Upload
nurul-ainun
View
40
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
contusio forensik
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI TRAUMA MEMAR
Memar atau hematom adalah suatu pendarahan dalam jaringan
bawah kulit atau kutis akibat pecahnya kapiler dan vena, yang di sebabkan
oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar kadang kala memberi petunjuk
tentang bentuk penyebabnya, misalnya jejas ban yang sebenarnya adalah
suatu pendarahan tepi (marginal haemorrhage). 1
Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar
terjadi pada daerah dimana jaringan longgar, seperti di daerah mata, leher,
atau pada orang yang lanjut usia, maka luka memar yang tampak
seringkali tidak sebanding dengan kekerasan, dalam arti seringkali lebih
luas; dan adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya
“memar” ke daerah yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi.
Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi
mengenai bentuk dari benda tumpul, ialah apa yang dikenal dengan istilah
“perdarahan tepi” (marginal haemorrhages), misalnya bila tubuh korban
terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat yang terdapat tekanan justru
tidak menunjukkan kelainan, kendaraan akan menepi sehingga terbentuk
perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua
kembang ban yang berdekatan. Hal yang sama misalnya bila seseorang
dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar
KKS FORENSIK Page 2FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
yang memanjang dan sejajar yang membatasi darah yang tidak
menunjukkan kelainan; darah antara kedua memar yang sejajar dapat
menggambarkan ukuran lebar dari alat pengukur yang mengenai tubuh
korban.1
2.2 ETIOLOGI
Luka memar (kontusio) ditimbulkan oleh trauma seperti tumbukan
benda tumpul dan menimbulkan rasa sakit walaupun pada umumnya tidak
berbahaya. Kontusio yang disebabkan oleh cedera akan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan, meskipun demikian luka memar di bagian
kepala mungkin dapat menutupi cedera yang lebih gawat dalam kepala.
Kontusio dapat menjadi bagian dari cedera yang luas misalnya karena
kecelakaan kendaraan bermotor.2
2.3 PATOFISIOLOGI
Kontusio terjadi akibat perdarahan di dalam jaringan kulit, tanpa
ada kerusakan kulit. Kontusio dapat juga terjadi di mana pembuluh darah
lebih rentan rusak dibanding orang lain. Saat pembuluh darah pecah maka
darah akan keluar dari pembuluhnya ke jaringan, kemudian menggumpal,
menjadi Kontusio atau biru. Kontusio memang dapat terjadi jika sedang
stres, atau terlalu lelah. Faktor usia juga bisa membuat darah mudah
menggumpal. Semakin tua, fungsi pembuluh darah ikut menurun.3
Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami fagositosis
dan didaurulang oleh makrofaga. Warna biru atau ungu yang terdapat pada
KKS FORENSIK Page 3FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
kontusio merupakan hasil reaksi konversi dari hemoglobin menjadi
bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi menjadi hemosiderin yang
berwarna kecoklatan. 3
Tubuh harus mempertahankan agar darah tetap berbentuk cairan
dan tetap mengalir dalam sirkulasi darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh
kondisi pembuluh darah, jumlah dan kondisi sel darah trombosit, serta
mekanisme pembekuan darah yang harus baik. Pada purpura simplex,
penggumpalan darah atau pendarahan akan terjadi bila fungsi salah satu
atau lebih dari ketiga hal tersebut terganggu.3
2.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUKA MEMAR
Letak, bentuk dan luas luka memar di pengaruhi oleh berbagai
faktor, seperti :1
Besarnya kekerasan,
Jenis benda penyebab (karet, kayu, besi).
Kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar, jaringan lemak).
Usia,
Jenis kelamin
Corak dan warna kulit
Kerapuhan pembuluh darah (hipertensi, penyakit cardiovascular,
diatesis haemorragik).
