32
5    BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi dalam jumlah yang sangat besar. Biomassa juga disebut sebagai “fitomassa” dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumber daya yang diperoleh dari hayati. basis sumber daya ini meliputi ratusan bahkan ribuan spesies tanaman daratan dan lautan, berbagai sumber pertanian, perhutanan dan limbah residu dari proses industri serta kotoran hewan. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Selain digunakan untuk tujuan primer yaitu serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya. Potensi biomassa di Indonesia yang biasa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya sangat melimpah. limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberikan tiga keuntungan langsung. pertama, peningkatan efesiensi energi, secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah biasa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan. Salah satu langkah untuk mengurangi emisi karbondioksida ialah melalui pengenalan energi terbarukan dan ramah lingkungan, energi tersebut merupakan

BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

  • Upload
    buikiet

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

5  

  

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Biomassa

2.1.1 Pengertian biomassa

Secara umum biomassa merupakan bahan yang dapat diperoleh dari tanaman

baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi dalam

jumlah yang sangat besar. Biomassa juga disebut sebagai “fitomassa” dan seringkali

diterjemahkan sebagai bioresource atau sumber daya yang diperoleh dari hayati. basis

sumber daya ini meliputi ratusan bahkan ribuan spesies tanaman daratan dan lautan,

berbagai sumber pertanian, perhutanan dan limbah residu dari proses industri serta

kotoran hewan.

Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetik, baik

berupa produk maupun buangan. Selain digunakan untuk tujuan primer yaitu serat,

bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya,

biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan bakar). Pada umumnya

digunakan sebagai bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau

merupakan limbah setelah diambil produk primernya.

Potensi biomassa di Indonesia yang biasa digunakan sebagai sumber energi

jumlahnya sangat melimpah. limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan

semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan

menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain

seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan bakar nabati

memberikan tiga keuntungan langsung. pertama, peningkatan efesiensi energi, secara

keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan

terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena

seringkali membuang limbah biasa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Ketiga,

mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat

penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah perkotaan.

Salah satu langkah untuk mengurangi emisi karbondioksida ialah melalui

pengenalan energi terbarukan dan ramah lingkungan, energi tersebut merupakan

Page 2: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

6  

  

energi biomassa. biomassa membentuk bagiannya sendiri melalui proses fotosintesis.

Konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer tidak akan berubah selama

karbondioksida yang dilepaskan oleh pembakaran biomassa setelah pemanfaatan

energi dikembalikan seperti semula, seperti proses reforestrasi, ini disebut netralitas

karbon biomassa. Energi yang menggantikan bahan bakar fosil dapat diperoleh dari

siklus, yaitu pembakaran biomassa, emisi karbondioksida dan refiksasi

karbondioksida. oleh karena itu emisi karbondioksida dapat direduksi dengan cara

mengganti bahan bakar fosil dengan biomassa.

2.1.2 Kandungan Biomassa

Kandungan yang terdapat didalam biomassa adalah karbon, oksigen dan

hidrogen. Hal ini ditunjukan pada tabel 2.1. Pada table tersebut memperlihatkan

komposisi dari berbagai biomassa. Rumusan kimia biomassa pada umumnya di wakili

oleh , , , nilai koefisien dari x, y dan z ditentukan oleh masing-masing jenis

biomassa tersebut.

Tabel 2.1 Analisis Proximate dan Ultimate Beberapa jenis Biomassa (sumber : Asian BiomassHandbook)

AshVolatil

e Fixed 

CarbonC H N S O

Pine 0.2 86.3 13.5 45.2 6.3 0.1 0 48.2 20.0

Chestnut 0.4 82.1 17.5 45.5 5.7 0.2 0 48.2 19.1

Eucalyptus 0.5 84.6 14.9 46.8 6.1 0.1 0 46.5 19.5

Cellulose residue 1.3 87.7 11.0 41.0 6.4 0.3 0 51.0 17.6

Coffea husks 4.5 79.4 16.1 43.2 6.3 2.6 0.2 43.2 20.1

Grape waste 7.5 67.9 24.6 50.0 6.0 2.0 0.1 34.4 22.1

Almond shells 1.2 79.3 19.5 49.2 6.0 0.2 0 43.4 19.7

Olive stones 0.6 81.4 18.0 50.6 6.1 0.1 0 42.6 19.0

Olive Oil waste 7.1 77.3 15.7 48.9 6.2 1.4 0.2 36.2 21.6

Pet coke 0.6 12.6 86.8 87.2 4.1 1.5 5.4 1.2 35.2

High‐Volatile 

bituminous coal7.6 37.7 54.7 77.9 5.1 1.7 1.7 6.2 32.4

Proximate analysis

(wt,%,dry basis)Sample

High‐Heating 

Value (MJ/KG)

Ultimate analysis

(wt,%,dry basis)

Untuk menentukan sistem energi biomassa, kandungan energi setiap jenisnya

harus ditentukan terlebih dahulu. Nilai kalor seringkali sebagai indikator kandungan

Page 3: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

7  

  

energi yang di miliki setiap jenis biomassa. Nilai kalor adalah jumlah panas yang

dihasilkan saat bahan menjalani pembakaran sempurna atau dikenal sebagai kalor

pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio

unsur di dalam biomassa itu sendiri (terutama kadar karbon). Berikut cara mengetahui

nilai kalor dan kandungan biomassa :

Analisis nilai kalor

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui nilai kalor yang mampu dibangkitkan

dari setiap sampel bahan bakar yang diuji menggunakan bom kalori meter. Hasil

pengukuran diperoleh dari selisih pengukuran dan antara asam benzoate (benzoid

acid). Nilai kalor dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

∆ °⋯ ° ………………………...……………...…(2.1)

Dengan sampel bahan uji seperti persamaan :

°∆ °

⋯ ………………………………………….……(2.2)

Dimana :

∆ = Temperature pada benzoid acid

∆ = Temperature pada biomassa

= Temperature awal

= Temperature awal

= Massa benzoid acid (1 gram)

= Massa biomassa (1 gram)

Pengujian Proximate dan Ultimate

Pengujian kandungan biomass secara proximate dan ultimate dibutuhkan untuk

mengetahui karakter dan komposisi dari suatu material, secara fisik, kimia dan fuel

properties, biomass yang akan dipakai. Analisa proximate bertujuan untuk

menganalisa kandungan air (moisture), volatil matter, karbon tetap, dan abu.

Page 4: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

8  

  

Sedangkan analisa ultimate bertujuan menyatakan komposisi karbon, hidrogen,

nitrogen, belerang, dan oksigen.

Massa biomassa awal umumnya diistilahkan sebagai as received (mengandung

air, abu, volatil, dan karbon). Kadar abu dari biomass berkisar dari 1% sampai 12%

untuk kebanyakan jerami-jeramian. Hasil analisis ultimate dan proximate umumnya

diberi tambahan keterangan daf (dry ash free) yang memiliki arti bahwa hasil analisa

pada biomassa tidak mengikutsertakan kandungan air dan abu.

