Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-1
BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Teori Manajemen Proyek
Manajemen proyek (Wulfram,2005:21) adalah semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan)
hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara
tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.
Proyek Konstruksi
II.2.1 Pengertian Proyek
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling
berkaitan dalam upaya untuk pembangunan suatu bangunan/konstruksi
yang umumnya hanya satu kali dilaksanakan dengan ketentuan waktu,
biaya, dan mutu tertentu. Kegiatan proyek merupakan suatu rangkaia
kegiatan yang mempunyai ciri-ciri (Soekirno,2001):
a. Dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan diakhiri
dengan akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan), serta mempunyai
jangka waktu umum yang terbatas.
b. Rangkaian kegiatan proyek hanya satu kali sehingga menghasilkan
produk yang bersifat unik.
c. Untuk proyek konstruksi, rangkaian kegiatan proyek bertujuan untuk
membangun bangunan atau konstruksi pada lokasi yang spesifik.
Proyek konstruksi mempunyai tiga karekteristik yang dapat
dipandang secara tiga dimensi (Ervianto, 2005:12), tiga karakteristik
tersebut adalah:
A. Bersifat unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah tidak pernah terjadi rangkaian
kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek identik, yang ada proyek
sejenis), proyek bersifat sementara dan selalu terlibat grup pekerja yang
berbeda-beda.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-2
B. Dibutuhkan sumber daya (resources)
Setiap proyek konstruksi membutuhkan sumber daya, yaitu pekerja,
uang, mesin, metode, dan material. Pengorganisasian semua sumber
daya dilakukan oleh manajer proyek.
C. Organisasi
Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana di dalamnya
terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan
ketertarikan, kepribadian yang bervariasi dan ketidak pastian. Langkah
awal yang harus dilakukan oleh manajer proyek adalah menyatukan visi
menjadi satu tujuan yang ditetapkan oleh organisasi.
Kemudian, penyelesaian suatu proyek harus berpegangan dengan
keseuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan, sesuai waktu pelaksanaan,
dan sesuai biaya yang direncanakan.
II.2.2 Tahapan Kegiatan Proyek
Tahapan kegiatan proyek secara umum terdiri dari beberapa tahapan
(Ervianto, 2005:16-19), yaitu:
a. Tahap studi kelayakan
Merupakan tahap untuk mengkaji apakah suatu proyek pembangunan
layak untuk dilaksanakan baik ditinjau dari aspek perencanaan dan
perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan), maupun
aspek lingkungannya sehingga pemilik proyek yakin akan pekerjaan
konstruksi yang diusulkan.
b. Tahap penjelasan (briefing)
Merupakan tahap penyususunan kerangka acuan kerja yang berisi
penjelasan dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan dan
ketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam perancangan.
c. Tahap perancangan (design)
Merupakan tahap yang bertujuan untuk melengkapi penjelasan proyek
dan menentukan tata letak, rancangan, metode konstruksi, dan taksiran
biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek atau pihak lain
yang terlibat. Pada tahap perancangan informasi pelaksanaan yang
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-3
diperlukan dipersiapkan untuk keperluan tender, seperti gambar
rencana dan spesifikasi.
d. Tahap pengadaan (procurement)
Tahap ini bertujuan untuk menunjuk kontraktor sebagai pelaksana atau
sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang akan melaksanakan
konstruksi di lapangan.
e. Tahap pelaksanaan (construction)
Adalah tahap untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh
pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam
batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, dan mutu yang telah
disyaratkan.
f. Tahap pemeliharaan dan persiapan penggunaan (maintenance & start-
up)
Adalah tahap untuk persiapan pengoperasian bangunan yang telah
selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan menguji berfungsinya
semua fasilitas sesuai rencana. Selain itu pada tahap ini juga dibuat
suatu catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya dan
melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.
II.2.3 Jenis-Jenis Proyek Konstruksi
Jenis proyek konstruksi terbagi menjadi dua kelompok (Ervianto,
2005: 14), yaitu:
A. Bangunan gedung, seperti rumah, kantor, pabrik, dan lain-lain. Ciri-ciri
dari kelompok bangunan ini adalah:
1. Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal.
2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relatif sempit dan kondisi
pondasi umumnya yang sudah diketahui.
3. Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan.
B. Bangunan sipil, seperti jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur
lainnya. Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah:
1. Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar
berguna bagi kepentingan manusia.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-4
2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan
kondisi pondasi sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.
3. Manamen dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan.
II.2.4 Proyek Perlintasan Kereta Api
Perlintasan merupakan perpotongan antara jalur kereta api dengan
jalan. Jenis perlintasan kereta api dibagi menjadi dua berdasarkan Peraturan
Menteri Nomor 36 Tahun 2011 tentang Perpotongan dan/atau
Persinggungan Antara Jalur Kereta Api dengan Bangunan Lain pasal 2 ayat
1, yaitu perlintasan sebidang dan perlintasan tidak sebidang. Untuk
perlintasan tidak sebidang terdapat dua kemungkinan perlintasan yaitu
perlintasan tidak sebidang dimana jalan berada di atas jalur kereta api
(overpass) atau perlintasan tidak sebidang dimana jalan berada di bawah
jalur kereta api (underpass).
A. Perlintasan tidak sebidang dimana jalan di atas jalur kereta api
Berdasarkan Pedoman Perencanaan Perlintasan Jalan dengan Jalur
Kereta Api, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam
membangun perlintasan tidak sebidang (overpass) yaitu:
a. Ruang bebas pada overpass 6,50 meter dari kepala rel. Sedangkan
ruang bebas minimum merupakan ruangan yang dibutuhkan kereta
untuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam melintas;
b. Konstruksi jalan harus mengikuti ketentuan teknis jalan;
c. Saluran air harus dibuat tertutup dan tidak boleh mengalir pada
jalur kereta api;
d. Jarak pondasi pilar dari as rel jalur tunggal (single track) minimal
10 meter dan untuk jalur ganda (double track) 10 meter dihitung
dari as rel paling luar;
e. Penggunaan utilitas minimal dengan ketinggian sebesar 2 meter
dari permukaan rel yang ada;
f. Pemasangan pilar jalan layang (overpass) mengantisipasi rencana
jalur ganda (double track) jalur kereta api dan rencana elektrifikasi;
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-5
g. Jalan layang (overpass) harus dipasang pagar pengaman minimal
didaerah manfaat jalan (Damaja);
h. Alinyemen vertikal di dalam pembangunan jalan layang
mempunyai kelandaian maksimum 5%;
i. Panjang jari-jari minimum yang disyaratkan untuk alinyemen
horizontal pada pembangunan jalan layang adalah sebesar 110.
