6

Click here to load reader

Bab I Pendahuluan

  • Upload
    snowers

  • View
    220

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendahuluan

Citation preview

Page 1: Bab I Pendahuluan

Fungsi Intelektual Ambang

Fungsi intelektual ambang didefinisikan oleh adanya nilai intelegensia (I.Q,;

intelligence quotient) dalam rentang 71 sampai 84. Menurut diagnostic and Statistical

Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV), suatu diagnosis fungsi

intelektual ambang adalah dibuat jika masalah yang berakar dari tingkat kognisi

tersebut menjadi pusat perhatian klinis.

Klinisi harus melalui tingkat intelektual pasin dan tingkat fungsi adaptif

sekarang dan sebelumnya untuk mendiagnosis fungsi intelektual ambang. Pada kasus

gangguan mental berat di mana tingkat fungsi adaptif sekarang telah memburuk,

diagnosis fungsi intelektual ambang mungkin tidak jelas terlihat. Pada situasi tersebut

klinisi harus menilai riwayat kronologis pasien untuk menentukan apakah gangguan

tingkat fungsi adaptif adalah ditemukan sebelum onset gangguan mental.

Hanya kira-kira 6 sampai 7 persen populasi ditemukan memiliki I.Q. ambang

seperti yang ditunjukkan oleh tes Stanford Binet atau skala Wechsler. Alasan yang

mendasari dimasukkanya fungsi intelektual ambang dalam DSM-IV adalah bahwa

orang dengan tingkat fungsi tersebut dapat mengalami kesulitan dalam kapasitas

adaptifnya, yang mungkin akhirnya menjadi pusat perhatian terapi. Jadi tanpa adanya

konflik intrapsikis yang spesifik, trauma perkembangan, kelaianan biokoimiawi, dan

faktor lain yang berhubungan dengan gangguan mental, orang tersebut mungkin

mengalami penderitaan emosional yang berat. Frustasi dan penghinaan pada kesulitan

mereka mungkin membentuk pilihan kehidupan merekan dan menyebabkan keadaan

yang memerlukan intervensi psikiatrik.

Masalah Akademik

Dalam DSM-IV, masalah akademik adalah suatu kondisi yang bukan karena

gangguan mental, seperti gangguan belajar atau gangguan komunikasi, atau, jika

karena suatu gangguan mental, adalah cukup berat sehingga memerlukan perhatian

klinis yang tersendiri. Jadi, seorang anak atau remaja dengan intelegensia normal dan

bebas dari gangguan belajar atau komunikasi tetapi gagal dalam sekolah atau bekerja

dengan buruk mungkin masuk dalam kategori ini.

Page 2: Bab I Pendahuluan

Prilaku Antisosial masa anak-anak atau remaja

Perilaku antisosial pada anak-anak dan remaja meliputi banyak tindakan yang

melanggar hak orang lain, termasuk tindakan agresi dan kekerasan yang jelas dan

tindakan yang tersembunyi seperti menipu, mencuri, membolos dan lari dari rumah.

Definisi DSM-IV untuk gangguan konduksi adalah memerlukan pola berulang untuk

sekurangnya tiga perilaku antisosial selama sekurangnya enam bulan, tetapi perilaku

antisosial masa anak-anak dan remaja dapat terdiri dari peristiwa terisolasi yang tidak

berperan untuk suatu gangguan mental tetapi menjadi pusat perhatian klinis.

Timbulnya gejala antisosial yang kadang-kadang adalah sering terjadi pada anak-anak

yang memiliki berbagai gangguan mental, termasuk gangguan psikotik, gangguan

depresif , gangguan pengendalian impuls, dan perilaku mengacau dan gangguan

defisisit atensi dan gangguan oposisional.

Usia dan tingkat perkembangan anak berperan dalam manifestasi gangguan

tingkah laku dan mempengaruhi kemungkinan anak untuk memenuhi kriteria

diagnostik untuk suatu gangguan konduksi, berlawanan dengan perilaku antisosial

masa anak-anak. Jadi, seorang anak berusia 5 atau 6 tahun kemungkinan tidak

memenuhi kriteria untuk tiga gejala antisosial. Sebagai contohnya, konfrontasi

senjata, konfrontasi fisik, dan memaksa seseorang untuk aktivitas seksual.

Istilah “kenakalan juvenile” adalah didefinisikan oleh system hukum sebagai

remaja yang melanggar hukum dengan suatu cara, tetapi tidak berarti remaja tersebut

memenuhi kriteria untuk suatu gangguan mental.