KKS FORENSIK Page 4FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
Pada bayi, hematoma atau memar cenderung lebih mudah terjadi,
karena sifat kulit yang longgar, dan masih tipisnya jaringan lemak
subkutan, demikian pula pada usia lanjut sehubungan dengan menipisnya
jaringan lemak subkutan dan pembuluh darah yang kurang terlindungi.2
Gambar hematom atau memar
Akibat gravitasi, lokasi hematoma mungkin terletak jauh dari letak
benturan, misalnya kekerasan benda tumpul pada dahi menimbulkan
hematoma palbera ( kelopak mata) atau kekerasan benda tumpul pada
paha, dengan patah tulang paha menimbulkan hematoma pada sisi luar
tungkai bawah.1
2.5 MANIFESTASI KLINIS3
1. Gejala umum akibat kontusio digambarkan seperti nyeri, bengkak,
perubahan warna, Kompres dingin intermitten kulit berubah menjadi
hijau/kuning, sekitar satu minggu kemudian, begkak yang merata, sakit,
KKS FORENSIK Page 5FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
nyeri dan pergerakan terbatas. Tindakan yang dapat dillakukan untuk
mengurangi nyeri dan untuk menghentikan perdarahan adalah kompres.
2. Kontusio dapat menimbulkan rasa sakit tapi umumnya tidak berbahaya.
Kontusio kadang dapat menimbulkan akibat serius, menyebabkan suatu
bentuk yang lebih mengancam jiwa yang dikenal dengan nama
hematoma dan dapat pula dikaitkan dengan cedera lain yang lebih
serius misalnya patah tulang atau pendarahan dalam. Kontusio kecil
mudah dikenali karena karakteristik warna biru atau ungunya beberapa
hari setelah terjadinya cedera. Kontusio ini menimbulkan daerah
kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit. Bila terjadi pendarahan yang
cukup, timbulnya pendarahan didaerah yang terbatas disebut hematoma
3. Nyeri pada kontusio biasanya ringan sampai sedang dan pembengkakan
yang menyertai sedang sampai berat. Adapun kontusio yang mungkin
terjadi pada daerah kepala, bahu, siku, tangan, dada, perut dan kaki.
Benturan yang keras pada kepala dapat mengakibatkan kontusio dan
memungkinkan luka sayatan.
2.6 MEMPERKIRAKAN UMUR LUKA MEMAR
Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan
warnanya.4
Hari ke 1 : pembengkakan warna merah kebiruan
Hari ke 2 – 3 : warna biru kehitaman
Hari ke 4 – 6 : biru kehijauan sampai coklat
KKS FORENSIK Page 6FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
> 1 minggu – 4 minggu : menghilang / sembuh
Gambar : memar yang terjadi 20 jam setelah cidera
Gambar : memar yang terjadi 38 jam setelah cidera
Gambar : memar terjadi 87 jam setelah cidera
KKS FORENSIK Page 7FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
Gambar : 12 hari setelah cidera
2.7 PERBEDAAN LUKA MEMAR DAN LEBAM MAYAT
Lebam mayat terjadi oleh karena kegagalan sirkulasi, yaitu ketika
arteri rusak dan aliran balik vena gagal mempertahankan darah untuk
mengalir melalui pembuluh kapiler, dan hubungan antara pembuluh aferen
dan eferen. Gaya gravitasi menyebabkan darah yang terhenti tersebut
mengalir ke area terendah. Sel darah merah adalah yang paling terkena
efeknya, dimana akan bersedimentasi melalui jaringan longgar, tetapi
plasma juga berpindah ke jaringan longgar menyebabkan terbentuknya
edema setempat, di mana timbul blister pada kulit. Hal ini terjadi pada
awal kematian. Adanya eritrosit pada daerah terendah terlihat dengan
timbulnya perubahan warna kemerahan pada kulit yang disebut lebam
mayat. Hal ini biasanya dimulai dengan ditemukannya bercak pada
permukaan lateral dan setempat, dan juga tungkai atas terutama paha yang
kemudian akan turun ke daerah terendah.2,3
KKS FORENSIK Page 8FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
Gambar : livor mortis pada aspek posterior tubuh disebabkan karena pengendapan darah karena gaya gravitasi ketika tubuh terlentang.
Bentuk dari lebam mayat tergantung posisi tubuh setelah mati.