Gambar 2.1 Analisa Proximate dan Ultimate (Sumber : Wulandari, 2009)

Tabel 2.2 Contoh Proximate Ultimate Biomass (Sumber : Wulandari, 2009)

Page 5: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

9  

  

2.1.3 Produk dan Pemanfaatan Biomassa

a. Produk Biomassa

Ada tiga tipe bahan bakar yang dihasilkan oleh biomassa dan dipergunakan untuk

berbagai macam kebutuhan, antara lain :

1. Cairan berupa : ethanol, biodiesel dan methanol

2. Gas berupa : biogas ( , ), producer gas (CO, , , ),

syngas (CO, )

3. Padat berupa : arang

Penggunaan ethanol dan biodiesel sebagai bahan bakar kendaraan transportasi

dapat mengurangi emisi gas . Oleh karena itu biomassa bukan hanya energi

terbarukan tapi juga bersih atau ramah lingkungan, dan dapat digunakan sebagai

sumber energi secara global.

Gambar 2.2 Teknologi Konversi Biomassa (Sumber : Anonim, 2006)

Page 6: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

10  

  

Biomassa merupakan sumber energi tertua yang dikenal oleh manusia,

kontribusinya terhadap total pemanfaatan energi di Indonesia masih sangat kecil.

Pemahaman keterbatasan dari sumber energi fosil dan kepedulian terhadap

kelangsungan penyediaan sumber energi. Akan tetapi harga dan energi yang terus

menerus menurun saat ini menyebabkan perkembangan teknologi tidak begitu pesat.

Maka pada tahun 1980an kepedulian terhadap emisi yang disebabkan oleh

penggunaan energi fosil mengakibatkan dikeluarkannya Kyoto protocol yang

membatasi emisi yang diperbolehkan dilepas ke udara bebas.

b. Pemanfaatan Biomassa

Untuk memanfaatkan sumber energi berupa biomassa sebagai bahan bakar maka

diperlukan sebuah teknologi untuk mengkonversikannya. terdapat beberapa teknologi

untuk mengkonversi biomassa yang diperlihatkan pada gambar 2.2. Proses

pembakaran secara langsung adalah teknologi yang paling sederhana, biomassa

dibakar dan akan menghasilkan energi panas yang digunakan misalnya untuk

memanaskan tungku atau boiler. Konversi termokimiawi adalah teknologi konversi

biomassa yang memerlukan perlakuan panas untuk memicu reaksi kimia, yang akan

menghasilkan gas yang memiliki karateristik tertentu sebagai bahan bakar. Sedangkan

konversi biokimiawi adalah teknologi konversi biomassa yang menggunakan bantuan

mikroba dalam menghasilkan bahan bakar, berikut adalah contohnya :

1. Biobriket

Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi

biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya

menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya

batubara saja yang bias dibuat briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam,

serbuk gergaji, serbuk kayu dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan

briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.

2. Pirolisis

Pirolisis adalah penguraian biomassa karena adanya panas pada suhu yang lebih

dari 500 °C. pirolisis juga diartikan sebagai dekomposisi kimia bahan organik melalui

proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, dimana material

Page 7: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

11  

  

mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah

kasus termolisis. Pirolisis ekstrim, yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu

disebut karbonisasi.

Pada pirolisis terdapat beberapa tingkatan proses yaitu pirolisis primer dan

pirolisis sekunder. Pirolisis primer adalah pirolisis yang terjadi pada bahan baku

(umpan), sedangkan pirolisis sekunder adalah pirolisis yang terjadi atas pertikel dan

gas atau uap hasil pirolisis primer. Perlu diingat bahwa pirolisis adalah penguraian

karena panas, sehingga keberadaan sangat dihindari pada proses ini karena akan

memicu reaksi pembakaran.

3. Liquefaction

Liquefaction merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan

proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan

dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran

dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquefaction terjadi

pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan

memudahkan dalam pemanfaatan.

4. Biokimia

Pemanfatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia.

Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi

dan an aerobic digestion. an aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau

selulosa menjadi dan gas lain melalui proses biokimia.

Selain an aerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong

dalam konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa

dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan . Akan tetapi, karbohidrat

harus mengalami penguraian (hidrolisis) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil

fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk

pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didestilasi

sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas 99,5 %.Adapun tahapan proses an

aerobic digestion adalah diperlihatkan pada gambar 2.3.

Page 8: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

12  

  

Gambar 2.3 Skema pembentukan Biogas (Sumber : Anonim, 2006)

2.2 Komposisi Bahan Baku

Adapun komposisi penggunaan bahan baku yang digunakan dalam penelitian

proses Gasifikasi ini adalah sebagai berikut :

2.2.1 Sekam Padi

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri atas

dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada

prosespenggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa

atau limbah penggilingan. dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam

sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% dari data bobot

awal gabah.

Dari analisis ultimate dan analisis proximate pada sekam padi terlihat bahwa

sebagian besar sekam padi terdiri dari volatil. dengan kadar volatil yang tinggi

diharapkan dapat diperoleh gas dan cairan dariproses pirolisis dalam jumlah yang

banyak. Kadar karbon dan kadar oksigen dalam sekam padi juga hampir berimbang

sekitar 35-38%. Ini menunjukkan bahwa dalam minyak pirolisis nantinya akan

mempunyai kadar oksigen dalam jumlah yang banyak. Kandungan belerang dalam

sekam padi adalah nol. akibatnya hasil pembakaran dari minyak pirolisis sekam padi

akan lebih ramah lingkungan dibandingkan hasil pembakaran batubara. Zat silika yang

Page 9: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

13  

  

terdapat dalam sekam padi mencapai 16,98%. Nilai kalor dari sekam padi adalah

sekitar 14,8 MJ/kg dan sedikit dibawah nilai kalor kayu (~ 17-20 MJ/kg).

Gambar 2.4 Sekam Padi

Ditinjau dari komposisi kimiawinya, sekam mengandung beberapa unsur penting

sebagai yang tercantum pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Komposisi Kimia Sekam Padi (% berat) (sumber : Haryadi, 2006)

Komponen % Berat

Kadar air 32,40 – 11,35

Protein kasar 1,70 – 7,26

Lemak 0,38 – 2,98

Ekstrak nitrogen bebas 24,70 – 38,79

Serat 31,37 – 49,92

Abu 13,16 – 29,04

Pentosa 16,94 – 21,95

Sellulosa 34,34 – 43,80

Lignin 21,40 – 46,97

Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 1125 kg/m3, dengan nilai kalori

1kg sekam sebesar 3300 kkalori, serta memiliki bulk density 0,100 g/ ml, nilai kalori

antara 3300-3600 kkalori/kg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU (Houston,

1972). Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai

kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan bahan bakar ataupun sebagai

adsorpsi pada logam-logam berat.

