaran bareng ada perencanaan pembelajaran yang cocok untuk saya maka akan saya pakai.Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, engga pernah Karena kan yang menilai itu kan wakasek ya, saya juga tidak pernah mengajar dan guru lain mengamati itu tidak pernah. Kemudian perencanaan yang sudah diterapkan di bahas kembali,jadi setelah bikin RPP apa saja yang kurang biasanya di bicarakan lagi biar ketemu yang baiknya seperti apa dan jalan keluarnya seperti apa,40

Kemudian diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nurul

Umniyati, S.Pd menjelaskan bahwa:

38Wawancara, 03 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

39Wawancara, 04 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

40Ibid.,

Page 99: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

81

Ketika melaksanakan Sharing dengan guru lain dalam membahas proses perencanaan saya Sering hanya guru dalam sekolah, jika di MGMP sih jarang ya. Seringnya dengan guru di sekolah saja. Membahas perencanaan yang baik seperti apa. Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain, Jarang sih ya. Karena saya lebih individual jika menentukan cara apa yang mau saya pakai. Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, pernah, malah sama guru lain yang rombelnya sama. Tapi itu hanya sepintas saja sih saya rasa juga itu bukan LS ya. Setelah itu pasti saya refleksikan kembali, saya bahas lagi untukmengetahui apa saja yang kurang dan bisa diperbaiki kan.41

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Tri Handayani, S.Pd

yang menjelaskan bahwa:

Saya sering mendiskusikan tentang perencanaan yang baik seperti apa, bagaimana cara menerapkan materi, metode agar match dan mempermudah pembelajaran. Biasanya hal itu saya lakukan dengan guru di sekolah ini ya, jika di MGMP pernah tapi jarang.Setalah saya diskusikan hal yang perlu saya terapkan kadang diterapkan kadang tidak. Permasalahan saat ini untuk kelas 9 masalah kurikulum yang masih belum jelas (kurtilas atau yang baru) dan tentunya itu didiskusikan dengan guru lain. Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, Belum pernah, paling saat penilaian (supervisi) dari atasan di sekolah. Setelah diterapkan maka akan dibahas lagi untuk mengetahui apa yang kurang, sukses atau tidak. Didiskusikan lagi dengan guru lain agar tercapainya materi pembelajaran.42

Kemudian hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Ahmad

Fadilah menjelaskan bahwa:

Ketika melaksanakan Sharing dengan guru lain dalam membahas proses perencanaan saya jarang sih melaksanakannya, lebih mengeksplore sendiri berdasarkan pengalaman setiap tahunnya. Ketika hal itu telah saya diskusikan dengan teman guru yang lain, maka yang bagus akan saya terapkan, biasanya RPP dibahas saat awal tahun pembelajaran dan di diskusikan sesama guru IPS yang lain dan saling Sharing contoh RPP yang sudah jadi. Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, saya hanya pernah Melakukan supervisi tiap guru dan tim penilaian atau evaluasi. Berkaitan dengan kegiatan see, Biasanya sih kalo terasa kurang pas dikelas akan dibahas lagi. Tetapi kalau hasilnya bagus sih tidak.43

41Wawancara, 08 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

42Ibid., 43Ibid.,

Page 100: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

82

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan guru IPS MTs N 17

Jakarta Bapak Moh. Slamet Moelyono, S.Pd menjelaskan bahwa:

Dalam membahas diskusi tentang proses perencanaan pembelajaran, itu Sering. kita sering Sharingke guru yang lainnya mencoba mencari model pembelajaran yang lain. Lalu ketika MGMP pernah menerapkan hal yang telah didiskusukan itu sesama guru IPS di MGMP.Dimana salah satu guru menjadi model atau narsumber dan nantinya dikembangan sendiri-sendiri disekolah masing-masing.Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, iya pernah namun saya rasa itu bukan model LS yang seperti anda bilang, hanya saling bediskusi dan Sharing dan memberi masukan kepada guru tersebut melalui evaluasi akhir. Setelah penerapan ya tentunya itu dibahas kembali sebagai bahan evaluasi bersama demi tercapainya hasil belajar yang baik.44

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Eka Puji Wahyuni

yang mengatakan bahwa:

Ketika MGMP saya sering, kita sering Sharingke guru yang lainnya mencoba mencari model pembelajaran yang lain, mendiskusikannya agar dapat tau bagaimana perencanaan pembelajaran yang baik. Hal tersebut saya lakukan di MGMP dan di sekolah, tertama saaat awal tahun pembelajaran seperti pmbagian tugas pembuatan rpp, silabus, pelatihan kurikulum terbaru. Yang bagus akan saya terapkan. Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, di sekolah ini sih biasanya guru senior yang mengaati guru yang junior untuk melihat kinerja guru. Hanya seperti itu saja sih. Setelah penerapan perencanaan pembelajaran tersebut ya itu akan dibahas lagi apa kekurangannya dan kelebihannya, tentunya itu sebagai bahan evaluasi bersama demi tercapainya hasil belajar yang baik.45

Hasil wawancara terakhir yang dilakukan dengan Ibu Eka Siswanti

selaku guru IPS di MTs N 30 Jakarta menjelaskan bahwa:

Ketika melaksanakan Sharing dengan guru lain dalam membahas proses perencanaan saya sering, terutama pada mata pelajaran yang serumpun yang dominan menggunakan buku ketimbang praktek. Biasanya kita menerapkan model pembelajaran yang hampir sama. Saat menerapakannya saya pernah sesama guru IPS yang lain, seperti

44Wawancara, 08 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

45Ibid.,

Page 101: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

83

cara penyampaian materi yang dikemas model atau metode dengan semenarik mungkin jika hal itu baik akan saya terapkan di dalam kelas. Untuk kaitannya dengan kegiatan Do dalam Lesson Study, saya belum pernah melakukannya ya. Hanya sebatas diskusi tentang perencanaan yang baik seperti apa, nanti diterapkan sendiri-sendiri. Setelah penerapan itu tentunya akan ada kegiatan refleksi tetapi hal itu dilakukan dengan sesama guru mata pelajaran IPS disekolah ini saja, bukan guru di MGMP.46

b. Gambaran Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study

Kegiatan MGMP IPS MTs Jakarta Timur merupakan suatu wadah atau sumber belajar bagi guru yang ingin mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik lagi. Hal ini dikarenakan dalam MGMP dikemas berbagai bentuk kegiatan yang bisa memfasilitasi guru atau anggota jika mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Salah satu kegiatan yang sangat tepat untuk dimaksudkan tidak lain adalah Lesson Study. Karena dengan Lesson Studypara guru akan melakukan proses pembelajaran secara bersama-sama untuk meningkatkan kompetensinya.

1) Manfaat dan peningkatan kompetensi guru setelah berdiskusi di

dalam MGMP IPS MTs Jakarta Timur

Peniliti mengajukan pertanyaan mengenai manfaat yang di

dapatkan para anggota MGMP setelah melakukan kegiatan sharing

dengan guru lain, serta pengingkatan kompetensi seperti apa yang

mereka dapatkan. Terkait dengan pembahasan tentang apa saja manfaat

yag di dapatkan dan peningkatan kompetensi apa yang terjadi saat para

guru melakukan diskusi atau Sharing dengan sesama guru IPS di

MGMP IPS MTs Jakarta Timur maka dibutuhkan informasi lebih

mendalam, diperoleh hasil wawancara dengan Bapak Abdul Wahid,

S.Pd selaku ketua MGMP IPS MTs Jakarta Timur, dalam wawancara

beliau menjelaskan bahwa:

46Wawancara, 15 Agustus 2017, “pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur menerapkan atau tidak menerapkan teori dan best practice Lesson Study”

Page 102: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

84

Itu manfaatnya luar biasa yang bisa kita dapatkan ketika kita sudah berdiskusi dengan guru lain ,jadi pengalaman teman bisa kita tarik ke kita sebaliknya pengalaman kita bisa ditarik ke teman jadi bertukar pengalaman. Dalam hal peningkatan kompetensi, banyak peningkatannya. Setiap sekolah itu punya permasalahn yang sama da nada juga yang berbeda. Nah permasalahan yang masih sulit kita hadapi kita sulit cari jalan keluarnya nah kita gunakan pengalaman teman kita itu kita terapkan di tempat kita sebaliknya teman juga begitu.Jadi Alhamdulillah kompetensi saya meningkat.47

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Suyono, SE selaku sekretaris MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang

menjelaskan bahwa:

Banyak manfaat yang saya dapati, otomatis kan pengetahuan kita adi lebih bertambah, kemuadian pola kita dalam mengajar juga berubah, yang semula mungkin masih manual seperti dulu, sekarang dengan adanya metode yang terbaru otomatis kan ada perubahan-perubahan dalam mengajar, itu pasti.Untuk peningkatan kompetensi ya biasanya ada pasti, apalagi di metodenya itu pasti berubah. Karena kan kita juga harus bikin media belajar, nanti ada informasi lagi kita rubah lagi sedikit. Jadi kompetensi saya otomatis bertambah baik pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.48

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara Bapak Adri, S.Pd yang menjadi

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur menjelaskan bahwa:

Di dalam kegiatan Sharing itu pasti ada manfaatnya seperti bagaimana menangani siswa yang nakal, menangani anak yang kurang bisa menangkap pelajaran, saya jadi bisallebih paham bagaimana cara mengatasi mereka karena Sharing itu. Dalam hal peningkatan kompetensi setelah berdiskusi kalau saya meningkat, karena saya kan saling bertukar pengalaman jadi pasti meningkat. Saya tahu apa yang guru lain alami pengalaman menariknya untuk pembelajaran saya juga. Kalau profesionalisme saya kira juga ada, ya tentu meningkat sih karena kan yang namanya itu juga proses pengembangan diri kita kan. Jadi setiap melakukan diskusi itu karena terjadi 2 arah maka akan saling menguntungkan.49

47Wawancara, 01 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

48Ibid.,

49Ibid.,

Page 103: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

85

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Bapak Achmad

Gozali, S.Pd yang mengatakan bahwa:

Banyak manfaat yang saya dapatkan. Jelas yang pertama kita menambah keilmuan kita, yang kedua metode cara kita, mungkin boleh jadi pelajaran apa yang diajarkan cocok dengan cara kita menyampaikan begitupun sebaliknya jadi kita bertukar fikiran. Termasuk teknologi informasi kan, penggunaan gadget itu sebaiknya seperti apa karena kalau dilarang juga tidak mungkin, nah kita arahkan itu. Jika soal peningkatan kompetensi.Yang pertama secara pedagodik, pendekatan siswa yang paling utama karena kalo kita tidak mengenal siswanya kita sulit memberikan ilmu kita. Karena yang utama adalah perilaku siswa itu yang menjadi ujung tombaknya walaupun penyampaiannya secara manual atau teknologi informasi kalau siswanya tidak dapat menyerap itu susah. Jadi otomatis kompetensi untuk diri saya sendiri pun bertambah.50

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Rohmad Junaedi, beliau

mengungkapkan bahwa:

Manfaat yang saya dapatkan dari Sharing dengan guru lain adalah kita jadi bisa mengetahui ternyata temen-temen kita punya kesulitan-kesulitan. Saling Sharingbantu aja. Saya juga berbagi pengalaman saya ke guru lain. Agar sama-sama maju ya sesama guru IPS.Kalau untuk peningkatan kompetensi itu relatif saya ngerasa.Jadi otomatis kalo saya jadi bisa lebih profesional. Kita bisa belajar juga dari teman-teman kita yang lain, kesulitan mereka coba kita antisipasi jangan sampai terjadi di sekolah kita. Jadi kompetensi saya baik itu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesionalisme itu meningkat.51