Sering posisi mayat terlentang dengan bahu, pantat dan punggung
menekan permukaan tanah. Hal ini menyebabkan tekanan pada aliran
darah di area tersebut, sehingga lebam tidak timbul pada daerah tersebut
dan kulit tetap berwarna sama. Bila tubuh dalam posisi vertikal setelah
mati, dalam kasus penggantungan, lebam mayat terbanyak ditemukan pada
kaki, tungkai kaki, ujung jari tangan, dan lengan bawah. Sebagai tambahan
bagian pucat terjadi pada daerah tertekan lainnya akan menyebabkan
lebam mayat hilang dengan membentuk sebuah pola. Sebagai contoh,
daerah pucat yang tidak rata terjadi karena penekanan pada daerah tubuh
mayat oleh karena tepi seprai, tekanan oleh ikat pinggang yang ketat,
bahkan kaus kaki. 2,3
Lebam mayat sering berwarna merah padam, tetapi bervariasi,
tergantung oksigenasi sewaktu korban meninggal. Bila terjadi bendungan,
hipoksia, mayat memiliki warna lebam yang lebih gelap karena adanya
hemoglobin tereduksi dalam pembuluh darah kulit. Lebam timbul dalam
KKS FORENSIK Page 9FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
waktu setengah jam setelah mati dan dapat baru timbul setelah beberapa
jam. Lebam dapat timbul pada manusia hidup bila terjadi gagal jantung
atau gangguan aliran balik vena oleh karena imobilitas pada pasien koma.
Lokasi lebam ditentukan oleh gaya gravitasi. 2
Bila tubuh diposisikan berbeda setelah mati, lebam yang sudah
timbul dapat:
(a) menetap
(b) berpindah sesuai dengan tempat terbawah
(c) sebagian menetap sebagian berpindah sesuai tempat terbawah.
Sehingga bila mayat ditemukan dengan lokasi lebam yang tidak sesuai
daerah terendah, kemungkinan mayat telah diubah posisikan setelah
kematian. Hal ini penting bagi polisi untuk mengetahui adanya
kemungkinan pelaku kembali ke TKP setelah tindak kejahatan.2,3
Pengumpulan darah di bagian terendah dari tubuh biasanya
dimulai antara 30 menit dan 2 jam setelah jantung berhenti berdetak.
Lebam mayat muncul bertahap, biasanya mencapai perubahan warna
maksimal dalam 8-12 jam. Sebelum menetap, lebam mayat akan
berpindah bila tubuh mayat dipindahkan. Lebam mayat menetap tidak
lama setelah perpindahan atau turunnya darah, atau ketika darah keluar
dari pembuluh darah ke sekeliling jaringan lunak yang dikarenakan
hemolisis dan pecahnya pembuluh darah. Fiksasi dapat terjadi setelah 8-12
jam jika dekomposisi terjadi cepat, atau pada 24-36 jam jika diperlambat
dengan suhu dingin. Untuk mengetahui bahwa lebam mayat belum
KKS FORENSIK Page 10FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
menetap dapat didemonstrasikan dengan melakukan penekanan ke daerah
yang mengalami perubahan warna dan tidak ada kepucatan pada titik
dimana dilakukan penekanan. 3
Mayat korban yang besar mungkin memerlukan banyak waktu
untuk livor mortis menjadi permanen, karena tubuh yang lebih besar
mengandung lebih banyak darah dan oleh karena itu, lebih banyak waktu
yang digunakan untuk mengumpulkan darah pada daerah tubuh
terendah.2,3
Sedangkan memar merupakan efek pada jaringan yang
dikarenakan oleh tekanan dan ditandai oleh adanya ektravasasi darah tanpa
adanya gangguan kontinuitas jaringan.2
KKS FORENSIK Page 11FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
Penekanan karena trauma mengakibatkan pecahnya pembuluh
darah dibawah jaringan kulit, mengakibatkan terjadinya respon fisiologis
pada peradangan akut berupa vasodilatasi pembuluh darah, ekstravasasi
cairan (karena peningkatan permeabilitas pembuluh darah), terjadinya
influks seluler (kemotaksis) dan peningkatan metabolisme seluler yang
memberikan tanda bengkak (tumor) pada jaringan. Pecahnya pembuluh
darah dibawah kulit menyebabkan perdarahan dalam jaringan dan seiring
dengan waktu, pigmen darah (hemoglobin) rusak sehngga terjadilah
perubahan warna. Darah yang terakumulasi dibawah jaringan kulit,
perlahan – lahan akan membusuk dan diserap, saat penyerapan terjadi,
darah kehilangan oksigen dan berubah menjadi biru, kemudian berubah
menjadi hijau kuning, hingga akhirnya menghilang. 2
LUKA MEMAR (Contusion,Bruise) LEBAM MAYAT (Livor Mortis)
Intravital Post mortem-
Terjadi ekstravasasi darah maka dalam jangka waktu kurang 7 jam,warna memar tidak hilang dengan penekanan. Jika lebih 7 jam darah sudah berpindah ke jaringan sehingga batasnya menjadi jelas.
