Upload
vudat
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II ANALISA BISNIS
2.1 Analisa Industri
Perkembangan industri Migas tidak terlepas dari besarnya ketersediaan dan
permintaan atas minyak (supply and demand). Data atas permintaan minyak dunia
selama tahun 2006-2007 dan prediksi tahun 2008 menunjukkan kenaikan per tahun
sebesar kurang lebih 1.5 % di tahun 2007 dan 2.4 % di tahun 2008 sesuai dalam
Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Data permintaan minyak dunia tahun 2006-2007
Seiring dengan semakin meningkatnya permintaan atas minyak di dunia,
dimana diperkirakan pada tahun 2008 permintaan minyak akan sebesar 88 juta Bbl
per hari, tentunya diharapkan peningkatan permintaan ini dapat diimbangi dengan
jumlah penyediaan atau produksi minyak dunia.
Gambar 2.1. berikut menunjukkan tingkat produksi minyak dunia yang
dihasilkan oleh negara-negara pengekspor minyak (Organization of The Petroleum
Exporting Countries-OPEC) dan non OPEC
9
Gambar 2.1. Tingkat produksi minyak dunia yang dihasilkan oleh negara-negara
pengekspor minyak
Pada tahun 2007, jumlah produksi minyak mentah dunia, baik dari negara-
negara OPEC maupun non-OPEC adalah sebesar 80 Bbl per hari. Dengan jumlah ini
diharapkan produksi minyak dunia diharapkan di tahun 2008 dapat mencapai lebih
dari 90 juta Bbl per hari atau setidaknya dapat mengimbangi pertumbuhan permintaan
minyak dunia. Tingginya pertumbuhan dan permintaan minyak dunia berdampak
pada harga minyak dunia. Sebagai gambaran harga penutupan harga minyak mentah
Brent di masa depan pada tanggal 22 Nopember 2007 mencapai harga USD 95,76 per
Bbl atau meningkat 60% dibandingkan dengan harga penutupan di tanggal 1
Nopember 2006 yang hanya sebesar USD 59 per Bbl.
Sumber : www.WRTG.com
Gambar 2.2. Harga minyak mentah
10
Sebagai salah satu negara produsen Migas, kenerja sektor Migas Indonesia
belum mampu memanfaatkan momentum yang sangat baik atas kenaikan harga
Migas pada saat ini. Hal ini disebabkan karena total kebutuhan domestik yang sangat
tinggi sehingga saait ini Indonesia berada pada posisi sebagai pengimpor Migas.
Upaya untuk mengurangi ketergantungan nasional terhadap kebutuhan impor Migas
sangat memerlukan perbaikan kinerja sektor Migas baik di sektor hulu maupun hilir.
Pelaku industri Migas di sektor hulu adalah perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang eksplorasi dan produksi Migas (E&P). Berdasarkan data dari BP
Migas, saat ini Indonesia terdapat 86 blok dalam tahap eksplorasi dan 55 blok dalam
tahap produksi. Secara umum perusahaan-perusahaan tersebut merupakan potensi
pasar untuk Elnusa. Dari jumlah tersebut beberapa diantaranya merupakan
perusahaan penghasil Migas utama, yaitu Chevron, Pertamina EP, Total E&P
Indonesia, CNOOC, Medco dan lainnya.
Seiring dengan tingginya harga minyak, maka kegiatan eksplorasi dan
produksi Migas menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan data dari
BP Migas, pada tahun 2006, kegiatan eksplorasi meliputi kegiatan seismic 2D (dua
dimensi) dan 3D (tiga dimensi) serta pemboran mencapai 142 sumur eksplorasi
dengan jumlah anggaran mencapai USD 2,9 milyar. Di tahun yang sama, kegiatan
produksi meliputi pemboran 613 sumur pengembangan dan 375 sumur perawatan
sumur (workover) dengan total anggaran mencapai sekitar USD 9 milyar. Dengan
demikian total budget untuk kegiatan sektor hulu Migas (eksplorasi dan produksi)
tahun 2006 dan 2007 berturut-turut dialokasikan sekitar USD 9 milyar dan USD 11
milyar, sedangkan untuk 2008 dan tahun mendatang cenderung meningkat.