Untuk melengkapi penjelasan di atas, dan untuk memperoleh

iinformasi yang lebih jelas lagi maka diperoleh hasil wawancara dengan

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur yaitu Bapak Alim Darmawan B,

S.Pd mengatakan bahwa:

Manfaat yang saya dapatkan yang pertama kita memecahkan masalah pembelajaran di kelas, nah yg kedua kan karena banyak guru yang lebih senior gitu ya nah biasanya mereka ngarahin saya yang masih muda. Dapet masukan lah dari yang lebih senior.Saling bertukar fikiran membuat kita lebih luas pengetahuannya. Untuk peningkatan kompetensi kalo secara rinci saya tidak engeh ya cuman intinya secara

50Wawancara, 02 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

51Ibid.,

Page 104: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

86

global kita dapat masukan untuk proses pembelajaran dikelas. Jadi Alhamdulillah kompetensi saya pun ikut meningkat.Itu tadi ya kerena Sharing pengalaman dari mereka yang lebih senior.52

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Bapak Drs. Suyatno,

M.Pd menjelaskan bahwa:

Dalam manfaat mengikuti Sharing dengan guru IPS lain di MGMP tentu ada tambahan pengayaan dalam cara menyusun kisi-kisi, soal yg standar, lalu penyusunan RPP. Seperti itu manfaat yang paling sering saya dapatkan. Untuk peningkatan kompetensi guru, di pedagogik cara penyusunan RPP dan kompetensi ada penambahan peningkatan kompetensi disitu, di kompetensi lain juga pasti meningkat karena kan Sharing itu juga membuka wawasan kita.53

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Sudarja, S.Pd beliau mengatakan bahwa:

Tentu ada manfaat yang saya dapatkan.Itu berarti kita harus merubah dari informasi yang kita dapatkan.Jadi kalau itu lebih baik ya kita terapkan juga.saling bertukar bahan untuk pembahasan sih.Untuk peningkatan kompetensi, yang pasti merasa lebih percaya diri lagi didalam kelas secara pedagodiknya dan kepribadiaanya.Jadi kita menjawab pertanyaan itu juga mantap.Jadi kita setelah bertukar fikiran maka kita saling berbagi manfaat.54

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nani

Handajani, beliau menjelaskan bahwa:

Manfaat yang saya dapatkan banyak sih, misalnya kayak kerangka pembelajaran, kan ada k13 yang revisi ada yg tidak. Kita sepakat yang pakai yang revisi kelas 7&8, dalam pembuatan soal. Dalam peningkatan kompetensi ada peningkatan misalnya saya sering juga Sharing dengan yang lebih senior dari saya jadi saya lebih banyak bertanya ke yang senior.Dari situlah saya mengalami banyak peningkatan juga.Karena saya ambil dari pengalaman senior juga.55

Kemudian diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nurul

Umniyati, S.Pd menjelaskan bahwa:

52Ibid., 53Wawancara, 03 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study” 54Wawancara, 04 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study” 55Ibid.,

Page 105: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

87

Manfaat yang saya dapatkan Jadi lebih tau materi, latar belakang kemampuan anak, dan harus saling Sharing antar guru IPS lain. Itu tentu kelebihan yang akan saya dapatkan ketika Sharing dengan sesama guru lain. Untuk peningkatan kompetensi iya ada peningkatan, memang sudah komitmen saya dari awal, kalau anak kelas 7-8 sudah tahu tipe saya ngajar tapi anak kelas 9 juga sudah mulai mengerti, menghargai, saya juga berdiskusi dengan guru lain, otomatis kemampuan kepribadian, paedagogik dan profesionalism saya juga harus meningkat.56

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Tri Handayani,

S.Pd yang menjelaskan bahwa:

Manfaat yang saya dapatkan tentu Mempermudah dalam meyampaikan materi.Hal itu juga bisa menjadi peningkatan saya dalam kompetensi saya sendiri. Karena dengan seringnya saya Sharing maka saya akan semakin tau kelemahan saya. Peningkatan kompetensi saya jadi saya dalam penangaan siswa yang bermasalah menjadi lebih baik.Bisa lebih memahami situsi anak.57

Kemudian diperoleh hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak

Ahmad Fadilah menjelaskan bahwa:

Manfaatnya ketika saya melakukan Sharing dengan guru lain adalah saya jadi mengetahui bahwa mengajar IPS cukup banyak bahannya, tidak hanya di buku, tetapi juga kontekstual yang kekinian. Lalu untuk peningkatan kompetensi yang saya dapatkan tentu ada, dalam penyampaian materi menjadi lebih baik, selain itu kita juga lebih tahu sejauh mana kemampuan kita dan setiap individu itu masing-masing berbeda.58

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan guru IPS MTs N 17

Jakarta Bapak Moh. Slamet Moelyono, S.Pd menjelaskan bahwa:

Manfaat yang saya dapatkan yaitu saya jadi mengetahui konsep materi yang mana pada mata pelajaran IPS ini terpadu harus menguasai sejarah, ekonomi, dan geografi.Selain itu juga perlu mnguasai IT saling bertukar pikiran. Untuk peningkatan kompetensi Ada, terutama peningkatan profesionalisme dalam penyampaian materi menjadi lebih

56Wawancara, 08 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

57Ibid., 58Ibid.,

Page 106: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

88

baik, proses pembelajaran dikelas agar tercipta pembelajaran yang menarik. Itu yang paling saya rasakan.59

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Eka Puji Wahyuni

yang mengatakan bahwa:

Manfaat yang saya dapatkan Menjadi lebih tahu tentang materi IPS lain yang notabene IPS terpadu. Bertemu dengan guru yang lain juga akan menambah wawasan saya karena kegiatan tukar pikiran yang saya lakukan. Dalam peningkatan kompetensi Pasti ada, menambah kompetensi profesionalisme dan kepribadian.Saya lebih percaya diri ketika mengajar dan saya lebih bisa menangani bagaimana siswa yang kurang faham di pelajaran saya.60

Hasil wawancara terakhir yang dilakukan dengan Ibu Eka Siswanti

selaku guru IPS di MTs N 30 Jakarta menjelaskan bahwa:

Manfaat yang saya dapatkan yaitu saya mengetahui konsep materi yang keliru di materi IPS dan juga memperbaiki pada pertemuan selanjutnya yang tentunya juga kontekstual yang kekinian. Peningkatan kompetensi tentu ada, dalam penyampaian materi menjadi lebih baik, selain itu kita juga lebih tahu sejauh mana kemampuan kita, kemampuan profesional dapat diketahui dari nilai siswa yang bagus dan penilaian dari guru yang lain.61

2) Keunggulan Dari Sharing dengan Sesama Guru IPS di Bandingkan Model Pembinaan Guru yang Lain.

Terkait dengan banyaknya model pembinaan untuk guru, salah satu

yang sering dilakukan adalah dengan Sharing sesama guru mata

pelajaran yang terkait. Pada tema ini peniliti mengajukan pertanyaan

mengenai keunggulan dari sharing yang dilakukan dalam model Lesson

Study dibandingkan model pembinaan lainnya, serta pembinaan

kompetensi apa yang di dapatkan. Ada beberapa keunggulan yang di

dapatkan dari kegiatan Sharing yang dilaukan MGMP IPS MTs Jakarta

Timur jika dibandingkan dengan model lain seperti penataran atau

59Wawancara, 09 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

60Ibid., 61Wawancara, 15 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

Page 107: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

89

pelatihan. Untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam Bapak

Abdul Wahid selaku ketua MGMP IPS MTs Jakarta Timur dalam

wawancara menjelaskan bahwa:

Sharing itu kan merupakan pengalaman yang dihadapi secara langsung dilapangan. Kalau kita penataran seperti worshop itu rata-rata beliau-beliau itu kan memberikan teori kepada kita dan teori itu belum tentu sama dengan praktik dilapangan. Maka dengan Sharing akan jadi lebih terbuka. Apalagi kalo yang isi materinya itu bos-bos taunya kesekolah yang inputnya bagus outputnya juga bagus, jadi mereka berharap ke kita tentu akan ketimpa tidak sesuai. Selain itu pembinaan kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini jadi kita dari pengalaman itu ada kompetensi yang kita gali, ini juga bisa memacu diri intinya kami di dalam MGMP itu ada keterbukaan tidak usah malu dengan masalah yang ada kalo memang kita tidak bisa tanyakan pada teman sehingga peningkatan dalam kompetensi itu ada.62

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Suyono, SE selaku sekretaris MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang

menjelaskan bahwa:

Kalau menurut saya penataran terlalu monoton jadi orang juga jenuh dan bosan. Dan justru dengan cara seperti itu orang pasti mudah jenuh. Justru dengan Sharing lebih enak dan lebih tau inti pokoknya itu apa. Karena lebih terbuka dengan sesama guru IPS. . Selain itu pembinaan kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini sebagian besar adalah cara mengajar, lalu dengan bergaul dengan guru lain meningkatkan kompetensi sosial saya otomatis. Lalu juga sama siswanya sendiri juga berubah.63

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara Bapak Adri, S.Pd yang menjadi

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur menjelaskan bahwa:

Keunggulannya menurut saya dari yang belum tau kan jadi tau.sebenarnya penataran dan pelatihan juga sama. Tetapi Sharing membuat saya lebih terbuka dengan guru lain. Kalau penataran dan pelatihan itu kan terlaul formal terus materi kan sifatnya. Jika kita diskusi kan beda jadi lebih terbuka. Kalo penataran itu kan biasanya dari dosen dan petinggi lain. Selain itu pembinaan kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini tentu membuat metode pembelajaran saya menjadi lebih modern mengikuti perkembangan dunia pendidikan

62Wawancara, 01 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

63Ibid.,

Page 108: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

90

sekarang, karena siswa tidak bisa selalu memakai metode ceramah akan jenuh mereka, jadi saya harus tahu metode apa yang seru.64

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Bapak Achmad

Gozali, S.Pd yang mengatakan bahwa:

Di MGMP ini justru kita lebih terbuka dibandingkan penataran yang hanya bersifat satu arah secara monoton. Kalo Sharing memang kan kita jadi berembuk terbuka apa adanya termasuk kekurangan kelebihan. Jadi kita prinsipnya berbagi, berbagi pengetahuan berbagi ilmu.Selain itu pembinaan kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini jelas pasti yang pertama karena tadi itu karena pembinaan itu sebetulnya jika sebulan sekali kurang ya untuk MGMP idealnya 2 minggu sekali cuma karena keterbatasan jarak mempengaruhi walaupun teknologinya ada lewat grup tapi informasi tidak utuh.Jadi paling pembinaan kita ya bagaimana ita saling berhubungan lewat grup.65

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Rohmad Junaedi, beliau

mengungkapkan bahwa:

Jika pelatihan itu seakan kita jadi orang yang seakan tidak tahu, selain monoton, kita juga jadi seakan orang yang tidak tau. Yang hanya tau cuma orang yang ada di depan. Kalo Sharingkan kita sama-sama berbagi pengalaman kan sama pengetahuan. Kita jadi tahu kelemahan dan bisa bilang harus apa saja biar bisa di atasi. Selain itu pembinaan kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini adalah komptensi saya buat dirisaya sendiri itu saya sekarang merasa kecil ternyata saya melihat kerja saya dengan kawan-kawan bekerjanya ada yang lebih berat daripada saya. Jadi itu buat motivasi saya juga.Meningkatkan motivasi dan semangat untuk saya agar lebih maju.66