Letaknya intravaskuler maka dalam jangka waktu kurang 7 jam, warna memar akan hilang. Batas tidak tegas karena hemoglobin yang berpindah ke jaringan.
Daerah sekitarnya membentuk edema Daerah sekitarnya tidak terbentuk edema
Tidak menghilang jika irisannya dibersihkan Menghilang jika dicuci
Lokasinya tidak menentu Lokasinya pada bagian tubuh
KKS FORENSIK Page 12FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
2.8 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINNYA LUKA MEMAR
1. Kondisi dan tipe jaringan luka.2
Kulit memiliki dua lapisan. Epidermis merupakan lapisan
nonvaskular dan mengandung lapisan epitel bertingkat. Lapisan ini
sangat tebal, keras dan seperti tanduk misalnya pada area telapak tangan
dan telapak kaki dan sangat tipis pada bagian lain seperti badan dan
bagian dalam ekstremitas.
Epidermis merupakan jaringan epitel berlapis gepeng dengan
lapisan tanduk yang hanya terdiri atas sel epitel, tidak mengandung
pembuluh darah dan pembuluh limfe, nutrisi didapatkan dari pembuluh
kapiler pada lapisan dermis yang berdifusi melalui cairan jaringan serta
membarana sel. Pada kulit tebal dan kulit tipis, letak perbedaannya
hanya terletak pada lapisan epidermisnya dan keberadaan folikel
rambut. Pada kulit tipis, stratum korneum jauh lebih tipis, stratum
lusidum tidak ada, stratum granulosum sering tidak ada atau hanya
tidak membentuk lapisan yang kontinu dan mengandung folikel rambut
pada lapisan dermis.2
Epidermis tidak memiliki suplai darah dan saraf, jaringan iini
diberi nutrisi oleh limfe dari pembuluh darah pada lapisan dibawahnya.
Korium adalah lapisan elastis yang keras dan sangat tebal pada telapak
tangan dan telapak kaki dan sangat tipis pada kelopak mata. Memar
akan lebih meluas dan mudah terjadi didaerah yang lebih lentur seperti
disekitar mata, skrotum dan vulva. Memar lebih sedikit muncul
KKS FORENSIK Page 13FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
didaerah yang suplai darahnya lebih sedikit seperti kulit kepala, telapak
tangan dan telapak kaki. Memar tidak kelihatan didaerah perut.2
Memar pada bagian superfisial adalah memar yang tidak hanya
terbatas pada dermis, tetapi juga pada jaringan subkutan dan
kemungkinan sampai kedalam lapisan otot superfisial. Memar sebagian
ditentukan oleh jumlah perdarahan didalam jaringan subktutan dan
seberapa dalam perdarahan yang terjadi, ditentukan dari waktu
pemeriksaan setelah trauma. Jumlah perdarahan adalah sebagian
ditentukan oleh berat ringannya trauma, kepadatan dibawah jaringan
vaskular, kerapuhan pembuluh darah, koagulasi darah dan volume
jaringan subkutan. Apakah memar akan muncul, atau jika tidak,
ukurannya dipengaruhi oleh daerah anatomi yang terkena oleh kekuatan
mekanik. Area tubuh jaringan subkutan dan otot yang secara langsung
menimpa tulang, seperti kepala, dada dan permukaan anterior lutut,
kaki, kaki dan permukaan posterior tangan mudah menunjukkan memar
akibat diatas tulang – tulang tersebut merupakan jaringan lunak yang
dapat memudahkan terjadinya dekompresi dengan trauma minimal,
sehingga menghasilkan memar. Berbeda dengan hal ini, bidang –
bidang seperti dinding perut bokong dan aspek posterior paha kurang
cenderung untuk terjadinya memar, daerah yang mudah terjadi memar
adalah jaringan diatas tulang kering. Memar jauh lebih mudah terjadi
pada jaringan longgar orbita dan daerah infraorbital karena kurangnya
kepadatan jaringan lunak. Berbeda dengan melihat memar pada telapak
KKS FORENSIK Page 14FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
tangan atau telapak kaki karena kepadatan jaringan yang berserat
dibawah epidermis.2
2. Umur penderita
Anak dan orang tua cenderung lebih mudah terkena memar.