11
Seiring dengan hal tersebut maka pemerintah berupaya untuk menaikkan
produksi minyak Indonesia pada tahun 2008 menjadi 977,000 barel per hari. Bahkan
dalam pertemuan dengan perusahaan-perusahaan minyak yang beroperasi di
Indonesia (KKS), Presiden Republik Indonesia meminta secara khusus agar mereka
dapat memenuhi target produksi minyak Indonesia menjadi 977,000 barel per hari
(Sekretariat Negara, www.indonesia.go.id, 12 Juni 2008). Mereka diminta untuk
mengoptimalkan produksi dengan menerapkan metode peningkatan sekunder dan
tersier serta memaksimalkan eksploitasi sumur-sumur lama. Dengan kondisi tersebut
serta merta mendorong seluruh mata rantai dalam rangka ekplorasi juga mengalami
peningkatan dalam tahun-tahun belakangan ini.
Mengingat sangat luasnya bisnis yang digeluti oleh Elnusa maka dalam
membahas analisa bisnis di Elnusa kami hanya akan melakukan kajian pada bisnis
terbesar yang dimiliki oleh Elnusa yaitu Seismic Data Acquisition (SDA). Pengertian
seismic adalah suatu proses awal kegiatan explorasi, yang dilakukan dengan
seperangkat peralatan untuk melihat penampang lapisan bumi, yang mana merupakan
data awal untuk melihat besar kecilnya kandungan minyak daerah tersebut. Saat ini
sesimic merupakan satu-satunya cara yang paling akurat untuk melihat potensi
kandungan minyak sebuah daerah tertentu. Secara sederhana, proses yang dilakukan
adalah melakukan pemetaan gelombang getaran dengan menggunakan alat tertentu.
Gelombang tersebut ditangkap oleh receiver dan diproses dengan instrument tertentu,
yang menghasilkan sebuah gambar untuk diintepretasikan. Interpretasi dilakukan oleh
geologists, ahli pemetaan lapisan bumi, kemudian akan memberikan hasil analisanya
yang merupakan potret kemungkinan adanya cadangan minyak. Proses ini bukan
12
merupakan jaminan bahwa di dalam lapisan tanah tertentu terdapat cadangan minyak,
namun dunia perminyakan mengakui bahwa seismic merupakan cara yang terakurat
untuk memperkirakan adanya cadangan minyak tersebut.
Seismic Data Acquisition terbagi dalam dua bagian besar yaitu Land (Darat)
dan Marine (Laut). Seismic merupakan rangkaian proses explorasi yang wajib
dilakukan oleh perusahaan minyak dalam rangka mencari ladang minyak baru.
Dengan meningkatnya kebutuhan / permintaan pasar maka industri seismic cukup
menjanjikan dan selalu akan berkembang. Kondisi pasar selengkapnya dapat dilihat
dari Gambar 2.3.
13
Gambar 2.3. Kondisi pasar seismic
Di samping adanya permintaan yang besar untuk pasar dalam negeri,
permintaan pasar di luar Indonesia (overseas) juga merupakan pasar yang sangat
menarik bagi Industri Seismic. Negara-negara semacam Irak, Brunei, Libya, India
merupakan negara-negara yang juga berusaha menaikkan produksi minyaknya untuk
memenuhi kebutuhan yang ada. Aktivitas bisnis seismic di dunia dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
14
Gambar 2.4. Aktivitas seismic dunia
15
Gambar di atas menunjukkan bahwa demand atas pekerjaan seismic tetap
akan berlangsung selama upaya pemenuhan kebutuhan migas masih berjalan. Kondisi
ini juga menggambarkan bahwa industri seismic merupakan salah satu industri yang
mempunyai prospek cukup menjanjikan, sehingga tidak heran apabila persaingan
dalam pekerjaan seismic tetap ramai sepanjang tahun.
2.2 Sejarah Perusahaan dan Analisa Keuangan
Sejak awal berdirinya sebagai salah satu divisi pada PT. Elnusa di tahun 1972,
Elnusa Geosains berkembang hingga menjadi entitas sendiri di tahun 1995 dengan
nama PT. Elnusa Geosains kemudian dilakukan merger menjadi Divisi Geosains.
Seiring dengan perkembangannya, saat ini Divisi Geosains telah memiliki 4 bidang
usaha, yaitu Geodata Acquisition Land, Geodata Acquisition Marine, Geodata
Acquisition Overseas dan Geodata Processing.
16
Gambar 2.5. Aktivitas bisnis Divisi Geosains
Kinerja PT. Elnusa secara keseluruhan, dimana Geosaince merupakan bagian
didalamnya sampai dengan Juli 2007 dapat dilihat pada Tabel 2.2. dan Gambar 2.6.