Page 10: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

14  

  

Sekam tersusun dari jaringan serat-serat selulosa yang mengandung banyak

silika dalam bentuk serabut-serabut yang sangat keras. Pada keadaan normal, sekam

berperan penting melindungi biji beras dari kerusakan yang disebabkan oleh serangan

jamur, dapat mencegah reaksi ketengikan karena dapat melindungi lapisan tipis yang

kaya minyak terhadap kerusakan mekanis selama pemanenan, penggilingan dan

pengangkutan (Haryadi. 2006).

Adapun pemanfaatan sekam padi di bidang industri adalah :

a. Sumber Silika

Sekitar 20% silika dalam sekam padi merupakan suatu sumber silika yang cukup

tinggi, silika dari sekam merupakan saingan dari sumber silika lain seperti pasir,

bentonit dan tanah diatomae. tetapi biasanya silika dari sekam padi mempunyai

keuntungan karena jumlah elemen lain (pengotor) yang tidak diinginkan sangat sedikit

dibandingkan jumlah silikanya. Silika diperoleh dari pembakaran sekam untuk

menghasilkan abu atau secara ekstraksi sebagai natrium-silikat dengan larutan alkali.

b. Pemurnian Air

Pemanfaatan sekam padi untuk menjernihkan air yaitu melalui proses

filtrasi/penyaringan partikel, koagulasi dan adsorpsi. akan tetapi karbon yang

terkandung didalamsekam padi berfungsi sebagai koagulan pembantu menyerap atau

menurunkan logam-logam pada air yang tercemar.

c. Bahan Bakar

Pembakaran merupakan satu metode yang umum dan sering digunakan dalam

proses akhir pengolahan sekam padi. Sekam padi yang dibakar secara langsung untuk

meneruskan aliran uapnya atau digunakan di dalam generator untuk menghasilkan

tenaga penguat dengan minyak yang memiliki nilai bahan bakar.

d. Bahan Bangunan

Manfaat sekam padi adalah sebagai bahan bangunan yang berhubungan dengan

pengerasan balok, batu bata, ubin, batu tulis dan sifat lunak. Yang dapat dimanfaatkan

sesuai dengan fungsinya.

Page 11: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

15  

  

2.2.2 Batubara

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi sumber daya alam

melimpah. Batubara merupakan salah satu komoditi sumber daya alam yang

dihasilkan dari aktifitas pertambangan di Indonesia. pada tahun 2010 produksi

batubara Indonesia mencapai 325 ton. Batubara merupakan bahan tambang srategis

dalam penyediaan sumber energi suatu negara dikarenakan harga minyak dunia yang

semakin tinggi. Produksi batubara Indonesia diperkirakan akan mengalami kenaikan

di masa yang akan datang. Prediksi kenaikan produksi batubara di Indonesia

didominasi oleh batubara peringkat rendah (lignit) yaitu sekitar (60-70 %) dari total

cadangan batubara. Batubara kualitas rendah belum banyak dieksploitasi karena masih

mengalami kendala dalam transportasi dan pemanfaatan. Batubara peringkat rendah

mempunyai kandungan air total cukup tinggi sehingga nilai kalor menjadi rendah.

Oleh karena itu diperlukan teknologi khusus, salah satunya adalah menggunakan

teknologi gasifikasi untuk memanfaatkan batubara peringkat rendah agar dapat

digunakan sebagai pengganti batubara peringkat tinggi yang cadanganya sudah mulai

menipis.

a. Analisa Batubara

Terdapat dua metode untuk menganalisis batubara. analisis ultimate dan analisis

proximate. analisis ultimate menganalisis seluruh elemen komponen batubara, padat

atau gas. dan analisis proximate menganalisis hanya fixed carbon, bahan yang mudah

menguap, kadar air dan persen abu. Analisis ultimate harus dilakukan oleh

labolatorium dengan peralatan yang lengkap oleh ahli kimia yang terampil, sedangkan

analisis proximate dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana.

- Analisis proximate

Analisis proximate menunjukan persen berat dari fixed carbon, bahan mudah

menguap, abu, dan kadar air dalam batubara. Jumlah fixed carbon dan bahan yang

mudah menguap secara langsung turut andil terhadap nilai panas batubara. fixed

carbonbertindak sebagai pembangkit utama panas selama pembakaran. Kandungan

bahan yang mudah menguap yang tinggi menunjukan mudahnya penyalaan bahan

bakar. Kadar abu merupakan hal penting dalam perancangan grate tungku, volume

pembakaran, peralatan kendali polusi dan sistem handling abu pada tungku. Analisis

Page 12: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

16  

  

proximate untuk berbagai jenis batubara tersebut antara lain dijelaskan dan

digambarkan dalam tabel 2.4.

Tabel 2.4 Analisis Proximate untuk berbagai jenis Batubara (sumber : pedoman Efisiensi Energi

untuk Industri di asia-www.energyefficiencyasia.org)

fixed carbon

fixed carbon merupakan bahan bakar padat yang tertinggal dalam tungku setelah

bahan yang mudah menguap didistilasi. Kandungan utamanya adalah karbon tetapi

juga mengandung hidrogen, oksigen, sulfur dan nitrogen yang tidak terbawa gas. fixed

carbon memberikan perkiraan kasar terhadap nilai panas batubara. Persentase fixed

carbon dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

% fixed carbon : 100 % - (% Moisture + % ash + % Volatile) ………….…….…(2.3)

Bahan yang mudah menguap (volatire matter)

Bahan yang mudah menguap dalam batubara adalah metan, hidrokarbon,

hidrogen. Karbon monoksida dan gas-gas yang tidak mudah terbakar seperti karbon

dioksida dan nitrogen. Bahan yang mudah menguap merupakan indeks dari kandungan

bahan bakar bentuk gas di dalam batubara. Kandungan bahan yang mudah menguap

berkisar antara 20 hingga 35 %. bahan yang mudah menguap :

- Berbanding lurus dengan peningkatan panjang nyala api dan membantu dalam

memudahkan penyalaan batubara.

- Mengatur batas minimum pada tinggi dan volume tungku.

- Mempengaruhi kebutuhan udara sekunder dan aspek-aspek distribusi.

- Mempengaruhi kebutuhan minyak sekunder.

Page 13: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

17  

  

Untuk mencari kandungan volatile matter dilakukan dengan memanaskan

sampel bahan bakar pada temperature 950 °C ± 20 °C selam 12 menit. Jumlah

kandungan volatile dapat dihitung dengan persamaan :

%

% ……………………...……(2.4)

Kadar abu

Abu merupakan kotoran yang tidak akan terbakar. Kandungannya berkisar antara

5% hingga 40%. efek dari abu adalah :

- Mengurangi kapasitas handling dan pembakaran.