Melengkapi penjelasan di atas, dan untuk memperoleh iinformasi yang

lebih jelas lagi maka diperoleh hasil wawancara dengan anggota MGMP

IPS MTs Jakarta Timur yaitu Bapak Alim Darmawan B, S.Pd mengatakan

bahwa:

Kalau penataran menurut saya lebih banyak satu arah yang dominan, memang ada sesi pertanyaan.Namun itu tidak terlalu efektif untuk komunikasi 2 arah. Tapi kalo model Sharing itu kita eksplorasinya lebih keluar dan terbuka. Jadi kita mengeluarkan pendapat kita

64Ibid., 65Wawancara, 02 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study” 66Ibid.,

Page 109: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

91

juga.Kalo penataran kan ruang waktunya juga terbatas untuk kita. Selain itu pembinaan kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini adalah yang pertama, kita biasanya proses pembelajaran jadi lebih baik. Terus juga model pemecahan karakter per siswa kan macem-macem. Jadi saya bisa mengatasi hal tersebut.Kalau pendalaman materi sih saya lebih melakukannya secara pribadi.67

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Bapak Drs. Suyatno,

M.Pd menjelaskan bahwa:

Keunggulannya adalah Sharing nyata, praktik langsung. Kalo penataran itu kan satu arah, mungkin kalo Sharing kan bisa dialog langsung dan juga bisa membahas tema yang sedang dihadapi langsung. Kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini adalah saya jadi lebih faham teknis pembuatan kisi-kisi, soal, dan lainnya.68

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Sudarja, S.Pd beliau mengatakan bahwa:

Mungkin karena kalo penataran atau pelatihan narasumber tidak sedekat waktu kita Sharing, satu arah kadang 2 arah tapi untuk yang aktif. Tapi kalo kita Sharing dengan temen itu kasih tau secara langsung. Kita menjadi lebih akrab sehingga komunikasi yang terjalin semakin baik. Kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini adalahpasti materi pembelajaran jadi lebih menguasai dan lebih tertata. Tadinya RPP yang hanya menjadu teman di dalam kelas sekarang jadi bener-bener digunakan. Kalau di kurtilas kan RPP memang selalu di pakai dan harus dijadikan pedoman.69

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nani

Handajani, beliau menjelaskan bahwa:

Kalau pelatihan kan dapat dari narasumbernya ya jadi hanya searah komunikasinya. Kalau diskusi kan kita gabungkan antara yang kita dapat dari pelatihan itu dengan yang terjadi dilapangan. Diskusi itu juga terjadi dua arah ya. Kompetensi yang saya dapatkan dari Sharingini adalahsaya bisa lebih mengerti tipe model pembelajaran seperti apa. Tapi dalam pengamplikasiaanya berbeda-beda karena tiap anak juga kan tiap kelas berbeda.70

67Ibid., 68Wawancara, 03 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

69Wawancara, 04 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

70Ibid.,

Page 110: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

92

Kemudian diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nurul

Umniyati, S.Pd menjelaskan bahwa:

Keunggulannya menurut saya, Sharing itu Lebih nyaman, luwes dan dua arah. Tidak monoton karena penyampaian yang di depan itu dominan yang jika penataran maupun pelatihan. Sharing itu membuat kita lebih enak aja untuk berkomunikasi.Untuk pembinaan kompetensi yang saya dapatkan kompetensi kepribadian dan profeionalisme yang lebih saya tekankan, seperti evaluasi diri, sesuai tidak antara materi dan kompetensi siswa, siswa hendak dibawa kemana, maka dari itu saya mencari bahan ajar yang sesuai agar tercapai tujuan pembelajaran.71

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Tri Handayani,

S.Pd yang menjelaskan bahwa:

Untuk Sharing mempunyai keunggulan lebih komunikatif karena kita dekat dengan sesama teman guru.Tidak monoton ya karena komunikasi dengan dua arah dan itu bis dilakukan kapanpun. Kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini adalah Materi dan penanganan siswa dan pembuatan team “tanse” membantu menyelesaikan masalah siswa dan membantu wakil kepala sekolah.72

Kemudian hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Ahmad

Fadilah menjelaskan bahwa:

Kelebihannya dari Sharing itu saya dapat berdiskusi dengan dekat sama guru yang lain, paham dan mengerti serta saling bertukar pikiran secara lebih mendalam. Saat penataran itu saya kan hanya jadi pendengar saja, atau biasanya hanya ada sesi tanya jawab saja. Kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini adalah Kompetensi profesionalisme dan sosial seperti saling bertukar pikiran. Karena dengan bertukar fikiran itu wawasan saya akan menjadi lebih luas dan tentunya pembinaan kompetensi yang saya dapatkan juga terlihat hasilnya.73

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan guru IPS MTs N 17

Jakarta Bapak Moh. Slamet Moelyono, S.Pd menjelaskan bahwa:

Menurut saya keunggulan dari Sharing itu adalah dengan adanya Saling take and give, lebih santai jika dilakukan masih satu lingkungan sekolah, karena kita mengetahui latar belakang satu sama lain dan

71Wawancara, 08 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

72Ibid., 73Ibid.,

Page 111: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

93

kondisi sekolah tersebut. Kompetensi yang saya dapatkan dari Sharing ini adalah Pembinaan kompetensi profesionalisme kaitannya dengan penguasaan materi yang berimplikasi pada pembinaan kompetensi sosial agar dapat menguasai kelas dan tercapainya tujuan pembelajaran.74

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Eka Puji Wahyuni

yang mengatakan bahwa:

Keunggulannya karena Lebih santai, bersifat take and give dan tentu bisa saya bisa langsung diterapkan, karena sesuai dengan yang saya mau kan. Kalau pelatihan itu kan namanya juga kita dilatih jadi kita hanya menerima saja apa yang disampaikan. Pembinaan kompetensi yang saya dapatkan adalah Pembinaan kompetensi profesionalisme, kepribadan dan sosial seperi kaitannya dengan penguasaan materi lebih menguasai, lebih menguasai siswa, dan yang lainnya.75

Hasil wawancara terakhir yang dilakukan dengan Ibu Eka Siswanti

selaku guru IPS di MTs N 30 Jakarta menjelaskan bahwa:

Keunggulannya adalah Lebih rileks dalam bertikar pikiran karena tidak terpaku jadwal yang mengharuskan ada hasil dari berdiskudi tersebut layaknya kita diklat.Pembinaan kompetensi yang saya dapatkan adalah Kompetensi profesionalisme dan sosial seperti saling bertukar pikiran, lebih mengerti dan mendalami materi terlebih materi IPS tingkat SMP/MTs itu terpadu.76

3) Mengkaji Tentang Kendala dan Hambatan dalam Pembelajaran IPS

di MGMP IPS MTs Jakarta Timur

Beberapa kendala dan hambatan dalam pembelajaran IPS maka

kegiatan di dalam MGMP IPS MTs Jakarta Timur diharapkan akan

membantu para guru mengatasi masalah yang mereka hadapi dalam

kegiatan pembelajaran.Pada tema ini peniliti mengajukan pertanyaan

mengenai pengkajian mengenai kendala dan hambatan dalam

pembelajaran yang dilakukan di MGMP IPS MTs Jakarta Timur, dan

apakah permasalahan tersebut dapat diatasi setelah di analisis dan

74Wawancara, 09 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

75Ibid., 76Wawancara, 15 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

Page 112: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

94

dikaji.Adanya Sharing yang dilakukan antar para guru membuat

komunikasi yang semakin kuat sehingga dapat bertukar fikiran

memecahkan masalah yang ada. Untuk mendapatkan informasi yang

lebih mendalam Bapak Abdul Wahid selaku ketua MGMP IPS MTs

Jakarta Timur dalam wawancara menjelaskan bahwa:

Hampir setiap kita pertemuan itu ada pembahasan itu, walaupun terkadang di saat kita break itu masih suka dibahas secara personal kendala dalam kelas pasti selalu kita temukan karena kan anak mempunyai karakter masing-masing jadi kita tidak bisa mengendalikan. Setelah itu dibahas dan didiskusikan saya lihat apakah bisa terselesaikan masalahnya, tapi selama ini biasanya terselesaikan masalah dan kendala tersebut.bisa menyelesaikan setiap permasalahan yang masing-masing kita hadapi.77

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Suyono, SE selaku sekretaris MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang

menjelaskan bahwa:

Iya biasanya begitu membahas tentang apa saja kendala dan hambatan. Itu biasanya kebetulan ada materi terbaru pasti kan ada kendala, lalu munculpemikiran dan pertanyaan tentang hal itu. Disitu baisanya dibahas dan dikaji, karena biasanya setiap materi baru muncul, maka hambatan baru jg muncul.Setelah itu dibahas iya tentu teratasi, meskipun tidak 100%. Karena setiap orang butuh proses tidak bisa langsung belajar langsung bisa. Paling tidak jangan kan materi kurtilas sekarang, KTSP yang dulu juga kan memakan waktu yang lama prosesnya. Tidak bisa setahun jadi.78

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara Bapak Adri, S.Pd yang menjadi

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur menjelaskan bahwa:

Untuk membahas kendala dan hambatan itu terjadi secara situasional saja tapi dengan guru sekolah sini hampir tiap hari kami membahas hambatan apa saja yang secara personal di hadapi di dalam kelas, jadi sering curhat dibahs juga diruang guru. Lebih sering dengan guru satu sekolahan. Setelah hal tersebut didiskusikan tentu bisa teratasi karena dibahas juga untuk dicari jalan keluarnya, diberi masukan juga oleh

77Wawancara, 01 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

78Ibid.,

Page 113: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

95

guru lain. Apalagi ketika kita Sharing dengan yang lebih senior itu pasti kita akan mendapatkan masukan yang bagus.79

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Bapak Achmad

Gozali, S.Pd yang mengatakan bahwa:

Untuk membahas kendala dan hambatan pembelajaran betul kita membahas itu terutama untuk siswanya karena untuk pengembangan siswa, memang pernah tapi disaat kita berkumpul lebih fokus membahas tugas apa yang akan kita lakukan soal apa yang kita buat padahal untuk porsi siswanya tidak terlalu banyak. Hanya Sharing aja, nah pembeciraan soal hambatannya tidak terlalu sering justru biasanya membahas masalah pembelajaran.Setelah itu dibahas dapat teratasi tapi memang sifatnya temporer tergantung masalah yang diahadapi dan tergantung gurunya juga. Tapi prinsipnya teratasi karena memang apa yang mereka berikan sedikit banyak kita adaptasi ternyata bisa di terima seperti itu.80

Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Rohmad Junaedi, beliau

mengungkapkan bahwa:

Iya memang kendala dan hambatan tentu kita bahas biasanya masalah yang seperti cara mengajar atau cara penyampaian materi. Sama biasanya itu hambatan terjadi di kurtilas revisi terbaru karena bukunya juga belum ada. Jadi menghambat proses pembelajaran kalau bukunya tidak ada. Setelah hal tersebut dibahas soal masalahnya selesai atau tidak kan tergantung aplikasinya nanti, karena kita tidak bisa memantau juga itu setelah di diskusikan mereka aplikasikan atau tidak.81