B. Perlintasan tidak sebidang dimana jalan di bawah jalur kereta api
Berdasarkan Pedoman Perencanaan Perlintasan Jalan dengan Jalur
Kereta Api, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam
membangun perlintasan tidak sebidang (underpass) yaitu:
a. Konstruksi jalan harus memenuhi ketentuan teknis jalan;
b. Jarak permukaan jalan dibawah jalur kereta api, minimal 5,10
meter dihitung dari permukaan jalan sampai gelagar kereta api
paling bawah;
c. Letak sisi teratas konstruksi underpass minimal 1 meter dibawah
kepala rel;
d. Drainase harus dibuat sedemikian sehingga jalan tidak tergenang
dan terendam air;
e. Memperhatikan beban rangkaian kereta api terbesar yang melewati
jalur rel yang terletak di atas jalan underpass;
f. Penempatan portal sebagai rambu pengaman dengan ruang bebas
setinggi 5,10 meter atau disesuaikan dengan tinggi ruang bebas
kereta api yang ada, jarak 10 meter dari Damija terluar kereta api.
Pelelangan/Tender
Menurut Ervianto (2005:49) pelelangan merupakan serangkaian
kegiatan untuk menyediakan barang/jasa dengan cara menciptakan
persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan
memenuhi syarat, berdasarkan metode dan tata cara tertentu yang telah
ditetapkan dan diikuti oleh pihak-pihak yang terkait secara taat azas
sehingga terpilih penyedia terbaik.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-6
Dalam bidang jasa konstruksi, pelelangan dilakukan oleh pemberi
tugas/ pemilik proyek, dengan mengundang beberapa penyedia jasa
konstruksi untuk mendapatkan satu pemenang yang mampu melaksanakan
pekerjaan sesuai persyaratan yang ditentukan (spesifikasi) dengan harga
yang wajar dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi mutu maupun
waktu pelaksanaannya.
Pelelangan merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh penyedia
jasa konstruksi untuk mengajukan penawaran yang akan dilaksanakan di
lapangan sesuai dengan dokumen lelang. Tujuan pelelangan adalah untuk
menyeleksi dan menetapkan calon kontraktor yang akan mengerjakan
pekerjaan. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk sebuah lelang
biasanya mengikuti persyaratan yang diminta oleh owner dalam proses
penawaran proyek.
Proses pengadaan jasa konstruksi sudah diatur oleh Peraturan
Presiden No.54 Tahun 2010, Peraturan Presiden No.35 Tahun 2011,
Peraturan Presiden No.70 Tahun 2012, Peraturan Presiden No.172 Tahun
2014 dan Peraturan Presiden No.4 Tahun 2015 yang kemudian
disempurnakan oleh Peraturan Presiden No.16 Tahun 2018 tentang
pengadaan Barang/Jasa terutama untuk proyek di lingkungan pemerintah.
Prinsip dasar pelelangan adalah:
A. Efisien
Pengadaan barang/jasa diusahakan dapat mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas serta dapat
dipertanggungjawabkan.
B. Efektif
Pengadaan barang/jasa dapat memberikan manfaat yang besar sesuai
dengan kebutuhan dan sasaran yang ditetapkan.
C. Transparan, terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-7
Pengadaan barang/jasa dilakukan melalui persaingan yang sehat dan
memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur
yang berlaku yaitu jelas dan transparan.
II.3.1 Jenis-Jenis Pelelangan
Jenis-jenis pelelangan untuk penentuan penyedia jasa konstruksi
dikategorikan dan dijelaskan dengan matriks sebagai berikut:
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-9
Tabel II.1 Matriks Jenis Pelelangan
Jenis Pelelangan Pengertian Media
Pengumuman
Peserta Lelang Pemilihan
Pemenang
Nilai pekerjaan
Pelelangan Umum atau Terbuka
Metode pemilihan Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.
Media massa serta pengumuman resmi oleh pihak pemilik proyek di instansinya.
peserta secara luas namun memenuhi kualifikasi dan sesuai dengan persyaratan.
Berdasarkan tingkat kompetitif dalam penawaran harga.
Tidak dicantumkan dalam Perpres.
Pelelangan Terbatas
Metode pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi dengan jumlah Penyedia yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.
Diumumkan secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia jasa konstruksi yang telah diyakini mampu.
Penyedia jasa konstruksi yang diundang penyedia jasa konstruksi dan diyakini dapat melaksanakan pekerjaan kompleks dan mempunyai reputasi yang baik
Berdasarkan tingkat kompetitif dalam penawaran harga.
Lebih besar dari Rp100.000.000.000,00 (Seratus Miliar Rupiah)
Pemilihan Langsung
Pelelangan Sederhana adalah metode pemilihan Penyedia
Diumumkan minimal melalui papan pengumuman
Peserta secara luas namun memenuhi kualifikasi dan sesuai dengan persyaratan.
dilakukan dengan membandingkan sebanyaknya-banyaknya penawaran,
Tidak melebihi Rp5.000.000.000,00 (Lima Miliar Rupiah)
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-10
Tabel II.1 Matriks Jenis Pelelangan (Lanjutan)
Jenis Pelelangan Pengertian Media
Pengumuman Peserta Lelang Pemilihan
Pemenang Nilai pekerjaan
Pemilihan Langsung
untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi Rp5.000.000.000,00
resmi untuk penerangan umum atau melalui internet
sekurang-kurangnya dari tiga penawar yang dipandang mampu dan dapat bekerja sama yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi maupun harga ataupun teknis
Pengadaan Langsung
Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/ Seleksi/Penunjukan Langsung.
Menunjuk langsung satu penyedia barang/jasa
pengusaha golongan ekonomi lemah
Tidak dilakukan penawaran
Tidak melebihi Rp200.000.000,00 (Dua Ratus Juta Rupiah)
Penunjukkan Langsung
metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.
Menunjuk langsung satu penyedia barang/jasa
Penyedia jasa yang ditunjuk langsung
Dilakukan melalui negosiasi, baik harga atau teknis, sehingga didapatkan harga yang sesuai dan dapat dipertanggung jawabkan secara teknis.