17
Tabel 2.2. Kinerja tahun 2002 - 2007
18
Pendapatan Usaha (Jutaan Rp.)
250,463
240,321
255,283
267,163
2003
2004
2005
2006
Laba Usaha (Jutaan Rp.)
43,204
55,667
21,307
44,439
2003
2004
2005
2006
EBITDA (Jutaan Rp.)
82,52274,406
88,73471,551
2003
2004
2005
2006
Laba (Rugi) Bersih (Jutaan Rp.)
32,088
16,114
36,761
29,609
2003
2004
2005
2006
Total Aktiva (Jutaan Rp.)
309,688291,737
220,795250,190
2003
2004
2005
2006
Total Ekuitas (Jutaan Rp.)
102,673
76,93366,867
85,451
2003
2004
2005
2006
Gambar 2.6. Kinerja Divisi Geosains tahun 2002 - 2006
19
Jenis layanan yang dimiliki oleh Geosains adalah sebagai berikut dapat dilihat pada
Tabel 2.3.
UNIT BISNIS LAYANAN
Geodata Acquisition Land (GDL)
Seismic Data Acquisition (SDA)
Domestic onshore seismic data acquisition
Seismic Drilling (SDR) Seismic drilling Non seismic drilling
Navigation & Non Seismic (NNS)
Engineering survey Magnetotelluric Site durvey
Geodata Acquisition Marine (GDM)
Seismic Data Acquisition Transition Zone (SDT)
Domestic transition zone seismic data acquisition
Seismic Data Acquisition Marine (SDM)
Domestic marine seismic data acquisition
Geodata Overseas (GDO)
Asia Pacific (API) Asia Pacific onshore seismic data acquisition
Africa & Middle East (AME) Africa & Middle East onshore seismic data acquisition
Geodata Processing (GDP)
Seismic Data Processing (SDP) Seismic data processing (PSTM)
Geology Geophysics Reservoir (GGR)
PSDM AVO Inversion Study
Tabel 2.3. Jenis layanan Divisi Geosains
2.3 Analisa Pesaing
Dengan adanya kenaikan permintaan jasa seismic, nampaknya juga
menimbulkan minat bagi pemain-pemain lain dalam memperebutkan bisnis ini.
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan current teknologi, sehingga
ketergantungan kepada teknologi juga sangat besar. Hal ini menyebabkan pesaing
20
Elnusa sedikit mudah untuk masuk dalam bisnis ini, seandainya didukung dengan
tenaga profesional yang memadai. Namun demikian Elnusa mempunyai competitive
advantage “integrated services” dan lebih “berpengalaman” dalam bisnis seismic
terutama di Indonesia. Meskipun membutuhkan investasi yang cukup mahal untuk
memperoleh peralatan tersebut, namun dengan mudahnya akses dana dari berbagai
macam perbankan, membuat para pemain jasa seismic dapat ikut serta meramaikan
bisnis ini.
Pemain besar yang saat ini beroperasi di jasa seismic land adalah :
1. PT. Daqing Citra
2. PT. Western Geco
3. PT. Saripari Geosains
4. PT. Elnusa
Sementara untuk perusahaan yang bermain di Marine dan Transition Zone adalah :
1. PT. Chandra BS
2. PT. BPG/ECI
3. PT. Fugro
4. PT. PGS
5. PT. Elnusa dengan JV
21
Pekerjaan di Marine dan Transition Zone adalah bisnis yang relatif baru
digeluti oleh Elnusa. Hal ini dilakukan karena kecenderungan pasar kedepan akan
lebih baik bermain di offshore daripada onshore. Namun demikian dalam operasi
offshore dibutuhkan dana / capital yang besar disamping perlengkapan vessel yang
juga membutuhkan investasi sangat besar. Hal ini yang menyebabkan hanya
perusahaan besar semacam CGG, Wavefied, BOSS yang bisa beroperasi pada
pekerjaan ini. Untuk mengambil pasar offshore yang menarik ini Elnusa berusaha
untuk melakukan Joint Operation dengan perusahaan tersebut dalam rangka
pengembangan pengalaman di bidang offshore ini. Inilah salah satu unit bisnis yang
dibiayai dari hasil IPO.
2.4 4 C Analysis
Salah satu analisa yang digunakan untuk melihat potensi dan posisi
perusahaan dilihat dari sudut pandang 4 kompenen C adalah mendefinisikan posisi
perusahaan sebelum dilakukan SWOT analisis. Analisa ini sangat berguna dalam
menentukan langkah yang harus diambil dalam rangka peningkatan performance
perusahaan.