Melengkapi penjelasan di atas, dan untuk memperoleh iinformasi yang

lebih jelas lagi maka diperoleh hasil wawancara dengan anggota MGMP

IPS MTs Jakarta Timur yaitu Bapak Alim Darmawan B, S.Pd mengatakan

bahwa:

Biasanya yang dibahas itu seperti masalah model pembelajaran, kita lebih banyak Sharing ke guru lain. Diluar forum resminya MGMP.Kalau di dalem forumnya itu kebanyakan masalah pembelajaran madrasah secara umunya ataupun materi, kisi-kisi, seperti itu. Setelah terjadi proses Sharing itu Alhamdulillah ada

79Ibid., 80Wawancara, 02 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study” 81Ibid.,

Page 114: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

96

masukan-masukan ada pencerahan sedikit banyak. Terutama masukan dari guru senior itu cukup membantu.82

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Bapak Drs. Suyatno,

M.Pd menjelaskan bahwa:

Untuk pembahasan yang resmi seperti itu pernah sekali, mendatangkan narasumber dari luar. Kadang-kadang antar teman langsung jadi seperti curhat gitu, karena menurut saya dengan Sharing justru kita akan jadi semakin dekat ya jadi penyampaian masalah dan proses penanganannya lebih baik.Untuk kendala itu tertatasi atau tidak ya biasanya menyampaikan pengalaman disekolahnya lalu nanti terserah masing-masing diterapkan disekolahnya atau tidak. Sebagian mengadopsi cara penyelesaiiannya untuk diterapkan di sekolahnya.83

Sejalan dengan penjelasan di atas, diperoleh hasil wawancara Bapak

Sudarja, S.Pd beliau mengata kan bahwa:

Kalau menurut saya jarang karena selama ini membahas persiapan soal itu lalu dibagikan file atau paling kita bahas RPP atau silabus yang mau kita modifikasi. Tapi kalo diluar forum sih sering ngobrol-ngobrol tentang kendala, saling curhat dan memberi masukan tentang kendala tersebut. Setelah itu ya pasti kalo kita sudah Sharingakan ada jalan keluar yang bisa kita dapat hasil diskusi itu. Tapi tergantung kondisinya juga, masing-masing sekolah kan berbeda.84

Selanjutnya diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nani

Handajani, beliau menjelaskan bahwa:

Untuk membahas tentang kedala dan hambatan tentu pernah, misalnya faktor buku dan alat peraga itu susah, disini aja belum ada. Jadi gurunya harus punya sendiri.Jadi saya suruh siswa punya terserah deh pengarangnya siapa yang penting ada. Setelah berdiskusi mengeni masalah itu iya teratasi karena disaat saya tidak ada buku pegangan dan ternyata guru lain ada yang punya kan tentu saling Sharing.85

Kemudian diperoleh juga hasil wawancara dengan Ibu Nurul

Umniyati, S.Pd menjelaskan bahwa:

82Ibid., 83Wawancara, 03 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study” 84Wawancara, 04 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study” 85Ibid.,

Page 115: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

97

Sering saya denga teman guru yang lain mengenai hambatan dan kendala dalam pembelajaran IPS, hambatannya ialah saran dan prasarana contoh seperti bahan ajar dll, makanya guru harus aktif sendri mencari bahan ajar. Hal itu kami diskusikan untuk dicari jalan keluarnya.Setelah hal tersebut didiskusikan hal tersebut bisa teratasi, guru menganjurkan siswa harus memiliki buku ips sebagai media pembelajaran. Saya juga jadi lebih tau harus melakukan seperti apa terhadap masalah itu.86

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Tri Handayani,

S.Pd yang menjelaskan bahwa:

Untuk pembahasan hal tersebut Ada, walaupun lebih sering pembahasan mengenai yang sesuai dengan materi pada undangan.Tapi diluar forum MGMP sih sering ya diskusi antar guru aja.Apa sih masalah disekolah A atau di sekolah B. lalu setelah hal tersebut di bicarakan Kadang teratasi, kadang belum tuntas. Tergantung dengan masalah yang ada.87

Kemudian diperoleh hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak

Ahmad Fadilah menjelaskan bahwa:

Untuk mengkaji tentang kendala dan hambatan dalam pembelajaran IPS tentu ada, khususnya permasalahan buku pembelajaran (pegangan guru) yang belum ada.Jadi saya sebagai guru juga bingung takut siswa tidak mengerti jika tidak ada buku pegangan untuk siswa maupun gurunya.Setelah itu ya balik ke kita masing-masing untuk pengampliksiannya, mencari solusi inisiatif masing-masing untuk memperoleh bahan ajar.Tapi secara garis besar itu teratasi.88

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan guru IPS MTs N 17

Jakarta Bapak Moh. Slamet Moelyono, S.Pd menjelaskan bahwa:

Setiap pertemuan selalu membahas permasalahan seperti kesepakatan kurikulum kelas 7 dan 8 yang memakai kurikulum 2013 yang revisi, dan kelas 9 masih menggunaka kurikulum 2013 yang lama dan saling berbagi informasi terkait bahan ajar yang belum terpenuhi oleh setiap guru di masing-masing sekolah. Dan setelah semua itu di bahas tentu ada hasil yang akan saya dapatkan untuk mengatasi kedala dan hambatan tersebut. Jadi cukup bisa teratasi apa-apa masalahnya karena saling Sharing itu.89

86Wawancara, 08 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

87Ibid., 88Ibid., 89Wawancara, 09 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

Page 116: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

98

Selanjutnya diperoleh hasil wawancara dengan Ibu Eka Puji Wahyuni

yang mengatakan bahwa:

Untuk membahas masalah kendala tentu sering, bebagai macam kasus seperti siswa yang sulit fokus. Karena kan setiap siswa itu berbeda. Tekadang juga karena media pembelajaran yang tidak update jadi ada hal yang kurang. Setelah hal itu di diskusikan dapat Teratasi karena di analisi permasalahan yang sedang dihadapi.Hal yang di dapatkan dari dikusi tersebut di terapkan ke masing-masing sekolahnya.90

Hasil wawancara terakhir yang dilakukan dengan Ibu Eka Siswanti

selaku guru IPS di MTs N 30 Jakarta menjelaskan bahwa:

Untuk membahas kendala tentu ada, khusunya bagaimana cara kita membuat mata pelajaran IPS lebih menarik dan menyenangkan, tidak hanya text book. Karena di kurtilas harus lebihbanyak media yang digunakan guru agar pembelajaran lebih menarik dan siswalebih aktif.Dan setelah didiskusikan tentu hal tersebut teratasi, umunya melalui diskusi saat MGMP maupun perpersonal.91

c. Gambaran Uji Validitas Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Model Lesson study di MGMP IPS MTs Jakarta Timur

Peningkatan kompetensi yang dialami para guru ketika mengikuti

kegiatan MGMP tidak hanya dirasakan oleh anggotanya saja namun rekan

kerja atau guru lain yang ada disekolah serta murid-murid yang diajarkan

tentu memiliki penilaian tersendiri apakah guru yang sudah mengikuti

kegiatan rutin MGMP IPS akan meningkat kompetensinya atau tidak.

Hal tersebut sudah peneliti tanyakan kepada 8 rekan guru dan 7 siswa

dari 15 MTs yang salah satu gurunya aktif mengikuti kegiatan MGMP IPS

MTs di Jakarta Timur. Berikut adalah transkip wawancara yang peniliti

dapatkan, yang pertama dari guru (1):

Di sekolah kebetulan ada ketua MGMP-nya bapak Abdul Wahid.Jadi tentu wajib bagi beliau untuk mengikuti acara rutin tersebut. Dan yang saya lihat selama pak wahid ikut dalam kegiatan MGMP itu membuat beliau lebih kompeten dari cara mengajarnya dan cara beliau memonitor teman guru yang lain. Cara mengajar beliau pun anak-anak banyak yang suka yak arena beliau cukup unik.Itu berarti memang ada

90Ibid., 91Wawancara, 15 Agustus 2017, “Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur Menerapkan

atau Tidak Menerapkan Teori dan Best Practice Lesson Study”

Page 117: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

99

peningkatan kompetensi yang di alami oleh beliau.dari cara mengajar beliau yang bisa membuat anak-anak suka, dan cara beliau memonitor guru lain disini. Dan beberbagi dengan guru lain mengenai ilmu yang beliau dapat di MGMP. Serta dari segi sosial pak wahid disini menjadi panutan bagi guru lain. ya tentu, karena apa ilmu yang pak wahid dapatkan dari sana kan akan di share disini, dan para murid pun semakin suka dengan cara mengajar beliau, itu kan berarti ada dampak baik yang timbul. saya beserta dengan guru lain disini sering berdiskusi mengenai pembelajaran dan siswa, saling bertukar ilmu, termasuk pak wahid pun seperti itu. Saat kami mengadakan rapat bulanan pun pak wahid selalu aktif memberikan saran bagaimana baiknya untuk proses pembelajaran.

Kemudian dari guru (2): yang saya lihat sih justru mereka mengikuti kegiatan MGMP tersebut adalah untuk meningkatkan kompetensinya ya, pasti seperti itu. Jadi setelah menikuti kegiatan tersebut sangat bisa dikatakan bahwa kempetensinya meningkat.cara beliau mengajar akhir ini semakin baik ya, saya pernah berdiskusi dengan beliau mengenai metode pembelajaran yang baik seperti apa, dan ya lumayan saya jadi lebih tahu juga cara apa yang baik untuk pembelajaran. ya tentu seperti saya yang sering sharing dengan beliau, mungkin juga beliau sering sharing juga dengan guru lain ya. Karena di dalam MGMP juga sering membahas tentang RPP, saya suka tanyakan juga ke beliau.sebagian besar disalurkan, tapi saya juga tidak tahu kalau beliau menyimpan untuk diri sendiri karena belum bagus untuk di share. Itu kan tergantung beliau juga. Tetapi yang baik-baik selama ini di share.

Kemudian hasil wawancara dari guru (3):

saya tidak terlalu mengamati betul tapi kalau sepemikiran saya itu, ketika beliau mengikuti kegiatan apalagi bersama dengan guru lain yang satu mata pelajaran pasti akan terjadi tukar informasi yang menyebabkan kompetensi meningkat. yang saya lihat, beliau jadi lebih aktif berkontribusi jika para guru disini sedang berdiskusi mengenai RPP Kurtilas dan metode pembelajaran. ya karena beliau sering memberitahu kami jadi berdampak positif juga disini, walaupun disini banyak guru senior lain. Kami saling memberi ilmu saja.tentu karena seperti yang tadi saya bilang bahwa beliau jadi aktif berkontribusi dalam perencanaan pembelajaran terutama yang K13. Ilmu tersebut beliau dapat juga dari guru di sekolah lain.

Kemudian hasil wawancara dari guru (4):

saya juga ikut dalam MGMP tapi di mata pelajaran saya. Saya pribadi merasa ada peningkatan terhadap diri saya, dan saya juga sering

Page 118: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

100

mengobrol dengan beliau, Alhamdulillah manfaat yang kami dapatkan sama. dalam hal pengembagan profesi kami, kami saling bertukar materi dan hal-hal yang bersangkut paut dalam penilaian. Di dalam kelas juga beliau banyak menggunakan metode pembelajaran yang terbaru.ya tentu saja, biasanya guru lain apalagi yang senior banyak yang bertanya kepada kami, dan untuk siswa mereka jadi lebih aktif dikelas pada saat pembelajaran. setiap guru yang sudah mengikuti MGMP atau bermusyawarah dengan guru lain, di sekolah ini diwajibkan untuk menshare kembali dengan guru lain disekolah.