- Meningkatkan biaya handling.

- Mempengaruhi efisiensi pembakaran dan efisiensi boiler.

- Menyebabkan penggumpalan dan penyumbatan.

Sampel bahan bakar dari pengujian moisture dipanaskan kembali pada

temperature 700-750 °C selama 1,5 jam untuk mendapatkan nilai kandungan abu/ash.

Jumlah kandungan abu dapat dihitung dengan persamaan :

100 % …………….…...……………..(2.5)

Kadar air

Kadar air (moisture) adalah kandungan air pada bahan bakar padat. Semakin

besar kandungan air yang terdapat pada bahan bakar padat, maka nilai kalornya

semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Kadar air akan menurunkan kandungan panas

per kg batubara dan kandungannya berkisar antara 0,5 hingga 10 %. Kadar air

menyebabkan :

- Meningkatkan kehilangan panas karena penguapan dan pemanasan berlebih dari

uap.

- Membantu pengikatan partikel halus pada tingkatan tertentu.

- Membantu radiasi transfer panas.

Page 14: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

18  

  

Cara pengujian kadar air adalah dengan cara memanaskan sampel bahan bakar

pada temperature 105-110 °C selama 1 jam. agar mendapatkan nilai kandungan

moisture digunakan persamaan :

%

100 % …………………………..…….(2.6)

Kadar Sulfur

Pada umumnya berkisar pada 0,5 hingga 0,8% Efek dari kadar sulfur antara lain :

- Mempengaruhi kencenderungan terjadinya penggumpalan dan penyumbatan.

- Mengakibatkan korosi pada cerobong dan peralatan lain seperti pemanas udara dan

economizers.

- Membatasi suhu gas buang yang keluar.

Analisis ultimate

Analisis ultimate menentukan berbagai macam kandungan kimia unsur-unsur

seperi karbon, hidrogen, oksigen, sulfur dll. Analisa ini berguna dalam penentuan

jumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran dan volume serta komposisi gas

pembakaran. Informasi ini diperlukan untuk perhitungan suhu nyala dan perancangan

saluran gas buang. Analisis ultimate untuk berbagai jenis batubara dalam tabel di

bawah.

Tabel 2.5 Analisis Ultimate Batubara (sumber : pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di asia-

www.energyefficiencyasia.org)

Page 15: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

19  

  

2.3 Teknologi Gasifikasi

Biomassa memiliki tiga metode konversi energi, yaitu pirolisis, gasifikasi dan

pembakaran. Perbedaan jenis konversi energi tersebut terletak pada banyaknya udara

(oksigen) yang dikonsumsi saat proses konversi berlangsung. Konsumsi oksigen yang

diperlukan dalam pembakaran setidaknya memiliki perbandingan AFR 6,25 atau lebih.

Pada proses gasifikasi memiliki batasan AFR 1,5. Sedangkan untuk pirolisis

cenderung tidak memerlukan oksigen dalam prosesnya. Selanjutnya akan dibahas

mengenai konversi energi gasifikasi lebih detail.

Gambar 2.5 Grafik batasan Konversi Thermokimia Biomassa (sumber : Putri, 2009)

Gasifikasi merupakan salah satu proses konversi termokimia bahan bakar, seperti

batubara, biomassa dan limbah-limbah. Proses termokimia lainnya adalah pembakaran

dan pirolisis (pembakaran tanpa oksigen). Pada gasifikasi, bahan bakar padat diubah

menjadi gas (gas producer) yang dapat dibakar secara langsung sebagai bahan bakar

maupun digunakan sebagai bahan baku untuk produksi gas sintetik atau hidrogen.

Gasifikasi biomassa merupakan proses termokimia yang komplek yang meliputi

sejumlah reaksi kimia elementer. Gasifikasi diawali dengan oksidasi parsial bahan

bakar lignoselulosik dengan agen gasifikasi (misalnya udara, oksigen, uap air atau

). Kemudian, unsur volatile (volatile matter) akan dilepaskan ketika bahan bakar

dipanaskan melalui oksidasi parsial dan menghasilkan produk-produk pembakaran

H2O dan CO2. Air yang terkandung dalam biomassa akan menguap dan proses pirolisis

berlanjut bilamana bahan tersebut terus dipanaskan. Penguraian termal dan oksidasi

Page 16: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

20  

  

parsial gas-gas pirolisis terjadi pada suhu yang lebih tinggi dan menghasilkan CO, H2,

CO2, CH4, H2O, gas hidrokarbon lainnya, tar, arang, unsur anorganik dan abu.

Gas yang dihasilkan dari proses gasifikasi umumnya berupa menghasilkan CO,

H2, CO2, CH4, H2O dan N2. Selain itu, dalam gasifikasi juga akan dihasilkan bahan

organik (tar) dan bahan anorganik (H2S, HCL, NH3, Logam-logam alkali) serta

partikel. Komposisi dari gas-gas hasil gasifikasi, seperti suhu, tekanan agen gasifikasi

(gasifying agent).

Tetapi sejauh ini teknologi gasifikasi masih stagnan pada skala penelitian karena

kosumsi energinya terlalu besar. Namun, ada beberapa negara yang telah menerapkan

teknologi ini pada pembangkit tenaga listrik, dimana gas yang dihasilkan dari reaktor

gasifikasi dipakai untuk menggerakkan generator. Terdapat berbagai macam tipe

gasifier didunia dan berapa dapat dibedakan berdasarkan :

a. Mode Fluidisasi

b. Arah aliran

c. Gas yang diperlukan untuk proses gasifikasi

2.3.1 Gasifier berdasarkan Mode Fluidisasi

Berdasarkan mode fluidisasinya, jenis gasifier dapat dibedakan menjadi 4 jenis,

yakni gasifier unggun tetap (fixed bed gasifier), gasifier unggun bergerak (moving bed

gasifier), gasifier unggun terfluidakan (fluidized bed gasifier), dan entrained flow

gasifier.

1. Fixed bed gasifier

Di dalam reaktor unggun tetap, biomassa akan mengalir ke bawah (turun)

sedangkan gas dapat mengalir ke atas (counter-current) ataupun ke bawah (co-

current). di dalam aliran counter-curent, gas keluaran reaktor memiliki temperature

sekitar 80-100° C dan dihasilkan banyak tar. Oleh karena itu reaktor jenis ini biasanya

langsung dipasangkan dengan combuster. Keuntungan penggunaan reaktor unggun

tetap counter-current adalah sebagai berikut :

- Sederhana, proses lebih murah.

- Dapat menangani biomassa yang memiliki kandungan air dan material

anorganik tinggi (misalnya sampah kota).

