Upload
adhyn-suryadin
View
55
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling tersebar pada
masyarakat manusia Penyebab utama kedua penyakit adalah kumpulan bakteri yangterikatddam
suatu matriks organik dan melekat erat pada pennukaan gigi yang dikenal sebagai plak. Hasil
penelitian dalam dekadedekade terakhir ini menyebutkan bahwa bakteri spesifik penyebab karies
gigi dan pembentuk plak adalah Streptococcus mutans6.
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit rongga mulut yang sering
dihadapi oleh anak-anak umumnya adalah penyakit gigi berlubang (dental cavity) atau karies
gigi dan penyakit periodontal yaitu penyakit pada penyangga gigi. Kira-kira 60-90% anak-anak
sekolah di seluruh dunia mengalami karies gigi dan penyakit periodontal dijumpai pada 5-20%
usia dewasa muda, walaupun angka kejadiannya sedikit berbeda pada kawasan geografi yang
berbeda. Untuk kanker mulut pula, insidensinya diperkirakan antara satu hingga 10 kasus bagi
setiap 100 000 populasi di kebanyakan negara di seluruh dunia. (WHO, 2010).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya sebab kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi
kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang berfungsi untuk
mengunyah, berbicara dan estetik. Mengingat kegunaannya yang demikian penting maka penting
untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut.
Karies merupakan penyakit kebudayaan yang menyebar luas di Indonesia. Penyakit ini
mengenai semua populasi tanpa memandang umur, ras, ataupun social ekonomi dan merupakan
penyebab utama hilangnya gigi. Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai
1
dirongga mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal. Namun demikian penyakit ini
seringkali tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan perencana program kesehatan, karena
jarang membahayakan jiwa. Akibatnya hal ini akan menjadi kendala dalam usaha peningkatan
kesehatan gigi dan mulut. Upaya kesehatan gig perlu ditinjau dari berbagai aspek. Diantaranya
aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran, masyarakat, keterjangkauan ekonomi, dan
penanggulangan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatannya. Aspek tersebut saling
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Kabupaten Takalar sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu
kotanya terletak di Pattallassang. Kab. Takalar terdiri dari delapan kecamatan, yaitu
Pattallassang, Polombangkeng Selatan, Polombangkeng Utara, Galesong, Galesong Selatan,
Galesong Utara, Mappakasunggu dan Manggarabombang. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
566,51 km² dan berpenduduk sebanyak ± 250.000 jiwa.2
Keadaan Geografi wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari pantai, daratan dan perbukitan.
Di bagian barat terdapat daerah pantai dan dataran rendah dengan kemiringan 0-3 derajat sedang
ketinggian ruang bervariasi antara 0-25 m, dengan batuan penyusun geomorfologi dataran
didominasi endapan alluvial, endapan rawa pantai, batu gamping, terumbu dan tufa serta
beberapa tempat batuan lelehan basal. Sebagian dari wilayah Kabupaten Takalar merupakan
daerah pesisir pantai.
Cikoang adalah salah satu daerah di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan yang juga
masih melaksanakan peringatan maulid dengan nilai-nilai budaya yang masih cukup kental.
Perayaan maulidnya dikenal dengan nama Maudu Lompoa. Sama halnya seperti perayaan-
perayaan maulid yang lain, Maudu Lompoa juga mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak,
2
khususnya kalangan ulama. Namun hingga saat ini Maudu Lompoa tetap bisa berlangsung setiap
tahunnya dengan tetap mempertahankan budaya yang diwariskan nenek moyang mereka.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Mangarabombang desa cikoang, yang berada di
ujung selatan Kabupaten Takalar dan hampir seluruh wilayahnya merupakan tanjung dari ujung
Laikang, Kecamatan ini merupakan penghasil jangung utama di kabupaten takalar , juga
merupakan penghasil ubi Kecamatan Mangarabombang memiliki batas wilayah yaitu: Utara :
Kecamatan Mapakasunggu dan Polebangkeng Selatan, Timur : Kabupaten Jeneponto dan Teluk
Laikang, Selatan : Teluk Laikang dan Laut Flores, Barat : Selat Makassar . Kecamatan ini
merupakan tempat tujuan wisata di kaupaten takalar karena memiliki banyak tempat-tempat
wisata diantaranya: PPLH Ujung Puntondo, Pantai Lamangkia, Pantai Punaga, Pantai Topejawa,
Wisata Budaya di Cikoang (Maadu Lompoa), Wisata Budaya di Malelaya, Danau Managadu.
Berdasarkan hal di atas, maka penulis bermaksud melakukan penelitian untuk
mengetahui faktor demografi yang berhubungan dengan karies gigi pada masyarakat di
Kecamatan Mangarabombang, desa topejawa.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dirumuskan masalah
1. Untuk mengetahui faktor-faktor demografi yang berhubungan dengan karies di
kecamatan Mangarabombang desa cikoang kabupaten takalar.
2. Bagaimana nilai DMF-T kabupaten takalar di kecamatan Mangarabombang desa cikoang
kabupaten takalar.
3. Bagaimana prealensi karies kabupaten takalar di kecamatan Mangarabombang desa
cikoang kabupaten takalar.
1.3 Tujuan penelitian
3
Tujuan umum :
- Mengetahui hubungan antara faktor demografi dengan karies gigi pada masyarakat
pesisir di kecamatan Mangarabombang desa cikoang kabupaten takalar.
Tujuan khusus :
- Untuk mengetahui faktor-faktor demografi yang di kecamatan Mangarabombang desa
cikoang kabupaten takalar.
- Untuk mengetahui nilai DMF-T karies di kecamatan Mangarabombang desa cikoang
kabupaten takalar.
- Untuk mengetahui prevalensi karies di kecamatan Mangarabombang desa cikoang
kabupaten takalar.
1.4 Hipotesa
ada hubungan antara faktor demografi dengan karies gigi pada masyarakat pesisir di
kecamatan Mangarabombang desa cikoang kabupaten takalar.
4