Kemudian hasil wawancara dari guru (5):

saya cukup dekat dengan beliau sehingga saya tahu peningkatan kompetensi apa yang beliau dapat. Kami ini sudah termasuk guru senior namun dengan beliau mengikuti MGMP membuatnya tidak ketinggalan zaman mengenai perencanaan pembelajaran, dari mulai RPP sampai mungkin metode pembelajaran yang asik seperti apa. Penguasaan beliau terhadap siswa juga jadi lebih baik dan lebih bisa mengkontrol.seperti yang tadi saya bilang bahwasannya ada hal yang meningkat dari segi individualnya maupun sosialnya.tentu dong. Bahkan tidak hanya berpengaruh ke guru lain atau siswa saja, sangat berpengaruh juga untuk sekolah itu sendiri menjadi lebih baik pastinya.karena disekolah kami ini ada rapat bulanan dan ketika rapt itu para guru sering berbagi informasi, dan beliau cukuproyal untuk berbagi ilmu yang didapat dalam MGMP.

Kemudian hasil wawancara dari guru (6):

memang disini beliau yang paling sering mengikuti kegiatan MGMP IPS, setelah mengikuti kegiatan tersebut beliau lebih terbuka akan materi pembelajaran ya, dan lebih kekinian. Kompetensi beliau juga saya rasa meningkat karena setiap ada kegiatan rutin beliau membagi informasinya dengan saya, sebulan sekali tetapi memang beliau yang paling sering.dari cara mengajar beliau yang lebih baik, dan beliau mau memberikan ilmu yang di dapat itu kepada guru lain. tentu iya, karena dengan metode beliau yang kekinian siswa menjadi lebih suka cara mengajar beliau. jika dengan saya, beliau sering sekali memberikan informasi terbaru mengenai perencanaan pembelajaran. Mungkin dengan guru lain juga begitu.

Kemudian hasil wawancara dari guru (7):

Page 119: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

101

jika menurut pendapat saya dan sepenglihatan saya. Ketika ada guru yang mengikuti kegiatan MGMP apalagi bersama dengan guru dari sekolah lain, tentu otomatis akan terjadi peningkatan kompetensi. paling terlihat sih saat sedang rapat, beliau cukup aktif menyampaikan sesuatu yang beliau pahami contohnya RPP di kurikulum 2013 ya.jika untuk guru sangat berpengaruh dan juga sangat membantu. Banyak guru senior disini yang kurang faham akan K13, nah beliau salah satunya yang aktif dalam menyampaikan informasi tersebut. justru leih bagus jika ilmu tersebut disalurkan. Jadi kita bisa maju bersama.

Kemudian hasil wawancara dari guru (8):

jika dikelas saya tidak terlalu yakin. Tapi dalam penguasaan beliau tentang materi pelajaran beserta metodenya jadi lebih baik.beliau terlihat cukup menguasai metode dan model pembelajaran terbaru, dan pasti ketika beliau berdiskusi dengan guru lain diluar sekolah, akan mendapatkan informasi baru. ya berpengaruh, karena biasanya ketika ada satu guru yang ikut MGMP maka guru lainnya akan bertanya untuk mendapatkan informasi terbaru juga. iya tersalurkan karena guru lain juga banyak yang bertanya dengan beliau.

Kemudian hasil wawancara dari siswa (1):

saya tidak terlalu memperhatikan namun ketika beliau mengikuti kegiatan rutin yang seperti kaka bilang, pasti akan terjadi saling tukar informasi. Jadi dari sana kompetensinya juga meningkat. dari cara mengajarnya sih lebih enak ka, bisa lebih mudah untuk dipahami. Itu aja sih yang saya lihat.iya karena belajarnya jadi makin asik kita juga jadi makin semangat belajarnya ka, lebih seru aja.

Kemudian hasil wawancara dari siswa (2):

iya beliau juga pernah bercerita dikelas mengenai ikut kegiatan ini setiap bulan, dan memang hal tersebut membantu beliau dalam mengajar, penyampaian materinya lebih baik dan lebih asik. kalau yang bisa saya lihat kan cara mengajar beliau aja, jadi lebih masuk ka buat saya untuk materi yang beliau terangkan. iya berpengaruh, karena materi yang disampaikan lebih mudah dicerna sekarang ya. Kan kami memang menggunakan kurikulum baru, menurut saya lebih seru aja.

Kemudian hasil wawancara dari siswa (3):

saya rasa sih iya ka, karena kan diskusi dengan guru lain juga membuat beliau berbagi pengalamanya. beliau terlihat lebih percaya

Page 120: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

102

diri di depan kelas, walaupun saya tidak berhak menilai seperti itu namun terlihat lebih greget aja.ya tentu proses pembelajaran jadi lebih enak saja di dalam kelas, kami juga sering belajar diluar kelas agar mendapat suasana berbeda.

Kemudian hasil wawancara dari siswa (4):

tentu ketika bertukar fikiran dengan guru lain, otomatis ada kegiatan saling bertukar informasi.cara mengajar beliau jadi lebih asik, banyak metode yang bermacam yang membuat kami jadi seru dikelas. tentu, kami jadi lebih semangat dalam belajar.

Kemudian hasil wawancara dari siswa (5): setiap yang berdiskusi pasti akan dapat informasi lebih ya ka jadi banyaknya ilmu yang didapat akan meningkatkan kompetensi.dari carapenyampaian materi beliau sekarang lebih beragam dan unik. iya, karena dikelas jadi semua siswanya itu fokus dan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Kemudian hasil wawancara dari siswa (6): dari kepribadian beliau pasti meningkat karena kan ketika berkumpul dengan guru lain, maka beliau akan saling sharing. yang dapat saya lihat hanya ketika dikelas beliau lebih enak mengajarnya, suka menggunakan cara-cara belajar yang baru. tentu, kalau saya jadi lebih tidak bosan saja ketika dikelas karena kami juga jadi aktif.

Kemudian hasil wawancara dari siswa (7):

peningkatan kompetensi yang saya lihat adalah saat ketika beliau mengajar. Beliau ketika berkumpul dengan guru lain pasti membahas mengenai pembelajaran. cara mengajar beliau sekarang kan emngikuti kurikulum, jadi lebih seru dan asik saja dikelas tidak membosankan. tentu saja,saya dan teman saya jadi lebih aktif dikelas dan pembelajaran menjadi tidak membosankan.

3. Analisa dan Pembahasan

a. Pelaksanaan MGMP IPS di Jakarta Timur dalam menerapkan teori

dan best practice Lesson Study

MGMP didirikan dengan tujuan sebagai wadah bagi guru untuk

bertukar pikiran maupun informasi yang berkaitan dengan proses

Page 121: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

103

pembelajaran ataupun masalah-masalah yang terkadang dihadapi di

dalam kelas. Di dalam MGMP sendiri yang merupakan tempat

berkumpulnya guru-guru yang mengajar satu mata pelajaran yang sama

di sekolah yang berbeda-beda memiliki sejumlah aktivitas dan kegiatan

yang dirancang guna memberikan manfaat dan diharapkan dapat

memecahkan persoalan atau masalah yang dihadapi guru. Selain itu

kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya juga bertujuan untuk

meningkatkan kompetensi guru yang bersangkutan.Ada dua tipe

penyelenggaraan Lesson Study, yaitu Lesson Study berbasis sekolah dan

berbasis MGMP.Fokus pada penelitian ini adalah pelaksanaan Lesson

Studyberbasis MGMP yang dilaksanakan di MGMP IPS MTs Jakarta

Timur.

Lesson Study berbasis MGMP merupakan pengkajian tentang proses

pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok guru mata pelajaran

tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses pembelajaran pada

mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada tingkat wilayah,

kabupaten atau mungkin bisa lebih luas lagi.92Kegiatan awal Lesson

Studydimulai dari tipe Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang

kemudian oleh masing-masing guru dikembangkan di sekolahnya masing-

masing untuk semua guru mata pelajaran sehingga menjadi Lesson Study

berbasis sekolah.

Inti dari kegiatan Lesson Study berbasis MGMP adalah adanya

kegiatan bertukar fikiran atau sharing guna mengkaji tentang proses dan

pembelajaran yang dilaksanakan. Para guru yang menjadi anggota di

dalam MGMP melakukan sharing mengenai RPP, metode pembelajaran,

maupun media pembelajaran. Yang setelah itu akan di informasikan lagi

dengan guru-guru disekolahnya masing-masing guna menerapkan Lesson

Study berbasis sekolah. Kegiatan ini bertujuan menciptakan kegiatan

pembelajaran yang lebih baik dan inovatif.

92Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), h. 383-384.

Page 122: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

104

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 berbunyi: “Proses pembelajaran

harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi untuk

aktif, kreatif, mandiri sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik &

psikologis peserta didik”.93Guna menciptakan pembelajaran yang baik

maka para guru harus ikut berperan dalam menciptakan situasi tersebut,

untuk itu guru selalu dituntut untuk membuat suasana belajar yang

menyenangkan dan membuat siswa lebih aktif.

Kegiatan pertemuan di MGMP IPS MTs Jakarta Timur telah

menerapkan Lesson Study berbasis MGMP karena di dalam kegiatan ini

para anggota yang merupakan guru-guru IPS dari 15 MTs di Jakarta Timur

saling mengakaji dan bertukar fikiran tentang perencanaan pembelajaran.

Kegiatan rutin yang dilaksanakan sebulan satu kali ini menjadi wadah

untuk para guru memecahkan masalah pada proses pembelajaran. Mereka

saling bertukar fikiran tentang apa saja materi yang di anggap sulit,

metode yang menyenangkan, serta media pembelajaran yang harus

terpenuhi. Didalam kegiatan MGMP IPS MTs Jakarta Timur ada beberapa

poin yang biasa di bahas yaitu mengenai Kurikulum 2013 yang mana

masih ada perbedaan di antara Kurikulum 2013 Revisi dan Kurikulum

2013 Irisan. Pada saat pertemuan tanggal 18 Juli 2017, para pengurus dan

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang hadir telah menyepakati

bahwa Kurikulum 2013 Irisan lah yang akan dugunakan dalam

pembelajaran. Dan pada saat pertemuan tersebut para guru juga saling

bertukar informasi secara aktif mengenai buku ajar dan perencanaan

pembelajaran Kurikulum 2013 yang baik.

Berbicara soal seberapa sering para guru melakukan kegiatan

bertukar Pikiran saat di dalam kegiatan MGMP IPS MTs Jakata Timur,

adalah hal yang paling sering dilakukan namun hal tersebut lebih sering

dilakukan di luar forum resmi MGMP. Walaupun ada pembahasan resmi

93 Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi, Buku Panduan Implemntasi Lesson Study, (kementrian kelembagaan antara UPI dengan pemerintah provinsi Jawa Barat, 2010)h. 3.