Pada anak yang lebih muda, memar mudah terjadi karena kulit pada
anak lebih lentur dan lembut, serta terdapat jaringan longgar pada kulit
mereka. Sedangkan pada orang dengan usia lanjut, kulit menjadi kurang
fleksibel dan lebih tipis karena terdapat sedikit lemak dibawah kulit.
Efek bantalan kulit menurun karena lemak dibawah kulit berkurang dan
menyebabkan atrofi dermal. Perubahan ini bersamaan dengan
kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari yang menyebabkan
pembuluh darah mudah pecah, ketika pembuluh mudah pecah akan
menimbulkan memar.2
3. Tekstur dan warna kulit
Kulit yang lebih terang lebih mudah terjadi memar dari pada
seseorang yang memiliki kulit gelap. Warna kulit tergantung pada tiga
komponen menurut derajat yang bervariasi. Jaringan memiliki warna
inheren kekuningan akibat kandungan karoten. Adanya hemoglobin
beroksigen dalam dasar kapiler dari dermis memberinya warna
kemerahan. Dan warna kecoklatan sampai kehitaman akibat jumlah
pigmen melanin yang bervariasi. Dari ketiga substansi berwarna ini
hanya melanin yang dihasilkan di kulit. Melanin adalah produk dari
melanosit.2
KKS FORENSIK Page 15FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase yang
memainkan peranan penting dalam proses pembentukannya. Sebagai
akibat enzim tirosinase, tiroksin yang diubah menjadi 3,4
dihidroksiferilalanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone,
yang kemudian dikonversi, setelah melalui beberapa tahap transformasi
menjadi melanin.2
Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel – sel
epitel atau keratinositlah yang menjadi gudang dan berisi lebih banyak
melanin, dibanding dengan melanosit sendiri. Pada manusia, ratio dopa
positif melanosit terhadap keratinosit pada stratum basah adalah
konstan didalam setiap area tubuh, tetapi bervariasi dari satu regio ke
regio yang lain. Sebagai contoh, ada sekitar 1000 melanosit/mm2 dikulit
daerah paha dan 2000/mm2 dikulit skrotum. Jenis kelamin dan ras tidak
mempengaruhi jumlah melanosit/unit area. Perbedaan pada warna kulit
terutama perbedaan jumlah granula melanin pada keratinosit. Makin
gelapnya kulit setelah terpapar radiasi matahari adalah akibat proses
reaksi fisik dan kimiawi menggelapkan warna melanin yang belum
muncul keluar melanosit, dan proses perangsangan yang secara cepat
untuk masuk ke keratinosit serta kecepatan sintesis melanin dalam
melanosit mengalami akselerasi, sehingga semakin meningkatnya
jumlah pigmen melanin.2
Melanin, karoten dan hemoglobin merupakan tiga komponen
yang memberikan warna pada kulit, perbedaan warna tersebut
KKS FORENSIK Page 16FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
tergantung pada variasi ras, usia, dan bagian tubuh. Pada ras putih
warna kulit tergantung dari vaskularisasi dari dermis dan ketebalan
keratin. Jika vaskularisasi lebih menonjol maka akan memberikan
warna merah pada kulit dan apabila kertain lebih tebal maka kan
memberikan penampakn warna putih (pucat) pada kulit. Pada bibir,
lapisan keratin mempunyai lapisan lebih tipis sehingga warna bibir
terlihat merah, sementara di telapak tangan dan telapak kaki, lapisan
keratin lebih tebal yang tampak lebih berwarna putih. Pada kasus luka
memar, misalnya pada memar yang ekstensif bisa terjadi pada mereka
dengan adanya gangguan pembekuan dan perdarahan, memar yang
terjadi secara ekstensif dapat sepenuhnya ditutupi oleh pigmen dalam
kasus kulit hitamdan gelap – langsat.2
4. Tekanan pada trauma
Tubuh biasanya mengabsorpsi kekuatan baik dari elastisitas
jaringan atau kekuatan rangka. Intensitas tekanan mengikuti hukum
fisika. Hukum fisika dikenal dimana kekuatan = ½ massa x kecepatan.