Masalah Identitas

Masalah identitas adalah berhubungn dengan gangguan berat tentang rasa diri

seseorang saat menyinggung tujuan jangka panjang, persahabatan, nilai moral,

aspirasi, kafir, orientasi seksual, dan loyalitas kelompok. Ini bukan merupakan

gangguan mental dalam DSM-IV. Dalam DSM edisi ketiga yang direvisi (DSM-III-

R), gangguan diangap sebagai gangguan mental, gangguan identitas. Masalah

identitas kadang-kadang bermanifestasi dalam konteks gangguan mental tertentu

seperti gangguan mood, gangguan psikotik, dan gangguan keprbadian ambang.

Page 3: Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

Kondisi tambahan yang mungkin menjadi pusat perhatian klinis dibagi menjadi

fungsi intelektual ambang, Masalah akademik, Prilaku antisosial pada masa anak-

anak atau remaja dan masalah identitas (Bingung bikin bahasa awalnya yuk).

Fungsi intelektual ambang didefinisikan dengan nilai intelegensia dalam rentang

71-84. Klinisi harus melalui tingkat intelektual pasin dan tingkat fungsi adaptif

sekarang dan sebelumnya untuk mendiagnosis fungsi intelektual ambang. Pada kasus

gangguan mental berat di mana tingkat fungsi adaptif telah memburuk, diagnosis

fungsi intelektual ambang mungkin tidak jelas terlihat. Hanya kira-kira 6 sampai 7

persen populasi ditemukan memiliki I.Q. ambang seperti yang ditunjukkan oleh tes

Stanford Binet atau skala Wechsler. Dalam DSM-IV fungsi intelektual ambang

menilai bahwa orang dengan tingkat fungsi tersebut dapat mengalami kesulitan dalam

kapasitas adaptifnya, yang mungkin akhirnya menjadi pusat perhatian terapi.

Masalah akademik, Dalam DSM-IV, masalah akademik adalah suatu kondisi

yang bukan karena gangguan mental, seperti gangguan belajar atau gangguan

komunikasi, atau, jika karena suatu gangguan mental, adalah cukup berat sehingga

memerlukan perhatian klinis yang tersendiri. Jadi, seorang anak atau remaja dengan

intelegensia normal dan bebas dari gangguan belajar atau komunikasi tetapi gagal

dalam sekolah atau bekerja dengan buruk mungkin masuk dalam kategori ini.

Masalah identitas berhubungn dengan gangguan berat tentang rasa diri

seseorang saat menyinggung tujuan jangka panjang, persahabatan, nilai moral,

aspirasi, kafir, orientasi seksual, dan loyalitas kelompok. Ini bukan merupakan

gangguan mental dalam DSM-IV. Dalam DSM edisi ketiga yang direvisi (DSM-III-

R), gangguan diangap sebagai gangguan mental, gangguan identitas. Masalah

identitas kadang-kadang bermanifestasi dalam konteks gangguan mental tertentu

seperti gangguan mood, gangguan psikotik, dan gangguan keprbadian ambang.

Perilaku antisosial pada anak-anak dan remaja meliputi banyak tindakan yang

melanggar hak orang lain, termasuk tindakan agresi dan kekerasan yang jelas dan

tindakan yang tersembunyi seperti menipu, mencuri, membolos dan lari dari rumah.

Definisi DSM-IV untuk gangguan konduksi adalah memerlukan pola berulang untuk

Page 4: Bab I Pendahuluan

sekurangnya tiga perilaku antisosial selama sekurangnya enam bulan, tetapi perilaku

antisosial masa anak-anak dan remaja dapat terdiri dari peristiwa terisolasi yang tidak

berperan untuk suatu gangguan mental tetapi menjadi pusat perhatian klinis.

Gangguan psikiatrik pada anak haruslah ditangani secara optimal dengan

menerapkan konsep biopsikososial yaitu suatu konsep yang melibatkan interaksi

antara faktor biologis, psikologis, dan sosial dalam upaya memahami proses penyakit

yang memandang pikiran dan tubuh sebagai satu kesatuan. Sebagai klinisi kita juga

harus mempertimbangkan berbgai kondisi tambahan yang mungkin menjadi pusat

perhatian klinis. Oleh karena itu, referat ini mencoba memaparkan tentang berbagai

kondisi tambahan yang mungkin menjadi pusat perhatian klinis dalam psikiatri anak.

(coba disortir kalimat ini wen hahaha)