Page 123: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

105

dalam forum MGMP mengenai perencanaan pembelajaran tetapi hal

tersebut tidak dibahas terlalu dalam, biasanya pembahasan untuk kisi-kisi

untuk pembuatan soal UTS maupun UAS yang sering dibahas. Hal ini

yang membuat para anggota MGMP cenderung bertukar fikiran diluar

dari forum tersebut. Sharing yang mereka lakukan cenderung tidak

terjadwal dan sebatas spontanitas saja.Selain bertatap muka, para anggota

MGMP IPS MTs Jakarta timur juga sharing melalui media sosial seperti

grup Whatsapp.Hal tersebut nyatanya juga membantu para guru untuk

berkomunikasi lebih intens dan sharing melalui media sosial.karena

kegiatan rutin MGMP IPS MTs Jakarta Timur hanya dilakukan satu bulan

sekali sehingga sulit untuk membahas suatu permasalahan hanya pada saat

bertatap muka.

Tujuan peningkatkan kompetensi siswa harus tercapai setiap proses

pembelajaran. Para guru harus mematangkan perencanaan pembelajaran

dengan baik. Model, metode, dan pendekatan pembelajaran harus disusun

dengan baik agar kompetensi siswa dalam belajar juga meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian, menyesuaikan dengan penerapan Kurikulum

2013 maka para guru dituntut untuk lebih inovatif dalam menyiptakan

perencanaan pembelajaran, karena para siswa yang dituntut untuk lebih

aktif di dalam kelas. Metode pembelajaran yang lama seperti ceramah

sudah kurang efektif karena hanya guru yang menjelaskan sedangkan

siswa hanya mendengarkan.Karena hal itulah para anggota MGMP IPS

MTs Jakarta Timur perlu mengkaji tentang model, metode, dan

pendekatan pembelajaran IPS yang baik dan bisa meningkatkan

kompetensi siswa.Pembahasan mengenai hal tersebut biasanya hanya di

bahas diluar forum MGMP karena hal tersebut tidak terkonsepkan untuk

dibahas. Setiap guru mempunyai masalah yang berbeda dalam kegiatan

pembelajaran sehingga dengan bertukar fikiran dengan guru lain maka

masalah itu akan dapat teratasi. Namun dalam pengamplikasiaanya tetap

kembali ke individu masing-masing dari guru itu, apakah cocok atau tidak

untuk diterapkan dikelas.Dan setelah mereka mengkaji tentang model,

Page 124: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

106

metode, dan pendekatan pembelajaran IPS dengan sesama anggota MGMP

IPS MTs Jakarta Timur, hal tersebut membuat kompetensi para guru

dalam mengajar lebih meningkat lagi.

Kegiatan mengobservasi dan merefleksi kegiatan pembelajaran juga

merupakan hal penting yang harus dilakukan para guru. Karena dengan

mengobservasi dan merefleksi kegiatan pembelajaran para guru akan tahu

apa kekurangan dari prencanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan dari hasil penelitian di MGMP IPS MTs Jakarta Timur,

kegiatan refleksi juga jarang dibahas di dalam forum resmi.Hal tersebut

dibahas ketika para guru sedang berbicara dan berkumpul diluar forum

resmi MGMP. Di saat ini para guru saling sharing dan berdikusi tentang

seperti apa baiknya kegiatan pembelajaran itu dilakukan serta berbagi

pengalaman dan keluhan yang sulit. Sebagian besar guru juga melakukan

sharing dengan sesama guru di sekolahnya karena dirasa lebih tepat

sasaran dengan siswanya.Dalam kegiatan refleksinya biasanya dilakukan

rapat bulanan yang dilaksanakan di masing-masing sekolah di MTs Jakarta

Timur. Setelah para guru IPS mendiskusikan dan mengobservasi dalam

kegiatan refleksi, maka hasil dari diskusi tersebut akan mereka terapkan

lagi dalam proses pembelajaran di kelas.

Kegiatan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur menerapkan atau tidak

menerapkan teori dan best practice Lesson Study. Dilihat dari hasil

penelitian yang dilakukan dari tanggal 1 Agustus-15 Agustus 2017, dapat

dikatakan bahwa di dalam MGMP IPS MTs Jakarta Timur menerapkan

Teori dan best practice Lesson Study berbasis MGMP. Namun di dalam

kegiatan MGMP IPS MTs Jakarta Timur ini mereka hanya sebatas

menerapkan Lesson Studyberbasis MGMP saja, dan tidak menerapkan

Lesson Studyberbasis sekolah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

penelitian, bahwa kegiatan bertukar fikiran atau sharing adalah kegiatan

yang sering dilakukan di dalam MGMP, namun hanya sebatas itu saja.

Karena pada dasarnya, Lesson Study berbasis MGMP adalah model

kegiatan pengkajian tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh

Page 125: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

107

kelompok guru mata pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian tentang

proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan

pada tingkat wilayah, kabupaten atau mungkin bisa lebih luas lagi. Jika

dilihat dari teori tersebut, maka MGMP IPS MTs Jakarta Timur telah

menerapkan Lesson Study berbasis MGMP.

Jika dilihat dari tipe penyelenggaraan Lesson Study, Menurut

Mulyana yang dikutip Rusman, ada dua, yaitu Lesson Study berbasis

sekolah dan berbasis MGMP. Lesson Study berbasis sekolah dilaksanakan

oleh semua guru dari berbagai bidang studi dengan kepala sekolah yang

bersangkutan dengan tujuan agar kualitas proses dan hasil pembelajaran

dari semua mata pelajaran di sekolah yang bersangkutan dapat lebih

ditingkatkan. Sedangkan Lesson Study berbasis MGMP merupakan

pengkajian tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kelompok

guru mata pelajaran tertentu, dengan pendalaman kajian tentang proses

pembelajaran pada mata pelajaran tertentu, yang dapat dilaksanakan pada

tingkat wilayah, kabupaten atau mungkin bisa lebih luas lagi.94Kegiatan

awal Lesson Studydimulai dari tipe Musyawarah Guru Mata Pelajaran

(MGMP) yang kemudian oleh masing-masing guru dikembangkan di

sekolahnya masing-masing untuk semua guru mata pelajaran sehingga

menjadi Lesson Study berbasis sekolah.Selanjutnya diharapkan Lesson

Studyyang dikembangkan adalah Lesson Studyberbasis sekolah, karena

dapat diikuti oleh semua guru di sekolah bersama kepala sekolah.

Kegiatan rutin satu bulan sekali yang dilaksanakan MGMP IPS

Jakarta Timur, mereka melakukan pengkajian terhadap proses

pembelajaran IPS yang baik. Mereka juga membahas tentang RPP, kisi-

kisi soal, serta bertukar informasi mengenai buku ajar Kurikulum 2013

edisi revisi.Hal tersebut dibahas di dalam forum maupun diluar forum

MGMP. Para pengurus dan anggota juga membahas apa saja yang menjadi

kendala dalam proses belajar dan dicari jalan keluarnya bersama agar

menciptakan pembelajaran yang lebih baik.

94Rusman, op. cit., h. 387.

Page 126: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

108

MGMP IPS MTs Jakarta Timur menerapkanLesson Studyberbasis

MGMP, namun sayangnya tidak menerapkan Lesson Studyberbasis

sekolah. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan kepada

15 anggota dan pengurus MGMP bahwa mereka tidak pernah menerapkan

tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan model Lesson

Studyberbasis sekolah. Tahapan Lesson Studyada tiga, yang pertama yaitu

Perencanaan (Plan) “Pada tahap ini, para guru yang tergabung dalam

Lesson Studyberkolaborasi untuk menyusun RPP yang mencerminkan

pembelajaran yang berpusat pada siswa (child center)”.95Para anggota

MGMP IPS MTs Jakarta Timur sering mendiskusikan perencanaan

pembelajaran seperti berkolaborasi untuk membicararakan bagaimana

RPP, model, ataupun model yang baik yang dapat meningkatkan keaktifan

siswa di dalam kelas.Mereka mendiskusikan hal tersebut di dalam maupun

diluar forum pertemuan resmi yang dilakukan sebulan sekali.Dari hasil

wawancara, para guru yang menjadi anggota MGMP IPS juga sering

berkolaborasi dengan guru yang ada di sekolahnya guna merencanakan

pembelajaran dan menyusun RPP yang baik.

Tahapan yang kedua yaitu Pelaksanaan (Do) Pada tahap ini, terdapat

dua kegiatan utama, yaitu : (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan

sendiri unruk mempraktikkan perencanaan pembelajaran yang telah

disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang

dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Studyyang lainnya (guru,

kepala sekolah, pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak

sebagai pengamat/observer).96 Pada tahapan ini para anggota dan pengurus

MGMPsama sekali tidak pernah menerapkan tahapan pelaksanaan (Do).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, para anggota MGMP IPS MTs

Jakarta Timur tidak ada yang melaksanakan tahapan Do ini di sekolahnya.

Dari hasil berdiskusi dan berkolaborasi dengan guru lain dalam menyusun

95Ibid.,h. 395-396.

96Ibid.,

Page 127: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

109

RPP dan rencana pembelajaran, para guru hanya menerapkannya secara

individual, tidak pernah ada yg menjadi guru model atau bahkan

mengamati guru lain yang menjadi guru model. Ada beberapa guru IPS

yang mengamati guru juniornya namun hal tersebut bukanlah Lesson

Study, melainkan PTK atau PKG. adapun guru lain yang menjadi guru

model namun dalam pelaksanaan supervisi bukan Lesson Study.

Tahapan yang ketiga adalah Refleksi (See).Segera setelah proses

pembelajaran berakhir, dilakukan postclass discussion atau kegiatan

refleksi. Refleksi diikuti oleh semua anggota kelompok yang dimaksudkan

untuk mengkaji hasil pengamatan setiap anggota kelompok dan hasil

rekaman proses pembelajaran. Di dalam kepengurusan dan keanggotaan

MGMP IPS MTs Jakarta Timur yang berjumlah 15 orang, telah

melakukan kegiatan refleksi di MGMP maupun di sekolahnya masing-

masing. Perencanaan pembelajaran yang telah dilaksanaan di tahapan

perencanaan (Plan) dan di terapkan secara individual, setelah itu akan

dibahas kembali untuk mencarai tahu apakah perencanaan pembelajaran

yang telah dilakukan efektif untuk membangun keaktifan siswa atau apa

saja kekurangan yang harus segera di perbaiki dari perencanaan

pembelajaran tersebut. Hal tersebut dilakukan guna dijadikan sebagai

bahan evaluasi bersama demi tercapainya hasil belajar yang baik. Para

guru saling memberi masukan untuk kekurangan dan kendala yang

dihadapi sehingga akan menghasilkan pembelajaran yang baik lagi.

Dapat disimpulkan bahwa, Pelaksanaan MGMP IPS MTs di

Jakarta Timur dalam menerapkan teori dan best practice Lesson

Studyhanya sebatas menerapkan Lesson Studyberbasis MGMP saja, dan

tidak dilanjutkan untuk menerapkan Lesson Studyberbasis sekolah.

b. Alasan MGMP IPS MTs di Jakarta Timur dalam Menerapkan Teori

dan Best Practice Lesson Study

Alasan para anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur ketika

melakukan kegiatan rutin MGMP yang di dalmanya menerapkan Lesson

Page 128: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

110

Studyberbasis MGMP.Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan

alasan para guru mau untuk mengikuti kegiatan rutin yang diadakan

MGMP dalam sebulan sekali.Alasan yang pertama yang paling mendasar

adalah adanya manfaat baik yang di dapatkan serta peningkatan

kompetensi yang dialami langsung oleh para guru IPS yang menjadi

anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen yang dikutip Mulyasa, dijelaskan bahwa: “kompetensi

adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan”.97Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan

kompetensi guru adalah penguasaan kemampuan yang harus ada dalam

diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan

efektif.Karena seorang guru tidak hanya terampil dalam mengajar tentu

juga harus memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan pengaturan

sosial dalam masyarakat.seorang guru harus mampu mengembangkan

pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Dapat

memahami perkembangan psikologis peserta didik.Dapat mengembangkan

kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik.Memiliki wawasan

pengetahuan, pemahaman, dan sikap profesional untuk memecahkan

masalah.Mampu mengembangkan profesi pendidikan sesuai dengan

perkembangan dan tuntutan zaman.