2.4.1 Competitor (Pesaing)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam masalah Competitor adalah :
- Saat ini banyak pemain Cina yang masuk dalam bisnis seismic.
Perusahaan Cina tersebut dalam menangkap pasar menggunakan low
22
price strategy. Kondisi ini tentunya menjadi ancaman bagi Elnusa dalam
persaingan di jasa seismic.
- Mempunyai hubungan dekat / baik dengan pembuat kebijakan adalah
salah hal penting yang harus diperhatikan dalam memenangkan
persaingan.
- Dalam dunia geoservice perkembangan teknologi yang sangat cepat dan
insentif membuat persaingan semakin berat.
- Mempunyai SDM yang profesional adalah salah satu pendukung yang
sangat penting.
- Untuk memenangkan di pasar global dibutuhkan pengetahuan yang cukup
tentang kondisi lokal negara yang dituju.
- Cina mencanangkan sebagai second oil player di dunia jasa ini.
2.4.2 Customer (Pelanggan )
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalah :
- Pelanggan akan mengarah kepada offshore.
- Pelanggan akan menuntut kemampuan teknologi yang dimiliki oleh
perusahaan dengan teknologi yang paling mutakhir.
- Pengalaman dalam dunia seismic juga menjadi pertimbangan penting bagi
oil company dalam memilih calon pemenang tender dalam perkerjaan
seismic.
23
2.4.3 Company (Perusahaan)
Tentang kondisi perusahaan saat beberapa hal penting yang harus diperhatikan
adalah :
- Saat ini Elnusa mempunyai reputasi dan pengalaman yang dikenal dalam
pekerjaan seismic.
- Mempunyai networking yang sangat kuat terutama dengan pertamina.
- Mempunyai keterbatasan cash flow dan skill dalam pengembanganan
kemampuannya.
- Membutuhkan investasi dalam peralatan terutama dalam marine.
2.4.4 Change
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal Change adalah :
- Termasuk kategori bisnis yang mempunyai karakteristik cepat dalam
perubahan teknologi, akan berpengaruh bagi Elnusa apabila ketinggalan
tehnologi.
- Operasi di onshore sudah mulai jenuh sehingga harus memikirkan adanya
new market misal di offshore.
- Perubahan dalam masalah harga harus disikapi secara hati-hati, apalagi
dengan masuknya pemain Cina.
2.5 Analisa SWOT
Analisa SWOT digunakan dalam rangka memetakan posisi kekuatan dan
kelemahan yang ada pada perusahaan baik dari segi internal maupun eksternal.
24
2.5.1 Strength (Kekuatan)
Kekuatan yang dimiliki oleh Elnusa adalah :
- Mempunyai reputasi yang baik sebagai the best Indonesia oil and service
company.
- Mempunyai SDM yang cukup berpengalaman.
- Mempunyai kedekatan/hubungan baik dengan pembuat kebijakan, user
KPS / Pertamina dan pembuat kebijakan lainnya.
- Mengandalkan local culture dan kekuatan lokal.
- Mempunyai kemampuan manajemen project yang sangat baik.
2.5.2 Weakness (Kelemahan)
Kelemahan yang saat ini dirasakan oleh Elnusa adalah :
- Tehnologi masih ketinggalam terutama dalam marine seismic.
- Membutuhkan investasi yang sangat besar dalam rencana pengembangan
pasar dan operasi.
- Mempunyai sumber pendanaan yang terbatas.
2.5.3 Threat (Ancaman)
Ancaman yang dihadapi oleh Elnusa adalah :
- Kompitisi dalam jasa seismic yang semakin lama semakin ketat, apalagi
dengan masuknya perusahaan Cina.
- Pertamina mungkin akan mengurangi sedikit anggaran eksplorasinya
dalam rangka mengejar produksinya.
25
- Seismic akan bergerak ke arah offshore sehingga membutuhkan
pengalaman dalam bidang ini.
2.5.4 Opportunity (Peluang )
- Dapat melebarkan sayapnya pada pasar regional, apalagi saat ini sudah
mempunyai pengalaman di Brunei, Myanmar dan Iraq.
- Dapat melakukan diversifikasi GDA service misal data spec seismic yang
pasarnya masih terbuka lebar.
- Dapat melakukan strategic partner dengan perusahaan yang mempunyai
keunggulan teknologi, misalnya dengan pemilik vessel marine.