Tidak melebihi Rp200.000.000,00 (Dua Ratus Juta Rupiah
Sumber: Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-11
II.3.2 Tahapan Pelaksanaan Lelang
Tahapan pelaksanaan lelang disusun agar kegiatan pelelangan
dilakukan dengan urutan yang tertib dan sistematis. Menurut Ervianto
(2005:53) Tahap ini terdiri atas:
A. Pengumuman dan pendaftaran peserta
Pengumuman lelang dilakukan melalui website LKPP. Agar
pengumuman secara luas dapat diakses secara luas dan dapat mencapai
sasaran secara tepat dan efisien pada masyarakat yang dituju. Biaya
pengumuman dialokasikan dalam dokumen anggaran untuk pembiayaan
anggaran untuk pembiayaan proyek bersangkutan. Pengumuman lelang
minimal berisi:
1. Nama dan alamat pengguna barang/jasa yang mengadakan lelang
2. Uraian singkat mengenai paket pekerjaan
3. Syarat peserta lelang
4. Tempat, tanggal, dan waktu untuk pendaftaran peserta.
Peserta yang berminat ikut dalam proses lelang harus mendaftarkan diri
pada panitia.
B. Penyusunan daftar calon peserta lelang, penyampaian undangan, dan
pengunduhan dokumen lelang
Pada tahap ini daftar calon peserta lelang yang sudah disahkan oleh
pengguna barang/jasa akan diundang dan dapat mengunduh dokumen
lelang, peserta yang diundang tidak kurang dari tiga peserta, jika kurang dari
tiga maka pelelangan tidak dapat dilanjutkan dan penyusunan daftar calon
peserta lelang harus diulang. Namun, jika ketika sudah diulang namun tidak
ada tambahan calon peserta lelang, maka panitia harus membuat berita acara
dan menyampaikannya pada pengguna barang/jasa.
C. Penjelasan lelang (aanwijzing)
Penjelasan lelang merupakan penjelasan administratif dokumen
penawaran pada calon peserta dilakukan di tempat dan pada waktu yang
telah ditentukan, dihadiri oleh penyedia barang/jasa yang terdaftar dalam
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-12
calon peserta lelang. Bila diperlukan, panitia dapat memberikan tijauan ke
lokasi proyek sebagai penjelasan lanjutan dan dibuat acaranya. Pada acara
penjelasan harus dijelaskan mengenai sistem penyampaian dokumen
penawaran.
D. Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran
Sistem penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran mengikuti
ketentuan yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang yang telah
disampaikan pada penjelasan lelang.
E. Penilaian/evaluasi penawaran
Penilaian/evaluasi penawaran dilakukan oleh panitia terhadap semua
penawaran yang lulus saat pembukaan penawaran. Evaluasi termasuk
evaluasi administrasi, teknis, dan harga berdasarkan kriteria, metoda dan
tata cara evaluasi yang telah ditetapkan dalam dokumen lelang. Penawaran
yang memenuuhi syarat adalah penawaran yang sesuai dengan ketentuan,
syarat-syarat dan spesifikasi yang ditetapkan dalam dokumen lelang, tanpa
ada penyimpangan yang bersifat material atau penawaran bersyarat.
F. Usulan calon pemenang penawaran lelang
Usulan calon pemenang dilakukan dengan membuat rangking penilaian
terhadap tiga besar penawar terendah.
G. Pembuatan berita acara hasil lelang
Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) merupakan kesimpulan dari hasil
evaluasi harga. BAHP memuat hasil pelaksanaan lelang, seperti cara
penilaian, penetapan urutan pemenang berupa daftar peserta lelang dengan
harga penawaran terendah.
H. Penetapan pemenang lelang
Panitia menetapkan calon pemenang lelang yang memasukkan
penawaran yang menguntungkan, maksudnya penawaran yang diajukan
dapat dipertanggungjawabkan dan semaksimal mungkin menggunakan
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-13
hasil produk dalam negeri dan merupakan penawaran terendah di antara
penawaran yang memenuhi syarat. Pemenang lelang ditetapkan oleh pejaba
yang berwenang dan dilakukan berdasarkan usulan panitia.
I. Pengumuman pemenang lelang
J. Sanggahan peserta lelang
Sanggahan dilakukan oleh peserta lelang yang berkeberatan atas
penetapan pemenang lelang, dilakukan secara tertulis, selambat-lambatnya
dalam waktu lima hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang.
Sanggahan disertai dengan bukti adanya penyimpan dengan tembusan
disampaikan pada unit pengawaan internal, dan disampaikan kepada pejabat
yang berwenang
K. Penerbitan Surat Keputusan penetapan penyedia barang/jasa
II.3.3 Proses Tahapan Lelang
Proses tahapan lelang merupakan metode penilaian kualifikasi
dilakukan untuk memproses suatu penilaian kompetensi dan kemampuan
usaha serta pemenuhan persyaratan tertentu dari penyedia jasa konstruksi.
Cara penilaian kompetensi, kemampuan usaha dan pemenuhan persyaratan
dari penyedia jasa konstruksi dilakukan dengan dua prinsip yaitu:
A. Prakualifikasi
Merupakan suatu proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu yang dilakukan sebelum pemasukan
dokumen penawaran. Hal-hal yang berhubungan dengan prakualifikasi
antara lain:
1. Proses prakualifikasi secara umum meliputi pengumuman
prakualifikasi, pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan
dokumen prakualifikasi, evaluasi dokumen prakualifikasi, penetapan
calon peserta pengadaan yanglulus prakualifikasi, dan pengumuman
hasil prakualifikasi.
2. Prakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pengadaan jasa konsultansi
dan pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-14
menggunakan metoda penunjukan langsung untuk pekerjaan kompleks
(termasuk pelelangan diatas 100 M), pelelangan terbatas dan pemilihan
langsung.
3. Pengguna barang/jasa wajib menyederhanakan proses prakualifikasi
dengan tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan melainkan
cukup dengan formulir isian kualifikasi penyedia barang/jasa.
4. Dalam hal pelelangan dilakukan dengan prakualifikasi, dokumen
kualifikasi yang berisi data kualifikasi diambil sebelum pengambilan
dokumen lelang dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan 1
(satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi
dan disampaikan sebelum tahap penyampaian dokumen penawaran.
5. Prakualifikasi belum merupakan ajang kompetisi, maka data kualifikasi
yang kurang dapat dilengkapi. Berbeda dengan pasca kualifikasi yang
merupakan bagian dari penawaran, maka penambahan data kualifikasi
pada prinsipnya dilarang. Klarifikasi terhadap data kualifikasi dapat
dilakukan sepanjang tidak mengubah substansi.