Sebagai contoh, 1 kg batu bata ditekankan ke kepala tidak akan
menyebabkan luka, namun batu bata yang sama dilemparkan ke kepala
dengan kecepatan 10 m/s menyebabkan perlukaaan. Faktor lain yang
penting adalah daerah yang mendapatkan kekuatan. Kekuatan dari
massa dan kecepatan yang sama terjadi pada daerah yang lebih kecil
menyebabkan pukulan yang lebh besar pada jaringan. Pada luka tusuk,
semua energi kinetik terkonsentrasi pada ujung pisau sehingga terjadi
KKS FORENSIK Page 17FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
perlukaan, sementara dengan energi yang sama pada pukulan oleh
karena tongkat pemukul kriket mungkin bahkan tidak menimbulkan
memar. Efek dari kekuatan mekanis yang berlebih pada jaringan tubuh
dan menyebabkan penekanan, penarikan, perputaran, dan luka iris.
Gaya dapat menyebabkan kulit terluka dan terbelah atau terkikis selama
cidera, hal ini dapat menyebabkan peningkatan resiko infeksi karena
penurunan aliran darah ke daera yang cedera. Pengobatan medis
diperlukan untuk mencegah hilangnya fungsi, mengembalikan sirkulasi
kedaerah luka, dan mencegah infeksi. Kerusakan yang tejadi tergantung
tidak hanya pada jenis penyebab mekanisnya tapi juga target
jaringannya. Contohnya, kekerasan penekananan pada ledakan mungkin
hanya sedikit perlukaan pada otot namun dapt menyebabkan ruptur paru
atau intestinal.2
Pada bagian superfisial kulit, memar muncul dengan cepat.
Sementara pada area yang dalam membutuhkan waktu untuk muncul ke
permukaan, memar dapat bergerak mengikuti gaya gravitasi. Pada luka
memar superfisial terjadi karena tekanan yang besar dalam waktu yang
singkat. Penekanan ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah
kecil dan dapat menimbulkan perdarahan pada jaringan bawah kulit
atau organ dibawahnya. Pada orang dengan kulit berwarna, memar sulit
dilihat. Jika tekanan terjadi mendadak dan luas pada jaringan subkutan
maka akan menyebabkan pecahnya sel – sel lemak, kemudian cairan
lemak akan memasuki peredaran darah pada luka dan bergerak bersama
KKS FORENSIK Page 18FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
aliran darah yang dapat menyebabkan emboli lemak pulmoner atau
emboli pada organ lain termasuk otak. Pada mayat berkulit gelap
memar sulit dinilai. Sayatan pada kulit untuk mengetahui resapan darah
pada jaringan subkutan dapat dilakukan dan dilegalkan.2
5. Penyakit lainnya
Perdarahan dapat terjadi segera dan mungkin terus terjadi
selama beberapa menit atau bahkan sampai berjam- jam setelah cedera,
durasinya tergantung atas kekerasan yang dialami, jenis jaringan yang
terluka dan waktu perdarahan (untuk menilai konvesi fibrinogen dan
fibrin). Setiap orang mempunyai beberapa variasi dalam kerentanana
terhadap terjadinya memar. Mereka yang mengalami obesitas atau
menderita penyakit kronis misalnya pecandu alkohol kronis,
mempunyai jaringan subkutan yang lebih luas. 2
Untuk membedakan memar karena penyakit perdarahan dan
trauma yaitu terletak pada anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis khususnya ditanyakan apakah
perdarahan selalu terjadi atau baru saja terjadi. Pada memar yang
berlangsung lama mengarahkan pada dugaan penyakit herediter.
Perdarahan baru menunjukkan penyakit yang didapat. Kelainan ini
biasanya berhubungan dengan masalah medis, baik yang tidak diketahui
KKS FORENSIK Page 19FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
(misalnya hipotiroidisme) atau jelas (misalnya septikemia atau
koagulasi intarvascular disseminata). 2
2.9 PENANGANAN LUKA MEMAR
Mengurangi/menghilangkan rasa tidak nyaman 3
1. Tinggikan daerah injury
2. Berikan kompres dingin selama 24 jam pertama (20-30 menit setiap
pemberian) untuk vasokonstriksi, menurunkan edema, dan
menurunkan rasa tidak nyaman.