- Teknologi yang sudah terbukti (proven)

Page 17: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

21  

  

Sedangkan kekurangan utama dari penggunaan gasifier jenis ini adalah

kandungan tar yang mencapai 10-20% berat, sehingga dibutuhkan proses pembersihan

gas yang lebih ekstensif sebelum dilanjutkan ke unit operasi lainnya.

Di dalam reaktor unggun tetap aliran co-current, gas keluaran reaktor umumnya

memiliki temperatur 700° C. di dalam jenis aliran ini, kandungan air harus kurang dari

20 % untuk menjaga temperatur tetap tinggi. Kandungan debu harus rendah dan non-

slagging. Umpan harus memiliki ukuran partikel yang seragam.

Keunggulan reaktor jenis ini adalah :

- Hampir 99 % tar yang terbentuk dikonsumsi kembali, sehingga hampir tidak

membutuhkan proses pembersihan tar.

- Mineral terbawa dalam char/debu, sehingga kebutuhan siklon dapat dikurangi.

- Teknologi proven, sederhana, dan biaya yang dibutuhkan lebih murah.

Meskipun demikian, masih terdapat kekurangan teknologi unggun tetap co-

current ini, yaitu :

- Membutuhkan pengeringan umpan hingga kandungan airnya < 20%.

- Gas sintesis yang keluar dari reaktor memiliki temperature yang tinggi,

sehingga membutuhkan sistem pemanfaatan panas sekunder.

- 4-7% kandungan karbon tidak terkonversikan.

Gambar 2.6 Skema Reaktor unggun tetap aliran Counter-Current (kiri) dan Co-Counter Current(kanan) (sumber : Biomass Thermochemical Conversion, Paul Grabowski, 2004)

Page 18: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

22  

  

2. Fluidized bed gasifier

Terdapat 2 (dua) jenis pengoperasian reaktor unggun terfluidakan yaitu bubbling

fluidized bed (BFB) dan circulating fluidized bed (CFB). Di dalam reaktor BFB, aliran

gas mengalir ke atas melalui unggun yang terdiri atas material granuler yang bebas

bergerak (misalnya pasir). Kecepatan aliran gas harus cukup tinggi untuk menjaga agar

pasir tetap berada pada kondisi terfluidisasi. Gas yang digunakan umumnya adalah

udara, oksigen ataupun kukus. Sedangkan material pasir yang umum digunakan adalah

dolomite, calcite, atau alumina. Jenis reaktor unggun terfluidakan memiliki

keunggulan dalam hal percampuran yang baik serta perpindahan massa panas yang

baik pula. Gasifikasi yang dijalankan pada reaktor jenis ini sangat efisien dan

umumnya dapat mencapai konversi karbon 95-99%. Debu yang terbawa oleh gas

dipisahkan menggunakan siklon.

Keunggulan penggunaan gasifier BFB adalah :

- Perolehan gas produk lebih seragam.

- Profil temperature disepanjang reaktor lebih seragam.

- Rentang ukuran partikel yang dapat dioperasikan dalam gasifier ini lebar,

termasuk partikel halus.

- Laju perpindahan panas antara material inert, bahan bakar dan gas lebih

cepat.

- Konversi tinggi sedangkan produk tar dan karbon yang tak terkonversi

rendah.

Gambar 2.7 Skema Reaktor Bubbling Fluidized Bed

(sumber : Biomass Thermochemical Conversion, Paul Grabowski, 2004)

Page 19: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

23  

  

Kekurangan utama penggunaan gasifier BFB adalah kemungkinan terbentuknya

ukuran gelembung yang besar sepanjang unggun.

Apabila kecepatan aliran gas melewati 9 m/s, hampir seluruh padatan material

pasir terbawa oleh aliran sehingga pengoperasian reaktor menjadi CFB. Material pasir

dipisahkan dari aliran gas didalam siklon, sedangkan debu-debu halus dipisahkan dari

gas menggunakan dusting equipment.

Gambar 2.8 Skema Reaktor Circulated Fluidized Bed

(sumber : Biomass Thermochemical Conversion, Paul Grabowski, 2004) Keunggulan reaktor CFB adalah :

- Cocok untuk reaksi yang berjalan dengan cepat.

- Laju perpindahan panas cepat akibat pengaruh dari kapasitas panas material

unggun yang tinggi.

- Diperoleh konversi tinggi, produksi tar rendah dan karbon tak terkonversi

rendah.

Kelemahan reaktor ini adalah :

- Terbentuknya gradient temperature di arah aliran padatan.

- Ukuran partikel sangat menentukan laju transport minimum, kecepatan yang

terlalu tinggi dapat menyebabkan erosi peralatan.

- Perpindahan panas tidak seefisien BFB.

Page 20: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

24  

  

3. Entrained flow gasifier

Reaktor entrained flow dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu slagging dan non

slagging. Di dalam gasifier slagging, komponen-komponen yang terbentuk dari

partikel debu dapat meleleh di dalam gasifier, mengalir turun di sepanjang dinding

reaktor dan meninggalkan reaktor dalam bentuk slag cair. Secara umum, laju alir

massa slag sekurang-kurangnya 6 % dari lajur alir bahan bakar untuk memastikan

proses berjalan dengan baik. Di dalam gasifier non slagging, dinding reaktor tetap

bersih dari slag, jenis gasifier ini cocok untuk umpan yang kandungan partikel debu

nya tidak terlalu tinggi. Skema reaktor diberikan pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Skema Reaktor Entrained Flow

(sumber : Biomass Thermochemical Conversion, Paul Grabowski, 2004)

2.3.2 Gasifier berdasarkan Arah Aliran

Berdasarkan arah aliran, gasifier dapat dibedakan menjadi gasifikasi aliran

searah (downdraft gasification), gasifikasi aliran berlawanan (updraft gasification) dan

gasifikasi aliran menyilang (crossdraft gasification).

1. Updraft Gasifier

Pada tipe ini udara masuk melalui arah bawah dan mengoksidasi arang secara

parsial untuk menghasilkan CO dan (jika digunakan uap) dan ditambah (jika

digunakan udara). Gas ini kemudian bertemu dengan biomassa. Gas yang sangat panas

tersebut mempirolisa biomassa, menghasilkan karbon padatan (arang), uap air dan 10-

20% uap minyak pada temperature 100-4000 C, tergantung pada kadar air biomassa.

Selanjutnya arang akan dioksidasi parsial oleh udara dan menghasilkan gas.

Page 21: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

25  

  

Gambar 2.10 Updraft Gasifier (Sumber : Wulandari, 2009)

2. Downdraft Gasifier

Gambar 2.11 Downdraft Gasifier (Sumber : Wulandari, 2009)

Udara masuk menyebabkan pirolisis (flaming pyrolysis) biomassa. Proses ini

mengkonsumsi uap-uap minyak dan menghasilkan gas reduksi partial CO, ,

dan O serta sedikit metan sekitar 0,1 %. Gas panas bereaksi dengan arang untuk

mereduksi gas lebih lanjut dan meninggalkan sekitar 2-5 % abu arang.