Kenyataannya, dilihat dari hasul Uji Kompetensi Guru (UKG) yang

dilakukan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,

Kemendikbud pada tahun 2015, nilai pedagogik dan nilai profesional guru

di Indonesia hanya mencapai skor 53,05 dari skor maksimal 100. Dapat

disimpulkan bahwa hasil skor yang didapatkan dari UKG ini masih

terbilang rendah. Karena nilai pedagogiknya rendah berarti cara

mengajarnya masih terbilang kurang baik. Masih banyak guru yang harus

97E. Mulyasa, standar kompetensi dan sertifikasi guru, (Bandung: remaja rosdakarya, 2009), h. 25-26.

Page 129: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

111

memperhatikan cara mengajar mereka sehingga nilai pedagogik dan

profesional mereka meningkat.98Dilihat dari hal tersebut, maka dengan

adanya program MGMP IPS MTs yang berjalan di Jakarta Timur dapat

meningkatkan kompetensi guru.

Banyak manfaat yang di dapatkan para guru saat berdiskusi dengan

guru IPS lain di dalam MGMP. Dengan kegiatan mengkaji dan berbagi

pengalaman antar guru maka akan sangat membantu para guru IPS untuk

berkembang. Karena dengan melakukan diskusi dan bertukar fikiran

mereka mengakui dengan pertambahan ilmu yang di dapat,serta saling

memberi masukan bagaimana perencanaan pembelajaran yang baik, mulai

dari menyusun RPP sampai membahas tentang pengunaan metode yang

tepat untuk Kurikulum 2013. Selain itu para guru dapat saling

memecahkan masalah yang sedang dihadapi dan mencari jalan keluarnya

bersama dengan bertukar fikiran atau sharing.Dan di dalam pertemuan

MGMP IPS MTs Jakarta Timur, selain penambahan wawasan yang

didapatkan para guru, penambahan pengayaan dan penyusunan kisi-kisi

soal yang juga menjadi manfaat besar untuk para anggotanya.

Mengenai peningkatan kompetensi yang dialami anggota MGMP

IPS MTs Jakarta Timur yang berjumlah 15 orang. Dari ke empat

kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian,

profesionalisme, dan sosial, para guru mengakui adanya peningkatan yang

terjadi pada mereka setelah melakukan kegiatan di MGMP IPS MTs

Jakarta Timur.Walaupun permasalahan yang dihadapi para guru berbeda,

namun dalam kegiatan bertukar fikiran yang mereka lakukan dapat

membantu mereka dengan saling memberi masukan dan saran. Dengan

mengikuti kegiatan MGMP IPS ini maka para guru akan saling belajar

tentang kesulitan yang dihadapi masing-masing dan akan bertampak

dengan meningkatnya kompetensi mereka. Banyak guru junior yang

mendapatkan masukan dari guru senior guna meningkatkan pembelajaran,

98 Kemendikbud, Peringkat Hasil Uji Kompetensi Guru 2015, 2015, (https://www.kemdikbud.go.id).

Page 130: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

112

namun guru senior pun belajar dari guru junior untuk pembaharuan

perencanaan pembelajaran yang kekinian. Para guru menganggap dengan

semakin seringnya mereka melakukan kegiatan bertukar fikiran atau

sharing maka akan semakin sadar dengan kelemahan yang ada pada

dirinya masing-masing. Dampak dari adanya peningkatan kompetensi ini,

para guru jadi semakin percaya diri dalam mengajar dan menjawab

pertanyaan siswa.Karena di dalam Kurikulum 2013 guru dituntut harus

lebih inovatif dan membuat pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka

guru harus tau metode pembelajaran yang kekinian guna meningkatkan

kompetensinya terutama kompetensi pedagogik dan profesionalisme.selain

itu para guru juga lebih tahu sejauh mana kemampuan mereka,

kemampuan profesional dapat diketahui dari nilai siswa yang bagus dan

penilaian dari guru yang lain.

Kegiatan sharing yang dilakukan oleh MGMP IPS MTs Jakarta

Timur memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan model

pembinaan yang lain seperti pelatihan dan penataran. Hal tersebut dapat

dilihat dari pengakuan para anggota MGMP yang menyatakan bahwa,

dengan sharing mereka menjadi lebih terbuka dan komunikasi yang

terjalin antar mereka dua arah dan adanya take and give. Tak ada yang

merasa lebih benar dibandingkan yang lain, karena para guru pun punya

kelemahan masing-masing yang harus dibantu untuk memecahkan oleh

guru lainnya. Selain itu menurut hasil penelitian, Sharingmerupakan

pengalaman yang dihadapi secara langsung dilapangan. Sehingga para

guru tau betul apa yang mereka bahas. Dengan berbagi pengalaman dan

pengetahuan di dalam kegiatan bertukar fikiran ini membuat hubungan

antar para anggota menjadi lebih dekat dan kekeluargaan.Sedangkan

penataran dan pelatihan adalah sesuatu hal yang monoton menurut para

guru hal tersebut membuat jenuh dan bosan, komunikasi yang terjalin pun

hanya satu arah dari narasumber, sedangkan mereka hanya mendengarkan

saja.Pada saat penataran juga seolah-olah orang yang menjadi narasumber

itu lah yang paling baik diantara para pesertanya.Para anggota MGMPjuga

Page 131: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

113

mengaku, jika di dalam penataran atau pelatihan mereka cenderung pasif

dan tidak luwes dalam menyampaikan pendapatnya.

Pembinaan kompetensi yang para anggota MGMP dapatkan adalah

menjadi lebih baik dalam menerapkan perencanaan pembelajaran. Hal ini

juga menjadi ajang untuk para anggota MGMP mengevaluasi dirinya

sendiri.Cara mengajar mereka pun menjadi lebih baik karena seringnya

mereka berdiskusi tentang metode yang pas untuk Kurikulum 2013.Para

anggota MGMP menjadi lebih modern mengikuti perkembangan dunia

pendidikan sekarang, karena siswa tidak bisa selalu memakai metode

ceramah akan jenuh. Lalu hubungan sosial yang terjalin antara guru IPS

MTs di Jakarta Timur lebih baik dan kekeluargaan lebih tercipta sehingga

wawasannya pun menjadi lebih luas .Pertemuan yang dilakukan MGMP

IPS MTs Jakarta Timur ini menghasilkan keterbukaan antar masalah yang

dialami tiap individu.Lalu pembinaan Kompetensi yang juga didapatkan

dari sharing ini adalah para guru jadi lebih faham teknis pembuatan kisi-

kisi, soal, dan lainnya.

Berbicara soal kegiatan rutin yang dialaksanakan MGMP IPS MTs

Jakarta Timur satu bulan sekali, membuat pata guru IPS MTs di Jakarta

sring melakukan kegiatan bertukar fikiran dan mengkaji tentang hambatan

dan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS. Menurut Informar

memang hal seperti sering dibahas walaupun tidak di dalam forum resmi

MGMP IPS MTs Jakarta Timur, seperti saat break atau saat-saat ada

pembicaraan diluar forum resmi. Hal tersebut terjadi secara situasional

saja tapi tidak hanya guru di MGMP saja namun dengan guru disekolah

juga sering hal tersebut dilakukan. Dengan mengkaji Kendala dan

hambatan yang dihadapi juga akan emmbantu pengembangan kemampuan

siswa karena para guru tahu apa permasalahan yang harus diselesaikan.

Sebagai contoh, kendala dan hambatan yang sering dibicarakan adalah

karakter siswa yang bereda-beda, perencanaan pembelajaran, sampai pra

sarana yang kurang tersedia untuk pembelajaran Kurikulum 2013.Menurut

hasil penelitian, setelah adanya kegiatan mengkaji kendala dan hambatan

Page 132: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

114

para guru merasa dapat mengatasi hal yang menjadi kendala

tersebut.Karena saling memberi masukan antar guru tentanghambata dan

kendala yang dihadapi. Para anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur akan

berdiskusi dan bertukar fikiran mengenai apa saja jalan keluar dari setiap

masalah yang ada.

Sejalan dengan pengertian Lesson Study di Indonesia dapat diartikan

sebagai model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian

pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-

prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas

belajar.99

c. Gambaran Uji Validitas Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Model Lesson study di MGMP IPS MTs Jakarta Timur

kompetensi guru adalah penguasaan kemampuan yang harus ada

dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan

efektif. Karena seorang guru tidak hanya terampil dalam mengajar tentu

juga harus memiliki pribadi yang baik dan mampu melakukan pengaturan

sosial dalam masyarakat.seorang guru harus mampu mengembangkan

pemikiran yang kreatif dan inovatif dalam pembelajaran. Dapat

memahami perkembangan psikologis peserta didik.Dapat mengembangkan

kemampuan berkomunikasi dengan peserta didik.Memiliki wawasan

pengetahuan, pemahaman, dan sikap profesional untuk memecahkan

masalah.Mampu mengembangkan profesi pendidikan sesuai dengan

perkembangan dan tuntutan zaman.

Guru selayaknya mampu menggunakkan metode pembelajaran

karakter terpadu. Untuk itu, guru harus mampu merencanakan dan

memberikan kegiatan pembelajaran yang memotivasi dan menyenangkan

siswa.Kegiatan pembelajaran pendidikan karakter yang dirancang tentu

saja harus memperhatikan kondisi kompetensi guru itu sendiri serta faktor

lingkungan yang meliputi sekolah dan masyarakat. Apabila siswa merasa

99Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi, Buku Panduan Implemntasi Lesson Study, (kementrian kelembagaan antara UPI dengan pemerintah provinsi Jawa Barat, 2010)h. 14-15.

Page 133: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

115

termotivasi dan senang mengikuti pembelajaran karakter, maka pada

akhirnya kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran yang

diharapkan dikuasai dan dapat tercapai secara optimal.

Dilihat dari hasil wawancara dengan partner guru lain dan siswa

tentang perubahan kompetensi yang dialami oleh guru yang mengikuti

kegiatan rutin MGMP IPS MTs di Jakarta Timur, dapat di fahami bahwa

guru yang mengikuti kegiatan rutin tersebut dapat menjalin kemitraan

yang mutual antara guru mata pelajaran dengan sekolah mitra ataupun

dengan sekolah mereka sendiri.Dengan dikembangkannya pembelajaran

yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan mendorong siswa untuk

lebih tekun dalam belajar.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

setelah melaksanakan kegiatan Lesson Study di MGM IPS MTs Jakarta

Timur, terjadi peningkatan kompetensi yang dialami oleh guru yang

bersangkutan.Metode pembelajaran lebih bervariasi dan lebih relevan

dengan tingkat kemampuan siswa, guru tidak segan saling berbagi

pengalaman dan ide, saling memotivasi dan mendapatkan umpan balik

terhadap pembelajaran yang diadakan.