3. Berikan kompres hangat disekitar area injury setelah 24 jam prtama
(20-30 menit) 4 kali sehari untuk melancarkan sirkulasi dan absorpsi.
4. Lakukan pembalutan untuk mengontrol perdarahan dan bengkak.
5. Kaji status neurovaskuler pada daerah extremitas setiap 4 jam bila ada
indikasi.
Penanganan pada cedera kontusio adalah sebagai berikut:
1. Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan
pendarahan kapiler.
2. Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat
pemulihan jaringan-jaringan lunak yang rusak.
3. Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun
pertandingan berikutnya.
KKS FORENSIK Page 20FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
2.10 ASPEK HUKUM TRAUMA
Seperti Dikemukakan sebelumnya agar bantuan dokter dapat
menyentuh pengertian hukum, kalangan Dokter harus memahami
beberapa ketentuan hokum yang berkaitan dengan perlukaan. Dalam
KUHP lebih banyak dipergunakan istilah penganiayaan. Ini harus
dibedakan dengan pengertian perlukaan.2
KUHP Pasal 351
1. Penganiayaan dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya
dua tahun delapan bulan, atau denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah.
2. Jika perbuatan itu menjadikan luka berat, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama lima tahun.
3. Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling
lama 7 tahun.
4. Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
Menurut yurisprudensi, yang tergolong dalam penganiayaan adalah
menyebabkan perasaan tidak enak atau penderitaan, rasa sakit atau luka.
Dokter dalam pembedahan menyuntik dan lain-lain juga menyebabkab
penderitaan, rasa sakit atau luka, tetapi tidak digolongkan kedalam
penganiayaan karena ada maksud baik.2
KKS FORENSIK Page 21FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
Yang dimaksud dalam penganiayaan ringan diatur dalam:1,7
KUHP Pasal 352
1. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan
yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan, jabatan, atau pencaharian, diancam sebagai penganiayaan
ringan dengan pidana penjara paling lama tiga bulan, atau pidana
denda empat ribu lima ratus rupiah
Penganiayaan sedang diatur dalam pasal 351 Ayat 1, juga pada :
KUHP Pasal 353
1. Penganiayaan yang dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu
dihukum penjara selama-lamanya empat tahun
Penganiayaan berat terdapat dalam KUHP Pasal 351 Ayat 2, Pasal
354 Ayat 1, Pasal 355 Ayat 1.
KUHP Pasal 353
2. Jika perbuatan itu menjadi luka berat, sitersalah dihukum selama-
lamanya dua tahun.
KUHP Pasal 354
1. Barangsiapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam karena
penganiayaan berat dengan pidana penjara paling lama 8 tahun.
KKS FORENSIK Page 22FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
KUHP Pasal 355
1. Penganiayaan berat yang dilakukan dengan direncanakan terlebih
dahulu diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
KKS FORENSIK Page 23FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Luka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul dapat berupa
memar (kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka
terbuka atau robek (vulnus laseratum). Memar adalah suatu perdarahan
dalam jaringan bawah kulit atau kutis akibat pecahnya kapiler dan vena
yang di sebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar kadang kala
memberi petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya, misalnya jejas ban
yang sebenarnya adalah suatu perdarahan tepi (marginal haemorage).
Letak, bentuk dan luas luka memar dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda penyebab (karet, kayu,
besi), kondisi dan jenis jaringan (jaringan ikat longgar, jaringan lemak),
usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh darah,
penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diathesis hemoragik).Umur
luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya.
Dari sudut pandang medikolegal, interpretasi luka memar dapat
merupakan hal yang penting, apalagi bila luka memar tersebut disertai luka
lecet atau laserasi. Dengan perjalanan waktu, baik pada orang hidup
maupun mati, luka memar akan memberi gambaran yang makin jelas.
Ketentuan pidana dan dasar hukum mengenai trauma
(luka/penganiayaan) diatur dalam KUHP.
KKS FORENSIK Page 24FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
KKS FORENSIK Page 25FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI
KKS FORENSIK Page 26FK MALAHAYATI RESUD DR.RM DJOELHAM BINJAI