6. Untuk pelelangan umum dengan prakualifikasi, penyedia jasa yang lulus
kualifikasi dimasukkan dalam daftar peserta lelang dan disahkan oleh
pengguna jasa. Semua penyedia jasa yang tercatat dalam daftar peserta
lelang harus diundang untuk mengambil dokumen lelang.
7. Panitia pengadaan akan memberitahukan secara tertulis hasil
prakualifikasi dan nama-nama peserta prakualifikasi yang lulus dan
dicantumkan dalam daftar peserta lelang yang diundang untuk mengikuti
pelelangan umum.
8. Untuk pelelangan umum dengan prakualifikasi, hasil penilaian kualifikasi
setelah ditetapkan oleh pengguna jasa disampaikan kepada seluruh peserta
prakualifikasi dan diumumkan melalui papan pengumuman resmi untuk
penerangan umum dan/atau internet.
9. Dilarang melakukan prakualifikasi masal yang berlaku untuk
pengadaan dalam kurun waktu tertentu.
Secara umum proses lelang dengan prakualifikasi dapat dilihat melalui
bagan di bawah ini.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-15
Gambar II.1Pelelangan dengan Prakualifikasi Sumber: Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010
B. Pascakualifikasi
Merupakan suatu proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha
serta pemenuhan persyaratan tertentu yang dilakukan setelah pemasukan
dokumen penawaran. Hal-hal yang berhubungan dengan pascakualifikasi
antara lain:
1. Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan pascakualifikasi untuk
pelelangan umum pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya
secara adil, transparan, dan mendorong terjadinya persaingan yang
sehat dengan mengikutsertakan sebanyak-banyaknya penyedia
barang/jasa.
Pengumuman
prakualifikasi
Prakualifikasi Undangan bagi yang
Lulus prakualifikasi
Unduh dokumen
lelang
Penjelasan & BAPP Aanwijzing)
(Aanwijzing)
Upload Penawaran
Pembukaan Penawaran
Evaluasi Penawaran
Penetapan Pemenang
Pengumuman Pemenang
Masa Sanggah Surat Penunjukan Penyedia Barang/
Jasa
Penandatangan Kontrak
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-16
2. Proses pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan dokumen
kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap
peserta yang diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan
pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya.
3. Dalam hal pelelangan dilakukan dengan pascakualifikasi, dokumen
kualifikasi yang berisi data kualifikasi diambil bersamaan dengan
dokumen lelang dimulai 1 (satu) hari kerja setelah penjelasan dan
disampaikan bersamaan dengan dokumen penawaran. Batas akhir
pemasukan dokumen penawaran sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah penerbitan adendum terakhir.
4. Dalam hal pelelangan umum dengan pascakualifikasi, terhadap 3 (tiga)
penawaran terendah yang memenuhi persyaratan, yang akan diusulkan
sebagai calon pemenang adalah yang telah lulus/memenuhi syarat
penilaian kualifikasi.
5. Untuk pelelangan umum dengan pasca kualifikasi pengambilan
dokumen kualifikasi dimulai 1 (satu) hari kerja setelah pengumuman
sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan
dokumen penawaran.
Secara umum proses lelang dengan pascakualifikasi dapat dilihat
melalui bagan pada Gambar II.2
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-17
Gambar II.2 Pelelangan dengan Pascakualifikasi
Sumber: Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010
II.3.4 Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proses Pelelangan
Organisasi pengadaan merupakan pihak-pihak yang terlibat dapam
proses pengadaan seperti yang disebutkan Peraturan Presiden No. 4 Tahun
2015. Dalam organisasi pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui
Penyedia Barang/Jasa digambarkan dalam hubungan kerja sesuai dengan
Perpres 54/2010 dan Perpres 70/2012 sebagai berikut:
Pengumuman Lelang umum
Pendaftaran ikut lelang
Unduh dokumen lelang
Penjelasan & BAPP (Aanwijzing)
Upload Penawaran
Pembukaan Penawaran
Evaluasi Penawaran &
Evaluasi kualifikasi
Penetapan Pemenang
Pengumuman Pemenang
Masa Sanggah
Surat Penunjukan
Penyedia Barang/ Jasa
Penandatanganan
kontrak
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-18
Gambar II.3 Hubungan Kerja Para Pihak dalam Proses Pengadaan
Sumber: http://ivan.lanin.org/para-pihak-dalam-pengadaan-barangjasa-pemerintah/ (diakses pada Tanggal 31
Mei 2018)
Berikut adalah penjelasan mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam
pengadaan barang dan jasa pemerintah sesuai yang tercantum dalam
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan perubahannya hingga
Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015:
A. Pengguna Anggaran (PA)
Menurut Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015, Pengguna
Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat
yang disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD. Biasanya PA
adalah kepala instansi masing-masing pemerintahan baik yang
menyuluruh maupun satuan kerjanya.
B. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Dalam peraturan presiden nomor 4 tahun 2015 disebutkan bahwa
KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan
APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
C. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Menurut Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015, Pejabat Pembuat
Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. Dalam
praktiknya, sebagian besar proses pelaksanaan pengadaan barang dan
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-19
jasa pemerintah akan dilakukan oleh PPK. Karena PPK lah yang akan
mencarikan barang sesuai yang diinginkan PA. termasuk hubungan
dengan penjual seperti negoisasi perjanjian, pengawasan, dan
sebagainya.
D. Unit Layanan Pengadaan (ULP)
Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang
berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat
permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
Unit inilah yang bertugas mencari dan memilih penjual yang akan
bertransaksi dengan PPK. Oleh karena itu, ULP bertanggungjawab
untuk menyusun dokumen pengadaan yang terkait dengan pemilihan
penyedia (penjual) dengan prinsip adil dan transparan.
ULP yang dimaksud dalam peraturan ini adalah instansi sendiri yang
pegawainya bersifat tetap dan dikhususkan untuk hanya melakukan
pencarian dan pemilihan penyedia untuk seluruh kegiatan pengadaan
barang dan jasa pemerintah di lingkukan wilayahnya.
E. Pejabat Pengadaan
Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk
melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung, dan E-
Purchasing. Jika proses pengadaan barang dan jasa pemerintah
dilakukan dengan sangat mudah, yaitu hanya tinggal membeli, maka
hanya perlu penunjukan 1 orang untuk melakukan pembelian tersebut.