Bagi siswa pengembangan kompetensi inisangat terlihat karena

menyebabkan terjadinya peningkatan pemahaman terhadap materi

pembelajran, serta peningkatan minat, motivasi, serta keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran.

C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. Data sekunder yang disajikan sebagai pelengkap data kurang mencukupi,

karena pihak MGMP MTs Jakarta Timur tidak memiliki data tersebut,

seperti misalnya data anggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur.

2. Akses lokasi ke 15 MTs Negeri di wilayah Jakarta Timur yang berjauhan

dari lokasi peneliti sehingga proses penelitian membutuhkan waktu yang

cukup lama.

Page 134: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

116

3. Keterbatasan waktu saat pengambilan data dikarenakan informan

merupakan guru mata pelajaran, sehingga waktu yang tersedia sangat

terbatas.

Page 135: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkanpaparan data

danpembahasansebagaimanatelahdiuraikanpadabagiansebelumnya,

makahasilpenelitianinidapatdisimpulkanbahwaPelaksanaan MGMP IPS MTs

di Jakarta Timurdalammenerapkanteoridan best practice Lesson

studyhanyasebatasmenerapkanLesson Study berbasis MGMP saja,

dantidakdilanjutkanuntukmenerapkanLesson Study berbasissekolah. Hal

tersebutdikarenakan MGMP IPS MTs Jakarta

Timurtidakmenerapkantahapan-tahapanLesson Study

secaramenyeluruhdanterkonsep.

Alasanpara guru untukmaumengikutikegiatanrutin yang diadakan

MGMP dalamsebulansekalikarenamemilikibanyakmanfaat.Alasanpertama

yang paling mendasaradalahadanyamanfaatbaik yang di

dapatkansertapeningkatankompetensi yang dialamilangsungolehpara guru IPS

yang menjadianggota MGMP IPS MTs Jakarta Timur.Manfaatselanjutnya,

dengankegiatanmengkajidanberbagipengalamanantar guru

makamerekamengakuidenganpertambahanilmu yang di dapat,

sertasalingmemberimasukanbagaimanaperencanaanpembelajaran yang baik,

mulaidarimenyusun RPP sampaimembahastentangpengunaanmetode yang

tepatuntukKurikulum 2013. Selainitupara guru

dapatsalingmemecahkanmasalah yang

sedangdihadapidanmencarijalankeluarnyabersamadenganbertukarfikiranatau

sharing.Dan di dalampertemuan MGMP IPS MTs Jakarta Timur,

selainpenambahanwawasan yang didapatkanpara guru,

penambahanpengayaandanpenyusunankisi-kisisoal yang

jugamenjadimanfaatbesaruntukparaanggotanya.

111

Page 136: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

112

Peningkatankompetensi yang dialamianggota MGMP IPS MTs Jakarta

Timurmerupakanhal yang sangatmembantudalam proses mengajarmereka.

Dari keempatkompetensi guru yaitukompetensipedagogik, kepribadian,

profesionalisme, dansosial, para guru mengakuiadanyapeningkatan yang

terjadipadamerekasetelahmelakukankegiatan di MGMP IPS MTs Jakarta

Timur.Walaupunpermasalahan yang dihadapipara guru berbeda,

namundalamkegiatanbertukarfikiran yang

merekalakukandapatmembantumerekadengansalingmemberimasukandan

saran.Denganmengikutikegiatan MGMP IPS inimakapara guru

akansalingbelajartentangkesulitan yang dihadapimasing-

masingdanakanbertampakdenganmeningkatnyakompetensimereka.Dampakda

riadanyapeningkatankompetensiini, para guru

jadisemakinpercayadiridalammengajardanmenjawabpertanyaansiswa.

B. Saran

Dari kesimpulanhasilpenelitiandiatas, dapatdiajukanbeberapasaran,

antara lain:

1. Hendaknyakegiatanrutin yang dilakukanMGMP IPS MTs Jakarta

Timurlebihterkonseplagi di dalamrapatkerja yang

akanterlaksanakan.Sehinggasetiapadapertemuansemuapembahasandapatd

iselesaikandenganbaik.

2. Model Lesson Study berbasis MGMP perlu di tingkatkanlagi, agar

dapatdilanjutkanuntukmenerapkanLesson Study berbasissekolah.

Dengancarakerjasamadandukunganantar guru

lebihdibutuhkanlagiuntukmenerapkanLesson Study berbasissekolah.

3. Perluadanyasikapantusiasdankeinginan yang kuatdaripara guru

untukberkeinginandalammelaksanakanLesson Study berbasissekolah.

4. HendaknyakegiatanLesson Study

inidilakukandengancaraberkelanjutan/berkesinambungan agar

mendapatkanhasil yang maksimal.

Sehinggaperbaikancaramengajardapatterwujud.

Page 137: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

113

5. BagiPenelitilain,

perluadanyapenelitianlebihlanjutdansecaramendalamberkaitandenganpen

elitianini, terutamamengenaialasanpara guru di MGMP IPS MTs Jakarta

TimurbelummenerapkanLesson Study berbasissekolah.

Page 138: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad. MetodologidanAplikasiRisetPendidikan.Bandung: PustakaCendekiaUtama,

2010.

Cerbin, William., and BryanKopp. Lesson Study as a Model for Building Pedagogical

Knowledge and Improving Teaching. International Journal of Teaching and Learning in

Higher Education.18, 2006.

Firman.Peranan MGMP DalamMeningkatkanKinerja Guru Mata PelajaranPendidikan

Agama Islam SMA di Kota Balikpapan.JurnalSainsTerapan.2, 2016.

Idrus,Muhammad. MetodePenelitianIlmuSosial:

PendekatanKualitatifdanKuantitatifEdisiKedua. Jakarta: Erlangga, 2009.

Kader, SuardidanSugiharsono.Kompetensi Guru IPS

dalamPembelajaranBerbasisPendidikanKarakter di SMP Muhammadiyah Kota

Ternate.JurnalHarmoniSosial.1, 2014.

Kemendikbud, “PeringkatHasilUjiKompetensi Guru 2015”, https://www.kemdikbud.go.id,

15 Juni 2017.

Madyarini, DyanDesi, dan Abdul Gafur. Komparasi Model PembelajaranPortofoliodan PBL

TerhadapHasilBelajar IPS di SMPN KecamatanSewon.HarmoniSosialJurnalPendidikan

IPS.2, 2015.

Mahmudi,Ali. MengembangkanKompetensi Guru Melalui Lesson Study.Jurnal Forum

Kependidikan FKIP UNSRI.28, 2009.

Mistaria, Ani. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) danProfesionalisme

Guru.JurnalEdukasiMusiRawas. 1, 2014.

113

Page 139: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

Moleong, Lexy J. MetodologiPenelitianKualitati. Bandung: RemajaRosdakarya, 2009.

Mudlofir, Ali. PendidikProfesional: Konsep, Strategi,

danAplikasinyadalamMeningkatkanMutuPendidikan di Indonesia. Depok:

rajagrafindopersada, 2012.

Mulyasa, E. StandarKompetensidanSertifikasi Guru. Bandung: remajarosdakarya, 2009.

Musfah, Jejen. PeningkatanKompetensi Guru

MelaluiPelatihandanSumberBelajarTeoridanPraktik. Jakarta: kencana, 2011.

Mutmainah, Nur. “PeranMusyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

dalamPengembanganKompetensiProfesional GuruSejarahpada SMA di

KabupatenRembangTahunAjaran 2010/2011”, SkripsipadaUnivertas Islam

NegeriSyarifHidayatullah Jakarta: 2011. Tidakdipublikasikan.

Nata, Abuddin. ManajemenPendidikan: MengatasiKelemahanPendidikan Islam di

Indonesia. Jakarta: prenada media grup, 2010.

Novauli, Feralys. KompetensiGuru dalamPeningkatanPrestasiBelajarpada SMP Negeridalam

Kota Banda Aceh. JurnalAdministrasiPendidikanPascasarjaUniversitasSyiah Kuala. 3.

2015.

PHKI.2010. BukuPanduanImplemntasi Lesson Study.Di Akses Dari

KementrianKelembagaanantara UPI denganPemerintahProvinsiJawa Barat.06 Maret

2017.

Pratiwi, Asih. ”PengaruhPelaksanaan MGMP IPA

TerpadudanSupervisiAkademikolehKepalaSekolahTerhadapKompetensiProfesional Guru

114

Page 140: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

BidangStudi IPA SMP/MTS Se-Kota Magelang”, SkripsipadaUniversitasNegeri

Yogyakarta: 2013.tidakdipublikasikan.

Prihantoro, C. Rudy. PengembanganProfesionalisme Guru Melalui Model Lesson

Study.JurnalPendidikandanKebudayaanFakultasTeknik UNJ.17, 2011.

Putri, Idra. Dkk. Pelaksanaan Lesson Study dalamPembelajaranBahasa Indonesia SiswaKelas

VII.5 MTsNLubukBuaya Padang.JurnalBahasa,

SastradanPembelajaranUniversirtasNegeri Padang.1, 2013.

Rahmawati.“Hasil TIMSS 2015

DiagnosaHasiluntukPerbaikanMutudanPeningkatanPencapaian”,

http://puspendik.kemdikbud.go.id, 15 Juni 2017.

Rock, Tracy C., and Wilson, Cathy. Improving Teaching Through Lesson Study. Teacher

Education Quarterly, Winter 2005.

Rusman.Model-model PembelajaranMengembangkanProfesionalisme Guru. Jakarta:

RajagrafindoPersada, 2011.

Sagala, Syaiful. KemampuanProfesional Guru danTenagaKependidikan. Bandung: Alfabeta,

2013.

Saroni, Muhammad. Personal Branding Guru.Jogjakarta: Ar-Ruzz media, 2011.

Subagyo, Joko. MetodePenelitiandalamTeoridanPraktik.Jakarta: RinekaCipta, Cet. Ke-7,

2015.

Sukmadinata, Nana Syaodih. MetodePenelitianPendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya,

2010.

115

Page 141: PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MELALUI MODEL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36884/2/ULFAH... · BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ..... 11 1. Pengertian

Susanti, Emilia danDickiHartanto.PeningkatanKompetensi Guru

MelaluiPenerapanPenelitianTindakanKelas (PTK) dalamPendidikan

Islam.JurnalPotensia. 14, 2015.

Syafruddin.MeningkatkanKompetensiPedagogiMelalui Lesson Study

MenujuMutuPembelajaran Guru.JurnalPendidikanFisikaUniversitasMuhammadiyah

Metro.3, 2015.

Syahrul.PengembanganProfesidanKompetensiGuru Berbasis Moral danKultur. Jurnal

MEDTEK. 1, 2009.

Trianto.Model PembelajaranTerpadu. Jakarta: BumiAksara, 2010.

Usman, Husaini, danPurnomoSetiady Akbar. MetodologiPenelitianSosial.Jakarta:

BumiAksara, Cet. Ke-1, 2008.

Vitantri, CiptianingsariAyu. Dkk. Efektivitas Lesson Study

padaPeningkatanKompetensiCalon Guru

Matematika.JurnalMatematikadanPendidikanMatematika.1, 2016.

Winarsih, A. danMulyani, S. PeningkatanProfesionalisme Guru IPA Melalui Lesson Study

dalamPengembangan Model Pembelajaran PBI.JurnalPendidikan IPA Indonesia.1, 2012.

116