3. Crossdraft Gasifier

Mungkin gasifikasi tipe cross-draft lebih menguntungkan dari pada Updraft dan

down-draftgasifier. Keuntungannya seperti suhu gas yang keluar tinggi, reduksi

yang rendah dan kecepatan gas yang tinggi yang dikarenakan desainnya. Tidak seperti

down-draft dan up-draft gasifier, tempat penyimpanan, pembakaran dan zona reduksi

pada cross-draft gasifier terpisah. Untuk desain bahan bakar yang terbatas untuk

pengoperasian rendah abu bahan bakar seperti kayu, batubara, limbah pertanian.

Page 22: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

26  

  

Kemampuan pengoperasiannya sangat bagus, menyebabkan konsentrasi sebagai zona

beroperasi di atas suhu 200 ͦ C. waktu mulai (start up) 5-10 menit jauh lebih cepat dari

pada down-draft dan up-draftgasifier. Pada cross-draft dapat menghasilkan temperatur

yang relatif tinggi, komposisi gas yang dihasilkan kurang baik seperti tingginya gas

CO dan rendahnya gas hidrogen serta gas metana.

Gambar 2.12 Crossdraft Gasifier (Sumber : Wulandari, 2009)

Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan ketiga jenis reaktor tersebut yang

akan diuraikan sebagai berikut :

Tabel2.6 Kelebihan dan Kelemahan Gasifier

Jenis Gasifier Kelebihan Kelemahan

Updraft Gasifier b. Menghasilkan pembakaran

yang sangat bersih

c. Lebih mudah dioperasikan

d. Arang yang dihasilkan

lebih sedikit

a. Menghasilkan sedikit metan

b. Tidak dapat beroperasi

secara kontinyu

c. Gas yang dihasilkan tidak

kontinyu

Downdraft gasifier a. dapat beroperasi secara

kontinyu suhu gas tinggi

a. tar yang dihasilkan lebih

banyak

b. produksi asap terlalu banyak

selama operasi

c. menghasilkan arang lebih

banyak

Page 23: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

27  

  

Crossdraft Gasifier a. suhu gas yang keluar tinggi

b. reduksi rendah

c. kecepatan gas tinggi

d. tempat penyimpanan,

pembakaran dan zona

reduksi terpisah

e. kemampuan

pengoperasiannya sangat

bagus

f. waktu mulai lebih cepat

a. komposisi gas yang

dihasilkan kurang bagus

b. gas CO yang dihasilkan

tinggi, gas H rendah

c. gas metan yang dihasilkan

juga rendah

2.4 Dasar Proses Gasifikasi

1. Daerah Pengeringan

Bahan bakar padat dimasukkan ke dalam reaktor. Hal ini tidak perlu

menggunakan peralatan pengumpanan bahan bakar yang kompleks, karena sejumlah

kecil kebocoran udara dapat toleransi di tempat ini. Sebagai akibat dari perpindahan

panas dari bagian bawah gasifier, pengeringan bahan bakar biomassa terjadi dibagian

bungker. Uap air akan mengalir ke bawah dan menambah uap air yang terbentuk di

daerah oksidasi. bagian dari itu dapat direduksi menjadi hidrogen dan sisanya akan

berakhir sebagai kelembaban dalam gas.

2. Daerah pirolisis

Tidak seperti pembakaran, pirolisis terjadi pada tempat yang tidak terdapat

oksigen, kecuali dalam kasus dimana oksidasi parsial diperbolehkan untuk

menyediakan energi termal yang dibutuhkan untuk proses gasifikasi. Terdapat tiga

variasi antara lain :

- Mild Pyrolysis

- Slow pyrolysis

- Fast pyrolysis

Pada pyrolysis molekul besar hydrocarbon dipecah menjadi partikel kecil

hydrocarbon. Fast pyrolysis hasil utamanya adalah bahan bakar cair, slow pyrolsis

menghasilkan gas dan arang. Mild pyrolysis yang saat ini sedang dipertimbangkan

Page 24: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

28  

  

untuk memanfaatkan biomassa yang efektif. Pada proses ini biomassa dipanaskan 200-

300°C tanpa kontak dengan oksigen. Struktur kimia dari biomassa diubah, dimana

menghasilkan karbon dioksida, karbon monoksida, air, asam asetat, dan methanol.

Mild pyrolisis meningkatkan densitas energi dari biomassa.

Pada suhu di atas 250° C, bahan bakar biomassa dimulai pyrolysing. Rincian

pyrolysis ini reaksi yang tidak dikenal, tetapi orang biasa menduga bahwa molekul-

molekul besar (seperti selulosa, hemi-selulosa dan lignin) terurai menjadi molekul

berukuran sedang dan karbon (char) selama pemanasan bahan baku. Produk pirolisis

mengalir ke bawah zona pemanasan pada gasifier. Beberapa akan terbakar di daerah

oksidasi, dan sisanya akan memecah molekul yang lebih kecil dari hidrogen, metan,

karbon monoksida, etana, etilena, dll. Jika tetap berada di zona panas cukup lama. Jika

waktu tinggal di zona panas terlalu pendek atau suhu terlalu rendah, maka molekul

yang berukuran menengah akan berpindah dan mengembun sebagai tar dan minyak,

dalam suhu rendah bagian dari sistem. Secara umum reaksi yang terjadi pada pirolysis

beserta produknya adalah :

Biomassa char + tar + gases ( , CO, , , )

3. Daerah Oksidasi

Dibentuk pada tingkat dimana oksigen (udara) dimasukkan. Reaksi dengan

oksigen sangat eksostermik dan mengakibatkan kenaikan tajam suhu sampai 1200°C.

sebagaimana yang dibutuhkan di atas, fungsi penting zona oksidasi, selain penghasil

panas, adalah untuk mengkonversi dan mengoksidasi hampir semua produk

terkondensasi dari zona pirolisis. Untuk menghindari titik-titik dingin di zona oksidasi,

kecepatan udara masuk dan geometri reaktor harus dipilih dengan baik. Umumnya dua

metode yang digunakan untuk mendapatkan suhu yang terdistribusi :

- Mengurangi luas penampang pada ketinggian tertentu dari reaktor.

- Penyebaran nozel inlet udara di atas lingkaran mengurangi cross-sectional

area, atau alternatif menggunakan inlet udara sentral dengan perangkat

penyemprotan.

Page 25: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

29  

  

4. Daerah Reduksi

Produk reaksi dari zona oksidasi (gas panas dan bara arang) bergerak turun ke

zona reduksi. Di zona ini panas masuk secara sensible dari gas dan arang yang

dikonversi sebanyak mungkin menjadi energi kimia dari gas produser. Produk akhir

dari reaksi kimia yang terjadi di zona reduksi adalah gas mudah terbakar yang dapat

digunakan sebagai bahan bakar gas pada pembakaran motor dalam dan sedikit abu.