Orang inilah yang disebut dengan Pejabat Pengadaan. Pejabat
pengadaan dapat berasal dari 1 orang tim ULP atau 1 orang dari
instansinya langsung dan dapat melakukan pengadaan langsung,
penunjukan langsung, atau e-purchasing.
F. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat
yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima
hasil pekerjaan.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-20
Setelah pekerjaan pengadaan barang dan jasa pemerintah selesai
dikerjakan, dalam hal ini telah diserahkan oleh penyedia (penjual),
maka PPHP berkewajiban untuk memeriksa seluruh detail barang atau
jasa yang telah dikerjakan oleh penyedia. Termasuk semua dokumen -
dokumen pengadaan yang terkait seperti: dokumen pemilihan,
dokumen kontrak, dan sebagainya.
Maka jika suatu saat terjadi temuan seperti barang yang diterima
tidak sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak pengadaan, PPHP juga
ikut bertanggung jawab.
G. Penyedia Barang/Jasa (PBJ)
Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan
yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa
Lainnya. Mudahnya, penyedia adalah penjual yang menjual produknya
kepada instansi pemerintah. Penyedia dapat berupa perusahaan maupun
perorangan.
H. Aparat Pengawas Intern Pemerintah
Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada
institusi lain yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang
melakukan pengawasan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan
kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
II.3.5 Macam-Macam Sistem Lelang
Sistem lelang dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan teknologi
yang digunakan. Sistem lelang dilakukan dengan sebagai berikut:
A. Sistem Konvensional
Sistem konvensional merupakan sistem pengadaan manual yang
dilakukan dengan mengundang calon-calon penyedia barang/jasa pada
waktu dan tempat tertentu dimana penawaran dilakukan secara tertulis
dan atau lisan untuk menetapkan pemenang. Pengadaan diumumkan
secara luas kepada masyarakat, baik melalui media cetak, elektronik
maupun visual.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-21
B. Sistem Elektronik (E-Procurement)
E-Procurement merupakan pengadaan barang/jasa yang dilakukan
menggunakan suatu aplikasi yang berfungsi untuk mengelola data
pengadaan barang/jasa yang meliputi data pengadaan berbasis internet
yang didesain dengan tujuan untuk mencapai suatu proses pengadaan
yang sesuai dengan prinsip yaitu efektif, efisien dan terintegrasi.
Pelaksanaan e-procurement menggunakan teknologi informasi dan
transaksi elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Kebijakan penerapan e-procurement diatur oleh Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik Pasal 1 butir 2 yang berbunyi “Transaksi
Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan
menggunakan komputer, jaringan komputer dan/ atau media elektronik
lainnya”. Setelah itu djelaskan lagi pada Bab III mengenai Informasi,
Dokumen dan Tanda Tangan Elektronik, Pasal 5 Ayat 1 pada Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 bahwa Infrormasi
elektronik dan/atau hasil cetakannya merupakan alat bukti yang sah.
Pada Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 butir 12 pada Undang- undang
yang sama dijelaskan bahwa Tanda tangan elektronik adalah tanda
tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan,
terasosiasi, atau terkait dengan informasi elekronik. Kebijakan
penerapan e-procurement lainnya dijelaskan dalam:
1. PP No.82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik;
2. Perpres Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Pasal 106;
3. Perka LKPP No. 18 Tahun 2012 tentang E-Tendering; dan
4. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Layanan Pengadaan
Secara Elektronik.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-22
Pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi secara elektronik
berpedoman pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No.211/KPTS/M/ 2006 tentang penetapan paket pengadaan barang/jasa
secara elektronik tahun 2006, menetapkan paket dan proses pengadaan
barang/jasa dilaksanakan secara elektronik dengan ketentuan
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik (E-Procurement) tetap
mengacu pada Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003, dan
ketentuan lain yang berlaku.
Untuk membantu proses pengadaan barang/jasa secara elektronik
(E-Procurement) pemerintah dibantu Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE), sebuah unit yang dikembangkan oleh Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP). LPSE dikembangkan untuk
memfasilitasi Panitia/ Unit Layanan Pengadaan (ULP) pada proses
pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik.
Proses pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. E-Tendering, merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa
yang dilakukan secara terbuka, dapat diikuti oleh semua penyedia
barang/jasa yang telah mendaftar pada SPSE dan waktu
penyampaian penawaran telah ditentukan. Menurut Peraturan
Kepala LKPP No.1 Tahun 2015 Pasal 5 Ayat 2, pedoman
pelaksanaan e-tendering terdiri dari:
a. Syarat dan Ketentuan penggunaan aplikasi SPSE.
b. Panduan penggunaan SPSE.
c. Tata Cara E-Tendering
d. Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik
Menurut Peraturan Kepala LKPP No.1 Tahun 2015, metode E-
Tendering terdiri dari:
a. E-Lelang untuk pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/
jasa lainnya.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-23
b. E-Lelang cepat untuk pemilihan penyedia barang/pekerjaan
konstruksi/jasa lainnya.
c. E-Seleksi untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi.
d. E-Seleksi Cepat untuk pemilihan penyedia jasa konsultasi.
2. E-Purchasing, merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui
sistem elektronik.
Perbedaan sistem pengadaan barang/jasa secara konvensional dan
elektronik sesuai dengan tahapan proses lelang dijabarkan pada Tabel II.
