8
LAPORAN ANTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pengembangan kawasan perdesaan melalui pengadaan infrastruktur penunjang ekonomi yang memadai, Ditjen Penataan Ruang PU melibatkan masyarakat setempat dalam mengembangkan dan mengelola potensi daerahnya. Dengan demikian, kawasan ini mampu menjadikan kegiatan utama masyarakatnya sebagai sektor penggerak perekonomian lokal dan regional. Seiring dengan berkembangnya ragam konsepsi penyelenggaraan pembangunan perdesaan makaprogram pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Boyolali menjadi kawasan pusat pertumbuhan yang di dalamnya mencakup Kawasan Agropolitan dan Minapolitan. Integrasi yang kuat antar kelembagaan dan masyarakat pada pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan telah membuahkan hasil dan membawa perubahan bagi kawasan zona inti (pusat pertumbuhan) maupun desa-desa hinterland. Program ini diharapkan dapat menjadi campur tangan positif pemerintah dalam memanfaatkan, mengelola, sekaligus melestarikan potensi dan kekayaan alam perdesaan Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Kawasan Minapolitan adalah Kawasan yang membentuk kota perikanan, yang memudahkan masyarakat untuk bisa I-1 PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN (P2KPB)

Bab i Pendahuluan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENGEMBANGAN PERDESAAN

Citation preview

LAPORAN ANTARA

BAB I PENDAHULUAN

0. Latar Belakang Dalam pengembangan kawasan perdesaan melalui pengadaan infrastruktur penunjang ekonomi yang memadai, Ditjen Penataan Ruang PU melibatkan masyarakat setempat dalam mengembangkan dan mengelola potensi daerahnya. Dengan demikian, kawasan ini mampu menjadikan kegiatan utama masyarakatnya sebagai sektor penggerak perekonomian lokal dan regional.

Seiring dengan berkembangnya ragam konsepsi penyelenggaraan pembangunan perdesaan makaprogram pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Boyolali menjadi kawasan pusat pertumbuhan yang di dalamnya mencakup Kawasan Agropolitan dan Minapolitan.Integrasi yang kuat antar kelembagaan dan masyarakat pada pengembangan Kawasan Agropolitan dan Minapolitan telah membuahkan hasil dan membawa perubahan bagi kawasan zona inti (pusat pertumbuhan) maupun desa-desa hinterland. Program ini diharapkan dapat menjadi campur tangan positif pemerintah dalam memanfaatkan, mengelola, sekaligus melestarikan potensi dan kekayaan alam perdesaan Indonesia demi terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

Kawasan Minapolitan adalah Kawasan yang membentuk kota perikanan, yang memudahkan masyarakat untuk bisa membudidayakan ikan darat, dengan kemudahan memperoleh benih melalui unit perbenihan rakyat, pengolahan ikan, pasar ikan dan mudah mendapatkan pakan ikan, yang dikelola oleh salah satu kelompok yang dipercaya oleh pemerintah.

Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

0. Tujuan dan SasaranPenyiapan Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (P2KPB) di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Banyuwangi ini dimaksudkan untuk mewujudkan ruang kawasan perdesaan berkelanjutan dalam rangka pengembangan wilayah di Kabupaten Boyolali.Tujuan Penyiapan Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan di Kabupaten Boyolali adalah untuk mewujudkan ruang kawasan perdesaan berkelanjutan melalui perbaikan ekonomi, peningkatan kualitas lingkungan hidup, dan pengembangan sosial dengan mendorong inisiatif pemerintah kabupaten bersama masyarakat dan swasta yang didukung pemerintah pusat dan provinsi berbasis RTRW Kabupaten.Sasaran penyiapan P2KPB tahun pertama di Kabupaten Boyolali dan Banyuwangi pada tahun 2014, yaitu :1.Tersusunnya Rencana Aksi P2KPB;2.Terfasilitasinya Penetapan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (KPB);3.Terfasilitasinya Penyusunan Konsep RPI2JM di Kawasan Perdesaan Berkelanjutan; 4.Terfasilitasinya Penyusunan Konsep Rencana Rinci Tata Ruang KPB; dan5.Tersusunnya (detail engineering design) DED prasarana dan sarana ke-PUan di Kawasan Perdesaan Berkelanjutan.0. Keluaran Kegiatan P2KPB ini dalam pelaksanaannya akan menghasilkan rencana program sebagai berikut : 1. Rencana Aksi Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan;1. Konsep Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Perdesaan; 1. Konsep Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM); dan 1. DED (Detail Engineering Design).