Abu yang dihasilkan dari gasifikasi biomassa kadang-kadang harus dibuang dari

reaktor. Biasanya akan timbul perapiaan di dasar peralatan dan dengan demikian

membantu untuk mencegah penyumbatan yang dapat menyebabkan obstruksi aliran

gas. Berikut adalah reaksi kimia yang terjadi pada zona tersebut :

Bourdouar reaction :

C + 2 CO – 172 (MJ/Kmol)

Steam- Carbon Reaction :

C + CO + - 131 (MJ/Kmol)

Water-gas shift reaction :

C + + + 41 (MJ/Kmol)

CO methanation :

C + 3 206 (MJ/Kmol) + …………..……(2.6)

2.5 Parameter-Parameter Penting dalam Proses gasifikasi

Parameter-parameter penting yang harus dipertimbangkan dalam proses

gasifikasi, yaitu :

1. Temperatur Gasifikasi

Temperatur gasifikasi harus tinggi karena dalam tahap pertama gasifikasi adalah

pengeringan untuk menguapkan kandungan air dalam batubara dan biomassa agar

menghasilkan gas yang bersih. Temperatur yang tinggi juga dapat berpengaruh dalam

menghasilkan gas yang mudah terbakar.

Page 26: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

30  

  

2. Spesific Gasification Rate (SGR)

SGR mengindikasikan banyaknya biomassa rata-rata yang dapat tergasifikasi

dalam gasifier. Jika SGR semakin besar maka proses gasifikasi tidak berjalan secara

sempurna, sebaliknya jika SGR semakin kecil maka proses gasifikasi berjalan lambat.

SGR dapat dihitung dengan cara :

SGR =

………………………………………………...(2.8)

3. Fuel Consumtion Rate (FCR)

Biomassa yang dibutuhkan pada proses gasifikasi dapat dihitung menggunakan

rumus :

FCR =

=

………..……………………………………......(2.9)

4. Gas Fuel Ratio (GFR)

GFR (Gas Fuel Ratio) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

GFR =

…………………………………………………...(2.10)

5. Persentase Char

Persentase char adalah perbandingan banyaknya arang yang dihasilkan dengan

banyaknya biomassa yang dibutuhkan. % char dapat dihitung menggunakan rumus :

% Char =

x 100% …………………………………..……………(2.11)

6. Waktu Konsumsi Bahan Bakar

Hal ini mengacu pada total waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar mengubah

menkadi gas dari bahan bakar padat di dalam reaktor. Ini termasuk waktu menyalakan

Page 27: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

31  

  

bahan bakar dan waktu menghasilkan gas, ditambah waktu untuk benar-benar

membakar semua bahan bakar dalam reaktor. Dapat dihitung menggunakan rumus :

………………………………………………………………………(2.12)

Dimana :

FCR = Fuel Consumption Rate (Kg/hr)

T = Waktu konsumsi bahan bakar (hr)

= Massa jenis bahan bakar (kg/m³)

7. Jumlah Udara dibutuhkan untuk Gasifikasi

Hal ini mengacu pada laju aliran udara yang diperlukan untuk mengubah bahan

bakar padat menjadi gas. Hal ini sangat penting dalam menentukan ukuran blower

yang dibutuhkan untuk reaktor gasifier. seperti ditunjukkan dibawah, ini dapat

dihitung dengan menggunakan rumus :

……………………………………………………………….(2.13)

Dimana :

AFR = Air Fuel Rate (tingkat aliran udara) (m³/jam)

FCR = Fuel Consumption Rate (kg/jam)

= Massa jenis Udara (1,25 kg/m³)

= Rasio ekuivalensi (0,3 - 0,4)

SA = udara stoikimetri dari bahan bakar padat

8. Jumlah Udara Pembakaran

Jika susunan bahan bakar diketahui, berdasarkan ketel uap

(Djokostyardjo,1989) maka dapat dihitung jumlah kebutuhan udara pembakaran

untuk pembakaran sempurna.

Karbon (C) terbakar sempurna menjadi CO2 menurut persamaan:

C + O2 CO2

Page 28: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

32  

  

12 kg C + 32 kg O2 44 kg CO2

1 kg C + 32/12 kgO2 44/12kg CO2 …………………….……….(2.14)

Hidrogen (H) terbakar menjadi H2O menurut persamaan :

H2 + ½ O2 H2O

2 kg H2 + 16 O2 18 kg H2O

1 kg H2 + 8 kg O2 9 kg H2O ……………………………..……..….(2.15)

Belerang (S) terbakar berdasarkan persamaan :

S + O2 SO2

32 kg S + 32 kg O2 64 kg SO2

1kg S + 1 kg O2 2kg SO2 …….……………….…………….(2.16)

Dari perhitungan diatas kemudian dijumlahkan kebutuhan oksigennya

maka kebutuhan udara stoikiometri (SA) dari bahan bakar padat dapat dihitung

dengan persamaan:

SA = kebutuhan oksigen C + kebutuhan oksigen H + kebutuhan oksigen S –

kandungan O ...……………………………………………..……....(2.17)

Kemudian kebutuhan udara pembakaran dapat dihitung. Umumnya kadar oksigen

yang terkandung dalam udara antara 21 – 23 %, maka dari perbandingan udara dan

bahan bakar didapat kebutuhan udara sebesar :

Kebutuhan udara pembakaran = %

% x kebutuhan oksigen total.....(2.18)

9. Energi yang dibutuhkan ( )

Hal ini mengacu pada jumlah panas yang harus dipasok oleh reaktor. Jumlah

energi yang diperlukan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

= M ΔT ……………….……………….…………………….............(2.19)

= …………………………….………….………………….…..….(2.20)

Dimana :

= Energi yang dibutuhkan (Kcal/hr)

M = Massa (Kg)

Page 29: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

33  

  

= Energi Spesifik (Kcal/Kg)

t = Waktu proses (hr)

Cp = Kalor Spesifik (KJ/Kg.K)

ΔT = = antara -

10. Kebutuhan Bahan bakar

Energi input ini mengacu pada jumlah energi yang diperlukan dalam hal bahan

bakar yang akan dimasukkan ke dalam gasifier. Hal ini dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

…………………………………………………………………..(2.21)

Dimana :

FCR =Fuel Consumption rate (kg/jam)

= Energi panas yang dibutuhkan (KJ/jam)

HV = Heating Value of fuel (KJ/Kg)

= Efisiensi gasifier

2.6 Pembakaran Bahan Bakar

2.6.1 Nilai Pembakaran

Bila dalam 1 kg bahan bakar yang terdiri dari C kg karbon, H kg Hidrogen, O kg

oksigen, S kg Belerang, N kg Nitrogen, A kg Abu, W kg dari air, maka didapatkan

nilai pembakaran dari bahan bakar tersebut, yang mana jumlah panas yang dihasilkan

dari pembakaran yang sempurna dari 1 kg bahan bakar yang dimasukkan dalam

reaktor. Berdasarkan dari buku ketel uap (Djokosetyardjo, 1989) mengenai

pembakaran bahan bakar dengan rumus untuk menentukan heating value adalah

sebagai berikut :

= 33915C + 144033 (H - ) + 10648 S ( ) ………………………..........(2.22)

= 33915C + 121423 (H - ) + 10648 S – 2512 ( W+9 x ) ( ) ….…….(2.23)

Page 30: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

34  

  

= merupakan nilai pembakaran tertinggi, yang dalam hal ini uap air yang

terbentuk dari hasil pembakaran dicairkan terlebih dahulu, sehingga panas

pengembunannya turut dihitung.