Tabel II.2 Perbedaan Sistem Pengadaan Barang/Jasa secara Konvensional dan Elektronik
No Tahapan Konvensional Elektronik 1. Pembuatan user ID
dan password untuk Panitia Pengadaan Barang/Jasa (POKJA)
Tidak ada Panitia POKJA mengajukan pembuatan user ID dan password kepada admin agency
2. Penyusunan jadwal dan dokumen pengadaan
Jadwal yang telah disusun oleh POKJA disampaikan kepada PPK Dokumen Pengadaan juga disampaikan kepada PPK untuk ditandatangani PPK
Jadwal dan dokumen pengadaan yang telah disusun oleh POKJA, disampaikan kepada PPK agar disetujui PPK, melalui komunikasi online
3. Penetapan HPS Dilakukan oleh PPK Dilakukan oleh PPK 4. Pengumuman
Pelelangan Melalui website instansi dan media cetak
Melalui website instansi, aplikasi SPSE , dan Portal Pengadaan Nasional
5. Pendaftaran Lelang dan Pengambilan Dokumen Pengadaan oleh peserta lelang
Datang langsung (tatap muka)
Pendaftaran melalui aplikasi SPSE Dokumen Pengadaan dapat diunduh melalui aplikasi SPSE
6. Penjelasan pekerjaan (aanwijzing dan pengambilan Berita Acara aanwijzing
Datang langsung (tatap muka)
Melalui komunikasi/tanya jawab online pada aplikasi SPSE. Berita cara Aanwijzing dapat diunduh melalui website instansi dan aplikasi SPSE
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-24
Tabel II.2 Perbedaan Sistem Pengadaan Barang/Jasa secara Konvensional dan Elektronik (Lanjutan)
No Tahapan Konvensional Elektronik 7. Pengambilan
perubahan Dokumen Pengadaan/ Adendum (jika ada) oleh peserta lelang
Datang langsung (tatap muka)
Dapat diunduh melalui aplikasi SPSE
8. Penyampaian dan pembukaan Dokumen Penawaran
Datang langsung (tatap muka)
Berbentuk dokumen elektronik yang disandikan (encrypt) dan diunggah melalui aplikasi SPSE dan dibuka (decrypt) secara elektronik
9. Pengambilan Berita Acara Evaluasi Penawaran oleh peserta lelang
Datang langsung (tatap muka)
Dapat diunduh melalui website instansi dan aplikasi SPSE
10. Pengambilan Berita Acara Hasil Pelelangan oleh peserta lelang
Datang langsung (tatap muka)
Dapat diunduh melalui website instansi dan aplikasi SPSE
11. Pengumuman pemenang lelang
Media pengumuman kantor serta dikirimkan juga melalui faks kepada seluruh peserta lelang
Melalui website instansi dan aplikasi SPSE serta dikirimkan juga melalui surel kepada seluruh peserta lelang
12. Sanggah Hasil Lelang
Datang langsung (tatap muka) atau surat menyurat
Melalui komunikasi online atau mengirim dokumen sanggahan melalui aplikasi SPSE
Sumber: Tugas Akhir Ana Hanifah “Perencanaan Dokumen Lelang Secara Elektronik Paket Pekerjaan Pemeliharaan dan Perawatan Gedung Pengembangan Pendidikan dan Teknologi (P2T) Politeknik Negeri Bandung”, Tahun 2012
Dokumen Pengadaan
Dokumen pengadaan adalah seperangkat dokumen yang digunakan
peserta lelang yang berisi informasi dan petunjuk tentang ketentuan/
peraturan dalam penyelenggaraan pelelangan sebagai acuan untuk
mengajukan penawaran harga. Dokumen pengadaan disiapkan oleh owner
atau dapat diwakili oleh konsultan yang terkait. Dokumen pengadaan ini
terdiri dari dokumen pemilihan dan dokumen kualifikasi.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-25
A. Dokumen Pemilihan
Dokumen pemilihan adalah dokumen yang ditetapkan oleh Kelompok
Kerja ULP/Pejabat Pengadaan yang memuat ketentuan pelaksanaan
Penyedia Barang/Jasa. Dokumen Pemilihan minimal berisi:
1. Undangan/ pengumuman kepada calon Penyedia Barang/Jasa;
2. Instruksi kepada peserta Pengadaan Barang/Jasa;
3. Syarat-syarat umum kontrak;
4. Syarat-syarat khusus kontrak;
5. Daftar kuantitas dan harga;
6. Spesifikasi teknis, KAK, dan/atau gambar;
7. Bentuk surat penawaran;
8. Rancangan kontrak;
9. Bentuk jaminan;
10. Contoh-contoh formulir yang perlu diisi
B. Dokumen kualifikasi
Dokumen kualifikasi merupakan dokumen yang ditetapkan oleh
Kelompok Kerja ULP/ Pejabat Pengadaan sebagai dasar penilaian
kompetensi, kemampuan usaha dan pemenuhan persyaratan tertentu lainnya
dari Penyedia Barang/Jasa. Dokumen kualifikasi minimal terdiri dari:
1. Petunjuk pengisian formulir isian kualifikasi;
2. Formulir isian data kualifikasi;
3. Instruksi kepada peserta kualifikasi;
4. Lembardata kualifikasi
5. Pakta integritas;
6. Tata cara evaluasi kualifikasi.
Dokumen Pengadaan Barang/Jasa disusun oleh pihak kelompok kerja ULP/
Pejabat Pengadaan, yang sebelumnya telah ditetapkan oleh PPK sebagai rancangan
Dokumen Pengadaan. Dokumen pengadaan yang ditetapkan oleh PPK diantaranya:
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-26
1. Gambar Perencanaan Proyek
Gambar perencanaan proyek adalah gambar hasil design konsultan
perencana yang dipakai sebagai acuan dalam proses pelelangan untuk
pengajuan penawaran harga. Gambar peencanaan biasanya terdiri dari
gambar denah, gambar tampak, gambar potongan, dan gambar detail.
2. Daftar Pekerjaan dan Volume Tiap Pekerjaan (Bill of Quantity)
Bill of Quantity merupakan uraian singkat pekerjaan yang akan
dilaksanakan yang biasanya disajikan berupa tabel yang berisi item
pekerjaan, satuan pekerjaan, volume/kuantitas, harga satuan dan total
harga termasuk perhitungan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak
lain yang berlaku
3. Spesifikasi/Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Dokumen yang memuat segala dan informasi yang diperlukan terutama
untuk hal-hal yang tida dapat dijelaskan melalui gambar, memuat
ketentuan umum dan teknis dari proyek. Memuat ketentuan-ketentuan
yang berlaku dalam pelaksanaan proyek.
Dokumen Penawaran
Dokumen penawaran merupakan dokumen yang disampaikan oleh
penyedia barang/ jasa dalam hal ini merupakan kontraktor kepada pemilik
proyek. Dokumen yang disampaikan kepada pemilik proyek apabila
dikelompokkan, terdiri dari Dokumen Administrasi, Dokumen Teknis, dan
Dokumen Harga diserahkan dalam jangka waktu dan sesusai persyaratan
yang telah ditetapkan. Dokumen penawaran dikelompokkan bertujuan
untuk memudahkan pelaksanaan evaluasi. Kriteria lulus tidaknya
dikelompokkan sesuai kelompok dokumen-dokumen tersebut yaitu lulus
administrasi, lulus teknik, dan lulus harga. Penyedia jasa konstruksi yang
memenangkan tender adalah lulus ketiga evaluasi tersebut.