0. Ruang LingkupKegiatan yang dilakukan dalam rangka Penyiapan Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan di Kabupaten Boyolali dan Banyuwangi adalah sebagai berikut :1. Tersusunnya Rencana Aksi P2KPB;0. Membuat action plan;0. Mengimplementasikan program disertai dengan pendampingan dan pengawasan, melibatkan masyarakat, dan instansi terkait.0. Melakukan peninjauan kembali program yang sudah dijalankan pada periode sebelumnya dan melakukan koreksi pada kekurangan yang terjadi selama program berjalan.0. Melakukan perbaikan secara terus menerus sehingga tercapai sebuah proyek percontohan yang berhasil sehingga akan menjadi acuan bagi program Desa lain.0. Menggulirkan program ke desa lain sehingga menjadi jalan masuk bagi terwujudnya perdesaan lestari di Indonesia. 1. Penetapan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (KPB)1. Melakukan penelaahan RTRW Kabupaten;1. Melakukan penelaahan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kawasan perdesaan; dan1. Mendeliniasi kawasan KPB.1. Penyusunan Konsep Rencana Pembangunan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) di Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (KPB)1. Melakukan penelaahan RTRW Kabupaten;1. Melakukan penelaahan dokumen Rencana RPJPD dan RPJMD kawasan perdesaan berkelanjutan;1. Melakukan kajian terhadap kebijakan sektoral; dan1. Mensinkronkan dan memadukan program pembangunan infrastruktur wilayah kabupaten dan mengutamakan infrastruktur ke PU-an sesuai RTRW Kabupaten.1. Penyusunan Konsep Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR) di Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (KPB) 1. Pengadaan Peta Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (KPB) dengan skala 1:5000;1. Mempersiapkan rencana kerja penyusunan Konsep Rencana Rinci Rinci Tata Ruang (RRTR) Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (KPB);1. Pengambilan dan kompilasi data serta analisis data RRTR Kabupaten;1. Merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan (KPB) di kabupaten;1. Merumuskan rencana pengembangan jaringan prasarana dan rencana pola ruang; dan1. Merumuskan pemanfaatan ruang dan zonasinya. 1. Penyusunan Detailed Engineering Design (DED) :Kegiatan penyusunan DED ini meliputi pekerjaan :1. Kegiatan Survey Survey dan pengambilan data ke daerah dalam rangka pelaksanaan DED Tahap I dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali.1. Kegiatan Pekerjaan Pra Rancangan 1. Gambar pra-rancangan arsitektur lanskap yang meliputi : siteplan, tampak, dan potongan.1. Garis besar persyaratan/spesifikasi teknis (outline specification)1. Perkiraan biaya pembangunan (preliminary cost estimate)1. Kegiatan Pekerjaan Pengembangan Rancangan.1. Gambar Rancangan lanskap dan elemen pendukungnya yang meliputi : siteplan, denah, tampak, potongan, gambar detail dan jaringan utilitas.1. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap dengan Bill of Quantity dan harga satuan pekerjaan.1. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar).1. Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail untuk dokumen pelelangan.1. Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang :1. Petunjuk Pelelangan.1. Persyaratan teknis.1. Gambar rancangan detail arsitektur landscape.1. Rencana Kerja dan Syarat.1. Rincian Volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (Engineering Estimate)1. Pembahasan dengan Pihak terkait:Melakukan rapat pembahasan dengan Tim Supervisi, Tim Teknis dan Pemerintah Daerah Kabupaten paling sedikit 2 (dua) kali di daerah.

0. Sistematika PebahasanSusunan sistematika pembahasan dari Laporan Pendahuluan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN berisi mengenai :1. Latar Belakang1. Tujuan dan Sasaran1. Keluaran1. Ruang Lingkup Kegiatan 1. Sistematika PembahasanBAB II KAJIAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN WILAYAH berisi mengenai : Kebijakan Penataan Ruang Kebijakan Provinsi Kebijakan Kabupaten

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAANi mengenai : Profil Wilayah Perencanaan Kabupaten Delineasi Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Penggunaan Lahan Karakteristik Sosial dan Kependudukan Kondisi Fisik dan Lingkungan Potensi Ekonomi Berdaya Saing Ketersediaan Infrastrutur Komunitas Perdesaan Inklusif

BAB IVANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN berisi mengenai :1. Analisis Kawasan Perdesaan Berkelanjutan terhadap Konstelasi Regional1. Analisis Fisisk dan Lingkungan1. Analisis Ekonomi Berdaya Saing1. Analisis Rantai Nilai Ekonomi1. Analisis Kelembagaan Pranata1. Analisis Kebutuhan Infrastruktur1. Analisis Potensi dan Masalah

BAB V KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN berisi mengenai : Konsep Kawasan Perdesaan Berkelanjutan Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Perdesaan Berkelanjutan

BAB VI RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN berisi mengenai : Aspek Perencanaan dan Perancangan Ruang Perdesaan yang Responsif Dan Adatif Aspek Kelembagaan dan Pranata Aspek Perdesaan Yang Inklusif Aspek Ekonomi Perdesaan Yang Berdaya Saing Aspek Pendayagunaan Sosial Budaya Aspek Infrastruktur Aspek Perlindungan Lingkungan

BAB VII KONSEP RENCANA RINCI KAWASAN PERDESAAB BERKELANJUTAN

Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang KPB Ketentuan Pemanfaatan Ruang Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

BAB VIiI KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN

I-PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN (P2KPB)