= merupakan nilai pembakaran terendah, yang mana dalam hal ini uap air

yang terbentuk dari hasil pembakaran tidak perlu dicairkan terlebih dahulu, sehingga

panas pengembunannya tidak turut dihitung serta tidak dinilai lagi sebagai panas

pembakaran yang terbentuk.

2.6.2 Jumlah Udara Pembakaran

Hal ini mengacu pada laju aliran udara yang diperlukan untuk mengubah bahan

bakar padat menjadi gas. Hal ini sangat penting dalam menentukan ukuran diameter

lubang pemasukan udara yang dibutuhkan oleh kompor gasifikasi. Seperti

ditunjukkan, ini hanya dapat ditentukan dengan menggunakan tingkat konsumsi bahan

bakar serbuk kayu (FCR), udara stoikimetri dari bahan bakar (SA), dan rasio

ekuevalensi (ε). Seperti yang ditunjukkan, dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

= ……………………………….………………………....(2.24)

Dimana :

= laju udara yang dibutuhkan reactor (Kg/jam)

SA = Udara stoikometri dari bahan bakar padat

= Waktu operasi memanaskan air (jam)

2.7 Efisiensi Proses Gasifikasi

Parameter-parameter yang mempengaruhi efisiensi gasifier antara lain,

kandungan moisture, temperatur udara masuk, dan heat loss. Dapat disimpulkan

bahwa kandungan moisture bahan bakar semakin tinggi, nilai kalor syngas semakin

rendah, dengan kata lain efisiensi gasifikasi semakin kecil dengan tingginya

kandungan moisture bahan bakar. Untuk pengaruh temperatur udara masuk, semakin

tinggi temperatur udara masuk gasifier akan menaikkan efisiensi gasifikasi.

Page 31: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

35  

  

Sedangkan pengaruh besarnya heat loss, semakin kecil heat loss semakin besar

pengaruhnya terhadap efisiensi gasifikasi.

Pengaruh temperatur dan besarnya nilai dari equivalen ratio gasifikasi juga

mempengaruhi efisiensi gasifikasi. Untuk bahan bakar biomassa dengan nilai

persentase karbon yang rendah, temperatur gasifikasi dikondisikan pada 782oC -

927oC pada ekuivalen ratio 0,244-0,295. Pada equivalen ratio yang lebih rendah,

jumlah udara menjadi berlimpah menjadikan panas banyak terbuang, efisiensi

gasifikasi turun. Untuk memastikan semua karbon bereaksi, temperatur harus tinggi

> 927oC dan equivalen ratio 0,4. Pada kondisi tersebut persentase tar yang dihasilkan

sangat tinggi. Ada dua cara untuk mengatasi hal tersebut, yaitu memanaskan udara

masuk gasifier dan memperlama waktu tinggal (residence time) produk gas. Efisiensi

gas hasil gasifikasi dapat dihitung dengan cara dan persamaan berikut :

Mencari N2 yang disupply dari udara yang mana mengandung sekitar 78%:

Supply N2 Udara = 0,769 x SA ……………………………………….…...(2.25)

Mencari total nitrogen yang diproduksi udara dan bahan bakar :

Total N =

……….…(2.26)

Mencari jumlah gas nitrogen yang diproduksi:

Produksi N =

………………….......(2.27)

Mencari energi dari gas mampu bakar (syngas) yang dihasilkan:

Energi syngas = Produksi N x syngas pada hasil gasifikasi x HHV syngas..........(2.28)

Mencari total energi dari gas mampu bakar/syngas (CO, H2 dan CH4)

Energi syngas= energi syngas CO + energi syngas H2 + energi syngas CH4…….(2.29)

Mencari total energi input dari bahan bakar yang digunakan:

Energi Input = nilai kalor bahan bakar ……………………………....(2.30)

Mencari effisiensi gas hasil gasifikasi (ηg )

ηg =

x 100% …………………………………….……...(2.31)

Page 32: BAB II DASAR TEORI 2.1 Biomassa 2.1.1 Pengertian biomassa II Tugas...pembakaran. Nilai kalor ditentukan melalui rasio komponen dan jenisnya serta rasio Nilai kalor ditentukan melalui

36  

  

Tabel 2.7 Higher Heating Value (HHV) dan Lower Heating Value (LHV) Gas mampu Bakar

Gas Higher Heating Value (MJ/kg mol) Lower Heating Value (MJ/kg mol)

CO 282,99 282,99 H2 285,84 241,83

CH4 890,36 802,34 Sumber: Basu, 2006 2.8 Perhitungan Kandungan Gas Hasil Gasifikasi

Untuk mengetahui kandungan gas, sampel gas diproses melalui alat GCxGC

kemudian mendapat hasil berdasarkan berat molekul unsur penyusun gas tersebut.

Persamaan–persamaan dibawah dapat digunakan untuk mengetahui persentase

kandungan gas hasil gasifikasi. Terlebih dahulu perlu mencari nilai abundance dari N2

pada gas hasil gasifikasi, dengan persamaan :

NilaiabundanceN NilaiabundanceN2udaraNilaiabundanceArudara

NilaiabundanceArgas……..(2.31)

Setelah memperoleh nilai abundance N2, kemudian menghitung nilai

abundance dari CO, dengan persamaan :

NilaiAbundanceCO Nilaiabundanceberatmolekul28 nilaiabundanceN gas….(2.32)

Setelah memperoleh nilai abundance N2 dan CO, dapat dilanjutkan perhitungan pada

persentase kandungan gas yang ingin diinginkan, dengan menggunakan persamaan :

%KandunganGasyangdicariNilaiabundancegasyangdicariTotalabundancegaskeseluruhan 100%..................(2.33)

Kemudian dilakukan penjumlah terhadap keseluruhan persentase kandungan gas

untuk memperoleh persentase kandungan dari H2, dengan persamaan :

% 100% % % % % % % ……………(2.34)