II.5.1 Dokumen Administrasi
Dokumen administrasi berisi kelengkapan dan keabsahan dari
kelengkapan administrasi yang dipersyaratkan yang kemudian dievaluasi
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-27
sehingga didapat kesimpulan lulus/tidak lulus administrasi. Kelengkapan
administrasi yang dipersyaratkan minimal adalah sebagai berikut:
A. Surat Penawaran
Surat penawaran yang didalamnya tercantum masa berlaku penawaran,
tanggal dan tanda tangan serta mencantumkan total harga penawaran.
B. Jaminan Penawaran
Jaminan penawaran merupakan jaminan yang diberikan oleh Penyedia
Barang/ Pekerjaan Konstruksi/ Jasa Lainnya pada saat memasukkan
penawaran yang besarnya antara 1-3% dari total HPS.
II.5.2 Dokumen Teknis
Dokumen teknis merupakan dokumen yang berfungsi untuk
menginformasikan kemampuan sebuah penyedia jasa dalam menyelesaikan
pekerjaan di lapangan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan dan
waktu yang ditawarkan. Dokumen teknis berisi:
a. Metode pelaksanaan
b. Daftar peralatan
c. Daftar personil inti proyek
d. Daftar bahan dan material
e. Jadwal/ Waktu Pelaksanaan
II.5.3 Dokumen Harga
Dokumen harga digunakan setelah evaluasi administrasi dan teknis
untuk mendapatkan pemenang tender. Berisi Rencana Anggaran Biaya,
Analisa Harga Satuan, dan Harga Penawaran. Pemenang tender merupakan
penawar proyek terendah yang sudah lulus evaluasi administrasi dan teknis,
yang harga penawarannya sudah dikoreksi. Apabila Apabila terjadi
penawaran terlalu rendah, diadakan klarifikasi. Bila setelah klarifikasi tetap
penyedia jasa menyatakan sanggup, maka penyedia jasa harus menaikkan
nilai jaminan pelaksanaannya menjadi sekurang-kurangnya prosentase yang
ditetapkan pada dokumen pengadaan dikalikan 80% HPS, bilamana
ditunjuk sebagai pemenang.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-28
Unsur yang perlu diteliti pada dokumen harga:
a. Total harga penawaran terhadap pagu anggaran, dan apabila penawaran
melebihi diatas pagu anggaran dinyatakan gugur, dan kalau semua
penawar melebihi pagu anggaran diadakan pelelangan ulang.
b. Harga satuan (harga satuan Timpang) untuk kontrak harga satuan, bila
melebihi 110% dari HPS dilakukan klarifikasi dan bila setelah diadakan
klarifikasi tetap timpang, maka hanya berlaku untuk harga satuan
volume pekerjaan tersebut.
II.5.4 Metode Penyampaian Dokumen Penawaran
Perka LKPP Nomor 18/2012 yang mengatur tentang E-Tendering,
disebutkan bahwa dalam hal penyampaian dokumen penawaran ditetapkan
secara:
a. Satu file maka dokumen penawaran administrasi, teknis dan harga
disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi.
b. Dua file maka dokumen penawaran administrasi dan teknis
disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi, serta penawaran
harga disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi lainnya yang
disampaikan bersamaan.
c. Dua tahap, maka dokumen penawaran administrasi dan teknis
disampaikan dalam satu file penawaran terenkripsi, serta penawaran
harga disamapaikan dalam satu file penawaran terenkripsi lainnya
sesuai waktu yang ditentukan.
Dalam Perka LKPP Nomor 18 Tahun 2012 tentang E-Tendering,
disebutkan bahwa file yang dianggap sebagai penawaran adalah dokumen
penawaran yang berhasil dibuka dan dapat dievaluasi yang sekurang-
kurangnya memuat:
a. Satu file: harga penawaran, daftar kuantitas dan harga untuk kontrak
harga satuan/gabungan, jangka waktu penawaran, dan
deskripsi/spesifikasi barang/jasa yang ditawarkan;
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-29
b. Dua file atau dua tahap: daftar kuantitas dan harga untuk kontrak harga
satuan/gabungan, jangka waktu penawaran, dan deskripsi/spesifikasi
barang/jasa yang ditawarkan.
Jenis Kontrak
Kontrak merupakan suatu proses kerjasama antara berbagai pihak
untuk mewujudkan suatu tujuan yang sudah disepakati bersama. Dalam
proyek konstruksi, kontrak merupakan dokumen yang harus dipatuhi dan
dilaksanakan bersama antara pihak-pihak terlibat yang menyepakatinya
untuk saling terikat. Menurut Perpres No 54 Tahun 2010 jenis kontrak
disajikan pada bagan.
Gambar II.4 Bagan Jenis Kontrak Sumber: Perpres No 54 Tahun 2010 Pasal 50
II.6.1 Kontrak Berdasarkan Cara Pembayaran
Kontrak berdasarkan cara pembayaran dibagi menjadi:
A. Kontrak Lumpsum
Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana
ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;
2. Semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa;
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-30
3. Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan isi Kontrak;
4. Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based);
5. Total harga penawaran bersifat mengikat; dan
6. Tidak diperbolehkan adanya pekerjaan tambah/kurang.
B. Kontrak Harga Satuan
Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/ Jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang telah ditetapkan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan
dengan spesifikasi teknis tertentu;
2. Volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat
Kontrak ditandatangani;
3. Pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa;
dan
4. Dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan.
C. Kontrak gabungan Lumps Sum dan Harga Satuan
Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan adalah Kontrak yang
merupakan gabungan Lump Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu)
pekerjaan yang diperjanjikan.
D. Kontrak Persentase
Kontrak Persentase merupakan Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi/Jasa
Lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan
persentase dari nilai pekerjaan tertentu; dan
2. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan
sesuai dengan isi Kontrak.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-31
E. Kontrak Terima Jadi
Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya atas penyelesaian seluruh
pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan;
dan
2. Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang
menunjukkan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria
kinerja yang telah ditetapkan.
II.6.2 Kontrak Berdasarkan Pembebanan Tahun Anggaran
Kontrak berdasarkan cara pembayaran dibagi menjadi:
A. Kontrak Tahun Tunggal
Kontrak Tahun Tunggal merupakan Kontrak yang pelaksanaan
pekerjaannya mengikat dana anggaran selama masa 1 (satu) Tahun
Anggaran.
B. Kontrak Tahun Jamak
Kontrak Tahun Jamak merupakan Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya
untuk masa lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran atas beban anggaran, yang
dilakukan setelah mendapatkan persetujuan:
1. Menteri Keuangan untuk kegiatan yang nilainya diatas
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
2. Menteri/Pimpinan Lembaga yang bersangkutan untuk kegiatan yang
nilai kontraknya sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah) bagi kegiatan: penanaman benih/bibit, penghijauan, pelayanan
perintis laut/udara, makanan dan obat di rumah sakit, makanan untuk
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan, pengadaan pita cukai, layanan
pembuangan sampah dan pengadaan jasa cleaning service.
II.6.3 Kontrak Berdasarkan Sumber Pendanaan
Kontrak berdasarkan cara pembayaran dibagi menjadi:
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-32
A. Kontrak Pengadaan Tunggal
Kontrak Pengadaan Tunggal merupakan Kontrak yang dibuat oleh 1 (satu)
PPK dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa tertentu untuk menyelesaikan
pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.
B. Kontrak Pengadaan Bersama
Kontrak Pengadaan Bersama merupakan Kontrak antara beberapa PPK
dengan 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa untuk menyelesaikan pekerjaan
dalam waktu tertentu, sesuai dengan kebutuhan masing-masing PPK yang
menandatangani Kontrak. Pembebanan anggaran untuk Kontrak Pengadaan
Bersama diatur dalam kesepakatan pendanaan bersama.
C. Kontrak Payung (Framework Contract)
Kontrak Payung (Framework Contract) merupakan Kontrak Harga Satuan
antara Pemerintah dengan Penyedia Barang/Jasa yang dapat dimanfaatkan,
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Diadakan untuk menjamin harga Barang/Jasa yang lebih efisien,
ketersediaan Barang/Jasa terjamin dan sifatnya dibutuhkan secara
berulang dengan volume atau kuantitas pekerjaan yang belum dapat
ditentukan pada saat Kontrak ditandatangani; dan
2. Pembayarannya dilakukan oleh setiap PPK/Satuan Kerja yang
didasarkan pada hasil penilaian/pengukuran bersama terhadap
volume/kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa secara nyata.
II.6.4 Kontrak Berdasarkan Jenis Pekerjaan
A. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Tunggal merupakan Kontrak Pengadaan
Barang/Jasa yang hanya terdiri dari 1 (satu) pekerjaan perencanaan,
pelaksanaan atau pengawasan.
B. Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi merupakan Kontrak Pengadaan
Pekerjaan Konstruksi yang bersifat kompleks dengan menggabungkan
kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan/atau pengawasan.
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-33
Strategi dalam Memenangkan Tender
Terdapat beberapa strategi dalam memenangkan tender yaitu
diantaranya adalah:
a. Memastikan paket yang diikuti benar-benar ada peluang untuk menang,
sehingga perusahaan tidak rugi dalam waktu, uang untuk membuat
dokumen bank dan jaminan penawaran.
b. Mencari tahu dan monitor sebanyak mungkin berita tender yang dapat dicari
melalui website LPSE terkait sehingga mengetahui jadwal pelaksanaan
lelang secara cermat.
c. Menyiapkan kelengkapan yang dimiliki perusahaan untuk mengikuti tender,
dengan detail sebagai berikut:
1. Kelengkapan administrasi dan kualifikasi perusahaan seperti Ijin Usaha,
NPWP, Audit Keuangan, ISO 9001, ISO 14001, OHSAS, SMK3;
2. Daftar pengalaman proyek yang pernah dikerjakan 10 tahun terakhir
(sebagai dasar menentukan KD Kemampuan Dasar perusahaan);
3. Daftar personil ahli dan terampil yang bersertifikat SKA/SKT.
4. Daftar peralatan yang dimiliki
5. Menyiapkan mitra pendukung, material industri konstruksi, sub
kontraktor, dan kontraktor spesialis.
6. Memeriksa kembali dokumen penawaran ataupun jaminan penawaran
untuk menghindari kesalahan penulisan yang dapat menggugurkan
penawaran.
d. Membaca dengan seksama dan memeriksa dengan teliti apa saja persyaratan
yang harus disediakan seperti berkas-berkas atau surat-surat yang harus ada
dalam pengajuan tender yang tercantum pada dokumen lelang. Menguasai
dan memahami substansi peraturan dan perundang-undangan yang menjadi
acuan persyaratan minimal dalam dokumen tender.
e. Melengkapi persyaratan teknis, seperti spesifikasi teknis yang sudah sesuai
dengan metode pelaksanaan, time schedule, network planning, kebutuhan
peralatan dan kebutuhan material serinci mungkin sehingga tidak ada celah
panitia/pokja untuk menggugurkan penawaran. Selain itu, mempersiapkan
Anastya Hana Faridah dan Rian Ardiansyah - Laporan Tugas Akhir
D4 Teknik Perancangan Jalan dan Jembatan Politeknik Negeri Bandung II-34
data pendukung teknis dan personil teknis yang menguasai proyek untuk
persiapan pembuktian kualifikasi dan klarifikasi.
f. Harga penawaran yang ditawarkan tidak melampaui HPS dan tetap masuk
pada RAP yang direncanakan. Harga penawaran yang diajukan diusahakan
dibawah dan mendekati harga tender, mengajukan harga lebih tinggi dari
HPS akan membuat kalah dengan peserta yang menawarkan dibawah HPS,
namun menawarkan harga terlalu rendah juga tidak baik karena akan
dianggap mengurangi spesifikasi dan kualitas.
g. Melakukan substitusi material dan mempunyai supplier atau subkon yang
tetap sehingga harga lebih murah.
h. Jika terpilih menjadi pemenang tender maka mengerjakan sesuai dengan
spesifikasi yang telah disepakati, tidak meninggalkan proses pekerjaan pada
masa pemeliharaan. Dengan begitu tentu kita sudah mendapat nama baik
dan punya potensi besar untuk menang tender proyek berikutnya.
Terdapat beberapa faktor penyebab kekalahan dalam suatu tender, diantaranya
adalah:
a. Harga penawaran jauh dari kisaran owner estimate.
b. Harga penawaran kalah bersaing dengan peserta tender lainnya.
c. Proposal teknis kalah bersaing dengan peserta lain (memiliki bobot nilai
yang lebih rendah).
d. Minimnya kemampuan estimator.